proposal ptk molymod kimia
TRANSCRIPT
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
PENGGUNAAN MOLYMOD DARI BAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP
BENTUK MOLEKUL PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SEMESTER GANJIL SMAN 15 TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Disusun Oleh :
JASWADI, S.Pd
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
JUDUL
PENGGUNAAN MOLYMOD DARI BAHAN LILIN UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP BENTUK MOLEKUL PADA MATA
PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SEMESTER GANJIL SMAN 15
TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
BIDANG KAJIAN
Pembelajaran Kimia dan Penggunaan Molymod dari Tanah Liat
LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu kimia secara umum termasuk dalam ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
gejala-gejala alam, dan mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat,
dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Pembahasan
tentang struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun materi baik berbentuk
atom, ion, maupun molekul dan bagaimana partikel-partikel tersusun membentuk partikel
yang lebih besar. Pembahasan susunan partikel dalam suatu materi mencakup
komponen-komponen penyusun materi dan perbandingan banyaknya tiap komponen
dalam materi tersebut. Pembahasan tentang sifat materi mencakup sifat fisik yaitu sifat
yang terlihat atau nampak dan sifat kimia yaitu kecenderungan materi untuk berubah
menjadi materi yang lain. Pembahasan tentang perubahan materi mencakup perubahan
fisik dan perubahan kimia. Sedangkan pembahasan tentang energi mencakup jenis dan
jumlah energi yang menyertai suatu reaksi, serta perubahan energi dari bentuk satu ke
bentuk yang lain.
Ilmu kimia berkembang berdasarkan hasil percobaan para ahli kimia dan para ahli
pendukung ilmu kimia untuk menghasilkan fakta dan pengetahuan yang teoritis tentang
materi yang kebenarannya dapat di jelaskan dengan logika matematika. Sebagian besar
aspek yang dibahas dalam ilmu kimia adalah konsep teoritis dan bersifat abstrak atau
invisible serta informatif. Salah satu contoh aspek kimia tersebut terdapat dalam
pengembangan silabus mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil yang meliputi :
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Standar kompetensi : Memahami struktur atom
untuk meramalkan sifat-sifat periodic unsure, struktur molekul, dan sifat – sifat
senyawa.
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Kompetensi dasar : Menjelaskan teori jumlah
pasangan electron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk
molekul.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Indikator :
<!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Menentukan bentuk molekul berdasarkan
teori pasangan electron
Ilmu kimia secara umum termasuk dalam ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari gejala-gejala alam, dan mengkhususkan diri di dalam mempelajari
struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai
perubahan materi. Pembahasan tentang struktur materi mencakup struktur
partikel-partikel penyusun materi baik berbentuk atom, ion, maupun molekul dan
bagaimana partikel-partikel tersusun membentuk partikel yang lebih besar.
Pembahasan susunan partikel dalam suatu materi mencakup komponen-
komponen penyusun materi dan perbandingan banyaknya tiap komponen dalam
materi tersebut. Pembahasan tentang sifat materi mencakup sifat fisik yaitu sifat
yang terlihat atau nampak dan sifat kimia yaitu kecenderungan materi untuk
berubah menjadi materi yang lain. Pembahasan tentang perubahan materi
mencakup perubahan fisik dan perubahan kimia. Sedangkan pembahasan tentang
energi mencakup jenis dan jumlah energi yang menyertai suatu reaksi, serta
perubahan energi dari bentuk satu ke bentuk yang lain.
Ilmu kimia berkembang berdasarkan hasil percobaan para ahli kimia dan para ahli
pendukung ilmu kimia untuk menghasilkan fakta dan pengetahuan yang teoritis
tentang materi yang kebenarannya dapat di jelaskan dengan logika matematika.
Sebagian besar aspek yang dibahas dalam ilmu kimia adalah konsep teoritis dan
bersifat abstrak atau invisible serta informatif. Salah satu contoh aspek kimia
tersebut terdapat dalam pengembangan silabus mata pelajaran kimia kelas XI IPA
semester ganjil yang meliputi :
Standar kompetensi : Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat
periodic unsure, struktur molekul, dan sifat – sifat senyawa.
