proposal skripsi

52
PROPOSAL SKRIPSI (HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN) Nama mahasiswa : ANDI ASMITA ABRAR Nim: 10542 0195 10 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Upload: andi-asmitha-abrar

Post on 11-Sep-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal skripsi

TRANSCRIPT

PROPOSAL SKRIPSI

(HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN)

Nama mahasiswa : ANDI ASMITA ABRAR Nim: 10542 0195 10

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2013

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakang Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,dilindungi,dan dipenuhi oleh orang tua,keluarga,masyarakat,pemerintah dan negara.Mendapatkan Air susu ibu (ASI) merupakan salah satu hak azasi bayi yang harus dipenuhi.Hak bayi mendapat ASI eksklusif diartikan mendapat ASI sesuai dengan resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001,yaitu bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan,selanjutnya diberikan MP-ASI dan pemberian diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (IDAI Cab.DKI Jakarta,2008). Menurut laporan tahun 2000 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar. Kurang dari 15 persen bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif selama empat bulan dan sering kali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman. Hasil penelitian menunjukkan, gangguan pertumbuhan pada awal masa kehidupan anak usia di bawah lima tahun (balita) antara lain akibat kekurangan gizi sejak dalam kandungan (pertumbuhan janin yang terhambat), pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini atau terlambat serta tidak cukup mengandung energi dan zat gizi terutama mineral, dan tidak berhasil memberikan ASI eksklusif (BKKBN 2004). Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, pajanan mikroorganisme patogen maupun zat alergen lainnya masih merupakan masalah. Infeksi gastointestinal maupun non gastrointestinal lebih sering ditemukan pada bayi yang mendapat pengganti air susu ibu (ASI). Hal ini menandakan bahwa ASI merupakan komponen penting pada sistem imun mukosa gastrointestinal maupun mukosa lain, karena sebagian besar mikroorganisme masuk ke dalam tubuh melalui mukosa. ( Matondang dkk,2008) Penelitian penelitian yang sudah dilakukan para ahli di India dengan menggunakan ASI donor dari manusia, didapatkan kejadian infeksi lebih sedikit secara bermakna dan tidak terdapat infeksi berat pada kelompok yang diberi ASI manusia, sedangkan bayi pada kelompok yang tidak mendapat ASI (kontrol) banyak mengalami diare, pneumonia, sepsis, dan meningitis (Tumbelaka,dkk,2008). Berdasarkan uraian di atas,angka kejadian diare akibat masih rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi masih cukup tinggi di negara berkembang khususnya di Indonesia,maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang hubungan pola pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi 0-6 bulan.

B. Rumusan masalah1. Bagaimana angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan2. Bagaimana hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan3. Bagaimana hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan

C. Tujuan penelitian1. Tujuan umumUntuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan.2. Tujuan khususa. Untuk mengetahui angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulanb. Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan

D. Manfaat penelitian1. Manfaat keilmuana. Memberikan informasi kepada institusi tempat penelitian diadakan, tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulanb. Data yang diperoleh diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi berkaitan dengan data-data yang dikumpulkan.c. Hasil penelitian sebagai bahan masukan dan pertimbangan ilmiah bagi penelitian dengan topik yang sama dimasa yang akan datang.

2. Manfaat bagi penelitia. Dapat menambah wawasan keilmuan bagi penelitib. Dapat menambah pengalaman dan pengembangan diri peneliti di bidang penelitian,khususnya dalam penyelesaian studi

