proposal skripsi

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Walikota bandung Nomor 112 Tahun 2008 tentang  pengelolaan pasar di Lingkungan Perusahaan Daerah Pasar Bermartabat. Perlu ditetapkan mekanisme dan pengaturan jasa pelayanan fasilitas pasar. Pasar tradisional sebagai salah satu tempat perputaran uang, yang berarti  penguat bagi struktur ekonomi tingkat mikro. Pasar tradisional tempat usaha bagi  para pedagang kecil memiliki banyak nilai-nilai strategis. Pasar tradisional secara nyata mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang  berpenghasilan rendah, sehingga tercipta suatu kondisi pemerataan hasil-hasil  pembangunan. Di pasar tradisional nilai-nilai kekeluargaan dibangun dari hasil interaksi dan komunikasi antar masyarakat. Di pasar tradisional pula interaksi antara penjual dan  pembeli menemukan eksistensinya dalam proses tawar-menawar antara penjual dan  pembeli. Tawar-menawar tesebut menghilangkan monopoli harga oleh penjual yang menjadi ciri dari sistem ekonomi kapitalis. Selain itu, pola bangunan pasar tradisional sangatlah khas dimana pasar tradisional memiliki los-los yang memungkinkan interaksi antara penjual dan pembeli berlangsung dengan terbuka. Dengan kata lain,  bagi bangsa Indonesia, pasar tradisional tidak saja merupakan penyangga ekonomi namun juga merupakan aset budaya yang harus dilestarikan. Bahkan pasar tradisional, secara nyata mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah, sehingga dengan demikian tercipta suatu kondisi pemerataan hasil-hasil pembangunan. Selain itu, 1

Upload: adi-firmansyah

Post on 15-Jul-2015

1.063 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 1/27

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Walikota bandung Nomor 112 Tahun 2008 tentang

  pengelolaan pasar di Lingkungan Perusahaan Daerah Pasar Bermartabat. Perlu

ditetapkan mekanisme dan pengaturan jasa pelayanan fasilitas pasar.

Pasar tradisional sebagai salah satu tempat perputaran uang, yang berarti

 penguat bagi struktur ekonomi tingkat mikro. Pasar tradisional tempat usaha bagi

 para pedagang kecil memiliki banyak nilai-nilai strategis. Pasar tradisional secara

nyata mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang

  berpenghasilan rendah, sehingga tercipta suatu kondisi pemerataan hasil-hasil

 pembangunan.

Di pasar tradisional nilai-nilai kekeluargaan dibangun dari hasil interaksi dankomunikasi antar masyarakat. Di pasar tradisional pula interaksi antara penjual dan

 pembeli menemukan eksistensinya dalam proses tawar-menawar antara penjual dan

 pembeli. Tawar-menawar tesebut menghilangkan monopoli harga oleh penjual yang

menjadi ciri dari sistem ekonomi kapitalis. Selain itu, pola bangunan pasar tradisional

sangatlah khas dimana pasar tradisional memiliki los-los yang memungkinkan

interaksi antara penjual dan pembeli berlangsung dengan terbuka. Dengan kata lain,

 bagi bangsa Indonesia, pasar tradisional tidak saja merupakan penyangga ekonomi

namun juga merupakan aset budaya yang harus dilestarikan.

Bahkan pasar tradisional, secara nyata mampu memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah, sehingga dengan

demikian tercipta suatu kondisi pemerataan hasil-hasil pembangunan. Selain itu,

1

Page 2: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 2/27

 

sebagai sarana perputaran ekonomi, pasar tradisional terbukti efektif. Salah satu

 buktinya adalah perputaran uang di pasar tradisional yang setiap hari bisa mencapai

milyaran rupiah. Dengan nilai perputaran ekonomi yang mencapai milyaran rupiah.

Sebagai akibat dari longgarnya pengelolaan pasar berdampak pada munculnya

masalah persaingan yang tidak seimbang antara pasar tradisional dengan pasar 

modern. Pasar tradisional telah kalah segala-galanya, diantaranya penerapan

harga,\kenyamanan tempat, dan kelengkapan produk yang ditawarkannya. Pada sisi

lain, pasar modern semakin melengkapi diri dengan segala fasilitas yang

memudahkan dan membuat konsumen nyaman. Selain itu tentu saja kemampuanmodal pasar modern yang kuat membuat mereka mampu menekan harga jual pada

konsumen.

Pemerintah Daerah sebenarnya telah berupaya memperbaiki penampilan pasar 

tradisional yang selama kondisinya kumuh dan semrawut. Pemerintah Kota Bandung

merenovasi bangunan pasar untuk menarik kembali minat pembeli untuk berbelanja

di pasar tradisional. Dengan menjalin kerjasama bersama investor, Pemerintah Kota

telah melakukan renovasi fisik di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Kosambi,

Pasar\ Kebon Kelapa, Pasar Baru, dan Pasar Gedebage, agar terlihat lebih modern.

