proposal ptk mate

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu permasalahan yang menyangkut pengelolaan proses belajar mengajar mata pelajaran matematika di SD adalah kurangnya pengetahuan bagi guru SD, serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggunakan media/alat peraga dalam pembelajaran matematika. Di sisi lain pentingnya media/alat peraga dalam pembelajaran matematika telah diakui oleh semua jajaran pengelola pendidikan dan para ahli pendidikan. Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar mengajar mempunyai indikator, mampu membuka pelajaran, mampu menyajikan materi, mampu menggunakan metode/strategi, mampu menggunakan media/ alat peraga, mampu menggunakan bahasa yang komutatif, mampu memotivasi siswa, mampu mengorganisasi kegiatan, mampu menyimpulkan pelajaran, mampu memberikan umpan balik, mampu melaksanakan penilaian, dan mampu 1

Upload: samsul-mutakim

Post on 07-Aug-2015

110 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal PTK Mate

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah  satu  permasalahan  yang  menyangkut  pengelolaan 

proses  belajar  mengajar  mata  pelajaran  matematika di  SD  adalah 

kurangnya  pengetahuan  bagi  guru  SD,  serta  terbatasnya  dana  dan 

sarana  tentang  bagaimana  cara  membuat  dan  menggunakan 

media/alat  peraga  dalam  pembelajaran  matematika. Di  sisi  lain 

pentingnya  media/alat  peraga  dalam  pembelajaran  matematika  telah 

diakui  oleh  semua  jajaran  pengelola  pendidikan  dan  para  ahli 

pendidikan.

Kompetensi  guru  dalam  pelaksanaan  interaksi  belajar 

mengajar  mempunyai  indikator,  mampu  membuka  pelajaran, 

mampu  menyajikan  materi,  mampu  menggunakan  metode/strategi, 

mampu  menggunakan  media/  alat  peraga,  mampu  menggunakan 

bahasa  yang  komutatif,  mampu  memotivasi  siswa,  mampu 

mengorganisasi  kegiatan,  mampu  menyimpulkan  pelajaran,  mampu 

memberikan  umpan  balik,  mampu  melaksanakan  penilaian,  dan 

mampu  menggunakan  waktu. (Departemen  Pendidikan  Nasional,

2004 ;  13 – 14).

Agar  pembelajaran  yang  akan  diberikan  oleh  guru  kepada 

siswa  berhasil  sesuai  dengan  kompetensi  dasar,  maka  guru 

diharapkan  dapat  menyusun  langkah- langkah  pengembangan 

silabus  pembelajaran,  diantaranya  merumuskan  pengalaman  belajar 

siswa  meliputi; 1). Pengalaman  belajar  merupakan  kegiatan  fisik 

dan  mental  yang  perlu  dilakukan  siswa  dalam  berinteraksi  dengan 

sumber  belajar  dalam  rangka  mencapai  kompetensi  dasar  dan 

standar  kompetensi. 2). Pengalaman  belajar  dapat  dilaksanakan  di 

dalam  dan  di  luar  kelas. Kegiatan  yang  diberikan  sebagai 

pengalaman  belajar  siswa  harus  berorientasi agar  siswa  aktif  dalam 

belajar,  iklim  belajar  menyenangkan,  fungsi  guru  lebih  ditekankan 

1

Page 2: Proposal PTK Mate

sebagai  fasilitator  dari  pada  sebagai  pemberi  informasi,  siswa 

terbiasa  mencari  sendiri  informasi    (dengan  bimbingan  guru)  dari

berbagai  sumber,  siswa  dibekali  dengan  kecakapan  hidup  dan 

dibiasakan  memecahkan  permasalahan  yang  kontektual  yaitu 

terkait  dengan  lingkungan  (nyata  maupun  maya) dari  siswa.  3). 

Pada  hakekatnya  pengalaman  belajar  memberikan  pengalaman 

kepada  siswa  untuk  menguasai  kompetensi  dasar  secara  ilmiah 

dan  ditinjau  dari  dimensi  kompetensi  yang  ingin  dicapai 

pengalaman   belajar  meliputi  pengalaman  untuk  mencapei 

kompetensi  pada  ranah  kognitif,  psikomotorik,  dan  afektif. 

