prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan y-y

26
HALAMAN JUDUL LAPORAN LABORATORIUM MESIN LISTRIK Pengujian Rutin Transformator 3 Fasa Kelas : II B D4 Lelompok : 1 Penanggung Jawab : Abdan Arsyad / 1241150014 Anggota Kelompok : 1. Akmal Auliya A. / 1241150041 2. Eza Rizky R. / 1241150011 3. Sufyan Hadi H. / 1241150048 4. Raudah Freedawn M. / 1241150049 5. Ilyas / 1241150003 PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2014

Upload: abdan-arsyad

Post on 30-Jun-2015

4.974 views

Category:

Education


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

i

HALAMAN JUDUL

LAPORAN LABORATORIUM MESIN LISTRIK

Pengujian Rutin Transformator 3 Fasa

Kelas : II B – D4

Lelompok : 1

Penanggung Jawab : Abdan Arsyad / 1241150014

Anggota Kelompok :

1. Akmal Auliya A. / 1241150041

2. Eza Rizky R. / 1241150011

3. Sufyan Hadi H. / 1241150048

4. Raudah Freedawn M. / 1241150049

5. Ilyas / 1241150003

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2014

Page 2: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii

PENDAHULUAN ......................................................................................................... iv

I. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI ................................................................................ 1

Prosedur Percobaan tahanan isolasi ........................................................................ 5

II. PENGUJIAN TAHANAN KUMPARAN ........................................................................ 6

Prosedur Percobaan tahanan kumparan ................................................................. 8

III. PENGUJIAN RUGI BESI DAN ARUS BEBAN NOL ........................................................ 9

Prosedur pengujian pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open Circuit) ............. 12

IV. PERCOBAAN SHORT CIRCUIT ............................................................................... 13

Prosedur Percobaan short circuit .......................................................................... 14

V. PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR ..................................... 16

Prosedur Percobaan Perbandingan Belitan Transformator ..................................... 17

VI. PENGUJIAN VECTOR GROUP TRANSFORMATOR ................................................... 18

Prosedur percobaan berdasarkan standart pengujian vector group transformator . 21

Prosedur Percobaan dengan Truth Table ............................................................... 22

Page 3: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur semoga selalu tetap tercurahkan kepada ALLAH SWT

karena atas limpahan rakhmad serta hidayah-nya sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas Mata Kuliah Mesin Listrik untuk membuat sebuah laporan

tentang “Prosedur Pengujian Rutin Transformator 3 fasa” dengan mudah dan

lancar. Laporan Mata Kuliah Mesin Listrik ini kami susun untuk memenuhi tugas

semester genap. Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. RACHMAT SUTJIPTO ,B.TECH. ,MMT selaku dosen pembimbing

mata kuliah Mesin Listrik.

2. Orang tua kami yang memberikan dukungan baik secara materi maupun

nonmateri.

3. Teman-teman yang membantu pelaksanaan kegiatan.

4. Serta semua pihak yang turut membantu melancarkan dalam

pelaksanaan tugas kami ini

Apabila dalam penyusunan tugas ini terdapat kesalahan kata-kata kami mohon maaf

karena sebagai makhluk tuhan yang tak sempurna pasti memiliki kekurangan. Kami

juga mengharapkan semoga tugas yang kami susun sedemikian rupa dapat memberi

manfaat yang berguna bagi para pembaca.

Malang, April 2014

Penyusun

Page 4: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

iv

PENDAHULUAN

Pengujian transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga

macam pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu:

a. Pengujian Rutin

Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap transformator,

meliputi:

pengujian tahanan isolasi

pengujian tahanan kumparan

pengujian perbandingan belitan

pengujian vector group

pengujian rugi besi dan arus beban kosong

pengujian rugi tembaga dan impedansi

pengujian tegangan terapan (Withstand Test)

pengujian tegangan induksi (Induce Test).

b. Pengujian Jenis

Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah

transformator yang mewakili transformator lainnya yang sejenis, untuk

menunjukkan bahwa semua transformator jenis ini memenuhi persyaratan yang

belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis terdiri dari pengujian:

pengujian kenaikan suhu

pengujian impedansi

c. Pengujian khusus

Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan

atas persetujuan pabrik denga pembeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu

atau lebih transformator dari sejumlah transformator yang dipesan dalam suatu

kontrak. Pengujian khusus meliputi :

dielektrik

pengujian impedansi urutan nol pada transformator tiga phasa

hubung singkat

harmonik pada arus beban kosong

tingkat bunyi akuistik

daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.

