proposal ptk judul: peningkatan kemampuan …

48
PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIII A SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KETUNGAU TENGAH TAHUN PELAJARAN 2020/2021 DI SUSUN OLEH : ERNA SAFITRI,S.Pd SMPN 1 KETUNGAU TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2020

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

PROPOSAL PTK

JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS VIII A SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA NEGERI 1 KETUNGAU TENGAH

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

DI SUSUN OLEH : ERNA SAFITRI,S.Pd

SMPN 1 KETUNGAU TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2020

Page 2: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi peserta didik

dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik

dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi

pendidikan. Hal ini senada dengan pendapat Kleis seperti yang dikutip oleh Sukmadinata

(2010: 24) yang memberikan batasan bahwa,

Pendidikan adalah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau

kelompok orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami.

Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi antara seseorang atau kelompok dengan

lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia

dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development)

bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya.

Pembelajaran sastra dapat memberikan pencerahan batin kepada siswa. Melalui

pembelajaran sastra siswa dapat merasakan dan seakan mengalami berbagai peristiwa

yang dibuat pengarang dalam sebuah karya sastra. Dengan merasakan dan seakan

mengalami berbagai peristiwa yang sarat dengan nilai-nilai moral yang terdapat dalam

sebuah karya sastra, siswa akan kaya dengan nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan

ini pada akhirnya akan meningkatkan kepekaan perasaan siswa terhadap kehidupan di

sekitarnya sehingga membentuk pribadi yang berbudi perkerti luhur.

Salah satu bentuk karya sastra adalah puisi. Kosasih (2012: 97) ―Puisi adalah

bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif

dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batin.‖ Jadi, di dalam sebuah puisi, penyair

mencurahkan segala perasaan dan pikirannya atau di kenal dengan pengalaman jiwa.

Berdasarkan hasil praobservasi melalui wawancara dengan guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah, kelas VIII A merupakan

kelas yang memiliki nilai menulis puisi rendah dibandingkan kelas VIII lainnya. Hal ini

didasarkan pada nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes menulis puisi sebelumnya yaitu

dengan nilai rata-rata 56,5 (terlampir) sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditentukan adalah 70. Menurut guru kelas VIII A, saat penulis melakukan

wawancara pada tanggal 20 Januari 2014, dari jumlah siswa kelas VIII A yaitu sebanyak

36 siswa, yang sudah mampu mencapai nilai KKM (70) atau yang dinyatakan tuntas

dalam pembelajaran menulis puisi yaitu sebanyak 14 siswa dengan persentase 38,89%.

Sedangkan 22 siswa lainnya belum mampu mencapai nilai KKM (70) yang dinyatakan

belum tuntas yaitu dengan persentase 61,11%.

Berdasarkan hasil puisi yang dibuat siswa pada penugasan yang pernah diberikan

oleh guru, menunjukkan bahwa banyak diantara siswa yang mengeluh dan tidak

menginginkan tugas tersebut. Sebagian besar siswa menghabiskan waktu yang diberikan

untuk mencari ide tulisan dan siswa mengalami kesulitan untuk memilih kata-kata untuk

menulis puisi. Akibatnya, tugas menulis yang seharusnya selesai harus menjadi tugas di

rumah.

Rendahnya kemampuan siswa menulis puisi karena kebosanan, kejenuhan, serta

kebingungan yang dialami siswa. Kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap kegiatan

menulis puisi menjadi pemicu rendahnya kemampuan siswa menulis puisi, selain itu,

pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan daya imajinasi siswa

Page 3: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

dan kreativitas siswa dalam berbahasa juga menjadi faktor rendahnya kemampuan siswa

menulis puisi.

Melihat fenomena tersebut, perlu dihadirkan sebuah model pembelajaran dapat

meningkatkan keterampilan menulis puisi. Salah satu model yang digunakan dalam

proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament untuk meningkatkan inspirasi dan minat siswa dalam belajar.

Huda (2013: 197), menyatakan bahwa ―Teams Games Tournament merupakan

salah satu model pembelajaran kooperatif untuk membantu siswa mereview dan

menguasai materi pelajaran.‖ Teams Games Tournament adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa

tanpa perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung

unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan dalam Teams Games Tournament

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung

jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament diyakini dapat

membantu siswa menulis puisi yaitu siswa akan lebih mudah membahas dan menemukan

gagasan atau ide berdasarkan kata yang telah dituliskan pada sebuah kartu. Siswa akan

lebih mudah untuk menyampaikan ide atau inspirasinya karena dapat bekerjasama.

Melalui model ini dapat dilatih kerjasama siswa sehingga dapat saling menghargai.

Alasan penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament karena TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang menarik.

Menarik karena diselingi dengan games atau permainan akademik dengan mengaitkan

materi yang dipelajari sehingga siswa tidak bosan dalam belajar dan menjadi tertarik

dalam mengikuti pembelajaran. Teams Games Tournament juga sesuai untuk menulis

puisi karena dalam Teams Games Tournament, apabila ada dari anggota kelompok yang

tidak mengerti tentang menulis puisi, maka anggota kelompok lain yang sudah paham

bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya. Dengan demikian,

siswa tidak ragu lagi, siswa dapat menulis puisi disertai praktek yaitu secara

berkelompok.

Teams Games Tournament memiliki kelebihan yaitu dapat meningkatkan perasaan

atau persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan

bukannya pada keberuntungan. Dapat meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi

tidak untuk rasa harga diri akademik mereka. Teams Games Tournament mengedepankan

penerimaan terhadap perbedaan individu dan menjadikan proses belajar mengajar

berlangsung dengan keaktifan dari siswa karena diselingi dengan games dan tournament

yang membuat motivasi belajar lebih tinggi.

Harapan penulis dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament dalam pembelajaran menulis puisi, selain dapat membantu siswa untuk lebih

terbantu mengembangkan ide menulis puisi, juga dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif atau pilihan bagi guru dalam mengajar. Guru harus mampu menggunakan cara

belajar yang menarik dan salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament dalam pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

―Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament pada Siswa Kelas VIII A Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Ketungau Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021‖.

B. Masalah Penelitian

1. Masalah Umum Masalah penelitian secara umum adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan

menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Page 4: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Games Tournament pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah tahun

pelajaran 2013/2014?

2. Sub Masalah Berdasarkan masalah umum, maka sub masalah penelitian ini yaitu:

a. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021?

b. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021?

c. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan model pembelajaran koperatif tipe Teams Games Tournament pada

siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah tahun pelajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Berdasarkan masalah umum, maka yang menjadi tujuan umum dari penelitian ini

adalah untuk mendeksripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada

siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah tahun pelajaran 2020/2021.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan sub masalah, maka tujuan khusus penelitian ini yaitu:

a. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021.

b. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siswa kelas

VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah Tahun Pelajaran 2020/2021.

c. Mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan

menggunakan model pembelajaran koperatif tipe Teams Games Tournament pada

siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah tahun pelajaran 2020/2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan sumbangan koseptual terutama pengetahuan mengenai

kemampuan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini siswa diharapkan dapat memudahkan dan mengkreatifkan

siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament dan dapat meningkatkan minat siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan agar guru dapat

menggunakan model yang sesuai dalam pembelajaran menulis puisi dan

diharapkan guru selalu berupaya meningkatkan proses pembelajaran dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Page 5: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas

sekolah melalui pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya dalam

pembelajaran menulis puisi.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan peneliti dapat menjadi lebih termotivasi dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan dan menjadikan penelitian ini pengalaman

bermanfaat.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 60) ―Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.‖ Variabel dalam penelitian ini

dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2009: 61) ―Variabel bebas adalah stimulus atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan.‖

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament.

b. Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2009: 61) ―Variabel terikat adalah akibat atau tidak bebas

yang dipengaruhi variabel bebas dan menjadi akibat terjadinya suatu perubahan.‖

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis puisi.

2. Definisi Operasional

Menurut Anggoro (2007: 1.29), ―Definisi operasional merupakan variabel yang

telah didefinisikan dengan menggunakan definisi-definisi sederhana dan mudah

dipahami sehingga tidak menimbulkan salah tafsir bagi orang lain yang mungkin

akan menggunakan variabel tersebut untuk penelitian lebih lanjut.‖ Definisi

operasional dalam penelitian ini yaitu:

a. Kemampuan Menulis Puisi

Kemampuan menulis puisi adalah suatu kecakapan seseorang dalam

mengekspresikan pikiran dan perasaan yang dituangkan ke dalam bahasa tulis

sehingga hasilnya dapat dinikmati dan dipahami orang lain. Puisi adalah bentuk

karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif

dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengkonsentrasian struktur fisik dan srtuktur batin.

b. Model Pembelajaran Koooperatif Tipe Teams Games Tournament

Menurut Lie (2008: 12) ―Model pembelajaran kooperatif atau disebut juga

dengan pembelajaran gotong-royong merupakan sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas

yang terstruktur.‖ Model kooperatif dalam penelitian ini ditekankan untuk lebih

memudahkan siswa agar dapat bekerjasama dan berpikir bersama.

Teams Games Tournament merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif untuk membantu siswa mereview dan menguasai materi pelajaran.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam Teams Games

Tournament memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping

menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan

keterlibatan belajar.

Page 6: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

BAB II

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

A. Kemampuan Menulis

1. Pengertian Kemampuan Menulis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005: 623) kemampuan adalah

kesanggupan; kecakapan; kekuatan; berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Menurut

Ambarjaya (2012: 17) kemampuan peserta didik (student abilities: adalah segala

potensi dan kecakapan yang dimiliki peserta didik, baik dalam segi kognitif, sosial,

afektif maupun psikomotor. Dengan demikian kemampuan merupakan suatu potensi

yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan

keterampilan khusus.

Menulis merupakan bentuk komunikasi secara tidak langsung, melalui tulisanlah

ide/gagasan dan perasaan seseorang diungkapkan karena menulis merupakan satu

diantara keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif. Tarigan (2008: 4)

mengemukakan bahwa:

Menulis dipergunakan, melaporkan atau memberitahukan, dan memengaruhi;

dan maksud serta tujuan seperti hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-

orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakan dengan jelas,

kejelasan itu tergantung pikiran organisasi, pemakaian kata-kata, struktur

kalimat.

Tarigan (2008: 22) menambahkan bahwa, ―Menulis adalah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang sehinggga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami

bahasa dan gambaran grafik itu.‖ Selanjutnya Zainurrahman (2011: 4) mengemukakan

pendapatnya bahwa, ―Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.‖

Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan

sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis

adalah upaya sesesorang dalam mengekspresikan hasil pikiran dan perasaannya yang

ingin dikomunikasikan kepada orang lain secara tidak langsung yang disampaikan

melalui simbol-simbol bahasa tulis yang tertata dan mudah dipahami serta mempunyai

arti. Menulis memiliki tujuan untuk menjadikan siswa terampil dalam menulis agar

dapat menuangkan ide/gagasan dalam bentuk tulisan yang dikomunikasikan kepada

pembaca. Kegiatan menulis bukan merupakan suatu bakat akan tetapi memerlukan

proses latihan yang secara berkesinambungan.

2. Tujuan dan Manfaat Menulis

Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Tarigan (2008: 24)

mengemukakan setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan;tetapi karena tujuan

itu sangat beraneka ragam, bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya

memperhatikan kategori di bawah ini:

a. Memberitahukan atau mengajar;

b. Meyakinkan atau mendesak;

c. Menghibur atau menyenangkan;

Page 7: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

d. Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.

Sehubungan dengan tujuan penulisan suatu tulisan, Hugo Hartig dalam Tarigan

(2008: 25) merangkumnya sebagai berikut:

a. Tujuan Penugasan

Penulis memilih sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya

para siswa yang diberi tugas merangkum buku).

b. Tujuan Altruistik

Penulis bertujuan menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan para

pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, ingin membuat hidup para

pembaca lebih menyenangkan dengan karyanya.

c. Tujuan Persuasif

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang

diutarakan.

d. Tujuan Informasional/Penerangan

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada

para pembaca.

e. Tujuan Pernyataan Diri

Tujuan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang

kepada para pembaca.

f. Tujuan Kreatif

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

g. Tujuan Pemecahan Masalah

Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat

pikiran dan gagasannya agar dapat an diterima pembaca.

Seorang penulis dalam menulis harus memiliki kemampuan menyerap, mencari,

dan menguasai informasi yang berhubungan dengan topik tulisan sehingga dengan

wawasan itu pembaca menjadi ketagihan membaca tulisannya karena pembaca merasa

puas. Hal itulah yang menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sangat

sulit sehingga orang atau siswa kurang berminat untuk dapat menulis dengan baik dan

benar. Tarigan (2008: 24) mengemukakan manfaat menulis:

a. Menulis menyumbang kecerdasan;

b. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreatif;

c. Menulis menumbuhkan keberanian; dan

d. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan

tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah:

a. Maksud dan tujuan sang menulis (perubahan yang diharapkannya akan terjadi pada

diri pembaca).

b. Penulis atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan atau teman sang

penulis).

c. Waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya suatu

kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut perhatian langsung,

masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban dan

sebagainya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis

adalah dapat membantu untuk mengungkapkan kemampuan menulis,

mengembangkan daya imajinatif dan kreatif, dan menulis sangat membantu penulis

menjadi terbiasa berpikir sistematis serta berbahasa secara tertib dan teratur. Teratur

artinya mengikuti tata bahasa yang baku dan berlaku dalam bahasa Indonesia.

Page 8: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

B. Puisi

1. Pengertian Puisi

Menurut Kosasih (2012: 97) ―Puisi adalah bentuk karya sastra yang

menggunakan kata-kata indah dan kaya makna.‖ Keindahan sebuah puisi disebabkan

oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu. Adapun

kekayaan makna yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala

unsur bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan

sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun maknanya sangat kaya.

Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata konotatif yang mengandung banyak

penafsiran dan pengertian.

Tarigan (2011: 7) mengemukakan bahwa ―Puisi adalah ekspresi yang konkret

dan artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.‖ Puisi dapat

dirumuskan sebagai sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya

aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif,

emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan

sosialnya; yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu, sehingga puisi itu mampu

membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar-

pendengarnya.

Puisi adalah karya estetis yang memanfaatkan sarana bahasa yang khas. Puisi

sebagai sosok pribadi penyair atau ekspresi personal berarti puisi merupakan luapan

perasaan atau sebagai produk imajinasi penyair yang beroperasi pada persepsi-

persepsinya. Bahasa dalam puisi sebagai sosok pribadi penyair lebih difungsikan

untuk menggambarkan, membentuk dan mengekspresikan gagasan, perasaan,

pandangan dan sikap penyairnya. Dibandingkan dengan bentuk lain, puisi lebih

bersifat konotatif. Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini

disebabkan terjadinya pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di

dalam puisi. Puisi juga merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan

pengulangan suara sebagai ciri khasnya.

