protap penggunaan alat life saving new 2011
DESCRIPTION
life savingTRANSCRIPT
Layananku Ibadahku
RSI
AISYIYAH MALANG
PEMANTAUAN EKG KONTINU
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.1Revisi :
2Halaman
1 dari 1
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian
Melakukan pemantauan irama jantung yang dilakukan terus menerus selama pasien dirawat atau selama diperlukan pamantauan.
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien
4. Meningkatnya Kepuasan Pasien
5. Sebagai acuan untuk melakukan pemantauan EKG kontinu.6. Untuk mengidentifikasi disritmia agar dapat menentukan intervensi dini
KebijakanSemua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
Prosedur
Siapkan Alat :
1. Monitor EKG
2. 3 atau 5 buah chest lead
3. Kabel elektroda lengkap dengan konektor
4. Kapas alkohol
5. Alat cukur
Laksanakan :
1. Petugas jaga mencuci tangan
2. Petugas jaga memberi tahu pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Petugas jaga membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan4. Petugas jaga mengatur posisi pasien supine atau semi fowler
5. Petugas jaga membersihkan/cukur area lokasi di dada yang berambut (segitiga Einthoven)
6. Petugas jaga memasang chest lead pada posisi gelombang R tertinggi
7. Petugas jaga menyambungkan kabel pada monitor
8. Petugas jaga menyambungkan chest lead pada kebel merah dikanan, kuning di kiri, hitam di kiri bawah
9. Petugas jaga mengeset alarm, suara monitor dan tampilan gambar EKG.10. Petugas jaga merapikan alat-alat dn pasien.11. Petugas jaga mendokumentasikan prosedur dan respon pasien serta penggunaan alat.
Unit TerkaitRawat Inap/UPI, Unit Kamar Beadah dan sterilisasi
RSI
AISYIYAH MALANG
MELAKUKAN TINDAKAN
INTUBASI
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.2 Revisi :
2Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
PengertianMemasukkan pipa trakhea kedalam trakhea melalui hidung/mulut
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Sebagai acuan untuk melakukan tindakan intubasi5. Membebaskan jalan nafas6. Sebagai tindakan awal untuk pemasangan ventilator7. Mempertahankan pernafasan secara adekuat pada kegagalan pernafasan8. Mengurangi dead space pada patah beberapa tulang iga yang menimbulkan hail chest/respirasi paradoxol
KebijakanSemua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
Prosedur
Siapkan :
1) Alat :
Laringoscope lurus dan bengkok berbagai ukuran dalam keadaan siap pakai Xylocain semprit dan xylocain jelly dalam tempatnya
ETT/OT dengan berbagai ukuran
Magil forcep
Semprit dan obat premedikasi
Gudel dengan berbagai ukuran
Arteri klem
Cuff inflator (semprit 20 cc)
Stetoscope
Penghisap lendir lengkap dalam keadaan siap pakai
Air viva dan masker oksigen
Sarung tangan seteril Bengkok Plester dan gunting Monitor EKG Alat pembuka mulut Ventilator lengkap
RSI
AISYIYAH MALANG
MELAKUKAN TINDAKAN
INTUBASI
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.2Revisi :
2Halaman
2 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur2) Pasien :
Beri tahu pasien atau keluarga tentang tujuan dan tindakan yang akan dilakukan sehingga kooperatif Atur posisi pasien terlentang datar dengan kepala hyperekstensi.Laksanakan :
1. Petugas jaga membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan.2. Petugas jaga memasang monitor EKG
3. Petugas jaga memberikan obat relaxan dan sedatif, sesuai dengan program
4. Petugas jaga menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi berlangsung.
5. Petugas jaga melakukan intubasi.6. Petugas jaga mengisi balon pipa ETT,sesudah dokter melakukan intubasi7. Petugas jaga memberikan nafas buatan menggunakan air viva (bagging) sebelum dan sesudah intubasi saat dokter melakukan pemeriksaan auskultasi8. Petugas jaga mengfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung
9. Petugas jaga mengfiksasi ETT di pipi kiri/kanan.
Unit TerkaitRawat Inap/UPI.
