proses budidaya jamur

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Jenis- jenis jamur yang umum dibudidayakan ialah jamur merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur payung (Lentinus edodes), dan jamur kancing (Agaricus Sp). Hasil panen jamur tersebut tak hanya untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan ada juga yang di ekspor, seperti jamur kancing dan jamur payung. Media untuk pertumbuhan jamur dapat menggunakan limbah yaitu limbah pertanian (merang) dan limbah industri (serbuk gergaji). Ramuan atau campuran yang digunakan sebagai media juga bermacam-macam. Lahan pembudidayaan jamur milik Bapak Choirul di Desa Ngebruk ini merupakan lahan pembudidayaan jamur yang dapat membudidayakan jamur berbagai macam. Akan tetapi, pada saat kami mengobservasi, kebetulan hanya Jamur Tiram Putih saja yang sedang dibudidayakan Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan tentang Jamur Tiram Putih. Jamur Tiram Putih merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan oleh pengusaha jamur. Omzet yang dihasilkan cukup menjanjikan bahkan lebih dari cukup. Pembudidayaan Jamur Tiram Putih ini merupakan produksi yang cukup rumit, sehingga masih jarang orang yang membudidayakannya. 1

Upload: tanggon-kalbu-r

Post on 27-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES BUDIDAYA JAMUR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan tidak

membutuhkan tempat yang luas. Jenis-jenis jamur yang umum dibudidayakan ialah jamur

merang (Volvariella volvaceae), jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia

polytricha), jamur payung (Lentinus edodes), dan jamur kancing (Agaricus Sp). Hasil panen

jamur tersebut tak hanya untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan ada juga yang di

ekspor, seperti jamur kancing dan jamur payung. Media untuk pertumbuhan jamur dapat

menggunakan limbah yaitu limbah pertanian (merang) dan limbah industri (serbuk gergaji).

Ramuan atau campuran yang digunakan sebagai media juga bermacam-macam.

Lahan pembudidayaan jamur milik Bapak Choirul di Desa Ngebruk ini merupakan lahan

pembudidayaan jamur yang dapat membudidayakan jamur berbagai macam. Akan tetapi, pada

saat kami mengobservasi, kebetulan hanya Jamur Tiram Putih saja yang sedang dibudidayakan

Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan tentang Jamur Tiram Putih. Jamur

Tiram Putih merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan oleh

pengusaha jamur. Omzet yang dihasilkan cukup menjanjikan bahkan lebih dari cukup.

Pembudidayaan Jamur Tiram Putih ini merupakan produksi yang cukup rumit, sehingga

masih jarang orang yang membudidayakannya. Tetapi Bapak Choirul berhasil

membudidayakannya dan dapat menambah lapangan kerja bagi penduduk di Desa Ngebruk.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut :

1) Apa itu jamur tiram putih?

2) Bagaimana teknik budi daya jamur tiram putih?

3) Bagaimana penanganan pasca panen jamur tiram putih ?

1

Page 2: PROSES BUDIDAYA JAMUR

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai prasyarat untuk kenaikan kelas XII

pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini juga untuk meningkatkan etos kerja siswa

yang bersangkutan serta memiliki keterampilan yang khusus, Tujuan kegiatan ini di

harapkan siswa mengetahui, mengenal, mengindentifikasi dan memecahkan

permasalahan dalam bidang pertanian khususnya dalam bidang pembudidayaan serta

pemasaran jamur tiram putih.

1.4 Sasaran Penulisan

Laporan ini dibuat untuk menambah wawasan siswa-siswi SMAN 9 Malang tentang

bagaimana proses budidaya Jamur Tiram Putih. Namun tidak menutup kemungkinan bagi orang-

orang diluar SMAN 9 Malang untuk ikut membacanya.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :

1. Agar pembaca dapat mengetahui proses budidaya jamur secara konvensional.

2. Agar pembaca memiliki konsep yang jelas mengenai bisnis jamur tiram putih.

3. Agar bisa menjadi inspirasi bagi pembaca.

2

Page 3: PROSES BUDIDAYA JAMUR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.     Jamur

Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang

menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat

pathogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Jamur

yang menguntungkan manusia misalnya penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin,

jamur-jamur yang berperan dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco

dan lain-lain. Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur

kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang.

