proposal_terintegrasi.pdf

15
PROPOSAL TERINTEGRASI (INTEGRATED PROPOSAL) JASA KONSULTANSI TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI 1. PENYUSUNAN CELL PLAN UNTUK PENATAAN ZONASI MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA 2. PENYUSUNAN AUDIT MENARA UNTUK PERHITUNGAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI 3. PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI UNTUK PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI (SIDALMENTEL) 4. PEMBERDAYAAN PERUSDA/BUMD MENARA TELEKOMUNIKASI DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

Upload: eddysupartono

Post on 10-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PROPOSAL TERINTEGRASI (INTEGRATED PROPOSAL)

    JASA KONSULTANSI

    TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI

    1. PENYUSUNAN CELL PLAN UNTUK PENATAAN ZONASI MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

    2. PENYUSUNAN AUDIT MENARA UNTUK PERHITUNGAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

    3. PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI UNTUK PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI (SIDALMENTEL)

    4. PEMBERDAYAAN PERUSDA/BUMD MENARA TELEKOMUNIKASI DALAM RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

  • DAFTAR ISI:

    1. LATAR BELAKANG

    2. PARA PIHAK DALAM INDUSTRI MENARA TELEKOMUNIKASI

    3. LEGALITAS YANG TERKAIT MENARA TELEKOMUNIKASI

    4. POKOK-POKOK KEGIATAN PEMDA

    5. CELL PLAN UNTUK PENATAAN ZONASI MENARA TELEKOMUNIKASI

    6. AUDIT MENARA UNTUK RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA

    TELEKOMUNIKASI

    7. SISTEM INFORMASI UNTUK PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

    8. PEMBERDAYAAN PERUSDA MENARA TELEKOMUNIKASI

    9. JANGKA WAKTU PENGERJAAN

    10. ESTIMASI BIAYA

    11. MANFAAT BAGI PEMDA

    12. PENUTUP

  • 1. LATAR BELAKANG

    Industri telekomunikasi nasional telah mengalami perubahan yang sedemikian pesat,

    sejak diberlakukannya UU no. 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi sampai dengan UU

    No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang salah satu pasalnya

    tentang Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

    Semua Pemda mencita-citakan sebuah kota yang mapan dan terkoneksi di segala bidang

    kebutuhan masyarakat, mulai dari bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan berbagai

    bidang lainnya dapat terhubung dalam sebuah koneksi konstruktif yang berinteraksi satu

    sama lain, dan arus informasi digital berjalan lebih cepat, efektif dan tepat sasaran.

    Termasuk secara simultan bisa terlaksananya e-government yang nantinya membuka

    akses transparansi pengelolaan pemerintahan dan efisiensi birokrasi.

    Kota yang mapan dan terkoneksi di segala bidang digambarkan sebagai konsep kawasan

    dengan infrastruktur teknologi informasi memadai, baik dari sisi konektivitas jaringan

    terpadu, kapasitas bandwidth, internet nirkabel dan kabel, dan infrastruktur serat optik

    mencukupi serta sarana pusat riset yang dikelola bersama perguruan tinggi dan swasta.

    Dan tempat bertemunya penyedia infrastruktur teknologi informasi dengan pembeli dari

    berbagai segmen dan bidang industri. Atau secara sederhana adalah kota yang terintegrasi

    melalui fasilitas berjaringan telekomunikasi dalam rangka kemudahan aksesibiltas

    masyarakat yang lebih optimal.

    Selain untuk penggunaan secara umum, penggunaan jaringan telekomunikasi juga untuk

    Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dalam pelayanan masyarakat yang sangat

    bermanfaat. Minimal ada 3 manfaat yang dapat diambil dalam pelaksanaan sebuah

    konsep kota yang mapan dan terkoneksi di segala bidang, antara lain:

    1. Komunikasi Data,

    2. Pelayanan Masyarakat,

    3. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

  • 2. PARA PIHAK DALAM INDUSTRI MENARA TELEKOMUNIKASI

    Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) kembali memberikan pernyataan tegas

    bahwa investor asing tidak boleh masuk ke bisnis menara telekomunikasi. Dalam

    Peraturan Menkominfo No. 2/2008 dan Peraturan Bersama Tiga Menteri dan Kepala

    BKPM tahun 2009 disebutkan dengan jelas bahwa penyedia menara dan kontraktor

    menara harus perusahaan nasional.