 Namun, upaya ini ternyata berujung pada permasalahan baru karena banyak pedagang

lama yang tersingkir akibat tidak mampu membeli kios baru. Ada pula pedagang

yang memilih berjualan di luar kompleks pasar karena di dalam tidak laku, terutama

di pasar yang bangunannya lebih dari satu lantai.

Alih-alih meningkatkan daya saing para pedagang tradisional, kenyataannya

 program renovasi pasar tradisional justru menyebabkan para pedagang tradisional

menjadi semakin termarginalkan di tengah derasnya arus kapitalisme. Kondisi inilah

yang melatarbelakangi perlunya pengkajian mengenai kebijakan pengelolaan pasar 

yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung.

2

Page 3: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 3/27

 

Carut marutnya permasalahan pengelolaan pasar di Kota

Bandung tidak terlepas dari kondisi normatif yang telah ada. Oleh

karena itu penting kiranya untuk melihat bagaimana evaluasi

terhadap kebijakan pengelolaan pasar di Kota Bandung. Sementara

itu, saat ini diperlukan suatu model alternatif yang dapat

memberikan solusi agar pasar tradisional dapat terevitalisasi,

sehingga mereka mampu bersaing di tengah-tengah keberadaan

pasar modern.

Sehubungan hal tersebut peneliti melakukan mengajukanpenelitian dengan judul “Pengaruh Evaluasi Pelayanan

Pengelolaan Pasar Terhadap Kepuasan Warga Pedagang Di

Pasar Sederhana Kota Bandung”.

1.2 Pokok Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari Latar Belakang, Permasalahan yang akan dibahas dalam

  penelitian ini berfokus pada Pengaruh Kualitas Pelayanan Pengelolaan

Pasar Terhadap Kepuasan Warga Pedagang Di Pasar Sederhana

Kota Bandung. Secara rinci, focus masalah tersebut dirumuskan dalam sejumlah

 pertanyaan kajian sebagai berikut :

A. Bagaimana evaluasi pelayanan pengelolaan di pasar Sederhana Bandung ?

B. Bagaimana kepuasan warga pedagang di pasar Sederhana Bandung ?

C. Bagaimana pengaruh evaluasi pelayanan pengelolaan pasar terhadap kepuasan

warga pedagang di pasar Sederhana kota Bandung ?

3

Page 4: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 4/27

 

2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari evaluasi terhadap pelayanan pengelolaan pasar meliputi Lingkup

  jasa pelayanan fasilitas pasar, mekanisme jasa pelayanan fasilitas pasar, untuk 

mengelola perkembangan pasar agar dapat meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dan sekaligus peningkatan perekonomian masyarakat. Tujuan dari upaya

  peningkatan pelayanan pasar terhadap pedagang diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi pengkajian evaluasi kebijakan publik, khususnya yang menyangkut

kebijakan pengelolaan pasar di pasar Sederhana Bandung.

4

Page 5: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 5/27

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelayanan Publik 

Kebijakan publik pada umumnya dibuat berlandaskan hukum

dan kewenangan tertentu. Para warga masyarakat menerima

kebijakan pemerintah sebagai suatu produk hukum yang absah.Dengan demikian, kebijakan publik memiliki daya ikat yang kuat

terhadap publik secara keseluruhan dan memiliki daya paksa

tertentu yang tidak dimiliki oleh kebijakan yang dibuat oleh

organisasi-organisasi swasta.

Kebijakan publik dibedakan dari kebijakan-kebijakan lain yang

dikeluarkan oleh individu atau kelompok. Bambang Sunggono

mengutip pendapat A. Hoogerwerf (dalam Sunggono, 1994: 24)

yang mengemukakan adanya dua unsur yang membedakan

kebijakan publik dari kebijakan yang dikeluarkan oleh aktor-aktor

lain, yakni :

Kebijakan publik mengenai langsung atau tidak langsung

semua anggota masyarakat di daerah kekuasaan tertentu.

Kebijakan publik mengikat bagi anggota masyarakat daerah

kekuasaan tertentu, jugadisebabkan karena kebijakan publik

mengikat, maka selalu timbul pertanyaan apa yang menjadi

ukuran kebijakan itu.

5

Page 6: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 6/27

 

Selain berlaku atau mengikat sebagian atau seluruh anggota

masyarakat,

kebijakan publik juga dirumuskan dan disahkan oleh suatu lembaga

resmi dalam hal ini lembaga-lembaga pemerintah. Mengenai hal ini,

 Thomas R. Dye menjelaskan bahwa suatu kebijakan tidak dapat

menjadi kebijakan publik kalau tidak dirumuskan, disahkan dan

dilaksanakan oleh lembaga pemerintahan seperti legislatif,

eksekutif, dan yudikatif (dalam Sunggono, 1994: 25).

