prosiding isbn : 978-623-91524-0-6 · prosiding isbn : 978-623-91524-0-6 mu-02 kemarin kita...

18
PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan. Kita patut memberikan apresiasi kepada Fakultas Hukum Unflor yang menyelenggarakan seminar nasional Perlindungan Hukum Buruh Migran Indonesia pada hari ini. Ini adalah bukti kepedulian sebuah lembaga pendidikan menyikapi persoalan migran perantau. Tema yang ditawarkan oleh panitia kepada saya adalah Gereja Menyelamatkan Masalah Buruh Migran. Tema ini memang langsung menyentuh panggilan Gereja di tengah tata dunia, namun untuk lebih memahami misi Gereja bagi para migran perantau, maka saya memberi judul makalah ini: Kepedulian Gereja Terhadap Persoalan Migran Perantau. Kepedulian tersebut terungkap melalui reksa pastoral baik di tingkat Gereja universal maupun di tingkat Gereja lokal. Pembahasan atas tema ini memang sangat cocok dengan konteks Provinsi NTT sebagai salah satu kantong terbesar Pekerja Migran Indonesia (PMI). Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019 dengan tema Perlindungan Hukum Buruh Migran Indonesia " pada tanggal 2 Mei 2019 yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Hukum Universitas Flores Ende bekerjasama dengan Perkumpulan Pengajar dan Praktisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (P3HKI)

Upload: others

Post on 18-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

MU-02

❑ Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan.

❑ Kita patut memberikan apresiasi kepada Fakultas Hukum Unflor yang menyelenggarakan seminar nasional Perlindungan Hukum Buruh Migran Indonesia pada hari ini.

❑ Ini adalah bukti kepedulian sebuah lembaga pendidikan menyikapi persoalan migran perantau.

❑ Tema yang ditawarkan oleh panitia kepada saya adalah Gereja Menyelamatkan Masalah Buruh Migran. Tema ini memang langsung menyentuh panggilan Gereja di tengah tata dunia, namun untuk lebih memahami misi Gereja bagi para migran perantau, maka saya memberi judul makalah ini: Kepedulian Gereja Terhadap Persoalan Migran Perantau.

❑ Kepedulian tersebut terungkap melalui reksa pastoral baik di tingkat Gereja universal maupun di tingkat Gereja lokal. Pembahasan atas tema ini memang sangat cocok dengan konteks Provinsi NTT sebagai salah satu kantong terbesar Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hukum (SNH) 2019 dengan tema ” Perlindungan Hukum Buruh Migran Indonesia " pada tanggal 2 Mei 2019 yang diselenggarakan oleh Program Studi

Ilmu Hukum Universitas Flores Ende bekerjasama dengan Perkumpulan Pengajar dan Praktisi Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (P3HKI)

Page 2: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

❑ Bermigrasi adalah hak setiap orang. Negara dan Gereja tidak bisa melarang orang untuk bermigrasi, namun sebaliknya mengatur supaya orang bermigrasi secara aman dan legal.

❑ Bermigrasi keluar daerah atau keluar negeri untuk mencari pekerjaan bukanlah hal baru bagi masyarakat Flores. Provinsi Nusa Tenggara Timur umumnya dan Pulau Flores khususnya adalah tempat asal puluhan ribu buruh migran, yang tersebar di dalam dan luar negeri. Mereka bekerja di kota-kota industri dan di perkebunan-perkebunan sawit.

❑ Menurut hasil katekese umat dan survey yang dilakukan Litbang Puspas KAE menyongsong Musyawarah Pastoral (Muspas) VII Keuskupan Agung Ende tahun 2015 jumlah migran perantau asal Keuskupan Agung Ende sebanyak 25.368 orang (7%) dari umat KAE), dengan perincian 12.797 orang berasal dari Kevikepan Bajawa dan 12.571 orang dari Kevikepan Ende.

❑ Sementara itu data BPS tahun 2015 menunjukkan bahwa migrasi keluar dari Nusa Tenggara Timur sebanyak 66.115 jiwa. Tempat tujuan utama perantauan adalah Malaysia dan Kalimantan.

