proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pemerintah telah menargetkan bahwa penyakit polio sudah harus terberantas terutama di Jawa, Bali dan Sumatera. Dengan mengintensifkan imunisasi polio pada anak-anak yang berumur 2-11 bulan. Untuk mencapai maksud tersebut maka, oleh instansi yang berwenang sedang dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan pelaksanaan yang ada terhadap program imunisasi yang sudah dilaksanakan sekarang ini. Beberapa masalah timbul di negara-negara yang sudah lama melaksanakan program imunisasi polio dengan oral vaksin. Salah satunya adalah bahwa ternyata respon imun terhadap virus vaksin polio dari anak-anak yang tinggal di daerah kumuh sangat rendah, yang mungkin disebabkan karena 1

Upload: teuku-muhammad-lizar

Post on 01-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

uhuihuihuih

TRANSCRIPT

Page 1: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Pemerintah telah menargetkan bahwa penyakit polio sudah harus

terberantas terutama di Jawa, Bali dan Sumatera. Dengan mengintensifkan imunisasi

polio pada anak-anak yang berumur 2-11 bulan. Untuk mencapai maksud tersebut

maka, oleh instansi yang berwenang sedang dikaji beberapa hal yang berhubungan

dengan pelaksanaan yang ada terhadap program imunisasi yang sudah dilaksanakan

sekarang ini. Beberapa masalah timbul di negara-negara yang sudah lama

melaksanakan program imunisasi polio dengan oral vaksin. Salah satunya adalah

bahwa ternyata respon imun terhadap virus vaksin polio dari anak-anak yang tinggal

di daerah kumuh sangat rendah, yang mungkin disebabkan karena intervensi dari

virus enterol lain non polio yang prevalensinya didaerah kumuh cukup tinggi

(Momimes, 2002)

Menurut data yang ada dari kejadian-kejadian wabah yang terjadi selama ini

pada kasus paralise karena poliomyelitis paling banyak menyerang anak-anak umur

dibawah 3 tahun. Hasil-hasil penelitian serologis poliomyelitis dibeberapa tempat di

Indonesia juga menunjukan bahwa antara 20-60% anak yang berumur kurang dari 3

tahun tidak mempunyai kekebalan sama sekali terhadap ketiga tipe virus polio

(Momimes, 2002) .

1

Page 2: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia pada tahun 2002/2003

angka kematian bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Umumnya bayi yang lahir

diperkotaan mempunyai angka kematian lebih rendah dari pada yang lahir di

pedesaan. Kematian bayi yang menjadi penyebab utamanya adalah infeksi oleh sebab

itu dapat dicegah dengan pemberian imunisasi polio (Nasution,2008)

Jika dibandingkan dengan angka nasional maka angka kematian bayi di

Sumatera Utara untuk tahun 2004, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan angka

kematian bayi berkisar 48 per 1000 kelahiran hidup. Pemberian imunisasi untuk

tumbuh kembang anak sangat penting terutama untuk mengurangi morbilitas

sebanyak 44 anak dan mortalitas sebanyak 14 anak yang tidak mendapat imunisasi

polio. Dengan dilaksanakannya imunisasi maka kita harapkan dapat dicegah

timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat dan kematian. ( Soetjiningsih,

1995).

Pada umumnya tanggung jawab untuk mengasuh anak diberikan pada orang tua

khususnya ibu. Pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak mendapat imunisasi

polio dipengaruhi oleh faktor pendidikan, tingkat penghasilan dan kebiasaan.

Sehingga dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu

diharapkan adanya perubahan perilaku yang diharapkan dapat terwujud. Timbulnya

kesadaran, kemampuan untuk hidup sehat disamping faktor sosial ekonomi

masyarakat maupun dipihak tenaga kesehatan (Hilman, 2005).

Menurut data Depkes sampai tanggal 17 juli 2005 telah dilaporkan 291 kasus

lumpuh layu , setelah dilakukan pemeriksaan yang di tunjuk , jumlah kasus politik

polio liar berjumlah 149 anak dan telah tersebar 10 kabupaten di 4 provinsi. Di

2

Page 3: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

provinsi jawa barat , kasus polio liar di temukan di sukabumi bogor , cianjur , bekasi.

Di provinsi banten di temukan di lebank , serang serta tangerang. Di jawa tengah di

kabupaten demak , sedangkan di lampung di temui tanggamus dan lampung barat .