Kompetensi dasar : Menjelaskan teori jumlah pasangan electron di sekitar inti
atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul.
Indikator :
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori pasangan electron
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi
Metoda yang umumnya digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar pada
konsep tersebut adalah ceramah atau pembelajaran klasikal. Hasil penyelidikan
yang dilakukan Bligh (1972) yang dikutip oleh Rooijakkers (1982 : 3) menyatakan
bahwa pembelajaran klasikal atau pembelajaran yang diberikan secara masal,
ataupun kepada suatu kelompok besar sangat efektif untuk menyampaikan
informasi. Dengan mengutarakan masalah sekali saja, masalah tersebut dapat
sampai kepada banyak pendengar. Tetapi walau demikian guru harus
mempertimbangkan seberapa banyak siswa paham dengan apa yang mereka
dengar. Permasalahan yang datang ketika guru menjelaskan konsep bentuk
molekul dengan metoda ceramah dan hanya menggunakan papan tulis sebagai
media untuk menggambar bentuk molekul secara satu dimensi ternyata banyak
anak yang belum mampu memahami bentuk molekul tersebut secara tiga dimensi.
Contoh permasalan tersebut adalah siswa tidak dapat membedakan bentuk
molekul segi tiga planar dengan segi tiga pyramid, karena dalam gambar satu
dimensi bentuk molekul segitiga planar dan segitiga pyramid sangat mirip apalagi
jika guru yang menggambar tidak menguasai tekhnik menggambar tiga dimensi.
Untuk membantu siswa memahami konsep bentuk molekul dibutuhkan alat peraga
yang disebut molymod. Hanya saja molymod jarang disediakan oleh sekolah
dengan berbagai pertimbangan. Menyiasati hal tersebut maka dapat digunakan
molymod sederhana yang dibuat dengan bahan yang ada di sekitar sekolah.
SMAN 15 Tangerang adalah sekolah yang terdapat di Kota Tangerang dengan
potensi perusahaan yang banyak memproduksi bahan lilin. Dengan bahan lilin
yang melimpah ini molymod dapat dibuat sebagai alternative alat peraga bentuk
molekul. Melalui molymod tanah liat ini diharapkan dapat membantu siswa
meningkatkan pemahamannya tentang konsep bentuk molekul.
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi
Metoda yang umumnya digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar pada konsep
tersebut adalah ceramah atau pembelajaran klasikal. Hasil penyelidikan yang dilakukan
Bligh (1972) yang dikutip oleh Rooijakkers (1982 : 3) menyatakan bahwa pembelajaran
klasikal atau pembelajaran yang diberikan secara masal, ataupun kepada suatu kelompok
besar sangat efektif untuk menyampaikan informasi. Dengan mengutarakan masalah
sekali saja, masalah tersebut dapat sampai kepada banyak pendengar. Tetapi walau
demikian guru harus mempertimbangkan seberapa banyak siswa paham dengan apa
yang mereka dengar. Permasalahan yang datang ketika guru menjelaskan konsep bentuk
molekul dengan metoda ceramah dan hanya menggunakan papan tulis sebagai media
untuk menggambar bentuk molekul secara satu dimensi ternyata banyak anak yang belum
mampu memahami bentuk molekul tersebut secara tiga dimensi. Contoh permasalan
tersebut adalah siswa tidak dapat membedakan bentuk molekul segi tiga planar dengan
segi tiga pyramid, karena dalam gambar satu dimensi bentuk molekul segitiga planar dan
segitiga pyramid sangat mirip apalagi jika guru yang menggambar tidak menguasai
tekhnik menggambar tiga dimensi.
