proposal.doc
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE PRE-SOLUTION POSING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN KARAKTER SISWA SMA SANUDIN PANGKALAN BALAIProposal
Oleh
SUTRIYAH
Nomor Induk Siswa 2012122046
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2014
1.1 Latar BelakangDalam usaha peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan strategi belajar mengajar yang diharapkan mampu memperbaiki sistem pendidikan yang telah berlangsung selama ini. Pemerintah berupaya keras dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UUD Sisdiknas:Pasal 3).
Adanya mata pelajaran Fisika di sekolah diharapkan setiap siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan konsep-konsep fisika yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menghasilkan manusia yang mempunyai kemampuan dan potensi yang dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa dan negara.
Mata pelajaran fisika adalah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaiakan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap percaya diri (kurikulum 2004).
Pengajaran fisika selalu diikuti oleh pengerjaan soal-soal. Pengerjaan soal secara optimal dapat mengetahui hasil pembelajaran. Soal yang hanya memerlukan satu langkah berfikir, mengingat satu rumus dan hanya memasukan angka-angka ke dalam rumus, kurang berarti dalam membiasakan berfikir analisis. Untuk melatih kemampuan tersebut, diperlukan soal penyelesainya memerlukan langkah berfikir, yang memerlukan panduan dari beberapa konsep yang berkaitan.
Saat peneliti melakukan pengamatan di beberapa sekolah,penyelesaian soal-soal fisika menggunakan format diketahui;. ,ditanya..,dan jawab, bila diperhatikan secara cermat aspek analisis penyelesaian belum tampak, karena pada umumnya bagian penyelesaian langsung akhirnya. Penyelesaian soal-soal fisika yang terpenting adalah kerangka berfikir penyelesaiannya dan bukan perhitu-ngan matematisnya.
Dalam pengamatan juga diperoleh informasi sebagai berikut: kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa, Tingginya interaksi yang terjadi antara siswa dan guru, kurangnya interaksi antara siswa dalam pembelajaran. kurangnya kemampuan bekerja sama dalam belajar, kurang semangatnya siswa dalam mengerjakan tugas. Hal ini terlihat dari tugas-tugas latihan siswa. Siswa hanya menjawab dengan memasukan angka-angka ke dalam rumus yang telah ada.
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada, dibutuhkan suatu variasi model pembelajaran, strategi pembelajaran diantaranya model pembelajaran problem posing. Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui pelajaran soal (berlatih soal secara mandiri)
Model pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre- solution posing untuk mata pelajaran fisika di SMA X diharapkan lebih efektif, karena siswa akan belajar lebih aktif dalam berpikir sehingga konsep fisika dapat lebih mudah dipahami siswa.
1.2 Rumusan MasalahDari uraian di atas dirumuskan masalah dalam penelitian ini :
1. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing terhadap hasil belajar fisika siswa di SMA?2. Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing terhadap karakter siswa di SMA?1.3 Pembatasan MasalahMengingat luasnya permasalahan yang menyangkut sekolah, siswa dan bahan kajian mata pelajaran Fisika, maka perlu diberi batasan sebagai berikut:
1. Pembelajaran problem posing yang dijadikan penelitian adalah pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing .
2. Materi yang digunakan adalah Suhu dan Kalor yang merupakan bahan ajar mata pelajaran Fisika SMA kelas X semester I.
3. Karakter siswa yang akan dikembangkan meliputi berfikir kreatif, kritis dan logis bekerja dengan teliti, jujur dan berperilaku santun serta keterampilan social seperti bekerja sama dan saling menghargai.1.4 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing terhadap hasil belajar fisika dan karakter siswa di SMA?1.5 Manfaat PenelitianManfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Bagi siswa : penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dipelajari sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
2. Bagi guru: sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa SMA.
3. Bagi sekolah: penelitian ini dapat memberikan informasi dan kajian dalam pengembangan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran siswa di sekolah.
A. Landasan Teori
A.1 PROBLEM POSINGProblem posingmerupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut. Dalam pembelajaran,problem posing(pengajuan soal) menempati posisi yang strategis. Siswa harus menguasai materi dan urutan penyelesaian soal secara mendetil. Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya ranah pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar secara mandiri.
Problem posingjuga dapat dikatakan sebagai perumusan soal agar lebih sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai. Hal ini terutama terjadi pada soal-soal yang rumit. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran problem posing adalah sebagai berikut Guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa. Penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan.
1. Guru memberikan latihan soal secukupnya.
2. Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok.
3. Pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh siswa.
4. Guru memberikan tugas rumah secara individual.
Aurbech menyatakan problem posing bermakna untuk mengajar kemampuan berfikir kritis, dengan langkah-langkah yaitu: Menguraikan isi, menggambarkan masalah, menyederhanakan masalah, mendiskusikan masalah dan mendiskusikan alternatif pemecahan masalah.
Dalam mencari pemecahan masalah tidak harus didapatkan satu solusi. Seorang guru harus melatih siswanya untuk mencari kemungkinan solusi yang lain dengan me-ngembangkan konsekuensi yang diterima jika mereka mengambil salah satu solusi masalah tersebut.
Dalam pembelajaran problem posing masalah yang diajukan tidak harus baru. Hal tersebut juga menyangkut pembentukan kembali dari permasalahan yang telah ada atau bahkan pembentuk masalah dari masalah yang telah ada atau bahkan pembentuk masalah yang telah diperoleh solusinya. Seperti yang dinyatakan Dunker (2010) bahwa problem posing tidak bisa dipisahkan dengan problem solving. Setiap langkah dari pemecahan masalah akan selalu ada pengajuan masalah di dalamnya.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa problem posing adalah bentuk model pembelajaran yang menekankan pada pengajuan soal atau perumusan masalah oleh siswa dan disertai jawaban dari permasalahan tersebut.