RSI
AISYIYAH MALANGPEMASANGAN BIDAI
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.3Revisi :
2Halaman
1 dari 1
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
PengertianMemasang alat untuk immobilisasi tulang (mempertahankan kedudukan tulang)
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien
4. Sebagai acuan untuk melakukan pemasangan bidai.5. Mencegah pergerakan tulang yang patah6. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang7. Mengurangi rasa sakit8. Mengistirahatkan daerah patah tulang
KebijakanSemua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
Prosedur
Siapkan :
1. Alat :
Bidai dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan Verban/mitella
2. Pasien :
Diberi penjelasan tentang rindakan yang akan dilakukan Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan3. Petugas. Lebih dari 1 orangLaksanakan :
1. Petugas jaga membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan.2. Petugas jaga I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
3. Petugas jaga II mengukur dan sesuaikan dengan lokasi patah tulang.4. Petugas jaga II meletakkan bidai melewati dua persendian anggota gerak.
5. Petugas jaga I memepertahankan posisi, sementara Pearawat jaga II mengikat bidai.6. Petugas jaga mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
Unit Terkait-
RSI
AISYIYAH MALANG
PEMASANGAN GIPS
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.4Revisi :
2Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
PengertianMemasang alat yang terbuat dari semen untuk immobilisasi (mempertahankan kedudukan tulang)
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Sebagai acuan untuk melakukan pemasangan gips.5. Mencegah pergerakan tulang yang patah6. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang
7. Mengurangi rasa sakit
8. Mengistirahatkan daerah patah tulang
KebijakanSemua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
Prosedur
Siapkan :
1. Alat :
Gips sesuai dengan kebutuhan. Sofbant/gips velban. Wash lap. Gunting gips. Verban/mitella k/p Obat anti nyeri dan spuit k/p.2. Pasien :
Diberi penjelasan tentang rindakan yang akan dilakukan
Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan3. Petugas.
Lebih dari 1 orangLaksanakan :1. Petugas jaga membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan.2. Petugas jaga membersihkan daerah patahan dengan washlap dan keringkan.3. Petugas jaga menyuntikkan obat anti nyeri kalau diperlukan kemudian tunggu 10 menit.4. Petugas jaga melakukan reposisi.
RSI
AISYIYAH MALANG
PEMASANGAN GIPS
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.4Revisi :
2Halaman
2 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur5. Petugas jaga atau dokter konsulen memasang gips verban/sofbant sesuai kebutuhan.6. Petugas jaga atau dokter konsulen melingkarkan gips yang sudah dibasahi, tidak boleh terlalu keras dan ratakan.7. Petugas jaga atau dokter konsulen menyilang sesuai dengan kebutuhan.8. Petugas jaga atau dokter konsulen melakukan foto ulang setelah gips agak kering apakah posisi tulang baik.9. Petugas jaga atau dokter konsulen mengecek ulang keadaan gips.10. Petugas jaga merapikan pasien dan alat-alat.
Unit TerkaitUnit Kamar Bedah dan Sterilisasi.
RSI
AISYIYAH MALANGPERAWATAN LUKA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.5Revisi :
2Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian
Suatu rangkaian kegiatan yang meliputi membersihkan, mengobati menutup dan membalut luka.
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien
4. Meningkatnya Kepuasan Pasien
5. Sebagai acuan untuk melakukan perawatan luka.6. Mencegah terjadinya infeksi 7. Memberi rasa nyaman pada pasien
8. Membantu penyembuhan primer.
Kebijakan
Semua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
Prosedur
Siapkan Alat :
1. Alat steril :
Rawat luka set
Sarung tangan
Spuit 5cc Kassa
1. Alat tidak steril
Verban
Plester
Gunting verban
Bengkok
2. Obat dan cairan
H2O2
Antiseptik Cairan PZLaksanakan :
1. Petugas jaga mencuci tangan2. Petugas jaga memberi penjelasan tentang tindakan yang akan di lakukan3. Petugas jaga membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan4. Petugas jaga mengantur posisi pasien sesuai keadaan luka5. Petugas jaga membersihkan sekitar luka dari kotoran ,darah kering
6. Petugas jaga mendesinfeksi daerah luka.
RSI
AISYIYAH MALANG
PERAWATAN LUKA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.5Revisi :
2Halaman
2 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur7. Petugas jaga mencuci luka dengan PZ (NaCL).
