proposal skripsi elfira

13
PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN KONVERGENSI IFRS TERHADAP AUDIT FEE DI INDONESIA I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Dengan globalisasi ekonomi yang melanda semua negara diseluruh dunia, perusahaan-perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang berbeda dengan sebelumnya. Para pengusaha tidak lagi hanya memasuki pasar domestik tetapi juga mendatangi pasar dunia. Hal ini merupakan peluang bagi setiap negara untuk mendatangkan investor mancanegara dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Sebelum investor berinvestasi disuatu perusahaan, tentunya mereka membutuhkan informasi. Informasi relevan yang dibutuhkan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan tentunya diharapkan bisa dipahami dan diandalkan sampai tingkat internasional. Kebutuhan ini sulit terpenuhi apabila perusahaan-perusahaan masih menggunakan prinsip pelaporan keuangan yang berbeda-beda. Sebelumnya, terdapat beberapa prinsip pelaporan keuangan berbeda yang digunakan di beberapa negara di

Upload: maria-virginia-melati

Post on 03-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN KONVERGENSI IFRS TERHADAP AUDIT FEE DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang PermasalahanDengan globalisasi ekonomi yang melanda semua negara diseluruh dunia, perusahaan-perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang berbeda dengan sebelumnya. Para pengusaha tidak lagi hanya memasuki pasar domestik tetapi juga mendatangi pasar dunia. Hal ini merupakan peluang bagi setiap negara untuk mendatangkan investor mancanegara dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Sebelum investor berinvestasi disuatu perusahaan, tentunya mereka membutuhkan informasi. Informasi relevan yang dibutuhkan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan tentunya diharapkan bisa dipahami dan diandalkan sampai tingkat internasional. Kebutuhan ini sulit terpenuhi apabila perusahaan-perusahaan masih menggunakan prinsip pelaporan keuangan yang berbeda-beda.Sebelumnya, terdapat beberapa prinsip pelaporan keuangan berbeda yang digunakan di beberapa negara di dunia. Amerika menggunakan United Stated Generally Accepted Accounting Standard (US GAAP) yang disusun oleh Financial Accounting Standard Board (FASB), Australia menggunakan Austrlian Generally Accepted Accounting Standard (AGAAP) yang disusun oleh Australian Generally Accepted Accounting Standard, Inggris dan beberapa negara lainnya menggunaan Internasional Accounting Standard (IAS) yang disusun oleh International Accounting Standard Committee (IASC) pada tahun 1973 sampai tahun 2000 dan kemudian berubah menjadi International Accounting Standard Board (IASB) pada tahun 2001.Dewasa ini dunia bisnis di dunia dituntut untuk mempersiapkan diri dalam mengadopsi International Financial Reporting Standar (IFRS). IFRS ini sendiri merupakan standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional dan dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB), sebuah lembaga internasional yang bertujuan mengembangkan suatu standar akuntansi yang dapat dimengerti, diterapkan dan diterima secara internasional.IFRS merupakan standar yang dibuat oleh IASB dengan tujuan memberikan kumpulan penyusunan standar laporan keuangan perusahaan diseluruh dunia. Perusahaan dapat menghasilkan laporan yang berkredibilitas tinggi dan dapat dibandingkan dengan di perusahaan-perusahaan lain di dunia. Suatu standar akuntansi berkualitas yang diterima secara umum dibutuhkan untuk memastikan comparibility antarnegara (Kieso et al., 2010). Harmonisasi ini juga menjadikan penyajian laporan keuangan yang lebih efektif dan informatif bagi pengguna (Choi & Meek, 2011).Di Indonesia, standar akuntansi yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Standar ini merupakan cerminan dari IAS dan telah disesuaikan untuk digunakan di Indonesia. Negara berkembang seharusnya menjadi negara yang mengadopsi standar berkelas internasional sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu pelaporan keuangan dan menarik minat investor asing untuk membiayai pembangunannya (Nobes, 2010). Sebagai salah satu anggota G20, Indonesia juga diharuskan untuk menerapkan IFRS sebagai standar akuntansi yang berlaku. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan untuk melakukan pengadopsian IFRS kedalam PSAK mulai tahun 2008. Penerapan PSAK yang berbasis IFRS ini sendiri mulai diterapkan sejak awal tahun 2012. Pada dasarnya IFRS memiliki tiga ciri utama yaitu principles based, lebih banyak menggunakan nilai wajar sebagai dasar penilaian dan pengungkapan yang lebih banyak. Standar yang bersifat principles based hanya mengatur hal-hal prinsip bukan aturan detail. Konsekuensinya diperlukan professional judgment dalam menerapkan standar. Untuk dapat memiliki professional judgment seorang akuntan harus memiliki pengetahuan, skill dan etika karena jika tidak memiliki ketiga hal tersebut maka professional judgment yang diambil tidak tepat. Dalam IFRS penggunaan nilai wajar diperluas dari sebelumnya seperti dibeberapa bagian seperti aset biologi, aset tetap, properti investasi dan aset tidak berwujud sebagai pilihan metode selain metode biaya. IFRS mengharuskan pengungkapan yang lebih luas agar pemakai laporan keuangan mendapatkan informasi yang lebih banyak sehingga dapat mempertimbangkan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan (Dwi Martani, 2012).Dengan dilakukannya konvergensi IFRS di Indonesia ini, diharapkan pelaporan keuangan di perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi. Dengan laporan keuangan perusahaan yang lebih andal, diharapkan