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. ASI eksklusif1. Definisi Menurut WHO (2006), definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu,atau pengasuh yang dimintamemberikan ASI dari ibu,tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain,kecuali sirup yang berisi vitamin,suplemen mineral atau obat. Pemberian ASI secara eksklusif menurut Depkes (2003) adalah pemverian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai usia enam bulan,kecuali pemberian obat dan vitamin. Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/SK/Menkes/VIII/2004, tanggal 7 April 2004 Telah menetapkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada ibu di Indonesia Pemberian ASI eksklusif pada bayi meliputi hal-hal berikut : Setelah bayi dilahirkan segera diberikan ASI (dalam waktu - 1 jam), memberikan kolostrum(ASI yang keluar pada hari-hari pertama). Tidak memberikan makanan atau minuman (seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang) kepada bayi sebelum diberikan ASI. Tidak memberikan makanan atau minuman (seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang) kepada bayi sebelum diberikan ASI ( Dinkes Sulsel, ASI eksklusif,2012).2. Jenis ASIa. Kolostrum1) Yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke empat2) Volume kolostrum sangat sedikit, yaitu 150-300ml setiap 24 jam3) Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali kali lebih banyak disbanding ASI mature4) Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI mature5) Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah dibandingkan dengan ASI mature6) Total kalori lebih rendah dibandingkan dengan ASI mature7) Kolostrum harus diberikan pada bayib. ASI transisi/peralihan1) Yaitu ASI yang keluar setelah kolostrum, yaitu setelah hari ke-4 sampai dengan hari ke-142) Kadar protein semakin turun, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat3) Volume semakin meningkatc. ASI transisi/peralihanASI yang mature keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya ( dinkes sulsel,ASI eksklusif,2012)3. Produksi ASI ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melelui proses laktasi. Perkembangan payudara dimulai dari pada masa pubertas, kemudian trimester kedua kehamilan payudara mengalami pembesaran oleh karena pertumbuhan oleh karena pertumbuhan dan diferensiasi dari lobulo alveolar dan sel epitel payudara ini hormon laktogen dan prolaktin plasenta aktif, khususnya dalam ,memproduksi ASI ( Proverawati et al,2010 ).4. Zat gizi ASI ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%,oleh karena itu bayi yang mendapay cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada ditempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.a. Karbohidrat Laktosa adalah kerbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energy untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak dapat mencerna laktosa ( intoleransi laktosa ) jarang ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi ( 7-14 hari setelah melahirkan ). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relative stabil (IDAI Cab. DKI Jakarta, 2008).b. Protein Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% disbanding susu sapi yang mengandung jumlah lebih tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang banyak terdapat pada susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jeni senyawa organic yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) disbanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik disbanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik yang didalam usus, dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh (IDAI Cab.Jakarta, 2008).c. Lemak Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi disbanding dengan susu sapi. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi. lemak omega 3 dan 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI.d. Karnitin Karnitin mempunyai peran membantu proses pembentukan energy yang diperlukan untuk mempertahankan metabolism tubuh. Kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan didalam kolostrum kadar karnitin lebih tinggi lagi (IDAI Cab.Jakarta, 2008).e. Vitamin 1) Vitamin KVitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor pembekuan.kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI beresiko untuk terjadi perdarahan, walaupun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan2) Vitamin DSepeti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D3) Vitamin ESalah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah ( anemia hemolitik ).4) Vitamin ESelain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh,dan pertumbuhan. ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan bakunya beta karoten.5) Vitamin yang larut dalam airHampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asm folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6,B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang (IDAI Cab. Jakarta, 2008).