Keterlibatan siswa untuk turut belajar dengan cara menerapkan model pembelajaran problem posing merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Siswa tidak hanya menerima materi dari guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkan sendiri. Hasil belajar tidak hanya menghasilkan nilai tetapi dapat meningkatan pengetahuan dan konsep fisika. Kemampuan siswa untuk mengerjakan soal-soal sejenis uraian perlu dilatih, agar penerapan model pembelajaran problem posing dapat optimal. Kemampuan tersebut akan tampak dengan jelas bila siswa mampu mengajukan soal-soal secara mandiri maupun berkelompok. Kemampuan siswa untuk me-ngerjakan soal tersebut dapat dideteksi lewat kemampuannya untuk menjelaskan penyelesaian soal latihan. Penerapan model pembelajaran problem posing dapat melatih siswa belajar kreatif, disiplin, dan meningkatkan konsep fisika.
Silver (1994) telah mengklasifikasikan problem posing seperti:
(1) Pre-SolutionSebelum penyelesaian masalah, dimana beberapa masalah dihasilkan secara teliti dari stimulus yang disajikan seperti sebuah gambar, kisah atau cerita, diagram, paparan dan lain-lain.
(2) During (within-solution)Selama penyelesaian masalah ketika siswa secara sengaja merubah suatu hasil dan kondisi dari permasalahan.
(3) After Problem Posing (post-solution).Setelah penyelesaian masalah, ketika pengalaman dari konteks penyelesaian masalah diterapkan pada situasi yang baru.
Model pembelajaran problem posing dapat dikembangkan dengan memberikan suatu masalah yang belum terpecahkan dan meminta siswa untuk menyelesaikannya (Silver,1994) menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri dapat diaplikasikan dalam 3 bentuk aktivitas kognitif matematika yakni sebagai berikut:
1. Problem Posing tipe Pre-Solution Posing
Siswa membuat pertanyaan dan jawaban berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh guru. Jadi, yang diketahui pada soal itu dibuat guru , sedangkan siswa membuat pertanyaan dan jawabannya sendiri.
2. Problem Posing tipe Within Solution Posing
Siswa memecahkan pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan yang relevan dengan pertanyaan guru.
3. Problem Posing tipe Post Solution Posing
Siswa membuat soal yang sejenis dan menantang seperti yang dicontohkan oleh guru. Jika guru dan siswa siap maka siswa dapat diminta untuk mengajukan soal yang menantang dan variatif pada pokok bahasan yang diterangkan guru. Siswa harus bisa menemukan jawabannya. Tetapi ingat, jika siswa gagal menemukan jawabannya maka guru merupakan narasumber utama bagi siswanya, sehingga guru harus benar-benar menguasai materi.
Problem posing tipe pre-solution posing merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ini mewajibkan siswa membuat pertanyaan dan jawaban sendiri berdasarkan soal yang diberikan guru. Berdasarkan pendapat Aurbech, Suyitno dan Silver. Maka penerapan model pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing adalah sebagai berikut:
a. Menguraikan isi
Guru menjelaskan materi kepada siswa jika perlu untuk memperjelas konsep menggunakan, pada langkah ini guru memberikan siswa dengan sebuah kode.
b. Menggambarkan masalah
Guru memberikan contoh-contoh soal, dengan model problem posing tipe pre-solution posing yaitu memberi stimulus berupa seperti sebuah gambar, kisah atau cerita, diagram, paparan dan lain-lain, kemudian siswa menggambarkan masalah/ menjabarkan masalah yang diberikan dengan me-ngidentifikasi stimulus yang diberikan.c. Membuat masalah
Guru memberi latihan dengan model problem posing tipe pre-solution posing dengan mengaitkan masalah yang berhubu-ngan dengan kehidupan mereka sehari-hari.
d. Mendiskusikan masalah
Pada langkah ini, seorang guru menjadi fasilitator untuk memandu siswanya berdiskusi untuk memecahkan masalah. Fasilitator atau guru hanya memantau dan mengarahkan jalannya kegiatan belajar mengajar, tidak boleh ikut terlibat dalam pemecahan masalah. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan para siswa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencari pemecahan masalah sendiri.
e. Mendiskusikan alternatif pemecahan masalah
Guru membahas tugas yang diberikan dengan model problem posing tipe pre solution posing dan guru melatih siswa untuk mencari kemungkinan pertanyaan lain yang didapat dari stimulus yang diberikan. Dalam penelitian ini model inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran fisika.A.2 KARAKTERKarakter secara etimologis barasal dari bahasa Yunani kasairo berarti cetak biru, format dasar, sidik seperti sidik jari. Dalam hal ini karakter adalah given atau sesuatu yang sudah ada dari sananya. Namun, istilah karakter sebenarnya menimbulkan ambiguitas. Tentang ambiguitas terminologi karakter ini, Mounier (1956) mengajukan dua cara interpretasi. Ia melihat karakter sebagai dua hal, yaitu pertama sebagai sekumpulan kondisi yang telah diberikan begitu saja, atau telah ada begitu saja dalam diri kita, karakter yang demikian ini dianggap sebagai sesuatu yang telah ada atau kodrat (given). Kedua, karakter juga bisa dipahami sebagai tingkat kekuatan mielalui mans seorang individu mampu menguasai kondisi tersebut. Karakter yang demikian ini disebutnya sebagai sebuah proses yang dikehendaki (willed). Ada pula yang mendefinisikan karakter sebagai berikut:
Character determines someone s private thoughts and someones actions done. Good character is the inward motivation to do what is right, accordng to the highest standard of behaviour, in every situation (Hill, 2002).
