proposal ternak sapi

27
I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejak krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1997, suplay kebutuhan daging, telur dan susu asal hewani secara signifikan tidak dapat dipenuhi secara domestik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya usaha-usaha peternak komersil yang mengalami kebangkrutan, karena krisis ekonomi juga mengakibatkan sarana dan prasarana usaha ternak juga meningkat secara drastis. Kekurangan modal dan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah serta kurangnya kepercayaan Pemerintah terhadap masyarakat kian menjadi penghambat kelangsungan kemajuan disegala sektor usaha. Sub sektor peternakan yang semestinya menjadi penopang pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dewasa ini tidak terkontrol sebagai akibat dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap kelangsungan pengembangan sub sektor peternakan. Kondisi ini tentunya berimplikasi terhadap kurangnya penyediaan kebutuhan akan protein asal hewani didalam negeri, bahkan sampai saat ini Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor ternak sapi dari berbagai negara terutama Australia dan Selandia Baru. Ketergantungan akan ternak impor tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan kesadaran gizi masyarakat. Pemberlakuan otonomi daerah pada pengeluaran sapi dari setiap Kabupaten/Kota di daerah ini cenderung tidak

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 22-Jun-2015

21.038 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal ternak sapi

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejak krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun

1997, suplay kebutuhan daging, telur dan susu asal hewani secara

signifikan tidak dapat dipenuhi secara domestik. Hal ini disebabkan

oleh banyaknya usaha-usaha peternak komersil yang mengalami

kebangkrutan, karena krisis ekonomi juga mengakibatkan sarana dan

prasarana usaha ternak juga meningkat secara drastis. Kekurangan

modal dan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah

serta kurangnya kepercayaan Pemerintah terhadap masyarakat kian

menjadi penghambat kelangsungan kemajuan disegala sektor usaha.

Sub sektor peternakan yang semestinya menjadi penopang

pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dewasa ini tidak terkontrol

sebagai akibat dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap

kelangsungan pengembangan sub sektor peternakan. Kondisi ini

tentunya berimplikasi terhadap kurangnya penyediaan kebutuhan akan

protein asal hewani didalam negeri, bahkan sampai saat ini Indonesia

menjadi salah satu negara pengimpor ternak sapi dari berbagai negara

terutama Australia dan Selandia Baru. Ketergantungan akan ternak

impor tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan

pertambahan jumlah penduduk dan kesadaran gizi masyarakat.

Pemberlakuan otonomi daerah pada pengeluaran sapi dari setiap

Kabupaten/Kota di daerah ini cenderung tidak terkontrol. Mobilitas

pengiriman sapi keluar Sulawesi Tenggara lebih banyak dilakukan

melalui pelabuhan-pelabuhan tradisional dengan volume yang cukup

besar. Pada tahun 1998 populasi sapi potong berjumlah 292.846 ekor,

namun pada tahun 2004 hanya mencapai 236.180 ekor atau dalam

kurun waktu tersebut menjadi penurunan populasi 56.000 ekor.

Penurunan tersebut diprediksi akibat jumlah permintaan melebihi

kemampuan reproduksi sehingga dapat menguras populasi

sebagaimana yang terjadi saat ini.

Page 2: Proposal ternak sapi

Salah satu yang mungkin dapat ditempuh yaitu menerapkan

konsep pemanfaatan sumber daya dengan konsep back to local

resours. Konsep ini mengandung konsep makna upaya pengelolaan

dan pemanfaatan potensi sumber daya lokal yang berbasis pada

pelibatan masyarakat secara partisipatif.

Menyongsong implementasi kebijakan pembangunan daerah yang

otonom (desentralisasi) dewasa ini menurut segenap pelaku

pembangunan (stake holder) di daerah untuk mampu mengelola

potensi sumber daya lokalnya secara mandiri dan efektif.

Seperti halnya realitas yang terjadi di Sulawesi Tenggara dimana

pemenuhan permintaan akan produk peternakan belum sepenuhnya

disediakan oleh produk ternak lokal, bahkan sampai pada tahun

terakhir ini kebutuhan masyarakat terhadap daerah lain seperti

Sulawesi Selatan. Pada hal dari aspek potensi sumber daya alamnya

Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Muna memiliki keunggulan

yang sama dengan daerah lain.

