proses produksi program galeri halal di aditv...
TRANSCRIPT
PROSES PRODUKSI PROGRAM GALERI HALAL DI ADITV
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh:
Klara Desita Dewi Laksana
NIM 12210012
Pembimbing :
Drs. Mukhammad Sahlan, M.Si
NIP 19680501 199303 1 006
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
vi
MOTTO
“Bermimpilah dengan segenap tenaga,
yakinilah dengan sepenuh hati, dan
wujudkanlah dengan seluruh tenaga.”
(Wishnutama)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:
Bapak dan Ibuk
Yang tidak pernah lupa untuk menyertakan nama saya dalam setiap doa-doanya.
Yang tidak pernah bosan mendukung mimpi saya, bagaimanapun rintangan dan
halangannya.
Dan yang tidak pernah lelah mencintai dan menerima saya, dalam keadaan
apapun, dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun.
viii
ABSTRAKSI
KLARA DESITA DEWI LAKSANA. Proses Produksi program Galeri
Halal di ADiTV Yogyakarta, Skripsi: Yogyakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses produksi televisi
dalam program Galeri Halal, ADiTV Yogyakarta. Fokus penelitiannya terletak
pada tahapan pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Penulis
menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dimana penulis
mencari data-data yang bersifat tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Dalam pengumpulan datanya, penulis menggunakan metode
wawancara, dokumentasi dan observasi non partisipan. Penulis menggunakan
teori dari Fred Wibowo mengenai tinjauan produksi televisi dan tahapan produksi
televisi dan sedikit mengadopsi teori serupa milik Darwanto.
Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, penelitian ini menghasilkan
bukti-bukti di lapangan bahwa: tahapan pra produksi Galeri Halal berawal dari
tahap penemuan ide, perencanaan, dan persiapan peralatan. Sedangkan proses
Produksi Galeri Halal lebih berfokus pada elemen dasar produksi yakni
penggunaan kamera, teknik tata cahaya, dan tata suara. Elemen ini tidak terdapat
dalam teori Fred, akan tetapi penulis mengadopsi teori milik Ciptono Setyobudi.
Pada proses produksi ini, penulis tidak menemukan adanya shootlist, run down,
dan naskah untuk host. Atas dasar efisiensi waktu dan tenaga, kerabat kerja
menggunakan treatment yang dijadikan pedoman pelaksanaan produksi.
Editor di ADiTV menggunakan teknik editing digital (non linier) pada
proses pasca produksi. Tahap ini dimulai dari editing offline (editing kasar),
online (penyempurnaan), hingga mixing (mencampurkan suara/musik).
Berdasarkan penemuan diatas, penulis menyimpulkan bahwa ada beberapa pokok
yang tidak sesuai dengan teori produksi milik Fred Wibowo, salah satunya
mengenai job description. Jumlah kerabat kerja yang bertugas dalam program
Galeri Halal masih sangat sedikit dan seringkali mengerjakan pekerjaan yang
seharusnya bukan menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi proses produksi tetap
dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya pun memuaskan. Terbukti dengan
keberadaan program Galeri Halal yang masih eksis hingga sekarang.
Kata Kunci: Produksi, Televisi, ADiTV, Program Televisi, Galeri Halal.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Rasulullah SAW.
Skripsi ini disusun berdasarkan observasi lapangan di PT. Arah Dunia
Televisi (ADiTV) Yogyakarta. Penulis mengambil fokus penelitian mengenai
“Proses Produksi program Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta”.
Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih serta penghargaan kepada:
1. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ibu Khoiro Ummatin, S.Ag, M.Si selaku Ketua Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Kalijaga.
3. Bapak Drs. Mukhammad Sahlan, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
dan ibu Alimatul Qibtiyah, S.Ag, M.Si, Ph.D, selaku dosen pembimbing
akademik. Terimakasih atas segala masukan, nasehat, serta bimbingannya
selama proses penyusunan skripsi ini hingga akhirnya dapat terselesaikan
dengan baik.
x
4. Bapak dan Ibu Dosen program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga. Terimakasih atas
segala ilmu yang diberikan lewat bangku kuliah selama menuntut ilmu di
kampus ini.
5. Bu Tiwi, Pak Komet, dan segenap staf Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga yang senantiasa membantu dan memudahkan jalan
penulis dalam bidang akademik maupun non akademik.
6. Mas Fajar Dwipa selaku Manager Program ADiTV Yogyakarta, Mas
Chrisna Dwi Purnama selaku Produser program Galeri Halal ADiTV, dan
seluruh kerabat kerja yang bertugas dalam produksi Galeri Halal.
Terimakasih atas waktu, kesempatan, dan pengalamannya selama
penelitian ini berlangsung.
7. Kedua orangtua tercinta, Pak Agus Cahyo Dwi Laksono dan Ibu
Mutmainah. Terimakasih, untuk segala doa, cinta, dukungan moril
maupun materil yang rasanya tidak akan pernah bisa terbalaskan dengan
apapun.
8. Adekku, Jatmiko Agung Pangaribowo dan seluruh keluarga besarku di
rumah. Terimakasih untuk dukungan dan motivasinya selama ini.
9. Keluarga Besar PT. Radio Istakalisa Yogyakarta, mulai dari Pak Catur,
Pak Erhan, Mbak Sila, Bebeb Ayub, Adit, dek Rifky, Jidda, Ana, Mas Je,
Mas Aan, Mbak Vera, Mbantet, Arin, Reski, Nidya, Eki, Jojo, Mbak
Maya, Mbak Ulfa, Mbak Susan, dan seluruh sobat Ista di Yogyakarta.
xi
Terimakasih untuk ilmu, kesempatan, pengalaman dan semangat-
semangatnya.
10. Sahabat senasib seperjuangan, Yuyun, Zani, Ayuk, Deti, Jida, Orchidta
dan semua teman-teman prodi KPI 2012 yang tak bisa saya tulis satu
persatu. Good luck for our future!
11. Rekan-rekan Volunteer Komunitas Akademi Berbagi Jogja. Terimakasih
semangatnya!
12. Teman-teman SUKA TV. Terimakasih pernah memberi kesempatan untuk
mengenal dan belajar ilmu Broadcasting.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya, dengan mengharap ridha Allah SWT, semoga skripsi ini
bermanfaat untuk berbagai pihak. Semoga kebaikan dan keikhlasan pihak-pihak
yang terkait mendapat balasan dari Allah SWT dan menjadi amal sholeh yang
tiada terputus pahalanya. Semoga mereka senantiasa dalam kebaikan, kesehatan,
dan kebahagiaan. Amin.