❑ Fenomena pekerja migran asal NTT yang mencari kerja di luar daerah, baik di dalam negeri maupun di luar negeri sebenarnya disebabkan oleh kesulitan-kesulitan ekonomi yang menimpa mereka serta usaha untuk keluar dari masalah ekonomi dan belenggu kemiskinan.

❑ Harus diakui dari satu pihak bermigrasi atau merantau membawa cukup banyak dampak positif, namun dari pihak lain justru menimbulkan dampak negatif terhadap para migran perantau dan keluarganya.

❑ Sebagai warga NTT kita malu dan prihatin sebab NTT dijuluki Provinsi Darurat Human Trafficking dan Provinsi Mayat karena banyaknya PMI asal NTT yang meninggal dunia di Malaysia.

❑ Ini adalah tantangan bersama.

❑ Menyikapi fenomena migrasi dan perantauan serta dampak-dampaknya tersebut Gereja sebagai bagian dari masyarakat tidak tinggal diam. Melalui reksa pastoral khusus, Gereja peduli terhadap persoalan migran perantau, sebab memperhatikan migran perantau adalah tugas dan panggilan Gereja.

U-7

Page 3: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Migrasi dan perantauan adalah kenyataan berwajah

ganda: wajah peluang dan wajah masalah.

Wajah peluang (dampak positif migrasi dan

perantauan).

Wajah masalah (dampak-dampak negatif dari

migrasi perantauan).

❑ Pertama, memberikan lapangan kerja. Migrasi dan perantauan ke luar negeri memberikan lapangan kerja dan mendatangkan devisa negara.

❑ Sampai saat ini Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri menjadi salah satu dari tiga sektor yang menopang perekonomian Indonesia, selain minyak dan gas bumi sehingga Pekerja Migran Indonesia sering kali dijuluki sebagai pahlawan devisa negara.

U-8

Page 4: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

❑ Kedua, remitansi untuk meningkatkan ekonomi keluarga untuk pemenuhan sektor konsumtif, seperti membangun rumah, menyekolahkan anak, melunasi hutang adat, membeli sepeda motor, membeli peralatan elektronik dan modal usaha produktif.

❑ Menurut data dari BNP2TKI (Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia) besarnya remitansi tersebut cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

No. Tahun Jumlah Remitan (US$ Dolar)

1 2010 6,74 miliar

2 2011 6,73 miliar

3 2012 6,99 miliar

4 2013 7,40 miliar

5 2014 8,43 miliar

6 2015 9,42 miliar

7 2016 8,85 miliar

8 2017 8,1 miliar

9 2018 10,97 miliar

U-9

Page 5: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Ketiga, transfer pengetahuan dan teknologi melalui purna migran atau mantan perantau. Transfer pengetahuan tersebut meliputi cara bercocok tanam menggunakan teknologi pertanian yang lebih maju, membangun bengkel service sepeda motor dan mobil serta menerapkan pertukangan (buruh bangunan). Pengalamanbekerja di sektorpertanian, perkebunan dan bangunan menjadikan para migran

dan perantau lebih terampil. Ketrampilan tersebut dapat diterapkan di kampung halamannya.

❑ Keempat, kesempatan untuk melihat daerah lain atau pergi keluar negeri, bertemu dengan orang-orang baru dan mengenal kebudayaan dan bahasa negara lain. Migrasi juga menjadi kesempatan untuk belajar keterampilan yang baru dan mendapatkan usaha yang lebih baik serta kesempatan untuk belajar menjadi lebih mandiri dan kreatif.

❑ Kelima, para migran yang nota bene beriman Katolik menjadi rasul-rasul awam Katolik yang baik dan militan di tempat perantauan. Mereka terlibat aktif dalam kehidupan menggereja dan menjadi pewarta iman yang tangguh.

U-10

Page 6: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

❑ Pertama, berkurangnya tenaga kerja di daerah asal para migran. Ini adalah dampak langsung dari migrasi dan perantauan.

❑ Daerah asal para migran sering kali mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja potensial karena banyak warganya telah merantau ke luar daerah.

❑ Kesulitan ini berdampak pada mahalnya biaya kerja karena hanya orang tertentu saja yang bisa bekerja.