Fenomena tersebut mendorong kelompok ternak sapi “ Kamata-

Mata Mandiri” Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna untuk

memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya alam yang secara

agroklimat dan agrosistem sangat potensial untuk mengembangkan

sapi potong. Hal ini juga didukung oleh kebijakan Pemerintah Pusat

yang menetapkan pengelolaan pembudidayaan sapi potong di Propinsi

Sulawesi Tenggara khususnya di Kabupaten Muna yang merupakan

langkah-langkah strategis dalam rangka mendorong pertumbuhan

ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara yang mayoritas petani dan

menetapkan ternak sapi sebagai bagian integral dari sistem usaha

taninya, walaupun dikelola dengan manajemen usaha yang

berorientasi bisnis.

Dengan adanya program pemerintah melalui Dinas Peternakan

melakukan pembinaan peternakan sapi didaerah ini dengan

membentuk kelompok-kelompok peternakan sapi yang diharapkan

menjadi cikal bakal usaha kecil mikro dan menengah dibidang

pertanian dan peternakan.

Page 3: Proposal ternak sapi

Kabupaten Muna merupakan salah satu sentra produksi sapi

potong yang telah menjadi penyuplai utama kebutuhan daging sapi

untuk masyarakat didaerah sendiri dan sekitarnya.

Wilayah Kecamatan Kusambi sebagai kecamatan induk terdiri dari

13 desa dan kelurahan merupakan salah satu wilayah ternak sapi

potong yang dicanangkan oleh Kabupaten Muna. Beberapa

pertimbangan yang mendasar Pemda Kabupaten Muna dijadikan

sebagai wilayah pengembangan sapi potong antara lain : (1) Populasi

ternak sapi cukup besar yaitu 6000 ekor dengan struktur populasi

4.200 ekor adalah betina yang terdiri dari pedet 600 ekor, betina darah

98 ekor dan betina dewasa 3.612 ekor, (2) lokasinya dekat dengan ibu

kota Kabupaten Muna yang sangat memungkinkan untuk

pengembangan peternakan sapi potong.

Dalam pengembangan ternak sapi potong diwilayah ini khususnya

dilokasi Calon Sarjana Mandiri Desa (SMD) adalah sistem pemeliharaan

yang masih tradisional, skala usaha yang relatif sangat kecil dan belum

dilakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi peternakan yang

telah berkembang dewasa ini.

Untuk meningkatkan produksi dan produktifitas ternak sapi di

daerah ini diperlukan penerapan teknologi peternakan yang tepat guna

dan muda diadopsi oleh peternak dan berdasarkan kondisi obyektif

peternakan sapi diwilayah Kabupaten Muna, yang menjadi faktor-faktor

penting yang perlu diperhatikan dan menjadi fokus kegiatan (1) Usaha

Budi Daya dan Penggemukan, (2) Perbaikan tatalaksana budi daya dan

penggemukan, (3) Perbaikan Manajemen, pemeliharaan perkandangan

dan pakan, (4) Pelaksanaan teknologi dengan cara inseminasi buatan,

(5) Perbaikan mutu genetik, (6) Pembinaan kelembagaan peternak

Kehadiran program Sarjana Membangun Desa (SMD) diharapkan

dapat menjadi stimulus bagi pengembangan peternakan sapi didaerah

ini.

1.2 TUJUAN PROGRAM

Maksud dan tujuan dalam budidaya dan pengemukan ternak sapi

adalah:

Page 4: Proposal ternak sapi

1. Meningkatkan penerapan teknologi tepat guna dalam usaha

budidaya ternak sapi potong.

2. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan kelompok tani dalam

pengembangan usaha ekonomi produktif yang berbasis sapi

potong (agribisnis).

3. Meningkatkan kemampuan kelembagaan peternak dalam

mengakses berbagai potensi sumber daya peternakan, sumber

permodalan danpeluang usaha.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha budidaya ternak sapi

potong.

5. Meningkatkan kemampuan kelompok dalam menfasilitasi

kebutuhan modal usaha (keuangan) para anggota kelompok

binaan.

6. Meningkatkan produksi ternak sapi untuk memenuhi permintaan

kebutuhan konsumsi daging local maupun secara nasional.

