proposal ptk bmti

25
1 PROPOSAL PTK MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM PRAKTEK KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN PROSEDUR PENGELASAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA PADA KELAS X TOA SMK N 2 WONOGIRI TAHUN DIKLAT 2009/2010 Disusun Oleh : Agus Riyanto, S.Pd NIP. 19790822 200801 1 013 SMK NEGERI 2 WONOGIRI 2009 Diklat Vokasi : KTI

Upload: agus-riyanto

Post on 24-Jun-2015

849 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

adakah yang bisa bantu...

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Ptk Bmti

1

PROPOSAL PTK

MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA DALAM

PRAKTEK KOMPETENSI DASAR PELAKSANAAN

PROSEDUR PENGELASAN DENGAN METODE

PEMBELAJARAN TEMAN SEBAYA PADA

KELAS X TOA SMK N 2 WONOGIRI

TAHUN DIKLAT 2009/2010

Disusun Oleh :

Agus Riyanto, S.Pd NIP. 19790822 200801 1 013

SMK NEGERI 2 WONOGIRI

2009

Diklat Vokasi : KTI

Page 2: Proposal Ptk Bmti

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pembelajaran yang sekarang ini menuntut siswa mempunyai

kompetensi ketrampilan individual yang tinggi, khususnya pada pendidikan

kejuruan atau SMK setiap siswa dituntut memiliki kemampuan praktek yang

benar-benar professional.

Sistem pembelajaran menggunakan team teaching sebenarnya sangat

membantu untuk melayani siswa dalam pembelajaran praktek sehingga setiap

siswa memiliki kesempatan untuk mendapatkan bimbingan dan pengarahan

dari guru sebagai instruktur dalam pelaksanaan pelajaran praktek, namun tidak

semua sekolah kejuruan memiliki jumlah guru produktif yang memadai untuk

membentuk team teaching sehingga hal yang seperti diharapkan oleh setiap

siswa belum dapat dipenuhi.

Dengan jumlah siswa yang relative banyak jika dibandingkan dengan

keterbatasan guru maka walaupun peralatan praktek telah memenuhi batas

jumlah minimal tetapi hasil pembelajara praktek belum dapat maksimal karena

kurangnnya pengawasan dan bimbingan guru sehingga hal ini menjadi suatu

masalah yang harus diselesaikan agar didapat hasil belajar yang lebih baik,

dengan alasan yang terurai diatas peneliti merasa perlu untuk melakukan suatu

penelitian mengenai “ Meningkatkan ketrampilan siswa dalam praktek

kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan dengan metode

pembelajaran teman sebaya pada kelas X SMK N 2 Wonogiri”

1

Page 3: Proposal Ptk Bmti

3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalah mengenai kemampuan praktek

siswa pada kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan di atas, penulis

mengidentifikasikan masalah yang disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan

sebagai berikut:

1. Mengapa siswa belum memiliki kemampuan praktek yang bagus dalam

kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan ?

2. Teknik atau metode apa yang dapat dipergunakan oleh guru untuk

meningkatkan kemampuan praktek kompetensi dasar pelaksanaan

prosedur pengelasan siswa ?

3. Bagaimana upaya guru untuk memompa motivasi siswa yang agar bisa

memiliki ketrampilan praktek pelaksanaan prosedur pengelasan yang

baik ?

4. Apakah media yang menarik dapat membangkitkan kemampuan

praktek kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan?

5. Bagaimana peran teman yang memiliki kemampuan praktek

pengelasan baik kepada teman yang kemampuan prakteknya kurang?

6. Apakah kiat-kiat yang harus diberikan agar siswa mampu memiliki

ketrampilan praktek pelaksanaan prosedur pengelasan pengelasan

dengan baik?

7. Bagaimanakah bentuk bimbingan yang diberikan kepada siswa yang

memiliki ketrampilan praktek pelaksanaan prosedur pengelasan

rendah?

