protein biokimia
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUANLatar belakang
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya
dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat
dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan
sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin
adalah beton, maka protein struktural adalah dinding batu-batanya. Beberapa
protein struktural, fibrous protein, berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh
a dan b-keratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan protein
struktural lain ada juga yang berfungsi sebagai perekat, seperti kolagen.
Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan struktural karena
seperti halnya polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga
dapat mengalami cross-linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat
berperan sebagai biokatalis untuk reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk
hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur dan waktu metabolisme yang
kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu organisma. Suatu sistem
metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di dalamnya
mengalami kerusakan
Rumusan masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas adalah :
1. Apakah defenisi dan ciri-ciri protein?
2. Bagaimanakah Klasifikasi pada protein?
3. Apakah yang dimaksud dengan asam amino pada protein?
4. Bagaimanakah sifat fisik dari protein?
5. Apakah fungsi dari protein?
BAB II
PEMBAHASAN1. Defenisi dan Ciri-ciri protein
Istilah protein diperkenalkan pada tahun 1830-an oleh pakar kimia
Belanda bernama Mulder, yang merupakan salah satu dari orang-orang pertama
yang mempelajari kimia dalam protein secara sistematik. Ia secara tepat
menyimpulkan peranan inti dari protein dalam sistem hidup dengan
menurunkan nama dari bahasa Yunani proteios, yang berarti “bertingkat
pertama”. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh
bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel, komponen utama
dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai reaksi biokimia
di dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian biokimia tertuju
pada protein khususnya hormon, antibodi dan enzim.
Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung
N (15,30-18%), C (52,40%), H (6,90-7,30%), O (21-23,50%), S (0,8-2%),
disamping C, H, O (seperti juga karbohidrat dan lemak), dan S kadang-kadang
P, Fe dan Cu (sebagai senyawa kompleks dengan protein). Dengan demikian
maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah
protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan N yang ada
dalam bahan makanan atau bahan lain (Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta).
Ciri-ciri Protein
Protein diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan,
karena urutan asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan
genetik yang terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan
dalam DNA yang mengarahkan biosintesis protein. Tiap jenis protein ditandai
ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni
2. Bobot molekular yang khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai
bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein
mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan
tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein
tertentu (Page, D.S. 1997
2. Klasifikasi proteinKlasifikasi protein dalam biokimia didasarkan pada fungsi biologinya.
a. Enzim
Enzim merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira
seribu macam enzim telah diketahui, dimana berfungsi sebagai biokatalisator
reaksi kimia dalam jasad hidup. Molekul enzim biasanya berbentuk globular
(bulat), sebagian terdiri dari satu rantai polipeptida dan ada yang lebih dari satu
rantai polipeptida.
Sebagai contoh adalah ribonuklease (enzim yang mengkatalisis hidrolisis
RNA), sitokrom (berperan dalam proses pemindahan elektron), tripsin
(katalisator pemutus ikatan peptida).
b. Protein Pembangun
Protein ini berfungsi sebagai pembentuk struktur.
Sebagai contoh adalah glikoprotein (penunjang struktur dinding sel), α-keratin
(terdapat dalam kulit, rambut), kolagen (serabut dalam jaringan penyambung),
mukoprotein (sekresi mukosa/lender).
c. Protein Kontraktil
Golongan protein ini berperan dalam proses gerak.
Sebagai contoh adalah myosin (filament tak bergerak dalam miofibril), aktin
(filament yang bergerak miofibril), dinein (dalam rambut getar dan flagel).
d. Protein Pengangkut
Protein ini mempunyai kemampuan untuk mengikat molekul tertentu dan
melakukan pengangkutan melalui aliran darah.
Sebagai contoh adalah hemoglobin (alat pengangkut oksigen dalam darah),
mioglobin (pengangkut oksigen dalam otot), serum albumin (pengangkut asam
lemak dalam darah), β-lipoprotein (pengangkut lipida dalam darah).
e. Protein Hormon
Seperti halnya enzim, hormon termasuk protein yang aktif.
Sebagai contoh adalah insulin (mengatur metabolisme glukosa),
adrenokortikotrop (mengatur sintesis kortikosteroid).
f. Protein Bersifat Racun
Beberapa protein bersifat racun terhadap hewan kelas tinggi
Sebagai contoh adalah Clostridium botulinum (keracunan bahan makanan),
bisah ular (penyebab terhidrolisisnya fosfogliserida), risin (racun dalam beras).
g. Protein Pelindung
Golongan ini umumnya terdapat dalam darah vertebrata.
Sebagai contoh adalah antibodi (terbentuk jika ada antigen), fibrinogen
(sumber pembentuk fibrin dalam pembekuan darah), trombin (komponen
dalam pembekuan darah).
h. Protein Cadangan
Protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Sebagi
contoh adalah ovalbumin (protein pada putih telur), kasein (protein susu),
feritin (cadangan besi dalam limfa).
