protektive relay “stability, reclosing, load shedding, and trip circuit design” by suparman

42
LOGO www.suparmanunkhair .blogspot.com Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design Protective Relaying Principle and Applications Third Edition” Suparman 14 Department of Electrical Engineering University of Brawijaya Malang

Upload: suparman-unkhair

Post on 06-May-2015

411 views

Category:

Engineering


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

LOGO

www.suparmanunkhair.blogspot.com

Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design“Protective Relaying Principle and Applications Third Edition”

Suparman

14

Department of Electrical Engineering University of Brawijaya

Malang

Page 2: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.1. Introduction

Stabilitas dalam sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan sistem tenaga listrik untuk menjaga sinkronisasi pada saat gangguan maupun setelah gangguan terjadi (Robandi dan Kharisma, 2008).

Stabilitas sistem Tenaga listrik adalah kemampuan daya listrik untuk mengembalikan kondisi operasi awal yang diberikan, untuk mendapatkan kembali keadaan keseimbangan operasi setelah mengalami gangguan fisik, dengan sebagian besar variabel sistem sehingga seluruh sistem tetap utuh.

Source: IEEE/CIGRE Joint Task Force on Stability Terms and Definitions, “Definition and Classification of Power System Stability”, IEEE Transactions on Power Systems, 2004

Pada dasarnya, stabilitas sistem tenaga listrik terbagi dalam stabilitas steady state dan stabilitas transien (Saadat, 1999). Stabilitas transien berhubungan dengan gangguan besar

Page 3: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.2. Electric power and power transmission

Dalam system tenaga listrik adalah:

Dimana P ; adalah daya nyata (W,KW,MW)Q : adalah daya reaktif (V, kV, MV)I : adalah arus fasor konjugat (A , kA, MA)

: adalah besaran scaler, dengan sudut θVS : adalah tegangan mengirimVR : adalah tegangan menerima Φ : sudut dimana VS VR, X : total reaktansi antara VS dan VR

Page 4: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Electric power and power transmission

Persamaan 14,2 dapat diplot seperti yang ditunjukkan pada gambar 14.1 dibawah ini maka daya tanpa beban seluruh sistem, VS = VR,Φ = O0, and P = 0. transfer daya maksimum ketika Φ = 900 adalah sebesar:

Dengan demikian, sistem tenaga dapat ditransmisikan dengan (1) menaikkan tegangan VS,VR, atau (2) mengurangi reaktansi X, atau kombinasi keduanya.

Page 5: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.3. Steady state operation and stability

Sedangkan stabilitas steady state berhubungan dengan kemampuan sistem tenaga listrik untuk kembali pada kondisi operating point-nya setelah terjadi gangguan kecil seperti perubahan daya atau beban secara perlahan.

Stabilitas steady state disebut juga stabilitas dinamik. Perubahan kecil pada beban akan mengakibatkan perubahan kecepatan sudut pada rotor dan tegangan terminal generator.

Kecepatan sudut akan berayun di sekitar kecepatan sinkron dan tegangan terminal generator konvergen di sekitar tegangan nominalnya.

Page 6: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Steady state operation and stability

Figure 14.1 Typical power–angle curves for a simplified two-machine power system: (a) system diagram; (b) power–angle curves for various system conditions.

Page 7: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.4. Transient operation and stability

Stabilitas Operasi transien adalah kemampuan sistem tenaga untuk menyesuaikan diri dengan perubahan besar dan mendadak. Yang diakibatkan oleh Hubung Singkat, switching, dan hilangnya beban sehingga dapat menyebabkan perubahan secara mendadak dan cepat dalam sistem tenaga listrik. (J. Lewis Blackburn Thomas J. Domin 2006).

Stabilitas transien berhubungan dengan gangguan besar yang terjadi secara tiba-tiba, seperti gangguan hubung singkat, pemutusan saluran, pemindahan atau pemutusan beban. (Hadi Saadat, 1999).

Page 8: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Transient operation and stability

Pada gambar diatas sistem multi-mesin, suatu sistem dikatakan stabil secara dinamik apabila setelah gangguan (perubahan beban) selisih sudut rotor menuju pada nilai tertentu yang berhingga.

Bila ada selisih sudut rotor generator semakin lama semakin membesar maka sistem tidak stabil. Dikarenakan perubahan beban pada studi kestabilan dinamik relatif kecil.

