protokol kesehatan (program bali bangkit)

163

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 2: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 3: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

PROTOKOL KESEHATANAKTIVITAS MASYARAKAT SPESIFIK

DI TEMPAT KERJA DAN FASILITAS UMUMPENCEGAHAN COVID-19

DALAM RANGKA PEMULIHAN EKONOMI(PROGRAM BALI BANGKIT)

DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKATKEMENTERIAN KESEHATAN RI

2021

Page 4: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

Katalog Dalam Terbitan.Kementerian Kesehatan RI

Indonesia.Kementerian Kesehatan RI.Direktorat Jenderal Kesehatan MasyarakatProtokol Kesehatan Aktivitas Masyarakat Spesifik, di Tempat Kerja dan Fasilitas Umum Pencegahan Penularan COVID-19 Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi(Program Bali Bangkit).Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2021

ISBN 978-623-301-194-5

Judul I. COVID-19 – PREVENTION & CONTROL II. CORONAVIRUS III. PANDEMICS IV. CORONAVIRUS INFECTIONS V. PUBLIC HEALTH VI. ECONOMIC

614.58INDP

Page 5: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga buku Protokol Kesehatan Aktivitas Masyarakat Spesifik, di Tempat Kerja dan Fasilitas Umum Pencegahan Penularan COVID-19 dalam rangka Pemulihan Ekonomi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Protokol kesehatan dikelompokan menjadi protokol kesehatan spesifik aktivitas masyarakat di Bali dan berbagai tatanan tempat kerja serta yang disusun sebagai materi edukasi dan sosialisasi secara massif untuk meningkatkan kepatuhan penerapannya dalam rangka penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi khususnya pada Program Bali Bangkit. Materi dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sesuai karakteristik lokus dan sasaran penerapan protokol kesehatan.

Semoga buku ini dapat digunakan dan bermanfaat untuk pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan evaluasi pada pilar protokol kesehatan, khususnya Program Bali Bangkit. Saran konstruktif dinantikan untuk penyempurnaan di masa mendatang.

Jakarta, Juni 2021

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Selaku Penanggung Jawab Bidang Kepatuhan Protokol Kesehatan

dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes

Page 6: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

ii

SAMBUTANDIREKTUR JENDERAL KESEHATAN

MASYARAKAT

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah berlangsung selama lebih dari satu tahun dan belum diketahui pasti kapan berakhir. Untuk memutus mata rantai penularan (COVID-19), dilakukan upaya di berbagai aspek baik kesehatan, sosial, maupun ekonomi melalui adaptasi kebiasaan baru. Aspek kesehatan sangat strategis, kita meyakini bahwa dengan kesehatan pulih ekonomi bangkit.

Dalam rangka penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan antara lain Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.10.07/Menkes/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Sejalan dengan kebijakan Testing, Telusur, dan Tindak lanjut isolasi (3T) serta vaksinasi, penerapan protokol kesehatan, khususnya Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan (3M) merupakan pilar penting dalam mengakhiri pandemi COVID-19.

Salah satu upaya pemerintah pada aspek ekonomi adalah Program Bali Bangkit. Pemulihan perekonomian Bali akan berdampak terhadap perekonomian dan citra bangsa Indonesia di mata internasional. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang telah meluncurkan Kharisma Event Nusantara 2021.

Page 7: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

iii

Untuk mendukung Program Bali Bangkit Kementerian Kesehatan juga telah menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4724/2021 tentang Tim Teknis Program Pemulihan Pandemi COVID-19 Provinsi Bali. Pada Bidang Kepatuhan Protokol Kesehatan, terdapat tugas di antaranya melaksanakan penyusunan protokol kesehatan disesuaikan dengan spesifik karakter masyarakat dan kegiatan penduduk di Provinsi Bali serta memberikan dukungan dan pendampingan secara terpadu kepada kabupaten/kota/desa/banjar terkait upaya-upaya sosialisasi, edukasi, dan mitigasi untuk mendukung perubahan perilaku.

Sebagai bentuk dukungan Program Bali Bangkit, kami menyambut baik Bidang Kepatuhan Protokol Kesehatan Tim Teknis Program Pemulihan Pandemi COVID-19 Provinsi Bali telah menyusun protokol kesehatan pada aktivitas spesifik masyarakat di Bali dan berbagai tatanan lokus tempat kerja perkantoran dan industri serta tempat dan fasilitas umum mengacu kepada regulasi terkait. Harapan kami protokol kesehatan ini dapat terus menerus disosialisasikan guna penguatan dan perubahan perilaku pada institusi dan masyarakat secara keseluruhan ke arah prinsip dan nilai kepatuhan protokol kesehatan guna untuk keberhasilan pemulihan kesehatan dan kebangkitan ekonomi di Bali khususnya dan negata Indonesia pada umumnya secara luas dan menyeluruh

.

Jakarta, Juni 2021

Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat

drg. Kartini Rustandi, M.Kes

Page 8: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 9: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................... iSambutan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat ....... iiDaftar Isi .............................................................................. iv

Bagian I. Protokol Kesehatan Aktivitas Masyarakat Spesifik di Provinsi Bali 1. Protokol Kesehatan Upacara Manusa Yadnya

dan Rsi Yadnya ................................................................. 1

Lampiran Rencana Penyelenggaraan Kegiatan dan Pernyataan Kesanggupan ............................................... 9

2. Protokol Kesehatan Upacara Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya ........................................................... 11

3. Protokol Kesehatan Upacara Pitra Yadnya ....................... 19 Lampiran Rencana Penyelenggaraan Kegiatan dan Pernyataan Kesanggupan ............................................... 25

4. Protokol Kesehatan Sangkepan/Paruman/Arisan Banjar dan Gotong Royong ....................................................... 27

5. Protokol Kesehatan Penyelenggaraan Kegiatan Kesenian ........................................................... 31

Lampiran Instrumen Self Assessmentrisiko COVID-19 untuk Pengisi Acara, Pengisi Pameran dan Pedagang ............... 38

Page 10: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

vi

Bagian II. Protokol Kesehatan di Tempat Kerja dan Fasilitas Umum 1. Protokol Kesehatan Pasar dan Sejenisnya ........................ 43

2. Protokol Kesehatan Pusat Perbelanjaan/Mall/Pertokoan dan Sejenisnya ................................................................ 49

3. Protokol Kesehatan Hotel/Penginapan/Homestay/Asrama dan Sejenisnya ................................................................ 55

4. Protokol Kesehatan Rumah Makan/Restoran dan Sejenisnya ................................................................ 63

5. Protokol Kesehatan Stasiun/Terminal/Pelabuhan/ Bandar Udara ................................................................... 69

6. Protokol Kesehatan Moda Transportasi .......................... 77

7. Protokol Kesehatan Jasa Perawatan Kecantikan/Rambut dan Sejenisnya ................................................................ 83

8. Protokol Kesehatan Jasa Ekonomi Kreatif ....................... 87

9. Protokol Kesehatan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah ...................................................................... 91

10. Protokol Kesehatan Jasa Penyelenggaraan Event/ Pertemuan (Mice) ............................................................ 95

11. Protokol Kesehatan Sarana dan Kegiatan Olahraga ................... 99

12. Protokol Kesehatan Lokasi Daya Tarik Wisata ................. 113

13. Protokol Kesehatan Tempat Kerja Perkantoran dan Industri ..................................................................... 119

14. Protokol Kesehatan Jasa dan Perdagangan ..................... 127

15. Protokol Kesehatan Aparat Penegak Hukum ................... 131

16. Protokol Kesehatan Satuan Pendidikan .......................... 135

Form 1 Instrumen Self Sssessment Risiko COVID-19 ...... 142

Page 11: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

BAGIAN IPROTOKOL KESEHATAN

AKTIVITAS MASYARAKAT SPESIFIK DI PROVINSI BALI

Page 12: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 13: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

1

PROTOKOL KESEHATAN UPACARA MANUSA YADNYA

DAN RSI YADNYA

Upacara Manusa Yadnya dan Rsi Yadnya sering dilaksanakan umat Hindu di Bali. Upacara Manusa Yadnya adalah suatu korban suci yang ditujukan kepada sesama manusia, sedangkan Upacara Rsi Yadnya adalah yadnya yang dilakukan kepada para Rsi atas jasa-jasanya dalam membina umat dan mengembangkan ajaran agama Hindu. Penyelenggaraan upacara tersebut bisa dilakukan di tingkat keluarga atau dalam skala kecil, namun tidak jarang kegiatannya melibatkan keluarga besar maupun anggota masyarakat yang lebih luas, sehingga berpotensi terjadi penularan COVID-19. Semakin besar penyelenggaraan upacara maka persiapan yang dilakukan semakin lama dan melibatkan banyak orang. Selain itu, beberapa kegiatan yang dilakukan seperti membuat banten, memasak, menyiapkan tetaring, memotong ternak, membuat lawar dan lain-lain; juga memungkinkan penggunaan alat bersama atau berbagi yang juga berpotensi penularan COVID-19. Karena itu, dibahas protokol kesehatan sesuai dua kategori yaitu dalam persiapan dan pelaksanaannya dan peran dari penyelenggara, undangan, serta pemangku kepentingan.

1

Page 14: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

2

PERSIAPAN

A. Penyelenggara Kegiatan1. Penyelenggara kegiatan adalah keluarga inti, keluarga besar

ataupun pihak lain yang terlibat dalam penyelenggaraan acara2. Memiliki rencana tertulis (lihat lampiran) terkait kesiapan

pelaksanaan prokes pada fase persiapan dan penyelenggaraan dan melaporkan rencana tersebut kepada satgas/kelihan/bendesa.

3. Membentuk tim protokol kesehatan di setiap kegiatan yang melibatkan orang banyak, misalnya untuk mengatur tamu, mengingatkan pakai masker, mengecek ketersediaan hand sanitizer dst

4. Memastikan semua penyelenggara dan anggota keluarga tidak memiliki keluhan sakit. Mereka yang tidak sehat tidak diperkenankan hadir dalam kegiatan.

5. Melakukan skrining suhu pada semua yang terlibat sebelum memulai kegiatan persiapan, dan memulangkan mereka yang suhunya ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit)

6. Menyediakan tempat cuci tangan dengan fasilitas air mengalir dan sabun dan memastikan semua yang terlibat persiapan melakukan cuci tangan sebelum dan setelah mulai kegiatan

7. Menyediakan hand sanitizer di beberapa titik kegiatan, misalnya di dapur, di lokasi penyiapan banten, di lokasi pemasangan tetaring dan seterusnya.

8. Menyediakan masker medis (prioritas utama) untuk semua anggota penyelenggara

9. Menyediakan ruangan terbuka atau dengan sirkulasi udara yang baik

10. Memastikan setiap pengayah atau anggota keluarga membawa peralatan kerja sendiri dan tidak berbagi, misalnya pisau untuk metuasan dan steples.

11. Memastikan setiap pengayah atau anggota keluarga mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum kerja, dan sesering mungkin selama kerja.

Page 15: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

3

12. Memastikan setiap pengayah atau anggota keluarga menggunakan masker secara konsisten selama bekerja, dan tidak melepas masker ketika ngobrol.

13. Mengusahakan dan mengatur kegiatan sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan pengayah, misalnya:a. Tidak semua pengayah harus hadir di lokasi, bisa diberikan

kegiatan yang bisa dikerjakan di rumah masing-masing dengan pembiayaan dari penyelenggara

b. Membuat kelompok-kelompok kecil berdasarkan kegiatan dan bersifat tetap, misalnya tim dapur orangnya tetap, tim pengundang orangnya tetap dst.

c. Memaksimalkan ruang kerja dengan melibatkan ruangan tetangga atau keluarga di sekitarnya

14. Mengingatkan pengayah ataupun anggota keluarga yang datang tidak mengajak anak-anak kecil ataupun lansia. Jika mengajak anak-anak dan lansia, pastikan agar mereka telah memahami keharusan memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari anak-anak lain ataupun orang lain.

15. Prioritas utama adalah tidak menyediakan makanan. Apabila menyediakan makanan (snack atau nasi), pertimbangkan hal berikut:a. Makanan disajikan terbungkus atau dalam kotak; b. Jika prasmanan, tamu tidak boleh mengambil makanan

sendiri namun disediakan penyaji khusus (tim dapur); c. Prioritaskan makanan matang tanpa perlu mengaduk

dengan tangan. Jika ada, pengolah makanan harus mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun dan selalu menggunakan sarung tangan plastik saat mengaduk atau meramu makanan semacam lawar, urap, sambel mbe dll.

d. Harus menyediakan sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun

16. Mempersiapkan alur keluar masuk tamu sehingga tidak terjadi kerumunan, terutama pada saat mengambil wadah/bokor aban-aban.

Page 16: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

4

17. Membatasi atau menyesuaikan jumlah undangan dengan kapasitas lokasi (separuh dari kapasitas ruangan), misalnya melalui pengaturan waktu undangan.

18. Jika mengundang orang untuk pementasan seni seperti topeng, sekehe santi, dll harus dikondisikan agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Misalnya menghindari penggunaan mikrofon bersama, menyediakan tutup mikrofon disposable, atau penggunaan disinfektan.

19. Pada tempat-tempat yang mungkin digunakan orang banyak seperti kamar mandi, usahakan memisahkan kamar mandi keluarga inti, keluarga dan pengayah dari luar rumah. Lakukan pembersihan atau desinfeksi sesering mungkin (misalnya pada gagang pintu), dan menyediakan hand sanitizer.

B. Pihak berwenang (satgas, kelihan, bandesa)1. Menindaklanjuti laporan penyelenggara kegiatan dan

memberikan masukan dan arahan protokol kesehatan yang perlu diperhatikan (Lampiran)

2. Memastikan persiapan kegiatan adat yang dilakukan sesuai dengan prokes (misal mengunjungi lokasi, diskusi dengan penyelenggara, memastikan kesesuaian jumlah undangan dengan lokasi)

PELAKSANAAN

A. Penyelenggara Kegiatan 1. Memastikan semua penyelenggara dan anggota keluarga

tidak memiliki keluhan sakit. Mereka yang tidak sehat tidak diperkenankan hadir dalam kegiatan.

2. Melakukan skrining suhu pada semua penyelenggara dan tamu sebelum masuk lokasi acara, dan memulangkan mereka yang suhunya ≥ 37,3o C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit)

3. Menyediakan tempat cuci tangan dengan fasilitas air mengalir dan sabun di tempat masuk dan di beberapa titik kegiatan (misal di tempat menerima kado dan mengisi buku tamu)

Page 17: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

5

4. Memastikan semua tamu dan yang terlibat persiapan melakukan cuci tangan dengan benar sebelum memasuki lokasi acara.

5. Meminimalkan kontak tangan/benda-benda antara tamu dan penyelenggara (misalnya kado atau bawaan)

6. Menyediakan hand sanitizer di beberapa titik kegiatan, misalnya di tempat makan, di tempat Gong, di tempat pedanda, di tempat duduk undangan dan seterusnya.

7. Menyediakan masker medis untuk tamu ataupun anggota penyelenggara yang bisa digunakan jika diperlukan.

8. Menyediakan ruangan terbuka atau dengan sirkulasi udara yang baik

9. Mengatur arus dan jumlah tamu di lokasi agar tidak terjadi kerumunan dan dapat menerapkan jaga jarak

10. Mengatur lokasi kegiatan dan penempatan fasilitasnya agar memungkinkan terlaksana protokol kesehatan, misalnya:a. Jarak antara kursi 1,5 meter, b. Penempatan meja makan memiliki ruang untuk bergerak

yang aman bagi undangan, c. Penempatan sekehe Gong diatur agar tetap aman.

11. Ketua penyelenggara atau yang dituakan memberikan arahan secara berulang (misalnya setiap satu jam) kepada undangan agar tetap patuh pada protokol kesehatan

12. Memastikan undangan dan anggota keluarga menggunakan masker secara konsisten selama berada di lokasi kegiatan, dan tidak melepas masker ketika ngobrol. Perhatikan anak-anak dan lansia untuk memastikan telah menggunakan masker, mencuci tangan ataupun menggunakan hand sanitizer dengan baik dan tetap bisa menjaga jarak dengan yang lain.

13. Prioritas utama adalah tidak menyediakan makanan. Apabila menyediakan makanan (snack atau nasi), pertimbangkan hal berikut:a. Makanan disajikan terbungkus atau dalam kotak; b. Jika prasmanan, tamu tidak boleh mengambil makanan

sendiri namun disediakan penyaji khusus (tim dapur);

Page 18: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

6

c. Prioritaskan makanan matang tanpa perlu mengaduk dengan tangan. Jika ada, pengolah makanan harus mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun dan selalu menggunakan sarung tangan plastik saat mengaduk atau meramu makanan semacam lawar, urap, sambel mbe dll.

d. Harus menyediakan sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun

14. Memastikan tamu yang masuk dan keluar berjalan lancar15. Pihak berwenang (satgas, kelihan, bandesa) harus memastikan

kegiatan adat yang dilakukan sesuai dengan prokes (misal kesesuaian jumlah undangan dengan lokasi, kepatuhan pemakaian masker, dll.)

16. Bagi tamu atau orang luar rumah yang membantu dalam pelaksanaan wajib melaksanakan prokes seperti memakai masker, tidak berkerumun, dan sering mencuci tangan

17. Mengatur undangan yang telah ada di lokasi agar tetap sesuai dengan dengan kapasitas lokasi (separuh dari kapasitas ruangan)

18. Memastikan agar pertunjukan oleh performer seperti topeng, gong, sekaa santi dll tetap mematuhi protokol kesehatan sebagaimana tertuang dalam persiapan.

19. Memastikan agar tempat umum seperti kamar mandi bisa dipisahkan atau disediakan khusus untuk tamu-tamu, memastikan dilakukan desinfeksi sesering mungkin terutama pada gagang pintu, dan menyediakan desinfektan atau hand sanitizer yang cukup di lokasi tersebut.

B. Bagi Tamu atau Undangan1. Tamu yang merasa kurang sehat tidak boleh menghadiri acara2. Tamu harus melalui proses skrining suhu dengan thermogun

dengan cara yang benar (≥37,3oC tidak boleh masuk, 2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit)

3. Tamu harus mencuci tangan dengan benar sebelum masuk lokasi

Page 19: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

7

4. Tamu harus melakukan protokol kesehatan yaitu tetap memakai masker selama acara sekalipun mengobrol atau berswa-foto, menghindari berkerumun, sering mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer.

5. Tamu sebaiknya tidak mengajak anak-anak kecil ataupun orang lanjut usia ketika menghadiri undangan, kecuali bisa memastikan pelaksanaan protokol kesehatan yang baik seperti memakai masker secara konsisten, membekali dengan hand sanitizer dan memastikan bisa menjaga jarak.

6. Jika tamu hendak menggunakan kamar mandi, pastikan untuk melakukan penyemprotan disinfektan/hand sanitizer pada gagang pintu sebelum menyentuhnya, sebelum masuk dan ketika keluar dari kamar mandi.

7. Tamu harus segera pulang seusai acara, segera mandi dan berganti baju yang bersih.

8. Jika mengisi buku tamu, agar membersihkan tangan sebelum dan sesudahnya menggunakan hand sanitizer.

9. Tamu agar tidak mengobrol pada saat makan atau kondisi lain yang harus melepas masker.

C. Kegiatan Spesifik Untuk Penyelenggara1. Bila menggunakan alat yang berpotensi penularan tinggi

seperti pada saat metatah (potong gigi) - harus memastikan sterilitas alat (satu alat untuk satu orang) dan pelaksananya menggunakan sarung tangan (satu pasang sarung tangan untuk satu orang)/melaksanakan prootokol kesehatan.

2. Pada saat metirta agar tangan penyirat tidak menyentuh tirta dan wajib menggunakan penyirat tirta dan sangku (tempat tirta)

3. Pada saat pemberian bija agar diberikan oleh pemangku saja dengan menggunakan sendok atau sidu.

D. Pengawasan dan Sanksi1. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki

kewenangan untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan

Page 20: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

8

protokol kesehatan pada setiap tahapan kegiatan di wilayahnya masing-masing

2. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi dalam bentuk teguran maupun tindakan lain yang diperlukan untuk memastikan pencegahan penularan COVID di lokasi kegiatan, sampai dengan pembubaran kegiatan.

