proposal skripsi afwin
TRANSCRIPT
![Page 1: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masyarakat di Indonesia umumnya kurang sadar dalam menjaga kese-
hatan gigi dan rongga mulut, salah satu masalah yang timbul ialah tingginya
tingkat karies gigi yang berdampak pada hilangnya beberapa gigi dalam
rongga mulut mereka. Di daerah perkotaan, rata - rata masyarakat pada usia
produktif telah banyak yang memiliki susunan gigi tidak lengkap lagi. Oleh
karena itu banyak dari mereka yang menggunakan gigi tiruan (denture) seba-
gai pengganti gigi yang telah hilang. Saat ini kebutuhan gigi tiruan di kota –
kota besar berkembang pesat seiring dengan peningkatan kesadaran
masyarakat perkotaan tentang pentingnya keutuhan gigi dalam rongga mulut.
Kehidupan masyarakat modern saat ini dengan tingkat persaingan
yang ketat menuntut setiap orang untuk selalu aktif dan bekerja lebih keras.
Akibatnya, lebih sering muncul rasa lelah. Sementara, waktu luang yang da-
pat digunakan untuk beristirahat menghilangkan dan memulihkan rasa lelah
serta meningkatkan stamina kian terbatas. Kelelahan itu dikarenakan sumber
energi yang dimiliki oleh tubuh kita menurun diikuti dengan peningkatan
asam laktat dalam tubuh yang meningkat menyebabkan keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh terganggu. Akibatnya timbul rasa lemah, lesu, dan penu-
runan konsentrasi.
Cara terbaik mengatasi kelelahan akibat kerja keras adalah yang bersi-
fat alamiah. Beristirahat, mengonsumsi makanan dan minuman yang mengan-
dung vitamin, mineral, dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh, serta bero-
1
![Page 2: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/2.jpg)
lahraga yang cukup. Salah satu caranya adalah mengonsumsi minuman yang
mengandung zat-zat serta vitamin dan mineral yang diperlukan dan mudah
diserap oleh tubuh, minuman cokelat sebagai contohnya. Minuman cokelat
merupakan bentuk olahan dari tanaman cokelat. (Theobroma cacao).
Minuman cokelat pada saat ini sangat mudah ditemukan, seperti pada
kafe dan restauran yang menjadi tempat favorit masyarakat modern untuk
melepaskan lelah dan bersantai, serta banyak produk minuman cokelat di-
pasaran yang dapat dengan mudah ditemukan. Menurut Badan Pengilangan
Cokelat Malaysia tingkat konsumsi peminum minuman cokelat dunia pada
saat ini mencapai rata-rata 1 sampai 3 gelas setiap harinya. (http://www.
koko.gov.my/lkmbm/loader.cfm?page=Industry/FAQ.cfm, 2008).
Hingga saat ini resin akrilik polimetil metakrilat (PMMA) jenis heat
cured masih dipakai di bidang kedokteran gigi untuk bahan pembuatan basis
gigi tiruan antara lain karena, tidak bersifat toksik, memenuhi syarat estetik,
harga relatif murah, mudah cara manipulasi, serta mudah direparasi (Combe,
1992).
Bahan resin akrilik mempunyai sifat menyerap air secara perlahan
dalam jangka waktu tertentu, dengan mekanisme penyerapan melalui difusi
molekul air sesuai dengan hukum difusi (Anusavice, 1996). Resin akrilik
selain mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan juga mempunyai
kekurangan antara lain, masih adanya sisa monomer dan adanya
mikroporositas yang dapat menyerap bahan cair atau bahan kimia cair (Combe,
1992). Terjadinya penyerapan zat warna (tanin) cairan dalam resin akrilik
merupakan salah satu faktor penyebab perubahan warna pada resin akrilik
(Crispin & Caputo, 1979).
2
![Page 3: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/3.jpg)
Pemakai gigi tiruan yang sering mengkonsumsi minuman cokelat
setiap hari memiliki kemungkinan terjadi perubahan warna pada resin akrilik
gigi tiruan yang sangat besar dan sampai saat ini belum diketahui bagaimana
pengaruh minuman cokelat terhadap perubahan warna pada resin akrilik gigi
tiruan. Mengingat salah satu kandungan dari minuman cokelat itu sendiri
adalah tannin yang dapat menyebabkan perubahan warna (http://tanaman
herbal.wordpress.com/category/kategori-1, 2008). Kandungan polifenol yang
berkontak dengan lempeng resin akrilik gigi tiruan akan bereaksi dengan ester
dari polimetil metakrilat. Karena senyawa polifenol bersifat asam, maka ikatan
rantai polimer dari resin akrilik gigi tiruan menjadi terganggu, sehingga
mengakibatkan banyaknya rongga-rongga pada lempeng resin akrilik gigi
tiruan, sehingga menyebabkan meningkatnya perubahan warna akibat
peningkatan absorbsi zat tanin yang terkandung. (Soebagio, 2001).