Untuk membantu siswa memahami konsep bentuk molekul dibutuhkan alat peraga yang
disebut molymod. Hanya saja molymod jarang disediakan oleh sekolah dengan berbagai
pertimbangan. Menyiasati hal tersebut maka dapat digunakan molymod sederhana yang
dibuat dengan bahan yang ada di sekitar sekolah. SMAN 15 Tangerang adalah sekolah
yang terdapat di pedesaan dengan tekstur tanah merah yang banyak mengandung tanah
:
Dengan bahan lilin yang melimpah ini molymod dapat dibuat sebagai alternative
alat peraga bentuk molekul. Melalui molymod bahan lilin ini diharapkan dapat
membantu siswa meningkatkan pemahamannya tentang konsep bentuk molekul.
Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPA semester
ganjil SMAN 15 Tangerang tahun pelajaran 2010/2011 terhadap konsep bentuk
molekul?
liat. Dengan bahan tanah liat yang melimpah ini molymod dapat dibuat sebagai alternative
alat peraga bentuk molekul. Melalui molymod tanah liat ini diharapkan dapat membantu
siswa meningkatkan pemahamannya tentang konsep bentuk molekul.
PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPA semester ganjil
SMAN 15 Tangerang tahun pelajaran 2010/2011 terhadap konsep bentuk molekul?
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka dalam pembelajaran kimia pada konsep
bentuk molekul harus menggunakan alat peraga. Penggunaan alat peraga dipilih karena
pada dasarnya siswa kesulitan membayangkan dan mengapresiasikan suatu bentuk
molekul yang bersifat abstrak menjadi lebih nyata. Kesulitan siswa semakin tinggi ketika
mereka harus menghubungkan rumus-rumus penentuan bentuk suatu molekul kemudian
menggambarkannya.
Dengan penggunaan alat peraga berupa molymod sederhana dari tanah liat diharapkan
dapat membantu siswa memahami istilah-istilah bentuk suatu molekul, misalnya linier,
trigonal piramida, trigonal planar, tetrahedral, angular, trigonal bipiramida, tetrahedral
terdistorsi, bentuk T, dan lain-lain.
Metoda pembelajaran menggunakan metoda ceramah atau diskusi informasi. Media
pembelajaran yang digunakan adalah alat peraga molymod tanah liat. Langkah-langkah
pembelajaran meliputi sebagai berikut:
Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua merupakan
proses pembelajaran sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi.
Proses pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok, setiap kelompok terdiri
atas 4 orang. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.
Pada tahap evaluasi, siswa mengerjakan soal tes akhir yang berfungsi untuk
mengukur sejauh mana siswa memahami konsep yang diberikan.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menumbuhkan kretivitas guru dan siswa
dalam membuat alat peraga
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui
penggunaan molymod dari tanah liat dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
konsep bentuk molekul pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil tahun
peLajaran 2010/20011.
MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharap dapat bermanfaat untuk:
Siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep teoritis, bersifat abstrak dan
informative melalui alat peraga.
Guru memiliki tambahan variasi alat peraga sederhana dalam pembelajaran kimia dan
dapat menambah kereativitasnya dalam pembuatan alat peraga.
SMAN 15 Tangerang dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan dalam menambah khasanah pengetahuan tentang media pendukung
kegiatan pembelajaran
Peneliti dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pendukung pemikiran tentang
penelitian pendidikan untuk mengembangkan metoda dan media pembelajaran
HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah:
“ Melalui penggunaan molymod dari bahan lilin dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang konsep bentuk molekul pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA semester ganjil
tahun peajaran 2010/2011 “
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Penggunaan alat peraga
Penggunaan alat peraga sangat penting dalam menunjang keberhasilan
pembelajaran. S. nasution mengatakan bahwa maksud dan tujuan peragaan
adalah memberikan variasi dalam cara guru mengajar dan memberikan lebih
banyak realita dalam mengajar itu, sehingga pengertian lebih berwujud, lebih
terarah untuk mencapai tujuan pelajaran. Sedangkan fungsi alat-alat peraga
sebagai sarana pembelajaran agar proses belajar dapat berlangsung secara
efektif. Sedangkan kaitannya dengan interaksi guru dan siswa, alat-alat peraga
sebagai sarana pembelajaran mempunyai kegunaan untuk:
menambah kegiatan belajar siswa. Banyaknya sarana belajar yang tersedia di
sekolah, akan memungkinkan guru untuk mengembangkan variasi dalam
proses pembelajaran atau dalam interaksi antara guru dan siswa atau interaksi
antar siswa
membangkitkan minat siswa untuk melakukan aktivitas. Dengan bangkitnya
minat siswa maka akan banyak pertanyaan yang diajukan oleh siswa kepada
gurunya.