8. Petugas jaga membersihkan daerah luka dan sekitar luka 9. Petugas jaga menutup luka dengan kassa steril kemudian sekitarnya dibersihkan sampai bersih dan kering
10. Petugas jaga mengfiksasi kassa dengan plester atau balut luka dengan verban.
11. Petugas jaga merapikan alat dan pasien.12. Petugas jaga mencuci tangan.
Unit terkaitRawat Inap/Rawat Jalan, Unit Kamar Bedah dan Sterilisasi
RSI
AISYIYAH MALANGMERAWAT PASIEN LUKA BAKAR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.6Revisi :
2Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian
Membersihkan atau melakukan perawatan pasien luka bakar dengan menggunakan cairan fisiologis dan cairan desinfektan
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Meningkatnya Kepuasan Pasien 5. Sebagai acuan merawat pasien luka bakar.6. Mencegah terjadinya infeksi7. Mengangkat jaringan nekrotik
Kebijakan
Semua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
prosedur Siapkan Alat :
1. Alat-alat steril
Alat tenun
Set ganti balutan
Semprit 10 cc
Kain kassa
Verband sesuai dengan ukuran kebutuhan
Sarung tangan
2. Alat-alat tidak steril
Bengkok
Ember
3. Obat-obatan
Zalp kulit sesuai program
Obat penenang kalau perlu
4. Cairan
NaCl 0,9%/aquadest
Cairan desinfektan
Laksanakan :
1. Petugas jaga memberi penjelasan pasien atau keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Petugas jaga membuka pakaian yang menutup luka.3. Petugas jaga membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan
RSI
AISYIYAH MALANG
MERAWAT PASIEN LUKA BAKAR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.6Revisi :
2Halaman
2 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur4. Petugas jaga mencuci daerah luka bakar dengan cairan NaCl 0,9% yang sudah dicampur dengan desinfektan
5. Petugas jaga membersihkan luka bakar dari segala kotoran yang menempel6. Petugas jaga membuang jaringan nekrotik
7. Petugas jaga memecahkan bullae dengan memakai semprit
8. Petugas jaga membilas luka bakar dengan cairan seteril (NaCl 0,9%) tanpa desinfektan
9. Petugas jaga mengeringkan luka bakar/bagian yang dicuci dengan kasa steril kemudian diberi zalp sesuai program pengobatan.10. Petugas jaga menutup luka bakar dengan kasa steril.11. Petugas jaga merapikan alat-alat dan pasien.12. Petugas jaga mengobservasi terhadap :
Tekanan darah,nadi,suhu dan pernapasan
Reaksi pasien setelah dirawat
13. Petugas jaga memberikan suntikan analgetik sesuai program kalau perlu.14. Petugas jaga melaporkan segera kepada dokter bila terdapat perubahan keadaan umum
Unit terkaitRawat Inap, Unit Kamar Bedah dan Sterilisasi
RSI
AISYIYAH MALANGPERAWATAN LUKA ROBEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.7Revisi :
2Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian
Suatu rangkaian kegiatan yang meliputi membersihkan, mengobati menutup dan membalut luka.
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Meningkatnya Kepuasan Pasien 5. Sebagai acuan untuk melakukan perawatan luka robek6. Mencegah terjadinya infeksi 7. Memberi rasa nyaman pada pasien
8. Membantu penyembuhan primer.
Kebijakan
Semua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
Prosedur
Siapkan Alat :
1. Alat steril dalam kotak instrumen: Gunting Pincet 2 buah (sirurgis dan anatomis) Klem secukupnya. Naal foeder. Duk seteril. Sarung tangan
Spuit 1cc/3cc. Jarum jahit Benang jahit. Kassa Seteril.2. Alat tidak steril
Obat anastesi. Plester/Hepafik. Gunting verban
Bengkok Verban Lampu tindakan Pisau cukur.