7. Mendayagunakan potensi lahan secara optimal dalam rangka

memenuhi kebutuhan konsumsi daging.

8. Meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok “Kamata-Mata

Mandiri” dan masyarakat pada umumnya di Desa Kusambi,

Kecamatan Kusambi.

9. Memberikan Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha

terhadap peternak dan masyarakat setempat pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya.

1.3 SASARAN PROGRAM

Sasaran yang akan diperoleh dari budidaya dan penggemukan

ternak sapi potong melalui pola pemberdayaan kelompok masyarakat

adalah:

a. Meningkatkan produksi dan produktifitas sapi potong

b. Berkembangnya usaha kelompok, meningkatkan pendapatan dan

tercapaian kesejahteraan kelompok sasaran dan masyarakat pada

umumnya.

c. Meningkatkan kemandirian kelompok.

d. Terbukanya peluang usaha dan ekonomi pedesaan.

Page 5: Proposal ternak sapi

1.4 TARGET PROGRAM

a. Petani – peternak binaan trampil dan profesional dalam

melakukan usaha budidaya ternak sapi melalui penerapan

teknologi tepat guna.

b. Meningkatkan populasi ternak sapi di wilayah pilot program dari

populasi sebelumnya.

c. Terciptanya wadah kelompok usaha peternakan yang mandiri dan

fungsional pedesaan yang berbasis sumber daya lokal.

II. DESKRIPSI PROGRAM

2.1 RUANG LINGKUP KEGIATAN

1. Pengembangan peternakan sapi berbasis masyarakat di

pedesaan melalui budidaya dan penggemukan sapi potong dalam

rangka pemberdayaan sarjana dan masyarakat pedesaan.

2. Program peternakan ini diarahkan pada pembudidayaan dan

penggemukan sapi dalam rangka pemberdayaan masyarakat

pedesaan yang berbasis investasi dan ekonomi kerakyatan.

Kelompok target merupakan petani peternak yang telah lama

memelihara sapi tetapi memiliki keterbatasan modal dan

keterampilan dalam berusaha tani.Setiap anggota kelompok

diberikan penguasaan untuk memelihara ternak sapi serta sarana

produksi yang digulirkan melalui bantuan modal usaha oleh

pemerintah pusat melalui Dirjen Peternakan Departemen

Pertanian.

Page 6: Proposal ternak sapi

3. Penyiapan kelompok dan manejerial pada kelompok sasaran,

dilakukan melalui pendampingan tenaga lapangan (field Officer)

yang akan menyelenggarakan pembinaan setiap waktu.

4. Program ini direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) tahun

(Tahun 2009– 2012)

2.2 LOKASI PROGRAM

Lokasi kegiatan direncanakan di Desa Kusambi Kecamatan

Kusambi Kabupaten Muna. Kriteria pemilihan lokasi pelaksanaan

program didasarkan atas pertimbangan:

1. Masyarakat yang berada disekitar wilayah ini tersebut sangat

membutuhkan pencaharian alternatif, karena mata pencaharian

yang sekarang dilakukan tidak menentu.

2. Areal penggembalaan dan area penanaman hijauan makanan

ternak cukup tersedia.

3. Kurangnya pengetahuan peternak terhadap

pengembangan/budidaya ternak sapi dengan sistem dan

manajemen usaha yang baik serta kurangnya penanganan

terhadap kesehatan ternak.

4. Belum terdapatnya sistem kemitraan yang dapat menjamin

kelangsungan hidup petani peternak.

2.3 KELOMPOK BINAAN

Kelompok Binaan adalah petani – peternak, yang tersebar pada

desa-desa wilayah Kecamatan yang telah dipilih sebagai binaan.

Jumlah sasaran yang menjadi binaan kelompok peternak “Kamata-

mata Mandiri” di Desa Kusambi, Kecamatan Kusambi adalah

sebanyak 10 (sepuluh) orang. Dengan kriteria pemilihan kelompok

sasaran adalah:

1. Kelompok para Peternak binaan yang memiliki ternak sapi

2. Memiliki lahan untuk areal pengembangan budidaya sapi potong

dan areal penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT).