Jamur Tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat

Indonesia. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk

kebutuhan sehari-hari. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi

lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein,

lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain.

Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak

mengandung kolesterol.

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota

dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih

hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian

tengah agak cekung. Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping atau

dalam bahasa Yunani disebut Pleurotus dan bentuknya seperti tiram atau dalam bahasa Yunani

disebut Ostreatus sehingga jamur tiram mempunyai nama Pleurotus ostreatus. Bagian tudung

dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan

yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu,

jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang serta miselia berwarna putih yang bisa

tumbuh dengan cepat. Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan

pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang

pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram

adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, media yang

umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan

limbah dari penggergajian kayu.

3

Page 4: PROSES BUDIDAYA JAMUR

B.     Budidaya jamur

Hal penting yang harus dipenuhi adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan

pemeliharaan yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal lain yang penting adalah

menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu

lainnya. Tidak jarang pembudidaya jamur tiram mendapati baglog (kantong untuk media jamur

tiram) ditumbuhi tumbuhan lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang

kurang baik dan lingkungan yang tidak kondusif. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan

untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tahapan pemeliharaan atau penanaman jamur tiram

meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya jamur tiram. Tahapan ini merupakan

proses budidaya jamur tiram dari mulai pembuatan media sampai proses pemanenan jamur tiram.

Hal yang perlu diperhatikan dalam budi daya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan

persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit. Miselium

dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C Jamur tiram ini mulai

dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong sederhana. Jamur tiram biasanya

dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantung plastik

4

Page 5: PROSES BUDIDAYA JAMUR

BAB III

ISI LAPORAN

3.1 Teknik Pelaksanaan

3.1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini di lakuakan pada saat pelaksanaan bakti desa yang dilaksanakan

oleh siswa SMAN 9 Malang pada tanggal 16 sampai dengan 19 Desember 2013,

tepatnya di RW 04 Desa Ngebruk Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.

3.1.2 Alat dan Bahan yang digunakan

1. Alat tulis dan buku

2. Kamera sebagai alat dokumentasi

3. Alat dan bahan untuk membudidaya jamur

3.1.3 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam praktek ini ialah metode observasi yakni

pengamatan secara langsung bagaimana cara pembudidayaan jamur secara konvensional

yang dibimbing langsung oleh bapak Choirul di dalam lahan pembudidayaan jamur.

3.1.4 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati yakni bagaimana pross budidaya jamur dari bahan baku,

cara pmbudidayaan, proses pembudidayaan, hingga menjadi jamur yang siap untuk

dikonsumsi.

3.2 Hasil Kegiatan Pengamatan

3.2.1 SEKILAS TENTANG BUDIDAYA JAMUR DI DESA NGEBRUK

Usaha budidaya jamur yang didirikan oleh bapak Choirul ini merupakan usaha

yang sudah berdiri sejak tahun 2003. Awalnya beliau memiliki pekerjaan yang tidak jelas,

namun berkat usaha dan kegigihannya beliau dapat menjalankan usaha pembudidayaan jamur

dengan sukses. Usaha pembudidayaan jamur ini tergolong usaha yang rumit, karena butuh

pemahaman yang cukup dalam tentang jamur.

Omzet yang dihasilkan perbulan mencapai puluhan juta rupiah. Sehingga dapat diaktakan

bisnis pembudidayaan jamur ini merupakan bisnis yang menjanjikan. Proses pembudidayaan

yang berlangsung dalam sebuah lahan berukuran kurang lebih 20 m x 16 m ini terdapat berbagai 5

Page 6: PROSES BUDIDAYA JAMUR

macam alat yang digunakan untuk membudidayakan jamur yang dapat dikatakan cukup

sederhana. Dengan pegawai yang berjumlah lebih dari 5 orang, produksi jamur dapat mencapai

lebih dari 300 kantong plastik perharinya.

Budidaya jamur ini merupakan satu-satunya budidaya yang ada di Desa Ngebruk. Maka

dapat disimpulkan bahwa budidaya jamur ini merupakan bisnis yang rumit tapi menjanjikan dan

dapat menyerap tenaga kerja.