RSI
AISYIYAH MALANG
PERAWATAN LUKA ROBEK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.7Revisi :
2Halaman
2 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur3. Obat dan cairan
H2O2
Antiseptik
Cairan PZ
Betadine. SufratuleLaksanakan :
1. Petugas jaga memberi penjelasan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.2. Petugas jaga mencuci tangan3. Petugas jaga membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan4. Perawat jaga mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan luka5. Petugas jaga memakai sarung tangan seteril.6. Petugas jaga melakukan anasthesi daerah sekitar luka.7. Petugas jaga membersihkan sekitar luka dari kotoran, darah kering dari dalam keluar.8. Petugas jaga membilas luka dengan PZ (NaCL).
9. Petugas jaga mencari benda asing pada luka tersebut.10. Petugas jaga membuang jaringan yang rusak.11. Petugas jaga menjahit luka lapis demi lapis.12. Petugas jaga meratakan permukaan kulit.13. Petugas jaga memeriksa lagi apakah sudah tidak ada perdarahan lagi.14. Petugas jaga menutup luka dengan sufratule kemudian kassa seteril dan dibalut/plester.15. Petugas jaga merapikan alat dan pasien.16. Petugas jaga mencuci tangan.
Unit terkaitRawat Inap/Rawat Jalan, Unit Kamar Bedah dan Sterilisasi
RSI
AISYIYAH MALANG
RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.8Revisi :
2Halaman
1 dari 4
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian
Suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup pasien
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Sebagai acuan untuk melakukan RJP.
5. Mengembalikan fungsi jantung dan fungsi paru.
Kebijakan
Semua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
ProsedurSiapkan 1. Alat :1.1 Trolly emergency yang berisi :
Laryngoscope lurus dan bengkok dewasa dan anak
Magil force
Pipa trachea berbagai ukuran
Trakhea tube berbagai ukuran
Gudel berbagai ukuran
CVP set
Infus set/blood set
Papan resusitasi
Gunting verban
Ambubag lengkap
Semprit 10 cc-Jarum no. 18
1.2 Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai1.3 Set penghisapskresi lengkap dan siap pakai1.4 EKG record1.5 EKG monitor bila memungkinkan1.6 DC shok lengkap
2. Pasien
2.1 Petugas jaga memberi penjelasan kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
RSI
AISYIYAH MALANG
RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.8Revisi :
2Halaman
2 dari 4
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur
2.2 Petugas jaga memposisikan pasien, diatur terlentang datar dan alas keras2.3 Petugas jaga membuka baju bagian atas pasien.Laksanakan :
1. Petugas jaga 1: Memeriksa henti nafas dan jantung.1.1 Cek kesadaran pasien dengan cara : Panggil nama
Tanyakan keadaannya
Tepuk bahu pasien
Meminta bantuan1.3 Nilai denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri carotis1.4 Pasang papan resusitasi dibawah punggung pasien1.5 Nadi tidak teraba (bila nadi sulit dievaluasi, perlakukan sebagai henti jantung). Katakan Nadi tidak teraba, mulai RJP2. Petugas jaga 2 : Mulai kompresi dada dengan hitungan: 1,2,3,4,5- 1,2,3,4,10-1,2,3,4,20-1,2,3,4,30
3. Petugas jaga 1 : Berikan dua tiupan nafas setiap kali petugas menyelesaikan 30 kompresi dada simultan. Ulangi siklus :
4. Petugas jaga 1 : Berikan 2 tiupan nafas (2x bagging) satu tiupan tiap 6-7 detik.5. Petugas jaga 2 : Lakukan 30 kompresi dada
6. Petugas jaga 2 (pergantian) : Meminta tukar peran, dikerjakan setiap 5 siklus dengan menghitung :
1,2,3,4,5- 1,2,3,4,10-1,2,3,4,20-1,2,3,4,GANTI-1,2,3,4,30-
7. Petugas jaga 1 : Selesaikan pemberian 2 tiupan nafas sebelum pindah ke dada korban untuk mengambil alih kompresi.8. Petugas jaga 2 : Pindah ke kepala korban dan evaluasi nadi (bila nadi sulit dievaluasi,perlakukan sebagai henti jantung),katakan Nadi tidak teraba, lanjutkan RJP.9. Evaluasi : Evaluasi nadi setiap 5 siklus RJP 30:2 atau pergantian Bila nadi tidak teraba (bila nadi sulit dievaluasi, perlakukan sebagai henti jantung). Lanjutkan RJP 30:2 Bila nadi teraba, periksa pernafasan korban.
