proposal tesis-revisi (endang rahayu).pdf

Upload: katherine-hines

Post on 09-Oct-2015

135 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

    (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang)

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu bidang manajemen

    yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Hal

    ini disebabkan manajemen sumber daya manusia mengatur tenaga kerja yang ada

    di dalam organisasi, sehingga terwujud tujuan organisasi, kepuasan kerja pegawai,

    dan pihak manajemen akan menerima hasil yang dicapai oleh unit kerja dalam

    sebuah instansi atau organisasi. Faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

    diantaranya adalah kepuasan kompensasi karena kepuasan kompensasi dapat

    mempengaruhi perilaku karyawan untuk bekerja lebih bersemangat dan memacu

    tingginya kinerja.

    Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

    pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Sistem kompensasi juga

    berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk perilaku dan

    mempengaruhi kinerja (Rivai, 2011:357).

    Kopensasi menurut Hasibuan (2012:118) adalah:

    Kompensasi merupakan semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

  • 2

    Menurut Thomas H. Stone dalam Suswanto dan Priansa (2011:220) kompensasi

    adalah :

    Compensation is any form of payment to employees for work they provide their employer

    Menurut Triton (2010; 123) kopensasi adalah satu upaya yang dilakukan oleh

    manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja para

    karyawan. Sistem kompensasi juga berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting

    dalam membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja (Rivai, 2011:357). Tujuan

    diberikan kompensasi menurut Hasibuan (2012:121) antara lain adalah sebagai

    ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas

    karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah. Sistem

    kompensasi yang diberikan suatu organisasi dapat berbentuk finansial dan non

    finansial (Siagian, 2009: 253). Kompensasi dalam bentuk finansial yang

    diterjemahkan juga dalam pengertian imbalan ekstrinsik terdiri dari penerimaan

    langsung seperti upah/gaji, komisi, bonus, tunjangan dan lain-lain, dan

    penerimaan tidak langsung seperti asuransi, bantuan sosial, uang pensiun, uang

    pendidikan dan lain-lain. Sedangkan kompensasi dalam bentuk non finansial yang

    dapat disebut juga dengan imbalan intrinsik dapat diperoleh dari pekerjaan seperti

    peningkatan tanggung jawab, perhatian dan lain-lain dan diperoleh dari

    lingkungan pekerjaan, seperti kondisi kerja yang lebih baik.

    Lingkungan Menurut Robbins (2009:86) adalah lembaga-lembaga atau

    kekuatan-kekuatan diluar yang berpotensi mempengaruhi kinerja organisasi,

    lingkungan dirumuskan menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan

    khusus. Lingkungan umum adalah segala sesuatu di luar organisasi yang memilki

  • 3

    potensi untuk mempengaruhi organisasi. Lingkungan ini berupa kondisi sosial dan

    teknologi. Sedangkan lingkungan khusus adalah bagian lingkungan yang secara

    langsung berkaitan dengan pencapaian sasaran-sasaran sebuah organisasi.

    Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di lingkungan yang

    dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau

    sekelompok orang di dalam melaksanakan aktivitasnya.

    Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2011:1):

    Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

    Sedarmayanti (2011; 26) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan

    kerja terbagi menjadi 2 yaitu : 1). Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan

    yang berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat

    mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. 2).

    Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan

    dengan hubungan kerja baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama

    rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Faktor-faktor yang

    Mempengaruhi lingkungan kerja (Sedarmayanti, 2011;27) diantaranya yaitu: 1).

    Penerangan/Cahaya, 2). Suhu Udara, 3). Suara Bising, 4). Dekorasi/Tata Ruang,

    5). Hubungan Karyawan.

    Kinerja (perfomance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang

    membentuk sebuah pekerjaan karyawan (Simamora, 2008; 270). Penilaian kinerja

    adalah proses dimana organisasi mengawasi pelaksanaan kerja individu. Dalam

    penilaian kinerja dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode

  • 4

    tertentu. Umpan balik penilaian kinerja memungkinkan karyawan mengetahui

    seberapa baik mereka bekerja jika dibandingkan dengan standar organisasi

    (Simamora, 2008; 270). Mathis and Jackson (2012;98) lebih lanjut memberikan

    standar kinerja seseorang yang dilihat kuantitas output, kualitas output, jangka

    waktu output, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif. Standar kinerja

    tersebut ditetapkan berdasarkan kriteria pekerjaan yaitu menjelaskan apa-apa saja

    yang sudah diberikan organisasi untuk dikerjakan oleh karyawannya, oleh karena

    itu kinerja individual dalam kriteria pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan

    dengan standar yang ada dan hasilnya harus dikomunikasikan kepada seluruh

    karyawan. Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisasi dalam melalui

    untuk kerja pegawainya. Tujuan dilakukan penilaiaan kinerja secara umum adalah

    untuk memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan

    kerjanya dan upaya meningkatkan kinerja organisasi, dan secara khusus dilakukan

    dalam kaitanya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap pegawai seperti itu untuk

    tujuan promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan. Sehingga penilaiaan

    kinerja dapat menjadi landasan untuk penilaian sejauh mana kegiatan manajemen

    sumberdaya manusia seperti sistem penggajian dapat sesuai dengan prosedur.

    Peningkatan kinerja karyawan yang baik maka dibutuhkan lingkungan

    kerja yang nyaman dan kompensasi yang sepadan atas kinerja yang telah

    dilakukan. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan

    kinerja karyawan. Selain lingkungan kerja, yang dapat meningkatkan kinerja

    karyawan adalah dengan pemberian kompensasi yang tepat kepada para

    karyawannya. Pemberian kompensasi sangat penting bagi perusahaan karena

  • 5

    besarnya kompensasi yang diberikan sangat berpengaruh terhadap kinerja

    karyawan.

    Tingkat keberhasilan perusahaan itu sendiri terletak pada komponen

    sumber daya manusianya, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang

    berkualitas yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik agar masalah-

    masalah yang timbul dalam perusahaan dapat teratasi dengan baik. Pada

    umumnya setiap perusahaan tentu menginginkan para karyawannya untuk dapat

    menyelesaikan tugasnya dengan baik. Untuk itu sudah seharusnya jika perusahaan

    melakukan langkah-langkah atau upaya-upaya yang bertujuan memenuhi kinerja

    karyawan dengan berbagai cara, diantaranya seperti pemberian kompensasi

    maupun penyediaan lingkungan kerja yang baik.

    Menurut Umar (2010). Penelitian ini memakai data dari Bank di Pakistan

    membahas tentang pemberian kompensasi sesuai dengan kinerja karyawan.

    Kinerja dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pengalaman.

    Jenis kelamin laki-laki lebih besar berpengaruh terhadap jenis perempuan dalam

    mendapatkan kompensasi dari perusahaan. Usia yang paling dominan

    mendapatkan kompensasi adalah 31 tahun keatas. Status perkawinan karyawan

    yang menikah lebih besar mendapatkan kompensasi dari yang belum menikah.