3. Satgas penanggulangan COVID bisa terdiri dari duta perubahan perilaku.

4. Mekanisme pemantauan penerapan protokol kesehatan dilakukan melalui sistem pemantauan yang sudah dikembangkan.

Page 21: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

9

Lampiran 1

Rencana Penyelenggaraan Kegiatan dan Pernyataan KesanggupanPenanggungjawab Kegiatan: …………………………………………

No Item Penjelasan

1 Nama kegiatan

2 Tanggal pelaksanaan

3 Ruang lingkup a. Keluarga intib. Keluarga besarc. Mengundang selain keluarga

4 Perkiraan jumlah orang yang hadir saat persiapan

5 Lama waktu persiapan

6 Perkiraan jumlah orang yang hadir saat pelaksanaan kegiatan

7 Jumlah undangan …………………….. (jika berlaku)

8 Lokasi kegiatan 1. Rumah pribadi2. Rumah keluarga besar3. Gedung

Kesanggupan penyelenggara

9 Sanggup menyediakan masker medis atau masker kain 3 lapis cadan-gan untuk menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan

10 Sanggup menyediakan sarana cuci tangan (air mengalir, sabun) mau-pun hand sanitizer dalam jumlah yang cukup di beberapa titik kritis di lokasi kegiatan

11 Sanggup melakukan pengaturan jarak fisik antara undangan, interval waktu undangan, maupun jarak waktu antara aktivitas sehingga menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan

12 1. Sanggup melakukan pengaturan alur keluar masuk tamu sehingga menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan

13 2. Sanggup mematuhi dan mengupayakan terlaksananya protokol kesehatan sesuai pedoman.

3. Tanggal:

4. Tanda tangan:

Page 22: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 23: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

11

PROTOKOL KESEHATAN UPACARA DEWA YADNYA

DAN BHUTA YADNYA

Upacara Dewa Yadnya adalah upacara pemujaan dan persembahan sebagai wujud bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan segala manifestasi-Nya, sedangkan upacara Bhuta Yadnya adalah upacara persembahan untuk bhuta kala yang pada umumnya selalu menyertai kegiatan Dewa Yadnya. Upacara Dewa Yadnya (persembahyangan) dan Bhuta Yadnya (pecaruan) merupakan kegiatan keagamaan/adat yang melibatkan pihak-pihak terkait dan berpotensi mengumpulkan orang banyak sesuai dengan jenjang kegiatan, baik di tingkat desa adat, dadia, panti maupun merajan (keluarga), termasuk juga Pura Swagina contohnya Pura Subak, Melanting dll. Kegiatan ini mencakup antara lain kegiatan piodalan/petoyan, pecaruan agung/tawur agung, ngenteg linggih. Dalam kegiatan Dewa Yadnya juga lumrah disertai dengan pementasan kesenian, tari wali/bebali dan musik (sekaa gong).

2

Page 24: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

12

Secara umum pelaksanaan kegiatan tersebut mencakup tahap persiapan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan kegiatan. Pada ketiga tahapan kegiatan tersebut ada potensi orang berkumpul dan kontak erat sehingga protokol kesehatan harus diterapkan dengan protokol dibagi sesuai peran dari penyelenggara, pemedek (orang yang sembahyang, serta pemuput upakara (pemangku dan serati).

PERSIAPAN

A. Bagi Manggala Karya (Prajuru Desa Adat/Panitia Penyelenggara)

1. Melaporkan rencana kegiatan Dewa Yadnya dan Butha Yadnya kepada Satgas Gotong Royong untuk kegiatan yang di tingkat Desa Adat dan Kelian Adat untuk kegiatan di tingkat yang lebih kecil (dadia/keluarga)

2. Menjelaskan kepada semua orang yang terlibat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan persiapan (bisa direkam, dan diputar secara berkala)

3. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam persiapan sesuai dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan untuk pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter

4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer di pintu masuk dan tempat ngayah atau orang berkumpul untuk persiapan

5. Menyediakan masker bagi mereka yang tidak membawa masker atau maskernya tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)

6. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam persiapan untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

7. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang terlibat dalam persiapan di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan berpartisipasi

Page 25: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

13

8. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker9. Melakukan pembersihan dan disinfeksi pada tempat dan

sarana kegiatan sebelum pelaksanaan kegiatan persiapan. 10. Prajuru/manggala juga harus menggunakan masker yang

menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara dan tidak merokok di areal pura.

11. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama acara atau di akhir kegiatan, disiapkan dalam bentuk “Nasi Yasa” atau kue/makanan kotak. Untuk minuman panas sudah disediakan dalam tempat (termos) besar dan peserta tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai.

B. Bagi Orang yang terlibat dalam tahap persiapan1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke

tempat pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Bila selama terlibat dalam persiapan upakara, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan

3. Menggunakan masker saat di perjalanan dan selama kegiatan persiapan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara serta tidak merokok di areal pura.

4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

5. Memastikan Serati banten dalam keadaan sehat dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Page 26: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

14

PELAKSANAAN

A. Bagi Manggala Karya (Prajuru Desa Adat/Panitia Penyelenggara/Pecalang)

1. Menjelaskan kepada semua orang yang hadir (pemedek) tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan persiapan (bisa direkam, dan diputar ulang secara berkala melalui pengeras suara)

2. Memastikan jumlah orang yang sembahyang (pemedek) sesuai dengan kapasitas tempat ibadah sehingga memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.

3. Pengaturan jaga jarak dengan cara berikut: memberikan tanda untuk tempat orang duduk untuk bersembahyang, mengatur jadwal persembahyangan, mengatur orang yang masuk di setiap bagian pura (utama mandala, madya mandala dan nista mandala)

4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun di pintu masuk dan hand sanitizer di beberapa titik yang bisa dijangkau oleh pemedek.

5. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang sembahyang (pemedek) di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (setelah 2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan untuk masuk ke areal pura/tempat ibadah

6. Mewajibkan setiap orang (pemedek) untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

7. Mewajibkan semua orang (pemedek) untuk memakai masker dan tidak membuka masker saat berbicara serta tidak merokok di areal pura.

8. Melakukan pembersihan dan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh (paling sedikit 3 kali sehari selama kegiatan persembahyangan berlangsung.

9. Mengatur alur orang masuk dan keluar dari tempat persembahyangan sehingga meminimalisasi kontak.

Page 27: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

15

10. Mengatur tempat untuk pemuput karya (bila lebih dari 1 orang), untuk tetap memastikan jarak minimal 1-1,5 meter.

11. Memastikan agar pementasan tari wali dan bebali tetap mematuhi protokol kesehatan sebagaimana tertuang dalam persiapan.

12. Memastikan protokol kesehatan sekaa santhi (protokol tambahan: mikrofon selalu dipastikan kebersihannya dengan menggunakan disinfektan, dan dengan mengganti sarung mikrofon)

13. Pecalang atau prajuru memantau dan mengingatkan penggunaan masker, jaga jarak dan penggunaan hand sanitizer/fasilitas cuci tangan dengan baik dan benar selama pelaksanaan upacara.

B. Bagi Pemuput Karya (Pemangku/Sulinggih) 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum memimpin

pelaksanaan upakara. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.

2. Bila selama pelaksanaan upakara, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan lebih awal dan dilanjutkan oleh pemuput karya lain yang hadir.

3. Gunakan masker saat di perjalanan dan selama kegiatan persiapan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara dan tidak merokok di areal pura.

4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

5. Setiap pemuput karya yang akan memberikan tirta (air suci) menggunakan sangku/tempat tirta sendiri (satu orang, satu sangku)

Page 28: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

16

6. Pemberian tirta harus memakai sarana penastanan (alang-alang), atau dengan canting.

7. Pemberian bija (beras suci) dengan cara dibagikan oleh pemangku menggunakan sendok/sidu; pemedek tidak diperkenankan untuk mengambil bija sendiri.

8. Saat membagikan tirta dan bija, tetap menggunakan masker dan tidak berkomunikasi dengan pemedek.

9. Memastikan Serati banten dalam keadaan sehat dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

C. Bagi Pemedek (orang yang bersembahyang)1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke

tempat sembahyang. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Bila selama persembahyangan, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat upacara.

3. Saat perjalanan dan selama kegiatan sembahyang menggunakan masker (kecuali saat nunas tirta, namun pastikan untuk tidak berbicara), menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. Tidak merokok selama berada di areal pura.

4. Membatasi atau menyesuaikan jumlah pemedek dengan kapasitas lokasi (separuh dari kapasitas biasa) dan memastikan jarak antar pemedek minimal 1-1,5 meter

5. Menuruti aturan yang ditetapkan ditempat persembahyangan seperti mengikuti alur pintu keluar dan masuk, mengikuti jadwal persembahyangan yang sudah ditetapkan, mengikuti arahan petugas/prajuru terkait tahapan (dudonan) sembahyang.

6. Memperhatikan protokol kesehatan yang diumumkan secara regular melalui pengeras suara oleh penyelenggara (kasinoman atau yang ditugaskan)

Page 29: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

17

PASKA UPACARA (PEMBERSIHAN TEMPAT)

A. Bagi Manggala Karya (Prajuru Desa Adat/Panitia Penyelenggara)

1. Menjelaskan kepada semua orang yang terlibat tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan paska upacara (bisa direkam, dan diputar)

2. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam kegiatan paska upakara (ngayah mebersih) sesuai dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.

3. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer di pintu masuk dan tempat ngayah/orang berkumpul untuk persiapan

4. Menyediakan masker bagi peserta yang tidak membawa atau maskernya tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)

5. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam persiapan untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang terlibat dalam persiapan di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan berpartisipasi

7. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker, tidak membuka masker saat berbicara dan tidak merokok selama berada di areal pura.

8. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari, termasuk sebelum kegiatan) pada area dan peralatan yang sering disentuh.

9. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama atau di akhir kegiatan, disiapkan dalam bentuk “Nasi Yasa” atau kue/makanan kotak. Untuk minuman panas sudah disediakan dalam tempat besar dan peserta tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai

Page 30: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

18

B. Bagi Orang yang terlibat dalam kegiatan1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke

tempat pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.

2. Bila selama terlibat dalam kegiatan, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan

3. Menggunakan masker saat di perjalanan dan selama kegiatan persiapan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara dan tidak merokok selama berada di areal pura.

4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

5. Menggunakan alat pelindung diri berupa maskerPENGAWASAN DAN SANKSI

1. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki kewenangan untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan pada setiap tahapan kegiatan di wilayahnya masing-masing

2. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi dalam bentuk teguran maupun tindakan lain yang diperlukan untuk memastikan pencegahan penularan COVID di lokasi kegiatan, sampai dengan pembubaran kegiatan.

3. Satgas penanggulangan COVID bisa terdiri dari duta perubahan perilaku.

4. Mekanisme pemantauan penerapan protokol kesehatan dilakukan melalui sistem pemantauan yang sudah dikembangkan.

Page 31: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

19

PROTOKOL KESEHATAN UPACARA PITRA YADNYA

Kegiatan Pitra Yadnya adalah kegiatan keagamaan/adat yang berupa rangkaian prosesi untuk orang yang meninggal dunia. Kegiatan ini dapat melibatkan pihak-pihak terkait dan berpotensi mengumpulkan orang banyak. Kegiatan Pitra Yadnya mencakup antara lain upacara pengabenan, metanem (dikubur), mekingsan di geni, kremasi, perjalanan ke kuburan, nganyut ke segara, ngerorasin dan memukur. Pada rangkain proses ini ada juga kegiatan megebagan, kegiatan berkunjung dan berkumpul di rumah duka pada malam hari selama jenazah belum dikremasi/dikubur.

Secara umum pelaksanaan kegiatan tersebut mencakup tahap persiapan, pelaksananaan dan pasca pelaksanaan kegiatan. Pada ketiga tahapan kegiatan tersebut ada potensi orang berkumpul dan kontak erat sehingga protokol kesehatan harus diterapkan dengan baik.

3

Page 32: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

20

PERSIAPAN

A. Bagi Prajuru Adat 1. Pada saat prajuru menerima laporan orang meninggal dari

keluarga, Prajuru menjelaskan kepada pihak yang keluarga tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan selama prosesi upacara, dan menjelaskan peran dan tanggung jawab keluarga (kepala keluarga/orang yang ditunjuk) untuk menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan protokol Kesehatan (masker, hand sanitizer, sarana cuci tangan) dan memastikan pengaturan jaga jarak.

2. Menyediakan fasilitas penunjang pelaksanaan protokol kesehatan dan skrining seperti thermo gun.

3. Melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan selama prosesi upacara mulai dari persiapan sampai selesai.

B. Bagi Keluarga/Pelaksana Upacara 1. Melaporkan berita duka dan rencana kegiatan Pitra Yadnya

kepada kelian adat serta memiliki rencana tertulis (lihat lampiran) terkait kesiapan pelaksanaan prokes pada fase persiapan dan penyelenggaraan.

2. Menjelaskan kepada semua orang yang membantu persiapan upacara tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan selama prosesi.

3. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam kegiatan persiapan sesuai dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.

4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer di pintu masuk dan tempat kegiatan

5. Menyediakan masker bagi yang tidak membawa atau maskernya tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)

6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang terlibat dalam persiapan di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan berpartisipasi

Page 33: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

21

7. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam persiapan untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

8. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker dan tidak membuka masker saat berbicara.

9. Perhatikan anak-anak dan lansia untuk memastikan telah menggunakan masker, mencuci tangan ataupun menggunakan hand sanitizer dengan baik dan tetap bisa menjaga jarak dengan yang lain.

10. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari, termasuk sebelum kegiatan) pada area dan peralatan yang sering disentuh.

11. Pada tempat-tempat yang mungkin digunakan orang banyak seperti kamar mandi, usahakan memisahkan kamar mandi keluarga inti, keluarga dan orang yang datang dari luar rumah. Lakukan pembersihan atau disinfeksi sesering mungkin (misalnya pada gagang pintu), dan menyediakan hand sanitizer.

12. Pihak pelaksana upacara harus menggunakan masker selama kegiatan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara

13. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama atau di akhir kegiatan, disiapkan dalam kue/makanan kotak. Untuk minuman panas sudah disediakan dalam tempat besar dan peserta tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai

14. Untuk kegiatan megebagan (malam hari), pelaksanaan 3M tetap dilaksanakan.

C. Orang yang membantu tahap persiapan dan melayat1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat

ke tempat pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.

Page 34: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

22

2. Bila selama terlibat dalam persiapan upakara, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan

3. Saat perjalanan dan selama kegiatan persiapan menggunakan masker. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara,

4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer. Menggunakan pelindung wajah (face shield)

5. Sebisa mungkin tidak mengajak anak-anak kecil ataupun lansia. Jika mengajak anak-anak dan lansia, pastikan agar mereka telah memahami keharusan memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari anak-anak lain ataupun orang lain.

PELAKSANAAN DI RUMAH

A. Bagi Prajuru Adat Melakukan pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan selama prosesi upacara mulai dari persiapan sampai selesai.

B. Bagi Keluarga/Pelaksana Upacara 1. Menjelaskan kepada semua orang yang hadir dan/atau

membantu pelaksanaan upacara tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan selama prosesi.

2. Memastikan jumlah orang yang dilibatkan dalam kegiatan sesuai dengan kapasitas tempat sehingga memungkinkan pengaturan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.

3. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer di pintu masuk dan tempat kegiatan

4. Menyediakan masker bagi yang tidak membawa atau maskernya tidak sesuai dengan protokol (kotor, robek dll)

Page 35: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

23

5. Mewajibkan setiap orang yang terlibat dalam pelaksanan prosesi untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan prosedi di pintu masuk. Jika ditemukan orang dengan suhu ≥37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan berpartisipasi

7. Mewajibkan semua orang yang terlibat untuk memakai masker dan tidak membuka masker saat berbicara.

8. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari, termasuk sebelum kegiatan) pada area dan peralatan yang sering disentuh.

9. Pihak pelaksana upacara harus menggunakan masker selama kegiatan. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara

10. Untuk penyuguhan makanan atau minuman selama atau di akhir kegiatan, disiapkan dalam kue/makanan kotak. Untuk minuman panas sudah disediakan dalam tempat (termos) besar dan peserta tinggal mengambil dengan gelas sekali pakai.

11. Pada prosesi pemandian jenazah (nyiramin), dibatasi hanya untuk keluarga inti. Protokol pemandian jenazah/layon mengikuti aturan/protokol dari Kementerian Agama RI.

C. Orang yang membantu tahap pelaksanaan 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke

tempat pelaksanaan persiapan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan Kesehatan.

2. Bila selama terlibat dalam persiapan upakara, merasa tidak enak badan, agar tidak memaksakan diri dan segera meminta ijin untuk meninggalkan tempat kegiatan

Page 36: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

24

3. Saat perjalanan dan selama kegiatan persiapan menggunakan masker. Masker harus digunakan menutupi hidung dan mulut hingga dagu. Masker yang digunakan dapat berupa masker medis atau masker kain tiga lapis. Tidak membuka masker pada saat berbicara,

4. Menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

5. Sebisa mungkin tidak mengajak anak-anak kecil ataupun lansia. Jika mengajak anak-anak dan lansia, pastikan agar mereka tetap memakai masker, mencuci tangan sesering mungkin, dan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari anak-anak lain ataupun orang lain.

PENGAWASAN DAN SANKSI1. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki

kewenangan untuk memantau dan mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan pada setiap tahapan kegiatan di wilayahnya masing-masing

2. Pemangku kepentingan (satgas, kelihan, bandesa) memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi dalam bentuk teguran maupun tindakan lain yang diperlukan untuk memastikan pencegahan penularan COVID di lokasi kegiatan, sampai dengan pembubaran kegiatan.

3. Satgas penanggulangan COVID bisa terdiri dari duta perubahan perilaku

4. Mekanisme pemantauan penerapan protokol kesehatan dilakukan melalui sistem pemantauan yang sudah dikembangkan.

Page 37: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

25

Lampiran

Rencana Penyelenggaraan Kegiatan dan Pernyataan Kesanggupan

Penanggungjawab kegiatan: .…………………………………………

No Item Penjelasan

1 Nama kegiatan

2 Tanggal pelaksanaan upakara pengabenan

3 Perkiraan jumlah orang yang hadir saat persiapan

4 Lama waktu persiapan …………………. hari

5 Rangkaian upakara (nyiramang, ngajum, ngaben dan ngerorasin)

...………………. hari

6 Perkiraan jumlah orang yang hadir saat pelaksanaan upakara

………………….. orang

Kesanggupan penyelenggara

1 Sanggup menyediakan masker medis atau masker kain 3 lapis cadangan untuk menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan

2 Sanggup menyediakan sarana cuci tangan (air mengalir, sabun) maupun hand sanitizer dalam jumlah yang cukup di beberapa titik kritis di lokasi kegiatan

3 Sanggup melakukan pengaturan jarak fisik antara undangan, interval waktu undangan, maupun jarak waktu antara aktivitas sehingga menja-min terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan

4 Sanggup melakukan pengaturan alur keluar masuk tamu sehingga menjamin terlaksananya protokol kesehatan selama kegiatan

5 Sanggup mematuhi dan mengupayakan terlaksananya protokol kesehatan sesuai pedoman.

Tanggal:

Tanda tangan:

Page 38: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 39: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

27

PROTOKOL KESEHATANSANGKEPAN/PARUMAN/ARISAN BANJAR DAN

GOTONG ROYONG

Pada masa pandemi COVID-19 masyarakat Bali tidak bisa lepas dari kewajiban bermasyarakat seperti Sangkepan/Paruman/Arisan Banjar dan Gotong Royong. Untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19 pada saat melaksanakan kewajiban bermasyarakat, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

SANGKEPAN/ PARUMAN/ ARISAN BANJAR

A. Bagi Penyelenggara 1. Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi

tentang COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Mengurangi frekuensi pertemuan tatap muka secara langsung dengan mengaktifkan grup online untuk berkomunikasi dan berkoordinasi

4

Page 40: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

28

3. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap peserta yang akan memasuki tempat sangkepan/paruman/arisan banjar, serta melarang peserta dengan suhu tubuh ≥37,3oC memasuki area (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit).