    Sedikitnya ada empat pihak yang berperan dalam industri menara telekomunikasi di

    Indonesia; (1) penyedia menara (baik sebagai operator telekomunikasi maupun bukan),

    (2) konsultan penyusun cell plan, (3) Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai Regulatir di

    Daerah, dan (4) masyarakat dan akademisi.

    Pihak pertama dalah penyedia menara melakukan investasi dengan membangun menara

    untuk disewakan kepada para operator telekomunikasi. Penyedia menara dapat bertindak

    juga sebagai pengelola menara yang diharuskan merawat menara, dan dapat pula

    mengalihdayakan kepada kontraktor maupun pengelola menara di daerah, termasuk

    mengalihdayakan kepada Perusda.

    Pihak Kedua adalah konsultan penyusun cell plan yang bekerja membantu

    Pemkab/Pemkot dalam membuat zonasi peletakan menara telekomunikasi, baik eksisting

    maupun yang akan datang. Konsultan yang mengkhususkan diri dibidang ini sangat

    sedikit karena dibutuhkan keahlian khusus yang memadukan unsure telekomunikasi dan

    urnsur pembangunan ekonomi daerah. Disamping itu konsultan penyusun cell plan juga

    harus memiliki perangkat lunak radio engineering network yang mampu melakukan

    prediksi coverage dan capacity yang akurat sehingga dapat dijadikan pedoman dalam

    mengatur industry menara telekomunikasi di daerah.

    Pihak ketiga adalah Pemkab/Pemkot itu yang menjembatani dan mengharmonisasi

    berbagai kepentingan industri menara telekomunikasi di daerahnya. Pemkab/Pemkot

  • sebagai pemberi ijin mendirikan menara sekaligus pengatur berkembangnya bisnis

    telekomunikasi di daerahnya.

    Pihak keempat adalah warga masyarakat dan akademisi yang menerima manfaat dengan

    adanya layanan telekomunikasi di wilayahnya baik untuk komunikasi suara maupun data.

    Atau warga masyarakat yang berada di sekitar radius berdirinya.

    Mengingat banyak pihak yang saling bersinggungan , maka diperlukan integrasi dengan

    melibatkan para pemangku kepentingan industri menara. Kegiatan integrasi ini dapat

    dilakukan oleh Pemkab/Pemkot dengan cara memanggil semua operator telekomunikasi

    untuk menjelaskan keberadaan menara telekomunikasi yang saat ini telah berdiri dan

    menjelaskan rencana pengembangan BTS kedepan, dengan demikian Pemkab/Pemkot

    dapat melakukan penataan dan pengendalian pertumbuhan menara telekomunikasi yang

    akan datang di daerahnya.

    Tentu saja pekerjaan tersebut dapat dibantu oleh konsultan yang memiliki keahlian dan

    pengalaman di Industri Telekomunikasi, khususnya dalam bidang: (1) penyusunan cell

    plan, (2) penyusunan audit menara, (3) penyusunan sistem informasi pengendalian

    menara telekomunikasi, dan (4) pemberdayaan perusda/BUMD menara telekomunikasi.