    Pengalaman umur 1 tahun s/d 3 tahun yang paling banyak mendapatkan

    kompensasi. Pada penelitian Ramzan (2014). Kinerja karyawan dipengaruhi oleh

    gaji, insentif, dan kompensasi. Ketiga variabel ini berpengaruh positif terhadap

    kinerja karyawan kecuali insentif berpengaruh negatif. Hasil analisa regresi

    semuanya mempengaruhi kinerja karyawan. Pada penelitian ini melihat kinerja

  • 6

    karyawan yang dipengaruhi oleh usia, pendapatan. Jumlah sampel adalah 58

    sampel.

    Menurut Peterson (2006) hasil penelitian bahwa pembagian kompensasi

    berbentuk finansial lebih tinggi nilainya dibandingkan nonfinansial.. Pembagian

    insentif nonfinansial dihitung berdasarkan tambahan waktu (lembur). Pada

    penelitian Artana (2012) penelitian ini memakai regresi berganda. Kinerja

    karyawan dipengaruhi oleh kepemimpinan, kompensasi, lingkungan kerja.

    Lingkungan kerja merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi terhadap

    kinerja karyawan. Kemudian faktor kepemimpinan mempengaruhi faktor

    kompensasi.

    Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang, dalam

    hal kesejahteraan pegawai sangat diperhatikan oleh perusahaan, gaji disesuaikan

    dengan masa kerja, tinggi golongan serta jabatan yang ditempati. Gaji di PDAM

    Tirta Musi Palembang mengacu pada pegawai negeri sipil. Seperti halnya gaji,

    tunjangan juga disesuaikan dengan skala pegawai negeri sipil misalnya seperti

    tunjangan istri dan anak, tunjangan jabatan, tunjangan fungsional dan lain-lain.

    Namun masih ada yang mengeluhkan pemberian insentif yang tidak sesuai dengan

    kinerja mereka. Hal ini terjadi karena karyawan merasa segiat apapun mereka

    berprestasi, insentif yang diberikan sama dengan karyawan lain yang tidak

    berprestasi.

    Kompensasi yang diberikan pihak manajemen PDAM Tirta Musi

    Palembang terdiri dari tunjangan pendidikan, tunjangan pengganti cuti, tunjangan

    bulan Ramadhan, tunjangan Hari Raya Idul Fitri, bantuan tunjangan Hari Raya

  • 7

    Idul Adha, uang jasa produksi, uang baju batik dan insentif akhir tahun. PDAM

    Tirta Musi Palembang dalam pemberian kompensasi telah dilakukan, namun pada

    pelaksanaannya masih memiliki beberapa kendala. Contohnya pemberian

    kompensasi ini belum memakai azas berdasarkan kinerja, dimana masih

    berdasarkan pemerataan. Masalah yang sering dihadapi seorang pimpinan

    organisasi atau perusahaan yaitu bagaimana cara terbaik memberi kompensasi

    yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan karyawan serta organisasi atau

    perusahaan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan serta bagaimana cara

    menciptakan lingkungan kerja yang baik sehingga tercapai kepuasan kerja antara

    karyawan dan organisasi atau perusahaan sehingga berdampak positif pada

    pencapaian tujuan karyawan dan organisasi atau perusahaan, serta dapat

    meningkatkan produktivitas organisasi atau perusahaan. Berikut ini tabel jumlah

    karyawan PDAM Tirta Musi Palembang tahun 2014 sebagai berikut :

    Tabel 1.1 Jumlah Karyawan PDAM Tirta Musi Palembnag

    Tahun 2014

    No Bagian Jumlah 1. Direksi 4 2. Divisi Umum 99 3. Divisi Teknik 188 4. Satuan Pengawasan Intern 6

    Jumlah 297 Sumber: PDAM Tirta Musi Palembang, 2014

    Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang

    dengan jumlah 297 karyawan terdiri dari 4 orang Direksi, 99 orang di Divisi

    Umum, 188 orang di Divisi Teknik dan 6 orang di Pengawasan Intern serta

  • 8

    sisanya tersebar di unit-unit pelayanan di Kecamatan yang ada di Kota

    Palembang.

    Lingkungan kerja di Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) juga

    mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja ini sendiri terdiri atas fisik

    dan nonfisik yang melekat dengan karyawan sehingga tidak dapat dipisahkan dari

    usaha pengembangan kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang segar, nyaman,

    dan memenuhi standart kebutuhan layak akan memberikan kontribusi terhadap

    kenyamanan karyawan dalam melakukan tugasnya. Lingkungan kerja nonfisik

    yang meliputi keramahan sikap para karyawan, sikap saling menghargai diwaktu

    berbeda pendapat, dan lain sebagainya adalah syarat wajib untuk terus membina

    kualitas pemikiran karyawan yang akhirnya bisa membina kinerja mereka secara

    terus-menerus.

    Fasilitas yang diberikan oleh pihak manajemen PDAM Tirta Musi sudah

    dapat dikatakan memadai, namun ada beberapa fasilitas yang kurang terawat

    dengan baik seperti pendingin ruangan, kendaraan roda empat yang rusak,

    kendaraan roda dua yang rusak dan tempat parkir kurang memadai. Begitu pula

    pada lingkungan kerjanya, beberapa karyawan pada bagian teknik dan litbang

    masih ada yang mengeluhkan tentang lingkungan fisik yang kurang terawat dari

    segi fasilitas.

  • 9

    Tabel 1.2 Daftar Barang/Fasilitas

    PDAM Tirta Musi Palembang Tahun 2013

    No Nama Barang/Fasilitas 1 AC 2 Televisi 3 Telepon 4 Kulkas 5 Komputer 6 Mushola 7 Kantin 8 Tabung Pemadam Kebakaran

    Sumber: PDAM Tirta Musi Palembang, 2014

    Kinerja karyawan merupakan hasil dari segala hal yang dilakukan oleh

    karyawan yang dapat dilihat dari keandalan, inisiatif, kehadiran, sikap, kerjasama,

    dan kualitas kerja yang dihasilkan. Gambaran mengenai tingkat pencapaian

    pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

    tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

    perusahaan. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu

    tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria

    keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak

    dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak

    mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya.

    Begitu pula pada lingkungan kerjanya, beberapa karyawan pada bagian

    teknik dan litbang masih ada yang mengeluhkan tentang lingkungan fisik yang

    kurang terawat dari segi fasilitas. Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui

    oleh para individu organisasi untuk bisa bekerja dengan baik sehingga kinerja

    mereka dapat diterima dengan baik oleh perusahaan dan masyarakat yang

    memerlukan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, antara lain:

  • 10

    kompensasi, lingkungan kerja, insentif, budaya kerja, komunikasi, jabatan,

    pemberian gaji karyawan, pelatihan, dan masih banyak yang lain.

    Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi Palembang dengan

    jumlah 297 karyawan dalam mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh

    lingkungan kerjanya, sistem pemberian kompensasi sehingga kinerja karyawan

    akan sesuai dengan pembagian kerjanya. Kendala yang dihadapi pada

    permasalahan ini adalah belum tercapainya kinerja karyawan yang optimal sesuai

    dengan standar kerja yang telah ditetapkan.