4. Memastikan penerapan jaga jarak dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah peserta dengan luas lokasi, jarak minimal 1,5 meter antar peserta dan membatasi jumlah peserta maksimal 50% dari kapasitas tempat.

5. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.

6. Melakukan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh secara berkala di area sangkepan/paruman/arisan banjar.

B. Bagi Peserta1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum mengikuti kegiatan,

jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.

2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada di area sangkepan/paruman/ arisan banjar.

3. Jika sangkepan/paruman/arisan banjar dilakukan diarea tertutup, pastikan ventilasi dibuka dan dilaksanakan maksimal 2 jam.

4. Menggunakan masker selama berada di area sangkepan/paruman/arisan banjar.

5. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut

7. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari area sangkepan/paruman/arisan banjar.

8. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.

Page 41: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

29

GOTONG ROYONG BANJAR

A. Bagi Prajuru 1. Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi

tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Menghimbau warga yang mengikuti kegiatan gotong royong dalam keadaan sehat.

3. Memastikan penerapan jaga jarak minimal 1,5 meter antar warga dan dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah warga dengan luas lokasi, serta membatasi jumlah warga maksimal 50% dari kapasitas tempat dengan melakukan pembagian jam/jadwal gotong royong.

4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.

5. Menyediakan masker cadangan bagi warga yang melakukan kegiatan gotong royong.

B. Bagi Peserta1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum mengikuti kegiatan,

jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.

2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada di area gotong royong.

3. Menggunakan masker selama berada di area gotong royong.4. Warga yang mengikuti kegiatan gotong royong diharuskan

membawa alat sendiri dan dilarang saling meminjam alat dengan warga lain.

5. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut

Page 42: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

30

7. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari area gotong royong.

8. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan alat-alat yang dipakai selama kegiatan gotong royong, handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.

Page 43: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

31

PROTOKOL KESEHATAN PENYELENGGARAANKEGIATAN KESENIAN

Bali merupakan daerah tujuan wisata yang mengandalkan pertunjukan kesenian sebagai salah satu komoditi utamanya. Pada masa pandemi COVID-19, diperlukan langkah-langkah untuk mencegah potensi penularan COVID-19 dalam penyelenggaraan kegiatan kesenian. Penentuan langkah ini disesuaikan dengan besarnya event kesenian yang diselenggarakan, dan peran dalam penyelenggaraan kegiatan kesenian.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan keolahragaan pada situasi pandemi COVID-19, adalah sebagai berikut.

PESTA KESENIAN BALI

A. Bagi Penyelenggara 1. Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi

tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

5

Page 44: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

32

2. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap pengunjung dan peserta PKB yang akan memasuki area pementasan, serta melarang pengunjung dan peserta dengan suhu tubuh ≥37,3oC memasuki area pertunjukan (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit).

3. Memastikan penerapan jaga jarak dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah pengunjung dengan luas lokasi, jarak minimal 1,5 meter antar pengunjung dan membatasi jumlah pengunjung, stand pameran, dan pedagang maksimal 50% dari kapasitas tempat.

4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.

5. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan beserta sarana dan prasarana

6. Melakukan rekayasa alur masuk dan keluar pada area Pesta Kesenian Bali (PKB).

7. Melakukan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh secara berkala di area PKB.

B. Bagi Pengunjung1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum menyaksikan

pertunjukan, jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.

2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada di area PKB.

3. Menggunakan masker selama berada di area PKB.4. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai

sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.5. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung

atau mulut 6. Tidak makan/minum dan buka masker selama menonton

pertunjukkan7. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari

area PKB.

Page 45: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

33

8. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.

C. Peserta Pengisi Acara PKB1. Peserta pengisi acara PKB agar senantiasa memantau dan

memperbaharui perkembangan informasi tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum ke arena PKB, jika ada gejala demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak tetap tinggal di rumah.

3. Memperhatikan jaga jarak saat berada di arena PKB, minimal 1-1,5 meter.

4. Masker harus selalu dipakai selama melakukan kegiatan:a. Penari dan Penabuh: jika tidak menggunakan masker, wajib

menggunakan face shield saat pementasan.b. Pedagang dan Pengisi Stand: wajib menggunakan masker

selama berada di area PKB.5. Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai

sabun dengan air mengalir atau memakai hand sanitizer sebelum dan sesudah pementasan.

6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut.

7. Setelah dari arena PKB dan tiba di rumah, segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian.

8. Jika diperlukan, bersihkan properti pementasan, handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

D. Penjual Makanan/Minuman1. Menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer.2. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum ke arena PKB, jika

ada gejala demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak tetap tinggal di rumah.

Page 46: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

34

3. Memastikan agar pembeli melakukan jaga jarak minimal 1-1,5 meter.

4. Menggunakan masker selama berjualan dan berada di area PKB.

5. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.

6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut

7. Tidak menyediakan tempat makan/minum langsung di area PKB, dan menginformasikan agar makanan dibawa pulang, atau dikonsumsi di tempat yang aman atau tidak ada keramaian

PEMENTASAN KESENIAN REGULER DI TEMPAT UMUMKegiatan pementasan kesenian regular yang dilakukan

bersama di tempat umum seperti tari-tarian, pementasan barong, kecak dan suguhan seni lainnya untuk pariwisata, dapat dilakukan dengan memperhatikan;

A. Bagi Penyelenggara 1. Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi

tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap pengunjung yang akan memasuki area pementasan, serta melarang pengunjung dengan suhu tubuh ≥37,3oC memasuki area pertunjukan (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit).

3. Memastikan penerapan jaga jarak dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah penonton dengan luas lokasi, jarak minimal 1,5 meter antar penonton.

4. Khusus untuk pementasan seni tari kecak, dapat diselenggarakan dengan catatan telah terbukti negatif setelah dilakukan tes skrining yang dianjurkan pada seluruh penari sebelum pementasan (atau menggunakan masker yang dimodifikasi), dan dikoordinasikan dengan satgas setempat.

Page 47: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

35

5. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.

6. Pemesanan Tiket dianjurkan secara online melalui website atau aplikasi yang disediakan oleh penyelenggara.

7. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan beserta sarana dan prasarana

8. Melakukan rekayasa alur masuk dan keluar pada area yang digunakan untuk pementasan.

9. Melakukan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh secara berkala di area pertunjukan.

B. Bagi Pengunjung1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum menyaksikan

pertunjukan, jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.

2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada dilokasi pertunjukan, serta melakukan pembatasan jumlah penari sesuai dengan kapasitas tempat.

3. Menggunakan masker selama berada dilokasi pertunjukan.4. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai

sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.5. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung

atau mulut 6. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari

lokasi pertunjukan.7. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan handphone,

kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.

LATIHAN KESENIANKegiatan latihan kesenian yang dilakukan bersama di tempat

umum, dapat dilakukan dengan memperhatikan:

Page 48: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

36

A. Bagi Pengelola Latihan Kesenian 1. Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi

tentang COVID-19 di wilayahnya (secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh bagi setiap peserta latihan yang akan memasuki tempat latihan, serta melarang peserta dengan suhu tubuh ≥37,3oC memasuki tempat latihan (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit).

3. Memastikan penerapan jaga jarak (minimal 1,5 meter antar peserta) dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah peserta 50% dari kapasitas tempat latihan dengan mengatur jadwal latihan

4. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer di lokasi kegiatan.

5. Melakukan disinfeksi terfokus pada tempat dan sarana yang sering disentuh secara berkala di tempat latihan.

B. Bagi Peserta1. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum latihan kesenian,

jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah.

2. Menghindari kontak fisik dan menerapkan prinsip jaga jarak minimal 1,5 meter selama berada di tempat latihan.

3. Menggunakan masker selama berada di tempat latihan.4. Jaga kebersihan tangan dengan rutin mencuci tangan pakai

sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.5. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung

atau mulut 6. Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah dari

di tempat latihan.7. Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan properti

latihan, handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

Page 49: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

37

PENGAWASAN DAN SANKSI

A. Pengawasan1. Pengawasan penerapan protokol kesehatan pada

penyelenggaraan kegiatan Pesta Kesenian Bali dilakukan secara bersama-sama oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui organisasi perangkat daerah.

2. Pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan pada penyelenggaraan kegiatan pementasan kesenian regular dilaksanakan oleh dinas pariwisata, komunitas seni di wilayah masing-masing.

3. Pengawasan pelaksanaan protokol kesehatan pada penyelenggaraan latihan kesenian dilakukan oleh kepala wilayah setempat (dinas dan adat) beserta seluruh perangkat pendukung.

4. Pengawasan oleh masyarakat melalui duta perubahan perilaku

B. Sanksi1. Teguran2. Pembubaran3. Pelarangan Kegiatan

Page 50: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

38

Lampiran

INSTRUMEN SELF ASSESSMENTRISIKO COVID-19 untuk Pengisi Acara, Pengisi Pameran dan Pedagang

Nama : .................................NIK (No.KTP) : .................................Alamat : .................................Pekerjaan : .................................Tanggal : ...................................

Demi kesehatan dan keselamatan bersama, mohon anda JUJUR dalam menjawab pertanyaan di bawah ini.

Dalam 14 hari terakhir, apakah anda pernah mengalami hal hal berikut:

No. PERTANYAAN YA TIDAKJIKA YA,

SKOR

JIKA TIDAK, SKOR

1 Apakah pernah keluar rumah/ tempat umum (pasar, fasyankes, kerumunan orang, dan lain lain)?

1 0

2 Apakah pernah menggunakan transportasi umum?

1 0

3 Apakah pernah melakukan perjalanan ke luar kota/internasional? (wilayah yang terjangkit/zona merah)

1 0

4 Apakah anda mengikuti kegiatan yang melibatkan orang banyak?

1 0

Page 51: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

39

5 Apakah memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang dinyatakan konfirm COVID-19 (berjabat tangan, berbicara, berada dalam satu ruangan/ satu rumah)?

5 0

6 Apakah anda sedang mengalami demam/ batuk/pilek/ sakit tenggorokan/sesak

5 0

JUMLAH TOTAL

0 = Risiko Kecil1 - 4 = Risiko Sedang> 5 = Risiko Besar

TINDAK LANJUT :Risiko besar dan pemeriksaan suhu >37,3°C tidak diperkenankan masuk, agar dilakukan investigasi lebih lanjut dan direkomen-dasikan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Page 52: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 53: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

BAGIAN IIPROTOKOL KESEHATAN

DI BERBAGAI TATANAN TEMPAT KERJA DAN FASILITAS UMUM

Page 54: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 55: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

43

PROTOKOL KESEHATAN PASAR DAN SEJENISNYA

Pasar merupakan suatu area merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan proses jual beli berbagai jenis barang konsumsi melalui tawar menawar. Banyaknya kerumunan dan pergerakan orang merupakan kondisi yang harus menjadi perhatian dalam penerapan prinsip jaga jarak minimal 1 meter di pasar. Penerapan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pasar sangat membutuhkan peran kepemimpinan pengelola pasar serta keterlibatan lintas sektor dan aparat dalam penertiban kedisplinan masyarakat pasar.

A. Bagi Pihak Pengelola 1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

1

Page 56: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

44

2. Mengatur pedagang yang dapat beroperasi mengikuti ketentuan pemerintah daerah setempat.

3. Membentuk Tim/Pokja Pencegahan COVID-19 di Pasar untuk membantu pengelola dalam penanganan COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.

4. Melakukan penerapan jaga jarak di area pasar dengan berbagai cara, seperti pengaturan jarak antar lapak pedagang, memberikan tanda khusus jaga jarak yang ditempatkan di lantai pasar, dan lain sebagainya.

5. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan mudah diakses oleh pedagang dan pengunjung.

6. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit tiga kali sehari) pada area atau sarana yang digunakan bersama seperti pegangan tangga, tombol lift, pintu toilet dan fasilitas umum lainnya.

7. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk area pasar. Jika terdapat AC lakukan pembersihan filter secara berkala.

8. Menyediakan ruangan khusus/pos kesehatan untuk penanganan pertama apabila ada warga pasar yang mengalami gangguan kesehatan di pasar.

9. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pekerja yang ada di Pasar (karyawan pengelola pasar, pedagang, petugas keamanan, tukang parkir, kuli angkut dan lain lain) tentang pencegahan penularan COVID-19 yang dapat dilakukan dengan surat pemberitahuan, pemasangan spanduk, poster, banner, whatsapp/sms blast, radioland dan lain sebagainya. Adapun materi yang diberikan meliputi pengetahuan tentang COVID-19 dan cara penularannya, wajib penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, jaga jarak dan etika batuk. (bahan dapat diunduh pada laman www.covid19.go.id dan www.promkes.kemkes.go.id)

10. Memasang media informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan pengunjung agar selalu mengikuti ketentuan jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan tangan dan kedisiplinan penggunaan masker di seluruh lokasi pasar.

Page 57: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

45

11. Pemberitahuan informasi tentang larangan masuk ke area pasar bagi pekerja dan pengunjung yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas.

12. Dalam hal pasar dilengkapi dengan alat mobilisasi vertikal, lakukan pengaturan sebagai berikut:a. Penggunaan lift: membatasi jumlah orang yang

masuk dalam lift, membuat penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus berdiri dan posisi saling membelakangi.

b. Penggunaan tangga: jika hanya terdapat 1 jalur tangga, bagi lajur untuk naik dan untuk turun, usahakan agar tidak ada orang yang berpapasan ketika naik dan turun tangga. Jika terdapat 2 jalur tangga, pisahkan jalur tangga untuk naik dan jalur tangga untuk turun.

13. Jika diperlukan, secara berkala dapat dilakukan pemeriksaan rapid test kepada para pedagang pasar dan pekerja lainnya berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan. Agar lebih efektif dapat menggunakan skrining Self Assessment Risiko COVID-19 terlebih dahulu. (Form 1).

B. Bagi Pedagang dan Pekerja Lainnya1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke

pasar. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir/menggunakan handsanitizer.

3. Melakukan pembersihan area dagang masing-masing sebelum dan sesudah berdagang (termasuk meja dagang, pintu/railing door kios, etalase dan peralatan dagang lainnya).

Page 58: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

46

4. Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan pelanggan, misalnya menggunakan pembatas/partisi (misal flexy glass/plastik), menyediakan wadah khusus serah terima uang, dan lain lain.

5. Pedagang, petugas keamanan, tukang parkir, kuli angkut harus selalu berpartisipasi aktif mengingatkan pengunjung dan sesama rekan kerjanya untuk menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.

6. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

7. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

8. Jika kondisi padat dan penerapan jaga jarak sulit diterapkan, maka penggunakan pelindung wajah (faceshield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.

C. Bagi Pengunjung 1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah, jika

mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

2. Selalu menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di pasar.

3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir/menggunakan handsanitizer.

4. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.

Page 59: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

47

5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.

6. Jika pasar dalam kondisi padat dan sulit menerapkan jaga jarak agar tidak memaksakan diri masuk ke dalam pasar. Apabila terpaksa, tambahan penggunakan pelindung wajah (faceshield) yang digunakan bersama masker sangat direkomendasikan.

Page 60: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 61: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

49

PROTOKOL KESEHATANPUSAT PERBELANJAAN/MALL/PERTOKOAN

DAN SEJENISNYA

Pusat perbelanjaan/Mall/pertokoan dan sejenisnya merupakan tempat orang berkumpul sehingga perlu menjadi perhatian agar tidak terjadi penularan COVID-19 di tempat tersebut. Banyaknya kerumunan dan pergerakan orang perlu dilakukan antisipasi. Penerapan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di pusat perbelanjaan/mall/pertokoan sangat membutuhkan peran pengelola serta keterlibatan lintas sektor dan aparat dalam penertiban kedisplinan masyarakat. Prinsip jaga jarak pada pusat perbelanjaan/mall/pertokoan dan sejenisnya juga harus menjadi perhatian.

A. Bagi Pihak Pengelola

1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2

Page 62: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

50

2. Pengaturan toko/gerai yang dapat beroperasi mengikuti ketentuan pemerintah daerah setempat.

3. Pembentukan Tim Pencegahan COVID-19 di pusat perbelanjaan/mall/pertokoan yang terdiri dari pengelola dan perwakilan tenant, pedagang dan pekerja.

4. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan mudah diakses.

5. Menyediakan handsanitizer di pintu masuk, pintu lift, area makan/kantin, dan lokasi lainnya yang strategis.

6. Menjaga kualitas udara pusat perbelanjaan dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari, serta melakukan pembersihan filter AC.

7. Menerapkan jaga jarak yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:a) Membatasi jumlah pengunjung yang masuk maksimal

50% dari kapasitas tempat. b) Membatasi jumlah pedagang yang beroperasi

atau menetapkan sistem jadwal jika memang tidak memungkinkan untuk menerapkan jaga jarak.

c) Mengatur kembali jam operasional.d) Mengatur jarak saat antrian dengan memberi penanda di

lantai minimal 1 meter (seperti di pintu masuk, kasir, dan lain lain).

e) Mengatur jarak etalase.f) Mengomptimalkan ruang terbuka untuk tempat penjualan/

transaksi agar mencegah terjadinya kerumunan.g) Membatasi jumlah orang yang masuk ke dalam lift,

membuat penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus berdiri dan posisi saling membelakangi.

h) Pengaturan jarak minimal 1 meter di elevator dan tangga.i) Pengaturan jalur naik dan turun pada tangga.

8. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di semua pintu masuk pusat perbelanjaan. Jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu > 37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5

Page 63: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

51

menit) tidak diperkenankan masuk. Petugas pemeriksa suhu menggunakan masker dan pelindung wajah (faceshield). Pelaksanaan pemeriksaan suhu agar didampingi oleh petugas keamanan.

9. Pekerja atau pengunjung yang tidak menggunakan masker tidak diperkenankan masuk.

10. Memberikan informasi tentang larangan masuk bagi pekerja dan pengunjung yang memiliki gejala demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas atau riwayat kontak dengan orang terkena COVID-19.

11. Melakukan pembersihan dengan desinfektan secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari) pada area atau peralatan yang digunakan bersama seperti pegangan pintu dan tangga, tombol lift, pintu toilet dan fasilitas umum lainnya.

12. Menyediakan ruangan khusus/pos kesehatan untuk penanganan pertama apabila ada pekerja, pedagang atau pengunjung yang mengalami gangguan kesehatan di pusat perbelanjaan/mall/pertokoan dengan memperhatikan protokol kesehatan.

13. Melakukan sosialisasi kepada seluruh pekerja dan pengunjung tentang pencegahan penularan COVID-19 yang dapat dilakukan dengan pemasangan spanduk, poster, banner, whatsapp/sms blast, pengumuman melalui pengeras suara, dan lain sebagainya. Adapun materi yang diberikan meliputi wajib menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1 meter.

14. Jika diperlukan, secara berkala dapat melakukan pemeriksaan Rapid Test Antigen atau RT-PCR kepada para pedagang dan pekerja lainnya. Agar lebih efektif dapat menggunakan skrining Self Assessment Risiko COVID-19 terlebih dahulu. (Form 1)

Page 64: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

52

B. Bagi Pedagang dan Pekerja

1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat berdagang/bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta laporkan pada pimpinan tempat kerja.

2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

3. Melakukan pembersihan dan disinfeksi di toko/gerai masing-masing sebelum dan sesudah beroperasi.

4. Menyediakan handsanitizer di masing-masing toko/gerai.5. Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan

pelanggan, misalnya pembatas/partisi di meja counter/kasir (seperti flexy glass/mika/plastik), penggunaan metode pembayaran non tunai, dan lain lain.

6. Berpartisipasi aktif mengingatkan pengunjung untuk menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.

7. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

8. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

9. Jika kondisi padat, tambahan penggunakan pelindung wajah (faceshield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.