Perubahan beban yang kecil pada sistem tenaga listrik adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dan selalu terjadi.

Page 9: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.5. System swings and protection

Page 10: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued System swings and protection

Page 11: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.6. Out-of-step detection by distance relays

untuk mendeteksi relay kondisi out–of-step adalah dengan mendeteksi laju perubahan impedansi yang dapat dilihat oleh relay jarak. Deteksi dapat dicapai dengan dua unit jarak,

1. satu set untuk jangkauan yang lebih panjang 2. unit diatur dengan jangkauan lebih pendek.

Dengan kombinasi ini, kesalahan berada dalam zona operasi akan mengoperasikan kedua unit secara bersamaan. Namun, ayunan yang terjadi di dalam zona operasi mereka pertama akan mengoperasikan unit set luar atau lebih dijangkau dan, karena berlangsung, kemudian mengoperasikan unit set panjang atau lebih pendek - jangkauan.

Page 12: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Out-of-step detection by distance relays

Page 13: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Out-of-step detection by distance relays

Page 14: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Out-of-step detection by distance relays

Page 15: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.7. Automatic reclosing

Automatic Recloser atau Pemutus Balik Otomatis lebih dikenal dengan recloser pada dasarnya adalah Circuit Breaker/Pemutus Beban yang dilengkapi dengan Peralatan Kontrol Control Device. (Brown, Electric Power Distribution Realibility, MARCEL DEKKER INC, New York, 2002).

Saluran udara tegangan tinggi (SUTT/SUTET) Untuk mengurangi dampak gangguan tersebut terhadap keandalan penyediaan tenaga listrik, khususnya pada saat terjadi gangguan temporer. maka pada SUTT/ SUTET tersebut dipasang auto recloser (A/R)

Pengoperasian auto-recloser diharapkan dapat meningkatkan availability (ketersediaan) SUTT/ SUTET, hal ini berarti peluang (lama dan frekuensi) konsumen terjadi padam dapat dikurangi. Namun sebaliknya, pengoperasian A/R secara tidak tepat dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan, sehingga dapat menimbulkan dampak pemadaman meluas serta waktu pemulihan yang lebih lama.

Page 16: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Automatic reclosing

AR atau Penutup balik otomatis (PBO) : dipasang pada saluran utama di GI sebagai pengaman utama jaringan.Pada jaringan (>20 km) PBO tidak begitu peka untuk menangkap gangguan yang berada jauh dari ujung hilir, sehingga untuk pengaman gangguan temporer maupun untuk melokalisir gangguan daerah sekecil mungkin perlu dipasang PBO ke2 atau PBO ke3 pada jarak tertentu. Koordinasi antara PBO 1 dan PBO 2 dilakukan dengan memilih arus-arus nominal dengan mengurangi satu tingkat settiing lamanya dan banyaknya buka tutup PBO disisi hilir.

Sakelar seksi otomatis (SSO) : dipasang sepanjang saluran utama atau pada percabangan untuk dapat melokalisasi gangguan dalam seksi-seksi yang lebih kecil. SSO yang dipasang pada jaringan ini membuka pada saat rangkaian tidak ada arus dan tidak menutup kembali. Sakelar ini bekerja berdasarkan penginderaan dan hitungan arus hubung singkat. SSO hanya dipasang bila mana pada sisi hulu terpasang PBO.

Page 17: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.8. Distribution feeder reclosing

Page 18: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.9. Sub transmission & transmission-line reclosing

Page 19: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.10. Reclosing on lines with transformers or reactors

Page 20: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.11. Automatic synchronizing

Automatic synchronizing adalah proses elektrik untuk menghubungkan generator dengan bus tambahan yang ada. Atau satu generator dengan generator lain

Sinkronisasi pada generator adalah memparalelkan kerja dua buah generator atau lebih untuk mendapatkan daya sebesar jumlah generator tersebut dengan syarat syarat yang telah ditentukan.

“SIEMENT 2012 (AUTOMATIC SYNCHRONIZING CONSIDERATIONS AND APPLICATIONS)”

Syarat-syarat proses SinkronisasiSinkronisasi atau menghubungkan paralel atau sejajar perlu dipenuhi tiga syarat untuk tegangan system-sistem yang akan diparalelkan yaitu:1. Harus adanya amplitude Tegangan yang sama2. Frekuensi harus sama (mempunyai frekuensi yang sama)3. Sefasa (R dengan R, T dengan T dan S dengan S)4. Mempunyai sudut phase yang sama.