Yogyakarta, 18 Juni 2016
Penulis,
Klara Desita Dewi Laksana
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BERJILBAB .......................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
ABSTRAKSI ................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................... xii
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 5
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................ 5
1. Bagi Mahasiswa ............................................................................................. 5
2. Bagi Masyarakat ............................................................................................ 5
xiii
3. Bagi Lembaga ................................................................................................ 6
4. Bagi ADiTV Yogyakarta ............................................................................... 6
E. Kajian Pustaka ..................................................................................................... 6
F. Kerangka Teori .................................................................................................... 8
1. Tinjauan Tentang Proses Produksi Televisi ................................................... 8
a. Materi Produksi ........................................................................................ 8
b. Sarana Produksi ....................................................................................... 9
c. Biaya Produksi ......................................................................................... 9
d. Organisasi Pelaksana Produksi ................................................................ 10
e. Tahapan Produksi..................................................................................... 14
2. Tinjauan Tentang Tahapan Produksi Televisi ............................................... 15
a. Pra Produksi ............................................................................................. 15
b. Produksi ................................................................................................... 16
c. Pasca Produksi ......................................................................................... 22
G. Metode Penelitian ................................................................................................ 24
1. Jenis Penelitian............................................................................................... 24
2. Lokasi Penlitian ............................................................................................. 25
3. Subjek Penelitian ........................................................................................... 25
4. Objek Penelitian ............................................................................................. 26
5. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 26
a. Observasi.................................................................................................. 26
b. Wawancara ............................................................................................... 27
c. Dokumentasi ............................................................................................ 27
xiv
6. Analisis Data .................................................................................................. 28
a. Reduksi Data ............................................................................................ 29
b. Penyajian Data ......................................................................................... 29
c. Penarikan Kesimpulan ............................................................................. 29
H. Sistematika Pembahasan ...................................................................................... 29
BAB II: GAMBARAN UMUM PROGRAM GALERI HALAL ADITV
A. Deskripsi Program Galeri Halal ADiTV Yogyakarta .......................................... 31
1. Latar Belakang ............................................................................................... 31
2. Judul Program Acara...................................................................................... 32
3. Tujuan Program Acara ................................................................................... 33
4. Kategori dan Format Acara ............................................................................ 33
5. Durasi dan Penayangan .................................................................................. 34
6. Target Audience ............................................................................................. 34
7. Penanggung Jawab dan Kerabat Kerja Produksi ........................................... 35
8. Peralatan Produksi Galeri Halal ..................................................................... 36
B. Profil Stasiun ADiTV Yogyakarta ....................................................................... 38
1. Sejarah Berdirinya Stasiun ADiTV Yogyakarta ............................................ 38
2. Visi dan Misi Stasiun ADiTV Yogyakarta .................................................... 39
BAB III: PROSES PRODUKSI PROGRAM GALERI HALAL ADITV
A. Pra Produksi ......................................................................................................... 42
1. Penemuan Ide ................................................................................................. 42
2. Perencanaan ................................................................................................... 44
xv
3. Persiapan ........................................................................................................ 63
B. Produksi ............................................................................................................... 68
1. Penggunaan Kamera ...................................................................................... 70
2. Tata Cahaya ................................................................................................... 73
3. Tata Suara ...................................................................................................... 74
4. Switching ....................................................................................................... 76
C. Pasca Produksi ..................................................................................................... 82
1. Editing ............................................................................................................ 82
a. Editing Offline ......................................................................................... 83
b. Editing Online .......................................................................................... 84
c. Mixing ...................................................................................................... 86
2. Preview .......................................................................................................... 87
3. Evaluasi .......................................................................................................... 87
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 89
B. Saran .................................................................................................................... 91
C. Penutup ................................................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan industri televisi di Indonesia terlihat
begitu pesat. Hal ini ditandai dengan disahkannya Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 05 tahun 2012
tentang adopsi standar penyiaran televisi digital terestrial Digital Video
Broadcasting – Terrestrial second generation (DBV – T2).1 Disusul pula
dengan peraturan Menteri Kominfo Republik Indonesia No. 32 tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital dan Penyiaran
Multiplesking melalui sistem Terestrial. 2 Hal ini tentu sangat
membuktikan bahwa di masa kini dan masa depan, televisi menjadi media
komunikasi massa yang semakin berkembang dan mudah ditemukan oleh
seluruh lapisan masyarakat. Jangkauan penayangan yang relatif tak
terbatas dan keunggulan di bidang audio-visual menjadi alasan tambahan
mengapa televisi menjadi media massa yang paling efektif saat ini.3
Dengan atau tanpa kita sadari, media massa berperan sangat
besar dalam membentuk pola pikir manusia. Kekuatan utama media
1https://tvdigital.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Permen-05-
2012-tentang-standar-DVB-T2.pdf, diakses pada Sabtu 16 Januari 2016 pukul 21.47 WIB.
2https://tvdigital.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Peraturan-Menteri-Kominfo-No.-32-Tahun-2013-Penyelenggaraan-Penyiaran-Televisi-Digital.pdf, diakses pada Sabtu 16 Januari 2016 21.47 WIB.
3Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 32.
2
terletak pada fakta bahwa media dapat membentuk informasi dan sumber
dari berbagai opini.4 Masyarakat di masa kini mengandalkan media massa
khususnya televisi sebagai media pengembangan wawasan dan media
aspirasi masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan informasi seolah
terjawab oleh beragam program televisi yang dinilai lebih cepat dan
mudah dijangkau dibandingkan media lainnya. Mulai dari berita, gaya
hidup, dan berbagai informasi lain dapat dengan mudah ditemukan dalam
program acara televisi.
Andi Fachruddin menyebutkan bahwa kebutuhan masyarakat
akan informasi menimbulkan persaingan dalam bisnis media. 5 Media
sebagai industri informasi tidak hanya bersaing dengan sesama produsen,
akan tetapi juga berkompetisi dalam pasar dengan khalayak. Berkaitan
dengan persaingan bisnis media ini, peringkat program atau rating menjadi
ujung tombak keberhasilan dari sebuah program acara televisi. Karena
idealnya, perusahaan pengiklan atau promosi yang menjadi sumber
pendapatan dari sebuah stasiun televisi hanya bersedia memasang iklan
pada program acara televisi yang memiliki rating tinggi atau memiliki
banyak jumlah pemirsa.
Sedangkan Wilbur Schramm melihat fungsi media massa kini
memang lebih dominan menjadi sarana promosi karena dari sinilah media
dapat mengambil keuntungan materi demi kelangsungan hidup dari media
4Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, (Yogyakarta: Jalasutra,
2008), hlm. 2. 5Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2012), hlm. 185
3
tersebut. 6 Rating memang telah menjadi parameter keberhasilan
mempublikasikan sesuatu atau penjualan produk pengiklan khususnya di
media televisi. Untuk itulah, agar dapat bertahan dalam industri media dan
mendapat kredibilitas yang baik dimata para pengiklan, sebuah stasiun
televisi harus memproduksi tayangan-tayangan televisi yang bisa menarik
banyak penonton.
Menjawab tantangan industri media tersebut, ADiTV sebagai
satu-satunya stasiun televisi lokal berbasis islam di Yogyakarta mencoba
bersaing dengan televisi lokal lainnya dengan membuat program acara
televisi islami yang dikemas dengan konsep modern. Dengan strategi
kreatif yang dimiliki oleh Stasiun ADiTV, terciptalah program Galeri
Halal, sebuah program acara televisi mingguan yang tayang setiap hari
Sabtu pukul 15.30 WIB. Program ini dikemas sedemikian modern dengan
tanpa meninggalkan pesan-pesan dakwah dan bertujuan memberikan
informasi dan referensi kepada penonton mengenai tempat-tempat makan
halal di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Dibalik sebuah tayangan televisi tentu terdapat proses produksi
yang panjang. Mulai dari perencanaan produksi, tahapan-tahapan produksi
hingga pada akhirnya menghasilkan sebuah tayangan yang menarik untuk
penonton. Bagian produksi menjadi dapur atau ujung tombak dari sebuah
program acara televisi.7 Karena idealnya, sebuah perencanaan produksi
yang matang akan menghasilkan tayangan televisi yang maksimal. Hal
6Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, hlm. 33. 7Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), hlm. 54
4
inilah yang mendasari penulis untuk meneliti bagaimana proses produksi
program Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta.
Alasan lain yang mendukung penulis ingin meneliti tentang
proses produksi program Galeri Halal adalah karena program tersebut
mengambil jenis produksi non multi camera. Dimana pada pelaksanaan
produksinya, kameranya tidak terhubung dalam satu sistem bernama
Camera Control Unit. Selain itu produksi program Galeri Halal juga
mengambil lokasi di luar studio ADiTV, hal ini tentu membuat program
Galeri Halal memiliki persiapan yang berbeda pula dengan program-
program lainnya. Mulai dari pencarian ide, riset lokasi, penggunaan alat
produksi, pembagian kerabat kerja, dan lain-lain sebagainya.
Hal tersebut menjadi dasar kuat bagi penullis untuk mengetahui
bagaimana proses berjalannya sebuah produksi televisi di ADiTV
khususnya produksi non multi camera.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertulis, maka yang dapat
penulis rumuskan adalah bagaimana proses produksi televisi yang terdiri
dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi pada program “Galeri
Halal” ADiTV Yogyakarta?
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
tentang proses produksi acara televisi di luar studio dari program acara
televisi “Galeri Halal” di Stasiun ADiTV Yogyakarta yang meliputi proses
persiapan (pra produksi), produksi (on air), dan tahapan-tahapan setelah
produksi (pasca produksi).
D. Kegunaan Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat berguna untuk berbagai
pihak, baik bagi mahasiswa, masyarakat, lembaga/perusahaan, dan bagi
Stasiun ADiTV sendiri. Kegunaannya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian “Proses Produksi Program Acara Galeri Halal di
ADiTV Yogyakarta” diharapkan dapat menambah wawasan dalam
bidang proses produksi acara televisi baik dari segi teoritis maupun
praktis untuk mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Ilmu
Komunikasi, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Broadcasting, Televisi,
dan sejenisnya.
2. Bagi Masyarakat
Penulis berharap, masyarakat luas mengetahui proses di
balik layar dari produksi acara Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta agar
dapat memahami sekaligus menghargai bahwa program acara televisi
islami tidak selalu membosankan untuk disaksikan. Karena dibalik
6
sebuah tayangan televisi religi yang berkualitas, terdapat proses
produksi yang rumit dan panjang.
3. Bagi Lembaga (Fakultas Dakwah & Komunikasi)
Menambahkan referensi pengetahuan kepada program studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
mengenai proses produksi program acara televisi, sehingga dapat
dijadikan pertimbangan dalam membuat kurikulum atau mata kuliah
terkait proses produksi televisi.
4. Bagi Stasiun ADiTV Yogyakarta
Menjadi bahan evaluasi apabila dalam proses produksi tak
sesuai dengan Standar Operasional Produksi/Siaran.
E. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian tentang proses produksi program acara
televisi pernah dilakukan, diantaranya oleh Sino Wibowo, mahasiswa
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
berjudul “Proses Produksi Acara Jendela Hati di ADiTV Yogyakarta”. Ia
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan mendiskripsikan
bagaimana proses produksi acara Jendela Hati mulai dari tahap persiapan
produksi yang meliputi penemuan ide dan perencanaan, tahap produksi,
hingga tahap pasca produksi yakni editing, penayangan, dan evaluasi.8
8Sino Wibowo, “Proses Produksi Acara Jendela Hati di ADiTV
Yogyakarta”, (Yogyakarta: Skripsi Program studi KPI, UIN Sunan Kalijaga, 2014)
7
Penelitian Saidatul Ulva, mahasiswi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga angkatan tahun 2009. Ia mengambil
judul “Proses Produksi Acara ‘Madangno Ati’ di JTV Bojonegoro”.
Dengan jenis penelitian deskriptif, ia mengungkap fakta bahwa JTV tidak
memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) Pertelevisian. Oleh karena
itu, dalam memproduksi acara ‘Madangno Ati’, kerabat kerja JTV tidak
melakukan persiapan dengan matang.Segala sesuatunya justru dilakukan
secara spontan.9
Penelitian lain dilakukan oleh Septiana Kurnia Dewi,
mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga pada
tahun 2013 dengan judul “Proses Produksi Program Tafsir Alqur’an di
TVRI Yogyakarta”. Ia memilih jenis penelitian deskriptif yang membahas
proses produksi acara Tafsir Alqur’an di TVRI Yogyakarta. Dengan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi, penelitiannya
menghasilkan 3 tahapan produksi yakni pra produksi, produksi dan paska
produksi.10
Secara keseluruhan, beberapa penelitian tersebut memiliki
persamaan dalam fokus pembahasan penulis, yakni proses produksi acara
televisi. Perbedaan penelitian penulis dengan kajian pustaka terletak pada
subjek, objek, serta metode penelitian yang digunakan. Selain itu,
perbedaan juga terletak pada lokasi proses produksi. Hampir semua proses
9Saidatul Ulva, “Proses Produksi Acara “Madangno Ati” di
JTVBojonegoro”, (Yogyakarta: Skripsi Program studi KPI, UIN Sunan Kalijaga, 2013) 10Septiana Kurnia Dewi, “Proses Produksi Program Tafsir Alqur’an di
TVRI Yogyakarta”, (Yogyakarta: Skripsi Program studi KPI UIN Sunan Kalijaga, 2013)
8
produksi dari kajian pustaka diatas bertempat di dalam studio (indoor).
Sedangkan program Galeri Halal mengambil lokasi di luar studio
(outdoor).
F. Kerangka Teori
1. Tinjauan Tentang Proses Produksi Televisi
Sebuah program acara televisi dituntut memilliki ciri khas
dan keunikan yang dapat menarik hati pemirsanya. Dibalik hal ini,
Produserlah yang memiliki tanggung jawab besar terhadap kesuksesan
proses produksi. Menurut Fred Wibowo, kesuksesan proses produksi
acara televisi terletak pada 5 aspek produksi, yakni materi produksi,
sarana produksi, biaya produksi, organisasi pelaksanaan produksi, serta
tahapan produksi.11
a. Materi Produksi
Hal utama yang dipikirkan oleh seorang produser adalah
materi produksi. Materi produksi bisa berupa banyak hal, seperti
pengalaman pribadi, hasil karya, benda, binatang, atau cerita
manusia. Sebuah materi produksi umumnya memang berupa
kejadian-kejadian atau issue terkini yang melewati tahap riset
materi untuk kemudian diolah menjadi konten produksi yang
bermutu. Pengolahan materi produksi akan menghasilkan konsep
program acara televisi yang kemudian diwujudkan menjadi sebuah
11Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus
Book Publisher, 2009), hlm. 23.
9
treatment atau langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi
program acara.
b. Sarana Produksi
Sebuah produksi acara televisi tentu juga membutuhkan
sarana yang menghasilkan gambar dan suara dengan bagus. Dalam
tahap perencanaan ini, seorang produser biasanya menunjuk
seorang kerabat kerja yang bertanggung jawab atas ketersediaan
alat produksi. Secara umum, sarana atau alat produksi yang
dibutuhkan dalam proses pelaksanaan produksi acara televisi
meliputi unit peralatan perekaman gambar, unit peralatan perekam
suara, dan unit peralatan tata cahaya.
c. Biaya Produksi
Selain sarana produksi, merencanakan biaya produksi
adalah hal yang harus dipikirkan secara matang. Perencanaan ini
meliputi biaya peralatan lokasi shooting, transportasi, properti
produksi, adminstrasi, akomodasi, konsumsi serta keperluan
produksi dan kerabat kerja lainnya.
Perencanaan biaya produksi biasanya didasarkan pada dua
kemungkinan yaitu financial oriented dan quality oriented. 12
Financial oriented adalah perencanaan biaya produksi yang
didasari atas kemungkinan keuangan yang ada. Sedangkan quality
oriented didasari atas tuntutan kualitas hasil produksi yang
12Ibid, hlm. 29.
10
maksimal. Ini berarti dalam perencanaan sebuah biaya produksi
quality oriented tidak dibatasi oleh dana dan lebih berorientasi
kepada hasil produksi yang berkualitas.
d. Organisasi Pelaksana Produksi
Sebuah produksi program acara televisi juga melibatkan
banyak kerabat kerja atau crew. Agar sebuah produksi acara
televisi dapat berjalan sesuai standar program siaran, seorang
produser membuat struktur organisasi pelaksana produksi yang
diambil dari berbagai profesi pertelevisian. Secara umum,
kelompok kerja produksi dibagi menjadi beberapa kelompok yakni
satuan kerja produksi, satuan kerja fasilitas produksi, satuan kerja
teknik, dan satuan kerja teknisi. 13 Sedangkan secara rinci,
kelompok kerja produksi menurut Indah Rahmawati dan Dodoy
Rusnadi terbagi menjadi beberapa divisi yakni divisi produksi,
divisi production operation, divisi technical support, dan divisi art
support. 14
Divisi produksi adalah divisi yang bertanggung jawab
terhadap konten dan segala persiapan produksi. Divisi yang terdiri
dari executive producer, produser, associate producer, line
producer, dan creative producer ini berfokus mengembangkan
konten program yang kemudian dituangkan dalam sebuah naskah.
Sedangkan divisi production operation bertugas menjalankan
13Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, hlm. 236. 14Indah Rahmawati & Dodoy Rusnandi, Berkarier di Dunia Broadcast,
(Bekasi: Laskar Aksara, 2011), hlm. 20-61.
11
rencana produksi yang disusun oleh divisi produksi. Tim dari divisi
ini bertanggung jawab penuh atas hasil kerja dan proses produksi.
Orang-orang dalam divisi ini meliputi Unit production manager,
unit talent, unit sponsorship, unit production research, unit
administration, unit legal (perizinan), sutradara (director), floor
director, camera person, dan sound engineer.
Selanjutnya adalah divisi technical support yang terdiri dari
penata cahaya (lightingman), penata suara (audioman), dan editor.
Technical support pada umumnya bertugas melengkapi dan
mendukung penyajian program acara televisi. Sedangkan divisi Art
adalah divisi pendukung kelancaran proses produksi program
televisi, seperti halnya penata panggung (set design), penata rias
dan busana (wardrobe and make up), dan tim properti.
Lebih ringkas, Darwanto mengemukakan bahwa dalam
proses produksi televisi, berbagai kelompok kerja dari beberapa
divisi tersebut disatukan untuk kemudian dibagi lagi menjadi dua
bagian yaitu bagian staf produksi yang berfokus kepada
pengembangan konten dan program siaran serta bagian kerabat
kerja produksi yang bertanggung jawab mengoperasikan perangkat
keras.15
15Ibid, hlm. 161.
12
1) Staf Produksi
Staf produksi terdiri dari produser, pengarah acara,
penulis naskah, asisten pengarah acara, dan asisten produksi.
Dimana Produserlah yang menjadi pimpinan utama dalam
produksi televisi. Ia bertugas mengatur jalannya produksi
sekaligus membawahi semua kerabat kerja yang bertugas.
Sedangkan pengarah acara bertanggung jawab
menerjemahkan naskah menjadi gambar dan suara yang hidup.
Ia mengarahkan pengisi acara dan kerabat kerja dalam semua
kegiatan, mulai dari pemahaman naskah hingga tahap paska
produksi.
Selain produser dan pengarah acara, penulis naskah
juga menjadi bagian dari staf produksi, dimana ia bertanggung
jawab menerjemahkan segala keinginan produser menjadi
bentuk naskah dalam hubungannya dengan perencanaan
program siaran.
Selanjutnya adalah asisten pengarah acara. Asisten
pengarah acara bertugas membantu pengarah acara dalam hal
menyiapkan talent, kamera, dan que pada video tape agar
kerabat kerja menyiapkan diri. Asisten pengarah acara dituntut
untuk teliti mencatat waktu setiap segmen agar program siaran
sesuai dengan waktu seharusnya.