Page 65: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

53

C. Bagi Pengunjung1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah.

Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

2. Selalu menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di pusat perbelanjaan/mall/pertokoan dan sejenisnya.

3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

4. Menghindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.

5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.

6. Jika pusat perbelanjaan/mall/pertokoan dalam kondisi padat dan sulit menerapkan jaga jarak agar tidak memaksakan diri masuk ke dalamnya. Apabila terpaksa, tambahan penggunakan pelindung wajah (faceshield) yang digunakan bersama masker sangat direkomendasikan.

Page 66: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 67: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

55

PROTOKOL KESEHATAN HOTEL/PENGINAPAN/HOMESTAY/ASRAMA

DAN SEJENISNYA

Penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam satu atau lebih bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya harus dilakukan upaya mitigasi penularan COVID-19 bagi pekerja, pengunjung dan masyarakat pengguna jasa akomodasi ini.

A. Bagi Pihak Pengelola 1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan

instruksi Pemerintah Pusat dan Daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Memastikan seluruh pekerja hotel memahami tentang pencegahan penularan COVID-19.

3. Memasang media informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan pengunjung agar selalu mengikuti ketentuan

3

Page 68: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

56

jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan tangan dan kedisplinan penggunaan masker.

4. Menyediakan handsanitizer di pintu masuk, lobby, meja resepsionis, pintu lift, dan area publik lainnya.

5. Menjaga kualitas udara dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari, serta melakukan pembersihan filter AC.

6. Melakukan penerapan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari) menggunakan pembersih dan disinfektan pada area atau peralatan yang digunakan bersama seperti pegangan pintu dan tangga, tombol lift, pintu toilet dan fasilitas umum lainnya.

7. Larangan masuk bagi karyawan yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas. Karyawan mengisi formulir self assessment risiko COVID-19 sebelum masuk bekerja dan dilakukan pemeriksaan suhu (Form 1).

8. Pintu Masuk/Lobby

a) Melakukan pengukuran suhu tubuh di pintu masuk tamu dan karyawan. Apabila ditemukan suhu > 37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak diperkenankan masuk kecuali dinyatakan negatif COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan RT-PCR yang berlaku 7 hari atau Rapid Test yang berlaku 3 hari sebelum masuk ke hotel.

b) Petugas menanyakan dan mencatat riwayat perjalanan tamu/pengunjung dan diminta mengisi self assessment risiko COVID-19. Jika hasil self assessment memiliki risiko besar COVID-19, agar diminta melakukan pemeriksaan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan terlebih dahulu atau menunjukan hasil pemeriksaan bebas COVID-19 yang masih berlaku. (Kecuali hotel yang dijadikan sarana isolasi mandiri COVID-19 wajib mengikuti persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku).

Page 69: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

57

c) Menerapkan jaga jarak yang dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengatur antrian di pintu masuk, di depan meja resepsionis dengan pemberian tanda di lantai, mengatur jarak antar kursi di lobby, area publik dan lain sebagainya.

d) Menyediakan sarana untuk meminimalkan kontak dengan pengunjung misalnya pembatas/partisi mika di meja resepsionis, pelindung wajah (faceshield), penggunaan metode pembayaran non tunai, dan lain lain.

9. Kamar

a) Melakukan pembersihan dengan disinfeksi pada kamar dan ruang pertemuan sebelum dan sesudah digunakan tamu meliputi pegangan pintu, meja, kursi, telephone, kulkas, remote TV dan AC, kran kamar mandi dan fasilitas lain yang sering disentuh tamu.

b) Memastikan proses pembersihan dan disinfeksi kamar dan kamar mandi serta peralatan yang telah digunakan tamu.

c) Pastikan mengganti sarung bantal, sprei, hingga selimut dengan yang telah dicuci bersih.

10. Ruang Pertemuana) Kapasitas untuk ballroom, meeting room, conference,

harus selalu memperhitungkan jaga jarak minimal 1 meter antar tamu dan antar karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung kembali jumlah undangan maksimal 50 % dari kapasitas ruangan, pembuatan lay out ruangan, membagi acara menjadi beberapa sesi, membuat sistem antrian, dan lain sebagainya.

b) Membuat konsep labirin untuk jalur antrian, jalur kirab diperlebar, panggung diperbesar untuk menjaga jarak.

c) Memastikan proses pembersihan dan disinfeksi ruang pertemuan sebelum dan setelah digunakan

d) Membersihkan dan mendisinfeksi microphone setiap setelah digunakan masing-masing orang. Tidak

Page 70: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

58

menggunakan microphone secara bergantian sebelum dibersihkan atau menyediakan microphone pada masing-masing meja.

e) Master of Ceremony/MC harus aktif informasikan protokol kesehatan, antrian, jaga jarak, dan pemakaian masker.

11. Ruang Makan a) Mewajibkan setiap orang yang akan masuk ruang makan

untuk mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir.b) Pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter dan tidak

saling berhadapan, dalam hal tidak dapat diterapkan pengaturan jarak dapat dilakukan upaya rekayasa teknis lain seperti pemasangan partisi antar tamu berhadapan di atas meja makan.

c) Tidak menggunakan alat makan bersama-sama. Peralatan makan diatas meja makan yang sering disentuh diganti dalam bentuk kemasan sekali pakai/sachet atau diberikan kepada pengunjung apabila diminta.

d) Mewajibkan semua penjamah pangan atau pekerja yang kontak langsung dengan pangan untuk mengenakan Alat Pelindung Diri seperti penutup kepala, sarung tangan, celemek dan masker. Sarung tangan harus segera diganti setelah memegang barang selain makanan.

e) Tidak menerapkan sistem prasmanan/buffet. Apabila menerapkan sistem prasmanan/buffet agar menempatkan petugas pelayanan pada stall yang disediakan dengan menggunakan masker serta sarung tangan, pengunjung tidak boleh mengambil sendiri dan tetap menjaga jarak minimal 1 meter.

12. Kolam Renanga) Memastikan air kolam renang menggunakan desinfektan

dengan clorin 1-10 ppm atau bromin 3-8 ppm sehingga pH air mencapai 7.2 – 8 dilakukan setiap hari dan hasilnya diinformasikan di papan informasi agar dapat diketahui oleh konsumen.

Page 71: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

59

b) Pengelola melakukan pembersihan dan disinfeksi terhadap seluruh permukaan disekitar kolam renang seperti tempat duduk, lantai dan lain-lain.

c) Menerapkan jaga jarak diruang ganti.d) Pastikan tamu yang akan menggunakan kolam renang

dalam keadaan sehat, dengan mengisi form self assesment risiko COVID-19. Bila dari hasil self assesment masuk dalam kategori risiko besar tidak diperkenankan untuk berenang.

e) Batasi jumlah pengguna kolam renang agar dapat menerapkan jaga jarak.

f) Gunakan semua peralatan pribadi masing-masing. g) Gunakan masker sebelum dan setelah berenang.

13. Pusat Kebugaran a) Membatasi kapasitas jumlah tamu yang melakukan latihan,

agar dapat menerapkan prinsip jaga jarak dengan jarak antar tamu minimal 2 meter.

b) Melakukan pembersihan dan disinfeksi alat olahraga sebelum dan setelah digunakan.

c) Menyediakan handsanitizer di masing-masing alat.d) Tidak boleh menggunakan alat olahraga bergantian

sebelum dilakukan pembersihan dengan cara di lap dengan cairan desinfektan.

e) Lakukan pembersihan dan dengan disinfektan pada tempat-tempat yang sering disentuh seperti ruangan dan permukaan alat olahraga yang sering disentuh secara berkala disesuaikan dengan tingkat keramaian pusat kebugaran.

f) Memberikan jarak antar alat minimal 2 meter, apabila tidak memungkinkan diberikan sekat pembatas untuk alat-alat kardio (treadmill, bicycle, elliptical machine).

g) Sedapat mungkin menghindari pemakaian AC, sebaiknya sirkulasi udara lewat pintu jendela terbuka.

h) Jika tetap memakai AC maka perlu diperhatikan tingkat kelembaban udara di dalam ruangan dan mengatur

Page 72: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

60

sirkulasi udara sebaik mungkin agar tetap kering. Disarankan memakai air purifier.

i) Peralatan seperti handuk, matras, harus dalam keadaan bersih dan sudah di disinfeksi sebelum digunakan.

j) Menggunakan masker selama berolahraga, disarankan melakukan olahraga intensitas ringan-sedang dengan indikator masih dapat berbicara ketika berolahraga.

14. Mushalaa) Meminta tamu menggunakan peralatan shalat dan sajadah

masing-masing.b) Tetap menggunakan masker saat shalat.c) Terapkan jaga jarak minimal 1 (satu) meter.

15. Fasilitas/pelayanan lainnya di hotel yang berisiko terjadinya penularan karena sulit dalam penerapan jaga jarak agar tidak dioperasikan dahulu.

B. Bagi Karyawan

1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta laporkan pada pimpinan tempat kerja.

2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau gunakan handsanitizer.

3. Menggunakan alat pelindung diri tambahan seperti sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan saat menangani limbah, termasuk saat membersihkan kotoran yang ada di meja restoran atau di kamar.

4. Berpartisipasi aktif mengingatkan tamu untuk menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.

5. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah. Bersihkan

Page 73: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

61

handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

C. Bagi Tamu 1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah, Jika

mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

2. Selalu menggunakan masker selama perjalanan dan saat berada di area publik.

3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

4. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.

5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.

6. Membawa alat pribadi termasuk peralatan ibadah sendiri seperti alat sholat.

Page 74: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 75: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

63

PROTOKOL KESEHATANRUMAH MAKAN/RESTORAN DAN SEJENISNYA

A. Bagi Pelaku Usaha

1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi Pemerintah Pusat dan Daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun atau handsanitizer di pintu masuk dan tempat lain yang mudah diakses pengunjung.

3. Mewajibkan setiap orang yang akan masuk untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

4. Mewajibkan pekerja menggunakan masker selama bekerja5. Pastikan pekerja memahami COVID-19 dan cara

pencegahannya.6. Larangan masuk bagi pekerja dan pengunjung yang memiliki

gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, dan/atau diare atau memiliki riwayat kontak dengan orang terkena COVID-19.

4

Page 76: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

64

7. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk. Jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu > 37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk.

8. Mewajibkan semua penjamah pangan atau pekerja yang kontak langsung dengan pangan agar mengenakan masker, sarung tangan atau penjepit pada saat menyentuh pangan siap saji, penutup kepala dan celemek pada saat persiapan, pengolahan, dan penyajian pangan. Penggunaan sarung tangan sesuai dengan standar keamanan pangan yang berlaku.

9. Menyediakan alat bantu, seperti sarung tangan dan/atau penjepit pangan untuk meminimalkan kontak langsung dengan pangan siap saji dalam proses persiapan, pengolahan, dan penyajian.

10. Tidak menerapkan sistem prasmanan/buffet. Apabila menerapkan sistem prasmanan/buffet agar menempatkan petugas pelayanan pada stall yang disediakan dengan menggunakan masker serta sarung tangan, pengunjung tidak boleh mengambil sendiri dan tetap menjaga jarak minimal 1 meter. Semua peralatan makan wajib di bersihkan dan di disinfeksi sebelum digunakan kembali.

11. Menjaga kualitas udara di tempat usaha atau di tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk, pembersihan filter AC.

12. Mengupayakan pembayaran secara nontunai (cashless) dengan memperhatikan disinfeksi untuk mesin pembayaran, jika harus bertransaksi dengan uang tunai, gunakan handsanitizer setelahnya

13. Memastikan seluruh lingkungan restoran/rumah makan dalam kondisi bersih dan saniter dengan melakukan pembersihan dan sanitasi secara berkala minimal 2 kali sehari (saat sebelum buka dan tutup) menggunakan pembersih dan disinfektan yang sesuai.

Page 77: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

65

14. Meningkatkan frekuensi pembersihan dan sanitasi (palig sedikit 3 kali sehari) terutama pada permukaan area dan peralatan yang sering disentuh/dilewati orang seperti meja dan kursi di ruang makan, kenop/gagang pintu, sakelar, kran, tuas flush toilet, toilet, meja kasir, mesin penghitung uang/kasir, lantai ruang makan, dan lain lain.

15. Menutup alat makan yang diletakkan di meja makan (sendok, garpu, pisau dibungkus misalnya dengan tissue).

16. Tidak menggunakan alat makan bersama-sama. Peralatan makan diatas meja makan yang sering disentuh diganti dalam bentuk kemasan sekali pakai/sachet atau diberikan kepada pengunjung apabila diminta.

17. Menerapkan jaga jarak dengan berbagai cara seperti:

a) Mengatur jarak minimal 1 meter pada saat antri masuk rumah makan/restoran dan sejenisnya, memesan, dan membayar di kasir dengan memberikan tanda di lantai. Bila memungkinkan ada pembatas pengunjung dengan kasir berupa dinding plastik atau kaca.

b) Pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter dan tidak saling berhadapan atau pemasangan partisi kaca/mika/plastik antar tamu di atas meja makan.

18. Membatasi jumlah pengunjung yang akan makan ditempat maksimal 50% dari kapasitas tempat.

19. Meningkatkan pelayanan pemesanan makanan dan minuman secara online atau delivery service atau drive thru, dan lain sebagainya.

B. Bagi Pekerja1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah, Jika

mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta laporkan pada pimpinan tempat kerja.

Page 78: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

66

2. Menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di tempat kerja.

3. Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut.4. Memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang

lain.5. Menggunakan pakaian khusus saat bekerja.6. Menghindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti

alat sholat, alat makan, dan lain-lain.7. Segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan

anggota keluarga di rumah.8. Jika diperlukan, bersihkan handphone, kacamata, tas, dan

barang lainnya dengan cairan disinfektan.9. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian

sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

10. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

C. Bagi Pengunjung/Konsumen1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berkunjung

ke rumah makan/restoran atau sejenisnya. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun atau gunakan handsanitizer.

3. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.

Page 79: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

67

4. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

5. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

Page 80: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 81: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

69

PROTOKOL KESEHATAN STASIUN/TERMINAL/PELABUHAN/

BANDAR UDARA

Stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara merupakan merupakan tempat umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan kereta api/kendaraan umum/kapal /pesawat. Area tersebut menjadi tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk melakukan aktifitas dengan menggunakan moda transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian yang melayani dalam kota, antar kota, antar provinsi, antar pulau, dan antar negara. Berkumpulnya dan pergerakan orang merupakan kondisi yang harus menjadi perhatian dalam penerapan prinsip protokol kesehatan di stasiun/terminal/pelabuhan/badar udara. Penerapan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara sangat membutuhkan peran pengelola, asosiasi, penumpang, pekerja, dan masyarakat lainnya yang berada di dalam stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara.

5

Page 82: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

70

A. Bagi Penyelenggara/Pengelola1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Membentuk Tim/Pokja Pencegahan COVID-19 di stasiun/terminal/pelabuhan/bandara yang terdiri dari penyelenggara/pengelola dan perwakilan pekerja setiap area yang diperkuat dengan Surat Keputusan dari Pimpinan stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara untuk membantu penyelenggara/pengelola dalam penanganan COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.

3. Mewajibkan semua pekerja/penumpang/pengunjung dan masyarakat lainnya menggunakan masker selama berada di stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara. Yang tidak menggunakan masker tidak diperkenankan masuk ke stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara.

4. Larangan masuk ke area stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara bagi pekerja, penumpang/pengunjung atau pengguna layanan lainnya yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.

5. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di setiap titik masuk stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara:a) Petugas yang melakukan pengukuran suhu tubuh harus

mendapatkan pelatihan dan memakai alat pelindung diri berupa masker dan pelindung wajah (faceshield) karena berhadapan dengan orang banyak yang mungkin berisiko membawa virus.

b) Pengukuran suhu tubuh jangan dilakukan di pintu masuk dengan tirai AC karena dapat mengakibatkan pembacaan hasil yang salah.

c) Apabila pada saat pengukuran suhu tubuh ditemukan suhu > 37,30 C (2 kali pengukuran dengan jarak 5 menit), atau memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan,

Page 83: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

71

dan/atau sesak nafas, maka tidak diperkenankan masuk dan berkoordinasi dengan pos kesehatan/Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) setempat untuk dilakukan pemeriksaan dan penentuan lebih lanjut.

6. Menyediakan area stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara yang aman dan sehat.a) Higiene dan sanitasi lingkungan Memastikan seluruh area stasiun/terminal/pelabuhan/

bandar udara bersih dan higienis dengan melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari), terutama permukaan yang sering disentuh seperti pegangan pintu dan tangga, toilet, tombol lift, troli, mesin atm, mesin check in, peralatan yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainya.

b) Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun(1) Sarana cuci tangan pakai sabun yang memadai dan

mudah diakses.(2) Adanya petunjuk lokasi sarana cuci tangan pakai

sabun.(3) Memasang informasi tentang edukasi cara men-cuci

tangan pakai sabun yang benar.(4) Menyediakan handsanitizer di tempat-tempat yang

jauh dari sarana cuci tangan pakai sabun.c) Melakukan penerapan jaga jarak dengan berbagai cara

seperti:(1) Pengaturan/pembatasan jumlah pengunjung/

penumpang. (2) Mengatur jam operasional agar tidak terjadi

penumpukan penumpang.(3) Pada pintu masuk, agar penumpang/pengunjung tidak

berkerumun dengan mengatur jarak antrian minimal 1 meter. Beri penanda di lantai atau poster/banner untuk mengingatkan.

d) Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan penumpang/pengunjung seperti:

Page 84: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

72

(1) Melakukan rekayasa administrasi dan teknis lainnya seperti menggunakan pembatas/partisi (misalnya flexy glass) di meja atau counter sebagai perlindungan tambahan seperti pada kasir, customer service, meja check in dan lain-lain.

(2) Pemesanan tiket dan check in dapat dilakukan secara online, jika terpaksa harus kontak tetap menjaga jarak minimal 1 meter dan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer sesudahnya.

(3) Mendorong penggunaan metode pembayaran non tunai. Jika harus memegang uang cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer sesudahnya.

e) Dalam hal stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara dilengkapi dengan alat mobilisasi vertikal, lakukan pengaturan sebagai berikut:(1) Penggunaan lift: batasi jumlah orang yang masuk

dalam lift, buat penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus berdiri dan posisi saling membelakangi.

(2) Penggunaan tangga: jika hanya terdapat 1 jalur tangga, bagi lajur untuk naik dan untuk turun, usahakan agar tidak ada pekerja yang berpapasan ketika naik dan turun tangga. Jika terdapat 2 jalur tangga, pisahkan jalur tangga untuk naik dan jalur tangga untuk turun.

f) Lakukan pengaturan pada semua tempat duduk yang ada di stasiun/terminal/pelabuhan/bandara berjarak 1 meter, termasuk pada fasilitas umum lainnya yang berada di area stasiun/terminal/pelabuhan/bandara seperti restoran, pertokoan dan lain lain.

g) Menyediakan layanan kesehatan untuk pekerja/penumpang/pengunjung atau pengguna layanan lainnya bila mengalami sakit. Layanan kesehatan dapat berupa pos kesehatan dan/atau berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat.

Page 85: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

73

h) Melakukan pemantauan kesehatan kepada pekerja secara berkala. Jika diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan rapid test kepada para pekerja dengan berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan/KKP, dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan. Agar lebih efektif dapat menggunakan skrining self assessment risiko COVID-19 terlebih dahulu (Form 1).

i) Memasang media informasi untuk mengingatkan pekerja, penumpang/pengunjung dan masyarakat lainnya agar mengikuti ketentuan pembatasan jarak fisik dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer serta kedisiplinan menggunakan masker.

j) Penerapan cegah tangkal penyakit bagi keberangkatan penumpang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri/luar daerah mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku.

k) Penerapan cegah tangkal penyakit pada kedatangan penumpang WNI/WNA/luar daerah di pelabuhan dan bandara mengikuti ketentuan peraturan yang berlaku.

l) Apabila di dalam area stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara terdapat pertokoan/pusat perbelanjaan maka protokol kesehatan di tempat tersebut mengacu pada protokol kesehatan di pusat perbelanjaan/mall/pertokoan.

m) Apabila di dalam area stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara terdapat rumah makan/restoran maka protokol kesehatan di rumah makan/restoran.

n) Apabila di dalam area stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara terdapat tempat ibadah maka protokol kesehatan di tempat ibadah

o) Apabila di dalam area stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara terdapat perkantoran maka mengacu pada Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi.