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Karakter yang menjadi acuan seperti yang terdapat dalam The Six Pillars of Character yang dikeluarkan oleh Character Counts! Coalition ( a project of The Joseph Institute of Ethics). Enam jenis karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi: berintegritas, jujur, dan loyal
b. Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain.
c. Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.
d. Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain.
e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam.
f. Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin
Karakter dapat juga disebut watak, yaitu paduan segala tabiat manusia yang bersifat tetap, sehingga menjadi ciri khusus yang membedakan orang satu dengan yang lain.
Karakter dapat dilihat dari tingkah laku ketika orang berinteraksi, yang memiliki arti psikologis dan etis. Dalam arti psikologis, karakter adalah sifat-sifat yang demikian nampak dan yang seolah-olah mewakili pribadinya. Sedangkan dalam arti etis, karakter hams me-ngenai nilai-nilai yang baik dan menunjukkan sifat-sifat yang selalu dapat dipercaya, sehingga orang berkarakter itu menunjukkan sifat mempunyai pendirian teguh, baik, terpuji dan dapat dipercaya. Berkarakter berarti memiliki prinsip dalam arti moral di mana perbuatannya atau tingkah lakunya dapat dipertanggungjawabkan dan teguh. Kementrian pendidikan Nasional mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa melalui pusat kurikulum meliputi:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. DisiplinTindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta Tanah Air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komuniktif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
B. Kerangka BerpikirSebagian besar siswa SMA mengalami kesulitan dalam belajar fisika. Kesulitan tersebut disebabkan karena kurang tertariknya siswa untuk belajar fisika. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan kebosanan atau kejenuhan, kurang memahami konsep dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Kejenuhan siswa belajar fisika menyebabkan siswa lebih banyak pasif dan kurang terlibat dalam proses belajar mengajar.
Model pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing menuntut siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa membuat pertanyaan dan jawaban berdasarkan pernyataan yang dibuat oleh guru. Jadi, yang diketahui pada soal itu dibuat guru , sedangkan siswa membuat pertanyaan dan jawabannya sendiri. Selain itu, pembelajaran ini dapat membantu meningkatkan sikap positif siswa dalam pembelajaran fisika. Pembelajaran problem posing memberikan kesempatan kepada siswa berpartisipasi lebih aktif untuk meluangkan ide-idenya.
C. HipotesisAdapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing dapat meningkatkan karakter siswa SMA untuk materi Suhu dan kalor.
2. Pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA untuk materi Suhu dan Kalor.
METODOLOGI PENELITIANA. Tempat dan waktu penelitian1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMA SANUDIN.2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada semester I kelas X SMA.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA SANUDIN.2. Sample
Sample dalam penelitian ini adalah 2 kelas siswa pada kelas X SMA SANUDIN, diambil secara random, 1 kelas sebagai kelas eksperimen dan 1 kelas sebagai kelas control.
C. Metode Penelitian1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan degan menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pretes-posttest.KelasVariabel bebasVariabel control
AXAT1
BXBT2
Keterangan:
A : Kelas eksperimen
B : Kelas control
XA: Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu kelas yang di ajar oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran problem posing tipe pre- solution posing
XB: Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol yaitu kelas yang diajar oleh guru de-ngan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori
T1: Hasil tes belajar fisika kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran problem posing tipe pre-solution posing
T2: Hasil tes belajar fisika kelompok kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran ekspositori.2. Prosedur Penelitian
a. Persiapan
- Perijinan (waktu, tempat, subjek, dan materi)
- Pembuatan Instrumen dan analisis instrumen
(Pretest, lembar pengamatan, kuisioner, tes evaluasi atau posttest)b. Pelaksanaan
- Pretest
- Pembelajaran dengan penerapan pembelajaran problem posing tipe pre- solution posing Observasi
c. Evaluasi (posttest)
d. Respon (angket atau kuisioner)
e. Analisis Data D. Teknik Pengumpulan DataTeknik-teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Dokumentasi
Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data yang sudah ada. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol serta untuk memperoleh data nilai awal peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Tes Tertulis
Tes tertulis terdiri dari pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas sebeum dikenai perlakuan. Posttest digunakan untuk kondisi akhir atau hasil belajar pada siswa setelah dikenai perlakuan. Sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar dan antusias/ motivasi selama pembelajaran.3. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data afektif, sikap dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Terutama dalam karakter siswa.
4. Kuisioner
Merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon dan antusias siswa terhadap penerapan pembelajaran problem posing tipe pre- solution posing.
E. Analisis Instrumen1. validitas
Validitas yang digunakan adalah validitas butir. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi product moment :
rxy=Keterangan:
y = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan
y = jumlah perkalian x dengan y
X2 = kuadrat dari x
y2 = kuadrat dari y2. Reliabilitas
Dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.
r11=(1-)
(Arikunto, 1999: 193)
Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varian butir/item
= varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.3. Taraf Kesukaran (TK)
Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
P=(Arikunto, 2005: 208)
Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan Interprestasi Tingkat Kesukaran sebagaimana terdapat dalam Tabel berikut:
Tingkat Kesukaran (TK)Interprestasi atau Penafsiran TK
TK < 0,30Sukar
0,30 TK 0,70Sedang
TK > 0,70Mudah
4. Daya Pembeda (DP)Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut.
D=-=PA-PB
Dimana:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel berikut.