C. Batasan Masalah

Identifikasi masalah di atas yang disajikan dalam bentuk kalimat tanya,

masih terlalu luas cakupannya untuk diteliti, karena keterbatasan kemampuan

dari penulis. Oleh karena itu, identifikasi masalah di atas perlu dibatasi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan khusus yang

Page 4: Proposal Ptk Bmti

4

dikemukakan adalah: “Apakah penggunaan metode pembelajaran teman

sebaya dapat meningkatkan kemampuan praktek pada kompetensi dasar

pelaksanaan prosedur pengelasan? Sedangkan sub pertanyaan yang akan

menjadi fokus penelitian adalah:

1. Bagaimana guru mengelola perencanaan dan aktivitas siswa selama

berlangsungnya pembelajaran praktek kompetensi Pelaksanaan

prosedur pengelasan pematrian pemotongan panas dan pemanasan

khususnya pada kompetensi dasar pengelasan ?

2. Bagaimana hasil test kemampuan praktek kompetensi dasar

pelaksanaan prosedur pengelasan dengan metode pembelajaran teman

sebaya di kelas X TOA SMK Negeri 2 Wonogiri tahun diklat

2009/2010 ?

3. Bagaimana peran siswa yang lebih mampu bagi siswa lain yang

mempunyai kemampuan praktek pelaksanaan prosedur pengelasan

kurang ?

D. Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian dengan PTK ini ialah untuk memberikan gambaran

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran praktek

prosedur pengelasan dengan metode teman sebaya di kelas X TOA SMKN 2

Wonogiri tahun diklat 2009/2010. Secara khusus penelitian ini berusaha

mendeskripsikan :

1. Meningkatkan kemampuan praktek dalam pembelajaran pelaksanaan

prosedur pengelasan dengan metode tutor teman sebaya di kelas X TOA

SMKN 2 Wonogiri tahun diklat 2009/2010.

Page 5: Proposal Ptk Bmti

5

2. Mengelola perencanaan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran

pelaksanaan prosedur pengelasan dengan metode tutor teman sebaya di

kelas X TOA SMKN 2 Wonogiri tahun diklat 2009/2010

3. Memperoleh hasil yang optimal dari pembelajaran praktek pelaksanaan

prosedur pengelasan dengan metode tutor teman sebaya di kelas X TOA

SMKN 2 Wonogiri tahun diklat 2009/2010.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru dan

siswa Sekolah SMK Negeri 2 Wonogiri, sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan dalam mengelola dan merencanakan

pembelajaran praktek kejuruan.

2. Meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa kelas X SMK Negeri 2

Wonogiri pembelajaran praktek atau produktif.

3. Membuat model pembelajaran tutor teman sebaya dalam pembelajaran

praktek produktif untuk meningkatkan kemampuan praktek siswa.

Page 6: Proposal Ptk Bmti

6

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Ketrampilan praktek

Ketrampilan praktek adalah ketrampilan yang dilatihkan kepada

peserta didik yang berupa pengembangan aspek kemampuan siswa dalam

melaksanakan kompetensi pada mata pelajaran produktif. Pada saat ini

kurikulum yang digunakan di SMKN 2 Wonogiri adalah kurikulum KTSP

spektrum dimana setiap kompetensi terbagi menjadi beberapa kompetensi

dasar yang lebih rinci.

B. Pengertian Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah bagian terkecil dari kompetensi yang

merupakan pelaksanaan dari KTSP 2006. dimana dalam hal ini pada

standar kompetensi : Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian,

pemotongan dengan panas dan pemanasan terbagi menjadi empat

kompetensi dasar yaitu :

1. Pelaksanaan prosedur pengelasan.

2. Pelaksanaan prosedur pematrian

3. Pelaksanaan prosedur pemotongan dengan panas.

4. Pelaksanaan prosedur pemanasan.

Pada penelitian ini peneliti hanya melakukan penelitian pada

kompetensi dasar pelaksanaan prosedur pengelasan. Dimana terdapat dua

macam pekerjaan yaitu pada pengelasan dengan busur listrik dan

pengelasan dengan las oxy-asetiline.

C. Pelaksanaan Prosedur Pengelasan

Pelaksanaan prosedur pengelasan adalah salah satu kompetensi

dasar yang berada pada kompetensi prosedur pelaksanaan proses

Page 7: Proposal Ptk Bmti

7

pengelasan pematrian pemotongan panas dan pemanasan, merupakan

salah satu materi produktif yang diajarkan di SMK, mengelas merupakan

proses penyambungan logam dengan pada temperature tertentu dengan

menggunakan bahan tambah. Mengelas menurut sumber energi panas yang

digunakan dibagi atas beberapa macam yaitu las tempa yaitu las yang

energi panasnya berasal dari panas yang berasal dari arang atau api, las

Asetiline adalah las yang energi panasnya berasal dari pembakaran gas

asetiline (C2 H 2) dengan oksigen, las listrik adalah las yang energi

panasnya berasal dari loncatan busur listrik yang terjadi pada ujung

elektroda dan benda kerja, Las TIG (Tungsten Inner Gas) adalah las yang

energi panasnya berasal dari reaksi dari gas, dan las MIG ( Merged Inner

Gas) las yang energi panasnya berasal dari campuran gas tertentu. Dari

jenis las tersebut yang diajarkan di SMK hanyalah untuk las listrik dan las

oksi asetiline.