Kedua, terganggunya relasi keluarga transnasional. Migrasi sering kali membawa perubahan struktur dan komposisi keluarga, otoritas tertinggi dalam keluarga, kehidupan perkawinan, integritas keluarga, perhatian terhadap anak-anak, situasi ekonomi keluarga dan peran dan status perempuan dalam keluarga.

Cukup banyak migran adalah para suami yang bermigrasi dengan meninggalkan istri dan anak-anak di kampung halamannya. Hal ini membawa dampak bagi para ibu yang harus mengambil dua peran sekaligus, sebagai ayah sekaligus ibu dalam memelihara dan mendidik anak-anak. Dengan demikian ibu menjadi orang tua tunggal (single parent). Hal yang sama bisa terjadi sebaliknya yaitu jikalau istri yang merantau dan meninggalkan suami serta anak-anak. Situasi ini melahirkan dampak, baik istri maupun suami harus mengambil peran ganda (baik sebagai istri maupun sebagai suami). Di samping itu, ada migrasi di mana suami dan istri pergi merantau, sedangkan anak-anak mereka dititipkan pada keluarga, seperti om, tanta, kakek, nenek, atau keluarga dekat dari suami dan istri yang merantau itu.

U-11

Page 7: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Dampak lanjutan dari situasi hidup pisah antara suami dan istri ini adalah retaknya keutuhan hidup berkeluarga dan perkawinan. Di tempat perantauan, sang suami bisa punya kemungkinan untuk memiliki istri yang baru lagi; demikian juga istri bisa saja menjalin kasih dengan pria lain di tempat asalnya karena ditinggalkan oleh sang suami. Bila hal ini terjadi maka akan timbul masalah baru, yakni suami ataupun istri hidup dalam perkawinan tidak sah dengan wanita atau pria bukan istri dan bukan suaminya. Sementara itu anak-anak diasuh dan dibesarkan tanpa ayah (atau tanpa ibu) atau tanpa ayah dan ibu. Anak- anak mengalami kasih yang dekat secara fisik bukan dari ayah dan ibu mereka.

❑ Ketiga, perdagangan manusia (human trafficking). Human trafficking menjadi salah satu dampak negatif dan serius dari migrasi dan digolongkan sebagai kejahatan kemanusiaan. Korbannya kebanyakan perempuan dan anak-anak.

Menurut data Bareskrim Polda NTT tahun 2016, Provinsi NTT merupakan provinsi di Indonesia yang penduduknya paling banyak menjadi korban human trafficking.

Karena itu Provinsi NTT dinyatakan dalam situasi darurat human trafficking. Situasi ini sangat mengkuatirkan, namun sangat disayangkan bahwa pemerintah daerah kelihatannya belum terlalu serius menangani persoalan ini.

U-12

Page 8: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Keempat, HIV/AIDS. Salah satu dampak negatif dari migrasi dan perantauan adalah terjangkitnya virus HIV/AIDS. Jumlah pengidap HIV/AIDS di NTT sampai Agustus 2017 sebanyak 5000 orang. Dalam sepuluh tahun terakhir HIV/AIDS di NTT telah merenggut 1.062 nyawa. Kelima, kurangnya perlindungan hukum dan keselamatan PMI kurang terjamin sehingga menyebabkan tingginya kasus kematian PMI. Menurut data BP3TKI NTT, dari tahun 2013-2017 terdapat 192 kasus kematian TKI yang bekerja di Malaysia. Dari jumlah korban tersebut 80,7% adalah pekerja migran tidak berdokumen, sedangkan 19,3% adalah pekerja migran berdokumen. Penyebab kematian mereka adalah karena sakit (45%), kecelakaan kerja (8%), kecelakaan lalu lintas (3%), bunuh diri (2%), tragedi kapal tenggelam (16%), pembunuhan (2%), dan tidak diketahui (24%). Untuk tahun 2018, dari Januari – Oktober saja sudah terdapat 81 kasus kematian buruh migran NTT yang bekerja di Malaysia. Sedangkan pada periode Januari – Maret 2019, terdata 28 jenazah Pekerja Migran Indonesia asal NTT yang dipulangkan dari Malaysia.

