prosiding konferensi infid - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam...

164
POSYANDU MELATI Jakarta, 6 - 8 Desember 2017 Memperkuat Peran Pemerintah Daerah dalam Pencegahan Intoleransi dan Ekstremisme dengan Kekerasan melalui Perluasan Kabupaten/Kota HAM PROSIDING KONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM 2017

Upload: vuonghanh

Post on 11-Mar-2019

264 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

POSYANDUMELATI

Jakarta, 6 - 8 Desember 2017

Memperkuat Peran Pemerintah Daerah dalamPencegahan Intoleransi dan Ekstremisme

dengan Kekerasan melalui PerluasanKabupaten/Kota HAM

P R O S I D I N GKONFERENSI INFIDKABUPATEN/KOTA HAM 2017

Page 2: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota
Page 3: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

Jakarta, 6 - 8 Desember 2017

Memperkuat Peran Pemerintah Daerah dalamPencegahan Intoleransi dan Ekstremisme

dengan Kekerasan melalui PerluasanKabupaten/Kota HAM

P R O S I D I N GKONFERENSI INFIDKABUPATEN/KOTA HAM 2017

Page 4: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

ii PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Page 5: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

iiiMEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI iiKATA PENGANTAR viRANGKUMAN ISI vii

1. PENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang 11.2. Tujuan 31.3. Metode Kegiatan 4

2. PEMBUKAAN DAN PAPARAN KUNCI 52.1. Ringkasan 52.2. Pidato Kunci - Sugeng Bahagijo (Direktur Eksekutif INFID) 62.3. Paparan Pembukaan - Ahmad Taufan Damanik (Ketua Komnas HAM) 72.4. Paparan Pembukaan- Teten Masduki (Kepala Staf Kepresidenan) 7

3. DISKUSI PLENO I - Pencegahan Intoleransi, dan Ekstremisme dengan Kekerasan Peran Pemerintah Pusat dan Daerah 11

3.1. Ringkasan 113.2. Sidarto Danusubroto (Dewan Pertimbangan Presiden) 133.3. Khairil Anwar (Badan Nasional Panggulangan Terorisme/BNPT) 14

3.4. Chusnunia Chalim Bupati Lampung Timur (diwakili dan disampaikan Kepala Bappeda Ir. Puji Rianto SM) 16

3.5. Yenny Wahid (Direktur Wahid Institute) 17

4. DISKUSI PLENO II - Kabupaten/Kota HAM dan Gerakan Global untuk Mencegah Intoleransi dan Ekstremisme dengan Kekerasan 19

4.1. Ringkasan 19

4.2.Masni - menggantikan Grata Endah Werdaningtyas (Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)

21

4.3. Kim Hyun (Team Leader Departemen HAM Kantor Walikota Gwangju, Korea Selatan) 22

4.4.Paparan Marizen Santos (Kepala Divisi, Pemantauan Kewajiban Internasional, Kantor Penasihat Kebijakan Hak Asasi Manusia, KOMNAS HAM Filipina)

23

4.5. Paparan Gabriella Fredriksson (Team Leader RWI) 254.6. Mugiyanto (Senior Program Officer HAM & Demokrasi INFID) 27

Page 6: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

iv PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

5. DISKUSI PARALEL 1 - Populisme & Demokrasi 295.1. Rangkuman 295.2. Paparan Rm. Herry Priyono (STF Driyarkara) 305.3. Luky Djani (Peneliti di Lembaga Riset Institute for Strategic Initiative) 315.4. Maria Hartiningsih (Jurnalis KOMPAS) 325.5. Jaleswari Pramodawardhani (Deputi V Kantor Staf Presiden) 34

6. DISKUSI PARAREL 2 - Implementasi Prinsip Bisnis dan HAM di Tingkat Pusat & Daerah 35

6.1. Rangkuman 356.2. Prabianto Mukti Wibowo (Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan) 366.3. Junardi (President of Indonesia Global Compact Network) 386.4. Muhammad Reza (Kruha) 39

7. DISKUSI PARAREL 3 - Pemerintah Daerah dan Pemenuhan Hak Kelompok Minoritas Keagamaan 41

7.1. Rangkuman 417.2. Hefriansyah (Walikota Pematangsiantar) 427.3. Immawan Wahyudi (Wakil Bupati Gunungkidul) 437.4. Ahmad Suaedy (OMBUDSMAN RI) 447.5. Miftah Fadhli (Peneliti ELSAM) 457.6. Dewi Kanti (Penghayat Sunda Wiwitan) 467.7. Diskusi tentang Agama Lokal 47

8. DISKUSI PLENO III - Sesi untuk Kepala Daerah 498.1. Resume 49

8.2. Paparan Pembukaan - Mualimin Abdi (Dirjen HAM - yang dibacakan Arry Ardanta Sigit) 50

9. Sesi Para Kepala Daerah - Peran Pemerintah Daerah dalam menjaga Toleransi dan Keberagaman 52

9.1. Rangkuman 529.2. Boy Rumawung (Kesbangpol Bitung) 529.3. Amin Said Husni (Bupati Bondowoso) 529.4. Sukirman (Bupati Serdang Bedagai) 539.5. Remigo Berutu (Bupati Pakpak Bharat) 539.6. Hairiah (Wakil Bupati Sambas) 549.7. Paulina (Wakil Bupati Sigi) 559.8. Hidayat (Walikota Palu) 559.9. Hermanus (Wakil Bupati Kubu Raya) 56

Page 7: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

vMEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

10. Diskusi Paralel 2 - Peran Anak Muda dalam Mewujudkan Toleransi & Kebhinekaan 57

10.1. Rangkuman 5710.2. Emil Dardak (Bupati Trenggalek) 5810.3. Teguh Wicaksono (Musical.ly) 5910.4. Arman Dhani (mojok.co) 6010.5. Khalis Mardiasih (Gusdurian Jogja) 6110.6. Julia Sonntag (Robert Bosch Stiftung) 6210.7. Sesi Tanya Jawab. 63

11. Diskusi Paralel 2 - Pelembagaan dan Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Pembangunan serta Perlindungan dan Pemenuhan HAM 65

11.1. Rangkuman 6511.2. Eryanto Nugroho (PSHK) 6711.3. Jane Aileen Tedjaseputra (YLBHI) 6811.4. Mulyadi Prayitno (YKPM Makassar) 69

12. Diskusi Paralel (Tematic Event) - Peran Perempuan dalam Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan 71

12.1. Rangkuman 7112.2. Hikmah Bafagih (Fatayat NU Jawa Timur) 7112.3. Any Rufaedah (Peneliti Daya Makara UI) 7412.4. Neneng Heryani (Kemensos) 76

13. Pleno IV - Presentasi Tim Perumus 7913.1. Rangkuman 79

13.2. Presentasi Tim Perumus: Zainal Abidin - Kertas Kebijakan Kabupaten/Kota HAM dalam Rangka menuju Perpres Kabupaten/Kota HAM 79

13.3. Yunita Faelanisa (PPIM UIN) “Api dalam Sekam” 8213.4. Agus Muhammad - Trend Radikalisme di Masjid di Jakarta 84

14. Lampiran 8514.1. Deklarasi Kepala Daerah 8514.2. Hasil Rumusan Konferensi 8714.3. Agenda Konferensi 9114.4. Makalah dan Presentasi 92

14.5. Dokumentasi Foto 135

14.6. Liputan Media 138

Page 8: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

vi PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang kita

nikmati sehingga prosiding yang merupakan laporan pendokumentasian proses

dan hasil Konferensi Kabupaten/Kota HAM 2017 ini bisa kita selesaikan.

Prosiding ini berisi catatan-catatan penting dari presentasi puluhan pembicara,

proses diskusi dan perumusan hasil konferensi serta dokumen-dokumen pendukung.

Prosiding ini kami tulis secara naratif, dengan harapan dokumen penting ini menarik

dan ringan untuk dibaca semua kalangan tanpa mengurangi substansi.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Komisi Nasional Hak

Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Kantor Staf Presiden (KSP) sebagai penyelenggara

serta para sponsor seperti National Endowment for Democracy (NED), The Asia

Foundation (TAF), USAID, Raoul Wallenberg Institute (RWI), Development and Peace

(DNP) dan Robert Bosch Stiftung (RBS). Tanpa kerjasama dan dukungan lembaga-

lembaga ini, prosiding yang kita baca ini tidak akan pernah ada.

Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bupati Wonosobo, Bupati Bojonegoro,

Bupati Lampung Timur dan Bupati Pakpak Bharat yang turut menjadi sponsor atau

Kepala Daerah dan Perwakilan Pemerintah Daerah yang hadir, diantaranya Bupati

Pakpak Bharat, Bupati Serdang Bedagai, Bupati Bondowoso, Bupati Kubu Raya,

Bupati Trenggaleng, Bupati Gunung Kidul, Walikota Palu, Walikota Pematangsiantar,

Wakil Bupati Sigi, Wakil Bupati Sambas, Perwakilan Bupati Kota Bitung, Perwakilan

Bupati Lampung Timur.

Page 9: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

viiMEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Terima kasih juga kami haturkan kepada para wakil negara sahabat Kim Hyun (Team

Leader Departemen HAM Kantor Walikota Gwangju, Korea Selatan), Marizen Santos

(Kepala Divisi, Pemantauan Kewajiban Internasional, Kantor Penasihat Kebijakan Hak

Asasi Manusia, KOMNAS HAM Filipina), dan Gabriella Fredriksson (Team Leader RWI).

Tak lupa kami ucapkan terima kasih juga untuk rekan kami, Arin Swandari dan Teguh

Nugroho yang telah membantu menyusun buku prosiding ini.

INFID juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pemangku

kepentingan (stakeholders) Kabupaten/Kota HAM yang terdiri dari kementerin dan

lembaga di tingkat pusat, pemerintah kabupaten dan kota, organisasi masyarakat

sipil serta sektor dunia usaha. Kontribusi mereka telah menjadikan konferensi ini

sangat dinamis, kaya dengan pembelajaran, ide dan inspirasi, yang bisa kita petik.

Akhir kata, kami berharap agar prosiding ini bisa bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi para pemangku kepentingan Kabupaten/Kota HAM, sehingga

usaha untuk mengarusutamakan hak asasi manusia dalam pembangunan di tingkat

kabupaten/kota bisa direalisasikan, yang pada akhirnya bisa member dampak pada

perlindungan dan pemenuhan HAM seluruh warga.

MugiyantoProgram Officer Senior

untuk HAM & Demokrasi

Page 10: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

viii PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Konferensi INFID 2017, bertajuk “Memperkuat Peran Pemerintah Daerah dalam

Pencegahan Intoleransi dan Ekstremisme dengan Kekerasan Melalui Perluasan

Kabupaten/Kota HAM”, merespon isu-isu yang berkembang di masyarakat terkait

intoleransi dan ekstrimisme yang disertai kekerasan. Prosiding ini memuat hasil-

hasil konferensi yang mempertemukan berbagai pakar, wakil kelompok marjinal,

pemerintah, NGO, kepala daerah, kelompok keagamaan, wakil komunitas, pakar dan

perwakilan otoritas dari luar negeri.

Berikut adalah garis besar diskusi yang mengemuka dalam konferensi.

Ekstrimisme dan radikalisme yang menciderai perlindungan HAM, merusak suasana

damai, dan kebinekaan bermunculan di sejumlah tempat di Indonesia belakangan ini.

Kelompok ini juga mendikte pemerintah dan polisi untuk memenuhi keinginannya

misalnya menghentikan kegiatan-kegiatan yang menurut pandangan mereka tak

selaras dengan ajaran yang mereka yakini.

Deradikalisasi sejauh ini masih tertatih-tatih. Badan Nasional Penggulangan

Terorisme (BNPT) masih harus bekerja keras dan mencari model yang lebih pas dan

kuat. Peran organisasi keagamaan masih menempati posisi sentral untuk membantu

deradikalisasi.

Di sisi lain, peraturan daerah diskriminatif terus bermunculan dan makin kokoh,

lantaran kewenangan Pusat untuk membatalkan Perda tingkat kabupaten maupun

provinsi telah dicabut oleh Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) sejak Juni 2017.

Alih-alih menjadi teladan menjaga Pancasila dan mencegah intoleransi pemimpin

daerah malah banyak menerbitkan Perda diskriminatif, yang tidak ramah HAM, yang

sebagian merupakan hasil kontrak politik dengan kelompok intoleran.

Saat ini, yang mengemuka dalam demokrasi termasuk kontestasi adalah soal

surga neraka. Soal apakah pemimpin berbeda agama akan masuk neraka, dan soal

RANGKUMAN ISI

Page 11: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

ixMEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

penolakan terhadap perbedaan. Orang tidak berbicara tentang anggaran untuk

kesehatan dan pendidikan, transparansi atau korupsi, dan Hak Azasi Manusia (HAM).

Populisme digerakan melalui isu-isu sensitif termasuk agama, sementara media

kerap kali tidak lagi menjadi penjaga demokrasi, dan berada di tengah kekuasaan.

Menjadi runyam juga karena media dipegang partai politik.

Dalam konferensi ini, kota dan kabupaten HAM dijadikan bahan diskusi utama

untuk mengeliminir kondisi di atas. Para kepala daerah kabupaten dan kota HAM

memaparkan bagaimana daerahnya menjalankan praktik-praktik kesetaraan sebagai

bagian upaya mengurangi intoleransi dan radikalisasi.

Pertanyaan yang kemudian mengemuka bagaimana HAM dan standar HAM dijadikan

Page 12: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

x PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

pijakan dalam proses pembangunan di daerah dan terutama sekali terkait dengan

isu toleransi dan keberagaman yang saat ini tengah mencapai titik nadir. Tentang

bagaimana para pemimpin/pemerintah daerah menyikapi hal tersebut.

Beberapa peserta diskusi menggarisbawahi pentingnya pemenuhan hak-hak Sipol

(Sipil dan Politik) dan Ekosob (Ekonomi Sosial Budaya) masyarakat untuk membangun

toleransi di wilayah-wilayah tempat kepala daerah tersebut memimpin, termasuk

pentingnya penyelesaian sengketa-sengketa agraria dan mengurangi kesenjangan

ekonomi sosial yang seringkali menjadi pemicu munculnya gejala intoleransi.

Perlindungan kelompok minoritas adalah isu lain yang menjadi ujian para kepala

daerah. Bantuan berupa pengakuan kelompok penghayat di E-KTP merupakan

modal untuk melindungi hak-hak mereka, tapi masih jauh dari cukup. Kepala daerah

juga perlu mendalami lebih jauh eksistensi mereka agar agama lokal tak hanya

dipahami sebatas penganut animisme dan dinamisme seperti di narasi pelajaran

sekolah pada masa Orde Baru.

Tak kalah penting adalah peran kelompok muda yang antara lain dipelopori oleh para

kepala daerah muda. Penting untuk memulai sebuah tindakan, sesederhana apapun

untuk meminimalisir memori-memori dan tindakan intoleransi. Tindakan di level

komunitas para pemuda dan tindakan di pemerintah. Salah satu contoh tindakan

yang dilakukan oleh pemerintah daerah Trenggalek adalah pendekatan untuk tidak

mempermalukan korban khususnya anak muda ke depan publik. Termasuk saat si

anak muda melakukan kesalahan.

Sedangkan media sosial yang memunculkan buzzer-buzzer di dunia maya yang

memprovokasi sikap-sikap dan keyakinan intoleran berbanding lurus dengan

keberanian mereka untuk tampil secara nyata dalam aksi-aksi massa. Perlu ada

penguasaan ruang publik dan aksi massa untuk melakukan counter terhadap model

pendekatan mereka. BNPT sudah berusaha membuat narasi-narasi perdamaian,

dan toleran bersama puluhan pemuda di tiap provinsi.

Partisipasi semua pihak termasuk publik pada akhirnya harus didorong agar

persoalan-persoalan di atas bisa diselesaikan bersama-sama. Seringkali ketika

Page 13: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

xiMEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

bicara soal partisipasi publik, persoalannya menjadi simpiltis di level teknis tanpa

visi. Upaya penguatan partisipasi masyarakat baik LSM, organisasi kepemudaan

dan atau komunitas harus berjalan beriringan. Peran perempuan tertutama melalui

keluarga dalam dalam pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan juga menjadi

bahasan menarik. Perlu dicatat bahwa para pelaku terorisme khususnya deportan

bukanlah kelas menengah bawah tapi mereka merupakan kelompok kelas menegah

atas yang memiliki kemampuan ekonomi. Perlu adanya grand desain penanganan

deportan dan keluarganya yang melibatkan kementerian dan lembaga pemerintah

dan juga organisasi-organisasi kemasyarakatan yang selama ini aktif dalam program

deradikalisasi.

Catatan penting juga ditekankan pada pencegahan proses radikalisasi telah

terjadi secara massif melalui jalur pendidikan dan rumah-rumah ibadah (masjid)

termasuk di masjid yang dibiayai mempergunakan anggaran negara. Minimnya

pengetahuan para guru agama dan dosen berpengaruh cukup besar terhadap

potensi berkembangnya intoleransi dan radikalisme di kalangan pelajar dan

mahasiswa. Pemerintah daerah, sebagai salah satu ujung tombak penegakan HAM,

diharapkan mampu meredusir potensi tersebut. Kerangka HAM dalam setiap proses

perencanaan pembangunan menjadi penting sebagai panduan dalam penyusunan

kerja pemerintah daerah. Pemenuhanan HAM akan menjadi modal dalam upaya

untuk meminimalisir berkembangnya intoleransi dan radikalisme di kalangan

masyarakat.

Page 14: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota
Page 15: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

1MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberlangsungan demokrasi di Indonesia akan ditentukan oleh kuat lemahnya

upaya-upaya Indonesia dalam mencegah intoleransi serta ekstremisme

dengan kekerasan di Indonesia. Adalah kewajiban semua pihak, termasuk

Pemerintah Daerah dan organisasi masyarakat sipil untuk ikut serta dalam

upaya memperkuat HAM, demokrasi dan kebhinnekaan Indoensia.

Sebagai sebuah bangsa yang majemuk, Indonesia saat ini menghadapi

berbagai tantangan serius, khususnya dalam bentuk aksi-aksi intoleransi

dan ekstremisme dengan kekerasan yang didasarkan pada sentimen

keagamaan, kesukuan dan ras. Berbagai tren dan perkembangan situasi,

termasuk saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 menunjukkan situasi yang

mengkhawatirkan. Lebih buruk lagi, hal ini berpotensi ditiru dan diulang untuk

proses Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019. Berbagai tantangan tersebut

memerlukan pendekatan yang baru dan komprehensif untuk menciptakan

situasi yang mendukung (enabling environments) baik di tingkat nasional

maupun daerah.

Sejalan dengan agenda dan kewajiban konstitusional negara terhadap HAM

dan untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, pemerintah perlu

mendukung upaya-upaya untuk menciptakan masyarakat yang terbuka/

inklusif, pluralis dan berkeadilan, yang berdasarkan pada penghormatan,

perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia (HAM), serta adanya

kesempatan ekonomi untuk semua.

Pengalaman berbagai kota di Indonesia dan dunia menunjukkan adanya

upaya-upaya pemerintah daerah untuk mewujudkan HAM dalam berbagai

bidang, termasuk dalam pencegahan intoleransi dan ekstremisme dengan

kekerasan. Kabupaten dan kota-kota tersebut HAM telah berupaya mencapai

standar yang lebih tinggi dalam melindungi dan melaksanakan HAM di tingkat

Page 16: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

2 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

lokal dan mampu menyelesaikan problem-problem sosial yang dihadapi dan

menyumbang mekanisme penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi di

level nasional.

Pengembangan Kabupaten/Kota HAM di Indonesia telah berlangsung dengan

adanya berbagai inisiatif pembentukan Kabupaten/Kota HAM, misalnya di

Wonosobo, Bojonegoro, Bandung, Palu, dan Lampung Timur, serta berbagai

Kabupaten/Kota yang segera mendeklarasikan sebagai Kota HAM seperti

Pakpak Bharat, Jember, Sigi, Serdang Bedagai, Purwokerto, Purwakarta,

Manokwari, Jayapura, Ambon, Kupang dan lain-lain. Berbagai Kabupaten/

Kota HAM tersebut mampu menjalankan program-program pembangunan

ekonomi yang berkeadilan, meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan

meningkatkan standar perlindungan HAM di tingkat lokal.

Pemerintah juga telah mendukung gagasan Kota HAM melalui komitmen

politik sebagaimana telah secara tegas disampaikan Presiden Jokowi dalam

pidatonya memperingati Hari HAM Sedunia bulan Desember 2015, yang secara

khusus mengapresiasi dan mendorong perbanyakan inisiatif Kabupaten/Kota

HAM seperti yang dilakukan oleh Kota Solo, Wonosobo, Palu dan Jayapura.1

Kementerian Hukum dan HAM juga telah merevisi Permenkumham tentang

Kriteria Kabupaten/Kota Peduli HAM dengan membuat kriteria yang lebih

komprehensif melalui Permenkumham No 34 tahun 2016 tentang Kriteria

Kabuaten/Kota Peduli HAM.

Sebagai upaya untuk mendukung perluasan kebijakan dan program

pencegahan intoleransi, dan ekstremisme dengan kekerasan melalui kerangka

Kabupaten/Kota HAM, beberapa tahun terakhir INFID telah mendukung dan

memajukan Kabupaten/Kota HAM sebagai pendekatan dan strategi baru.

Konsepsi dan kerangka kerja (framework) Kabupaten/Kota HAM menawarkan

kerangka kerja pengelolaan Kabupaten/Kota yang memastikan pelaksanaan

pemajuan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM di tingkat

daerah. Kerangka kerja Kabupaten/Kota HAM akan memastikan penerapan

1 http://setkab.go.id/sambutan-presiden-joko-widodo-pada-peringatan-hari-hak-asasi-manusia-ham-se-dunia-di-istana-negara-jakarta-11-desember-2015/

Page 17: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

3MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

prinsip-prinsip dan standar HAM dalam pengelolaan suatu Kabupaten/

Kota, sekaligus memberikan alternatif konsep bagi pemerintah daerah untuk

menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi dalam konteks saat ini.

Dalam konteks ini, dan sebagai sebagai bagian dari upaya mendukung

perwujudan Kabupaten/Kota HAM (Human Rights Cities), sejak tahun 2014

INFID menggelar Konferensi Nasional Tahunan Human Rights Cities menjelang

Hari HAM Sedunia dengan menggandeng Komnas HAM, Kementerian Hukum

dan HAM, Kantor Staf Presiden (KSP), Elsam dan organisasi-organisasi yang

memiliki visi yang sama tentang pentingnya pemajuan, perlindungan dan

pemenuhan HAM oleh Pemerintah Daerah.

Pada Konferensi Kabupaten/Kota HAM ke-4 tahun 2017 ini, INFID akan

bekerjasama dengan Kantor Staf Presiden (KSP), Komnas HAM, Jaringan

Gusdurian, LKIS, NU Online, ICRP, dan lain-lain di Jakarta pada tanggal 6 dan

7 Desember 2017. Tema Konferensi Kabupaten/Kota HAM pada tahun 2017 ini

adalah “Memperkuat Peran Pemerintah Daerah dalam Pencegahan Intoleransi

dan Ekstremisme dengan Kekerasan Melalui Perluasan Kabupaten/Kota HAM.”

1.2. Tujuan

Konferensi Nasional Kabupaten/Kota HAM 2017 ini bertujuan:

1. Sebagai forum untuk merumuskan dan menyatakan komitmen bersama

para kepala daerah dan stakeholders Kab/Kota HAM dalam pencegahan

intoleransi dan ekstremisme dengan kekerasan.

2. Sebagai forum berbagi praktik-praktik terbaik (good practices) pemerintah

daerah dalam pelaksanaan HAM khususnya dalam mempromosikan

toleransi, keberagaman, Perdamaian dan nilai-nilai HAM dan demokrasi

secara umum.

3. Sebagai forum berjejaring para aktor human rights cities yang terdiri dari

Kepala Daerah (Bupati/Walikota), sektor swasta, akademisi, media dan

masyarakat sipil.

4. Sebagai forum untuk menyebarkan pelaksanaan Kabupaten/Kota HAM ke

daerah-daerah lain di Indonesia.

Page 18: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

4 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.3. Metode Kegiatan

Kegiatan akan diselenggarakan selama tiga hari.

Hari pertama dan kedua adalah Konferensi Kabupaten/Kota HAM yang akan

menghimpun pengalaman terbaik, masukan dan usulan dari para kepala

daerah dan stakeholder Kabuaten/Kota HAM yang lain mengenai peran

pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi serta radikalisme serta

ekstrimisme dengan kekerasan.

Hari ketiga adalah Sidang Umum INFID yang hanya diperuntukkan bagi

anggota dan pengamat (observer) yang diundang oleh INFID. Pada Sidang

Umum akan disampaikan paparan capaian organisasi selama tiga tahun (2014

– 2017). Sidang Umum INFID juga akan memilih Dewan Pengurus INFID untuk

periode selanjutnya dan akan menentukan arah dan program INFID berikutnya.

Page 19: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

5MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

2. PEMBUKAAN DAN PAPARAN KUNCI

2.1. Ringkasan

Belakangan muncul ekstrimisme dan radikalisme yang menciderai

perlindungan HAM, merusak suasana damai, dan kebinekaan. Direktur

Eksekutif INFID Sugeng Bahagijo menyebut di banyak tempat hadir kelompok-

kelompok yang tidak percaya terhadap demokrasi dan kewarganegaraan.

Sikap ini bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, yang menghendaki

semua warga negara setara dan memiliki hak penuh.

Kepala Staff Kepresidenan Teten Masduki mengatakan kelompok-kelompok

radikal dan pemilik pandangan ekstrimisme tersebut, mendikte pemerintah

dan polisi untuk memenuhi keinginannya. Di banyak daerah mereka bergerak

sendiri atau menekan polisi untuk menghentikan kegiatan-kegiatan yang

menurut pandangan mereka tak selaras dengan ajaran yang mereka yakini.

Sebutlah, dikusi buku yang dianggap berpaham kiri, pameran, perayaan

Page 20: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

6 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Asyura bahkan perayaan Natal. Saban pekan, kata Ketua Komnas HAM Ahmad

Taufan Damanik, lembaganya menerima laporan kasus pelanggaran HAM

termasuk di dalamnya kasus-kasus radikalime dan ekstrimisme, dan trendnya

terus meningkat.

Di sisi lain, peraturan daerah diskriminatif terus bermunculan dan makin kokoh,

lantaran kewenangan Pusat untuk membatalkan Perda tingkat kabupaten

maupun provinsi telah dicabut oleh Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) sejak

Juni 2017. Masalahnya, Perda diskriminatif disertai anggaran yang tak ramah

kepentingan publik, tak menjadi isu di masyarakat. Saat ini, yang mengemuka

adalah soal surga neraka. Soal apakah pemimpin berbeda agama akan masuk

neraka, dan soal penolakan terhadap perbedaan. Orang tidak berbicara

tentang anggaran untuk kesehatan dan pendidikan, transparansi atau korupsi.

Salah satu harapan yang kini tengah diupayakan untuk mencegah hal-hal di atas,

adalah membangun kabupaten/kota HAM, yang diharapkan menjadi tangan-

tangan di daerah untuk melindungi yang lemah dan kelompok minoritas.

Sementara, Pemerintah Pusat menurut Teten Masduki saat ini bergerak antara

lain dengan mengusahakan hak atas lahan, yang selama ini hanya dikuasai

pemodal, serta melangsungkan pembangunan dengan konsep pemerataan.

Pemerintah dikritik karena membangun di luar Jawa yang dianggap tidak akan

menyokong pertumbuhan. Pemerintah kata Teten, tidak hanya berpikir soal

pertumbuhan, tapi lebih menyasar pemerataan.

Ekstrimisme dan radikalisme akan menjauhkan harapan untuk bisa naik kelas

pada 100 tahun Indonesia di 2045, ketika pendapatan perkapita mencapai

$12.000. Sebab, jalan menuju ke capaian tersebut membutuhkan banyak

syarat, yaitu jika kondisi Indonesia damai dan aman, ada perlindungan HAM,

demokrasi terjaga, kebhinekaan yang terus terpelihara, serta yang tak kalah

penting proses pemerataan pembangunan berlanjut untuk mencapai keadilan

sosial.

2.2. Pidato Kunci - Sugeng Bahagijo (Direktur Eksekutif INFID)

Kelompok intoleran tidak percaya terhadap demokrasi dan kewarganegaraan.

Page 21: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

7MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Hal ini tentu bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 yang menghendaki

prinsip warga Negara yang setara dan memiliki hak penuh, tanpa menyinggung

Suku Ras dan Agama, SARA. Itu sebab, harus ada agenda penting untuk

melindungi hak seluruh warga negara.

Pada 100 tahun Indonesia 2045 mendatang, Indonesia seharusnya naik kelas,

dengan pendapatan perkapita mencapai $ 12.000. Untuk itu, membutuhkan

sejumlah syarat yaitu jika Indonesia damai, perlindungan HAM warga negaranya

terjaga tanpa kecuali, demokrasi yang terus terpelihara, proses pemerataan

pembangunan berlanjut, dan kebhinekaan Indonesia selalu dijaga.

Kita tidak ingin menjadi Negara gagal seperti negara-negara Timur Tengah,

atau Pakistan. Semua ingin Indonesia yang damai, rukun tanpa kekerasan.

Oleh sebab itu, Kota/kabupaten HAM menjadi penting sebagai upaya

mewujudkan kehadiran Negara yang melindungi yang lemah dan minoritas.

INFID menyampaikan apresiasi kepada para kepala daerah yang membuktikan

wilayahnya sebagai daerah yang toleran, inklusif serta memiliki komitmen

sebagai Kota/Kabupaten yang ramah terhadap Hak Asasi Manusia atau

Kabupaten/Kota HAM.

2.3. Paparan Pembukaan - Ahmad Taufan Damanik (Ketua Komnas HAM)

Indonesia sesungguhnya udah meratifikasi banyak konvensi terkait Hak Azasi

Manusia. Namun, tak bisa dipungkiri, sehari-hari masih banyak pelanggaran

hak warga negara di bidang ekonomi, sosial, dan politik. Praktis, bangsa ini

masih berutang untuk bisa memenuhi hak-hak warga negara. Komnas HAM

tentu tidak melunasi utang itu sendirian. Semua harus terlibat.

Salah satu utang yang harus segera dibayar adalah menjaga Indonesia sebagai

bangsa majemuk dan toleran. Sayangnya, Indonesia tengah menghadapi

tantangan meruaknya isu intoleran dan ekstremisme. Setiap pekan, Komnas

HAM memperoleh laporan tentang kasus pelanggaran HAM termasuk akibat

radikalisme dan ektrimisme yang trend-nya meningkat. Negara perlu segera

menciptakan situasi kondusif untuk melindungi hak asazi warganya. Perlu

komitmen serius untuk mewujudkan hak-hak korban HAM, karena posisi

Negara sebagai sumber hukum tertinggi.