Membuat suasana interaksi guru dengan siswa atau antar siswa berada dalam
suasana yang menyenangkan.
Apabila sarana belajar diberikan dalam bentuk kelompok maka interaksi antar
murid lebih bersifat erat, mengingat hal yang dibicarakan akan lebih tertuju
antara lain cara melakukan percobaan atau kegiatan, cara menafsirkan data
yang terkumpul dan sebagainya.
Fungsi alat peraga dalam penelitian ini adalah untuk menunjukan pada siswa
model bentuk suatu molekul secara 3 dimensi sehingga siswa lebih paham bentuk
suatu molekul tersebut.
Molymod dari bahan lilin
Molymod adalah suatu alat peraga untuk menggambarkan bentuk suatu molekul.
Molymod biasanya terbuat dari plastic berupa bulatan- bulatan yang dihubungkan
oleh suatu batangan.. Bulatan tersebut bertindak sebagai suatu atom sedangkan
batangannya sebagai ikatan. Bulatan mempunyai warna-warna yang berbeda
untuk membedakan mana yang bertindak sebagai atom pusat dan yang bertindak
sebagai atom yang terikat pada atom pusat. Molymod tersebut dapat dibongkar
pasang sesuai dengan bentuk molekul yang diinginkan. Masih banyak sekolah
yang belum mempunyai molymod tersebut karena berbagai pertimbangan
sedangkan guru sangat membutuhkannya sebagai alat peraga. Sekarang ini
banyak inovasi untuk menyiasati hal tersebut, misalnya dengan memberi tugas
kepada siswa untuk membuat molymod dari plasitin, lilin ,tanah liat ataupun
tepung. Dalam penelitian ini molymod dibuat dari bahan lilin dengan berbagai
pertimbangan sebagai berikut:
Bahan lilin banyak terdapat di area sekolah dengan harga cukup murah
sehingga tidak diperlukan biaya untuk mendapatkannya serta lilin banyak
ditemukan berbagai warna. Sedangkan batangan sebagai ikatan dapat dibuat
dengan menggunakan batang bamboo atau lidi yang juga banyak tersedia di
sekitar sekolah.
Jika pembuatannya dan penyimpanannya baik serta maka mollymod dari
bahan lilin dapat dipergunakan dalam waktu yang cukup lama.
Molymd bahan lilin dapat dibuat dengan berbagai ukuran tanpa harus takut
menghabiskan bahan dasarnya karena bahan lilin sangat berlimpah disekitar
sekolah berbeda jika menggunakan plastisin, ataupun tepung. Bahan dasar
molymod dengan plastisin ataupun tanah liat kurang cocok bagi siswa di sman
15 Tangerang.
Prinsip kerja molymod tanah liat merupakan alat bantu pemahaman bentuk suatu
molekul yang terdiri atas bulatan-bulatan bahan lilin, batangan bamboo / lidi
sebagai penghubungnya dan terkadang terdapat lengkungan kawat. Bulatan
bahan lilin dibuat dengan dua ukuran yaitu bulatan besar dan bulatan kecil.
Bulatan besar menunjukan atom pusat sedangkan bulatan yang kecil menunjukan
atom yang terikat pada atom pusat. Bulatan besar dan bulatan kecil dibuat dari
bahan lilin yang berwarna yang berbeda untuk lebih dapat membedakan fungsinya
tersebut. Batangan bambu/lidi menunjukan ikatan antar atom dengan sudut
tertentu. Batangan bamboo/lidi di buat dengan menyerut belahan bambu sesuai
ukuran yang diinginkan sehingga berbentuk batangan silinder. Lengkungan kawat
menunjukan adanya pasangan electron bebas dalam suatu molekul.