6) Mineral Mineral utama yang terdapat pada ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Kandungan zat besi didalam ASI lebih mudah diserap yaitu 20-50% dibanding hanya 4-7% pada susu formula. Sehingga bayi yang mendapat ASI mempunyai resiko lebih kecil untuk mengalami kekurangan zat besi (IDAI Cab. Jakarta, 2008).5. Manfaat ASIa. ASI sebagai makanan yang bergizi bagi bayi1) Komposisi ASI pada satu ibu akan berbeda dengan komposisi ASI pada ibu yang lain, karena disesuaikan dengan kebutuhan bayinya sendiri2) Komponen ASI berbeda beda dari hari kehari3) ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya..b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi. 1) Bayi dapat membuat zat kekebalan tubuh sehingga mencapai kadar protektif, yaitu saat usia 9 sampai 12 bulan2) ASI dapat menigkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir, karena mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi dan alergi3) Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak daripada susu mature4) Hasil penelitian di BrazilBayi yang tidak diberi ASI mempunyai kemungkinan meninggal karena diare 14,2 kali lebih besar daripada bayi ASI eksklusif.5) Bayi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif6) Penelitian yang dilakukan oleh Arifeenet al(2001), menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI tidak eksklusif mempunyai risiko2,4 kali mengalami kematian apabila menderita ISPA dan 3,9 kali saatmenderita diare.c. ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan1) Periode awal kehamilan s/d bayi berusia 12-18 bulan merupakan periode pertumbuhan otak yang cepat Gizi yang diberikan merupakan faktor terpenting dalam proses pertumbuhan 2) ASI eksklusif dapat menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal3) Zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, yang terdapat dalam ASI namun sangat sedikit pada susu sapi, yaitu taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega 3, omega 6).d. ASI dan Keterlambatan Perkembangan1) 50% anak- anak yang tidak pernah minum ASI kemungkinan mengalami keterlambatan motorik dibandingkan anak yang minum ASI eksklusif selama minimal 4 bulan.2) Efek protektif ASI dalam pencapaian tahapan motorik kasar disebabkan oleh beberapa komponen dari ASI Sacker et al. , Pediatrics 20063) Penelitian yang dilakukan oleh Dyah (2008), ASI dapat mencegah terjadinyaGrowthFaltering (Goncangan Pertumbuhan)80.6 % bayi yang diberi ASI tidak eksklusifakan mengalami goncangan pertumbuhan, atau pertumbuhan yang tidak sehat.e. ASI eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak.Dengan memberikan ASI Eksklusif maka akan mempererat hubungan antara ibu dan anak (dinkes Sulsel,kunci kesuksesan menyusui,2012)6. Faktor faktor yang mempengaruhi pemberian ASI a. Produksi ASI kurang b. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benarc. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)d. Bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding (pemberian air gula/dektrosa, susu formula pada hari hari pertama kelahiran)e. Kelainan ibu : putting ibu lecet, putting ibu luka, payudara bengkak, engorgement,mastitis dan absesf. Ibu hamil lagi padahal masih menyusuig. Ibu bekerjah. Kelainan bayi : bayi sakit, abnormalitas bayi (IDAI Cab.Jakarta ,2008)7. ASI dan saluran cerna Saluran cerna merupakan salah satu organ terpenting yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak. Saluran cerna yang sehat dapat mencerminkan kesehatan secara keseluruhan. Kemampuannya sebagai barier antara dunia luar dan dalam pada tubuh manusia menjadikan peran tersebut harus dipertahankan setiap saat bahkan ditingkatkan saat sistem pertahanan tubuh rendah. Air susu ibu dengan berbagai kelebihannya terbukti dapat meningkatkan peran tersebut.a. Saluran cerna yang sehatSaluran cerna dikatakan sehat apabila organ tersebut dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Fungsi saluran cerna sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Fungsi tersebut diawali dengan mengunyah makanan, mendorong makanan ke bagian saluran cerna yang lain (lambung, usus halus, usus besar), hingga akhirnya dikeluarkan melalui anus. Saat melalui bagian saluran cerna tersebut, makanan akan dicerna dan diserap terutama di usus halus sehingga dapat digunakan sebagai sumber nutrisi yang bermanfaat untuk pertumbuhan, perkembangan, dan penunjang kesehatan anak. Semua fungsi tersebut harus berlangsung sebagai satu kesatuan proses; bila salah satu fungsi terganggu, maka fungsi saluran cerna keseluruhan akan berlangsung tidak optimal. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan dukungan, baik dari dalam tubuh maupun dari luar agar sel dan jaringan saluran cerna tetap utuh terutama saat daya tahan tubuh menurun atau saat kondisi dengan toleransi yang rendah.Proses maturasi saluran cerna distimulasi oleh ASI yang difasilitasi oleh kolostrum. Oleh karena merupakan proses alamiah dan fisiologis, maka menyusui adalah cara yang optimal untuk memberikan nutrisi kepada bayi. Secara teori, tidak ada makanan bayi yang bersifat lebih hipoalergenik dibanding ASI, karena protein manusia tidak dapat mensensitisasi bayib. Saluran cerna sebagai organ terpentingLebih kurang 80% sel pada saluran cerna menghasilkan antibodi dan 40% jaringan saluran cerna disusun oleh jaringan limfoid atau dikenal dengan gut associated lymphoid tissue (GALT) yang merupakan jaringan limfoid terbesar di dalam tubuh manusia. Seperti diketahui kedua komponen tersebut sangat berperan dalam sistem imun (pertahanan) tubuh manusia. Di lain pihak, saluran cerna merupakan organ yang paling terpapar dengan lingkunagn luar dan merupakan tempat masuknya zat asing ke dalam tubuh, baik berupa makanan maupun mikroorganisme. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila saluran cerna dianggap sebagai organ terpenting dalam menciptakan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu hal yang sangat menarik adalah keberadaan mikroorganisme dan makanan di dalam saluran cerna ternyata berpengaruh terhadap perkembangan sistem imun saluran cerna manusia.c. MikroorganismesalurancernaDi dalam saluran cerna manusia, hidup lebih kurang 400 spesies mikroorganisme yang jumlahnya mencapai 1014 CFU (colony forming unit: satuan untuk jumlah bakteri). Bila dirunut dari atas, lambung memiliki jumlah bakteri paling rendah karena tingkat keasamannya yang tinggi, kemudian diikuti oleh usus halus, dan usus besar.Keberadaan beberapa bakteri seperti E.coli, Clostridium, Proteus, dan Staphylococcus di dalam saluran cerna dapat menimbulkan penyakit sehingga mereka disebut sebagai bakteri patogen, sedangkan keberadaan beberapa bakteri lainnya seperti Bifidobacteria dan Lactobacillus justru memberikan keuntungan bagi kesehatan manusia, maka mereka dikenal sebagai bakteri baik.Secara fisiologis, janin steril dari mikroorganisme selama di dalam kandungan. Dalam kurun waktu beberapa jam setelah lahir, saluran cerna bayi mulai dikolonisasi (dihuni) oleh bakteri dan kolonisasi tersebut akan berubah sesuai dengan bertambahnya usia bayi. Bayi yang mendapat ASI eksklusif, saluran cernanya didominasi oleh Bifidobacteria (baketri baik), sedangkan pada bayi yang mendapat susu formula banyak mengandung bakteri patogen (E. coli, Staphylococcus, dan Clostrdium). Kenaikan Lactobacillus juga terlihat secara bermakna pada bayi yang mendapat ASI (1.1 + 0.4 pada usia 5 hari vs 6.4 + 1.2 pada usia 12 minggu; p 0.001). Bahkan pada saat penyapihan (weaning), komposisi mikroorganisme saluran cerna anak dilaporkan mirip dengan orang dewasa.Perbedaan perkembangan mikroorgaisme antara bayi yang mendapat ASI dengan bayi yang mendapat susu formula merupakan faktor yang menyebabkan perbedaan mekanisme proteksi dan maturasi sistem pertahanan saluran cerna pada kedua kelompok bayi tersebut.Kesehatan saluran cerna yang optimal sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan seorang anak. Perannya sebagai barier pada saluran cerna dan sistem pertahanan mukosa, dapat membuat seorang anak menjadi tolerans. Berbagai hal yang dapat menyebabkan fungsi tersebut berlangsung optimal harus selalu diupayakan, dan ASI dengan berbagai kandungan unik yang diberikan secara eksklusif telah terbukti dapat memenuhi upaya tersebut. (Badriul Hegar dan Magdalena Sahetapy,IDAI bedah ASI).