Page 22: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

8 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

2.4. Paparan Pembukaan- Teten Masduki (Kepala Staf Kepresidenan)

Proses demokratisasi Indonesia yang dibangun sejak 1997, tengah dihadang

oleh kelompok radikal yang menolak demokrasi dan penegakan HAM.

Kondisinya sudah mengkhawatirkan. Kelompok intoleran, terutama di daerah

mendikte pemerintah setempat dan polisi untuk memenuhi keinginan mereka.

Misalnya polisi diminta menghentikan kegiatan-kegiatan perayaan keagamaan,

diskusi, pameran, dan lain-lain. Pemerintah setempat juga tak kalah ditekan. Ini

membuat demokrasi mundur kembali. Presiden meminta polisi agar tak mau

didikte. Polisi sudah selayaknya menciptakan rasa aman bagi semua orang,

dan bukan memenuhi kehendak kelompok tertentu.

Untuk itu kehadiran Kabupaten/Kota HAM menjadi sangat penting dan relevan.

Kabupaten/Kota HAM adalah konsep yang hadir untuk pemenuhan hak

kesehatan, pendidikan, perempuan dan anak, serta kesempatan mendapat

pekerjaan. Ini selaras dengan prinsip demokrasi yang baik, yang harus

bergerak ke arah pemenuhan hak-hak ecosoc. Konsep human right cities

relevan dengan kondisi Indonesia yang multikultur.

Otonomi daerah telah menggeser sebagian besar pemenuhan hak-hak

warga oleh negara ke tangan pemerintahan daerah. Dalam struktur APBN,

separuhnya telah dialokasikan untuk Pemda, dan separuhnya tetap berada di

pusat. Maka pemenuhan hak menjadi penting untuk dikelola Pemda. Sebuah

kota/kabupaten seyogyanya memiliki infrastruktur yang mengakomodasi

penyandang disabilitas, memiliki kebijakan inklusif, dan sebagainya. Jika itu

terjadi, Indonesia punya kesempatan untuk melompat menjadi negara maju.

Meski sebagian telah bergeser ke daerah, pemerintah pusat tetap wajib

melakukan perannya memenuhi hak-hak warga negara. Yang sekarang

dilakukan antara lain reformasi pembagian beras raskin yang diganti ke rastra

atau beras sejahtera. Jika beras raskin seringkali berbau dan berkutu, konsep

beras sejahtera harus menghilangkan itu semua.

Pemerintah pusat juga mengupayakan hak atas lahan seluas 12,7 juta hektar

Page 23: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

9MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

kepada masyarakat, karena selama ini hanya dikuasai korporasi. Pemerintah

juga tengah membangun dengan konsep pemerataan untuk menjangkau

pelosok, dan luar Jawa, terutama Indonesia Timur. Namun langkah ini

menghadapi banyak kritik karena dianggap tidak menyokong pertumbuhan.

Pemerintah membangun tol laut untuk mobilitas orang dan barang sehingga

orang timur bisa mendapat harga yang sama. Selama ini harga di banyak

daerah naik, lantaran infrastruktur tidak memadai, sehingga ongkos distribusi

membengkak. Itu semua dilakukan berdasarkan kajian, termasuk kajian kenapa

pertumbuhan di Sulawesi lebih tinggi daripada di Kalimantan.

Sayangnya, saat ini, kelompok radikal sudah mengambil alih wacana publik.

Agenda civil society yang konsen terhadap human right, lingkungan,

kesehatan, dan perempuan, sekarang menghilang, dan didominasi dengan

isu akan masuk neraka atau tidak. Orang tidak bicara soal anggaran untuk

kesehatan dan pendidikan, transparansi, dan antikorupsi, tetapi berbicara

apakah pemimpin yang berbeda agama akan masuk neraka.

Page 24: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

10 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Page 25: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

11MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

3. DISKUSI PLENO IPencegahan Intoleransi, dan Ekstremisme dengan Kekerasan Peran Pemerintah Pusat dan Daerah

Moderator: Roichatul Aswidah (Komisioner Komnas Ham 2012-2017)

3.1. Ringkasan

Pancasila harus dijadikan senjata untuk mengatasi dua mata pisau atas HAM

dan demokrasi, yaitu untuk menjaga kebebasan yang dilindungi agar tidak

berdampak pada munculnya intoleransi. Pancasila kata anggota Dewan

Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto manjur untuk merekatkan

keberagaman. Penonjolan Pancasila sangat penting, karena saat ini timbul

wacana SARA yang digunakan sebagai amunisi pada pertarungan politik

jangka pendek. Dalam hal ini, para pemimpin daerah harus memberikan

teladan untuk menjaga Pancasila dan mencegah intoleransi.

Alih-alih menjadi teladan menjaga Pancasila dan mencegah intoleransi

pemimpin daerah malah banyak menerbitkan Perda diskriminatif, yang tidak

ramah HAM, yang sebagian merupakan hasil kontrak politik dengan kelompok

intoleran. Celakanya, saat ini ada hambatan untuk mengatasi obesitas hukum

dan regulasi di daerah terkait Perda-Perda diskrimintif tersebut. Yaitu sejak

Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk menghilangkan hirarki pembatalan

Perda oleh pemerintah pusat. Akibatnya tidak ada lagi jalan bagi pemerintah

pusat untuk menghapus kebijakan diskriminatif.

Namun, Direktur Eksekutif Yenny Wahid mengingatan bahwa Pancasila dan

toleransi bukan saja menyoal sila pertama. Intoleransi muncul antara lain

karena dampak dari ketidakadilan sosial, sebagai pencerminan sila kelima.

Bupati yang menyediakan ruang ibadah, belum cukup pancasilais. Tetapi jika

dia menekan korupsi dan mensejahterakan masyarakat, ia pancasilais.

Di sisi lain, saat ini ada lingkaran setan akibat kekerasan yang berlangung di

seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Yenny Wahid mengatakan kekerasan

dan perang di seluruh dunia telah menelan ongkos pemulihan 12% dari DGP

dunia, yaitu 14 triliun dollar. Nilai yang sangat fantastis jika dipakai untuk

Page 26: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

12 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

menangani kemiskinaan, climat change, edukasi, kesehatan, dan lain-lain.

Contohnya dampak yang terjadi di Indonesia, adalah di Poso. Bupati Poso

masih mengeluh karena investasi sulit masuk ke wilayahnya. Rumah ibadah

semua agama dibangun, tapi wisatawan masih enggan datang.

Poso sendiri saat ini masih menjadi perhatian pemerintah pusat, dalam hal ini

Badan Nasional Panggulangan Terorisme BNPT. BNPT berupaya menangani

radikalisme dan terorisme, sejak 2010. Saat ini BNPT sudah mendirikan

Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme FKPT, di 32 provinsi. Selain itu BNPT

membentuk Satgas Operasi Terpadu kontra radikalisasi dan deradikalisasi.

Tahun 2017 satgas tersebut dibentuk untuk Nusa Tenggara Barat NTB dan

Sulawesi Tengah, yang akan diperkuat dengan INPRES.

Sejauh ini masih ada suara dari korban konflik di Poso yang merasakan

ketidakdilan, lantaran pemerintah hanya berfokus pada upaya deradikalisasi.

Pemerintah hadir di sarang teroris, tapi kurang memulihkan korban. Selain

itu pemerintah daerah tidak dilibatkan. Khairil Anwar dari BNPT mengklaim,

lembaganya memperhatikan baik korban maupun pelaku sekaligus keluarga

pelaku. Pelaku menjadi prioritas agar tidak menyerang lagi. Tentang pemerintah

daerah, memang tidak dilibatkan dalam penindakan namun dilibatkan dalam

pencegahan.

Sejak 2016 BNPT bergerak melalui sosial media di 10 provinsi dengan membuat

narasi pencegahan terorisme dan radikalisme, dengan melibatkan 60 pemuda

per provinsi. Tetapi itu belum cukup, BNPT meminta Kementerian Komunikasi

dan Informatika untuk bergerak menangani media sosial dan situs internet.

Antara lain tentang perlunya pemikiran untuk mengkaji kebijakan pembuatan

situs yang selama ini tanpa izin, tetapi ketika ditutup protes dan menuntut

secara hukum dll.

Di sisi lain revisi UU Terorisme tertunda lagi, padahal sangat penting revisi yang

menjangkau penegakkan hukum segera disahkan.

Bagaimanapun, tetap ada upaya-upaya yang dilakukan daerah untuk menekan

intoleransi dan radikalisme. Lampung Timur misalnya, mencegah intoleransi

Page 27: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

13MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

dan radikalisme sebagai bagian dari kabupaten HAM, dengan meningkatkan

peran Forum Komunikasi antar Umat Bergama FKUB dengan menggelar

pertemuan tiga bulanan. Kepala Bappeda Ir. Puji Rianto SM, menjelaskan

Lampung Timur juga meningkatkan peran forum pembauran kebangsaan,

peran forum peningkatan kewaspadaan, serta membentuk forum anti-

radikalisme dan terorisme.

3.2. Sidarto Danusubroto (Dewan Pertimbangan Presiden)

Bojonegoro Jawa Timur adalah salah satu contoh membanggakan sebagai kota

/kabupaten ramah HAM, karena berani membangun gereja yang selama 20

tahun ditentang sekelompok masyarakat. Begitu pun Wonosobo dan Batang

di Jawa Tengah yang dinilai ramah terhadap hak hidup, hak mengembangkan

diri, hak atas kesejahteraan, hak atas rasa aman, dan hak perempuan. Kota

dan kabupaten tersebut, merupakan contoh perwujudan Pancasila yang telah

berhasil menjaga bangsa, sebagai satu sistem, bahwa NKRI adalah negara

beragam. Baik agama, maupun sukunya.

Irak hancur dan masih perang sampai sekarang, karena masyarakatnya berebut

kebenaran tunggal. Padahal tiap agama pada dasarnya mengajarkan umatnya

untuk berlomba berbuat kebaikan yang berkonsekuensi menghormati

keberagaman.

Indonesia harus berterima kasih pada pendiri bangsa yang melahirkan Pancasila

yang menjaga negara sampai saat ini. Itu yang membuat, orang-orang dari

Timur Tengah ingin belajar ke Indonesia, karena Indonesia dianggap sebagai

negara dengan mayoritas muslim yang membuktikan bisa membangun

demokrasi. Sayangnya, justru ada sebagian orang Indonesia ada yang ingin

ke Timur Tengah, ikut berperang.

Keberagaman adalah sunatullah, dan Pancasila yang mewadahi keberagaman.

Di Malaysia itu, seseorang yang berbicara SARA dipenjara dua tahun, karena

Malaysia menyadari sikap itu sangat berbahaya. Sementara di sini orang

berbicara SARA seperti orang olahraga, dianggap biasa. Ada kelompok yang

ingin membangun sistem pemerintah yang meniadakan NKRI, tidak pro-

Page 28: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

14 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Pancasila. Pro khilafah. Pancasila sebagai keyakinan mewadahi keberagaman,

harus diakarkan dan menjadi etos. Pemimpin daerah harus menjadi contoh

dalam mewujudkan hal tersebut, khususnya di bidang HAM, toleransi,

keberagaman, dan pro-Pancasila.

Pancasila jugalah yang mendasari lahirnya Perpu Ormas. Sebagai negara

Pancasila, setiap kegiatan yang anti-Pancasila, dan menihilkan Indonesia

sebagai negara kesatuan, harus dilawan. Pernyataan ini menjawab pertanyaan

Danang Triatmojo, Pegiat Media Sosial NU dalam Konferensi HAM, tentang

Perpu Ormas yang dianggap sebagian pihak sebagai ekspresi ketakutan

pemerintah terhadap ulama garis keras.

Pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo mendapati 421 Perda

diskriminatif. Sebuah kondisi yang dianggap sebagai obesitas hukum dan

membuat presiden kecewa. Perda-Perda tersebut, seperti disampaikan Fera

dari Komnas Perempuan, sebagian besar terbit dengan mengatasnamakan

agama dan moralitas, yang sesungguhnya merupakan bagian dari kontrak

politik pemimpin daerah dengan kelompok intoleran. Pada tataran ini,

perempuan adalah kelompok pertama yang terimbas dampak Perda-Perda

serupa itu. Sementara, Keputusan Mahkamah Konstitusi telah menghapus

kewenangan pemerintah pusat untuk menganulirnya. Kekalahan pemerintah

di MK ini menjadi masalah.

3.3. Khairil Anwar (Badan Nasional Panggulangan Terorisme/BNPT)

Sejak didirikan tahun 2010, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme BNPT

sudah membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32

provinsi, kecuali di Papua dan Papua Barat. FKPT berisi tokoh agama, pemuda,

cendikiawan, dan akademisi. Kegiatannya berfokus pada pencegahan

terorisme di daerah, antara lain dilakukan melalui sesi keagamaan, olahraga,

kegiatan sosial, kepemudaan, kegiatan gereja, masjid dan lain-lain.

Berikutnya, sejak 2016 BNPT melakukan kontra propaganda melalui media

sosial di 10 provinsi. Sebanyak 60 pemuda di tiap provinsi membuat narasi

tentang bagaimana mencegah intoleransi dan radikalisme. Langkah ini belum

Page 29: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

15MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

cukup. BNPT tengah meminta Kominfo berperan mencegah pembuatan dan

menangani situs-situs radikal yang memicu intoleransi. Termasuk di dalamnya,

mengkaji soal izin pembuatan situs, sebab pembuatan situs bisa dilakukan

tanpa izin, tapi saat ditutup timbul protes. Media sosial juga menjadi perhatian

khusus, agar tidak jadi masalah di kemudian hari.

BNPT juga membentuk satgas operasi terpadu kontra radikalisasi dan

deradikalisasi yang melibatkan 34 kementerian lembaga, di bawah empat

Kementerian Koordinator. Tahun 2017, satgas dibentuk di Sulawesi Tengah

dan NTB yang akan diperkuat dengan Instruksi Presiden. Kedua provinsi perlu

mendapat perhatian khusus. Para pelaku yang sudah ditangkap memang

tidak melakukan aksinya di NTB, tapi sebagian berasal dari NTB. Sedangkan

isu terorisme di Sulawesi Tengah, masih menjadi masalah utama di NKRI. Saat

ini TNI-Polri bersinergi untuk menanganinya. Di tempat lain, BNPT berupaya

menerapkan pembauran untuk menangkal radikalisasi.

Sejauh ini masih ada suara korban konflik Poso seperti disampaikan Nurlaila,

dari Solidaritas Korban Pelanggaran HAM Sulteng. Nurlaila mempertanyakan

sikap pemerintah yang terkesan tidak adil. Di Poso, dusun tempat sarang

teroris jauh lebih diperhatikan ketimbang dusun tempat 14 korban dibantai.

Selain itu, pemerintah daerah tak dilibatkan.

Poso merupakan kasus menarik, karena para pelaku terorisme terus menyerang

aparat. Beberapa polisi digorok di wilayah ini. Menjawab suara korban konflik

Poso yang merasakan ketidakadilan, BNPT menyatakan selalu memperhatikan

baik korban maupun pelaku terorisme. Pelaku menjadi prioritas karena harus

menjalani program deradikalisasi. Langkah itu harus dibarengi perhatian

pada keluarga pelaku, supaya para pelaku tidak ditolak oleh keluarga pasca

deradikalisasi dan selepas dari penjara. Ada kasus pelaku yang sudah menjalani

hukuman dan sudah mengikuti program deradikalisasi. Namun setelah keluar

dari lembaga pemasyarakatan, mereka ditolak oleh anak istrinya. Pelaku

kemudian hijrah ke Samarinda dan bertemu lagi dengan kelompok lama,

selanjutnya kembali menjalankan aksi terorisme. Yang bersangkutan telah

tertangkap lagi dan tengah menjalani hukuman.

Pemerintah daerah, termasuk Pemerintah Poso sejauh ini memang tidak

Page 30: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

16 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

dilibatkan dalam penindakan, tapi berperan dalam pencegahan, misalnya

melalui kurikulum sekolah, pesantren, dan lain-lain.

Saat ini ada temuan tentang Masjid di Universitas yang menjadi tempat

timbuhnya benih terorisme. Menghadapi kondisi BNPT bekerjasa sama dengan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan mengundang mahasiswa untuk

berdialog. BNPT juga meminta masyarakat waspada terhadap pendatang

agar tidak dibiarkan sembarangan ‘menguasai’ masjid yang bisa dimanfaatkan

untuk menyebarkan radikalisme. Begitu juga kantor pemerintah, diminta agar

menyeleksi penceramah. Teroris sesungguhnya adalah orang yang terlalu

fanatik dan eksklusif. Fanatisme ini bisa memecah belah. Toleransi harus

menjadi fokus semua pihak, sebaliknya intoleran jadi musuh bersama. Semua

harus terlibat, mulai dari rumah tangga sampai dengan RT.

Selanjutnya BNPT berharap agar revisi UU 15 tahun 2003 tentang antiterorisme

segera diselesaikan. Hasil revisi UU harus bisa menjangkau proses penegakan

hukum oleh aparat.

3.4. Chusnunia Chalim Bupati Lampung Timur (diwakili dan disampaikan

Kepala Bappeda Ir. Puji Rianto SM)

Potensi unggulan Lampung Timur adalah pertanian dan tengah

mengembangkan pariwisata, ekonomi kreatif, UMKM, dan industri.

Dalam mewujudkan kabupaten ramah HAM, Lampung Timur memegang

prinsip hak perempuan, hak rasa aman, hak kesehatan, dll. Komponen-

komponen tersebut dimasukan dalam rencana pembangunan daerah

sampai tahun 2021. Lampung Timur sejak 2009 sampai 2017 membuat

beberapa regulasi; peraturan bupati tentang pendidikan, kesetaraan gender,

ketenagakerjaan, Perda kabupaten layak anak, serta rencana pembangunan

daerah lima tahun. Ada pula peraturan Bupati tentang kabupaten ramah HAM,

Perda tentang peningkatan kualitas perumahan, dan Perda untuk ibu dan

anak.

Beberapa bulan lalu, Lampung Timur membuat MoU (Memorandum of

Understanding) dengan Komnas HAM untuk bersinergi mewujudkan cita-cita

Page 31: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

17MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

menjadi daerah ramah HAM dengan tujuh indikator. Salah satunya adalah hak

atas kebebasan beragama. Lalu pada 8-9 Desember 2017, bersama dengan

INFID, membuat Youth Camp, dan membuat sarasehan HAM di Talang Sari,

tempat yang dikenal dengan peristiwa pelanggaran HAM. Beberapa program

pemerintah ini dilakukan agar masyarakat yang merasa menjadi korban

pelanggaran HAM merasa adil dan tidak dianaktirikan.

Lampung Timur menggelar pertemuan tiga bulanan Forum Komunikasi antar

Umat Bergama FKUB, yang dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh

adat. Lampung Timur, meningkatkan peran forum pembauran kebangsaan,

meningkatkan peran forum peningkatan kewaspadaan, membentuk forum

antiradikalisme dan terorisme, dan bupati aktif keliling untuk melihat situasi

dan perkembangan.

3.5. Yenny Wahid (Direktur Wahid Institute)

Pancasila dan toleransi bukan hanya soal sila pertama, tapi juga sila kelima,

keadilan sosial. Bupati yang menyediakan ruang ibadah bagi semua

umat, belum cukup Pancasilais, tapi kalau berhasil menekan korupsi dan

mensejahterakan masyarakat, baru Pancasilais. Jika korupsi ditekan, agitasi dan

provokasi tak akan bisa berdampak, karena masyarakat merasa ada keadilan

sosial dan Perdamaian.

Pernyataan di atas sekaligus menjawab pertanyaan Deden dari Forum Lintas

Agama, Jawa Barat, tentang pembangunan yang bisa memicu esklusivitas

di masa depan, misalnya pendirian industri dan perumahan yang memacu

kecemburuan. Sekali lagi, toleransi adalah dampak dari ketidakadilan sosial,

sila kelima. Dan korupsi menjadi indikator terciptanya ketidakadilan di tengah

masyarakat.

Ada yang disebut lingkaran kekerasan dan perang di seluruh dunia. Upaya

penanganannya menelan 12% dari DGP dunia, yaitu 14 triliun dollar. Sebuah

angka fantastis jika dipakai untuk menangani kemiskinaan, climate change,

edukasi, kesehatan, dan lain-lain. Di Indonesia, hal tersebut dialami Poso.

Bupati Poso masih mengeluh karena tidak ada yang mau berinvestasi. Poso

Page 32: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

18 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

membangun rumah ibadah yang besar untuk agama-agama yang ada, tapi

juga tidak ada wisatawan yang mau datang. Dampak konflik memang sangat

besar bagi sebuah daerah.

Intoleransi sesungguhnya juga muncul di seluruh dunia. Di Australia, warga

yang namanya memiliki unsur Arab, akan kesulitan mendapatkan pekerjaan,

dibanding dengan orang dengan nama Barat. Kondisi ini bisa membuat orang

putus asa, dan biasanya terjadi pada anak muda karena menganggap masa

depannya suram. Lingkaran kekerasaan mulai tercipta karena ada perasaan

terdiskriminasi. Ini yang harus dihapuskan, karena akan membuat orang

menjadi marah. Hampir semua negara di dunia, level intoleransinya menguat

dan Indonesia harus menjadi jawaban dan contoh yang mampu mengelolanya.

Di Indonesia yang menonjol bukan radikalisme. Indonesia ini terdiri 250 juta

orang, yang pergi ke Syiriah 200 orang, sementara di Inggris dengan jumlah

Muslim jauh lebih sedikit yang pergi ke Suriah mencapai 5000 orang. Dalam

Islam sekarang lagi ada kontestasi yang kuat, antara yang radikal dan moderat.

Namun intoleransi memang kental, 49 persen masyarakat muslim Indonesia

intoleran, tidak mau memberikan hak bagi orang yang tidak disukainya

untuk maju dalam pemilihan apapun. Tidak memberikan hak orang tersebut

mengajar di sekolah, dan lain lain.

Bagi muslim di Indonesia, mudah untuk menjadi Islam yang toleran dan

melindungi hak minoritas karena Indonesia punya Pancasila. Kita harus yakin

dengan identitas sebagai muslim, tanpa ikut dengan bangsa lain. Ini yang

membuat Indonesia punya peluang untuk mengatasi intoleransi. Semakin

tinggi orang percaya pada Pancasila semakin tidak radikal, Pancasila sebagai

platfom, untuk mengimajinasikan siapa diri kita.

Page 33: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

19MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

4. DISKUSI PLENO IIKabupaten/Kota HAM dan Gerakan Global untuk Mencegah Intoleransi dan Ekstremisme dengan Kekerasan

Moderator: Puri Kencana Putri (Amnesty International Indonesia)

4.1. Ringkasan

Indonesia sudah berupaya mencegah dan menanggulangi terorisme secara

komprehensif sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB melakukannya. Masni

dari Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian

Luar Negeri Republik Indonesia mengatakan upaya itu dilakukan Indonesia

dengan mengedepankan keamanan dan tetap mengupayakan pencegahan

secara sistematis.

Langkah mencegah ekstremisime secara nasional mengedepankan empat

klaster yaitu: pencegahan, penegakan hukum, langkah-langkah deradikalisasi

dan kontra deradikalisasi, serta kemitraan atau partnership dengan negara

lain. Terkait partnership internasional, Indonesia sudah menyelenggarakan

International Conference of Islamic Scholar (ICIS), sebanyak empat kali yaitu

tahun 2002, 2006, 2009, dan 2015.

Ada dokumen-dokumen penting tentang renaksi PBB untuk mencegah

ekstrimisme, dan Indonesia telah meratifikasi komitmen bersama. September

2017, Menteri Luar Negeri melengkapinya dengan menandatangani komitmen

untuk penegakan HAM.

Selama enam tahun terakhir INFID juga berupaya mempromosikan penegakan

HAM, melalui gerakan kabupaten/kota ramah HAM atau Human Rights Cities.

Indonesia telah memiliki UU Pemda yang memberikan wewenang besar pada

pemerintah di Kabupaten dan Kota. Wewenang ini harus digunakan antara

lain untuk membangun penegakan HAM untuk semua warganya melalui

pembentukan Kota/Kabupaten HAM. Itu sebab, INFID mengeksplorasi kota

HAM dari negara lain dan merisetnya. Hasilnya digunakan untuk mengkaji bisa

tidaknya kabupaten/kota HAM diimplementasikan di Indonesia.

Page 34: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

20 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Hasilnya, Indonesia pun sudah mempunyai banyak champions, para kepala

daerah yang maju, open minded dan sudah punya Perda/pergub/perwali kota

ramah HAM. Jika seluruh, dari 512 lebih kabupaten/kota, membangun kota

HCR, Indonesia akan luar biasa.

Salah satu yang dieksplorasi adalah Gwangju di Korea Selatan, kota ramah

HAM, yang menjadi rujukan dunia. Kota dengan kebijakan yang ramah sipil,

setelah sejumlah peristiwa diskriminasi atas status sosial, yang memicu

demonstrasi dan konflik pada 1980

Gwangju mendorong partisipasi publik untuk memastikan dipenuhinya HAM

dan demokrasi. Kim Hyun, Team Leader Departemen HAM Kantor Walikota

Gwangju, Korea Selatan, mengatakan kota ini juga memiliki Ombudsman

khusus untuk HAM yang terpisah dari lembaga pemerintah serta menjalankan

prinsip inklusif. Tahun ini Gwangju memperkenalkan sistem asesmen untuk

dampak HAM.

Berbeda dengan Gwangju, Filipina menggambarkan masih kentalnya

intoleransi dan kekerasan, karena masih kurangnya kerangka kerja hukum

baik di tataran nasional maupun daerah. Marizen Santos – Kepala Divisi,

Pemantauan Kewajiban Internasional, Kantor Penasihat Kebijakan Hak Asasi

Manusia, KOMNAS HAM Filipina mengakui, pemerintah daerah di Filipina tidak

menerapkan kebijakan yang jelas untuk HAM. Pemenuhan hak-hak sipil, politik,

sosial budaya menghadapi banyak sekali tantangan.

Sementara, Swedia telah meratifikasi semua traktat PBB untuk HAM dan

membuat banyak UU terkait HAM. Gabriella Fredriksson Team Leader Raoul

Wallenberg Institute (RWI) menyatakan kota-kota di Swedia menangani secara

serius perencanaan kota, pemilihan umum, sekolah dan sistem pelayanan

sosial yang menempati peringkat teratas untuk pelayanan. Tetapi Swedia

juga mendapat kritik dari PBB, lantaran tidak semua masyarakat dapat

mengaksesnya. Kritik itu sesungguhnya menyentil pemerintah daerah yang

tidak menyadari perannya untuk memenuhi HAM. Namun, akhirnya mereka

menyadari kewajiban-kewajiban mereka.

Page 35: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

21MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Meski sangat memperhatikan HAM, Swedia tidak mengenal istilah Human Right

Cities. Tapi sesungguhnya ini hanya masalah bahasa, karena yang terpenting

adalah pemenuhan hak-haknya. Kota HAM di Swedia tidak melakukan program

HAM untuk jangka pendek selama empat tahun atau satu periode seorang

walikota memimpin, tetapi untuk jangka panjang.

Yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Swedia saat ini adalah, negara ini

masih memiliki kesenjangan pengupahan antara laki-laki dan perempuan.

4.2. Masni Eriza, Kasubdit Hak-Hak Kelompok Rentan - menggantikan Grata

Endah Werdaningtyas (Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan

Senjata, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia)

Di tingkat global, pencegahan korban ekstrimisme baru dilakukan tahun 2016,

ketika Sekjen PBB mengajukan prevent violent extremisme dan disahkan

oleh Majelis Umum PBB pada Februari, di tahun yang sama. Sedangkan

di Indonesia, upaya itu telah ada jauh sebelumnya. Pilar penanggulangan

terorisme Indonesia harus dilakukan secara komprehensif, mengedepankan

keamanan dengan tetap mengupayakan pencegahan secara sistematis.

Bom Bali yang terjadi pada 2002-2005, dan rentetan peledakan bom yang

terjadi berikutnya, membuat Indonesia mengalami secara langsung dampak

terorisme. Bentuknya tidak hanya korban jiwa tetapi juga dampak ekonomi,

bahkan banyak negara yang mencap Indonesia sebagai negara teroris.

Di sisi lain Indonesia telah melakukan berbagai langkah deradikalisasi, menyusun

reaksi nasional mencegah ekstremisime, dengan mengedepankan empat

klaster. Yaitu, pencegahan, penegakan hukum, langkah-langkah deradikalisasi

dan kontra deradikalisasi, serta kemitraan atau partnership dengan negara

lain. Dalam kerangka internasional, secara khusus Indonesia sudah empat

kali menyelenggarakan International Conference of Islamic Scholar (ICIS),

yaitu tahun 2002, 2006, 2009, dan 2015. Konferensi tersebut merupakan

konferensi internasional yang melibatkan para ahli dan ulama. Indonesia juga

berpartisipasi di Organisasi Konferensi Islam OKI, dengan menempatkan wakil

di independent permanent human right commision. Dengan begitu, Indonesia

ikut menentukan kebijakan internasional dalam pencegahan ekstrimisme.

Page 36: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

22 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Lalu bagaimana dengan pendekatan HAM-nya? Indonesia sudah memiliki UU

mengenai HAM yang antara lain memuat sinergi antara pemerintah pusat

dan daerah. Sinergitas itu sangat penting. Di antaranya dengan Konsep Kota/

Kabupaten HAM. Sesuai Permenhumham, ada tujuh kriteria kota/kabupaten

yang harus terpenuhi yaitu hak atas kesehatan, pendidikan, perempuan

dan anak, kependudukan, pekerjaan, perumahan yang layak dan hak atas

lingkungan yg berkelanjutan. Dan hingga kini tercatat dari 514 kabupaten kota

di Indonesia, ada 228 kota/kabupaten HAM.

Ke depan yang harus dilakukan adalah menyosialsasikan norma-norma

HAM kepada pemerintah kabupaten/kota, sekaligus menjaring masukan dari

masyarakat. Selanjutnya yang terpenting adalah penguatan pemenuhan hak-

hak dasar bagi warganya.

Sementara soal LGBT yang menjadi isu dunia, sangat sulit bagi pemerintah

(Kemenlu) untuk membuat pernyataan tidak normatif. Saat ini terjadi

stigmatisasi di masyarakat mengenai LGBT. Oleh sebab itu, semuanya harus

didasari prinsip pemenuhan hak-hak berlaku untuk semua orang. Konstitusi

sudah mengatakan hal tersebut dan pemerintah berkewajiban untuk menjamin

hak mereka.