    Untuk itulah penulis berkeinginan untuk meneliti lebih jauh mengenai

    pengaruh pemberian kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

    dalam tesis yang berjudul: Pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja

    terhadap kinerja karyawan (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum

    Tirta Musi Palembang)

    1.2 Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah kompensasi dan

    lingkungan kerja berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja

    karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

    Untuk menganalisis pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja secara

    parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah

    Air Minum Tirta Musi Palembang.

  • 11

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

    1. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan kontribusi kepada ilmu

    pengetahuan, khususnya mengenai manajemen sumber daya manusia dan

    perilaku organisasi.

    2. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan informasi

    kepada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang mengenai

    pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dan

    juga sebagai bahan masukan dalam mengatasi masalah kinerja karyawan

    agar peningkatan kinerja dan tujuan perusahaan dapat tercapai.

    II. Tinjauan Pustaka

    2.1 Teori Kompensasi.

    Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai

    balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2010:155). Masalah kompensasi

    merupakan fungsi manajemen personalia yang paling sulit dan membingungkan.

    Tidak hanya karena pemberian kompensasi merupakan salah satu tugas yang

    paling kompleks, tetapi juga merupakan salah satu aspek yang paling berarti baik

    bagi karyawan maupun organisasi. Bila perusahaan tidak memperhatikan

    kompensasi bagi karyawannya maka akan semakin besar kemungkinan bagi

    perusahaan untuk kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan

    berperan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

  • 12

    Werther dan Davis yang dikutip oleh Sofyandi dan Garniwa (2007 ; 154),

    mengungkapkan bahwa:

    Compensation is what employee receive in exchange of their work, whether hourly wages or periodic salaries, the personnel department usually desigans and administers employee compensation

    Filipo yang dikutip oleh Hasibuan (2012 ; 119), mengemukakan bahwa: Compensation or wages is the adequate and aquitable remunerationof personnel for their contribution to organizational objective

    Sedangkan Hasibuan (2012:118), mengemukakan bahwa: Kompensasi merupakan semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan.

    Menurut Rivai (2011:357) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima

    karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian

    kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya

    manusia yang berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan

    individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian.

    Kompensasi merupakan hal yang sangat penting karena kompensasi yang cukup

    dapat menarik, memelihara dan menjaga karyawan agar tidak meninggalkan

    perusahaan. Kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa

    bagi employers maupun employees baik yang langsung berupa uang

    (finansial) maupun yang tidak langsung berupa non uang (Martoyo, 2007:116).

    Sedangkan Mathis dan Jackson (2012:419), menjelaskan bahwa kompensasi

    merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa

    orang-orang yang memilih untuk bekerja disebuah organisasi dari pada organisasi

    yang lain.

  • 13

    Ada beberapa tujuan dari kompensasi yang perlu diperhatikan menurut

    Notoadmodjo dalam Tohardi (2008 : 414) yaitu : menghargai prestasi kerja,

    menjamin keadilan, mempertahankan karyawan, memperoleh karyawan yang

    bermutu, pengendalian biaya, memenuhi peraturan-peraturan

    Sedangkan tujuan pemberian kompensasi menurut Rivai (2011 : 359)

    meliputi : memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, mempertahankan

    karyawan yang ada, menjamin keadilan, penghargaan terhadap peilaku yang

    diinginkan, mengendalikan biaya, mengikuti aturan hukum, memfasilitasi,

    meningkatkan efisiensi administrasi.

    Jenis - Jenis Kompensasi

    Sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan merupakan salah satu cara

    untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan. Oleh karena itu penentuan sistem

    kompensasi harus dilakukan dengan baik. Sistem kompensasi dapat dibedakan

    menurut jenis-jenisnya. Nawawi (2008:316) membagi dalam tiga jenis

    kompensasi, yaitu :

    1. Kompensasi langsung (Direct Compensation)

    Kompensasi langsung adalah penghargaan / ganjaran yang disebut gaji

    atau upah, yang dibayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang

    tetap. Kompensasi langsung disebut juga upah dasar yakni upah atau gaji

    tetap yang diterima oleh seorang pekerja dalam bentuk upah bulanan

    (salary) atau mingguan atau upah setiap jam (hourly wage).

  • 14

    2. Kompensasi tidak langsung (Indirect Compensation)

    Kompensasi tidak langsung adalah pemberian bagian keuntungan/manfaat

    lainnya bagi para pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat berupa uang

    atau barang. Misalnya tunjangan hari raya, tunjangan hari natal dan lain-

    lain. Dengan kata lain kompensasi tidak langsung adalah program

    pemberian penghargaan/ganjaran dengan variasi yang luas, sebagai

    pemberian bagian keuntungan organisasi / perusahaan. Disamping contoh

    di atas dalam variasi yang luas itu maka dapat pula berupa pemberian

    jaminan kesehatan, liburan, cuti dan lain-lain

    3. Insentif (Incentive)

    Insentif adalah penghargaan/ganjaran yang diberikan untuk memotivasi

    para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau

    sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan,

    terutama sekali diberikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau yang

    berprestasi. Misalnya dalam bentuk pemberian bonus. Disamping itu

    berarti insentif dapat pula diberikan dalam bentuk barang.

    Sedangkan menurut Rivai (2011:357) kompensasi dapat dibedakan

    menjadi :

    1. Kompensasi Finansial

    Kompensasi Finansial terdiri dari kompensasi tidak langsung dan

    kompensasi langsung. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran

    karyawan dalam bentuk upah, gaji, bonus, atau komisi. Kompensasi tidak

    langsung atau benefit, terdiri dari semua pembayaran yang tidak tercakup

  • 15

    dalam kompensasi finansial langsung yang meliputi hiburan, berbagai

    macam asuransi jasa seperti, perawatan anak atau kepedulian keagamaan,

    dan sebagainya.

    2. Kompensasi Non Finansial

    Kompensasi non finansial, yaitu penghargaan non financial seperti pujian,

    menghargai diri sendiri dan pengakuan yang dapat mempengaruhi

    motivasi kerja karyawan, produktivitas, dan kepuasan.

    2.2 Teori Lingkungan Kerja.

    Lingkungan Menurut Robbins (2009:86) adalah lembaga-lembaga atau

    kekuatan-kekuatan diluar yang berpotensi mempengaruhi kinerja organisasi,

    lingkungan dirumuskan menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan

    khusus. Lingkungan umum adalah segala sesuatu di luar organisasi yang memilki

    potensi untuk mempengaruhi organisasi. Lingkungan ini berupa kondisi sosial dan

    teknologi. Sedangkan lingkungan khusus adalah bagian lingkungan yang secara

    langsung berkaitan dengan pencapaian sasaran-sasaran sebuah organisasi.

    Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di lingkungan yang

    dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung seseorang atau

    sekelompok orang di dalam melaksanakan aktivitasnya.