13
Lain halnya dengan asisten pengarah acara, dalam
staf produksi juga terdapat asisten produksi yang bertugas
membantu tugas produser dan pengarah acara serta kerabat
kerja lainnya.
2) Kerabat Kerja Produksi
Berbeda dengan staf produksi, anggota kerabat kerja
lebih berfokus memvisualisasikan rencana yang dibuat oleh
staf produksi menjadi tayangan yang nyata. Kerabat kerja
produksi bertanggung jawab mengoperasikan perangkat keras
seperti kamera, lighting, audio, dan lain-lain sebagainya.
Kerabat kerja produksi terdiri dari banyak anggota,
diantaranya adalah pengarah teknik yang bertanggung jawab
atas aktivitas kerabat kerja teknik. Ia bertindak sebagai
switcher yang memindah tampilan gambar atas komando dari
pengarah acara. Lain halnya dengan pengarah teknik, dalam
kerabat kerja produksi juga terdapat juga pengarah lapangan
yang biasa disebut stage manager. Seorang pengarah lapangan
bertanggung jawab penuh atas operasional produksi di dalam
studio. Selain itu, pengarah lapangan juga bertanggung jawab
atas kegiatan studio, memberikan tanda-tanda kepada pengisi
acara atas komando pengarah acara.
Kerabat kerja lainnya adalah teknisi audio dan
teknisi video. Tanggung jawab teknisi audio adalah mengatur
14
suara dalam produksi televisi. Ia dituntut menghasilkan suara
yang bercita rasa seni. Sedangkan teknisi video lebih berfokus
kepada kualitas gambar yang dihasilkan kamera.
Kerabat kerja selanjutnya adalah penata cahaya dan
penata artistik. Seorang penata cahaya bertanggung jawab
merencanakan setting penataan cahaya program siaran yang
akan diproduksi. Sedangkan penata artistik bertugas
menciptakan set program siaran yang akan diproduksi.
Juru kamera yang bertugas mengoperasikan kamera
termasuk juga ke bagian kerabat kerja produksi. Ia bertugas
mengambil gambar atas permintaan pengarah acara dan
bertanggung jawab atas hasil gambar yang baik dari segi
komposisi serta ukurannya.
e. Tahapan Produksi
Setelah materi, sarana, organisasi, hingga biaya produksi
selesai direncanakan, tahap pelaksanaan menjadi eksekusi inti dari
sebuah produksi televisi. Kelompok kerja produksi yang telah
disusun bersama dituntut bersinergi untuk memvisualisasikan
konsep naskah atau rundown.
15
2. Tinjauan Tentang Tahapan Produksi Televisi
Sebuah proses produksi acara televisi memiliki tahapan
produksi tersendiri yang sudah diatur dalam sebuah Standar
Operasional Penyiaran (SOP). Sebuah stasiun televisi satu dengan
yang lain bisa jadi memiliki SOP berbeda. Akan tetapi, menurut Fred
Wibowo, tahapan produksi televisi pada umumnya melewati 3 tahap
yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.16
a. Pra Produksi
Tahap pra produksi dalam sebuah acara televisi meliputi
tahap perencanaan dan tahap persiapan. Tahap ini meliputi tiga
bagian yakni:
1) Penemuan Ide
Tahap penemuan ide berawal dari pemikiran
produser yang kemudian dilanjutkan dengan riset. Hasil riset
produser inilah yang kemudian dikembangkan oleh penulis
naskah.
2) Perencanaan
Tahap perencanaan dalam pra produksi
mengutamakan 5 aspek yang mengacu kepada kesuksesan
produksi. Yakni materi produksi, sarana produksi, estimasi
biaya, dan organisasi pelaksana produksi. Tahap ini
16Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi,hlm. 39-41.
16
berorientasi kepada pembuatan production book yang berfungsi
sebagai pedoman pelaksanaan produksi. Production book
tersebut berisi perincian materi produksi, peralatan produksi,
estimasi biaya, daftar kerabat kerja, daftar pengisi acara, daftar
kostum, treatment, susunan run down, denah lokasi, tata
dekorasi, daftar pengambilan gambar (shooting script), dan
penetapan jadwal produksi.
3) Persiapan
Tahap persiapan meliputi urusan kontrak kerja dan
perijinan sesuai dengan isi production book yang sudah dibuat.
Tahap persiapan sekaligus menjadi tahap gladi kotor para
pengisi acara.
b. Produksi
Setelah proses penemuan ide, perencanaan dan persiapan
berjalan, tahap selanjutnya tentu adalah proses produksi. Pengarah
acara (director) yang menjadi pimpinan dalam produksi bekerja
sama dengan kerabat kerja bertugas mewujudkan segala
perencanaan yang tertulis dalam naskah menjadi susunan gambar
yang dapat menjadi alur cerita.
Dalam pelaksanaannya, pengarah acaraatau yang biasa
disebut program director membuat sebuah daftar shoot (shootlist)
untuk mendapatkan adegan yang sistematis. Disinilah, kerabat
kerja yang tergabung dari beberapa divisi seperti lighting person,
17
camera person, audio person, dan berbagai kerabat kerja lain
saling bersinergi dengan tugasnya masing-masing.
Ciptono Setyobudi menjelaskan bahwa dalam produksi
televisi, ada 6 elemen dasar produksi televisi yang harus
diperhatikan oleh para kerabat kerja. Yaitu kamera, tata cahaya,
tata suara, switching, editing dan special effects. 17 Akan tetapi
karena proses editing dan special effects termasuk dalam pasca
produksi, dalam bab ini akan dijelaskan 4 elemen dasar yang
meliputi:
1) Kamera
Gambar dan kamera merupakan kunci pokok untuk
dapat menghasilkan gambar yang memenuhi syarat dalam
pertelevisian. Seperti halnya bidang lain, dunia televisi
memiliki bahasa gambar dan bahasa kamera tersendiri yang
sudah diformulasikan secara internasional.18
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pengambilan gambar adalah ukuran, komposisi, dan pergerakan
kamera. Standart ukuran kamera yang biasa digunakan dengan
objek manusia adalah close up (CU), extreme close up (XCU),
medium close up (MCU), tight close up (TCU), medium, knee
shoot (KS), dan lain-lain sebagainya. Berbagai variasi dan
penempatan kamera juga akan menghasilkan berbagai
17Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, hlm. 56. 18Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, hlm. 239.
18
komposisi gambar yang lebih artistik. Misal untuk dua orang
disebut two shoot, tiga orang disebut three shoot, kelompok
disebut group shoot, dan sebagainya. Dalam produksi televisi,
biasanya program director akan membuat daftar gambar yang
akan diambil (shootlist) dengan mencantumkan bahasa gambar
tersebut.
Lain lagi dengan bahasa gambar, kamera yang
biasanya ditopang oleh sebuah penyangga, tripot atau crane
memiliki istilah sendiri. Beberapa istilah pergerakan kamera
adalah pan, tilt, dolly, track, dan pedestal. Istilah pan
digunakan untuk pengambilan gambar dengan pergerakan
badan kamera ke arah horisontal, baik ke kiri (pan left) atau ke
kanan (pan right) tanpa mengubah posisi kamera. Sedangkan
tilt, pengertiannya hampir sama dengan pan akan tetapi
pergerakan badan kameranya ke arah vertikal. Selanjutnya
adalah dolly. Dolly adalah gerakan kamera yang menuju ke
suatu objek (dolly in) dan menjauh dari objek (dolly back/out).
Istilah pergerakan kamera lainnya adalah track. Ada
beberapa sebutan khusus dalam istilah track sendiri.
Pengambilan dengan gerakan horisontal disebut dengan
tracking, sedangkan jika kameranya sejajar dengan objek
disebut follow tracking. Dan lain halnya dengan track, istilah
pedestal lebih mengacu kepada pengambilan sudut gambar atau
19
yang biasa disebut angle kamera. Ketika pedestal dinaikkan
(boom up), akan menghasilkan high angle, yaitu sudut
pandangan kamera dari atas ke bawah. Sedangkan jika pedestal
diturunkan (boom down) akan menampilkan low angle, yakni
sudut pengambilan gambar yang dapat dilihat dari tempat yang
rendah.
Seorang juru kamera harus mengaplikasikan teknik
pengambilan gambar untuk menghasilkan komposisi gambar
yang dibutuhkan. Secara umum, komposisi gambar harus
memperhatikan teknik framing yang meliputi keseimbangan,
simetri, dan equilibrium.
2) Tata Cahaya
Darwanto menyebut tujuan penataan cahaya dalam
produksi televisi adalah untuk menghasilkan gambar yang
menarik sesuai dengan tuntutan naskah dan rencana
produksinya. 19 Sumber cahaya disini tidak selalu berkaitan
dengan lampu. Karena secara sederhana, sumber pencahayaan
bisa didapat secara alami dan secara buatan. Tugas seorang
lighting person tidak hanya menyinari objek atau subjek namun
juga meliputi tugas membuat efek khusus dan mengatur
bayangan yang diperlukan dalam sebuah produksi televisi.