4.3. Kim Hyun (Team Leader Departemen HAM Kantor Walikota Gwangju,

Korea Selatan)

Gwangju terletak di bagian Selatan Korea dengan populasi 1,5 juta orang.

Kota ini memiliki sejumlah industri besar. Dahulu terdapat diskriminasi atas

status sosial di Gwangju dan memicu konflik yang pecah pada 1980. Kala itu

masyarakat turun ke jalan menuntut demokrasi dan mereka dilibas oleh aparat

hukum. Demonstrasi berlanjut untuk menuntut penegakan HAM. Mereka

menuntut kesetaraan antar sesama manusia, sehingga memicu dibangunnya

Human Right City atau Kota HAM.

Pada fase awal yang dilakukan di Gwangju, adalah memberikan diseminasi ke

masyarakat. Ada aturan bagi setiap negara/negara bagian yang menyebut

Page 37: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

23MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

masyarakat harus menikmati haknya berdasarkan fakta HAM yang sudah

diadopsi. Gwangju juga mendorong terjadinya partisipasi publik untuk

memastikan dipenuhinya HAM dan demokrasi. Warga berkumpul untuk

membahas hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan mereka.

Gwangju sudah menerapkan 53 dari 100 proposal yang diajukan, dengan dana

yang berjumlah satu miliar dollar. Mulai tahun 2017 Gwangju memperkenalkan

sistem partipasi, yaitu 100 warga dilibatkan dalam meyeleksi proposal dalam

suatu pertemuan. Gwangju memiliki Ombudsman khusus untuk HAM dan

menangani pelanggaran dan diskriminasi, yang terpisah dari lembaga

pemerintah. Gwangju juga melaksanakan pendidikan HAM, termasuk untuk

pegawai pemerintah. Pendidikan dilakukan sampai ke desa-desa. Hingga saat

ini Gwangju mendukung 600 desa untuk program tersebut.

Berikutnya Gwanju mengupayakan program kota inklusif, yang mencakup

pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Langkah ini dilakukan karena

keluarga tidak bisa mengurusinya. Untuk mereka Gwangju membuat program

perawatan bagi disabilitas. Di Gwangju, semua orang punya hak yang sama

terlepas dari suku, ras, bahkan orientasi seksualnya. Untuk itu, juga terdapat

program untuk mendukung kaum homoseksual.

Kerjasama internasional yang dilakukan Gwangju adalah world human right

city forum. Gwangju juga mendirikan klinik-klinik di negara miskin seperti Nepal

dan Kamboja. Gwangju juga menunjukkan dukungan terhadap negara-negara

muslim.

4.4. Paparan Marizen Santos (Kepala Divisi, Pemantauan Kewajiban

Internasional, Kantor Penasihat Kebijakan Hak Asasi Manusia, KOMNAS

HAM Filipina)

Masalah intoleransi dan kekerasan, bukan menjadi isu yang asing bagi Filipina.

Kebencian, dan tindakan-tindakan kekerasan, bisa disaksikan di TV saat ini,

saat kepala negara mengatakan kepada kepolisian untuk membunuh, terkait

kasus narkoba. Semula kekerasan disangka akan berkurang di rezim ini, dan

ternyata semakin bertambah

Page 38: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

24 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Kenapa ini masih berlangsung? Karena masih ada kurangnya kerangka kerja

hukum baik di tataran nasional maupun daerah. Pemerintah daerah tidak

menerapkan kebijakan yang jelas untuk HAM. Tidak ada agenda HAM yang

komprehensif di pusat maupun daerah. Pemenuhan hak-hak sipil, politik, sosial

budaya menghadapi banyak sekali tantangan.

Saat ini terjadi pembunuhan, penghilangan, dan pemaksaan. Pembunuhan

terjadi di kota urbanisasi. Permasalahan mengenai intoleransi juga muncul

dan tidak diatasi. Dan ini terkait dengan proses Perdamaian yang tertunda. UU

tentang hal tersebut juga tidak disahkan gara-gara banyak kampanye tentang

narkotika.

Pelanggaran HAM telah mengucilkan seluruh masyarakat, menimbulkan

ketidaksetaraan, ekslusif sosial, dan menyebabkan konflik. Kekerasan

ekstrimisme merugikan banyak orang dan membuat mereka tidak memiliki

kesempatan untuk bekerja. Pemerintah harusnya memberikan sumberdaya

yang cukup untuk investigasi HAM di Filipina. Faktanya, Filipina hanya memiliki

sangat sedikit anggaran, dan ini adalah simbol untuk menyerang HAM.

Berbeda dengan penegakan HAM yang masih sangat minim, partisipasi untuk

kaum minoritas dan upaya meminimalisir SARA sedikit lebih baik. Penjelasan ini

untuk menjawab pertanyaan Eka – Madiun dalam konferensi. Menurut Marizen,

untuk memastikan partispasi minoritas, Filipina sudah memiliki kerangka

hukum berupa UU yang mendorong partisipasi dalam perpolitikan, yaitu UU

Masyarakat Adat. Masyarakat adat mendapat kursi di Pemda, tetapi dalam

implementasinya masih menghadapi banyak tantangan. Untuk LGBT, Filipina

juga menyediakan kursi. Tetapi lagi-lagi implementasinya masih sama-sama

menghadapi banyak tantangan. Beberapa RUU mengenai hak-hak kelompok

minoritas sudah dibuat, hanya masih bermasalah dalam penerapannya di

tingkat daerah.

Komnas Ham Filiphina membangun jembatan Civil Social Organization dengan

Pemda untuk mendorong adanya dialog, karena beberapa individu merasa

tidak didengar suaranya. Tahun lalu Komnas HAM Filipina hadir di inkuiri

Page 39: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

25MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

nasional mengenai kesehatan reproduksi. Komnas memperoleh temuan, LGBT

dan masyarakat adat mengalami kendala dalam pemenuhan hak tersebut.

Poinnya adalah situasi HAM di lapangan dapat diselesaikan tapi membutuhkan

dukungan dari berbagai lembaga dan organisasi.

4.5. Paparan Gabriella Fredriksson (Team Leader RWI)

Raoul Wallenberg Institute atau RWI melatih staf, yaitu lawyer, hakim, advokat,

atau pegawai pemerintah di negara lain dan Swedia. Dalam rekrutmen RWI

tidak mempermasalahkan dari daerah mana, suku, agama, dll. Tetapi, RWI

melakukan interview yang sangat mendalam untuk isu HAM untuk memastikan

lembaga ini tidak disusupi oleh individu intoleran.

RWI juga mengembangkan kerjasama dan riset, serta menjalin kerjasama

dengan lembaga legislasi Swedia. Swedia telah meratifikasi semua traktat PBB

untuk HAM, dan membuat UU untuk HAM.

Apa yang dilakukan oleh kota-kota di Swedia? Kota-kota menangani secara

serius perencanaan kota, pemilihan umum, sekolah, dan sistem pelayanan

sosial yang menempati peringkat teratas untuk kepentingan publik. Dalam

hal ini, Swedia dikritik PBB yang menyebut tidak semua masyarakat dapat

mengakses layanan di atas. Kritik PBB ini merujuk pada pemerintah daerah

yang tidak menyadari perannya untuk memenuhi HAM. Pada akhirnya mereka

menyadari kewajiban-kewajiban mereka.

Walaupun Swedia tidak punya Human Right Cities, sesungguhnya ini hanya

masalah bahasa. Karena yang terpenting adalah pemenuhan hak-hak yang

dilakukan di kota-kota. Untuk itu, Swedia berusaha memperbaiki keadaan,

pemerintah mengadakan perjanjian dengan Pemda di seluruh negara. Selama

tiga tahun melatih PNS dan mendorong dimasukkan isu HAM ke pemerintah

daerah. Mereka memutuskan untuk membangun platform di tingkat lokal. Dua

tahun lagi perjanjian tersebut akan mencapai tahap implementasi.

Swedia meriset untuk mengetahui komponen yang berhasil atau tidak di

Page 40: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

26 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

dalam platform. Platform ini adalah alat untuk politisi dan PNS, yang didukung

oleh contoh-contoh baik. Swedia harus mengkonkritkan kegiatan ini tidak

hanya sebagai kegiatan adhoc, tetapi menjadi pekerjaan sehari-hari. Prinsip

pertama, tidak ada orang yang menerima perlakukan yang lebih buruk dari

yang lain. Prinsip kedua terkait partisipasi dan inklusi, dan yang terakhir adalah

transparansi serta akuntabilitas.

Semua keputusan harus dibuat secara publik. Masyarakat bisa berpartisipasi

hingga menyetujuinya. Kota HAM tidak melakukan program untuk jangka

pendek selama empat tahun atau satu periode seorang walikota memimpin,

tetapi untuk jangka panjang.

Ruang publik harus tersedia bagi semua orang, mereka harus bebas dari segala

jenis diskriminasi. Misalnya untuk transporatasi bus. Mereka harus memastikan

perencanaan dan penentuan prasarana tersebut telah melibatkan warga

kota. Contoh lainnya saat mereka berencana untuk memperbarui kota. Dalam

proses itu harus memastikan adanya peran anak muda, dan pembaruan kota

harus mampu mengatasi faktor-faktor lingkungan seperti kebisingan.

Kebebasan berpendapat, berserikat, bermusyawarah harus dipenuhi.

Pembuatan keputusan juga harus diaudit. Salah satu yang penting, kota/

kabupaten harus mengintegrasi HAM dalam penganggaran mereka.

Partisipasi oleh kelompok minoritas dalam pemilu, merupakan tantangan.

RWI mengirim informasi dalam banyak bahasa, karena ada enam mayoritas

kebangsaan di Swedia. Selain itu, ada bahasa-bahasa baru bagi kelompok

yang baru datang. Materi yang akan diusung parpol dan semua bahan publik

harus diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa tersebut. Untuk LGBT, bukan

merupakan isu yang bermasalah di Swedia. Swedia punya LSM yang sangat

kuat dan didukung oleh pimpinan partai. Prinsipnya semua orang punya hak

yang sama terlepas dari apapun pilihannya termasuk orientasi seksual.

Kebencian dan rasisime juga mulai muncul juga di Swedia, banyak sekali

perdebatan mengenai masalah tersebut. Baru-baru ini Swedia menerima

Page 41: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

27MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

imigran dan ada partai yang menentang kehadiran mereka. Yang penting,

radikalisme tidak tumbuh subur. Di sisi lain, Swedia masih memiliki kesenjangan

pengupahan antara laki-laki dan perempuan.

4.6. Mugiyanto (Senior Program Officer HAM & Demokrasi INFID)

Konferensi HAM INFID adalah untuk forum berbagi yang memberikan

kesempatan pada aktor Human Right Cities HCR. Dalam beberapa tahun

terakhir INFID mempromosikan kabupaten/kota ramah HAM/HCR. Tahun

pertama INFID belajar dari konsep-konsep di negara lain, untuk mengkaji

kota-kota bisa berperan lebih besar dalam pengembangan HAM. INFID

juga mengeksplorasi kondisi di Filipina, dan Barcelona. Selanjutnya, INFID

mengeksplorasi soal asesmen atau riset mengenai bisa tidaknya kabupaten/

kota ramah HAM diimplementasikan di Indonesia.

Jawabanya, bisa. Pertama Indonesia sudah memiliki UU Pemda yang

memberikan wewenang besar pada Pemda. Kedua, bila Swedia, Filipina, sudah

meratifikasi konvensi HAM internasional, Indonesia pun sama, kecuali yang

terkait dengan penghilangan paksa. Dan kini Indonesia sudah punya banyak

champions yaitu para kepala daerah yang maju, dengan open minded. Mereka

memiliki Perda/pergub/perwali tentang kota ramah HAM.

Ketiga, ada 512 lebih kabupaten/kota, yang akan luar biasa kalau bisa kompak

membangun kota HCR. Beberapa lembaga bisa diajak bekerja sama, seperti

KSP, Komnas HAM, dan Kemenkumham. Konsep kabupaten/kota dilakukan

berdasarkan Permenkumham dilengkapi INFID dengan lebih mendorong dan

memfasilitasi daerah yang berperspektif HAM.

Konsep HCR yang dibangun INFID melibatkan partisipasi minoritas seperti

LGBT dan anak jalanan. Apa yang dilakukan Paris dan Madrid dalam

mengembangkan platform yang luas bagi masyarakat untuk mengusulkan

program, juga sudah dilakukan di beberapa kabupaten seperti Bojonegoro

dan Wonosobo.

HCR bukan menyesuaikan universalitas HAM. HCR menggunakan norma-

Page 42: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

28 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

norma setempat. Pemda memilih mana yang urgent dan bisa dilakukan di

daerahnya. HCR tidak sama di semua daerah. Di Indonesia ada isu sensitif

seperti soal LGBT dan komunis. Di Sulawesi, ada perwali yang bisa memenuhi

hak-hak pemulihan. Di Wonosobo, ada HAKI yang menyentuh komunitas-

komunitas minoritas. HCR bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan unsur

kelokalan.

Tema konferensi INFID tahun ini mungkin sangat provokatif. Tahun lalu, INFID

sudah membaca isu ini, dan menyimpulkan masalah ini perlu dijawab. Sebab,

demokrasi bisa terancam jika kita tidak mempertahankan keberagaman.

Page 43: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

29MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

5. DISKUSI PARALEL 1Populisme & Demokrasi

Moderator: Savic Ali (NU Online )

5.1. Rangkuman

Populisme adalah taktik politik untuk pertarungan elektoral dan diledakkan

dengan berbagai cara di dunia. Rm. Herry Priyono STF Driyarkara

mencontohkan di Indonesia, populisme diledakkan dengan menggunakan

agama dan sentimen identitas. Misalnya tahun lalu dengan ayat Al Quran dan

sekarang menggunakan istilah pribumi. Yang penting bukan apakah sesuatu

baik atau buruk, benar atau salah, tetapi mana yang paling siap diledakkan

secara emosional.

Dalam hal ini kaum toleran cenderung kalah jauh untuk menggapai populisme.

Herry Priyono menyebut ada tiga lapis terkait proses membentuk populisme,

pertama ada lapis simbolik kultural, kedua lapis politik organisatoris, ketiga lapis

fisik koersif. Kaum toleran hanya bergerak di lapis kultural, sedangkan kaum

intoleran bermain di tiga lapis sekeligus. Jika lapis pertama gagal kelompok

Page 44: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

30 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

intoleran akan berjalan ke lapis berikutnya.

Sementara Luky Djani (Peneliti di Lembaga Riset Institute for Strategic

Initiative) mengatakan menggunakan sentimen identitas adalah cara paling

mengena bagi berlangsungnya populisme, bahkan menjadi faktor penting

untuk menopangnya. Terutama identitas agama. Agama punya daya tarik

tinggi karena ada rujukan transenden, karena tidak terbatas, karena sanggup

mengabsolutkan sesuatu. Daya absolut agama jauh lebih besar dari pada

etnisitas dan ras.

Menurunkan ketimpangan adalah salah satu yang bisa dilakukan untuk

menekan populisme. Dalam hal ini ada dua hal yang bisa dilihat 1) pendapatan

dan 2) penguasaan aset. Tahun depan misalnya akan ada bantuan sosial,

700 ribu/kepala keluarga. Bisa jadi ini menjadi upaya baik, hanya saja sifatnya

hands out, yaitu hanya memberi materi tanpa disertai upaya membangun

solidaritas. Mereka tidak paham mengapa Negara harus memberi bantuan

tersebut. Berbeda dengan Skandinavia, di mana welfare system diwujudkan

berdasarkan solidaritas. Dan cara ini manjur untuk meredam populisme kanan.

Jaleswari Pramodawardhani (Deputi V Kantor Staf Presiden) melihat secara

parsial, ada isu radikalisme/populisme kanan. Tercermin antara lain pada

aksi 411 dan 212 di mana agama cukup efektif dimainkan. Menurut Jaleswari

Indeks demokrasi Indonesia tahun 2016, turun 2,73 poin. Ini berlaku di Jakarta.

Demokrasi yang kebablasan dipakai kelompok intoleran. Hasilnya ujaran

kebencian terjadi di ruang publik, karena mereka berkilah sebagai kebebasan

berpendapat. Saat ini ada 171 titik pilkada dan isu tersebut akan terus dibungkus.

Kata Jaleswari, beban pemerintah hari ini lebih sulit dan berbeda dengan isu

tiga tahun lalu.

Isu populisme turut memantik kerja jurnalis. Dunia jurnalisme Indonesia

diwarnai mediakrasi yang muncul sejak 2004. Artinya media tidak menjadi

penjaga demokrasi, dan ia berada di tengah kekuasaan. Ini menjadi runyam

karena media dipegang partai politik dan yang melawan kebijakan redaksional

disuruh keluar. Mediakrasi muncul juga karena demokrasi yang tidak sempurna.

Page 45: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

31MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

5.2. Paparan Rm. Herry Priyono (STF Driyarkara)

Populis yang dimaksud sekarang adalah suatu praktik politik yang isinya

membelah antara elit dan massa, memobilisasi untuk politik electoral. Di Cina

ada gerakan populis yang dipacu dengan menggunakan agama. Di India

digerakan dengan menggunakan agama Hindu. Ini juga terjadi Myanmar

dengan agama Budha dan isu Ronghiya. Di Eropa Selatan dan Amerika Utara

diledakan dengan supremasi ras kulit putih. Di Indonesia lain lagi, digerakan

dengan mennggunakan agama Islam. Yang penting bukan apakah sesuatu

baik atau buruk, benar atau salah, tetapi mana yang paling siap diledakkan

secara emosional.

Populisme adalah taktik politik untuk pertarungan elektoral dengan cara

memilih ranah kultural yang mana paling siap diledakkan. Dulu ayat Al Quran

sekarang menggunakan istilah pribumi. Memainkan mana yang mujarab untuk

memobilisasi massa, itu yang akan dipilih.

Mengapa kaum toleran kalah jauh dalam hal ini? Perkara ini meliputi tiga

lapis, pertama ada lapis simbolik kultural, kedua lapis politik organisatoris,

ketiga lapis fisik koersif. Para pejuang toleransi dan moderat bermain pada

level kultural simbolik. Kaum intoleran ketika mereka kalah di lapis satu, maka

berlanjut ke lapis dua. Jika macet lagi mereka siap ke level tukang pukul. Di sini

ada campuran symbol, pengorganisasian dan fisik. Kaum toleran berperan di

lapis satu dan kaum intoleran berperan di tiga lapis sekaligus. Yang diincar

populisme sebagai taktik elektoral adalah ranah kultural tertentu, mana yang

paling siap diledakkan. Sementara, sifat massa tidak sesuai dengan kesetaraan

dan demokrasi.

Sebrutal apapun politik, tetap ada yang disebut sebagai ambang batas. Secara

teknis disebut political decorum, yaitu tidak boleh melewati batas, seperti

membunuh fisik dan menghancurkan khidupan bersama. Sekarang faktanya

sudah melewati batas.

5.3. Luky Djani (Peneliti di Lembaga Riset Institute for Strategic Initiative)

Dalam politik, apa pun statusnya hanya punya satu suara. One man, one vote.

Jika dulu presiden dipilih berdasarkan mayoritas MPR, sekarang harus meraih

Page 46: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

32 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

suara dari pemilih. Untuk meraih suara pemilih, menggunakan sentimen

identitas adalah paling mengena. Dan inilah yang merupakan prasyarat

berlangsungnya populisme. Di Indonesia, identitas menjadi penting untuk

menopang populisme.

Dengan demikian model demokrasi menjadikan populisme tumbuh subur,

karena orang bisa memilih langsung. Peternak politik memanfaatkan ini.

Sementara itu ada kelompok tersisihkan dari deindustrialisasi karena tingkat

pendidikan yang cuma lulusan SMA atau D1, dan D2. Dulu, mereka bisa kerja

penuh waktu dan terjamin, tapi sekarang tidak bisa lagi. Level pendidikan mereka

yang rendah, menyebabkan tidak bisa bersaing. Mereka susah mendapat akses

lapangan pekerjaan, karena didominasi industry ekstratif. Pada akhirnya mereka

merasakan tekanan ekonomi. Ketimpangan muncul di sini.

Untuk menurunkan ketimpangan, ada dua hal yang dilihat 1) pendapatan dan

2) penguasaan asset. Tahun depan misalnya, ada bantuan social, bantuan

rumah tangga 700 rb/kepala keluarga. Tunjangan pangan, susu telor, dan

daging. Bantuan ini baik, tapi sifatnya hands out, hanya memberi materi

tanpa membagun solidaritas. Mereka tidak paham mengapa Negara harus

memberi bantuan. Berbeda dengan kondisi di Skandinavia, di mana welfare

system diwujudkan berdasarkan solidaritas untuk meredam populisme kanan.

Sedangkan di Vietnam dan Laos, ketimpangan cukup tinggi di Partai Komunis.

Di Indonesia di mana populisme tumbuh karena orang punya hak suara, ada

kecenderungan orang galau berkumpul dan dikapitalisasi. Untuk itu, perlu

dibentuk social solidarity dari kelas sosial, golongan, kelompok. Dalam artian

berbagi kecemasan dan kesejahteraan. Dengan cara itu, mudah-mudahan

populisme surut.

Seluruh tendensi fundamentalis terjadi karena ada kecemasan yang campur

aduk, terutama pada agama. Ya, dasarnya agama, bukan etnisitas atau ras.

Agama punya daya tarik tinggi karena ada rujukan transenden, karena tidak

terbatas, karena sanggup mengabsolutkan sesuatu. Daya absolut agama jauh

lebih besar dari pada etnisitas dan ras. Betul, bahwa sesuatu terjadi karena

Page 47: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

33MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

banyak faktor, tidak hanya politik, ekonomi, kultural, dan agama. Tapi setelah

mengecek, unsur ekonomi meskipun ada, tapi tidak terkena secara lagsung.

Menjawab pertanyaan Kris, Komnas Perempuan tentang batasan Political

de forum, Lucky mengatakan dalam political de forum, yang penting jangan

membunuh, jangan meggunakan kekerasan, dan jangan mencuri. Jika batas itu

dilanggar maka hancurlah political de forum. Ini masuk dalam kultur, emosional,

praktikal, habit, yang dibangun dengan pendidikan. Orang Skandinavia, sejak

playground ditanamkan prinsip equality. Sementara di Jepang daya tahannya

tinggi, mereka dilatih daya tahan emosi. Butuh infrastruktur kultural yang

ditanam dari kecil lewat pendidikan.

5.4. Maria Hartiningsih (Jurnalis KOMPAS)

Hal yang sangat krusial ke depan adalah peran media dalam populisme dan

demokrasi. Media tampil sebagai pilar ke empat untuk demokrasi, tapi dari

tahun 2004 muncul mediakrasi. Artinya media tidak lagi menjadi penjaga

demokrasi, dan ia berada di tengah kekuasaan. Menjadi runyam karena media

dipegang partai politik.

Tahun lalu ada jurnalis yang berani melawan kebijakan redaksional, tapi

disuruh keluar. Sulit bagi jurnalis yang bersangkutan tetap berusaha di situ,

karena akan ada dilema di hati nuraninya. Mediakrasi muncul karena transisi

demokrasi membuat komunikasi politik tidak berjalan lancar. Mediakrasi

muncul juga karena demokrasi yang tidak sempurna. Plus ada isu populisme

yang ikut memantik kerja jurnalis.

Di media berlaku sistem konvergensi di mana pekerja media mengerjakan

materi koran cetak, online, dan televisi. Bagaimana mereka mau perform

dengan baik jika harus bekerja untuk banyak hal sekaligus? Ada banyak hal dari

media cetak bisa digantikan. Adapun online ditunjukan gambar, tapi analisisnya

dangkal, pemikirannya dangkal. Sekarang juga ada Eco chamber, di mana

orang bisa menulis macam-macam tanpa narasumber. Yang membaca bila

setuju di-forward, tanpa dicek lagi kebenarannya. Populisme menjadi tumbuh

subur.

Page 48: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

34 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Faktor lain menjadi masalah dalam media adalah kapitalime. Menjawab

pertanyaan diksusi dari Haki, Wonosobo, soal ILC, Maria mengatakan ILC

adalah pertunjukan sekaligus teater politik, mereka tidak memberi solusi,

tetapi makin keras, makin ramai. Ini terkait kapitalisme.

Sementara itu, saat ini berlangsung rezim infrastruktur. Dan apakah rezim

infrastukrutur memberikan kemakmuran untuk rakyat? Di Lombok ada proyek

infrastruktur yang sudah dibangun. Ini menjadi makanan kaum populis.

Kelompok pengusaha seperti Cina, Kristen, digeneralisai dan menjadi makanan

untuk isu populisme. Selain itu, ada yang berbahaya soal media sosial, di mana

politisi Kristen tidak akan mendapat tempat. Isu ini yang sedang digemakan.

Media berperan sangat besar di sini. Apalagi ke depan akan menjadi tahun

yang panas, sampai tahun 2019.

5.5. Jaleswari Pramodawardhani (Deputi V Kantor Staf Presiden)

Populisme sebagai pendekatan politik untuk orang banyak. Jika Populisme

diletakkan sebagai sebuah terobosan kondisi sosial, akan menjadi outcomes

politik yang cukup bagus. Namun, jika populisme sebagai perbaikan kondisi

sosial memiliki makna politik identitas akan ada efek negatifnya. Contohnya

sikap anti imiggran Meksiko oleh Donald Trump, tapi di satu sisi ingin

menyatukan Amerika Serikat.

Pemerintah melihat ada isu radikalisme/populisme kanan, yang turut membuat

beban pemerintah hari ini lebih sulit dan berbeda dengan isu tiga tahun

lalu. Kita butuh untuk meredefinisi, reorientasi dalam menghadapi masalah.

Contohnya isu radikalisme, keagamaan, dan penistaan agama yang dijawab

dengan kebhinekaan.

Pada aksi 411 dan 212 ada semacam gerakan sosial yang menggambarkan

betapa isu agama cukup efektif untuk dimainkan. Faktanya Indeks demokrasi

Indonesia tahun 2016, turun 2,73 poin. Ini berlaku di Jakarta. Demokrasi yang

kebablasan hari ini dipakai kelompok intoleran. Hasilnya ujaran kebencian

terjadi di ruang publik karena mereka berkilah sebagai kebebasan berpendapat.

Page 49: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

35MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Saat ini ada 171 titik pilkada dan isu tersebut akan terus dibungkus. Dalam isu

pergantian panglima juga dibungkus dengan isu PKI, karena campuran politik

identitas yang dimainkan.

Bagaimana pun mengkritik pemerintah itu penting. Tapi harus disalurkan ke

koridor yang tepat. Oleh karena itu kawan penggiat HAM harus membangun

lagi strategi ke depan.

6. DISKUSI PARAREL 2 Implementasi Prinsip Bisnis dan HAM di Tingkat Pusat & Daerah

Moderator: Haris Azhar (Kontras)

6.1. Rangkuman

Sesungguhnya panduan bisnis dan Hak Azasi Manusia HAM itu bukan hal

yang baru. Tetapi menjadi penting belakangan ini karena ruangnya makin luas.

Muhammad Reza dari Kruha mengatakan yang semula ranah publik/negara

dan sekarang makin banyak diisi swasta. Yang tadinya bukan komoditas

sekarang menjadi komoditas. Misalnya privatisasi air Jakarta. Dalam hal ini

yang digugat bukan swasta, melainkan negara.

PBB telah mengeluarkan resolusi soal business and human rights, bidang

kehutanan, perkebunan, dan pertambangan. Isu utama yang diangkat menurut

Prabianto Mukti Wibowo, Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan, adalah konflik

masyarakat yang bersinggungan dengan lahan. Di Indonesia terbit Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.37/Menhut-II/2007. Salah satunya menyebut

bahwa di setiap kegiatan investasi di kehutanan harus mendapatkan izin dari

masyarakat yang kemungkinan terdampak.

Yang dilakukan pemerintah saat ini kata Prabianto adalah mendorong pelaku

usaha untuk menghormati prinsip HAM. Ada beberapa UU yang berkaitan

Page 50: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

36 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

dengan HAM yang dijadikan pijakan, yaitu UU tentang Perlindungan Anak, UU

tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, UU Ketenagakerjaan, dll.

President of Indonesia Global Compact Network Junardi mengatakan

tahun 2000 muncul organisasi United National Global Impact, yang

anggotanya korporasi, akademisi, dan NGO. Organisasi ini berperan untuk

mengimpelementasikan UN Global Compact 10 Principles. Ada 14.000

organisasi dari 170 negara yang terlibat. Di Indonesia, bernama Indonesia

Global Compact Network.

Junardi menambahkan tanggung jawab dari kelompok bisnis adalah untuk

menghormati dan melaksanakan HAM, serta memulihkan bilamana terjadi

kerusakan. Sosialisasi soal ini perlu dilakukan di mana-mana.

Prabianto mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menjadi

contoh baik dalam membuat regulasi berbasis penegakan HAM dalam

bisnis. Peraturan Menteri KKP 2/2017 yang diterbitkan mensyaratkan adanya

mekanisme HAM untuk industri perikanan. Aturan tersebut memuat prinsip-

Page 51: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

37MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

prinsip HAM yang harus diikuti dan dihormati pelaku industri. Misalnya hak

pekerja, penggajiannya, jenis pekerjaan, batas waktu, fasilitas kerja, dan lain-

lain.

Kementerian juga menerbitkan sertifikasi, dan semua industri harus mengikuti

prinsip-prinsip HAM. Ini adalah upaya pemerintah mendorong HAM pada

sektor bisnis melalui regulasi.

6.2. Prabianto Mukti Wibowo (Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan)

PBB telah mengeluarkan resolusi soal business and human rights, bidang

kehutanan, perkebunan, dan pertambangan. Isu utamanya adalah konflik

masyarakat yang bersinggungan dengan lahan. Ada juga isu pekerja anak di

kebun sawit. Agustus ada resolusi parlemen UNI EROPA yang menuduh kebun

sawit Indonesia melanggar HAM, khususnya karena mempekerjakan anak, dan

dampaknya pada anak yang ada di sekitar kebun sawit. Isu pertambangan

juga banyak kaitannya dengan limbah beracun. Merkuri misalnya, yang

mempengaruhi kualitas air di lingkungan sekitar.

Yang dilakukan pemerintah adalah mendorong pelaku usaha untuk

menghormati prinsip HAM. Ada beberapa UU yang berkaitan dengan HAM

yang menjadi pijakan yaitu UU tentang Perlindungan Anak, UU tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, UU Ketenagakerjaan, dll.

Peraturan Menteri KKP 2/2017 adalah aturan turunan prinsip berbisnis yang

menegakkan HAM. Di dalamnya memuat persyaratan dan mekanisme HAM

untuk industri perikanan. Aturan menyebut prinsip-prinsip HAM yang harus

diikuti dan dihormati pelaku industri. Misalnya hak pekerja, penggajiannya,

kerjanya, batas waktu, fasilitas kerja, dan lain-lain. Kementerian juga menerbitkan

sertifikasi, dan semua industri harus mengikuti prinsip-prinsip HAM. Ini adalah

upaya pemerintah mendorong HAM pada sektor bisnis melalui regulasi.