Page 5: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

1

I. PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI

I. Tujuan

1. Untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo.

2. Untuk mengetahui kemungkinan adanya ganguan hubung singkat

3. Untuk memastikan transformator cukup aman untuk diberi

tegangan.

II. Dasar Teori

Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran

dengan suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh hasil

(nilai/besaran) tahanan isolasi trafo tenaga antara bagian yang diberi

tegangan (fasa) terhadap badan (Case) maupun antar belitan primer,

sekunder. Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pula untuk

mengetahui nilai tahanan isolasi trafo ukur seperti trafo arus dan trafo

tegangan namun ada beberapa ketentuan (batasan – batasan) yang

harus dipenuhi sehingga diperoleh harga yang optimal.

Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup

aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan

isolasinya.Dengan kita mengetahui tahanan isolasi trafo maka itu

akan memberikan jaminan keamanan bagi trafo itu sendiri sehingga

terhindar dari kegagalan isolasi.

Hasil pengukuran tahanan isolasi belitan trafo juga dipengaruhi

oleh kebersihan permukaan isolator bushing, suhu trafo, faktor usia

dan kelembaban udara di sekitarnya.

Standart tahanan isolasi transformator sesuai rekomendasi

NEMA

Page 6: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

2

Megger

Meger adalah alat untuk mengukur besarnya nilai tahanan isolasi. Salah

satu contoh penggunaan dari alat ukur ini adalah untuk mengukur

kemungkinan gangguan lain adalah terjadinya hubung singkat pada belitan

antar phasa, antara phasa dengan bodi dan antar belitan pada phasa yang

sama, Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi

tegangan menengah maupun tegangan rendah.

Untuk menentukan sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya

tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja

(system tegangan) dari peralatan ataupun instalasi yang akan diuji

isolasinya.

Berikut adalah contoh standart pemberian tegangan pada megger pada

pengukuran tahanan isolasi transformator`:

Pengukuran tahanan isolasi terdiri dari :

- Sisi kumparan HV – Ground

- Sisi kumparan HV – sisi kumparan LV.

- Sisi kumparan LV – Ground.

III. Alat dan Bahan

1. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah

2. Insulation tester (megger) 1 buah

3. Kabel penghubung secukupnya

Page 7: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

3

IV. Rangkaian Percobaan

Insulation

tester

R

S

T

r

s

t

HV LV

Gnd

Gambar 3.1. Rangkaian percobaan tahanan isolasi sisi HV – ground

Insulation

tester

R

S

T

r

s

t

HV LV

Gambar 3.2. Percobaan tahanan isolasi Sisi kumparan HV – sisi kumparan LV

Page 8: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

4

Insulation

testerR

S

T

r

s

t

HV LV

Gnd

Gambar 3.3. Percobaan tahanan isolasi Sisi kumparan LV – ground

R

S

T

r

s

HV LV

Insulation

tester

t

Gambar 3.4. Percobaan tahanan isolasi antar kumparan di sisi HV

Insulation

tester

R

S

T

r

s

t

HV LV

Gambar 3.5. Percobaan tahanan isolasi antar kumparan di sisi LV

Page 9: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

5

V. Prosedur Percobaan tahanan isolasi

1. Alat dan Bahan dipersiapkan

2. Transformator telah dipastikan tidak terhubung dengan sumber

tegangan.

3. Kondisi batrei pada megger telah diperiksa, kondisi batrei

dipastikan melewati “batrei good”

4. Peralatan dirangkai sesuai gambar rangkaian percobaan.

5. Megger dihubungkan secara pararel dengan titik yang akan

diukur.

6. Hasil pengukuran pada megger dicatat pada tabel

7. Analisis dan kesimpulan dibuat dari hasil pengujian tahanan isolasi

pada transformator yang telah diuji tersebut.