Materi pengelasan ini diajarkan secara teori dan dilatihkan secara

praktek dengan silabus dan rencana pembelajaran sebagai berikut :

Page 8: Proposal Ptk Bmti

8

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

MATERI

PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN PENILAIAN

ALOKASI WAKTU SUMBER

BELAJAR TM PS PI

1. Pelaksanaan

prosedur

pengelasan

� Prosedur pengelasan

dilaksa-nakan tanpa

menyebabkan kerusakan

terhadap kompo-nen

atau sistem lainnya � Informasi yang benar di-

akses dari spesifikasi

pabrik dan dipahami.

� Seluruh kegiatan

pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP

(Standard Operation

Procedures), undang-undang K 3

(Keselamatan dan Kese-

hatan Kerja), peraturan

perundang-undangan

dan prosedur/kebijakan

perusahaan.

� Prosedur pengelasan

(Oxy,Asitilen )

� Penggunaan peralatan

dan perlengkapan yang

sesuai � Undang-undang

tentang K3

� Persyaratan

keselamatan kerja

� Mempelajari prosedur

pengelasan oksigen dan

asitilin dengan cara mengali

imformasi dari Modul.

� Mempelajari cara pengunaan peralatan/perengkapan las

dengan cara mengali

imformasi dari modul.

� Mempelajari macam macam

bahan pengelasan dengan cara menggali imformasi dari

modul.

� Menggunakan peralatan dan peralatan pengelasan dan

keselamatan kerja sesuai SOP

� Melaksanakan prosedur cara

cara pengelasan sesuai

SOP,K3 dan LH

� Melaksanakan kalibrasi

campuran untuk penge-lasan

sesuai SOP

� Melaksanakan pengelasan

dasar berdasarkan SOP ,K3

dan LH

Test Tertulis

Test lisan

Observasi

6 12(24)

Modul las oxsi,

busur listrik dan

patri.

Job sheet

Peralatan las

asetiline, las busur

listrik

Wall Chartper

atak keselamatan

kerja

Page 9: Proposal Ptk Bmti

9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Wonogiri

Mata Diklat : Produktif Otomotif

Kelas : X /2

Pertemuan ke : 1 dan 4

Alokasi Waktu : 24 x 45 menit

A. Standart Kompetensi Pelaksanaan Prosedur Pengelasan, Pematrian, Pemotongan panas dan Pemanasan

B. Kompetensi Dasar Melaksanakan Prosedur Pengelasan

C. Indikator - Mampu melaksanakan Prosedur Pengelasan Asetiline

- Mampu Melaksanakan Prosedur Pengelasan Busur Listrik

- Prosedur pengelasan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan

terhadap kompo-nen atau sistem lainnya

- Informasi yang benar di-akses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

- Seluruh kegiatan pengelasan dilaksanakan berdasarkan SOP (Standard

Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese-

hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan

perusahaan

D. Tujuan Pembelajaran

- Siswa dapat Melaksanakan Prosedur Pengelasan Asetiline

- Siswa dapat Melaksanakan Prosedur Pengelasan Busur Listrik

E. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan awal/pendahuluan(15 menit)

- Pembukaan, Absensi dan penyampaian beberapa hal yang dapat

mengarahkan perhatian dan pikiran siswa pada materi pembelajaran

tentang pengelasan Asetiline . .

2. Kegiatan Inti

- Menjelaskan tentang pengertian pengelasan

- Menjelaskan tentang alat-alat las asetiline dan fungsi serta

perawatannya.

- Menjelaskan tentang prosedur dalam kerja las asetiline

- Pelaksanaan Praktek pengelasan oxy-asetiline.

- Menjelaskan tentang las busur listrik.