2.4 MODEL KERJA SAMA

Page 7: Proposal ternak sapi

Program ini dilaksanakan dengan pendekataan kemitraan dan

kolaborasi berbagai stakeholder yang terkait yaitu : (1) Pengambilan

Kebijakan/pemerintah (Direktorat Jenderal Peternakan Departemen

Pertanian), (2) Akademisi Lembaga Perguruan Tinggi (Universitas

Haluoleo), Dinas Pertanian Kab/Kota (Bidang Peternakan) dan

Alumnus Sarjana Peternakan serta masyarakat petani yang diarahkan

untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani peternak dan

pengembangan wilayah melalui upaya pengembangan komoditi

peternakan sapi yang berbasis masyarakat pedesaan.

Daftar nama-nama kelompok Usaha Peternakan dan jumlah

ternak yang dimiliki di Desa Kusambi Kec. Kusambi adalah sebagai berikut :

No. Nama Anggota Jabatan Jumlah Ternak1. La Jana Ketua 52. La Embu Anggota 93. La Hera Anggota 44. La Firusu Anggota 25. La Kola Anggota 26. Asdar Anggota 47. La Ira Anggota 28. La Mane Anggota 29. Malik Anggota 3

10. La Zul Anggota 3Jumlah 36

2.5 SOSIALISASI PROGRAM

Sosialisasi program kepada masyarakat yang menjadi sasaran

program difasilitasi oleh :

1. Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian

2. Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara dan Dinas Pertanian

Kab. Muna, Bidang peternakan

3. Tim Akademisi Perguruan Tinggi dari Universitas Haluoleo

Kendari.

Setelah semua pihak sepakat dan siap mendukung keberdayaan

program ini maka akan diadakan survey dilapangan terhadap

kelompok-kolompok binaan yang melihat secara langsung kegiatan

yang dilakukan oleh petani peternak.

2.6 PENDEKATAN KEGIATAN PROGRAM

Page 8: Proposal ternak sapi

Kegiatan studi ini diawali dengan studi untuk mempeloleh

informasi lengkap yang dibutuhkan meliputi penyusunan database

wilayah pelaksanaan pilot program dan profile social ekonomi

masyarakat kelompok sasaran melalui pendekatan Partisipatif.

Penyusunan database ini dimaksudkan untuk memudahkan

mengevaluasi proses dan pencapaian target program baik terhadap

(a) perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat peternak, (b)

kemampuan kelompok sasaran baik dari segi teknis maupun

manejerial, (c) dampak lingkungan dari keberdaan program terhadap

peningkatan pendapatan keluarga kelompok Binaan dan masyarakat

pada umumnya.

2.7 PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Penyusunan Rencana Bersama

Dalam upaya pengembangan peternakan yang berbasis ekonomi

kerakyatan melalui usaha pengembangan dan penggemukan sapi

maka untuk menjamin keberlanjutannya, akan dilakukan pengkajian

terhadap masalah yang dihadapi oleh petani peternak. Solusi

terhadap masalah yang dihadapi kelompok sasaran akan

dilaksanakan dalam bentuk pertemuan sumbang saran (metode

partisipatif) dengan difasilitasi pelaksana program untuk

menghasilkan agenda aksi yang lebih mencerminkan kebutuhan

kelompok sasaran mencakup bentuk dan cara serta mekanisme

pelaksanaan program. Disamping itu pula dimaksudkan untuk

membangun sistem kelembagaan (organisasi dan aturan main) yang

kondusif dengan barbasis pada kelompok.

2. Persiapan Lahan

Kegiatan penyusunan data base diantaranya adalah inventarisasi

lahan yang tersedia pada lokasi pengembangan program baik yang

dimiliki kelompok Binaan maupun yang dimiliki desa/kelurahan atau

tanah Negara yang dapat dikonversi menjadi lahan pengembangan

sentra produksi sapi pola budidaya dan penggemukan. Ketersediaan

lahan di wilayah ini cukup memadai apalagi hampir semua kelompok

Page 9: Proposal ternak sapi

sasaran yang telah terbina memiliki lahan yang sebagian besar lahan

perkebunan yang memiliki tanaman hijauan makanan ternak.

