proses minyak bumi

23
TUGAS KELOMPOK 3 KIMIA TEKNIK MINYAK BUMI Oleh Regzi Ibnu Salibno 135032410 Robi hasan nur cahya 135032410 Yondi akhiruddin 135032410 Ilham Surfani 135032410 Miftahurohim 135032410 Rika Dewi Indriyani 13503241054 FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Upload: rocxiem-thuoxx

Post on 25-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

secuil pembahasan mengenahi minyak bumi

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Minyak Bumi

TUGAS KELOMPOK 3

KIMIA TEKNIK

MINYAK BUMI

Oleh

Regzi Ibnu Salibno 135032410

Robi hasan nur cahya 135032410

Yondi akhiruddin 135032410

Ilham Surfani 135032410

Miftahurohim 135032410

Rika Dewi Indriyani 13503241054

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Proses Minyak Bumi

MINYAK BUMI

ASAL USUL MINYAK BUMI

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki juga

sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar,

yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal

dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa

organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur

tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.

Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa

jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.

Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan

gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak

dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkosentrasi jika

terhalang oleh lapisan yang kedap.Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan,

banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit

bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan. Atau pun Minyak bumi sangatlah

bermanfaat terutama dalam bahan bakar dan plastik. Namun, minyak bumi

haruslah diolah terlebih dahulu supaya bisa digunakan sebagai bahan bakar

dan bahan baku plastik.

Proses pengolahan minyak bumi disebut distilasi. Dalam destilasi

bertingkat, komponen-komponen minyak mentah akan dipisahkan

berdasarkan titik didihnya agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Pemilihan metode tersebut berdasarkan pada kandungan minyak mentah

yang terdiri atas berbagai senyawa hidrokarbon, misalnya senyawa alkana,

aromatik, naptalena, alkena, dan alkuna. Senyawa-senyawa tersebut

mempunyai panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin

panjang rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Proses

distalasi melalui beberapa tahap di dalam menara distilasi. Proses distilasi

Page 3: Proses Minyak Bumi

menghasilkan beberapa fraksi-fraksi minyak bumi yang dapat kita

manfaatkan.

Minyak mentah mula-mula dipanaskan hingga suhunya mencapai

sekitar 500-600oC. Pemanasan minyak mentah itu dilakukan dalam pemanas

(boiler) dengan menggunakan uap air bertekanan tinggi. Hasil pemanasan

berupa uap minyak dialirkan ke dasar menara distilasi. Selanjutnya, uap

minyak akan bergerak naik melewati pelat-pelat yang terdapat dalam

menara. Pada saat mencapai suhu tertentu sesuai titik didihnya, uap minyak

mentah akan berubah menjadi zat cair. Perubahan uap air (gas) menjadi zat

cair disebut kondensasi. Zat cair hasil kondensasi itu disebut fraksi minyak.

Dewasa ini terdapat dua teori utama yang berkembang mengenai asal usul terjadinya

minyak bumi, antara lain:

1. Teori Anorganik (Abiogenesis)

Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali,

yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk

asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat

adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi

adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak

zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya

bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa

batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain. Secara umum dinyatakan seperti dibawah

ini:

Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses kimia, yaitu :

1. Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)

Reaksi yang terjadi:

alkali metal + CO2 karbida

karbida + H2O ocetylena

C2H2 C6H6 komponen-komponen lain

Page 4: Proses Minyak Bumi

Dengan kata lain bahwa didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan

bebas dan bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka

akan terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi.

Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.

2. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)

Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang kemudian

bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup banyak

karbida di alam.

2.Teori Organik (Biogenesis)

Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil

yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan

bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon

diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir

berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada

arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup

(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).

P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya bahwa minyak bumi

berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa

minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:

Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh

adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat

organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.

Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari

hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.

Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat

organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung

oksigen dan nitrogen cukup besar.

Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral

sedimentasi.

Page 5: Proses Minyak Bumi

Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium sampai pleistosan.

Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.

PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:

pengumpulan zat organik dalam sedimen

pengawetan zat organik dalam sedimen

transformasi zat organik menjadi minyak bumi.

2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen

terperangkap.

3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen hingga berkumpil menjadi

akumulasi komersial.

Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan percobaan di

laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta

penyebarannya didalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang

kemudian di kenal sebagai pagar Cox diantaranya adalah:

Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen dan umumnya pada sedimen

marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi yang terdapat di sekitar pantai.

Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks hidrokarbon.

Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi masih dapat bertahan sampai

200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak bertahan.

Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi ditandai adanya forfirin dan belerang.

Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari 8-10000 psi.

Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas, diantaranya:

1. Degradasi thermal

Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka akan timbul perubahan

tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang sangat penting.

Page 6: Proses Minyak Bumi

2. Reaksi katalis

Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.

3. Radioaktivasi

Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha dapay membentuk

hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif terhadap zat organik.

4. Aktifitas bakteri.

Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan hidrokarbon minyak bumi

dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik sampai pada waktu

diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya minyak bumi.

PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh

dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau

dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.

Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap.

Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya,

tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon

dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya

jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi

dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-

kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.

Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:

1. DESTILASI

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.

Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran

pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan

tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada

Page 7: Proses Minyak Bumi

pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom

maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan

selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih

tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah

akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup

gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah,

sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan

komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian

selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar

berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan

disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi

parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.

Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai

berikut :

1. Gas

Rentang rantai karbon : C1 sampai C5

Trayek didih : 0 sampai 50°C

2. Gasolin (Bensin)

Rentang rantai karbon : C6 sampai C11

Trayek didih : 50 sampai 85°C

3. Kerosin (Minyak Tanah)

Rentang rantai karbon : C12 sampai C20

Trayek didih : 85 sampai 105°C

4. Solar

Rentang rantai karbon : C21 sampai C30

Trayek didih : 105 sampai 135°C

5. Minyak Berat

Rentang ranai karbon : C31 sampai C40

Trayek didih : 135 sampai 300°C

Page 8: Proses Minyak Bumi

6. Residu

Rentang rantai karbon : di atas C40

Trayek didih : di atas 300°C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi

proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

2. CRACKING

Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi

molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan

minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.

Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin).

Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam

bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang

mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana

yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan

campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul

hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

a. Cara panas (thermal cracking),

yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang

digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui

mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam

menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga

menyebabkan terbentuknya ion karbonium

Page 9: Proses Minyak Bumi

c. Hidrocracking yaitu kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan

senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari

Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi

hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

3. REFORMING

Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik

(rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua

jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh

karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan

katalis dan pemanasan.

Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi

senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum

oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :

4. ALKILASI dan POLIMERISASI

Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang

lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4,

HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi

umumnya adalah sebagai berikut :

M CnH2n Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana

menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5. TREATING

Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-

pengotornya.

Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

Page 10: Proses Minyak Bumi

1. Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat

menimbulkan bau yang tidak sedap.

2. Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.

3. Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari

fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang

rendah.

4. Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas

5. Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.Sulfur

merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau gas, namun

keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk

di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau

yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun

(sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya

dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain

menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain.

Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur

elemental. Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan

senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu

dengan :

1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta

2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam

bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses

hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal

dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi

senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau

pencucian/pelucutan. Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik

desulfurisasi yang lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan

penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan

metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi

sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur

jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi

Page 11: Proses Minyak Bumi

yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi.

Keunggulan proses ini adalah dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit

disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang

digunakan untuk proses bio-desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp,

namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme

dari jenis lain. Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk

menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang

terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk

disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-

desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.

Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas Salah satu lisensi proses

bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell Global Solutions

International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara komersial

sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-desulfurisasi

dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia. Proses ini dapat

menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen sulfida dengan

kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan

mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-

desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida

dilewatkan pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung

mikroorganisme. Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian

dialirkan ke bioreaktor THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana

mikroorganisme mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis

dalam kondisi pH 8,2-9. Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk

memisahkan dengan cairan soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan

sulfur diperoleh sebagai cake atau sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang

hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari

proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk.Tahapan reaksi bio-

desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Absorpsi H2S oleh senyawa soda

Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme

Page 12: Proses Minyak Bumi

Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :

Dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran

hidrogen sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan

hidrogen sulfida yang sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-

volume) pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur

terintegrasi dalam 1 proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini

tidak mengandung gas berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan

tidak perlu dibakar di flare.

Hal ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses yang

memerlukan pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak

dimungkinkan menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang

biasa digunakan untuk melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi

sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan

(plugging atau blocking) pada pipa Bio-katalis yang digunakan bersifat self-

sustaining dan mampu beradaptasi pada berbagai kondisi proses. Konfigurasi

proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi pada suhu dan

tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasika.

Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang

regenerator amine, fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang

mengandung gas limbah yang tidak dapat diproses dengan pelarut.

6. BLENDING

Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi

dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai

persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di

barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik,

terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.

Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi

menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh

kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan

TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.

Page 13: Proses Minyak Bumi

PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan

MANFAATNYA

Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang

sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas,

dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan

pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar.

Dibawah ini adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:

1. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas terdiri dari :

LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)

Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.

Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah

campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah

tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana

dan butana . Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana

dan pentana .

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih

kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam

bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi

panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh,

hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas

dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya

sekitar 250:1.

Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi

tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2

Page 14: Proses Minyak Bumi

bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi

propana murni pada 55°C (131 °F).

Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji

propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur

Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina

adalah elpiji campuran.

Sifat elpiji

Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:

1. Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar

2. Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat

3. Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.

4. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.

5. Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang

rendah.

Penggunaan elpiji

Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama

kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai

bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih

dahulu).Bahaya elpiji

Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau

instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji

tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas.

Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung.

Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji

cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas

secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.

2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.

3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

Page 15: Proses Minyak Bumi

4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah

tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses

cracking. Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang

tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum

pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak

digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar

mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atauJP-8). Sebuah bentuk dari kerosene

dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene

diturunkan dari bahasa Yunani keros (κερωσ, wax ).

Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan

khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan

pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk

mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.

Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia

kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".

Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat,

terutama titik asap dan titik beku.Kegunaan lain yaitu Kerosene biasa di gunakan untuk

membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai

campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.

5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel

pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga

digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.

7. Residu minyak bumi yang terdiri dari :

a. Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika,

tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih

banyak lagi.

b. Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya

Page 16: Proses Minyak Bumi

Daftar Pustaka1. Rufaida. Anis Dyah. 2012. PR Kimia Kelas X Semester 2. Klaten: PT

Intan Pariwara2. Justiana. Sandri. 2009. Chemistry 1 For Senior High School Year X.

Jakarta: Yudhistira3. Sugiarto. Lilik. 2011. Bahas Total Kimia. Yogyakarta: Indonesia Tera