proposal skripsi qbar
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELASUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI TEKNIK PEMBERIAN KUIS TEBAK ANGKA BAGI KELAS I SEKOLAH DASAR
Di susun oleh :Kibar Rizky Muhammad
“52150 80 276”
JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang
yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Ahmad Munib, 2004:34).
Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada
anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri
dan bagi masyarakat (M. Ngalim Purwanto, 2002:10). Dalam arti lain pendidikan
merupakan proses pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat,
potensi dan ketrampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu
sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta
meninggkatkan prestasi belajar peserta didik.
Pendiikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan
dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi
keberlangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh
harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan bangsa ini. Karena
dari pendidikanlah terlahir pemuda-pemuda harapan bangsa sebagai generasi penerus
tanah air.
Walaupun diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang
yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana dan prasarana dalam arti modal
material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkutat pada
problematika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu kualitas pendidikan.
Permasalahan ini setelah dicari akar permasalahannya, berakibat tak terealisasikan
untuk mulai memecahkannya.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sapai saat ini masih jauh dari yang
diharapkan pemerintah. Jika teringat akan standarisasi Ujian Akhir Semester (UAS)
dengan nilai masing-masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik
bahkan oleh orang tua murid sendiri, dikarenakan anak atau murid tidak lulus. Hal ini
semestinya tidak terjadi. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa
tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian kuis tebak angka
kepada siswa dengan jangka waktu 6x kuis dalam 1 semester. Dengan hal ini
diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya. Aktifitas yang dapat
memberikan motivasi keapda siswa akan ketertarikannya terhadap mengulang
kembali pelajaran sekolah dirumah. Sehingga, siswa dapat mengulang kembali
pelajaran yang telah diajarkan gurunya disekolah. Bahkan, siswa dapat mencari
dengan sumber lain melalui media internet. Sehingga, Ujian Akhir Sekolah (UAS)
berlangsung siswa tidak sulit untuk menjawab soal yang diberikan, dikarenakan
sering diulang-ulang kembali.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi yaitu :
1. Apakah melalui teknik pemberian kuis tebak angka bagi siswa kelas II
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Hakim dapat meningkatkan upaya
hasil belajar matematika?
2. Apakah melalui teknik pemberian kuis tebak angka dibutuhkan selama proses
pembelajaran matematika berlangsung?
3. Apakah teknik pemberian kuis tebak angka sesuai dengan kurikulum
pembelajaran matematika yang berlaku disekolah?
4. Bagaimana membuat pemberian kuis tebak angka yang mampu membantu
siswa dalam memahami pelajaran perhitungan matematika?
1.3. Pembatasan Masalah
Dengan mempertimbangkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka
pada penelitian ini masalah dibatasi pada Pemberian kuis tebak angka bagi siswa
kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hakim sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar Matematika.
1.4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Bagaimana memberikan teknik kuis tebak angka bagi siswa kelas II Sekolah
Dasar Islam Terpadu Al-Hakim sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
matematika.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Memberikan pengalaman yang berarti kepada penulis untuk meneliti
tentang masalah pendidikan khususnya pemberian teknik kuis tebak angka
sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
belajar matematika.
2. Dengan adanya teknik pemberian kuis diharapkan dapat memudahkan
siswa dalam memahami dan mengaplikasikan siswa dalam perhitungan
matematika.
3. Meningkatkan belajar siswa untuk mengulang kembali pelajaran diluar
sekolah, yang telah diajarkan guru disekolah.
4. Sebagai bahan masukan bagi guru sebagai metode dalam melaksanakan
proses pembelajaran disekolah.
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1. KAJIAN TEORITIS
2.1.1.Hakikat Belajar
Belajar adalah perubahan perubahan kemampuan dan disposisi manusia yang
dapat dipertahankan dan yang tidak semata merupakan proses pertumbuhan1. W. S.
Winkel menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan berbekas2. Seseorang
dikatakan telah belajar apabila ada perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut
yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan atau sikap.
Dari definisi belajar di atas dapat disimpulkan pengertian belajar adalah
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Juga belajar itu
mengalami atau melakukan, jadi tidak bersifat verbalistik.
Belajar dapat dilakukan dengan adanya interaksi terhadap lingkungan yang ada di
lingkungan sekitar pembelajar. Dalam proses pembelajaran di suatu institusi pendidikan
seperti sekolah, maka proses interaksi yang terjadi adalah interaksi guru dan siswa.
Guru sebagai penyampai materi dan pemberi informasi, sedangkan siswa sebagai
penerima materi dan informasi.
Cara penyajian atau penyampaian yang menarik dengan menggunakan metode
pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat akan membawa dampak positif bagi
siswa atau individu yang mengikuti proses belajar. Sebaliknya, penyajian yang kurang
menarik dan penguasaan materi yang kurang akan membawa dampak negatif. Hal ini
1 Kartini Soeharto, Teknologi Pembelajaran (Surabaya: Intellectual Club Surabaya, 1997), hlm. 4.2 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: PT. Grasindo, 1991), hlm.36.
disebabkan para siswa tidak memperhatikan dan merasa bosan dengan apa yang
disajikan. Selain itu dibutuhkan juga motivasi yang sehat dari guru, guna mengarahkan
siswa agar dapat tumbuh semangat belajar dan mau mencari sesuatu yang baru, karena
motivasi mempunyai daya penggerak yang kuat dalam mencapai keberhasilan.
2.1.2.Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII
Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan bahwa (1) Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Mulyasa (2005:49) dalam Manajemen Berbasis Sekolah menyatakan bahwa,
yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media
pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran
biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan.
Ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. lnteraksi yang
terjadi antara si belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-
temannya, tutor, media pembelajaran, dan atau sumbersumber belajar yang lain.…
komponen pembelajaran itu sendiri. Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat
komponen-komponen sebagai berikut; tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media,
evaluasi, anak didik/ siswa, dan adanya pendidik/guru (Riyana, 2007. “Komponen
Pembelajaran”.
Dalam penelitian ini penulis pemberian kuis tebak angka meruapakan salah satu
media pembelajaran dalam fasilitas belajar yang dilaksanakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran yang sesuai dengan aturan yang telah
disepakati disekolah. Dan dalam hal ini, media yang diberikan tidak mengurangi materi
kurikulum matematika yang telah disepakati sekolah.
http://www.damandiri.or.id/file/prantivaunmuhsolobab2.pdf
2.1.3.Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti
belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde
atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.1
Istilah ”matematika” (dari yunani: mathematikos ialah ilmu pasti, dari kata
mathema atau mathesis yang berarti ajaran, pengetahuan, atau ilmu
pengetahuan).Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua, terbentuk dari
penelitian bilangan dan ruang.2
Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan
cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika merupakan alat dan bahasa dasar
banyak ilmu.3
Menurut Roy Hollands ”matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi
tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang.4Pada suatu tingkat rendah ada
ilmu hitung, aljabar (bagian dari matematika dan perluasan dari ilmu hitung, yang
banyak digunakan diberbagai bidang disiplin lain, misal fisika, kimia, biologi, teknik,
komputer, industri, ekonomi, kedokteran dan pertanian 5) dan ilmu ukur analisis (cara
memeriksa suatu masalah, untuk menemukan semua unsur dasar dan hubungan antara
unsur-unsur yang bersangkutan 11) dan logika, dan banyak lagi yang lainnya.
2.1.4.Pengertian Teknik Kuis Tebak Angka
Media pembelajaran yang dipilih guru dalam memberikan suatu materi pelajaran
sangat menentukan terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Tidak pernah ada satu
pendekatan dan media yang cocok untuk semua materi pelajaran dan pada umumnya
untuk merealisasikan satu pendekatan dalam mencapai tujuan digunakan multi media.
Dan penulis mengharapkan dengan salah satu media teknik kuis tebak angka ini dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Teknik kuis tebak angka ini adalah suatu media pembelajaran yang menggunakan
kuis tebak angka, dilakukan guru pada 6 kali pertemuan dari keseluruhan alokasi waktu
pertemuan dalam satu semester pembelajaran dikelas. Dalam setiap pertemuan
diharapkan guru memberikan anjuran terhadap seluruh siswa kelas II agar sudah
mempelajari kembali materi lalu yang sudah diajarkan di sekolah. Dengan harapan
penulis, melalui pemberian teknik kuis tebak angka ini siswa dapat memberikan
aplikasi secara cepat, tepat dan jelas terhadap perhitngan matematika sesuai dengan
materinya. Sehingga, siswa memiliki pengalaman dalam aplikatif kehidupan sehari-hari
dengan masyarakat sekitarnya.
Pemberian teknik kuis tebak angka tidak seharusnya sama pada setiap pertemuan.
Namun, ada kalaya guru memberikan berbagai macam bentuk aplikatif pemberian kuis
tebak angka ini. Agar siswa yang mendapatkan aplikasinya tidak bosan, bahkan siswa
menunggu-nunggu pertemuan kuis tebak angka ini. Berbagai macam bentuk aplikatif
pemberian kuis tebak angka dapat guru jabarkan dalam rancangan perencanaan
pembelajaran untuk mata pelajaran matematika.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SDIT AL-HAKIM MANGUN JAYA
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas / Semester : II / 1
Pertemuan Ke : 3
Alokasi Waktu : 3 Jam Pelajaran
Standart Kompetensi : Melakukan Operasi Hitung
Kompetensi Dasar : Melakukan aplikasi dari operasi hitung penjumlahan,
pengurangan dan perkalian.
Indikator : Menguasai aplikasi operasi hitung penjumlahan, pengirangan
dan perkalian.
- Menguasai cara perhitungan penjumlahan, pengurangan dan
perkalian
- Menguasai cara penanggulangan masalah dalam operasi
perhitnungan penjumlahan, pengurangan dan perkalian
- Menguasai cara cepat dalam melakukan operasi hitung
penjumlahan, pengurangan dan perkalian.
I. Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat :
1. Memiliki kemampuan cara perhitungan penjumlahan,
pengurangan dan perkalian
2. Memiliki kemampuan mengurai cara penangulangan masalah
dalam pengukuran besaran besaran listrik.
3. Memiliki kemampuan menguasai cara cepat dalam
melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan dan
perkalian.
II. Materi Ajar : - Prosedur menganalisa operasi hitung penjumlahan,
pengurangan dan perkalian
- Perhitungan hasil operasi hitung penjumlahan, pengurangan
dan perkalian
- Cara penanggulangan masalah dalam operasi hitung
penjumlahan, pengurangan dan perkalian
III. Metode Pembelajaran :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Demonstrasi / peragaan
5. Membahas tujuan pembelajaran
1 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 215
2 Hasan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru, 1983), h. 2171
3 E. Nugroho, dr, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1990), Jilid. 10, h. 198
4 Roy Hollands, Kamus Matematika, (Jakarta: Erlanga, 1995), h. 81
2.1.5.Hasil Belajar
Hasil belajar atau yang disebut dengan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah
berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport, prestasi hasil yang
telah dicapai atau dilakukan. Selanjutnya Winkel (2004 : 162) mengatakan : “Prestasi
adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai”. Belajar adalah suatu proses mental yang
mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap
semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menmbulkan tingkah laku
yang progresif dan adaptif. Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku yang meruapakan hasil dari pengalaman.
Tujuan penyelenggaraan sekolah dasar secara khusus untuk memberikan
kemampuan dasar ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sikap yang
membantu pembentukan watak seorang siswa untuk hidup dalam bermasyarakat.
Dalam sekolah tingkat dasar ini sebagai modal siswa untuk melanjutkan sekolah ke
tingkat berikutnya, yang diharapkan memiliki kemampuan yang cukup untuk
melanjutkan sekolahnya terutama dalam hal pelajaran matematika. Sehingga siswa
memiliki pengalaman belajar yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2.2. KERANGKA BERFIKIR
Proses pembelajaran memerlukan alat penunjang agar lebih mudah diterima siswa.
Guru memerlukan media yang menarik untuk menarik perhatian siswa terhadap mata
pelajaran yang disampaikan agar siswa mampu memahami pelajaran dengan baik. Mata
pelajaran matematika kelas Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Hakim Mangun Jaya, Bekasi
merupakan salah saru pelajaran yang mendasar. Oleh sebab itu untuk memudahkan siswa
dalam mempelajari perhitungan matematikayang teramat sulit, selain melalui penyampaain
baeragam maedia pembelajaran, guru perlu melakukan pemberian teknik kuis tebak angka,
yang dimaksudkan agar siswa dapat engulang kembali pelajaran yang telah dipelajari
disekolah. Dikarenakan dengan ini siswa akan terbiasa melakukan operasi perhitungan
dalam matematika. Penulis mengharapkan siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari dengan cepat, tepat dan tanggap.
Pemberian teknik tebak angka tersebut merupakan program media pembelajaran yang
aneka ragam sebagai penyampaian pembelajaran matematika yang menyenangkan bagi
siswa. Selain itu, media ini dapat dijadikan sebagai motivasi siswa untuk mengaplikasikan
operasi perhitungan matematika baik di dalam sekolah maupun diluar sekolah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pengembangan media pembelajaran interaktif ini dilakukan di SDIT Al-
Hakim Mangun Jaya, kecamatan Tambun selatan Kabupaten Bekasi mengambil lokasi atau
tempat ini dengan pertimbangan mengajukan bekerja pada sekolah tersebut yang dilakukan
pada bulan Juli 2012 – Juli 2013. Sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang
waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode analisis dan pengujian progam kepada
beberapa sumber maupun siswa. Penelitian ini diawalai dengan analisis kebutuhan tentang
pendidikan, kemudian dengan rancangan progam, pengembangan teknik untuk
implementasi kemudian evaluasi dan perbaikan
3.3 Instrumen Penelitian
Dalam pembuatan media pembelajaran melalui teknik ini menggunakan berbagai alat,
diantaranya :
1. Panduan materi pelajaran matematika kelas II Sekolah Dasar
2. Prasarana sebagai media pendukung, yaitu : kartu tebak angka, slide power point,
permainan edukatif dan lain-lain
3.4 Perangkat Penelitian
Langkah-langkah dalam pemberian teknik kuis tebak angka pada mata pelajaran
matematika bagi siswa kelas II Sekolah Dasar, sebagai berikut :
3.1.1 Perencanaan
Untuk mengawali pelaksaanan penelitian, penulis menganjurkan perancangan
perencanaan dalam proses pemberian teknik kuis tebal angka di prose pembelajaran.
Perencanaan yang dimaksud adalah merencanakan tahapan-tahapan dan pelaksanaan
yang akan diaplikasikan dalam melakukan pemberian teknik kuis tebak angka, seperti
yang telah diungkapkan sebelumnya dalam RPP (Rancangan Perencanaan
Pembelajaran). Untuk mengetahui teknik kuis tebak angka yang cocok untuk karakter
siswa-siswa kelas II Sekolah Dasar Islam Terpadu di Al-Hakim. Dalam tahap
perencanaan ini, diharapkan menyertainya dengan pemberian materi sesuai dengan
kurikulum mata pelajaran matematika yang berlaku disekolah.
3.1.2 Pembuatan media pembelajaran sebagai teknik kuis tebak angka
Tahapan ini adalah dengan membuat media pembelajaran melalui berbagai macam
cara yang dirancang guru dalam RPP sebagai pemberian teknik kuis tebak angka. Pokok
bahasan yang terdapat dalam media pembelajaran meliputi operasi hitung penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan menggunakan pengukuran satuan.
3.1.3 Tindakan (Action)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap tindakan ini meliputi beberapa tahapan
yang telah dirancang sebelumnya dalam bahan RPP. Kemudian direalisasikan dalam
kegiatan pembelajaran sesungguhnya. Kegiatan-kegiatan itu meliputi ; do’a,
pendahuluan, kegiatan pokok (pemberian teknik kuis tebak angka), motivasi, penutup.
3.1.4 Evaluasi
Evaluasi digunakan sebagai masukan-masukan dan saran guna perbaiakan terhadap
pembuatan media pembelajaran.
Untuk melakukan analisis dari hasil evaluasi para ahli, dihitung menggunakan
rumus yang dinyatakan oleh Suharsimi Arikunto3, yakni dengan pembagian antara skor
dari hasil penilaian dengan skor maksimumnya. Hal tersebut dituliskan dengan :
Untuk menarik kesimpulan dari hasil analisis data atau untuk mengetahui kualitas
produk yang telah dibuat, skor dapat diinterpretasikan menjadi keterangan nilai yang
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 2. Pengelompokan kategori kualitas berdasarkan skor4
Skor Kualitas
86 – 100 Sangat Baik
71 – 85 Baik
56 – 70 Cukup baik
41 – 55 Berkualitas rendah
20 – 40 Tidak baik
31 Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), hlm. 23642 Pudji Mulyono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan (Universitas Negeri Jakarta, 2004), hlm. 171.
DAFTAR PUSTAKA
Winkel W. S. Psikologi Pengajaran (Jakarta: PT. Grasindo, 1991)
Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2003)
Pudji Mulyono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan (Universitas Negeri Jakarta, 2004)
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005)
Hasan Shadily, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru, 1983)
E. Nugroho, dr, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1990)