Beberapa molymod tanah liat adalah sebagai berikut:
molymod bentuk linier
molymod bentuk triangular atau trigonal planar (segitiga datar)
molymod bentuk tetrahedral
molymod bentuk trigonal piramida
molymod bentuk angular atau bentuk v
molymod bentuk trigonal bipiramida (segitiga bipiramida)
molymod bentuk tetrahedral terdistorsi
molymod bentuk T
molymod bentuk linier dengan electron bebas
Pemahaman
Pemahaman menurut kamus bahasa Indonesia berasal dari kata paham yang
berarti pengertian, pendapat atau pikiran, aliran atau pandangan dan mengerti
benar akan sesuatu. Sedangkan pemahaman itu sendiri berarti proses, perbuatan
atau cara memahami sesuatu. Dalam hal ini pemahaman lebih diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk memahami atau mengerti apa yang dikerjakan,
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan memanfaatkan isinya tanpa
keharusan menghubungkan dengan yang lainnya. Kemampuan pemahaman terdiri
atas:
menerjemahkan (translation) yang berarti kemampuan dalam menerjemahkan
konsep abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang
untuk mempelajarinya.
Menginterprestasi (interprestation) yang berarti kemampuan untuk mengenal
dan memahami.
Mengekstrapolasi (extrapolation) yang berarti kemampuan untuk memperluas
persepsinya dalam arti, dimensi, kasus atau masalah.
Penggunaan kata kerja operasional di dalam tes akhir untuk menunjukan
kemampuan siswa dalam memahami konsep yang diajarkan adalah mengubah,
mempersiapkan, menjelaskan, memberi contoh, menafsirkan, memperkirakan,
menentukan, meramalkan dan menarik kesimpulan.
Penelitian yang Relevan
Sepengetahuan peneliti belum ada penelitian lain yang relevan dengan permasalahan
yang diungkapkan dalam penelitian ini.
METODE PENELITIAN
Rencana Penelitian
Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 15 Tangerang,
Kecamatan Periuk, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten dengan jumlah siswa
40 siswa
Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 15 Tangerang, Kecamatan Periuk, Kabupaten
Tangerang, Propinsi Banten
Waktu penelitian
Waktu penelitian selama 3 bulan yaitu bulan Oktober – Nopember, sedangkan
waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian dilakukan selama
semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.
Lama tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Oktober dan Nopember mulai
dari siklus I, siklus II, dan siklus III.
Prosedur Penelitian
Penelitian menerapkan metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Konsep
pokok penelitian tindakan kelas Kurt Lewin meliputi empat komponen, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Keempat komponen ini menjadi satu siklus. Dalam penelitian ini dilakukan
tiga kali siklus. Setiap siklus meliputi :
Tahapan perencanaan atau planning meliputi pembuatan perangkat
pembelajaran, persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan
indicator kinerja.
Tahapan pelaksanaan tindakan atau acting meliputi segala tindakan yang
tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi bentuk
molekul.
Tahapan pengamatan atau observating meliputi pembuatan instrument
penelitian, pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan
tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah-langkah perbaikan.
Tahapan refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat dan masukan dari para
ahli dibidang penelitian tindakan kelas melalui email.
JADWAL PENELITIAN
NO Siklus Bulan
1 Siklus pertama 2 mingggu pertama bulan Oktober 2010
2 Siklus kedua 2 minggu terakhir bulan Oktober 2010
3 Siklus ketiga 2 mingggu pertama bulan Nopember 2010
PERSONAL PENELITIAN
1. Nama : JASWADI,S.Pd
2. NIP : 1967040419890301016
3. Pangkat/golongan : Pembina/IV a
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Tempat tanggal lahir : Grobogan, 04 April 1967
6. Pendidikan terakhir : Sarjana pendidikan kimia
7. Sekolah tempat bertugas
a. Nama : SMAN 15 Tangerang
b. Alamat Sekolah : Jl. Villa Regensi – Periuk - Tangerang
c. Kecamatan : Periuk
d. Kabupaten : Tangerang
e. Provinsi : Banten