mampu mendorong perusahaan di Indonesia untuk dapat bersaing secara kompetitif dengan perusahaan asing.Beberapa penelitian yang telah ada mengindikasi bahwa pengadopsian IFRS umumnya mampu mengikatkan kualitas standar akuntansi disebagian besar negara (Chen et al., 2010). Semakin tinggi kualitas dari laporan keuangan tentu meningkatkan biaya pelaporannya. Pengadopsian IFRS harus dievaluasi kembali, apakah setiap biaya yang dikeluarkan untuk pelaporan sebanding dengan manfaat dari peningkatan kualitas dari pelaporan atau tidak (Hail, Leuz, and Wysocki, 2009). Pada umumnya, penelitian empiris belum secara explisit memisahkan biaya bruto dengan manfaat dari pengadopsian, melainkan hanya fokus kepada dampak positifnya saja (Goodwin and Ahmed 2006; Armstrong, Barth, Jagolinzer, and Reidl 2010; Daske, Hail, Leuz, and Verdi 2008). Dalam penelitian ini penulis mencoba melakukan perhitungan kuantitatif terhadap biaya langsung yang dikeluarkan dalam memenuhi kepatuhan untuk melakukan pengadopsian IFRS. Biaya langsung yang diuji dalam penelitian ini adalah biaya kepatuhan yang dikeluarkan perusahaan untuk proses audit atas laporan keuangan yang merupakan hal wajib yang rutin dilakukan perusahaan disetiap periode. Penelitian ini menguji dampak dari konvergensi IFRS terhadap Audit fee yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.Sebelumnya, penelitian sejenis telah dilakukan di tahun 2011 di perusahaan-perusahaan publik di Eropa dan di tahun 2012 di perusahaan-perusahaan publik di Australia. Dari penelitian terdahulu di Eropa terlihat bahwa pengadopsian IFRS berhubungan dengan meningkatkan kompleksitas dari proses audit sehingga mengakibatkan peningkatan dari biaya auditnya (Kim, Liu and Zheng, 2010). Sedangkan dari penelitian di Australia terlihat bahwa konvergensi IFRS berdampak pada peningkatan kompleksitas dari laporan keuangan yang juga mempengaruhi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan proses audit. Di Australia, konvergensi IFRS berdampak kepada peningkatan nilai ekonomi dari biaya yang dikeluarkan dalam proses audit sebesar 23% dengan keadaan abnormal yang terjadi sebesar 8% (Goerge, Ferguson, and Spear, 2012). Keadaan abnormal yang dimaksudkan adalah kenaikan biaya yang dikeluarkan dalam proses audit yang tidak murni terjadi karena IFRS melainkan karena adanya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan transformasi dari penggunaan US GAAP menjadi IFRS.Pengadopsian IFRS berdampak kepada peningkatan biaya audit dikarenakan dua hal berikut, pertama adalah biaya yang dikeluarkan oleh auditor untuk usaha tambahan dalam hal pengetahuan dan yang kedua adalah untuk memanejemenkan resiko-resiko yang muncul akibat penerapan IFRS itu sendiri (Goerge, Ferguson, and Spear, 2012). Contoh dari faktor pertama yaitu tambahan biaya yang harus dikeluarkan untuk menambah pengetahuan dari akuntan seperti untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya. IFRS menerapkan pricipale based dimana karyawan dituntut untuk memiliki pengetahuan dan skill yang lebih tinggi dalam melakukan pengukuran dan penilaian dalam standar baru ini. Hal tersebut tentunya juga mendorong adanya peningkatan kemampuan auditor untuk memberikan penilaian kepada pengukuran yang dilakukan oleh akuntan sudah tepat atau belum dan tentunya mendorong biaya lebih yang harus dikeluarkan auditor untuk meningkatkan pengetahuannya.Faktor kedua, memanejemenkan resiko-resiko yang muncul akibat penerapan IFRS itu sendiri, terjadi karena adanya ketidakpastian terhadap hal-hal yang terdapat dalam laporan keuangan yang disebabakan karena adanya professional judgement sehingga menimbulkan resiko terciptanya salah saji dalam pengungkapan laporan keuangan. Ketidakpastian ini mendorong adanya resiko yang akan muncul apabila ketidakpastian itu benar-benar terjadi. Auditor menjadi salah satu penanggung jawab apabila dari hasil audit yang terjadi ternyata terjadi kesalahan pengambilan keputusan sehingga muncul resiko penuntutan yang memberikan dampak kerugian kepada auditor atau biasa yang disebut litigation risk (Goerge, Ferguson, and Spear, 2012). Secara umum, penggunaan principle based dalam IFRS mendorong untuk digunakannya fair value sebagai pengukuran yang membutuhkan profesional judgement yang secara tidak langsung menyebabkan adanya perampasan kemampuan dari audior dan muculnya ketidakyakinan terhadap laporan sehingga timbul litigation risk (Diehl, 2010). Selain itu penggunaan fair value juga akan meningkatkan potensi terjadinya laporan yang error dan menimbulkan masalah kegagalan audit. Hal-hal tersebutlah yang menjadi faktor-faktor penyebab adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk proses audit laporan keuangan.Penelitian sebelumnya dilakukan untuk memperlihatkan dampak konvergensi IFRS di negara-negara maju seperti Australia dan negara-negara di Uni Eropa. Kali ini peneliti mencoba melakukan penelitian hal yang sama yaitu melihat dampak konvergensi IFRS terhadap biaya yang dikeluarkan dalam proses audit di negara berkembang seperti Indonesia. Sebagai negara yang belum lama menerapkan IFRS, Indonesia perlu memastikan apakah penerapan ini juga berdampak pada peningkatan dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Secara khusus, penelitian ini difokuskan pada biaya yang dikeluarkan untuk proses audit.Penelitian ini diharapkan mampu dasar pertimbangan penetapan kebijakan pengadopsian IFRS bagi negara yang belum melakukan adopsi maupun menjadi bahan evaluasi bagi negara yang telah melakukan adopsi seperti Indonesia untuk menetapkan kebijakan-kebijakan lebih lanjut dalam hal-hal yang berhubungan dengan konvergensi IFRS.

