proposalku edit

68
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang sebagian besar lahan daratan digunakan untuk aktivitas pertanian, mayoritas masyarakat Indonesia mempunyai mata pencaharian sebagai petani yang mendukung lahan pertanian tanaman pangan. Upaya untuk meningkatkan produksi holtikultura seiring dengan pertumbuhan penduduk yang juga semakin tinggi serta perancangan program peningkatan gizi masyarakat yang memerlukan dukungan dari sektor pertanian pangan untuk menyediakan sayuran dan buah - buahan dalam jumlah yang cukup (Siswadi, 2006). Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong- terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar (Harpenas, 2009). 1

Upload: maield-licklider-al-khawarizmi

Post on 07-Aug-2015

153 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposalku Edit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara yang sebagian besar lahan daratan digunakan

untuk aktivitas pertanian, mayoritas masyarakat Indonesia mempunyai mata

pencaharian sebagai petani yang mendukung lahan pertanian tanaman pangan.

Upaya untuk meningkatkan produksi holtikultura seiring dengan pertumbuhan

penduduk yang juga semakin tinggi serta perancangan program peningkatan gizi

masyarakat yang memerlukan dukungan dari sektor pertanian pangan untuk

menyediakan sayuran dan buah - buahan dalam jumlah yang cukup (Siswadi, 2006).

Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan

merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi.

Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung

minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan

panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam

dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus

membelinya di pasar (Harpenas, 2009).

Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan

sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang

baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk

memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan

panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai

diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama

dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering.

Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya:

Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji)

(Harpenas, 2009).

1

Page 2: Proposalku Edit

Tanaman cabe termasuk tanaman sayuran yang mudah tumbuh di mana saja.

Buktinya tanaman cabe bisa telah berhasil dibudidayakan serta dikembangkan secara

luas di India, Sri Lanka, Malaysia, Indonesia, Amerika Tengah, Amerika Selatan,

Afrika Utara, serta Hawai. Di Indonesia, tanaman cabai banyak ditemukan dari

Sabang sampai Merauke. Sebagai salah satu Negara tropis yang besar, hampir seluruh

pelosok negeri Indonesia terdapat tanaman cabai. Menurut data BPS tahun 2008,

sentra penanaman cabai terbesar berada di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur,

dan Sumatra Utara (Harpenas, 2009).

Cabai rawit (Capsicum frutescens ) termasuk sayuran buah dan merupakan

bahan yang dibutuhkan sehari- hari pada setiap rumah tangga sebagai bumbu dapur.

Rasanya pedas dan banyak mengandung vitamin C. Cabai rawit juga banyak

digunakan untuk industri makanan kaleng, saus dan industri obat- obatan.Disamping

sebagai konsumsi dalam negeri, cabe juga merupakan komoditi eksport yang tinggi

nilainya. Untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi, banyak faktor-faktor yang harus

diperhatikan, salah satu diantaranya adalah tersedianya unsur- unsur hara di dalam

tanah, baik unsur hara makro maupun mikro (Nellahutasoit, 2001).

Kebutuhan tanaman akan unsur hara pada Cabai rawit merupakan tanaman

hortikultura(sayuran) yang buahnya dimanfaatkan untuk keperluan aneka pangan.

Cabai rawit banyak digunakan sebagai bumbu dapur, yakni sebagai bahan penyedap

berbagai macam masakan, antara lain sambal, saus, aneka sayur, acar, lalap, asinan,

dan produk-produk makanan kaleng. Dalam industri makanan, ekstrak bubuk cabai

rawit digunakan sebagai pengganti lada untuk membangkitkan selera makan bagi

kebanyakan orang. Sebagai bumbu berbagai masakan dan hidangan makanan dalam

lingkungan masyarakat.(Nellahutasoit, 2001).

Selain digunakan sebagai penyedap masakan, cabai rawit juga dapat

digunakan dalam pembuatan ramuan obat-obatan (industri farmasi), industri

kosmetika, industri pewarna bahan makanan, bahan campuran pada berbagai industri

pengolahan makanan dan minuman, serta penghasil minyak atsiri. Dalam bidang

peternakan ekstrak bubuk cabai rawit digunakan sebagai campuran makan ternak,

2

Page 3: Proposalku Edit

terutama makanan burung ocehan, burung hias, dan ayam. Rasa pedas yang terdapat

pada cabai rawit karena adany kandunga n zat capsaicin dapat merangsang burung

untuk sering berkicauan dan merangsang ayam untuk segera bertelur (Nellahutasoit,

2001).

Cabai rawit mengandung zat oleorisin, yang dapat diperoleh dengan cara

ekstraksi menggunakan pelarut organik, misalnya alkohol dan heksan.Proses

pembuatan oleorisisn meliputi penggilingan (maserasi), sktraksi, penghilangan

perlarut (destilasi), dan finising at dan bleeding. Dalam indutsri farmasi zat oleorisin

dan zat-zat aktif (capsaicin) yang terdapat dalam bemtuk larutan capsikum adalah

obat yang digukan secara luas untuk mengobati berbagai jenis penyakit, misalnya

gangguan pada tulang, rematik.sakit kepala, sakit penggang, bisul pada anak-anak,

sakit perut, diare kram,sakit gigi, mulas, radang pada tenggorokan, sesak nafas, pegal-

pegal, penyakit kulit atau gatal-gatal, Polio, penyakit mata, bronkhitis, influensa,

masuk angin, sinusitis dan asma serta mencegah infeksi sistem pencernaan

(Nellahutasoit, 2001).

Cabai rawit juga dapat mencegah kanker karena kandungan flavonoid dan anti

oksidan yang terdapat didalamnya. Bubuk cabai rawit yang dikombinasi dengan 25

ml jus lemon madu dan air panas cukup baik untuk mengobati penyakit teggorokan.

Obat lain yang mengandung cabai dan banyak terdapat dipasaran adalah koyo, yang

digunakan untuk meringankan pegal-pegal dan sakit gigi.Buah cabai rawit juga

mengandung minyak atsiri, yang dapat diperoleh melalui proses ekstraksi. Minyak

atsiri dapat digunakan sebagai bahan baku obat-obatan dan bahan baku kosmetika.

Dalam industri farmasi, minyak atsiri dapat menggantikan fungsi minyak kayu putih

(Nellahutasoit,2001) .

Komposisi gizi cabai rawit, buah cabai rawit mengandung zat-zat gizi yang

cukup lengkap, yakni kalori, protein, lemak, karbohidrat, mineral, (kalsium, fosfor,

besi), vitamin, dan zat-zat lain yang berkhasiat obat, misalnya oleoresin, capsaicin,

bioflavonoid, minyak asitri, karatenoid, (kapsantin,kapsorubin, karoten, dan lutein).

Pada umumnya, cabai rawit juga mengandung 0,1% - 1% rasa pedas, yang

3

Page 4: Proposalku Edit

disebababkan oleh kandungan zat capsaicin dan dihidrocapsaicin. Dibandingkan

dengan jenis cabai besar (termasuk paprika), kandungan capsaicin dan

dihidrocapsaicin pada cabai rawit cukup tinggi. Oleh karena itu, cabai rawit memiliki

rasa lebih pedas dari pada jenis cabai lainnya. pat dipenuhi dengan pemupukan,

dimana pemupukan bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah hingga

pertumbuhan tanaman lebih baik (Nellahutasoit, 2001).

Selain air, pupuk merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi tanaman.

Pupuk ibarat makanan bagi tanaman, sangat penting untuk pertumbuhan dan

kelangsungan hidup tanaman. Di dalam pupuk terkandung berbagai jenis unsure hara

yang sangat penting bagi tanaman. Pada zaman dahulu pupuk memang belum begitu

dibutuhkan oleh tanaman karena tanah di lapisan top soil masi kaya akan unsure hara.

Seiring berjalannya waktu, unsur hara yang ada di dalam tanah menjadi semakin tipis

akibat diserap oleh tanaman dan juga oleh karena terbawa air hujan. Di samping itu,

dengan semakin terbatasnya lahan pertanian, banyak usaha pertanian yang terpaksa

dilakukan di atas tanah yang kurang subur. Kini bahkan tanaman juga diusahakan di

dalam pot dengan menggunakan tanah atau media tanam yang kandungan unsur

haranya kurang mencukupi (Nurheti Yuliarti, 2009).