Irfan Islamy selanjutnya mengemukakan empat ciri penting dari

kebijakan publik,

sebagai berikut: Bahwa kebijakan publik itu dalam bentuknya berupa

penetapan tindakantindakan pemerintah;

Bahwa kebijakan publik itu tidak cukup hanya dinyatakan

tetapi dilaksanakan dalam bentuk yang nyata;

Bahwa kebijakan publik baik untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu mempunyai dan dilandasi dengan maksud

dan tujuan tertentu;

Bahwa kebijakan publik itu harus senantiasa ditujukan bagi

kepentingan seluruh anggota masyarakat.

Sebagai suatu penuntun, maka kebijakan publik memberikan

arah tindakan bagi perilaku di masa depan sekaligus merupakan

suatu kesatuan arah bagi sejumlah program dan proyek yang

membutuhkan keputusan-keputusan besar dan kecil. Arah tindakan

ini dihasilkan melalui proses pemilihan oleh pengambil kebijakan

dari sejumlah alternative pilihan yang tersedia sehingga tindakan

ini merupakan tindakan yang disengaja. Pilihan tersebut tidak

6

Page 7: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 7/27

 

bermaksud memecahkan semua masalah, tetapi memberikan solusi

dari suatu situasi yang terbatas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

kebijakan publik merupakan serangkaian tindakan yang ditetapkan

dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang

mempunyai tujuan tertentu berkenaan dengan masalah tertentu

yang diorientasikan pada kepentingan masyarakat. Dengan

demikian, kebijakan public merupakan suatu fenomena yang

kompleks karena ada variasi kompleksitas, melibatkan multiaktor

dengan beragam kepentingan di mana masing-masing pihakmencermati kebijakan dari perspektifnya masing-masing.

Mengingat kompleksitas konteks kebijakan publik, maka

pemerintah sebagai pihak yang memiliki otoritas untuk mengambil

keputusan dituntut untuk mampu memilih alternatif keputusan

secara tepat dengan berorientasi pada sebesar mungkin

kepentingan masyarakat.

2.2 Evaluasi Kebijakan Publik 

Untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan kebijakan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka tahap terakhir dari

proses kebijakan adalah melakukan evaluasi kebijakan. Evaluasi

kebijakan implementasi, pencapaian tujuan, dan dampak dari

kebijakan tersebut, bahkan evaluasi juga dapat digunakan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

atau kegagalan suatu kebijakan, sehingga hasil pengkajian tersebut

dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan apakah

kebijakan tersebut akan dilanjutkan, diubah, diperkuat atau diakhiri

(Anderson, 1997: 272).

7

Page 8: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 8/27

 

Evaluasi biasanya didefinisikan sebagai kegiatan untuk

mengukur keberhasilan pelaksanaan kebijakan. Adapun kriteria lain

dalam rangka mengevaluasi suatu kebijakan adalah:

Efisiensi : suatu kebijakan dikatakan efisien, jika hasil (output 

atau outcomes) lebih besar (berarti) dari pada biaya untuk

implementasi serta penegakan hukuk kebijakan tersebut.

Artinya, yang digunakan adalah kriteria “costeffectiveness” ,

dengan kata lain, suatu kebijakan bersifat efisien, maka pasti

“cost-effectiveness” , tetapi tidak sebaliknya

Keadilan : yang dimaksud dengan keadilan adalah

pembagian (penyebaran) keuntungan, yang diperoleh dari

suatu kebijakan, di antara kelompok masyarakat

(stakeholders).

Insentif untuk perbaikan : kebijakan yang baik adalah

kebijakan yang mendorong para “stakeholders”  untuk

mencari dan menerapkan pendekatan atau teknologi untuk

perbaikan.

Kemudahan untuk penegakan hukum (enforceability) :

dapat atau tidaknya suatu kebijakan diimplementasikan serta

ditegakkan.

Pertimbangan Moral.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasikebijakan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur

sejauhmana suatu kebijakan dapat mencapai hasil yang telah

ditetapkan sebelumnya. Pengukuran ini didasarkan pada

8

Page 9: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 9/27

 

tercapainya indikator-indikator pelaksanaan kebijakan, yang dapat

diukur dari sisi efisiensi, efektivitas, maupun outcome kebijakan.

2.3 Pemaknaan Pasar

Secara sosiologis dan kultural, makna filosofis sebuah pasar

tidak hanya merupakan arena jual beli barang atau jasa, namun

merupakan tempat pertemuan warga untuk saling interaksi sosial

atau melakukan diskusi informal atas permasalahan kota (Wahyudi

dan Ahmadi, 2003). Pemaknaan ini merefleksikan fungsi pasar yang

lebih luas, namun selama ini kurang tergarap pengelolaannya

dalam berbagai kebijakan. Kebijakan-kebijakan yang terkait denganpengelolaan pasar, seperti kebijakan perdagangan, tata ruang, dan

perizinan lebih banyak berorientasi pada dimensi ekonomi dari

konsep pasar. Pengabaian terhadap fungsi sosial-kultural pasar

inilah yang kemudian melahirkan bentuk-bentuk pasar modern

yang bernuansa kapitalistik, yang lebih menonjolkan kenyamanan

fisik bangunan, kemewahan, kemudahan, dan kelengkapan fasilitas

namun menampilkan sisi lain yang individualistis, “dingin”, dan

anonim.