Menurut A.D.A (1974), pemakaian ideal gigi tiruan kurang lebih
selama empat tahun pemakaian. Empat tahun pemakaian diidentikkan dengan
merendam resin akrilik dalam minuman cokelat selama 4 hari, dengan asumsi
satu hari pengguna denture meminum satu gelas minuman cokelat. Perubahan
warna yang terjadi akan diukur dengan menggunakan alat-alat spectrometer
optic, fotosel tipe BPY-47, dan microvolt digital (Pudjiyanto, 1996).
1.2 Rumusan Masalah
Setelah mempertimbangkan latar belakang permasalahan, maka dapat
ditarik rumusan masalah, apakah akan terjadi perubahan warna pada resin
akrilik gigi tiruan terhadap minuman cokelat ?
3
![Page 4: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/4.jpg)
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan warna yang
terjadi pada resin akrilik gigi tiruan apabila dilakukan perendaman dalam
minuman cokelat.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa kedokteran gigi, dokter gigi maupun masyarakat umum tentang
pengaruh minuman cokelat terhadap resin akrilik gigi tiruan.
4
![Page 5: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resin AkrilikResin akrilik mulai diperkenalkan sebagai bahan dasar gigi tiruan pada tahun
1937 dan dapat diterima dengan baik di bidang kedokteran gigi sekitar tahun 1946,
98% basis gigi tiruan terbuat dari polimetil metakrilat (Craig and Powers, 2002).
Sampai saat ini resin akrilik masih dipergunakan sebagai basis gigi tiruan karena
mempunyai kelebihan antara lain, kekuatannya cukup baik, mudah direparasi, sifat
fisik dan estetik baik, daya serap air rendah, perubahan dimensi kecil, tidak toksik,
dapat dipoles dan mudah dalam perawatan serta pemeliharaannya (Combe, 1992).
Resin akrilik juga dapat dipakai sebagai bahan reparasi gigi tiruan, anasir denture,
mahkota gigi tiruan sementara, pelapis permukaan mahkota, restorasi jembatan,
sendok cetak individu, record base dan obturator untuk celah palatum (Craig and
Powers, 2002). Menurut A.D.A (1974) Bahan dasar gigi tiruan yang digunakan ada 2
macam, yaitu :
1. Tipe 1 : Heat cure acrylic
2. Tipe 2 : Cold cure acrylic
2.1.1 Komposisi Resin Akrilik Heat Cure
Menurut Combe (1992) komposisi bahan resin akrilik ini terdiri dari bubuk
dan cairan.
A. Bubuk (powder) terdiri dari :
Polimer : Polimethyl Metacrylat
Initiator : Benzoyl Peroxide
5
![Page 6: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/6.jpg)
Pigments / dyes
Opacifier : Titanium / Zinc Oxides
Plasticizer : Dibuthyl Phthalate
Synthetic Fibers : Nylon / Acrylic
B. Cairan (liquid) tediri dari :
Monomers : Methyl Methacrylate
Inhibitors : Hydroquinone
Cross Lingking Agent : Ethylene Glycol Dimetacrylate
2.1.2 Manipulasi Resin Akrilik Heat Cured
Untuk menghasilkan massa yang plastis diperlukan campuran antara polimer
dengan monomer dengan perbandingan 2,5 : 1 berdasarkan berat (Combe, 1992).
Anusavice (1996) mengatakan bahwa berdasarkan volume, perbandingan polimer
dan monomer adalah 3 : 1. Perbandingan ini dibuat dengan maksud agar campuran
antara polimer dan monomer seimbang.
Penggunaan perbandingan yang tepat menurut Combe (1992) penting karena
jika perbandingan terlalu tinggi, tidak semua polimer dibasahi oleh monomer
sehingga akrilik akan berbentuk granular. Jika perbandingan terlalu rendah, akan
terjadi shrinkage yang besar.
Selama proses pencampuran, polimer dan monomer bercampur menjadi
massa yang plastis, selanjutnya bahan tersebut mengalami lima tahapan reaksi fisik
yaitu:
a. Sandy stage yaitu, terendamnya butir-butir polimer ke dalam monomer.
b. Stringy stage dimana polimer larut dalam monomer.
6
![Page 7: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/7.jpg)
c. Dough stage adalah keadaan dimana bahan sudah tidak melekat bila dipegang
dengan tangan, pada saat inilah dilakukan packing.
d. Rubbery stage terjadi bila massa telah berubah menjadi seperti karet dan
keras.
e. Stiff stage ditandai bila campuan tampak kering dan tidak bisa dibentuk lagi
(Anusavice, 1996).