19Ibid, hlm. 268.
20
Ada beberapa istilah dalam penataan cahaya
produksi televisi. Seperti high key lighting, low key lighting,
key light, base light, fill light, cross light, back light, side back
light, eye light, dan set light.
Tiga jenis cahaya yang dihasilkan dari ketiga jenis
pemasangan lampu yaitu key light, back light dan fill light. Key
light merupakan cahaya utama yang menyinari subjek, fill light
dipergunakan untuk menghilangkan cahaya yang ditimbulkan
key light, sedangkan back light digunakan bagi seluruh dimensi
gambar.
Perkembangan teknologi dan elektronik membuat
perkembangan pesat di dunia televisi. Perkembangan kamera
video jinjing ENG (Electronic News Gathering) yang
digunakan untuk produksi non studio (outdoor) menimbulkan
masalah bagi tata pencahaayan. Pada dasarnya, pencahaayan
untuk pengambilan gambar di luar studio lebih mengandalkan
sinar matahari. Akan tetapi masalah sering terjadi karena
cahaya yang dibutuhkan tidak merata akibat terkena bayangan
atau pohon. Untuk mengatasinya, seorang lighting person
menggunakan reflektor yang dapat merefleksi cahaya.
3) Tata Suara
Pada umumnya, untuk menghasilkan suara pengisi
acara dalam produksi televisi menggunakan mikrofon yang
21
dapat menangkap suara dari satu sumber suara (single
directional). Akan tetapi jika produksi dilakukan di luar studio,
biasanya menggunakan beberapa jenis mikrofon ultra single
directional yang memiliki sifat berbeda-beda, seperti Mike
Carbon (Ribbon Michrophone), Mike Dinamik (Dynamic
Michrophone), serta Mike Condensor (Condensor
Michrophon).
Berdasarkan penggunaannya, terdapat 9 jenis
mikrofon untuk pelaksanaan produksi televisi. Diantaranya
adalah Boom Microphone, Hand Microphone, Lavaliere (Clip
On), Desk Microphone, Stand Microphone, Hanging
Micropohone, Concealed Microphone, Wireless (FM)
Microphone, dan Long Distand Microphone.
4) Switching
Switching atau cutting dalam dunia televisi adalah
suatu cara pemilihan gambar terbaik untuk disuguhkan pada
penonton televisi. Tayangan televisi yang dinikmati pemirsa
adalah hasil dari pemilihan gambar dari kamera satu ke kamera
lain yang kemudian disusun dalam suatu scenes dan sequences.
Agar tayangan televisi enak dilihat dan mudah dipahami,
penyusunan gambar harus menunjukkan suatu kesinambungan
yang baik.20
20Ibid, hlm. 253.
22
Metode dasar dari teknik switching adalah cut,
dissolve, fade in, (Fi), fade out, (FO), wipe, dan super impose
(dubling). Istilah cut biasa digunakan dalam perpindahan
gambar mendadak, dan dissolve lebih digunakan untuk
penggantian gambar dengan cara yang lebih halus. Istilah fade
in dan fade out biasanya dipakai pada pembukaan dan
penutupan acara. Hal ini untuk memperlihtakan pengalihan
gambar gelap ke terang atau sebaliknya.
Teknik switching selanjutnya adalah wipe yang
merupakan suatu teknik switching dengan beberapa variasi.
Sedangkan teknik switching super impose digunakan sebagai
perpaduan antara dua gambar atau lebih ke dalam suatu frame.
c. Pasca Produksi
Dalam program acara taping, proses pasca produksi juga
menjadi tahap yang tak kalah penting. Dalam tahap ini, proses
editing dilakukan untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak
diperlukan dalam proses produksi yang telah dilaksanakan. Proses
editing juga dilakukan untuk menyempurnakan hasil pengambilan
gambar. Tahapan dalam proses pasca produksi meliputi tiga hal,
yaitu editing offline, editing online, dan tahap terakhir adalah
mixing. 21 Sedangkan tahapan editing itu sendiri terbagi menjadi
21Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, hlm. 42.
23
dua, yakni editing dengan teknik analog (linier) dan teknik editing
dengan teknik digital (non linier).
1) Editing dengan teknik analog (linier).
Berawal dari editing offline, seorang penulis naskah
yang membuat logging atau mencatat kembali semua hasil
pengambilan gambar. Karena berdasarkan catatan inilah
sutradara membuat editan kasar atau editing offline dengan
menggunakan pita VHS. Setelah hasil edit dirasa pas, barulah
proses berlanjut ke tahap editing script. Naskah ini sudah
dilengkapi oleh narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi
dengan ilustrasi musik.
Setelah tahap editing offline selesai, hasil
pengambilan gambar asli dan naskah diserahkan kepada editor
untuk dibuat editing online. Editor akan mengedit hasil
pengambilan gambar asli (shooting) dan menyambungkan
setiap adegan sesuai berdasarkan catatan time code pada naskah
dengan menggunakan pita Betacam SP.
2) Editing dengan teknik digital (non linier).
Editing non linier atau editing digital menggunakan
komputer peralatan program khusus editing, seperti Pinacle,
Adobe Premiere, dan berbagai software editing lainnya. Proses
editing non linier berawal dari tahap capturing atau mengubah
hasil gambar dalam pita menjadi file kemudian
24
memasukkannya kedalam harddisk. Kemudian editor
menyusun gambar berdasarkan urutan yang diinginkan oleh
sutradara dan menyambungkannya agar menjadi gambar yang
berkesinambungan (render). Setelah dirasa pas, barulah
dilakukan screening untuk menentukan keperluan koreksi.
Setelah tahap editing offline dengan teknik digital
dirasa cukup, proses selanjutnya adalah editing online. Tahap
ini sebenarnya adalah tahap penyempurnaan dari hasil editing
offline sekaligus proses mixing dengan musik ilustrasi atau efek
gambar dan suara.
3) Mixing
Tahap terakhir dari proses editing adalah mixing
atau proses mencampur gambar dengan suara. Keseimbangan
antara sound effect, suara asli, narasi, dan musik harus dibuat
seimbang dan terdengar jelas. Setelah hasil edit dirasa pas
sesuai dengan keinginan sutradara, barulah editor memasukkan
kembali hasil gambar yang sudah diedit ke dalam pita Betacam
SP atau pita berkualitas broadcast standart dan siap
ditayangkan.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor
25
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Sedangkan metode deskriptif menurut Nazir adalah suatu
metode yang digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia,
objek, set kondisi, sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada
masa sekarang.22
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian utama adalah di kantor Stasiun ADITV
Yogyakarta di Jalan Raya Tajem Km. 3, Panjen, Wedomartani,
Sleman, Yogyakarta. Dan karena program Galeri Halal di ADiTV
Yogyakarta adalah program acara luar studio (outdoor), penulis
mengikuti jalannya proses produksi acara Galeri Halal di beberapa
cafe atau tempat makan di daerah Yogyakarta.
3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah informan, atau orang-orang yang
dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi
lokasi penelitian.23 Dalam penelitian ini, penulis menjadikan manager
program dan produser program Galeri Halal sebagai subjek penelitian
utama karena merekalah yang memegang kendali dan tanggung jawab
penuh selama produksi. Subjek pendukung dalam penelitian ini adalah
seluruh kerabat kerja, meliputi pengarah acara, host, juru kamera, dan
22Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 22. 23Ibid, hlm. 195
26
seluruh elemen yang bertugas dalam produksi acara Galeri Halal di
ADiTV Yogyakarta.
4. Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah sasaran atau pokok yang akan
diselidiki dalam sebuah kegiatan penelitian.24 Sasaran penulis dalam
penelitian ini adalah proses produksi program acara Galeri Halal di
ADiTV Yogyakarta.
5. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data observasi
pasif (non partisipan). Observasi pasif adalah sebuah metode
observasi dimana peneliti hanya bertindak sebagai peneliti
(observan) yang datang langsung ke lokasi kegiatan tanpa ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang diteliti.25
Jenis metode ini dilakukan karena program acara Galeri
Halal dilaksanakan di luar studio (outdoor), sehingga memerlukan
observasi langsung di lapangan. Penulis menggunakan metode ini
agar dapat melihat langsung proses produksi secara obyektif meski
tidak terlibat langsung dalam proses produksi.
24Ibid, hlm. 199. 25Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.
313.
27
b. Wawancara
Selain observasi, penulis juga menggunakan metode
wawancara (interview). Menurut Esterberg, wawancara adalah
pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui sesi tanya jawab. Sehingga dapat diketahui makna dalam
sebuah topik tertentu.26
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
wawancara tak berstruktur, dimana penulis bebas melakukan
wawancara dan tidak terikat pedoman wawancara yang tersusun
sistematis. Penulis menjadikan produser Galeri Halal menjadi
narasumber utama dalam metode wawancara ini karena ialah yang
memegang peran terbesar dalam proses produksi program Galeri
Halal. Selain itu, seluruh kerabat kerja dalam proses produksi
Galeri Halal akan menjadi narasumber pendukung dalam penelitian
ini.
c. Dokumentasi
Sebagai pelengkap, penulis menyertakan metode
dokumentasi dalam penelitian ini. Dokumentasi adalah salah satu
metode pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan
penemuan atau bukti yang tidak bersumber dari manusia.