Untuk meningkatkan kandungan unsur hara itulah pupuk dibutuhkan.

Seberapa banyak pupuk yang diperlukan tentu bergantung pada kondisi tanah.

Menurut Balai Penelitian/Balai Teknologi Pertanian, faktor yang menentukan berapa

banyak unsur hara yang diperlukan untuk koreksi ialah kondisi kesuburan tanah itu

sendiri, kemasaman (pH) tanah, kelembaban tanah, tinggi rendahnya kadar bahan

organik dalam tanah, kemampuan penyerapan terhadap pupuk (zat - zat mineral) dari

tanaman, faktor iklim, dan nilai ekonomi tanaman yang dibudidayakan. Kandungan

unsur hara pada lapisan permukaan tanah dapat di tingkatkan dengan pemupukan, di

samping tergantung pada proses - proses yang terjadi dalam pembentukan tanah.

Faktor iklim, jasad hidupdan bahan - bahan lainnya sangat berpengaruh terhadap

proses ini. Segala unsur yang hilang terangkut bersama tanaman yang dipanen harus

segera diganti dengan melakukan pemupukan(Nurheti Yuliarti, 2009).

4

Page 5: Proposalku Edit

Seiring merebaknya gaya hidup kembali alam, pupuk organik jadi populer

kembali. Pupuk jenis ini memang memiliki berbagai keunggulan dibanding pupuk

kimia, diantaranya dapat mengatur sifat tanah dan dapat berperan sebagai penyangga

pupuk ini dapat mengembalikan kesuburan tanah. Pupuk organik dapat dibuat dari

berbagai bahan organik yang ada di alam, misalnya sampah tanaman. Dengan

bantuan teknologi yang ada saat ini pupuk organik dapat tampil lebih menarik. Jenis

tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya

daun johar, gamal, dan lamtorogung ( Chairani Hanum, 2011).

Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan tanaman bahan

organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair menyediakan

nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,

seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu

dengan penggunaan pupuk cair. Pupuk cair tersebut dapat dibuat dari kotoran hewan

yang masih baru. Kotoran hewan yang dapat digunakan misalnya kotoran kambing,

domba, kelinci atau ternak lainnya. Larutan tersebut merupakan pupuk cair yang

bagus untuk memupuk pertumbuhan tanaman. Pupuk ini dapat digunakan untuk

berbagai macam tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang bagus lebih baik pupuk cair

tersebut diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk satu bagian larutan,

tambahkan 1 atau 2 bagian air. Larutan tersebut digunakan untuk menyiram tanaman,

di sekeliling tanaman. Beberapa tanaman dapat juga langsung menggunakan pupuk

cair tersebut misalnya jagung. Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena

unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui

akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya

apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-

daun (Redhanie, 2009)

5

Page 6: Proposalku Edit

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana pengaruh

pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum

frutescens )” ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut : ”Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk pelengkap cair terhadap

pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens)”.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemberian Pupuk Pelengkap Cair

terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens ).

2. Dapat menjadi bahan informasi bagi pengembangan budidaya tanaman cabai

rawit (Capsicum frutescens) dan sebagai bahan pertimbangan pada penelitian

selanjutnya.

6

Page 7: Proposalku Edit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1 Tinjauan Cabai Rawit

2.1.1.1 Tanaman Cabai Rawit

Cabai rawit merupakan jenis tanaman hortikultura yang menghasilkan

buah dengan rasa pedas. Buah cabai rawit ukurannya lebih kecil dibandingkan

dengan ukuran buah cabai jenis cabai besar (cabai hibrida). Namun, rasa buah

cabai rawit lebih pedas dibandingkan dengan cabai besar karena memiliki

kandungan oleoresin yang lebih tinggi. Cabai rawit juga dikenal sebagai tanaman

yang mudah beradaptasi dengan lingkungan tempat tumbuhnya. Cabai rawit bisa

hidup dalam kisaran suhu yang luas, yaitu antara 15 - 32° C. Di antara jenis

tanaman cabai lainnya, tanaman cabai rawit memiliki umur lebih panjang bahkan

bisa mencapai tahunan. Karena itu, tanaman cabai rawit dapat di golongkan

menjadi tanaman tahunan (Ir.Purwono, MS ,2003).

2.1.1.2 Klasifikasi Tanaman Cabe

Menurut (Warsino, 2010) susunan klasifikasi tanaman cabai

rawit(Capsicum frutescen) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum frutescens (cabai rawit)

7

Page 8: Proposalku Edit

2.1.1.3 Morfologi Tanaman Cabai

Secara morfologi bagian - bagian atau organ - organ penting dari

tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Daun

Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada

daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna

permukaan daun bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan

hijau kebiruan. Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya

berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang

halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 — 11

cm, dengan lebar antara 1 — 5 cm (Warsino, 2010).

Gambar 1 Daun Tanaman Cabai

2. Morfologi tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens)

3. Batang

Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak

berkayu. Biasanya, batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian

membentuk banyak percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang

batang biasanya tidak melebihi 100 cm. Namun untuk jenis cabai besar,

panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Batang

tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda. Pada batang-batang

yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama coklat

seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan

jaringan parenkim (Warsino, 2010)

8

Page 9: Proposalku Edit

4. Akar

Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri

dari akar serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan

hasil simbiosis dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki

akar tunggang, namun ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang

berfungsi sebagai akar tunggang semu (Warsino, 2010).

Gambar 2 Tanaman Cabai

5. Bunga

Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang

sama, yaitu berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk

dalam sub kelas Ateridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada

ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan. Dalam

satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga saja. Mahkota bunga tanaman

cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan ungu.

Diameter bunga antara 5 — 20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan

bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga

betina. Pemasakan jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama, sehingga

tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun dilahan, penyerbukan

silang lebih diutamakan. Karena itu, tanaman yang ditanam di lahan dalam

9

Page 10: Proposalku Edit

jumlah yang banyak, hasilnya lebih baik dibandingkan tanaman cabai yang

ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman cabai biasanya dibantu angin atau

lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk penyerbukan antara 10 — 20

km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang justru akan merusak

tanaman. Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah dilakukan saat

lebah tertarik mendekati bunga tanaman cabai yang menarik penampilannya

dan terdapat madu di dalamnya (Warsino, 2010).

6. Buah dan Biji

Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak

dikenal dan memiliki banyak variasi. Menurut Sanders et. al. (1998), buah

cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle, cayenne,

pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan

blocky bell (Tabel 3). Namun menurut Peet (2001), hanya ada 10 tipe bentuk

buah cabai, di mana tipe elongate bell dan blocky bell dianggap sama

(Warsino, 2010).

2.1.1.4 Syarat tumbuh tanaman cabai rawit

Untuk dapat tumbuh dengan baik hasil yang maksimum sesuai dengan

potensi produksinya, tanaman cabai rawit memerlukan kondisi lingkungan

yang menentukan pertumbuhan tanaman cabai rawit. Tetapi secara umum,

terdapat empat faktor lingkungan utama yang menentukan,yakni :

a. Suhu

Suhu merupakan factor penting dalam proses kehidupan tanaman. Hal

ini karena proses biokimia dalam tanaman sangat di pengaruhi oleh suhu.

Aktivitas biokimia tanaman yang di pengaruhi oleh suhu udara antara lain

proses penyerbukan tanaman, pembentukan warna, dan pembentukan

kualitas buah yang di hasilkan. Demikian pula dengan tanaman cabai rawit.

Demikian pula dengan tanaman cabai rawit. Supaya tanaman cabai rawit

yang di budidayakandapat tumbuh dengan baik, suhu ideal untuk

pertumbuhannya harus dipenuhi. Tanaman cabai secara umum dikenal

10

Page 11: Proposalku Edit

sebagai tanaman sayuran yang dapat tumbuh pada rentang suhu yang cukup

luas, yakni pada kisaran 15 - 32°C. Dengan begitu, tanaman cabai dapat di

budidayakan baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Penting

untuk di ingat bahwa tanaman cabai cukup sensitive terhadap suhu rendah.