Tabel
Interprestasi atau penafsiran Daya Pembeda (DP)
Daya Pembeda (DP)Interprestasi atau penafsiran DP
DP 0,70Baik sekali (digunakan)
0,40 DP < 0,70Baik (digunakan)
0,20 DP < 0,40Cukup
DP < 0,20Jelek
F. Analisis DataAnalisis data dalam penelitian ini meliputi analisis tahap awal dan tahap akhir.
a. Tahap Awal
1). Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas sampel adalah untuk mengetahui apakah data awal yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka untuk analisis lebih lanjut digunakan digunakan statistika parametrik dan jika tidak akan digunakan statistika non parametrik. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
H0 : data awal berdistribusi normal.
H1 : data awal tidak berdistribusi normal.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut.
1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.
4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas. 6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel.
7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva.8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5%.
9) Menarik kesimpulan, yaitu jika maka data berdistribusi normal.
2). Uji Homogenitas (Uji F)
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian memiliki kondisi yang sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut
Distribusi F digunakan untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok data.
Untuk mengetahui efektivitas.
F = Varians terbesar : Variansterkecil
3). Uji Kesamaan rata-rata
Sebelum sampel diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan rata-rata untuk mengetahui bahwa kedua sampel itu mempunyai kondisi awal rata-rata yang sama. Langkah-langkah uji kesamaan rata-rata adalah sebagai berikut.
1) Menentukan hipotesis.
2) Menentukan
3) Menentukan kriteria penerimaan hipotesis4) Menghitung t
5) Menentukan simpulan.
b. Tahap Akhir
1). Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk memastikan atau membuktikan apakah data yang akan dianalisis terdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini digunakan rumus Chi Kuadrat.
2= (fo fh)2: fh
2). Uji t-test Uji t-test digunakan untuk membandingkan penguasaan konsep siswa kelas control dan kelas eksperimen.3). Uji Regresi Linear
Uji Regresi Linear untuk mengetahui hubungan antara aktivitas siswa (X) terhadap penguasaan konsep siswa (kognitif) (Y). Selain itu untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara aktivitas siswa dengan penguasaan konsep siswa (kognitif).
Y= ax + b
Y = Subjeke dalam variable dependen yang diprediksikan
a = Harga Y ketika harga X= 0 (Harga konstan)
b= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunukkan angka peningkatan ataupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada perubahan variable independen. (Bila + arah garis naik, bila arah garis turun )
X =Subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu.DAFTAR PUSTAKASugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.Sugiyono.2009. METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D. Bandung : Alfabeta.http://fisika21.wordpress.com/2009/12/09/model-pembelajaran-problem-posing/Suharsimi,Arikunto.2012.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi AksaraRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nomor
: 1
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pembelajaran : Kinematika dengan Analisis Vektor
Alokasi Waktu : 16 45 menit
Jumlah Pertemuan : 4 kali
A. Kompetensi Dasar (KD)
3.1. Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor
4.1. Mengolah dan menganalisis data hasil percobaan gerak parabola dan gerak melingkar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.1.1. Menentukan hubungan x-t, v-t, dan a-t melalui grafik
3.1.2. Menentukan persamaan fungsi sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut pada gerak melingkar
3.1.3. Memformulasikan gerak meligkar berubah beraturan
3.1.4. Menganalisis gerak parabola dengan menggunakan vektor
4.2.1. Menemukan komponen-komponen dari gerak parabolaC. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan pertamaMelalui diskusi dan kerja kelompok dilanjutkan dengan pemberian soal uji kompetensi, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menentukan hubungan x-t, v-t, dan a-t melalui grafik secara tepat
Pertemuan kedua
Melalui diskusi dan kerja kelompok dilanjutkan dengan pemberian soal uji kompetensi, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menentukan persamaan fungsi sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut pada gerak melingkar secara tepat
2. Memformulasikan gerak melingkar berubah beraturan secara tepat
Pertemuan ketiga
Melalui diskusi dan kerja kelompok, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis gerak parabola dengan menggunakan vektor secara tepat
Diberikan kasus partikel yang bergerak dengan kecepatan vx untuk diselesaikan dalam diskusi kelompok, agar peserta didik dapat:
1. Menemukan komponen-komponen dari gerak parabolaD. Materi Pembelajaran
Kinematika dengan Analisis Vektor
Posisi, kecepatan, dan percepatan pada gerak dalam bidang
Posisi, kecepatan, dan percepatan sudut pada gerak melingkar
Gerak Parabola
E. Metode Pembelajaran
Diskusi
Demonstrasi
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
a. Pendahuluan (15 menit)
Siswa berkumpul dan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius).
Guru mengabsen,mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin).