- Menjelaskan tentang peralatan las busur listrik dan cara penggunaan

dan perawatannya.

- Menjelaskan tentang prosedur dalam kerja las busur listrik

3. Pelaksanaan Praktek Pengelasan busur listrik.Kegiatan akhir atau

penutup (15 Menit)

PEMERINTAH KABUPATEN WONOGIRI

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 2 WONOGIRISMK NEGERI 2 WONOGIRISMK NEGERI 2 WONOGIRISMK NEGERI 2 WONOGIRI

Alamat : Jl. Raya Wonogiri – Ngadirojo km 3, Bulusari,Bulusulur Wonogiri Telp. (0273) 323837

Page 10: Proposal Ptk Bmti

10

- Evaluasi pelaksanaan pembelajaran dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya jika masih ada hal yang belum

dipahami.

- Memberikan tanggapan atau pernyataan dan motivasi bagi siswa

F. Materi Pembelajaran a. Las Asetilne

- Pengertian pengelasan

- Pengertian las Oxy- asetiline

- Peralatan las asetiline

- Langkah kerja las asetiline.

- Pelaksanaan praktek.

b. Las Busur Listrik

- Pengertian Las Busur listrik

- Peralatan las busur listrik

- Langkah kerja las busur listrik

- Pelaksanaan praktek

G. Sumber, Alat dan Bahan Pembelajaran a. Modul Pelaksanaan Pengelasan, Pematrian , pemotongan panas dan

pemanasan.

b. Job Sheet kerja las

c. LCD proyektor

d. Benda kerja

e. Peralatan las

f. Peralatan keselamatan kerja

H. Penilaian

Norma Penilaian :

Sikap : 10%

Ujian teori : 20 %

Ujian Praktek : 70 %

Ujian Teori

SOAL :

1. Apa definisi dari pengelasan secara umum

2. Apa fungsi Generator Asetiline

3. Pembakar (torch)

4. Bagaimana cara ( prosedur) menyalakan, mengatur dan mematikan api

las asetiline

5. Apa yang dimaksud dengan Tack weld

6. Apa definisi dari las busur listrik.

7. Sebutkan fungsi selaput pada elektroda (5)

8. Apa saja yang mempengaruhi hasil pengelasan pada busur listrik

9. Apa arti kode elektroda las berikut ini E 6010

10. Apa yang dimaksud dengan distorsi pada pengelasan dan berikan 3

contoh saja

JAWABAN :

1. Pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan menggunakan

energi panas untuk melelehkan sebagian logam dan bahan tambah.

2. Generator : berfungsi untuk tempat mereaksikan calsium karbida dan

air untuk menghasilkan gas asetiline untuk pengelasan dan menyimpan

sementara dalam tekan sebelum digunakan

Page 11: Proposal Ptk Bmti

11

3. Pembakar berfungsi untuk mencampur oksigen dan asetiline dan

membakarnyauntuk proses pengelasan.

4. Putar/buka katup pemgatur asetiline di pembakar dan dekatkan dengan

sumber api, kemudian atur nyala asetiline yang terjadi hingga netral

dengan cara mengatut/membuka katup oksigen pembakar secara

perlahan-lahan.

5. Tackweld atau las titik adalah pengelasan mula yang berfungsi sebagai

pengikat benda kerja sebelum pengelasan sebenarnya agar tidak

bergeser atau berubah posisi.

6. Las busur listrik adalah las yang energi panasnya berasal dari busur

listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja.

7. Fungsi selaput elektroda adalah : sebagai pelindung elektroda agar

tidak berkarat, membentuk gas pelindung busur listrik, memudahkan

pemyalaam elektroda, mengangkat kotoran pengelasan, membentuk

terak, memberikan sifat khusus pada hasil pengelasan.

8. Besarnya arus, kecepatan pengelasan, jenis elektroda, tebal-tipisnya

bahan dll.

9. E : elektroda las listrik, 60 : besarnya kekuatan tarik maksimal hasil

pengelasan dalam 1000 psi, 1 : Pengelasan segala posisi , 0 : bahan

selaput Rutil kalium.

10. Distorsi adalah perubahan bentuk atau posisi hasil pengelasan karena

panas yang berlebih pada proses pengelasan.