RSI
AISYIYAH MALANG
RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.8Revisi :
2Halaman
3 dari 4
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur
Bila tidak ada nafas, lakukan Rescue Breathing dengan hitungan satu ribu, dua ribu, tiga ribu, empat ribu, lima ribu, .......Tiup!!!!!! Berikan 8-10 kali tiupan tiap menit (satu tiupan tiap 6-7 detik dengan volume ventilasi 400-600 ml).10. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1.1 Evaluasi nadi dan pernafasan pasien tiap 5 siklus saat dilakukan RJP CAB kombinasi1.2 Lakukan RJP CAB sampai Timbul nafas sepontan
Dinyatakan meninggal
Penolong tidak mampu atau sudah 30 menit tidak ada respon
1.3 Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :2.3.1 Dewasa
Penekanan dengan menggunakan kedua pangkal telapak tangan dengan kejutan bahu
Penekanan pada daerah seternum 2-3 jari diatas prosesus xyphoideus
Kedalaman tekanan 4-5 cm
Frekuensi penekanan 100 x/menit1.3.2 Anak
Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan
Kedalaman tekanan 2-3 cm
Frekuensi penekanan 100 kali per menit
1.3.3 Bayi
Pungung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong sedangkan tangan kiri memegang lengan atas bayi sambil meraba arteri brachialis sebelah kiri
Jari tangan dan telunjuk tangan penolong menekan dada bayi pada posisi sejajar putting susu 1 cm kebawah
Kedalaman tekanan 2 cm
Perbandingan kompresi jantung dengan bagging adalah 5:1
RSI
AISYIYAH MALANG
RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.8Revisi :
2Halaman
4 dari 4
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Unit TerkaitRawat Inap/UPI/Anak, Unit Kamar Bedah dan Seterilisasi
RSI
AISYIYAH MALANGPENGGUNAAN ALAT DEFIBRILATOR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No.Dokumen
B.11.9Revisi :2Halaman1 dari 4
Tanggal Terbit :
..............................Ditetapkan,
Direktur
Dr. H. Soeparman Sidik
PengertianAlat kejut listrik yang berguna untuk menormalkan irama jantung.
Tujuan 1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien
4. Sebagai acuan penggunaan alat defibrilator.
KebijakanSemua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
Prosedur
1. Perhatikan:
1.1 Lakukan pada penderita:
Akut tachiaritmia (VF,VT).
Chronic tachiaritmia.1.2Beri anestesi dengan valium 510 mg IV. Bila penderita kesadarannya baik.1.3 Pada waktu DC syok, kulit penderita tidak boleh bersentuhan dengan orang lain, ataupun dengan besi.1.4 Berikan terlebih dahulu antidotumnya pada penderita yang baru dapat digitalisasi bila perlu segera dilakukan DC schock.1.5 Berikan DC syok secara titrasi (mulai dari dosis rendah).
2. Kontra Indikasi:
2.1Kelainan katub mitral kronis.2.2Antrium kiri yang besar.
2.3Intoksikasi digitalis.
2.4Al/ AF flutter, High degree AV block.
2.5AF dengan slow ventrikel respon tanpa terapi.
2.6AF > 5 tahun.
2.7AF yang sebelumnya menunjukkan First Degree AV block
2.8AF yang kambuh setelah DC syok.
2.9Hipokalemi.
3. Operasikan alat:
3.1 Nyalakan alat.
3.2Pindahkan monitor ke defebrilator.
3.3Berikan jell sampai rata pada permukaan pedal.3.4Atur energy pedal
RSI
AISYIYAH MALANGPENGGUNAAN ALAT DEFIBRILATOR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No.Dokumen
B.11.9Revisi :2Halaman2 dari 4
Tanggal Terbit :
............................Ditetapkan,
Direktur
Dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur 4. Algoritma Advance Cardiac Life Support:
1. Henti kardiopulmoner:
Identifikasi diri kardiopulmoner.
Tindakan BLS (Basic Life Support).
Implementasi ACLS hingga dilakukan DC syok.
Kuasa pencetus (mendasari) henti kardiopulmoner: IMA, Respiratory Failure, Emboli Paru Massif).