Prasyarat kemampuan sebelum mempelajari subbab (paket halaman 6):
Perbedaan posisi, jarak dan perpindahan Perbedaan kelajuan dan kecepatan Menentukan turunan dan integral f(x) Motivasi: Guru menyebutkan mobil menempuh lintasan jalan sebagai benda yang bergerak pada bidang, pesawat terbang yang berpindah dari sebuah bandara ke bandara lain sebagai benda yang bergerak pada ruang. Kemudian guru menanyakan contoh gerak pada bidang dan gerak pada ruang lainnya pada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (145 menit)
Mengamati
Mengamati ilustrasi gerak dua dimensi gerak dalam bidang(dilakukan pada semester gasal).Mempertanyakan
Mempertanyakan tentang pengunaan vektor pada gerak dalam bidang
Mengeksplorasi
Mendiskusikan vektor posisi, kecepatan dan percepatan gerak dalam bidang
Mengasosiasi Mendiskusikan pemecahan masalah gerak dalam bidang pada pengamatan kehidupan sehari-hari secara berkelompok.Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok tentang pemecahan masalah gerak dalam bidang
c. Penutup (20 menit)
Guru bersama dengan peserta didik membuat simpulan kegiatan pembelajaran.
Guru memberikan umpan balik proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Guru meminta peserta didik untuk mempelajari konsep vektor-vektor pada gerak melingkar untuk pertemuan berikutnya. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan uji kompetensi bab I esai nomor 1,3,6,7,13,14,17,18,20.2. Pertemuan ke-2
a. Pendahuluan (15 menit)
Siswa berkumpul dan duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Memberikan salam dan berdoa (sebagai implementasi nilai religius). Mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Motivasi: Guru menanyakan secara analogi dengan gerak lurus, bagaimanakah menentukan kecepatan sudut jika diberikan fungsi posisi sudut dalam variabel waktu t?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (145 menit)
Mengamati
Mengamati ilustrasi gerak dua dimensi gerak melingkar
Mempertanyakan
Mempertanyakan tentang pengunaan vektor pada gerak melingkar
Mengeksplorasi
Mendiskusikan vektor posisi, kecepatan dan percepatan gerak melingkar
Mendiskusikan hubungan posisi sudut, kecepatan, dan percepatan gerak melingkar
Mengasosiasi
Mendiskusikan pemecahan masalah gerak dalam bidang melingkar pada pengamatan kehidupan sehari-hari secara berkelompok (kegiatan 1.2)
Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok tentang pemecahan masalahgerak dalam bidang
c. Penutup (20 menit)
Guru bersama dengan peserta didik membuat simpulan kegiatan pembelajaran.
Guru memberikan umpan balik proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik dalam pembelajaran.
Guru meminta peserta didik untuk mempelajari gerak parabola untuk pertemuan berikutnya. Tindak lanjut: Penugasan menjawab uji kompetensi bab I esai nomor 243. Pertemuan ke-3
a. Pendahuluan (15 menit)
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen,mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Prasyarat kemampuan sebelum mempelajari subbab (paket halaman 35):
Persamaan kecepatan dan posisi pada sebuah partikel yang bergerak dengan kesepatan tetap dan percepatan tetap.
Motivasi: guru melemparkan sebuah spidol dengan sudut elevasi tertentu terhadap bidang horizontal dan spidol lainnya dilepaskan jatuh bebas secara serentak, kemudian menanyakan apakah besaran yang sama?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti (145 menit)
Mengamati
Mengamati ilustrasi gerak parabola
Mempertanyakan
Mempertanyakan tentang pengunaan vektor pada gerak parabola
Mengeksplorasi
Mendiskusikan vektor posisi, kecepatan dan percepatan gerak parabola
Mendiskusikan hubungan posisi, kecepatan, dan percepatan gerak parabola
Mengasosiasi
Memprediksi posisi dan kecepatan pada titik tertentu berdasarkan pengolahan data percobaan gerak parabola (kegiatan 1.3)
Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil prediksi posisi dan kecepatan pada kegiatan 1.3
c. Penutup (20 menit)
Guru bersama dengan peserta didik membuat simpulan kegiatan pembelajaran.
Guru memberikan umpan balik proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Guru meminta peserta didik untuk mempelajari metode kosinus dan metode analitis dalam menentukan vektor resultanuntuk pertemuan berikutnya. Tindak lanjut: memberikan tugas mengerjakan uji kompetensi bab I esai nomor 29,30,32,33,35.4. Pertemuan ke-4 (2 jam)
Ulangan harian I
G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat
Sumber:
Buku Fisika XI Marthen Kanginan Erlangga, Bab 1.