  • 3. LEGALITAS YANG TERKAIT MENARA TELEKOMUNIKASI

    a) UU No.39/1999 tentang Telekomunikasi

    b) PP Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi

    c) Permen Kominfo tahun 2008 tentang Pedoman Penggunaan Menara Bersama

    d) PMB 3 Menteri tahun 2009 tentang Pedoman Pembangunan Menara Bersama

    e) UU No.26/2007 tentang Tata Ruang

    f) PP nya

    g) Permen PU 2009 tentang Substansi Tata Ruang

    h) Surat Edaran Dirjen Tata Ruang Kementrian PU 2011 Tentang Kriteria Penentuan

    Lokasi Menara Telekomunikasi.

    i) UU Pajak Daerah & Retribusi Daerah, no.28 tahun 2009, khususnya yang berkaitan

    dengan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

    j) PP No.69 2010 tentang Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

    k) Pemenkeu No.11/2010 tentang Tata Cara dan Ketentuan di Bidang Pajak Daerah dan

    Retribusi Daerah

    l) SE Dirjen Pajak tahun 2003 tentang Penilaian Bangunan Menara Telekomunikasi

  • 4. POKOK-POKOK KEGIATAN PEMDA

    Perubahan lingkungan global dan perkembangan teknologi telekomunikasi yang

    berlangsung sangat cepat telah mendorong terjadinya perubahan mendasar dan

    melahirkan lingkungan telekomunikasi yang baru dan cara pandang yang baru dalam

    penyelenggaraan menara telekomunikasi sebagai salah satu infrastruktur penting dalam

    industri telekomunikasi.

    Pertumbuhan ekonomi daerah setiap tahunnya membutuhkan penggunaan layanan

    telekomunikasi yang semakin besar. Kebutuhan lahan untuk penempatan menara

    telekomunikasi juga semakin bertambah namun ruang dan lahan yang ada sifatnya

    terbatas. Apabila tidak terkendali, maka akan terjadi semakin berkurangnya lahan hijau,

    mempengaruhi estetika kota, dan adanya potensi ketidaksesuaian dengan tata ruang kota.

    Dua sisi berbeda harus dijalankan Pemda, yaitu di satu sisi harus memenuhi kebutuhan

    pelayanan informasi dan komunikasi bagi seluruh penduduk, namun di sisi lain Pemda

    harus mampu menata dan mengendalikan pertumbuhan dan pembangunan menara

    telekomunikasi.

    Beranjak dari kompleksitas permasalahan yang terkait dengan menara telekomunikasi

    inilah maka perlu dibuat Proposal Terintegrasi Tentang Penataan dan Pengendalian

    Menara Telekomunikasi yang berisi 4 kegiatan pokok:

    1. Cell Plan untuk Penataan Zonasi Menara Telekomunikasi Bersama

    2. Audit Menara Telekomunikasi untuk Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

    3. Sistem Informasi untuk Pengendalian Menara Telekomunikasi

    4. Pemberdayaan Perusda/BUMD Menara Telekomunikasi

  • 5. CELL PLAN DAN PENATAAN ZONASI LOKASI MENARA TELEKOMUNIKASI

    Maksud kegiatan ini adalah menyusun perencanaan pembangunan menara

    telekomunikasi di Wilayah Kota. Adapun tujuan pekerjaan sebagai berikut:

    a. Membuat Cell Plan Menara Telekomunikasi Bersama

    b. Membuat pedoman penataan dan pembangunan menara telekomunikasi

    c. Mengurangi dampak negatif pembangunan menara terhadap lingkungan sekitar.

    d. Melaksanakan identifikasi terhadap kondisi eksisting dari menara yang sudah ada.

    e. Mendapatkan zonasi lokasi yang optimal bagi pembangunan menara

    telekomunikasi bersama dalam rangka mengakomodasi kebutuhan coverage

    maupun capacity layanan selular.

    Langkah-langkah penyusunan cell plan menara telekomunikasi bersama antara lain:

    a) Survey Menara dan BTS (base transmission station) eksisting

    b) Survey wilayah kota untuk mempelajari kondisi geografis

    c) Survey kondisi umum wilayah

    d) Tinjuan terhadap bisnis telekomunikasi secara umum

    e) Tinjauan terhadap tata ruang Kota

    f) Perencanaan penempatan zonasi menara telekomunikasi bersama

    g) Pembuatan laporan, Pembuatan Peta dan Gambar

    h) Pembuatan rancangan Perwal tentang Penataan Menara Telekomunikasi

    Keluaran / output dari pekerjaan ini adalah :

    1. Buku pedoman cell plan dibuat lengkap sesuai dengan cakupan kegiatan Penataan

    Menara Telekomunikasi Bersama sebanyak 5 eksemplar .