Model perantauan di NTT: mengikuti kenalan atau anggota keluarga.

Sebagai suatu masyarakat yang amat dipengaruhi oleh budaya patriarkat, mayoritas migran dan perantau adalah kaum pria. Meskipun akhir-akhir ini banyak kaum wanita yang juga bermigrasi.

Ada yg merantau atas inisiatif pribadi

Mayoritas merantau keluar negeri tanpa dilengkapi surat-surat dan dokumen-dokumen resmi (tidak memiliki paspor, visa, tidak membawa KTP)

Merantau tanpa persiapan.

Bermigrasi menggunakan jalur ilegal sehingga rentan terhadap berbagai persoalan.

U-13

Page 9: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Migrasi dan perantauan menimbulkan banyak masalah, baik di hulu (tempat asal migran) maupun di hilir (tempat tujuan perantauan)

1. DI TEMPAT ASAL PARA MIGRAN ❑ Migrasi tanpa dokumen ❑ Merantau tanpa persiapan ❑ Perdagangan manusia

❑ Belum maksimalnya tanggapan dan perhatian dari pemerintah daerah terhadap persoalan migrasi

❑ Masalah di dalam keluarga (Single parent, anak terlantar)

❑ HIV/AIDS

2.DI TEMPAT TUJUAN PERANTAUAN

❑ Tidak memiliki paspor

❑ Terlibat dalam masalah kriminalitas dan narkoba

❑ Pendidikan anak-anak migran kurang diperhatikan

❑ Bekerja secara illegal (tanpa dokumen)

❑ Lemahnya perlindungan hukum

U-14

Page 10: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

GEREJA MEWUJUDKAN SIKAP ALLAH TERHADAP PARA MIGRAN

Migrasi dalam Kitab Suci Kisah orang-orang pilihan Allah, Israel, adalah kisah pengembaraan di dan ke banyak tempat.

Yusuf dikirim ke perbudakan di Mesir (Kejadian 37-46). Musa melarikan diri ke Midian dan mencari perlindungan di rumah seorang Imam bernama Yitro (Keluaran 2:15-22). Ruth menyertai Naomi ke negeri asing dan menemukan kasih karunia di mata Boaz (Ruth: 2). Maria dan Yusuf melarikan diri (mengungsi) ke Mesir dengan membawa bayi Yesus (Mat. 2:13-15). Kemudian, Yesus dan murid-muridNya melakukan perjalanan ke banyak kota yang berbeda selama tiga tahun pelayanan.

❑ Kitab Suci mencatat bahwa Allah sangat peduli terhadap para migran dan kesejahteraannya.

Berulang kali, Allah memerintahkan orang-orang Israel untuk mengingat orang-orang asing di antara mereka dan memperlakukan mereka dengan cinta, kasih sayang dan keadilan. Karena orang Israel sendiri pernah menjadi orang asing di Tanah Mesir.

Allah memerintahkan Israel untuk tidak menganiaya mereka (Keluaran 22:21) dan tidak mengambil keuntungan dari mereka (Ulangan 24:14).

Allah penuh perhatian dan peduli pada kaum tak berdaya dan rentan.

Orang asing harus dirawat (Imamat 19:9-10), mereka harus diperlakukan sebagai sesama (Imamat 19:34) dan diberi bagian dari persepuluhan (Ulangan 14:28-29).

U-15

Page 11: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Dalam Perjanjian Baru, Yesus memberikan perintah baru untuk 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:39).

Ajaran Yesus tentang Kasih (Bdk. Mat. 25:36-38): “Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku, ketika Aku orang asing, kamu menerima Aku”.

Prinsip – dasar – alasan melayani orang-orang kecil ini: Menemukan wajah Allah dalam diri orang-orang kecil karena Allah mengidentikkan diri-Nya dalam diri mereka.

❑ Konstitusi Apostolik Exsul Familia (1952)

❑ Exsul Familia adalah dokumen pertama Gereja universal yang membahas secara sistematis cura pastoral bagi para migran dan perantau. Dokumen ini dipromulgasi oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 Agustus 1952 dan ditujukan secara khusus bagi para misionaris yang berkarya di antara para migran.