Apabila suhu lingkungan di bawah 15°C, pertumbuhan tanaman cabai akan

terganggu (Wiryanta, 2002).

Gambar 3 Budidaya Tanaman Cabai

b. Cahaya tanaman

Cahaya memiliki pengaruh yang sama penting dengan suhu. Cahaya

merupakan sumber energy bagi proses fotosintesis. Tanaman

membuhtuhkan cahaya yang cukup untuk mendapatkan pertumbuhan yang

sehat dan pembentukan buah yang maksimum selama masa produksinya.

Tanaman cabai rawit akan tumbuh maksimum di bawah cahaya dengan

kisaran panjang gelombang 400 – 700nm (Wiryanta, 2002).

c. Tanah

Fungsi tanah bagi tanaman tidak hanya menyediakan unsur - unsur

mineral, tetapi juga sebagai tempat berpegang dan bertumpuhnya tanaman

agar dapat tumabuh tegak. Hal ini terkait dengan kinerja akar dalam tanah.

Perakaran ini dapat menjalankan fungsinya dengan baik jika tanah sebagai

media tumbuh tidak menyediakan ruang yang cukup. Akibatnya,

pertumbuhan tanaman terhambat dan tidak dapat tegak. Pada teknik

11

Page 12: Proposalku Edit

penanaman cabai rawit menggunakan wadah, media tanah yang digunakan

tentu terbatas. Supaya proses budidaya tetap berjalan dengan baik,

kebutuhan minimal ruang perakaran harus dipenuhi. Diameter wadah yang

di gunakan tidak kurang 30cm dan kedalaman tanah untukperakaran cabai

tidak boleh kurang dari 50cm.Dari kedua syarat tersebut , dapat digunakan

cara sederhana dan mudah dipraktikkan. Bila diameter wadah 30cm,

kedalaman idealnya adalah 50cm, begipula sebaliknya (Wiryanta, 2002).

d. Air

Bagi tanaman, air tidak hanya berfungsi sebagai sistem pelarut sel

tanaman, tetapi juga sebagai media pengangkutan unsur – unsur makanan

di dalam tanah. Karena itu, air sangat di perlukan dalam proses

pertumbuhan tanaman. Di sisi lain, air juga di perlukan tanaman sebagai

hara untuk pembentukan persenyawaan baru. Seperti lazimnya tanaman

lain, tanaman cabai juga membutuhkan air yang baik untuk

pertumbuhannya. Air yang digunakan sebaiknya tidak mengandung kadar

garam (salinitas) terlalu tinggi atau mengandung logam – logam berat. Sel

– sel tanaman cabai sangat rentan terutama terhadap pengaruh kadar

garam, pertumbuhan tanaman cabai dapat terhambat bahkan mati. Air yang

digunakan sebaiknya bebas polutan dan berkadar garam rendah(Wiryanta,

2002).

e. Pemeliharaan tanaman cabai rawit

Pemeliharaan tanaman cabai (Capsicum frutescens). Untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan dari tanaman yang di tanam maka

perlu dilakukan langkah - langkah agar terhindar dari hama maupun

penggangu pertumbuhan tanaman sebagai, berikut :

1. Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena pada

siang harinya tanaman banyak membuhtuhkan air untuk proses

fotosintesis ( Ir.Purwono.,MS ).

12

Page 13: Proposalku Edit

2. Pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman yang rutin,

karena apa bila berlebihan dapat menyebabkan akar tanaman busuk,

penyiraman hanya dilakukan jika tanah kering (Harpenas, 2009).

3. Untuk mengurangi risiko serangan penyakit, memperkokoh tanaman,

dan mengoptimalkan sinar matahari, perlu di lakukan perempelan

tunas air tanaman cabai (Wiryanta, 2007).

4. Saat tanamn berumur 7 dan 14 hari setelah penanaman, kita perlu

melakukan penyulaman atau mengganti bibit tanaman cabai yang mati

dengan bibit tanaman yang baru ( Wiryanta, 2007).

5. Untuk menjaga kondisi tanaman, bunga pertama dan kedua yang

muncul sebaiknya dibuang juga karena pada saat tersebut sebenarnya

kondisi tanaman cabai belum waktunya untuk berbua (Wiryanta,

2007).

6. Tanaman cabai mutlak memerlukan ajir atau urus untuk membantu

pertumbuhan supaya tegak, mencegah tanaman roboh karena berat

buah dan angin (Wiryanta, 2007).

7. Pemupukan pada tanaman, terutama pada tanaman cabai, bertujuan

untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman, selain unsur

hara yang diambil tanaman dari tanah (Wiryanta, 2007).

8. Salah satu perawatan yang juga harus dijaga yaitu sanitasi kebun yang

meliputi penjagaan kebersihan areal kebun. Daun, buah, dan tunas

hasil air hasil perempelan harus dimusnahkan dengan cara di bakar

atau di buang jauh – jauh (Wiryanta, 2007).

13

Page 14: Proposalku Edit

2.1.2 Tinjauan tentang Pupuk pelengkap cair

2.1.2.1 Kandungan pupuk pelengkap cair

Pupuk cair jenis ini memiliki kegunaan, untuk menyuburkan

tanaman keseluruhannya yaitu daun, bunga, buah tanaman menjadi

subur, mencegah daun berkerut atau keriting serta berlubang,

menyuburkan daun, menyuburkan penunasan dan tunas - tunas baru

mencegah kelayuan daun, menyuburkan pembuahan, menjadikan buah

subur dan mencegah kerontokan buah. Pemakaiannya seperti

pengaplikasian pupuk daun atau dapat dikategorikan Pupuk Pelengkap

Cair (Chairani, 2011).

2.1.2.2 Kegunaan pupuk pelengkap cair.

Pupuk cair jenis ini memiliki kegunaan, untuk menyuburkan

tanaman keseluruhannya yaitu daun, bunga, buah tanaman menjadi

subur, mencegah daun berkerut atau keriting serta berlubang,

menyuburkan daun, menyuburkan penunasan dan tunas - tunas baru

mencegah kelayuan daun, menyuburkan pembuahan, menjadikan buah

subur dan mencegah kerontokan buah. Formula organik pupuk ini di

proses untuk merangsang pertumbuan dan kesuburan tanaman serta

ramah terhadap lingkungan, namun secara umum pupuk organik buatan

ini memiliki kandungan hara seperti yang tercantum dalam table berikut:

Tabel 1 Kandungan Hara Pupuk Organik

No Kandungan Hara Jumlah

1 Nitrogen 15%

2 P2O5 15 - 18%

3 K2O 15 - 18%

4 Sulfur 5, 2 - 5,4%

5 Protein 70,3 %

6 Lemak 1,18%

14

Page 15: Proposalku Edit

7 Organik lain 1,55%

Pupuk ini pun mengandung unsur hara mikro seperti, Fe, Mn,

Cu, Mg, Za, Ca, B,dan Co kandungan sisanya adalah air sebagai

pelarut (Pinus, 2007) .

Pupuk cair dapat berbahan dari daun gamal, daun lamtoro,

kulit kerang, air ikan, kulit pisang, kulit semangka, kulit papaya, air

beras, dan rebung. Adapun manfaat dari bahan-bahan ini:

Kulit buah-buahan sebagai makanan dari organisme

Kulit kakao sebagai penghasil kalium

Daun lamtoro dan daun gamal sebagai penghasil nitrogen

Cangkang telur dan kulit kerang sebagai penghasil posfat

Rebung dan pucuk labu sebagai penghasil auksin dan giberelin

Semua bahan-bahan dicampur menjadi satu menjadi pupuk NPK dan

ZPT (Nurheti, 2009)

2.1.2.3 Keuntungan Pupuk Pelengkap Cair

Pada pembuatan formula pupuk cair tentu saja ada tujuannya,

yaitu untuk mengatasi beberapa kendala penggunaan pupuk padat yang

diberikan melalui akar kemudian kurang efektif atau kurang mengenai

sasaran karena penyerapan zat hara melalui akar banyak di

pengaruhi oleh kondisi media tumbuh. Selain itu, pupuk padat kurang

cepat bereaksi untuk memperbaiki kekurangan hara tanaman mudah

mengalami pencucian, serta kurang dapat memenuhi kebutuhan hara.

sebaliknya, penggunaan pupuk bentuk cair dapat secara cepat

mengatasi defisiensi hara, tidak pernah ada masalah pencucian hara, dan

mampu menyediakan hara secara cepat (Pinus, 2007). Pemupukan lewat

daun dipandang lebih berhasil digunakan dibandingkan lewat akar.