I. Tindak lanjut - Memberikan program remidi bagi siswa yang tidak kompeten

- Memberikan pengayaan bagi siswa yang sudah kompeten

Wonogiri, Juli 2009

Guru Mata Diklat

Agus Riyanto, S.Pd

NIP. 19790822 200801 1 013

WKS 1

Drs. Bob Prabantoro

NIP. 19630913 198903 1 016

Mengetahui

Kepala Sekolah

SMK N 2 Wonogiri

Ir. Drs. H. Dikin

NIP. 19550304 198103 1 011

Page 12: Proposal Ptk Bmti

12

LEMBAR PENILAIAN UJI KOMPETENSI

KOMPETENSI : Pelaksanaan prosedur pengelasan pematrian dan pemotongan panas dan

Pemanasan

NAMA :

KELAS :

NO :

ASPEK PENILAIAN SKOR

MAX

Tanggal

lulus

SKOR

PEROLEHAN

A. Sikap (10%) Siswa guru

3 4 5 3 4 5

1 Minat

2 Perhatian

3 Disiplin

SUB 100

B. Teori (20%)

SUB 100

B. KETRAMPILAN ( Job Sheet )

Ketr

am

pil

an

( 7

0%

)

Las

Bsu

sr l

istr

ik Persiapan 5

Menyalakan Busur listrik 5

Mengelas Titik 5

Mengelas Rigi 5

Tugas Akhir 10

Las

Ase

tili

ne

Persiapan 5

Menyalakan mengatur dan mematikan 5

Mengelas Titik 5

Mengelas Rigi 5

Tugas Akhir 10

Pem

atri

a

n Persiapan 5

Pematrian 5

Las

Po

tong

Persiapan 5

Menyalakan mulut motong 5

Melakukan pemotongan 10

Pem

anas

an

Persiapan 5

Pelaksanaan Pemanasan 5

SUB 100

Nilai Akhir Kompetensi (10%xSub A +20%xSub B +70%x Sub C)

Page 13: Proposal Ptk Bmti

13

Dari lembar penilaian diatas dapat penulis simpulkan beberapa

penilaian yang dapat menggambarkan kemampuan praktek ( Job Sheet)

siswa dalam prosedur pengelasan adalah :

a. Untuk las Busur listrik

1. Langkah persiapan

2. Menyalakan Busur listrik

3. Mengelas Titik

4. Mengelas Rigi

5. Membuat Benda kerja

b. Untuk praktek las Asetiline

1. langkah persiapan

2. Menyalakan, mengatur dan mematikan api las

3. Mengelas Titik

4. Mengelas Rigi

5. Membuat benda kerja

D. Metode Pembelajaran teman sebaya

Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara

untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang

terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam

melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik

dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai

sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu

mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan

pada saat mengajar. Salah satu metode mengajar adalah metode

pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu model dari pembelajaran

interaktif

Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk

membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan

Page 14: Proposal Ptk Bmti

14

kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina

di antara peserta didik yang bekerja bersama.

Tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar

dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah

dipelajari dan diperoleh atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Ketika mereka belajar dengan “tutor sebaya”, peserta didik juga

mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan,

berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang

bermakna. Penjelasan tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan

berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara

yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan

bahasa yang lebih akrab.

Dalam penelitian ini penulis menerapkan cara pembelajaran

dengan tutor sebaya namun karena materi pembelajaran yang diajarkan

adalah materi praktek maka model dari tutor sebaya yang digunakan tentu

saja membutuhkan beberapa modifikasi, sehingga dapat terlaksana dengan

baik. Dalam hal ini tutor sebaya yang digunakan diambil dari teman satu

kelas sendiri (bukan dari siswa yang telah menerima pelajaran sebeumnya)

sehingga kemungkinan siswa tersebut memeiliki pengetahuan yang masih

sama dengan teman-temannya, namun karena penulis sebagai guru yang

telah lama mengenal beberapa siswa yang memiliki kelebihan dalam hak

kemampuan praktek sehari-harinya maka peneliti menentukan beberapa

siswa dengan kriteia tertentu untuk diberi latihan terlebih dahulu tentang

materi praktek dan diberi kesempatan beberapa kali untuk melakukan

praktek pada materi tersebut. Sehingga dari beberapa siswa ini akan

ditentukan sejumlah tutor sebaya yang diperlukan untuk proses

pembelajaan.