2.1.3 Sifat Resin Akrilik Heat Cured
Menurut McCabe (1990) resin akrilik heat cured memiliki sifat fisik,
mekanik, kimia dan biologi. Sifat fisiknya yaitu, memiliki berbagai variasi shade
(warna) dan opasitas sehingga cocok untuk penderita berbagai ras dan merupakan
isolator terhadap suhu panas atau dingin. Sifat mekaniknya antara lain, kekuatannya
rendah terhadap impact, cenderung terjadi crazing dan dapat menyebabkan
perubahan warna. Sifat kimia dan biologinya antara lain, dapat menyerap air secara
lambat dan pada penderita yang sensitif dapat menimbulkan reaksi alergi.
Adapun sifat-sifat resin akrilik menurut Anusavice (1996) sebagai berikut :
A. Porositas.
Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik
yang telah mengalami polimerisasi. Hal ini dapat disebabkan karena
pengadukan yang kurang homogen, tekanan yang kurang atau perbandingan
antara bubuk dan cairan yang tidak sesuai, sehingga akan mempengaruhi
kekuatan, estetik dan higienis dari denture.
7
![Page 8: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/8.jpg)
Porositas dibedakan menjadi dua yaitu, shrinkage porosity dan
gasseus porosity.
a. Shrinkage porosity : terlihat seperti gelembung yang tidak beraturan
dan bisa terdapat diseluruh massa resin akrilik baik dipermukaan
ataupun didalam gigi tiruan.
b. Gasseus Porosity : tampak gelembung kecil halus yang biasanya
terdapat di bagian yang tebal dan bagian yang terletak jauh dari
sumber panas luar.
Untuk menghindari terjadinya porositas tersebut maka polimerisasi
harus dilakukan perlahan-lahan dan dengan tekanan yang cukup agar tidak
terjadi gasseus porosity dan shrinkage porosity.
B. Absorpsi air.
Resin akrilik dapat menyerap air sampai 2 % dalam setiap
penggunaannya. Tiap 1 % peningkatan berat resin akrilk akibat absorpsi air
menyebabkan ekspansi linier 0,23 %. Sama halnya apabila denture yang
dikeringkan maka akan terjadi shrinkage. Karena alasan inilah gigi tiruan
harus selalu direndam dalam air apabila tidak digunakan.
Terjadi penyerapan air secara perlahan dalam jangka waktu tertentu.
Mekanisme penyerapan melalui difusi molekul akrilik sesuai hukum difusi.
Difusi diduga terjadi antara makromolekul yang memisahkan satu dengan
yang lain. Akrilik mempunyai koefisien difusi yang rendah sehingga untuk
mencapai kejenuhan kandungan air dalam resin diperlukan waktu dan juga
tergantung pada ketebalan bahan tersebut.
8
![Page 9: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/9.jpg)
C. Crazing
Crazing adalah retak-retak halus yang tampak pada permukaan
denture. Hal ini disebabkan oleh :
1. Mechanical stress (tekanan mekanik) oleh karena pembasahan dan
pengeringan gigi tiruan yang berulang-ulang, sehingga menyebabkan
kontraksi dan ekspansi.
2. Tekanan karena koefisien ekspansi suhu yang berbeda antara gigi porselen
dengan akrilik denture base.
3. Peranan pelarut, ketika gigi tiruan direparasi, monomer kontak dengan resin
dan dapat menyebabkan crazing. Adanya crazing membuat kekuatan gigi
tiruan menurun (weakening effect).
D. Residual monomer (monomer sisa)
Akrilik yang digodok dengan baik masih tersisa monomer sebanyak
0.2 - 0,5%. Prosesing pada temperatur yang rendah dan waktu yang kurang
dapat meningkatkan monomer sisa, hal ini harus dihindari karena :
a. Monomer sisa dapat terlepas dari denture dan dapat mengiritasi jaringan
mulut
b. Monomer sisa akan berfungsi sebagai plasticizer dan dapat membuat akrilik
lebih lemah dan fleksibel.
E. Ketepatan dimensi
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan dimensi antara
lain adalah :
9
![Page 10: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/10.jpg)
a. Mould ekspansi pada waktu packing.
b. Ekspansi suhu pada fase dough.
c. Shrinkage pada saat polimerisasi.
d. Panas yang berlebihan pada waktu polishing.
e. Stabilisasi dimensi.
F. Fraktur (kepatahan) yang keras atau fatique
2.1.4 Penggunaan Resin Akrilik Heat Cured
2.1.4.1 Basis Resin Akrilik
Resin akrilik merupakan pilihan utama dalam pembuatan basis gigi tiruan.
Oleh karena itulah 90 % basis gigi tiruan yang ada terbuat dari resin akrilik.
Pemilihan resin akrilik mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bahan lain.
Craig & powers (2002) juga berpendapat bahwa resin akrilik mempunyai kelebihan
sebagai basis gigi tiruan yaitu memiliki tampilan yang warna dan translusen yang
alami, mudah diproses dan diperbaiki, mudah dilekatkan dengan plastik, logam dan
porselen serta harganya yang terjangkau.