Samuel Taylor Colerige (Pradopo 2005: 6), mengemukakan ―Puisi itu kata-kata

terindah dalam susunan terindah.‖ Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan

disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan

unsur lain sangta erat hubungannya, dan sebagainya. Shelley (Pradopo 2005: 6),

mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam

hidup. Kata-kata adalah kata-kata itu sendiri, sehingga ia harus dibebaskan dari beban

makna maupun metafora. Setiap kata mengandung berbagai makna sehingga mampu

mewakili berbaris-baris kalimat yang hendak diungkapkan penulisnya. Hal ini pulalah

yang membuat penafsiran terhadap sebuah puisi menjadi bermacam-macam. Akan

tetapi, pada dasarnya karya sastra termasuk puisi memang multi interpretable. Karena,

pada hakekatnya, semua puisi adalah sama, yaitu menyampaikan sesuatu secara tidak

langsung. Semua puisi adalah ungkapan perasaan dan pemikiran penyairnya yang

ingin dikomunikasikan itu tidak lain adalah manusia, hidup, kemanusiaan, dan

kehidupan.

Berdasarkan beberapa definisi puisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

puisi meupakan bentuk ungkapan perasaan dan pemikiran pengarangnya dimana

pengarang memiliki hak penuh terhadap puisi tersebut, baik dari segi isi maupun

tipografinya. Sebuah puisi akan memunculkan karakternya sendiri, sebgaimana

karakter yang dimiliki pengarangnya.

2. Unsur-unsur Puisi

Page 9: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam (Waluyo

dalam Kosasih, 2012: 97). Penjelasan dari unsur-unsur puisi tersebut adalah sebagai

berikut.

a. Unsur Fisik Puisi

Unsur fisik meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Diksi (Pemilihan Kata)

Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan pemilihan yang sangat

cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik itu makna, susunan

bunyinya, maupun hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan

baitnya.

Kata-kata memiliki kedudukan yang sangat penting dalam puisi. Kata-kata

dalam puisi bersifat konotatif dan ada pula kata-kata yang berlambang. Makna

dari kata-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya

bersifat puitis, yang mempunyai efek keindahan. Bunyinya harus indah dan

memiliki kehaarmonisan dengan kata-kata lainnya. Contoh diksi dalam puisi

yaitu seperti pada puisi karya Iyan Sugyana berikut:

perahu kertas masih berlayar

mengalir, mengikuti alur air

meski ia sendiri tak pernah tahu

seberapa panjangkah perjalanan

yang musti ia tempuh

akankah ia sampai pada suatu tujuan

ataukah karena kerapuhannya

ia akan koyak bahkan lumat

oleh air yang membawanya

hingga ia pun tak pernah sempat

menyelesaikan perjalanannya

Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut secara kesinambungan memiliki

makna yang lebih dari satu yang mempunyai efek keindahan. Kata-katanya puisi

disertai bunyi yang indah dan hubungan kata-kata yang serasi antara kata yang

satu dengan kata yang lainnya.

1) Kata Konotasi

Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu

telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan

pengalaman, kesan, imajinasi, dan sebagainya. Contoh kata konotasi seperti

pada puisi ―Doa‖ karya Chairil Anwar berikut:

DOA

Tuhanku

Dalam termenung

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengingat Kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci

Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Page 10: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di Pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi tersebut terdapat pada

tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Kata-kata yang Bermakna Konotasi dalam Puisi “Doa” Karya Chairil

Anwar

KATA MAKNA DENOTASI MAKNA KONOTASI

termangu terdiam kekosongan jiwa

menyebut berucap berzikir

kerlip lilin cahaya lilin kesadaran yang tinggal

sedikit

hilang bentuk musnah, lenyap hilang kepercayaan diri,

bimbang

remuk hancur frustasi

mengetuk memukul sesuatu dengan

buku jari

mengharapkan

pertolongan

berpaling melihat ke samping

(ke arah lain)

lupa, munkar

Sumber: Kosasih (2012: 98)

2) Kata-kata Berlambang

Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun

kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas

dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka.

Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu. Rantai bermakna ‗persatuan

dan kesatuan Indonesia‘, padi kapas perlambang ‗kesejahteraan dan

kemakmuran‘, tunas kelapa berarti ‗anggota Pramuka yang diharapkan

menjadi generasi yang berguna bagi hidupnya bagi nusa dan bangsa‘.

2) Pengimajinasian

Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan

khayalan atau imajinasi. Dengan adanya imajinasi tersebut, pembaca seolah-

olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.

Dengan kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah:

1) Mendengar suara (imajinasi auditif),

2) Melihat benda-benda (imajinasi visual), dan

3) Meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).

Contoh pengimajinasian seperti contoh puisi ―Doa‖ karya Amir Hamzah

berikut:

Page 11: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Doa

Dengan apakah kubandingkan kita,

kekasihku?

Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama

meningkat naik, setelah menghalaukan panas

payah terik.

Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa

menayang pikir, membawa angan ke

bawah kursimu.

Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang

memasang lilinnya.

Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap

malam menyirak kelopak.

Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu,

penuhi dadaku dengan cayamu, biar bersinar

mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu!

Dalam puisi di atas didapati kata-kata berikut.

a) Senja samar, masa purnama meningkat naik, ke bawah kursimu, terang,

bagai bintang memasang lilinnya, kalbuku terbuka, bagai sedap malam

menyirak kelopak, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar; kata-kata

tersebut membangkitkan imajinasi melalui penglihatan.

b) Sepoi, panas payah terik, menghembus lemah, menyejuk badan; kata-kata

tersebut membangkitkan imajinasi melalui perabaan.

c) Gelakku rayu; membangkitkan imajinasi melalui pendengaran.

Dengan kata-kata itu, penyair bermaksud menggambarkan keadaan

dirinya ketika sedang berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Ia menggambarkan

dirinya lemah, namun berada dalam suasana tenteram. Melalui kata-kata itu pula

penyair menunjukkan keinginan agar Tuhan mengisi seluruh kalbunya. Tentang

besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan sang penyair akan Tuhannya, juga

dapat terbayangkan secara nyata melalui kata-kata itu.

3) Kata Konkret

Untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperkonkret

atau diperjelas. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca

seolah-olah melihat, mendengar atau merasa apa yang dilukiskan penyair.

Pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang

dilukiskan penyair. Contoh kata konkret dalam puisi seperti pada cuplikan puisi

―Gadis Peminta-minta‖ berikut:

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil

Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka

Tengadah padaku, pada bulan merah jambu

Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Angat aku ikut, gads kecil berkaleng kecil

Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok

Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan

Gembira dari kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara ketedral

Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal

Page 12: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Jiwa begitu murni, terlalu murni

Untuk bisa membagi dukaku

Untuk melukiskan gadis itu benar-benar seorang pengemis gembel,

penyair menggunakan kata-kata gadis kecil berkaleng kecil. Lukisan itu lebih

konkret daripada dengan begitu saja menggunakan gadis peminta-minta atau

gadis miskin. Untuk melukiskan tempat tidur pengap di bawah jembatan yang

hanya dapat untuk menelentangkan tubuh, penyair menulis pulang ke bawah

jembatan yang melulur sosok. Untuk memperkonkret dunia pengemis yang

penuh kemayaan, penyair menulis: Hidup dari kehidupan angan-angan yang

gemerlapan gembira dari kemayaan riang. Untuk memperkonkret gambaran

tentang martabat gadis itu yang sama tingginya dengan martabat manusia

lainnya, penyair menulis duniamu yang lebih tinggi, dari menara ketedral.

4) Bahasa Figuratif (Majas)

Majas ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu

dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain. Kosasih (2012: 104)

mengemukakan ―Majas adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk

menciptakan efek tertentu.‖ Dalam penggunaannya, majas diciptakan untuk

menimbulkan kesan imajinatif bagi penyimak atau pembicaranya. Misalnya,

untuk menggambarkan keadaan ombak, penyair menggunakan majas

personifikasi berikut.

Risik risau ombak memecah

di pantai landai

buih berderai

Penggunaan majas dalam puisi yang lazim digunakan oleh penyair

menurut Kosasih (2012: 104) diantaranya sebagai berikut.

a) Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda yang

ridak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Contohnya:

Hujan itu menari-nari di atas genting.

b) Majas litotes adalah ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan

tujuan merendahkan diri. Contohnya: Terimalah kado yang tidak berharga

ini sebagai tanda terima kasihku atau Mampirlah ke gubuk saya (Padahal

rumahnya besar dan mewah)

c) Majas hiperbola adalah pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan

sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal mencapai langit.

Contohnya: Kita berjuang sampai titik darah penghabisan.

d) Majas simile adalah pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang

dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan,

―umpama‖, ―ibarat‖, ―bak‖, ―bagai‖. Membandingkan suatu dengan keadaan

lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. Contohnya: Kau

umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk

cinta berkorban apa saja.

e) Majas metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda

dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.

Contohnya: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan

diri.

f) Majas Alegori adalah majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui

kiasan atau penggambaran. Contohnya: Perjalanan hidup manusia seperti

sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit

ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada

akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

Page 13: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

g) Majas Totum pro parte adalah pengungkapan keseluruhan objek padahal

yang dimaksud hanya sebagian. Contohnya: Indonesia bertanding volly

melawan Thailand.

h) Majas pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada

pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya

tidak diperlukan. Contohnya: Saya naik tangga ke atas.

i) Majas aliterasi adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang

sama. Contohnya: Keras-keras kena air lembut juga.

j) Majas paralelisme adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan

kata pada baris atau kalimat. Contohnya: Jika kamu minta, aku akan datang.

k) Majas antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang

berlawanan maknanya. Contohnya: Kaya miskin, tua muda, besar kecil,

smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.

l) Majas paradoks adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-

olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan

berbeda. Contohnya: Dia besar tetapi nyalinya kecil.

m) Majas sinisme adalah ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide

bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi). Contohnya:

Kamu kan sudah pintar? Mengapa harus bertanya kepadaku?

n) Majas satire adalah ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau

parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.

Ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Contohnya: Ya,

Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!

o) Majas ironi adalah sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya

dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut. Contohnya: Suaramu merdu

seperti kaset kusut.

p) Majas sarkasme adalah sSindiran langsung dan kasar. Adalah gaya bahasa

yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan. Contohnya:

Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat

masuk ke telinga.

5) Rima/Ritma

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang berselang, baik di

dalam larik puisi maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan. Dengan

adanya rima, suatu puisi menjadi indah. Makna yang ditimbulkannya pun lebih

kuat. Misalnya Dan angin mendesah/mengeluh mendesah.

Di samping rima, dikenal pula istilah ritma, yang diartikan sebagai

pengulangan kata, frase, atau kalimat dalam bait-bait puisi. Misalnya kata

mendesah yang terus digunakan secaar berulang. Contoh rima dan ritma dalam

puisi seperti pada contoh puisi ―Salju‖ berikut ini.

Ke manakah pergi

mencari matahari

ketika salju turun

pohon kehilangan daun

Ke manakah jalan

mencari lindungan

ketika tubuh kuyup

dan pintu tertutup

Ke manakah lari

mencari api

ketika bara hati

Page 14: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

padam tak berarti

Ke manakah pergi

Ke manakah pergi

selain mencuci diri

Pada contoh puisi tersebut, rima misalnya dapat dilihat adanya

pengulangan bunyi vokal (e) seperti tampak pada larik "ke manakah pergi".

Perulangan bunyi demikian disebut asonansi. Selain itu, juga dapat diamati

adanya perulangan bunyi konsonan (n) seperti nampak pada larik "pohon

kehilangan daun". Perulangan bunyi konsonan itu disebut aliterasi. Perulangan

bunyi seperti contoh tersebut berlaku di antara kata-kata dalam satu larik. Rima

itu disebut rima dalam.

Lebih lanjut, jika kita mengamati bait pertama puisi "Salju" tersebut,

tampak juga adanya paduan bunyi antara setiap akhir larik sehingga

menimbulkan pola persajakan vokal /i/ — vokal /i/ dengan konsonan /n/ —

konsonan /n/ seperti tampak pada bentuk . . . pergi/. . . matahari/. . . turun/. . .

daun. Rima demikian itu, yakni rima yang terdapat pada akhir larik puisi,

disebut rima akhir.

Pada contoh puisi tersebut juga dapat kita jumpai adanya ritma yaitu

pengulangan kata "ketika" di antara bait-bait. Ulangan kata demikian disebut

ritma identik.

6) Tata Wajah (Tipografi)

Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan

drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, melainkan membentuk bait.

Dalam puisi-puisi kontemporer seperti karya Sutardji Calzoum Bachri, tipografi

itu dipandang begitu penting sehingga menggeser kedudukan makna kata-kata.

.

1. Ciri-ciri Tipe Teams Games Tournament

Huda (2013: 197) mengemukakan ―Dalam TGT, siswa memperlajari materi di

ruang kelas. Setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari 3 orang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.‖ Komposisi ini dicatat dalam tabel khusus

(tabel turnamen), yang setiap minggunya harus diubah. Dalam TGT setiap anggota

ditugaskan untuk mempelajari materi terlebih dahulu bersama anggota timnya,

barulah mereka diuji secara individual melalui game akademik. Nilai yang diperoleh

dari game akan menentukan skor kelompok masing-masing.

Huda (2013: 198) mengemukakan karakteristik khusus yang menjadi ciri

Teams Games Tournament seperti pada prosedur TGT, turnament, dan scoring.

a. Prosedur TGT

Tim Studi (sering juga dikenal dengan Home Team)

Siswa memperdalam, mereview, dan mempelajari materi secara kooperatif dalam

tim ini. Penentuan kelompok dilakukan secara heterogen dengan langkah-langkah

berikut : 1) membuat daftar rangking akademik siswa; 2) membatasi jumlah

maksimal anggota setiap tim adalah 4 siswa; 3) menomori siswa mulai dari yang

paling atas misalnya, 1,2,3,4,5,6,7, dan seterusnya); dan 4) membuat tim heterogen

dan setara secara akademik, dan jika perlu keragaman itu dilakukan dari segi jenis

kelamin, etnis, agama dan sebagainnya. Tujuan dari Tim Studi ini adalah

membebankan tugas kepada setiap tim untuk mereview dengan format dan sheet

yang telah ditentukan.

b. Turmanen

Page 15: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Setelah membentuk tim, siswa mulai berkompetisi dalam turnamen.

Penentuan turnamen dilakukan secara homogen dengan langkah-langkah berikut:

1) menggunakan daftar rangking yang telah dibuat sebelumnya; 2) membentuk

kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 atau 4 siswa; 3)

menentukan setiap anggota dari masing-masing kelompok berdasarkan kesetaraan

kemampuan akademik, jadi ada turnamen yang khusus untuk kelompok-kelompok

yang terdiri dari siswa-siswa pandai, dan dan turnamen yang khusus untuk

kelompok-kelompok siswa yang lemah secara akademik.