Selanjutnya  pengalaman  belajar  dirumuskan  dengan  kata  kerja 

yang  opersional.(Pengembangan  Silabus  dan  Penilaian  Mata 

Pelajaran  Matematika, Dit. PMU, Ditjen  Dikdsmen, Depdiknas, 2003 ;

3)

Berdasarkan  teori  perkembangan  kognitif  Piaget,  anak  usia 

Sekolah  Dasar  berada  pada  tahap  konkret  operasional,  dengan  ciri-

ciri  sebagai  berikut: (1)Pola  berpikir  dalam  memahami  konsep 

yang  abstrak  masih  terikat  pada   benda  konkret (2)Jika  diberikan 

permasalahan  belum  mampu  memikirkan  segala  alternatif  

pemecahannya (3)Pemahaman  terhadap  konsep  yang  berurutan 

melalui  tahap  demi  tahap,  misal    pada  konsep  panjang,  luas, 

volum,  berat,  dan  sebagainya.(4)Belum  mapu  menyelesaikan 

masalah  yang  melibatkan  kombinasi   urutan  operasi  pada  masalah 

yang  kompleks. (5)Mampu  mengelompokkan  objek  berdasarkan 

kesamaan  sifat-sifat  tertentu,  dapat  mengadakan  korespondensi  satu-

satu  dan  dapat  berpikir  membalik.(6) Dapat  mengurutkan  unsur-

unsur  atau  kejadian  (7) Dapat  memahami  ruang  dan  waktu. (8)

Dapat  menunjukkan  pemikiran  yang  abstrak.

Berdasarkan  pada  uraian  diatas,  siswa  pada  usia  sekolah 

dasar  dalam  memahami  konsep-konsep  matematika masih  sangat 

memerlukan  kegiatan-kegiatan  yang  berhubungan  dengan  benda 

nyata  (pengalaman-pengalaman konkret) yang  dapat  diterima  akal 

2

Page 3: Proposal PTK Mate

mereka. Dengan demikian peneliti mengangkat judul penelitian yaitu “

Meningkatkan Keterampilan Berhitung Siswa Dengan Menggunakan

Media Lidi Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Di Kelas IV SDN

Mabung I Kecamatan BaronKabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2012/2013”

B. Rumusan masalah

Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas antara lain:

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berhitung siswa dengan

menggunakan media lidi pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas

IV SDN Mabung I Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2012/2013 ?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menggunakan media lidi untuk

media berhitung pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN

Mabung I Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2012/2013 ?

C. Tujuan

Tujuan dari rumusan masalah tersebut antara lain:

1. Meningkatan kemampuan berhitung siswa dengan menggunakan media

lidi pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN Mabung I

Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media lidi untuk

media berhitung pada materi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SDN

Mabung I Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran

2012/2013

D. Hipotesis

Hipotesis dari tujuan penelitian tersebut antara lain :

1. 75% siswa kelas IV SDN Mabung I Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk

Tahun Pelajaran 2012/2013 kemampuan berhitungnya meningkat

mencapai SKM 70 jika berhitung dengan menggunakan media lidi

3

Page 4: Proposal PTK Mate

2. 75% siswa kelas IV SDN Mabung I Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk

Tahun Pelajaran 2012/2013 hasil belajarnya meningkat meningkat

mencapai SKM 70 jika berhitung dengan menggunakan media lidi

E. Manfaat

Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  konstribusi  bagi  semua 

pihak,  antara  lain:

1. Bagi Guru

Memberikan  pembelajaran  secara  langsung  bagi  guru  tentang 

pembelajaran  yang  menggunakan  media  lidi  guna  meningkatkan 

pemahaman  siswa  terhadap  operasi  penjumlahan  bilangan  bulat, 

sehingga  menambah  wawasan  dalam  melaksanakan  proses 

pembelajaran  di  kelas.

2. Bagi Siswa

Meningkatkan  keterampilan  bagi  siswa  tentang  penggunaan  media 

lidi  dalam  proses  pembelajaran  sehingga  siswa dapat berperan  aktif 

dan  kreatif  terutama  pada  penjumlahan  bilangan  bulat.