Page 86: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

74

B. Bagi Pekerja

1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut dan melaporkan pada pimpinan tempat kerja.

2. Selama bekerja selalu menggunakan masker, jaga jarak minimal 1 meter, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun atau menggunakan handsanitizer.

3. Melakukan pembersihan dan disinfeksi area kerja yang digunakan di stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara sebelum dan sesudah bekerja.

4. Berpartisipasi aktif saling mengingatkan untuk melakukan pencegahan penularan COVID-19 seperti menggunakan masker dan menjaga jarak.

5. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.

6. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

7. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

C. Bagi Penumpang/pengunjung

1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum melakukan perjalanan. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

Page 87: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

75

2. Selalu menggunakan masker selama berada di stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara.

3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

4. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.

5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter. 6. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian

sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah. 7. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya

dengan cairan disinfektan.8. Penumpang dengan moda transportasi udara/laut, mengisi

Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card/HAC) sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 88: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 89: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

77

PROTOKOL MODA TRANSPORTASI

Moda transportasi merupakan suatu area dimana tempat berkumpul sekelompok orang dalam satu alat transportasi baik transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian. Berkumpulnya dan pergerakan orang merupakan kondisi yang harus menjadi perhatian dalam penerapan prinsip protokol kesehatan di moda transportasi. Penerapan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di moda transportasi sangat membutuhkan peran pengelola moda transportasi, asosiasi, penumpang, pekerja aparat dalam penertiban kedisplinan semua yang ada dalam moda transportasi.

A. Bagi Pengelola Moda Transportasi 1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Larangan bagi awak/pekerja yang ditemukan suhu tubuhnya diatas > 37,3 0C, sedang mengalami sakit demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas untuk bekerja.

6

Page 90: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

78

3. Mewajibkan semua awak/pekerja/pengguna moda transportasi menggunakan masker selama berada di moda transportasi.

4. Memastikan semua pekerja/awak di moda transportasi tersebut tidak memiliki gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas dengan melakukan pemeriksaan suhu dan self assessment risiko COVID-19 sebelum bekerja (Form 1).

5. Memastikan semua pekerja/awak di moda transportasi menggunakan alat pelindung diri yang sesuai.

6. Penerapan higiene dan sanitasi di moda transportasi

a) Selalu memastikan seluruh area moda transportasi bersih dan higienis dengan melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (minimal 3 kali sehari), terutama permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu, tempat duduk, jendela dan area umum lainnya.

b) Menyediakan handsanitizer dan/atau jika memungkinkan menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun.

c) Menyediakan bahan logistik untuk kebersihan, desinfektan dan lainnya.

d) Membuat lembar cek monitoring kebersihan dan disinfeksi pada moda transportasi.

e) Menjaga kualitas udara di moda transportasi dengan mengoptimalkan sirkulasi udara seperti pembersihan filter AC.

7. Memastikan penerapan jaga jarak dengan berbagai cara, seperti:

a) Pengaturan/pembatasan jumlah penumpang.b) Pada pintu masuk, beri penanda agar penumpang tidak

berkerumun dengan mengatur jarak antrian minimal 1 meter.

c) Mengatur jam operasional agar tidak terjadi penumpukan penumpang.

Page 91: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

79

d) Jika memungkinkan pemesanan tiket dan check in dilakukan secara online

e) Jika penerapan jaga jarak tidak dapat diterapkan dapat dilakukan rekayasa administrasi atau teknis lainnya, seperti pemasangan pembatas/tabir kaca bagi pekerja di moda transportasi, menggunakan tambahan pelindung muka (faceshield), pengaturan jumlah penumpang dan lain lain.

8. Dianjurkan untuk tidak melakukan pembayaran secara tunai. Jika harus menggunakan pembayaran tunai, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer sesudahnya.

9. Lakukan pemantauan kesehatan kepada pekerja/awak moda transportasi secara berkala. Jika diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan Rapid Test (RT) atau RT-PCR kepada para pekerja dengan berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau fasilitas pelayanan kesehatan. Agar lebih efektif dapat menggunakan skrining self assessment risiko COVID-19 terlebih dahulu (Form 1).

B. Bagi Awak/Pekerja Pada Moda Transportasi1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke

bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

2. Selalu menggunakan masker dan membawa persediaan masker cadangan, menjaga jarak dengan penumpang/orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan menggunakan handsanitizer atau cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

3. Lakukan pembersihan dan disinfeksi moda transportasi sebelum dan sesudah bekerja terutama bagian yang banyak disentuh penumpang.

Page 92: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

80

4. Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan penumpang misalnya menggunakan pembatas/partisi (misal flexy glass/plastik/mika) dan lain lain.

5. Pekerja dan penumpang selalu berpartisipasi aktif saling mengingatkan untuk menggunakan masker dan menjaga jarak.

6. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

7. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

C. Bagi Penumpang 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah.

Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah. Jika benar-benar memerlukan transportasi umum, disarankan menggunakan kendaraan yang berpenumpang terbatas seperti taxi, ojek dengan memberikan informasi kepada sopir terlebih dahulu untuk dilakukan upaya pencegahan penularan.

2. Melakukan dan memiliki hasil pemeriksaan Rapid test atau RT-PCR non reaktif yang masih berlaku sesuai dengan peraturan

3. Wajib menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di moda transportasi.

4. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

5. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.

Page 93: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

81

6. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.

7. Jika kondisi padat dan penerapan jaga jarak sulit diterapkan maka penggunakan pelindung wajah (faceshield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.

Page 94: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 95: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

83

PROTOKOL KESEHATANJASA PERAWATAN KECANTIKAN/RAMBUT DAN

SEJENISNYA

A. Bagi Pelaku Usaha1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun/handsanitizer di pintu masuk dan tempat lain yang mudah diakses pelanggan/pengunjung.

3. Mewajibkan setiap orang yang akan masuk untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau menggunakan handsanitizer.

4. Pastikan pekerja memahami COVID-19 dan cara pencegahannya.

5. Larangan masuk bagi pekerja/pengunjung/pelanggan yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas atau memiliki riwayat kontak dengan orang terkena COVID-19.

7

Page 96: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

84

6. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk. Jika ditemukan pekerja atau pelanggan/pengunjung dengan suhu > 37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk.

7. Mewajibkan semua pekerja mengenakan alat pelindung diri (APD) terutama masker, pelindung wajah (faceshield)/pelindung mata (eye protection) dan celemek selama bekerja.

8. Menyediakan peralatan yang akan digunakan oleh pelanggan agar tidak ada peralatan yang digunakan secara bersama pada para pelanggan seperti handuk, celemek, alat potong rambut, dan lain sebagainya. Peralatan dan bahan dapat dicuci dengan detergen atau disterilkan dengan disinfektan terlebih dahulu.

9. Menjaga kualitas udara di tempat usaha atau di tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk, pembersihan filter AC.

10. Mengupayakan pembayaran secara nontunai (cashless) dengan memperhatikan disinfeksi untuk mesin pembayaran, jika harus bertransaksi dengan uang tunai, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer setelahnya.

11. Memastikan seluruh lingkungan jasa perawatan kecantikan/rambut dan sejenisnya dan peralatan yang gunakan dalam kondisi bersih dengan melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala sebelum dan sesudah digunakan.

12. Melakukan pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari) pada area dan peralatan terutama pada permukaan meja, kursi, pegangan pintu, dan peralatan lain yang sering disentuh.

13. Menerapkan jaga jarak dengan berbagai cara, seperti:a) Mengatur jaga jarak minimal 1 meter pada saat antri

masuk dan membayar di kasir dengan memberikan tanda di lantai. Bila memungkinkan ada pembatas pelanggan/pengunjung dengan kasir berupa dinding plastik atau kaca.

Page 97: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

85

b) Pengaturan jarak antar kursi salon/cukur dan lain sebagainya minimal 1 meter dan tidak saling berhadapan atau pemasangan partisi kaca/mika/plastik.

c) Membatasi jumlah pengunjung/pelanggan maksimal 50% dari kapasitas tempat.

B. Bagi Pekerja

1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta laporkan pada pimpinan tempat kerja.

2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

3. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

4. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker, pelindung wajah (faceshield), celemek saat memberikan pelayanan.

5. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

6. Jika diperlukan, bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan disinfektan.

C. Bagi Pelanggan/Pengunjung

1. Pastikan dalam kondisi sehat saat akan melakukan perawatan atau menggunakan jasa perawatan rambut /kecantikan dan

Page 98: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

86

sejenisnya. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

2. Membawa peralatan pribadi yang akan digunakan untuk perawatan rambut /kecantikan dan sejenisnya, termasuk peralatan make up.

3. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.

4. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

Page 99: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

87

PROTOKOL KESEHATAN JASA EKONOMI KREATIF

A. Bagi Pihak Pengelola/Pelaku Usaha

1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Memastikan pekerja dan konsumen yang terlibat dalam jasa ekonomi kreatif dalam kondisi sehat dengan mlakukan pengukuran suhu tubuh di pintu masuk. Apabila ditemukan suhu > 37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), kemudian dilakukan self assessment risiko COVID-19 (Form 1). Jika hasil self assessment terdapat risiko besar maka tidak diperkenankan terlibat dalam kegiatan.

3. Melakukan pengaturan jarak antar personil yang terlibat dalam ekonomi kreatif minimal 1 meter, jika tidak memungkinkan dapat dilakukan rekayasa adminstrasi dan teknis seperti Jika dilakukan di dalam ruangan (indoor) pembatasan jumlah kru/

8

Page 100: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

88

personil yang terlibat maksimal 50%, penggunaan barrier pembatas/pelindung wajah (faceshield) dan lain-lain.

4. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir yang memadai dan mudah diakses atau handsanitizer

5. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari) pada area/sarana dan peralatan yang digunakan bersama.

6. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja. Jika terdapat AC lakukan pembersihan filter secara berkala.

7. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pekerja dan semua personil yang terlibat dalam jasa ekonomi kreatif, tentang pencegahan penularan COVID-19. Adapun materi yang diberikan meliputi pengetahuan tentang COVID-19 dan cara penularannya, wajib penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1 meter dan etika batuk. (bahan dapat diunduh di www.covid19.go.id)

8. Larangan bekerja bagi personil yang terlibat dalam jasa ekonomi kreatif yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.

9. Meminimalisir kegiatan yang menimbulkan kerumunan dan kesulitan dalam penerapan jaga jarak dengan memanfaatkan teknologi dalam koordinasi (daring), membatasi personil yang terlibat serta rekayasa lainnya.

B. Bagi Pekerja

1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta melaporkan kepada pimpinan tempat kerja.

2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak, hindari menyentuh area wajah, jika

Page 101: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

89

terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun/menggunakan handsanitizer.

3. Melakukan pembersihan dan disinfeksi area kerja sebelum dan sesudah bekerja (termasuk peralatan lainnya yang digunakan).

4. Melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan kontak fisik dengan orang lain pada setiap aktifitas kerja,

5. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

Page 102: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 103: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

91

PROTOKOL KESEHATANKEGIATAN KEAGAMAAN DI RUMAH IBADAH

A. Bagi pengelola

1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Melakukan pembersihan dan disinfeksi ruang ibadah secara berkala (sebelum dan sesudah dilaksanakannya kegiatan keagamaan) atau sarana yang banyak disentuh jamaah seperti pegangan pintu, pegangan tangga, tombol lift, microphone dan fasilitas umum lainnya.

3. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun atau handsanitizer di lokasi yang mudah diakses oleh jamaah, seperti di pintu masuk, dekat kotak amal, dan lain lain.

4. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk rumah ibadah. Jika terdapat AC lakukan pembersihan filter secara berkala.

9

Page 104: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

92

5. Lantai rumah ibadah agar tidak menggunakan karpet. 6. Melakukan pengaturan jarak minimal 1 meter posisi antar

jamaah dengan memberikan tanda khusus yang ditempatkan di lantai/kursi rumah ibadah.

7. Melakukan pengaturan jumlah jemaah dalam waktu bersamaan untuk memudahkan penerapan jaga jarak.

8. Menghimbau kepada semua jamaah untuk membawa peralatan ibadah sendiri.

9. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada jamaah tentang pencegahan penularan COVID-19 yang dapat dilakukan dengan surat pemberitahuan, pemasangan spanduk, poster, banner, whatsapp/sms blast, dan lain sebagainya. Adapun materi yang diberikan meliputi pengetahuan tentang COVID-19 dan cara penularannya, wajib penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1 meter dan etika batuk. (bahan dapat diunduh pada laman www.covid19.go.id dan www.promkes.kemkes.go.id).

10. Memasang media informasi di lokasi-lokasi strategis untuk mengingatkan jamaah agar selalu mengikuti ketentuan jaga jarak minimal 1 meter, menjaga kebersihan tangan dan kedisplinan penggunaan masker termasuk berpartisipasi aktif untuk saling mengingatkan.

11. Larangan masuk ke rumah ibadah bagi jamaah yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.

12. Melakukan pemeriksaan suhu di pintu masuk. Apabila ditemukan suhu > 37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), maka tidak diperkenankan masuk ke rumah ibadah.

13. Mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah tanpa mengurangi ketentuan kesempurnaan beribadah.

14. Membatasi jumlah jamaah yang hadir maksimal 50% dari kapasitas tempat ibadah.

Page 105: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

93

B. Bagi Jamaah

1. Pastikan dalam kondisi sehat saat akan melaksanakan ibadah, Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan lakukan ibadah di rumah.

2. Membawa semua peralatan ibadah sendiri termasuk sajadah, kitab suci dan lain sebagainya.

3. Selalu menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di tempat ibadah.

4. Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

5. Hindari kontak fisik, seperti bersalaman atau berpelukan.6. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan

mulut. 7. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter.8. Bagi jamaah anak-anak, usia lanjut dan jamaah dengan

memiliki penyakit komorbid dianjurkan untuk beribadah di rumah.

9. Saling mengingatkan jamaah lain terhadap penerapan kedisiplinan penggunaan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter antar sesama jamaah.

Page 106: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 107: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

95

PROTOKOL KESEHATAN JASA PENYELENGGARAAN EVENT/PERTEMUAN

(MICE)

A. Bagi Pihak Pengelola/Pelaku Usaha1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Memastikan pekerja dan konsumen yang terlibat dalam jasa ekonomi kreatif dalam kondisi sehat dengan mlakukan pengukuran suhu tubuh di pintu masuk. Apabila ditemukan suhu > 37,3oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), kemudian dilakukan self assessment risiko COVID-19 (Form 1). Jika hasil self assessment terdapat risiko besar maka tidak diperkenankan terlibat dalam kegiatan.

3. Melakukan pengaturan jarak antar personil yang terlibat dalam ekonomi kreatif minimal 1 meter, jika tidak memungkinkan dapat dilakukan rekayasa adminstrasi dan teknis seperti Jika

10

Page 108: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

96

dilakukan di dalam ruangan (indoor) pembatasan jumlah kru/personil yang terlibat maksimal 50%, penggunaan barrier pembatas/pelindung wajah (faceshield) dan lain-lain.

4. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir yang memadai dan mudah diakses atau handsanitizer

5. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari) pada area/sarana dan peralatan yang digunakan bersama.

6. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja. Jika terdapat AC lakukan pembersihan filter secara berkala.

7. Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pekerja dan semua personil yang terlibat dalam jasa ekonomi kreatif, tentang pencegahan penularan COVID-19. Adapun materi yang diberikan meliputi pengetahuan tentang COVID-19 dan cara penularannya, wajib penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak minimal 1 meter dan etika batuk. (bahan dapat diunduh di www.covid19.go.id)

8. Larangan bekerja bagi personil yang terlibat dalam jasa ekonomi kreatif yang memiliki gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas.

9. Meminimalisir kegiatan yang menimbulkan kerumunan dan kesulitan dalam penerapan jaga jarak dengan memanfaatkan teknologi dalam koordinasi (daring), membatasi personil yang terlibat serta rekayasa lainnya.

B. Bagi Pekerja

1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta melaporkan kepada pimpinan tempat kerja.

2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak, hindari menyentuh area wajah, jika

Page 109: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

97

terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun/menggunakan handsanitizer.

3. Melakukan pembersihan dan disinfeksi area kerja sebelum dan sesudah bekerja (termasuk peralatan lainnya yang digunakan).

4. Melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan kontak fisik dengan orang lain pada setiap aktifitas kerja.

5. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

6. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

Page 110: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 111: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

99

PROTOKOL KESEHATAN SARANA DANKEGIATAN OLAHRAGA

Pada masa pandemi COVID-19 masyarakat tetap dianjurkan melakukan aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengendalikan faktor risiko penyakit. Latihan fisik juga harus tetap dilakukan oleh olahragawan untuk menjaga kebugaran jasmani sebagai salah satu upaya mempertahankan dan meningkatkan prestasi olahraga. Diperlukan langkah-langkah untuk mencegah potensi penularan COVID-19 dalam pelaksanaan kegiatan keolahragaan. Penentuan langkah ini disesuaikan dengan tingkat risiko olahraga dan jumlah individu yang terlibat dalam kegiatan olahraga dengan mempertimbangkan:

1. Risiko rendah terpapar COVID-19, apabila kegiatan olahraga yang dilakukan di rumah, dilakukan sendiri atau dengan anggota keluarga, menggunakan peralatan sendiri.

2. Risiko sedang terpapar COVID-19, apabila kegiatan olahraga di tempat umum yang dilakukan sendiri, olahraga di tempat umum dengan keluarga (kurang dari 5 orang), meggunakan peralatan sendiri.

11

Page 112: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

100

3. Risiko tinggi terpapar COVID-19, apabila kegiatan olahraga di tempat umum dan berkelompok, olahraga di tempat umum bersama orang lain yang bukan keluarga, menggunakan peralatan bergantian.

Adanya penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru dan gangguan ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun dan kehamilan agar menjadi pertimbangan dalam melakukan kegiatan keolahragaan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan keolahragaan pada situasi pandemi COVID-19, adalah sebagai berikut:

A. Olahraga masyarakat yang dilakukan secara individu di luar rumah.

1. Masyarakat agar senantiasa memantau dan memperbaharui perkembangan informasi tentang COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

2. Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum berolahraga, jika ada gejala demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak tetap tinggal di rumah, olahraga dilakukan di dalam rumah.

3. Menghindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik.4. Masker harus selalu dipakai selama melakukan kegiatan

olahraga diluar rumah. Olahraga yang menggunakan masker dilakukan dengan intensitas ringan-sedang (masih dapat berbicara ketika berolahraga).

5. Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau memakai handsanitizer sebelum dan sesudah olahraga.

6. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut.

Page 113: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

101

7. Memperhatikan jaga jarak:a) Olahraga yang dilakukan tanpa berpindah tempat atau

olahraga yang dilakukan dengan posisi sejajar minimal 2 meter dengan orang lain.

b) Jalan kaki dengan jarak ± 5 meter dengan orang di depannya

c) Berlari dengan jarak ± 10 meter dengan orang di depannyad) Bersepeda dengan jarak ± 20 meter dengan orang di

depannya8. Setelah berolahraga dan tiba di rumah, segera cuci tangan,

mandi dan berganti pakaian.9. Jika diperlukan, bersihkan alat olahraga, handphone,

kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

B. Olahraga masyarakat yang dilakukan bersama di tempat umum

Kegiatan olahraga yang dilakukan bersama di tempat umum seperti kelompok senam, sepeda, lari, dan lain-lain. Kegiatan olahraga bersama ini dapat dilakukan dengan memperhatikan;

1. Bagi Penyelenggara a) Memantau dan memperbaharui perkembangan informasi

tentang COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

b) Memastikan penerapan jaga jarak dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan jumlah peserta dengan luas lokasi, jarak minimal 2 meter antar peserta

c) Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer di lokasi kegiatan.

d) Memastikan tidak terdapat penggunaan alat olahraga yang dipakai bersama.