Page 15: Proposal Ptk Bmti

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

dengan menggunakan penilaian kualitatif. Dilakukan demikian disebabkan

oleh hal-hal berikut, yakni 1) data yang dikumpulkan berupa data verba; dan

tingkah laku subjek terteliti, 2) kedua jenis data yang dimaksud dikumpulkan

secara langsung dari lingkungan nyata (alamiah) dengan peneliti sebagai

instrumen utama, 3) data yang sudah terkumpul dianalisis secara induktif baik

pada saat maupun segera setelah data terkumpul, dan 4) hasil analisis data

dinyatakan dalam deskripsi fenomena bukan perhitungan angka-angka

(Bogdan Biklen, 1982:1982; Miles dan Huberman, 1992 dalam Suwignyo,

1997). Penelitian ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan peneliti secara

terencana, sistematis, dan terarah terhadap permasalahan yang timbul dan

dihadapi secara langsung oleh peneliti guna memperoleh pemecahan dan

jawaban terhadap permasalahannya.

Metode penelitian ini sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat feflektif

oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, serta

memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk

mewujudkan tujuan-tujuan tersbut PTK dalam pelaksanaannya melalui proses

pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri atas empat tahapan, yaitu

merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan merefleksi. Mc.Taggart

dalam Ruswandi (2000:1) menyatakan bahwa: “Penelitian Tindakan Kelas

adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pengajaran dengan cara

Page 16: Proposal Ptk Bmti

16

melanjutkan perubahan-perubahan dan mempelajari akibat dari perubahan-

perubahan itu, jenis dan sifat perubahan tersebut dapat terjadi sebagai hasil

mengajar reflektif.”

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan kerangka berpikir

sebagai berikut :

Agar lebih jelas alur PTK dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas (adaptasi dari Hopkins,

1993)

Rencana

Refleksi

Tindakan &

Observasi

Rencana

Tindak Lanjut

Refleksi

Tindakan &

Observasi Rencana Tindak

Lanjut

Optimalisasi ketrampilan

siswa siswa

KONDISI

AWAL

Guru:Belum mengoptimalkan

metode pembelajaran Siswa:

Ketrampilan praktek siswa

biasa saja

TINDAKAN Pembelajaran praktek

menggunakan metode teman

sebaya

SIKLUS I

Metode pemebelajaran

praktek teman sebaya

SIKLUS II

Perbaikan pembelajaran KONDISI

AKHIR

Page 17: Proposal Ptk Bmti

17

Alur Desain Penelitian

Prosedur penelitian seperti tergambar dalam bagan di atas, dapat

dijelaskan sebagai berikut :

Refleksi

1. Analisis kemampuan

praktek

2. Analisis kegiatan siswa

Pelaksanaan Siklus 1

1. Melaksanakan praktek tanpa

metode teman sebaya

Rencana Tindakan

1. Memperbaiki kekurangan pada

Siklus I

2. melakukan pengamatan

kegiatan siswa

Pelaksanaan Siklus II

1. Melaksanakan praktek

dengan metode teman

sebaya

2. Melakukan evaluasi

Penjelasan tentang hasil

praktek dengan metode teman

sebaya

Page 18: Proposal Ptk Bmti

18

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan dilakukan berdasarkan studi awal di SMK Negeri 2

Wonogiri guru dan siswa menyiapkan pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran dengan teman sebaya meningkatkan kualitas pembelajaran

terutama dalam meningkatkan kemampuan praktek siswa yang dirumuskan

rancangan tindakan penelitian yang mencakup:

a. menetapkan indikator-indikator pembelajaran yang meliputi: 1)

identifikasi kemampuan teori siswa siswa 2) landasan pembelajaran

menggunakan metode atau teknik pembelajaran 3) strategi pembelajaran

dan prosedur penilaian.

b. Menyusun rancangan tindakan desain pembelajaran yang di dalamnya

meliputi: 1) kompetensi dasar, 2) indikator hasil belajar, 3) dampak

pengiring, 4) metode dan sumber pembelajaran, 5) peralatan praktek dan

6) lembar penilaian.

c. Menyusun alat dalam penelitian yang terdiri atas catatan lapangan, catatan

dokumentasi, dan rekaman foto. Fungsi setiap alat tersebut dinyatakan

secara rinci dalam teknik pengumpulan data.

d. Menyusun perencanaan teknik analisis data, dalam hal ini data yang sudah

terkumpul dianalisis secara kualitatif.