Seperti diketahui bahwa daun memiliki mulut daun (stomata). Stomata

ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur oleh tekanan

15

Page 16: Proposalku Edit

turgor dari sel-sel penutup. Hal ini erat hubungannya dengan terik

matahari, angin serta suhu. Untuk menggantikan cairan yang hilang.

Kalau yang di semprotkan bukan air, tetapi larutan pupuk maka tanaman

ini akan menyerap air dan zat-zat makanan yang di butuhkannya untuk

pertumbuhan. Itulah sebabnya dikatan penyerapan hara lewat daun

lebih cepat (Pinus, 2007).

Keuntungan lain dari pada pupuk cair ialah didalamnya terkandung

unsur hara mikro. Umumnya tanaman sering kekurangan unsur hara mikro

bila hanya mengandalkan pupuk akar yang mayoritas berisi hara makro.

Dengan pemberian pupuk cair melalui daunyang berisi mikro

makakekurangan tersebut dapat teratasi tidak kalah pentingnya dengan

pemakaian pupuk cair maka tanah akan terhindar dari kelelahan atau rusak

(Pinus, 2007).

Adanya kebijakan pemerintah, serta keinginan pecinta lingkungan

untuk mempertahankan keadaan dalam memperbaiki sumber daya alam

sebagai suatu sumber hidup manusia maka orang beramai - ramai

memproduksi pupuk organik buatan. Saat ini banyak pupuk organik buatan

yang beredar dipasar namun, pada dasarnya semuanya sama, yaitu berasal

dari pupuk organik (Pinus, 2007).

Pupuk organik berasal dari pelapukan bahan - bahan organik seperti

sisa sisa tanaman, serta hewan, tumbuhan, dan manusia sebelum abad -20,

orang telah mengenal pemupukan. Sekarang pemupukan telah umum

dilakukan, walaupun tidak cukup dengan cara tradisional. Pemupukan

bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah yang telah tercuci, tetapi

masalahnya kemudian bagaimana dengan petani yang sudah bergantung

pada pupuk buatan. Selain haraganya yang mahal juga sangat terbatas bagi

petani, salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah dengan memberikan

pupuk organik (Pinus, 2007).

16

Page 17: Proposalku Edit

Berdasarkan peraturan Meteri pertanaian No. 02 / pert/ hk. 060 / 2

/2006 pasal 1, yang berbunyi pupuk organic adalah pupuk yang sebagian

besar atau seluruhnya terdiri dari tanaman atau hewan yang telah melalui

proses rekayasa dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk

mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan biologi

tanah (Novizan, 2005) .

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau

lebih unsur untuk menggantikan unsur yang telah habis terisap oleh

tanaman. Sampai urusan menyuburkan tanah seluruhnya di tentukan oleh

pupuk organik. Kala itu, belum ada pupuk anorganik seperti urea. Dapat di

maklumi kalau tanah yang rata - rata masih subur secara alamiah kian subur

saja dengan adanya pupuk organik (Novizan, 2005).

Pupuk selain menambah unsur hara makro dan mikro didalam tanah

juga pupuk organik ini pun terbukti sangat baik di dalam memperbaiki

sturktur tanah pertanian pupuk organik tidak lain adalah bahan yang di

hasilkan dari berbagai pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan dan manusia.

Secara umum pupuk hanya di bagi dalam 2 (dua) kelompok berdasarkan

asalnya, yaitu pupuk anorganik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36

( pupuk P), KCL (pupuk) serta pupuk organik seperti, pupuk kandang,

kompos, dan pupuk hijau, humus, pupuk guano dan pupuk organic cair

(Pinus,2007).

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian : Pengaruh Pupuk Pelengkap Cair Terhadap Pertumbuhan

Tanaman Terung (Solanum melongena) Dataran Rendah. Penelitian dilaksanakan

selama bulan Mei sampai dengan September 2010 yang dilakukan oleh Kadek

Warniasih (2011). Panen dilakukan sebanyak empat kali yaitu sejak tanaman berumur

50 hari setelah tanam hingga umur 75 hari setelah tanam. Hal ini berarti dalam

penelitian ini kurun waktu panen tanaman terong yang ditanam lebih lama jika

17

Page 18: Proposalku Edit

dibandingkan dengan deskripsi tanaman terong yang sudah didapatkan sebelumnya

(50-60 hari setelah tanam). Keadaan ini diduga akibat dari pengaruh pemberian

pupuk organik cair terhadap tanaman terong yang dapat menyebabkan kurun waktu

panen tanaman terong bmenjadi lebih lama.

Tanaman terong menunjukkan pertumbuhan yang relatif serempak untuk

semua perlakuan selama pertumbuhan di lahan. Hal ini ditandai dengan rata-rata

benih mulai berkecambah pada umur 6-7 hari setelah benih tersebut ditanam di lahan

dan hampir seragamnya umur berbunga (hanya berbeda 1-2 hari antar perlakuan) dan

umur panen yang seragam yaitu pada umur 50 hari setelah tanam untuk semua

perlakuan.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman terong akan baik jika jumlah unsur

hara yang diberikan turut diperhatikan. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk

dengan dosis yang tidak sesuai akan berpengaruh terhadap hasil tanaman. Pemupukan

di zona defisien akan meningkatkan bobot kering tanaman, sedangkan pemupukan di

zona berlebihan akan mengakibatkan peningkatan kandungan unsur hara tertentu di

dalam jaringan tanaman. Apabila hal ini terjadi, maka efisiensi pemupukan tidak

tercapai. Dengan demikian, diperlukan adanya pengujian-pengujian untuk

mendapatkan suatu rekomendasi pemupukan yang sesuai tentang dosis dan frekuensi

pemberian pupuk yang dianjurkan, khususnya pupuk organik cair.

Pupuk organik cair yang digunakan dalam penelitian ini mengandung unsur

hara makro dan mikro cukup lengkap, selain itu pupuk tersebut juga mudah larut

dalam air sehingga kemungkinan dengan cepat dapat diserap oleh tanaman. Hal ini

merupakan sifat baik dari pupuk organik cair yang diaplikasikan melalui daun, karena

efeknya akan cepat terlihat. Unsur hara mikro dapat merangsang pembentukan ATP,

yang mempunyai peranan penting di dalam menyerap energi sinar matahari.

18

Page 19: Proposalku Edit

2.3 Kerangka Berpikir

Cabai rawit (Capsicum frutescens) salah satu tanaman sayuran yang sangat

penting sebagai pelengkap kebutuhan sehari - hari masyarakat, karna (Capsicum

frutescens) memiliki manfaat selain sebagai sumber vitamin juga mengandung gizi

tinggi yang selalu dihadirkan dimeja makan hampir diseluruh rumah tangga

Indonesia, baik di pedesaan maupun di kota.

Buah Cabai rawit (Capsicum frutescens) mengandung zat-zat gizi yang cukup

lengkap, yakni kalori, protein, lemak, karbohidrat, mineral, (kalsium, fosfor, besi),

vitamin, dan zat-zat lain yang berkhasiat obat, misalnya oleoresin, capsaicin,

bioflavonoid, minyak asitri, karatenoid, (kapsantin,kapsorubin, karoten, dan lutein).

Pada umumnya, cabai rawit juga mengandung 0,1% - 1% rasa pedas, yang

disebababkan oleh kandungan zat capsaicin dan dihidrocapsaicin. Dibandingkan

dengan jenis cabai besar (termasuk paprika), kandungan capsaicin dan

dihidrocapsaicin pada cabai rawit cukup tinggisumber kalori yang cukup besar yaitu

sekitas 24 kalori. Dengan penggunaannya yang begitu luas, maka cabai rawit

(Capsicum frutescens) memiliki peluang bisnis yang baik sebagai komunitas yang

bernilai ekonomi tinggi. Kebutuhan akan akan cabai rawit (Capsicum frutescens)

terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah industri pengolahannya yang

memerlukan bahan baku cabai rawit. Peluang pemasarannya tidak hanya terbatas

dalam negeri, tetapi berpeluang pemasarannya keluar negeri.