    2. Album gambar dan peta pendukung sebanyak 5 eksemplar.

    3. CD hasil studi penyusunan Cell Plan Menara Telekomunikasi Bersama sebanyak

    5 buah.

  • 6. AUDIT MENARA DAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA

    Audit Menara Telekomunikasi ini dimaksudkan untuk memberikan perbaikan dan

    peningkatan atas industri telekomunikasi bagi semua pelaku industri menara

    telekomunikasi. Demikian pula menjadi pedoman bagi pembuat kebijakan/regulasi dalam

    penataan dan pengendalian menara telekomunikasi secara lebih komprehensif dan

    terpadu dengan mensinkronkan pemanfaatan lahan secara tepat dan potensi pendapatan

    asli daerah dari Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

    Retribusi pengendalian menara telekomunikasi telah diatur ketentuannya dalam Undang-

    Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Objek

    Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110

    ayat (1) huruf n adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan

    memperhatikan 3 ketentuan; (1) aspek pengendalian tata ruang, (2) aspek keamanan, dan

    (3) kepentingan umum.

    Mengingat tingkat penggunaan jasa pelayanan yang bersifat pengawasan dan

    pengendalian sulit ditentukan serta untuk kemudahan penghitungan maka tarif retribusi

    ditetapkan paling tinggi 2% (dua persen) dari Nilai Bangunan Menara Telekomunikasi.

    Besaran retribusi dikaitkan dengan jumlah frekuensi pengawasan dan pengendalian

    menara telekomunikasi tersebut.

    Adapun tujuan pekerjaan Audit Menara Telekomunikasi ini dilakukan dengan tujuan

    sebagai berikut :

    a) Melakukan pendataan baru atau pendataan ulang secara detail atas komponen

    yang terdapat dalam suatu site menara telekomunikasi

    b) Memberikan temuan (findings) dan rekomendasi atas dugaan

    penyimpangan/penyalahgunaan suatu menara

    c) Mendapatkan estimasi nilai bangunan menara telekomunikasi dan potensi

    pedapatan retribusi pengendalian menara telekomunikasi

    d) Penyusunan Draft Raperda Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

  • Proses penilaian dimulai ketika penilai mengidentifikasikan masalah penilaian dan

    berakhir dengan diserahkannya laporan penilaian kepada klien. Setiap real properti itu

    bersifat unik dan berbagai macam tipe nilai dapat diestimasi terhadap suatu properti.

    Tugas yang biasanya harus dilakukan adalah untuk menentukan estimasi nilai pasar, dan

    proses penilaian terdiri atas semua tahapan yang diperlukan sesuai dengan tugas yang

    harus dilakukan. Dalam tugas menentukan estimasi nilai pasar, tujuan akhir dari proses

    penilaian didukung dengan baik oleh nilai yang dihasilkan yang mencerminkan semua

    faktor yang mempengaruhi nilai pasar dari properti yang dinilai. Untuk mencapai tujuan

    itu maka penilai harus mempelajari properti dari berbagai pandangan, sesuai dengan 3

    pendekatan tradisional dalam melakukan penilaian, yaitu :

    1. Nilai diindikasikan oleh penjualan baru-baru ini atas properti serupa di pasar (the

    sales comparison/market approach).

    2. Nilai adalah biaya saat ini yang diperlukan untuk memproduksi

    kembali/menggantikan bangunan yang ada, dikurangi dengan berkurangnya nilai

    akibat depresiasi ditambah dengan nilai tanah dari lokasi tersebut (cost

    approach).

    3. Niali adalah kemampuan dari properti untuk menghasilkan pendapatan, yang

    didasarkan pada kapitalisasi pendapatan (income capitalization approach).

    Sedangkan langkah-langkah Audit Menara Telekomunikasi sebagai berikut :

    a) Pendataan atas Informasi Site.