8. Susu formulaa. Penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dalam hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu.Di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui program perbaikan gizi. Masyarakat telah menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80%. Namun demikian angka ini sangat sulit untuk dicapai bahkan prevalensi ASI eksklusif dari tahun ketahun terus menurun.Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (1997-2007) memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun (1997) menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007. Alasan yang menjadi penyebab kegagalan praktek ASI eksklusif bermacam-macam seperti misalnya budaya memberikan makanan pralaktal, memberikan tambahan karena ASI tidak berproduksi, menghentikan pemberian air susu ibu karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, serta ibu ingin mencoba susu formula,sehingga ibu memberikan susu formula pada anak. Studi kualitatif Fikawati & Syafiq (2010) melaporkan faktor predisposisi kegagalan ASI eksklusif adalah karena faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan pengalaman ibu yang kurang dan faktor pemungkin penting yang menyebabkan terjadinya kegagalan adalah karena ibu tidak difasilitasi melakukan inisiasi menyusu dini..WHO (2001) merekomendasikan untuk memberikan hanya air susu ibu saja sampai 6 bulan untuk keuntungan yang optimal bagi ibu dan bayi b. Komposisi susu formula1) lemak susulemak susu mengandung sumber utama lipid yang dibutuhkan untuk pembentukan lemak tubuh pada hari pertama setelah lahir.2) Protein susuProtein susu yang ada pada susu formula mengandung beberapa protein khusus.Komponen utama protein dalam susu adalah kasein.Kasein mempunyai komposisi asam amino yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak.3) LaktosaLaktosa adalah karbihidrat atau gula susu yang hanya ditemukan dalam susu dan hanya dapat dibentuk oleh mamalia.Kandungan laktosa susu sapid an kambing dibawah 5%.Laktosa mudah larut dengan tingkat kemanisa 1/2-1/6 kaliglukosa,dimana bila susu dipanaskan maka laktosa akan memebentuk laktulosa yang mudah larut dan mempunyai rasa yan agak manis4) VitaminVitamin adalah zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses kehidupan.Susu formla mengandung vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B1, B2, B6, dan B12.5) Mineral Susu formula dilengkapi dengan mineral seperti kalsium dan fosfor. Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk mempercepat pertumbuhan tulang dan perkembangan otak pada bayi 9. Diare a. DefinisiDiare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.( IPD jilid 1 edisi 5).b. Klasifikasi diare1) Diare akutYaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan menurut World Gastroenterology Organisation global guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari.2) Diare kronikYaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Sebenarnya para pakar didunia telah mengajukan beberapa kriteria mengenai batasan kronik pada kasus diare tersebut,ada yang 15 hari,3 minggu,1 bulan,dan 3 bulan,tetapi di Indonesia dipilih waktu lebih 15 hari agar dokter tidak lengah ,dapat lebih cepat menginvestigasi penyebab diare dengan lebih cepat3) Diare persisten Merupakan istilah yang dipakai diluar negeri yang menyatakan diare yang yang berlangsung 15-30 hari yang merupakan kelanjutan dari diare akut (peralihan antara diare akut dan kronik),dimana lama diare kronik yang dianut yaitu yang berlangsung lebih dari 30 hari).4) Diare infektifAdalah bila penyebabnya infeksi,sedangkan diare non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai penyebab pada kasus tersebut5) Diare organikAdalahb bila ditemukan penyebab anatomik,bakteriologik,hormonal atau toksikologik. (IPD jilid 1 edisi 5)