2.1.4.2 Anasir Gigi Tiruan Resin Akrilik
Combe (1992) mengemukakan bahwa anasir gigi tiruan resin akrilik tidak
brittle, ketahanan terhadap abrasi rendah, ekspansi termal sama dengan akrilik untuk
basis, estetik baik, retensi pada basis gigi tiruan bersifat kimia, mudah dipulas, pada
pemakaiannya mentransmisi tekanan dalam jumlah kecil ke mukosa dan ketika
kontak dengan gigi antagonis tidak menimbulkan bunyi.
McCabe (1990) berpendapat bahwa anasir gigi tiruan resin akrilik dibuat
dengan dua cara yaitu menggunakan dough moulding dan metode injection
10
![Page 11: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/11.jpg)
moulding. Metode dough moulding merupakan metode yang sama digunakan untuk
memproses basis gigi tiruan, metode injection moulding adalah metode untuk
membuat anasir gigi tiruan dengan cara melembutkan resin akrilik powder
menggunakan panas dan dimasukkan ke dalam mould dengan tekanan yang cukup.
Wilson (1979) mengemukakan bahwa terdapat sejumlah kekurangan anasir
gigi tiruan resin akrilik yaitu ketika dipulas harus hati hati karena kontur gigi dapat
hilang dan jika digunakan pada waktu lama permukaan oklusal dan labial dapat
terjadi abrasi.
2.2 Cokelat
2.2.1 Tanaman Cokelat (Theobroma cacao)
Cokelat (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon
yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk
olahan yang dikenal sebagai cokelat. Klasifikasi tanaman cokelat menurut
Heyne (1987), adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceace (Sterculiceace)
Genus : Theobroma
Jenis : Theobroma cacao
Varietas : Criollo
Forastero
Trinitario
11
![Page 12: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/12.jpg)
Gambar 1. Tanaman cokelat (Theobroma cacao)
(http:// tentangcoklat.blogspot.com/, 2009)
2.2.2 Kandungan dan Manfaat Cokelat
Cokelat dengan kandungan kakao (biji cokelat) lebih dari 70%
memiliki manfaat untuk kesehatan, karena cokelat kaya akan kandungan
antioksidan yaitu polifenol dan flavonoid. Dengan adanya antioksidan, akan
mampu untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh. Besarnya kandungan
antioksidan ini bahkan 3 kali lebih banyak dari teh hijau, minuman yang
selama ini sering dianggap sebagai sumber antioksidan. (http:// tentangcoklat.
blogspot.com/, 2009)
Dengan adanya antioksidan, membuat cokelat menjadi salah satu
minuman kesehatan. Polifenol, sebagai antioksidan mampu mengurangi
kolesterol pada darah sehingga dapat mengurangi risiko terkena serangan
jantung juga berguna untuk mencegah timbulnya kanker dalam tubuh,
mencegah terjadinya stroke dan darah tinggi. Selain itu kandungan lemak
pada cokelat kualitas tinggi terbukti bebas kolesterol dan tidak menyumbat
pembuluh darah.
Cokelat juga mengandung beberapa vitamin yang berguna bagi tubuh
seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E. Selain
12
![Page 13: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/13.jpg)
itu, cokelat juga mengandung zat maupun nutrisi yang penting untuk tubuh
seperti zat besi, kalium dan kalsium (http://tentangcoklat.blogspot.com/,
2009). Cokelat sendiri merupakan sumber magnesium alami tertinggi. Jika
seseorang kekurangan magnesium, dapat menyebabkan hipertensi, penyakit
jantung, diabetes, sakit persendian dan masalah bulanan wanita yaitu pre
menstrual sydrome (PMS). Dengan makan cokelat akan menambah
magnesium dalam asupan gizi harian yang menyebabkan meningkatnya kadar
progesteron pada wanita. Hal ini mengurangi efek negatif dari PMS.
2.2.3 Macam Produk Olahan dari Cokelat
1. Permen cokelat
Permen cokelat mengandung susu, bubuk cokelat, dan banyak
gula. Permen cokelat sangat disukai anak-anak karena rasanya yang
manis dan lembut. Permen cokelat mengandung antioksidan yang
paling sedikit karena kandungan cokelat murninya lebih sedikit.
Gambar 2. Produk permen cokelat
(http://tentangcoklat.blogspot.com/, 2009)
13
![Page 14: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/14.jpg)
2. Kue cokelat
Cokelat digunakan juga untuk melapisi kue agar rasanya lebih
lezat, atau juga digunakan sebagai hiasan untuk mempercantik kue.
Jenis cokelat masak digunakan untuk campuran adonan kue.