❑ Exsul Familia merupakan muara dari sebuah pencarian akan sebuah strategi pastoral bagi para migran dan perantau selama dua abad. Karena itu dokumen ini disebut sebagai Magna Carta pastoral migran dan perantau.

U-16

Page 12: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Konsili Vatikan II Dekrit Ad Gentes mengajak Gereja untuk memahami dengan baik situasi migrasi dan meminta para uskup agar mengenal dengan baik kawanan dombanya, termasuk para migran. Sehubungan dengan hal ini Konferensi-Konferensi Waligereja diminta untuk membentuk organisasi untuk membantu umat beriman yang bermigrasi ke tempat lain (AG 20, 38). Dekrit Christus Dominus menekankan peranan penting dan tanggung para uskup dalam cura pastoral bagi para migran. Tanggung jawab tersebut mesti terungkap dalam bentuk pastoral kategorial bagi orang-orang dari berbagai kategori berbeda, seperti para migran, orang-orang yang dibuang, pengungsi, pelaut, dan kaum nomaden (CD 18). Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes: Gereja harus menyadari dampak-dampak dari migrasi, menekankan hak untuk bermigrasi, dan penghormatan terhadap martabat para migran serta mengakui hak otoritas sipil untuk mengatur arus migrasi. Gereja juga diajak untuk memperhatikan dampak dari migrasi terhadap kehidupan pribadi yang dapat mengubah cara hidup mereka (GS 6, 27, 67).

❑ Motu Proprio Pastoralis Migratorum Cura (1969)

➢ Dokumen ini dipublikasikan oleh Paus Paulus VI. Melalui dokumen ini Paus bermaksud mematuhi arahan Konsili Vatikan II untuk meninjau kembali aturan-aturan yang berkaitan dengan pastoral migran dan perantau. Karena itu Paus Paulus VI menyerahkan kepada Kongregasi untuk Para Uskup sebuah tugas untuk membahas norma-norma baru melalui sebuah instruksi khusus.

➢ Di dalam dokumen ini Paus menggarisbawahi pentingnya bantuan rohani khusus bagi para migran perantau yang tinggal di luar tempat asalnya dengan maksud agar mereka tetap menghayati kekayaan spiritual dan budayanya.

U-17

Page 13: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Instruksi De Pastorali Migratorum Cura (1969) Fenomena migrasi dipandang sebagai sebuah fenomena yang sangat kompleks akan hak dan kewajiban, di antaranya hak untuk bermigrasi sebagai hak asasi manusia. Memperhatikan para migran tidak hanya menjadi tugas para imam tetapi juga semua umat Allah. Di samping itu dokumen ini juga berbicara tentang misi para migran, di mana terjadi pergeseran pemahaman pastoral migran, dari misi untuk para migran (missio ad migrantes) kepada misi para migran (missio migrantium). Selanjutnya dijelaskan tentang norma-norma yang mengatur penanganan pastoral bagi migran, seperti tugas kongregasi para uskup, konferensi waligereja, keuskupan, kapelan untuk para migran, serta keterlibatan kongregasi-kongregasi atau lembaga-lembaga khusus, dan juga keterlibatan kaum awam. Semuanya dipanggil untuk berperan serta dalam cura pastoral bagi para migran.

❑ Kitab Hukum Kanonik (1983)

➢ Kanon 529 berbicara tentang tugas seorang pastor (paroki) untuk selalu dekat dengan yang miskin, putus asa, kesepian, dibuang dari tanah airnya dan tertekan oleh kesulitan- kesulitan khusus.

➢ Kanon 568 menegaskan agar sedapat mungkin hendaknya diangkat kapelan bagi orang-orang yang karena keadaan kehidupannya tidak dapat memperoleh reksa pastoral yang biasa dari pastor paroki, misalnya para migran, buangan, pengungsi, pengembara, dan pelaut.