3.2.2 PROSES PEMBUDIDAYAAN JAMUR

Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips,

tepung jagung, dan glukosa.

a.      Serbuk gergaji

Serbuk gergaji sering dipilih karena praktis dan lebih efisien, serbuk gergaji itu sendiri

merupakan limbah industri rumah tangga dari pengrajin kayu. Tidak semua serbuk gergaji yang

baik digunakan. Serbuk kayu harus yang berasal dari tanaman kayu keras. Kayu keras itu sendiri

tidak mengandung minyak ataupun resin. Tidak boleh menggunakan kayu bergetah atau masih

menempel di kayu tersebut. Serbuk kayu tersebut tidak busuk atau ditempeli jamur liar. Serbuk

kayu bebas dari kerikil atau kotoran lainya sehingga butuh pengayakan. Kayu yang lebih baik

digunakan antara lain kayu segon, albasia, mirah, jati, waru, jabon, laban, dan masih banyak

kayu lainnya.

b.      Bekatul (dedak/unggun)

Bekatul/ unggun berfungsi meningkatkan kosistensi media tanam, dapat menahan air,

mengandung hara nitrogen dan kalium serta mendukung pertumbuhan jamur tiram. bekatul baik

digunakan yang baru dan bersih, bekatul yang baru berwarna kuning tidak berbau busuk akan

tetapi berbau khas bekatul baru. Bekatul pada saat ini harganya mahal karena di gunakan untuk

bahan makanan ternak serta kegiatan industri lainnya.

c.       Kapur pertanian ( Dolomite )

Kapur merupakan yang paling penting dalam hal bahan pembuatan. Karena kapur

mengandung kalsium, magnesium, fosfat, dan karbon. Kapur juga meningkatkan pertumbuhan

pada media jamur, dan meningkatkan Ph pada media penanaman jamur.

d.      Tepung jagung

Tepung jagung juga memiliki peran aktif dalam pembuatan media itu sendiri karena

tepung memiliki unsur fosfat dan kalsium serta dapat meningkatkan kandungan gizi pada jamur.

6

Page 7: PROSES BUDIDAYA JAMUR

e.       EM4

Merupakan zat kimia yang menghasilkan bakteri baik dapat berfungsi mempercepat

peroses pembusukan pada media, sehingga mempercepat tumbuhnya jamur.

Cara Membudidayakan Jamur :

1. Pencampuran

Selain serbuk gergaji, bahan tambahan untuk media jamur tiram adalah air, dedak dan

kapur.  Air sebagai pembentuk kelembapan bagi pertumbuhan jamur, dedak untuk meningkatkan

nutrisi media tanam, terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen sedangkan

kapur merupakan sumber kalsium sebagai penguat batang/akar jamur agar tidak mudah rontok.

Selain itu juga kapur berfungsi untuk mengatur pH media pertumbuhan jamur.dan

selanjutnya melakukan peroses penyampuranyang biasanya memakan waktu 3-4 hari hal ini di

karenakan jumlah serbuk gergaji yang di campur sebanyak 35 kw.

2. Pengomposan

Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara

membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic atau mengisinya

lagi kedalam karung. Pengomposan dilakukan untuk membantu mengurangi kontaminasi media

oleh mikroba liar seperti Neurospora sp. Juga membantu penguraian beberapa senyawa

kompleks menjadi lebih sederhana sehingga lebih mudah diserap oleh jamur tiram.  Pada

budidaya jamur tiram pengomposan dilakukan dengan cara membuat gundukan media, kemudian

menutupnya dengan menggunakan plastik atau terpal dengan rapat selama 1-2 hari.  Agar proses

pengomposan merata, setiap hari dilakukan pengadukan.

7

NO BAHAN BAKU JUMLAH TAKARAN BAHAN

PENDUKUNG

1 Serbuk Gergaji 6 Kw Plastic PP 2 kg

2 Dedak 35 Kg Kertas 0,5 kg

3 Tepung Jagung 3,5 Kg Karet1/2 kg

4 Kalsium 2 Kg botol

5 Mil ¼ Kg -

6 Cairan Em 4 200ml -

Page 8: PROSES BUDIDAYA JAMUR

3. Pembungkusan (Pembuatan Baglog/ pengelogkan)

Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan.

Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian

dipukul/ditumbuk sampai padat dengan mesin press atau yang biasa di sebut dengan filler (alat

pemadat) kemudian disimpan. Dalam sehari pengemasan media jamur tiram mampu membuat

hingga 150-250 baglog yang dikerjakan oleh 4 orang karyawan.