Gambar 3. Produk kue cokelat
(http://tentangcoklat.blogspot.com/, 2009)
3. Minuman cokelat
Buah dari tanaman cokelat diolah menjadi bentuk cokelat
bubuk, yang kemudian dicampur air, untuk membuat minuman
cokelat. Biasanya juga ditambahkan gula dan susu untuk membuat
rasanya lebih enak. Dalam satu gelas minuman cokelar biasanya
memiliki kandungan 10 gram cokelat bubuk.
Gambar 4. Produk minuman cokelat
(http://tentangcoklat.blogspot.com/, 2009)
14
![Page 15: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/15.jpg)
Tabel 1. Komposisi Umum dari Cokelat Bubuk per 10 gr.
(http://gsdl.sld.cu/collect/chocolat/index/assoc/HASH01c7.dir/doc.pdf. 2009)
Komponen Kandungan
Karbohidrat 1.6 g
Lemak 1.47 g
Protein 2.11 g
Fiber 2.58 g
Mineral 0.81 g
Kafein 34.3 g
Theobromin 0.25 g
α Tacopherol 18.9 g
γ Tacopherol 0.3 g
Total polyphenol 0.78 g
Cokelat juga mengandung tanin, dan tanin pada cokelat dapat membantu
mencegah gigi berlubang yaitu dengan mengurangi pertumbuhan plak. Dimana asam
oksalik dalam cokelat dapat mengurangi pengeluaran asam yang disebabkan oleh
bakteri penyebab karies gigi. Tetapi tanin ini juga dapat mempengaruhi perubahan
warna pada gigi. (http://tentangcoklat.blogspot.com/, 2009)
Gambar 5. Struktur kimia zat tanin.
15
![Page 16: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/16.jpg)
(http://www.reading.ac.uk/BioCentre/%28bio%29technologies/BioCoutputssainfoin.aspx, 2008)
2.3 Perubahan Warna Resin Akrilik
Warna merupakan salah satu sifat bahan restorasi gigi yang cukup penting.
Sebuah basis gigi tiruan idealnya memliki warna yang mendekati warna alami
jaringan lunak rongga mulut (McCabe, 1990).
Warna suatu benda tergantung pada intensitas gelombang cahaya yang
dipantulkan atau yang diteruskan. Suatu benda translusen akan meneruskan beberapa
berkas cahaya, menyerap berkas yang lain, membiaskan dan memantulkan cahaya
(Van Noort, 1994).
Perubahan warna yang terjadi pada bahan restorasi gigi merupakan salah satu
masalah yang sering dikeluhkan pasien. Menurut Horn (1976), faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan warna yaitu:
1. Selama pemakaian baik didalam dan diluar mulut.
2. Selama proses manufacturing dan masa formulation dalam pabrik.
3. Selama masa fabrication dan manipulation dalam laboratorium.
Crispin dan Caputo (1979) mengemukakan bahwa perubahan warna dapat
disebabkan berbagai macam faktor, diantaranya adalah:
a. Pencemaran bahan pada waktu proses pembuatan dan kemampuan
permeabilitas cairan pada bahan.
b. Akibat reaksi kimia pada bahan itu sendiri dan berbagai tehnik pengelolaan
yang mengakibatkan porositas pada permukaan sehingga memudahkan
terjadinya penumpukan kotoran.
c. Keadaan lingkungan sekitar gigi tiruan dalam mulut yang kurang baik,
misalnya kebiasaan makan dan minum sesuatu yang banyak mengandung zat
warna sehingga terjadi kontak antara gigi tiruan dan zat warna pada makanan
16
![Page 17: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/17.jpg)
atau minuman pada jangka waktu tersebut.
2.4 Cara Pengukuran Perubahan Warna
Saat ini mulai berkembang Neural Network (jaringan syaraf tiruan) sebagai
sistem pemrosesan informasi yang memiliki karakteristik performansi seperti neuron
(sel syaraf) otak manusia. Sistem tersebut disebut dengan citra digital. Citra sebagai
keluaran suatu sistem pengambilan atau perekaman data dapat bersifat optik berupa
foto, bersifat analog berupa sinyal – sinyal video seperti gambar pada monitor TV.
Proses pengolahan citra dapat dikatakan sebagai image processing (Riris
Rulaningtyas, 2004).