InternetH. Penilaian
1. Teknik Penilaian dan bentuk instrumenTeknikBentuk Instrumen
Pengamatan SikapLembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
Tes TertulisPilihan Ganda dan Uraian
Tes Unjuk KerjaUji Petik Kerja dan Rubrik
Portofolio (laporan percobaan)Panduan Penyusunan Portofolio
2. Instrumen penilaian
a. Lembar pengamatan sikapNo Aspek yang dinilai 54321Keterangan
1Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
Rubrik pengamatan sikap
1 = jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum konsisten
3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
4 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
5 = jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
b. Penilaian pemahaman konsep
1) Uraian (Uji Kompetensi Bab 1 nomor 8,26,40)
Rubrik Penilaian Tes Uraian:
I. Penilaian Pemahaman Konsep
A. Bentuk Soal Uraian
1. Jumlah soal
= 3 butir soal
2. Bobot soal
= lihat tabel
3. SkorIdeal
= 100No
SoalHasil Pengerjaan soalSkor Skor Maksimal
1a. Jika mengerjakan 2 soal vektor posisi partikel P dengan benar2020
b. Jika mengerjakan 1 soal vektor posisi partikel P dengan benar10
c. Jika mengerjakan 2 soal vektor posisi P tetapi tidak ada yang benar2
d. Jika tidak menjawab0
2a. Jika mengerjakan 2 soal cakram dengan benar2020
b. Jika mengerjakan 1 soal cakram dengan benar10
c. Jika mengerjakan 2 soal cakram tetapi salah2
d. Jika tidak mengerjakan0
3a. Jika mengerjakan 6 soal partikel yang mengalami gerak parabola dengan benar6060
b. Jika mengerjakan 5 soal partikel yang mengalami gerak parabola dengan benar50
c. Jika mengerjakan 4 soal partikel yang mengalami gerak parabola dengan benar40
d. Jika mengerjakan 3soal partikel yang mengalami gerak parabola dengan benar30
e. Jika mengerjakan 2 soal partikel yang mengalami gerak parabola dengan benar20
f. Jika mengerjakan 1 soal partikel yang mengalami gerak parabola dengan benar10
g. Jika mengerjakan 6 soal partikel yang mengalami gerak parabola tetapi salah2
h. Jika tidak menjawab0
JUMLAH SKOR TOTAL URAIAN100
c. Penilaian unjuk kerja
Komponen gerak parabolaKelompokSkor Kriteria/AspekTotal Skor
Perencanaan bahan/alatProses praktikum Laporan praktikum
1
2
3
4
5
6
7
8
Rubrik pengamatan komponen gerak parabola:
NoAspek yang dinilaiRubrik
1Perencanaan bahan/alat1: menunjukkan ketidaksiapan bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktikum dan ketidaksiapan memulai praktikum
2: menunjukkan ketidaksiapan bahan dan alat praktikum tetapi menunjukkan kesiapan memulai praktikum atau sebaliknya
3: menunjukkan kesiapan bahan dan alat praktikum juga kesiapan memulai praktikum
2Proses praktikum 1: tidak menunjukkan sikap antusias selama proses praktikum
2: menunjukkan sikap antusias tetapi tidak mampu bekerjasama dengan teman sekelompok
3: menunjukkan sikap antusias dan mampu bekerja sama dengan teman sekelompok selama praktikum
3Laporan praktikum1: tidak bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan dan tidak berupaya tepat waktu.
2: berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun belum menunjukkan upaya terbaiknya
3: sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan berupaya selesai tepat waktu
d. Penilaian portofolioNoKI / KD / PIWaktuMACAM PORTOFOLIOJumlah SkorNilai
Kualitas RangkumanMakalahLaporan PraktikumLaporan Kelompok
1
2
3
Catatan:
PI = Pencapaian Indikator
Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam satu file sebagai bukti pekerjaan yang masuk dalam portofolio.
Skor menggunakan rentang antara 0 -10 atau 10 100.
Penilaian Portofolio dilakukan dengan sistem pembobotan sesuai tingkat kesulitan dalam pembuatannya. Mengetahui, Suak Timah,
29 Desember 2014Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran Fisika,
Drs. Baharuddin
Dedek Juliana, S.Pd
NIP.19620419 199303 1 004
NIP 197812012003122006Lembar Kerja Siswa1.Jelaskan pengertian gerak parabola?
2. Sebuah kelereng bergerak menurut persamaan x= 8t3+3t2-3,maka besar percepatan kelereng pada saat t=2 sekon adalah : . . . . . m/s2.
a. 115 m/s2b. 105 m/s2c. 150 m/s2d. 102 m/s2Penyelesaian:
No.Kunci JawabanSkor
1.Gerak parabola merupakan gerak yang terjadi karena adanya perpaduan gerak antara gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah beraturan yang lintasannya berbentuuk parabola.25
2. Dik: x = 8t3+3t2-3
t= 2 sekon
Dita:a...?
Penyelesaian:
X=8t3+3t2-3
a= 24t2+6t-3
= 24(2)2+6(2)-3
=24(4)+12-3
=105 m/s250
Jumlah75
S I L A B U S
Nama Sekolah
: SMA SANUDIN PANGKALAN BALAI
Kelas
: XI / IPA
Mata Pelajaran
: Fisika
Semester : I
Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Alokasi Waktu
: 12 JamStandar Kompetensi :
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Kompetensi Dasar :
1.1 Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabola dengan menggunakan vektor.