3. Bagi Sekolah

Hasil  penelitian  ini  dapat  digunakan   bagi  sekolah  untuk 

meningkatkan  pemahaman  tentang  fungsi  penelitian  tindakan  kelas. 

 

4. Bagi Peneliti

Memberikan  pengalaman  langsung  bagi  peneliti  dalam  menerapkan 

pembelajaran  dengan  menggunakan  media  lidi  dalam  penjumlahan 

bilangan  bulat  serta  memberikan  dorongan  untuk melaksanakan 

penelitian  lagi  dengan  pembelajaran-pembelajaran  matematika  yang 

lain.

4

Page 5: Proposal PTK Mate

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kurikulum

Perkembangan  pengetahuan  dan  tehnologi  sangat mempengaruhi 

kurikulum  matematika.  Pembaharuan  pendidikan  oleh  Menteri  Pendidikan 

Nasional  antara  lain  telah  menghasilkan  Standar  Nasional  tentang  Standar 

Isi  Untuk  Satuan  Pendidikan  Dasar  dan  Menengah  berdasarkan  Peraturan 

Pemerintah  Nomor  19  tahun  2005  diantaranya  prinsip  pelaksanaan 

kurikulum.

Dalam  pelaksanaan  kurikulum  di  setiap  satuan  pendidikan  

menggunakan  prinsip-prinsip  sebagai  berikut: a)  Pelaksanaan  kurikulum 

didasarkan  pada  potensi,  perkembangan  dan  kondisi  peserta  didik  untuk 

menguasai  kompetensi  yang  berguna  bagi  dirinya.  Dalam  hal ini  peserta 

didik  harus  mendapatkan  pelayanan  pendidikan  yang  bermutu,  serta 

memperoleh  kesempatan  untuk  mengekpresikan  dirinya  secara  bebas, 

dinamis  dan  menyenangkan.  b) Kurikulum  dilaksanakan  dengan 

menegakkan  kelima  pilar  belajar,  yaitu: (a)  belajar  untuk  beriman  dan 

bertaqwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa, (b) belajar  untuk  memahami 

dan  menghayati,  (c) belajar  untuk  mampu  melaksanakan  dan  berbuat 

secara  efektif,  (d) belajar  untuk  hidup  bersama  dan  berguna  bagi  orang 

lain,  dan  (e)  belajar  untuk  membangun  dan  menemukan  jati  diri,  melalui 

proses  pembelajaran  yang  aktif,  kreatif,  efektif,  dan  menyenangkan.  c). 

Pelaksanaan  kurikulum  memungkinkan  peserta  didik  mendapat  pelayanan 

yang  bersifat  perbaikan,  pengayaan,  dan/atau  percepatan  sesuai  dengan 

potensi,  tahap  perkembangan,  dan  kondisi  peserta  didik  dengan  tetap 

memperhatikan  keterpaduan  pengembangan  pribadi  peserta  didik  yang 

berdimensi  ke-Tuhanan,  keindividuan,  kesosialan,  dan  moral.  d). 

Kurikulum  dilaksanakan  dalam  suasana  hubungan  peserta  didik  dan 

pendidik  yang  saling  menerima  dan  menghargai,  akrap,  terbuka,  dan 

hangat,  dengan  prinsip  tut  wuri  handayani,  ing  madya  mangun  karso, 

ing  ngarso  sung  tulada (di  belakang  memberikan  daya  dan  kekuatan,  di 

5

Page 6: Proposal PTK Mate

tengah  membangun  semangat  dan  prakarsa,  di  depan  memberikan  contoh 

dan  teladan).  e).  Kurikulum  dilaksanakan  dengan  menggunakan 

pendekatan  multistrategi  dan  multimedia,  sumber  belajar  dan  tehnologi 

yang  memadai,  dan  memanfaatkan  lingkungan  sekitar  sebagai  sumber 

belajar,  dengan  prinsip  alam  takambang  jadi  guru  (semua  yang  terjadi, 

tergelar  dan  berkembang  di  masyarakat  dan  lingkungan  sekitar  serta 

lingkungan  alam  semesta  dijadikan  sumber  belajar,  contoh  dan  teladan).

f).  Kurikulum  dilaksanakan  dengan  mendayagunakan  kondisi  alam,  sosial 

dan  budaya  serta  kekayaan  daerah  untuk  keberhasilan  pendidikan  dengan 

muatan  seluruh  bahan  kajian  secara  optimal.  g).  Kurikulum  yang 

mencakup  seluruh  komponen  kompetensi  mata  pelajaran,  muatan  lokal 

dan  pengembangan  diri  diselenggarakan  dalam  keseimbangan,  keterkaitan, 

dan  kesinambungan  yang  cocok  dan  memadai  antar  kelas  dan  jenis  serta 

jenjang  pendidikan.   (Menteri  Pendidikan  Nasional,  2006 :  6-7).