Image processing merupakan proses yang berhubungan dengan cara untuk
meningkatkan kualitas suatu image sehingga representasi image tersebut sesuai
dengan kemampuan manusia. Sedangkan mechine vision berhubungan dengan cara
untuk memproses suatu image sehingga didapat data – data image yang dapat
dimengerti oleh komputer untuk analisa lebih lanjut. Kedua proses ini sangat penting
dalam image/pattern recognation. Image processing memiliki beberapa tingkatan,
diantaranya image greyscale dan image RGB (red, green blue). Pada penelitian ini
digunakan image greyscale. Secara digital suatu greyscale dapat direpresentasikan
dalam bentuk array dua dimensi. Tiap elemen pada array tersebut menunjukkan
intensitas (greyscale) dari image pada posisi koordinat yang bersesuaian. Apabila
suatu image direpresentasikan dalam 8 bit maka berarti pada image terdapat 28 atau
256 level greyscale (biasanya bernilai 0 - 255). Dimana 0 menunjukkan level
intensitas yang paling gelap dan 255 menunjukkan intensitas paling terang (Riris
Rulaningtyas, 2004). Pengukuran dengan menggunakan image processing jelas lebih
menguntungkan, karena dilakukan pada seluruh permukaan sampel, sehingga data
yang dihasilkan lebih akurat. Selain itu, pengukuran dengan menggunakan
17
![Page 18: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/18.jpg)
pengolahan citra tidak dipengaruhi oleh perubahan lingkungan dan posisi.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
18
Polifenol
Resin akrilik jenis Head Cured
Rantai polimer terganggu akibat polifenol
Meningkatnya absorbsi air dan zat taninTerjadi perubahan warna resin akrilik oleh zat tanin
![Page 19: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/19.jpg)
Kandungan polifenol yang berkontak dengan lempeng resin akrilik akan
bereaksi dengan ester dari polimetil metakrilat. Karena senyawa polifenol bersifat
asam, ikatan rantai polimer dari resin akrilik menjadi terganggu, sehingga
mengakibatkan banyaknya rongga-rongga kecil pada lempeng resin akrilik
(mikroporositas), sehingga menyebabkan meningkatnya perubahan warna akibat
peningkatan absorbsi zat tanin yang terkandung.
3.2 Hipotesis
Dari uraian diatas, maka akan terjadi perubahan warna pada resin akrilik
setelah dilakukan perendaman dalam larutan minuman cokelat.
19
Meningkatnya mikroporositas dalam resin akrilik
![Page 20: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/20.jpg)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Eksperimental laboratoris.
4.2 Identifikasi Variabel
4.2.1 Variabel Bebas
Lama perendaman resin akrilik jenis heat cured dalam minuman cokelat
20
![Page 21: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/21.jpg)
10%.
4.2.2 Variabel Terikat
Perubahan warna resin akrilik yang terjadi akibat perendaman dalam
minuman cokelat 10% diukur dengan menggunakan software image
greyscale pada komputer.
4.2.3 Variabel Terkendali
a. Jenis resin akrilik heat cured.
b. Ukuran sampel dengan diameter 26 mm dan tebal 1 mm.
c. Proses pembuatan sampel.
c. Proses pembersihan sampel.
d. Bahan perendam minuman cokelat dengan konsentrasi 10%.
e. Proses pembuatan minuman cokelat dengan konsentrasi 10%.
f. Merek minuman cokelat yang digunakan pada umumnya.
4.3 Definisi Operasional
1. Perendaman resin akrilik dalam minuman cokelat dengan konsentrasi
10% adalah sebuah proses perendaman resin akrilik dalam sebuah
tempat yang berisi minuman cokelat selama waktu yang ditentukan.
2. Perubahan warna resin akrilik yang terjadi akibat perendaman dalam
minuman cokelat diukur dengan menggunakan program Image
processing yang akan menghasilkan image/pattern recognation. Image
processing memiliki beberapa tingkatan, diantaranya image greyscale
21
![Page 22: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/22.jpg)
dan image HLS (Hue, Lightness, Saturation) yang pada penelitian ini
menggunakan image greyscale. Secara digital suatu greyscale dapat
direpresentasikan dalam bentuk array dua dimensi. Tiap elemen pada
array tersebut menunjukkan intensitas (greyscale) dari image pada posisi
koordinat yang bersesuaian. Apabila suatu image direpresentasikan
dalam 8 bit maka berarti pada image terdapat 28 atau 256 level greyscale
(biasanya bernilai 0 - 255). Dimana 0 menunjukkan level intensitas yang
paling gelap dan 255 menunjukkan intensitas paling terang (Riris
Rulaningtyas, 2004).
3. Lama perendaman resin akrilik adalah jangka waktu yang diperlukan
untuk merendam batang sampel dalam minuman cokelat 10% yaitu 4, 8,
12, dan 16 hari. Kemungkinan sisa minuman cokelat masih berada
dalam rongga mulut selama 15 menit setiap kali minum (Endang,
2000), Sehingga apabila minuman cokelat diminum satu kali sehari,
maka :
Selama 1 tahun = 15 x 365 x 1 = 5.475 menit = 4
hari perendaman.
Selama 2 tahun = 15 x 365 x 2 = 10.950 menit = 8
hari perendaman.
Selama 3 tahun = 15 x 365 x 3 = 16.425 menit =
12 hari perendaman.
Selama 4 tahun = 15 x 365 x 4 = 21.900 menit =
16 hari perendaman.
4. Peminum minuman cokelat adalah seseorang yang paling sedikit minum
minuman cokelat satu kali sehari.