Sektor Kehutanan juga mensyaratkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber

daya berbasis HAM baik legalitasnya, akuntabilitas, dan pengormatan pada

hak masyarakat yang ada di konsesi hutan. Terkait hal ini telah terbit Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.37/Menhut-II/2007. Salah satunya menyebut

Page 52: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

38 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

bahwa di setiap kegiatan investasi di kehutanan harus mendapatkan izin dari

masyarakat yang kemungkinan terdampak.

Perindustrian juga mengeluarkan surat tentang komite teknis penyelenggaraan

HAM di sektor industri. Kemenko Perekonomian, menyatakan dalam tiga tahun

ini ekonomi makro cukup baik dan tumbuh rata-rata 5 persen. Implikasinya,

kebutuhan lahan yang semakin besar, dan menimbulkan ketimpangan pada

rasio kepemilikan lahan. Satu kelompok usaha sawit bisa menguasai 1 juta

hektar. Sementara untuk rakyat, memperoleh lahan garapan 1 hektar saja sulit.

Ketimpangan ini akan berakibat ketimpangan sosial ekonomi masyarakat.

Untuk mengatasinya, pemerintah mengagendakan pemerataan ekonomi.

Antara lain dengan meluncurkan program reforma agraria dengan target 9

juta hektar, redistribusi aset lahan pada masyarakat, dan pemberian akses

pemanfaatan lahan untuk kegiatan ekonomi produktif seluas 12,7 juta hektar

Dalam konteks implementasi business and human rights ini pemerintah

mengajak stakeholder untuk menyusun pedoman guiding principal.

Pemerintah bersama ELSHAM sudah menyusun rencana aksi HAM, dan

hasilnya akan menjadi referensi.

Menjawab pertanyaan Nila, Malang tentang bagaimana pemerintah akan

mengontrol pelaku bisnis agar tidak menghindari ongkos industri dengan

melanggar HAM, kata Prabiato pemerintah membuka diri untuk komunikasi

dan partenership dengan stakeholder lainnya. Pemerintah sekarang

menurutnya sudah demokratis dan terus memperkuat peran civil society

dalam perencanaan. Sedangkan mengenai disabilitas, penangannya berada

di Kemensos. Namun, bukan berarti dalam menyusun kebijkan ekonomi tidak

melihat kebutuhan disabiltas. Misalnya dalam pembangunan prasarana akan

memperhatikan kepentingan disabilitas. Meskipun pelan, Indonesia tetap

menuju ke arah sana.

6.3. Junardi (President of Indonesia Global Compact Network)

Bisnis dan HAM adalah soal bagaimana mengimplementasikan UN Guiding

principal. Bisnis dan HAM ini bukan hanya urusan pemerintah dan LSM, tapi

Page 53: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

39MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

juga menjadi urusan orang bisnis, yaitu bagaimana pengusaha menjalankan

bisnis dengan menghormati HAM.

Di world economi forum tahun 1999, Kofi Annan menyampaikan, “Bagaimana

kalau kita sama-sama melakukan kegiatan yang berkelanjutan dan prinsip-

prinsip universal dan melakukan global impact?” Lalu pada tahun 2000 muncul

organisasi United National Global Impact, beranggotakan korporasi, akademisi,

NGO untuk mengimpelementasikan UN Global Compact 10 Principles. Ada

14.000 organisasi dari 170 negara yang terlibat.

Organisasi ini merupakan lembaga PBB yang beda dengan yang lain, karena

memiliki anggota. Anggota di Indonesia bernama Global Compact Network,

dan Junardi sebagai presidennya.

Ada empat kategori terkait bisnis dan HAM, yaitu HAM, pekerja, lingkungan,

dan antikorupsi. Anggota United National Global Impact harus melakukan ini.

Dan dengan adanya SDG’s, pebisnis perlu bersama-sama membuat program

di negara masing-masing untuk mencapai 17 goals dalam SDG’s. Orang bisnis

menggunakan SDG’s dengan prinsip 5: People, Planet, Prosperity, Partnership,

Peace. Sebagai contoh menghormati hak atas air. Saat ini sebanyak 40

persen orang tidak mendapatkan akses air yang bersih. Dalam bisnis harus

ada pertumbuhan ekonomi dan keuntungan, tapi balance, pemerataan, social

justice juga harus dikedepankan.

Guiding Pinciples on Business and Human Rights (UNGP) memiliki tiga pilar,

yaitu tanggung jawab dari negara untuk melindungi dari semua pelanggaran

HAM dalam bentuk apapun, tanggung jawab dari bisnis untuk menghormati

dan melaksanakan HAM, dan pemulihan bilamana terjadi kerusakan. Sosialisasi

soal ini perlu dilakukan di mana-mana. Yang perlu diperhatikan dalam hal

ini adalah anak, perempuan, penyandang disabilitas, masyarakat adat, dan

lain-lain. Bisnis harus melihat ini sebagai benefit, bukan sebagai beban dan

kewajiban. Saat ini ada tiga kegiatan internal untuk mempromosikan UNGP’s,

juga kegiatan water program, dan kegiatan eksternal lainnya.

Page 54: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

40 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Yang justru jadi masalah adalah karena banyak pelarangan penggunaan

produk karena dianggap melanggar HAM. Padahal tak semuanya karena itu,

tapi juga karena adanya perang dagang. Indonesia Global Compact Network

juga mempunyai MoU dengan Kemenkumham yang akan disosialisasikan ke

lima kota. Indonesia Global Compact Network juga akan membuat semacam

call center untuk bisa ruang konsultasi.

6.4. Muhammad Reza (Kruha)

Bicara tentang bisnis dan HAM, negara sebagai pemegang amanah, mau tidak

mau negara harus bertanggung jawab. Itulah pilar pertama pada Rugi’s Princip,

negara untuk melindungi warga dari pihak ketiga. Panduan bisnis dan HAM

pada dasarnya bukan hal yang baru. HAM dan bisnis menjadi penting, karena

ruangnya yang makin luas, yang semula ranah publik/negara, sekarang makin

banyak diisi swasta. Yang tadinya bukan komoditas sekarang jadi komoditas.

Misalnya di privatisasi air jakarta. Dalam hal ini yang digugat bukan swasta tapi

negara karena membiarkan pelanggaran terjadi.

Konstitusi kita sudah mencangkup nilai-nilai itu. Misalnya judicial review

UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA) di Mahkamah

Konstitusi, sebelum DUHAM. Di dalam sumber daya air, melekat dua hak

dasar konstitusional dan hak asasi manusia. Menjadi pertanyaan apakah air

barang ekonomi atau barang sosial? Konteks ekonomi dia adalah barang

publik, pemerintah menguasai air bukan untuk pemerintah sendiri tapi untuk

kepentingan rakyat.

Mei lalu Parlemen EROPA membuat laporan land grabing dan water grabing,

dan praktik seperti itu masih terjadi. Prinsipnya, peran utama negara menjadi

vital.

Sayangnya, atas nama investasi, siapapun yang memimpin hari ini harus

mati-matian mendatangkan investasi. Akibatnya yang terjadi ada praktik

pembangunan seperti di Kulon Progro, yang sama dengan kasus Waduk

Kedung Ombo di masa lalu. Prosesnya tidak didahului konsultasi dengan

masyarakat yang memegang hak milik.

Panduan sukarela bisnis dan HAM itu adalah masa depan bisnis kita, dan peran

Page 55: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

41MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

negara harus ada di tengah masyarakat. Bagaimana barang publik seperti air

itu tidak dikomodifikasi. Dengan begitu negara harus mempertimbangkan

praktik-praktik baik untuk dijadikan alternatif.

Majunya modal dan lemahnya otoritas publik, akan berdampak, seperti kasus

pada Lapindo, ketika negara memfasilitasi bisnis dan ikut berbisnis. Saat

ada bencana, yang terjadi adalah kebingungan, siapa yang menanggung.

Ekonomi memegang kendali dan masuk ke ranah azasi. Jika tidak diatur, akan

menampung bisnis bandit yang buruk di Indonesia. Tanggung jawab HAM

itu ada di negara bukan hanya pemerintah semata. Urusan azasi tidak bisa

dikompromikan dengan sifat yang prosedural.

7. DISKUSI PARAREL 3Pemerintah Daerah dan Pemenuhan Hak Kelompok Minoritas Keagamaan

Moderator : Nia Sjarifudin, ANBTI

7.1. Rangkuman

Ada sedikit kemajuan peran negara terhadap agama minoritas melalui

keputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan pencantuman aliran

kepercayaan di E-KTP. Tetapi itu hanya langkah awal. Sebab, terkait penganut

aliran penghayat dan aliran kepercayaan, menurut anggota Ombusdman

Ahmad Suaedy, dibutuhkan tiga langkah, yaitu, pengakuan, penerimaan, dan

pelayanaan. Pembolehan penyebutan di E-KTP hanya menyentuh sebagian

tahap pengakuan. Dewi Kanti, Penghayat Sunda Wiwitan mengatakan masih

banyak pekerjaan rumah karena untuk pengakuan di dokumen kependudukan

lainnya seperti di akta kelahiran dan akta nikah juga belum bisa dilakukan.

Terobosan harus terus dilakukan agar penganut aliran penghayat dan

kepercayaan mendapat penerimaan dan pelayanan. Dalam hal ini, pemerintah

kabupaten kota bisa ambil bagian. Di kabupaten kota HAM dan dijuluki

Page 56: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

42 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

toleran misalnya, mereka mengakui eksistensi kelompok aliran kepercayaan

dan penghayat, jumlah penganutnya didata dan masuk dalam statistik

kependudukan. Namun dalam data rumah ibadah, tempat ibadah untuk

kelompok penghayat dan aliran kepercayaan tidak tersedia. Artinya pelayanan

tidak diberikan.

Perlu ada peningkatan kapasitas dan pemahaman aparatur daerah mengenai

prinsip HAM dan kesetaraan terhadap penganut kepercayaan. Sebab

pemahaman aparat masih rendah terutama terhadap eksistensi agama lokal.

Paling banter penganut kepercayaan dipahami sebagai penganut animisme

dan dinamisme sebagaimana ditulis dalam narasi-narasi pelajaran sekolah,

pada masa orde baru dan sekarang menghilang karena dianggap musrik oleh

sebagian masyarakat yang mengaku mayoritas. Penguatan pemahaman ini

bisa dilakukan oleh akademisi dan NGO.

Upaya-upaya baik untuk menghormati penganut agama dilakukan oleh

sejumlah daerah. Antara lain, Pemantang Siantar. Kabupaten ini dianggap

sebagai miniatur Sumatera utara, mendapatkan predikat kota paling toleran

Page 57: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

43MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

sejak 2016. Pada 2017 tetap menyandang predikat serupa, bersama beberapa

kotal lain.

Sedangkan Gunung Kidul adalah kabupaten yang penuh dengan kelompok

minoritas baik secara agama, politik, adat, budaya, ekonomi, dan penyandang

disabilitas. Di Gunung Kidul hampir tidak ada masalah kecuali pada persoalan

agama yang kemudian berhasil diatasi. Bahkan dalam soal Penyandang

Disabilitas pun ada Perda-nya. Gunung Kidul menjunjung prinsip Guyup Rukun.

Masalah yang harus diperhatikan terkait intoleransi di daerah adalah soal

migrasi. Perbedaan dan perubahan yang timbul akibat migrasi harus berjalanan

secara harmoni dan tidak menimbulkan masalah baru. Selain itu, ada dua

rekomendasi terkait agama dan Pemda. Pertama Pemda punya modalitas

hukum maupun kelembagaan, kedua Pemda perlu memfungsikan pranata

sosial maupun kultural untuk menyelesaikan masalah agama di daerahnya.

7.2. Hefriansyah (Walikota Pematangsiantar)

Pasal 28 ayat 1 UUD 1945 dan UU No 39 Tahun 1999 Pasal 8, menyebut tugas-

tugas Pemda terkait HAM, yaitu untuk menghormati hak masyarakat. Tugas

pemerintah juga melindungi, memenuhi HAM. Pemerintah Pematang Siantar

berupaya menjalankan aturan-aturan tersebut.

Pematangsiantar adalah miniatur Sumatera Utara. Suku utamanya Simalungun,

filsafat hidupnya bergandengan tangan, bergotong royong, yang benar adalah

hakiki. Penduduk aslinya penduduk Toba. Sebanyak 55 persen penganut

Kristen, 10 persen penganut Islam, sisanya yang lain. Di tiap suku ada acara

keagamaan, dan pemerintah berupaya untuk hadir. Di Pematang Siantar

hanya ada lima keluarga penganut Hindu, wakil bupati datang saat peresmian

tempat ibadah. Untuk melakukan itu memang perlu kemauan, perlu tenaga

untuk merawatnya.

Pematang Siantar adalah wujud indahnya keberagaman. Sejak mulai berdiri

hingga sekarang kita dapat predikat kota paling toleran se-Indonesia. Akhir-

akhir ini Manado mendapat rating sama. Kerukunan ini sudah ada sejak dulu.

Page 58: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

44 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Sejak awal, Raja Simalungun menerima siapapun suku yang datang. Soal suku,

golongan, ras, sesungguhnya tidak perlu diperbincangkan. Sebab, gotong

royong, seiring sejalan, meringankan langkah, mengulurkan tangan sudah

diajarkan nenek moyang jaman dahulu.

7.3. Immawan Wahyudi (Wakil Bupati Gunungkidul)

Minoritas di Gunung Kidul ada di banyak sektor, agama, politik, adat, budaya,

ekonomi, dan penyandang disabilitas. Soal Penyandang Disabilitas pun

Gunung Kidul punya Perda-nya. Pemerintah Gunung Kidul melakukan hal itu

mendasarkan pada tujuan warga negara di UUD 1945. Perlindungan kaum

minoritas disadari Pemerintah Gunung Kidul sebagai hak konstitusional warga

negara dan kewajiban konstitusional bagi pemerintah.

Potensi sosio kultural masyarakat Gunung Kidul adalah etos kerja tinggi.

Masyarakat Gunung Kidul sudah didera kemiskinan yang luar biasa, dan

sekarang semakin sejahtera karena pariwisata. Di Gunung Kidul sikap

multukulturalisme sudah dipraktikkan tanpa pembahasan. Dalam satu keluarga

tidak jarang ada penganut beberapa agama. Di kabupaten ini masyarakatnya

membangun semangat adalah GUYUB RUKUN.

Meski demikian ada sebagian yang menerjemahkan toleransi dan demokrasi

agak lebih spesifik. Di Gunungkidul hampir tidak ada masalah kecuali pada

beberapa kasus agama.

Ada studi kasus: 1) permohonan ijin pendirian Gua Maria di Kecamatan Gedang

Sari. Mengapa berlangsung lama, karena persyaratan belum dipenuhi, bahkan

masih perdebatan apakah ingin menjadi tempat ibadah murni atau wisata

relijius. Jadi di dalam ada yang pro dan kontra. Tetapi pada akhirnya diizinkan.

Sayangnya baru bisa dipenuhi pada tahun 2016.

Setelah itu ada sekelompok orang yang mem-PTUN pemkab atas ijin tersebut,

meminta pencabutan ijin. Proses persidangan hanya dua kali dan dihentikan

karena ada yang tidak sesuai.

Page 59: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

45MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Kasus berikutnya, permohonan ijin Perayaan Paskah Adi Yuswa, Pemda

memberikan saran agar dilaksanakan di gereja-gereja saja. Konon massa

yang akan merayakan secara bersamaan berjumlah 12.000 dan tidak ada satu

tempat yang bisa menampung. Akhirnya semua menerima saran pemerintah.

Sikap pemerintah Gunung Kidul ketika menghadapi konflik antar umat

beragama adalah, 1) memberikan perhatian intensif dengan mediasi, 2) mediasi

dilakukan oleh pemerintah daerah; 3) NGO atau kelompok kepentingan mana

pun bisa memfasilitasi.

7.4. Ahmad Suaedy (OMBUDSMAN RI)

Undang-undang dasar 1945 sudah mengantisipasi eksistensi agama lokal,

yaitu Pasal 18 B tentang pengakuan pemerintah terhadap satuan-satuan

struktul sosial, budaya, dan masyarakat adat. Jadi secara konstitusi sebenarnya

Indonesia sudah mapan, tinggal bagaimana implementasi ke bawah

Tantangan menghadapi intoleransi ke depan adalah migrasi. Hampir semua

konflik disebabkan oleh migrasi, termasuk di Jakarta. Ada perubahan kelompok

dari miskin menuju kaya, yang bergeser menjadi perubahan kultural. Di daerah

dengan mayoritas muslim, tiba-tiba ada gereja, sebaliknya di daerah mayoritas

Kristen tiba-tiba ada masjid yang mengumandangkan azan dengan keras. Nah

bagaimana mengelola kondisi ini supaya berjalan harmonis, sehingga migrasi

tak menimbulkan masalah.

Temuan Ombudsman menyebutkan Pemda sebenarnya juga dihadang oleh

aturan pusat, misalnya ada SKB Pendirian Rumah Ibadah, UU Undang-Undang

Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau

Penodaan Agama, dan UU No 23 Tahun 2014 aspek-aspek yang tidak diberikan

kepada daerah yaitu agama. Pada kriteria pemberian award Pemda terbaik

dari Kementerian Dalam Negeri, tidak ada satupun unsur mengenai toleransi

yang dimasukkan. Artinya Indonesia masih punya tantangan cukup berat. Di

Barat mungkin soal toleransi sudah beyond, sehingga tidak perlu dimasukkan

ke dalam unsur penilaian e-government. Tapi untuk di Indonesia justru unsur

tersebut yang paling penting. Transparansi tanpa ada perlindungan kelompok

Page 60: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

46 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

minoritas, tidak akan optimal.

Tata kelola pemerintahan inklusif bukan hanya soal harmoni, tetapi adil.

Minoritas harus mendapat pelayanan publik, dan itu dirancang sejak dari

perencanaan.

7.5. Miftah Fadhli (Peneliti ELSAM)

Pemda dan HAM, seharusnya menjadi teman akrab karena secara historis hadir

berbarengan pasca reformasi. Peran Pemda terhadap pemenuhan hak asasi

manusia sangat penting karena menjadi garda terdepan pelayanan publik.

Dan, berbicara tentang kewajiban Pemda mengenai HAM, berarti Pemerintah

harus memastikan tidak ada tindakan korporasi yang melanggar kebutuhan

masyarakat terhadap HAM.

Jenis-jenis kewenangan Pemda meliputi urusan absolut, urusan konkuren,

dan urusan umum. Ada yang disebut forum interum, wilayah di mana Pemda

tidak boleh ikut campur, yaitu Pemda harus memberi kebebasan warga untuk

memilih dan menjalankan agama secara privat. Tidak boleh ada pembatasan

karena sifatnya absolut. Sedangkan forum eksterum, yaitu ekspresi keagamaan

dan boleh dibatasi dengan empat ketentuan di antaranya tidak melanggar UU,

dilakukan secara proporsional dan dibutuhkan.

ELSAM melakukan studi performa HAM di sejumlah Pemda. Ada 10 jenis HAM

yang diteliti, salah satunya hak untuk beragama. Hasil studi menyebutkan,

forum Forum Kerukunan Umat Bergama FKUB punya peran penting namun

dalam penyelesaian konflik di bawah masih perlu diperkuat. Sebagian besar

konflik yang terjadi terkait pendirian rumah ibadah.

Kohetifitas umat beragama sangat ditentukan aspek kultural yang dijalankan

secara beriringan. Ada problem kerukunan beragama, tetapi masih seremonial.

Ada dua rekomendasi yang kemudian diberikan: pertama Pemda punya

modalitas hukum maupun kelembagaan, kedua Pemda perlu memfungsikan

pranata sosial maupun kultural untuk menyelesaikan masalah agama di

daerahnya.

Page 61: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

47MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

7.6. Dewi Kanti (Penghayat Sunda Wiwitan)

Selama 72 tahun Indonesia merdeka, pada 7 November 2017 Sunda Wiwitan baru

mendapatkan kesempatan untuk memasuki teras kemerdekaan. KTP memang

selesai dengan putusan MK, tetapi akta kelahiran dan akta perkawinan masih

jadi tantangan. Pemulihan hak-hak kePerdataan, dokumentasi kependudukan

lainnya, membutuhkan kehadiran negara yang secepatnya harus dilakukan.

Meski di dalam konstitusi negara sudah mengakui kelompok penghayat, tetapi

nyatanya kelompok penghayat masih menghadapi persoalan legalitas sebagai

warga negara.

Unsur-unsur di lembaga adat Sunda Wiwitan sebetulnya sama dengan unsur di

dalam masyakat umum. Eksistensi komunitas Sunda Wiwitan pada era kolonial

Belanda bahkan sudah diakui sebagai komunitas yang memegang hukum

adat. Sunda Wiwitan sejauh ini tetap memfungsikan lembaga adat, ada atau

tidak pengakuan negara. Sunda Wiwitan tetap melestarikan kearifan tradisi,

tata cara perkawinan, perawatan jenazah dengan adat. Kelompok penghayat

jatuh bangun melestarikan situs budaya, dan di dalam implementasinya tidak

mendapatkan perlindungan optimal.

Sunda Wiwitan masih mengalami permasalahan perlindungan aset hak

komunal. Sebab sampai saat ini masih terjadi perampasan tanah dan hutan

adat, yang oleh Pengadilan Negeri Kuningan hanya dilihat dari hukum waris.

Stigma sudah melekat di pola pikir aparatur negara, sehingga muncul

inkonsistensi dari pelaksanaan konstitusi. Beberapa kali Sunda Wiwitan

merasakan represi negara yang membubarkan komunitas. Padahal, Sunda

Wiwitan telah terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Perlu penguatan dari generasi ke generasi untuk transformasi pengetahuan

tentang agama lokal. Sebab pemahaman aparat masih rendah. Paling banter

penganut kepercayaan dipahami sebagai penganut animisme dan dinamisme

sebagaimana ditulis dalam narasi-narasi pelajaran sekolah, pada masa orde

baru dan sekarang menghilang karena dianggap musrik oleh sebagian

masyarakat yang mengaku mayoritas. Penguatan pemahaman ini bisa

dilakukan oleh akademisi dan NGO.

Page 62: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

48 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

7.7. Diskusi tentang Agama Lokal

Masih ada kelemahan dalam dialog terkait upaya menginklusi kelompok lelulur,

seperti dicatat Hairus Salim dari Yogyakarta. Kelemahan itu antara lain soal

diskusi keagamaan yang hanya berkutat Islam dan bukan Islam. Padahal di

Jawa misalnya ada Kejawen yang merupakan penyangga. Di Pematang Siantar

disebut ada 356 penghayat kepercayaan. Tapi ketika sampai pada data tempat

ibadah, ternyata tidak tersedia data tempat ibadah untuk mereka. Contoh

berbeda ada di kalimantan Selatan, meski tidak ada kelompok penghayat,

tetapi ada tempat ibadah bernama Balai.

Sunda Wiwitan saat ini adalah kelompok penghayat paling kuat. Tetapi sebagai

kelompok paling kuat saja masih mengalami banyak tentangan. Bagaimana

dengan kelompok yang lebih kecil?

Menurut anggota Ombusdman Ahmad Suaedy, soal penghayat kepercayaan

meliputi tiga aspek yang perlu diperhatikan. Yaitu, 1) pengakuan/recognisi.

Apa yang dilakukan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan penyebutan

di e-KTP, baru pada tahap pengakuan. Aspek berikutnya, 2) penghormatan,

artinya setelah diakui harus diberikan haknya. Selanjutnya, 3) perbaikan

kelembagaan seperti yang sudah dilakukan pada aturan Otonomi Khusus

Papua dan Aceh. Di dalamnya memuat pasal-pasal mengenai hukum adat dan

pemimpin kultural.

Pemda harus berupaya memberikan peluang kepada minoritas untuk

mendapat hak-haknya. Di Kuningan, baru saja 3.000 penganut Ahmadiyah

mendapatkan KTP Elektronik. Untuk memperjuangkan hal tersebut

Ombusdmand bekerjasama dengan berbagai lembaga, termasuk Komnas

HAM dan Kantor Staff Presiden KSP.

Menurut Dewi Kanti dari Sunda Wiwitan saat ini perlu ada penguatan

kapasitas lembaga negara dan aparat pemerintah. Sebab pemahaman

aparat masih rendah terutama terhadap eksistensi agama lokal. Paling

banter penganut kepercayaan dipahami sebagai penganut animisme dan

dinamisme sebagaimana ditulis dalam narasi-narasi pelajaran sekolah, pada

Page 63: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

49MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

masa orde baru dan sekarang menghilang karena dianggap musrik oleh

sebagian masyarakat yang mengaku mayoritas. Penguatan pemahaman ini

bisa dilakukan oleh akademisi dan NGO. Selain itu, inisiatif-inisiatif lokal bisa

menawarkan untuk membuat peraturan desa tentang pengakuan komunitas

adat. Akademisi diharapkan mengawal proses tersebut.

8. DISKUSI PLENO IIISesi untuk Kepala Daerah

8.1. Resume

Penghormatan terhadap HAM bukalah kewajiban institusi tapi merupakan

dasar hubungan negara dengan masyarakatnya. Pemerintah berkewajiban

untuk menghormati hak-hak asasi warga negaranya dengan memberikan

pemenuhan terhadap hak-hak mereka seperti hak atas kesejahteraan,

pendidikan, dan pekerjaan, termasuk juga kebebasan beragama. Pemerintah

Indonesia selalu memandang HAM adalah hak dasar yang melekat pada setiap

individu dan harus di hormati.

Sejak tahun 2013, Kemenhukham membuat kriteria penilaian Kabupaten/Kota

Peduli Hak Asasi Manusia berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM

No 25 tahun 2013 yang diperbaharaui dengan Peraturan Menteri Hukum dan

HAM tahun No 34 tahun 2016. Peraturan ini ditujukan untuk memberi arah

pencapaian pembangunan HAM bagi para pemerintah di daerah. Penilaian

tersebut tidak ditujukan pada pencapaian individu si pimpinan daerah tapi

sebuah penilaian secara keseluruhan kinerja pemerintah daerah termasuk

SKPD-SKPD di daerah. Hal yang tidak mudah untuk dilakukan, tapi diharapkan

akan mampu membangun koordinasi yang lebih baik di pemerintah daerah

dalam pencapaian perlindungan HAM yang lebih baik.

Dengan kerangka HAM para pemimpin daerah secara aktif menyadari

pentingnya penyusunan program-program kerja pemerintah berbasis

HAM. Kerangka HAM mampu menjawab tantangan perkembangan zaman

Page 64: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

50 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

secara adaptif. Termasuk dalam kondisi kekinian, dimana isu intoleransi dan

radikalisme menyeruak hingga ke daerah-daerah. Pendekatan HAM mampu

mengeliminasi potensi berkembangnya intoleransi dan radikalisme sejak dini.

Daya tangkal ini dimungkinkan karena prinsip pemenuhan rasa Keadilan yang

harus ada didalam setiap program berkerangka HAM mampu menutup jalan

bagi masuknya idologi radikal dan pemahaman intoleran di masyarakat.

Kerangka HAM juga mensyaratkan adanya proses pelibatan dan partsiapasi

aktif masyarakat dalam setiap proses dan tahapan pembangunan. Dengan

partisipasi, perasaan kepemilikan terhadap daerah dan program pemerintah

menjadi lebih tinggi. Membangun keguyuban berarti membangun kebersamaan

juga dan membangun kebersamaan terbukti mampu menghilangan eklusifitas

dan menjadikannya inklusif.

8.2. Paparan Pembukaan - Mualimin Abdi (Dirjen HAM - yang dibacakan Arry

Ardanta Sigit)

Penghormatan terhadap HAM bukalah kewajiban institusi tapi merupakan

dasar hubungan negara dengan masyarakatnya. Pemerintah berkewajiban

untuk menghormati hak-hak asasi warga negaranya dengan memberikan

pemenuhan terhadap hak-hak mereka seperti hak atas kesejahteraan,

pendidikan, dan pekerjaan, termasuk juga kebebasan beragama. Pemerintah

Indonesia selalu memandang HAM adalah hak dasar yang melekat pada setiap

individu dan harus di hormati.

Indonesia merupakan model bagi dunia terkait dengan keberagaman dan

toleransi antar umat beragama. Hal yang paling nyata adalah, adanya Candi

Borobudur, Prambanan, Gereja Katedral yang bersanding selaras dengan

Masjid Istiqlal di tengah-tengah dominasi masyarakat muslim Indonesia.

Pemerintah selalu berusaha untuk menghormati dan melindungi hak

beragama di Indonesia. Salah satu hal yang paling nyata adalah terkait dengan

manifestasi Keppres no 6/tahun 2000 tentang pengakuan Kong Hu Cu

sebagai agama resmi di Indonesia dan jaminan bagi para pemeluknya untuk

menjalankan ibadah.

Page 65: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

51MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Pemerintah juga menghormati dan menjalankan setiap keputusan undang-

undang dan hukum yang memberikan kepastian jaminan kebebasan

beragama di Indonesia. Keputusan terbaru Mahkamah Konstitusi terkait

dengan pengakuan hak-hak bagi pemeluk kepercayaan untuk mencantumkan

kepercayaan mereka di dalam KTP. Hal ini sebelumnya agak sulit di akomodasi

mengingat banyaknya jumlah penganut kepercayaan di Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga selalu berusaha menjaga kerukunan dan toleransi

umat beragama di Indonesia dan mencegah penggunaan kekerasan dalam

menjalankan keyakinan agamanya. Hal ini dilakukan dengan terus mendukung

keberadaan Forum-forum komunikasi umat beragama di setiap level, nasional

dan daerah.

Sejak tahun 2013, Kemenhukham membuat kriteria penilaian Kabupaten/Kota

Peduli Hak Asasi Manusia berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM

No 25 tahun 2013 yang diperbaharaui dengan Peraturan Menteri Hukum dan

HAM tahun No 34 tahun 2016. Peraturan ini ditujukan untuk memberi arah

pencapaian pembangunan HAM bagi para pemerintah di daerah. Penilaian

tersebut tidak ditujukan pada pencapaian individu si pimpinan daerah tapi

sebuah penilaian secara keseluruhan kinerja pemerintah daerah termasuk

SKPD-SKPD di daerah. Hal yang tidak mudah untuk dilakukan, tapi diharapkan

mampu membangun koordinasi yang lebih baik di pemerintah daerah dalam

pencapaian perlindungan HAM yang lebih baik.