Format yang diterapkan adalah : 1) memberikan kartu-kartu yang telah

dinomori (misalnya dari 1-30) kepada setiap kelompok; 2) memberi pertanyaan

pada setiap kartu sebelum dibagikan pada siswa; 3) membuat lembar jawaban yang

juga sudah dinomori; 4) membagikan sati amplop pada masing-masing tim yang

berisi kartu-kartu, lembar pertanyaan dan lembar jawaban; 5) menginstruksikan

siswa untuk membuka kartu; 6) menunjuk pemegang nomor tertinggi untuk

membacakan pertanyaan terlebih dahulu; 7) mengarahkan siswa pertama untuk

mengambil sebuah kartu dari amplop dan membacakan nomornya, lalu siswa

kedua (yang memiliki lembar pertanyaan) membaca pertanyaan dengan keras, lalu

siswa pertama menjawab pertanyaan etrsebut, kemudian siswa ketiga (yang

memiliki lembar jawaban) menginformasi apakah jawabannya benar atau salah; 8)

menggunakan aturan jika jawaban benar, maka siswa pertama mengambil kartu itu,

namun jika jawabannya salah, maka siswa kedua dapat membantu menjawabnya.

Jika benar, kartu tetap mereka pegang. Namun, jika tetap salah, kartu itu harus

dibuang.

c. Scoring

Scoring dilakukan untuk semua tabel turnamen. Setiap pe,ain bisa

menyumbangkan 2 hingga 6 poin kepada Tim Studinya masing-masing. Poin Tim

Studi akan ditotal secara keseluruhan.

Dengan demikian, dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh yang merupakan karakteristik dari TGT,

yaitu:

a. Mengajar (Teach)

Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas

atau kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.

b. Belajar Kelompok (Team Study)

Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan

kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah guru

menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen

menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah

bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok

yang salah dalam menjawab.

c. Permainan (Game Tournament)

Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing-masing kelompok

yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua

anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan

kelompok.

d. Penghargaan kelompok (Team Recognition)

Page 16: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang

diperoleh oleh kelompok dari permainan.

2. Langkah-langkah Tipe Teams Games Tournament

Menurut Slavin (2009: 166-167) langkah-langkah model TGT terdiri dari 5

langkah tahapan yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam

kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan

kelompok (team recognition). Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan tahapan-

tahapan dalam model pembelaran TGT sebagai berikut:

a. Presentasi di kelas

Penyajian materi dalam TGT diperkenalkan melalui presentasi kelas.

Presentasi kelas dilakukan oleh guru pada saat awal pembelajaran. Guru

menyampaikan materi kepada siswa terlebih dahulu yang biasanya dilakukan

dengan pengajaran langsung melalui ceramah. Selain menyajikan materi, pada

tahap ini guru juga menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus

dilakukan siswa, serta memberikan motivasi.

Pada saat penyajian materi, siswa harus benar-benar memperhatikan serta

berusaha untuk memahami materi sebaik mungkin, karena akan membantu siswa

bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok, game dan saat turnamen akademik.

Selain itu, siswa dituntut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran seperti

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan yang diajukan, dan

mempresentasikan jawaban di depan kelas.

b. Tim/kelompok

Setelah penyajian materi oleh guru, siswa kemudian berkumpul berdasarkan

kelompok yang sudah dibagi guru. Setiap tim atau kelompok terdiri dari 3 sampai 5

siswa yang anggotanya heterogen. Dalam kelompoknya siswa berusaha mendalami

materi yang telah diberikan guru agar dapat bekerja dengan baik dan optimal saat

turnamen.

Guru kemudian memberikan LKS untuk dikerjakan. Siswa lalu mencocokkan

jawabannya dengan jawaban teman sekelompok. Bila ada siswa yang mengajukan

pertanyaan, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjawab dan

menjelaskan pertanyaan tersebut. Apabila teman sekelompoknya tidak ada yang

bisa menjawabnya, maka pertanyaan tersebut bisa diajukan kepada guru.

Belajar dalam kelompok sangat bermanfaat, karena dapat mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial memupuk keterampilan kerja sama

siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud adalah berbagi tugas dengan anggota

kelompoknya, saling bekerja sama, aktif bertanya, menjelaskan dan

mengemukakan ide, menanggapi jawaban/pertanyaan dari teman, dan sebagainya.

c. Game (Permainan)

Apabila siswa telah selesai mengerjakan LKS bersama anggota

kelompoknya, tugas siswa selanjutnya adalah melakukan game. Game dimainkan

oleh perwakilan dari tiap-tiap kelompok pada meja yang telah dipersiapkan. Di

meja tersebut terdapat kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor

pertanyaan-pertanyaan pada lembar permainan yang harus dikerjakan peserta.

Siswa yang tidak bermain juga berkewajiban mengerjakan soal-soal game beserta

teman sekelompoknya.

d. Tournament (Turnamen)

Turnamen biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau akhir subbab. Turnamen

diikuti oleh semua siswa. Tiap-tiap siswa akan ditempatkan di meja turnamen

dengan siswa dari kelompok lain yang kemampuan akademiknya setara. Jadi,

Page 17: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

dalam satu meja turnamen akan diisi oleh siswa-siswa homogen (kemampuan

setara) yang berasal dari kelompok yang berbeda.

Meja turnamen diurutkan dari tingkatan kemampuan tinggi ke rendah. Meja

1 untuk siswa dengan kemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa dengan kemampuan

sedang. Meja 3 untuk siswa dengan kemampuan di bawah siswa-siswa di meja 2,

dan seterusnya. Di meja turnamen tersebut siswa akan bertanding menjawab soal-

soal yang disediakan mewakili kelompoknya.

Soal-soal turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar semua siswa dari

semua tingkat kemampuan dapat menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Jadi,

guru membuat kartu soal yang sulit untuk siswa pintar, dan kartu dengan soal yang

lebih mudah untuk anak yang kurang.

Siswa yang mendapat skor tertinggi akan naik ke meja yang setingkat lebih

tinggi. Siswa yang mendapatkan peringkat kedua bertahan pada meja yang sama,

sedangkan siswa dengan peringkat-peringkat di bawahnya akan turun ke meja yang

yang tingkatannya lebih rendah.

Setelah siswa ditempatkan dalam meja turnamen, maka turnamen dimulai

dengan memperhatikan aturan-aturannya. Aturan-aturan turnamen TGT yaitu:

1) Cara memulai permainan

Untuk memulai permainan, terlebih dahulu ditentukan pembaca pertama.

Cara menentukan siswa yang menjadi pembaca pertama adalah dengan menarik

kartu bernomor. Siswa yang menarik nomor tertinggi adalah pembaca pertama.

2) Kocok dan ambil kartu bernomor dan carilah soal yang berhubungan dengan

nomor tersebut pada lembar permainan

Setelah pembaca pertama ditentukan, pembaca pertama kemudian

mengocok kartu dan mengambil kartu yang teratas. Pembaca pertama lalu

membacakan soal yang berhubungan dengan nomor yang ada pada kartu.

Setelah itu, semua siswa harus mengerjakan soal tersebut agar mereka siap

ditantang. Setelah si pembaca memberikan jawabannya, maka penantang I

(siswa yang berada di sebelah kirinya) berhak untuk menantang jawaban

pembaca atau melewatinya.

3) Tantang atau lewati

Apabila penantang I berniat menantang jawaban pembaca, maka

penantang I memberikan jawaban yang berbeda dengan jawaban pembaca. Jika

penantang I melewatinya, penantang II boleh menantang atau melewatinya

pula. Begitu seterusnya sampai semua penantang menentukan akan menantang

atau melewati.

Apabila semua penentang sudah menantang atau melewati, penantang II

memeriksa lembar jawaban dan mencocokkannya dengan jawaban pembaca

serta penantang. Siapapun yang jawabannya benar berhak menyimpan kartunya.

Jika jawaban pembaca salah maka tidak dikenakan sanksi, tetapi bila jawaban

penantang salah maka penantang mendapatkan sanksi. Sanksi tersebut adalah

dengan mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya (jika ada).

4) Memulai putaran selanjutnya

Untuk memulai putaran selanjutnya, semua posisi bergeser satu posisi

kekiri. Siswa yang tadinya menjadi penantang I berganti posisi menjadi

pembaca, penantang II menjadi penantang I, dan pembaca menjadi penantang

yang terakhir. Setelah itu, turnamen berlanjut sampai kartu habis atau sampai

waktu yang ditentukan guru.

Page 18: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

5) Perhitungan poin

Apabila turnamen telah berakhir, siswa mencatat nomor yang telah

meraka menangkan pada lembar skor permainan. Pemberian poin turnamen

selanjutnya dilakukan oleh guru. Selanjutnya, poin-poin tersebut dipindahkan ke

lembar rangkuman tim untuk dihitung rerata skor kelompoknya. Untuk

menghitung rerata skor kelompok adalah dengan menambahkan skor seluruh

anggota tim kemudian dibagi dengan jumlah anggota tim yang bersangkutan.

Bila skor dasar dalam hal ini skor rata-rata nilai sebelum kuis/kerja tim =

x dan nilai kuis/kerja tim = y maka kriteria penyekoranya untuk kerja tim adalah

sebagai berikut:

y < (x-10) Skornya 5

(x-10) < y < x Skornya 10

x < y < (x + 10) Skornya 20

(x+10) < y Skornya 30

y berharga maksimum Skornya 30

Kalau misalnya dalam pembelajaran dilakukan 3 games maka setelah

kegiatan/games 3 selesai kartu benar yang dikumpulkan anggota kelompok

dijumlahkan dan dimasukkan dalam kolom total. Untuk mengisi kolom poin

turnamen dipakai aturan sebagai berikut:

Jumlah total yang terkecil diberi poin 20

Yang menengah diberi poin 40 dan

Yang terbesar diberi poin 60 (Slavin, 1995)

e. Rekognisi tim (penghargaan tim)

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rerata skor kelompok.

Penghargaan kelompok diberikan sesuai kriteria berikut:

Tabel 2.2

KriteriaPenghargaan Tim

Kriteria (rata-rata tim) Penghargaan

40

45

50

Tim baik

Tim sangat baik

Tim super

(Sumber: Slavin, 2009: 175)

1. Tahap Implementasi

a. Kegiatan Guru

1) Apersepsi; bertanya jawab tentang proses penyusunan puisi yang pernah

dialami atau dikenal siswa;

2) Memotivasi peserta didik bahwa menulis puisi itu mudah;

3) Presentasi kelas yaitu penyajian materi yang dilakukan di awal pembelajaran

disertai penyampaian tujuan pembelajaran berkaitan dengan puisi yaitu dari

pengertian, ciri, jenis, dan unsur puisi;

4) Pembagian tim secara heterogen yang berdasarkan tingkat kemampuan siswa

yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah kemudian siswa bergabung di

kelompok;

5) Menyajikan media kartu kata dan menjelaskan cara menulis puisi dengan

memberikan contoh mendata puisi berdasarkan kata yang terdapat dalam kartu

kata;

6) Memberikan tugas yang akan dibahas bersama kelompok dengan membagikan

kartu kata dan kelompok mengerjakan tugas tersebut dengan saling bertanya

jawab, apabila mengalami kesulitan dapat bertanya pada guru;

Page 19: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

7) Membimbing dan mengarahkan siswa saat melaksanakan games tournament;

8) Guru dapat memberikan penghargaan berupa reward (hadiah) atau pujian dan

motivasi;

9) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat terhadap keberhasilan peserta didik;

10) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dan

meluruskan kesalahan pemahaman;

11) Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau simpulan

pelajaran;

12) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

b. Kegiatan Siswa

1) Mendengarkan penyajian materi berkaitan dengan puisi yaitu dari pengertian,

ciri, jenis, dan unsur puisi;

2) Bergabung dengan tim secara heterogen yang berdasarkan tingkat kemampuan

siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah;

3) Memperhatikan penyajian media kartu kata dan penjelasan cara menulis puisi

berdasarkan kata yang terdapat dalam kartu kata;

4) Menerima tugas yang dan membahas bersama kelompok dengan saling

bertanya jawab, apabila mengalami kesulitan dapat bertanya pada guru;

5) Games atau permainan yang dimainkan di atas meja turnamen dengan jumlah

siswa yang masing-masing mewakili tim yang berbeda untuk setiap meja;

6) Turnamen yaitu berlangsungnya games yang dipersiapkan. Pembentukan

turnamen ini berdasarkan prestasi siswa sebelumnya secara homogen,

misalnya tiga siswa berprestasi tinggi berada pada meja turnamen 1, tiga siswa

yang berprestasi sedang berada pada meja turnamen 2, dan tiga siswa yang

berprestasi rendah berada pada meja turnamen 3;

7) Siswa melakukan turnament dengan mendata pilihan kata yang sesuai untuk

selanjutnya dideskripsikan berdasarkan kata yang ada di kartu kata dan setiap

anggota turnament berkompeten menyumbangkan idenya;

8) Siswa kembali ke tim asal untuk mendeskripsikan kata yang terdapat dalam

kartu kata menjadi larik puisi yang menarik dengan pilihan kata yang sesuai;

9) Penghargaan tim berdasarkan rata-rata skor tim yang telah dihitung melalui

poin turnamen.

2. Penilaian Pembelajaran Menulis Puisi

Menurut Effendi (2007: 1.4) penilaian adalah usaha sadar menentukan kadar

keberhasilan atau keindahan suatu karya sastra. Nurgiyantoro (2012: 5)

mengemukakan bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengukur kadar

pencapaian tujuan. Dengan demikian, penilaian adalah proses untuk mengetahui atau

menguji apakah suatu kegiatan atau suatu proses kegiatan dan sebuah program telah

sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dengan kata lain kadar pencapaian ujuan

belum dapat diketahui apabila belum diadakan penilaian.

Salah satu penilaian tersebut adalah portofolio yang merupakan koleksi atau

kumpulan rekaman berbagai keterampilan, ide, minat, dan keberhasilan siswa selama

jangka waktu tertentu. Portofolio dapat memberikan gambaran perkembangan

kompetensi siswa dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, karya atau tagihan siswa dapat

dikoleksi dalam satu file secara kronologis. Dengan demikian, portofolio dapat

bermanfaat bagi siswa untuk melakukan penilaian diri (self assesment) untuk melihat

kelemahan dan kekurangannya.