Keunggulan pasar tradisional mungkin juga didapat dari

lokasi. Masyarakat akan lebih suka berbelanja ke pasar-pasar yang

lokasinya lebih dekat. Akan tetapi pusat-pusat perbelanjaan modern

terus berkembang memburu lokasi-lokasi potensial. Dengan

semakin marak dan tersebarnya lokasi pusat perbelanjaan modern

maka keunggulan lokasi juga akan semakin hilang. Kedekatan

lokasi kini tidak lagi dapat dijadikan sumber keunggulan bagi pasar

tradisional. Upaya untuk menyeimbangkan kedudukan pasar

tradisional dengan pasar modern belum secara konkret dilakukan

9

Page 10: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 10/27

 

karena tidak ada kebijakan yang mendukung pasar tradisional,

misalnya dalam hal pembelian produk pertanian tidak ada subsidi

dari pemerintah sehingga produk yang masuk ke pasar tradisional

kalah bersaing dalam hal kualitas dengan produk yang masuk ke

pasar modern. Bahkan dewasa ini berkembang pengkategorian

pasar yang cenderung memarginalkan masyarakat, seperti pasar

tradisional untuk masyarakat berdaya beli menengah ke bawah tapi

kualitas barang yang dijual tidak sesuai standar, sementara pasar

modern untuk masyarakat menengah ke atas dengan kualitas

produk sesuai bahkan melebihi standar minimal.

2.4 Kondisi Pasar Tradisioanal

Perda No. 19 Tahun 2001 dibuat dengan maksud untuk

mengelola perkembangan pasar agar dapat meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus peningkatan

perekonomian masyarakat. Namun, maksud ini belum sepenuhnya

tercakup dalam materi muatan perda karena perda ini hanyamengatur pengklasifikasian pasar menurut golongan dan jenis;

ketentuan mengenai pendirian/pembangunan pasar dan

penghapusan pasar; penunjukan dan pemakaian tempat berjualan;

penyelenggaraan reklame, parkir, dan kebersihan di areal pasar;

retribusi; kewajiban dan larangan; sanksi; dan ketentuan

penyidikan.

Sekalipun penamaan perda ini adalah pengelolaan pasar,

pada kenyataannya tidak tercantum konsep pengelolaan pasar

yang diterapkan di Kota Bandung. Pengklasifikasian pasar tidak

disertai dengan mekanisme pengelolaan bagi setiap golongan dan

10

Page 11: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 11/27

 

 jenis pasar, padahal pengelolaan pasar induk tentu akan berbeda

dengan pasar eceran, tapi dalam perda ini tidak dibahas mengenai

perbedaan pengelolaan tersebut. Substansi perda juga tidak

membahas mengenai pengelolaan pasar tradisional dan pasar

modern, bahkan dalam perda sama sekali tidak termuat mengenai

pasar modern, baik pengertian maupun pengelolaannya.

Pendefinisian pasar yang digunakan dalam perda ini sangat

limitatif, hanya bersumber dari perspektif ekonomi dan cenderung

bersifat normatif. Dalam pasal 1 huruf f perda tersebut, dinyatakan

bahwa “pasar adalah tempat yang disediakan dan/atau ditetapkanoleh Walikota sebagai tempat berjualan umum atau sebagai tempat

memperdagangkan barang dan atau jasa yang berdiri di lahan

milik/dikuasai Pemerintah Daerah”. Selanjutnya ditegaskan bahwa

yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah “pasar yang

dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Swasta, Koperasi atau

Swadaya Masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios dan

meja

yang dimiliki/dikelola oleh pedagang dengan usaha skala kecil dan

modal kecil dan dengan proses jual beli melalui tawar menawar”.

Kedua definisi di atas tidak menempatkan pasar dalam

konsepsi dan pemaknaan yang sesungguhnya, sebagai tempat

berlangsungnya interaksi lintas strata sosial dalam suatu

masyarakat, tapi sebatas tempat berjualan umum. Bahkan

pendefinisian pasar tradisional semakin tereduksi dengan kriteria

serba “marginal”, seperti tempat usaha berskala kecil, modal kecil,

dan proses transaksinya melalui tawar-menawar. Berdasarkan

definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa paradigma

11

Page 12: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 12/27

 

pengelolaan pasar yang terkandung dalam perda tersebut sangat

bernuansa ekonomi-kapitalistik. Paradigma inilah yang kemudian

mendasari model revitalisasi pasar tradisional yang diterapkan di

Kota Bandung selama ini, yakni model yang berbasis pada

penguasaan kapital.