Page 21: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Automatic synchronizing

Page 22: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Proses Automatic synchronizing

Prosedur untuk melakukan proses Sinkronisasi dapat diuraikan sebagaiberikut: Hidupkan Sychronizing Switch untuk memulai proses parallel;

Untuk proses paralel secara manual, Synchronizing Switch dipoisikan pada posisi manual.Untuk proses Paralel secara otomatis, Synchronizing Switch diposisikan pada posisi auto.

mengatur Voltage Adjuster untuk menyamakan tegangan Line dengan generator sambil mengatur Diff. Voltage meter.

mengatur Speed Adjuster untuk menyamakan frekuensi Line dengan generator sambil mengamati jarum Synchronizing meter sampai bergerak searah jarum jam dengan putaran lambat 0,2 Hz (1 putaran dlam 5 detik).Jika dilakukan dengan manual, maka pada saat jarum Syncron berada pada posisi 5 s/d 10° sebelum mencapai titik puncak (posisi jam 12) dengan menggerakkan tuas CB pada posisi ON untuk melakukan Paralel.Jika dilakukan secara Automatic, maka proses sinkronisasi (paralel) akan bekerja sendiri.

Page 23: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.12. Frequency relaying for load shedding-load saving

Frekuensi relay dapat digunakan untuk mengembalikan atau mengawasi pemulihan beban setelah sistem stabil dan kemampuan untuk memenuhi beban turun.

Relay Frekuensi : Under frequency Relaying (UFR) membandingkan frekuensi

sistem dengan frekuensi setingnya bila frekuensi sistem lebih kecil atau sama dengan frekuensi setingnya maka relay akan bekerja

Over Frequency Relay (OFR) Bila frekuensi sistem lebih besar atau sama dengan frekwensi setingnya maka relai akan bekerja

Load shedding adalah teknik pengontrolan atau pemutusan atau pelepasan beban berdasarkan prioritas apabila terjadi gangguan

Page 24: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.13. Under frequency load shedding design

Ada beberapa aspek yang terlibat dalam desain beban shedding skema underfrequency yaitu :

Salah satu aspek melibatkan desain beban underfrequency shedding kriteria. Sebuah beban shedding kriteria melibatkan pemilihan jumlah beban untuk dilepaskan, maka Banyaknya beban yang dilepaskan, dan set point frekuensi untuk setiap langkah.

Aspek kedua, arsitektur skema, melibatkan lokasi di mana frekuensi terdeteksi dan pemutus cara yang tersandung menjatuhkan beban.

Aspek ketiga, desain kontrol underfrequency, berkaitan dengan desain yang sebenarnya dari frekuensi di bawah sirkuit relay kontrol.

Page 25: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.13.1. Under frequency load shedding criteria Operasi skema load shedding harus mampu recovery tanpa perlu

menjatuhkan beban baik pada saat steady state atau pada saat transient.

Selama kondisi overload, load shedding harus terjadi sebelum operasi relay underfrequency yang diterapkan untuk perlindungan pembangkit.

14.13.2. Under frequency load shedding scheme architecture Load shedding lokal Distributed mirip dengan skema lokal Beban underfrequency

14.13.3. Under frequency control scheme designRelay frekuensi tetap berfungsi atas dasar bahwa pengoperasian relay terjadi ketika frekuensi turun di bawah pengaturan frekuensi tetap pada relay. dirancang untuk beroperasi sangat cepat, akurat, andal, dan sangat fleksibel dalam aplikasi.

Continued Under frequency load shedding design

Page 26: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.14. Performance of under frequency load shedding schemes

Tujuan loadshedding adalah untuk menyeimbangkan beban (permintaan pelanggan) dan pembangkit (kapasitas pembangkit listrik) selama penurunan beban secara tiba-tiba dari unit pembangkit. Jika pembangkit kelebihan beban akan menyebabkan penurunan frekuensi (di bawah 60 Hertz) dan dikenal sebagai underfrequency. skema perlindungan sistem yang secara otomatis akan menjatuhkan beban ketika kondisi underfrequency terjadi. Hal ini untuk menghindari blackout sistem, (UFLS) dirancang untuk menstabilkan keseimbangan antara Pembangkitan dan beban setelah terjadi pelepasan beban agar frekuensi tetap stabil.

