proposal ptk
DESCRIPTION
Proposal Penelitian Tindakan KelasTRANSCRIPT
-
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MASTERY LERNING SEBAGAI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN
GAMBAR TEKNIK
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Disusun demi memenuhi salah satu mata kuliah Penelitian Pendidikan yang diampu oleh:
H. Purnawan, S.Pd. M.T.
Disusun Oleh:
Muhammad Nur Ramdani
1303962
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
-
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan kejuruan Indonesia dirancang oleh pemerintah pusat
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pendekatan strategi yang
digunakan melalui pengenalan pelatihan berdasarkan kompetensi/Competency Based
Training (CBT). Strategi ini dapat membantu memberikan solusi dari pokok
permasalahan tentang lulusan sekolah kejuruan yang belum siap pakai untuk memulai
pekerjaan di industri. Kurikulum pendidikan kejuruan berdasarkan CBT menggunakan
sumber pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kompetensi sebagai pengantar dasar
standar kompetensi industri. Pengakuan tentang ketrampilan dan pengetahuan
seseorang harus diperagakan dalam pekerjaan mereka untuk memenuhi standarisasi
di tempat kerja. Implementasi kurikulum KTSP dalam menerapkan pendekatan CBT di
sekolah pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan strategi pembelajaran
sistem belajar tuntas (mastery lerning). Pendekatan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan keberhasilan pendidikan.
Pelajaran produktif Gambar Teknik adalah salah satu pelajaran dari kurikulum
SMK Program Keahlian Permesinan yang harus disampaikan di kelas X semester 1.
Materi pelajaran ini cukup sulit dipahami siswa baik dari aspek teori maupun
praktek. Kesulitan siswa dari aspek teori meliputi : fungsi gambar dan standardarisasi,
alat-alat gambar dan penggunaannya, membaca gambar, gambar proyeksi dan
penerapannya dalam bidang keahlian teknik otomotif. Dalam penguasaan praktek
kesulitan siswa meliputi : praktek penggunaan alat-alat gambar, menggambar
proyeksi, menerapkan gambar proyeksi pada bidang keahlian teknik otomotif,
membuat sketsa rencana gambar teknik otomotif, membuat lay out gambar sesuai
dengan sketsa dan ukuran kertas gambar yang ditentukan. Kesulitan siswa untuk
memahami pelajaran disebabkan karena pada pelajaran Gambar Teknik terdapat
aturan-aturan teknik dalam menggambar yang belum pernah diperoleh pada
-
tingkat pendidikan sebelumnya. Dalam bidang keahlian keahlian teknik
pemesinan gambar teknik
-
merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai disamping kompetensi-kompetensi
yang lain. Hal ini karena kompetensi gambar teknik mendasari semua kompetensi yang ada
dalam bidang teknik otomotif. Gambar teknik sebagai bahasa komunikasi teknik digunakan
dari sejak proses perencanaan, proses produksi dan pembuatan, proses pemasaran dan
penjualan sampai dengan proses pelayanan purna jual yaitu untuk kebutuhan servis dan
reparasi.
Kemajuan teknologi yang begitu cepat di bidang keahlian teknik pemesinan
hampir semua industry selalu mengaplikasikan teknologi tinggi (hi-tech) dalam mengeluarkan
produk-produk terbarunya. Kemajuan teknologi yang begitu cepat telah direspon dengan
baik oleh pendidikan kita. Pemerintah memberlakukan Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Edisi Tahun 2009 berupa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Spektrum Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Salah satu pelajaran produktif dalam
bidang keahlian teknik otomotif adalah Gambar Teknik.
Berdasarkan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran produktif Gambar Teknik,
guru mengadakan observasi berkaitan dengan masalah tersebut. Observasi dilakukan pada
bulan Mei tahun 2015 dengan salah satu hasil ditemukan bahwa hasil belajar siswa pada
program Produktif Gambar Teknik masih rendah. Permasalahan tersebut perlu segera diatasi
melalui proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Namun demikian mengingat sulitnya
materi, guru dituntut kesungguhannya dalam mempergunakan berbagai strategi dan media
mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal.
Berdasarkan paparan tersebut di atas nampak adanya kesenjangan antara realitas dan
kenyataan dengan idealitas atau harapan. Hasil belajar siswa dalam pelajaran gambar teknik
masih rendah karena siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa kurang aktif,
kurang responsif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru kurang kreatif masih
menggunakan strategi ceramah yang monoton dalam pemberian materi pelajaran. Idealnya
-
siswa sebagai pusat belajar hendaknya aktif dan antusias. Guru sebaiknya mengemas materi
pembelajaran dengan lebih menarik dan menyenangkan sehinga tidak membosankan siswa.