VI. Tabel Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi

Pengukuran sisi HV trafo

Ket Hasil

R-S ~

S-T ~

R-T ~

R-N 0

S-N 0

T-N 0

Pengukuran sisi LV trafo

Ket Hasil

r-s ~

s-t ~

r-t ~

r-n 0

s-n 0

t-n 0

Pengukuran antar kumparan HV dan LV

Ket Hasil

R-s ~

S-t ~

R-t ~

Page 10: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

6

II. PENGUJIAN TAHANAN KUMPARAN

I. Tujuan

1. Untuk mengetahui tahanan belitan transformator

2. Untuk mengetahui dan memastikan sisi HV dan LV

3. Mengetahui keseimbangan dan kontinuitas trafo.

II. Dasar Teori

Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa

nilai tahanan pada kumparan trafo yang akan menimbulkan panas bila

kumparan tersebut dialiri arus. Pengujian tahanan kumparan tersebut

dapat digunakan untuk membuktikan benar tidaknya keterangan sisi

HV dan LV yang ada pada name plate. Sisi HV memiliki banyak lilitan

dibanding dengan sisi LV sehingga besarnya tahanan belitan pada sisi

HV lebih besar dibanding pada sisi LV. Percobaan ini dilakukan

sebelum trafo dihubungkan.

Jika hambatan besar maka tegangan juga besar hal ini sesuai

dengan hukum Ohm : V = I x R

Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa arus yang ada pada sisi

HV lebih kecil dibandingkan dengan arus yang ada di sisi LV.

Dengan tes tersebut (pengukuran sebelum dihubungkan) kita juga

bisa mengetahui kontinuitas pada trafo tersebut. Kita bisa mengetahui

lilitan pada trafo tersebut dalam kondisi terputus atau short.

Dari hasil tes tersebut juga bisa dijadikan indikator untuk trafo 3

fasa, apakah trafo 3 fasa tersebut dalam keadaan setimbang atau tidak

ditinjau dari sisi nilai tahanan kumparannya. Pembandingan dilakukan

pada tiga hasil tes tahanan kumparan (fasa R,S,T dengan netralnya)

ketika trafo sudah dihubungkan. Jika ketiga hasil tes tersebut hasilnya

hampir sama, maka trafo tersebut bisa dikatakan dalam keadaan

seimbang. Karena jika masing-masing tahanan kumparan pada tiap

fasa hampir sama, maka rugi-rugi yang terjadi ketika kumparan dialiri

arus juga sama, sehingga memungkinkan adanya keluaran yang

seimbang dari ketiga fasa trafo. Menurut standard IEC ketidak

seimbangan beban yang diijinkan adalah 5% ,karena dengan

tingginya ketidak seimbangan beban maka berpengaruh sekali

terhadap besarnya arus netral

Page 11: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

7

Pengukuran tahanan kumparan tersebut terdiri dari:

Pengukuran sebelum dihubungkan

Untuk terminal HV:

- fasa R – netral R

- fasa S – netral S

- fasa T – netral T

Untuk terminal sisi LV:

- fasa r – netral r

- fasa s – netral s

- fasa t – netral t

Alat ukur yang digunakan dalam percobaan pengujian tahanan

kumparan adalah ohmmeter. Pada percobaan ini tidak dapat diukur

menggunakan megger. Karena tegangan yang dihasilkan megger

sangat besar sehingga akan terjadi short circuit pada trafo yang akan

menyebabkan megger yang digunakan akan rusak.

III. Alat dan Bahan

1. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah

2. Ohm-meter 1 buah

3. Kabel penghubung secukupnya

IV. Rangkaian Percobaan

Ohm

meter

Ohm

meter

Ohm

meter

Ohm

meter

Ohm

meter

Ohm

meter

HV LV

Gambar 3.1. Rangkaian percobaan tahanan kumparan sebelum dihubungkan

Page 12: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

8

V. Prosedur Percobaan tahanan kumparan

1. Pengukuran dapat dilakukan jika transformator tersebut tidak diberi

tegangan selama 2-3 jam, karena faktor suhu sangat

mempengaruhi hasil pengukuran ini.

2. Alat dan Bahan Dipersiapkan

3. Transformator telah dipastikan tidak terhubung dengan sumber

tegangan.

4. Alat ukur yang akan digunakan di kalibrasi terlebih dahulu.

5. Peralatan dirangkai sesuai dengan gambar 3.1.

6. Ohm-meter dihubungkan dengan terminal sesuai pada tabel.

7. Hasil pengukuran yang tertera pada Ohm meter dicatat pada

tabel.