14.15. Frequency relaying for industrial systems.Tujuan loadshedding pada industri adalah untuk mengontrol beban (motor-motor listrik) agar pelepasan / penurunan beban secara tiba-tiba dapat terkontrol untuk mencegah gangguan frekuensi

Page 27: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.16. Voltage collapse

Voltage Collapse adalah proses penurunan level tegangan sistem secara kontinyu, awal penurunan secara perlahan kemudian bergerak secara cepat (tidak terkendali)

Gejala utama voltage collapse (amir al-hinai 2000)

1. Sress pada sistem (besarnya daya aktif pada sistem)

2. Kurangnya sumber daya reaktif

3. Profil tegangan yang rendah

4. Tidak bekerjanya relay proteksi

Voltage collapse bukan merupakan kejadian tunggal, tetapi merupakan suatu urutan peristiwa yang berawal dari instabilitas tegangan. Voltage collapse dapat menyebabkan pemadaman total (blackout)

Voltage Collapse Mitigation December, 1996 Prepared by IEEE Power System Relaying

Committee, Substation Protection Subcommittee, Working Group K12 - M. Begovic (Vice Chair), J. Bright, T. Domin, S. Easterday-McPadden, A. Girgis, W.

Page 28: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.17. Voltage collapse mitigating techniques

Power Capacitor: yang digunakan untuk memperbaiki faktor daya untuk sistem listrik saat beban induktif, seperti yang dinyatakan sebelumnya sebagian besar beban adalah beban industri dan induktif di alam; hasil ini menurunkan faktor daya di zona distribusi terdekat.

Static Var Compensator: digunakan untuk memperbaiki Daya reaktif dalam sistem tenaga, keseimbangan sangat penting. Menjadi kombinasi kapasitor dan SVC reaktor dapat menyuntikkan atau menyerap daya reaktif dinamis.

Power System Stabilizer (PSS) merupakan suatu piranti yang berfungsi untuk menjaga stabilitas sistem tenaga listrik (Grainger dan Stevensson, 1994; Saadat, 1999).

AdvantageOf DG To Mitigate Voltage Collapse over Facts devices soumesh Chatterjee & Sharmistha Sharma Vol. 2, Issue6, November- December 2012,

pp.1253-1257

Page 29: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.18. Protection and control trip circuits

Example Protection and control trip circuits in travo

Page 30: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.18. Protection and control trip circuits

Contoh Pengaman hubung singkat

Relai ini mengamankan generator dari beban lebih atau

gangguan hubung singkat.

PENGAMAN : OCR (51) -- untuk generator sedang dan besar

MCCB - - untuk generator kecil

Page 31: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Protection and control trip circuits

Contoh Pengaman tegangan kurang

Page 32: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Protection and control trip circuits

Contoh Pengaman tegangan lebih

Page 33: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.19. Substation DC system

Page 34: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.20. Trip circuit devices

Adalah perangkat yang terhubung ke sirkuit kontrol yang berfungsi melindungi elemen-elemen lain dalam rangkaian atau memberikan logika dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk sirkuit untuk memberikan fungsi yang diinginkan. Perangkat tersebut termasuk relay tambahan, pelindung lonjakan arus, target dan perangkat, pemutus perjalanan kumparan, dan switch

14.20.1. Auxiliary relaysRelay Auxiliary digunakan dalam rangkaian kontrol untuk memulai penutupan atau bukaan di jalur lain dari sirkuit kontrol.

14.20.2. Targeting and seal-in-deviceKebanyakan relay pelindung menggabungkan fitur penargetan yang memberikan indikasi di lokasi relay yang relay telah dioperasikan untuk perjalanan pemutus sirkuit terkait (s). Target memberikan informasi berharga untuk menganalisis sifat ganguan

Page 35: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Trip circuit devices

14.20.2. Targeting and seal-in-device

Page 36: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Continued Trip circuit devices

14.20.3. Switches and diodesSwitch dioperasikan secara manual dapat dihubungkan ke dalam rangkaian. Switch tersebut dipasang untuk memotong relay, kontak, atau bagian dari rangkaian untuk memfasilitasi pengujian atau menghapus relay dari layanan setelah operasi.