I.2 Rumusan Masalah PenelitianBerdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan dibahas dan dianalisis beberapa rumusan masalah berikut:1. Apakah penerapan IFRS di Indonesia berdampak pada peningkatan kompleksitas proses audit.2. Apakah penerapan IFRS di Indonesia berdampak pada peningkatan Audit Fee yang harus dikeluarkan perusahaan.

I.3 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas dampak konvergensi IFRS di Indonesia terhadap biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk proses audit perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

I.4 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat bagi PenulisPenelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Akuntansi Keuangan khususnya yang berhubungan dengan konvergensi IFRS di Indonesia terhadap biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk proses audit. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperdalam pemahaman penulis terhadap dampak-dampak dari penerapan IFRS. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memperdalam pemahaman dan memperkuat keyakinan bahwa IFRS merupakan suatu standar yang tepat untuk diterapkan di indonesia.

2. Manfaat bagi AkademisiPenelitian ini diharapkan dapat dijadikan reverensi dan menjadi salah satu bukti empiris mengenai salah satu dampak dari konvergensi IFRS yang dihubungkan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk proses audit perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mempu mendorong penelitian lebih lanjut terkait dampak suatu standar akuntansi (IFRS) di negara-negara lain, dengan indikator lain ataupun dengan model-model lainnya.

3. Manfaat bagi Regulator atau Dewan Penyusun StandarPenelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan penetapan kebijakan pengadopsian IFRS bagi negara yang belum melakukan adopsi maupun menjadi bahan evaluasi bagi negara yang telah melakukan adopsi. Penelitian ini juga diharapkan dapat menyediakan bukti empiris mengenai dampak konvergesi.

4. Manfaat bagi PerusahaanPenelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dari para manajemen perusahaan bahwa IFRS merupakan suatu standa yang mampu membuat laporan keuangan yang dihasilkan memiliki kualitas informasi akuntansi yang lebih tinggi dari standar lainnya dan bermanfaat sebagai sumber informasi lainnya. Selain itu, penelitian ini juga mampu memberikan informasi lain mengenai dampak lain yaitu meningkatnya audit fee.

5. Manfaat bagi InvestorPenelitian ini diharapkan mampu membantu investor dalam proses pengambilai perusahaan yang berhubungan dengan dampak dari konvergensi IFRS. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti empiris mengenai dampak IFRS terhadap informasi dalam laporan keuangan yang akan membuat investor meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan publik di Indonesia sehingga keputusan investor pada perusahaan yang telah melakukan konvergensi IFRS dalam membuat laporan keuangannya.

I.5 Ruang Lingkup PenelitianAdapun batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.2. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 sampai dengan 2013 dimana 2010 dan 2011 adalah masa sebelum konvergensi dan 2012 dan 2013 adalah masa setelah konvergensi.

I.6 Sistematika PenulisanPenelitian ini dibagi menjadi lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUANPada bab ini berisi uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKAPada bab ini berisi landasan teori sebagai dasar pemikiran dalam pembahasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, dan sebagai dasar analisis yang dikutip dari beberapa literatur. Berisikan pula penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIANPada bab ini dijelaskan mengenasi kerangka pemikiran, sampel dan metode penelitian yang dilakukan oleh penulis guna tercapainya tujuan penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian secara sistematis kemudian dianalisis dengan teknik analisis yang ditetapkan dan selanjutnya diberikan pembahasan atas hasil analisis tersebut.

BAB V PENUTUPPada bab ini berisi mengenai kesimpulan atas seluruh hasil penelitian dan saran yang diberikan terkait dengan hasil dari penelitian.

1