    Menurut Mangkunegara (2009:17) lingkungan kerja yang dimaksud antara

    lain uraian jabatan yang jelas, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja

    yang efektif, iklim kerja dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Menurut

    Sedarmayanti (2011:12) kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai

  • 16

    apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan

    nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu

    yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat

    menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung

    diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Jenis lingkungan kerja terbagi

    menjadi dua yaitu :

    a) Lingkungan kerja fisik merupakan suatu keadaan berbentuk fisik yang

    terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik

    secara langsung maupun tidak langsung.

    b) Lingkungan kerja Non fisik merupakan semua keadaan terjadi yang

    berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun

    dengan hubungan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan

    Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan dimana para karyawan

    tersebut bekerja (Ahyari, 2006:124).

    1. Lingkungan kerja fisik.

    Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang

    terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara

    langsung maupun secara tidak langsung.

    Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :

    a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan seperti : pusat

    kerja, kursi, meja dan sebagainya.

    b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut

    lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya :

  • 17

    temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran

    mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

    2. Lingkungan kerja non fisik.

    Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang berkaitan dengan

    hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan

    kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga

    merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

    Lingkungan kerja dipengaruhi oleh beberapa Faktor-faktor yang dapat

    mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja menurut Soedarmayanti (2003:46)

    adalah sebagai berikut: penerangan/cahaya, suhu udara, suara bising, keamanan

    kerja, hubungan karyawan

    2.3 Teori Kinerja Pegawai

    Definis kinerja menurut (Gomes, 2005:135) bahwa performance adalah

    catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama

    periode waktu tertentu. Sedangkan (Rivai, 2011:309) mengatakan bahwa kinerja

    merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja

    yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

    Kinerja (prestasi kerja) adalah catatan tentang hasil hasil yang diperoleh

    dari fungsi fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan kegiatan selama kurun

    waktu tertentu (Bernadi dan Russel, 2002:15). Kinerja pekerjaan berhubungan

    dengan jumlah hasil, kuantitas dan kualitas output, absensi keterlambatan, dan

  • 18

    penggantian pegawai merupakan hasil objektif yang dapat diukur secara

    kuantitatif, (Konopaske dan Matteson, 2006:185). Proses yang menciptakan

    pemahaman bersama antara batasan dan bawahan mengenai apa yang harus

    dicapai dan bagaimana mencapainya dengan kompetensi yang ada, sehingga akan

    meningkatkan kemampuan tercapainya sasaran yang ditetapkan.

    Kinerja adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana ada

    waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan (Mangkuprawira

    dan Hubeis, 2007:153). Unsur unsur yang dinilai dari kinerja karyawan menurut

    Sastrowiharjo (2006) antara lain : kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,

    ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa.

    Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat

    dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan

    kontribusi pada ekonomi (Soedarmayanti, 2009:32), menyatakan kinerja

    merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang

    dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing

    masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara

    legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

    Menurut Mathis & Jackson(2012:153) kinerja adalah apa yang dilakukan

    karyawan, sehingga ada yang mempengaruhi kombinasi karyawan organisasi

    antara lain: kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran

    ditempat kerja, sikap kooperatif.

  • 19

    Menurut (Mangkunegara, 2009:18) menyatakan bahwa faktor yang

    mempengaruhi kinerja antara lain :

    a. Faktor kemampuan secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri

    dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realitas (pendidikan). Oleh

    karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

    keahliannya.

    b. Faktor motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

    menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

    menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap

    mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk

    berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. Mc. Cleland seperti

    dikutip (Mangkunegara 2009:68), berpendapat bahwa Ada hubungan

    yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif

    berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif beprestasi adalah suatu

    dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas

    dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja)

    dengan predikat terpuji. Selanjutnya Mc. Cleland , mengemukakan 6

    karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu:

    1) Memiliki tanggung jawab yang tinggi, 2) Berani mengambil resiko, 3)

    Memiliki tujuan yang realistis, 4) Memiliki rencana kerja yang

    menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan, 5) Memanfaatkan

    umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan

    dan 6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

    diprogramkan

  • 20

    Penilaian Kinerja Karyawan

    Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan

    faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,

    karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia

    yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi

    dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut

    maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

    Menurut (Keban, 2004:65) mengatakan bahwa sistem penilaian kinerja

    harus disususn dan diimplementasikan dengan suatu 1) prosedur formal yang

    standar, 2) berbasis pada analisis jabatan, 3) hasilnya didokumentasikan dengan

    baik, 4) penilaian yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang dipertanggung

    jawabkan.

    2.4 Hubungan Antar Variabel Penelitian

    2.4.1. Hubungan antara variabel kompensasi terhadap kinerja karyawan adalah

    sebagai berikut :

    Kompensasi merupakan pemberian balas jasa bagi employers maupun

    employees baik yang langsung berupa uang (finansial) maupun yang tidak

    langsung berupa non uang (Martoyo, 2007:116). Sedangkan Mathis dan Jackson

    (2012:419), menjelaskan bahwa kompensasi merupakan faktor yang penting yang

    mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang yang memilih untuk bekerja

    disebuah organisasi dari pada organisasi yang lain.

  • 21

    Penelitian Artans (2012) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan,

    Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan, membuktikan

    bahawa Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

    ditunjukan dengan nilai t hitung lebih kecil dari t-tabel pada tingkat signifikan

    lebih kecil dari 0,05. Penelitian Yahyo, Djoko dan Dewi (2013) Pengaruh

    Motivasi, Lingkungan Kerja, dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan melalui

    Semangat Kerja Karyawan, membuktikan Kompensasi berpengaruh terhadap

    kinerja meskipun memiliki sumbangan pengaruh kecil, namun Kompensasi

    memiliki dampak terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti apabila Kompensasi

    baik maka kinerja karyawan akan meningkat begitu juga sebaliknya.

    2.4.2. Hubungan antara variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan

    adalah sebagai berikut :

    Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia

    dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman.

    Kesesuaian lingkungan kerja dapat berdampak waktu yang lama, demikian

    lingkungan kerja yang kurang baik akan menuntut tenaga kerja dan waktu yang

    lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya sistem kerja yang efektif dan

    efisien. Didalam suatu organisasi atau perusahaan lingkungan kerja merupakan

    salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Sehingga perusahaan

    haruslah mengusahakan sdemikian rupa agar member pengaruh yang positif,

    lingkungan kerja yang baik sehingga kemampuan kerja semakin optimal. Salah

    satu keluaran tercermin dari kinerja karyawan, dengan demikian faktor-faktor

    yang mempengaruhi kinerja yang baik adalah faktor lingkungan kerja misalnya

  • 22

    sistem penerangan, sirkulasi udara, warna, musik, kebersihan, jalinan komunikasi

    antara pimpinan karyawan, kesempatan untuk berkreativitas dan kerja sama antar

    karyawan, perlu mendapatkan perhatian agar karyawan merasa betah berada

    dalam lingkungan kerja, harus benar-benar diperhatikan oleh pihak manajemen.

    Menurut Sukanto dan Indriyo (2000:151) :

    Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dalam berkerja meliputi pengaturan penerangan, pengontrolan suara gaduh, pengaturan kebersihan tempat kerja dan pengaturan keamanan tempat kerja.