Secara  khusus  kurikulum  matematika  sekolah  dasar  dilaksanakan 

pada  semua  kelas  mulai  dari  kelas  I  sampai  dengan  kelas  VI,  untuk 

kelas  I  sampai  dengan  kelas  III  menggunakan  pembelajaran  tematik 

sedangkan  untuk  kelas  IV  sampai  dengan  kelas  VI  mata  pelajaran. 

Materi  pokok  dalam  pembelajaran  matematika  kelas  IV  sekolah  dasar 

meliputi:  bilangan,  pengukuran,  bangun  datar,  bangun  ruang  dan 

penekanan  pada  penguasaan bilangan.  Operasi  penjumlahan  pada  bilangan 

bulat  sebagai  dasar  pemahaman  pengurangan  bilangan  bulat  dan 

diajarkan  mulai  dari  kelas  IV sampai  dengan  kelas  VI.

B.  Belajar

Sekolah  yang  efektif  pada  umumnya  memiliki  sejumlah 

karakteristik  proses,  diantaranya  proses  belajar  mengajar  yang 

efektivitasnya  tinggi.  Sekolah  yang  menerapkan  MBS  memiliki  efektivitas 

proses  belajar  mengajar  yang  tinggi.  Ini  ditunjukkan  oleh  sifat  proses 

belajar  mengajar  yang  menekankan  pada  pemberdayaan  peserta  didik.

Dalam  buku  Manajemen  Berbasis  Sekolah  yang  diterbitkan  Depdinas

(2006 : 15) menyatakan  bahwa proses  belajar  mengajar  bukan  sekedar 

6

Page 7: Proposal PTK Mate

memorisasi  dan  recall,  bukan  sekedar  penekanan  pada  penguasaan  

pengetahuan  tentang  apa  yang  diajarkan  (logos),  akan  tetapi  lebih 

menekankan  pada  internalisasi  tentang  apa  yang  diajarkan  sehingga 

tertanam  dan  berfungsi  sebagai  muatan  nurani  dan  dihayati  (ethos)  serta 

dipraktekkan  dalam  kehidupan  sehari-hari  oleh  peserta  didik (pathos). 

Proses  belajar  mengajar  yang  efektif  juga  lebih  menekankan  pada  belajar 

mengatahui  (learning  to  know),  belajar  bekerja   (learning  to  do),  belajar 

hidup  bersama   (learning  to  live  together),  dan  belajar  menjadi  diri 

sendiri  (learning  to  be).  Untuk  mengoptimalkan  pembelajaran  diperlukan 

media/alat peraga.

C.   Media

Untuk  mengembangkan  pemahaman  dan  keterampilan  secara 

optimal  dibutuhkan  pengetahuan  dan  pemahaman   tentang   media. 

Pengetahuan  itu  meliputi:  1. Media  sebagai  alat  komunikasi  guna  lebih 

mengefektifkan  proses  belajar  mengajar,  2.  Fungsi  media  dalam  rangka 

mencapai  tujuan  pendidikan,  3. Tentang  proses-proses    mengajar, 4. 

Hubungan  antara  metode  mengajar dan  media  pendidikan,  5.  Nilai  atau 

manfaat  media  pendidikan  dalam  pengajaran,  6. Memilih  dan 

menggunakan  pendidikan,  7. Berbagai    jenis  alat  dan  teknik  media 

pendidikan,  8. Media  pendidikan  dalam  setiap  mata  pelajaran  dan  9.

