proses lahirnya ilmu pengetahuan alam

17
3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, satu- satunya makhluk yang dibekali akal fikiran oleh Allah SWT dan akal itulah yang membuat manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap suatu hal yang belum ia ketahui. Dan rasa ingin tahu inilah yang membuat manusia terdorong untuk mengenal, memahami, menjelaskan dan berusaha untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya munculah apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan. Maka dari itu disini kami akan menjelaskan tentang perkembangan pola pikir manusia dan apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah mengelaborasi perkembangan pola pikir manusia? 2. Bagaimanakah cara menganalisa timbulnya mitos? 3. Apakah langkah-langkah operasional metode ilmiah? C. Tujuan Penulisan 1. Agar mengetahui perkembangan pola pikir manusia 2. Mampu menganalisa timbulnya mitos 3. Mengetahui dan mampu menjelaskan langkah-langkah operasional metode ilmiah

Upload: nadia-risya

Post on 05-Nov-2015

196 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Download

TRANSCRIPT

12

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangManusia adalah makhluk yang paling sempurna, satu-satunya makhluk yang dibekali akal fikiran oleh Allah SWT dan akal itulah yang membuat manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap suatu hal yang belum ia ketahui. Dan rasa ingin tahu inilah yang membuat manusia terdorong untuk mengenal, memahami, menjelaskan dan berusaha untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya munculah apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan.Maka dari itu disini kami akan menjelaskan tentang perkembangan pola pikir manusia dan apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia.B. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah mengelaborasi perkembangan pola pikir manusia?2. Bagaimanakah cara menganalisa timbulnya mitos?3. Apakah langkah-langkah operasional metode ilmiah?C. Tujuan Penulisan1. Agar mengetahui perkembangan pola pikir manusia2. Mampu menganalisa timbulnya mitos3. Mengetahui dan mampu menjelaskan langkah-langkah operasional metode ilmiah

BAB IIPEMBAHASAN

A. Proses Lahirnya Pemikiran ManusiaSejak lahirnya di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan dengan alam ini menimbulkan suatu pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia melalui pancaindera. Jadi, pancaindera merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.Pengalaman itu waktu demi waktu bertambah, karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki: apa, bagaimana, dan mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya.Perkembangan pola pikir manusia ini dari zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

2. Rasa Ingin TahuIlmu pengetahuan alam itu bermula dari rasa ingin tahu yang ada pada diri manusia. Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas dari manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Rasa ingin tahu itupula yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu demi menemukan jawaban atas pikirannya. Upaya yang dilakukan manusia adakalanya berhasil namun juga bisa gagal. Akan tetapi kegagalan yang ada pada umumnya justru semakin memicu untuk melakukan usaha lebih keras lagi sampai berhasil.[footnoteRef:1] [1: MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Al-Quran 2011. Surabaya: IAIN SA Press]

Kita mengetahui bahwa manusia mempunyai otak, sama halnya dengan bintang, namun inilah yang menjadi perbedaan manusia dengan binatang. Mungkin memang benar bintatang juga mempunyai kehendak misalnya burung burung mempunyai kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain didorong oleh suatu keinginan, rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah

sutau tempat cukup aman untuk membuat sarang?. Setelah mengadakan eksplorasi. tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon.Bagaimana halnya dengan manusia?. Manusia juga memiliki insting seperti yang dimiliki oleh hewan. Namun manusia memiliki kelebihan yaitu adanya kemampuan berfikir. Dengan kata lain, curiosity-nya tidak idle.[footnoteRef:2]Tidak tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang, atau kemampuan berfikir. Setelah tahu tentang apanya, mereka ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu. [2: Curisity : Keingin tahuan akan sesuatu Idle: Bermalas-malasan. An English-Indonesian Dictionary. Gramedia Jakarta 1975]

Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut keindahan.Rasa ingin tahu semacam ini tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu pada hewan hanya terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap. Yang tidak berubah dari zaman ke zaman. Hewan bergerak dari satu tempat ke tempat lain hanya didorong oleh rasa ingin tahunya yang bersangkutan erat dengan nalurinya saja. Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan mahluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau mahluk lainnya.

3. MitosMitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.Mitos ini juga merupakan tahap perkembangan yang kedua. Karena manusia berusaha memenuhi kebutuhan non fisik atau alam pikirannya, jadi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh, mengapa gunung meletus?, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban si penunggu gunung itu sedang marah. Di sinilah muncul pengetahuan baru yang disebut si penunggu. Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama, muncullah anggapan adanya si penunggu. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia, yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, indera pencium, indera pengecap, dan indera perasa.Puncak hasil pemikiran mitos adalah pada zaman Babylonia kira-kira 700 600 SM. Pendapat orang Babylonia tentang alam semesta antara lain bahwa alam semesta sebagai ruang bola dengan bumi yang datar sebagai lantai dan langit dengan bintang-bintang sebagai atap. Yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan 1 tahun (1 kali peredaran matahari) = 365,25 hari. Selain itu juga muncul pengetahuan tntang rasi-rasi bintang seperti rasi scorpio, virgo, pisces, leo, dan lain-lain. Pengetahuan dan ajaran orang Babylonia terdiri dari dugaan, imajinasi, kepercayaan/mitos yang melahirkan pengetahuan dengan nama Pseudo Science /sains palsu (Maskoeri Jasin, 1999 : 4).

4. PenalaranBerdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan menggunakan akal sehat (rasio).Tokoh-tokoh Yunani yang dianggap sebagai pelopor perubahan pola berpikir masa itu antara lain adalah:a. Anaximander ( 610 546 SM) Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya. Selain itu dia juga mengajarkan pembuatan jam matahari dengan menegakkan sebuah tongkat di atas bumi yang horizontal dan menentukan bayangan tongkat itu menjadi petunjuk waktu dan juga titik balik matahari.b. Anaximenes (560 520 SM) Dia melahirkan teori pertama tentang transmutasi unsur-unsur, yang menyatakan bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air. Bila merenggang akan menjadi api atau gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.c. Herakleitos (560 470 SM), Dia berpendapat bahwa apilah yang menyebabkan transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti adanya.d. Pythagoras ( 500 SM) Unsur dasar semua benda sebenarnya ada 4: tanah, api, udara, dan air. Bumi bulat dan berputar, karena itu seolah-olah benda-benda alam lainnya termasuk matahari mengelilingi bumi. Melahirkan dalil Pythagoras dalam ilmu matematika: kuadrat sisi miring suatu segitiga siku-siku samadengan jumlah kuadrat kedua siku-sikunya ( c2= a2 + b2 ). Pernyataan bahwa jumlah sudut suatu segitiga adalah 180 e. Demokritos (460 370 SM)Bagian terkecil dari suatu benda yang tidak bisa dibagi-bagi lagi disebut atomos atau atom.

f. Empedokles (480 430 SM)Menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat unsur dan memperkenalkan tenaga penyekat/daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak yang dapat mempersatukan atau memishkan unsur-unsur itu.g. Plato (427-345 SM)Mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya yang materialistik. Menurut Plato, keanekaragaman yang nampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial.h. Aristoteles ( 348 322 SM) Berhasil membukukan intisari dari ajaran para ahli sebelumnya dan Adanya zat tunggal yang disebutnya hule bentuknya tergantung dari kondisinya, bisa berbentuk tanah, air, udara atau api. Transmutasi disebabkan oleh keadaan dingin, lembab, panas dan kering. Tidakada ruang yang hampa, bila suatu ruangtidak terisi oleh benda akan diisi olehsesuatu yang immaterial yaitu ether. Ajaran yang terpenting adalah suatu pola berpikir dalammemperoleh kebenaran berdasarkan logika. i. Ptolomeus (127 151 M)Teori geosentris menyatakan bahwa bumi sebagai pusat dari tatasurya, berbentuk bulat, diam seimbang tanpa tiang penyangga.j. Ilmuwan dalam dunia Islam yakni: Avicenna (Ibn-Shina abad 11) seoranng ahli di bidang kedokteran dan filosof. Al-Biruni, Al-Gazali, Ibn-Rush, dan Omar Khayam pada abad 11. Al-Khawarizzini, Al-Farghani, dan Al-Batani pada abad 9. Al-Kindi dan Al-Farabi pada abad 10.Pada abad 9 11 semua ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani diterjemahkan dan dikembangkan dalam bahasa Arab. Setelah itu secara bertahap diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan sedikit dalam bahasa Ibrani. Pada waktu itulah ilmu pengetahuan dan kebudayaan Arab merupakan kebudayaan internasional yang tersebar jauh ke Barat yaitu Maroko dan Spanyol, yang terkenal dengan pusat perpustakaan dan Masjid Al-Hambra, Cordova (Spanyol).k. Nikolas Kopernicus (1473 1543 M)Melahirkan teori heliosentris yang menyatakan bahwa: Matahari sebagai pusat dari tata surya dan bumi adalah salah satu dari planet. Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari. Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan malam.l. Johannes Kepler (571-1630 M)Orbit dari semua planet berbentuk elips. Bila ditarik garis imaginasi dari planet ke matahari, dan sementara itu iabergerak menurut garis edarnya, maka luas bidang yang ditempuh padajangka waktu yang sama adalah sama. Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet mengelilingi matahari secara penuh adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu terhadap matahari. m. Galileo (1564 1642 M) Membenarkan teori heliosentris walaupun bertentangan dengan pandangan penguasa. Menemukan ada empat buah bulan mengelilingi Jupiter dan cincin Saturnus. Terdapat gunung-gunung di bulan dan suatu bintik hitam di matahari yang sangat penting untuk menghitung kecepatan rotasi matahari. Menemukan kelompok taburan bintang yang disebut Milky Way atau Bima Sakti. Masa dari Nikolas Copernikus sampai Galileo dapat kita anggap sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang menetapkan kebenaran berdasarkan eksperimen.[footnoteRef:3] [3: Mawardi, 2007 : 15 20 ;Hendro Darmojo, 1999 : 11-15 ; Maskoeri Jasin, 1999 : 5-9]