    Pada penelitian Yahyo, Djoko dan Dewi (2013) pengaruh motivasi,

    lingkungan kerja, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui Semangat

    Kerja Karyawan, membuktikan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja

    meskipun memiliki sumbangan pengaruh kecil, namun lingkungan kerja memiliki

    dampak terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti apabila lingkungan kerja baik

    maka kinerja karyawan akan meningkat begitu juga sebaliknya. Penelitian Lewa

    (2005) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan

    kompensasi terhadap Kinerja Karyawan membuktikan lingkungan kerja memiliki

    pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

    2.5. Penelitian Terdahulu

    Ada beberapa penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam penelitian

    ini seperti terlihat didalam tabel 2.1:

  • 23

    Tabel 2.1 Penelitian Pendahulu

    No Judul Hasil Persamaan Perbedaan 1 I Wayan Arta Artans (Agustus

    2012) Vol 2 No. 1 hal 66 Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

    Hasil analisis regresi berganda terbukti bahwa secara bersama-sama faktor Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan Maya Ubud Resort & Spa

    Variabel Kepemimpina,Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja karyawan

    Variabel kepemimpinan.

    2 Eka Idham Iip K Lewa (2005) Hal 129-140 Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan kompensasi terhadap Kinerja Karyawan

    Variabel Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan Kompensasi mempunyai pengaruh terhadap Kinerja Karyawan

    Variabel Kepemimpinan, Lingkungan Keja Fisik dan Kompensasi terhadap Kinerja karyawan.

    Variabel kepemimpinan

    3 Yahyo, Handoyo Djoko W & Reni Shinta Dewi (2013) Hal 1-12 Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Semangat Kerja Karyawan

    Kompensasi berpengaruh terhadap Semangat Kerja Karyawan CV. Putra Jaya Sahitaguna Semarang. Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan CV. Putra Jaya Sahitaguna Semarang.

    Variabel Motivasi, Lingkungan Kerja dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Semangat Kerja Karyawan

    Variabel motivasi,

  • 24

    4. Gunu Umar Vol 4 (3b) July, 2010 The Influence of Compensation on Performance of Sales Representatives of Pharmaceutical Companies Based in Ilorin-Nigeria

    The research hypotesis indicated that there is no relationship between sex, age and marital status with performance. However, experience of the sales representatives has significant influence on their performance on the job. There was equally a significant relationship between reward and performance of sales representatives.

    The Influence of Compensation on Performance of Sales Representatives.

    Sales Representatives of Pharmaceutical

    5 Muhammad Ramzan, MBA Vol. 5 No. 2 February 2014 Impact of Compensation on Employee Performance (Empirical Evidence from Banking Sector of Pakistan)

    It is concluded from different result that Compensation has positive impact on employee performance. It is proved from correlation analysisthat all the independent variables have weak or moderate positive relationship to each other.Regression analysis shows that all the independent variables have insignificant and positive impact on employee performance. Descriptive analysis also reveals that all the independent variables have positive impact on employee performance.

    Impact of Compensation on Employee Performance

    The Object research

    6

    Suzanne J. Peterson (2006) The Impact of Financial and Nonfinancial Incentives on Business-Unit Outcomes Over Time

    The results of this study not only reconfirm past research advocating the useof incentive motivators to increase individual performance but also show the positive impact of collective effort on work-unit performance over time.

    The Impact of Financial and Nonfinancial Incentives on Business-Unit Outcomes Over Time.

    The object research

  • 25

    7 Sopiah (2013) Vol. 3, No. 2 The Effect of Compensation toward Job Satisfaction and Job Performance of Outsourcing Employees of Syariah Banks in Malang Indonesia.

    There is a significant positive financial compensation directly to employees

    The Effect of Compensation toward Job Satisfaction an Job Performance of Outsourcing

    The Object reseach

    8 M Nur Isna D (2013) Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

    Menunjukkan bahwa semakin rendah kompensasi dan lingkungan kerja maka akan menurunkan kinerja karyawan di dalam perusahaan atau sebaliknya semakin tinggi kompensasi dan lingkungan kerja maka akan meningkatkan kinerja karyawan di dalam perusahaan

    Variabel Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

    Objek Penelitian

    9 Agiel Puji Damayanti, Susilaningsih, Sri Sumaryati (2013). Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta

    Hasil analisis data dapat yaitu ada pengaruh yang signifikan kompensasi terhadap kinerja karyawan PDAM Surakarta, dan ada pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Surakarta, serta ada pengaruh yang signifikan kompensasi dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PDAM Surakarta.

    Variabel Kompensasi dan Kinerja Karyawan

    Variabel Motivasi kerja

    10 Dyan Vidyatmoko, dkk. (2009) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompensasi eksekutif dan hubungannya dengan kinerja perusahaan (BUMN Perkebunan)

    Hasil penelitian menunjukan bahwa sekala usaha mempunyai hubuungan positif dan pengaruh signifikan terhadap kinerja pelanggan, kinerja proses bisnis internal dan kinerja petumbuhan. Kemampuan perusahaan membayar kompensasi mempunyai hubungan positif dan pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, kinerja pelanggan dan kinerja pertumbuhan.

    Variabel Kompensasi dan Kinerja

    Objek Penelitian

  • 26

    2.6. Kerangka Pemikiran

    Berikut merupakan kerangka pemikiran teoritis yang diambil berdasarkan

    hasil telaah pustaka dan penelitian terdahulu. Kerangka pemikiran yang diajukan

    meliputi variabel kompetensi, beban kerja dan kinerja pegawai.

    Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

    disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitan ini, seperti yang disajikan

    dalam gambar berikut ini:

    Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pemikiran

    2.7. Hipotesis

    Hipotesis merupakan sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau untuk

    mengutarakan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan (Anwar,

    2001:171). Berikut ini hipotesis sesuai dengan variabel variabel yang akan

    diteliti maka hipotesis yang akan diajukan dalan penelitian ini adalah:

    H1 : Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada

    Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang.

    Kompensasi (X1)

    Kompensasi langsung

    Kompensasi tidak

    langsung

    Lingkungan Kerja (X2)

    Lingkungan Fisik

    Lingkungan Non Fisik

    Kinerja (Y)

    Kualitas kerja

    Kuantitas kerja

    Sikap Kooperatif

  • 27

    H2 : Lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada

    Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang.

    H3 : Kompensasi dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi

    Palembang.

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup penelitian ini adalah menguji pengaruh kompetensi dan

    lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di Perusahaan Daerah Air Minum

    (PDAM) Tirta Musi Palembang.