4. Sterilisasi/Pasteurisasi (Pengukusan )

Pasteurisasi merupakan proses pemanasan yang dilakukan untuk menonaktifkan mikroba,

kapang, dan jamur liar yang dapat menggangu pertumbuhan jamur yang ditanam.  Pada budidaya

jamur tiram di lahan Bapak Choirul, proses pasteurisasi tidak lagi menggunakan drum karena

mengefisinsikan waktu.  Pasteurisasi yang menggunakan drum membutuhkan waktu yang lebih

lama, selain itu tingkat terjadinya kotaminasi media lebih tinggi.  Pasteurisas di lahan Bapak

Choirul dilakukan dengan menggunakan bangker yang berukuran 2,5 x 2 x 2 m dan bejana air

sebagai penyalur uap panas ke bangker dengan tinggi bejana air bagian atas 70 cm dan bagian

bawah 120 cm diameter 70 cm.  Media jamur dipasteurisasi hingga suhu mencapai 90o C, atau

membutuhkan waktu 8-10 jam untuk mecapai suhu tersebut.

5. Inokulasi (Pemberian Bibit)

Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah

disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan

ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar 3 sendok

makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik

yaitu:

Varitas unggul

Umur bibit optimal 45 – 60 hari

Warna bibit merata

Tidak terkontaminasi

8

Page 9: PROSES BUDIDAYA JAMUR

6. Inkubasi (masa pertumbuhan) Jamur Tiram

Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan

kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya

media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari. Suhu rata-rata 18-20ºC

7. Penumbuhan dan Pemeliharan

a. Penumbuhan

Media jamur yang telah berwarna putih penuh dipindahkan ke ruang tumbuh dan telah

siap untuk dilakukan penumbuhan. Pada masa pembentukan badan buah, permukaan media

memerlukan paparan sinar, sehingga pada fase penumbuhan sebaiknya penempatan baglog

terpisah dengan fase inkubasi.  Apabila media ditempatkan di tempat yang sama (yang tidak ada

cahaya), maka badan buah tidak akan terbentuk.

Pada budidaya jamur tiram di lahan Bapak Choirul, fase penumbuhan dilakukan di ruang

yang lebih banyak cahaya.  Penumbuhan dilakukan dengan cara  membuka koran (penutup

media) atau karet pengikat ujung baglog pada media yang sudah putih tersebut tujuanya untuk

memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur, dengan oksigen yang

cukup dapat memberikan kesempatan bagi jamur untuk membentuk tubuh buah dengan baik.

b. Pengendalian hama dan penyakit

            Pada dasarnya, budidaya jamur tiram tidak memiliki hama dan penyakit seperti jenis

sayuran pada umumnya.  Hama yang menyerang pada budidaya jamur tiram biasanya hanya

tikus, laba-laba, dan ulat bulu.  Beberapa serangga ini tidak merusak jamur tiram secara langsung

tetapi mengganggu saat pemeliharaan.  Untuk pencegahan dilakukan dengan cara membersihkan

bahan, alat, pekerja, serta sanitasi lingkungan secara berkala.  Kebersihan dan sanitasi

lingkungan harus dilakukan secara menyeluruh baik dari ruang penyimpanan, bahan baku, bahan

tambahan, ruang tanam, ruang inkubasi, ruang tumbuh, tempat pembuangan limbah jamur dan

lingkungan disekitar tempat budidaya.

Sedangkan penyakit yang menyerang media jamur tiram adalah jenis bakteri

Pseudomonas sp dan cendawan atau jamur liar.  Serangan bakteri gejalnya yaitu permukaan

media menjadi berlendir berwarna putih dan misellia tidak dapat berkembang. Hal ini tidak dapat

diatasi karena jamur tiram sudah dianggap mati, maka kita hanya dapat membuang baglog yang

terkontaminasi oleh cendawan itu.  Sedangkan untuk pencegahan dilakukan dengan mengurangi

jumlah susunan baglog dan proses pasteurisasi yang harus berjalan sempurna agar terhindar dari

bakteri dan jamur liar.9

Page 10: PROSES BUDIDAYA JAMUR

c.    Penyiraman

         Untuk menjaga kondisi lingkungan agar sesuai untuk pertumbuhan jamur tiram maka perlu

dilakukan penyiraman pada lantai kubung dan mengkabutkan air bersih ke dalam lingkungan

disekitar tempat baglog jamur tiram.  Dengan penyiraman tersebut diharapkan diperoleh suhu

dan kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan jamur tiram.