Saat ini ada beragam penghargaan bagi pencapaian yang dilakukan oleh

pemerintah daerah, termasuk Adipura, Kalpataru, kota ramah anak dan

penghargaan-pengharagan lainnya. Jika keseluruhan penghargaan ini

dilaksanakan secara sinergis, maka pemenuhan HAM akan berjalan dengan

baik.

Page 66: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

52 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

9. Sesi Para Kepala DaerahPeran Pemerintah Daerah dalam menjaga Toleransi dan Keberagaman

Moderator: Pramita Andini (SCTV)

9.1. Rangkuman

Pertanyaan yang sama diajukan ke seluruh narasumber tentang bagaimana

HAM dan standar HAM dijadikan pijakan dalam proses pembangunan di

daerahnya dan terutama sekali terkait dengan isu toleransi dan keberagaman

yang saat ini tengah mencapai titik nadir. Tentang bagaimana para pemimpin/

pemerintah daerah menyikapi hal tersebut.

Beberapa peserta diskusi menggarisbawahi pentingnya pemenuhan hak-

hak Sipol (Sipil dan Politik) dan Ekosob (Ekonomi Sosial Budaya) masyarakat

untuk membangun toleransi di wilayah-wilayah tempat kepala daerah tersebut

memimpin, termasuk pentingnya penyelesaian sengketa-sengketa agraria

dan mengurangi kesenjangan ekonomi sosial yang seringkali menjadi pemicu

munculnya gejala intoleransi.

9.2. Boy Rumawung (Kesbangpol Bitung)

Hak Asasi Manusia dan perangkatnya menjadi kebutuhan bagi Kota Bitung.

Pemenuhan HAM dari berbagai aspek menjadi penting karena perkembangan

Kota Bitung itu sendiri dan beragamnya komposisi masyarakat Kota Bitung.

Dengan stadar HAM, Kota Bitung berusaha menjaga percepatan kesejahteraan

warganya dengan selalu mempertimbangkan prinsip HAM. HAM juga yang

menjadi penyeleras kehidupan beragama dan toleransi di Kota Bitung. Untuk

menjaga keselaran tersebut, Kota Bitung fokus pada upaya membangun

kerjasama antar pihak termasuk aktif dalam mendorong efektivitas Forum

Kerukunan Umat Beragama di Kota Bitung.

9.3. Amin Said Husni (Bupati Bondowoso)

Perbedaan adalah keniscayaan, yang harus ada adalah penghargaan terhadap

perbedaan, dan pemerintah harus hadir untuk membangun harmoni diantara

perbedaan itu. Sejauh ini, penegakan HAM di Bondowoso berjalan baik, salah

satu indikatornya dengan mendapat award sebagai Kota Peduli HAM. Award

Page 67: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

53MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

itu penting tapi lebih penting lagi mengimplementasikan award tersebut

dalam kebijakan pembangunan. Sejauh ini, pemerintah Bondowoso berusaha

menerapkan prinsip-prinsip HAM dalam membangun keberagaman dan

toleransi. Salah satu isu yang menonjol di Bondowoso terkait dengan isu suni

dan syiah, selain hoax di media sosial. Untuk mengatasi masalah tersebut,

pemerintah Bondowoso mengefektifkan Forum Kerukunan Umat Beragama

dan meningkatkan literasi media kepada warga Bondowoso agar mereka

meiliki kemampuan untuk memilah informasi dengan benar, terutama melek

terhadap Hoax, dan bagaimana mereka harus bersikap terhadap hoax. Sejauh

ini dua metode utama tersebut, terbukti efektif dalam menjaga kerukunan dan

toleransi di Kota Bondowoso.

9.4. Sukirman (Bupati Serdang Bedagai)

Era transisi demokrasi di Indonesia ditandai dengan era mudah berjanji, mudah

menuntut, mudah memperolok-olok dan mudah berbohong. “Kemudahan”

tersebut selama 20 tahun pasca reformasi terakumulasi dan kemudian

melahirkan intoleransi. Kondisi ini diperparah dengan model pendekatan para

calon kepala daerah saat berkontestasi. Meski mereka tidak menghendaki

penggunaan isu-isu intoleransi, tetapi terkadang dan lebih banyak malah,

para konsultan politik mereka yang mempergunakan isu itu untuk mencapai

kemenangan. Kemenangan dengan cara ini melahirkan ketidakpercayaan atau

distrust di kalangan masyarakat. Ketidakpercayaan ini bukan hanya masalah

Agama atau Suku, tapi karena adanya gap atau bias antara yang dijanjikan

dengan yang dilaksanakan. Untuk itu mendatang, ada beberapa pendekatan

yang harus dilakukan. Khusus untuk INFID dan CSO lainnya. Pendekatannya

harus berubah, perlu memperbanyak penetrasi ke wilayah grass root dengan

menghadirkan pakar-pakar sosiologi, budaya, mediasi dan sebagainya.

Hindari pendekatan programmatic, seperti program anti terrorism dan segala

macamnya. Selain itu pendidikan kepada calon kepala daerah dan para

konsultannya untuk lebih menjaga toleransi dalam setiap kampanye mereka.

9.5. Remigo Berutu (Bupati Pakpak Bharat)

Untuk pemenuhan HAM dan menjaga toleransi disetiap daerah pada dasarnya

harus dimulai dari pimpinan daerahnya. Pimpinan daerah harus memiliki visi. Visi

Page 68: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

54 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

pemerintah daerah Pakpak Barat adalah damai. Modal utama untuk mencapai

kesejahteraan adalah adanya kedamaian. Kedamaian untuk membangun,

kedamaian untuk bekerjasama. Pemerintah daerah Pakpak Bharat berusaha

mewujudkan visi itu dan mengurangi sebesar mungkin ketidaksamaan

9.6. Hairiah (Wakil Bupati Sambas)

Hal yang penting bagi kami saat ini adalah me-mainstreaming-kan HAM

dalam setiap penyusunan program kerja pemerintah daerah. Sebagai wilayah

eks konflik, pemerintah daerah Sambas selalu berusaha agar pengalaman

traumatic masa lalu tersebut tidak terulang kembali. Visi pemerintah

daerah Sambas adalah ahlakul korimah, unggul dan sejahtera. Menyadari

ketertinggalan Sambas di bidang Infrastruktur, Pemerintah daerah Sambas

bekerjasama dengan Pemerintah Pusat juga mulai fokus pada pembangunan

infrastruktur. Terlebih wilayah Sambas yang merupakan perbatasan dengan

Malaysia, tantangan Pemerintah dan masyarakat Sambas juga lebih beragam.

HAM menjadi penting, karena Sambas menghadapi limpahan masalah juga

sebagai kota di perbatasan, masalah ketenagakerjaan misalnya. Untuk itu

Pemerintah daerah Sambas selalu berusaha melibatkan para pihak dalam

perumusan kebijakannya termasuk dengan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Salah satu program unggulan pemerintah daerah Sambas adalah layanan

satu pintu ketenagakerjaan untuk mengantisapasi limpahan masalah

ketenagakerjaan. Selain itu, pemerintah daerah Sambas juga mengembangkan

program-program yang berperpektif HAM diantaranya Program Desa Layak

Anak, dan Kota Layak Anak. Program yang berbasis HAM ini akan terus

dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Sambas.

Terkait dengan toleransi, Pemerintah Daerah Sambas meyakini bahwa

toleransi harus dimulai dari pimpinan daerah dan menularkan virus toleransi

ke masyarakat. Secara programatik, Pemda Sambas mendorong dan

memfasilitasi forum-forum adat yang ada di wilayah Sambas, termasuk

forum adat Melayu, Dayak dan Tionghoa. Forum-forum ini diharapkan akan

terus mendorong pemahaman terkait dengan toleransi dan keberagaman di

Kabupaten Sambas. Selain itu, forum-forum tersebut juga menjadi wahana

Page 69: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

55MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

sosialisasi program Pemda dan jalan masuk bagi Pemda untuk melibatkan

mereka dalam program-program pembangunan.

9.7. Paulina (Wakil Bupati Sigi)

Pemenuhan HAM dan menjaga toleransi di Kabupaten Sigi dijalankan melalui

program inovasi. Yaitu program Sigi Hijau, Sigi Religi dan Sigi Mandiri. Sigi

Hijau untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, bersih, dan rindang, yang

didukung dengan ketersediaan antara lain sumber daya alam hutan. Sigi Religi

yaitu komitmen Pemkab Sigi dalam membangun manusia berlandaskan nilai-

nilai keagamaan, yang pada tataran implementasi melibatkan pihak nasrani dan

muslim. Dan Sigi Mandiri mengembangkan kerajinan usaha masyarakat serta

mendorong industri rumah tangga sebagai upaya percepatan peningkatan

ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

Program-program tersebut dilakukan dengan melibatkan para pihak terkait

di Kabupaten Sigi termasuk perguruan-perguruan tinggi di Sulawesi Tengah.

Selain pelibatan, program inovasi juga mempertimbangkan anggaran yang

berimbang dan berkeadilan. Berimbang dan adil, artinya sesuai dengan

komposisi masyarakat di kabupaten Sigi dan tidak hanya fokus kepada salah

satu pihak yang dominan saja.

9.8. Hidayat (Walikota Palu)

Palu merupakan representasi Sulawesi Tengah (Sulteng). Dan Sulteng memiliki

12 etnis yang berbeda selain komposisi agama yang beragam, ruang intoleransi

sangat tinggi. Untuk mengantisipasi intoleransi yang kemudian melahirkan

kekerasan, Pemkot Palu berusaha membuka ruang diskusi yang sebesar-

besarnya bagi tokoh-tokoh informal (agama, adat, pemuda).

Pemkot Palu berusaha mendorong partisipasi publik kepada ormas-ormas di

Palu dalam bidang kebersihan, dan keamanan. Juga mendorong penguatan

kearifan lokal, dan lembaga adat.

Page 70: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

56 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

9.9. Hermanus (Wakil Bupati Kubu Raya)

Pada dasarnya upaya pembangunan di Kubu Raya selalu diupayakan untuk

melibatkan para pihak. Kubu Raya memiliki tenis yang beragam, termasuk

Melayu, Madura, Dayak, Jawa, Tionghoa. Upaya untuk membangun toleransi

dilakukan melalui pendekatan formal dan informal termasuk pendekatan

budaya.

Page 71: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

57MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

10. Diskusi Paralel 2Peran Anak Muda dalam Mewujudkan Toleransi & Kebhinekaan

10.1. Rangkuman

Penting untuk memulai sebuah tindakan, sesederhana apapun untuk

meminimalisir memori-memori dan tindakan intoleransi. Tindakan di level

komunitas para pemuda dan tindakan di pemerintah. Salah satu contoh

tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Trenggalek adalah pendekatan

untuk tidak mempermalukan korban khususnya anak muda ke depan publik.

Termasuk saat si anak muda melakukan kesalahan. Perlindungan terhadap

privacy mereka merupakan faktor penting untuk tetap memberikan rasa

percaya diri pada mereka

Penting untuk melakukan pengecekan terhadap semua informasi yang

beredar di media social. Dan social media di Indonesia sebetulnya sudah

mulai melakukan itu dengan proses verifikasi account. Kini account terpercaya

ditandai dengan centang biru. Selalu melakukan pengecekan tersebut

walaupun account tersebut menurut “minat” kita sudah benar, misalnya

tidak seluruh account yang mengatasnamakan presiden Jokowi merupakan

Page 72: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

58 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

account yang terverifikasi centang biru. Tetap penting untuk selalu kritis

terhadap muatan sebuah account.

Apatisme kelompok minoritas atau kepasrahan untuk fokus pada “penghidupan”

saja, juga menjadi salah satu sumber meningkatnya keberanian kaum intoleran

karena merasa penguasaan ruang publik hanya menjadi ruang mereka. Perlu

membangun kepedulian kelompok “minoritas” untuk menguasai ruang publik

juga.

Munculnya buzzer-buzzer di dunia maya yang memprovokasi sikap-sikap dan

keyakinan intoleran berbanding lurus dengan keberanian mereka untuk tampil

secara nyata dalam aksi-aksi massa. Perlu ada penguasaan ruang publik dan

aksi massa untuk melakukan counter terhadap model pendekatan mereka.

Masalah ekonomi dan perasaan sebagai korban ekslusi dari peran politik dan

pergaulan sosial tidak bisa diabaikan begitu saja. Penguatan ekonomi selain

membangun dialog agar perasaan di ekslusi dari peran politik dan pergaulan

sosial tidak berkembang menjadi kebencian juga penting untuk di bangun.

10.2. Emil Dardak (Bupati Trenggalek)

“Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan

persaudaraan” (Bung Karno)

Kebhinekaan adalah salah satu fondasi kebangsaan kita. Para pemuda harus

jadi pelopor persatuan dan kesatuan. Sebagai warga negara yang memasuki

periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia antara

16 sampai 30 tahun tahun, pemuda merupakan potensi sekaligus pemilik

tanggung jawab ata kelanjutan negeri ini.

Tugas pemerintah dalam pembangunan kepemudaan dilaksanakan dalam

bentuk pelayanan kepemudaan meliputi:penyadaran, pemberdayaan,

pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda.

Pelayanan kepemudaan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik pemuda,

Page 73: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

59MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

yaitu memiliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggungjawab, dan

ksatria, serta memiliki sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis,

dan futuristik.

Namun demikian tantangan pemuda saat ini juga lebih luar biasa, sekalipun

pemuda saat ini memiliki keuntungan dibanding generasi sebelumnya dari

segi Pendidikan misalnya. Untuk penting bagi para pemuda untuk tetap

menjaga idealism. Tidak menjadi pragmatis, tapi juga tidak apatis. Pemuda

juga harus aware terhadap ekploitasi dan kepentingan politik. Pihak-pihak yang

memanfaatkan mereka demi kepentingan pribadi dan kepentingan politiknya

saja. Pemuda selalu menjadi elemen penting dalam pembangunan karena

kebaharuan ide-ide biasanya muncul dari para pemuda.

Mengantisipasi maraknya intoleransi di berbagai wilayah, khusus untuk

di Trenggalek, Pemda Trenggalek selalu berusaha untuk membangun

kebhinekaan. Misalnya dengan doa bersama yang melibatkan para pemangku

kepentingan di Trenggalek. Hal penting lainnya yang dilakukan oleh Pemkab

Trenggalek adalah membangun konsistensi sikap dan nilai para pemuda

agar tidak mudah terombang-ambing. Penting untuk mengejar jabatan dan

bukan sesuatu yang salah, tapi penting juga untuk mengejar perbuatan, dan

perbuatan yang harus dikejar itu adalah perbuatan yang baik.

10.3. Teguh Wicaksono (Musical.ly)

Perkembangan teknologi informasi berpengaruh banyak terhadap cara

informasi menyebar dan cara seorang individu menyikapinya. Sebelumnya,

setiap orang yang mendapat informasi akan melakukan interpretasi terhadap

informasi tersebut dan kemudian belum tentu dapat menyampaikannya

ke publik secara langsung. Saat ini, bahkan tampilan visual saja, dapat

diniterpretasikan secara bebas oleh seorang individu dan sekaligus mampu

disampaikan ke publik seketika. Sebelumnya, orang hanya bisa menyampaikan

opininya melalui media konvensional. Dimana tidak setiap orang memiliki akses

untuk menyampaikan pemikiran dan interpretasinya atas suatu peristiwa.

Dalam media konvensional dikenal istilah gatekeeper atau palang pintu

Page 74: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

60 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

terakhir. Dimana dia berfungsi sebagai pengatur alur informasi, melakukan

verifikasi dan pengecekan atas nilai kebenaran sebuah informasi. Saat ini

pengertian gatekeeper telah bergeser menjadi penyebar informasi. Dan

masalahnya adalah, ada bias informasi dari informasi pihak pertama ke pihak

yang berikutnya. Dan fungsi gatekeeper saat ini adalah pengumpul informasi

tanpa proses verifikasi dengan nilai bias yang tinggi. Banyak kemudian kita

temukan informasi yang disampaikan pihak pertama berbeda sama sekali

dengan informasi yang disampaikan kemudian setelah melalui gatekeeper

tersebut.

Kemajuan tekhnologi, telah memungkinkan bagi siapapun untuk memiliki

interpretasi, penilaian dan opini sendiri dan kemudian langsung menyebrkannya

ke publik atau yang kita kenal sebagai communicator. Menjadi berbahaya,

ketika hal itu tidak melewati proses verifikasi terlebih dahulu. Dan itulah yang

menyebabkan penyebaran berita bohong atau hoax menjadi sangat mudah.

Cara termudah untuk mengantisipasi penyebaran berita bohong atau hoax

adalah dengan melakukan individual self cencorship. Melakukan sensor

terhadap berita yang kita peroleh dan yang kita sebarkan.

10.4. Arman Dhani (mojok.co)

Intoleransi di kalangan generasi muda sebenarnya sudah cukup

mengkhawatirkan. Studi terakhir yang dilakukan oleh Universitas Islam

Negri (UIN) menunjukan bahwa lebih dari 30% siswa SMU dan mahasiswa

universitas memilih pertemanan mereka berdasarkan agama. Gejala ini sama

mengkhawatirkannya dengan kemunculan model-model pendekatan yang

sektarian dan ekslusif, seperti perumahan islami, sabun islami dan sebagainya.

Hal lain yang menjadi kekhawatiran kita bersama adalah, adanya upaya

untuk mempertentangkan antara Demokrasi, Nasionalisme dan Pancasila di

satu sisi dengan nilai-nilai Islam di sisi lain. Islam ditafsirkan secara sempit

dan memandang demokrasi, nasionalisme dan Pancasila sebagai nilai-nilai

yang salah. Selama 2016 saja, tercatat ada 208 peristiwa pelanggaran atas

hak berkeyaninan di Indonesia. Dan ini menjadi mengkhawatirkan karena

intensitasnya terus menanjak.

Page 75: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

61MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Pemikiran dan gejala tersebut terjadi karena lebih banyaknya orang yang

memilih diam daripada melakukan counter argument atas pemikiran-pemikiran

dan gejala tersebut yang membuat mereka semakin leluasa.

Disisi lain, pemerintah, khususnya pemerintah daerah justru bukan saja

memelihara semangat intoleransi tersebut tetapi banyak yang memfasilitasinya

dengan menerbitkan perda-perda intoleran. Seperti Perda-perda diskriminatif

terhadap Perempuan misalnya, dengan alasan agama tentunya. Pemerintah

pusat sebenarnya bisa mengantisipasi hal tersebut dengan menghapus Perda-

perda diskriminatif.

Peran media sendiri adalah dengan melakukan literasi publik terhadap bahaya

hoax, melakukan self cencorsip ketika ada hoax atau statemen yang diragukan

kebenarannya. Seperti yang selama ini dilakukan mojok.co dan Tirto.id.

10.5. Khalis Mardiasih (Gusdurian Jogja)

Studi yang dilakukan oleh Gusdurian dan INFID menunjukan munculnya sikap

paradox di kalangan generasi muda. Disatu sisi mereka menyadari bahwa

ektrimisme adalah pikiran dan tindakan yang berbahaya dan buah dari pikiran

serta tindakan itu bias mencederai bahkan menghilangan nyawa seseorang

dan itu jelas mencederai HAM. Namun disisi lain juga ada ambiguitas dikalangan

generasi muda bahwa perlu adanya upaya bela agama, melakukan sweeping

terhadap kelompok yang tidak menghormati nilai-nilai agama bahkan sikap

memaklumi tindakan pengeboman sebagai bagian dari ukhuwah Islamiah.

Kondisi ini jelas sangat berbahaya karena dari itulah bibit-bibit intoleransi dan

tindakan kekerasan agama bermula.

Tindakan kekerasan berbasis agama di mulai dari keberagamaan yang eklusif, memandang hanya cara beribadah dan kelompoknya yang benar.

Peningkatan dari keberagamaan yang ekslusif tersebut adalah extremism, atau

berpikir secara ekstrim, mulai menentukan kelompok saya dan kelompok luar.

Page 76: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

62 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Hanya kelompok kami yang benar dan kelompok yang lain salah.

Wujud paling kongkret dari kesemuanya itu adalah tindakan kekerasan berbasis

agama atau extremism act.

Saat ini telah muncul pola-pola baru extremism dengan ciri sebagai berikut:

1. Tidak dapat diidentifikasi sebagai mereka yang marjinal secara ekonomi

maupun pendidikan, namun justru di dominasi kaum muda dan kalangan

berpendidikan tinggi

2. Media dan teknologi mempermudah persebaran pesan-pesan ekstremis,

yang kemudian mengubah model rekrutmen, target, cara sosialisasi, cara

baiat, dan struktur organisasi komunitas ekstremis.

Kondisi ini harus diwaspadai sebagai alarm terhadap meningkatnya extremism

dikalangan generasi muda. Indikasi dari keterbahayaan tersebut dapat dilihat

dari model pendekatan extremism saat ini.

DULU SEKARANG

Waktu indoktrinasi lama Waktu indoktrinasi singkat

Dibaiat oleh Ustaz Dibaiat secara online atau cukup bergabung di WA

Funding: Al Qaeda dan Osama Bin Laden Funding mandiri

Pemimpin spiritualnya tunggal Lebih otonom dan terdesentralisasi

Guna mengantisipasi itu semua, maka diperlukan;

1. Kerjasama regional antarnegara

2. Hukum

3. Pendidikan

4. Gerakan inovatif anak muda melalui pesan-pesan perdamaian

10.6. Julia Sonntag (Robert Bosch Stiftung)

Robert Bosch Stiftung merupakan sebuah organisasi yang berupaya

melakukan identifikasi perubahan yang diinginkan anak muda dari berbagai

Page 77: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

63MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

belahan dunia dan kemudian berbagi pengalaman baik, inovasi dan masalah

sosial yang mereka hadapi dengan mitra-mitra mereka dari belahan dunia

lainnya.

Yayasan juga berusaha untuk membangun jejaring para anak muda yang

kreatif dan inovatif dan merumuskan projek Bersama yang bisa dilakukan. Salah

satu program yang dikembangkan adalah wwww.changemakerxchange.com.

Program dimana yayasan memfasilitasi pertemuan antar pemuda dimana

mereka bisa saling berbagi kreatifitas dan inovasi mereka untuk membangun

kesepahaman.

Di Indonesia, yayasan bekerjasama dengan INFID untuk membangun semangat

toleransi di kalangan kaum muda yang terintegrasi dengan program Kota

Peduli HAM. Program bersama INFID ini dilakukan dengan cara memberikan

pelatihan untuk mempromosikan toleransi di kota-kota peduli HAM. Para kaum

muda tersebut dipertemukan dengan para pejabat di wilayah tersebut agar

harapan, gagasan, inovasi dan kreatifitas mereka terkait dengan toleransi bisa

diadopsi dan diterapkan di daerah tersebut.

10.7. Sesi Tanya Jawab.

1. Bahwa muncul gejala intoleransi di kalangan anak-anak sekolah yang

berkembang dari rohis-rohis di sekolah-sekolah menengah. Selain itu

muncul kecenderungan sikap intoleran dikalangan para santri. Intoleransi

sepertinya menyasar di dua wilayah sekaligus, di Pendidikan keagamaan

dan di pendidikan formal non-agama. Perlu mencari mdel deradikalisasi

yang pas bagi anak muda terkait dengan kondisi tersebut

2. Perkembangan teknologi turut berpengaruh terhadap munculnya

perkembangan intoleransi. Bukan di level penyebaran isu tapi minimnya

ruang perjumpaan. Dunia virtual miskin dengan sentuhan personal

tersebut, gesture, mimik dan intonasi tidak ada dalam perbincangan

virtual dan itu yang seringkali memicu kesalahpahaman. Padahal saat

ada kegiatan bersama dimana ruang perjumpaan terjadi, kesalapahaman

itu bisa mencair. Salah satu kegiatan bersama misalnya futsal. Seringkali

Page 78: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

64 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

perbedaan yang muncul di media sosial, tuntas saat ada ruang perjumpaan

di kegiatan futsal tersebut. Masalahnya bagaimana dengan gap dan

kesalahpahaman di medsos antara pemuda dan generasi pendahulunya,

bagaimana model untuk meminimalisir hal tersebut.

3. Intoleransi atau minimal kesalahpahaman seringkali merupakan warisan

masa lalu. Perbadaan generasi sebelumnya yang diturunkan pada para

generasi muda. Hal ini diperparah karena mereka tidak memiliki panutan

yang pas. Rohis, yang sebetulnya bisa berperan malah menjadi ruang

pertarungan baru karena minimnya kualitas para guru agama selain

mereka sendiri sudah ada yang terjebak dengan kesalahapahaman

warisan sebelumnya.

4. Ada model yang telah dikembangkan oleh beberapa komunitas anak muda

untuk membangun toleransi, misalnya ISC (inclusive student community).

Sebuah model pendekatan inter religi bagi anak muda melalui wisata

religi bersama. Kegiatan wisatanya seperti mengundang pemuda non-

Kristen untuk berkunjung ke gereja, membuka dialog untuk membangun

pemahaman seperti, mengapa para suster tidak menikah, mengapa acara

di gereja seperti itu dan sebagainya. Mereka terbuka dengan ide-ide baru

untuk membangun ruang pertemuan antar pemuda yang berbeda agama.

Page 79: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

65MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

11. Diskusi Paralel 2Pelembagaan dan Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Pembangunan serta Perlindungan dan Pemenuhan HAM

Moderator: Wahyu Susilo (Migrant Care)

11.1. Rangkuman

Partisipasi publik tidak semata-mata persoalan kerangka hukum saja tapi juga

persoalan proses demokrasi, persoalan dana, ideologi gerakan. Seringkali

ketika bicara soal partisipasi publik, persoalannya menjadi simpilstis di level

teknis tanpa visi. Konferensi ini diharapkan akan bisa menghasilkan sesuatu

yang baru terkait dengan partisipasi publik secara luas.

Perlu studi yang memadai mengenai konsep dan keberadaan trustfund bagi

CSO selain dengan model pendanaan yang ada sekarang. Mungkin salah

satunya adalah model pendanaan yang bersumber dari negara tanpa harus

menyebabkan hilangnya independensi CSO dalam proses partisipasi publik.

Page 80: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

66 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Upaya penguatan partisipasi masyarakat di daerah identik dengan LSM.

Pemerintah daerah umumnya sangat alergi dengan LSM dan merasa lebih

efektif melakukan proses pemberdayaan melalui organisasi kepemudaan dan

atau komunitas. Semestinya semua berjalan beriringan; pemberdayaan bisa

tumbuh bersama karena adanya partisipasi dan kesadaran maju bersama

CSO di Indonesia kini menghadapi situasi yang dilematis. CSO yang fokus

pada advokasi saat ini menghadapi persoalan pendanaan yang kritis. Tidak

banyak lagi donor yang bersedia untuk memberi pembiayaan pada kerja-kerja

advokasi. Disisi lain, CSO yang fokus pada pendampingan juga menghadapi

persoalan yang tak kalah beratnya. Ruang ruang kerja mereka kini telah diambil

alih oleh pemerintah. Penting bagi INFID untuk memikirkan masalah ini dan

mencari solusi yang tepat.

Dalam setiap proses perencanaan pembangunan, pelibatan masyarakat dalam

proses tersebut wajib dijamin. Hal ini untuk memastikan agar perencanaan

tersebut bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Salah satu cara untuk

memastikan hal itu terjadi adalah memaui pembuatan peraturan daerah yang

memastikan jaminan pelibatan publik sejak dari proses perencanaan. Hal ini

untuk memastikan bahwa proses partisipasi publik juga bisa diukur dan terarah.

Dalam partisipasi public CSO hanyalah salah satu bagian saja. Silang pendapat

soal peran sesungguhnya hanya persoalan pendanaan semata. CSO harusnya

memliki kemandirian secara ekonomi dan tidak berupaya menggantungkan

sumber keuangannya dari negara termasuk melalui APBD.

Salah satu contoh baik adalah proses yang dilakukan oleh kawan-kawan

CSO di Pangkep. CSO di Pangkep membuat MOU pelibatan asyarakat dalam

Musrenbang. CSO menjadi intermediary antara pemerintah daerah dengan

masyarakat. Salah satu contoh keberhasilanya adalah alokasi dana desa bagi

pembangunan Sekolah-sekolah rakyat sebagai wahana Pendidikan kritis.

Pendekatan CSO di Indonesia sangat beragam. Sebagai organisasi yang tidak

berbasis pada masa tapi pada keahlian, varian CSO di Indonesia sangat banyak.

Dan sumber pendanaanya juga beragam. Dari Internal (Iuran) dan Eksternal

(Donatur). Setiap penerimaan anggaran jelas pasti memiliki konsekuensi

Page 81: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

67MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

tersendiri yang sejak awal sudah dipahami. Insentif pajak dari negara bisa

jadi merupakan salah satu sumber pendanaan secara tidak langsung di luar

trustfund yang bisa dibangun ke depan.

Badan hukum tidak sekedar persoalan anggaran semata tapi juga persoalan

perencanaan. Lembaga berbadan hukum yang memilik rencana kerja,

advokasinya lebih mudah diukur. Hilangnya donor saat ini memang menjadi

situasi kritis bagi CSO’s dan perlunya kreatifitas yang harus terus dikembangkan

untuk saat ini, salah satunya adalah teknologi.

Banyak mekanisme hukum mengalami kemandekan. Ada banyak pengabaian

hasil proses hukum yang kemudian tidak ditindaklanjuti oleh negara. Termasuk

kasus kendang dan sekian banyak kasus HAM lainnya. Pemenuhan HAM adalah

kewajiban negara dan tentu kita harus tetap memastikan dan mendorong

supaya negara melakukan tugasnya tersebut.

11.2. Eryanto Nugroho (PSHK)

Akhir tahun 80’an issue HAM dan Lingkungan adalah dianggap musuh negara,

kini telah berubah atas proses perjuangan masyarakat sipil dan pengiat

HAM. Selain isu yang telah diadopsi, kini telah banyak lembaga negara yang

menangani masalah HAM dan lingkungan.

Relasi NGO’s dengan pemerintah tidak bisa dipandang sebagai satu kesatuan,

kita melihat ini adalah sebagai spectrum. Ada wilayah yang menjadi perhatian

dan kewenangan pemerintah dan ada wilayah di mana NGO’s harus berperan.

Idealnya ada berkolabrasi diantara keduanya tapi itu semua tergantung situasi

dan isu-nya.

Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2017 tentang partisipasi masyarakat

dalam penyelenggaraan negara; banyak catatan yang perlu kita sikapi adalah:

penyusunan PP ini dari sisi drafting tidak tajam, tidak terbaca mekanismenya

dan tidak memfasilitasi kebutuhan partisipasi masyarakat. Tapi kita tetap

mengapresiasi PP ini guna membantu kerja kerja masyarakat sipil.