Siswa menjadi lebih mudah dan cepat dalam memahami materi pelajaran kejuruan Gambar
Teknik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya solusi tindakan dengan
menggunakan strategi tertentu yang menarik yaitu dengan pendekatan strategi pembelajaran
mastery lerning.
Mengingat pentingnya materi tersebut bagi siswa jurusan pemesinan, sedangkan pada
kenyataannya siswa banyak mengalami kesulitan dalam memahaminya, bahkan kadang-
kadang menimbulkan persepsi yang berbeda-beda maka perlu diupayakan kreativitas guru
agar proses pembelajaran berjalan efektif dan menarik perhatian siswa dengan strategi
pembelajaran mastery lerning. Dengan alternative tersebut diharapkan mampu meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap pelajaran produktif Gambar Teknik.
Pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pendekatan instruksional strategi
pembelajaran mastery lerning mempunyai tahap spesifik sebagai berikut : (1) evaluasi
menggunakan Ketercapaian Ketuntasan Minimal (KKM) untuk menentukan nilai akhir siswa,
(2) siswa tidak bisa mengikuti program pembelajaran pada materi selanjutnya sebelum materi
yang diikuti mencapai nilai KKM (3) pengajaran remidial (remidial teaching) untuk program
perbaikan, (4) pengayaan diberikan unuk meningkatkan prestasi siswasesuai dengan
kemampuan individunya.
Penyelanggaraan pendidikan yang dilaksanakan dengan pola konvensional selama ini,
terbukti kurang efektif. Sejalan dengan kebijakan keterkaitan dan kesepadanan perlu
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan lewat pelaksanaan program Pendidikan Sistem
Ganda (PSG). Ada beberapa prinsip yang menjadi pedoman, salah satunya masstery lerning.
Strategi ini merupakan pembelajaran terstruktur untuk mengadaptasi pembelajaran klasikal,
sehingga perbedaan individu siswa memperoleh perhatian yang cukup khususnya yang
menyangkut kemajuan atau kecepatan belajar. Siswa belajar sesuai struktur dan pentahapan
sampai berhasil dan benar-benar menguasai (tuntas menyelesaikan). Siswa baru diperbolehkan
melanjutkan kegiatan belajar pada tahapan berikutnya. Dengan menerapkan mastery lerning
diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pendidikan, terutama diukur dari tingkat
penyerapan tamatan di dunia kerja yang relevan, baik dalam arti mandiri ataupun bekerja pada
orang lain.
-
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut di atas menunjukkan adanya
kompleksitas permasalahan pada pembelajaran dalam bidang keahlian teknik pemesinan
khususnya pada pelajaran Gambar Teknik , oleh karenanya dalam penelitian ini perlu adanya
batasan dalam mengidentifikasi masalah yang memungkinkan untuk diteliti. Masalah yang
akan diteliti adalah mengenai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
pelajaran program produktif Gambar Teknik.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana hasil belajar siswa terhadap pembelajaran program produktif
Gambar Teknik ?
b. Bagaimana pendekatan strategi pembelajaran mastery lerning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran program produktif
Gambar Teknik ?
4. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran program produktif
Gambar Teknik
b. Menggunakan pendekatan strategi pembelajaran mastery lerning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran program produktif
Gambar Teknik.
5. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Bagi siswa
Bagi siswa, penelitian ini mampu hasil belajar siswa terhadap pelajaran
-
program produktif Gambar Teknik , dengan partisipasi aktif dalam pelajaran dan
bertanggungjawab. Belajar Gambar Teknik menjadi lebih menarik, menyenangkan, lebih
bersemangat dan meningkatkan kepercayaan diri untuk menyelesaikan tugas lainnya.
b. Bagi guru
Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini bagi guru dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang bervariasi dengan memperhatikan aktivitas belajar siswa
dalam mengembangkan kemampuan individu dan tanggungjawab. Disamping itu guru
mampu melaksanakan proses pengajaran dengan lebih efektif dan terbiasa melakukan
penelitian yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalitasnya.
c. Bagi sekolah
Penelitiasn ini akan memberikan sumbangan informasi pada sekolah dalam
perbaikan pembelajaran, sebagi penentu kebijakan meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap pelajaran program produktif Gambar Teknik.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Strategi Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi diartikan rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Peter Salim: 1991). Raka Joni yang
dikutip W. Gulo (2002: 2), mengatakan bahwa strategi belajar sebagai pola dan urutan umum
perbuatan guru murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar.
