proposal tugas ptk

48
TUGAS PROPOSAL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR WILAYAH DAN PERWILAYAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA N 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran Geografi Diampu Oleh: Drs. Sugiyanto M.Si,M.Si Disusun Oleh: Nama : Nurul Lathifah NIM : K5408041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 1

Upload: nurul-lathifah

Post on 11-Sep-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

31

TUGAS PROPOSAL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KOMPETENSI DASAR WILAYAH DAN PERWILAYAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA N 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pembelajaran GeografiDiampu Oleh: Drs. Sugiyanto M.Si,M.Si

Disusun Oleh:

Nama :Nurul LathifahNIM :K5408041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2015

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Majunya suatu bangsa akan sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi akan mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang dimaksud disini bukan bersifat informal melainkan bersifat formal meliputi proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa.Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri, masyarakat, bangsa dan negara.Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Hal tersebut sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 ayat (1) yang menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Peran sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga dalam hal pendidikan, maka sekolah bertugas mendidik, mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.Pendidikan formal adalah pendidikan terstruktur dan berjenjang yang berlangsung di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing era globalisasi, yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan, berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis (UU Sisdiknas pasal 26 ayat 1 dan 4). Sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah yang lebih banyak memberikan materi pelajaran berupa teori karena tujuan utama sekolah ini adalah mempersiapkan lulusan untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Banyak sekali mata pelajaran yang diajarkan di SMA, salah satunya adalah geografi yang diberikan mulai dari kelas XI sampai kelas XII. Geografi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Mata pelajaran ini membutuhkan pemahaman yang jeli, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat saja. Bidang studi geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang penting karena dalam kehidupan seharihari baik itu dalam rumah tangga ataupun dalam suatu perusahaan, manusia tidak lepas dari transaksi-transaksi keuangan, perencanaan keuangan maupun memutuskan alternatif pilihan yang disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada.Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi yang sedang mendunia, pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga peserta didik memiliki kemampuan dalam memecahkan problema pendidikan yang dihadapi. Terdapat tiga komponen yang perlu disoroti dalam pembaharuan pendidikan antaralain, pembaharuan dalam kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas metode pembelajaran.Seperti halnya dengan keberhasilan proses pembelajaran geografi yang tidak lepas dari peran guru, karena seorang guru tidak hanya mengajar atau mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik saja, akan tetapi seorang guru juga perlu memberikan motivasi-motivasi positif kepada siswa agar siswa lebih bersemangat dalam belajar. Selain peran seorang guru, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam memberikan informasi kepada siswa juga sangat berpengaruh terhadap hasil dari belajar mengajar. Setiap guru harus menggunakan berbagai macam metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga akan tercapai sasaran yang diharapkan.Pemilihan metode pengajaran yang tepat dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar, sering kita jumpai kasus seorang guru kurang tepat dalam memilih dan menerapkan metode pengajaran khususnya dalam mata pelajaran geografi. Observasi yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa kondisi pembelajaran mata pelajaran geografi di SMA Negeri 1 Surakarta cenderung masih bersifat konvensional dengan penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran yang masih dominan, guru memberi penjelasan dan siswa mencatat disertai tanya jawab seperlunya kemudian dilanjutkan dengan latihan soal atau tugas. Penggunaan metode konvensional dalam pembelajaran masih berpusat pada guru dan kurang memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Dengan demikian, sulit bagi siswa untuk mengembangkan daya kreativitasnya secara optimal, proses pembelajaran yang demikian membuat sebagian besar siswa kurang berminat atau kurang termotivasi dalam belajar geografi. Pada saat kegiatan pembelajaran geografi berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan, siswa kurang aktif, beberapa siswa tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan guru dan sering terjadi siswa malah mengobrol sendiri dengan temannya. Selain itu masih terdapat beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal geografi yang diberikan oleh guru sehingga prestasi belajar mereka pun menjadi rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata masih di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 67, padahal nilai KKM untuk mata