Page 114: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

102

e) Penyelenggara harus dapat memastikan tidak terjadi kerumunan.

f) Melakukan registrasi online bagi seluruh pihak yang terlibat melalui website atau aplikasi yang disediakan oleh penyelenggara

g) Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan beserta sarana dan prasarana

h) Melakukan rekayasa alur masuk dan keluar pada area yang digunakan untuk berolahraga

2. Bagi Masyarakat a) Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum berolahraga,

jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap tinggal di rumah dan olahraga dilakukan di dalam rumah.

b) Menghindari olahraga yang membutuhkan kontak fisik.c) Menerapkan prinsip jaga jarak saat berolahraga.d) Menggunakan masker saat berolahraga. Olahraga yang

menggunakan masker dilakukan dengan intensitas ringan-sedang (masih dapat berbicara ketika berolahraga).

e) Jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir/menggunakan handsanitizer sebelum dan sesudah olahraga.

f) Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut

g) Segera cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setelah berolahraga.

h) Jika diperlukan setelah tiba di rumah, bersihkan alat olahraga, handphone, kacamata, tas dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.

C. Olahraga Masyarakat yang dilakukan di Pusat Kebugaran1. Bagi Pengelola

a) Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya sesuai dengan perkembangan

Page 115: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

103

terbaru. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

b) Menyediakan informasi tentang COVID-19 dan upaya pencegahannya di pusat kebugaran, seperti cuci tangan yang benar, penggunaan masker, etika batuk, gizi seimbang, dan lain-lain.

c) Menyediakan tempat cuci tangan pakai sabun dan/atau handsanitizer pada pintu masuk, ruang administrasi/pendaftaran, ruang latihan, dan ruang ganti.

d) Sebelum instruktur, personal trainer, pekerja, dan anggota datang ke Pusat Kebugaran, dilakukan self assessment risiko COVID-19 (Form 1). Jika hasil self assessment terdapat risiko besar, tidak diperkenankan melakukan latihan atau masuk kerja di pusat kebugaran.

e) Melakukan pengukuran suhu di pintu masuk, jika ditemukan suhu > 37,3 0C tidak diijinkan masuk ke pusat kebugaran.

f) Membuat alur masuk dan keluar yang jelas bagi anggota, serta membuat penandaan jarak minimal 1 meter.

g) Petugas adminstrasi pendaftaran dan kasir selalu memakai masker dan pelindung muka (faceshield).

h) Membatasi kapasitas anggota yang melakukan latihan, agar dapat menerapkan prinsip jaga jarak. Jumlah anggota yang dapat berlatih tiap sesi disesuaikan dengan jumlah alat olahraga dengan kepadatan maksimal 4m2 atau jarak antar anggota minimal 2 meter.

i) Membatasi jumlah anggota yang masuk ke dalam ruang ganti/ruang loker.

j) Merancang jadwal latihan bagi anggota sehingga memungkinkan untuk dilakukan disinfeksi alat olahraga. Disinfeksi alat olahraga dilakukan sebelum dan setelah digunakan. Alat olahraga tidak digunakan bergantian dalam satu sesi latihan.

Page 116: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

104

k) Melakukan pembersihan dan disinfeksi ruangan dan permukaan benda yang sering disentuh secara berkala paling sedikit 3 kali sehari.

l) Memberikan jarak antar alat berbeban minimal 2 meter.m) Memberikan sekat pembatas untuk alat-alat kardio

(treadmill, bicycle, elliptical machine) yang letaknya berdempetan atau kurang dari 1.5 meter.

n) Sedapat mungkin menghindari pemakaian AC, sebaiknya sirkulasi udara lewat pintu jendela terbuka.

o) Jika tetap memakai AC maka perlu diperhatikan tingkat kelembaban udara di dalam ruangan dan mengatur sirkulasi udara sebaik mungkin agar tetap kering. Disarankan menggunakan alat pembersih udara/air purifier.

p) Memberikan penanda atau rambu-rambu pada lantai untuk mempermudah jaga jarak setiap anggota.

q) Mewajibkan anggota untuk membawa handuk, matras, dan alat pribadi lainnya sendiri.

r) Mewajibkan semua anggota dan pekerja menggunakan masker di lingkungan pusat kebugaran. Sebaiknya mengganti masker yang dipakai dari luar.

s) Lansia tidak dianjurkan berlatih di Pusat Kebugaran. Jika akan dibuka untuk kelompok berisiko termasuk lansia, sebaiknya kegiatan dilakukan di tempat privat tersendiri atau dalam bentuk kunjungan rumah.

2. Bagi Pekerja (termasuk Instruktur, Personal Trainer, dan lain lain)a) Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat.

Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut serta laporkan pada pimpinan tempat kerja.

b) Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker dan jika diperlukan dapat digunakan tambahan

Page 117: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

105

pelindung mata (eye protection)/pelindung wajah (faceshield), menjaga jarak dengan orang lain, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

c) Melakukan pembersihan area kerja masing-masing sebelum dan sesudah bekerja.

d) Pekerja harus selalu berpartisipasi aktif mengingatkan anggota untuk menggunakan masker.

e) Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

f) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

3. Bagi Anggota Pusat Kebugarana) Memastikan kondisi tubuh sehat sebelum berolahraga, jika

ada gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan dan/atau sesak nafas, olahraga dilakukan di rumah.

b) Disarankan mandi terlebih dahulu sebelum berlatih di pusat kebugaran.

c) Tidak melakukan olahraga kontak, yaitu olahraga yang bersentuhan langsung dengan orang lain.

d) Wajib menggunakan masker di area pusat kebugaran. Mengganti masker yang dipakai dari luar.

e) Disarankan melakukan latihan intensitas sedang (masih dapat berbicara ketika berolahraga).

f) Masker dapat dilepas saat melakukan latihan intensitas berat dengan memperhatikan jarak antar anggota dan dikenakan kembali ketika selesai berlatih.

Page 118: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

106

g) Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer sebelum dan setelah selesai berlatih.

h) Mandi dan berganti pakaian setelah selesai berlatih.i) Apabila menggunakan alat olahraga, tidak digunakan

secara bersama dan bersihkan dengan disinfektan sebelum dan sesudah digunakan.

j) Tidak memaksakan diri untuk berolahraga apabila merasa kurang sehat.

D. Penyelenggaraan Kegiatan Event Pertandingan Keolahragaan

Pada pelaksanaan event olahraga, setiap penyelenggara berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan dinas terkait yang menangani olahraga di provinsi/kabupaten/kota.

1. Penyelenggara Kegiatana) Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan

instruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

b) Merancang jadwal pertandingan yang memungkinkan pembatasan jumlah orang di lokasi event olahraga.

c) Memastikan olahragawan dalam kondisi sehat sebelum bertanding, baik kondisi kesehatan secara umum maupun terkait dengan COVID-19 dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan Rapid Test/RT-PCR sebelum bertanding.

d) Menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun atau handsanitizer yang mudah diakses.

e) Menyediakan media informasi di tempat-tempat strategis di lokasi venue tentang pencegahan penularan COVID-19

Page 119: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

107

seperti wajib penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer, etika batuk dan lain lain.

f) Jika memungkinkan menyediakan area/ruangan tersendiri untuk observasi olahragawan dan pelaku olahraga yang ditemukan gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas saat berada di event pertandingan keolahragaan.

g) Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari) pada area atau sarana yang sering digunakan bersama dan di sentuh.

h) Melakukan pengukuran suhu tubuh di pintu masuk kepada semua orang. Jika ditemukan suhu tubuh > 37,3 oC dan atau terdapat gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas, maka tidak diperkenankan masuk ke venue kegiatan.

i) Mewajibkan penggunaan masker bagi semua orang di lokasi venue dan bagi olahragawan saat tidak bertanding

j) Apabila even olahraga akan menghadirkan penonton, panitia harus memastikan dilaksanakannya penerapkan jaga jarak yang dilakukan dengan berbagai cara seperti:(1) Pembatasan jumlah penonton sesuai kapasitas

ruangan even. (2) Memberikan jarak minimal 1 meter antar tempat

duduk penonton.(3) Mewajibkan penonton menggunakan masker.

Jika kondisi padat, tambahan penggunakan pelindung muka (faceshield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.

(4) Melakukan rekayasa administrasi dan teknis lainnya agar tidak terjadi kerumunan misalnya pendaftaran secara daring, pengaturan alur masuk dan keluar dan lainnya.

k) Tidak melibatkan kelompok rentan (anak-anak, lansia, dan orang yang memiliki penyakit komorbid) pada even olahraga.

Page 120: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

108

2. Olahragawana) Selalu menerapkan Germas melalui Pola Hidup Bersih

dan Sehat:(1) Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau

menggunakan handsanitizer.(2) Gunakan siku untuk membuka pintu dan menekan

tombol lift. (3) Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan

yang dipakai bersama di area tempat pelatihan.(4) Tetap menjaga jarak minimal 1 meter.(5) Tidak melakukan kontak seperti jabat tangan atau

memeluk (victory celebration).b) Masker selalu digunakan di lingkungan venue dan dilepas

saat melakukan pertandingan dan digunakan kembali setelah selesai bertanding.

c) Cuci tangan, mandi dan berganti pakaian sebelum dan setelah selesai melakukan pertandingan.

d) Tidak berbagi peralatan pribadi seperti tempat makan/minum, handuk, dan lain lain.

3. Penontona) Memastikan kondisi tubuh sehat, tidak terdapat gejala

demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas.

b) Melakukan registrasi online dan melakukan pengisian formulir self assessment, menunjukkan hasil pemeriksaan rapid tes atau RT-PCR.

c) Wajib menggunakan masker pada area pertandingan. Jika kondisi padat, tambahan penggunakan pelindung muka (faceshield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai perlindungan tambahan.

d) Tidak melakukan kontak seperti jabat tangan atau memeluk (victory celebration).

e) Membawa perlengkapan pribadi.f) Tetap menjaga jarak minimal 1 meter.

Page 121: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

109

E. Pusat Pelatihan OlahragaPusat pelatihan olahraga adalah pusat latihan untuk

peningkatan prestasi olahragawan meliputi Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP), Pusat Pendidikan Latihan Mahasiswa (PPLM), Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas), Pemusatan Pelatihan Daerah (Pelatda), serta sentra olahraga lainnya.

1. Bagi Pengelola Tempat Pelatihana) Pengelola tempat pelatihan selalu memperhatikan

informasi terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

b) Menerapan higiene dan sanitasi lingkungan (1) Memastikan seluruh area pusat pelatihan bersih dan

higienis dengan melakukan pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan disinfektan yang sesuai (paling sedikit 3 kali sehari), terutama handle pintu dan tangga, peralatan olahraga yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainya.

(2) Menjaga kualitas udara tempat pelatihan dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan pelatihan/ruangan kerja, pembersihan filter AC.

(3) Melakukan rekayasa teknis pencegahan penularan seperti pemasangan pembatas atau tabir kaca pada alat olahraga, pembatas ruang pelatihan, dan lain lain.

c) Penyiapan makanan bagi olahragawan dan pelaku olahraga memperhatikan kebutuhan gizi olahragawan dan mengikuti standar keamanan pangan yang berlaku.

d) Melakukan penerapkan jaga jarak pada setiap aktifitas di pusat pelatihan, diantaranya dengan:

Page 122: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

110

(1) Melakukan pengaturan jumlah olahragawan dan pelaku olahraga yang masuk pusat pelatihan agar memudahkan penerapan jaga jarak.

(2) Melakukan pengaturan jarak antrian minimal 1 meter pada pintu masuk ruang latihan, ruang makan dan lain lain.

e) Melakukan pemantauan kesehatan olahragawan dan pelaku olahraga secara proaktif:(1) Sebelum masuk kembali ke pusat pelatihan,

mewajibkan seluruh olahragawan dan pelaku olahraga untuk membawa surat keterangan sehat (termasuk pemeriksaan rapid tes atau RT-PCR untuk memastikan dalam kondisi sehat dan tidak terjangkit COVID-19.

(2) Mendorong olahragawan dan pelaku olahraga untuk mampu melakukan pemantauan kesehatan mandiri (self monitoring) dan melaporkan apabila mengalami demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak napas untuk dilakukan konsultasi dengan petugas kesehatan.

f) Menyediakan area/ruangan tersendiri untuk observasi olahragawan dan pelaku olahraga yang ditemukan gejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak napas saat berada di pusat pelatihan.

g) Jika olahragawan dan pelaku olahraga harus menjalankan isolasi mandiri agar hak-haknya tetap diberikan.

h) Melakukan pengukuran suhu tubuh di pintu masuk kepada semua orang. Jika ditemukan suhu tubuh > 37,3 oC, terdapat gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak napas maka tidak diperkenankan masuk ke pusat pelatihan.

i) Pada kondisi tertentu jika diperlukan, tempat pelatihan yang memiliki sumber daya dapat memfasilitasi tempat isolasi mandiri. Standar penyelenggaraan isolasi mandiri merujuk pada pedoman dalam laman www.covid19.go.id.

Page 123: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

111

2. Bagi Olahragawan a) Selalu menerapkan Germas melalui Pola Hidup Bersih

dan Sehat saat di tempat pelatihan:1) Tetap menjaga jarak minimal 1 meter2) Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau

menggunakan handsanitizer.3) Gunakan siku untuk membuka pintu dan menekan

tombol lift4) Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan

yang dipakai bersama di area tempat pelatihan.5) Biasakan tidak berjabat tangan. 6) Masker tetap digunakan di lingkungan tempat

pelatihan. Masker dapat dilepas saat melakukan latihan dan dikenakan kembali setelah selesai berlatih.

b) Pastikan kondisi badan sehat sebelum melakukan latihan, jika ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak napas agar tidak melakukan latihan dan segera melapor kepada pelatih.

c) Cuci tangan, mandi dan berganti pakaian setiap kali setelah melakukan latihan.

d) Tidak berbagi peralatan pribadi seperti makanan, minuman, peralatan olahraga (handuk, gloves gym, gym belt, matras olahraga), dan lain-lain.

3. Bagi Pekerja lainnyaa) Selalu menerapkan Germas melalui pola hidup bersih dan

sehat saat di rumah, dalam perjalanan ke, dari dan selama berada di pusat pelatihan:(1) Pastikan anda dalam kondisi sehat, jika ada keluhan

demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak napas agar tetap tinggal di rumah.

(2) Selalu menggunakan masker.(3) Saat tiba di pusat pelatihan, segera mencuci tangan

pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

Page 124: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

112

(4) Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan yang dipakai bersama di area kerja.

(5) Saat tiba di rumah, tidak bersentuhan dengan anggota keluarga sebelum membersihkan diri (mandi dan mengganti pakaian kerja).

b) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

c) Lebih berhati-hati apabila memiliki penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru dan gangguan ginjal atau kondisi immunocompromised/penyakit autoimun dan kehamilan. Upayakan penyakit degeneratif selalu dalam kondisi terkontrol.

Page 125: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

113

PROTOKOL KESEHATANLOKASI DAYA TARIK WISATA

Wisata merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk menjaga kesehatan jiwa yang akan berdampak pada kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat. Kegiatan wisata dapat dilakukan di dalam gedung/ruangan atau di luar gedung pada lokasi daya tarik wisata alam, budaya, dan hasil buatan manusia. Kepariwisataan juga memiliki aspek ekonomi dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam kondisi pandemi COVID-19 pembukaan lokasi daya tarik wisata harus berdasarkan ketentuan pemerintah daerah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

A. Bagi Pengelola 1. Memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan

instruksi Pemerintah Pusat dan Daerah terkait COVID-19 di wilayahnya (Secara berkala dapat diakses pada laman https://infeksiemerging.kemkes.go.id, www.covid19.go.id, dan kebijakan pemerintah daerah setempat).

12

Page 126: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

114

2. Melakukan pembersihan dengan disinfeksi secara berkala (paling sedikit 3 kali sehari) terutama pada area, sarana dan peralatan yang digunakan bersama seperti pegangan tangga, pintu toilet, perlengkapan dan peralatan penyelenggaraan kegiatan daya tarik wisata, dan fasilitas umum lainnya.

3. Menyediakan fasilitas cuci tangan pakai sabun yang memadai dan mudah diakses oleh pengunjung.

4. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk area dalam gedung. Jika terdapat AC lakukan pembersihan filter secara berkala.

5. Memastikan ruang dan barang publik bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit.

6. Memastikan kamar mandi/toilet berfungsi dengan baik, bersih, kering, tidak bau, dilengkapi sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) atau menggunakan handsanitizer, serta memiliki ketersediaan air yang cukup.

7. Memperbanyak media informasi wajib pakai masker, jaga jarak minimal 1 meter dan cuci tangan di seluruh lokasi.

8. Memastikan pekerja/SDM pariwisata memahami perlindungan diri dari penularan COVID-19 dengan Perilaku Hidup BerFsih dan Sehat (PHBS).

9. Pemberitahuan informasi tentang larangan masuk ke lokasi daya tarik wisata bagi pekerja dan pengunjung yang memiliki gejala demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas.

10. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk gedung. Jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu > 37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk. Petugas pemeriksa suhu menggunakan masker dan faceshield. Pelaksanaan pemeriksaan suhu agar didampingi oleh petugas keamanan.

11. Mewajibkan pekerja/SDM pariwisata dan pengunjung menggunakan masker. Jika tidak menggunakan masker tidak diperbolehkan masuk lokasi daya tarik wisata.

12. Memasang media informasi untuk mengingatkan pekerja/SDM pariwisata, dan pengunjung agar mengikuti ketentuan

Page 127: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

115

pembatasan jarak fisik dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer serta kedisplinan menggunakan masker.

13. Terapkan jaga jarak yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:1) Pembatasan jumlah pengunjung yang masuk. 2) Pengaturan kembali jam operasional.3) Mengatur jarak saat antrian dengan memberi penanda di

lantai minimal 1 meter (seperti di pintu masuk, kasir, dan lain lain)

4) Mengoptimalkan ruang terbuka untuk tempat penjualan/transaksi agar mencegah terjadinya kerumunan.

5) Membatasi kapasitas penumpang lift dengan pemberian label di lantai lift.

6) Pengaturan jarak minimal 1 meter di elevator dan tangga.7) Pengaturan alur pengunjung di area daya tarik wisata.8) Menggunakan pembatas/partisi (misalnya flexy glass) di

meja atau counter sebagai perlindungan tambahan untuk pekerja/SDM pariwisata (loket pembelian tiket, customer service, dan lain-lain).

14. Mendorong penggunaan metode pembayaran nontunai (tanpa kontak dan tanpa alat bersama) dan pembelian tiket masuk melalui online untuk membatasi kapasitas pengunjung.

15. Jika memungkinkan, dapat menyediakan pos kesehatan yang dilengkapi dengan tenaga kesehatan dan sarana pendukungnya untuk mengantisipasi pengunjung yang mengalami sakit.

16. Jika ditemukan pekerja/SDM pariwisata dan pengunjung yang ditemukan yang suhu tubuhnya > 37,3 oC dan gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas, diarahkan dan dibantu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

17. Lokasi daya tarik wisata yang berisiko terjadinya penularan karena sulit dalam penerapan jaga jarak dan banyaknya penggunaan peralatan/benda-benda secara bersama/bergantian agar tidak dioperasikan dahulu.

Page 128: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

116

B. Bagi Pekerja 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat

bekerja di lokasi daya tarik wisata. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut dan laporkan pada pimpinan tempat kerja.

2. Saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak minimal 1 meter, hindari menyentuh area wajah, jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

3. Semua pekerja (pedagang, petugas keamanan, tukang parkir dan lain lain) harus selalu berpartisipasi aktif mengingatkan pengunjung untuk menggunakan masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.

4. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan.

5. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit.

C. Bagi Pengunjung 1. Memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum melakukan

kunjungan ke lokasi daya tarik wisata. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut.