Dalam memenuhi permintaan pasar, berbagai cara dilakukan untuk

membudidayakan tanaman cabai yang sesuai dengan daya dukung agroekosistem

dengan menijau aspek agronomis yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman

cabai rawit antara lain penyiapan lahan, pembibitan benih , penanaman, penyulaman,

pemupukan, penyiangan, penyiraman dan penggemburan tanah.

Dari semua faktor tersebut diatas, penyiapan lahan merupakan hal yang

penting, dimana tanah sangat penting untuk tanaman. Tanah tersebut menentukan

mati dan hidupnya tanaman dan produktif tidaknya tanaman. Agar tanah mampu

mengoptimalkan produksi tanaman, bahan organik dalam air (drinase) dan sirkulasi

19

Page 20: Proposalku Edit

udara (aesrase) dalam tanah menjadi lancar selain itu, harus diimbangi juga dengan

memperkaya kandungan material dalam tanah dengan berbagai unsur – unsur organik

maupun anorganik.

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dari tanaman cabai rawit

(Capsicum frutescens) dengan Pupuk Pelengkap Cair yang memberikan unsur hara

mikro / makro pada tanaman.

2.4 Hipotesis

Untuk memberikan arah jelas dan pedoman dalam pelaksanaan penelitian,

maka perlu dirumuskan hipotesis. Adapun Hipotesis yang dapat di rumuskan pada

penelitian ini adalah:

1. H0 (Hipotesis Nol)

Tidak ada pengaruh pemberian pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan

tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens).

2. H1 ( Hipotesis Alternatif)

Ada pengaruh pemberian pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan tanaman

cabai rawit (Capsicum frutescens).

20

Page 21: Proposalku Edit

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimen dengan memakai variabel bebas yaitu

Pupuk Pelengkap Cair kemudian mengukur pengaruhnya terhadap variabel terikat

yaitu Pertumbuhan cabai rawit (Capsicum frutescens).

3.2 Objek Penelitian

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens). Sebagai objek yang akan diamati

dalam penelitian ini yang bertempat dilahan cabai rawit (Capsicum frutescens)

pekarangan rumah.

3.3 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 1 (satu) bulan yang dimulai pada bulan Maret

2012 yang bertempat dilahan perkebunan cabai rawit (Capsicum frutescens) berlokasi

di Jln. Pajalesang Kota palopo, Kecamatan Wara, Propinsi Sulawesi - Selatan.

3.4 Alat dan Bahan

3.4.1 Alat

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berilkut:

gelas ukur 100 ml, mistar, alat tulis menulis (buku dan pulpen), spayer, cangkul dan

parang, dan patok.

3.4.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens), pupuk pelengkap cair (PPC), Tanah,

label dan polibag.

21

Page 22: Proposalku Edit

3.5 Desain Penelitian

Penelitian ini digunakan dalam penyiraman tanaman setiap perlakuan tediri

dari 4 sampel tiap tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) dan setiap perlakuan

diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga jumlah unit pengamatan keseluruhan

adalah 4 x 3 = 12 tanaman.

Adapun perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut :

PO : Tanpa pemberian pupuk pelengkap cair ( kontrol)

P1 : Pemberian pupuk pelengkap cair 3 cc/ 1 liter air

P2 : Pemberian pupuk pelengkap cair dengan 4 cc/ 1 liter air

P3 : Pemberian pupuk pelengkap cair dengan 5 cc/ 1 liter air

Skema Desain Penelitiaan

22

Tanaman cabai

PPC

P1+ 3 cc/ 1 L air

P3+ 5 cc /1 L air

POKontrol

P2+ 4 cc / 1 L air

Pengaruh pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum frutescens)

Page 23: Proposalku Edit

3.6 Metode kerja

3.6.1 Tahap Persiapan – Persiapan Penelitian

Dalam penelitian ini uji yang akan digunakan adalah pupuk pelengkap cair

yang terbuat dari beberapa bahan seperti daun gamal, daun lamtoro, kulit kerang, air

ikan, kulit pisang, kulit semangka, kulit papaya, air beras, dan rebung.

Cara kerja membuat pupuk pelengkap cair.

Siapkan ember besar dan karung untuk tempat penampungan bahan-bahan

pembuat Pupuk Cair. Masukkan bahan yaitu air pencucian beras. Pencucian ikan, air

kelapa, kulit kakao, kulit kerang, cangkang telur, buah-buahan busuk, kulit semangka,

rebung, sabuk kelapa, daun lamtoro, daun gamal, pucuk labu, gula merah dan air

untuk melarutkan semua bahan kedalam ember yang telah tersedia.

Setelah semua bahan telah tercampur kadalam ember besar, ditutup dengan

rapat dengan menggunakan selotip. Ember dan toples dipasangkan dengan

menggunakan selang agar gas yang ada didalam tidak mengalami pertukaran udara.

Toples harus berisi air agar udara luar tidak masuk ke dalam ember. Kemudian

disimpan di tempat yang aman selama 2 minggu. Yang menjadi patokan pupuk

pelengkap cair telah jadi yaitu sudah tidak adanya gelembung udara yang muncul di

dalam toples.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pembagian Tanaman

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) dibagi menjadi 4 perlakuan

dengan simbol PO,P1,P2, dan P3. Tiap perlakuan terdiri dari tiga unit tanaman.

Pembagian ini sesuai dengan kosentrasi masing – masing yaitu untuk PO (kontrol),

P1 (3 cc / 1 liter air) P2 (4 cc / 1 liter air), dan P3 (5 cc / 1 liter air).

Pemberian Pupuk Pelengkap Cair.

Pemberian Pupuk Pelengkap Cair (PPC) dilakukan dengan cara menyiram

secara langsung pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens) dengan

menggunakan timba sesuai dengan kosentrasi masing - masing yaitu untuk PO

(kontrol), P1 (3 cc / 1 liter air) P2 (4 cc / 1 liter air), dan P3 (5 cc / 1 liter air).

23

Page 24: Proposalku Edit

Pemeliharaan Tanaman cabai rawit

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman satu kali sehari yaitu pagi hari

disesuaikan dengan kondisi tanaman karena tanaman cabai rawit tidak terlalu

membutuhkan air.

Awal pemupukan pada saat tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens)

berumur 3 (tiga) minggu sampai tanaman berbuah atau menghasilkan. Pada saat

dilakukan pemupukan, setiap tanaman disiram larutaan pupuk pelengkap cair

keseluruh bagian tanaman sampai tanaman menjadi jenuh penyiraman pupuk

pelengkap cair dilakukan setiap seminggu sekali.

3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung

pertumbuhan tanaman kemudian cabai rawit (Capsicum frutescens) menghitung :

1. Panjang Daun

2. Lebar Daun

3. Tinggi Tanaman dan

Pengamatan pertumbuhan tanaman yang akan dilakukan pada cabai rawit

(Capsicum frutescens) saat setelah 1 (satu) minggu dilakukan perlakuan yaitu

penyiraman PPC terhadap tanaman. Pengamatan dilakukan di cabai rawit (Capsicum

frutescens) pagi hari, mulai pada pukul 7 sampai pada pukul 9 pagi. Penelitian ini

diamati sebanyak 1 (satu) kali seminggu yaitu setiap hari rabu dan diamati selama 7

minggu.

3.7.2 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh di analisis secara varians dalam bentuk uji f = 0,05

kemudian di lanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) taraf kepercayaan α

= 0,05.

24

Page 25: Proposalku Edit

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dari uji hasil yang dilakukan untuk rata-rata biji yang berkecambah setiap

minggunya, menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian Pupuk Organik Cair

terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens). Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Beda

Nyata Terkecil (BNT) yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1, Hasil pengamatan rata-rata pengaruh PPC pada tinggi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens) pada perlakuan PO,P1,P2,P3 untuk tiap ulangan.