5. Metode IlmiahA. Lahirnya Ilmu AlamiahManusia sebagai makhluk hidup memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk gejala alam. Tanggapan terhadap gejala-gejala alam atau peristiwa alam merupakan suatu pengalaman.Pengalaman dari zaman ke zaman akan terakumulasi karena manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap semua gejala alam. Pengalaman merupakan salah satu cara terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman itu akan bertambah terus menerus selama manusia ada di muka bumi dan mewariskan pengetahuan itu ke generasi berikutnya.

Pertambahan pengetahuan itu di dorong oleh:1. Dorongan untuk memuaskan diri, bersifat non praktis atau teoritis guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan isinya, yang melahirkan ilmu pengetahuan murni.2. Dorongan praktis, memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi, yang melahirkan ilmu terapan.Kedua dorongan itu menumbuhkan kemajuan ilmu pengetahuan, dorongan pertama menuju ilmu pengetahuan murni (pure science) sedangkan dorongan kedua ke ilmu pengetahuan terapan(Applied science).Ilmu alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis artinya kegiatan manusia tiada henti, dari hasil percobaan menghasilkan konsep selanjutnya dari konsep mendorong melakukan percobaan berikutnya dan seterusnya. (Sumber: Drs. Maskoeri Jasin, 1986)B. Langkah-langkah Metode Ilmiah1. Perumusan masalahPertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan factor-faktor yang terkait di dalamnya.2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesisArgumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengikat dan membentuk konstelasi permasalahan.Disusun secara rasional berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relefan dengan permasalahannya.3. Perumusan hipotesisJawaban sementara atau dugaan jawaban pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.4. Pengujian hipotesisPengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.5. Penarikan kesimpulanPenilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tahapan yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu ke waktu, yang pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir memiliki rasa ingin tahu yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu itu selalu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya, kedua mitos dimana manusia juga ingin berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu, dan ketiga penalaran, setelah kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan menggunakan akal sehat (rasio).Pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan tersebut memenuhi empat syarat yakni objektif, metodik, sistematik dan bersifat universal. Adapun prosedur atau metode untuk mendapatkan pengetahuan yang ilmiah adalah dengan metode ilmiah dengan melalui empat langkah yakni:1. Perumusan masalah yang berisi pertanyaan atas permasalahan.2. Penyusunan hipotesis sebagai jawaban sementara atas perumusan masalah. 3. Pengujian hipotesis yang dapat dilakukan melalui pangamatan langsung atau eksperimen.4. Penarikan kesimpulan. Oleh karena itu manusia berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya, karena manusia satu-satunya makhluk yang diberikan akal pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola pikir manusia akan terus berkembang setiap zaman.BAB VDAFTAR PUSTAKA1. Mawardi, 2007 : 15 20 ,Hendro Darmojo, 1999 : 11-15 ; Maskoeri Jasin, 1999 2. MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Studi Al-Quran 2011. Surabaya: IAIN SA Press3. Curisity : Keingin tahuan akan sesuatu Idle: Bermalas-malasan. An English-Indonesian Dictionary. Gramedia Jakarta 1975