U-18

Page 14: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Instruksi Erga Migrantes Caritas Christi (2004) Gereja memerlukan jawaban-jawaban yang baru terhadap kebutuhan-kebutuhan pastoral yang baru para migran. Oleh karena pada tanggal 3 Mei 2004 Dewan Kepausan untuk Pastoral Migran dan Perantau mempublikasikan Instruksi Erga Migrantes Caritas Christi untuk membaharui pastoral migran dan perantau. Menurut Erga Migrantes migrasi adalah fenomena kontemporer yang telah menyebabkan terjadinya pergerakan jutaan manusia. Pengalaman migrasi dilihat sebagai kesempatan untuk berdialog dan bermisi dalam konteks evangelisasi baru. Dalam konteks pastoral migran, kapelan/misionaris untuk para migran adalah pelayan pastoral yang dipercayakan untuk melayani para migran. Menggarisbawahi panggilan bagi institusi-institusi religius untuk memberikan kontribusi dalam melayani para migran.

❑ Penghormatan terhadap martabat manusia

❑ Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)

❑ Pastoral integral. Gereja tidak hanya memperhatikan keselamatan jiwa tetapi juga keselamatan badan.

❑ Keempat, tanggung jawab bersama Gereja di tempat asal para migran dan Gereja di tempat tujuan perantauan.Tanggung jawab bersama ini diwujudkan melalui kerja sama antara Gereja lokal di tempat asal dan Gereja lokal di tempat tujuan perantauan (Erga Migrantes Caritas Christi 70).

U-19

Page 15: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Mengapa Gereja peduli terhadap persoalan migran perantau? ❑ Persoalan migran perantau adalah persoalan kemanusiaan.

Para migran, baik yang berdokumen maupun yang tidak berdokumen adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat.

❑ Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan umat Allah zaman ini adalah kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan Gereja (Gaudium et Spes art. 1)

❑ Keselamatan jiwa dan badan manusia (salus hominum)

❑ Memperhatikan migran perantau tidak hanya tugas para pastor tetapi tugas semua umat beriman (De Pastorali Migratorum Cura, no. 52-61).

❑ Memperhatikan para migran perantau adalah tugas Gereja di keuskupan asal dan tujuan (Erga Migrantes Caritas Christi No. 72).

Gereja macam mana?

❑ Gereja yang terlibat dalam persoalan-persoalan konkrit umat. Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan manusia adalah kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan Gereja (Gaudium et spes art.1).

❑ Gereja dengan pintu dan tangan terbuka yang siap melayani para migran.

❑ Gereja yang memar, terluka, kotor karena menolong sesama; bukannya Gereja yang sakit karena tinggal dalam kemapanannya (Evangelii Gaudium No.49).

❑ Gereja Yesus Kristus bukan Gereja Pilatus

❑ Gereja sebagai Ibu bagi semua orang (Pesan Paus Fransiskus utk Hari Minggu Migran Pengungsi Sedunia tahun 2015).

❑ Gereja sebagai Rumah Sakit darurat (field hospital) yang siap merawat semua orang yang terluka.

U-20

Page 16: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Edukasi dan penyadaran terhadap para pastor terkait issu migran perantau dalam kegiatan rekoleksi. Menjadikan issu migran perantau sebagai salah satu prioritas pastoral di Keuskupan Agung Ende. Pendataan migran perantau, keluarga migran dan purna migran.

Bekerja sama dengan BP3TKI NTT membantu pemulangan jenazah TKI yang meninggal di Malaysia. Pembentukan desa ramah migran-desa migran produktif dalam kerja sama dgn Kementrian Tenaga Kerja RI. Pembentukan paroki peduli migran (sudah ada 4 paroki peduli migran di Keuskupan Agung Ende). Pendampingan terhadap keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan Pendampingan dan pemberdayaan ekonomi keluarga migran.

❑ Sosialisasi migrasi aman dan legal serta bahaya human trafficking kepada umat, Orang Muda katolik dan anak-anak sekolah.

❑ Membangun jejaring dan kerja sama dengan Dinas Nakertrans, BP3TKI, PNP2TKI, Kemenaker, KBRI, KJRI, Kemenlu, IOM.

❑ Mendampingi korban human trafficking.

❑ Membangun kerja sama Tripartit/segitiga antara keuskupan asal (Ende, Larantuka, Maumere dan Ruteng), keuskupan transit (Tanjung Selor) dan keuskupan tujuan perantauan (Kota Kinabalu, Sandakan, Keningau, Kuala Lumpur, Penang).