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Menganalisis besaran perpindahan, kecepatan dan percepatan pada perpaduan gerak lurus dengan menggunakan vektor
Menganalisis besaran kecepatan dan percepatan pada gerak melingkar dengan menggunakan vektor
Menganalisis besaran perpindahan dan kecepatan pada gerak parabola dengan menggunakan vektor
Menganalisis vektor percepatan tangensial dan percepatan sentripetal pada gerak melingkar
Perpaduan gerak antara:
glb dan glb
glb dan glbb
Gerak parabola
Gerak melingkar dengan percepatan konstan Mengidentifikasi katrakteristik perpaduan gerak translasi pada beberapa gerak melalui presentas, percobaan atau demonstrasi di kelas secara klasikal (misalnya gerak mobil mainan di atas triplek yang bergerak)
Menganalisis vektor perpindahan, vektor kecepatan, dan vektor percepatan pada gerak dalam bidang datar (gerak parabola, gerak melingkar) melalui kegiatan diskusi di kelas
Menerapkan analisis vektor perpindahan, vektor kecepatan, dan vektor percepatan pada gerak dalam bidang datar (parabola dan melingkar) dalam diskusi pemecahan masalah Diskusi dan InformasiPenugasan, penilaian kinerja (sikap) tes tertulis12 JamSumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi,
Standar Kompetensi :
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Kompetensi Dasar :
1.2 Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya berdasarkan hukum-hukum Newton
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Menganalisis hubungan antara gaya gravitasi dengan massa benda dan jaraknya
Menghitung resultan gaya gravitasi pada benda titik dalam suatu sistem
Membandingkan percepatan gravitasi dan kuat medan gravitasi pada kedudukan yang berbeda
Menganalisis gerak planet dalam tata surya berdasarkan hukum Keppler
Hukum Newton tentang Gravitasi
Gaya gravitasi antar partikel
Kuat medan gravitasi dan percepatan gravitasi
Gravitasi antar planet
Hukum Keppler Mendiskusikan konsep gerak, gaya dan kesimbangan yang terjadi pada sistem tatasurya dan gerak planet melalui berbagai media (misalnya presentasi, simulasi, dan lain-lain)
Memformulasikan hukum Newton tentang gravitasi, konsep berat, konsep percepatan dan medan gravitasi dalam tatasurya dalam diskusi kelas
Menganalisis keteraturan sistem tata surya dalam pemecahan masalah gravitasi antar planet, gerak satelit, penerbangan luar angkasa dalam diskusi kelas pemecahan masalah
Diskusi dan informasiPenugasan, penilaian kinerja (sikap) tes tertulis12 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi, Ar rad 2, 11
Al Baqoroh 74
Al Anbiya 31
Lukman 10
Fusilat 29
An Nuur 20
Standar Kompetensi :
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Kompetensi Dasar :
1.3 Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Mendeskripsikan karakteristik gaya pada benda elastis berdasarkan data percobaan (grafik)
Mengidentifikasi modulus elastisitas dan konstanta gaya
Membandingkan tetapan gaya berdasarkan data pengamatan
Menganalisis susunan pegas seri dan paralel
Hukum Hooke dan elastisitas
Melakukan percobaan untuk mengidentifikasi sifat benda elastis
Memformulasikan konsep gaya pegas, modulus elastisitas, tetapan gaya, dan energi potensial pegas melalui diskusi kelas
Menganalisis penerapan susunan pegas seri atau paralel dalam kehidupan (misalnya: sock breker, spring bad, peralatan fitness, dan lain-lain)
Menganalisis penerapan konsep pegas dan prinsip hukum Hooke dalam diskusi pemecahan masalah Diskusi, informasi dan percobaan
Penugasan, penilaian kinerja (sikap dan praktik) tes tertulis10 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi, A rahman 7
Standar Kompetensi :
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Kompetensi Dasar :
1.4 Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodaPenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Mendeskripsikan karakteristik gerak pada getaran pegas
Menjelaskan hubungan antara periode getaran dengan massa beban berdasarkan data pengamatan
Menganalisis gaya simpangan, kecepatan dan percepatan pada gerak getaran
Gerak getaran
Melakukan percobaan untuk mengidentifikasi karakteristik gerak getaran pada pegas (simpangan, amplitudo, periode, dan lain-lain) secara berkelompok
Memformulasikan hubungan antara simpangan, kecepatan, percepatan, dan gaya pada gerak getaran melalui diskusi kelas
Menganalisis penerapan konsep dan prinsip pada getaran melalui diskusi pemecahan masalah
Diskusi, informasi dan percobaan Penugasan, penilaian kinerja (sikap dan praktik) tes tertulis10 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi,
Standar Kompetensi :
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Kompetensi Dasar :
1.5 Menganalisis hubungan antara usaha, perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya, dan perpindahan
Menghitung besar energi potensial (gravitasi dan pegas) dan energi kinetik
Menganalisis hubungan antara usaha dan energi kinetik
Menganalisis hubungan antara usaha dengan energi potensial
Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik
Usaha dan energi
Konsep usaha
Hubungan usaha dan energi kinetik
Hubungan usaha dengan energi potensial
Hukum kekekalan energi mekanik Merumuskan konsep usaha, energi kinetik, energi potensial (gravitasi dan pegas), dan energi mekanik dan hubungan antara konsep-konsep itu dalam diskusi kelas
Mendemonstrasikan usaha yang terjadi karena perubahan energi kinetik
Mendemonstrasikan usaha yang terjadi karena perubahan energi potensial
Menerapkan prinsip hubungan antara usaha dan energi dalam pemecahan masalah dinamika gerak melalui diskusi kelas
Diskusi, informasi dan percobaan Penugasan, penilaian kinerja (sikap dan praktik) tes tertulis10 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi, An nur 20
Al Isro 19
Huud 52
Al Raad 11
Standar Kompetensi :
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Kompetensi Dasar :
1.6 Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari.Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak misalnya gerak jatuh bebas, gerak parabola dan gerak harmonik sederhana
Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak dalam bidang miring
Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak benda pada bidang lingkaran
Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak satelit
Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik pada gerak getaran
Hukum kekekalan energi mekanik
Penerapan energi mekanik pada gerak jatuh bebas