Mekanisme dari henti kardiopulmoner.
2. Mekanisme henti kardiopulmoner:
2.1 Mekanisme primer henti kardiopulmoner adalah irama awal
yang terekam saat ditemukan (dengan menyadari bahwa ritme
cenderung memburuk dengan waktu yaitu; dari tachycardia ke
fibrilasi ventrikel ke asistol).
Mekanisme primer terjadinya henti kardiopulmoner: TV (Tachicardia Ventrikuler).
FV (Fibrilasi Ventrikuler).
Bradicardia termasuk disosiasi elektro maknetik.
2.2 Mekanisme sekunder.
Irama yang timbul pasca konversi fibrilasi ventrikel
Mekanisme sekunder terjadinya henti kardiopulmoner:
TV (Tachicardia Ventrikuler).
Bradicardia termasuk disosiasi elektro maknetik/DEM dan asistol.
Irama supra ventrikuler dengan frekwensi jantung trekendali.Tindakan terhadap aritmia akibat mekanisme sekunder ataupun primer adalah sama. Prognosa henti kardiopulmoner dipengaruhi oleh mekanisme awal henti kardiopulmoner3. FV (Fibrilasi Ventrikuler):
3.1 Lakukan defibrilator segera -> Bila irama fibrilasi ventrikuler sudah pasti: DC Syok 3 x (200 J 300 J 360 J).
CPR/ Intubasi. Epinephrine, standart dose epinephrine/High dose epinephrine Kontra Indikasi
RSI
AISYIYAH MALANGPENGGUNAAN ALAT DEFIBRILATOR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No.Dokumen
B.11.9Revisi :2Halaman3 dari 4
Tanggal Terbit :
...............................Ditetapkan,
Direktur
Dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur DC Syok (360 J).
Lidocain 50 100 mg IV, bolus disirkulasikan dengan CPR.
Pertimbangkan infus 2 mg/menit3.2 Fibrilasi ventrikel persistens (tidak ada respons terhadap DC Syok lidocain dan epinephrine) ( upayakan indentifikasi kuasa FV yang mungkin dapat diatasi, sementara itu yang dapat dilakukan:
a. Teruskan epinephrine (gunakan High Dose Epinerprine).b. Pertimbangkan sodium bicarbonate.c. Pertimbangkan bolus lidocain ke -2 (50 100 mg IV).d. Ulangi DC syok (200 360 J).e. Pertimbangkan pemberian obat antifibrilasi lain:
Magnesium sulfas 1 2 gram IV dala 1 2 menit dapat diulang.
Brety tosiat (500 mg IV, bolus dapat diikuti 10 mg/Kg.BB 30 mg/Kg.BB IV).
Propanolol 1 mg sampai 5 mg IV pelan-pelan.
Aminodarone 150 500 mg IV.
Pertimbangkan infus dosis maintenance dengan obat antifibrilasi (lidocain/ brethylium), bila terapi berhasil.3.3 Fibrilasi ventrikel persistens (tidak ada respons terhadap DC Syok lidocain dan epinephrine) ( upayakan indentifikasi kuasa FV yang mungkin dapat diatasi, sementara itu yang dapat dilakukan:
a. Teruskan epinephrine (gunakan High Dose Epinerprine).
b. Pertimbangkan sodium bicarbonate.
c. Pertimbangkan bolus lidocain ke -2 (50 100 mg IV).
d. Ulangi DC syok (200 360 J).
e. Pertimbangkan pemberian obat antifibrilasi lain:
Magnesium sulfas 1 2 gram IV dala 1 2 menit dapat diulang.
RSI
AISYIYAH MALANGPENGGUNAAN ALAT DEFIBRILATOR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No.Dokumen
B.11.9Revisi :2Halaman4 dari 4
Tanggal Terbit :
............................Ditetapkan,
Direktur
Dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur Brety tosiat (500 mg IV, bolus dapat diikuti 10 mg/Kg.BB 30 mg/Kg.BB IV).
Propanolol 1 mg sampai 5 mg IV pelan-pelan.
Aminodarone 150 500 mg IV.