3.2.3 PROSES AKHIR PEMBUDIDAYAAN JAMUR

Setelah proses pembudidayaan, panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur

mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon

jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan

mempermudah pemasaran.

10

Page 11: PROSES BUDIDAYA JAMUR

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa:

1. Adapun proses budidaya jamur tiram yaitu persiapan alat dan bahan, persiapan bahan

baku, pencampuran media, pengomposan, sterilisasi, inokulasi, inkubasi, penumbuhan,

pemeliharaan, panen, pascapanen dan pemasaran dengan pasteurisasi dengan

menggunakan bejana air dan bangker.

2. Jamur tiram dapat ditumbuh kembangkan pada media serbuk kayu yang dikemas dalam

kantong plastik.

3. Jamur tiram akan mati jika terkena bakteri Pseudomonas sp dan jika terkena jamur liar.

4.2 Saran

1. Perlu ada jaringan yang lebih luas dalam hal pemasaran baglog.

2. Perlunya pengawasan yang lebih mendetail, sehingga dapat mengurangi kerusakan pada

jamur tiram.

3. Perlunya perbaikan atas sarana produksi yang sudah tidak layak pakai, untuk dapat

meningkatkan hasil produksi yang lebih optimal.

4. Pelunya menambah karyawan dan jumlah produksi agar memperoleh keuntungan yang

lebih banyak

11

Page 12: PROSES BUDIDAYA JAMUR

DAFTAR PUSTAKA

Martawijaya, Elang I. 2010. Bisnis Jamur Tiram di Rumah Sendiri. Bogor: IPB Press.

Gumbira, E. 2012. Jamur ( Info Lengkap Kiat Sukses Agribisnis). (cetakan ke-1). Jakarta: Tim

Penulis Grafindo

12

Page 13: PROSES BUDIDAYA JAMUR

LAMPIRAN

1. Hasil Wawancara

Pewawancara : Apa jenis jamur yang anda budidayakan disini ?

Narasumber : Tergantung dari pemesanan, biasanya sejenis jamur kuping, tiram,

florida, jepang, dan thailand.

Pewawancara : Sejak kapan anda membudidayakan jamur?

Narasumber : Sejak tahun 2003

Pewawancara : Bagaimana awalmula dari usaha jamur ini?

Narasumber : Awalnya saya merantau ke Arab untuk mencari usaha, lalu saya bertemu

dengan seseorang pembudidaya jamur lalu saya belajar tentang budidaya

jamur.

Pewawancara : Berapa lama jamur dapat dipanen?

Narasumber : 5 bulan sekali, setelah panen pertama, setiap 2 hari dalam sebulan dapat

dipanen ulang.

Pewawancara : Media apa yang digunakan dalam penanaman jamur?

Narasumber : Medianya dari serbuk kayu, bekatul, jagung ,kapur, kalsium, dan air lalu

dimasukkan dalam plastik yang sudah steril

Pewawancara : Bagaimana cara cepat agar jamur dapat tumbuh dengan baik?

Narasumber : Dengan cara kultur jaringan.

Pewawancara : Berapa omzet yang didapat dalam satu bulan ?

Narasumber : Cukup banyak, sekitar 10 juta lebih

Pewawancara : Kendala apa yang anda hadapi dalam pembudidayaan ini ?

Narasumber : Banyak, seperti jamur yang mati karena bakteri, hama, dan jamur liar

Pewawancara : Apa alasan bapak untuk menjalankan usaha ini?

Narasumber : Karena ini merupakan usaha yang menjanjikan, meski cukup rumit.

Tidak hanya itu, usaha ini juga bisa menambah lapangan perkerjaan untuk

warga Desa Ngebruk ini.

13

Page 14: PROSES BUDIDAYA JAMUR

2. Foto

Wawancara dengan Bapak Choirul

Lahan budidaya jamur milik Bapak Choirul

14

Page 15: PROSES BUDIDAYA JAMUR

Jamur tiram yang telah siap panen

Bahan - bahan untuk budidaya jamur

Bangker yang digunakan untuk proses pasteurisasi

15