22
![Page 23: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/23.jpg)
4.4 Lokasi Penelitian
1. Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga, Surabaya.
2. Laboratorium Prosthodonsia FKG Universitas Airlangga Surabaya.
4.5 Sampel
4.5.1 Bentuk Sampel dan Ukuran Sampel
Resin akrilik berwarna jernih (clear) berbentuk silindris dengan ukuran
diameter 26 mm dan tebal 1 mm (Crispin & Caputo, 1979).
4.5.2 Kriteria Sampel
Tidak porus, tidak ada bintil, permukaan sampel rata, halus, berwarna jernih
atau clear (A.D.A., 1974).
4.5.3 Besar Sampel
Besar N (sampel) minimal dihitung dengan rumus (Daniel, 1991) :
N = 2 2 . Z 2 ( ½ + ) 2 = 2. 0,248 . (½ 1,96+1,645) 2 = 6,39 = 7 (1 - 2)2
(0,05)2
Keterangan :
N = Besar sampel tiap kelompok
δ = SD ( standart deviasi ) kel. Kontrol = 0,248
Zα = 1,960 (α = 0,05)
Z = 1,645 (=0,05)
1 - 2 = Selisih rerata kedua kelompok yang bermakna = 0.05
23
![Page 24: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/24.jpg)
4.5.4 Pembagian Kelompok Sampel
Total keseluruhan sampel sebanyak 56 sampel, yang dibagi menjadi 8
kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri dari 7 sampel, yang terdiri dari :
Tabel 2. Kelompok kontrol dan perlakuan.
KelompokLama
PerendamanKontrol
(perendaman dalam akuades)
Perlakuan(perendaman dalam minuman cokelat)
I 4 Hari 7 Sampel 7 Sampel
II 8 Hari 7 Sampel 7 Sampel
III 12 Hari 7 Sampel 7 Sampel
IV 16 Hari 7 Sampel 7 Sampel
4.5.5 Metode Sampling
Sampel sengaja dipilih menurut kriteria sampel, bila tidak sesuai, pembuatan
sampel diulang sampai memperoleh sampel yang sesuai kriteria.
4.6 Alat dan Bahan Penelitian
4.6.1 Alat-alat
1. 7 buah master model dari stainless steel berbntuk tablet dengan diameter
26 mm dan tebal 1 mm. Pada bagian pinggirnya diberi tonjolan dan
diberi lubang untuk tempat menggantung sampel waktu merendam.
2. Corong.
3. 7 set kuvet besar.
4. Cap Vibrator.
24
![Page 25: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/25.jpg)
5. Mangkok karet dan spatula.
6. Clamping, Press hidrolik.
7. Press Apparatus.
8. Pisau malam, pisau model, pisau gips.
9. Penggaris, kuas.
10. Gelas ukur.
11. Kamera digital
12. Komputer beserta software image grayscale
13. Tempat untuk merendam terbuat dari kaca yang tertutup.
14. 1 set pompa air kecil
15. Sendok makan.
4.6.2 Bahan
1. Cokelat bubuk untuk minuman cokelat.
2. Akuades steril.
3. Resin akrilik jernih (clear) jenis Heat Cured.
4. Bahan separator resin akrilik dengan gips.
5. Gips keras
6. Air PDAM.
4.7 Cara Kerja
4.7.1 Pembuatan Minuman Cokelat
Cokelat bubuk yang menjadi bahan baku untuk membuat minuman cokelat
25
![Page 26: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/26.jpg)
yang banyak tersedia di pasaran.
1. Bubuk cokelat diambil kemudian ditimbang sesuai dengan berat yang
diperlukan dengan perbandingan 1 : 10 yaitu 100 gr cokelat bubuk untuk
1000 ml akuades steril. Untuk mendapatkan konsentrasi minuman
cokelat sebesar 10%.
2. Akuades steril diukur 1000 ml untuk 100 gr bubuk cokelat.
3. Bubuk cokelat dan akuades steril dimasukkan ke dalam panci dan
dipanaskan sampai suhu mencapai 90º C, dan menjadi minuman cokelat.
4. Minuman cokelat didinginkan.
5. Minuman cokelat dimasukkan ke dalam botol berwarna gelap, ditutup
rapat dan disimpan di tempat sejuk.
6. Mengulang proses ini setiap 1 hari untuk mengganti minuman cokelat.
4.7.2 Pembuatan Mould untuk Membuat Sampel
1. Menyediakan 7 master model terbuat dari stainless steel bentuk tablet
dengan diameter 26 mm dan tebal 1mm (Crispin dan Caputo, 1979).
2. Gips keras dengan perbandingan air : bubuk = 50 ml : 100 gr (McCabe,
1990) diaduk di atas vibrator ± 30 detik dimasukkan ke dalam kuvet
besar hingga mencapai setengah tinggi kuvet.