Bila terapi berhasil, pertimbangkan infus dosis maintenance dengan obat antifibrilasi (lidocain/ brethylium).Mekanisme henti jantung menentukan prognosa:
1. Prognose terbaik bila mekanisme awal adalah tachycardia ventrikuler (TV).
2. Prognose terburuk bila mekanisme awal adalah asistol terutama bila terjadi di luar rumah sakit.
Prognose sedang (dengan ketahanan hidup jangka panjang 5 25 %), bila mekanisme awal adalah Fibrilasi ventrikuler (FV), dan tergantung pada masa antara diagnose dan diberikannya DC Syok.
Unit TerkaitRawat Inap/UPI, Unit Kamar Bedah dan seterilisasi
RSI
AISYIYAH MALANG
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK MENGANGKAT BENDA ASING
DI MATA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No.Dokumen
B.11.10Revisi :
2Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian Menyiapkan pasien untuk mengangkat benda asing yang masuk kedalam mata
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Meningkatnya Kepuasan Pasien
5. Sebagai acuan menyiapkan pasien dan alat untuk mengangkat benda asing dimata.6. Mencegah infeksi
Kebijakan
Semua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
Prosedur Siapankan Alat dan obat :
1. Slit lamp/senter
2. Jarum nomor 23-26 atau alat khusus
3. Kasa steril
4. Plester
5. Gunting verban
6. Antibiotik tetes mata
7. Obat anastesi lokal
8. NaCl 0,9%Laksanakan :
1. Petugas jaga menyiapkan set instrument, set alat kesehatan dan bahan habis pakai yang dibutuhkan diatas meja tindakan.
2. Petugas jaga awa alat kedekat pasien
3. Petugas jaga memberi penjelasan pasien dan keluarga pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
4. Petugas jaga dan dokter spesialis membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan.5. Petugas jaga mengatur posisi pasien sesuai dengan kondisi.6. Petugas jaga membantu dokter spesialis selama proses tindakan.7. Petugas jaga mendampingi pasien selama tindakan dilakukan
8. Petugas jaga mempertahankan posisi kepala selama tindakan berlangsung
9. Petugas jaga membersihkan daerah muka setelah selesai tindakan10. Petugas jaga merapikan pasien dan alat-alat
RSI
AISYIYAH MALANG
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK MENGANGKAT BENDA ASING
DI MATA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No.Dokumen
B.11.10Revisi :
2Halaman
2 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Unit TerkaitSMF Medis
RSI
AISYIYAH MALANG
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK
MENGANGKAT BENDA ASING
PADA TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.11Revisi :
2Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian
Menyiapkan pasien untuk mengangkat benda asing yang masuk kedalam telinga,hidung dan tenggorokan
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Meningkatnya Kepuasan Pasien.
5. Sebagai acuan menyiapkan pasien dan alat untuk mengangkat benda asing pada telinga, hidung dan tenggorokan.6. Mencegah infeksi dan komplikasi7. Membebaskan jalan nafas
Kebijakan
Semua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
ProsedurSiapkan Alat :
1. Untuk benda asing pada telinga :
1. Lampu kepala
2. Corong kuping
3. Pengait serumen
4. Pinset bayonet
5. Forsep aligator kecil
6. Otoscope
7. Woten drayer untuk mengai benda asing
8. Semprit 10 cc untuk irigasi telinga
9. Bengkok, pengalas, tisu
2. Untuk benda asing pada hidung
1. Lampu kepala
2. Speculum hidung
3. Suction
4. Pengait hidung
5. pinset bayonet
RSI
AISYIYAH MALANG
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK MENGANGKAT BENDA ASING
PADA TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.11Revisi :
2Halaman
2 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur3. Untuk benda asing pada tenggorokan
1. Lampu tenggorokan2. Sundip lidah
3. Kasa ateril
4. Kaca laring
5. Pinset bayonet
6. Arteri klem bengkok panjang
7. Obat anastesi semprot
8. Bengkok, alas, tisu
Laksanakan :