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan pedoman penilaian menulis

puisi dengan menggunakan acuan dari buku Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Page 20: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Kompetensi (Nurgiyantoro, 2012: 58), yang telah dimodifikasi. Penialaian dalam

puisi ini memiliki keterbatasan pada aspek yang di nilai dan pemberian skor. Penilaian

di sesuaikan dengan kemampuan siswa tingkat SMP khusunya kelas VIII. Penilaian

ini bertujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan menulis puisi siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 Ketungau Tengah. Pedoman penilaian menulis puisi siswa dapat dilihat

dari tabel berikut:

Tabel 2.3

KriteriaPenilaian Hasil Pembelajaran Menulis Puisi No Aspek yang

Dinilai

Skor Kategori Deskriptor

1 Diksi 25

20

15

10

Sangat Tepat

Tepat

Kurang Tepat

Tidak Tepat

Jika menggunakan kata-kata yang tepat

dan sesuai dengan situasi yang dihadapi

Jika menggunakan kata-kata tepat dan

cukup sesuai dengan situasi yang dihadapi

Jika menggunakan kata-kata yang cukup

tepat tetapi kurang sesuai dengan situasi

yang dihadapi

Jika menggunakan kata-kata kurang tepat

dan kurang sesuai dengan situasi yang

dihadapi

2 Gaya Bahasa 25

20

15

10

Sangat Tepat

Tepat

Kurang Tepat

Tidak Tepat

Jika menggunakan majas yang menarik

dan citraan yang bervariatif

Jika penggunaan majas menarik dan

citraan cukup bervariatif

Jika penggunaan majas cukup menarik

dan citraan kurang bervariatif

Jika penggunaan majas kurang menarik

dan citraan kurang bervariatif

3 Kesesuaian

judul dan tema

dengan isi

puisi

25

20

15

10

Sangat Tepat

Tepat

Kurang Tepat

Tidak Tepat

Jika antara judul, tema, dan isi puisi

terdapat keseuaian

Jika antara judul, tema, dan isi puisi

cukup sesuai

Jika antara judul, tema, dan isi puisi

kurang sesuai

Jika antara judul, tema, dan isi puisi

kurang sesuai

4 Makna 25

20

15

10

Sangat Tepat

Tepat

Kurang Tepat

Tidak Tepat

Jika isi puisi terangkai dengan baik dan

tercipta makna yang dipahami

Jika isi puisi terangkai dengan cukup baik

dan makna dapat dipahami

Jika isi puisi terangkai dengan kurang

baik dan makna agak kabur

Jika isi puisi terangkai dengan kurang

baik dan makna sulit dipahami

Skor Maksimal 100

Sumber: Nurgiyantoro (2012: 482)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Page 21: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

A. Metode dan Bentuk Penelitian

1. Metode Penelitian

Menurut Anggoro (2007: 1.1) ―Metode penelitian adalah cara atau upaya yang

digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data atau informasi secara

sistematis sehingga menghasilkan kesimpulan yang sah.‖ Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sukmadinata (2010: 72) ―Penelitian

deskriptif adalah suatu bentuk penelitian untuk mendekripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada.‖ Data kualitatif disajikan dalam

bentuk pernyataan kata-kata atau gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan dalam

bentuk penjelasan dengan kata-kata atau tulisan (Sukmadinata, 2010: 94).

Penulis memilih penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena

dalam penelitian ini penulis akan mendeskripsikan keadaan mengenai kemampuan

menulis puisi dengan menggunakan model koperatif tipe Teams Games Tournament.

Dari pengumpulan data mengenai proses pembelajaran, kemampuan, dan respon

akan diperoleh data kualitatif yaitu gambaran secara umum mengenai pelaksanaan,

hasil dan respon. Data tersebut pada lembar observasi, hasil tes, dan hasil wawancara.

2. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2012:

12) mendefinisikan ―Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang

dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik

pembelajaran.‖ Sedangkan menurut Asrori (2007: 6), ―PTK merupakan suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk

memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih

berkualitas.‖ Adelman (Sukmadinata, 2010: 142) ―Penelitian tindakan merupakan

suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan berpikir

reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan dalam mengatasi kesulitan-

kesulitan dalam kegiatannya.‖

Penulis menggunakan bentuk PTK karena penelitian tindakan kelas bertujuan

untuk menjawab permasalahan yang terdapat di dalam kelas tersebut dengan

melakukan sebuah tindakan kelas. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas,

penulis akan terjun langsung dalam suasana pembelajaran yang sesungguhnya,

sehingga dapat memahami segala kemungkinan yang akan terjadi di kelas.

Untuk lebih jelasnya mengenai tahap-tahap penelitian ini dapat peneliti

jelaskan sebagai berikut.

a. Siklus I

1) Perencanaan (planning)

Tahap perencanaan terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut:

a) Melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengetahui kondisi awal

dan keadaan kelas penelitian,

b) Menyusun silabus dan rencana pembelajaran (RPP),

c) Menyusun instrumen berupa lembar amatan guru dan siswa, lembar tes

dan kriteria penilaian serta lembar wawancara, dan

d) Menyusun skenario pembelajaran dan mempersiapkan prosedur

penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament.

2) Pelaksanaan (action) atau Skenario Pembelajaran

Tahap ini merupakan penerapan dari tahap perencanaan yang sesuai

dengan skenario atau rencana pembelajaran.

a) Pendahuluan

Page 22: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

1) Apersepsi; bertanya jawab tentang proses penyusunan puisi yang

pernah dialami atau dikenal siswa;

2) Memotivasi peserta didik bahwa menulis puisi itu mudah;

3. Kegiatan Inti

1) Presentasi kelas yaitu penyajian materi yang dilakukan di awal

pembelajaran disertai penyampaian tujuan pembelajaran berkaitan

dengan puisi;

2) Pembagian tim secara heterogen yang berdasarkan tingkat

kemampuan siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah

kemudian siswa bergabung di kelompok;

3) Menyajikan media kartu kata dan menjelaskan cara menulis puisi

dengan memberikan contoh mendata puisi berdasarkan kata yang

terdapat dalam kartu kata;

4) Memberikan tugas yang akan dibahas bersama kelompok dengan

membagikan kartu kata dan kelompok mengerjakan tugas tersebut

dengan saling bertanya jawab, apabila mengalami kesulitan dapat

bertanya pada guru;

5) Games atau permainan yang dimainkan di atas meja turnamen dengan

jumlah siswa yang masing-masing mewakili tim yang berbeda untuk

setiap meja.

6) Turnamen yaitu berlangsungnya games yang dipersiapkan.

Pembentukan turnamen ini berdasarkan prestasi siswa sebelumnya

secara homogen, misalnya tiga siswa berprestasi tinggi berada pada

meja turnamen 1, tiga siswa yang berprestasi sedang berada pada

meja turnamen 2, dan tiga siswa yang berprestasi rendah berada pada

meja turnamen 3.

7) Siswa melakukan turnament dengan mendata pilihan kata yang sesuai

untuk selanjutnya dideskripsikan berdasarkan kata yang ada di kartu

kata dan setiap anggota turnament berkompeten menyumbangkan

idenya;

8) Siswa kembali ke tim asal untuk mendeskripsikan kata yang terdapat

dalam kartu kata menjadi larik puisi yang menarik dengan pilihan

kata yang sesuai;

9) Perhitungan poin yang diperoleh siswa selama mengikuti turnamen

yaitu perolehan skor dijumlahkan setiap hasil anggota timnya dan

dibagi dengan jumlah anggota tim;

10) Penghargaan tim berdasarkan rata-rata skor tim yang telah dihitung

melalui poin turnamen. Guru dapat memberikan penghargaan

berupa reward (hadiah) atau pujian dan motivasi.

11) Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap

keberhasilan peserta didik;

12) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

dan meluruskan kesalahan pemahaman.

4. Kegiatan Penutup

1) Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau

simpulan pelajaran;

2) Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran.

3) Pengamatan (observing)

a) Pengamatan tindakan fokus pada mengamati dua tahap yaitu menulis

puisi menggunakan tipe Teams Games Tournament dan keaktifan

Page 23: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

bekerjasama dengan model kooperatif saat pembelajaran oleh siswa

sesuai skenario pembelajaran,

b) Pengamatan juga terarah melihat kemampuan guru menerapkan langkah-

langkah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament,

c) Mengamati respon dan tanggapan siswa terhadap kegiatan menulis puisi

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament, dan

d) Mengamati rancangan tindakan dan pelaksanaan tindakannya pada setiap

siklus, melihat hambatan dan kemajuan belajar atau kemampuan menulis

puisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams

Games Tournament.

4) Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan

persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Tahapan ini adalah tahapan

untuk menguji dan memproses data yang diperoleh pada saat dilakukan

observasi tindakan. Kegiatan yang dilakukan pada saat refleksi adalah

sebagai berikut:

a) Melakukan evaluasi tindakan dalam pembelajaran,

b) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tindakan dan

skenario pembelajaran yang telah dilakukan,

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Menurut Arikunto (2012: 46) ―Subjek penelitian adalah sesuatu baik itu benda

maupun orang yang diteliti sebagai sumber data penelitian.‖ Subjek penelitian ini

dipilih satu kelas saja, sebab merupakan sebuah penelitian tindakan kelas. Jadi,

subjek penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A

SMP Negeri 1 Ketungau Tengah dan Guru Bahasa Indonesia kelas VIII A. Alasan

pemilihan subjek penelitian ini adalah bahwa pada kelas VIII A adalah kelas yang

bermasalah dalam menulis puisi. Hal tersebut diperoleh dari hasil wawancara

dengan guru bidang studi. Kemudian dipertimbangkan, nilai rata-rata siswa kelas

VIII A paling rendah diantara semua kelas VIII, sehingga kelas VIII A dipilih

sebagai subjek penelitian yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan

17 siswa perempuan.

2. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 38), ―Pengertian objek penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.‖ Objek penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

variabel bebas dan variabel terikat yaitu kemampuan menulis puisi dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Page 24: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Sugiyono (2009: 193) mengemukakan ―Pengumpulan data berkenaan dengan

ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.‖ Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya.

Nurgiyantoro (2012: 93) mengemukakan ―Observasi merupakan cara untuk

mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan

terencana.‖ Objek yang dimaksud dapat berwujud orang (peserta didik),

kegiatan, keadaan, benda, dan lain-lain. Observasi dilaksanakan pada saat

proses pembelajaran berlangsung untuk melihat penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam upaya

meningkatkan kemampuan menulis puisi. Observasi juga dilakukan untuk

melihat aktivitas siswa selama pembelajaran yaitu melihat ketertarikan,

antusiasme dan seberapa jauh bisa membantu siswa untuk lebih mudah menulis

puisi.

b. Teknik Pengukuran

Teknik pengukuran adalah teknik pengumpulan data untuk menguji

subjek untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik dengan

menggunakan butir-butir soal atau instrumen soal. Nurgiyantoro (2012: 105)

mengemukakan ―Tes merupakan pengumpulan informasi yang dilakukan lewat

pemberian seperangkat tugas, latihan atau pertanyaan yang harus dikerjakan

oleh peserta didik yang sedang dites.‖ Tes ini berupa tes tertulis dalam bentuk

hasil kerja siswa menulis puisi. Adapun teknik ini digunakan untuk mengetahui

perubahan hasil pembelajaran siswa. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti

dalam pengambilan data ini dengan menyiapkan bahan tes, pedoman penilaian,

serta mengolah data dari hasil kegiatan tersebut. Tes digunakan untuk mengukur

sejauh mana hasil belajar siswa menulis puisi dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.

2. Alat Pengumpulan Data Sugiyono (2009: 305) menyatakan bahwa ―Instrumen penelitian adalah ―alat

yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yang telah teruji validitas dan

reliabilitasnya.‖ Adapun alat pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mendeskripsikan serangkaian kejadian

penting yang akan diamati selama proses tindakan kelas. Anggoro (2007: 5.20)

mengemukakan ―Format obervasi berupa check list berisikan serangkaian daftar

kejadian penting yang akan diamati.‖ Aktivitas siswa diukur dengan

menggunakan skala Guttman. Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk

jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya Yakin – tidak yakin,

ya – tidak, setuju – tidak setuju, dan lain sebagainya. Skala Guttman dapat

dibuat dalam bentuk check list.

Pada lembar observasi ini peneliti fokuskan pada pelaksanaan penggunaan

model pembelajaran koopetaif tipe Teams Games Tournament dalam

pembelajaran menulis puisi selama proses belajar berlangsung. Ketika

pengamatan berlangsung, peneliti secara objektif memilih dengan cepat dan

memberi tanda cek pada daftar kejadian. Disediakan pula kolom-kolom kososng

untuk menuliskan komentar yang dipandang perlu atau untuk menambah

kejadian penting yang belum ada dalam daftar.

Page 25: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

b. Lembar Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat penyerapan materi yang

diajarkan pada siswa. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes essay atau tes uraian

menulis puisi. Sukmadinata (2010: 223) mengemukakan ―Tes uraian adalah

butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau

pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran

peserta tes.‖ Butir soal tipe uraian hanya terdiri dari pertanyaan atau tugas

(kadang-kadang juga harus disertai dengan beberapa ketentuan dalam menjawab

soal tersebut), dan jawaban sepenuhnya harus dipirkan oleh peserta tes. Setiap

peserta tes dapat memilih, menghubungkan dan menyampaikan gagasannya

dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Dengan pengertian ini maka akan

segera kelihatan bahwa pemberian skor terhadap jawaban soal tidak dilakukan

secara objektif.

Kelebihan tes uraian dapat digunakan dengan baik untuk mengukur hasil belajar

yang kompleks. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran

kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan

sumber informasi ke dalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan

keterampilan pemecahan masalah. Integrasi buah pikiran itu membutuhkan

dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya. Sedangkan

kelemahannya adalah reliabilitas rendah. Artinya skor yang dicapai oleh peserta

tes tidak konsisten bila tes yang sama atau tes yang parallel diuji ulang beberapa

kali. Untuk menyelesaikan tes uraian dengan baik harus menyediakan waktu

cukup banyak.

D. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009: 335) ―Analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi‖. Proses ini dilakukan dengan cara mengorganisasikan data kedalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah teknik analisis

data model Miles dan Huberman. Menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2009: 337)

bahwa ―Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.‖

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada Gambar 3.2 .

Gambar 3.2

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

(Sugiyono, 2009: 338)

Penjelasan dari Gambar 3.2 adalah sebagai berikut.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan

Data

Display Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Page 26: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat atau merekam interaksi yang

terjadi selama proses pembelajaran menulis puisi atau pengumpulan hasil observasi

pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament..

2. Display Data/Penyajian Data

Melalui sajian ini, data yang sudah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa

bagian sesuai dengan jenis permasalahannya supaya mudah dimengerti. Data yang

ada dijabarkan dan ditafsirkan, kemudian diperbandingkan persamaan dan

perbedaannya. Berbagai macam data perlu dinarasikan memudahkan pemahaman

sehingga mudah untuk menarik kesimpulan. Data yang terkumpul kemudian

disajikan dalam bentuk narasi yang selanjutnya dideskripsikan.

Hasil data yang diperoleh dianalisis sebagai acuan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan semua yang terdapat dalam reduksi maupun sajian data. Dari setiap

siklus akan dikumpulkan data yang sifatnya kualitatif deskriptif seperti hasil

observasi dan lembar kerja siswa akan dicari persentase setiap siklus kemudian

menarik kesimpulan.