    Variable yang tercakup di dalamnya diantaranya : Id site, Nama site,Tipe site, Kategori

    BTS atau BSC, Deskripsi site, Foto site

    b) Pendataan atas Geolokasi Site.

    Variable yang tercakup di dalamnya diantaranya : Koordinat GPS, Alamat site, Luas

    site, Kawasan Tata Guna Lahan

    c) Pendataan atas Konstruksi Menara.

    Variable yang tercakup di dalamnya diantaranya : Tinggi menara, Space penempatan

    antenna, Struktur menara, Beban maksimal menara

  • d) Pendataan atas Sarana Pendukung Menara.

    Variable yang tercakup di dalamnya diantaranya : Grounding system, Sistem proteksi

    petir, Sistem proteksi kebakaran, Sistem kelistrikan, Catu daya / power supply, Sistem

    AC, Genset, Sistem penerangan / pencahayaan, Sistem penerangan penerbangan

    (marka)

    e) Pendataan atas Perangkat Telekomunikasi.

    Variable yang tercakup di dalamnya diantaranya : Antena BTS, Antena Transmisi /

    Microwave Radio, Shelter BTS

    f) Pendataan Dokumen Legal Kepemilikan Menara.

    Variable yang tercakup di dalamnya diantaranya : Identitas pemilik menara, Identitas

    pengguna menara, Status lahan (hak sewa / hak milik), Identitas pemilik lahan, No.

    IMB, Tahun pendirian menara

    g) Perhitungan dan Estimasi Nilai Bangunan Menara.

    Variable yang tercakup di dalamnya diantaranya : Identifikasi Objek, Estimasi Nilai

    Bangunan Menara Telekomunikasi, Estimasi Nilai Retribusi Pengendalian Menara

    Telekomunikasi

  • 7. PEMBERDAYAAN PERUSDA MENARA TELEKOMUNIKASI

    Maksud kegiatan Pemberdayaan Perusda Menara Telekomunikasi adalah untuk

    meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Non Pajak dan Non Retribusi. Salah

    satu sumber penerimaan daerah yang amat potensial dan menjanjikan bagi daerah dalam

    usaha meningkatkan sumber PAD-nya adalah berasal dari sektor hasil perusahaan milik

    daerah.

    Dalam hal ini pemerintah daerah melalui perusahaan-perusahaan daerah miliknya

    (Perusda) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dapat melakukan aktivitas usaha

    untuk mencari profit (laba) seperti layaknya perusahaan-perusahaan swasta dalam

    berbagai bentuk badan hukum seperti Perseroan, PT, CV, Koperasi, Yayasan dan lain-

    lainnya.

    Adapun langkah-langkah pemberdayaan Perusda atau BUMD Menara Telekomunikasi

    antara lain:

    a) Penyusunan Rencana Bisnis Perusda/BUMD Menara Telekomunikasi

    b) Penyusunan Standar Operasi untuk Perawatan Menara Telekomunikasi

    c) Penyusunan Perangkat Pemasaran bagi Perusda

    d) Memperkenalkan Perusda sebagai salah satu Penyedia Menara

    e) Membantu Perusda dalam menyusun Nota Kesepahaman dan Perjanjian

    Kerjasama dengan Para Operator Telekomunikasi dan Penyedia Menara

    f) Mendampingi Perusda/BUMD dalam masa alihdaya Perawatan Menara

    g) Mendampingi Perusda/BUMD dalam penerapan Good Corporate Governance

  • 8. PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN MENARA

    Sistem Informasi untuk Pengendalian Menara Telekomunikasi (Sidalmentel) atau Tower

    Telecom Management Information System adalah aplikasi web based dimaksudkan dapat

    melakukan pengelolaan database dan pelaporan menara telekomunikasi yang ada di suatu

    wilayah kota. Sidalmentel menjadi salah satu system aplikasi penting dalam penataan,

    pembangunan, dan perawatan menara telekomunikasi, sehingga mampu meningkatkan

    produktivitas dan efisensi pekerjaan.