Virus polio liar bisa menybabkan lumpuh atau kematian. Virus ini di bawa

melalui kotoran manusia dan penyebab melalui air, virus polio liar ini sangat menular

dan biasanya menyerang anak – anak balita . Hanya sekitar 20 tahun yang lalu, polio

melumpuhkan 1000 anak setiap harinya dan hampir di setiap Negara di dunia tetapi

pada tahun 1998 , gerakan anti polio dunia di canangkan .

Pada awal maret tahun 2005 , Indonesia muncul kasus polio pertama selama

satu dasa warsa artinya, reputasi bebas polio yang di sandang selama 10 tahun hilang

ketika seorang berusia 20 bulan di jawa barat sangat terjankau penyakit (Pikas 2005).

Berdasarkan hal tersebut di atas penulis merasa tertarik mengadakan penelitian

tentang “ Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Kuta

Baro Tahun 2013 “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

‘’Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Di Puskesmas

Kuta Baro Tahun 2013?’’.

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

3

Page 4: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi Polio di

Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013.

C.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang imunisasi Polio di

Puskesmas Kuta Baro tahun 2013 berdasarkan Umur.

b. Untuk mengetahui Pengetahuan ibu tentang imunisasi polio di

Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013 berdasarkan Pendidikan.

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang Imunisasi Polio di

Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013 berdasarkan Pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Bagi Ibu

Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih memahami dan

lebih mengetahui Imunisasi polio di Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013.

D.2. Bagi Peneliti

Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran

Universitas Abulyatama.

D.3. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi Institusi pendidikan dapat digunakan sebagai bahan bacaan

diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua mahasiswa/i

Universitas Abulyatama.

4

Page 5: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

A.1. Defenisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan pada satu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, indra pendengaran, penciuman, penglihatan, rasa, raba dan

sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Sunaryo, 2004).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut sehingga terjadi suatu

proses berurutan (akronim AIETA), yaitu :

1. Awarenes, (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest , (menimbang-nimbang) dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik

buruknya stimulus tersebut bagi dirinya.

4. Trial, (mencoba) dimana orang telah mulai mencoba perilaku baik.

5. Adaptation, individu telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan sikap.

A.2. Tingkat Pengetahuan

5

Page 6: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Tingkat pengetahuan menurut (Sunaryo, 2004) mempunyai 6 tingkatan yaitu

:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari dari

sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali

terhadap suatu yang spefisik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar.

c. Aplikasi (Aplication).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisa (Analisa).

Suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasai tersebut

dan ada kaitannya satu sama lain

e. Sintesis (Senthesis).

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi ( Evaluation)

6

Page 7: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat

ini. Dalam satuan tahun dan juga merupakan periode terhadap pola-pola

kehidupan baru demikian bertambah pula umur semakin tinggi keinginan

seseorang tentang kesehatan (Notoadmojo, 2003)

Usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara

maksimal dapat mencapai prestasi yang memuasakan dalam karirnya pada

usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal mempertahankan prestasi yanh

telah dicapainya pada usia dewasa sedangkan usia tua (> 60 tahun) adalah usia

tidak produktif lagi dan hanya menikmati hasil dari prestasi (Hurlock 1998).

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam

pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses perkembangan klien) dan

hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah

7

Page 8: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-

ide dan tehnologi baru (SDKI,1997)

Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan seseorang

secara intelektual dan emosional kearah dalam sesama manusia . Pendidikan

juga diartikan sebagai suatu usaha sendiri untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlansung seumur hidup

(Notoamodjo, 2003)

Pendidikan adalah proses pertumbuhan semua kemampuan dan prilaku

melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan perlu di pertimbagkan umur

(proses perkembangan )dan hubunganya dengan proses belajar tingkat

pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi presepsi

seseorang untuk lebih mudah menerima ide ide dan teknologi baru (Arinkunto,

2002).

Tidak dipukirin pendidikan akan menentukan pola piker dan wawasan

seseorang. Selain itu tingkat pendidikan juga merupakan bagian dari

pengalaman kerja (Rahmad,1996).

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk

memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan mayoritas dari ibu

karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah pekerja yang berpenghasilan

cukup sehingga kebanyakan ibu menganggap sosial ekonomi keluarga akan

mengganggu dalam pemenuhan nutrisi anaknya.Dalam sebuah bidang pada

8

Page 9: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

umumnya diperlakukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang

yang baik, setiap orang harus bisa bergaul dengan teman sejawat maupun

berhubungan dengan atasan (Notoadmojo,2003).