Usaha  inovasi  dalam  media  pendidikan  dan  lain-lain.  Dititik  dari 

beberapa  pokok  yang  telah  di kemukakan  diatas,  jelaslah  bahwa  media 

pendidikan  merupakan  dasar  yang  sangat  diperlukan  yang  bersifat 

melengkapi  dan  merupakan  bagian  integral   demi  berhasilnya  proses 

pendidikan  dan  usaha  pengajaran  di  sekolah.   (Hamalik,  1980 :   15-16).

D.   Pembelajaran  Matematika PTK Matematika SD Kelas 4

Matematika  sebagai  salah  satu  mata  pelajaran  yang  diajarkan  di 

SD  berfungsi     untuk     mengembangkan     kemampuan     berkomunikasi    

dengan menggunakan  bilangan,  simbul  serta  ketajaman penalaran  yang 

dapat  membantu  memperjelas  dan  menyelesaikan  masalah  dalam 

kehidupan  sehari-hari.  Untuk itu  dalam menyusun  perencanaan 

7

Page 8: Proposal PTK Mate

pembelajaran  agar  tujuan  yang  diinginkan  tercapai,  maka  perlu  kita 

perhatikan  hal-hal  berikut  ini: 1.  kesiapan   intelektual  siswa  2.  teori 

mengajar  dan   3.  teori  belajar.

1.  Kesiapan   Intelektual  Siswa

Guru  mengajar  dengan  baik  haruslah  memperhatikan  kesiapan 

kognitif  siswa,  yang  mencakup  dua  hal  yaitu  mengenai  perkembangan 

intelektual  anak  dan  pengalaman  belajar  yang  telah  diperoleh  siswa.

Tahap-tahap  berpikir  anak  yang  dikemukakan  Piaget  harus 

diperhatikan  penyusunan  kurikulum  sekolah.  Khususnya  dalam 

menyusun  skenario  pembelajaran  matematika,  karena  perkembangan 

intelektual  anak  yang  dikemukakan  Pieget  dirasakan  untuk  pengajaran 

matematika  di  sekolah.  Dengan  demikian  media  mengajar  matematika 

yang  dipergunakan  harus  sesuai  dengan  perkembangan  intelektual 

anak.  Perkembangan  intelektual  anak  menurut  Piaget  ada  empat  tahap, 

yaitu :

a. Periode  mencari  motor.  Tahap  ini  dicapai  anak  sampai  umur  dua 

tahun.

b. Periode  persiapan  operasi  kongkrit.  Tahap  ini  dicapai  anak  mulai 

dapat  memanipulasi  simbul-simbul   dari  benda-benda  sekitarnya.

c. Periode  operasi  konkrit.  Tahap  ini  dicapai  anak  pada  usia  tujuh 

tahun  sampai  sebelas  tahun.   Anak  pada  usia  ini  ditandai  dengan 

permulaan  berfikir  matematika  logis  dan  observasi  dari 

pengalaman  dengan  objek  nyata  dan  ia  mulai  dapat 

menggeneralisasikan  objek-objek  tadi.

d. Periode  operasi  formal.  Pada  tahap  ini  biasanya  dicapai  anak 

mulai  umur  sebelas  tahun  ke  atas.  Pada  tahap  ini  konsep 

konservasi  telah  tercapai  sepenuhnya.  Anak  mulai  mempunyai 

kemampuan  untuk  melihat  abstrak.

Tahap-tahap  perkembangan  kognitif  anak  yang  dikemukaan  Piaget  ini,

berlaku  bagi  setiap  anak  tetapi  umur  yang  dinyatakan  diatas  sangat 

menentukan,  terutama  pada  anak  usia  SD. Dari  uraian  di  atas  dapat 

disimpulkan  bahwa  anak-anak  pada  periode    operasi  kongkrit  anak 

8

Page 9: Proposal PTK Mate

mulai  dapat  berfikir  matematika  logis  dan  observasi  dari  pengalaman 

benda-benda  nyata.  Dengan  demikian  teori  Pieget  berguna  untuk 

pengajaran  matematika  di  sekolah  dasar.

