proposal skripsi yunica

9
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAH KOTA BEKASI TAHUN 2014 PROPOSAL SKRIPSI Program Studi Akuntansi Disusun Oleh : Yunica Riana Mangowal 11621036

Upload: mangowalnica

Post on 02-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

proposal skripsi

TRANSCRIPT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAH KOTA BEKASI TAHUN 2014

PROPOSAL SKRIPSIProgram Studi Akuntansi

Disusun Oleh :Yunica Riana Mangowal11621036

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRI BHAKTIJalan Jenderal Ahmad Yani, Blok B1 No. 4-8 BekasiTelp. 021-8854029-30, Fax. 021-88536042015

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang PenelitianIndonesia sebagai negara yang sedang giat membangun, sangat membutuhkan peran pemerintah untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi setiap daerah agar memberikan manfaat terhadap masyarakat. Untuk pengelolaan setiap daerah tidak hanya dibutuhkan sumber daya manusia, tetapi juga sumber daya ekonomi berupa keuangan yang dituangkan dalam suatu anggaran pemerintah daerah. Anggaran merupakan perencanaan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial.Organisasi memerlukan perencanaan untuk aktivitas yang akan dijalankan agar berjalan secara efisien dan tercapai dengan efektif. Suatu rencana juga diperlukan sebagai alat pengendalian. Tidak terkecuali rencana kerja untuk pemeritah daerah yang tertuang dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Kemampuan daerah dalam mengelola APBD mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat. Oleh karena itu laporan realisasi anggaran menjadi salah satu laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang utama untuk melihat efisiensi, dan efektifitas dari pemerintah daerah. Anggaran berbasis kinerja adalah proses penyusunan anggaran yang mengaitkan pengeluaran yang dilakukan organisasi pemerintahan di daerah dengan kinerja yang dihasilkannya serta menggunakan informasi kinerja yang terencana. Prosedur tentang penetapan APBD diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (PP 58/2005) dimulai dengan Kepala daerah menyampaikan rancangan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya sebagai landasan penyusunan RAPBD kepada DPRD selambat-lambatnya pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan. Rancangan kebijakan umum APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama DPRD dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD selanjutnya disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD. Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran sebelumnya Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya. Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Perda, maka untuk membiayai keperluan setiap bulan Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya.Dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pengeluaran pemerintah berdasarkan jenisnya ada dua, yaitu pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Contoh pengeluaran rutin adalah Belanja pegawai, belanja barang dalam negeri dan luar negeri, subsidi daerah otonomi, biaya dan cicilan utang dalam negeri dan luar negeri. Sedangkan pengeluaran pembangunan untuk membangun sarana dan prasarana. Secara Etimologis prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. misalnya: infrastruktur, bangunan sekolah, taman kota, puskesmas dan sebagainya. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan. Misalnya: buku, laboratorium disekolah, tempat duduk di halte bus, obat - obatan di pukesmas dan sebagainya. Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sarana dan prasarana adalah semua komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses kegiatan untuk mencapai tujuan.Semua yang tertuang pada APBD mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam rangka pembangunan pelayanan publik. Tetapi pada kenyataannya masih banyak hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat terhadap pemerintah untuk peningkatan kesejahteraan belum dapat terpenuhi. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya penyerapan anggaran yang masih sering terjadi khususnya di Pemerintah kota Bekasi. Berdasarkan data yang diperoleh, rendahnya penyerapan anggaran APBD 2014 pada 10 Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi yang dibawah 70% ini diakibatkan telatnya pengesahan yang dilakukan para anggota dewan yang baru. lebih baik rendah penyerapan, daripada harus melangar hukum akibat APBD yang digunakan tidak pada mestinya.Kegagalan target penyerapan anggaran ini mengakibatkan terjadi inefisiensi dan inefektivitas pengalokasian anggaran. Penyerapan anggaran yang terlambat ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Adanya fenomena yang terjadi di Pemerintah Kota Bekasi mengenai beberapa SKPD yang mengalami penyerapan anggaran yang masih rendah, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran agar SKPD di Pemerintah Kota Bekasi dapat mengevaluasi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan penyerapan anggaran. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN ANGGARAN PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAH KOTA BEKASI TAHUN 2014.

1.2Masalah Penelitian1.2.1Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu: Pemerintah Kota Bekasi belum maksimal dalam melaksanakan realisasi APBD tahun 2014, terlihat dari hasil realisasi yang masih dibawah 70%. Pada penelitian ini perlu dievaluasi faktor - faktor yang menyebabkan anggaran tidak terserap secara efisien sehingga anggaran pembangunan tidak efektif.

1.2.2Perumusan MasalahBerdasarkan Latar Belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1) Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada Pemerintah Kota Bekasi? 2) Bagaimana prosedur pelaksanaan anggaran pembangunan pada Pemerintah Kota Bekasi? 3) Bagaimana prosedur pencairan anggaran pada Pemerintah Kota Bekasi?

1.2.3Pembatasan MasalahAgar penelitian ini terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang akan diteliti, maka perlu adanya batasan masalah dalam melakukan penelitian. Peneliti memfokuskan analisis faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran dengan membatasi pembahasan pada ruang lingkup prosedur penyusunan, pelaksanaan, pencairan anggaran pembangunan Pemeritah Kota Bekasi tahun 2014.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian1.3.1Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada Pemerintah Kota Bekasi.2) Untuk mengetahui Bagaimana prosedur pelaksanaan anggaran pembangunan pada Pemerintah Kota Bekasi.3) Untuk mengetahui Bagaimana prosedur pencairan anggaran pada Pemerintah Kota Bekasi.

1.3.2Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1) Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan sumbangsih dalam rangka mengevaluasi kinerja Pemerintah Kota Bekasi terutama kaitannya dengan perencanaan pembangunan dan pengambilan keputusan dalam rangka memaksimalkan penyerapan anggaran. 2) Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam hal pengembangan wawasan dibidang anggaran pemerintah daerah serta dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu akademik dan dapat dijadikan referensi atau bukti tambahan untuk peneliti-peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang topik yang sama.