Dioda digunakan dalam rangkaian untuk menyearahkan arus DC mengalir dalam satu arah. Dioda dapat memfasilitasi memberikan logika ke dalam sirkuit yang dinyatakan akan memerlukan penggunaan relay tambahan.

14.20.4. Trip coilsFungsi dari coil trip adalah untuk membuka kontak utama pemutus,melepas kait atau membuka katup yang memungkinkan pelepasan beberapa bentuk energi yang tersimpan yang digunakan untuk memindahkan kontak

Page 37: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.21. Trip circuit design

Tegangan yang memadai harus dikirim ke kumparan trip (s) untuk menjamin operasi breaker handal.

Cukup arus DC harus tersedia untuk mengoperasikan target pada semua relay yang telah beroperasi. Pengaturan tap yang tepat dan peringkat kumparan harus dipilih untuk target.

Arus yang ditarik oleh relay tambahan tidak harus menyebabkan pengoperasian yang tidak benar atau kegagalan unit tersebut putus dengan benar.

Perlindungan terhadap lonjakan arus yang disebabkan oleh pengoperasian berbagai kumparan yang ada di sirkuit kontrol harus diterapkan untuk melindungi peralatan lain yang terhubung dalam rangkaian.

Relay kumparan harus dihubungkan ke negatif bus DC . Hal ini diperlukan untuk meminimalkan potensi kegagalan kumparan tersebut karena build-up dari korosi. Coils yang langsung terhubung ke bus DC positif tunduk terhadap korosi dengan adanya kelembaban.

Page 38: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.22. Trip circuit monitoring and alarms

Pengawasan sirkuit kontrol harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut:  kecukupan tegangan DC termasuk

tegangan rendah DC Hilangnya arus AC ke relaying utama

dan cadangan. Hilangnya saluran komunikasi Masalah Relay ketika fitur self-

checking yang tersedia tidak bekerja.

Topik ini akan dibahas lebih lengkap pada bab 15 

Page 39: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.23. Special protection schemes

Skema perlindungan khusus diterapkan untuk mendeteksi kondisi sistem normal dan untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan operasi sistem yang dapat diterima. Kondisi sistem normal yang skema tersebut memberikan perlindungan yang kondisi yang dapat menyebabkan batas operasi sistem tenaga atau peringkat fasilitas untuk dilampaui diidentifikasi. Kondisi yang kredibel.

Contoh Schema load shedding yang dibahas sebelumnya adalah bentuk skema perlindungan khusus dirancang untuk memberikan perlindungan bagi sebagian besar sistem tenaga ketika kemampuan untuk melanjutkan operasi pasca terjadi gangguan

Page 40: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

14.24. Practical considerations-special protection schemes

Penerapan skema perlindungan khusus harus handal, ekonomis, system harus lebih aman dan harus disiapkan oleh Instansi (lembaga independen) yang kredibel. Keputusan dibuat untuk menerapkan skema perlindungan khusus, fokus insinyur listrik harus dapat memberikan perlindungan, dukungan penuh untuk mengembangkan desain yang efektif dan dapat diandalkan.

Page 41: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

Bibliography:

Berry, D.H., Brown, R.D., Redmond, J.J., and Watson, W., Underfrequency Protection of the Ontario Hydro System, CIGRE, 1970, paper 32–14.

Dalziel, C.E. and Steinbach, E.W., Underfrequency protection of power systems for system relief, load shedding system splitting,

IEEE Trans. Power Appar. Syst., PAS 78, 1959, pp. 1227–1238.

IEEE Power System Relaying Committee Working Group, A status report on methods used for system preservation during underfrequency conditions,IEEE Trans. Power Appar. Syst.

IEEE Power System Relaying Committee, Automatic reclosing of transmission lines,IEEE Trans. Power Appar. Syst., PAS 103, 1984, pp. 234–245.

Lokay, H.E. and Burtnyk, V., Application of underfrequency relay, for automatic load shedding, IEEE Trans. Power Appar. Syst., PAS 87, 1968, pp. 776–783.

Power Systems Engineering Committee, Proposed terms and definitions for power system stability,IEEE Trans. Power Appar. Syst., PAS 101, 1982, pp. 1894–1898.

Page 42: protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Design” by suparman

LOGO

Thank You !Top of Guidance and Advice.

May The Almighty God Protect Us All