Menurut  Pujiati  (2004 : 6)  benda-benda  kongkrit  pada 

pembelajaran  matematika  digunakan  untuk  penanaman  konsep  pada 

siswa,  jika  penanaman konsep  belum  dikuasai  oleh  siswa,  maka 

pembelajaran  berikutnya  sulit  dipahami  oleh  siswa,  karena  siswa  usia 

SD  mulai   berfikir  logis   dari  pengalaman  dengan  objek-objek  nyata 

atau  tiruan,  sedangkan  “fungsi  alat  peraga  adalah  sebagai  media/alat

peraga  dalam  menanamkan  konsep-konsep   pada  pembelajaran 

matematika” 

Dari  sini  dapat  disimpulkan  bahwa  media/alat  peraga  dalam 

pembelajaran  matematika  di  SD  memegang  peran  sangat  penting 

untuk  menanamkan  konsep-konsep  baru.

2.  Teori   Mengajar

Metoda  laboratory  mengutamakan  usaha  mengembangkan 

kemampuan  indera,  terutama  penglihatan,  peraba,  dan  gerak 

otot/kinetis,  untuk  dapat  membantu   secara  optimal  kemampuan 

abstraksi  dan  keterampilan  siswa.  Pada  dasarnya  kemampuan  mental 

yang  ingin  dicapai  melalui  kegiatan  laboratory  sama  dengan  pada 

kegiatan  yang  sifatnya  heuristic.  Yaitu,  siswa  menemukan  konsepatau 

keterampilan  yang  dipelajari.  Cara  yang  digunakan  terutama  dalam 

bentuk  penemuan  terbimbing  melalui  media  yang  berupa  lembar  kerja 

atau  tugas  terstruktuk  serta  dimungkinkan  di  lengkapi  alat  peraga. (Elly

E. 1996 ; 3).

Dengan  demikian  mengajar  tidak  hanya  memberikan  suatu 

definisi  yang  harus  dihafal, media  apa  yang  digunakan, dan  bagaimana  

menemukan  konsep-konsep  itu,  sehingga  pembelajaran  itu  lebih  aktif  

bagi  siswa,    tidak  menjenuhkan  dan  membuat  siswa  penasaran.

9

Page 10: Proposal PTK Mate

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan

Kelas, penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk

mendiskripsikan penggunaan media lidi untuk meningkatkan

kemampuan menghitung siswa pada materi penjumlahan bilangan

bulat pada siswa kelas IV SDN Mabung I Kecamatan Baron

Kabupaten Nganjuk.

Siklus pertama merupakan identifikasi masalah, pelaksanaan

tindakan, dilanjutkan alternatif pemecahan masalah dan rencana

tindakan, pelaksanaan tindakan kemudian diobservasi dan dianalisis,

terakhir penlis akan melakukan refleksi, apabila dalam sisklus

pertama belum berhasil, maka peneliti akan melanjutkan pada siklus

kedua.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Mabung I

Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, semester I tahun pelajaran

2012/2013, dengan jumlah siswa 14 orang 7 laki-laki dan 7

perempuan.

Materi pembelajaran yaitu melakukan penjulahan bilangan

bulan dengan menggunakan media lidi pada tanggal 10 september

sampai 15 oktober 2012

C. Indikator keberhasilan

1. Meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan lidi pada

pembelajaran materi penjumlahan bilangan bulat, dengan nilai

yang melebihi SKM 70

10

Page 11: Proposal PTK Mate

D. Prosedur penelitian (siklus tindakan)

1.  Siklus  I

a.  Rancangan  Pembelajaran

Sebelum   pelaksanaan   pembelajaran    peneliti    telah    menyiapkan/

menyusun  perangkat  pembelajaran  antara  lain:

1. Silabus,  yang  memuat  standar  kompetensi,  kompetensi  dasar, 

hasil  belajar,  indikator,  pengalaman  belajar,  alokasi  waktu, 

sumber/ alat/ bahan  belajar  dan  penilaian.

2. Rencana  pembelajaran,  yang  memuat  mata  pelajaran,  kelas/

semester,  materi  pokok,  alokasi  waktu,  kompetensi  dasar, 

langkah- langkah  pembelajaran,  sarana,  sumber,  bahan  belajar 

dan  penilaian.

3. Lembar  penilaian  proses,  lembar  pengamatan   dan  lembar  soal 

tes.