Page 82: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

68 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Relasi antara negara, swasta, dan NGO’s sepatutnya berada dalam posisi yang

berimbang. Posisi yang tidak berimbang, salah satu faktornya adalah persoalan

kerangka hukum bagi NGO’s. Masih banyak Lembaga di Indonesia yang tidak

memiliki badan hukum, atau tidak dalam format yang jelas apakah mereka

sebagai perkumpulan ataukah Ormas. Idealnya saat ini kita perlu mendorong

penyelesaian UU-Perkumpulan, dirapihkan kerangka hukumnya agar relasi

antara negara, swasta dan masyarakat sipil lebih sehat.

Beberapa perubahan terkait dengan kerangka organisasi masyarakat sipil

pasca 1998 meliputi, kurun waktu 2000 – 2004; UU Yayasan. Kurun waktu

2006 – 2008, insentif pajak dan 2010 – 2017; UU Ormas. Partisipasi seimbang

ternyata tidak cukup tapi harus disikapi dengan serius, pembenahan kerangka

hukum dan bagaimana melakukan kerja kerja yang lebih subtansi dengan

penguatan masyarakat sipil.

11.3. Jane Aileen Tedjaseputra (YLBHI)

Dalam perpektif regulasi, partispasi masyarakat telah diatur dalam PP 45 tahun

2017 yang meliputi;

•• Adanya pelembagaan dan pengakuan bagi partisipasi masyarakat

•• Masyarakat dilibatkan dalam tahapan-tahapan pembangunan:

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan.

•• Memberi ruang, namun terbatas. Contohnya Pasal 2 hanya terbatas pada

peraturan Kepala Daerah

•• Mempersempit partisipasi masyarakat berdasarkan UU No. 39/1999

tentang HAM

•• Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah dan

pengelolaan aset, yang didorong adalah Kemitraan (Pasal 13) lalu

bagaimana dengan bentuk partisipasi lainnya?

•• Pengelolaan aset & sumber daya alam daerah (Pasal 15) cenderung

bernafaskan bisnis, bukan berperspektif masyarakat terdampak

Tantangan partisipasi publik dalam penegakan HAM di Indonesia:

•• Komitmen pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah. Salah satu

Page 83: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

69MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

contohnya adalah pengabaian putusan pengadilan Kendeng oleh

pemerintah.

•• Korupsi

•• Pasal 25 UU No. 12 Tahun 2005 – Kovenan Hak Sipol (Sipil Politik)

• Terlibat dalam penyelenggaran pemerintahan

• Pemilu yang bebas dan rahasia

• Akses pada pelayanan publik

Kinerja Pemerintahan Jokowi dalam Penegakan HAM

•• Kriminalisasi pembela HAM – menghalangi atau membungkam partisipasi

•• PERPPU ORMAS

•• Kekerasan dan pembiaran atasnya, khususnya terhadap kelompok rentan

•• Pelanggaran HAM masa lalu

•• Putusan pengadilan tidak dilaksanakan

Saran Bagi Pemerintah dan Komnas Ham

•• Pelembagaan partisipasi berbasis hak – UU No. 39/1999, Kovenan Hak Sipol

•• Studi mengenai hak atas partisipasi dapat dilakukan Kementerian Hukum

dan HAM bersama Komnas HAM

•• Penyuluhan dan penyebarluasan kepada setiap tingkatan pemerintahan

mengenai hak atas partisipasi berbasis hak

•• Penyebarluasan informasi kepada masyarakat mengenai hak atas

berpartisipasi berbasis hak

•• Komnas HAM memberi perhatian khusus pada pengaduan terkait hak atas

partisipasi

•• Perbaikan PERMENHUKHAM No. 34 Tahun 2016

11.4. Mulyadi Prayitno (YKPM Makassar)

Partispasi publik yang baik hanya dimungkinkan jika masyarakat memahami

hak-hak mereka. Dan itu bisa dilakukan jika ada proses penguatan masyarakat

marginal melalui pendidikan kritis, dan pemahaman tentang model partisipasi.

Misalnya di isu kesehatan. Masyarakat harus dididik memahami hak-hak

mereka dalam isu kesehatan, bagaimana mereka bisa mendapatkan jaminan

Page 84: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

70 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

kesehatan, prosedurnya dan mekanismenya.

Selain itu, perlu adanya data data mikro yang dihimpun dan dikumpulkan

oleh masyarakat sebagai data pembanding dengan data yang dimiliki oleh

pemerintah sehingga dimungkinkan untuk dilakukan audit sosial.

Membangun kontrak politik untuk pelembagaan kerja-kerja masyarakat sipil

dalam pembangunan daerah. Kontrak politik ini didorong agar pemerintah

daerah mau dan mampu mengadopsinya termasuk mengitegrasikan

partisipasi tersebut kedalam program-program SKPD.

HAM masih belum dipandang penting dalam penyusunan program kerja di

banyak daerah. Rancangan program kerja seringkali dititikberatkan pada

kebutuhan pemerintah daerah semata. Untuk itu perlu didorong partispasi

publik dalam setiap penyusunan rencana kerja pemerintah daerah dengan

mempertimbangan HAM sebagai perspektif agar program kerja tersebut

bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat dan bukan hanya perkiraan atau

keinginan pemerintah daerah semata.

Beberapa daerah yang telah mulai mengintegrasikan HAM dalam penyusuanan

program kerja mereka tentunya patut diapresiasi, diperbaiki jika ada kekurangan

dan direplikasi di daerah-daerah lain.

Menjadi penting bagi Komnas HAM untuk memastikan bahwa penyusunan

program kerja di daerah sudah selaras dengan HAM. Dan untuk itu, Komnas

HAM perlu mendidik publik dengan pengetahuan HAM, membuka ruang

partisipasi publik yang bersperpektif HAM dengan model asistensi kepada

masyarakat dan juga pimpinan daerah.

Page 85: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

71MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

12. Diskusi Paralel (Tematic Event)Peran Perempuan dalam Pencegahan Ekstremisme Berbasis Kekerasan

Pembicara:

1. Any Rufaedah (Universitas Indonesia)

2. Hikmah Bafagih (Fatayat NU Jawa Timur)

3. Neneng Heryani (Kementerian Sosial)

12.1. Rangkuman

Kelas ekonomi para pelaku terorisme khusunya deportan bukanlah kelas

menengah bawah tapi mereka merupakan kelompok kelas menegah atas

yang memiliki kemampuan ekonomi.

Selama ini ujung tombak program deradikalsi dikalangan deportan masih

ormas kegamaan khususnya NU dan Muhamadiyah. Negara meliki daya paksa

termasuk melakukan penghukuman terhadap orang tua yang melakukan

ideologisasi intoleran dan membiarkan anak-anak mereka untuk tidak

Page 86: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

72 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

mendapatkan penghidupan dan Pendidikan yang layak. Negara harus mampu

menjadikan dirinya sebagai negara yang ramah anak.

Proses rehabilitasi sendiri belum menemukan format yang ideal, dan tingkat

keberhasilanya pun masih belum terlalu menggembirakan.

Empat hal yang menjadikan hak anak tidak terpenuhi dalam kasus deportant

adalah hak untuk memilih tempat pendidikan karena mereka sering di dibully

sebagai Anggota napiter, hak atas rasa aman, hak bertempat tinggal karena

sering berpindah, dan hak sehat secara psikologis karena mereka trauma.

Perlu adanya grand desain penanganan deportant dan keluarganya yang

melibatkan kementrian dan Lembaga pemerintah dan juga organisasi-

organisasi kemasyarakatan yang selama ini aktif dalam program deradikalisasi.

12.2. Hikmah Bafagih (Fatayat NU Jawa Timur)

Keorganisasian Fatayat NU Jawa Timur

1. Fatayat NU Jatim memiliki struktur di 44 Cabang dari 38 Kab/kota di Jatim,

626 Anak Cabang berbasis kecamatan/pemekarannya dan 7500 Ranting

berbasis desa/dusun.

2. Jumlah anggota kurang lebih 600 rb.

3. Memiliki 15 Koperasi Yasmin yang berbadan hukum dan ratusan Kube

(Kelompok Usaha Bersama)

4. Kelembagaan lain: FORDAF (Forum Daiyah Fatayat NU), PIKER (Pusat

Informasi Kesehatan Reproduksi), LKP3A (Lembaga Konsultasi

Pemberdayaan Pr. Dan Perlindungan Anak), IHF (Ikatan Hafidzah Fatayat

NU), HAPPY NU (Himpunan Pendidikan PAUD).

Isu HAM di Fatayat NU Jatim:

1. Nikah Istbat massal bagi 950 pasangan sirri, 55 pasangan nonmuslim

(pencatatan pernikahan), meneruskan ke akte lahir.

2. Mendampingi LSL dan TG di Malang Kota, Kabupaten, Pasuruan dan

Jombang untuk pencegahan HIV/Aids.

3. Mengadvokasi pengadaan KTP dan BPJS bagi TG.

4. Mendampingi ODHA anak dari populasi kunci sebagai wali agar dapat

mengakses ARV.

Page 87: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

73MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

5. Membangun madrasah inklusi.

6. Inisiasi pesantren ramah anak.

Peran dalam Mencegah Radikalisme-Intoleransi di Lini Pencegahan:

1. Memasukkan isu dan materi membangun toleransi dalam pengkaderan

formal, sebagai muatan lokal. Kami sejak 2 tahun ini memasukkan isu dan

materi membangun toleransi dalam pengkaderan formal.

2. Membangun barisan Daiyah antiradikalisme dan intoleransi, baik yang

berbasis pesantren maupun tidak lewat kelembagaan FORDAF (Forum

Daiyah Fatayat NU). 22-31 Desember kita akan melakukan seleksi daiyah

santun untuk remaja dan ibu-ibu dan nanti akan dimanageri.

3. Menyusun kembali modul Dakwah Inklusi hasil workshop dalam project

SILE-Kanada dengan memasukkan isu-isu lokal di Jatim.

4. Aktif dalam banyak kegiatan antarummat beragama dan penganut

kepercayaan.

5. Menerbitkan Majalah AULEEA, majalah keluarga Indonesia (per Desember

2017 masuk edisi 42) yang mengkampanyekan Islam Nusantara dan KKG.

6. Memiliki acara reguler di TV 9 Kiswah Female dan Inspirasi Fatayat yang

konsisten mengusung tema-tema KKG an-Nahdliyyah dan Islam yang

inklusi

Peran di Lini Advokasi:

1. Kerjasama dengan C-Save mendampingi Deportan ISIS di Jatim

2. Sudah 6 Deportan, dua dengan keluarga yang didampingi.

3. Beberapa daiyah Fordaf aktif mendampingi dan menjadi kawan diskusi

mahasiswa yang terindikasi masuk kelompok jihadis.

Strategi Desiminasi:

1. Di internal Fatayat Jatim, PWF biasanya akan memfasilitasi program inisiasi,

mulai dari membangun awareness hingga membangun gerakan. Lalu PC

akan menindaklanjuti.

2. Fatayat juga aktif mengajak dan mengundang aktivis perempuan dan

pemerhati perempuan dan anak, serta jejaring lain untuk ikut serta

mendesiminasikan isu CVE ini.Misal lewat GOW/BKOW.

Page 88: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

74 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

3. Tentu pola dan desain kegiatan akan sangat menyesuaikan dengan

resources masing-masing lembaga.

Tantangan membangun toleransi:

1. Melawan pikiran dan sikap yang intoleran, yang eksklusif, kadang kita pun

menjadi pelaku di dalamnya, sekalipun tidak kita kehendaki.

2. Kadang VE belum dianggap ancaman serius, isu ini bergaung kuat hanya

di kalangan terbatas, misal: Pemda tidak menganggap ini sebagai prioritas

masalah.

3. Di internal NU, masih ada yang sebagian kelompok yang cenderung

permisif atau bahkan simpati kepada gerakan kelompok kanan, dengan

banyak sebab.

4. Banyak tokoh nasional dan publik figur yang malah ‘mesra’ dengan gerakan

politik Islam, indikasi kuatnya mungkin bukan karena sepaham, tapi lebih

kepada politik kepentingan.

5. Media kurang aware, banyak tayangan dakwah yang kontennya eksklusif.

6. Informasi tak tersaring dari medsos, termasuk yg cenderung ke isu VE.

4. Gerakan cukup masif,

Rekomendasi untuk INFID:

1. Bagaimana bermitra dengan Ormas, bukan hanya dengan LSM.

2. Menata kembali siapa berbuat apa di mana?

3. Menguatkan Pemda, jangan hanya bermain di Jakarta.

4. Khusus VE, lini RR bisakah anggota INFID lebih aktif tangani?

12.3. Any Rufaedah (Peneliti Daya Makara UI)

Daya Makara UI selama dua tahun ini fokus pada isu keluarga Napiter (Narapidana

Terorisme). Modeling yang dikembangkan walaupun dalam terminologi

intervensi atau rehabilitasi, sebenarnya merupakan upaya pencegahan agar

anak-anak di lingkungan mereka tidak mengikuti jejak orang tuanya.

Peran perempuan dalam ekstremisme adalah sebagai dukungan finansial.

Dukungan tersebut baik dikirim langsung atau dititipkan kepada para pelaku

saat akan melakukan aksinya dan saat mereka menjalani masa tahanan.

Page 89: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

75MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Dukungan itu juga berupa Solidaritas pembiayaan bagi anak-anak napiter.

Selama proses penahanan dukungan logistik ini dilakukan dalam bentuk

penyediaan pasokan barang-barang untuk dijual oleh para napiter didalam

tahanan dan penjualan produk kerajinan karya para napiter yang biasanya

berupa kaligrafi. Mereka juga menerima dana sumbangan dari teman-teman

jaringan para napitertermasuk beasiswa bagi anak-anak napiter.

Selanjutnya mereka turut dalam pelarian . Mendampingi suami ceramah ke

desa-desa, mendukung ideologi suami dan melindungi status suami, termasuk

menyembunyikan status suami yang dipenjara dengan alasan bekerja di luar

negri atau luar daerah.

Upaya-upaya disengagement

1) Membuka dialog antar istri mengenai permasalahan mereka termasuk cara

mendidik anak.

2) Re-ideiologisasi dengan menghadirkan para pakar dari universitas islam

yang mereka percayai memiliki otoritas keilmuan yang baik.

3) Menjadi teman baru – membantu kebutuhan psikologis (pengenalan dan

penguatan diri, healing, dan pengasuhan anak)

Contoh program yang pernah dilakukan

1) Program reedukasi, kunjungan 6x, diskusi tentang jihad, pengelolaan

keuangan social life, mengatasi stigma, dan orientasi di masa depan.

2) Pemberdayaan kewirausahaan dan dakwah dan pengenalan kehidupan

sosial melalui wisata ke tempat-tempat yang menarik dengan melibatkan

anak-anak mereka.

Pendekatan dalam replikasi upaya-upaya disengagement ke keluarga napiter:

1) Ciptakan rasa percaya – tunjukkan niat tulus menjadi teman baru, bukan

sekedar menjalankan program.

2) Pahami latar belakang & fanatisme – ideologi & peran dalam ekstrimisme

(korban/ pelaku)

3) Pahami kebutuhan (psikologis: rasa diterima, didengar, diperhatikan, tidak

distigma; pendidikan anak, aktualisasi diri, pengetahuan baru, pengalaman

baru).

Page 90: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

76 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

4) Komunikasi sehari-hari, ringan, informal.

5) Komunikasi yang baik dengan suami.

6) Adaptasi terhadap tradisi/ nilai-nilai subjek, terutama pada tahap awal –

pakaian, sapaan, bahasa.

7) Relasi setara

8) Ajak diskusi hal-hal baru setelah tercipta rasa percaya.

9) Intens berkomunikasi setelah program.

Tantangan-tantangan

1) Relasi suami-istri yg konservatif – kontrol suami sangat tinggi, istri tidak

mempunyai narasi sendiri mengenai posisi perempuan

2) Pandangan negatif dari lingkungan sekitar terhadap perempuan istri napiter

3) Jaringan kelompok radikal

4) Suami memanfaatkan kehadiran orang luar untuk mendapat keuntungan

Yang bisa dilakukan oleh CSO

1) Menciptakan ruang-ruang pertemuan baru

2) Menawarkan & membuka jalur pendidikan di luar kelompok ekstrimis untuk

anak-anak.

3) Mengenalkan pengetahuan dan komunitas-komunitas baru.

4) Reduksi stigma dengan cara memberi pemahaman kepada stakeholders

atas posisi istri & membuka interaksi antara istri dengan masyarakat sekitar.

12.4. Neneng Heryani (Kemensos)

Salah satu program utama Kemensos adalah rehabilitasi yang lebih efektif

terhadap deportan perempuan. Bekerjasama dengan densus 88, Kemensos

melakukan identifikasi para deportan yang teranya 75% diantaranya adalah

Perempuan.

Kementerian Sosial tidak memperoleh mandat secara langsung dari UU

nomor 9 tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pendanaan terorisme. Hal itu juga yang menyebabkan Kemensos tidak bisa

melakukan penangan terhadap para deportan yang berada di Singapur,

Hongkong, Malaysia, dan Brunei.

Page 91: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

77MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Rehabilitasi sosial anak bagi deportan (terpapar tindakan radikalisme)

didasarkan pada UU 35 tahun 2014 revisi UU nomor 23 tahun 2002 perlindungan

anak melalui direktorat rehabilitasi sosial anak. Temuan Kemensos menunjukan

bahwa anak yang akan dibawa ke negara Syam (Suriah) adalah korban dari

orang tuanya.Mereka hanya memahami akan berjihad ke Suriah, menunggu

bertahun-tahun untuk berangkat dan tidak bersekolah.

Rehabilitasi sosial bagi perempuan dewasa diberikan pelayanan Rehabilitasi

sosial melalui direktorat RT.

Alur rehabilitasi sosial pertama adalah asesmen mengenai identitas. Mereka

datang dari luar tanpa identitas sama sekali.

Intervensi lebih ditekankan pada hubungan pribadi/personal (konseling,

katarsis, static group, olah raga, wawasan keagamaan dan kebngsaan).

Anak (melukis, mendongeng, puzzle, bersosialiasi, terapi kognitif. Dengan

menggunakan prinsip self knowledge dan self awereness.

Berdasarkan hasil analisa pelaksanaan pengukuran tingkat radikalisme para

deportan dapat dilihat bahwa ada tingkat penururan setelah diberikan

rehabilitasi sosial di PSMP Handayani dengan menggunakan penekanan pada

pendekatan individual oleh Pekerja Sosial Profesional.

Tantangan yang dihadapi:

Deportan

a. Memiliki pemahaman cukup radikal

b. Memiliki permasalahan sosial di dalam keluarganya

c. Sifat yang inklusif Deportan

Keluarga

a. Keluarga kurang peduli terhadap para deportan

b. Keluarga memiliki latar belakang sama dengan deportan

Page 92: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

78 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Masyarakat:

a. Dengan adanya sikap inklusif deportan menyebabkan masyarakat kurang

peduli

b. Timbul ketakutan dari masyarakat, karena tidak ada edukasi dari pihak

yang bewenang

Pemerintah/pemerintah daerah

a. Tidak memiliki data secara jelas deportan

b. Tindak ada pembinaan / pengawasan pasca reintegrasi

c. Kurang adanya sinergitas antar KL

Peran pemerintah dalam mendorong peran dan partisipasi perempuan

a. Meningkatkan kualitas keagamaan umat

b. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan

c. Meningkatkan kualitas perempuan (self awereness, kemandirian)

d. Peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat

e. Meningkatkan koordinasi antar KL

Yang dapat dilakukan CSO dan INFID

a. Melakukan kerjasama dengan mendukung peningkatan kualitas peran

perempuan baik dalam keluarga , masyarakat maupun pemerintahan

melalui :

b. Penelitian hasil pasca rehabilitasi sosial

c. Melakukan edukasi terkait dengan kualitas perempuan sebagai seorang

Ibu dengan memperhatikan hak tumbuh kembang anak

Page 93: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

79MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

13. Pleno IVPresentasi Tim Perumus

13.1. Rangkuman

Proses radikalisasi telah terjadi secara massif melalui jalur pendidikan dan rumah-

rumah ibadah (masjid) termasuk di masjid yang dibiayai mempergunakan

anggaran negara. Minimnya pengetahuan para guru agama dan dosen

berpengaruh cukup besar terhadap potensi berkembangnya intoleransi

dan radikalisme dikalangan pelajar dan mahasiswa. Indikasi intoleransi dan

radikalisme ini seperti api dalam sekam, di mana di level opini dan pemahaman

intoleransi dan radikalisme itu sudah terjadi dan hanya menanti momentum

yang tepat, api itu meledak dan membesar dalam bentuk tindakan.

Pemerintah daerah, sebagai salah satu ujung tombak penegakan HAM,

diharapkan mampu meredusir potensi tersebut. Kerangka HAM dalam setiap

proses perencanaan pembangunan menjadi penting sebagai panduan dalam

penyusunan kerja pemerintah daerah. Pemenuhanan HAM akan menjadi modal

dalam upaya untuk meminimalisir berkembangnya intoleransi dan radikalisme

dikalangan masyarakat termasuk di kalangan pelajar dan mahasiswa.

INFID saat ini tengah mendorong pemda-pemda untuk mengakselerasi

berbagai tantangan mengenai perlindungan HAM dan menghadapi situasi

intoleransi, ektremisme dan kekerasan. Sebuah kertas kebijakan telah disusun

dan diharapkan akan menjadi bahan pembuatan Pepres tentang Kota Ramah

HAM. Keberadaan Pepres tersebut diharapkan akan memberi landasan bagi

pemda dalam proses pembangunan yang memperhatikan

13.2. Presentasi Tim Perumus: Zainal Abidin - Kertas Kebijakan Kabupaten/

Kota HAM dalam Rangka menuju Perpres Kabupaten/Kota HAM

INFID saat ini tengah mendorong Pemda-pemda untuk mengakselerasi

berbagai tantangan mengenai perlindungan HAM dan menghadapi situasi

intoleransi, ektremisme dan kekerasan. Kertas kebijakan ini memberi landasan

bagi pemda. Terkait dengan bagaimana mereka membangun kotanya dengan

aspek HAM. Jika dari konteks dan urgensi mengapa policy ini penting, dapat

Page 94: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

80 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

membaca ringkasan bahwa memang dipercayai kita menghadapi berbagai

macam tantangan yang menganggu kehidupan.

Kondisi ini dipahami Presiden Joko Widodo, bahwa Indonesia saat ini sedang

menghadapi tantangan berupa pandangan dan tindakan yang mengancam

kebhinekaan, termasuk ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.

Indonesia juga menghadapi tantangan yang terus menerus terkait dengan

pengeloaan Sumber Daya Alam (SDA).

Kerangka kerja HAM menjadi penting karena membantu menyediakan

pedoman normatif bagi Kota/Kabupaten dalam mencapai tujuan-tujuan yang

ditetapkan. Konsepsi HAM yang dirumuskan dalam sistem ketatanegaraan

seringkali bersifat luas dan abstrak, sementara penerapan HAM di tingkat

Kota/Kabupaten akan menegakkan HAM lebih konkrit, riil dan efektif, misalnya

menyediakan Pemda mekanisme yang berguna untuk mengukur kualitas

pelayanan publik dan pencapaiannya.

Kota menjadi medan utama dalam pemenuhan HAM di tingkat lokal, posisi

Pemda yang lebih dekat, Pemda menjadi tempat yang tepat untuk melindungi

HAM. Prinsip-prinsip HAM menyediakan mekanisme untuk menyelesaikan

konflik di daerah. Apa yang kita lakukan mendorong HAM telah lama dilakukan

oleh kota lain. Dan memang perlindungan HAMnya cukup baik, mereka

mampu.

Konfrensi ini telah menunjukan komitmen para kepala daerah yang terlibat.

Wonosobo ada Perda dan komisi HAM daerah. Kota-kota lain, Bojonegoro

punya Perbup, begitu juga dengan Lampung Timur. Mendatang, Pakpak

Bharat juga memiliki komitemen yang sama.

INFID akan mengupayakan supaya ada dukungan pemerintah pusat agar

daerah membentuk kota HAM. INFID juga melihat dan mengevaluasi berbagai

kelemahan yang terjadi. Misalnya implementasi kota HAM di tingkat lokal

masih sangat rendah.

Page 95: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

81MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Berikut ini rancangan isi Perpres kota HAM yang INFID ajukan.

• Pertama, menguraikan tentang latar belakang pembentukan kabupaten/

kota HAM, yakni melaksanakan komitmen Bangsa Indonesia dalam

penghormatan, pemenuhan, pelindungan, penegakan, dan pemajuan

HAM berdasarkan UUD 1945 dan kewajiban internasional Indonesia yang

tertuang dalam berbagai perjanjian internasional tentang HAM yang

sudah diterima oleh Indonesia.

• Kedua, memuat tujuan dan sasaran pembentukan Kabupaten/Kota HAM,

yang menguraikan tujuan-tujuan utama pembentukan kabupaten/Kota

HAM yakni: (i) memastikan pemajuan, penghormatan, perlindungan, dan

pemenuhan HAM kepada semua warga negara; dan (ii) meningkatkan

tanggung jawab kabupaten/kota dalam pemajuan, penghormatan,

perlindungan, dan pemenuhan HAM di tingkat daerah; meningkatkan

dukungan pemerintah pusat dalam upaya dan inisiatif pemajuan,

penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM di tingkat daerah.

• Ketiga, memuat prinsip-prinsip tentang Kabupaten/Kota HAM, yakni

(i) hak atas kabupaten; (i) nondiskriminasi dan aksi afirmasi; (iii) inklusi

sosial dan keragaman budaya; (iii) pemerintahan yang demokratis dan

akuntabel; (iv) keadilan sosial dan solidaritas yang berkelanjutan; (v)

pengarusutamaan HAM; dan (vi) hak atas pemulihan.

• Keempat, memuat kewajiban dan tanggung jawab pemajuan,

penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM di tingkat daerah,

yang mencakup kewajiban dan tanggung jawab berdasarkan pada

peraturan perundang-undangan dan kewajiban dan tanggung jawab

dalam penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak sipil dan

politik, serta hak-hak ekonomi,sosial dan budaya. Selain itu, tugas dan

tanggung jawab ini juga mencakup tugas-tugas yang terkait dengan

kewenangan umum pemerintah, diantaranya pelaksanaan pancasila

dan UUD 1945, mempertahankan Bhinneka Tunggal Ika, dan menjamin

kehidupan demokrasi. Pemda juga mempunyai tanggung jawab untuk

Page 96: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

82 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

memajukan HAM, baik melalui pendidikan publik kepada aparat pemda

dan masyarakat maupun melalui berbagai kegiatan lainnya

• Kelima memuat ketentuan tentang kelembagaan Kabupaten/Kota

HAM, yakni kelembagaan kabupaten/kota dengan dilandasi adanya

produk hukum daerah yang mengatur tentang kabupaten/kota HAM

untuk memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi pelaksanaan

kabupaten/Kota HAM. Pembentukan produk hukum daerah tentang

Kabupaten/Kota HAM dilakukan dengan keterlibatan unsur-unsur lain di

pemerintah daerah, misalnya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

• Keenam, mengatur tentang peran pemerintah pusat melalui instansi

vertikal dan peran lembaga-lembaga negara lainnya dalam pelaksanaan

Kabupaten/Kota HAM, yang mencakup peran-peran lembaga negara

atau instansi vertikal berdasarkan peraturan perundang-undangan,

baik yang bersifat subtantif maupun bersifat dukungan teknis. Perpres

akan menjabarkan tanggung jawab berbagai kementrian dan lembaga-

lembaga negara lainnya, khususnya kementrian dan lembaga-lembaga

dalam wilayah eksekutif.

• Ketujuh, memuat tentang peran serta masyarakat sipil dan organisasi

lainnya dalam pembentukan, pelaksanaan dan pengawasan Kabupaten/

Kota HAM. Peran serta dan keterlibatan ini juga mencakup kewenangan

daerah untuk menjalin kerja sama dengan semua pihak dalam level lokal,

nasional dan internasional.

13.3. Yunita Faelanisa (PPIM UIN) “Api dalam Sekam”

Survei “Api dalam Sekam” merupakan Survei PPIM UIN Jakarta mengenai Sikap

Keberagaman di sekolah dan universitas di Indonesia. Survei ini dilakukan

oleh PPIM UIN dari 1 September hingga 7 Oktober 2017 dan dilauncing al

8 November 2017. Hasil Survei ini telah diseminasikan di 6 kota, dan baru

terlaksana di Medan.

Survei ini dilakukan karena adanya indikasi yang cukup kuat bahwa intoleransi

Page 97: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

83MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

dan radikalisme sudah mulai menjadi aksi yang nyata. Pelajar dan mahasiswa

merupakan wahana pembibitan sikap dan pemikiran intoleransi dan radikalisme

yang paling masif. Namun minimnya base line data mengenai kondisi tersebut

mendorong PPIM UIN untuk melakukan survei ini. Sampel penelitian ini adalah

mahasiswa dan siswa, guru dan dosen namun pada penelitian ini PPIM UIN

fokus pada siswa dan mahasiswa saja.

Pemilihan judul Api dalam sekam diambil karena temuan survei ini menunjukkan

bahwa intoleransi dan radikalisme pada level opini cukup tinggi walaupun

belum di level aksi. Namun potensi dari opini menjadi aksi yang menjadi

temuan kita. Seperti api dalam sekam yang bisa membesar seketika ketika

mendapat udara yang cukup.

Penelitian ini mempergunakan dua alat ukur explicit measure - kuesioner dan

implicit asosiation test. Kemudian diperbandingkan dan ternyata memang

opininya tinggi. Ketika PPIM UIN melakukan diseminasi di Medan, di sana

opini radikal jauh lebih tinggi tetapi aksinya masih moderat. Misalnya untuk

pertanyaan “apakah Anda setuju kalau Anda sekamar dengan siswa/siswa lain

yang berbeda agama?” kalau tidak setuju berarti intoleransinya tinggi, dan

pertanyaan lainnya.

Di level guru juga sama. Opini intoleransi mengenai sesama umat muslim yang

berbeda faham dianggap sesat berkembang dikalangan mereka. Di dalam

Survei kami menunjukkan faktor guru agama menjadi penting. Sample kami

dibatasi guru agama islam dan dosen pun fakultas syariah.

Penolakan terhadap hasil survei ini terjadi di Medan yang kompisisi audiennya

merupakan para pendengar radio Roja dan tergabung dalam organisasi

keagamaan yang eksklusif. Pengertian menjalankan Islam secara kaffah masih

dipahami sebatas sikap belum pada perubahan prilaku dan penjagaan akhlak.

Dua hal yang minim dalam Pendidikan agama kita.

Temuan utama dari survei ini adalah opini intoleran dan radikalisme dikalangan

pelajar dan mahasiswa cukup tinggi walaupun belum termanifestasi di level

aksi. Hanya dibutuhkan pemicu yang tepat, opini tersebut akan berkembang

Page 98: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

84 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

menjadi aksi yang nyata. Hal itu yang kemudian harus kita waspadai.