PerlakuanUlangan

TotalRata-rataI II III

1 2 3 4 5 6P0 3,52 3,90 3,87 11,29 3,76

P1 4,12 4,60 4,95 13,67 4,56

P2 5,22 5,02 5,55 15,79 5,56

P3 5,72 5,68 6,27 17,67 5,89

Jumlah 40,75

Tabel 2. Analisis Varian (ANAVA) rata-rata pengaruh Pupuk Organik Cair Tingggi tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens) selama 4 minggu

Sumber Keragaman DB JK KT Fhit Ftab

Perlakuan 3 7,55 2,51 25,26* 4,06*

Galat 8 0,79 0,09    

Total 11 8,35      

Tabel 3 : Hasil Uji BNT rata-rata laju tinggi tanaman

25

Page 26: Proposalku Edit

Cabe Rawit (Capsicum frutescens)

Perlakuan rata-rataBNT 0,05

P3 3,76  

P2 4,560,07

P1 5,56

P0 5,89  

Keterangan : Angka yang disamping oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama, menunjukkan perbedaan yang nyata dengan uji BNT pada ∝ 0,05

Dengan BNT 5% (∝ 0,05) maka disimpulkan bahwa mulai dari perlakuan P0 sampai

perlakuan P3, mempunyai pebedaan yang nyata sehingga rata-rata perlakuan

didampingi oleh huruf yang berbeda Nilai,

Jumlah daun Cabe rawit (Capsicum frutascens)

26

Page 27: Proposalku Edit

Dari uji hasil yang dilakukan untuk rata-rata biji yang berkecambah setiap

minggunya, menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian Pupuk Organik Cair

terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens). Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Beda

Nyata Terkecil (BNT) yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tebel 4 : Hasil pengamatan rata-rata pengaruh PPC untuk jumlah daun cabe rawit

(Capsicum frutescens) pada perlakuan PO,P1,P2,P3 untuk tiap ulangan.

PerlakuanUlangan

TotalRata-rataI II III

1 2 3 4 5 6P0 3.00 3.25 3.25 9.50 3.17P1 3.50 3.50 3.75 10.75 3.58P2 4.75 4.25 5.00 14.00 4.67P3 5.25 5.25 5.50 5.00 5.33

Jumlah 39,25

Tabel 5. Analisis Varian (ANAVA) rata-rata pengaruh Pupuk Organik Cair jumlah daun Cabe Rawit (Capsicum frutescens) selama 4 minggu

Sumber Keragaman DB JK KT Fhit Ftab

Perlakuan 3 8,84 2,94 56,63* 4,07*

Galat 8 0,41 0,05    

Total 11 9,26      

Tabel 6 : Hasil Uji BNT rata-rata jumlah daunCabe Rawit (Capsicum frutescens)

27

Page 28: Proposalku Edit

Perlakuan rata-rataBNT 0,05

P3 5,33  

P2 4,67 0,04P1 3,58

P0 3,17  

Dengan BNT 5% (∝ 0,05) maka disimpulkan bahwa mulai dari perlakuan P0 sampai

perlakuan P3, mempunyai pebedaan yang nyata sehingga rata-rata perlakuan

didampingi oleh huruf yang berbeda Nilai.

Luas Daun Cabe rawit (Capsicum frutascens)

Dari uji hasil yang dilakukan untuk rata-rata biji yang berkecambah setiap

minggunya, menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian Pupuk Organik Cair

terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens). Untuk

melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Beda

Nyata Terkecil (BNT) yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 7, Hasil pengamatan rata-rata pengaruh PPC pada luas daun cabe rawit (Capsicum frutescens) pada perlakuan PO,P1,P2,P3 untuk tiap ulangan.

PerlakuanUlangan

TotalRata-rataI II III

1 2 3 4 5 6P0 1,87 1,67 1,72 5,26 1,75

P1 2,50 3,00 4,33 9,83 3,28

P2 3,75 3,62 4,05 11,42 3,81

P3 4,22 4,60 5,00 13,82 4,61

Jumlah 40,33

Tabel 8. Analisis Varian (ANAVA) rata-rata pengaruh Pupuk Organik Cair untuk luas daun Cabe Rawit (Capsicum frutescens) selama 4 minggu

28

Page 29: Proposalku Edit

Sumber Keragaman DB JK KT Fhit Ftab

Perlakuan 3 13,02 4,34 15,70* 4,07*

Galat 8 2,21 0,27    

Total 11 15,23      

Tabel 9 : Hasil Uji BNT rata-rata luas daunCabe Rawit (Capsicum frutescens)

Perlakuan rata-rataBNT 0,05

P3 4,61  

P2 3,810,21

P1 3,28

P0 1,75  

Data tabel 4 diatas menunjukkan bahwa rata-rata laju tumbuh

perkecambahan biji Cabe Rawit (Capsicum frutescens) yang tertinggi adalah pada

perlakuan P3 (5 cc/ 1 ltr air)

Data tabel diatas menunjukkan bahwa semakin banyak Pupuk Organik Cair

yang diberikan, maka pertumbuhan Cabe Rawit (Capsicum frutescens) semakin

cepat.

Dengan BNT ∝ 0,05, maka disimpulkan bahwa mulai dari perlakuan P0

(control) sampai dengan perlakuan P3 (Pemberian Pupuk Organik Cair 5 cc/ 1 ltr air)

mempunyai perbedaan yang nyata sehingga setiap rata-rata perlakuan didampingi

oleh huruf yang berbeda.

Grafik pengamatan hasil rata-rata pengaruh PPC pada Perlakuan P0,P1,P2,P3 untuk

tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun

29

Page 30: Proposalku Edit

P0 P1 P2 P30

1

2

3

4

5

6

3.76

4.56

5.565.89

3.173.58

4.67

5.33

1.75

3.28

3.81

4.61

Tinggi tanamanJumlah daunLuas daun

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang pertumbuhan Cabe Rawit

(Capsicum frutescens) yaitu dengan mengamati Tinggi tanaman, Jumlah daun, dan

Luasn Daun. Maka dapat ditetapkan bahwa Pupuk Organik Cair pada setiap

konsentrasi perlakuan P0 : Kotrol (Tanpa pemberian Pupuk Oganik cair), P1 :

(Pemberian Pupuk Organik Cair 3 cc/ 1 ltr air), P2 : (Pemberian Pupuk Organik Cair

4 cc/ 1 ltr air), P3 : (Pemberian Pupuk Organik Cair 5 cc/ 1 ltr air) memberikan daya

tumbuh yang berbeda terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun dan luasn

daun Cabe Rawit (Capsicum frutescens), dimana pengaruh ekstrak yang berpengaruh

terhadap pertumbuhan tinggi tanaman cabe rawit yaitu terdapat pada perlakuan

P3 = Pemberian Pupuk Organik Cair 5 cc/ 1 ltr air, Pemberian Pupuk Organik Cair 5

cc/ 1 ltr air. Jumlah daun yaitu pada perlakuan P3 dan Luas Daun pada perlakuan , P3

: Pemberian Pupuk Organik Cair 5 cc/ 1 ltr air

30

Page 31: Proposalku Edit

Cabe Rawit (Capsicum frutescens) merupakan salah satu komoditas

sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga

jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah

zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu

kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan

harian setiap orang, namun harus di konsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri

lambung (Sayuti . 2006)

Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan

sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang

baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Media tanam

dari bahan yang subur seperti Pupuk Cair. Keuntungan dari hal tersebut adalah

mempermudah aliran nutrisi yang diberikan pada tanaman.  Kardinan. (2002)

mengatakan, bahwa pemberian bahan organik berpengaruh baik terhadap

pertumbuhan tanaman karena dapat memperbaiki sifat , kimia dan biologi tanah.

Bahan organik cair yang telah terurai akan melepaskan senyawa  yang sederhana

yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sejauh mana pengaruh pemberian pupuk an

organik dengan pupuk organik cair terhadap hasil cabe rawit sistim budidaya

vertikultur, adalah merupakan salah satu tantangan yang perlu dikaji.

Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik

kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan

kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang

dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik fisik

dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan

pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya

cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.

Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali fase

perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus. Bahan organik juga

berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat

31

Page 32: Proposalku Edit

meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman.

Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman, juga

sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk organik yang

berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya. Penggunaan pupuk

kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar kompos berbahaya

karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik yang dapat

mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini

akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan

dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Pupuk

organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer menjadi butir sekunder tanah

dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi penyimpanan, penyediaan air,

aerasi tanah, dan suhu tanah (Parnata, Ayub 2004).