Setelah masalah dianalisis dan dikaji maka perlu dicarikan

pemecahannya. Cara yang ditempuh dalam melaksanakan tindakan kelas ini

ialah mengubah pendekatan dalam proses belajar mengajar. Dalam tahapan

pertama guru membuat persiapan mengajar.

Page 19: Proposal Ptk Bmti

19

Dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, yang menjadi

sasarannya ialah peningkatan kemampuan praktek siswa pada kompetensi

dasar pelaksanaan prosedur pengelasan dengan menggunakan metode

pembelajaran teman sebaya..

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru melaksanakan tindakan sesuai dengan

perencanaan yang telah dirumuskan. Melakukan pengamatan terhadap

tindakan pembelajaran secara sistematis, kritis dan objektif. Pengamatan

dilakukan secara terus-menerus oleh peneliti dan mitra untuk memantau

dan merekam gejala-gejala yang muncul baik yang sifatnya mendukung

atau menghambat proses pembelajaran.

3. Tahap Observasi

Tahap observasi pada pelaksanaannya dilakukan bersamaan

dengan tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti yang sedang

melaksanakan tindakan dengan sesegara mungkin, untuk mengenali,

merekam dan mendokumentasi seluruh indikator proses dan hasil yang

dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang diakibatkan oleh tindakan

terencana maupun dampak pengiring, bahkan efek lanjutan dan

intervensi proses pembelajaran.

Dari hasil observasi ini diharapkan dapat diketahui sedini

mungkin gejala yang timbul baik ketidakberhasilan atau kesalahan

Page 20: Proposal Ptk Bmti

20

dalam rancangan pembelajaran menggunakan kantung bilangan dapat

diatasi dengan sesegera mungkin untuk dicari pemecahannya dan

dipikirkan kembali rancangan tindakan selanjutnya dengan secepat

mungkin.

Pada tahap ini, isntrumen yang dikembangkan untuk melihat

pelaksanaan setiap kegiatan berupa lembar obersvasi, pedoman

wawancara, soal evaluasi siswa sebelum diberi tindakan dan soal setelah

diberi tindakan.

4. Tahap Perefleksian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan

analisis sintetis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua

informasi yang diperoleh (Kasobah, 1998/1999 dalam Ruswandi),

sehingga data yang tercatat maupun yang tidak tercatat tetapi sempat

terekam oleh peneliti, dikonfirmasikan dan dianalisis serta dievaluasi

untuk dimaknai supaya dapat diketahui pelaksanaan tindakan yang telah

disebut dapat dicapai atau belum agar peneliti mendapatkan kejelasan

tindakan baru yang akan dilakukan kemudian. Kegiatan refleksi,

merupakan kegiatan untuk menemukan hal-hal tertentu untuk kemudian

dilanjutkan membuat perencaaan baru untuk melakukan tindakan baru.

Bila ada hal-hal yang perlu perubahan atau penyempurnaan, maka akan

dirumuskan bagian mana dari rancangan tindakan yang membutuhkan

Page 21: Proposal Ptk Bmti

21

perubahan atau perbaikan tersebut sehingga aspek-aspek yang sudah

baik akan menjadi lebih baik lagi, dan aspek yang belum baik akan

diupayakan supaya menjadi baik. Penyempurnaan ke arah perbaikan

tindakan selanjutnya dirumuskan untuk dituangkan ke dalam rencana

tindakan baru.

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ialah SMK Negeri 2 Wonogiri. Waktu

pelaksanaan kegiatan penelitian ini ialah selama empat bulan, dari bulan

Maret hingga Juni 2010 . hal ni disesuaikan dengan program rencana

pembelajaran yang telah disusun sebelumnya pada SMK Negeri 2

Wonogiri.