VI. Hasil Pengukuran

Tabel pengukuran tahanan kumparan transformator

Sisi HV

No Phasa Tap Tegangan

(V) Tahanan (Ω)

1 R – N

199 0,4684

209 0,4779

220 0,5403

231 0,5292

242 0,6531

2 S – N

199 0,4425

209 0,4015

220 0,4533

231 0,4373

242 0,4945

3 T – N

199 0,4054

209 0,4156

220 0,528

231 0,4839

242 0,49

Sisi LV

No Phasa Tap Tegangan Tahanan (Ω)

1 r – n 127 0,1709

220 0,3476

2 s – n 127 0,1687

220 0,3741

3 t – n 127 0,2265

220 0,375

Page 13: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

9

III. PENGUJIAN RUGI BESI DAN ARUS BEBAN NOL

1.1. Tujuan

- Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengetahui daya yang

hilang akibat adanya rugi besi ( rugi histerisis dan edy current ).

- Diharapkan mahasiswa mengetahui besarnya arus yang

menimbulkan rugi besi

- Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan mengukur

parameter Rc dan Xm dari pengujian rugi inti besi dan arus beban

nol.

1.2. Teori Dasar

Transformator menerapkan hukum induksi faraday. Menurut hukum ini

suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup, adalah berbanding

lurus dengan perubahan persatuan waktu daripada arus induksi atau flux

yang dilingkari oleh garis lengkung itu (Lihatgambar 1.1 Dan 1.2)

Gambar 1.1. Arus magnitisasi

Secara grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi.

Gambar 1.2. Arus magnitisasi secara grafis dengan

Memperhitungkan rugi-rugi besi.

Page 14: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

10

Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz seperti

terlihat pada gambar 1.3. berikut ini :

Gambar 1.3. Hukum Lorenz

Dasar dari teori transformator adalah sebagai berikut :

Apabila ada arus listrik bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi

maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit (seperti gambar 1.4.) dan

apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung

belitan tersebut akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, maka akan

timbul gaya gerak listrik (GGL).

Gambar 1.4. Prinsip Dasar dari Transformator.

Dari prinsip induksi elektromangetik yang didapatkan tersebut maka dapat

dituliskan suatu perbandingan transformasi, bahwa nilai tegangan yang

dikeluarkan tergantung dari jumlah belitan yang berada pada transformator.

Pengujian Transformator Tanpa Beban

Pada saat sisi sekuder dari transformator tidak diberi beban (Gambar 1.6),

tegangan sisi primer hanya akan mengalirkan arus pada rangkaian primer yang

terdiri dari impedansi bocor primer Z1 = R1 + JX1 Karena umumnya Z1 jauh lebih

kecil dari Zm, maka Z1 biasa diabaikan tanpa menimbulkan suatu kesalahan yang

berarti, rangkaian ekuivalennya (Gambar 1.7).

Page 15: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

11

Pada umumnya percobaan beban nol dilakukan dengan alat ukur diletakkan di sisi

tegangan rendah dengan besarnya tegangan yang diberikan sama dengan

tegangan nominalnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :

- Bekerja pada sisi tegangan tinggi lebih berbahaya ;

- Alat-alat ukur tegangan rendah lebih mudah didapat.

Untuk parameter trafo 3 phasa dengan hubungan delta – delta didapatkan rumus

perhitungan sebagai berikut

P ɸ oc = 𝑃𝑜𝑐

3

V ɸ oc = V oc

I ɸ oc = 𝐼 𝑜𝑐

√3

Rc = 𝑉²ɸ𝑜𝑐

𝑃 𝑜𝑐√3 =

3 𝑉² 𝑜𝑐

𝑃 𝑜𝑐

Cos θ oc = 𝑃 𝑜𝑐

√3𝑉𝑜𝑐 𝐼𝑜𝑐

Iɸ = 𝐼 𝑜𝑐

√3 sin θ oc

Xm = 𝑉 ɸ 𝑜𝑐

𝐼 ɸ =

√3𝑉 𝑜𝑐

𝐼 𝑜𝑐 sin 𝜃 𝑜𝑐

1.3. Alat dan bahan

a. Transformator 3 phasa 5 kVA 1 buah

b. Amperemeter 1 buah

c. Voltmeter 1 buah

d. Wattmeter 1 buah

e. Kabel penghubung secukupnya

2.1 Gambar Rangkaian Percobaan

Page 16: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

12

2.2 Prosedur pengujian pengujian rugi besi dan arus beban nol (Open

Circuit)

1. Alat dan bahan dipersiapkan

2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu.

3. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan gambar percobaan diatas.

4. Kumparan pada sisi incoming dihubungkan dengan sumber tegangan

5. Tegangan yang masuk pada sisi incoming diatur sesuai dengan

tegangan nominal yaitu 220 V.

6. Tegangan pada sisi LV dan HV diukur sesuai tabel percobaan

7. Nilai arus dan daya pada sisi LV diukur menggunakan metode

pengukuran daya 3 phasa menggunakan 2 wattmeter 1 phasa .

8. Hasil pengukuran dicatat pada tabel pengukuran.

2.3 Tabel hasil pengujian rugi besi dan arus beban nol pada

transformator

Vp line-line

Sisi Primer

(V)

Vs line-line

Sisi sekunder

(V)

I Line

(A) PR

(watt)

PT

(watt)

P 3 phasa

(watt)

R-S S-T R-T r-s s-t r-t r s t

219,8 219 218,4 410 420 420 0,49 0,42 0,35 22 70 48

R-N S-N T-N r-n s-n t-n Power

meter

126 127,5 125,4 260 260 260 90

Rc = 𝑉²ɸ𝑜𝑐

𝑃 𝑜𝑐√3 =

3 𝑉² 𝑜𝑐

𝑃 𝑜𝑐 =

3 𝑥 1272

48 =

48387

48 = 1008,06

Xm = 𝑉 ɸ 𝑜𝑐

𝐼 ɸ =

√3𝑉 𝑜𝑐

𝐼 𝑜𝑐 sin 𝜃 𝑜𝑐 =

√3 127

0,42 𝑠𝑖𝑛

Page 17: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

13

IV. PERCOBAAN SHORT CIRCUIT

A. Tujuan

1. Mencari rugi tembaga saat arus nominal.

2. Mengetahui Parameter Transformator 3 phasa.

3. Mengetahui Tegangan Impedansi

B. Dasar Teori

Percobaan Short Circuit (hubung singkat)

Suatu kumparan dari trafo yang dihubung singkat dan tegangan

digunakan pada kumparan lain. Sisi tegangan tinggi menjadi sisi masukan

yang dihubungkan dengan sumber tegangan.

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan impedansi ekuivalen

Ze1 dan Ze2,, reaktans bocor ekuivalen diperkecil menjadi nol, sehingga

hanya impedansi Zek = Rek + Xek yang membatasi arus. Karena harga

Rek dan Xek ini relatif kecil, harus dijaga agar tegangan yang masuk (Vhs)

cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak melebihi arus nominal.

Untuk melakukan percobaan short circuit lebih baik menggunakan

trafo step down karena jika kita melakukan percobaan short circuit, kita

akan lebih banyak melakukan percobaan di bagian HV dari trafo tersebut.