Permasalahan yang paling krusial dalam pengelolaan pasar

tradisional dan modern di Kota Bandung meliputi: (1) pembatasan

perkembangan pusat belanja di wilayah pusat kota; (2) mendorong

pengembangan pusat belanja di wilayah timur dan tenggara

(pinggiran) kota sesuai dengan arahan struktur ruang kota; (3)belum ada pengembangan sektor penunjang dan mekanisme

insentif disinsentif; serta (4) prioritas pengembangan pusat belanja

di wilayah luar pusat kota. Untuk menangani

permasalahanpermasalahan tersebut, upaya yang telah dilakukan

Pemerintah Kota Bandung adalah melalui pembatasan pusat

perdagangan di pusat kota

Konflik kepentingan merupakan kewajaran dalam proses

kebijakan, namun pada saat yang sama harus direspon secara baik

oleh pengambil keputusan. Pemerintah Kota sebagai pemegang

otoritas seyogianya dapat berperan lebih besar dalam mencari

konsensus untuk mengelola kepentingan pihak-pihak yang terkait

dalam pengelolaan pasar. Konsensus tersebut dapat diperbaharuhi

untuk memastikan agar misi kebijakan tercapai dan pada saat yang

sama, pihak yang menerima dampak dapat merelakannya.

Pemerintah Kota menggunakan mekanisme perizinan sebagai alat

untuk meredam konflik kepentingan, namun dalam

pelaksanaannya, perizinan dalam pendirian ataupun pengelolaan

12

Page 13: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 13/27

 

pasar hanya sebatas formalitas. Kewenangan untuk memberikan

izin semestinya tidak hanya dimaknai secara legaladministratif, tapi

  juga secara politis. Kewenangan secara legal-administratif hanya

dapat ditegakan manakala dianggap legitimate oleh mereka yang

terkena dampak kebijakan, terutama oleh mereka yang terkena

dampak negatif. Munculnya protes terhadap keputusan yang

diambil pemerintah sesungguhnya mencerminkan bahwa

keputusan tersebut tidak legitimate, meskipun memenuhi

persyaratan administrative

1. Lingkup Jasa Pelayanan Fasilitas PasarLingkup jasa pelayanan pasar terdiri atas :

 Jasa pelayanan SPTB dan atau SSTU, meliputi :

1. Permohonan pembuatan SPTB dan atau SSTU;

2. Perpanjangan SPTB dan atau SSTU;

3. Permohonan pemindahan hakj sewa/balik nama

SPTB dan atau SSTU;

4. Permohonan pembuatan rekomendasi penjaminanSPTB dan atau SSTU

 Jasa Pelayanan fasilitas harian pasar;

 Jasa pelayanan fasilitas kebersihan pasar;

 Jasa pelayanan fasilitas ketertiban pasar;

 Jasa pelayanan fasilitas Listrik dan atau air;

 Jasa pelayanan fasilitas Mandi cuci kakus ( MCK );

 Jasa pelayanan fasilitas parker;

 Jasa pelayanan fasilitas bongkar muat;

 Jasa pelayanan fasilitas reklame;

2. Kewajiban dan Larangan

Kewajiban

13

Page 14: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 14/27

 

Setiap pedagang atau pemakai tempat usaha/tempat

berjualan wajib untuk :

 Tempat usaha atau tempat berjualan harus dipakai dan

dipergunakan sesuai fungsinya

 Jenis barang yang diperdagangkan harus sesuai dengan

 jenis yang telah ditetapkan berdasarkan SPTB dan atau

SSTU

Mengatur, menata, dan menempatkan barang juaklan

denhan tertib dan rapi, tidak membahayakan

keselamatan umum, dan tidak melebihi batas rampung

ruang dagangMenyediakan alat pemadam kebakaran, tempat

sampah, dan alat kebersihan lainnya di ruang dagang

Menjaga dan memelihara ketertiban, kebersihan, dan

keindahan ruang dagang dang lingkungannya

Membayar tariff jasa pelayanan pasar yang telah

ditetapkan oleh peraturan Walikota an Direksi PD. Pasar

Bermartabat

Membayar biaya langganan listrik, air, pajak Bumi

bangunan, dan fasilitas lainnya bagi pedagang yang

mempergunakan sesuai ketentuan yang berlaku

Larangan

 Tanpa seizing Direksi perusahaan daerah pasar bermartabat,

para pedagang dilarang untuk :

Mendirikan, mengubah bentuk/konstruksi serta

menambah/mengubah bentuk/konstruksi dan atau

memperkecil tempat berjualan dan mengubah jenis

dagang

14

Page 15: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 15/27

 

Menempatkan atau mempergunakan mesin generator,

sumur bor di dalam dan sekitar tempat usaha/berjualan

Menjual, menyimpan barang-barang lain yang

mengganggu kesehatan dan dilarang oleh pemerintah

Memanfaatkan lahan, arena, barang milik perusahaan

daerah pasar Bermartabat

Menjual atau memindahtangankan hak pakai/hak sewa

tempat berjualan/tempat usaha

Menjual atau memindahtangankan hak pengelolaan

MCK dan pengelolaan listrik di areal pasar kepada pihak

lainMenggunakan alat-alat pembangkit api antara lain

kompor, tungku api, dan sejenisnya

Melakukan penyambungan, penambahan, dan

pemasangan daya listrik dan atau air

Menyimpan gerobak, roda dagangan dan barang-barang

lain di tempat yang bukan peruntukannya di areal

pasar.