Agribisnis sapi bali membutuhkan lahan sebagai salah satu prasarat

utama karena memiliki peranan yang vital. Lahan dimanfaatkan

selain sebagai lokasi pembangunan kandang untuk menjalankan

semua aktifitas produksi, juga digunakan sebagai lokasi

penggembalaan untuk memenuhi kebutuhan pakan hijauan. Disatu

sisi lahan yang menghasilkan hijauan dari limbah / hasil ikutan yang

dapat digunakan sebagai pakan ternak misalnya area perkebunan

dan tanaman campuran.

3. Pengadaan Sapi

Pengadaan sapi bakalan dan induk sapi dilakukan sepenuhnya

oleh kelompok binaan yang difasilitasi oleh pendamping program.

Pelibatan masyarkat yang menjadi kelompok binaan dalam

pengadaan sapi bakalan dan indukan sapi dimaksudkan sebagai

media pembelajaran petani peternak dalam mengidentifikasi sapi

bakalan dan indukan sapi yang layak untuk dibudidayakan dan

digemukan ataupun sebagai indukan untuk usaha pembibitan.

Sumber sapi bakalan dan indukan diupayakan berasal dari sapi-sapi

masyarakat yang terseleksi dan berasal dari dalam atau daerah luar

lokasi program. Sehingga upaya untuk mencapai target budidaya dan

penggemukan sapi potong dilokasi program dapat dicapai.

4. Pembuatan Kandang dan Peralatan

Kandang untuk pemeliharan/pengembangan ternak sapi pola

budidaya dan penggemukan akan dibangun/disiapkan oleh masing-

masing anggota kelompok peternak sasaran yang disesuaikan

dengan jumlah ternak yang dimiliki oleh masing-masing anggota

kelompok sasaran. Penentuan desain dan tata letak perkandangan

akan difasilitasi oleh pendamping. Mekanisme pembiayaan

Page 10: Proposal ternak sapi

pembangunan kandang dan peralatanya secara teknis diupayakan

dengan pola sharing antara masyarakat kelompok sasaran dengan

dana dari pilot program sehingga rasa kepemilikan antara masing-

masing pihak demi keberlanjutan program dapat dicapai.

5. Penerapan Teknologi

Untuk meningkatkan produksi dan produktiftas sapi potong

perlu adanya teknologi tepat guna disamping teknologi sederhana

yang dimiliki kelompok sasaran juga akan melakukan kerjasama

dengan pihak terkait terutama dalam perbaikan mutu genetik ternak

melalui inseminasi buatan.

6. Penanganan Kesehatan Hewan

Dalam Upaya penanganan kesehatan hewan kelompok sasaran

telah memiliki sistim pengobatan oleh anggota kelompok tetapi hal

ini belum optimal. Untuk mengoptimalkan kesehatan hewan,

kelompok sasaran akan berkerja sama dengan petugas kesehatan

hewan melalui istansi terkait dalam hal ini Dinas Pertanian bidang

peternakan.

7. Pemasaran hasil

Di Sulawesi Tenggara khususnya di Kab. Muna kebutuhan

daging sapi cukup tinggi hal ini ditunjukan dengan permintaan pasar

misalnya rumah-rumah makan disamping itu juga ternak sapi

dibutuhkan untuk acara adat (pernikahan, aqikah, nazar maupun hari

raya kurban).

2.8 PENDAMPINGAN DAN PEMBINAAN

Agar program ini dapat berjalan sesuai dengan target yang

diharapkan, maka pelaksana program akan menempatkan tenaga

pendamping lapangan 1 orang yang memiliki kualifikasi pendidikan

sarjana peternakan. Tugas utamanya mengkaji persoalan-persoalan

yang dihadapai oleh kelompok peternak sasaran yang telah di bina

serta memfasilitasi mereka dalam upaya perbaikan manajemen dan

pengembangan usaha ternak

Page 11: Proposal ternak sapi

2.9 MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi akan dilakukan secara berkala dan

berjenjang sesuai dengan tahap kegiatan kelompok sasaran, untuk

dapat mengidektifikasi dan mecari solusi pemecahan permasalahan

yang dihadapi.

Monitoring dan evaluasi akan dilakukan oleh unsur Dirjen

Peternakan, Perguruan Tinggi, Dinas peternakan Propinsi dan

Kabupaten untuk memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan.

Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berjenjang

tersebut meliputi :

1. Kemajuan pelaksanaan program sesuai dengan indicator kinerja

program.