Cara menganalisis data yaitu dengan menghitung perolehan nilai siswa dan

persentase peningkatan hasil belajar siswa yaitu dengan rumus:

Nilai Akhir =

X%=

Keterangan:

X% = Persentase yang dicapai

∑n = Skor yang diperoleh

∑N = Jumlah Subjek (Ali, 2013: 184)

Setelah didapat data hasil perhitungan persentase maka dimasukkan pada skala

empat untuk mengetahui daya serap siswa seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

PenentuanKriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat

Interval Persentase Tingkat

Penguasaan Kategori Nilai Keterangan

86 – 100 A Baik sekali

76 – 85 B Baik

56 – 75 C Cukup

10 - 55 D Kurang

Sumber: (Nurgiyantoro, 2012: 253)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Page 27: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

1. Siklus I

a. Perencanaan Sebelum memberikan implementasi tindakan kepada siswa di kelas, peneliti

menyusun rencana pembelajaran. Pada siklus ini, peneliti dan guru akan melakukan

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya pembelajaran menulis puisi,

dengan menggunakan model Teams Games Tournament. Waktu pembelajaran dalam

satu kali pertemuan adalah 2 x 40 menit. Rencana tindakan yang dilakukan oleh

peneliti pada siklus pertama adalah sebagai berikut:

3) merancang pembelajaran dengan menggunakan model Teams Games Tournament

dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi. Mula-mula siswa diajak

berdiskusi tentang puisi dan unsur-unsurnya. Selanjutnya siswa diberikan materi

menulis puisi dengan memperkenalkan penggunaan model Teams Games

Tournament;

4) menyiapkan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat

pembelajaran yaitu kartu kata yang akan membantu siswa saat pelaksanaan games

tournament;

5) menyiapkan instrumen yang berupa kartu kata, lembar pedoman pengamatan,

lembar kerja siswa, dan lembar wawancara; dan

6) membagi tim siswa secara heterogen berdasarkan hasil belajar menulis puisi

sebelumnya yang telah dilakukan oleh guru bahasa dan sastra Indonesia.

b. Tindakan

1) Pertemuan Pertama

Penerapan model Teams Games Tournament dalam kegiatan pembelajaran

menulis puisi adalah pada kegiatan pendahuluan, peneliti memberikan apersepsi

dan motivasi yaitu siswa diajak berdiskusi tentang puisi dan unsur-unsur

pembentuknya. Kegiatan inti, peneliti memberikan presentasi kelas yaitu

menjelaskan langkah-langkah menulis puisi dengan menggunakan kartu kata.

Peneliti membagi tim siswa yang telah ditentukan sebelumnya. Peneliti

menjelaskan tahap-tahap menulis puisi dengan menggunakan kartu kata dimulai

dengan memahami kata kunci, kemudian mengaitkan kata kunci tersebut dengan

diksi yang menarik.

Tahap elaborasi peneliti memberikan tugas kepada setiap tim untuk menulis

puisi berdasarkan kartu kata yang dibagikan. Selanjutnya peneliti menjelaskan

langkah-langkah model Teams Games Tournament kepada siswa. Siswa

diarahkan untuk melakukan game turnamen bedasarkan tingkat kemampuan yang

homogen, artinya perwakilan setiap tim maju mengikuti turnamen berdasarkan

tingkat kemampuannya. Saat pelaksanaan turnamen ini, setiap perwakilan tim

asal diminta untuk mendeskripsikan kata kunci yang dipilih secara acak hingga

semua peserta turnamen mendapatkan bagian yang sama. Setelah menyelesaikan

turnamen, siswa diminta kembali ke tim asal untuk mendiskusikan puisi

berdasarkan hasil deskripsi kata kunci yang telah dibahas saat turnamen. Pada

tahap ini, peneliti menghitung poin yang diperoleh siswa selama turnamen yaitu

kemampuan siswa mendeskripsikan kata kunci dengan menarik akan diberikan

poin masing-maisng hingga mendapatkan penghargaan tim.

Peneliti mengkondisikan kelas untuk memberikan umpan balik berupa

tanya jawab dan meluruskan hal-hal yang belum dipahami siswa berdasarkan

hasil menulis puisi. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan memberikan

kesimpulan hasil pembelajaran menulis puisi pada hari itu dan jalannya tindakan

pembelajaran menggunakan model Teams Games Tournament. Selanjutnya di

Page 28: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

akhir pertemuan, peneliti menginformasikan tes individu menulis puisi pada

pertemuan berikutnya.

b. Refleksi

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat atau merekam interaksi

yang terjadi selama proses pembelajaran menulis puisi atau pengumpulan hasil

observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Data yang

dikumpulkan saat pelaksanaan proses pembelajaran adalah data catatan

lapangan. Data tes dikumpulkan saat evaluasi, dan data respon siswa

dikumpulkan saat melakukan wawancara pada akhir pelaksanaan siklus

penelitian.

2) Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi dan memilah data yang kurang

mendukung penelitian. Data yang dipakai adalah data yang mendukung untuk

menjawab masalah penelitian dipergunakan sesuai dengan fokus penelitian.

Masalah penelitian pertama berkaitan dengan penerapan model Teams Games

Tournament dalam pembelajaran menulis puisi, reduksi data ini yaitu berupa

data observasi yang digunakan untuk melihat kegiatan pengajaran guru pada

pelaksanaan siklus, serta aktivitas siswa pada proses pembelajaran dalam

penerapan model Teams Games Tournament pada pelaksanaan siklus.

Masalah penelitian kedua berkaitan dengan peningkatan kemampuan

siswa menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament, reduksi

data ini yaitu berupa data tes menulis puisi yang terdiri dari empat aspek

penilaian berupa aspek diksi (pilihan kata), aspek gaya bahasa, aspek kesesuaian

judul, tema, dan isi, serta aspek makna. Masalah penelitian ketiga berkaitan

dengan respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan model

Teams Games Tournament, reduksi data ini berupa data wawancara dari

responden yang dilakukan pada akhir siklus atau akhir pembelajaran dan

wawancara yang digunakan sebagai refleksi guru pada proses pengajaran pada

pelaksanaan siklus.

3) Penyajian Data

Pada penyajian data ini peneliti menyajikan data proses pembelajaran

yaitu berupa data observasi dan data hasil evaluasi pembelajaran menulis puisi

menggunakan model Teams Games Tournament berupa data tes.

Data observasi proses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan

model Teams Games Tournament pada siklus I dari catatan lapangan yang telah

diuraikan berdasarkan hasil observasi kegiatan guru dan siswa dalam proses

pembelajaran dapat diketahui guru sudah cukup baik menggunakan model

Teams Games Tournament dan siswa sudah menunjukkan keaktifannya dalam

pembelajaran menulis puisi. Siswa begitu semangat untuk mencoba

menggunakan model Teams Games Tournament dalam praktik menulis puisi

walaupun masih ada yang terlihat bingung. Hal ini disebabkan sebelumnya

siswa belum pernah menggunakan model tertentu dalam praktik menulis puisi.

Hasil tes siswa menulis puisi setelah mendapatkan implementasi tindakan

siklus I mendapatkan hasil yang cukup baik berdasarkan setiap aspek menulis

puisi. Perolehan semua aspek dalam puisi siswa, rata-rata hitung untuk aspek

diksi dalam puisi siswa di akhir siklus I mencapai 17,92 atau 71,68%. Rata-rata

hitung untuk aspek gaya bahasa dalam puisi siswa di akhir siklus I mencapai

15,42 atau 61,68%. Aspek kesesuaian judul, tema dan isi puisi siswa

Page 29: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

memperoleh rata-rata 18,75 atau 75%. Aspek makna dalam puisi siswa

mencapai skor rata-rata 13,75 atau 55%. Nilai rata-rata keseluruhan aspek yang

diamati dalam puisi siswa di akhir siklus I sebesar 65,83.

Aspek yang terlihat belum mampu dikuasai siswa dalam menulis puisi

adalah aspek makna dan gaya bahasa. Berdasarkan hasil kerja siswa menulis

puisi banyak ditemukan puisi yang kurang sesuai maknanya karena terlihat

siswa hanya menuliskan untaian diksi yang menurutnya menarik tetapi kurang

memperhatikan kekohesifan atau kepaduan antarlariknya. Misalkan saja di larik

pertama siswa menuliskan tentang suatu keadaan yang mengembirakan, namun

pada larik berikutnya tiba-tiba berubah menjadi suatu kesedihan yang

menguraikan air mata. Hal ini tentu bertentangan dan tidak dapat dipahami

makna yang ingin disampaikan sebenarnya tentang kegembiraan atau kesedihan.

Aspek gaya bahasa juga demikian halnya, banyak hasil kerja siswa yang

dirasa masih mengambang gaya bahasanya. Artinya tidak jelas gaya bahasa

membandingkan kata konkret yang digunakan karena isinya juga tidak jelas

mengarah pada tema yang ditulis. Imajinasi siswa terlihat masih kurang kreatif

yaitu belum dapat memunculkan khayalan bagi pembacanya. Hal ini

dikarenakan pemahaman siswa yang masih kurang dan kurang konsentrasinya

saat menulis puisi. Susunan kata yang siswa gunakan cenderung menggunakan

bahasa sehari-hari sehingga kurang terlihat adanya gaya bahasa khas puisi yang

menarik dengan menggunakan majas perumpamaan, perbandingan.

Pada aspek diksi dan aspek kesesuaian judul, tema, dan isi menulis puisi

terlihat sudah cukup mampu dikuasai oleh siswa. Pilihan kata yang digunakan

siswa terlihat cukup cermat artinya hanya beberapa siswa yang menggunakan

pemborosan kata karena kata yang satu sudah menjelaskan suatu maksud tetapi

kata berikutnya yang digunakan mempunyai maksud yang sama. Pada aspek

kesesuian judul, tema, dan isi terlihat sudah cukup dipahami siswa karena

mampu fokus pada tema yang ditulisnya hanya saja pada larik-lariknya terlihat

ada yang kurang padu. Namun secara umum isinya masih membahas tema yang

dimaksudkan. Dengan demikian, perolehan nilai akhir rata-rata kelas secara umum yang

diperoleh siswa pada siklus I ini berdasarkan hasil tes kelompok yaitu 71,67 dan

hasil tes individu 65,83 adalah 68,75 termasuk pada kategori cukup. Artinya siswa

sudah cukup mampu menulis puisi berdasarkan aspek menulis puisi. Namun

kelemahan yang masih terlihat pada siklus I ini yaitu pada penggunaan gaya

bahasa dan makna yang kurang diperhatikan oleh siswa karena siswa hanya

menuliskan apa yang terlintas di imajinasinya dengan pilihan kata yang sudah

cukup menarik tetapi kurang mencermati keterpaduan makna yang tercipta dan

gaya bahasa yang akan memudahkan pembaca untuk memahami puisinya

tersebut.

4) Kesimpulan

Dari reduksi data dan penyajian data peneliti menarik kesimpulan bahwa

dari data observasi dan data tes pada siklus I sudah cukup baik. Setelah

diadakan perlakuan tindakan dengan menggunakan model Teams Games

Tournament pada siklus I, hal-hal positif yang terjadi bahwa penggunaan model

Teams Games Tournament dalam kegiatan praktik menulis puisi dapat

memberikan kesenangan, memudahkan dan dapat mengatasi kendala-kendala

yang dihadapi siswa dalam praktik menulis puisi. Selain itu, siswa merasa

penggunaan model Teams Games Tournament ini sangat menarik dan dapat

menambah kemampuannya dalam menulis puisi karena menjadikan siswa lebih

Page 30: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

memahami tahap menulis puisi yang baik dari diskusi tim dan adanya turnamen

yang dapat melatih kemampuan siswa. Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi juga dapat dilihat dari

skor rata-rata hitung hasil kerja siswa menulis puisi setelah menggunakan model

Teams Games Tournament. Jumlah nilai rata-rata hitung yang dicapai siswa

sebelum menggunakan model Teams Games Tournament adalah 56,5 dan

setelah menggunakan model Teams Games Tournament pada siklus I rata-rata

hitung akhir puisi siswa dari hasi tes kelompok dan individu menjadi 68,75 Jadi,

skor rata-rata puisi siswa mengalami peningkatan sebesar 12,25 dari hasil

sebelum menggunakan model Teams Games Tournament.

Namun, dari hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti

bersama guru, dalam menerapkan penggunaan model Teams Games

Tournament dalam pembelajaran menulis puisi, ada beberapa hal yang perlu

ditingkatkan. Pertama, terkait dengan proses pembuatan puisi, di antaranya

siswa mengalami kendala dalam berkonsentrasi saat menulis puisi, selain itu

masih ada siswa yang belum memahami bagaimana cara penggunaan model

Teams Games Tournament. Kedua, pada implementasi tindakan siklus II,

peneliti dan guru juga akan memfokuskan pada peningkatan pemilihan kata,

penggunaan gaya bahasa kias, dan makna. Hal ini dilakukan agar aspek-aspek

yang diamati dalam puisi dapat meningkat dengan optimal.

Berdasarkan kesimpulan hasil refleksi siklus I diketahui bahwa perolehan

nilai rata-rata akhir siklus I dari hasil tes kelompok dan individu yaitu 68,75

terlihat masih belum mampu mencapai nilai ketuntasan yang ditentukan yaitu

70. Berdasarkan ketuntasan hasil akhir menulis puisi siklus I yaitu 61,11% juga

terlihat belum mencapai indikator keberhasilan pembelajaran. Sesuai yang

ditargetkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yaitu setidak-

tidaknya 85% dari jumlah siswa sudah tuntas, maka suatu pembelajaran akan

berhasil. Berdasarkan permasalahan yang perlu ditingkatkan tersebut,

1) Pembahasan

1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament dalam

Pembelajaran Menulis Puisi

Penerapan model Teams Games Tournament dalam pembelajaran menulis puisi

berdasarkan catatan hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran

menjadi semakin baik dan optimal dengan

digunakannya model Teams Games Tournament. Siswa menunjukkan keaktifannya

dalam pembelajaran menulis puisi. Siswa begitu semangat untuk menggunakan model

Teams Games Tournament dalam praktik menulis puisi. Siswa sudah mampu menulis

puisi dengan tenang dan konsentrasi dengan imajinasi dan daya kreatifitas mereka

masing-masing.

Pada siklus I, awalnya saat guru mulai memasuki materi mengenai puisi, siswa

terlihat ada yang kurang tertarik dengan materi terkait puisi. Namun, saat guru

menjelaskan bahwa dalam penulisan puisi kali ini akan menggunakan model Teams

Games Tournament dengan kartu kata yang ada turnamen dan penghargaan timnya,

maka siswa terlihat lebih antusias dengan mampu menghargai dan memperhatikan

guru. Memasuki proses pembelajaran, setelah menyajikan materi dan menjelaskan

mengenai pilihan kata dalam puisi berdasarkan kartu kata, guru menugaskan siswa

untuk memahami kata kunci pada kartu kata. Saat bekerja sama bersama tim ini, tidak

semua siswa aktif mendiskusikan kartu kata yang dibagikan, ada yang hanya

memperhatikan saja sambil bergurau di tim.