2. Selalu menggunakan masker selama berada di lokasi daya tarik wisata.

Page 129: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

117

3. Menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

4. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung, dan mulut.

5. Tetap memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter. 6. Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian

sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.7. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya

dengan cairan disinfektan.

Page 130: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 131: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

119

PROTOKOL KESEHATAN TEMPAT KERJA PERKANTORAN DAN INDUSTRI

Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Sedangkan perkantoran merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat karyawan melakukan kegiatan perkantoran baik yang bertingkat maupun tidak bertingkat pada instansi pemerintah atau swasta. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk memperoleh keuntungan dengan hasil berupa barang atau jasa.

Sebagai tempat kerja, tidak terlepas dari berbagai potensi bahaya lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan para karyawan di dalamnya, termasuk risiko penularan COVID-19 baik saat di tempat kerja maupun dalam

13

Page 132: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

120

perjalanan. Dalam upaya memutus matai penularan dan juga kluster COVID-19, diperlukan penerapan protokol kesehatan secara ketat, meskipun telah dilakukan vaksinasi guna terwijud kantor yang sehat, aman, dan nyaman serta karyawan yang sehat, selamat, bugar, berkinerja dan produktif.

A. Bagi Tempat Kerja1. Pihak manajemen/Tim Penanganan COVID-19 di tempat kerja

selalu memperhatikan informasi terkini serta himbauan dan instruksi Pemerintah Pusat dan Daerah terkait COVID-19 di wilayahnya, serta memperbaharui kebijakan dan prosedur terkait COVID-19 di tempat kerja sesuai dengan perkembangan terbaru. (Secara berkala dapat diakses http://infeksiemerging.kemkes.go.id dan kebijakan Pemerintah Daerah setempat).

2. Mewajibkan semua pekerja menggunakan masker selama di tempat kerja, selama perjalanan dari dan ke tempat kerja serta setiap keluar rumah.

3. Larangan masuk kerja bagi pekerja, tamu/pengunjung yang memiliki gejala demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas. Berikan kelonggaran aturan perusahaan tentang kewajiban menunjukkan surat keterangan sakit.

4. Jika pekerja harus menjalankan karantina/isolasi mandiri agar hak-haknya tetap diberikan.

5. Menyediakan area/ruangan tersendiri untuk observasi pekerja yang ditemukan gejala saat dilakukan skrining.

6. Pada kondisi tertentu jika diperlukan, tempat kerja yang memiliki sumber daya dapat memfasilitasi tempat karantina/isolasi mandiri. Standar penyelenggaraan karantina/isolasi mandiri merujuk pada pedoman dalam www.covid19.go.id.

7. Penerapan higiene dan sanitasi lingkungan kerjaa) Selalu memastikan seluruh area kerja bersih dan

higienis dengan melakukan pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan desinfektan yang sesuai (setiap 4 jam sekali). Terutama handle pintu dan tangga,

Page 133: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

121

tombol lift, peralatan kantor yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainya.

b) Menjaga kualitas udara tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, pembersihan filter AC.

8. Melakukan rekayasa engineering pencegahan penularan seperti pemasangan pembatas atau tabir kaca bagi pekerja yang melayani pelanggan, dan lain lain.

9. Satu hari sebelum masuk bekerja dilakukan Self Assessment Risiko COVID-19 pada seluruh pekerja untuk memastikan pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi tidak terjangkit COVID-19. Tamu diminta mengisi Self Assessment.

10. Melakukan pengukuran suhu tubuh (skrining) di setiap titik masuk tempat kerja :a) Petugas yang melakukan pengukuran suhu tubuh harus

mendapatkan pelatihan dan memakai alat pelindung diri (masker dan faceshield) karena berhadapan dengan orang banyak yang mungkin berisiko membawa virus.

b) Pengukuran suhu tubuh jangan dilakukan di pintu masuk dengan tirai AC karena dapat mengakibatkan pembacaan hasil yang salah.

c) Interpretasi dan tindak lanjut hasil pengukuran suhu tubuh di pintu masuk.

11. Terapkan physical distancing / jaga jarak ;a) Pengaturan jumlah pekerja yang masuk agar memudahkan

penerapan physical distancing.b) Pada pintu masuk, agar pekerja tidak berkerumun dengan

mengatur jarak antrian. Beri penanda di lantai atau poster/banner untuk mengingatkan.

c) Jika tempat kerja merupakan gedung bertingkat maka untuk mobilisasi vertical lakukan pengaturan sebagai berikut:(1) Penggunaan lift: batasi jumlah orang yang masuk

dalam lift, buat penanda pada lantai lift dimana penumpang lift harus berdiri dan posisi saling membelakangi.

Page 134: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

122

(2) Penggunaan tangga: jika hanya terdapat 1 jalur tangga, bagi lajur untuk naik dan untuk turun, usahakan agar tidak ada pekerja yang berpapasan ketika naik dan turun tangga. Jika terdapat 2 jalur tangga, pisahkan jalur tangga untuk naik dan jalur tangga untuk turun.

(3) Lakukan pengaturan tempat duduk agar berjarak 1 meter pada meja/area kerja, saat melakukan meeting, di kantin, saat istirahat, dan lain lain.

12. Jika memungkinkan, menyediakan transportasi khusus pekerja untuk perjalanan pulang pergi dari mess/perumahan ke tempat kerja sehingga pekerja tidak menggunakan transportasi publik.

13. Petugas kesehatan/petugas K3/bagian kepegawaian melakukan pemantauan kesehatan pekerja secara proaktif:a) Sebelum masuk kerja, terapkan Self Assessment Risiko

COVID-19 pada seluruh pekerja untuk memastikan pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi tidak terjangkit COVID-19.

b) Selama bekerja, masing-masing satuan kerja/bagian/divisi melakukan pemantauan pada semua pekerja jika ada yang mengalami demam/batuk/pilek.

c) Mendorong pekerja untuk mampu deteksi diri sendiri (self monitoring) dan melaporkan apabila mengalami demam/sakit tengorokan/batuk/pilek selama bekerja.

d) Bagi pekerja yang baru kembali dari perjalanan dinas ke negara/daerah terjangkit COVID-19 pekerja diwajibkan melakukan karantina mandiri di rumah dan pemantauan mandiri selama 14 hari terhadap gejala yang timbul dan mengukur suhu 2 kali sehari.

B. Bagi Pekerja1. Selalu menerapkan Germas melalui Pola Hidup Bersih dan

Sehat saat di rumah, dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja dan selama di tempat kerja;

Page 135: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

123

a) Saat perjalanan ke/dari tempat kerja(1) Pastikan anda dalam kondisi sehat, jika ada keluhan

batuk, pilek, demam agar tetap tinggal di rumah.(2) Gunakan masker(3) Upayakan tidak menggunakan transportasi umum,

jika terpaksa menggunakan transportasi umum, Tetap menjaga jarak dengan orang lain

minimal 1 meter, Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas

umum, gunakan handsanitizer Gunakan helm sendiri Upayakan membayar secara non tunai,

jika terpaksa memegang uang gunakan handsanitizer sesudahnya.

Tidak menyentuh wajah atau mengucek mata dengan tangan, gunakan tissue bersih jika terpaksa.

b) Selama di tempat kerja(1) Saat tiba, segera mencuci tangan dengan sabun dan

air mengalir.(2) Gunakan siku untuk membuka pintu dan menekan

tombol lift.(3) Tidak berkerumun dan menjaga jarak di lift dengan

posisi saling membelakangi.(4) Bersihkan meja/area kerja dengan desinfektan.(5) Upayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan

yang dipakai bersama di area kerja, gunakan handsanitizer.

(6) Tetap menjaga jarak dengan rekan kerja minimal 1 meter.

(7) Usahakan aliran udara dan sinar matahari masuk ke ruang kerja.

(8) Biasakan tidak berjabat tangan.(9) Masker tetap digunakan.

Page 136: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

124

c) Saat tiba di rumah(1) Jangan bersentuhan dengan anggota keluarga

sebelum membersihkan diri (mandi dan mengganti pakaian kerja)

(2) Cuci pakaian dan masker dengan deterjen. Masker sekali pakai, sebelum dibuang robek dan basahi dengan desinfektan agar tidak mencemari petugas pengelola sampah.

(3) Jika dirasa perlu bersihkan handphone, kacamata, tas dengan desinfektan.

(4) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi gizi seimbang, aktifitas fisik minimal 30 menit perhari, istirahat cukup (tidur minimal 7 jam), berjemur di pagi hari.

(5) Lebih berhati-hati apabila memiliki penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru dan gangguan ginjal atau kondisi immunocompromised/penyakit autoimun dan kehamilan. Upayakan penyakit degeneratif selalu dalam kondisi terkontrol.

Dalam penanganan pandemi COVID-19 Pemerintah Daerah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Pemerintah, swasta dan masyarakat harus saling bekerjasama dan berkolaborasi dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di wilayahnya. Tempat kerja dan dunia usaha merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19. Adapun peran masing-masing pihak adalah sebagi berikut:

1. Dinas Kesehatana) Melakukan penilaian risiko penularan COVID-19 di

wilayahnya.b) Melakukan sosialisasi, pemantauan dan pembinaan serta

pendampingan bagi tempat kerja dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Page 137: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

125

c) Memonitor pelaksanaan suveilans COVID-19 yang dilakukan tempat kerja.

d) Membangun dan memperkuat jejaring dengan lintas program, lintas sektor terkait surveilans COVID-19 di tempat kerja.

e) Melakukan komunikasi risiko tentang pasien yang berstatus konfirmasi positif COVID-19 kepada tempat kerjanya untuk dilakukan pelacakan kontak di lingkungan tempat kerja.

f) Mengkoordinasikan sarana tempat karantina/isolasi dan fasilitas pelayanan kesehatan COVID-19 bagi masyarakat.

2. Dinas KetenagakerjaanBersama Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi,

pembinaan dan pengawasan dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 dan tempat kerja.

3. Puskesmasa) Melakukan komunikasi risiko termasuk penyebarluasan

informasi tentang COVID-19 kepada tempat kerja.b) Mengkomunikasikan tentang pasien yang berstatus

konfirmasi positif COVID-19 kepada tempat kerjanya untuk dilakukan pelacakan kontak di lingkungan tempat kerja.

c) Membangun dan memperkuat jejaring dengan lintas program, lintas sektor terkait surveilans COVID-19 di tempat kerja.

4. Rumah Sakit/Fasyankesa) Memberikan pelayanan kesehatan bagi pesien terkena

COVID-19.b) Melakukan komunikasi risiko termasuk penyebarluasan

informasi tentang COVID-19.

Page 138: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

126

5. Tempat Kerja Perkantoran dan Industria) Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat

bagi pekerja melalui berbagai upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di tempat kerja terintegrasi dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

b) Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam pencegahan penularan COVID-19 di tempat kerja.

c) Wajib melaporkan kepada Dinas Kesehatan apabila terdapat pekerja terkena COVID-19.

d) Jika diperlukan memfasilitasi sarana karantina/isolasi mandiri bagi pekerja terindikasi.

6. Pekerja: wajib menerapkan Germas dalam rangka melindungi diri dan keluarganya dari penularan COVID-19.

Page 139: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

127

PROTOKOL KESEHATAN JASADAN PERDAGANGAN

Dalam mendukung keberlangsungan usaha sektor jasa dan perdagangan (area publik) pada masa pandemic Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), perlu dilakukan pengaturan pencegahan penularan COVID-19 terhadap pengelola tempat kerja, pelaku usaha, pekerja, pelanggan/konsumen dan masyarakat yang terlibat pada sektor jasa dan perdagangan (area publik) melalui adaptasi perubahan pola hidup pada situasi COVID-19 (New Normal). Dengan menerapkan protokol ini diharapkan dapat meminimalisir risiko dan dampak pandemi COVID-19 pada usaha sektor jasa dan perdagangan (area publik) dimana terdapat potensi penularan COVID-19 akibat berkumpulnya sejumlah/banyak orang dalam satu lokasi.

Protokol kesehatan dalam pencegahan penularan COVID-19 bagi pengelola tempat kerja, pelaku usaha/konsumen dan pekerja di sektor jasa dan perdagangan (area publik) sebagai berikut:

14

Page 140: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

128

A. Bagi Pengurus atau Pengelola Tempat Kerja/Pelaku Usaha pada Sektor Jasa dan Perdagangan (Area Publik)

1. Melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala di area kerja dan area publik (mendisinfeksi fasilitas umum yang sering disentuh publik setiap 4 jam sekali).

2. Menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai dan mudah diakses oleh pekerja dan konsumen/pelaku usaha.

3. Pastikan pekerja memahami perlindungan diri dari penularan COVID-19 dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

4. Melakukan pengecekan suhu badan bagi seluruh pekerja sebelum mulai bekerja dan konsumen/pelaku usaha di pintu masuk. Jika ditemukan pekerja dengan suhu >37,30C (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit), tidak diperkenankan masuk dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

5. Mewajibkan pekerja dan pengunjung menggunakan masker.6. Memasang media informasi untuk mengingatkan pekerja,

pelaku usaha, pelanggan/konsumen dan pengunjung agar mengikuti ketentuan pembatasan jarak fisik dan mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir/handsanitizer serta kedisplinan menggunakan masker.

7. Melakukan pembatasan jarak fisik minimal 1 meter:a) Memberikan tanda khusus yang ditempatkan di lantai

area padat pekerja seperti ruang ganti, lift, dan area lain sebagai pembatas jarak antar pekerja.

b) Pengaturan jumlah pekerja yang masuk agar memudahkan penerapan menjaga jarak.

c) Pengaturan meja kerja, tempat duduk dengan jarak minimal 1 meter.

8. Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan pelanggan:a) Menggunakan pembatas/partisi (misalnya flexy glass) di

meja atau counter sebagai perlindungan tambahan untuk pekerja (kasir, customer service dan lain-lain).

b) Mendorong penggunaan metode pembayaran non tunai (tanpa kontak dan tanpa alat bersama).

Page 141: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

129

9. Mencegah kerumunan pelanggan, dapat dilakukan dengan cara:a) Mengontrol jumlah pelaku usaha/pelanggan yang

dapat masuk ke sarana ritel untuk membatasi akses dan menghindari kerumunan.

b) Menerapkan sistem antrian di pintu masuk dan menjaga jarak minimal 1 meter.

c) Memberikan tanda di lantai untuk memfasilitasi kepatuhan jarak fisik, khususnya di daerah yang paling ramai, seperti kasir dan customer service.

d) Menerima pesanan secara daring atau melalui telepon untuk meminimalkan pertemuan langsung dengan pelanggan. Jika memungkinkan, dapat menyediakan layanan pesan antar (delivery services) atau dibawa pulang secara langsung (take away).

e) Menetapkan jam layanan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.

B. Bagi Pekerja1. Pastikan dalam kondisi sehat sebelum berangkat bekerja.

Pekerja yang mengalami gejala seperti demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan disarankan untuk tidak masuk bekerja dan memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan jika diperlukan.

2. Jaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau menggunakan hand sanitizer.

3. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut.

4. Tetap memperhatikan jaga jarak/physical distancing minimal 1 meter saat berhadapan dengan pelaku usaha atau rekan kerja pada saat bertugas.

5. Menggunakan pakaian khusus kerja dan mengganti pakaian saat selesai bekerja.

Page 142: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

130

6. Gunakan masker saat berangkat dan pulang dari tempat kerja serta selama berada di tempat kerja.

7. Segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah. Bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan desinfektan.

C. Bagi Konsumen/Pelanggan1. Selalu menggunakan masker selama berada di area publik2. Jaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan

sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.3. Hindari menyentuh area wajah seperti mata, hidung dan

mulut.4. Tetap memperhatikan jaga jarak/physical distancing minimal

1 meter dengan orang lain.

Page 143: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

131

PROTOKOL KESEHATANAPARAT PENEGAK HUKUM

Berbagai elemen di Pemerintah melaksanakan percepatan penanganan COVID-19 sesuai dengan tugas dan fungsinya, termasuk melibatkan petugas aparat yang meliputi kepolisian, TNI, Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja dan petugas negara/Pemerintah Daerah yang berperan dalam memelihara keamanan, ketertiban, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat serta menegakkan hukum. Aparat dalam melaksanakan tugas pengamanan dan penertibannya berhadapan langsung atau kontak dengan masyarakat, sehingga berisiko terjadi penularan COVID-19 dari masyarakat kepada aparat atau sebaliknya. Oleh karena itu, perlu adanya protokol pencegahan penularan COVID-19 bagi aparat yang melaksanakan tugas pengamanan dan penertiban dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 sebagaimana Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/334/2020 tentang Protokol Pencegahan Penularan COVID-19 bagi Aparat yang Melaksanakan Tugas Pengamanan dan Penertiban dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19.

15

Page 144: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

132

Pencegahan Penularan COVID-19 bagi Aparat yang Melaksanakan Tugas Pengamanan dan Penertiban dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 sebagai berikut:1. Pastikan aparat dalam kondisi sehat sebelum bertugas di

lapangan. Apabila terdapat keluhan demam/batuk/pilek/sakit tenggorokan/sesak nafas agar tidak ditugaskan dan istirahatkan di rumah.

2. Gunakan pakaian kerja saat bertugas, dengan baju berlengan panjang.

3. Wajib menggunakan masker, helm/faceshield, dan sarung tangan.

4. Jaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

5. Hindari tangan menyentuh area wajah seperti mata, hidung atau mulut.

6. Tetap memperhatikan jarak/physical distancing minimal 1 meter saat berhadapan dengan masyarakat atau rekan kerja pada saat bertugas.

7. Apabila aparat harus melakukan kontak fisik dengan masyarakat, segera cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan handsanitizer.

8. Terapkan waktu kerja 8 jam sehari atau maksimal 12 jam/hari, 40 jam seminggu.

9. Saat pulang bertugas jangan langsung bersentuhan dengan anggota keluarga sebelum membersihkan diri (mandi dan mengganti pakaian kerja).

10. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi gizi seimbang, melakukan aktivitas fisik setiap hari selama 30 menit sehari serta istirahat cukup. Bila perlu konsumsi suplemen tambahan seperti vitamin C.

11. Lakukan pemantauan kesehatan secara berkala termasuk pemeriksaan rapid test COVID-19 atau sesuai indikasi medis.

12. Pastikan kendaran operasional yang digunakan dibersihkan secara berkala dengan desinfektan.

Page 145: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

133

13. Setiap aparat yang tidak masuk kerja karena sakit dengan gejala demam atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas, wajib melaporkan kepada bagian kepegawaian/petugas kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan setempat dan dilakukan pemantauan untuk mengetahui keterkaitannya dengan kriteria COVID-19 (kasus suspek, kasus probable, dan kasus konfirmasi positif COVID-19.

Page 146: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 147: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

135

PROTOKOL KESEHATANSATUAN PENDIDIKAN

Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota. Dalam mempersiapkan pembelajaral tatap muka terbatas di satuan pendidikan, kepala dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai kewenangan. Protokol kesehatan di satuan pendidikan mengacu pada Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa pandemi COVID-19 sebagaimana selengkapnya terdapat dalam Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/Menkes/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19. Protokol Kesehatan pembelajaran tatap muka terbatas di Satuan Pendidikan pada masa COVID-19 mencakup hal berikut.

16

Page 148: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

136

SATUAN PENDIDIKAN

A. Sebelum Pembelajaran1. Melakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan

pendidikan.2. Memastikan kecukupan cairan disinfektan, sabun cuci tangan,

air bersih di setiap fasilitas CTPS, dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer).

3. Memastikan ketersediaan masker, dan/atau masker tembus pandang cadangan.

4. Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak)/alat pengukur suhu berfungsi dengan baik.

5. Melakukan pemantauan kesehatan warga satuan pendidikan: suhu tubuh dan menanyakan adanya gejala umum, seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa).

B. Setelah Pembelajaran1. Melakukan disinfeksi sarana prasarana dan lingkungan satuan

pendidikan.2. Memeriksa ketersediaan sisa cairan disinfektan, sabun cuci

tangan, dan cairan pembersih tangan (hand sanitizer).3. Memeriksa ketersediaan sisa masker dan/atau masker tembus

pandang cadangan.4. Memastikan thermogun (pengukur suhu tubuh tembak)/alat

pengukur suhu tubuh berfungsi dengan baik.