2. Penyelesaian masalah yang dihadapi di tingkatan kelompok,

kabupaten dan propinsi.

3. Laporan mencakup perkembangan kelompok sasaran berikut

realisasi fisik dan keuangan.

2.10 PELAPORAN

Untuk menertibkan adminsitrasi dan mengetahui kemajuan

perkembangan budidaya dan penggemukan ternak sapi pada

kelompok sasaran dilapangan maka akan dilakukan sistem pelaporan

oleh peternak setiap triwulan kepada dinas peternakan.

2.11 RENCANA ANGGARAN BIAYA

Rencana anggaran kebutuhan kelompok usaha peternakan

“Kamata Mata Mandiri” adalah sebesar : Rp. 303.000.000,- (Tiga

Ratus Tiga Juta)

Sumber Dana Program : Direktorat Jenderal Peternakan

Departemen Pertanian

Estimasi Anggaran : Terlampir

Page 12: Proposal ternak sapi

III PENUTUP

Berdasarkan hasil kajian dan analisis maka dapat disimpulkan bahwa

usulan kelompok ternak sapi “Kamata-Mata Mandiri” Desa Kusambi,

Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna untuk mengusahakan budidaya sapi

sangat layak dilakukan baik ditinjau dari kondisi social budaya, aspek

lingkungan, aspek teknis serta aspek keunggulan.

Program pengembangan sapi potong perlu mendapat perhatian yang

serius dari pemerintah khususnya dari Direktorat Jenderal Peternakan

Departemen Pertanian melalui Program Sarjana Masuk Desa (SMD) tahun

2009. Dukungan dan kebijakan dan pendanaan yang memadai pada

Kelompok Peternakan “Kamata-mata Mandiri” sangat diperlukan dalam

rangka memacu peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar

baik lokal mapun nasional terlebih untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Demikian proposal pengembangan budidaya ternak sapi ini diajukan,

semoga apa yang kita harapkan bersama dapat terwujud dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Kusambi, Maret 2009

Kelompok Usaha Peternakan

“KAMATA-MATA MANDIRI”

Pembina Kelompok

(MUH. ARJAN, S.Pt)

Ketua

(L A J A N A)

An. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Muna

Kepala Bidang Peternakan

(Ir. LM. YAKUB, M.Si )NIP. 590 008 940

Page 13: Proposal ternak sapi

PROPOSAL

KEGIATAN BUDIDAYA/PEMBIBITAN

DAN PENGGEMUKAN KAMBING LOKAL

Diusulkan Kepada :

DIRJEN PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN

BEKERJASAMA DENGAN UNIVERSITAS HALUOLEO

PROPINSI SULAWESI TENGGARA

Diajukan Oleh :

WA ODE MEY ARNI, S.Pt

Pendamping

KELOMPOK USAHA PETERNAKAN

“KASEISEHA”

ALAMAT : DESA LEMOAMBO KECAMATAN KUSAMBI

KABUPATEN MUNA

PROPINSI SULAWESI TENGGARA

2009

Proposal Program Pendampingan SMD (Sarjana Membangun Desa)Program Dirjen Peternakan Departemen Pertanian

Page 14: Proposal ternak sapi

Lampiran : Rencana Anggaran Biaya Budidaya dan Penggemukan Sapi Potong Kelompok Usaha Peternakan “Kamata-mata Mandiri” Desa ............. Kecamatan ................. Kabupaten Muna.

No Kegiatan VolumeHarga Satuan

(Rp)

Jumlah(Rp)

1. Pembelian Ternak1.Induk Sapi Lokal2.Bakalan

2626

EkorEkor

6.000.0004.000.000

156.000.000

104.000.000

2. Perbaikan Kandang 1 Unit 7.000.000 7.000.0003. Obat-obatan dan alat

Veteriner1 Paket 5.000.000 5.000.000

4. Bahan dan peralatan IB 1 Paket 1.000.000 1.000.0005. Pengelohan Limbah Ternak 1 Unit 2.000.000 2.000.0006. Pengembangan HMT 1 Ha 2.000.000 2.000.0007. Pakan Kosentrat 1 Paket 7.000.000 7.000.0008. Administrasi kelompok 1 Paket 1.000.000 1.000.000

9. Pengembangan kelembagaan

12 Bulan1.500.000

18.000.000

Total 303.000.000

................., .................... 2009Pendamping Kelompok

….........................., S.Pt

Kelompok .......................Ketua

…………………….