Page 31: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Pelaksanaan game turnamen siklus I, terlihat ada siswa yang belum paham aturan

saat melaksanakan game turnamen karena kebingungan saat turnamen. Pada tahap ini

guru kurang begitu memperhatikan keadaan siswa karena guru juga terlihat kurang

mampu menguasai kelas terhadap setiap kelompok turnamen. Seelah turnmaen selesai,

siswa kembali ke tim asal untuk menulis puisi, terlihat siswa masih ada yang kurang

aktif di tim karena hanya diam saja. Selanjutnya penghargaan tim yang diberikan guru

berupa pujian kepada tim yang mendapatkan skor tinggi dan tetap memberikan

motivasi untuk tim yang lainnya.

Untuk menguji pemahaman siswa, guru mengadakan tanya jawab. Awalnya siswa

terlihat malu dan ragu-ragu untuk bertanya, tetapi dengan motivasi tepuk tangan bagi

yang mau bertanya dan menanggapi pertanyaan, siswa terlihat menunjukkan

keaktifannya bertanya jawab. Saat refleksi guru kurang membimbing siswa untuk

mengemukakan pendapatnya mengenai hasil pembelajaran. Hal ini tentu menjadikan

siswa kurang terlibat saat merefleksikan hasil pembelajaran.

Hasil catatan lapangan siklus I dapat disimpulkan bahwa secara umum guru

sudah mampu menerapkan modelnya sesuai dengan rancangan pembelajaran, namun

saat pelaksanaannya diharapkan untuk lebih optimal lagi agar hasilnya semakin baik.

Rencana pembelajaran yangdirancang oleh guru perlu difokuskan lagi pada model yang

digunakan agar siswa paham. Siswa terlihat sangat antusias melaksanakan game

turnamen, namun keantusiasan ini membuat kelas menjadi kurang terkendali karena

banyak yang ribut. Secara umum model Teams Games Tournament sudah mampu

menarik minat siswa untuk menulis puisi.

2. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

a. Siklus I

1) Dari segi pilihan kata/ diksi

Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk

mencapai keefektifan dalam penulisan suatu puisi. Dalam puisi hasil karya

siswa secara umum sudah mulai menggunakan diksi yang efektif dan estetis.

Skor maksimal aspek diksi yaitu 25 dan skor yang mampu dicapai oleh siswa

pada siklus I ini yaitu 17,92. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah cukup

paham memilih kata-kata yang tepat yaitu kata-kata yang sesuai dengan situasi

yang sedang dihadapi atau dirasakan.

Berdasarkan hasil kerja siswa pada aspek diksi, secara umum setiap kata

perkata sudah mulai terangkai dengan baik dan memiliki makna. Baris demi

baris dalam setiap baitnya sudah cukup mendukung dan mempunyai arti. Kata-

kata yang digunakan cukup mampu menimbulkan asosiasi pembaca namun

masih ada juga yang menggunakan kata yang berlebihan. Melalui pilihan kata

yang digunakan, pembaca dapat turut merasakan peristiwa yang terjadi dan ikut

merasakan suasana dari puisi tersebut. Hal ini berarti bahwa siswa sudah mulai

dapat menggunakan pilihan kata yang sesuai dengan situasi yang digambarkan.

d. Dari segi gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan salah satu sarana utama untuk mencapai

kepuitisan. Suatu puisi dapat dikatakan puitis apabila memiliki keaslian ucapan,

sifat yang menarik perhatian, menimbulkan perasaan kuat, membuat sugesti

yang jelas, dan juga sifat yang menghidupkan pikiran. Gaya bahasa dalam puisi

mengkiasakan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain agar tercipta

Page 32: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

sebuah gambaran yang jelas, lebih menarik dan membuat lebih hidup. Skor

maksimal aspek gaya bahasa adalah 25 dan skor yang mampu dicapai siswa

pada siklus I ini adalah 15,42. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum

memahami penggunaan gaya bahasa yang menyangkut citraan dalam sebuah

puisi.

Berdasarkan hasil puisi yang ditulis siswa, sudah terdapat penggunaan

gaya bahasa kias, namun belum bervariasi karena hanya menggunakan bahasa

kias berjenis personifikasi. Citraan penglihatan sudah ditemukan pada beberapa

hasil siswa walaupun gaya bahasanya maish sangat sederhana. Citraan

pendengaran masih jarang ditemukan karena kebanyakan menggunakan citraan

penglihatan saja. Melalui gaya bahasa tersebut pembaca sudah dapat memiliki

sugesti atau gambaran peristiwa yang terjadi kepada suasana atau hal yang

dikisahkan di dalam puisi. Namun, kebanyakan siswa menggunakan bahasa kias

yang mubazir pada baris puisinya. Artinya makna yang telah diungkapkan

dengan bahasa kias personofokasi diungkapkan lagi dengan kata-kata konkret

sehingga ditemukan dua jenis kata yang memiliki makna yang sama.

e. Dari segi keseuaian judul, tema dan isi

Kesesuian judul, tema, dan isi puisi merupakan ide utama yang

dimaksudkan oleh penulis. Apakah ia benar-benar fokus pada perasaannya atau

hanya asal tulis saja. Melalui kesesuaian judul, tema, dan isi ini akan terlihat

kekuatan curahan perasaan penulis yang menunjukkan ekspresinya terhadap

suatu keadaan yang sedang dihadapi atau dialami. Skor maksimal untuk aspek

ini adalah 25 dan skor rata-rata yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan siklus

I yaitu 18,75. Hal ini menunjukkan siswa mampu mengekspresikan perasaannya

yang terlihat dari is puisi yang fokus tertuju pada suatu masalah atau keadaan

yang benar-benar pernah dialami. Berdasarkan hasil puisi siswa, secara umum

puisi-puisi tersebut sudah sudah menggunakan judul yang sesuai dengan isi

puisi, yakni menceritakan tentang suatu keadaan yang dalam hal ini juga sesuai

dengan tema yang ditentukan sesuai dengan perasaan penulis.

f. Dari segi makna

Setiap baris dalam masing-masing bait memiliki keterkaitan yang saling

mendukung makna. Antara bait pertama, kedua dan ketiga terjalin

kesinambungan makna. Bait pertama sebagai pembuka, bait kedua sebagai

klimaks dan ditutup dengan bait ketiga. Melalui kata-kata yang digunakan,

citraan dan bahasa kias pendukung, pembaca dapat memahami isi dari puisi

tersebut. Pembaca juga diajak untuk ikut merasakan peristiwa dan kepedihan

yang di alami oleh tokoh di dalam puisi. Hal ini berarti bahwa puisi memiliki

makna yang jelas.

Skor maksimal untuk aspek makna adalah 25 dan skor yang dicapai siswa

pada siklus I ini yaitu 13,75. Perolehan skor ini menunjukkan masih kurangnya

keterkaitan makna yang saling mendukung pada setiap baris puisi yang ditulis

siswa. Berdasarkan hasil menulis puisi siswa, kebanyakan siswa terlihat hanya

menuliskan apa yang terlintas di imajinasinya saja, tetapi kurang

memperhatikan kepaduan atau keterkaitan makna yang tercipta pada setiap

baris puisinya.

Contohnya pada baris pertama siswa menggambarkan tentang suatu

fenomena keindahan dengan ekspresi yang dituangkan pada diksi untuk

mengisyaratkan suatu menggembirakan seperti ―Cerah bersinar memancarkan

cahaya‖. Namun pada baris berikutnya siswa menggambarkan keadaan yang

sangat menyedihkan seperti ―Kabut hitam tebal bersanding dengan awan yang

Page 33: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

kelam‖. Kedua baris puisi ini jelas tidak memiliki kesinambungan, hari yang

sedang cerah tiba-tiba menjadi kelam dalam seketika tanpa ada penyebabnya.

Hal ini jelas sulit ditemukan makna yang sebenarnya ingin disampaikan penulis

mengenai keadaan menggembirakan atau menyedihkan.

Berdasarkan pembahasan semua aspek manulis puisi yang diperoleh siswa

pada akhir siklus I dengan skor rata-rata puisi hasil kerja individu siswa 65,83 dan

hasil kerja kelompok 71,67 diperoleh hasil akhir 68,75 menunjukan hasil yang

cukup baik dan jika dibandingkan dengan hasil sebelumnya tanpa menggunakan

model Teams Games Tiurnament menggambarkan adanya peningkatan. Untuk lebih

jelasnya mengenai perolehan aspek menulis puisi dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Nilai Rata-rata Aspek Menulis Puisi Siklus I

Rata-rata hitung untuk aspek diksi dalam puisi siswa di akhir siklus I mencapai

17,92. Rata-rata hitung untuk aspek gaya bahasa dalam puisi siswa di akhir siklus I

mencapai 15,42. Aspek kesesuaian judul, tema dan isi puisi siswa memperoleh rata-

rata 18,75. Aspek makna dalam puisi siswa mencapai skor rata-rata 13,75. Aspek

yang terlihat belum mampu dikuasai siswa dalam menulis puisi adalah aspek makna

dan gaya bahasa. Sedangkan aspek diksi dan aspek kesesuaian judul, tema, dan isi

menulis puisi terlihat sudah cukup mampu dikuasai oleh siswa.

Dengan demikian, siswa sudah cukup mampu menulis puisi berdasarkan aspek

menulis puisi. Namun kelemahan yang masih terlihat pada siklus I ini yaitu pada

penggunaan gaya bahasa dan makna yang kurang diperhatikan oleh siswa karena

siswa hanya menuliskan apa yang terlintas di imajinasinya dengan pilihan kata yang

sudah cukup menarik tetapi kurang mencermati keterpaduan makna yang tercipta

dan gaya bahasa yang akan memudahkan pembaca untuk memahami puisinya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, rencana tindakan siklus II adalah

sebagai berikut:

0

5

10

15

20

Diksi Gaya Bahasa Judul & Tema Makna

17.92 15.42

18.75

13.75

Nilai Rata-rata Aspek Menulis Puisi Siklus I

Page 34: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

1) Peneliti dan guru menentukan materi dan lembar kerja siswa yang nantinya akan

diberikan kepada siswa;

2) Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat pembelajaran yang

kartu kata;

3) Menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar catatan lapangan dan

lembar kerja siswa;

4) Menyiapkan skenario pelaksanaan tindakan saat pembelajaran. Pembelajaran

dimulai dengan menanyakan kesulitan yang dialami siswa, mengajak siswa untuk

lebih meningkatkan konsentrasi saat menemukan ide-ide dan menuliskannya ke

dalam tulisan berbentuk puisi, mengajak siswa untuk lebih tenang agar tercipta

suasana kelas yang kondusif pada saat game turnamen proses penulisan puisi.

Selanjutnya, siswa diminta untuk membuat puisi dengan teliti.

b. Tindakan

1) Pertemuan Pertama

Implementasi tindakan pada silus II, kegiatan pendahuluan sebagai bentuk

apersepsi dan motivasi, peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa terkait

penggunaan model Teams Games Tournament dengan kartu kata dalam

penulisan puisi. Siswa diajak untuk mendiskusikan kesulitan yang mereka

hadapi saat menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament.

Bagian mana yang dirasa masih membingungkan bagi siswa.

Peneliti menjelaskan lagi langkah-langkah menulis puisi dengan

menggunakan kartu kata dan langkah-langkah pelaksanaan model Teams Games

Tournament dengan lebih memperhatikan kata kunci yang ada pada kartu kata.

Pada saat pelaksanaan turnamen, siswa diminta untuk lebih tenang agar tercipta

suasana kelas yang kondusif untuk proses menulis puisi saat bekerja sama dan

saat turnamen. Siswa difokuskan untuk memahami kartu kata dengan

memusatkan pikiran dan konsntrasi mereka, sambil memikirkan diksi yang

menarik terkait dengan kata kunci yang ada pada kartu kata. Dengan siswa

memahami langkah ini, maka siswa akan lebih paham saat pelaksanaan

turnamen sehingga kelas tidak ribut lagi karena siswa paham apa yang akan

dilakukan saat turnamen.

Setelah turnamen, siswa kembali ke tim asal untuk berdiskusi menemukan

ide-ide yang dikembangkan menjadi puisi. Siswa bekerja sama mengisi data-

data yang terdapat pada kartu kata dengan tujuan untuk mempermudah siswa

dalam proses penulisan puisi. Siswa mengembangkan data-data yang ada pada

kartu kata menjadi puisi. Peneliti menghitung skor perolehan dan menentukan

penghargaan tim.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan pembelajaran pertemuan kedua diawali dengan pemberian

motivasi dari peneliti dengan memberikan pujian dan motivasi terhadap hasil

kerja siswa menulis puisi sebelumnya. Peneliti kembali menanyakan kesulitan

yang masih dialami siswa dalam menulis puisi dan meluruskan segala

kekeliruan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi. Peneliti memberikan

tanya jawab singkat dengan siswa mengenai materi puisi untuk kembali

mengingatkan siswa akan aspek menulis puisi agar siswa lebih cermat dan

kreatif menulis puisi.

Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian kartu kata kepada setiap siswa

dan peneliti memotivasi siswa untuk mendapatkan hasil terbaik dalam menulis

puisi. Siswa memulai tes dengan mencermati kata kunci yang terdapat pada

Page 35: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

kartu kata yang dipegang oleh setiap siswa. Berdasarkan kata kunci tersebut,

siswa mendata pilihan kata yang sesuai untuk menggambarkan kata kunci.

Selanjutnya siswa mendeskripsikan pilihan kata yang disusun menjadi larik-

larik puisi pada baris puisi yang menarik.

Saat tes siswa menulis puisi, peneliti tetap mengarahkan siswa untuk benar-

benar mengerjakan tugas dan mengkondisikan siswa untuk tidak ribut agar dapat

berkonsentrasi. Selama proses tes berlangsung, peneliti tetap memberikan

motivasi dan dorongan kepada siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri

siswa. Setelah waktu pelaksanaan tes habis, sswa diminta mengumpulkan hasil

menulis puisinya. Kegiatan dilanjutkan dengan bertanya jawab mengenai

kesulitan belajar atau kendala yang dialami siswa saat menulis puisi. Kegiatan

pembelajaran menulis puisi pertemuan kedua pada hari itu diakhiri dengan

kesimpulan pembelajaran dan ucapan terima kasih kepada siswa yang bersedia

mengerjakan tugas dengan baik.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang

dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang

sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang

dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh

peneliti. Instrumen pengamatan diisi oleh observer atau pengamat yaitu guru Bahasa

Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah, sementara peneliti

bertindak sebagai guru yang mengajar menggunakan model Teams Games

Tournament.

Dari hasil pengamatan, kegiatan praktik menulis puisi pada siklus II

menunjukkan adanya sikap positif. Siswa tetap bersemangat dalam praktek menulis

puisi dengan menggunakan model Teams Games Tournament. Di awal pertemuan

siklus II, salah satu siswa yang bertugas hari itu membuka pelajaran dengan

mengucap salam, membaca doa dan menyampaikan harapan dari pertemuan hari itu.

Guru juga kembali menanyakan kabar siswa sebelum memulai proses belajar

mengajar. Guru melakukan tanya jawab untuk mengawali proses belajar mengajar yaitu

terkait penggunaan model Teams Games Tournament dalam proses penulisan puisi.

Beberapa siswa menjawab dengan saling berteriak dan mengatakan menyukai

penggunaan model Teams Games Tournament. Namun ada juga siswa yang menjawab

bahwa menulis puisi memang sulit. Guru menanyakan kendala yang dihadapi siswa

dalam proses penulisan puisi. Siswa terlihat merespon pertanyaan dengan

mengemukakan kesulitannya yaitu kurang memahami aturan turnamen, kesulitan

menentukan diksi yang menarik dan menentukan gaya bahasa yang sesuai dengan

makna puisi yang dimaksudkan karena sulit konsentrasi.

Setelah siswa terlihat lebih santai, guru mengajak siswa mengingat kembali

materi tentang unsur dan ciri-ciri puisi kemudian menyajikan kartu kata dan

menjelaskan pilihan kata yang sesuai dengan kata kunci pada kartu kata tersebut

untuk selanjutnya dirangkai menjadi contoh puisi yang menarik perhatian siswa

yaitu mengenai masa remaja. Dengan contoh puisi tersebut, suasana kelas dapat

terkendali yaitu siswa terlihat tertarik dan fokus mengamati kata kunci dan pilihan

katanya.

Tahap proses pembelajaran, guru meminta siswa membentuk tim sesuai

dengan tim sebelumnya dan siswa terlihat lebih semangat bergabung dengan tim

karena akan diadakan game turnamen. Guru memberikan tugas kelompok seperti

sebelumnya dengan membagikan kartu kata pada setiap kelompok untuk dipahami

Page 36: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

dan disikusikan sebagai persiapan mengikuti game turnamen. Siswa telihat semangat

bekerj sama dengan tim karena mereka sudah lebih memahami pelaksanaan game

turnamen dengan menentukan pilihan kata yang sesuai dengan kata kunci. Pada

pelaksanaan game turnmaen, siswa menunjukkan kenatusiasannya menjawab soal

yaitu menentukan pilihan kata yang menarik dari kata kunci yang dipilih secara

acak.

Pada saat pelaksanaan game turnamen ini, guru terlihat memperhatikan

keadaan siswa dengan menjadi fasilitator agar setiap kelompok turnamen melakukan

turnamen dengan baik dan adil dan tentunya tidak ribut. Guru meninjau ke setiap

kelompok turnamen untuk mengendalikan jalannya turnmaen. Siswa juga terlihat

semakin terkendali saat pelaksanaan game turnamen karena siswa tidak bingung lagi

dan paham apa yang harus dijawab dan dikerjakan saat turnamen. Setelah turnamen,

siswa kembali ke tim asal untuk menulis puisi berdasarkan pilihan kata yang

ditentukan siswa saat turnamen. Siswa terlihat sudah dapat bekerja sama dengan

aktif bersama tim dengan daya imajinasi dan kreatifitas mereka karena sudah dapat

memahami langkah menulis puisi dengan pilihan kata dari kata kunci. Sementara

siswa menulis puisi bersama tim, guru menghitung skor perolehan siswa saat

turnamen. Setelah waktu berdiskusi cukup, guru dan siswa menghitung skor yang

sebelumnya telah direkap oleh guru dan siswa menunjukkan keterlibatannya secara

aktif hingga pemberian skor tim yang disambut antusias dengan tepuk tangan oleh

siswa.

Proses belajar mengajar pada hari itu berlangsung dengan cepat dan

menyenangkan. Pada saat waktu menunjukkan bahwa jam pelajarn kurang 15 menit,

guru meminta dua orang siswa untuk membacakan hasil karya mereka. Sebelum

pelajaran berakhir peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa dan guru

dalam membantu penelitian tersebut. Peneliti juga memohon maaf apabila selama

penelitian berlangsung melakukan kesalahan dan terdapat kekurangan. Proses

belajar mengajar hari itu ditutup langsung oleh guru dengan membaca doa bersama

Selesai berdoa bersama, guru, siswa dan peneliti saling bersalaman. Di akhir

pertemuan, peneliti mengajak siswa untuk berfoto bersama sebagai kenang-

kenangan.

g. Refleksi

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat atau merekam interaksi

yang terjadi selama proses pembelajaran menulis puisi atau pengumpulan hasil

observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Data yang

dikumpulkan saat pelaksanaan proses pembelajaran adalah data catatan

lapangan. Data es dikumpulkan saat evaluasi, dan data respon siswa

dikumpulkan saat melakukan wawancara pada akhir pelaksanaan siklus

penelitian.

2) Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi dan memilah data yang

mendukung penelitian. Data yang dipakai adalah data yang mendukung untuk

menjawab masalah penelitian dipergunakan sesuai dengan fokus penelitian.

Masalah penelitian pertama berkaitan dengan penerapan model Teams Games

Tournament dalam pembelajaran menulis puisi, reduksi data ini yaitu berupa

data observasi yang digunakan untuk melihat kegiatan pelaksanaan siklus dan

aktivitas siswa pada proses pembelajaran dalam penerapan model Teams Games

Tournament pada pelaksanaan siklus.

Page 37: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

Masalah penelitian kedua berkaitan dengan peningkatan kemampuan

siswa menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament, reduksi

data ini yaitu berupa data tes menulis puisi yang terdiri dari empat aspek

penilaian berupa aspek diksi (pilihan kata), aspek gaya bahasa, aspek

kesesuaian judul, tema, dan isi, serta aspek makna. Masalah penelitian ketiga

berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi

menggunakan model Teams Games Tournament, reduksi data ini berupa data

wawancara dari responden yang dilakukan pada akhir siklus atau akhir

pembelajaran dan wawancara yang digunakan sebagai refleksi guru pada proses

pengajaran pada pelaksanaan siklus.

3) Penyajian Data

Pada penyajian data ini peneliti menyajikan data proses pembelajaran

yaitu berupa data observasi dan data hasil evaluasi pembelajaran menulis puisi

menggunakan model Teams Games Tournament berupa data tes.

Data observasi proses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan

model Teams Games Tournament pada siklus II berdasarkan catatan lapangan

hasil observasi yang telah diuraikan, diketahui bahwa pada siklus II siswa

terlihat tetap aktif dan antusias dalam pembelajaran. Siswa menunjukkan

adanya kerja sama antaranggota tim dan pelaksanaan turnamen terlihat sangat

menyenangkan bagi siswa. Siswa sudah mampu menulis puisi dengan tenang

dan konsentrasi dengan imajinasi dan daya kreatifitas mereka masing-masing.

Siswa tampak begitu menikmati proses pembelajaran yang dirasa berlangsung

dengan cepat. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model Teams Games

Tournament dapat membantu siswa menciptakan kerja sama yang baik dan saling

menghargai pendapat untuk menulis puisi sehingga hasil yang dicapai juga

semakin meningkat.

Penyajian data hasil tes menulis puisi mengalami peningkatan pada setiap

aspeknya. Skor rata-rata aspek pilihan kata atau diksi dalam puisi siswa di akhir

pertemuan siklus II meningkat menjadi 20,69 jika dipersentasekan sebesar

82,76%. Skor rata-rata aspek gaya bahasa dalam puisi siswa di akhir pertemuan

juga meningkat menjadi 19,58 jika dipersentasekan sebesar 78,32%. Skor rata-

rata aspek kesesuaian judul, tema dan isi dalam puisi siswa meningkat menjadi

21,80 jika dipersentasekan sebesar 87,20%. Skor rata-rata aspek makna dalam

puisi siswa menjadi 18,75 atau 75%. Skor rata-rata keseluruhan aspek yang

diamati dalam puisi siswa pada siklus II pertemuan terakhir adalah sebesar

80,83.

Berdasarkan hasil menulis puisi siklus II ini menunjukkan semua aspek

menulis puisi sudah mencapai skor yang baik untuk setiap nilai rata-rata hitung

dan persentasenya. Siswa sudah dapat mencermati setiap pilihan kata yang

digunakan sehingga terlihat lebih padat makna dan cermat penggunaannya.

Gaya bahasa yang digunakan siswa berdasarkan hasil kerja menulis puisi siklu

II ini juga semakin baik dari sebelumnya. Siswa mampu berimajinasi dengan

penuh konsentrasi hingga tercipta gaya bahasa yang menarik yang dapat

membuat pembaca seolah-olah juga melihat dan merasakan apa yang

diuatarakan dalam puisi tersebut. Gaya bahasa majas juga sudah terlihat lebih

baik karena lebih jelas penggunaannya dalam puisi. Aspek kesesuaian tema,

judul, dan isi semakin mengalami peningkatan yang lebih baik yaitu kepaduan

setiap bait puisi yang sesuai dengan tema dan isi yang dibahas mengenai suatu

tema yang tentukan siswa. Selanjutnya pada aspek makna juga terlihat semakin

Page 38: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

baik karena siswa lebih cermat memperhatikan kepadatan makna kata yang

digunakan dan kepaduan antarlarik puisi sehingga dapat dipahami maknanya.

Dengan demikian, perolehan nilai akhir rata-rata kelas secara umum yang

diperoleh siswa pada siklus II ini dari hasil rata-rata tes kelompok 85 dan rata-

rata tes individu 80,83 adalah 82,92 sudah menunjukkan hasil yang baik.

Setelah siswa melakukan implementasi praktik menulis puisi dengan model

Teams Games Tournament, siswa lebih paham menulis puisi menggunakan

pilihan kata yang sesuai, gaya bahasa yang menarik, kesesuaian tema, judul, dan

isi, serta makna yang tersirat pada puisi yang dibuatnya. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan kemampuan menulis puisi siswa semakin baik pada setiap

siklusnya.

4) Kesimpulan

Dari reduksi data dan penyajian data peneliti menarik kesimpulan bahwa

dari data observasi dan data tes pada siklus II sudah baik dan optimal. Setelah

adanya implementasi tindakan-tindakan mulai dari siklus I sampai siklus II,

penggunaan model Teams Games Tournament dalam praktik menulis puisi

menunjukkan dapat membantu siswa untuk lebih paham menulis puisi.

Penggunaan model Teams Games Tournament membuat siswa lebih semangat

belajar dan pembelajaran lebih efektif karena tidak perlu berkali-kali

mengulangi penjelasan karena siswa melakukan kerja sama bersama tim.

Dengan kerja sama tim, siswa lebih mudah paham dan dapat menentukan

bersama pilihan kata yang sesuai dengan kata kunci sesuai dengan imajinasi dan

daya kreativitas masing-maisng kemudian dibahas bersama. Siswa

menunjukkan keantusiasannya menanggapi pembelajaran menulis puisi menggunakan model Teams Games Tournament.

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi terlihat dari puisi

yang dihasilkan siswa hingga akhir siklus II. Nilai rata-rata hitung akhir yang

diperoleh siswa pada akhir siklus I sebesar 68,75. Selanjutnya siklus II siswa

terlihat semakin paham dengan skor rata-rata hitung akhir puisi siswa sebesar

82,92. Jadi, peningkatan skor akhir puisi siswa dari siklus I ke siklus II sebesar

14,17.

Penggunaan model Teams Games Tournament dalam praktek menulis

puisi juga dapat diterima oleh siswa sesuai dengan tanggapan siswa yang

menyatakan bahwa model Teams Games Tournament sangat menyenangkan untuk

pembelajaran menulis puisi karena membuat siswa sungguh-sungguh belajar agar

siap saat game turnamen yang sangat menarik minat dan perhatian siswa. Dilihat

dari hasil kerja siswa dalam praktik menulis puisi, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model Teams Games Tournament mampu meningkatkan

kemampuan siswa dalam praktik menulis puisi. Hal ini berdasarkan skor yang

selalu meningkat setelah implementasi tindakan.

Berdasarkan kesimpulan hasil refleksi siklus II diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata akhir

siklus II yaitu 82,92 terlihat sudah mencapai nilai ketuntasan yang ditentukan yaitu 70.

Berdasarkan ketuntasan hasil akhir menulis puisi siklus II yaitu 97,22% juga terlihat sudah

mencapai indikator keberhasilan pembelajaran yaitu lebih 85% dari jumlah siswa sudah

tuntas, maka pembelajaran ini sudah berhasil. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian ini

berhasil di siklus II

Page 39: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa

kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah tahun

pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan dengan menggunakan model Teams Games

Tournament. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil observasi, hasil tes dan hasil wawancara

yang berdasarkan perumusan masalah yang diteliti sebagai berikut.

1. Penerapan model Teams Games Tournament dalam pembelajaran menulis puisi

menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menjadi semakin baik dan optimal

dengan digunakannya model Teams Games Tournament. Siswa menunjukkan

keaktifannya dalam pembelajaran menulis puisi. Proses belajar mengajar berlangsung

menyenangkan dengan model Teams Games Tournament. Siswa menunjukkan adanya

kerja sama antaranggota tim dan pelaksanaan turnamen terlihat sangat menyenangkan

bagi siswa. Siswa sudah mampu menulis puisi dengan tenang dan konsentrasi dengan

imajinasi dan daya kreatifitas mereka masing-masing.

2. Peningkatan kemampuan siswa menulis puisi menggunakan model Teams Games

Tournament berdasarkan hasil tes akhir dari hasil tes kelompok dan individu kemudian

dibagi dua menunjukkan peningkatan yang sangat baik dari nilai rata-rata yang

diperoleh siswa siklus I adalah 68,75. Respon siswa dalam pembelajaran menulis puisi

menggunakan model Teams Games Tournament berdasarkan hasil wawancara siswa

menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang baik dan dampak yang positif.

Dampak positif tersebut berupa peningkatan kemampuan siswa menulis puisi yang

terlihat dari nilai yang diperoleh siswa sudah diatas nilai ketuntasan minimal. Selain

mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi, penggunaan model Teams

Games Tournament juga mampu memberikan kesenangan, gairah dan semangat siswa

dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan uraian pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di

kelas VIII A SMP Negeri 1 Ketungau Tengah tahun pelajaran 2020/2021, maka peneliti

memberikan masukan atau saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa Siswa diharapkan untuk lebih mampu mengembangkan potensi dan keterampilannya

secara optimal khususnya kemampuan menulis puisi menggunakan model Teams Games

Tournament.

2. Bagi Guru

Penggunaan model Teams Games Tournament dapat menjadi salah satu

alternatif model pembelajaran bagi guru untuk mampu berinovasi dengan baik sesuai

dengan perkembangan kebutuhan mengajar saat ini dengan menekankan pada fungsi

guru sebagai pengusung gagasan, inovatif dan motivator atau dengan kata lain

membentuk guru menjadi guru yang kreatif.

3. Bagi Sekolah

Penggunaan model Teams Games Tournament dalam pembelajaran menulis

puiis dipandang dapat menjawab kebutuhan siswa ke arah tersebut sehingga pihak

sekolah diharapkan mampu untuk terus memahami karakteristik siswa sehingga dapat

memprogramkan pembelajaran yang menekankan pada pengembangan kemampuan

siswa.

Page 40: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

4. Bagi penelitian selanjutnya

Peningkatan kemampuan menulis puisi menggunakan model Teams Games

Tournament yang sederhana dan dapat digunakan secara lazim dalam pembelajaran.