Full load copper loss = Psc

3

scsc

PP

3

scsc

II

scsc VV

sc

sc

sc

sceq

I

V

I

VZ

3

222

3/

3/

sc

sc

sc

sc

sc

sceq

I

P

I

P

I

PR

22

eqeqeq RZX

Y

Full load copper loss = Psc

3

scsc

PP

scsc II

3

scsc

VV

sc

sc

sc

sceq

I

V

I

VZ

3

22 3 sc

sc

sc

sceq

I

P

I

PR

22

eqeqeq RZX

C. Daftar Peralatan

Page 18: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

14

1. Trafo 3 phasa 5 kVa 1 buah

2. Voltmeter 1 buah

3. Ampere meter 1 buah

4. Wattmeter 1 phasa 2 buah

5. Variable Voltage (power pack) 1 buah

6. Kabel banana secukupnya

7. Kabel Nip secukupnya

D. Test Circuit

Star-star Connection

E. Prosedur Percobaan short circuit

Page 19: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

15

1. Alat dan Bahan dipersiapkan.

2. Alat ukur yang akan digunakan dikalibrasi terlebih dahulu

3. Alat dan bahan dirangkai sesuai dengan gambar rangkaian percobaan.

4. Terminal pada sisi Outgoing transformator dihubungkan semua

5. Sisi Incoming transformator diberi supply

6. Arus nominal pada sisi HV diukur menggunakan amperemeter

7. Arus pada sisi HV / Incoming diatur sehingga mendekati arus nominal

S = 3 V.I

I = S / 3 V = 5000 / 3 400 = 7,5 A

Arus Nominal = 12,5 A

8. Daya pada sisi HV diukur dengan menggunakan metode 2 wattmeter 1

Ø

F. Tabel Data

Tabel Hasil Percobaan Short Circuit

Rek = 𝑷𝑺𝑪

𝟑 𝑰𝟐.𝑺𝑪 =

𝟏𝟔𝟖

𝟑.(𝟕,𝟐𝟐) = 1,08

ZSC = 𝑽𝑺𝑪

√𝟑 𝑰𝑺𝑪 =

𝟏𝟓,𝟓

√𝟑 . 𝟕,𝟐 = 1,2

Xek = √(𝒁𝒆𝒌.𝟐 ) − 𝑹𝒆𝒌.𝟐 = √𝟏, 𝟐𝟐 − 𝟏, 𝟎𝟖𝟐 = √𝟎, 𝟐𝟕 = 0,5

VHV (volt) ILV(nominal) (A) P1

(watt)

P2

(watt)

Ptot

(watt

)

Rek

(Ω)

Xek

(Ω)

Zsc

(%) R-S S-T T-R R S T

15 15,5 15,5 7,02 7,34 7,18 64 108 168 1,08 0,5 1,2

R-N S-N T-N

9 8,5 9

Page 20: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

16

V. PENGUJIAN PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR

Tujuan Percobaan

untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan

sisi tegangan rendah pada setiap tapping, sehingga tegangan output yang

dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang dikehendaki. toleransi yang

diijinkan adalah : 0,5 % dari rasio tegangan ( standart IEEE C57.125.1991

)

Landasan Teori

Rangkaian pengganti trafo adalah sebagai berikut :

Dengan mengabaikan hilang tegangan pada tahanan dan reaktansi bocor

kumparan primer

(R1 dan X1), diperoleh :

𝑉𝑃

𝑉𝑆=

𝑁𝑃

𝑁𝑆= 𝑎

Jika : a > 1 = Transformator Step Up

a < 1 = Transformator Step Down

Dimana : Vp = tegangan masuk / sisi primer (volt)

Vs = tegangan keluar / sisi skunder (volt)

Ep = g.g.l. induksi pada sisi primer (volt)

Es = g.g.l. induksi pada sisi skunder (volt)

NP = jumlah lilitan sisi primer

NS = jumlah liltan sisi skunder

a = rasio perbandingna belitan

Alat dan Bahan

a. Sumber tegangan bolak-balik (1 Buah)

b. Trasformator 3 fasa 5kVa (1 Buah)

c. Volt meter secukupnya

d. Kabel penghubung secukupnya

Page 21: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

17

Rangkaian Percobaan

Prosedur Percobaan Perbandingan Belitan Transformator

1. Alat dan Bahan dipersiapkan terlebih dahulu

2. Alat yang akan digunakan diperiksa dan dikalibrasi dahulu

3. Peralatan dirangkai sesuai dengan gambar

4. Berikan Supply pada sisi Incoming transformator

5. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dicatat pada tabel

percobaan.

Tabel Hasil Percobaan

no Vp Line Vs Line a

1 VRS = 219,8 Vrs = 410 VP/VS = 0,5

2 VRT = 218,4 Vrt = 420 VP/VS = 0,5

3 VST = 219 Vst = 420 VP/VS = 0,5

PO

WER

SU

PP

LY

Page 22: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

18

VI. PENGUJIAN VECTOR GROUP TRANSFORMATOR

Tujuan Percobaan

Mengetahui Vector Group (Angka Jam) transformator

Landasan Teori

Vektor tegangan primer dan sekunder suatu transformator dapat

dibuat searah atau berlawanan dengan mengubah cara melilit kumparan.

Untuk transformator tiga phasa, arah tegangan akan menimbulkan

perbedaan phasa, arah dan besar perbedaan phasa tersebut akan

mengakibatkan adanya berbagai macam kelompok hubungan pada

transformator itu.

Dalam menentukan kelompok hubungan diambil beberapa patokan, yaitu :

1. Notasi untuk hubungan delta, bintang dan hubungan zigzag

masing-masing adalah D, Y, Z untuk sisi tegangan tinggi dan d, y,

z untuk sisi tegangan rendah.