Struktur Molekul Protein
Para ahli biokimia seperti Kai Linderstrom (Denmark) membagi makro
molekul protein menjadi 4 struktur dasar yakni :
Struktur Primer Protein
1. Struktur Sekunder
Dari analisis difraksi sinar X dapat dipelajari struktur sekunder protein (gambar
4.23). Struktur ini timbul karena ikatan hidrogen antara atom O dari gugus
karbonil (C=O) dengan atom H dari gugus amino (N–H) dalam rantai
polipeptida, hal ini memungkinkan terjdinya konformasi spiral (struktur helix).
Bilamana ikatan hydrogen terjadi antara dua rantai polipeptida, maka masing-
masing rantai tidak membentuk helix, melainkan rantai paralel yang berkelok
(konformasi β). Rantai ini dihubungkan silang oleh ikatan hidrogen
membentuk struktur lembaran berlipat.
Ada dua bentuk lembaran berlipat, yaitu bentuk paralel dan bentuk anti paralel.
Bentuk paralel terjadi apabila rantai polipeptida yang berikatan melalui ikatan
hidrogen itu sejajar dan searah, sedangkan bentuk anti paralel terjadi apabila
rantai polipeptida berikatan dalam posisi sejajar tetapi berlawanan arah
Struktur helix dan lembaran berlipat merupakan struktur sekunder protein.
2. Struktur Terzier
Bentuk penyusunan bagian terbesar rantai cabang disebut struktur terzier,
artinya adalah susunan dari struktur sekunder yang satu dengan struktur
sekunder bentuk lain. Sebagai contoh beberapa protein yang mempunyai
bentuk α-helix dan bagian yang tidak membentuk α-helix.
Biasanya bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan hydrogen, interaksi
hidrofobik, dan ikatan disulfida (ikatan terkuat dalam mempertahankan struktur
terzier protein).
Struktur terzier menunjukkan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan
atau gulungan, dengan demikian akan membentuk struktur yang kompleks dan
struktur ini dimantapkan oleh adanya beberapa ikatan antara gugus R pada
molekul asam amino yang membentuk protein.
3. Struktur Kuartener
Struktur primer, sekunder dan terzier umumnya hanya melibatkan satu rantai
polipeptida, tetapi bilamana struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam
membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener
3. Asam Amino pada proteinAsam amino merupakan komponen penyusun protein, setiap asam amino terdiri
dari gugus karboksilat (-COOH) dan gugus amino serta yang membedakan
asam amino satu dengan asam amino lainnya yaitu dengan adanya rantai
samping (R)
Klasifikasi asam amino
Berdasarkan sifat polar gugus R, maka asam amino terdiri dari 4 golongan
yakni :
a. Asam amino dengan gugus R yang tidak mengutub
Asam amino dibagi menjadi beberapa golongan yakni lima asam amino yang
mengandung gugus R alifatik (alanina, lesina, isolesina, valina, dan prolina),
dua dengan R aromatik (fenilalanina dan triptofana) dan satu mempunyai atom
sulfur (metionina).
b. Asam amino dengan gugus R mengutub tidak bermuatan
Asam amino golongan ini lebih mudah larut dalam air, karena gugus R
mengutub dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Kepolaran
serina, treonina, dan tirosina disebabkan oleh gugus hidroksil, pada asparagina
dan glutamine oleh gugus amida, dan pada sisteina oleh gugus sulfidril (-SH).
c. Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif/asam amino asam
Asam amino asam mempunyai pH 6 s/d 7 dan terdiri dari asam aspartat dan
asal glutamate dimana masing-masing asam amino ini mempunyai dua gugus
karboksil
d. Asam amino dengan gugus R bermuatan positif/asam amino basa
Asam amino basa bermuatan positif pada pH 7 terdiri dari lisina yang
mengandung gugus amino, arginina mengandung gugus basa lemah
(imidazolium), histidina pada pH 6 umumnya bermuatan posistif.
4. Sifat-sifat fisik proteine. Protein globular
Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat)
membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein
ini larut dalam air, asam, basa, dan etanol.
f. Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun
memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin
pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut
dalam air, asam, basa, maupun etanol
5. Fungsi proteina. Katalisis enzimatik
Hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan
hampir semua enzim adalah protein.
b. Transportasi dan penyimpanan
Berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Misalnya
transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi
oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
c. Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contoh
lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan
sperma oleh flagela.
d. Penunjang mekanis
Ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein
fibrosa.
e. Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta
berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisma
lain.
f. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Respon sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein
reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya
ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada
sinapsis.
g. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
Pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein
faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan
pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein