proposal skripsi event study henky

69
ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY (TVA) (Studi Kasus Pada Saham Perusahaan Anggota Indeks LQ45) PROPOSAL SKRIPSI Oleh : Nidya Arum Cahyasani NIM. 7311410046 1

Upload: aklis-faiizan

Post on 30-Dec-2015

90 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skripsi Event Study henky

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN

BI RATE TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME

ACTIVITY (TVA)

(Studi Kasus Pada Saham Perusahaan Anggota Indeks LQ45)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :Nidya Arum Cahyasani

NIM. 7311410046

JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2014

1

Page 2: Proposal Skripsi Event Study henky

1. JUDUL

Analisis Reaksi Pasar Modal Atas Pengumuman Kenaikan BI Rate

Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity (TVA).

(Studi Kasus Pada Saham Perusahaan Anggota Indeks LQ45)

2. PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang

Pasar modal pada prinsipnya merupakan sarana bertemunya

pihak yang memerlukan modal dengan pemilik modal, baik perorangan

maupun kelompok dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan

tingkat keuntungan atau return dengan risiko yang berbeda. Fungsi ini

menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang

perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang

membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di

samping itu, pasar modal juga mendorong terciptanya alokasi dana

yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang

kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang

memberikan return yang paling optimal. (Tandelilin,2010:26).

Investor memiliki berbagai pilihan jenis sekuritas untuk

berinvestasi selain pada saham. Alasan pemilihan saham untuk

berinvestasi oleh investor adalah agar memperoleh return yang lebih

besar dibanding berinvestasi di tempat lainnya seperti meletakkan dana

pada sektor perbankan. Adanya informasi baru pada pasar modal akan

2

Page 3: Proposal Skripsi Event Study henky

mempengaruhi harga saham perusahaan dan lebih lanjut akan

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh investor. Informasi dapat

digunakan investor untuk menentukan langkah-langkah investasi yang

tepat dengan membaca dan memperoleh informasi yang tersedia dapat

membimbing investor untuk mencapai transaksi yang sukses dan

pengalokasian investasi yang tepat (Linawati,2009). Agar pengambilan

keputusan investor rasional, dibutuhkan suatu informasi yang relevan

sehingga mampu mengidentifikasi kinerja perusahaan. Dengan kata

lain, keputusan investasi yang dilakukan oleh investor merupakan

reaksi atas informasi yang mereka terima (Rokhman dkk, 2009).

Pada pasar modal, informasi merupakan kebutuhan utama bagi

investor, karena informasi tersebut digunakan investor untuk

mengambil keputusan investasi. Tingkat kecepatan pasar modal dalam

merespon atau menyerap informasi baru merupakan salah satu indikator

tingkat efisien. Semakin cepat pasar modal melakukan reaksi terhadap

informasi baru maka pasar tersebut semakin efisien.

Pasar modal dikatakan efisien apabila dapat mewujudkan suatu

kondisi dimana harga-harga saham mampu mencerminkan seluruh

informasi yang tersedia. Tandelilin (2010 : 218) Menjelaskan efisiensi

dalam konteks investasi juga dapat diistilahkan “ no one can beat the

market”. Artinya jika pasar efisien dan semua informasi bisa diakses

secara mudah dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak dipasar,

maka harga yang terbentuk adalah harga keseimbangan sehingga tidak

3

Page 4: Proposal Skripsi Event Study henky

seorang investor pun yang bisa memperoleh keuntungan tak normal

(abnormal return) dengan memanfaatkan informasi yang dimilikinya.

Dalam konsep pasar efisien pergerakan harga sekuritas emiten

sangat bergantung pada faktor informasi, informasi tersebut dapat

berupa informasi masa lalu, informasi yang dipublikasikan maupun

informasi privat. Adanya informasi baru pada pasar modal akan

mempengaruhi harga saham perusahaan dan lebih lanjut akan

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh para investor. Informasi

sendiri dibagi menjadi dua yaitu informasi internal dan informasi

eksternal (Fama,1997). Informasi internal merupakan informasi yang

berasal dari dalam perusahaan seperti informasi yang terdapat dari

laporan keuangan perusahaan. Sedangkan informasi eksternal

merupakan semua informasi yang mencerminkan semua kondisi

perekonomian nasional, regional, internasional, maupun peristiwa-

peristiwa penting di bidang lain yang mampu memberikan dampak

positif atau negatif terhadap transaksi di lantai bursa.

Perbedaan reaksi pasar terhadap informasi ini dimungkinkan

terjadi. Signaling theory mengungkapkan bahwa pasar akan bereaksi

positif jika informasi yang dipublikasikan mengindikasikan sinyal yang

menguntungkan. Sebaliknya, pasar akan bereaksi negatif terhadap

informasi yang dirasa tidak menguntungkan (Jogiyanto, 2013:587).

Informasi yang direspon pasar ini akan berdampak terhadap keputusan

pembelian yang dilakukan investor. Jika banyak investor berpandagan

4

Page 5: Proposal Skripsi Event Study henky

pesimis akibat sinyal negatif dari informasi yang diterima, maka ia akan

mengurangi jumlah pembelian yang terjadi dan akan menambah

penawaran di pasar sehingga, harga akan terdorong turun. Sebaliknya

jika investor memandang optimis akibat sinyal positif dari informasi

yang diterima, maka ia akan menambah jumah pembelian yang terjadi

dan akan terdorong naik (Sharpe dkk, 2005) dalam (Yanti, 2012).

Bagi investor, investasi pada saham biasa menjanjikan return

yang tidak terbatas . Konsekuensinya, investor juga akan selalu disertai

risiko yang tidak terbatas. Salah satu risiko yang tidak terlepas dari

dunia pasar modal ialah risiko sistematis, yaitu risiko yang terjadi di

pasar secara keseluruhan dan akan mempengaruhi variabilitas return

suatu investasi (Tandelilin, 2010). Dengan kata lain apabila risiko

sitematis muncul dan terjadi, maka semua jenis saham akan terkena

dampaknya sehingga investasi dalam 1 jenis saham atau lebih tidak

dapat mengurangi kerugian. Contoh risiko sistematis adalah kenaikan

inflasi yang tajam, kenaikan tingkat bunga, dan siklus ekonomi. Untuk

mengurangi risiko sistematis, investor dapat melakukan lindung nilai

(hedging) di futures market atau option market. Cara lain utuk

mengurangi risiko sistematis adalah dengan memahami perilaku siklus

ekonomi dan tanda – tanda awal (leading indicator) pergantian siklus

ekonomi (Samsul, 2006 : 285). Indikator ekonomi makro seringkali

dihubungkan dan berkaitan dengan pasar modal, sehingga seorang

investor harus mempertimbangkan beberapa indikator ekonomi makro

5

Page 6: Proposal Skripsi Event Study henky

yang bisa membantu investor dalam membuat keputusan investasinya

(Kewal, 2012). Secara teori, tingkat bunga dan harga saham memiliki

hubungan yang negatif (Tandelilin, 2010 :343). Tingkat suku bunga

yang meningkat akan menyebabkan peningkatkan suku bunga yang

disyaratkan atas investasi pada suatu saham. Di sisi lain tingkat suku

bunga yang meningkat bisa juga menyebabkan investor menarik lagi

investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa

tabungan ataupun deposito.

Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) kebijakan pemerintah seperti

tingkat suku bunga ikut memberikan pengaruh terhadap transaksi yang

terjadi di lantai bursa. Kenaikan BI rate sangat berpengaruh terhadap

penyesuaian tingkat bunga dasar kredit. Hal ini kemungkinan

disebabkan kenaikan biaya bunga seiring dengan kenaikan BI rate yang

mengakibatkan penurunan kemampuan membayar debitur (kajian

Stabilitas keuangan No. 8 Maret 2007-BI). Pengumuman pemerintah

tentang tingkat suku bunga akan mempengaruhi pengeluaran

perusahaan untuk membayar hutangnya. Semakin tinggi tingkat suku

bunga maka akan semakin tinggi pula perusahaan harus

mengalokasikan dananya untuk membayar bunga dari hutangnya.

Berdasarkan pengumuman Bank Indonesia Tertanggal 12 November

2013, untuk mempertahankan laju inflasi dan mempertimbangkan

kondisi ekonomi global, Bank Indonesia menetapakan suku bunga di

6

Page 7: Proposal Skripsi Event Study henky

angka 7.5%. Tabel 1.1 menunjukkan pergerakan BI Rate selama tahun

2013.

Tabel 2.1

Pergerakan BI rate dari bulan Januari 2013 sampai November 2013

Tanggal

Pengumuman

BI Rate

(%)

10 Jan 2013 5.75%

12 Feb 2013 5.75%

7 Maret 2013 5.75%

11 April 2013 5.75%

14 Mei 2013 5.75%

13 Juni 2013 6.00%

11 Juli 2013 6.50%

15 Agust 2013 6.50%

29 Agust 2013 7.00%

12 Sept 2013 7.25%

8 Okt 2013 7.25%

12 Nov 2013 7.50%

Sumber : www.bi.go.id

BI rate sebesar 7.5% yang diumumkan pada tanggal 12

November 2013 merupakan BI rate tertinggi dibandingkan bulan-bulan

sebelumnya. Tahun 2013 merupakan tahun dengan ekspektasi inflasi

tahunan dengan prediksi tertinggi sebesar 9,8 persen dan kenaikan BI

7

Page 8: Proposal Skripsi Event Study henky

Rate sebesar 25 basis poin ini bertujuan untuk menekan defisit dan

menyehatkan transaksi berjalan dalam jangka panjang agar nilai tukar

rupiah akan stabil ke depannya untuk menghindari gejolak nilai tukar

yang semakin tajam. Dengan dikeluarkannya pengumuman tersebut

pasar menanggapi informasi tersebut setelah tanggal tanggal 12

November 2013 indeks LQ45 mengalami penurunan dibanding hari-

hari sebelumnya. Hal ini berarti bahwa pasar menanggapi secara negatif

pengumuman kenaikan BI rate tanggal 12 November 2013 yang

mencapai titik tertinggi selama tahun 2013.

Perubahan kebijakan suku bunga acuan yang dilakukan oleh

bank sentral tidak hanya terjadi di Indonesia, di Amerika The Federal

Reserve Bank (FED) juga melakukan koreksi atas suku bunga acuan

untuk menjaga stabilitas ekonomi Amerika. Beberapa penelitian juga

dilakukan menghasilkan hasil penelitian yang berbeda seperti penelitian

yang dilakukan Bernanke & Kuttner (2005) menjelaskan pengurangan

25 basis poin tingkat bunga The FED menyebabkan kenaikan pada

harga saham index sebesar 1 % yang berarti pasar modal merespon

adanya informasi baru. Namun pada penelitian yang dilakukan Birru &

Figlewski (2010) adanya pengumuman tingkat suku bunga acuan yang

baru tidak direspon pasar modal dibuktikan tidak ada perubahan

sebelum dan sesudah pengumuman yang dilihat dari return.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia juga terdapat

ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai pasar efisien dalam

8

Page 9: Proposal Skripsi Event Study henky

bentuk setengah kuat dengan melihat dampak dari suatu pengaruh

pengumuman kondisi makro ekonomi yang menunjukkan beberapa

perbedaan. Penelitian oleh I Wayan Nuka Lantara (2004) mengenai

perubahan suku bunga dan kinerja pasar modal Indonesia menunjukkan

penurunan suku bunga berdampak reaksi positif terhadap return pasar

dan kenaikan suku bunga menimbulkan reaksi negatif terhadap return

pasar. Penelitian I Wayan Nuka Lantara (2004) menyimpulkan bahwa

pasar bereaksi terhadap pengumuman perubahan suku bunga. Penelitian

lain yang menyatakan bahwa suku bunga mampu mempengaruhi pasar

adalah penelitian Heru Kurniawan Tjahjono (2004) yang menyatakan

bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap indeks saham LQ45.

Hal yang sama terdapat pada penelitian Linawati (2009) mengenai

dampak pengumuman kenaikan BI Rate di respon oleh pasar dengan

ditunjukan adanya perbedaan rata- rata trading volume activity sebelum

dan sesudah pengumuman namun respon pasar tersebut tidak

ditunjukkan dengan adanya abnormal return sebelum dan sesudah

pengumuman kenaikan BI Rate.

Hasil yang berbeda didapatkan pada penelitian oleh Iswardono

(1999). menyatakan bahwa suku bunga yang diturunkan tidak

menjadikan investasi meningkat. Penelitian Ulumuddin (2010)

mengenai dampak pengumuman penurunan BI Rate oleh Bank

Indonesia juga menunjukkan bahwa pasar menganggap pengumuman

tersebut sebagai “no news” karena tidak terdapat return realisasi yang

9

Page 10: Proposal Skripsi Event Study henky

signifikan pada hari sebelum dan sesudah pengumuman tersebut, yang

berarti juga pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman tentang

penurunan tingkat suku bunga acuan.

Dari uraian yang telah dikemukakan tersebut, mendorong

peneliti untuk mengetahui bagaimana dampak pengumuman kenaikan

BI Rate tanggal 12 November 2013 terhadap beberapa indikator yang

biasa digunakan untuk melihat reaksi pasar. Reaksi ini biasa tercermin

dari tingkat keuntungan yang diukur dengan variabel abnormal return

serta tingkat likuiditas saham yang dikur dengan aktivitas volume

perdagangan atau Trading Volume Activity (TVA).

2.2. Perumusan Masalah

Peristiwa makro ekonomi yang memiliki kandungan informasi

akan membuat investor memperhitungkan kembali tingkat risiko dan

return terhadap dana yang telah ditanamkan pada pasar modal.

Beberapa event study menunjukkan bahwa peristiwa-peristiwa ekonomi

mempunyai dampak bagi perdagangan saham di bursa dan

menunjukkan hasil yang bervariasi pada abnornal return dan TVA.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas

yang menyatakan bahwa penelitian bertujuan untuk menganalisis

keterkaitan dan pengaruh dari pengumuman kenaikan BI Rate tanggal

12 November 2013 terhadap reaksi pasar yang diukur dengan

menggunakan variabel abnormal return dan Trading Volume Activity

10

Page 11: Proposal Skripsi Event Study henky

(TVA) , dan untuk lebih memperjelas arah dari penelitian ini maka

peneliti merumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat reaksi pasar yang diukur dengan abnormal

return pada periode sebelum dan sesudah pengumuman BI Rate

pada Indeks LQ45?

2. Apakah terdapat reaksi pasar yang diukur dengan trading volume

activity (TVA) pada periode sebelum dan sesudah pengumuman

BI Rate pada Indeks LQ45?

2.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, dan tujuan tersebut

antara lain adalah:

1. Menguji dan menganalisis reaksi pasar yang diukur dengan

abnormal return pada periode sebelum dan sesudah pengumuman

kenaikan BI Rate pada Indeks LQ45.

2. Menguji dan menganalisis reaksi pasar yang diukur dengan

trading volume activity (TVA) pada periode sebelum dan sesudah

pengumuman kenaikan BI Rate pada Indeks LQ45.

2.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

berbagai pihak, investor, perusahaan maupun masyarakat umum

berkaitan dengan manfaat investasi pada pasar modal khususnya pasar

11

Page 12: Proposal Skripsi Event Study henky

modal Indonesia yaitu pada perusahaan yang termasuk dalan anggota

Indeks LQ45 . Kontribusi penelitian yang diharapkan oleh penulis

tersebut antara lain adalah:

1. Bagi perusahan, memberikan kesempatan manajer untuk

mengamati harga saham perusahaan mereka dan bagaimana reaksi

pasar atas suatu pengumuman ekonomi sehingga dapat

memperkirakan dampaknya di masa yang akan datang.

2. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

analisis investasi di pasar modal Indonesia sehingga dapat

menentukan strategi investasi yang tepat.

3. Bagi pihak akademis, sebagai tambahan bukti empiris dan

sumbagan pemikiran bagi penelitian yang berbasis event study

khususnya, dan penelitian tentang pasar modal pada umumnya.

3. TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Efisiensi Pasar

Pasar modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar modal

yang sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang

mungkin terjadi dengan cepat dan akurat. Jika pasar bereaksi dengan

cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang

sepenuhnya mencerminkan informasi. Efisiensi seperti ini disebut

dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient

market). Fama (1970) dalam Jogiyanto (2013: 548-552) menyajikan

12

Page 13: Proposal Skripsi Event Study henky

tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan informasi,

yaitu :

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga

dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi

masa lalu. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai

masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga

sekarang, sehingga investor tidak dapat menggunakan informasi

masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)

Pasar dikatakan efisien setengah kuat apabila harga-harga

sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua

informasi yang dipublikasikan termasuk laporan keuangan emiten.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga- harga

sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua

informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar

efisien dalam bentuk kuat maka tidak ada individual investor atau

grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak

normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.

3.2. Signaling Theory

Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dan pelaku

bisnis karena dari sebuah informasi investor dan pelaku bisnis akan

13

Page 14: Proposal Skripsi Event Study henky

mendapatkan gambaran mengenai keadaan pasar baik di masa yang lalu

maupun di masa yang akan datang. Kelengkapan, keakuratan dan

ketepatan waktu suatu informasi dapat membantu investor dan pelaku

bisnis dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang lengkap,

relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor sebagai

alat analisis untuk mengambil keputusan berinteraksi (Linawati, 2009).

Menurut Jogiyanto (2013: 557) informasi yang dipublikasikan sebagai

suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam

pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut

mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada

waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Menurut Abdullah (2002) dalam Linawati (2009) tidak semua

signal ditangkap sepenuhnya oleh pasar, signal dari suatu pengumuman

dapat dilihat dari reaksi harga saham. Reaksi harga saham dapat diukur

dengan menggunakan return saham sebagai nilai perubahan harga atau

dengan menggunakan abnormal return. Suatu pengumuman dianggap

mempunyai kandungan informasi jika memberikan abnormal return

yang signifikan terhadap pasar. ditangkap sepenuhnya oleh pasar.

Kenaikan BI rate merupakan signal dimana keadaan ekonomi

memburuk. Tahun 2013 merupakan tahun dimana perekonomian

Indonesia mengalami pelemahan. Dengan naiknya BI rate maka

investor akan melihat bahwa pasar modal bukan merupakan tempat

14

Page 15: Proposal Skripsi Event Study henky

yang tepat untuk berinvestasi dan akan memindahkan dana ke sektor

perbankan.

Bunga (interest) adalah satu produk dalam sistem perekonomian

yang memanfaatkan uang sebagai alat penyimpan nilai . tingkat suku

bunga dimaknai sebagai harga yang didapatkan dari penggunaan uang

dalam periode tertentu atau dengan kata lain Tingkat suku bunga

menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi lain, di

atas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan dalam persentase

dalam kurun waktu tertentu.

Dalam website resmi Bank Indonesia dijelaskan bahwa BI Rate

sebagai suku bunga acuan adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan

oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate

diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan

Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang

dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity

management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional

kebijakan moneter.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam

perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI

Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang

telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate

15

Page 16: Proposal Skripsi Event Study henky

apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang

telah ditetapkan.

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum

dalam UU No. 3 tahun 2004  pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang

dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan

terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia

menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran

utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan

menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran

kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga

dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga

menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai

tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level

tertentu.

Menuut (Kewal,2012) Suku bunga mempengaruhi laba

perusahaan dalam dua cara yaitu:

a. Karena bunga merupakan biaya, maka makin tinggi suku bunga,

makin rendah laba perusahaan apabila hal lain tetap konstan.

b. Suku bunga mempengaruhi tingkat aktivitas ekonomi sehingga

mempengaruhi laba perusahaan.

16

Page 17: Proposal Skripsi Event Study henky

Suku bunga yang mempengaruhi laba perusahaan, dapat

mempengaruhi harga saham (common stock) dengan tiga cara yaitu:

a. Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi kondisi perusahaan,

kondisi bisnis secara umum dan tingkat profitabilitas perusahaan

yang tentunya akan mempengaruhi harga saham di pasar modal.

b. Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi hubungan

perolehan dari obligasi dan perolehan dividen saham, oleh

karena itu daya tarik yang relatif kuat antara saham dan obligasi.

c. Perubahan suku bunga juga akan mempengaruhi psikologis para

investor sehungan dengan investasi kekayaan, sehingga

mempengaruhi harga saham.

Kenaikan tingkat bunga memiliki dampak negatif terhadap

setiap emiten, karena akan meningkatkan beba bunga kredit dan

menurunan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba

per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga

saham di pasar. Disisi lain naiknya suku bunga akan mendorong

investor untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan

ini dalam deposito. Oleh karena itu kenaikan suku bunga akan

mengakibatkan turunnya harga saham. Sebaliknya, penurunan tingkat

bunga akan menaikan harga saham di pasar dan laba bersih per saham,

sehingga mendorong harga saham meningkat. Penurunan bunga

deposito akan mendorong investor mengalihkan investasinya dari

perbankan ke pasar modal . investor akan mendorong saham sehingga

17

Page 18: Proposal Skripsi Event Study henky

harga saham terdorong naik akibat meningkatnya permintaan. (Samsul,

2006).

3.3. Event Study

Event study (studi peristiwa) merupakan studi yang mempelajari

reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat

digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content)

dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji

efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto, 2013 :585).

Secara lebih spesifik studi peristiwa menyelidiki respons pasar

terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi

peristiwa tertentu. Kandungan informasi dapat berupa berita baik (good

news) atau berita buruk (bad news). Hipotesis pasar efisien

memprediksikan bahwa pasar akan memberi respons positif untuk

berita baik, dan respons negatif untuk berita buruk. Respons pasar

tersebut tercermin dari return tak normal (abnormal return) positif

(berita baik) dan return tak normal negatif (berita buruk) (Tandelilin,

2010 :565).

Pengujian kandungan informasi bertujuan untuk melihat reaksi

dari suatu peristiwa. Apabila pengumuman tersebut mengandung suatu

informasi, maka pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut

diterima. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari

18

Page 19: Proposal Skripsi Event Study henky

sekuritas. Investor selalu menggunakan tolok ukur return yaitu

perbandingan antara harga saham saat ini dengan harga saham

sebelumnya. Khusus dalam event studies yang mempelajari peristiwa

spesifik, tolok ukur yang digunakan adalah abnormal return (Linawati,

2009).

Menurut (Tandelilin, 2010: 572-576) Standar metodologi yang

biasanya digunakan dalam event study, yaitu:

1. Mengidentifikasi bentuk, efek, dan waktu peristiwa (i) peristiwa

apa yang memiliki nilai informasi; (ii) apakah nilai informasi

peristiwa memiliki efek negatif atau positif terhadap return tak

normal perusahaan tertentu; dan (iii) bilamana peristiwa terjadi atau

publikasi.

2. Menentukan rentang waktu estimasi dan periode pengamatan.

Periode pengamatan biasanya dihitung dalam hari. Apabila

penelitian menghitung 21 hari sekitar pengumuman maka 10 hari

sebelum pengumuman ditandai dengan t-10,t-9,t-8,......,t-1.

Sedangkan hari pengumuman akan ditandai dengan t0 dan 10 hari

sesudahnya ditandai dengan t+1,t+2,t+3,.....,t+10.

3. Menentukan metode penyesuaian return yang digunakan untuk

menghitung return tak normal. Terdapat tiga metode yang secara

luas digunakan dalam penelitian studi peristiwa meliputi model

statistika, model disesuaikam dengan pasar, dan model ekonomika.

4. Menghitung abnormal return

19

Page 20: Proposal Skripsi Event Study henky

Abnormal return dihitung dengan mengurangi return aktual dengan

return yang diharapkan.

Menghitung rata-rata return abnormal semua sampel setiap hari.

Dari data yang diperoleh, kita dapat menggambarkan adanya

pengaruh event terhadap perubahan harga selama periode

pengamatan yang ditentukan.

5. Merumuskan hipotesis statistik

6. Menguji apakah return tak normal rata-rata atau return tak normal

kumulatif yang telah dihitung antara sebelum dan sesudah

peristiwa.

7. Simpulan hasil studi didasarkan pada probabilitas signifikansi

kurang dari probabilitas yang disyaratkan (missalnya 0,01 ; 0,05;

atau 0,10).

3.4. Penelitian Terdahulu

Pada beberapa penelitian seperti yang telah dilakukan I Wayan

Nuka Lantara (2004), Ben Bernake & Kenneth Kutter (2005), Sri Dewi

Yusuf dan Atim Djazuli (2009), Rica Syafitri Sirait dkk (2012), M.

Taufiq Noor Rokhman dkk (2009), Firga Yanti (2012), Diana Linawati

(2009), Liu Hua & Skanthavrathar Ramesh (2013), menyatakan bahwa

pengumuman atau isu memiliki kandungan informasi yang dapat

mempengaruhi pasar, hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan

hasil antara sebelum dan sesudah hari pengumuman.

20

Page 21: Proposal Skripsi Event Study henky

Sedangkan pada beberapa penelitian lainnya seperti yang telah

dilakukan oleh Justin Birru (2010), Ahmad Syahirul Ulumuddin (2010),

Azwar Harahap (2012), dan Anastasya Milsa Komaling

(2012), ,menyatakan bahwa didak selalu pengumuman dipandang

sebagai suatu informasi yang akan direaksi oleh pasar, sehingga tidak

mempengaruhi reaksi pasar saham.

Hasil penelitian terdahulu secara singkat dapat dilihat pada

Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No NamaPengarang

Th Judul Variabel Hasil Penelitian

1 I Wayan NukaLantara

2004 Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kinerja PasarModal Indonesia

MeanAdjustedReturn (MAR)& CMAR

Kenaikan suku bunga berdampak reaksi negatif dan Penurunan berdampak reaksi positif

2 Ben Bernanke & Kenneth Kuttner

2005 What Explains The Sthock Market’s Reaction to Federal Reserve Policy?

Return Pengurangan 25 basis poin tingkat bunga The FED menyebabkan kenaikan pada harga saham index sebesar 1 % yang berarti pasar modal merespon adanya informasi baru.

3 Diana Linawati

2009 Dampak PengumumanKenaikan BI Rate Tanggal 07 Oktober2008 Terhadap Abnormal Return danTrading

Abnormal Return, Trading Volume Activity, Debt to Equity Ratio(DER)

Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return danrata-rata trading volume activity pada perusahaan dengan DER < 1 dan DER > 1 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah pengumuman

21

Page 22: Proposal Skripsi Event Study henky

Volume Activity(Studi Komparasi Pada PerusahaanManufaktur Terdaftar Di BEI DenganDER < 1 Dan DER > 1)

kenaikan BI Rate.Berdasarkan uji statistik terhadap perbedaan rata-rata TVA padaperusahaan dengan DER < 1 dan DER > 1 menunjukkan bahwaterdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata TVA antaraperusahaan DER < 1 dan DER > 1.

4 Sri Dewi Yusuf, Atim Djazuli, H.M. Harry Susanto

2009 Analisis Reaksi Investor Terhadap Pengumuman Right Issue Di Bursa Efek Jakarta

Return, Abnormal Return, TVA, Bid-Ask Spread

Terdapat perbedaan antara rata-rata abnormal return sebelum dengan saat dan antara saat dengan sesudah pengumuman right issue. Sedangkan abnormal return saham pada pasangan periode sebelum dengan sesudah ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan.Pengujian terhadap aktivitas volume perdagangan saham untuk pasangan periode (sebelum-saat) dan (saat-se-sudah) menyimpulkan terdapat per-bedaan yang signifikan. Akan tetapi untuk pengamatan yang diperpanjang yaitu pada pasangan periode sebelum dengan sesudah menyimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

5 M. Taufiq Noor Rokhman, Didied P. Affandy Dan S.M. Kiptiyah

2009 Analisis Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan dan Bid-Ask Spread Saham Di

Return, Abnormal return, TVA and Bid-ask Spread

Rata-rata abnormal return sebelum berbeda dengan saat stock split; dan rata-rata abnormal return saat stock split berbeda dengan sesudah stock split. Sedangkan abnormal return saham pada pasangan periode sebelum dengan sesudah menghasilkan suatu

22

Page 23: Proposal Skripsi Event Study henky

Seputar Pengumuman Stock Split

kesimpulan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.Aktivitas volume perdagangan saham untuk pasangan periode sebelum dengan saat dan saat dengan sesudah, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Akan tetapi untuk peng-amatan yang diperpanjang yaitu pada pasangan periode sebelum dengan sesudah memperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan.

6 Justin Birru & Stephen Figlewski

2010 The Impact of the Federal Reserve’s Interest Rate Target Announcement on Stock Price : A Closer Look at How the Market Impounds New Information

Return, Neutral Density Risk

pengumuman tingkat suku bunga acuan yang baru tidak direspon pasar modal dibuktikan tidak ada perubahan sebelum dan sesudah pengumuman yang dilihat dari return

7 Ahmad Syahirul Ulumuddin

2010 Pengaruh Pengumuman Penuruan BI Rate Terhadap Return dan Risiko Saham Sektor Perbankan Indonesia Juni 2009

Return, Risiko Saham

Dampak pengumuman penurunan BI Rate oleh Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa pasar menganggap pengumuman tersebut sebagai “no news” karena tidak terdapat return realisasi yang signifikan pada hari sebelum dan sesudah pengumuman tersebut, yang berarti juga pasar tidak bereaksi terhadap pengumuman tentang penurunan tingkat suku bunga acuan.

8 Firga Yanti 2012 Pengujian Abnormal

return tidak normal

hasil penelitian secara jelastampak bahwa abnormal

23

Page 24: Proposal Skripsi Event Study henky

Return Saham Sebelum Dan Sesudah PeluncuranIndeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

return hanya terjadipada periode pengamatan 15 hari sebelum ISSI.Sedangkan untuk periode setelahnya tidaktampak adanya abnormal return.

9 Azwar Harahap

2012 Analisis Perbedaan Return Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Setelah Pengumuman Right Issue Pada Lembaga Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Return, Abnormal Return Saham, Pengumuman Right Issue

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum pengumuman dengan setelah pengumuman.

10 Rica Syafitri Sirait, Wiwik Tiswiyanti, Fitrini Mansur

2012 Dampak Pergantian Menteri Keuangan Ri Tahun 2010 TerhadapAbnormal Return Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI

Average Abnormal Return (AAR),

Terdapat perbedaan antara AverageAbnormal Return (AAR) yangsignifikan pada saat- sebelum peristiwa saat- sesudah, sebelum-sesudah peristiwapergantian menteri keuangan.

11 Liu Hua,Skanthavrathar Ramesh

2013 A Study on Stock Split Announcements and its Impact o Stock Prices

Average abnormal returns, cumulative average abnormal

Menunjukan reaksi paar yang signifikan di hari pengumuman stockspit, mengindikasikan informasi efisien karena pasar merespon di hari

24

Page 25: Proposal Skripsi Event Study henky

in Colombo Stock Exchange (CSE) of Sri Langka

return pengumuman

12 Anastasya Milsa Komaling

2013 Reaksi Pasar Atas Secondary Right Issue Pada Perusahaan Yang Go Publik Di Indonesia

Secondary Right Issue, return saham, abnormal return saham

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Abnormal Return sebelum dan Sesudah Right Issue.

3.5. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

3.5.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

BI Rate adalah suku bunga acuan yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia untuk mengatasi kenaikan tingkat inflasi negara,

Maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa suku bunga adalah

hasil jasa yang diberikan oleh pihak bank kepada investor yang

telah menanamkan sejumlah modalnya pada bank tersebut.

Adapun dalam menentukan kebijakan moneter, BI Rate

berperan sebagai suku bunga acuan yang dapat menjadi patokan

perbankan lainnya dalam. menetapkan suku bunga kreditnya.

(Ulumuddin, 2010).

Menurut Tandelilin (2010:571) Abnormal return saham

atau return tak normal (RTNi) adalah selisih (positif atau

negatif) dari return aktual diseputar pengumuman (Ri) dengan

return harapan E(Ri).

25

Page 26: Proposal Skripsi Event Study henky

Trading volume activity (TVA) adalah aktifitas volume

atau jumlah perdagangan harian dari suatu saham perusahaan.

Semakin tinggi dan semakin sering saham perusahaan

diperdagangkan maka semakin baik pula tingkat likuiditas dari

saham tersebut.

Kenaikan BI Rate merupakan signal dimana keadaan

ekonomi memburuk. Tahun 2013 merupakan tahun dimana

terjadi krisis global yang juga berdampak pada perekonomian

Indonesia. Dengan naiknya BI Rate maka investor akan melihat

bahwa pasar modal bukan merupakan tempat yang tepat untuk

berinvestasi dan akan memindahkan dana ke sektor perbankan

dalam bentuk tabungan atau deposito. Apabila pengumuman

kenaikan BI Rate berpengaruh pada reaksi pasar, berarti bahwa

pengumuman kenaikan bunga tersebut memiliki kandungan

informasi yang penting bagi investor dan pasar, sedangkan

apabila pengumuman kenaikan BI Rate tidak bereaksi terhadap

pasar maka informasi pengumuman kenaikan suku bunga acuan

BI Rate tidak dianggap penting oleh pasar.

26

Page 27: Proposal Skripsi Event Study henky

Kerangka Pemikiran Teoritis

TVA & Abnormal Return TVA & Abnormal Return

Sebelum Sesudah

t-10 t=0 t+10

Gambar 2.1

Periode pengamatan dan Event Window pada Peristiwa Pengumuman Kenaikan

BI Rate

Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat

diasumsikan bahwa pada periode sebelum dan sesudah

pengumuman kenaikan BI Rate (t=0) terdapat perbedaan hasil.

Adapun untuk melihat reaksi yang terjadi akibat pengumuman

kenaikan BI Rate dilakukan dengan menggunakan variabel

abnormal return dan Trading Volume Activity (TVA) selama

periode peristiwa, diambil periode pengamatan 21 hari yaitu dari

10 hari perdagangan saham sebelum terjadinya peristiwa (t-10)

hingga 10 hari perdagangan saham sesudah terjadinya peristiwa

(t-10).

3.5.2. Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, landasan teori, dan kerangka

berfikir yang telah diuraikan sebelumnya maka hipotesis yang

dapat dikembangkan pada penelitian ini antara lain adalah:

27

Page 28: Proposal Skripsi Event Study henky

H1 : Terdapat reaksi pasar yang diukur dengan abnormal

return pada periode sebelum dan sesudah pengumuman

kenaikan BI Rate pada Indeks LQ45.

H2 : Terdapat reaksi pasar yang diukur dengan trading

volume activity (TVA) pada periode sebelum dan

sesudah pengumuman kenaikan BI Rate pada Indeks

LQ45.

4. METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis Penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif

yaitu merupakan suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah

maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,

aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan

antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Arikunto,

2010:3). Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada,

pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat

atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah

berlangsung. Adapun desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan variabel abnormal return dan trading

volume activity untuk melihat fenomena yang terjadi di pasar modal

28

Page 29: Proposal Skripsi Event Study henky

atas adanya pengumuman kenaikan BI Rate tanggal 12 November 2013

pada objek indeks LQ45.

4.2. Periode Penelitian

Tanggal suatu peristiwa dipublikasikan untuk pertama kali

ditetapkan sebagai event day (t0). Tanggal Pengumuman kenaikan BI

Rate merupakan tanggal pada saat Bank Indonesia mempublikasikan

kebijakan baru atas kenaikan suku bunga acuan kepada publik yaitu

pada tanggal 12 November 2013.

Periode peristiwa (event period) dalam penelitian ini adalah

berupa periode pengamatan harian disekitar hari pengumuman kenaikan

BI Rate. Periode peristiwa (event period) yang diambil adalah dari

sepuluh hari perdagangan saham sebelum terjadinya peristiwa (t-10)

hingga sepuluh hari perdagangan saham setelah terjadinya peristiwa

(t+10). Penggunaan Periode pengamatan 21 hari disekitar tanggal

pengumuman BI Rate (t=0) diambil dengan harapan reaksi pasar sudah

dapat terlihat selama periode tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam

(Hua & Ramesh, 2013), apabila event period yang diambil terlalu

panjang dikhawatirkan terdapat peristiwa lain selain peristiwa yang

ditinjau yang juga menimbulkan reaksi investor, sehingga terjadi bias.

4.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode penelitian. Penggunaan indeks LQ45 sebagai objek dalam

29

Page 30: Proposal Skripsi Event Study henky

penelitian ini dikarenakan dianggap indeks yang terdiri dari 45 saham

perusahaan tercatat yang memiliki tingkat likuiditas dan kapitalisasi

pasar yang baik, sehingga perusahaan yang termasuk di LQ45 aktif

diperdagangkan di pasar modal, sehingga diharapkan saham yang aktif

akan lebih mudah dilihat perubahan atas event atau informasi baru.

Teknik pengambilan pada penelitian ini adalah dengan metode

purposive sampling dengan menggunakan beberapa kriteria tertentu.

Pada penelitian ini kriteria yang digunakan untuk memilih sampel

antara lain adalah:

1. Perusahaan yang termasuk dalam anggota Indeks LQ 45 periode

Agustus 2013 - Januari 2014

2. Setiap hari diperdagangkan selama periode penelitian.

3. Selama periode pengamatan 21 hari terhadap pengumuman kenaikan

BI Rate 12 November 2013, perusahaan tidak melakukan corporate

action dan kebijakan lainnya yang diperkirakan dapat berpengaruh

terhadap return saham.

4. Memiliki data yang lengkap yang diperlukan dalam penelitian ini.

4.4. Variabel Penelitian

4.4.1. Trading Volume Activity (TVA)

Trading volume activity (TVA) atau sering disebut

sebagai aktifitas volume perdagangan adalah jumlah saham yang

diperdagangkan pada hari tertentu. TVA adalah alat yang

30

Page 31: Proposal Skripsi Event Study henky

digunakan untuk melihat tingkat likuiditas saham dan juga untuk

melihat apakah informasi pengumuman kenaikan BI Rate dinilai

sebagai sesuatu yang informatif bagi investor.

Pergerakan volume perdagangan saham juga dapat

mencerminkan reaksi pasar terhadap dikeluarkannya suatu

pengumuman baru. Apabila pasar menanggapi secara positif

suatu informasi baru maka volume perdagangan saham juga

akan mengalami kenaikan positif pula. Reaksi pasar ditunjukkan

dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada

waktu informasi diumumkan oleh semua pelaku pasar sudah

menerima informasi tersebut.

Trading Volume Activity (TVA) dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

4.4.2. Abnormal Return

Menurut Tandelilin (2010:609) Abnormal return saham

atau return tak normal (RTNi) merupakan selisih (positif atau

negatif) dari return aktual terhadap return normal. Return

normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan

oleh investor). Untuk menghitung abnormal return dapat

menggunakan rumus sebagai berikut:

ARit = Rit – Rmt

31

Page 32: Proposal Skripsi Event Study henky

Keterangan:

ARit = Abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ket

Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i

pada periode peristiwa ke-t

Rmt = Return ekpektasi pasar untuk periode peristiwa ke-t.

Untuk menghitung return ekspektasi (expected return)

menurut Brown dan Walner (1985) dalam Jogiyanto (2010:610)

dapat menggunakan tiga bentuk model, yaitu:

1. Mean Adjusted Model

Model ini menganggap bahwa return ekspektasi

bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return

realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Periode

estimasi merupakan periode sebelum peristiwa.

2. Market Model

Perhitungan return ekspektasi dengan market model

dilakukan dengan membentuk model ekspektasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan

kemudian menggunakan model ekspektasi tersebut untuk

mengestimasi return ekspektasinya di periode peristiwa

(event period)

3. Market Adjusted Model

Model ini menganggap bahwa untuk

mengestimasikan return suatu peristiwa akan lebih baik

32

Page 33: Proposal Skripsi Event Study henky

bila menggunakan return indeks pasar pada saat tersebut.

Pada model ini tidak digunakan periode estimasi untuk

membentuk model estimasi karena return sekuritas yang

diestimasikan sama dengan return indeks pasar.

Dalam penelitian ini menggunakan model disesuaikan

pasar (marketadjusted model) yang menganggap bahwa penduga

terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return

indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model

ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi, karena

return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return

indeks pasar (Jogiyanto, 2013:612). Berikut adalah rumus

menghitung Market Adjusted Model :

Rmt = ( IHSGt – IHSGt-1 )

IHSG t-1

Keterangan :

Rmt = Return pasar

IHSGt = Indeks harga saham gabungan penutupan pada

peride t

IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan penutupan pada

periode sebelumnya (t-1)

33

Page 34: Proposal Skripsi Event Study henky

Untuk menghitung return sesungguhnya yang terjadi

maka digunakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga

sebelumnya yang diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto,

2010: 236):

Rit = Pit - Pit-1

Pit-1

Keterangan:

Rit = Return realisasi sekuritas I pada hari ke-t

Pit = Harga saham sekarang relatif

Pit = Harga saham hari sebelumnya

Selanjutnya untuk menghitung average abnormal return

untuk mengestimasi rata-rata dari semua jenis saham secara

harian sehingga dapat dilihat reaksi yang paling kuat dari

seluruh jenis saham pada hari-hari di periode jendela. Average

Abnormal Return adalah rata-rata dari selisih antara return

sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi, dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

AARt = Rata-rata Return Tidak Normal (Average

Abnormal Return) pada hari ke t.

34

Page 35: Proposal Skripsi Event Study henky

ARit = Return Tidak Normal (Abnormal Return) untuk

sekuritas ke-i pada hari ke t

k =Jumlah saham yang terpengaruh oleh

pengumuman peristiwa.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi

kepustakaan dan dokumentasi. Menurut Akis (2012) studi kepustakaan

merupakan metode yang digunakan dengan dengan cara mencari dan

mempelajari buku, jurnal dan penelitian lainnya yang memiliki kaitan

dengan penelitian ini yang dapat dijadikan landasan teori, sedangkan

metode dokumentasi merupakan metode yang dilakukan dengan

mempelajari dokumen-dokumen atau data yang dibutuhkan melalui

literatur-literatur yang berkaitan maupun diambil melalui situs website

yang menyediakan data tersebut.

Kedua metode diatas disebut juga dengan metode pengumpulan

data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara

tidak langsung melalui perantara, seperti melalui orang lain atau

dokumen (Akis, 2012). Data sekunder yang diambil berupa :

1. Data harga penutupan harian (closing price) pasar saham

perusahaan anggota LQ45 pada 21 hari pengamatan yang

tersedia pada www.idx.co.id.

35

Page 36: Proposal Skripsi Event Study henky

2. Data volume perdagangan (Trading Volume Activity) harian

saham perusahaan anggota LQ45 yang tersedia pada Indonesia

Capital Market Directory (ICMD) .

3. Data harga penutupan (closing price) harian IHSG yang

tersedia pada www.idx.co.id

4.6. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis event study

yang bertujuan untuk mengamati pergerakan harga saham di pasar

modal sebagai akibat informasi mengenai pengumuman meningkatnya

BI Rate tertanggal 12 November 2013. Metode yang digunakan adalah

model analisis Paired Sample T Test atau Mann-Whitney Test

tergantung dengan distribusi datanya, analisis dilakukan dengan

menggunakan bantuan program software SPSS 19.0. Sebelumnya data

yang terkumpul akan dianalisis secara bertahap dengan dilakukan

analisis statistik deskriptif terlebih dahulu. Selanjutnya dilakukan

pengujian statistik dengan uji distribusi normal dengan menggunakan

uji kolmogorov-smirnov. Kemudian tahap selanjutnya dilakukan

pengujian hipotesis parsial untuk masing-masing variabel penelitian

dengan menggunakan uji analisis Paired Sample T-Test apabila data

berdistribusi normal dan model uji analisis Mann-Whitney Test apabila

data berdistribusi tidak normal. Untuk tingkat signifikansi atau nilai alfa

(α), menurut Ghozali (2009:106) nilai alfa yang umum dipakai adalah

36

Page 37: Proposal Skripsi Event Study henky

0,05 dan 0,01, kemudian data ditetapkan berdistribusi normal jika

signifikansinya lebih dari 0,05 atau 5%. Penjelasan tahapan

pengujiannya adalah sebagai berikut:

4.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, dan varian dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan tingkat rata-rata (mean), standar deviasi, dan

varian dari Trading Volume Activity atau volume

perdagangan saham dan abnormal return sebelum dan

sesudah pengumuman kenaikan BI Rate ditinjau dari

perusahaan anggota index LQ45.

2. Menentukan perbedaan mean (naik atau turun) dari

Trading Volume Activity atau volume perdagangan saham

dan abnormal return perusahaan sebelum dan sesudah

pengumuman kenaikan BI Rate.

4.6.2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah

data yang digunakan pada penelitian ini telah terdistribusi secara

normal atau tidak. Menurut Ghozali (2009:107) Uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model, variabel

penggangu atau residual mempunyai distribusi normal. Kalau

37

Page 38: Proposal Skripsi Event Study henky

hal ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Terdapat dua cara mendeteksi apakah

residual terdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis

grafik dan uji statistik.

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan

dengan uji kolmogorov-smirnov test. Uji statisitik kolmogorov-

smirnov dipilih karena lebih peka untuk mendeteksi normalitas

data dibandingkan dengan pengujian dengan menggunakan

grafik yang memiliki risiko salah yang tinggi jika tidak teliti.

Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau

tidak. Sampel berdistribusi normal apabila Asymptotic sig >

tingkat keyakinan yang digunakan dalam pengujian, dalam hal

ini adalah 95% atau α=5%. Sebaliknya dikatakan tidak normal

apabila asymptotic sig < tingkat keyakinan. Jika hasil uji

menunjukan sampel berdistribusi normal maka uji beda yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji parametrik

(paired sampel t-test). Tetapi jika sampel tidak berdistribusi

normal maka uji beda yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah uji non parametrik (Mann-Whitney Test)

4.6.3. Uji Hipotesis

Hasil uji normalitas data digunakan untuk menentukan

alat uji apa yang paling sesuai digunakan dalam pengujian

38

Page 39: Proposal Skripsi Event Study henky

hipotesis. Apabila data berdistribusi normal maka digunakan uji

parametrik Paired Sample T-Test. Sementara apabila data

berdistribusi tidak normal maka digunakan uji non-parametrik

yaitu Mann-Whitney Test yang lebih sesuai digunakan. Kedua

model uji beda tersebut popular digunakan untuk menganalisis

model penelitian pre-post atau sebelum dan setelah. Uji beda

digunakan untuk mengevaluasi perlakuan (treatment) tertentu

pada satu sampel yang sama pada dua periode pengamatan yang

berbeda. Pengamatan tertentu pada penelitian ini adalah

peristiwa pengumuman kenaikan BI Rate. Jika perlakuan

tersebut tidak berpengaruh terhadap objek maka nilai rata-rata

pengukurannya adalah sama antara sebelum dan sesudah maka

pasar menganggap bahwa pengumuman kenaikan BI Rate bukan

merupakan informasi yang ditanggapi para investor di pasar

modal.

1. Paired Sample T-Test (Uji T Sampel Berpasangan)

Paired Sampel T Test atau uji T sampel berpasangan

merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji

hipotesis sama atau tidak berbeda antara dua variabel.

Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode

pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek yang

dipasangkan. dengan tingkat keyakinan yang digunakan

pada penelitian ini adalah (1-α) sebesar 95% dan derajat

39

Page 40: Proposal Skripsi Event Study henky

kebebasan (n-1) dengan tingkat signifikansi 5% (0,05).

Data yang digunakan diolah dengan program SPSS 19 dan

Microsoft Excel.

Pengkajian statistik dengan menggunakan uji-t

berpasangan mempunyai tujuan untuk mengetahui ada atau

tidaknya perbedaan rata-rata antara abnormal return dan

volume perdagangan saham sebelum dan sesudah

pengumuman, dalam hal ini adalah pengumuman kenaikan

BI Rate. Signifikansi tersebut digunakan untuk menentukan

apakah abnormal return dan volume perdagangan saham

secara statistik menolak atau menerima hipotesis yang telah

di tetapkan.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai

berikut:

1. Hipotesis diterima apabila nilai t hitung > t tabel

atau –t hitung < -t tabel, artinya terdapat perbedaan

abnormal return dan trading volume activity

sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan BI

Rate.

2. Hipotesis ditolak apabila nilai t hitung < t tabel atau

–t hitung > -t tabel, artinya tidak terdapat perbedaan

abnormal return dan trading volume activity

40

Page 41: Proposal Skripsi Event Study henky

sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan BI

Rate.

3. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat

signifikansi α = 5% atau 0,05. Apabila hasil

signifikansi hasil dari statistik di bawah 0,05 berarti

terdapat perbedaan abnormal return dan trading

volume activity sebelum dan sesudah pengumuman

kenaikan BI Rate, yang artinya hipotesis diterima.

Sementara itu, apabila hasil signifikansi hasil dari

statistik di atas 0,05 berarti tidak terdapat perbedaan

abnormal return dan trading volume activity

sebelum dan sesudah pengmuman kenaikan BI Rate,

yang artinya hipotesis ditolak.

2. Mann-Whitney Test

Statistic non-parametric dijadikan alternatif

apabila data penelitian yang digunakan sulit dianalisis

dengan statistic parametric, seperti :

1. Sampel yang dipakai untuk analisis tidak terdistribusi

normal.

2. Jenis data yang dianalisis adalah data kualitatif

(nominal dan ordinal).

3. Jumlah populasi atau sampel sangat kecil

41

Page 42: Proposal Skripsi Event Study henky

Uji Mann-Whitney digunakn untuk menguji

hipotesis komperatif dua sampel independen yang datanya

berbentuk ordinal dan dapat digunakan apabila data tidak

normal. Data yang digunakan diolah dengan bantuan

program SPSS 19, dengan tingkat keyakinan yang

digunakan pada penelitian ini adalah (1-α) sebesar 95%

dan derajat kebebasan (n-1) dengan tingkat signifikansi

5% (0,05).

Pengambilan keputusan dilihat pada nilai Sig. pada

ouput SPSS, apabila pada output nilai Sig. menujukkan >

5% maka Hipotesis tidak dapat diterima karena

menujukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal

return dan trading volume activity antara sebelum dan

sesudah pengumuman kenaikan BI Rate. Sebaliknya,

apabila nilai Sig. pada output < 5% maka menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan abnormal return dan trading

volume activity sebelum dan sesudah pengumuman

kenaikan BI Rate, sehingga dapat dikatakan bahwa

informasi kenaikan BI Rate tersebut merupakan sinyal

bagi investor yang menyebabkan pasar modal bereaksi.

42

Page 43: Proposal Skripsi Event Study henky

DAFTAR PUSTAKA

Akis, Aldair Rorin. 2012. Pengaruh Pengumuman Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham. Skripsi. Semarang :Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Bernanke, Ben & Kuttner, Kenneth. 2005. “What Explains The Sthock Market’s Reaction to Federal Reserve Policy?”. The Journal of Finance. Vol. LX, No.3.

Birru, Justin & Figlewski, Stephen. 2010. The Impact of the Federal Reserve’s Interest Rate Target Announcement on Stock Price : A Closer Look at How the Market Impounds New Information. Script. New York University Stren School of Business.

Fama, F. Eugene. 1997. Market Efficiency, Long-Term Return, and Behavioral Finance. Journal of Finance Economics, Vol.49, pp: 283-306.

Ghozali,Imam. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Azwar. 2012. Analisis Perbedaan Return Dan Abnormal Return Saham Sebelum Dan Setelah Pengumuman Right Issue Pada Lembaga Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, Volume 20, Nomor 3.

http://bi.go.id

http://www.idx.co.id

Hua, Liu & Ramesh, Skanthavrathar. 2013. A Study on Stock Split Announcements and its Impact on Stock Prices in Colombo Stock Exchange (CSE) of Sri Langka. Global Journal of Management and Business Research Finance, Vol. 13 Issue. 6.

Iswardono, 1999, Suku Bunga Diturunkan Investasi Akan Meningkat?, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 14

Jogiyato, Hartono. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE

43

Page 44: Proposal Skripsi Event Study henky

Kewal, Suramaya Suci. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, Vol. 8 No. 1 Hal : 53-64

Komaling, Anastasya Milsa. 2013. Reaksi Pasar Atas Secondary Right Issue Pada Perusahaan yang Go Publik di Indonesia. Jurnal EMBA, Vol.1 No.3, Hal:118-128.

Linawati, Diana. 2009. “Dampak Pengumuman Kenaikan BI Rate Tanggal 07 Oktober 2008 Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity”. Tesis. Semarang : Fakultas Ekonomi UNDIP.

Rokhman, M. Taufiq Noor ; Afandy, Didied P ; dan Kiptiyah, S.M. “Analisis Return, Abnormal Return, Aktivitas Volume Perdagangan dan Bid-Ask Spread Saham di Seputar Pengumuman Stock Split”. Wacana, Vol.12 No. 4 Hal: 662-677.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga

Sirait, Rica Syafitri; Tiswiyanti, Wiwik & Mansur, Fitrini. 2012. Dampak Pergantian Menteri Keuangan Ri Tahun 2010 Terhadap Abnormal Return Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI. E-Jurnal Binar Akuntansi Vol. 1 No. 1, Hal : 14-22.

Tandelilin, Eduardus.2010.Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.

Tjahjono, Heru Kurnianto. 2004. Pengaruh Kurs dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham LQ 45. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Vol 5

Ulumuddin, Ahmad Syahirul. 2010. “Pengaruh Pengumuman Penuruan BI Rate Terhadap Return dan Risiko Saham Sektor Perbankan Indonesia Juni 2009”. Skripsi. Malang : Fakultas Ekonomi UIN MMI.

Yanti, Firga. 2012. “Pengujian Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Peluncuran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)”. Jurnal Manajemen, Vol.01 No. 1 Hal: 1-17.

Yusuf, Sri Dewi ; Djazuli, Atim & Susanto, H.M. Harry. 2009. “Analisis Reaksi Investor Terhadap Pengumuman Right Issue Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Wacana Vol. 12 No. 4, Hal: 792-814.

44