Pekerjaan adalah akifitas yang dilakukan seorang tiap hari dalam

kehidupanya. Seseorang yang bekerja dapat terjadi sesuatu kesakitan ,

misalnya dari situasi lingkungan dan juga dapat menimbulkan stres dalam

bekerja sehingga kondisi pekerjaanya pada umumnya di perlukan adanya

hubungan sosial yang baik dengan orang lain , setiap orang harus dapat

bergaul dengan teman sejawat (Arikunto,2002).

C. Polio

C. 1. Defenisi

Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan sebagian

besar menyerang anak-anak berusia 5 tahun. Polio tidak ada obatnya, pertahanan

satu-satunya adalah imunisasi. Virus polio masuk ketubuh melalui mulut, dari air

atau makanan yang tercemar kotoran penderita polio. Juga disebabkan kurang

terjaganya kebersihan diri dan lingkungannya. Virus ini menyerang sistem syaraf

dan bisa menyebabkan kelumpuhan seumur hidup dalam waktu beberapa lama.

Vaksin virus polio yang telah dilemahkan ini sebagai proteksi terhadap polio

suatu infeksi yang disebabkan virus gastrointesnital yang dapat mempengaruhi

system syaraf dan menyebabkan kelumpuhan permanen. Vaksin ini diberikan

dengan injeksi pada usia dua, empat, enam, hingga delapan bulan, dan antar usia

empat sampai enam tahun.(Judarwanto, 2005).

9

Page 10: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

C.2. Tanda dan Gejala

Bila virus polio sudah masuk dalam tubuh manusia, masa inkubasi sampai

dengan timbulnya gejala adalah antara 4 sampai 35 hari. VPL (Vaksin Polio)

dapat menimbulkan gejala sebagai berikut :

1. Asimptomatik tidak menunjukkan gejala.

2. Sakit ringan seperti flu biasa (minor illness) dengan gejala seperti demam,

perasaan tidak enak, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, konstipasi, dan

sakit tenggorokan.

3. Meningitis aseptis (nonparalytic poliomyelitis) atau radang selaput otak

aseptis, biasanya diawali dengan gejala minor illness (1 sampai 2 hari)

seperti demam, sakit tenggorokan, muntah, perasaan tidak enak kemudian

diikuti kekakuan pada leher dan punggung, sakit kepala, nyeri pada tungkai,

punggung dan leher. Penyembuhan dapat terjadi dengan sendirinya.

4. Kelumpuhan (paralytic poliomyelitis), biasanya diawali dengan minor

illness dalam beberapa hari kemudian dengan cepat terjadi kelumpuhan

yang pemanen/lumpuh layuh akut, disertai demam dan nyeri pada daerah

yang lumpuh. Kelumpuhan yang terjadi biasanya tidak simetris.

Kesembuhan total atau sebagian dapat terjadi dan hasil kompensasi otot

yang masih berfungsi.

Virus Polio Liar dapat dengan mudah menyerang pada keadaan :

10

Page 11: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

1. Defisiensi imun yaitu pada anak-anak dengan status imunisasi tidak

lengkap/tidak pemah diimunisasi.

2. Defisiensi gizi

3. Daerah dengan sanitasi dan hygiene yang buruk

4. Kehamilan pada usia muda atau tua

C.3. Cara Pemberian

1. Tiap botol disertai pipet.

2. Vaksin dapat diteteskan langsung kedalam mulut anak sebanyak 3 tetes (0,5

ml).

3. Hindari agar ujung pipet tidak tersentuh.

4. Vaksin polio oral harus diberi secara oral, dan tidak boleh diberikan secara

parenteral.

5. kocok dahulu sebelum dipakai.

C.4. Jadwal Imunisasi

Tabel : 2. 1

No. Umur Jenis Imunisasi

1 0-7 hari Hepatitis B1

2 1 bulan BCG, Polio 1

3 2 bulan Hepatitis B2, DPT 1, Polio 2

4 3 bulan D.2PT 2, Polio 3

5 4 bulan DPT 3, Polio 4

11

Page 12: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

6 7 bulan Hepatitis B2

7 8 bulan Campak

(Koesno,2006).

C.5. Cara Penularan Polio

Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam

tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus. Selanjutnya, diserap dan

disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:

1. Fekal-oral (dari tinja ke mulut)

Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang

berasal dan tinja penderita lalu masuk ke mulut orang yang sehat.