BAB IIIKERANGKA KONSEPA. Dasar penelitian variable yang diteliti Pemberian ASI merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). ASI merupakan sumber nutrisi yang sangat penting baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, sebagai system imunitas alami, ekonomis, dan memiliki tingkat higien yang tinggi sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi pada bayi khususnya diare dan ISPA. Selain itu, ASI eksklusif mengandung berbagai faktor perlindungan khususnya untuk pertahanan saluran cerna diantaranya sIgA, oligosakarida, limfosit T dan B, serta laktoferin. yang dapat meningkatkan system imunitas tubuh bayi , sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya diare dan ISPA pada bayi.. Adanya promosi penggunaan ASI yang telah dicanangkan oleh pemerintah dan program penyuluhan oleh petugas kesehatan diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI setelah melahirkan serta mempertinggi motivasi pemberian ASI. Pengetahuan yang baik dan cukup diharapkan akan menimbulkan perilaku ibu terhadap pemberian ASI.

B. Kerangka konsep1. Variabel dependenVariable dependen dari penelitian ini adalah status gizi dan diare2. Variable independenvariabel independen dari penelitian ini adalah umur ibu,pekerjaan orang tua,dan pendidikan orang tua.

1.Umur ibu2.Pekerjaan ibu3.Pendidikan ibu

STATUS GIZI

ASI EKSKLUSIF

DIAREASI EKSKLUSIF

Ket : : diteliti : tidak diteliti

C. Definisi operasional

1. Pertumbuhan Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. (Unicef, 2011)a. Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. (Unicef, 2011)b. Berat badan Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin. Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg. (Unicef, 2011)c. Tinggi badan Tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick), faktor umur dapat dikesampingkan. Untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri, digunakan alat pengukur panjang bayi. (Unicef, 2011) Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka index BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutritional status). Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Berdasarkan karakteristik tersebut diatas, maka index ini menggambarkan status gizi masa lalu. Beatoa dan Bengoa (1973) menyatakan bahwa index TB/U di samping memberikan gambaran status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status social-ekonomi. Sedangkan Jelliffe pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks BB/TB untuk mengidentifikasi status gizi. (Unicef, 2011)2. Diare Menanyakan langsung kepada ibu bagaimana frekuensi buang air besar bayinya dalam sehari..Kriteria objektif :1) Bayi dengan frekuensi buang air besar > 3 kali dalam 1 hari2) Bayi dengan frekuensi buang air besar < 3 kali dalam 1 hari3. Pemberian ASI1. DefinisiPola pemberian ASI merupakan cara responden memberikan asupan kepada bayinya.2. Kriteria objektifa. ASI eksklusifb. ASI dan susu formulac. ASI dan minuman lain ( air putih,teh,madu)Jika jawaban selain a,maka menyertakan alasan mengapa tidak memberikan ASI eksklusifKriteria objektif :a. Produksi ASI tidak adab. Produksi ASI sedikitc. Alasan lain. Sebutkan4. Umur ibua. DefinisiUmur ibu adalah umur responden sejak dilahirkan hingga saat pengambilan data yang dinyatakan,dalam satuan tahun.b. Kriteria objektif 1) Usia 15-20 tahun2) Usia 21-25 tahun3) Usia 26-30 tahun4) Usia 31-35 tahun5) Usia 36-40 tahun6) Usia 36-40 tahun5. Pekerjaan ibu a. DefinisiPekerjaan ibu adalah aktivitas sehari hari yang dilakukan oleh responden yang menghasilkan pendapatan bagi keluargab. Kriteria objektif1) Bekerja2) Tidak bekerja6. Pendidikan a. Definisi Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah dilalui atau sedang dijalani oleh respondenb. Kriteria objektif1) Tidak bersekolah2) SD/sederajat3) SLTP/sederajat4) SMA/sederajat5) Perguruan tinggi/sederajatD. Hipotesis Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan.