13.4. Agus Muhammad - Trend Radikalisme di Masjid di Jakarta

Survei mengenai trend radikalisme masjid di Jakarta dilakukan untuk

mengetahui model dan trend penyampaian pesan-pesan radikalisme di masjid

yang ada di Jakarta. Hasil survei ini diperoleh dari hasil analisis khutbah di 100

masjid kementrian/Lembaga/BUMN. Data survei merupakan hasil analisis

dri 46 Mesjid dan masih menyisakan 10 data masjid yang belum selesai di

analisisis. Survei ini dilakukan di masjid yang dibiayai oleh keuangan negara

dalam hal ini masjid dilingkungan K/L dan BUMN.

Jumlah masjid yang di survei sebanyak 40 mesjid BUMN, 26 masjid lembaga,

dan 34 masjid kementerian. Pengumpulan data dilakukan dengan merekam

khotbah selama 4 minggu dan pengumpulan foto semua brosur, ornamen,dan

khotib. Instrumen yang dikaji adalah sikap terhadap umat agama lain, sikap

terhadap kelompok minoritas, dan sikap terhadap ide khilafah. Lamanya survei

selama 1 bulan.

Temuan utama riset ini adalah, 23 masjid masuk dalam kategori abu-abu. Abu-

abu artinya secara verbal tidak ada radikalisme tetapi berdasarkan pada para

jemaah yang bercelana cingkrang dan brosur yang beredar di sana menunjukan

nuansa garis keras. Hasil lainnya adalah 21 yang merah (terindikasi radikal) dan

kuning 8. Angka positif yang diharapkan seharusnya 100% moderat.

Survei ini tidak selalu menggambarkan realitas yang sebenarnya, mungkin

seperti api dalam sekam. Fakta yang sebetulnya bisa lebih parah dari itu.

Page 99: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

85MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

14. Lampiran

14.1. Deklarasi Kepala Daerah

Deklarasi Para Kepala Daerah dalam Konferensi Kabupaten/Kota HAM

Melihat dan menyadari bukti-bukti terkait meluasnya intoleransi ami menilai hal-hal

tersebut menjadi sumber ketidakamanan (instabilitas) yang akan melemahkan dan

merusak nilai-nilai kebangsaan Indonesia yang berbhinneka dan toleran. Intoleransi

dan ekstrimisme dengan kekerasan tersebut juga mengancam kehidupan demokrasi

dan perlindungan Hak Asasi Manusia.

Menyadari bahwa untuk menghadapi intoleransi dan ekstremisme dengan kekerasan

dilakukan dengan mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi, perlindungan hak-

hak asasi manusia, rule of law, penghormatan terhadap pendapat pihak lainnya dan

menolak kekerasan dalam segala bentuknya.

Page 100: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

86 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Mengakui bahwa Kepala Daerah dan Pemerintah Daerah memainkan peran penting

dalam menjaga dan merawat kohesi sosial dan kesatuan dan persatuan Indonesia.

Sehingga kami merasa terpanggil dan memiliki tanggungjawab untuk turut aktif

mengambil langkah-langkah dan kebijakan yang dapat mencegah bahaya tersebut,

sekaligus melindungi warga negara, khususnya kaum muda dari pengaruh dan

ideologi kelompok-kelompok intoleran dan ekstrem-kekerasan.

Bersama kementerian dan lembaga pemerintah di pusat, para penegak hukum

dan bekerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang lain, seperti

tokoh agama, cendekiawan, Organisasi Masyarakat Sipil, maka Kami menyatakan

komitmen dan tekad Kami untuk merawat dan menjaga Indonesia melalui langkah-

langkah berikut:

a. Kami menyatakan berteguh diri kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar

1945dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai pedoman etis

dan konstitusional. Karenanya, Kami bersikap prinsipil menolak semua ujaran

kebencian dan kegiatan lain yang bersifat intoleransi dan ektremisme dalam

mengelola pemerintahan dan melaksanakan pelayanan publik, di daerah kami

masing-masing, di seluruh Indonesia.

b. Kami akan mewujudkan Kabupaten/Kota HAM sebagai pedoman etis dan

operasional dalam mengelola pemerintahan dan melaksanakan pembangunan

di daerah kami masing-masing, di seluruh Indonesia.

c. Kami berkomitmen untuk mewujudkan Kabupaten/Kota HAM dengan cara lebih

mendengar suara warga, memperkuat perlindungan dan pelayanan kepada

kelompok perempuan dan kelompok penyandang disabilitas dan dengan sekuat

tenaga melindungi kelompok-kelompok minoritas di masyarakat.

d. Kami akan melembagakan Kabupaten/Kota HAM dalam rencana kerja tahunan

kami dan membentuk unit gugus tugas kelompok kerja yang akan melaksanakan

komitmen tersebut.

e. Kami akan menyusun berbagai regulasi atau peraturan daerah yang akan

memperkuat penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan pada masyarakat

dengan mencegah intoleransi dan ekstremisme-kekerasan.

Jakarta, 6 Desember 2017

Kami yang menyetujui deklarasi ini:

Page 101: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

87MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1. Remigo Berutu, Bupati Pakpak Bharat

2. Sukirman, Bupati Serdang Bedagai

3. Paulina, Wakil Bupati Sigi

4. Hairiah, Wakil Bupati Sambas

5. Amin Said Husni, Bupati Bondowoso

6. Achmad Husein, Bupati Banyumas

7. Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya

8. Rusman Ali, Bupati Kubu Raya

9. Hidayat, Walikota Palu

10. Boy Rumawung, Kepala Kesbangpol Kota Bitung.

11. ChusnuniaChalim, Lampung Timur

12. BekaUlungHapsara, Komnas HAM

13. SugengBahagijo, INFID

14. FajrimeiA. Gofar, KSP

15. Mugianto, INFID

14.2. Hasil Rumusan Konferensi

RUMUSAN KONFERENSI KABUPATEN/KOTA HAM 2017“Memperkuat Peran Pemerintah Daerah dalam Pencegahan Intoleransi dan

Ekstremisme dengan Kekerasan Melalui Perluasan Kabupaten/Kota HAM”

Jakarta, 6-7 Desember 2017

INFID – KOMNAS HAM - KSP

I. PENGANTAR

•• Konferensi ini merupakan kerja sama antara International NGO Forum for Indonesia

Development (INFID) dengan Komnas HAM dan Kantor Staf Presiden (KSP) serta

didukung oleh sejumlah Pemerintah Daerah. Konferensi diselenggarakan di

Hotel Manhattan, Jakarta dari tanggal 6-7 Desember 2017.

•• Konferensi adalah Konferensi ke-4, dengan mengangkat tema “Memperkuat

Peran Pemerintah Daerah dalam Pencegahan Intoleransi dan Ekstremisme

dengan Kekerasan melalui Perluasan Kabupaten/Kota HAM”. Tema ini diangkat

antara lain mencoba untuk mendiskusikan situasi Bangsa Indonesia, demokrasi

Page 102: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

88 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

dan perlindungan HAM HAM saat ini.

•• Konferensi ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai kalangan, diantaranya

dari perwakilan lembaga-lembaga negara, perwakilan Pemerintah Daerah

termasuk para Bupati dan Walikota, organisasi keagamaan, dan organisasi

masyarakat sipil lainnya termasuk anak-anak muda. Selain itu Konferensi ini juga

dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi internasional.

•• Konferensi ini terdiri dari 4 sesi pleno dan 6 sesi paralel dengan tema-tema terkait

pemerintah daerah, HAM dan aktor-aktor pencegahan intoleransi.

KONTEKS :

Temuan dalam Konferensi: Ancaman terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara,

Demokrasi, dan Perlindungan HAM

•• Konferensi ini mengkonfirmasi bahwa sebagai sebuah bangsa majemuk,Indonesia

menghadapi tantangan isu intoleran dan ekstremisme dengan kekerasan.

•• Situasi tersebut mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara, kehidupan

demokrasi, serta ancaman terhadap penghormatan, perlindungan, dan

pemenuhan HAM, baik di tingkat nasional maupun daerah.

•• Jika situasi tersebut tidak diantisipasi dengan segera oleh semua pihak termasuk

pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat sipil, dikhawatirkan demokrasi

dan perlindungan HAM di Indonesia mengalami kemunduran.

•• Indonesia yang maju, damai,rukun tanpa kekerasan adalah cita-cita kita bersama.

Untuk mencapai cita-cita tersebut, menjaga demokrasi menjadi keharusan dan

jangan sampai Indonesia menjadi negara yang gagal. Kehadiran kabupaten/

kota HAM merupakan tool yang cukup relevan untuk Indonesia sebagai counter

terhadap kemunculan ancaman-ancaman demokrasi.

•• Negara-negara lain juga menghadapi persoalan yang hampir sama, misalnya:

Filipina, Swedia dan Korea. Mereka menghadapi berbagai tantangan dalam

isu hak asasi manusia, termasuk di dalamnya isu intoleransi dan extrimisme

dengan kekerasan. Swedia dan Korea sedang mencoba menerapkan kerangka

human rights cities yang memang sedang menjadi trend global. Sedangkan

Filipina sedang belajar untuk mengenal konsep human rights cities. Sementara

Indonesia, beberapa Kabupaten/Kota sudah mulai melaksanakan human rights

cities tersebut.

Page 103: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

89MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Menegaskan Kembali Demokrasi Indonesia

•• Konferensi ini juga menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara yang

berbhinneka, toleran, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

•• Pemerintah, termasuk pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk

menghormati, melindungi dan memenuhi hak asasi manusia. Baik itu hak-hak

sipil dan politik, maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Sektor swasta

juga mesti turut serta melaksanakan prinsip-prinsip HAM dalam menjalankan

bisnisnya.

•• Demokrasi di Indonesia belumlah sebagai demokrasi yang sempurna, melainkan

masih banyak hal yang perlu dibenahi. Termasuk dalam politik elektoral, antara

lain populisme telah membelah antara elit dan massa bagi mobilisasi untuk

mencapai kekuasaan. Pembelahan ini berpotensi untuk ‘meledakkan’ massa

pada saat terjadi kontestasi politik elektoral.

•• Media sebagai pilar keempat demokrasi masih perlu memperbaiki diri untuk

terus menjadi penjaga demokrasi, bukan sebaliknya turut bermain-main dengan

kekuasaan.

Peran Pemerintah Daerah dalam Pencegahan Intoleransi dan Ekstremisme dengan

Kekerasan Melalui Perluasan Kabupaten/Kota HAM

•• Pada dasarnya Pemerintah daerah memilik rantai birokrasi terpendek terhadap

warga negara. Pemda merupakan perwujudan pemerintah yang paling dekat

dengan warga negara sehingga mempunyai posisi yang strategis dalam

pencegahan intoleransi dan ekstremisme.

•• Telah banyak praktik baik yang dilakukan beberapa pemda dalam rangka menjaga

toleransi dan kerukunan, memelihara kebhinnekaan dan memenuhi hak asasi

manusia. Praktik-praktik tersebut tentu saja dapat dimodifikasi dan dijadikan

inspirasi bagi pemda lainnya.

•• Sebagai contoh misalnya: Kabupaten Gunung Kidul melalui Program “Guyub

Rukun vs Intoleransi” mencoba memastikan bahwa Gunung Kidul merupakan

Kabupaten yang toleran. Sementara Kota Pematang Siantar dipilih sebagai

salah satu Kota Paling Toleran karena menerima keragaman suku dan adat

dengan menggunakan pendekatan nilai – nilai adat leluhur yaitu gotong royong.

Kabupaten Lampung Timur melalui Youth Camp mencoba untuk memberikan

Page 104: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

90 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

pemahaman HAM kepada anak muda, di samping program-program yang

memenuhi hak kesehatan dan pendidikan. Kota Palu mengeluarkan Perwali untuk

menyelesaikan persoalan HAM masa lalu yang berada di wilayahnya. Kota Palu

juga membentuk Perda untuk penguatan lembaga-lembaga adat. Kabupaten

Pakpak Bharat mengeluarkan kebijakan agar sekolah – sekolah menyanyikan lagu

nasional untuk menanamkan nasionalisme dan mencegah intoleransi.

Peran Masyarakat Sipil

Masyarakat sipil merupakan salah satu aktor kunci dalam pelaksanaan human rights cities.

•• Anak muda juga memiliki posisi strategis dalam turut serta mencegah intoleransi

dan ekstremisme, antara lain melalui penggunaan teknologi informasi, khususnya

internet dengan menyediakan informasi atau konten positif yang bertujuan

mengcounter berita bohong (hoax), dan berita palsu (fake news) yang disebarkan

oleh kelompok intoleran.

•• Pelibatan akademisi dalam membantu pemerintah daerah melakukan assessment

dan penyusunan kebijakan juga menjadi penting.

Peran Lembaga Negara

•• Lembaga Negara seperti Komnas HAM, Ombudsman, Komnas Perempuan dan

Lembaga Nasional HAM lainnya juga berperan penting dalam melaksanakan,

dan memonitor pelaksanaan Kabupaten/Kota HAM .

III. REKOMENDASI

Umum:

•• Negara perlu menciptakan situasi kondusif (enabling environment) bagi

pemajuan, penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM.

•• Diperlukan kerja bersama untuk menjaga Indonesia. Kita harus bergerak maju,

sejalan dengan gerak kemajuan demokrasi dan pemenuhan hak hak.

•• Negara (Kepolisian) harus menciptakan rasa aman, dan tidak didikte oleh

kelompok-kelompok intoleran yang menentang prinsip-prinsip HAM. Oleh

karena itu menerapkan konsep human right city menjadi penting dan relevan

dengan kondisi Indonesia yang multikultur.

•• Pemerintah Pusat perlu melakukan pengarusutaman Kabupaten/Kota HAM

•• Pemerintah Daerah memastikan penguatan kapasitas aparatnya, dan

melibatkan masyarakat sipil.

Page 105: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

91MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

•• Masyarakat sipil terlibat dan berpartisipasi aktif dalam kebijakan yang disusun

oleh Pemerintah Daerah.

IV. PENUTUP

Sebagai bagian dari Konferensi Kabupaten/Kota HAM adalah sebuah Deklarasi

Kepala Daerah untuk melakukan langkah-langkah pencegahan intoleransi dan

kerangka Kabupaten/Kota HAM yang ditandatangani oleh 12 Kepala Daerah, dan

disaksikan oleh KSP, Komnas HAM dan INFID.

Disampaikan juga dalam forum untuk diselenggarakannya Konferensi Kabupaten/

Kota HAM 2018 yang waktu dan tempatnya akan ditentukan kemudian.

Tim Perumus:

1. Zainal Abidin – Konsultan HRC

2. Fajrimei A. Gofar – Staf Ahli Madya Kedeputian V, Kantor Staf Presiden

3. Yuli Asmini – Divisi Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM

4. Mugiyanto - Senior Program Officer untuk HAM & Demokrasi INFID

5. Beka Ulung Hapsara – Komisioner Komnas HAM

14.3. Agenda Konferensi

Tanggal : 6 - 7 Desember 2017

Tempat : Hotel Manhattan, Jl. Prof. Dr. Satrio, Kav. 22, Karet Kuningan - Jakarta Selatan

WAKTU Hari I (Rabu, 6 Des) Hari II (Kamis, 7 Des)

08.00 – 09.00 Registrasi

09.00 – 09.30 Seremoni Pembukaan Pleno III(Sesi untuk Para Kepala Daerah)09.30 – 10.30 Pidato Kunci

10.30 – 10.45 Rehat Kopi Rehat Kopi

10.45 – 12.30 Sesi Pleno I(Sesi Utama untuk Pembicara Nasional)

Sesi paralel 2(3 Thematic Events)

12.30 – 13.30 Lunch Break Lunch Break

13.30 – 14.00 Pidato KebudayaanSesi Pleno IV

1. Presentasi Tim Perumus2. Peluncuran Buku Panduan HRC3. Pembacaan Deklarasi, dan

Seremoni Penutupan

14.00 – 15.30 Sesi Pleno II(Sesi untuk pembicara Internasional)

15.30-15.40 Rehat Kopi

15.40 – 17.00 Sesi Paralel 1

19.00 – 20.30 Mimbar Kemanusiaan

Page 106: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

92 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

14.4. Makalah dan Presentasi

1.1.1. Lampiran Materi Sidarto Danusubroto (Dewan Pertimbangan Presiden)

Page 107: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

93MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Page 108: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

94 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.2. Lampiran Materi Pleno Chusnunia Chalim (Bupati Lampung Timur, diwakili

Kepala Bappeda Ir. Puji Rianto SM)

Page 109: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

95MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Page 110: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

96 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.3. Materi Masni menggantikan Grata Endah Werdaningtyas (Direktur

Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri

Republik Indonesia)

Page 111: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

97MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.4. Materi Kim Hyun (Team Leader Departemen HAM Kantor Walikota

Gwangju, Korea Selatan)

Page 112: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

98 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Page 113: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

99MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Page 114: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

100 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.5. Materi Gabriella Fredriksson (Team Leader RWI)

Page 115: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

101MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.6. Materi Jaleswari Pramodawardhani (Kemenlu)

Populisme dan DemokrasiKedeputian V bidang Politik,6Hukum,6Pertahanan,6Keamanan, dan HAM,6Kantor6Staf PresidenJakarta,666Desember 2017

Populisme sebagai Arah Pergerakan

Hingga saat ini masih belum ada konsensus di kalangan akademisi mengenaidefinisi pasti dari populisme.

Akan tetapi dari berbagai literature, populisme mengarah pada pendekatan politikyang berpihak pada kepentingan orang banyak dan cenderung anti terhadap polaelitisme.

Populisme berdasarkan substansipermasalahan menghasilkanoutcome4yang4positif.4Contoh:4Terpilihnya Presiden Jokowi4di4Pilpres 2014

Populisme berdasarkan perdebatanidentitas berpotensi menghasilkanekses negatif.4Contoh:4Narasi antiBimigran Presiden Trump

Demokrasi Indonesia-dalam Arus Populisme

Indeks Demokrasi Indonesia 2016 menunjukantren yang mengkhawatirkan dimana terjadipenurunan nilai sebanyak 2,73 poin menjadi 70.09poin jika dibandingkan tahun 2015.

Demokrasi pada dasarnya memberikan iklim yang baik untuk berkembangnyapopulisme.

Hal demikian didasari salah satunya pada alasan adanya keleluasaan untukmengemukakan pendapat dan gagasan di ruang publik.

Beberapa indikator yang memiliki penurunan kualitasmemiliki keterkaitan dengan penggunaan ancaman/kekerasan/ diskriminasi berdasarkan sentimen agama,etnis, suku, ras, dan gender di ruangEruang publik.

Beberapa Langkah Pemerintah dalam Menjaga Demokrasi

! Penegakan hukum bagi penyebar ujaran kebencian dankebohongang3

! Merangkul berbagai pemangku kepentingan dalammenyebarkan pesan8pesan damai di masyarakat3

! Revisi terhadap Undang8Undang Organisasi Masyarakat3

! Pembentukan Unit Kerja Presiden bidang PembinaanIdeologi Pancasila

TERIMA'KASIH

Page 116: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

102 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.7. Lampiran materi Muhammad Reza (KRUHA)

Res Commune dalam perlindungan hak-hak dasar manusiaKonferensi Kabupaten/Kota HAM 2017 dan Sidang Umum Anggota INFID

a. Res commune dalalm hak asasi manusia di Indonesia

Sejak diputuskannya perihal kewajiban negara dan hak konstitusional dalam sidang

pertama Mahkamah Konstitusi (mengenai listrik, Perkara Nomor 001-022/PUU-

1/2003), dunia hukum Indonesia memasuki sebuah proses dalam mmembangun

kepranataan hak-hak warga negara (enumeration of rights). Sejak perumusan

konstitusi di tahun 1945, pada tahun inilah Indonesia membangun rumusan hak

yang mempunyai format keberlakuan hukum, atau yang dikenal sebagai justiciability.

Sekaligus, didefinisikan pula tanggung jawab konstitusional negara yang kemudian

diterjemahkan ke dalam protokol “pengakuan”, “layanan publik”, “pembatasan” dan

sebagainya. Dalam konteks inilah, hak-hak tersebut dibangun dan dibentuk.

Pada putusan Mahkamah Konsitusi mengenai air (Nomor 85/PUU-XI/2013,

diputuskan pada tahun 2014) dan benih (Nomor 99/PUU-X/2012, diputuskan pada

tahun 2013), pengakuan hak ini juga meliputi konteks komunitas pemulia (breeder,

holder). Konteks ini melampaui konteks konsumen. Komunitas bukan hanya sekedar

konsumen melainkan juga pelaku konservasi, penjaga kualitas, pengembang

kemanfaatan, dan berbagai peran interlocutor antara alam dan kehidupan manusia.

Dalam pengertian ini, juga dikenal pengertian commons.

Dalam perlindungan perihal benih dan air, muncul konteks res commune. Air dan

benih dimengerti bukan sebagai komoditas, melainkan sebagai perihal (res) yang

membentuk kehidupan baik pemulianya maupun masyarakat secara luas. Dalam

pengertian ini, res commune membentuk pola relasi antara negara, warga negara, dan

kepentingan publik. Air dan benih, dalam hal ini, tidak dapat dimiliki secara ekslusif-

komersial, melainkan selalu menjadi titik temu antar kehidupan. Dalam pengertian

ini, negara melindungi hak warga negara sekaligus membangun pelayanan publik

sebagai perlindungan hajat hidup orang banyak. Juga, dengan tetap melihat

perkembangan peraturan perundangan yang berkembang di Indonesia, kewajiban

negara dalam perlindungan hak asasi manusia ini juga mengalami perkembangan.

Upaya melakukan perlindungan

Page 117: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

103MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

b. Perlindungan res commune dalam pola relasi antar pihak di tingkat pusat

dan daerah.

Dengan mengambil konteks perlindungan soal res commune dalam hal air, beberapa

hal berikut perlu diwujudkan di tingkat pusat dan daerah:

1. Pemerintah pusat menetapkan prioritas dalam saling silang hak guna air dengan

menjabarkan syarat sebesar-besar kemakmuran rakyat; prioritas dalam hal air

baku (air minum), air rumah tangga, air pertanian, air kepentingan komunitas-

komunitas;

2. Pemerintah pusat membangun kapasitas dalam menyelenggarakan layanan

publik yang menyediakan air layak (yang dipakai untuk minum, untuk kehidupan

yang sehat);

3. Pemerintah pusat menetapkan ‘akses terhadap keadilan’ bagi para pemangku

hak;

4. Pemerintah mengelola dan mengawasi atas tata kelola tanah, air tanah, air

permukaan, Daerah Aliran Sungai (DAS), siklus hidrologi, limbah, kebencanaan

Panduan bagi penyelenggara pemerintah daerah

1. Pemerintah daerah membangun kapasitas atas layanan publik untuk air;

2. Pemerintah daerah membangun tata ruang lestari atas air permukaan di mana

swakelola air atas masyarakat dapat berlangsung

3. Pemerintah daerah menyelenggarakan tata kelola atas Daerah Aliran Sungai

(DAS) dan sikus hidrologi lintas wilayah administrasi;

4. Pemerintah daerah memperbaiki pewujudan hak atas air di wilayah-wilayah sulit,

termasuk wilayah pesisir, wilayah penduduk padat, wilayah kapur dan gambut,

dan wilayah iklim kering

Dalam konteks “Hak Asasi Manusia dan Bisnis”, perlindungan res commune

sebagaimana yang dijabarkan di atas ini merumuskan aktivitas komersial (besar

dan kecil) sebagai pendukung dalam menjaga ketersediaan dan ruang bersama

bagi “barang publik” (air, benih). Dukungan ini juga mengarah pada peran-peran

dalam pembangunan berlanjut (sustainable development) dimana warga negara

dan organisasi komersial menggunakan materi baku secara tepat dan semakin

mengarah pada pengentasan kemiskinan.

Page 118: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

104 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

UN instruments on business and human rights:founding a setting of norm for international protection of human rights Indonesia Initiative

The UN instruments is to be developed to govern the human rights upon transnational

corporations and with other (transnational) business enterprises. The UN member

states should perform their duties, both in domestic level and in international

level. This also open a wide space for cooperation among states themselves. The

instruments should develop anti-discriminatory measures, as this is at the heart of

human rights promotion and protection. The non-discrimination is already set by

the international human rights law and mechanism, and should allow a normative

development to govern the matter of transnational corporations and (transnational)

business enterprises.

The instruments (voluntary guidelines and legally binding treaty) will provide a timely

opportunity to build a body of law, policies and body of knowledge on governing

the matter of human rights where it intersect with business.

Indonesia is increasingly improving her quality in human rights protection. While

many are still visibly lagging, some show a good indication on how Indonesia

addressing the human rights issue. This is shown in the level of ministries, in the

judiciary, in the constitutional court, and in various work undertaken by civil society

and rights organisations. The development of constitutional protection for citizens

especially in fundamental rights are worth noted. The indigenous groups, rights

of child, citizenship rights on mix-nations marriage, voting rights, other groups

in Indonesia are all good start where to see the improvement. Even more so, the

constitutional court and its proceeding shows that active citizens contribute greatly

to this very improvement.

Indonesia has been also taking a good deal of cooperation, be it with developing

countries, and with advanced industrial nations. Increasingly, Indonesia sees

the value of openness and international cooperation. By means of international

cooperation, nations shares what they have and develop an international framework

for promotion and protection of human rights. In the context of “business and

Page 119: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

105MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

human rights”, the delegate of Indonesia to the UN Human Rights Council vote yes

in the resolution of A/HRC/RES/26/9. This is considered one among many efforts

on improving the ways and means to promote and protect human rights, especially

those which intersect with business.

Indonesian civil society and rights groups are following this development with strong

attention. The OEIWG itself should pave the way for the improvement of human

rights protection. Indonesian civil society and rights groups would develop a good

participation with this momentous process. There are some participations which

should be worth dedicated. This will be of domestic reform, and of international-

based effort.

Building norm in international human rights law and mechanism

In the very heart, the understanding should lay in an intergovernmental or

international norm which is developed and improved by states, as this refer to the

Vienna Convention on Law on Treaty (1969). On practical level, states (:UN member

states) will discuss and conclude the set of law. At the very same time, treaties

of human rights (:covenants and conventions) and thematic mechanism of human

rights should allow a more clear mechanism where rights are developed, overseen,

and holding states accountable. This is where the role of civil society plays important

role.

The development of legally binding instruments would cover areas of:

Transnational setting

The understanding of transnational will refer to the transnational context where

corporations and business enterprises operate. In one and several ways, how

corporations and business enterprises are founded and operate create “an effect

of law” which govern many things. They operate easily in states and in “between-

states”. They create rule which diminish state, and, in effect, also serve (short)

business cycle.

At the same time, states often fail in performing their democratic or constitutional

duty, where promotion and protection of human rights are fundamental. The food

crisis (2007-2008 and after), natural destruction, corruption, greed of and abuse by

Page 120: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

106 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

business entities, ever expensive access to justice are all hallmark of that failure. This

failure also reemphasise the need for international norm. Lone state could never

achieve a good status of promotion and protection of human rights. The instruments

is to operate a law which bind state, and designate an extraterritorial duty of the

states upon the matter.

Legally binding

This will be legally binding as to complement) any voluntary code already in place,

and will hold state accountable for promotion and protection of human rights

where this intersect with transnational corporations and (transnational) business

enterprises.

Non-discrimination

The instruments will identify discriminations created by free-reign transnational

corporations and (transnational) business enterprises. The term discrimination is

already established by United Nations where it denote:

“…should be understood to imply any distinction, exclusion, restriction or preference

which is based on any ground such as race, colour, sex, language, religion, political or

other opinion, national or social origin, property, birth or other status, and which has

the purpose or effect of nullifying or impairing the recognition, enjoyment or exercise

by all persons, on an equal footing, of all rights and freedoms”

This also could reach point where it applies to “thematic” human rights, such as on

water, as follow “Non-discrimination: Water and water facilities and services must

be accessible to all, including the most vulnerable or marginalized sections of the

population, in law and in fact, without discrimination on any of the prohibited grounds”

Progressively, this will also cover where transnational corporations and (transnational)

business enterprises impact their entity and operation upon individual and collective

setting of rights and human being. This will see how far the entity and operation,

directly and indirectly, create and effecting human rights abuses.

Page 121: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

107MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

State-obligation

State should willingly and ably perform their duty to promote and protect human

rights. Within the framework of Vienna Convention on Law on Treaties, state should

develop an international framework for national and extraterritorial obligation.

Standard-setting

The purpose of instrument is of standard setting. This will start with minimun

requirement and progressively developed. human rights problem related to

transnational corporations and (transnational) business enterprises: showcase of

Indonesia

“water grabbing”

On this context, water is acquired as commodities and profit making asset. This

create a space where corporations establish their entity and operations above any

other legal entities and considerations. This is founded by legislation and related

public policy. At this stage, commodities and profit making is facilitated by state. At

different stage, ever increasing trading makes water become object of acquirement

and speculation. Corporations impose their reign to enable them to compete. The

study of Elinor Ostrom (Nobel Laureate 2009) describe the depletion of natural

resource related to consumption (and the development of “the commons” to make

natural resource well and sustainably used).

The expansion and exploration activities of private water companies have occurred

all over Indonesia in water spring areas. The most notable cases of the establishment

of bottled water companies happened in the Sukabumi and Klaten regions. Having

been granted the permit to set up their water plants in these regions, the water

companies started to buy up all the land where, based on their exploration, spring

water is most abundant. Local farmers are prohibited to go near the land where they

normally used the water from various springs and wells freely. The area is fenced

off and guarded with high levels of security. Drought has been one of the manifest

by- products of the establishment of water facilities as consistently experienced by

local farmers. It has been observed that water in wells has dried up, and the volume

of water in the watershed has reduced markedly.

Page 122: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

108 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

In the village of Kuta, Sukabumi, residents now have to dig wells down to a depth

of 18 meters, whereas before the existence of bottled water industries, people

used to dig only 10 meters deep. In Klaten, in Central Java, farmers have to pump

from deep groundwater in order to have water for their agricultural activities. The

water that used to flow naturally from the springs of Kapilaler and Sigedang was

sufficient for agricultural irrigation. At present, this water no longer flows or is

available to the same degree. In addition, the exploitation of ground water in large

quantities simultaneously has led to land deterioration (land subsidence). Further a

decrease in soil in the underground water basin is expected to have further adverse

consequences since it is where all the processes of hydrogeological recharge,

drainage, and ground water discharge occur naturally.