Tingginya laju pertumbuhan Cabe Rawit (Capsicum frutescens) disebabkan

oleh kerena banyak senyawa kimia yang terdapat pada Pupuk Organik Cair.

Senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya seperti Penyediaan hara makro

(nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink,

tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit.

Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanahMembentuk senyawa kompleks

dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa Pupuk Organik Cair mampu

mempengaruhi laju pertumbuhan Cabe Rawit (Capsicum frutescens) pada setiap

perlakuan yang diberikan, semakin banyak Pupuk Organik Cair yang diberikan pada

pertumbuhan Cabe Rawit (Capsicum frutescens) semakin nyata pula laju

pertumbuhan terhadap Cabe Rawit (Capsicum frutescens), seperti yang nampak pada

tiap-tiap perlakuan yang diberikan. Dengan demikian, hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa Pupuk Organik Cair dapat menambah laju pertumbuhan Cabe

Rawit (Capsicum frutescens)

32

Page 33: Proposalku Edit

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

33

Page 34: Proposalku Edit

Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

pemberian pupuk organik untuk tiap perlakuan P0, P1, P2, P3 menunjukkan bahwa

pertumbuhan yang baik terdapat pada perlakuan P3 (5 cc/ 1 ltr air) untuk masing-

masing pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa Pupuk Organik Cair mampu mempengaruhi laju pertumbuhan

Cabe Rawit (Capsicum frutescens) pada setiap perlakuan yang diberikan, semakin

banyak Pupuk Organik Cair yang diberikan pada pertumbuhan Cabe Rawit

(Capsicum frutescens) semakin nyata pula laju pertumbuhan terhadap Cabe Rawit

(Capsicum frutescens), seperti yang nampak pada tiap-tiap perlakuan yang diberikan.

Dengan demikian, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa Pupuk Organik Cair

dapat menambah laju pertumbuhan Cabe Rawit (Capsicum frutescens)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan agar :

1. penggunaan Pupuk Organik Cair lebih ditinggkatkan dalam sektor

pertanian khususnya bagi para petani yang membudidayakan Cabe

Rawit (Capsicum frutescens).

2. Perlu dilakukan penelitian  lebih lanjutan dengan isolasi jarak  pada

perlakuan tanaman antagonis.

3. Perlu mengapilkasikan dengan skala sempit pada lokasi/lahan yang

bermasalah.

4. Perlu penelitian lanjut lamanya ketahanan pupuk kandang didalam

tanah dan efek yang ditimbulkan bagi kesehatan tubuh kita apabila

mengkonsumsi makanan yang, mengunakan berupa sayur-sayuran yang

menggunakan pupuk kandang.

Daftar Pustaka

34

Page 35: Proposalku Edit

Cahyono, Bambang. 2009. Cabai Rawit Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Agromedi Pustaka. Jakarta.

Hanum, Chairani. 2011. Pupuk Cair. Sejati. Jakarta.

Harpenas, Asep. 2009. Budi Daya Cabai Unggul. Penebar Swadaya. Surabaya.

Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nellahutasoit. 2011. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk N dan P Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Rawit. Publised.

Novisan .2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Nurhety, Yuliarti. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Andi. Jakarta.

Parnata, Ayub (2004). Pupuk Organik Cair. Jakarta:PT Agromedia Pustaka.

Pinus, Lingga. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta

Purwono, Ms. 2003. Bertanam Cabai Dalam Pot. Agromedia Pustaka. Bogor.

Rudhy. 2009. Pupuk Alami. Graminea. Bogor.

Sayuti . 2006. Geografi budaya dalam wilayah pembangunan daerah Sumatera Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Siswadi . 2006. Budidaya Tanaman Sayuran. PT. Intan Sejati. Klaten

Warsino. 2010. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai. Gramedia. Jakarta

Wiryanta, Wahyu. 2002. Bertanam Cabai Pada Musim Hujan. Agromedia Pustaka. Jakarta.

35

Page 36: Proposalku Edit

Table 10. Pertumbuhan Cabe Rawit (Capsicum frutescens) Pada Tiap Perlakuan P0, P1, P2, dan P3 Pada minggu terakhir pengamatan

PerlakuanPengamatan ke-      

I II III IV Jumlah Rata-

36

Page 37: Proposalku Edit

rataPoA1 3.00 3.40 3.70 4.00 14.10 3.53PoA2 3.50 3.90 4.00 4.20 15.60 3.90PoA3 3.20 3.80 4.00 4.50 15.50 3.88P1A1 3.50 3.90 4.30 4.80 16.50 4.13P1A2 3.70 4.30 4.80 5.60 18.40 4.60P1A3 4.00 4.70 5.00 6.10 19.80 4.95P2A1 4.50 4.90 5.30 6.20 20.90 5.23P2A2 4.20 4.80 5.10 6.00 20.10 5.03P2A3 4.60 5.20 5.80 6.60 22.20 5.55P3A1 4.90 5.20 5.90 6.90 22.90 5.73P3A2 4.70 5.30 6.00 6.70 22.70 5.68P3A3 5.00 6.00 6.60 7.50 25.10 6.28

Tabel 11, Hasil pengamatan rata-rata pengaruh PPC pada tinggi tanaman cabe rawit (Capsicum frutescens) pada perlakuan PO,P1,P2,P3 untuk tiap ulangan.

PerlakuanUlangan

TotalRata-rataI II III

1 2 3 4 5 6P0 3,52 3,90 3,87 11,29 3,76

P1 4,12 4,60 4,95 13,67 4,56

P2 5,22 5,02 5,55 15,79 5,56

P3 5,72 5,68 6,27 17,67 5,89

Jumlah 40,75

Tabel 12. Analisis Varian (ANAVA) rata-rata pengaruh Pupuk Organik Cair Tingggi tanaman Cabe Rawit (Capsicum frutescens) selama 4 minggu

Sumber Keragaman DB JK KT Fhit Ftab

37

Page 38: Proposalku Edit

Perlakuan 3 7,55 2,51 25,26* 4,06*

Galat 8 0,79 0,09    

Total 11 8,35      

Tabel 13 : Hasil Uji BNT rata-rata laju tinggi tanamanCabe Rawit (Capsicum frutescens)

Perlakuan rata-rataBNT 0,05

P3 3,76  

P2 4,560,07

P1 5,56

P0 5,89  

Keterangan : Angka yang disamping oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama, menunjukkan perbedaan yang nyata dengan uji BNT pada ∝ 0,05

Dengan BNT 5% (∝ 0,05) maka disimpulkan bahwa mulai dari perlakuan P0 sampai

perlakuan P3, mempunyai pebedaan yang nyata sehingga rata-rata perlakuan

didampingi oleh huruf yang berbeda Nilai,

Tebel 14 : Hasil pengamatan rata-rata pengaruh PPC untuk jumlah daun cabe rawit

(Capsicum frutescens) pada perlakuan PO,P1,P2,P3 untuk tiap ulangan.

Perlakuan Ulangan Total Rata-

38

Page 39: Proposalku Edit

rataI II III1 2 3 4 5 6

P0 3.00 3.25 3.25 9.50 3.17P1 3.50 3.50 3.75 10.75 3.58P2 4.75 4.25 5.00 14.00 4.67P3 5.25 5.25 5.50 5.00 5.33

Jumlah 39,25

Tabel l5. Analisis Varian (ANAVA) rata-rata pengaruh Pupuk Organik Cair jumlah daun Cabe Rawit (Capsicum frutescens) selama 4 minggu

Sumber Keragaman DB JK KT Fhit Ftab

Perlakuan 3 8,84 2,94 56,63* 4,07*

Galat 8 0,41 0,05    

Total 11 9,26      

Tabel 16 : Hasil Uji BNT rata-rata jumlah daunCabe Rawit (Capsicum frutescens)

Perlakuan rata-rataBNT 0,05

P3 5,33  

P2 4,67 0,04P1 3,58

P0 3,17  

Dengan BNT 5% (∝ 0,05) maka disimpulkan bahwa mulai dari perlakuan P0 sampai

perlakuan P3, mempunyai pebedaan yang nyata sehingga rata-rata perlakuan

didampingi oleh huruf yang berbeda Nilai.