    Beberapa modul yang dimiliki dalam aplikasi ini diantaranya adalah :

    Dashboard

    Site Information

    Tower Status

    Grounding Status

    Shelter Status

    Air Conditioner Status

    Electricity Status

    Genset Status

    9. JANGKA WAKTU PENGERJAAN

    1. Penyusunan Cell Plan => 3 Bulan

    2. Penyusunan Audit Menara => 3 Bulan

    3. Penyusunan Sistem Informasi Pengendalian => 3 Bulan

    4. Pemberdayaan Perusda/BUMD Menara => 3 Bulan

    10. ESTIMASI BIAYA

    1. Penyusunan Cell Plan => 100 sd 400 Juta Rupiah

    2. Penyusunan Audit Menara => 100 sd 400 Juta Rupiah

    3. Penyusunan Sistem Informasi Pengendalian => 100 sd 400 Juta Rupiah

    4. Pemberdayaan Perusda/BUMD Menara => 100 sd 400 Juta Rupiah

  • 11. MANFAAT BAGI PEMDA

    Dengan adanya cell plan maka Pemda Kabupaten/Kota telah melaksanakan fungsi

    regulator sebagai peata dan pengendali tata ruang. Sebagai contoh, setiap perpanjangan

    perijinan menara eksisting dan/atau setiap permohonan perijinan menara baru perlu

    dicocokan apakah di laur zona cell plan atau di dalam zona cell plan. Dengan demikian

    fungsi pelayanan memberikan kepastian hukum dan keadilan dalam proses perijinan dan

    pembangunan.

    Dengan adanya audit menara yang dapat mengidentifikasi kepemilikan menara

    telekomunikasi dan perhitungan Nilai bangunan Menara Telekomunikasi maka Pemda

    Kabupaten/Kota dapat melakukan pemungutan Retribusi Pengendalian Menara

    Telekomunikasi sebagai penambah PAD dari sumber retribusi. Sebagai contoh, bila

    setiap menara bernilai Rp.1 Miliar dan Tarif Retribusi 2%, maka pungutan Retribusi

    Pengendalian Menara Telekomunikasi sebesar Rp.20Juta/Menara/Tahun. Dengan

    demikian apabila dalam suatu Kota terdapat 100 menara telekomunikasi yang dikenai

    pungutan retribusi tersebut, akan diperoleh pendapatan Retribusi Pengendalian Menara

    Telekomunikasi sebanyak Rp.2Miliar/tahun.

    Dengan pemberdayaan Perusda Menara Telekomunikasi maka Pemda Kabupaten/Kota

    dapat meningkatkan peranan Pemda dalam usaha menara telekomunikasi sehingga

    menambah PAD dari sumber non retribusi, sekaligus memberdayakan warga masyarakat

    sekitar yang dapat dilatih menjadi tenaga perawat menara sesuai tingkat kemampuannya.

    Sebagai contoh bila harga jasa perawatan menara Rp1juta/menara/bulan dan ada

    sebanyak 100 Menara Telekomunikasi di suatu Kota yang dikelola atau dirawat oleh

    Perusda/BUMD maka akan dapat dperoleh Pendapatan Jasa Perawatan Menara

    Telekomunikasi sebanyak Rp.1,2Miliar per tahun

    Dengan memiliki Sistem Informasi Pengendalian Menara Telekomunikasi maka Pemda

    Kabupaten/Kota dapat menjadikan egov dan ebusiness berjalan dengan baik, sehingga

    dapat terjadi singkronisasi database dan aplikasi yang dapat diakses antar Satuan

    Perangkat Kerja Daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan publik.

  • 12. PENUTUP

    Demikian Proposal Terintegrasi Tentang Menara Telekomunikasi Bagi suatu Pemda

    Kabupaten/Kota. Adapun rincian tenaga ahli, jadwal waktu pengerjaan, dan biaya akan

    dibuat selanjutnya sesuai batasan dan ruang lingkup masing-masing.