Dokumentasi bisa berupa bukti tertulis seperti angka atau aksara,
26Ibid, hlm. 316.
28
atau bukti tergambar seperti foto, video, sketsa, dan lain-lain
sebagainya.27
Penulis akan menyertakan bukti tertulis dan bukti
tergambar mulai dari naskah, susunan acara (rundown) Galeri
Halal, foto, video proses acara atau behind the scene, hingga buku
produksi atau book production.
6. Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses mengorganisasi dan
mengurutkan data dengan tujuan menyederhanakan data ke bentuk
yang mudah dibaca dan diimplementasikan.28
Analisis data kualitatif menurut Andi Prastowo29 meliputi
langkah permulaan yang berisi editing, klasifikasi dan proses memberi
kode. Apabila langkah tersebut telah terpenuhi, langkah selanjutnya
adalah langkah penafsiran. Sedangkan Sugiyono 30 lebih spesifik
menjelaskan bahwa analisis data kualitatif meliputi tiga tahap, yakni:
analisis data sebelum memasuki lapangan, analisis di lapangan, dan
tahap terakhir adalah setelah selesai dari lapangan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis
data model Miles dan Huberman yang berisi tiga alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan, yaitu:
27Soeprapto, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka, 2011), hlm. 7.27 28 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999), hlm. 89. 29Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, hlm. 238. 30Ibid, hlm. 240-241.
29
a. Reduksi Data.
Reduksi data merupakan proses pemilihan data mentah dari
hasil wawancara lapangan, observasi atau dokumentasi. Data
mentah diklasifikasikan sedemikian rupa sehingga gambaran
tentang tahapan produksi Galeri Halal dapat terstruktur dan
terorganisir.
b. Penyajian Data
Dari data mentah yang sudah diklasifikasikan, penulis dapat
memaparkan sekumpulan informasi tersusun tentang proses
produksi program Galeri Halal yang mengacu kepada penarikan
kesimpulan.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Pada tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi, penulis
menggunakan kajian teori untuk menyimpulkan hasil penelitian
tentang proses produksi acara televisi Galeri Halal di ADiTV
Yogyakarta.
H. Sistematika Pembahasan
Agar mudah dipahami, maka skripsi ini akan dibagi secara
sistematis menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
Bab I, diawali dengan pendahuluan yang berisi argumentasi
seputar inti dari penelitian ini. Dalam bab ini, penulis menguraikan
beberapa sub bab seperti penegasan judul, latar belakang masalah,
30
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian hingga sistematika pembahasan.
Bab II berisi gambaran umum tentang Stasiun ADiTV
Yogyakarta dan salah satu program acaranya yakni Galeri Halal. Dalam
bab ini penulis akan mendeskripsikan program acara Galeri Halal mulai
dari tujuan acara, penanggung jawab acara hingga tanggung jawab para
kerabat kerja dalam program Galeri Halal.
Bab III akan menguraikan proses produksi acara Galeri Halal
mulai dari tahap perencanaan, persiapan, produksi, hingga paska produksi.
Bab IV berisi penutup yang berisi saran-saran dan kesimpulan
dari hasil penelitian proses produksi acara Galeri Halal di ADiTV
Yogyakarta.
89
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian mengenai proses produksi televisi pada program
Galeri Halal di ADiTV Yogyakarta berlangsung selama 2 bulan. Dengan
berakhirnya bab pembahasan, maka penulis dapat menyajikan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pra produksi
Tahap pra produksi dalam program Galeri Halal terdiri dari
tahap penemuan ide, perencanaan, dan persiapan. Tahap penemuan ide
disini tidak hanya berasal dari produser seperti dalam teori Fred, akan
tetapi juga bersumber dari marketing yang mendahulukan permintaan
client.
Selanjutnya dalam tahap perencanaan, penulis menemukan
fakta bahwa persiapan materi, peralatan, daftar kerabat kerja, dan lain-
lain sebagainya tidak didokumentasikan ke dalam sebuah buku
produksi (book production). Penulis hanya menemukan treatment yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan produksi. Beberapa
penemuan yang tidak sesuai dengan teori terletak pada job description,
dimana beberapa kerabat kerja terbiasa melakukan tugas-tugas yang
bukan menjadi tanggung jawabnya. Namun proses produksinya tetap
90
dapat dilaksanakan dengan baik oleh kerabat kerja yang sudah terbiasa
dengan sistem kerja di ADiTV.
2. Produksi
Proses produksi Galeri Halal dimulai dari breafing yang
dipimpin oleh produser. Setelah breafing, seluruh kerabat kerja fokus
pada peralatan kerjanya masing-masing. Camera person di program
Galeri Halal lebih eksploratif karena tidak menggunakan shootlist
sebagai pedoman pengambilan gambar. Technical support pun
mengaplikasikan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan produksi.
Tidak ada proses switching dalam pelaksanaan produksi karena
program Galeri Halal adalah produksi non multi camera. Proses
switching digantikan pada tahap editing (pasca produksi).
Produksi dibagi menjadi 3 segmentasi. Segment 1 berisi
pembukaan, pengenalan host dan lokasi shooting. Sedangkan segment
2 lebih menonjolkan sisi edukasi yaitu proses memasak bahan
makanan. Segment 3 berisi pembacaan kuis dan talkshow singkat
mengenai gizi yang terkandung dalam makanan, filosofi makanan, atau
topik-topik lain yang berkesinambungan dengan setiap episodenya.
3. Pasca Produksi
Tahap editing di ADiTV Yogyakarta meliputi tahap editing
offline, editing online dan mixing. Editor ADiTV menggunakan teknik
editing digital (non linier) dikarenakan teknik non linier lebih praktis
dan memiliki hasil lebih maksimal. Selain itu, hasil produksi tidak lagi
91
disimpan ke dalam pita betacam SP, melainkan disimpan langsung di
dalam komputer dengan menggunakan format MP4. Hal ini berbeda
dengan teori yang ada, akan tetapi format penyimpanan seperti ini
lebih praktis dan modern.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pada program Galeri Halal
ADiTV Yogyakarta, maka saran-saran yang dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut:
1. Bagi ADiTV Yogyakarta
Guna memenuhi Standar Operasional Produksi (SOP),
perlu adanya book production yang berisi materi, daftar peralatan,
rincian biaya, dan daftar pengambilan gambar (shooting list) agar
segala perencanaan dapat dipahami seluruh kerabat kerja.
Selain itu, guna memperbaiki hasil produksi setiap
miggunya, perlu diadakan meeting evaluasi antar kerabat kerja Galeri
Halal. Karena selain dapat mengeratkan hubungan personal antar
kerabat kerja, intensitas meeting dapat dijadikan sarana brainstorming
agar kerabat kerja produksi Galeri Halal selalu dapat mengembangkan
kreatifitasnya.
2. Bagi program studi Komunikasi & Penyiaran Islam
Aktifitas produksi televisi sangat berkaitan dengan bidang
ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi penyiaran (broadcasting).
92
Kemampuan dan ketrampilan memproduksi acara televisi sangat
dibutuhkan dalam dunia kerja. Untuk itulah, sebagai bekal menghadapi
dunia kerja yang profesional, mahasiswa perlu lebih banyak
mengenyam ilmu penyiaran (broadcasting) baik secara teoritis dan
praktik dalam lingkup perkuliahan.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah SWT. Dengan segala kemudahan dan kemurahan-Nya,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir perkuliahan di semester
delapan yakni penelitian tentang Proses Produksi Program Galeri Halal di
ADiTV Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Masih banyak kekeliruan dan kekurangan baik dari segi teoritik maupun
teknik penulisan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
untuk meningkatkan kemampuan dan membuat penelitian yang lebih baik
di masa mendatang.
Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terutama untuk
Bapak dan Ibu di rumah, dosen Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN
Sunan Kalijaga, Produser dan kerabat kerja produksi Galeri Halal ADiTV
Yogyakarta, serta sahabat-sahabat seperjuangan. Semoga penelitian ini
dapat bermanfaat untuk berbagai pihak. Amin Yaa Rabbal ‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2012.
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Ciptono Setyobudi, Teknologi Broadcasting TV, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011.
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2009.
Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2008.
http://aditv.co.id/visi-dan-misi/ diakses pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 14.00
WIB.
https://tvdigital.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2014/08/Permen-05-2012-
tentang-standar-DVB-T2.pdf, diakses pada Sabtu 16 Januari 2016
pukul 21.47 WIB.
https://tvdigital.kominfo.go.id/wp-content/uploads/2014/09/Peraturan-Menteri-
Kominfo-No.-32-Tahun-2013-Penyelenggaraan-Penyiaran-
Televisi-Digital.pdf, diakses pada Sabtu 16 Januari 2016 pukul
21.47 WIB.
Indah Rahmawati & Dodoy Rusnandi, Berkarier di Dunia Broadcast, Bekasi:
Laskar Aksara, 2011.