❑ Kerja sama dengan Koalisi Insan Peduli Migran NTT

❑ MOU pelayanan pastoral dan pelayanan sakramen dengan Keuskupan Agung Kota Kinabalu, Keningau dan Sandakan

❑ Kunjungan dan asistensi pada HR Natal dan Paskah, HUT Proklamasi Kemerdekaan RI di Keuskupan Agung Kota Kinabalu, Sandakan dan Kuala Lumpur untuk mengambil bagian dalam semangat missio cum cura animarum (misi untuk perawatan jiwa-jiwa).

❑ Sejak tahun 2015 sampai saat ini Keuskupan Agung Ende telah mengirim 24 pastor untuk berasistensi di keuskupan-keuskupan di Malaysia.

U-21

Page 17: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

❑ Menerima kehadiran migran Indonesia sebagai bagian dari Gereja lokal

Memperhatikan kebutuhan rohani dan jasmani migran Indonesia (pelayanan rohani dan sosial karitatif) bagi para migran.

Membantu mengurus paspor.

Mendata para migran asal Indonesia.

Bekerja sama dengan komunitas Indonesia, KJRI mendirikan CLC (Center Learning Community) untuk kepentingan pendidikan anak-anak migran Indonesia. Di seluruh Sabah terdapat 257 CLC.

❑ Membangun kesadaran bersama bahwa masalah migran perantau adalah masalah kita semua

❑ Membangun gerakan bersama peduli migran perantau

Membangun kerja sama antara Gereja, tokoh-tokoh agama, pemerintah, LSM, lembaga pendidikan dan semua pihak yang berkehendak baik untuk mengatasi persoalan migran perantau

Sosialisasi migrasi aman dan legal

Mendorong dan mendesak pemerintah daerah utk membuat Perda dan Perdes di tingkat desa.

U-22

Page 18: PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 · PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6 MU-02 Kemarin kita merayakan Hari Buruh Internasional di tengah situasi para buruh yang masih sangat memprihatinkan

PROSIDING ISBN : 978-623-91524-0-6

Migrasi sering kali dilihat secara negatif oleh karena dampak yang ditimbulkannya. Padahal migrasi tidak selalu berdampak negatif. Migrasi harus juga dilihat secara positif.

Sebagai bagian dari masyarakat Gereja memiliki tanggung jawab moral untuk terlibat dalam persoalan migran perantau.

Tanggung jawab tersebut diwujudkan secara konkrit melalui kepedulian Gereja.

Gereja tidak hanya berurusan dengan kesucian spiritual (doa, pelayanan sakramen, devosi) tetapi juga dengan kesucian sosial, yang tampak dalam kepedulian dan keterlibatan Gereja dalam persoalan-persoalan kemanusiaan (LG 5, 40, Mikha 6:8).

Sampai kapan pun Gereja akan tetap membela hak-hak migran perantau.

Berpastoral di tengah para migran perantau membutuhkan 3 spirit ini:

❑ Pertama, memiliki MATA DAN TELINGA YANG TERBUKA. Maksudnya kita mesti peduli, peka dan memperhatikan jeritan sekitar; rela digerakkan oleh Roh Kudus, menghadirkan kepedulian dan kasih Allah. Karena Allah ditemukan dalam Sabda yang menjelma, yakni dalam diri Yesus sendiri dan juga dalam diri mereka yang menderita.

❑ Kedua, memiliki HATI YANG PEKA. Maksudnya hati yang mampu menggerakan aksi berbela rasa, mengambil tanggungjawab, menanggung derita orang kecil serta berani berkontak dan berhubungan langsung dengan orang kecil dan menderita

❑ Ketiga, memiliki TANGAN YANG SIAP MELAKUKAN KARYA KASIH, sebagai misi utama Gereja, yakni menerima dan mengalami Allah yang adalah Kasih menggerakkan kita untuk menempatkan kasih Allah dan manusia di pusat hidup Kristiani kita.

❑ Penanganan pastoral bagi para migran perantau membutuhkan komitmen dan kerja sama semua pihak.

U-23