1. Petugas jaga meyiapkan set instrument, set alat kesehatan dan bahan habis pakai yang dibutuhkan diatas meja tindakan.
2. Petugas jaga membawa alat kedekat pasien
3. Petugas jaga memberi penjelasan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan4. Petugas jaga dan dokter spesialis membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan5. Petugas jaga mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
6. Petugas jaga membantu dokter spesialis selama proses tindakan.7. Petugas jaga membersihkan pasien setelah selesai tindakan8. Petugas jaga merapikan pasien dan bersihkan alat-alat. 9. Petugas jaga mencatat hasil tindakan
Unit terkaitUnit Kamar Bedah dan seterilisasi, SMF Medis
RSI
AISYIYAH MALANGMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK MENGANGKAT BENDA ASING
PADA ALAT UROGENITAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.12Revisi :
2Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian
Menyiapkan pasien untuk mengangkat benda asing yang masuk kedalam alat urogenita
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Sebagai acuan menyiapkan pasien dan alat untuk mengangkat benda asing pada telinga, hidung dan tenggorokan.
Kebijakan
Semua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
ProsedurSiapkan Alat :
1. Untuk operasi
Persiapan dan tata laksana seperti pada tindakan pembedahan akut
2. Tidak operasi
Lampu sorot
Sepeculum
Pincet anatomi/cirurgis panjang
Penster klem/tenaculum
Sarung tangan
Kain kasa
Antiseptik
Bengkok, ember
Tisu
Laksanakan :
1. Petugas jaga menyiapkan set instrument, set alat kesehatan dan bahan habis pakai yang dibutuhkan diatas meja tindakan.
2. Petugas jaga membawa alat kedekat pasien
3. Petugas jaga memberi penjelasan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Petugas jaga dan dokter spesialis5. membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan.6. Petugas jaga mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7. Dokter spesialis melakukan desinfeksi daerah tindakan8. Petugas jaga membantu dokter spesialis selama proses tindakan.
RSI
AISYIYAH MALANG
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK MENGANGKAT BENDA ASING
ALAT UROGENITAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo.Dokumen
B.11.12Revisi :
2Halaman
2 dari 2
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Prosedur9. Petugas jaga membersihkan daerah yang telah dilakukan tindakan10. Petugas jaga memantau dan mencatat tanda-tanda vital :
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
11. Petugas jaga merapikan pasien 12. Petugas jaga merapikan dan bersihkan alat-alat
Unit terkaitUnit Kamar Bedah dan Seterilisasi, SMF Bedah.
RSI
AISYIYAH MALANG
PENGGUNAAN BAG AND VALV
(AMBU BAG)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
No.Dokumen
B.11.13Revisi :
2Halaman
1 dari 1
Tanggal Terbit :
..Ditetapkan,
Direktur
dr. H. Soeparman Sidik
Pengertian Alata yang digunakan untuk memberikan bantuan oksigen.
Tujuan1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit
2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan3. Meningkatnya mutu Pelayanan Kesehatan Pasien4. Meningkatnya Kepuasan Pasien.
5. Sebagai acuan penggunaan bag and valv (ambu bag)
Kebijakan
Semua peralatan yang ada di UGD harus dipergunakan sesuai dengan prosedur operasional alat (Sesuai SK Direktur No.F-3.96/SK.KORS/IX/2011 tanggal 14 September 2011 Lampiran C.03.02 tentang kebijakan fasilitas layanan pasien gawat darurat di unit gawat darurat)
proedur1. Petugas jaga memberi informasi kepada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Petugas jaga membaca Basmallah sebelum melakukan tindakan.
3. Petugas jaga mengatur posisi pasien hiperekstensi dengan cara mengganjal punggung pasien.
4. Petugas jaga memasang mayo tube, sesuai dengan ukuran yang cocok dengan pasien.
5. Petugas jaga menyambungkan selang ambu bag dengan flow meter O2.
6. Petugas jaga mengatur konektor pertukaran O2 dengan PCO2 pada ambu bag.
7. Petugas jaga mengatupkan rapat katup masker ambu bag pada hidung dan mulut pasien.
8. Petugas jaga memompa bag pada saat penderita inspirasi dan disesuaikan dengan nafas normal.
9. Petugas jaga memperhatikan naik turunnya dada pasien pada saat memompa.
10. Petugas jaga mengobservasi ketat kenaikan saturasi O2 dan tanda-tanda klinis yang ada.
Unit terkaitRawat Inap/UPI/Anak.
SPO Penggunaan Alat Life Saving UGD