Tabel 17, Hasil pengamatan rata-rata pengaruh PPC pada luas daun cabe rawit (Capsicum frutescens) pada perlakuan PO,P1,P2,P3 untuk tiap ulangan.

39

Page 40: Proposalku Edit

PerlakuanUlangan

TotalRata-rataI II III

1 2 3 4 5 6P0 1,87 1,67 1,72 5,26 1,75

P1 2,50 3,00 4,33 9,83 3,28

P2 3,75 3,62 4,05 11,42 3,81

P3 4,22 4,60 5,00 13,82 4,61

Jumlah 40,33

Tabel 18. Analisis Varian (ANAVA) rata-rata pengaruh Pupuk Organik Cair untuk luas daun Cabe Rawit (Capsicum frutescens) selama 4 minggu

Sumber Keragaman DB JK KT Fhit Ftab

Perlakuan 3 13,02 4,34 15,70* 4,07*

Galat 8 2,21 0,27    

Total 11 15,23      

Tabel 19 : Hasil Uji BNT rata-rata luas daunCabe Rawit (Capsicum frutescens)

Perlakuan rata-rataBNT 0,05

P3 4,61  

P2 3,81 0,21

40

Page 41: Proposalku Edit

P1 3,28

P0 1,75  

1. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf ∝ 0,05

a. Tinggi TanamanBNT = f α (DB Galat) √2s 2

ulangan

= f0,05 (8) √2 KGTulangan

= f0,05 (8) √2 x 0,093

= 2,306 x 0,03= 0,07

b. Jumlah daunBNT = f α (DB Galat) √2s 2

ulangan

= f0,05 (8) √2 KGTulangan

= f0,05 (8) √2 x 0,053

= 2,306 x 0,01= 0,04

c. Luas daunBNT = f α (DB Galat) √2s 2

ulangan

= f0,05 (8) √2 KGTulangan

= f0,05 (8) √2 x 0,273

41

Page 42: Proposalku Edit

= 2,306 x 0,09= 0,21

Nilai Persentil Untuk Distribusi F(Bilangan badan daftar menyatakan Fpi

Baris atas p = 0,05 dan baris bawah p = 0,01)

y1 = dkpenyebu

ty2 = dk bilangan

  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

42

Page 43: Proposalku Edit

1 1614052

2004999

2165403

2255625

2305764

2345859

2375928

2395981

2416022

2426056

2436082

2446106

2

18,51

98,49

19,100

99,01

19,16

99,17

19,25

99,25

19,30

99,30

19,33

99,33

16,36

99,34

19,37

99,39

19,38

99,48

19,39

99,40

19,40

99,41

19,41

99,42

3

10,13

34,12

9,5530,81

9,2829,4

6

9,1228,7

1

9,0128,2

4

8,9427,9

1

8,8827,6

7

8,8427,4

9

8,8127,3

4

8,7827,2

3

8,7627,1

3

8,7427,0

5

47,7121,2

0

6,9418,00

6,9516,6

9

6,3915,9

8

6,2615,5

2

6,1615,2

1

6,0914,9

8

6,0414,8

0

6,0014,6

6

5,9614,5

4

5,9314,4

5

5,9114,5

56,6116,2

6

5,7913,27

5,4112,0

6

5,1911,3

9

5,0510,9

7

4,9510,6

7

4,8810,4

5

4,8210,2

7

4,7810,1

5

4,7410,0

5

4,709,96

4,689,89

65,9913,7

4

5,1410,92

4,769,78

4,539,15

4,398,75

4,288,47

4,218,26

4,158,10

4,107,98

4,067,87

4,037,79

4,007,72

75,59

12,25

4,749,55

4,358,45

4,127,85

3,977,46

3,877,19

3,797,00

3,736,84

3,686,71

3,636,62

3,606,54

3,576,46

85,3211,2

6

4,468,65

4,077,59

3,847,01

3,696,63

3,586,37

3,506,19

3,446,03

3,395,91

3,345,82

3,315,74

3,285,67

95,1210,5

6

4,268,02

3,866,99

3,636,42

3,486,06

3,375,80

3,295,62

3,235,47

3,185,35

3,135,26

3,105,18

3,075,11

104,9610,0

4

4,107,56

3,716,55

3,485,99

3,335,64

3,225,39

3,115,21

3,075,06

3,024,95

2,974,85

2,944,78

2,914,71

11 4,849,65

3,987,20

3,596,22

3,365,67

3,205,32

3,095,07

3,014,88

2,954,74

2,904,63

4,542,76

4,462,72

4,402,69

12 4,759,33

3,886,93

3,195,95

3,265,41

3,115,06

3,004,82

2,924,65

2,854,50

2,804,39

2,764,30

2,724,22

2,694,16

13 4,679,07

3,806,70

3,415,74

3,185,20

3,024,86

2,924,62

2,844,44

2,774,30

2,724,19

2,674,10

2,634,02

2,603,96

14 4,608,86

3,746,51

3,345,56

3,115,03

2,964,69

2,854,46

2,774,28

2,704,14

2,654,03

2,603,94

2,563,86

2,533,80

15 4,548,68

3,686,36

3,295,42

3,064,89

2,904,56

2,794,32

2,704,14

2,644,00

2,593,89

2,553,80

2,513,73

2,483,67

16 4,498,53

3,636,23

3,245,29

3,014,77

2,854,44

2,744,20

2,664,03

2,593,89

2,543,78

2,493,69

2,453,61

3,552,38

17 4,458,40

3,596,11

3,205,18

2,964,67

2,814,34

2,704,10

2,623,93

2,553,79

2,503,68

2,453,59

2,413,52

2,383,45

18 4,418,28

3,556,01

3,165,09

2,934,58

2,774,25

2,664,01

2,583,85

2,513,71

2,463,60

2,413,51

2,373,44

2,343,37

19 4,388,18

3,525,93

3,135,01

2,904,50

2,744,17

2,633,94

2,553,77

2,483,63

2,433,52

2,383,43

2,343,36

2,313,30

20 4,358,10

3,495,58

3,104,94

2,874,43

2,714,10

2,603,87

2,523,71

2,453,56

2,403,45

2,353,37

2,313,30

2,283,23

p Fp

Lampiran F 205Daftar nilai baku studen pada taraf uji 10, 5, 1 dan 0,1%Untuk uji Beda Nyata Terkecil (Least Signifikant Difference test)

43

Page 44: Proposalku Edit

v = DrajatTraf Kritis

BebasGalat

0,100 0,050 0,010 0,001 1 6,314 12,706 63,657  2 2,920 4,303 9,925 31,5893 2,353 3,182 5,841 12,9414 2,132 2,776 4,604 8,6105 2,015 2,571 4,032 6,859   6 1,943 2,447 3,707 5.9597 1,895 2,365 3,499 5,4058 1,860 2,306 3,355 5,0419 1,833 2,262 3,250 4,78110 1,812 2,228 3,169 4,587   11 1,796 2,201 3,106 4,43712 1.782 2,179 3,055 4,31813 1,771 2,160 3,012 4,22114 1,761 2,145 2,977 4,14015 1,753 2,131 2,947 4,037   16 1,746 2,120 2,921 4,01517 1.74 2,110 2,898 3,96518 1,734 2,101 2,878 3,92219 1,729 2,093 2,861 3,88320 1,725 2,086 2,845 3,850   21 1,721 2,080 2,831 3,81922 1,717 2,074 2,819 3,79223 1,714 2,069 2,807 3,76724 1,711 2,064 2,797 3,74525 1,708 2,060 2,787 3,725   26 1,706 2,056 2,779 3,70727 1,703 2,052 2,771 3,69028 1,701 2,048 2,763 3,67429 1,699 2,045 2,756 3,65930 1,697   2,042   2,750   3,646

Dokumentasi

44

Page 45: Proposalku Edit

Gambar 4 : Pembuatan PPC

Gambar 5 : Hasil Fermentasi PPC

45

Page 46: Proposalku Edit

Gambar 6 : Penanaman biji cabai rawit

Gambar 7 : Perlakuan pada pengamatan Cabai rawit

46

Page 47: Proposalku Edit

Gambar 8 : Penyiraman PPC pada tanaman cabai rawit

Gambar 9 : Pengukuran tanaman cabai rawit

47