    3.2. Populasi dan Sample

    Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PDAM Tirta Musi

    Palembang sebanyak 297 orang yang terdiri dari Direksi berjumlah 4 (empat)

    orang, Divisi Umum berjumlah 99 (sembilan puluh sembilan) orang, Divisi

    Teknik berjumlah 188 (seratus delapan puluh delapan) orang, Satuan Pengawasan

    Intern berjumlah 6 (enam) orang yang dilakukan secara sensus dengan rincian

    sebagai berikut :

    Tabel 3.1 Jumlah Karyawan PDAM Tirta Musi Palembang

    Tahun 2014 No. Unit Bagian Jumlah

    Karyawan 1 Direksi 4 2 Divisi Umum 99 3 Divisi Teknik 188 4 Satuan Pengawasan Intern 6 Total Keseluruhan 297

    Sumber : PDAM Tirta Musi, 2014

  • 28

    3.3 Jenis dan Sumber Data

    3.3.1. Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kuantitatif,

    yaitu data yang diukur dalam skala numerik (angka), (Kuncoro, 2003:123).

    Dimana ruang lingkup penelitian dilakukan untuk mengetahui Variabel bebas dan

    Variabel terikat dengan menghubungkan variabel satu dengan variabel yang

    lainnya

    3.3.2. Sumber Data

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

    data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian, data ini diperoleh secara

    langsung dari sumber utama dan diperoleh melalui kuisioner (Kuncoro,

    2009:127). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

    diperoleh langsung dari penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden yaitu

    karyawan PDAM Tirta Musi Palembang.

    3.4. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

    kuesioner yaitu sebuah daftar pernyataan yang diajukan kepada responden untuk

    memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian. Kuesioner ini dimaksudkan

    untuk memperoleh data dalam menguji hipotesis. Pengumpulan data dilakukan

    dengan cara membagikan kuesioner tersebut kepada karyawan PDAM Tirta Musi

  • 29

    Palembang, responden ini kemudian diminta mengisi kuesioner sesuai dengan

    petunjuk yang telah disediakan.

    Metode pengumpulan data dalam penelitian mempunyai tujuan

    mengungkap fakta mengenai variabel yang akan diteliti sehingga memerlukan

    metode efisien dan akurat untuk mencapai tujuan yang akan diketahui. Metode

    pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan

    penyebaran kuesioner.

    3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    3.5.1. Variabel Penelitian

    Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi

    pada nilai (Sekaran, 2009: 116). Variabel penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini yaitu :

    1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

    Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik

    secara positif maupun negatif. Variabel bebas yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah kompensasi (X1) dan lingkungan kerja (X2)

    2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

    Variabel terikat adalah variabel yang menjadi perhatian utama bagi

    peneliti, dengan kata lain variabel yang berlaku dalam penelitian. Variabel

    terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja (Y)

  • 30

    3.5.2. Definisi Operasional Variabel

    Berdasarkan model kerangka pemikiran teoritis, maka definisi operasional

    variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kompensasi (X1) dan

    Lingkungan Kerja (X2) serta Kinerja karyawan PDAM Tirta Musi Palembang

    sebagai variabel terikat (Y).

    Indikator dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yang diukur

    berdasarkan skala Likert. Skala Likert merupakan metode pengukuran sikap yang

    menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap objek atau kejadian tertentu

    (Soegiyono, 2006:80). Dalam pengukurannya setiap responden diminta pendapat

    mengenai suatu pernyataan, responden dapat memilih jawabannya sesuai dengan

    persepsinya. Pengukuran data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah skala

    Likert dengan ukuran sebagai beikut :

    Sangat Setuju SS 5 Setuju S 4 Kurang Setuju KS 3 Tidak Setuju TS 2 Sangat Tidak Setuju STS 1

    Tabel 3.2 Variabel Operasional

    Variabel Indikator Skala Kuesioner Kompensasi (X1) Sumber : Nawawi (2008:316)

    Kompensasi langsung Kompensasi tidak

    langsung

    Ordinal Skala 1 -5

    1 - 3 4 - 6

    Lingkungan Kerja (X2) Sumber : (Ahyari, 2006:124).

    Lingkungan Fisik Lingkungan Non Fisik

    Ordinal Skala 1 -5

    1 - 5 6 - 9

    Kinerja (Y) Sumber : (Mathis & Jackson,2012:153)

    Kualitas Kerja Kuantitas Kerja Sikap Kooperatif

    Ordinal Skala 1 -5

    1 2 3 4 5 6

  • 31

    3.6. Metode Analisis Data

    Metode analisis data akan digunakan teknik analisis regresi berganda yang

    tujuan untuk mengukur pengaruh satu atau beberapa variabel independen terhadap

    variabel dependennya. Alat bantu yang digunakan adalah software aplikasi

    statistik SPSS (Statistics for Product and Service Solution) Versi 16.0

    3.6.1 Konversi Skala dari Ordinal ke Interval

    Riduwan dan Kuncoro (2008;30), data yang terkumpul akan dianalisis

    melalui pendekatan statistik baik secara deskriptif, induktif maupun hubungan

    antar variabel. Untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis, maka data yang

    bersifat ordinal terlebih dahulu diubah menjadi interval dengan metode suksesif

    interval (successive interval method), karena data ordinal sebenarnya adalah data

    kualitatif/ bukan angka sebenarnya, yang menggunakan angka sebagai simbol data

    kualitatif. Adapun langkah-langkah dari metode tersebut adalah sebagai berikut;

    1) Menghitung frekuensi setiap pilihan jawaban responden pada setiap

    item;

    2) Menghitung proporsi setiap pilihan jawaban responden berdasarkan

    frekuensi yang diperoleh;

    3) Menghitung proporsi kumulatif berdasarkan proporsi yang diperoleh;

    4) Menentukan nilai Z untuk setiap pilihan jawaban berdasarkan proporsi

    kumulatif yang diperoleh;

    5) Menentukan nilai ordinat/ Z densitas untuk setiap nilai Z yang

    diperoleh;

    6) Menentukan nilai skala/ scale value;

  • 32

    7) Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban;

    8) Menentukan nilai transformasi. Setelah data dengan skala ordinal

    ditransformasikan menjadi skala interval, maka data siap dianalisis.

    3.6.2. Uji Instrumen

    3.6.2.1. Uji Validitas

    Uji validitas menunjukkan seberapa cermat suatu alat tes melakukan

    fungsi ukurnya atau suatu alat ukur yang dapat mengukur apa yang ingin diukur.

    Dalam penelitian ini, alat ukurnya berupa kuesioner yang berisi pernyataan-

    pernyataan yang mewakili Variabel bebas yakni Kompensasi dan lingkungan keja

    serta Variabel terikat yaitu kinerja kayawan. Pengujian ini menggunakan program

    SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16. Pengujian ini bertujuan

    untuk menguji apakah setiap item instrument (pernyataan) benar-benar mampu

    mengungkap faktor yang sudah diukur. Nilai validitas masing-masing pernyataan

    dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing

    pernyataan. Seperti yang dijelaskan (Umar, 2008: 52), bila nilai Corrected Item-

    Total Correlation > 0,3 maka alat pengukur atau item pernyataan bersifat valid

    3.6.2.2. Uji Reliabilitas

    Uji Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk menilai konsistensi sebuah

    alat ukur atau kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika

    jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu

    kewaktu. Reliabilitas instrument diperlukan untuk mendapatkan data sesuai

  • 33

    dengan tujuan pengukuran. Pada penelitian ini, pengujian reliabilitas diolah

    melalui SPSS versi 16.

    Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbachs Alpha

    dan diukur berdasarkan skala Cronbachs Alpha 0 sampai 1. Reliabilitas suatu

    konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbachs Alpha > 0,60

    (Umar, 2008: 53)

    3.6.3. Analisis Deskriptif

    Analisa deskriptif ini digunakan untuk memperoleh penjelasan atau

    gambaran tentang variabel kompetensi dan lingkungan kerja terhadap kinerja dari

    masing-masing variabel tersebut dalam bentuk frekuensi dan persentasi.

    3.6.4. Uji Asumsi Klasik

    Agar hasil analisis regresi tidak menyimpang maka perlu di lakukan

    pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri atas: uji normalitas,

    multikolinieritas dan heteroskedastisitas.

    3.6.4.1. Uji Multikolinieritas

    Uji Multikolinieritas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

    ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Menurut Ghozali (2009: 63-64)

    cara medeteksi terhadap adanya Multikolinieritas dalam model regresi adalah

    sebagai berikut :

    a) Besarnya variabel Inflation Factor/VIF pedoman suatu model regresi yang

    bebas Multikolineritas yaitu nilai VIF 10.

  • 34

    b) Besarnya Tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas

    Multikolineritas yaitu nilai Tolerance 0,1.

    3.6.4.2. Uji Heteroskedastisitas

    Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas/ tidak

    Heteroskedastisitas cara untuk mendiktesikannya atau dengan cara melihat grafik

    perhitungan antara nilai prediksi variabel tingkat (zpred) dengan residual (srecid),

    analisisnya :

    a) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

    yang teratur lebih gelombang menyebar kemudian menyempit maka grafik

    mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.

    b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titiktitik yang menyebar di atas dan di

    bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

    3.6.4.3. Uji Normalitas

    Menurut Ghozali (2009 : 183) caranya normal probability plot yang

    membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi

    komulatif dari distribusi normal. adapun kriteria sebagai berikut:

    a) Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau

    grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi

    memenuhi asumsi Normalitas.

    b) Jika data menyebar garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal

    atau grafik histogram, maka tidak menunjukkan pola distribusi normal

    maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas.

  • 35

    3.6.5 Analisis Regresi Berganda

    Analisis regresi berganda adalah suatu alat analisis peramalan nilai

    pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan

    regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

    Y = a+ 1 X1 + 2 X2 + e

    Keterangan:

    Y : Kinerja karyawan

    X1 : Kompensasi

    X2 : Lingkungan Kerja

    a : Intersep/konstanta

    : koefisien regresi variable bebas

    e : Tingkat Kesalahan/error

    Analisis regresi berganda menggunakan program SPSS for windows versi

    16.0 untuk pemprosesan data.

    3.6.6. Uji Hipotesis

    3.6.6.1. Uji t ( Parsial)

    Untuk menguji variabel yang berpengaruh antara X1, X2 terhadap Y secara

    individual (parsial) maka digunakan uji t.

    Adapun kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut :

    a) Jika < 0,05 maka hipotesis diterima berarti ada pengaruh signifikan

    variabel independen (variabel bebas) secara parsial terhadap variabel

    dependen (variabel teikat).

  • 36

    b) Jika > 0,05 maka hipotesis ditolak berarti tidak ada pengaruh signifikan

    variabel independen (variabel bebas) secara parsial terhadap variabel

    dependen (variabel terikat).

    3.6.6.2. Uji F ( Simultan)

    Untuk menguji variabel yang berpengaruh antara X1, X2 terhadap Y secara

    bersama-sama (simultan) maka digunakan uji F.

    Adapun kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut :

    a) Jika Sig < 0,05 maka hipotesis diterima berarti ada pengaruh signifikan

    variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.

    b) Jika Sig > 0,05 maka hipotesis ditolak berarti tidak ada pengaruh

    signifikan variabel independen secara simultan terhadap variabel

    dependen.

  • 37

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahyari, Agus. 2006. Manajemen Produksi II. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. Artans, I Wayan Arta. 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan

    Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata, Agustus 2012 Vol 2 No. 1 hal 66-79.

    Bernadin, H. John & Russel, Joyce E.A. 2002. Human resource management (An Experimental Approach International Edition), Singapore : Mc.Graw Hill Inc.

    Gomes, Faustino Cardoso, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Penerbit Andi.

    Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.

    Hasibuan, Malayu, S.P., 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi : PT.Bumi Aksara, Jakarta

    Handoko. Hani T. 2010. Manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

    Isna D, M Nur. Rodhiyah dan Nuseto, Sendhang. 2013. Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

    Ivancevich, Konopaske dan Matteson. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: PT.Erlangga.

    Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Strategis Admistrasi Publik, Konep, Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gava Media.

    Kuncoro, M.. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Edisi 3, Erlangga, Jakarta.

    Lewa, Eka Idham Iip K. 2005. Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik dan kompensasi terhadap Kinerja Karyawan. Kajian Khusus dan Manajemen. Edisi Khusus on Human Resources. Hal 129-140.

    Martoyo, Susilo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPPE. Mangkunegara, Anwar P. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

    Bandung: PT. Refika Aditama.

  • 38

    Mangkuprawira, Sjafri dan Hubeis, Aida Vitayala. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Bogor : Ghalia Indonesia.

    Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Salemba Empat.

    Nawawi, Hadari. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia: untuk bisnis yang kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

    Peterson , Suzanne J. 2006. The Impact of Financial and Nonfinancial Incentives on Business-Unit Outcomes Over Time. Journal of Applied Psycology. Vol. 91 No. 1, Page 156-165.

    Ramzan, Muhammad. 2014. Impact of Compensation on Employee Performance (Empirical Evidence from Banking Sector of Pakistan). International Journal of Business and Social Science. Vol. 5 No. 2 February. Page 302-309.

    Robbins, Stephen, P. 2009. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

    Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisi Jalur. Bandung: Alfabeta.

    Rivai, Veithzal. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

    Sekaran, U. .2009. Research Methods For Business Metodologi Penelitian Untuk Bisinis Buku I Edisi 4, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

    Siagian, Sondang P, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan Ketujuh, Jakarta: Radar Jaya Offset.

    Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Grammedia Pustaka Utama.

    Sedarmayanti, 2011. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju.

    Sopiah. 2013. The Effect of Compensation toward Job Satisfaction and Job Performance of Outsourcing Employees of Syariah Banks in Malang Indonesia. International Journal of Learning and Development. Vol. 3, No. 2. Page 77-91.

  • 39

    Sofyandi, Herman dan Garniwa, Iwa. 2007. Perilaku Organisasional, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

    Suswanto dan Periansa, Doni Juni. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

    Tohardi, Ahmad. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan pertama. Bandung: Mandar Maju.

    Triton. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Oryza.

    Umar, Gunu. 2010.The Influence of Compensation on Performance of Sales Representatives of Pharmaceutical Companies Based in Ilorin-Nigeria. An International Multi Disciplinary Jounal, Ethiopia. Vol 4 (3b) July. Page 223-239.