BAB IVMETODE PENELITIANA. Desain penelitianPenelitian ini dilakukan secara observasi analitik dengan metode cross sectional untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan.B. Tempat dan waktu penelitian1. Tempat 2. Waktu C. Populasi dan sampel1. PopulasiPopulasi target adalah bayi usia 0-6 bulan. Populasi terjangkau adalah bayi usia 0-6 bulan yang dilahirkan di puskesmas tempat penelitian.2. Sampel Sampel adalah bagian kecil dari populasi . Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Sampel penelitian diambil dengan teknik Purposive sampling.Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi,yaitu:a. Kriteria inklusi1) Bayi baru lahir2) Ibu dari bayi yang akan diteliti bersedia untuk mengikuti penelitian dan telah menandatangani informed consent.b. Kriteria eksklusi1) Bayi dan ibu yang yang tidak memenuhi kriteria inklusiD. Analisa dataUntuk menguji hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan angka kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan adalah dengan menggunakan uji statistic chi square dan akan diolah dengan SPSS 19.E. Metode pengumpulan dataData primer merupakan data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden (ibu bayi) yang berisi daftar pertanyaan dan jawaban yang telah disiapkan.F. Etika penelitianDalam melaakukan penelitian ini,peneliti harus memperhatikan masalah etika penelitian yang meliputi:1. Lembar persetujuan informed consentLembar persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti, peneliti menjelaskan maksud dari penelitian yang akan dilakukan dari dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.2. Kerahasiaan nama (Anonimity)Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan namanya dalam lembar pengumpulan data, cukup dengan diberi kode pada masing-masing lembar3. KerahasiaanKerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan dijadikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2004. ASI Eksklusif Turunkan Kematian Bayi. http://www.pikas.bkkbn.go.id/print.php?tid=+2&rid=136-6k-sp. [ 3 oktober 2013 ]Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2012. ASI Ekslusif. Available from: http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=620&Itemid=102. [Accessed 4 oktober 2013].Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2013. Kunci kesuksesan menyusui .Available from:http://dinkessulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=620&Itemid=102. [Accessed 4 oktober 2013].Hegar Badriul dan Sahetapy Magdalena,2013, Air Susu Ibu dan Kesehatan Saluran Cerna. In: IDAI. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUIIkatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jakarta, 2008. Bedah ASI Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUIMatondang C.S., Munatsir Z., Sumadiono. 2008 Aspek Imunologi Air Susu Ibu. In: Akib A.A.P., Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, edisi II.Jakarta: Badan Penerbit IDAI, pp: 189-202.Pratiwi , Dessy. 2011. Perbedaan Kejadian Obesitas antara bayi yang mendapatkan dan tidak mendapatkan ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Banyuanyar kota Surakarta, Skripsi S-1 Kedokteran: Universitas Sebelas Maret Surakarta.Sartika, Dewi. 2008. Hubungan lamanya pemberian susu formula dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak 2-6 tahun, Skripsi S-1 Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.Sastroasmoro, Sudigdo., Ismael,. Sofyan,. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: FKUI.Sudoyo,Aru w. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.Tumbelaka A.R. dan Karyanti M.R. 2008. Air Susu Ibu dan Pengendalian Infeksi. In: IDAI. Bedah ASI: Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 83-97.UNICEF.2011. Infant and Young Child Feeding. Available from: http://www.unicef.org/nutrition/index_breastfeeding.htmlWijianti, Winda. 2010. Hubungan Pemberian ASI eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0-6 bulan di Puskesmas Gilingan Kecamatan Surakarta, Skripsi S-1 Kedokteran: Universitas Sebelas Maret Surakarta.