Penerapan energi mekanik pada gerak di bidang miring
Penerapan energi mekanik pada gerak planet/ satelit
Penerapan energi mekanik pada gerak getaran
Menyelidiki berlakunya hukum kekekalan energi mekanik pada gerak jatuh bebas, parabola dan gerak harmonik sederhana
Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik dalam memecahkan masalah gerak jatuh bebas, gerak bidang miring, gerak dalam bidang lingkaran, gerak planet/satelit, dan gerak getaran secara berkelompok
Diskusi, informasi dan percobaan Penugasan, penilaian kinerja (sikap dan praktik) tes tertulis8 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi,
Standar Kompetensi :
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Kompetensi Dasar :
1.7 Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Memformulasikan konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar keduanya, serta aplikasinya dalam kehidupan (misalnya roket)
Merumuskan hukum kekekalan momentum untuk sistem tanpa gaya luar
Mengintegrasikan hukum kekekalan energi dan kekekalan momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan
Momentum, impuls, dan tumbukan Mendiskusikan konsep momentum, impuls, hubungan antara impuls dan momentum dalam diskusi kelas
Melakukan percobaan hukum kekekalan momentum
Menganalisis pemecahan masalah tumbukan denga n menggunakan hukum kekekalan momentumDiskusi, informasi dan percobaan Penugasan, penilaian kinerja (sikap dan praktik) tes tertulis12 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi Al Baqoroh25
Alqosos 88
Faathir 43
Ar rahman 26,27
S I L A B U S
Nama Sekolah
: SMA Negeri 1 Cianjur
Kelas
: XI / IPA
Mata Pelajaran : Fisika
Semest : 2
Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.Alokasi Waktu : JamStandar Kompetensi :
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.Kompetensi Dasar :
2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut
Mengungkap analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi
Menggunakan konsep momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar Memformulasikan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari-hari Keseimbangan benda tegar dan titik berat
Mendorong benda dengan posisi gaya yang berbeda-beda untuk medefinisikan gaya dan momen gaya melalui kegiatan demonstrasi kelas
Merumuskan dan menerapkan keseimbangan benda titik dan benda tegar dengan menggunakan resultan gaya dan momen gaya dalam diskusi kelas
Diskusi, informasi dan percobaan Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis 10 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi, Al Mulk 3
Al Isro 29
Asyuro 17
Al Haj 19
Al Furqon 67
Al Baqoroh 143
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Keseimbangan benda tegar dan titik berat
Melakukan percobaan titik berat benda homogen dan keseimbangan secara berkelompok di kelas/ laboratorium
Merumuskan dan menerapkan konsep momen inersia dan dinamika rotasi dalam diskusi pemecahan masalah di kelas
Merumuskan dan menerapkan hukum kekekalan momentum sudut dalam diskusi pemecahan masalah di kelas Diskusi, informasi dan percobaan
Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis
Kompetensi Dasar :2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statick dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut
Mengungkap analogi hukum II Newton tentang gerak translasi dan gerak rotasi
Menggunakan konsep momen inersia untuk berbagai bentuk benda tegar Memformulasikan hukum kekekalan momentum sudut pada gerak rotasi Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari-hari Fluida statik
Fluida dinamik Menerapkan konsep tekanan hidrostatis, prinsip hukum Archimedes dan hukum Pascall melalui percobaan
Melakukan percobaan tentang tegangan permukaan, kapilaritas, dan gesekan fluida
Mendiskusikan penerapan kosep dan prisip fluida statis dalam pemecahan masalah
Membuat alat peraga atau demonstrasi penerapan hukum Archimedes dan/atau hukum Pascall secara berkelompok
Diskusi, informasi dan percobaan Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis 16 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi, Al furqon 2
Al muzadalah 11
Faathir 12
Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Mendiskusikan karakteristik fluida ideal, asas kontinuitas, dan asas Bernoulli dan penerapannya secara klasikal dalam memecahkan masalah
Membuat alat peraga atau demonstrasi penerapan asas Bernoulli secara berkelompok
Diskusi, informasi dan percobaan Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi, AN nahl 79
AL Haj 2
Standar Kompetensi:
3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik Indikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Mendeskripsikan persamaan umum gas ideal pada persoalan fisika sehari-hari
Menerapkan persamaan umum gas ideal pada proses isotermik, isokhorik, dan isobarik
Teori kinetik gas
Persamaan umum gas
Tekanan dan energi kinetik gas
Merumuskan hubungan antara tekanan, volume, suhu, kecepatan, dan energi kinetik dalam diskusi kelas
Menerapkan konsep tekanan, volume, suhu, kecepatan, dan energi kinetik dalam diskusi pemecahan masalahDiskusi, informasi dan percobaan Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis 14 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi, Yunus 101
Ar ruum 48
Standar Kompetensi:
3. Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor
Kompetensi Dasar :3.2 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamikaIndikator Materi PembelajaranKegiatan PembelajaranMetodePenilaianAlokasi WaktuSumber/ Bahan/AlatImtaq
Mendeskripsikan usaha, kalor, dan energi dalam berdasarkan hukum utama termodinamika
Menganalisis proses gas ideal berdasarkan grafik tekanan-volume (P-V)
Mendeskripsikan prinsip kerja mesin Carnot
Termodinamika
Hukum utama termodinamika
Mesin Carnot Menghitung usaha, kalor, dan/atau energi dalam dengan menggunakan prinsip hukum utama termodinamika dalam diskusi kelas
Menganalisis karakteristik proses isobarik, isokhorik, isotermik, dan adiabatik dalam diskusi kelas
Menghitung efisiensi mesin kalor dan koefiseien performans mesin pendingin Carnot dalam diskusi pemecahan masalah Diskusi, informasi dan percobaan Penilaian kinerja (sikap dan praktik), tes tertulis 14 Jam Sumber: Buku Fisika yang relevan (Mekanika)
Bahan: bahan presentasi, lembar kerja
Alat: media presentasi, Anissa 162
Alam Nasryroh 7
Al Hujurot 7
Form : 4/ IK 7.3.1/FIS
Nilai Akhir = Total Skor Uraian
= 100
Form : 4/ IK 7.3.1/FIS
PAGE 49