Setiap orang dan atau badan hukum dilarang untuk :

Bertempat tinggal, menginap atau bermalam di toko,

kios, los dan lapak dio areal pasar

Mengotori dan merusak tempat/bangunan pasar dan

atau barang-barang milik perusahaan daerah pasar

bernmartabat

Menyampah dan membuang sampah tidak pada

tempatnya

Memasuki dan membuat onar atau keribuatan di areal

pasar

15

Page 16: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 16/27

 

Memasuki areal pasar bagi yang menderita penyakit

menular

Melakukan usaha atau kegiatan di areal pasar yang

dapat mengganggu ketertiban umum dan

membahayakan pedagang dan pengunjng pasar.

Dalam melakukan pengelolaan pasar diperlukan beberapa

paradigma, pertama pasar harus bergeser dari tempat bertransaksi

ekonomi menjadi ruang publik tempat berlangsungnya interaksi

social. Kedua, model revitalisasi pasar tradisional difokukan pada

upaya memperbaiki jalur distribusi komoditas yang diperjual-belikandi pasar-pasar tradisional. Ketiga, pembangunan pasar jangan

dihambat oleh kepentingan mencari keuntungan finansial karena

pembangunan pasar selain memiliki tujuan sosial juga berperan

untuk mereduksi biaya sosial, di mana revitalisasi pasar tradisional

harus dipandang sebagai investasi jangka panjang dalam kerangka

pengembangan properti kota ( property development ). Keempat ,

modernisasi pasar juga merupakan langkah untuk meningkatkan

perekonomian pedagang kecil. Kelima, model kemitraan menjadi

penting untuk dirumuskan bersama karena APBD Provinsi Jawa

Barat maupun Kota Bandung tidak pernah membuat pos khusus

untuk penataan pasar, sehingga mau tidak mau pemerintah kota

selalu melibatkan pengembang untuk

merevitalisasi pasar. Keenam, pasar tradisional harus dikelola

secara kreatif untuk memecahkan persoalan ruang usaha bagi

masyarakat.

Dengan menerapkan paradigma dalam upaya meningkatkan

penerapan kewajiban serta larangan dan sanksi yang telah

16

Page 17: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 17/27

 

diterapkan pemerintah, akan sejalan dengan kebutuhan para

pedagang sekarang khususnya pedagang pasar tradisional dalam

meningkatkan pelayanan terhadap konsumen maupun menghadapi

persaingan dengan pasar modern. Peran serta pemerintah daerah

sangat berperan penting dalam pengelolaan pelayanan terhadap

pedagang pasar tradisional berupa peraturan pemerintah daerah

yang melindungi pedagang pasar tradisional serta mempermudah

semua pelayanan di semua aspek pelayanan yang dibutuhkan yang

meliputi prinsip pelayanan sebagai berikut :

Prinsip kesederhanaan

Prinsip keamanan, kejelasan dan kepastianPrinsip keterbukaan

Prinsip Efisiensi dam ekonomis

Prinsip Keadilan

Prinsip Kecepatan dan ketepatan waktu

Upaya sosialisasi perlu ditingkatkan untuk memberikan

informasi yang sangat penting bagi pedagang gunamenginformasikan Birokrasi atau peraturan/persyaratan yang

diperlukan untuk kebutuhan pedagang sehingga mempermudah

pelayanan.

2.5 Pengertian Kepuasan

 Tjiptono (2005:20) berpendapat bahwa kepuasan atau ketidak

puasan merupakan respon pelanggan sebagai hasil dan evaluasi

ketidakpuasan kinerja atau tindakan yang dirasakan sebagai

akibat dari tidak terpenuhinay harapan.

Menurut Irawan kepuasan adalah perasaan senang atau

kecewa dari seseorang ynag mendapat kesan dari

17

Page 18: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 18/27

 

membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan harapan

harapannya.

Untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan perlu adanya

indeks kepuasan. Indeks kepuasan adalah data dan informasi

tentang tingkat kepuasan pelanggan yang diperoleh dari hasil

pengukuran kuantitatif dan kialitatif atas pendapat pelanggan

dalam memperoleh pelayanan public dengan membandingkan

antara harapan dan kebutuhan. Indeks kepuasan pelanggan

tesebut mharus memiliki 14 unsu yang relevan, valid dan reliable

sebagai unsure yang harus ada, 14 unsur tersebut adalah :

a. Prosedur pelayananb. Persyaratan pelayanan

c. Kejelasan petugas pelayanan

d. Kedisiplinan petugas pelayanan

e. Tanggung jawab petugas pelayanan

f. Kemampuan petugas pelayanan

g. Kecepatan pelayanan

h. Keadilan dalam mendapatkan pelayanan

i. Kesopanan dan keramahan petugas

 j. Kewajaran biaya

k. Kepastian biaya

l. Kepastian jadwal pelayanan

m. Kenyamanan lingkungan

n. Keamanan pelayanan

2.6 Pengaruh Evaluasi Pelayanan Terhadap Kepuasan

Warga Pedagang

Kepuasan adalah salah satu hal terpenting untuk mengetahui

seberapa tingkat pelayanan yang telah dilakukan suatu instansi

18

Page 19: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 19/27

 

atau organisasi. Kepuasan akan tercapai apabila pelayanan

sudah memenuhi standar yang baik, namun bila dalam

melakukan pelayanan tidak dilakukan evaluasi terhadap

pelayanan maka pelayanan yang dilakukan pun akan kacau

balau dan tiak akan menimbulkan kepuasan terhadap

pelanggan.

2.7 Model Penelitian

Model penelitian adalah paradigm penelitian yang bertujuan

untuk menemukan fakta dan interprestasi yang tepat pada

variable – variable yang akan diteliti, kemudian membuat

variable satu dengan yang lainnya.Adapun model penelitian sebagai berikut:

Evaluasi Pelayanan

( Variabel X )

Efesiensi

Keadilan

Insentif untuk

perbaikan

Pertimbangan moral

→Kepuasan

(Variabel Y )

Mutu produk / jasa

Mutu pelayanan

Harga

Waktu penyerahan

Keamanan

2.8 Hipotesis

MenurutSugiyono (2000 : 39 ) Hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Artinya

sementara karena jawaban yang diberikan belum didasarkan

pada fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

19

Page 20: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 20/27

 

terhadap perumusan masalah penelitian, tetapi belum

merupakan jawaban empiris.

Adapun hipotesis dari proposal ini adalah:

Ho : ρ = 0 tidak terdapat hubungan variable evaluasi pelayanan

terhadap kepuasan warga pedagang

HI : ρ ≠ 0 terdapat hubungan antara variable evaluasi pelayanan

terhadap kepuasan warga pegdagang

20

Page 21: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 21/27

 

BAB III

METODA PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah atau komponen yang

terlihat langsung dalam memecahkan masalah penelitian karena

berkenan dengan cara memperoleh data yang diperlukan dan

akhirnya dapat memecahkan masalah dengan baik. Metode

penelitian menurut Sugiyono (2011 : 2) adalah :

“Metode penelitian pada adasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan

kegunaan teetentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat

empat kata kunci yang diperhatikan, yaitu : cara

ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan”,.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif, dengan tipe explamatory  yaitu penelitian yang

menjelaskan pengaruh antara variable-variable penelitian melalui

pengujian hipotesis (Singarimbun, 1986).

Penelitian Cross Sectional meruopakan penelitian yangpengumpulandatanya dilakukan melalui proses kompromi (silang)

terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur

satu kali untuk tiap kelompok sujek penelitian tersebut sebagai

21

Page 22: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 22/27

 

wakil perkembangan dari setiap tahapan perkembangan subjek

(menembak satu kali terhadapsatu kasus) (Marzuki, 1999).

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1Populasi

Populasi menurut Arikanto (1989 :102) adalah “keseluruhan

objek penelitian sampel.”

Mengenai populasi menurut Sudjana (1990 : 6)

mengemukakan sebagai berikut :

“Totalitas semua nilai yang mungkin,. Hasilperhitubgan ataupun pengukuran, kuantitasif dan

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek 

yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-

sifatnya.”

Berdasarkan definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang

memenuhi syarat tertentu dan merupakan sumber pengambilan

sampel.

3.2.1. Karakteristik Responden

 Jumlah Kuisioner dalam penelitian ini sebanyak 45 kuisioner

yang disebarkan secara acak ke seluruh warga pasar Sederhana.

Adapun karakteristik responden yang penulis teliti

berdasarkan jenis kelamin, dan usia sebagai berikut:

a. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

 Table 3.1

 Jenis Kelamin Jumlah responden Presentase %Laki – laki 52 48,15%

22

Page 23: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 23/27

 

Perempuan 56 51,85%  Total 108 10

b. Karakteristik berdasarkan usia

Usia Jumlah responden Presentase %20 - 30 tahun 25 23,15%31 - 40 tahun 43 39,81%41 - 50 tahun 40 37.04%