2. Oral-oral (dari mulut ke mulut)

Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke mulut

orang sehat lainnya.

Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus.

Sebaliknya, pada keadaan beku atau suhu yang rendah justru virus dapat bertahan

hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus ini di dalam tanah dan air sangat

bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain. Virus ini dapat

bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-

kilometer dari sumber penularan.

12

Page 13: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya lingkungan oleh

virus polio dari penderita yang terinfeksi, namun virus ini sebenarnya hidup di

lingkungan yang terbatas.

C.6. Efek Samping

a. Demam

b. Vaksin sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak yang alergi terhadap anti

biotika neomycin, streptomycin, atau polyni xin B karena bahan tersebut

dapat dipakai dalam pembuatan Vaksin.

C.7. Pencegahan

Satu-satunya cara untuk mencegah penularan virus polio adalah dengan

imunisasi. Ada 2 vaksin polio yang dikenal yaitu:

1) OPV (Oral Polio Vaccine)

Adalah virus polio yang dilemahkan dan diberikan melalui mulut

dengan cara diteteskan. OPV mengandung virus polio strain Sabin serotype

1, 2 dan 3 yang dibiakan pada kultur sel ginjal monyet, antibiotik neomisin

dan streptomicyn. Untuk menjamin khasiat dan keamanan vaksin polio.

Pemberian vaksin OPV sebaiknya diberikan pada anak dalam kondisi sehat,

tidak boleh diberikan pada anak yang mengalami sakit gangguan kekebalan

tubuh atau defisiensi imun (leukimia, HIV/AIDS dan lain-lain), anak yang

mendapat obat golongan steroid jangka lama, anak yang sedang dirawat di

rumah sakit.

13

Page 14: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

OPV diberikan pada anak-anak dengan 4 dosis terbagi (masing masing

2 tetes) sebelum usia 1 tahun yaitu pada usia 0 bulan, saat pulang dan rumah

bersalin, dilanjutkan pada usia 3, 4 dan 5 bulan. Ikatan Dokter Anak

Indonesia (IDAI) merekomendasikan memberikan tambahan dosis pada

umur 18 bulan dan 5 tahun untuk meyakinkan anak mendapatkan dosis yang

cukup. Total pemberian OPV adalah 6 dosis sebelum 5 tahun untuk

mencapai dosis kekebalan maksimal. OPV membentuk antibodi dalam

darah, dapat mencegah penyebaran virus ke sistem saraf, dan segera dapat

membentuk kekebalan lokal sementara (selama 100 hari) di usus. Setelah

mendapat 4 dosis atau lebih, baru terjadi kekebalan tubuh secara

menyeluruh. Sistem kekebalan tersebut akan mencegah penyebaran virus

dari satu-orang ke orang lain, karena dapat mencegah multiplikasi virus

polio. Keuntungan OPV adalah mudah diberikan oleh sukarelawan tidak

memerlukan keahlian khusus dalam pemberiannya, tidak memerlukan

peralatan suntik yang steril, relatif lebih murah, dapat digunakan dalam

waktu bersamaan di daerah yang sangat luas termasuk daerah dengan

kondisi sanitasi yang kurang baik. OPV dapat mencegah penyebaran virus

polio liar pada daerah yang mengalami wabah (daerah KLB) polio.

2) IPV (Inactivated Polio Vaccine)

IPV ini diberikan secara suntikan hanya sedikit memberikan kekebalan

lokal di usus, tetapi memberikan kekebalan yang kuat di seluruh tubuh pada

orang yang telah mendapat dosis lengkap. Total dosis yang diberikan adalah

14

Page 15: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

4 dosis. Diberikan pada anak yang mempunyai halangan/kontraindikasi

untuk mendapat OPV, pasien di luar daerah wabah, pasien yang ragu-ragu

tentang status imunisasi anak, orang dewasa yang melakukan penjalanan ke

daerah KLB/wabah, pekerja laboratorium yang menangani virus polio dan

petugas kesehatan yang merawat pasien polio. IPV tidak dapat mencegah

penyebaran virus polio karena tidak dapat mencegah terjadinya multiplikasi

virus polio di usus seperti pada OPV. (pusdatin 2005 ).