In Banten, the province in the westernmost part of Java, a transnational bottled water

company set its sights on the ground water basin of Rawadano in 2007. The basin

is situated in the Padarincang sub- district and known for its best quality of natural

spring water. The area is covered by paddy fields where small-scale farmers work. Its

location is considered a blessing by the locals as it is above the underground water

basin and not far from the swampy lake of Rawadano. In 2008, the company began

exploration after getting permission from Banten provincial government without

any consultation with local communities.

Based on KRUHA‟s calculation, the amount of water which could be targeted by a

water company could reach 63 liters/second, equivalent to 5,443,200 liters of water

per day. As one bottled water could costs 3,000 IDR for a 1 liter bottle, this means

that a corporation will generate profit in excess of 16 billion IDR (or 1.8 million USD)

each day from their operation in Padarincang, Banten alone. On the side of local

villagers, there are more than 6,000 hectares of paddy field in Padarincang and one

hectare can produce about 2,000 kgs ofrice every 4 months or 6,000 kgs of rice

each year. With the assumption of the cost of rice being approximately 4,000 IDR/

kg, the total income lost for farmers will be 12 billion IDR/month (approximately 1.3

million USD).

In this and other instances, government fail to perform their obligation. The voluntary

setting of instrument governing transnational corporations create a situation

Page 123: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

109MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

where government works in the opposite role, namely as representatives of the

corporations.

MIFFE (Merauke Integrated Food and Energy Estate)

In 2010, the government launched a program of food development and large-scale

energy, called MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate) in Merauke,

southern part of the province of Papua. The government allocated land and forest

area of 2.5 million hectares for mega development projects in food and energy,

based on large capital corporations, plant export commodities, modern technology.

Increasingly, big companies are interested in investments. To date, there were 36

companies that obtain “permit of location” covering an area of 1,586,979 hectares,

consisting of: 9 (nine) palm oil plantation company which controls an area of 284 890

ha, 9 (nine) industrial timber plantation company which have of 762 721 hectares of

land, 15 plantation of sugar cane companies which have 456 885 hectares of land,

and 3 (three) companies targetting crops of cassava, rice, soybeans and corn which

have 82 483 hectares of land. On acquiring the land, those companies employs

different ways which could enforce an issue of “legal” establishment, and imposing

manipulation and confiscation against local peoples. It is estimated that more than

50,000 people, including people of Malind and of Yeinan. They are indigenous

people of Papua in coastal area and in inland Merauke. They will be affected and

threatened directly of those giant project. The biggest threat is public loss of rights

and access to land, loss of livelihood and important living place, damage and loss

of ecological environment and the destruction of social and cultural life. This will

mount to extinction of local peoples.

The entity and operation of transnational corporations in Papua impose a redefinition

of law, with limit which can only be exercised by themselves. There are examples of

centralisation rule upon land and natural resources, exertion rule into dynamics of

commodities and profit making interest (i.e. short term interest), the use of toxic

ingredients into the land and air, monoculture and industrialised agriculture which

overrule family farming, sustainable development and natural conservation.

Development into norm The identification of a process discrimination in factual and

normative setting should be developed. This will set into:

Page 124: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

110 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Non-recognition: Whether and when the legal foundation and operation of

transnational corporations and business enterprise legally and effectively did not

recognize the rights of peoples, of thematic (water, indigenous peoples, others); how

should legally binding instruments should performs and to hold parties accountable

Adverse impact: Within well-meaning and well-intended orientation, how public

policies (governing business activities) and business entities effectively create an

devastating impact in normative setting and in factual land and natural resources.

This kind of impact should be also measured against long-term rights of peoples.

Absence of access to justice: In and after business activities, there are not ways and

means where local peoples, stakeholders, and even state could control transnational

corporations and business entities. Even-more so, when there is a recognition of

abuse, there is not reparation measures for victims and survivors .

Non-performance duty-holder (i.e. state): within framework of international human

rights law, peformance by state is low or non-existent on promoting and protection

of human rights in the context of business activities.

KRUHA is a part of Indonesian Contact for Human Rights Treaty Initiative

Page 125: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

111MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.8. Materi Junardi (President of Indonesia Global Compact Network)

How to Do Business with Respect for Human Rights (Bagaimana Menjalankan Bisnis dengan

Menghormati HAM)

Jakarta, 6 December 2017

Y.W. Junardy

Commissioner, PT. Rajawali Corpora President, Indonesia Global Compact Network

Member of the Board, United Nations Global Compact

International Human Rights Standard

Source:

Universal Declaration

(UDHR)

Covenant civil and political

rights

Covenant economic, social,

cultural rights

ILO Core Conventions

Geneva Conventions

Torture Racial Discrimination Women Migrant

Workers Children Persons with disabilities

Indigenous Declaration

General Comments e.g Right to Water

Basic Principles on the Use of Force and

Firearms

Code of Conduct for Law Enforcement

Officials General Comments e.g. water and

sanitation

Declaration Rights of National or Ethnic,

Religious and Linguistic Minorities Basic Principles

on the Use of Force and Firearms

Declaration Rights of Indigenous

Peoples

International Bill of Human Rights

• Basic rights and freedoms inherent to all human beings without discrimination

• States have primary duty to protect human rights, but all organs of society have responsibility to promote their realisation

• Declaring a right changes behaviour because it places a duty on others to respect that right

• Universal, inter-related, interdependent, indivisible

Values Freedom Respect Equality

Empowerment Dignity Accountability Participation

Norms or behaviours

Laws

Source:

What Are Human Rights?

With over 14,000 signatories from 170 countries, Global Compact is now the

world’s largest corporate responsibility initiative, and a vehicle for linking profits and social advancement.

United Nations Global Compact

“Business can be part of the solution to the challenges of globalization”

Voluntary movement, Corporate Leaders, Academic Institutions and NGOs in the world, who are committed to implement the UN Global Compact 10 principles and

supporting the UN program

Act Responsibly Contribute to Development

For a More Sustainable & Inclusive Global Economy

Development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs. Brundtland Commission “Our Common Future” 1987 The concept was further developed in Rio Declaration (1992) and Rio+20 (2012).

What is Sustainable Development?

Social Equality (People)

Economic Growth (Profit)

Environment Sustainability

(Planet)

Sustainability is the connector of any enterprise’s bottom line initiatives. (Profit, People, Planet)

New Leaders Orientation UN Global Compact - The Action Platforms

Partners:

Women’s Empowerment Principles

Page 126: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

112 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Areas of Human Rights Impacts

Source:

Vulnerable Groups

Particularly vulnerable

groups

Elderly people

Women

Persons with

disabi-lities

Migrant workers

Indige-nous

peoples

religious, ethnic and

other minorities

Children & youth

Source:

Questions to Consider in Your Business

• Do we have a clear overview of our human rights risks at corporate level and in our relationships and who potentially affected groups are? • What existing assessment processes (risk assessment, EIA, SIA) do we have in place? Can we build on these or do we need a new approach? • Where do we need to conduct a specific assessments on human rights? • Which tools fits our company’s approach and needs and how can we adapt them to our company? • How can we use the assessment process to build ownership and capacity within our business? • Who needs to be involved internally and externally? • How can we integrate assessment results into our existing company processes and policies?

“The rule of law is crucial for promoting economic growth, sustainable development, human rights and access to justice. Where the rule of law is strong, people and business can feel confident about investing in the future.”

Ban Ki-moon, Former United Nations Secretary-General

The Importance of Rule of Law

Reputation Investment Preference

Operational Productivity Social License

Product Compliance Loyalty

The Benefits of Getting it Right Kegiatan IGCN Terkait dengan Implementasi Bisni dan HAM

Promoting UNGPs to be embedded in companies’

strategy & policy

Water program to engage society and companies to

preserve water

Civil rights fulfillment program to tackle one of the root of poverty cycle

INTERNAL INTERNAL & EXTERNAL EXTERNAL

UNGPs Training (2014)

Understand what human rights means in a business context, and for their own business

Know how to assess the human rights impacts of their business activities and relationships through a due diligence approach

Have practical examples of how to conduct due diligence, avoid complicity and develop grievance mechanisms

Develop an action plan for implementing the human rights principles of the UN Global Compact

Two Batches of 2-Days Training

43 participants from Indonesian and international companies, plus a limited number of academics & NGOs.

UNGPs Training (2014)

IGCN and ELSAM launched book “Bagaimana Menjalankan Bisnis dengan Menghormati Hak Asasi Manusia”, a guidance for business in advancing their actions toward human rights issues. The book is translated from a book titled “How to Do Business in Respecting Human Rights” published by Global Compact Network Netherlands.

Page 127: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

113MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Buku Panduan untuk Melaksanakan UNGP

Kegiatan Sendiri

Kegiatan perusahaan menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia

Kontribusi Langsung

Tindakan & keputusan perusahaan memberikan tekanan pada rekan bisnis yang menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia

Kontribusi Tidak Langsung

Perusahaan mempunyai hubungan dengan rekan bisnis yang melanggar hak asasi manusia

Skema Hubungan Kemungkinan Terjadinya Pelanggaran HAM

Briefing and Workshops (2015)

2-days event: Senior Leaders Briefing and two thematic issues on business and human rights (water and land issues)

66 participants from various private sectors, academic institutions and NGOs.

The output of this event was sent it to Shift and became the material to develop the 2nd Edition of “Doing Business with Respect Human Rights: A Guidance Tool for Companies”.

Series of Multi-Stakeholders Dialogue (2015-Present)

Launching of Business & Human Rights Working Group (2016)

EU EIDHR Project (1 April 2016 – 31 March 2019)

This project is funded by the European Union and implemented by Oxfam in Indonesia and its partners.

Promoting Accountable Business through Advancement of UNGP on Business and Human Rights Implementation in Indonesia

AREAS • Nationally • North Sumatra • West Kalimantan

SECTORS • Food Industry • Agriculture (Palm Oil)

EXPECTED RESULTS • Better awareness & knowledge on business & human rights practice • Strengthened multi-stakeholders dialogue and collaboration • Develop best practice or model

Langkah Lanjut

Pengembangan RAN Bisnis dan HAM sebagai pedoman pelaksanaan secara nasional (selaras dengan SDG16)

Kebijakan pemerintah untuk mendukung pelaksanaan serta penegakan hukum secara konsisten

Sosialisasi secara luas baik di lembaga Pemerintah, Bisnis, LSM dan Akademisi

Memasukan Prinsip Bisnis dan HAM sebagai unsur dalam visi/misi/kebijakan dan tata kelola kegiatan

Melakukan Assessment dan due diligence baik intern lembaga/perusahaan maupun industri serta tindakan pemulihan yang diperlukan terhadap pelanggaran

Mengembangakan kemitraan secara luas di pusat dan daerah

Pelaporan berkala atas kemajuan yang dicapai

Terima kasih

Main Office: Menara Rajawali 21st Floor c/o PT Rajawali Corpora Jalan DR. Ide Anak Agung Gde Agung Lot #5.1 Mega Kuningan, Jakarta 12950 Ph. (+62 21) 576 0808 Secretariat: MNC Tower 24th Floor c/o PT Trans Javagas Pipeline Jl. Kebon Sirih 17-19, Jakarta 10340 Ph. (+62 21) 392 7870 / 391 7805 Email: [email protected] ; [email protected] Website: www.indonesiagcn.org

“We need a global response that addresses the root causes of conflict, and integrates peace, sustainable development and human rights in a holistic way – from conception to execution.”

H.E. Mr. António Guterres, United Nations Secretary-General

Page 128: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

114 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.9. Lampiran Materi Walikota Pemantang Siantar

Page 129: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

115MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.10. Lampiran Khalis Mardiasih (Gusdurian Jogyakarta)

Page 130: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

116 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.11. Lampiran Julia Sonntag (Robert Bosch Stiftung)

Page 131: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

117MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.12. Emil Dardak (Bupati Trenggalek)

Page 132: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

118 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Page 133: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

119MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Page 134: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

120 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Page 135: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

121MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.13. Lampiran Arman Dhani (Mojok.co)

Page 136: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

122 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.14. Lampiran Jane Aileen Tedjaseputra, SH., LL.M. (YLBHI)

Page 137: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

123MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.15. Lampiran Mulyadi Prajitno (Direktur Yayasan Kajian Pemberdayaan Masyarakat/YKPM Sulsel)

Page 138: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

124 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.16. Lampiran Neneng Heryani (PSMP Handayani Jakarta Kementerian Sosial)

1.1.17. Lampiran Hikmah Bafaqih (Ketua PW Fatayat NU Jatim)

Page 139: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

125MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Page 140: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

126 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.18. Lampiran Any Rufaedah (Division for Applied Social Psychology Research/DASPR) Daya Makara UI)

Page 141: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

127MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.19. Lampiran Remigo Yolando Berutu (Bupati Pakpak Bharat)

Page 142: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

128 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Page 143: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

129MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

1.1.20. Lampiran Hj. Hairiah, SH, MH (Wakil Bupati Sambas)

Page 144: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

130 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.21. Lampiran Menuju Peraturan Presiden Kabupaten/Kota HAM Presiden Kabupaten/Kota HAM

Page 145: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

131MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Page 146: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

132 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.22. Lampiran Api Dalam Sekam Keberagaman Gen Z

Page 147: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

133MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Page 148: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

134 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Page 149: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

135MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

14.5. Dokumentasi Foto

Page 150: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

136 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Page 151: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

137MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Page 152: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

138 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

14.6. Liputan Media

1.1.23. Kompas.com (7 Desember 2018)

Pemda Berperan Penting Cegah Intoleransi dan Ekstremisme

Sonya Hellen Sinombor

7 Desember 2017 08:00 WIB

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Salah satu hasil penelitian Pusat Studi Budaya dan Perumahan Sosial

Universitas Muhammadiyah Surakarta tentang radikalisme dalam website

dan media sosial yang digelar di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin

(4/12). Dalam beberapa sisi, warga banyak berperan menjadi distributor

terkait isu radikalisme.

JAKARTA, KOMPAS –   Isu intoleransi dan ekstrimisme dengan kekerasan

di Indonesia mendapat perhatian pemerintah dan organisasi masyarakat

sipil. Bahkan, Konferensi Kabupaten/Kota Hak Asasi Manusia yang digelar

International NGO Forum for Indonesia Development (INFID) bekerja

sama dengan Komisi Nasional HAM dan Kantor Staf Presiden, tanggal 6-7

Desember 2017 mengangkat tema “Memperkuat Peran Pemerintah Daerah

dalam Pencegahan Intoleransi dan Ekstrimisme dengan Kekerasan melalui

Page 153: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

139MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Perluasan Kabupaten/Kota HAM”.

Konferensi diselenggarakan di Hotel Manhattan, Jakarta dari tanggal 6-7

Desember 2017 ini adalah acara tahunan dan merupakan konferensi ke-4.

Konferensi dibuka Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Senin (6/11).

Direktur Eksekutif INFID Sugeng Bahagijo dalam keterangan pers

mengungkapkan Tema “Memperkuat Peran Pemerintah Daerah dalam

Pencegahan Intoleransi dan Ekstrimisme dengan Kekerasan melalui

Perluasan Kabupaten/Kota HAM” diangkat dalam konferensi tersebut antara

lain mencoba untuk mendiskusikan situasi demokrasi dan HAM saat ini.

“Kami percaya bahwa kita semua tidak ingin Indonesia menjadi Negara

gagal. Saya percaya kita ingin Indonesia menjadi masyarakat yang damai,

rukun dan tanpa kekerasan,” ujar Sugeng.

Karena itulah lanjut Sugeng, keberadaan kabupaten/kota HAM menjadi

penting. “Saya mengapresiasi pada kepala daerah yang membuktikan

wilayahnya sebagai daerah toleran, inklusif, dan punya komitmen sebagai

Kabupaten/Kota HAM,”  kata dia.

Hal senada juga disampaikan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Menurut dia, sebagai sebuah bangsa majemuk Indonesia menghadapi

tantangan isu intoleran dan ekstrimisme yang serius. Komnas HAM menerima

tren peningkatan kasus dalam isu ini. Karena itu, dia menilai isu intoleransi

dalam konferensi  tersebut faktual dan aktual. Negara perlu menciptakan

situasi yang kondusif untuk mewujudkan hak – hak korban.

Berbagai survei

Mugiyanto, Senior Program Officer untuk HAM dan Demokrasi INFID

mengungkapkan berbagai survei menunjukkan situasi intoleransi dan

ekstremisme dengan kekerasan di Indonesia. Survei INFID tentang Persepsi

Anak Muda terhadap Radikalisasi dan Ekstremisme dengan Kekerasan

Page 154: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

140 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

menyebut bahwa 22,2 persen setuju kekerasan sebagai cara yang tepat

hadapi kaum kafir dan 47 persen setuju larangan ucapan selamat hari raya

kepada agama lain.

“Survei-survei lain juga menunjukan gejala yang sama,”ujar Mugiyanto.

Ia mencontohkan, Setara Institute yang melakukan Survei tentang Kota,

menyebut Jakarta paling intoleran dari 94 kota lainnya di Indonesia.

KOMPAS/IQBAL BASYARI

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid memberikan paparan

mengenai radikalisme di kalangan anak muda saat seminar bertajuk “Menolak

Intoleransi, Melawan Radikalisme dan Sosialisasi Hasil Survei Pemetaan

Internet – Sosial Media tentang Persepsi Pemuda terhadap Radikalisme dan

Ekstremisme di Indonesia” Senin (16/1) di Surabaya, Jawa Timur. Sebanyak

88,2 persen dari 1.200 responden menyatakan sangat tidak setuju terhadap

kelompok agama yang menggunakan kekerasan.

Konferensi Human Rights Cities diisi dengan sesi pleno dan pararel

dengan tema Pencegahan Intoleransi dan Ekstrimisme dengan Kekerasan

: Peran Pemerintah Pusat dan Daerah; Kabupaten/Kota HAM dan Gerakan

Global untuk Mencegah Intoleransi dan Ekstremisme dengan Kekerasan;

Forum Kepala Daerah : Dialog Toleransi dan Keberagaman; Populisme dan

Page 155: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

141MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

Demokrasi; Pemda dan Hak Minoritas Keagamaan, dan tema lainnya.

Selain menghadirkan narasumber Sidarto Danusubroto (Dewan

Pertimbangan Presiden) dan Yenny Wahid (Wahid Fondation) konferensi

tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber yakni Chaerul Anwar dari

BNPT, Pudji (Bappeda Lampung Timur), Masni Eriza (Kasubdit Hak kelompok

rentan, Kementerian Luar Negeri), Kim Hyun (Team Leader Departemen

HAM Kantor Walikota Gwangju Korea Selatan), Marizen Santos (Kepala Divisi

Pemantauan Kewajiban Internasional, Kantor Penasihat Kebijakan HAM

Komnas HAM Filipina), Gabriella Fredriksson, (Team Leader Inclusive Cities

RWI), dan Mugiyanto Senior Program Officer HAM dan Demokrasi Infid.

Konferensi tersebut dihadiri lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan, di

antaranya dari perwakilan lembaga-lembaga negara, perwakilan Pemerintah

Daerah termasuk para Bupati dan Walikota, organisasi keagamaan, dan

organisasi masyarakat sipil lainnya termasuk anak-anak muda.   Selain itu

Konferensi ini juga dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi internasional.

Pengertian kabupaten/kota HAM

Kabupaten/kota HAM adalah kabupaten/kota dimana Pemerintah daerah

memiliki komitmen untuk menjamin pemenuhan, perlindungan, dan

penghormatan warganya sesuai dengan kebutuhan warganya dengan

melibatkan warga dan kelompok masyarakat sipil dalam menentukan

nasib mereka. Pemerintah kabupaten/kota sebagai unit pemerintahan di

tingkat lokal yang bersinggungan langsung dengan warga masyarakat  dan

representasi negara di tingkat  lokal sudah sepatutnya memiliki wewenang

dan tanggung jawab terkait pemenuhan HAM.

Realisasi penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM oleh

pemerintah daerah tidak akan maksimal  bila tidak didukung oleh sumber

daya dan sumber dana (penganggaran) pemerintah daerah.Undang-Undang

No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 9 – 12 mengatur

kewenangan pemerintah daerah terkait hak-hak danpelayanan publik, antara

Page 156: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

142 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

lain dibidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang,

perumahan rakyat  dan kawasan pemukiman, ketentraman, ketertiban umum

dan perlindungan masyarakat dan sosial.

Paritispasi aktif warga dan kelompok masyakarat sipil sangat penting untuk

memastikan pelaksanaan tanggung jawab HAM pemerintah daerah terkait

program-program pembangunan Hak Asasi Manusia tidak  salah sasaran.

1.1.24. Liputan Sulbar.com (2 Desember 2017)

Komnas HAM: Pemda Harus Aktif Mencegah Paham Intoleransi

December 2, 2017 liputansulbar LiputanBerita, Nasional, Post 0

JAKARTA, LIPUTANSULBAR – Komisione Komnas HAM, Amirrudin Al Rahab

menekankan pentingnya peran pemerintah baik pusat dan daerah dalam

mencegah berkembangnya paham intoleransi dan ekstremisme. Ia juga

menekankan bagaimana otonomi menuntut tanggung jawab dari kabupaten/

kota, salah satunya untuk pemenuhan HAM.

“Akhir-akhir ini sentimen intoleransi terasa semakin mengkhawatirkan.

Oleh karena itu, pemerintah daerah seharusnya lebih aktif mencegah

berkembang-luasnya sentimen tersebut agar bisa dikelola berbagai pihak

Page 157: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

143MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

sebelum menjadi persoalan yang lebih besar,” kata Amiruddin saat Konferensi

Pers menjelang Konferensi Nasional Menuju Kabupaten/Kota HAM 2017 yang

diselenggarakan oleh INFID di Jakarta, Kamis (30/11).

Turut hadir dalam acara ini, Bupati Lampung Timur, Chusnunia Chalim;

Tenaga Ahli Madya Kedeputian V Bidang Kajian Politik, dan Pengelolaan

Isu-isu Hukum, Pertahanan, Keamanan dan HAM dari Kantor Staf Presiden,

Fajrimei A. Gofar; dan Direktur Eksekutif INFID, Sugeng Bahagijo serta Yolandri

Simanjuntak dari INFID selaku moderator.

Menurut Amirudin, pemerintah daerah tidak bisa hanya diam saja menunggu

aksi maupun arahan pemerintah pusat. Di samping itu, Kota/Kabupaten

Ramah HAM membuka ruang partisipasi masyarakat untuk berkontribusi

dalam upaya pembangunan.

Hal senada disampaikan Chusnunia Chalim. Menurut Chusnunia, esensi dari

pelayanan pemerintah adalah mewujudkan HAM. “Itu adalah nyawa dari

pelayanan,” tegas Bupati Lampung Timur itu.

Ketika melakukan fungsinya, kata dia, pemerintah daerah Lampung Timur

memiliki prinsip “melayani manusia seutuhnya sebagai manusia”, yaitu tidak

membeda-bedakan suku, agama, maupun ras, yang merupakan perwujudan

dari semangat pengarusutamaan toleransi.

Lebih lanjut lagi, Chusnunia meyakinkan bahwa jika pemerintah sendiri tidak

bisa mewujudkan keadilan, maka benih-benih kecemburuan sosial akan

semakin tumbuh subur yang bermuara pada semakin menguatnya sentimen

intoleransi.

Sementara itu, Gofar melihat adanya dinamika yang mengganggu

kebinnekaan di Indonesia yang terlihat dari proses Pilkada Jakarta yang baru

saja berlangsung. Konferensi Kabupaten/Kota HAM diharapkan memperkuat

upaya untuk mengeliminir gejala intoleransi di tingkat lokal. Jika tidak,

dikhawatirkan masyarakat Indonesia akan semakin terpolarisasi.

Page 158: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

144 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

Hal itu senada dengan pernyataan Sugeng Bahagijo yang melihat bahwa

kegiatan Konferensi Kabupaten/Kota HAM bisa menjadi medium untuk

memperkuat dan memperluas praktik baik yang sudah dilakukan pemda

yang menjadi pionir. Hal itu karena konferensi ini akan menhadirkan lebih

dari 150 pihak, baik dari pemerintah daerah, lembaga-lembaga maupun

masyarakat sipil.

Lebih lanjut, Sugeng menyatakan bahwa konferensi ini akan menghasilkan

deklarasi sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah yang hadir dengan

lembaga-lembaga seperti Komnas HAM dan KSP untuk mencegah intoleransi

serta ekstrimisme dengan kekerasan di Indonesia.

Hal lainnya adalah persoalan media yang dikemukakan oleh Chusnunia.

Baginya, media berperan dalam menyebarkan sentimen intoleransi yang

tidak hanya terjadi di kota besar tetapi juga di kabupaten.

Salah satu upaya Lampung Timur adalah membangun jurnalisme warga

agar dapat berpartisipasi dalam menyebarkan narasi-narasi perdamaian

di media. Lampung Timur juga mendorong partisipasi anak muda sebagai

agen penyebar toleransi dengan melakukan Youth Camp yang merupakan

ruang dialog bagi anak muda lintas-iman.

Mengenai media, Sugeng lebih menekankan kepada maraknya penyebaran

hoaks di media online. Baginya kebebasan di media online harus diimbangi

dengan sikap toleran. Bagi Sugeng, “Salah satu penyumbang intoleransi

adalah hoaks”.

Mengenai hal itu, kata dia, negara harus hadir dengan membuat kebijakan

yang melibatkan pengusaha penyedia layanan internet dan masyarakat sipil

untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu upaya pemerintah yang

hari ini telah dilakukan adalah pembentukkan UKP PIP yang menurut Fajrimei

telah berkolaborasi dengan kelompok-kelompok Islam moderat di Indonesia.

Untuk diketahui, Konferensi Nasional Kabupaten/Kota HAM akan dilaksanakan

Page 159: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

145MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

pada tanggal 6-7 Desember 2017 di Hotel Manhattan, Jakarta. Konferensi ini

merupakan hasil kerja sama INFID, Komnas HAM dan Kantor Staf Presiden.

Tema besar yang dipilih adalah “Memperkuat Peran Pemerintah Daerah

dalam Pencegahan Intoleransi dan Ekstremisme dengan Kekerasan Melalui

Perluasan Kabupaten/Kota HAM”.

Peserta yang akan hadir ditargetkan berjumlah sekitar 150 orang yang terdiri

dari bupati, wali kota dan perwakilan pemerintah kab/kota di Indonesia

(Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa), serta perwakilan akademisi,

organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta. Narasumber dari luar negeri

juga turut diundang untuk berbagi pengalaman mereka, antara lain dari

Korea, Swedia, Filipina, Inggris, Perancis dan Spanyol.

Sumber : Jpnn.com

Page 160: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

146 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

1.1.25. Daulat.co (2 Desember 2017)

Mencegah Intoleransi & Ekstrimisme Melalui Konferensi Nasional Kab/Kota

HAM 2017

04:00 2 Desember, 2017

Menuju Konferensi Nasional Kab/Kota HAM 2017 (dok INFID)

daulat.co – Komisioner Komnas HAM Amiruddin Al Rahab menyatakan

pentingnya peran pemerintah, baik pusat dan daerah, dalam mencegah

berkembangnya paham intoleransi dan ekstremisme.

Menurutnya, otonomi daerah menuntut tanggung jawab dari kabupaten/

kota, salah satunya untuk pemenuhan HAM. Ia menyatakan demikian karena

akhir-akhir ini sentimen intoleransi terasa semakin mengkhawatirkan.

Pemerintah daerah seharusnya lebih aktif mencegah berkembang luasnya

sentimen tersebut agar bisa dikelola berbagai pihak sebelum menjadi

persoalan yang lebih besar. Pemerintah daerah tidak bisa hanya diam saja

menunggu aksi maupun arahan pemerintah pusat.

Page 161: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

147MEMPERKUAT PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENCEGAHAN INTOLERANSI DAN EKSTREMISME DENGAN KEKERASAN MELALUI PERLUASAN KABUPATEN/KOTA HAM

“Kota/Kabupaten Ramah HAM membuka ruang partisipasi masyarakat untuk

berkontribusi dalam upaya pembangunan,” kata Amiruddin dalam Konpers

Menuju Kabupaten/Kota HAM 2017 di Jakarta, sebagaimana keterangan

tertulis yang diterima Jumat (1/12).

Konpers dihadiri Bupati Lampung Timur Chusnunia

Chalim, Tenaga Ahli Madya Kedeputian V Kantor Staf

Presiden Fajrimei Gofar, Direktur Eksekutif INFID Sugeng

Bahagijo dan dimoderatori Yolandri Simanjuntak dari INFID.

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim mengatakan bahwa esensi dari

pelayanan pemerintah adalah mewujudkan HAM. Sebab pemenuhan HAM

adalah nyawa dari pelayanan. Sejalan dengan itu pula Pemkab Lampung

Timur memiliki prinsip ‘melayani manusia seutuhnya sebagai manusia’.

Maksudnya adalah dalam melayani masyarakat, Pemkab Lampung Timur

tidak membeda-bedakan suku, agama, maupun ras, yang merupakan

perwujudan dari semangat pengarusutamaan toleransi.

Chusnunia meyakinkan bahwa jika pemerintah sendiri tidak bisa mewujudkan

keadilan, maka benih-benih kecemburuan sosial akan semakin tumbuh subur

yang bermuara pada semakin menguatnya sentimen intoleransi.

Perwakilan dari KSP, Fajrimei A Gofar, melihat adanya dinamika yang

mengganggu kebhinnekaan di Indonesia yang terlihat dari proses Pilkada

Jakarta yang belum lama ini berlangsung.

Konferensi Nasional Kabupaten/Kota HAM yang rencananya digelar 6-7

Desember 2017 di Jakarta, diharapkan akan memperkuat upaya untuk

mengeliminir gejala intoleransi di tingkat lokal. Jika tidak, dikhawatirkan

masyarakat Indonesia akan semakin terpolarisasi.

Sementara Sugeng Bahagijo melihat bahwa kegiatan Konferensi Kabupaten/

Kota HAM bisa menjadi medium untuk memperkuat dan memperluas praktik

Page 162: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

148 PROSIDINGKONFERENSI INFID KABUPATEN/KOTA HAM-2017

baik yang sudah dilakukan pemda yang menjadi pionir.

Konferensi yang dihadiri lebih dari 150 pihak diyakininya akan menghasilkan

deklarasi sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah yang hadir dengan

lembaga-lembaga seperti Komnas HAM dan KSP untuk mencegah intoleransi

serta ekstrimisme dengan kekerasan di Indonesia.

(Abdurrahman Muhamad)

Page 163: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota
Page 164: PROSIDING KONFERENSI INFID - hakberagama.or.id filememperkuat peran pemerintah daerah dalam pencegahan intoleransi dan iii ekstremisme dengan kekerasan melalui perluasan kabupatenffkota

NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of the United Nations, Ref. No : D1035

Jl. Jatipadang Raya Kav.3 No.105 Pasar MingguJakarta Selatan, 12540

Phone : 021 7819734, 7819735 Email :[email protected]:www.infid.org