WARGA SATUAN PENDIDIKANWarga satuan pendidikan yarrg terdiri dari pendidik, tenaga

kependidikan, dan peserta didik, termasuk pengantar/penjemput, wajib mengikuti protokol kesehatan sebagai berikut:

Page 149: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

137

A. Sebelum Berangkat1. Sarapan/konsumsi gizi seimbang.2. Memastikan diri dalam kondisi sehat dan tidak memiliki

adanya gejala umum, seperti demarn, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemarnpuan indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa.

3. Menggunakan masker kain 3 (tiga) lapis atau masker sekali pakai/masker bedah yang menutupi hidung dari mulut sampai dagu. Masker kain digunakan setiap 4 (empat) jam atau sebelum 4 (empat) jam saat sudah lembab/basah.

4. Sebaiknya membawa cairan pembersih tangan (hand sanitizer).5. Membawa makanan beserta alat makan dan air minum sesuai

kebutuhan.6. Wajib membawa perlengkapan pribadi, meliputi alat belajar,

ibadah, alat olahraga dan alat lain sehingga tidak perlu pinjam meminjam.

B. Selama Perjalanan1. Menggunakan masker dan tetap menjaga jarak minimal 1,5

(satu koma lima) meter.2. Hindari menyentuh permukaan bendabenda, tidak menyentuh

hidung, mata, dan mulut, dal menerapkan etika batuk dan bersin setiap waktu.

3. Membersihkan tangan sebelum dan sesudah menggunakal tralsportasi publik/antar jemput.

C. Sebelum Masuk Gerbang1. pengantaran diiakukan di lokasi yang telah ditentukan.2. Mengikuti pemeriksaal kesehatan, meliputi pengukuran suhu

tubuh dan adanya gejala umum seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa).

Page 150: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

138

3. Melakukan CTPS sebelum memasuki gerbang satuan pendidikal dan ruang kelas.

4. Untuk tamu, mengikuti protokol kesehatan di satuan pendidikan.

D. Selama Kegiatan Belajar Mengajar1. Menggunakan masker dan menerapkan jaga j arat minimal

1,5 (satu koma lima) meter.2. Menggunakan alat belajar, alat musik, dan alat makan minum

pribadi.3. Dilarang pinjam-meminjam peralatan.4. Memberikan pengumuman di seluruh area satuan pendidikan

secara berulang dan intensif terkait penggunaan masker, CTPS dengan air mengalir, dan jaga jarak.

5. Melakukan pengamatan visual kesehatal wa-rga satuar pendidikan, jika ada yang memiliki gejala gangguan kesehatan maka harus ikuti protokol kesehatan satual pendidikan.

E. Selesai Kegiatan Belajar Mengajar1. Tetap menggunakan masker dan melakukan CTPS dengan air

mengalir sebelum meninggalkan ruang kelas.2. Keluar ruangan kelas dan satuan pendidikan dengan berbaris

sambil menerapkan jaga jarak.3. Penjemput peserta didik menunggu di lokasi yang sudah

disediakan dan melakukan jaga jarak sesuai dengan tempat duduk dan/ atau jarak antri yang sudah ditandai.

F. Perjalanan Pulang dari Satuan Pendidikan1. Menggunakan masker dan tetap jaga jarak minimal 1,5 (satu

koma lima) meter;2. Hindari menyentuh permukaan benda-benda, tidak

menyentuh hidung, mata, dan mulut, serta menerapkan etika batuk dan bersin.

3. Membersihkan tangarr sebelum dan sesudah menggunakan transportasi publik/antar jemput.

Page 151: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

139

G. Setelah Sampai di Rumah1. Melepas alas kaki, meletakan barangbarang yang dibawa

di luar ruangan dan melakukan disinfeksi terhadap barang-barang tersebut, misalnya sepatu, tas, jaket, dan lainnya.

2. Membersihkan diri (mandi) dan mengganti pakaian sebelum berinteraksi fisik dengan orang lain di dalam rumah.

3. Tetap melakukan PHBS khususnya CTPS dengan air mengalir secara rutin.

4. Jika warga satuan pendidikan mengalami adalya gejala umum, seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, sakit kepala, mual/muntah, diare, anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman), atau ageusia (hilangnya kemampuan indra perasa) setelah kembali dari satual pendidikan, warga satuan pendidikan tersebut diminta untuk segera melaporkan pada tim kesehatan satuan pendidikan.

SELAMA BERADA DI LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN

A. Perpustakaan, Ruang Praktikum, Ruang Keterampilan, dan/atau Ruang Sejenisnya

1. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum masuk dan keluar dari ruangan.

2. Meletakkan buku/alat praktikum pada tempat yang telah disediakan.

3. Selalu menggunakan masker dan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter.

B. Kantin1. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dal setelah

makan.2. Selalu menggunalal masker dan melakukan jaga jarak minimal

1,5 (satu koma lima) meter.3. Masker halya boleh dilepaskan sejenak saat makanan dan

minum.

Page 152: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

140

4. Memastikan seluruh karyawan menggunakan masker selama berada di kantin.

5. Memastikan peralatan memasak dan makan dibersihkan dengan baik.

6. Menggunakan alat makan pribadi.

C. Toilet1. Melakukan CTPS dengan atau mengalir setelah menggunakan

kamar mandi dan toilet.2. Selalu menggunakan masker dan menjaga jarak jika harus

mengantri.

D. Tempat Ibadah1. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah

beribadah.2. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak.3. Menggunalal peralatan ibadah milik pribadi.4. Hindari menggunakan peralatan ibadah bersama, misalnya

sajadah, sarung, mukena, kitab suci, dan lain-lain.5. Hindari kebiasaan bersentuhan, bersalaman, bercium pipi,

dan cium tangan.

E. Tangga Lorong1. Berjalan sendiri-sendiri mengikuti arah jalur yang ditentukan.2. Dilarang berkerumun di tangga dan lorong satuan pendidikan.

F. LapanganSelalu menggunakan masker dan menjaga jarak minimal

1,5 (satu koma lima) meter dalam kegiatan kebersamaan yang dilakukan di lapangan, misalnya upacara, olahraga, pramuka, aktivitas pembelajaran, dan lain-lain.

Page 153: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

141

G. Ruang Serbaguna dan Ruang Olahraga1. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah

menggunakan ruangan atau berolahraga.2. Selalu menggunakan masker dan melakukan jaga jarak

minimal 1,5 (satu koma lima) meter.3. Olahraga dengan menggunakan masker hanya dilakukan

dengan intensitas ringan sampai dengan sedang dengan indikator saat berolalrraga masih dapat berbicara.

4. Gunakan perlengkapan pribadi, misalnya baju raket, dan lain-lain.

5. Dilarang pinjam perlengkapan olahraga.

H. Asrama (Kamar, Ruang Makan, Kamar Mandi, Tempat Ibadah, Ruang Belajar, Perpustakaan, Dan Lain-Lain)

1. Melakukan CTPS dengan air mengalir sebelum dan setelah memasuki asrama.

2. Menggunakan masker dan tetap menjaga jarak jarak minimal 1,5 (satu koma lima) meter.

3. Membersihkan kamar dan lingkungannya.4. Melakukan pembersihan dan disinfeksi mangan dan

lingkungan asrama sebelum digunakan.5. Membersihkan dan disinfeksi pada gagang pintu, tombol/

saklar lampu, dan permukaan benda yang sering disentuh.6. Memastikan sirkulasi udara di asrama baik.7. Membersihkan kamar mandi setiap hari.8. Dilarang pinjam meminjam perlengkapan pribadi, misalnya

alat mandi, pakaian, selimut, peralatan ibadah, alat makal, dan peralatan lainnya.

9. Membatasi aktivitas yang memungkinkan interaksi dengan pihak luar termasuk penyelenggaraan kegiatan di luar lingkungan asrama, kecuali untuk keperluan mendesak dan dilaksanakan secara terbatas serta dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Page 154: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

142

INSTRUMEN SELF ASSESSMENTRISIKO COVID-19

Nama : .................................................................NIK (No.KTP) : .................................................................Alamat : .................................................................Pekerjaan : .................................................................Tanggal : ...................................................................Demi kesehatan dan keselamatan bersama, mohon anda JUJUR dalam menjawab pertanyaan di bawah ini.Dalam 14 hari terakhir, apakah anda pernah mengalami hal hal berikut:

No. PERTANYAAN YA TIDAKJIKA YA,

SKOR

JIKA TIDAK,SKOR

1 Apakah pernah keluar rumah/ tempat umum (pasar, fasyankes, kerumunan orang, dan lain lain)?

1 0

2 Apakah pernah menggunakan transportasi umum?

1 0

3 Apakah pernah melakukan perjalanan ke luar kota/internasional? (wilayah yang terjangkit/zona merah)

1 0

4 Apakah anda mengikuti kegiatan yang melibatkan orang banyak?

1 0

5 Apakah memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang dinyatakan konfirm COVID-19 (berjabat tangan, berbicara, berada dalam satu ruangan/ satu rumah)?

5 0

6 Apakah anda sedang mengalami demam/ batuk/pilek/ sakit tenggorokan/sesak

5 0

JUMLAH TOTAL

0 = Risiko Kecil1 - 4 = Risiko Sedang> 5 = Risiko Besar

TINDAK LANJUT:Risiko besar dan pemeriksaan suhu > 37,3°C tidak diperkenankan masuk, agar dilakukan investigasi lebih lanjut dan direkomendasikan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.

Page 155: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

MEDIA KIE PROTOKOL KESEHATAN DI KAWASAN INDUSTRI

Page 156: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

di KAWASAN INDUSTRIbagi PEKERJA SAAT PERJALANAN KE/DARI TEMPAT KERJAbagi PEKERJA SAAT PERJALANAN KE/DARI TEMPAT KERJA

Jika menggunakan transportasi umum

Pas�kan anda dalam kondisi sehat,jika ada keluhan batuk, pilek, demamagar tetap �nggal di rumah

Menggunakan masker sesuai standar

Hindari menggunakan transportasi umum

Menjaga jarak dengan orang lainminimal 1 meter

Membawa perlengkapan sendiri(helm, handsanitizer, �ssue, dll)

Hindari menyentuh fasilitas umum,jika terpaksa menyentuh,gunakan handsani�zer sesudahnya

Upayakan membayar secara non tunai,jika terpaksa memegang uang,gunakan handsani�zer sesudahnya

Hindari menyentuh area wajah,gunakan �ssue bersih jika terpaksa

1M

PENCEGAHAN COVID-19

JANGAN LUPA ! TETAP PAKAI MASKER, JAGA JARAK, CUCI TANGAN PAKAI SABUN,

HINDARI KERUMUNAN, dan KURANGI MOBILITAS

Protokol KesehatanPencegahan Covid-19

bagi Pengelola/Manajemen Industri

Hal-hal yang harus dipatuhi dan dilakukan

Mematuhi kebijakan pemerintah pusat dan

daerah setempat

Mewajibkan pekerja menggunakan masker dobel sesuai standar ditempat kerja, selama perjalanan dari dan ke

tempat kerja serta setiap keluar rumah

Larangan masuk kerja pekerja, tamu/pengun-

jung dengan gejala demam, batuk, lemas,

sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan,

pilek/hidung tersumbat, sesak napas, anorek-

sia/mual/muntah, diare

Menyediakan area/ruangan tersendiri

untuk observasi pekerja yang ditemukan gejala saat dilakukan skrining

Memastikan pekerja yang akan masuk kerja

dalam kondisi tidak ter-kon�rmasi COVID-19

atau kontak erat dengan penderita

Melakukan pengukuran suhu tubuh (skrining)

di setiap titik masuk tempat kerja

Petugas kesehatan/petugas K3/bagian

kepegawaian melakukan pemantauan keseha-

tan pekerja secara proaktif

Terapkan kepatuhan menjaga jarak

(physical distancing)

Jika memungkinkan, menyediakan transpor-

tasi khusus pekerja sehingga tidak meng-gunakan transportasi

publik

JANGAN LUPA ! MEMAKAI MASKER, MENJAGA JARAK, MENCUCI TANGAN PAKAI SABUN,

MENGHINDARI KERUMUNAN, dan MENGURANGI MOBILITAS.

Melakukan rekayasa teknis pencegahan

penularan, seperti pe-masangan pembatas atau tabir kaca bagi

pekerja yang melayani pelanggan, sirkulasi

udara

PROTOKOL KESEHATANPENCEGAHAN COVID-19untuk Pekerjadi Kawasan Industri

DI RUMAHSAAT TIBA

GUNAKANHANDSANITIZERsetelahmenyentuhbendadi fasasilitasumum

HINDARIKERUMUNANselamadi perjalanan

CUCI pakaiandan masker kainDENGANDETERJEN

UNTUK MASKERSEKALI PAKAI SEBELUMDIROBEK RENDAMDAHULU dengan deterjen/klorin/pemutih agar tidakdisalahgunakan. BUANGDI TEMPAT SAMPAHTERTUTUP SEBELUMMASUK RUMAH, agartidak menjadi sumberpenularan/mencemarilingkungan

TINGKATKAN DAYATAHAN TUBUH dengankonsumsi gizi seimbang,aktifitas fisik minimal30 menit perhari,istirahat cukup,berjemur di pagi hari

MANDI danMENGGANTIPAKAIANKERJAsetibanyadi rumah

BERSIHKAN BENDAseperti handphone,kacamata, tas DENGANDISINFEKTAN

LEBIH BERHATI-HATI APABILA MEMILIKIPENYAKIT DEGENERATIF seperti diabetes,hipertensi, gangguan paru dan gangguanginjal atau kondisi immunocompromised/penyakit autoimun dan kehamilan.

Kawasan industri tidak terlepas dari berbagai potensi bahaya lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan para karyawan di dalamnya, termasuk risiko penularan COVID-19 baik saat di tempat kerja maupun dalam perjalanan. Dalam upaya memutus matai penularan dan juga kluster COVID-19, diperlukan penerapan protokol kesehatan secara ketat, meskipun telah dilakukan vaksinasi sehingga dapat terwujud kantor yang sehat, aman, dan nyaman serta karyawan yang sehat, selamat, bugar, berkinerja dan produktif.

Berbagai pesan infogra�s dalam media KIE diharapkan kembali tersosialisasi secara masif, baik melalui medsos, dan secara lansung isi pesan dapat di lihat di berbagai tempat strategis.

Page 157: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

Protokol kesehatan diterapkan sesuai dengan perkembangan saat ini, antara lain dobel masker, dan dukungan untuk lingkungan kerja industri yang aman dan sehat, seperti menjaga kualitas udara dalam

ruangan, termasuk di dalam mobil yang lebih dari 1 orang. Varian baru yang mudah menular harus diikuti penerapan protokol keeha-

tan yang semakin ketat.

Saat tiba, segeramencuci tangandengan sabundan air mengalir

Gunakan siku,alat tertentu,dengan tisuuntuk membukapintu dan menekantombol lift ataumenggunakansensor

Tidak berkurumundan menjaga jarakdi lift dengan posisisaling membelakangi

Bersihkan meja/area kerja dengandisinfektan

Selalu gunakanhandsanitizer sesudahmenyentuh fasilitas/peralatan yang dipakaibersama di area kerja

Tetap menjaga jarakdengan rekan kerjaminimal 1 meter

Usahakan aliran udaradan sinar mataharimasuk ke ruang kerja

Biasakan tidakberjabat tangan

Gunakanmasker dobelsesuai standar

Makan di tempatmasing-masing, tidakberdekatan dan tidakmengobrol

ProtokolKesehatan PencegahanCovid-19 di

TempatKerja

JANGAN LUPA ! TETAP PAKAI MASKER, JAGA JARAK, CUCI TANGAN PAKAI SABUN,

HINDARI KERUMUNAN dan KURANGI MOBILITAS

Protokol KesehatanPencegahan COVID-19 di

LingkunganKerja IndustriLingkunganKerja Industri

Mewaspadai mutasi varian virus Covid-19 Delta dan Lamda yang lebih mudah menular

Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi pekerja melalui berbagai upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di tempat kerja terintegrasi dengan keselamatan dan kesehatan kerja

Menjaga kualitas udara tempat kerja. Mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, pembersihan filter AC

Melakukan disinfeksi secara berkala (setiap 4 jam sekali). Terutama handle pintu dan tangga, tombol lift, peralatan kantor yang digunakan bersama, area, dan fasilitas umum lainnya

Pengaturan ventilasi udara di dalam ruangan (indoor), ruang rapat, di dalam kendaraan dengan lebih 1 orang

Jika memungkinkan, penyediaan alat sterilisasi ruangan atau penyedot kuman.

Fasilitas sarana karantina/isolasi mandiri bagi pekerja terkonfirmasi

Saat makan bersama di kantin, jaga jarak saat antre dan tidak berbicara jika tanpa masker

JANGAN LUPA ! TETAP PAKAI MASKER, JAGA JARAK, CUCI TANGAN PAKAI SABUN,

HINDARI KERUMUNAN, dan KURANGI MOBILITAS

Page 158: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

Protokol kesehatan diterapkan sesuai dengan perkembangan saat ini, antara lain dobel masker, dan dukungan untk lingkungan kerja

industri yang aman dan sehat, seperti menjaga kualitas udara dalam ruangan, termasuk di dalam mobil yang lebih dari 1 orang. Varian

baru yang mudah menular harus diikuti penerapan protokol keehatan yang semakin ketat.

Page 159: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

Pada lokus pasar yang banyak dijumpai titik kritis terjadinya

penularan harus menjadi perhatian bersama.

Page 160: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

PROTOKOL KESEHATAN AKTIVITAS MASYARAKAT SPESIFIK, DI TEMPAT KERJA DAN FASILITAS UMUM PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DALAM RANGKA PEMULIHAN EKONOMI (PROGARM BALI BANGKIT)

Kementerian Kesehatan RIDirektorat Jenderal Kesehatan MasyarakatDirektorat Kesehatan Kerja dan OlahragaJakarta, 2021

Penasehat:Riskiyana Sukandhi Putra, dr., M.Kes

Penanggung Jawab:Dyah Erti Mustikawati, drg., MPH

Tim Penyusun:Ari Setyaningrum, dr., Sp.KOAstuti, dr., M.KKKChandra Rudyanto, Dr., Ir, MPHDonal Simanjuntak, SKM, M.KMFebrima Wulan, SKM, MPHFeby Anggraini, dr., MKKFida Dewi Ambarsari, dr., M.KKI Dewa Gde Gandi Widi Pramana, SKMInne Nutfiliana, dr., M.KKNurul Desita Sari, SKMPuspita Tri Utami, dr.Resti Sintya Ervina, S.KompRinda Juwita, dr.Sakri Sabatmaja, SKM, M.SiSelamat Riyadi, Dr., SKM, M.KKKTasripin, SKM, MKMTheresia Irawati, SKM, M.Kes

Page 161: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)

Tim Pakar Universitas UdayanaA. A. Ngr. Anom Kumbara, Prof. Dr., M.SAnak Agung Sagung Sawitri, Dr. dr., MPH I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Prof. Dr., Drh.I Md Ady Wirawan, dr., MPH., PhDI. Nyoman Sutarsa, dr., MPHPutu Ayu Swandewi Astuti, dr., MPH, PhDWayan Gede Artawan Eka Putra, Dr. dr., M.EpidPoliteknik Kesehatan DenpasarA.A. Ngurah Kusumajaya, SP, MPHI Putu Suiraoka, Dr., S.ST., M.Kes

Dinas Kesehatan Provinsi BaliAnak Agung Sagung Mas Dwipayani, dr., M.Kes

Editor:Dyah Erti Mustikawati, drg., MPHSelamat Riyadi, Dr., SKM, M.KKK

Diterbitkan Oleh :

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronik termasuk fotocopy rekaman dan lain-lain tanpa seijin tertulis dari penerbit.

Page 162: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)
Page 163: PROTOKOL KESEHATAN (PROGRAM BALI BANGKIT)