Saidatul Ulva, Proses Produksi Acara “Madangno Ati” di JTV Bojonegoro,
skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Kalijaga UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Septiana Kurnia Dewi, Proses Produksi Program TafsirAlqur’an di TVRI
Yogyakarta, skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga UIN Sunan
Kalijaga, 2013.
Sino Wibowo, Proses Produks iAcara Jendela Hati di ADiTV Yogyakarta, skripsi
tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Dakwahdan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta, 2013.
Soeprapto, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka,
2011.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
INTERVIEW GUIDE
1. Manager Program
a. Apa Latar Belakang dari Program Galeri Halal?
b. Kapan Galeri Halal pertama kali tayang?
c. Mengapa diberi Judul Galeri Halal?
d. Tujuan dari Program?
e. Deskripsi umum dari Program Galeri Halal? (meliputi: Kategori, Format, dan Durasi,
Penanggung jawab, Kerabat kerja, dan Peralatan Produksi)
f. Siapakah Target Audience dari program Galeri Halal?
g. Apa perbedaan program ini dengan program lain?
2. Produser
a. Bagaimanakah cara Produser menentukan materi produksi dan lokasi produksi?
b. Apasajakah yang perludipersiapkanketikapraproduksi, produksi, danpascaproduksi?
3. Program Director
a. Apakah persiapan sebelum dilakukan produksi?
b. Bagaimanateknik-teknikmengarahkan program televisi di luarruangan?
4. Camera Person
a. Pertimbangan apa sajakah yang dilakukan dalam pengambilan gambar?
5. Lightingman
a. Apa perbedaan pengaturan cahaya diluar dan di dalam studio?
b. Bagaimanakah teknik pencahayaan yang baik?
6. Audio Person
a. Apa perbedaan pengaturan audio diluar dan di dalam studio?
7. Editor
a. Apakah software yang digunakan untuk mengedit video di ADiTV?
b. Apa sajakah yang dilakukan editor dalam pasca produksi?
TREATMENT “GALERI HALAL”
NAMA PROGRAM
DURASI
TANGGAL PRODUKSI
TAYANG
PRODUSER
ASS. PRODUKSI
CAMERAMAN
TEKNISI
RUNNER
EDITOR
HOST
LOKASI
GALERI HALAL
24 MENIT
7 APRIL 2016
CHRISNA A. PURNAMA
MELINDA AMALIA& YENNY KUSUMA
ANDRI SETYAWAN & FIRMAN
ALIM BILLAH & SALIM YAYAK
PKL 3 ORG
IMAM RAHMAWAN
LATIFAH NUR MUSLIMAH
JALAN RING ROAD UTARA NO. 160, CONDONG CATUR, DEPOK, JL. RING
ROAD UTARA, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,55283
PHONE:(0274) 4463535
No SEGMENT.1 ( VIDEO ) AUDIO
1. OPENING HOST (PROGRAM)
LOC : DI RUMAH SAKIT JIH (di depan
Preferred Lounge)
GIMMICK HOST
== ROLL BACKSOUND ==
== OPENING HOST==
SEGMENT.2 ( VIDEO) AUDIO
2. HOST MEMASUKI RUANG
PREFERRED LOUNGE
HOST MEMASTKAN PESANAN KE
MEJA ADMINISTRASI
HOST MENAMBAH PESANAN
== ROLL BACKSOUND ==
== WAWANCARA CHEF ==
1. NAMA MASAKAN DAN PENJELASANYA
MASAKAN ITU?
2. BAHAN – BAHAN YANG DI GUNAKAN?
3. CARA MEMASAK MAKANAN TERSEBUT?
NAMA MASAKAN : JUICE TEMPE & STEAK SALMON
3. REVIEW MASAKAN
HOST MENCICIPI MASAKAN
GIMMICK HOST
HOST KOMENTAR MASAKAN
YANG DICICIPI
CLOSING SEGMENT
1.APPAITAISER = CRAIPS TEMPE
2. MAIN COURSE = STEAK SALMON WITH SWEET POTATO
3. MENU FAVORIT = NASI GORENG JIH
4. MINUMASAN = ES DOGER
SEGMENT.3 ( VIDEO) AUDIO
6. OPENING SEGMENT 3
DITAMAN/ DAPUR/ TEMPAT YANG
RECOMMENDED
LIVE COOKING
(JURU MASAK RS JIH = CHEF SIGIT
MARJIANTO)
HOST BERJALAN DAN
WAWANCARA MANAJER GIZI &
BOGA RS JIH
(KARTIKA SGz,Dietizen,MPH)
== ROLL BACKSOUND ==
== OPENING SEGMENT 3 ==
== WAWANCARA CHEF ==
1. NAMA MASAKAN DAN PENJELASANYA
MASAKAN ITU?
2. BAHAN – BAHAN YANG DI GUNAKAN?
3. CARA MEMASAK MAKANAN TERSEBUT?
MASAKAN = STEAK SALAMON WITH SWEET POTATO
MINUMAN = JUICE TEMPE
== WAWANCARAMANAJER GIZI & BOGA RS JIH ==
1. BIASANYA TIPIKAL MASAKAN DI RUMAH SAKIT
KAN HAMBAR,APAKAH DI RS JIH JUGA BEGITU?
2. MENGENAI JENIS MAKANAN RS JIH LEBIH
MENGARAH KEARAH MANA?(WESTERN /
ORIENTAL)?
3. APAKAH CARA MEMSAK JUGA MEMPENGARUHI
GIZI YANGTERKANDUNG?
HOST JUGA WAWANCARA
MANAJER HUMAS DAN
PEMASARAN RS. JIH
(SAFPUDIN
SUDARMADI,S.Kom,MBA)
== WAWANCARAMANAJER HUMAS DAN PEMASARAN
RS. JIH==
1. SEALAIN ENAK DAN SEHAT PAKAH MENU
MAKANAN DI RS. JIH INI TERBUKTI
KEHALALANNYA?
2. BAGAIMANA PROSEDUR SEORANG PEBESUK
YANG JUGA INGIN MENCICIPI MASAKAN YANG DI
SAJIKAN OLEH RS. JIH INI?
== ROLL BACKSOUND==
7. CLOSING PROGRAM
HOST CLOSING
== ROLL BACKSOUND ==
== ROLL CLOSING PROGRAM ==
A. mF:NTITAS DlRI
Nama
Tanggal Kelahiran
Alama!
knis Kelamin
Nomor Telepon
Linked In
[)AfTAR RIWA,' AT IIIOUP
Klal'll Desi!a Dewi Laksana
Magelang. 2 1 De!it:mbcr 1995
K"'jan. ~. Kle&en. RTIRW Ol.v.! G",bag. Magd:aog
Permlpuan
085771552 112
dar.ulesi!a '!! gmai I.com
t.'p-Jlid.linlnlin.eomIpubtclara-dcsila-d·Ila9199a!283
8 . RIWAYATPF:NIlIDlKAN
P~riod~ Stkolah I lns litU5; I JU1Isan
Un;'·~rsi l35
2009 · 2012 SMA N I Grahag ""'-2006 · 2009 SMP N I Grabag . 2000 · 2006 SO N Cokro .
C. fRF:STASI
Presenter Tcrbaik dalam Workshop Pengcnalan Prod .. ksi SUKA TV 201 3
JU31l1 1 Lomba C ilittn Joumal ism ~Kompas·Kampus 201S- Kompas TV
Final is Swaragama Brrodcas!<!r Compc1iliOf1 20 15
Il. PENGALAMAN
1. l'fng_laman Organisui
Crew Sunan Katijnga Tetevisi (SUKA TV) (September 201 3-Mnrct 2015)
Volunteer di Komunita5 Akademi Bcrbagi (AKBER Jogja)
2. P~ nga laman Kf rja
Penyiar Radio di 96.2 FM Istakalisa Yogyakarla (Maret 2014 _ Agustus 20 16)
Crew Media Runwa y Jogia Fashion Ffstivul 20 16 (Maret 2016)
MC or Workshop Citizen Journalist & Temu Komunitas NET Jogja (Ffbruari
2016)
Social Media Omcer & Production Assistant (Magang) di PT. NetmediaUlma
Indonesia (NET.) (Oktober 20lS-November 20 15)
Crew Media & Informasi di The Parade 201 S (April 201 S)
Shopk~pcr (Parttimf) di Moda Store Jogja. (Ffbruari 201 S- Juni 20 16)
Crew Volunteer ($clling Arrangement Dnd FlOOf) di Aw"rding Opel'1ltiOt'l
Super Lfague of Aslrll Credit Companies 20 1 S (Januari 20 1 S)
MC di Sasidiwa (Masa OricnUlsi Pendidikan Mahasiswa Ilnru) 1ST
AKPRINO YOOYAKA RTA. (201 4)
Casllicr (Part!imf) di Musir() FusiOt'l KoreDll Food Yogyakarta (Februari :ro13-
Aguslus 2013)
Yogyakarta,ISJuni2016
UIN 5UNAN I.\lIIAGA YOGtllAlTA Kartu Tanda Mahasisw.