4. Lidi  sejumlah  220  buah.

b.  Pelaksanaan  Pembelajaran

1. Kegiatan awal

Gurumembuka pelajaran dengan salam dan absensi

Mempersiapkan alat peraga

Mempersiapkan kondisi siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti

Guru menjelaskan materi secara sisngkat

Guru  membagi  siswa  menjadi  kelompok-kelompok  kecil       

Guru menyajikan beberapa masalah untuk diselesaikan bersama

dengan kelompok

Siswa mengerjakan tugas

Siswa bertanggung jawab atas hasil kerja kelompok

Perwakilan siswa mempresentasikan hasil kerjanya kelompok

lain melakukan pengamatan

Guru melakukan pengamatan dan penilaian

3. Kegiatan akhir

11

Page 12: Proposal PTK Mate

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari

Siswa mengerjakan soal evaluasi

Tindak lanjut

Guru menutup dengan salam

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses

pembelajaran sedang berlangsung dan hasil penilaian belajar siswa

dan guru membeandingkan hasil perolehan siswa dengan siklus

yang pertama

d. Refleksi

Peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil penilaian

atau dampak yang sudah dilakukan, kemudian merevisi perbaikan

untuk digunakan pada siklus ke dua.

II Siklus kedua

a. Perencanaan tindakan

1) Menyusun persiapan pelajaran

2) Menyusun alat pengumpul data berupa : lembar pengamatan,

catatan tentang proses pembelajaran, dan lembar penilaian

b. Pelaksanaan tindakan

1) Kegiatan inti permbelajaran

Guru menjelaskan materi secara sisngkat

Guru  membagi  siswa  menjadi  kelompok-kelompok  kecil

dengan anggota yang heterogen       

Guru menyajikan beberapa masalah untuk diselesaikan bersama

dengan kelompok

Siswa mengerjakan tugas

Guru memberikan bimbingan dalam kerja kelopok siswa

Siswa bertanggung jawab atas hasil kerja kelompok

Perwakilan siswa mempresentasikan hasil kerjanya kelompok

lain melakukan pengamatan

12

Page 13: Proposal PTK Mate

Pemberian hadiah pada kelompok terbaik

Guru melakukan pengamatan dan penilaian

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh peneliti saat proses

pembelajaran sedang berlangsung dan hasil penilaian belajar

siswa sebagai data sumber penilaian.

d. Refleksi

Peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil penilaian

atau dampak yang sudah dilakukan.

E. Instrumen yang digunakan

Pengumpulan data penelitian ini dengan pemberian soal-soal

yang berisi tentang penjumlahan bilangan, soal diskusi kelompok dan

individu, analisis dokumen guru yang mana untuk mengukur

peningkatan hasil belajar siswa dan peningkatan keterampilan

berhitung siswa, dengan membandingkan nilai yang diperoleh pada

saat pembelajaran berlangsung.

F. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan,

catatan lapangan, wawancara dan studi dokumentasi

1. Teknik Pengamatan dan catatan lapangan digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai kegiatan dan aktifitas gurudan

siswa selam pekiatan pembelajaran berlangsung

2. Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan

siswa dengan pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung

3. Studi dokumentasi dugunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa yakni hasil jawaban subjek penelitian dari awal tes

penelitian dan tes pada akhir tindakan.

13

Page 14: Proposal PTK Mate

Hasil penelitian dari siklus pertama dilakukan refleksi untuk

bahan penyempurnaan siklus kedua, hasil penilaian sisklus kedua

digunakan untuk dilapangan

G. Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitiana ini dimulai sejak awal sampai

berakhirnya pengumpulan data dan dikerjakan secara intensif sesudah

meninggalkan lapangan. Data yang berupa kata-kata atau kalimat dari

catatan dan hasil wawancara diolah menjadi kalimat yang bermakna dan

dianalisis secara statistic diskriptif yaitu menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Peningkatan keterampilan berhitung dan peningkatan hasil belajar

matematika khususnya penjumlahan bilangan bulat dinyatakan dengan

ketentuan:

1. Rata-rata ketuntasan klasikal diatass 80% yang mendapatkan penilaian

belajar dengan skor diatas 70

2. Hasil penilaian belajar lebih baik dibanding dengan sebelumya

3. Hasil belajar dan keterampilan berhitung yang dinyatakan dengan nilai

terus meningkat tiap silus.

14