3. Setelah setting, gips keras dengan perbandingan air : bubuk = 30 ml :
100 gr diaduk di atas vibrator selama 30 detik, kemudian dimasukkan ke
dalam kuvet besar yang telah disiapkan di atas vibrator. Dalam 1 buah
kuvet diisi 1 sampel.
4. Master model diletakkan di atas permukaan gips keras, didiamkan
sampai mengeras kurang lebih selama 15 menit.
26
![Page 27: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/27.jpg)
5. Setelah gips mengeras, permukaan gips dan master model diulasi bahan
separator sebanyak dua kali.
4.7.3 Pembuatan Sampel Lempeng Akrilik :
1. Menyediakan kapsul yang terdiri atas bubuk polimer 20 gr dan cairan
monomer 30 ml secara terpisah.
2. Tuang cairan monomer ke dalam kapsul.
3. Adonan diaduk selama lima menit dalam Cap Vibrator sampai terbentuk
adonan bulat.
4. Letakkan corong injeksi pada setiap kuvet yang berisi mould, lalu
dipasang pada clamping.
5. Letakkan clamping pada press hidrolik pada tekanan 80 bar.
6. Letakkan kapsul pada corong, lalu adonan diinjeksikan menggunakan
apparatus dengan tekanan 6 bar hampa udara.
7. Letakkan apparatus ke dalam bak berisi air dengan pengaturan suhu
otomatis dengan menyetel suhu 100 C selama 35 menit.
8. Setelah proses polimerisasi selama 35 menit, segera pindahkan
apparatus pada air dingin selama 30 menit
9. Isi setiap kuvet dibongkar, lempeng setiap resin akrilik dipulas.
10. Mengulang proses ini hingga lempeng resin akrilik berjumlah 56 sampel.
4.7.4 Cara Perendaman
1. Sebelum perendaman, bejana perendam, kawat tali senar, dan setiap
sampel dibilas dengan akuades steril hingga bersih.
27
![Page 28: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/28.jpg)
2. Tali senar dimasukkan dan diikatkan pada lubang yang terdapat pada
sampel, lalu diikatkan pada lidi.
3. Sampel digantung vertikal pada bejana perendam dengan tinggi
bervariasi agar tidak terjadi kontak antar sampel tersebut dan
meminimalkan akumulasi sedimen pada permukaan sampel (Crispin &
Caputo, 1979).
4. Melakukan perendaman dalam minuman cokelat 10% selama 4, 8, 12,
dan 16 hari.
5. Menyalakan pompa air kecil yang dipasang dalam bejana perendaman
untuk mengencerkan endapan cokelat dalam minuman cokelat.
6. Mengganti akuades steril dan minuman cokelat 10% setiap hari.
7. Sampel disikat menggunakan sikat gigi halus dan dibilas hingga bersih
dengan akuades, dikeringkan kemudian dilakukan pengukuran
perubahan warna sampel.
4.7.5. Prosedur Pengukuran Perubahan Warna Sampel
1. Sebelum dilakukan pengukuran, sampel dibersihkan dengan
menggunakan sikat gigi halus, kemudian dibilas dengan air dan
dikeringkan (Crispin dan Caputo, 1979).
2. Sampel akrilik diletakkan di atas dasar yang warnanya kontras dengan
akrilik.
3. Foto dilakukan di dalam ruangan dengan 1 pencahayaan, dan foto
diambil dengan sudut yang sama.
28
![Page 29: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/29.jpg)
4. Foto dalam bentuk file diolah dengan software image greyscale sehingga
diperoleh rata-rata greyscale dalam output tipe HLS (Hue, Lightness,
Saturation)
4.8. Cara Analisis Data
Hasil pengukuran akan dianalisis hasilnya berdasarkan uji hipotesa menggu-
nakan One-Way ANOVA pada taraf kemaknaan 5% untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan perubahan warna pada resin akrilik. Apabila ada perbedaan yang
bermakna maka dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui lebih lanjut
perbedaan yang ada diantara kelompok.
4.9 Alur Penelitian
29
Resin akrilik berwarna jernih (clear) berbentuk silindris Ø 26 mm dan tebal 1 mm
Pembilasan menggunakan akuades steril hingga bersih
Pengukuran perubahan warna
Perendaman sampel dalam akuades steril selama 2 x 24 jam
(Kontrol)Perendaman dalam akuades steril
Pembuatan minuman cokelat konsentrasi 10% (1 : 10)
(Perlakuan)Perendaman dalam minuman cokelat
Selama4 hari
Selama8 hari
Selama12 hari
Selama16 hari
Selama4 hari
Selama8 hari
Selama12 hari
Selama16 hari
![Page 30: Proposal Skripsi Afwin](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081602/5571f8db49795991698e3e26/html5/thumbnails/30.jpg)
30
Kesimpulan
Analisis statistik