MIIS<lt).e< llIk u .
7012 sod 20111
Klara Desita Dewi LakSana 12210012 JURUSAN KOMUNIKASI DAN 1t:I'IIVIAr<AN FAKUL TAS DAKWAH
... ,,1 D. H "'USII AI.· ... ·"It '~ ' 1 :n 1 ~9Rfntl
Visi Unggul dan lef1o::emuka dalam pemaduan dan pengembangan studi keislaman dan keilmuan bagi peradaban.
1. Kartu MruS dibawa pada saat ujian dan penggunaan fasilitas-fasilitas Un_Islam Negefi Sunan Kalijaga Yogyakarta .
2. Ka1u hanya dapal digunakan selama pemegang kartu le<daftar sebagai mahasiswa akt~ pada semesler berjalan.
3. Pengguna kartu ini haNS mematuhi ketentuan dan persyaratan yang d~enwn oIeh Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta .
iii i 1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBUK INDONESIA
IJ AZA H
SEKOLAH MENENGAH ATAS •
PROGRHI ; ~AHASA TAtiUN PElAlf'RN'j2,011t:2012
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Menengah Alas ........................ ..
.. ~.~3~.rt ,.~ .... ~r~k.~JJ ........................................................ menerangkan batlwa:
"m, , K~AHA.P~$IIAP~WL~4K$4N4 .. tempat dan tanggallahlr : ~~..9~Jq..~B .) .. ~. ' .. ~~.~~.~.p..~.t .. ! ~.?.~ ......... , nama orang lua : ~.I:+.7. .. (..~~q.,~.w.~.).~~.~q.~ .I? .................. ..
Gf 26 .................................... .. ...................... ......... .............. nornor induk
nomor pesena ~. :..'.~,~. ~ .~. ~..!~.:.9.e,~,: . P.I .. !?7..?. ............................. .
LULUS
dari saluan pendidikan berdasarkan hasil Ujian Nasional dan Ujian Sekolah serla
Ielah memenuhi seturuh krilena sesuai dengan peraturan penmdang·urldangan.
2012
. . ...... · .. · . . .. . · . . . ... ... · .. .. .
DAFT R ILAI UJIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
Program : Bahasa
Tingkal Saluan Pendidikan (KTSP) Kuriku!um
Nama ~.'.~BAP.'S. !.TAQ'W! .. ' AK$ANA .... . Tempal dan Tanggal Lanir : K.o;a.".~~.~.~.g .. # ... ~ .I .. ~.~.~~.~.E;r. .. !.~.~ ... .
6126 Nomor Indull
Nomor Peserta
............ ............................................................ 3 · 12·03· 12· 004· 0 10 · 7 ........... ....... ............... ........ ............. .......... .........
Mata PalaJaran
\. Pendidikan Agama
2. Pendldikan Kewarganegaraan
3. Sallasa Indone$iII
4. Sallasa Inggns
5. Malemalik,
6. Sastra Indonui'
;: :~::1~.r.m.~.~ ........................................... .. g. StIlarah
10. Senl Sudaya
11 . Pen<lidikan Jasm.nl. Ofallraga. dan Kesell8lM
12. T.knoIogi 'nformas; dan Komun,kasl
U. Keterampilan
.4 .. f. .IY. .... Aata ... la
Mila Pelalar,n
2. Sall8sa Inggris
3. Malematika
4. Sastra Indonesia
5. Anlropologl
6 Sahasa j e l"ma.fl . . ............................................................... .
Nilal Aala .. alil
... ~.~}.L .
.... 7.~.n ...
.... ~!.9.g ....
... !.·.n .. .. § ,.?p. ... .... ~SP .... ... } ,.I..L. . .. .7,.87 ...}!.~P ... .. .7,91. ... .... t?:,.n ..
B 07 .................
. .. M7 ...
Nltal Sekolah
.. 8,1 9 .. .. 8 .•. 3.1.. .. 8. 38
... B .•. >.4 .. .
. },19 .. .
... ~ .• oL.
Nllal Uj lan
S.kolal'!
. ... ~ .• }.~.
.... f>.~f?$ ....
..§ ,}J ...
. ... ~. ,.~.~ ...
... ~. ~ .. ~ p. ...
. ...I?., .4~ ... ].~Q .
.... ~.<.?9 ...
. ... 7..9 .• ..
. ... ~.'.~.C? ...
. .. ..7..~ ....
..... 8 .• 3 ...
7. 90 ......... .. ......
Nil i l UJlan
Naslonal
. .5P:.9. .. .
. .. ?AQ. .. .
... .?~9g .. . 8.],
... !? ~fl:Q ...
... 8,411 ..
Nllal S.kol,II'
... ~,..l4 .. ... J .!.!.'? .... . ... §.,19. .... ~.,.!L .. ~,~
.... a,.~ ....
. .. }.}9 ....
..J~,g1. ...
.. . .l.~74 ....
. ... ? .0' ....
... M? ...
... ~A .t1 ....
8. 13 . .. ... ...... .. .. .
Nllal Akll l,')
8.8 . ............... . . .. ..7., .~ ..... . ..... 7.,.~ .... . .... 8,.~ .... . ..... ~~.1 ... .
8. 3
2012
NAMA
NIM
Flkull llS
JuruunIPrognm Sfudi
BailS Akh lr Shuli
Allmal
N" Hari , Tanggl l ~millar
I ~U""'I ,'6Mt; ;l.M
2 S""o, \I Mei JoI5"
) Seb~Q, 1(.,j,.l"\i .lOl!:"
• Rdbo, 'r Juoi .201>
KLARA DESITA D.L
12210012
Oak-wah dan Komullikasi
KPI (Komullikpsi dan Penyillffill Islam)
31 Agustus20 19 KLEGEN KEC Q RAOAG KAB MAGELANG
Nlma & NIM I't n)'aji SII IUS
~qS "t~ f\'rl'l<lrlh> " '-'100'9
Pesena
t1 1~dQ" So.lTiajl4l"r1 I'eseno I <11 210~/ ' -Sr, MQrti.,j~i~
p""" < "'" 001'8 > AI, Ikq 5a~;
Pcsena < '''-.1 lOOISj
374Nf l 5
Td. Tangan Ktlua_Sidlng
~
( ~;.y l.-
~ ~ ~b~ PI D.L ,
K(lMis , 1& nbr"uc!ri ,u,lb < 1!l;lIOO Ia. ., Penyaji (" ::;;?t:.
..:; 'FI.II\QI, .ju""',jno.t..
6 Stnin,:l.~ Mei .101" < ''''00,8 )
,
Kt lennpn,
Pcmbahas . :../ Yogyakana.4 Mej 201 S
Kt lu l Jurusan,
Khoiro Ummalin , S.Ag., M.Si. NIP 197 10J28 1997032001
Kanu ini \>rrIalu "lama dill (2) SC1IIeSIer dan menjadj s.W1 AnI Syanl pendallAran munaqasyah
•
m l:liO Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM.UINSK-BM-05-0lJRO
NAMA NIM
Fakultas Jurusan/Program Smdi
Pembimbing J
Pembimbing II Judul
No. Tanggal Kon ~u l l a5i
Ke;
I. \Ij ~"",ri '(ft I
,. :t.l J:!fIUQ,;' l
3. 10 ttbMri 'If. 3
~ . ;1j ~rit '(» ~ .
,. Il. Mti . J(, . 5 ·
•• .;q Mti ',f., Co
t ~ Jlr\i '1G. r. %. ~o JI.I'li 'II. s·
•
KLARA DESITA D.L
1221 0012
Dakwah dan Komunikasi
KPi (Komunikasi dan Penyiaran Islam)
Drs. Mokh. Sahlan. M.Si.
PROSES PRODUKSI PROGRAM ACARA "GALERI HALAL" DJ AD1TV YOGYAKARTA
Mated Dimbingan Tanda Tangan
Pt'1j~ ... an ?"'f<'aL A ~is; p(OrO~Q I Sk<i,.' Cfo Ae{, S'tmil'lQ; frr;y<KQj S!ctipS; * ~evi~i I ( 1>0\ II_\V) - -~elllSi ~(~Qb U-~)
'f\tv~i fil(l>db!! -~)
~v;li ~ (f?x.b li ~ lY )
Ace
J...5:. )4
"6-c -1_
'6 -
Y ogyakana. ::---:-:-:.,-__ _ Pembimbing .
o . 1okh. Sahla ,M.5i.
NIP 19680501 199303 I 006