2. Untuk urutan phasa U, V, W untuk tegangan tinggi dan u, v, w untuk

tegangan rendah.

3. Tegangan sisi primer dianggap sebagai tegangan tinggi dan

tegangan sisi sekunder tegangan rendah.

4. Angka jam menyatakan bagaimana letak sisi kumparan tegangan

tinggi terhadap tegangan rendah.

5. Jarum jam panjang dibuat selalu menunjuk angka 12 dan dibuat

berimpit (dicocokkan) dengan vector phasa VL tegangan tinggi line

to line.

6. Bergantung pada perbedaan phasanya, vector phasa tegangan

rendah (u, v, w) dapat dilukiskan, letak vector phasa vl tegangan

rendah line to line menunjukkan arah jarum pendek.

7. Sudut antara jarum jam panjang dan pendek adalah pergeseran

vector phasa Vdan v.

Ketentuan - ketentuan dalam penentuan angka jam / vektor group

transformator adalah :

1. Ketiga phasa tegangan dianggap berselisih 120°.

2. Setiap belitan pada kaki transformator yang sama dianggap

mempunyai arah yang sama.

3. Tegangan pada kumparan tegangan tinggi , vektornya dianggap

merupakan jarum jam panjang dan tegangan pada kumparan

tegangan rendahnya merupakan jarum pendek dari sebuah jam.

4. Pembacaan angka jam harus dari penamaan yang serupa.

5. Penamaan phasa diberikan mulai dari kiri jika sisi tegangan tinggi

sebagai referensi.

Page 23: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

19

Alat dan Bahan

a. Sumber tegangan bolak-balik (1 Buah)

b. Trasformator 3 fasa 5 kVa (1 Buah)

c. Volt meter (1 Buah)

d. Kabel penghubung secukupnya

Gambar rangkaian percobaan berdasarkan standart pengujian

vector group transformator

Standart pengujian vector group transformator

PO

WER

SU

PP

LY

Page 24: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

20

Page 25: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

21

Prosedur percobaan berdasarkan standart pengujian vector group

transformator

1. Alat dan bahan dipersiapkan

2. Peralatan di kalibrasai terlebih dahulu

3. Peralatan di rangkai sesuai dengan gambar rangkaian percobaan

4. Sisi Incoming transformator di beri tegangan

5. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dicatat pada tabel

percobaan.

6. Hasil pengukuran dianalisa berdasarkan standart pengujian vector

group transformator.

Tabel percobaan berdasarkan standart pengujian vector group

transformator

No Vp Vs

1 VRS (U) = 219,8 Vrs (u) = 410

2 VRT (V) = 218,4 Vrt (v) = 420

Page 26: Prosedur pengujian rutin trafo 3 fasa hubungan Y-Y

22

Truth Table Transformer Group Number Rangkaian Percobaan

Prosedur Percobaan dengan Truth Table

1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu

2. Alat ukur dikalibrasi terlebih dahulu

3. Peralatan dirangkai seperti pada gambar rangkaian percobaan

4. Terminal A dan a dihubungkan terlebih dahulu

5. Sisi Incoming transformator diberi supply tegangan 400 V

6. Tegangan pada Cc, Bc, Cb, dan AB diukur kemudian dimasukkan

pada tabel percobaan

7. Matikan Power Supply

8. Tabel hasil percobaan dianalisa berdasarkan truth Table vector group

9. Pengujian Selesai

Tabel percobaan

Cc Bc Cb Cc AB

90 175 175 90 200

90 < 175 = 175 >90 < 200

Group

Number

Voltage

0 Cc < Bc = Cb > Cc < AB

1 Cc < Bc > Cb = Cc < AB

2 Cc < Bc > Cb < Cc < AB

3 Cc < Bc > Cb < Cc > AB

4 Cc < Bc > Cb < Cc > AB

5 Cc = Bc > Cb < Cc > AB

6 Cc > Bc = Cb < Cc > AB

7 Cc > Bc < Cb = Cc > AB

8 Cc > Bc < Cb > Cc >= AB

9 Cc > Bc < Cb > Cc < AB

10 Cc < Bc < Cb > Cc < AB

11 Cc = Bc < Cb > Cc < AB

PO

WER

SU

PP

LY