pelajaran geografi kelas XI adalah 70. Siswa yang belum memenuhi KKM atau mendapat nilai 10 sehingga akan didapat 10 pasangan. Pengulangan sedikit materi terdahulu. Penjelasan materi diselingi tanya jawab siswa. Evaluasi proses pembelajaran dan penutup.Pertemuan 2 (2x45 menit) : Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan salam, siswa berbaris di depan kelas untuk menyalami guru kemudian duduk di tempat duduk masing-masing. Setelah siswa menempati tempat duduknya, ketua kelas memimpin doa, dilanjutkan guru mengabsen siswa. Guru meminta siswa untuk duduk berpasangan seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru memberikan soal dan siswa diminta mengerjakan secara individu selama 10 menit Guru meminta siswa mengerjakan soal dengan pasangannya. Guru meminta tiap pasangan untuk mempresentasikan jawaban di depan kelas Guru memberikan feed back kepada siswa Guru menutup pelajaranPertemuan 3 (2x45 menit) Pelaksanan ujian Guru masuk ke dalam kelas dan mengucapkan salam, siswa berbaris di depan kelas untuk menyalami guru kemudian duduk di tempat duduk masing-masing. Setelah siswa menempati tempat duduknya, ketua kelas memimpin doa, dilanjutkan guru mengabsen siswa. Guru membagikan soal ulangan dan lembar jawab Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab Guru menutup pelajaran2) Menyusun pre tes yang akan diberikan kepada siswa pada pertemuan awal (sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share). Nilai dari pre tes ini yang nantinya akan dipakai guru sebagai pedoman dalam menentukan pasangan/kelompok siswa.3) Menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa dengan tujuan agar dapat mengamati kondisi belajar di kelas pada saat diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.4) Menyusun format catatan hasil refleksi untuk mendokumentasikan penemuan hasil refleksi.5) Mempersiapkan lembar kerja siswa.6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.7) Menetapkan indikator ketercapaian.b. Pelaksanaan tindakanPelaksanaan tindakan dilakukan dalam rangka pemecahan masalah sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran geografi yang sebelumnya dirasakan kurang menarik dan kurang maksimal.Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pengajar adalah guru mata pelajaran geografi. Pada tahap ini dilakukan suatu tindakan untuk mengefektifkan proses pembelajaran, meningkatkan keaktifkan siswa, meningkatkan minat belajar siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa. Tindakan yang dilakukan berupa pembelajaran mata pelajaran geografi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Pelaksanaan tindakan ini merupakan implementasi dari semua rencana tindakan yang telah dibuat.c. ObservasiBersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Observasi merupakan proses perekaman dengan mengamati semua peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama penelitian tindakan kelas berlangsung. Tujuan dari observasi tersebut adalah untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan menghasilkan perubahan yang diinginkan.Peneliti bertugas sebagai pengamat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Fokus pengamatan ditekankan pada implementasi pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap kualitas pembelajaran secara menyeluruh yang meliputi: kondisi atau suasana belajar pada saat proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi belajar siswa.d. RefleksiDilakukan dengan cara menganalisis data hasil observasi dan kemudian dilakukan interprestasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang memerlukan perbaikan dan bagian mana yang sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam melakukan refleksi, peneliti harus bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator mengadakan diskusi untuk penentuan langkah-langkah untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan. Setelah itu, ditarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak sehingga dapat menentukan langkah berikutnya.

2. Rancangan Siklus IIPada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai upaya perbaikan dari kelemahan maupun kekurangan yang terjadi pada siklus tersebut, dengan materi pembelajaran sesuai silabus mata pelajaran geografi perusahaan jasa, termasuk tahap pelaksanaan, observasi dan interprestasi dan refleksi juga mengacu pada siklus sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anita,Lie. (2008). Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.Annurahman. (2009) . Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.DImyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.Isjoni. (2010). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.Nana Sudjana, DR. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.Nana Syaodih Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.______________________. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja RosdakaryaPribadi A Benny. (2011). Model Desain Sistem Pembelajaran: Langkah Penting Merancang Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Dian Rakyat.Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Jakarta: Pustaka BelajarSlamet, Y. (2006). Metode Penelitian Sosial. Surakarta: UNS Press.Slameto. (1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.Slavin, E Robert. (2010). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.____________ . (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.Undang-Undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003.

1