 Total 108 100%

3.2.2. Teknik Sampling dan Sampel

Menurut sugiyono definisi sampel adalah bagian

dari jumlah karakteristik yang di miliki oleh populasi .Sedangkan menurut Suharsini Arikuntoro (1998 :117) sampel

merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik

pengambilan sampel yang dilakukan adalah random sampling

yaitu sampel yang dilakukan berdasarkan kaidah teori

peluang. Yang termasuk dalam kategori ini adalah sampling

acak sederhana, karena cara pengambilan sampel dari semua

anggota populasi, Budi Setiawan (2006:21). Apabila anggota

populasi dianggap homogeny maka cara pengambilan sampel

dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa

melihat strata yang ada dalam anggota populasi itu. Untuk

mengetahui besarnya sampel yang akan diambil digunakan

rumus sebagai berikut :

n = N

N (d) 2 + 1

Keterangan :

n = Jumlah sampel

23

Page 24: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 24/27

 

N = Jumlah Populasi

d = NIlai ktritis( tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar

5% atau 10%)

Sesuai dengan rumus tersebut,maka jumlah sampel peneliti

sebagai berikut:

 

n = N

N (d) 2 + 1

n = 108 = 108 = 51,93 ≈ 52 responden

108 (0,1)2 +1 2,08

3.2.3. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data adalah cara cara yang

dugunakan utuk mengumpulkan data dan keterangan –

keterangan lainnya dalam penelitian terhadap objek

penelitian adapun untuk menunjang penulisan mengunakan

teknik pengumpulan data langsung pada objek penelitian

sebagai berikut ;

a. Studi lapangan, pencarian data langsung dari lokasi

dengan cara menyebarkan angket, wawancara, obsevasi.

b. Studi literature yaitu mengumpulkan data dengan

menggunakan bahan yang di dapat dari pendapat para ahli

yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang di

bahas.

3.2.4.Defiisi OPersional Variabel Dan Indikator Indikatornya

Dalam penulisan ini , variable diartikan sebagai segala

sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.

24

Page 25: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 25/27

 

Berdasarkan judul penelitian Pengaruh Evaluasi Pelayanan

  Terhadap Kepuasan Warga Pedagang di Pasar Sederhana

Kota Bandung, maka terdapat dua variable yaitu

1. Variable Bebas

Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi

variable lainnya. Yang menjadi variable bebas dalam

penelitian ini adalah evaluasi pelayanan.

2. Variable Terikat

Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh

variable lainya. Dalam kaitannya dengan masalah yang

diteliti maka yang menjadi variable terikat adalahkepuasan warga pedagang.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka definisi

opersionalnya adalah sebagai berikut :

a. Evaluasi pelayanan

Evaluasi biasanya didefinisikan sebagai kegiatan untuk

mengukur keberhasilan pelaksanaan pelayanan. Adapun

kriteria lain dalam rangka mengevaluasi suatu kebijakan

adalah:

Efisiensi : suatu kebijakan dikatakan efisien, jika hasil (output 

atau outcomes) lebih besar (berarti) dari pada biaya untuk

implementasi serta penegakan hukuk kebijakan tersebut.

Artinya, yang digunakan adalah kriteria “costeffectiveness” ,

dengan kata lain, suatu kebijakan bersifat efisien, maka pasti

“cost-effectiveness” , tetapi tidak sebaliknya

Keadilan : yang dimaksud dengan keadilan adalah

pembagian (penyebaran) keuntungan, yang diperoleh dari

suatu kebijakan, di antara kelompok masyarakat

(stakeholders).

25

Page 26: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 26/27

 

Insentif untuk perbaikan : kebijakan yang baik adalah

kebijakan yang mendorong para “stakeholders”  untuk

mencari dan menerapkan pendekatan atau teknologi untuk

perbaikan.

Kemudahan untuk penegakan hukum (enforceability) :

dapat atau tidaknya suatu kebijakan diimplementasikan serta

ditegakkan.

Pertimbangan Moral.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

kebijakan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur

sejauhmana suatu kebijakan dapat mencapai hasil yang telah

ditetapkan sebelumnya. Pengukuran ini didasarkan pada

tercapainya indikator-indikator pelaksanaan kebijakan, yang dapat

diukur dari sisi efisiensi, efektivitas, maupun outcome kebijakan.

b. Kepuasan Warga Pedagang

 Tjiptono (2005:20) berpendapat bahwa kepuasan atau ketidak

puasan merupakan respon pelanggan sebagai hasil dan evaluasi

ketidakpuasan kinerja atau tindakan yang dirasakan sebagai

akibat dari tidak terpenuhinya harapan.

26

Page 27: Proposal Skripsi

5/13/2018 Proposal Skripsi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-skripsi-55a74fd63b01d 27/27

 

DAFTAR PUSTAKA

Irfan Islamy, 1988, Materi Pokok Kebijakan Public. Jakarta Karunika

Imawan, Riswandha. 1999. Kebijakan Publik . Yogyakarta : Program

Pascasarjana Magister Administrasi Publik UGM.

Anderson, James E. 1997. Public Policy-Making. Third Edition. New York :

Holt, Rinehart and Winston

Barata, Ateb adya 2004. Dasar – dasar pelayanan prima. Jakarta : Elex

Media Komputindo

Supranto, 2006.Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Cetakan ketiga.

 Jakarta:PT.Rineka Cipta.

27