C.8. Pengobatan

Belum ada ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit polio. Satu-

satunya cara untuk dapat mencegah penyakit polio adalah dengan imunisasi polio

sebanyak 4 kali. Dampak anak yang tidak mendapat imunisasi polio adalah

sebagai berikut :

1. Kerusakan tulang punggung.

2. Kerusakan susunan saraf pusat (otak)

3. Kelumpuhan.

C.9. Manfaat Imunisasi Polio

a. Supaya anak sehat

b. Supaya anak kebal

c. Supaya anak tidak sakit

C.10. Akibat Terjadinya tidak Mendapatkan Imunisasi Polio

a. Mudah terserang penyakit

15

Page 16: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

b. Anak menjadi lemah

c. Tidak ada pengaruh

BAB III

METODE PENELITIAN

16

Page 17: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian ini yang berjudul “Gambaran

Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio di Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013”

adalah sebagai berikut :

Bagan 3.A .1

Variabel Independent Variabel Dependent

B. Defenisi Operasional

a. Pengetahuan

Adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang dampak anak yang

tidak mendapat imunisasi polio, dengan ketegori :

i. Baik 76%-100% (bila jumlah yang benar 16-20 dari 20 pertanyaan yang

diberikan).

ii. Cukup 56% - 75% (bila jumlah yang benar 12-15) dari 20 pertanyaan

yang diberikan).

iii. Kurang 55% (bila jumlah yang benar <11 pertanyaan).

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Kuesioner

b. Umur

17

~ Umur ~ Pendidikan ~ Pekerjaan

Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio

Page 18: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Adalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya kehidupan responden yang

dihitung sejak lahir yang dinyatakan dalam tahun, dengan ketegori :

i. 21-25 tahun

ii. 26-30 tahun

iii. 31-35 tahun

iv. 36-40 tahun

Skala ukur : Interval

Alat ukur : kuesioner

c. Pendidikan

Adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan responden,

dengan ketegori :

i. Pendidikan dasar : SD, SLTP dan sederajatnya

ii. Pendidikan menengah : SMA, SMK, dan sederajatnya

iii. Pendidikan tinggi : D-III, D-IV, S-I.

Skala ukur : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner

d. Pekerjaan

Adalah aktivitas yang dilakukan ibu untuk memperoleh penghasilan guna

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dengan ketegori :

i. Pegawai negri sipil (PNS)

ii. IRT

iii. Wiraswsta

Skala ukur : Nominal

18

Page 19: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Alat ukur : Kuesioner

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan

ibu tentang imunisasi polio di Puskesmas Kuta Baro Tahun 2013.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

D.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Kuta Baro karena lokasi tersebut

mudah dijangkau dan lebih menghemat biaya, serta sampel untuk penelitian ini

mencukupi di daerah tersebut.

D.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2013.

D. Populasi dan Sampel

E.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memberikan

imunisasi yang berkunjung ke Puskesmas Kuta Baro sebanyak 35 orang.

E.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak

sebanyak 35 orang dengan cara total populasi.

BAB IV

19

Page 20: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah

dengan imunisasi.

Cara penularan polio melalui fekal-oral (tinja ke mulut) dan oral-oral (mulut

ke mulut).

Efek samping dari imunisasi polio adalah sebagian anak mengalami demam.

Vaksin sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak yang alergi terhadap anti

biotika neomycin, streptomycin, atau polyni xin B karena bahan tersebut

dapat dipakai dalam pembuatan Vaksin

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang imunisasi polio adalah

umur, pendidikan dan pekerjaan.

B. Saran

Untuk ibu sebaiknya memberikan imunisasi polio kepada anak tepat waktu

karena anak yang tidak diberikan imunisasi polio tepat waktu dapat

mempengaruhi kekebalan tubuh terhadap virus polio dan akan mudah

terserang penyakit.

Agar anak terhindar dari infeksi virus polio sebaiknya ibu mengetahui tentang

imunisasi polio serta efek yang ditimbulkan akibat imunisasi tersebut.

20

Page 21: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Untuk memperoleh pengetahuan lebih tentang imunisasi polio bacalah

informasi yang diberikan di buku-buku petunjuk imunisasi yang diberikan di

posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

Yupi Supartini. 2004.  Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. 

21

Page 22: proposan hjkhkjhkjhpenelitian huhuihuih

Pudjiadi, Solihin. 1990. Ilmu Gizi Klinis pada Anak; Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia

Moehji, Sjahmien. 1998. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakarta: Bhratara Karya

Aksara.

22