JADWAL KEGIATAN PTK 2010

NO

RENCANA

KEGIATAN PTK

MARET APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyerahan proposal

2 Tindakan I & refleksi

3 Tindakan II & refleksi

4 Penyusunan laporan

5 Penyempurnaan laporan

6 Penyerahan laporan

7 Penulisan artikel

8 Penyerahan artikel

Page 22: Proposal Ptk Bmti

22

PENGESAHAN PROPOSAL

PROGRAM DIKLAT VOKASI : KTI

1. Judul Penelitian : Meningkatkan ketrampilan siswa

dalam praktek kompetensi dasar

pelaksanaan prosedur pengelasan

dengan metode pembelajaran

teman sebaya pada kelas X TOA

SMKN 2 Wonogiri Tahun Diklat

2009/2010

2. Bidang Studi : Teknik Otomotif

3. Peneliti

a. Nama Lengkap : Agus Riyanto, S.Pd

b. NIP : 19790822 200801 1 013

c. Sekolah : SMK Negeri 2 Wonogiri

d. Alamat Rumah : Geneng Rt.03/XI, Purwosari, Wonogiri

57651

e. E-mai : [email protected]

4. Anggota Peneliti : Muhammad Aryadi, S.Pd

5. Pembimbing

a.Nama : Tardi, S.Pd

b. NIP : 19680305 200501 1 013

6. Jangka Waktu Penelitian : Bulan September s/d April 2009

Mengetahui

Kepala Sekolah

SMK N 2 Wonogiri

Ir. Drs. H. Dikin

NIP. 19550304 198103 1 011

Wonogiri, September 2009

Peneliti

Agus Riyanto, S.Pd

NIP. 19790822 200801 1 013

Pembimbing,

Tardi, S.Pd

NIP.19680305 200501 1 013

Page 23: Proposal Ptk Bmti

23

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 2

C. Batasan Masalah ..................................................................... 2

D. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

E. Manfaat Penelitian .................................................................. 4

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ketrampilan Praktek .............................................. 5

B. Pengertian Kompetensi Dasar ................................................. 5

C. Pelaksanaan Prosedur Pengelasan .......................................... 5

D. Metode Pembelajaran Teman Sebaya ...................................... 12

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian ................................................................. 14

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv

Page 24: Proposal Ptk Bmti

24

DAFTAR PUSTAKA

A.R.Syamsudin.1991.Studi Wacana, Teori-Analisis-Pengajaran. Bandung:

Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP

Kasbolah.1997. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Proyek

Pengembangan Guru Sekolah Dasar Direktorat Pendidikan

Tinggi Depdikbud.

Muhibbin Syah.1995.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru. Bandung:

Rosda karya

Prianto.2001. Peranan Minat dalam Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Sujana, Nana. Dr.1989.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya

Page 25: Proposal Ptk Bmti

25

KATA PENGANTAR

SMK merupakan tempat pendidikan yang mengutamakan tamatan yang

memiliki keahlian ketrampilan dan kompetensi yang professional, oleh karena itu

siswa-siswa SMK harus dilatih dan dididik untuk mampu mengembangkan

potensinya secara maksimal, cara atau metode pendidikan sangat diperlukan

sehingga siswa dapat menggali kemampuannya secara mandiri, hambatan dan

kelemahan dalam proses pembelajaran harus diminimalisir sehingga hasil

pembelajran akan sesuai dengan yang diharapkan.

Tidak semua siswa SMK memiliki kemampuan ketrampilan atau skill

yang sama karena memang setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan

kelebihan dan kekurangannya masing–masing. Ada beberapa anak yang mungkin

pandai dalam hal teori dan pemahaman soal akan tetapi kurang dalam pelaksanaan

prakteknya tau malah sebaliknya, sehingga perlu suatu metode pembelajaran yang

sesuai untuk mengatasi hal tersebut. Siswa-siswa yang memiliki kemampuan lebih

dalam hal praktek dapat digunakan untuk pembimbingan siswa yang lain

demikian pula siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam hal teori dapat

dimanfaatkan untuk memacu semangan dengan membantu teman sebayanya,

sehingga diharapkan setiap siswa memiliki kemampuan yang sesuai atau lebih

tinggi dari batas kelulusan minimal.

Metode teman sebaya ini juga akan membantu pelaksanaan pembelajaran

praktek jika sebuah kelas belum memiliki jumlah guru praktek yang cukup,

sehingga pembelajaran tidak hanya tergantung dari bimbingan guru, selain itu

siswa yang diberi tugas membimbing siswa lainya akan lebih termotivasi.

Harapan penulis, laporan penelitian tindakan kelas (PTK) ini memberikan

manfaat bagi penulis sendiri, siswa, sekolah, masyarakat negara, bangsa dan

agama. Amin.

Wonogiri, September 2009

Peneliti

AGUS RIYANTO, S.Pd

NIP. 19790822 200801 1 013

iii