Maka harapan peneliti agar para peneliti selanjutnya mampu memunculkan ide-ide

atau gagasan kreatif yang dekat dengan lingkungan siswa sehingga dapat menjadi

sebuah model pembelajaran baru yang menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.2013. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung: Angkasa.

Ambarjaya, B. S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran Teori dan Praktik.

Yogyakarta: CAPS.

Anggoro, M. T. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, S, Suhardjono, Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asrori, M. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Wacana Prima.

Effendi, A, dkk. 2007. Pengajaran Apresiasi Sastra. Jakarta: Universitas Terbuka.

Huda, Miftahu. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif; Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar

Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kosasih, E. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.

Lie, A. 2008. Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-

ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nurgiyantoro, B. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta.

Nurholis. 2013. Kelebihan dan Kekurangan Teams Games Tournament. [Online].Tersedia:

http://nurholishomeedukasi.blogspot.com / 2013 / 04 / kelebihan-dan-kekurangan-

tgt.html. (31 Maret 2014).

Pradopo, R. D. 2005. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prihatin, E. 2008. Konsep Pendidikan. Bandung: Karsa Mandiri Persada.

Page 41: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I (Pertemuan Pertama)

Sekolah : SMP Negeri 1 Ketungau Tengah

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas /Semester : VIII / 2

Standar Kompetensi : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam

puisi bebas

Kompetensi Dasar : 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan

pilihan kata yang sesuai

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x Pertemuan )

Indikator : 1. Mampu menemukan kata kunci yang akan dijadikan bahan

untuk menulis puisi

2. Mampu mendeksripsikan kata kunci menjadi larik puisi yang

menarik

3. Mampu menyusun puisi dengan pilihan kata yang tepat

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menemukan kata kunci yang akan dijadikan bahan untuk menulis puisi

2. Siswa mampu mendeskripsikan kata kunci menjadi larik-larik puisi yang menarik

dengan menggunakan pilihan kata dan majas yang sesuai

3. Siswa mampu menyusun larik-larik puisi menjadi sebuah puisi yang menarik dengan

pilihan kata yang tepat.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian (respect)

Tekun (diligence)

B. Materi Pembelajaran

1. Definisi puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya

makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang

terkandung dalam karya sastra itu. Puisi menggunakan bahasa yang ringkas, namun

maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakannya adalah kata-kata konotatif yang

mengandung banyak penafsiran dan pengertian.

Puisi meupakan bentuk ungkapan perasaan dan pemikiran pengarangnya dimana

pengarang memiliki hak penuh terhadap puisi tersebut, baik dari segi isi maupun

tipografinya. Sebuah puisi akan memunculkan karakternya sendiri, sebagaimana

karakter yang dimiliki pengarangnya.

2. Ciri-ciri puisi

Lampiran 2

Page 42: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

a. Ciri fisik puisi

1) Diksi (Pemilihan Kata) yaitu kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan

pemilihan yang sangat cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan,

baik itu makna, susunan bunyinya, maupun hubungan kata itu dengan kata-kata

lain dalam baris dan baitnya.

a) Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah

mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman,

kesan, imajinasi, dan sebagainya.

b) Kata-kata berlambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda,

ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi

kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang

Pramuka.

2) Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan

khayalan atau imajinasi. Dengan adanya imajinasi tersebut, pembaca seolah-

olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.

3) Kata konkret untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus

diperkonkret atau diperjelas. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka

pembaca seolah-olah melihat, mendengar atau merasa apa yang dilukiskan

penyair.

4) Bahasa Figuratif (Majas) ialah bahasa yang digunakan penyair untuk

mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain.

Dalam penggunaannya, majas diciptakan untuk menimbulkan kesan imajinatif

bagi penyimak atau pembicaranya.

5) Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi yang berselang, baik di dalam larik

puisi maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan. Di samping rima, dikenal

pula istilah ritma, yang diartikan sebagai pengulangan kata, frase, atau kalimat

dalam bait-bait puisi.

6) Tata Wajah (Tipografi) merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan

prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, melainkan

membentuk bait.

b. Ciri batin puisi

1) Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya.

Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah

yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi.

2) Perasaan yaitu puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi

perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau

pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau sang Khalik.

3) Nada dan Suasana yaitu dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu

terhadap pembaca: apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek,

menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.

Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi.

4) Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita

memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan/amanat merupakan hal yang

mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-

kata yang disusun, dam juga berada di balik tema yang diungkapkan.

3. Jenis-jenis Puisi

a. Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke

dalam beberapa macam, yakni balada dan romansa.

a. Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun

tokoh pujaan.

Page 43: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

b. Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang

berisi kisah percintaan, yang deselingi perkelahian dan petualangan.

b. Puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam misalnya elegi, ode, dan serenada.

1) Elegi adalah puisi yang mengungkapkan persaan duka..

2) Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang, sesuatu hal, atau

sesuatu keadaan.

3) Serenada ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan.

c. Cara menulis puisi

a. Tentukanlah pengalaman paling menarik yang bisa ditulis menjadi puisi. Galilah

terus pengalaman-pengalaman menarik dalam hidup sebagai bahan penyusunan

puisi.

b. Tuliskanlah pengalaman-pengalaman itu ke dalam baris-baris puisi dengan

menggunakan kata-kata yang tepat dan padat.

c. Pilihlah kata-kata yang memiliki makna kias atau konotatif yang bisa menjadi

simbol atau lambang dari hal-hal yang diceritakan dalam puisi tersebut.

d. Berlatihlah terus-menerus untuk menulis puisi yang baik.

C. Metode Pembelajaran

Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

D. Skenario Kegiatan Pembelajaran (80 menit)

1. Pendahuluan (5 menit)

a. Apersepsi; guru meminta peserta didik mencermati sebuh puisi dan bertanya

jawab tentang proses penyusunan puisi yang pernah dialami atau dikenal siswa;

b. Memotivasi; guru memotivasi peserta didik bahwa menulis puisi itu mudah dan

dapat dilakukan siapapun dan memberikan keterangan tentang pilihan kata yang

sesuai pada puisi;

3. Kegiatan Inti (65 menit)

a. Eksplorasi (15 menit)

1) Presentasi kelas yaitu penyajian materi yang dilakukan di awal pembelajaran

disertai penyampaian tujuan pembelajaran berkaitan dengan puisi yaitu dari

pengertian, ciri, jenis, dan unsur puisi;

2) Pembagian tim secara heterogen yang berdasarkan tingkat kemampuan siswa

yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah kemudian siswa bergabung di

kelompok;

3) Menyajikan media kartu kata dan menjelaskan cara menulis puisi dengan

memberikan contoh mendata puisi berdasarkan kata yang terdapat dalam kartu

kata;

b. Elaborasi(40 menit)

1) Memberikan tugas yang akan dibahas bersama kelompok dengan membagikan

kartu kata dan kelompok mengerjakan tugas tersebut dengan saling bertanya

jawab, apabila mengalami kesulitan dapat bertanya pada guru;

2) Games atau permainan yang dimainkan di atas meja turnamen dengan jumlah

siswa yang masing-masing mewakili tim.

3) Turnamen yaitu berlangsungnya games yang dipersiapkan. Pembentukan

turnamen ini berdasarkan prestasi siswa sebelumnya secara homogen,

misalnya tiga siswa berprestasi tinggi berada pada meja turnamen 1, tiga siswa

yang berprestasi sedang berada pada meja turnamen 2, dan tiga siswa yang

berprestasi rendah berada pada meja turnamen 3.

4) Siswa melakukan turnament dengan mendata pilihan kata yang sesuai untuk

selanjutnya dideskripsikan berdasarkan kata yang ada di kartu kata dan setiap

anggota turnament berkompeten menyumbangkan idenya;

Page 44: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

5) Siswa kembali ke tim asal untuk mendeskripsikan kata yang terdapat dalam

kartu kata menjadi larik puisi yang menarik dengan pilihan kata yang sesuai;

6) Perhitungan poin yang diperoleh siswa selama mengikuti turnamen yaitu

perolehan skor di turnamen dijumlahkan setiap hasil anggota timnya dan

dibagi dengan jumlah anggota tim;

7) Penghargaan tim berdasarkan rata-rata skor tim yang telah dihitung melalui

poin turnamen. Guru dapat memberikan penghargaan berupa reward (hadiah)

atau pujian dan motivasi.

c. Konfirmasi (15 menit)

1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat terhadap keberhasilan peserta didik;

2) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa dan

meluruskan kesalahan pemahaman.

4. Penutup (10 menit)

a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman atau simpulan

pelajaran;

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.

E. Sumber, Alat, dan Media Belajar

1. Sumber Belajar

a. Prasetyo, Andi. 2013. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII semester 2.

Jakarta: CV. Sindhunata (Fokus).

b. Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: CV. Yrama

Widya.

c. Teks/Naskah puisi

2. Alat

a. Spidol

b. Penghapus

c. Papan tulis

3. Media Belajar

a. Kertas manila

b. Kartu kata

F. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian

Instrumen

Mampu mendata objek

yang akan dijadikan

bahan menulis puisi

Menulis puisi dengan

menggunakan pilihan

kata yang tepat

Tugas

kelompok

dan

individu

Tes tertulis

dan uraian

bebas

Tulislah sebuah puisi

berdasarkan tipe Teams

Games Tournament dengan

pilihan kata yang tepat!

Suntinglah puisimu

sehingga menjadi lebih

puitis!

CONTOH KARTU KATA YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

Page 45: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

KARTU KATA

Kata yang terdapat di kartu kata:

1. Hujan

2. Rintik

3. Pohon

4. Jalan

5. Akar

Kata-kata hasil deskripsi berkaitan dengan contoh kata-kata tersebut:

1. Hujan bulan Juni

2. Rintik rindunya

3. Pohon berbunga

4. Jalan berlembah

5. Akar menjalar

Perangkaian hasil deskripsi kata menjadi bangunan puisi dengan kegiatan kreatif mengubah ke

dalam larik puisi yang membentuk bait puisi dan menjadi puisi utuh.

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

H U J A

A K A R

P O H O

J A L A

R I N T

Page 46: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan berlembah itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar menjalar pohon bunga itu

Aspek

1. Diksi

a. Hujan bulan juni; diksi hujan memiliki makna sebenarnya air yang turun dari langit,

tetapi dalam puisi tersebut dimaksudkan untuk suatu perbuatan yang baik.

b. Rintik rindunya; menggunakan diksi untuk mengungkapkan sesuatu yang kecil

seperti percik air, namun banyak seperti rindu yaitu melakukan suatu perbuatan kecil

akan mendapat pahala yang banyak.

c. Pohon berbunga; diksi yang digunakan mengutarakan kehidupan yang baik dan

menjanjikan yaitu apabila sering berbuat baik maka hidup akan senang nantinya.

d. Jalan berlembah itu; diksi yang digunakan untuk mengungkapkan alur kehidupan

yang buruk dan membawa keraguan sebaiknya jangan diteruskan dan segera

diakhiri.

e. Akar menjalar pohon bunga itu; diksi tersebut mengungkapkan awal kehidupan

yang lebih baik yaitu setelah meninggalkan kehidupan yang suram dan mulai

melakukan kebaikan.

2. Gaya Bahasa

a. Kata ‗hujan‘ dan ‗bunga‘ merupakan gaya bahasa perlambang bagi ‗kebaikan‘

ataupun ‗kesuburan‘ dan bunga bermakna ‗keindahan‘.

b. Hujan bulan Juni; menggunakan majas personifikasi untuk mengungkapkan makna

hujan yang berarti hujan memiliki sikap tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya

dimiliki oleh manusia.

c. Hujan bulan juni; menggunakan majas paralelisme yaitu perulangan yang tersusun

dalam baris yang berbeda yaitu pada kata hujan.

2. Kesesuaian judul dan tema dengan isi puisi

Tema pada puisi tersebut yaitu mengangkat tema kemanusiaan. Penyair bermaksud

menunjukkan betapa tingginya martabat manusia dan bermaksud meyakinkan pembaca

bahwa perbuatan baik dapat menghapus hal-hal buruk yang pernah dilakaukan.

Perbuatan baik akan membawa kebahagiaan. Oelh karena itu penyair mengumpamakan

perbuatan baik itu seperi ―Hujan Bulan Juni‖ yang dapat menyejukkan siapa saja.

3. Makna

Makna keseluruhan yang ingin penyair sampaikan dalam puisinya tersirat setelah

membaca keseluruhan isi puisi. Dalam puisi tersebut, penyair menyelipkan makna bahwa

perbuatan baik akan menolong siapa saja dan tidak ada kata terlambat untuk memulai

perbuatan yang baik.

Rubrik penilaian

No Aspek yang

Dinilai Skor Kategori Deskriptor

1 Diksi 25

Sangat Tepat

Jika menggunakan kata-kata yang tepat dan

sesuai dengan situasi yang dihadapi

Page 47: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …

20

15

10

Tepat

Kurang Tepat

Tidak Tepat

Jika menggunakan kata-kata tepat dan cukup

sesuai dengan situasi yang dihadapi

Jika menggunakan kata-kata yang cukup tepat

tetapi kurang sesuai dengan situasi yang

dihadapi

Jika menggunakan kata-kata kurang tepat dan

kurang sesuai dengan situasi yang dihadapi

2 Gaya Bahasa 25

20

15

10

Sangat Tepat

Tepat

Kurang Tepat

Tidak Tepat

Jika menggunakan majas yang menarik dan

citraan yang bervariatif

Jika penggunaan majas menarik dan citraan

cukup bervariatif

Jika penggunaan majas cukup menarik dan

citraan kurang bervariatif

Jika penggunaan majas kurang menarik dan

citraan kurang bervariatif

3 Kesesuaian

judul dan

tema dengan

isi puisi

25

20

15

10

Sangat Tepat

Tepat

Kurang Tepat

Tidak Tepat

Jika antara judul, tema, dan isi puisi terdapat

keseuaian

Jika antara judul, tema, dan isi puisi cukup

sesuai

Jika antara judul, tema, dan isi puisi kurang

sesuai

Jika antara judul, tema, dan isi puisi kurang

sesuai

4 Makna 25

20

15

10

Sangat Tepat

Tepat

Kurang Tepat

Tidak Tepat

Jika isi puisi terangkai dengan baik dan

tercipta makna yang dipahami

Jika isi puisi terangkai dengan cukup baik dan

makna dapat dipahami

Jika isi puisi terangkai dengan kurang baik dan

makna agak kabur

Jika isi puisi terangkai dengan kurang baik dan

makna sulit dipahami

Skor Maksimal 100

Sumber: Nurgiyantoro (2012: 482)

Nilai Akhir =

Nanga Merakai, 17 Oktober 2020

Mengetahaui Guru Mata Pelajaran

Kepala Sekolah

ABED NEGO,S.Pd.Mat ERNA SAFITRI,S.Pd

Nip. 196707141990031013

Page 48: PROPOSAL PTK JUDUL: PENINGKATAN KEMAMPUAN …