    Umar, Husein. 2008. Desain penelitian MSDM dan perilaku karyawan: paradigma positivistik dan berbasis pemecahan masalah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Vidyatmoko, Dian. dkk. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi eksekutif dan hubungannya dengan kinerja perusahaan (BUMN Perkebunan). Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 6 No. 2 Oktober . Hal 74-90.

    Yahyo. Djoko W, Handoyo dan Dewi, Reni Shinta. 2013. Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Semangat Kerja Karyawan. Diponogoro Jurnal of Social and Politic. Hal 1-12.

  • 40

    LAMPIRAN :

    KUESIONER PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN BIDANG KAJIAN ILMU MANAJEMEN SDM

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2014

    Responden yang terhormat,

    Saya Endang Rahayu, mahasiswa Program Magister Ilmu Manajemen Bidang Kajian Ilmu Manajemen SDM Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya yang sedang menyusun tesis dengan judul Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang) guna memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan strata 2 Program Magister Ilmu Manajemen Universitas Sriwijaya. Dalam rangka penelitian tersebut, dengan ini saya bermaksud memohon agar Bapak/Ibu/Sdr/I berkenan dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar. Semua informasi yang diterima sebagai hasil kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian semata. Demikianlah permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/I dalam pengisisan kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

    Selamat mengisi kuesioner berikut ini!

    Peneliti,

    Endang Rahayu

  • 41

    DAFTAR PERTANYAAN

    PETUNJUK PENGISIAN: 1. Pertanyaan berikut berkaitan dengan karakteristik responden 2. Berikan tanda silang ( X ) atau uraian jelas dan singkat untuk pertanyaan singkat di bawah ini. 3. Dimohon kepada Bapak/Ibu/Sdr/i untuk TIDAK mengosongkan jawaban walaupun hanya satu

    pertanyaan.

    DATA RESPONDEN

    A. Identitas

    1. Nama : (*) 2. Jenis Kelamin : Pria Wanita 3. Umur : tahun 4. Pendidikan Terakhir : SMU D-I D-III S-1 S-2 S-3 Lainnya 5. Jabatan : 6. Masa Kerja : tahun

    B. Petunjuk Kuesioner Kuesioner ini meminta Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan tanggapan/ respon yang dianggap paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian.

    Kategori Skor :

    Sangat Setuju (SS) = Skor 5 Setuju (S) = Skor 4 Kurang Setuju (KS) = Skor 3 Tidak Setuju (TS) = Skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = Skor 1

    (*) Boleh tidak diisi (untuk dirahasiakan)

  • 42

    A. KOPENSASI (X1) No KETERANGAN SS

    5 S 4

    KS 3

    TS 2

    STS 1

    KOPENSASI LANGSUNG 1. Gaji yang diterima sesuai harapan 2. Gaji secara keseluruhan sesuai dengan usaha yang

    dikeluarkan

    3. Perbedaan gaji antar bagian dalam perusahaan sudah sesuai dengan harapan

    KOPENNSASI TIDAK LANGSUNG 4. Bonus yang diberikan perusahaan sebanding dengan waktu

    kerja lembur

    5. Tunjangan yang diterima sesuai harapan 6. Besarnya jaminan kecelekaan kerja sudah sesuai dengan

    resiko pekerjaan

    B. LINGKUNGAN KERJA (X2)

    No KETERANGAN SS 5

    S 4

    KS 3

    TS 2

    STS 1

    LINGKUNGAN FISIK 1. Ruangan tempat anda bekerja dengan udara yang sejuk dapat

    membuat anda lebih terampil dalam mengerjakan pekerjaan anda sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu

    2. Kursi kerja anda yang empuk membuat anda merasa nyaman dalam bekerja sehingga memudahkan anda dalam menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu.

  • 43

    3. Kursi kerja anda yang memiliki roda pada kaki-kaki nya membuat anda lebih mudah bergerak untuk bertanya ataupun berkomunikasi dengan rekan kerja sehingga dapat mempermudah dan mempererat kerja sama antar karyawan.

    4. Lantai pada ruangan kerja yang bersih dapat membuat anda merasa nyaman sehingga anda dapat menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan standart perusahaan.

    5. Fasilitas-fasilitas perusahaan (kantin, ruang beribadah, dan toilet) yang tidak bersih membuat anda merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga anda tidak dapat menghasilkan pekerjaan sesuai dengan standar perusahaan.

    LINGKUNGAN NON FISIK 6. Stres yang disebabkan oleh masalah pekerjaan membuat anda

    membutuhkan pelatihan (seminar) yang disediakan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja anda.

    7. Stres yang anda rasakan karena masalah pekerjaan yang sulit anda selesaikan menyebabkan anda merasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga diperlukan atasan yang dapat membantu anda.

    8. Hubungan antara karyawan dengan pimpinan membantu anda dalam bekerja

    9. Hubungan anta sesama karyawan membantu anda dalam bekerja

  • 44

    DATA RESPONDEN

    A. Identitas Penilai (Atasan) 1. Nama : (*) 2. Jenis Kelamin : Pria Wanita 3. Umur : tahun 4. Pendidikan Terakhir : SMU D-I D-III S-1 S-2 S-3 Lainnya 5. Jabatan : 6. Masa Kerja : tahun

    B. Identitas Pegawai yang dinilai (Bawahan) 1. Nama : (*) 2. Jenis Kelamin : Pria Wanita 3. Umur : tahun 4. Pendidikan Terakhir : SMU D-I D-III S-1 S-2 S-3 Lainnya 5. Jabatan : 6. Masa Kerja : tahun

    C. Petunjuk Kuesioner Kuesioner ini meminta Bapak/Ibu/Saudara/i memberikan tanggapan/ respon yang dianggap paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian.

    Kategori Skor : Sangat Setuju (SS) = Skor 5 Setuju (S) = Skor 4 Netral (N) = Skor 3 Tidak Setuju (TS) = Skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = Skor 1

    (*) Boleh tidak diisi (untuk dirahasiakan)

  • 45

    C. KINEJA KARYAWAN (Y) No KETERANGAN SS

    5 S 4

    KS 3

    TS 2

    STS 1

    KUALITAS KERJA 1. Karyawan saya sudah menyelesaikan pekerjaannya secara

    baik, teliti dan telah sesuai dengan harapan/ standard perusahaan.

    2. Karyawan saya sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik, tanpa ada komplain dari perusahaan maupun dari pihak lain.

    KUANTITAS KERJA 3. Karyawan saya sudah memenuhi semua tugas-tugas yang

    diberikan dengan lengkap. (dilihat dari segi jumlah tugas/ kuantitas tugas yang diselesaikan).

    4. Karyawan saya dalam menjalankan tugasnya telah memenuhi semua target yang diberikan oleh perusahaan. (dilihat dari segi jumlah target/ kuantitas target yang diselesaikan).

    SIKAP KOOPERATIF 5. Karyawan saya selalu disiplin, yaitu dengan cara selalu hadir

    dalam bekerja dan istirahat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh perusahaan

    6. Karyawan saya bisa memberikan laporan hasil pekerjaanya pada target waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.