Mengetahui/MenyetujuiTim Teknis Dinas Pertanian

Kabupaten Muna

Ir. L.M. YAKUB, M,SiNIP. 590 008 940

Page 15: Proposal ternak sapi

PEMERINTAH KABUPATEN MUNADINAS PERTANIAN

Alamat : Jl. Pendidikan No. 12 Kab. Muna Telp (0403) 22071 Fax (0403) 21516

STRUKTUR ORGANISASI

Kelompok Usaha Peternakan ................................Alamat : Desa .............. Kec. ........ Kab. Muna

NO

NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1. KETUA 1.

2. SEKRETARIS 2.

3. BENDAHARA 3.

4. ANGGOTA 4.

5. ANGGOTA 5.

6. ANGGOTA 6.

7. ANGGOTA 7.

8. ANGGOTA 8.

9. ANGGOTA 9.

10.

ANGGOTA 10.

Pendamping Kelompok

……………………….., S.Pt

……………., ……………......2009Ketua Kelompok

……………………………

Mengetahui,

An. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten MunaKepala Bidang Peternakan

Page 16: Proposal ternak sapi

Ir. L. M. YAKUB, M.Si NIP. 590 008 940

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAKECAMATAN ...................

DESA ……………

SURAT KETERANGAN DOMISILINomor :

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ......................................

Jabatan : Kepala Desa ...................

Menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa Kelompok Usaha

Peternakan ”.......................” (Struktur Organisasi terlampir) telah

melakukan usaha pemeliharaan ternak Sapi Bali yang bertempat di

Desa ................, Kecamatan ................ Kabupaten Muna dengan pembina

kelompok atas nama ..............................., S.Pt mulai melakukan pembinaan

sejak tahun 2005 sampai sekarang.

Demikian Surat Keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan

digunakan sebagaiamana mestinya.

..............., ........................ 2009

Kepala Desa .....................

...............................

Page 17: Proposal ternak sapi
Page 18: Proposal ternak sapi

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAKECAMATAN KUSAMBI

DESA KUSAMBI

STRUKTUR ORGANISASI

Kelompok Usaha Peternakan .............................Alamat : Desa .................... Kec. ............... Kab. Muna

NO

NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1. KETUA

2. ANGGOTA

3. ANGGOTA

4. ANGGOTA

5. ANGGOTA

6. ANGGOTA

7. ANGGOTA

8. ANGGOTA

9. ANGGOTA

10.

ANGGOTA

Pendamping Kelompok

..............................., S.Pt

Kusambi, Maret 2009

Ketua Kelompok

………………………Mengetahui,

Kepala Desa Kusambi

L A R E S I

Page 19: Proposal ternak sapi

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

a. N a m a : MUHAMAD ARJAN, S.Pt

b Tempat Tanggal Lahir : Kamata-Mata, 18 Juni 1978

c. Jenis Kelamin : Laki – Laki

d. Pekerjaan : -

e. Alamat : Desa Kusambi Kec. Kusambi Kab. Muna

Sultra

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Konawe Kec. Kusambi Kab. Muna Lulus Tahun 1991

2. SMP Negeri Konawe Kec. Kusambi Kab Muna Lulus Tahun 1994

3. SMU Negeri 2 Jayapura, Irian Jaya Lulus tahun 1997

4. Fakultas Pertanian Jurusan Budi Daya Pertanian Program Studi Produksi

Ternak Universitas Haluoleo, Kendari Lulus tahun 2004

PENGALAMAN KERJA

1. Pendamping Program Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Sarjana Dinas

Nakertrans Tahun 2005.

2. Pelaku Program PNPM PKK di Kec. Kusambi Kab. Muna Tahun 2006

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Unhalu tahun

2000 – 2001

2. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhalu 2001 – 2002

3. Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Unhalu 2002 – 2003

4. Ketua Karang Taruna Kel Konawe Kec. Kusambi Tahun 2006

5. Wakil Sekretaris Komite Nasioanal Pemuda Indonesia Tahun 2009

PENGALAMAN PELATIHAN

1. Pelatihan Manajemen Usaha Kecil tahun 2005 di Kendari

2. Pelatihan Perencanaan Sosial dan Kepemimpinan tahun 2005 di

Kendari.

Kusambi, Maret 2009Yang Membuat

Page 20: Proposal ternak sapi

MUHAMAD ARJAN, S.PtPEMERINTAH KABUPATEN MUNA

DINAS PERTANIANAlamat : Jl. Pendidikan No. 12 Kab. Muna Telp (0403) 22071 Fax (0403) 21516

SURAT REKOMENDASI Nomor : 137 / 520 / III / 2008

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ir. L.M YAKUB, M.Si

NIP : 590 008 940

Jabatan : Kepala Bidang Peternakan Kab. Muna

Memberikan Rekomendasi kepada :

Nama : MUHAMAD ARJAN, S.Pt

Jabatan : Pembina Kelompok Usaha Peternakan Kamata-mata

Mandiri

Alamat : Desa Kusambi Kec. Kusambi Kab. Muna Sultra

Yang telah melaksanakan Pembinaan Kelompok Usaha Peternakan

”Kamata Mata Mandiri” (Struktur Anggota Kelompok Terlampir) dalam

usaha pemeliharaan Sapi Bali yang bertempat di Desa Kusambi, mulai dari

tahun 2005 sampai sekarang, sehingga kepadanya layak dijadikan sebagai

calon Pendamping Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun

Anggaran 2009.

Demikian Surat Rekomendasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya

dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

An.Raha, Maret 2009Kepala Dinas Pertanian Kabupaten MunaKepala Bidang Peternakan

Page 21: Proposal ternak sapi

Ir. L.M. YAKUB, M.SiNIP. 590 008 940

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : MUHAMAD ARJAN, S.Pt

Tempat / Tanggal Lahir : Kamata-Mata, 18 Juni 1978

Alamat : Desa Kusambi Kec. Kusambi Kab. Muna Sultra

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : -

Bahwa saya bersedia untuk menjalankan program Sarjana Membangun

Desa (SMD) dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh Dirjen

Peternakan, dengan mendampingi Kelompok Peternakan Kamata-Mata

Mandiri, yang berlokasi di Desa Kusambi Kecamatan Kusambi Kab. Muna

Sultra

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kusambi, Maret 2009

Yang Membuat

MUHAMAD ARJAN, S.Pt

Page 22: Proposal ternak sapi

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

a. N a m a : MUHAMAD ARJAN, S.Pt

b Tempat Tanggal Lahir : Kamata-Mata, 18 Juni 1978

c. Jenis Kelamin : Laki – Laki

d. Pekerjaan : -

e. Alamat : Desa Kusambi Kec. Kusambi Kab. Muna

Sultra

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Konawe Kec. Kusambi Kab. Muna Lulus Tahun 1991

2. SMP Negeri Konawe Kec. Kusambi Kab Muna Lulus Tahun 1994

3. SMU Negeri 2 Jayapura, Irian Jaya Lulus tahun 1997

4. Fakultas Pertanian Jurusan Budi Daya Pertanian Program Studi Produksi

Ternak Universitas Haluoleo, Kendari Lulus tahun 2004

PENGALAMAN KERJA

1. Pendamping Program Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Sarjana Dinas

Nakertrans Tahun 2005.

2. Ketua Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Program PNPM MPKel.Konawe. Kec.

Kusambi Kab. Muna Tahun 2006-2007

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Unhalu tahun

2000 – 2001

2. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unhalu 2001 – 2002

2. Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Unhalu 2002 – 2003

3. Ketua Karang Taruna Kel Konawe Kec. Kusambi Tahun 2006

4. Wakil Sekretaris Komite Nasioanal Pemuda Indonesia Kab. Muna Tahun

2009

PENGALAMAN PELATIHAN

Page 23: Proposal ternak sapi

1. Pelatihan Manajemen Usaha Kecil tahun 2005 di Kendari

2. Pelatihan Perencanaan Sosial dan Kepemimpinan tahun 2005 di Kendari.

Kusambi, Maret 2009Yang Membuat

MUHAMAD ARJAN, SPt

MUHAMAD ARJAN, S.Pt