Strategi pembelajaran adalah cara pengajaran dalam mengelola kondisi-kondisi
lingkungan yang dapat mempengaruhi faktor internal pembelajaran sehingga dapat
menguasai pengetahuan atau ketreampilan tertentu (Suparman, 1994:157). Menurut Dimyati
(1999:297), pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional,
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber
belajar.
Hal ini sejalan dengan pendapat Herminanto Sofyan (2002:49), Strategi
pembelajaran adalah keseluruhan pola umum kegiatan guru siswa dalam mewujudkan belajar
mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, terbentuk oleh paduan
antara urutan kegiatan, strategi yang digunakan penggunaan media dalam pembelajaran dan
pendefinisian peran guru dan siswa.
Sebagai pola umum kegiatan guru siswa dalam Strategi pembelajaran digambarkan
dalam garis kontinum untuk mempresentasikan tingkat dominasi peran guru dan partisipasi
aktif siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran. Semakin kuat atau dominan peran guru
semakin pasif peran siswa dalam proses pembelajaran, dan sebaliknya berkurang peran dan
dominan guru semakin besar peran aktif siswa dalam pembelajaran.
Sebagai fasilitator guru mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dalam
menjajaki kegiatan-kegiatan baru, dan membimbing dan membantu mereka belajar mandiri.
Pengalaman disusun sesuai rasa ingin tahu anak dengan menghadapkan sejumlah kegiatan
yang relevan berdasarkan kebutuhan, tujuan dan minat siswa. Dengan demikian yang
terpenting bagi guru dalam membimbing siswa-siswanya untuk belajar bukanlah transfer
pengetahuan tetapi mengkondisikan siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar.
Dari beberapa difinasi di atas diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran adalah
paduan antara urutan kegiatan, strategi yang digunakan, penggunaan media dalam
pembelajaran dan pendifinisian peran guru dan siswa sebagai pola umum kegiatan guru siswa
-
dalam usaha menciptakan kondisi pembelajaran yang lebih efektif dan mampu memotivasi
siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
b. Mastery Lerning
Mastry lerning adalah suatu strategi pembelajaran yang bertujuan agar seluruh siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara tuntas sesuai dengan tujuan instruksional dari pokok
bahasan atau sub pokok bahasan materi pelajaran. Pada prinsipnya pembelajaran mastery
lerning sangat memperhatikan perbedaan individual siswa dalam hal kemajuan atau
kecepatan belajarnya. Bagi siswa yang telah menguasai pelajaran sebelum waktu yang
ditentukan habis diberikan kegiatan pengayaan untuk menambah pengetahuan dan
ketrampilan siswa. Sedangkan siswa yang belum menguasai pelajaran diberikan kegiatan
perbaikan untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Mastery lerning dalam melaksaanakan evaluasi menggunakan Ketercapaian
Ketuntasan Minimal (KKM) untuk menentukan nilai akhir siswa. Untuk mata pelajaran
produktif di SMK N E G E R I 2 B A N D U N G KKM ditentukan tujuh koma tiga nol
(7,30). Siswa harus menguasai dengan baik materi pembelajaran dengan nilai minimal tujuh
koma tiga nol (7,30). Apabila ada siswa yang nilainya kurang dari tujuh koma tiga nol (7,30)
pada satu sub pokok bahasan, maka siswa tersebut tidak boleh mengikuti pembelajaran pada
sub pokok bahasan berikutnya, guru perlu memberikan pengajaran remidi (remidial teaching)
sehingga siswa tersebut dapat mencapai standard KKM yang ditentukan yaitu memperoleh
nilai minimal. Setelah ketentuan tersebut tercapai barulah siswa melanjutkan ke sub pokok
bahasan berikutnya. Untuk siswa yang nilainya tujuh koma tiga nol (7,30) atau lebih dengan
waktu yang lebih cepat maka siswa tersebut diberikan pengayaan berupa materi sub pokok
bahasan berikutnya sehingga siswa tidak bosan.
c. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikhis yang berlangsung secara hubungan timbal
balik peserta didik dengan lingkungannya. Dalam proses belajar tersebut hendaknya dapat
terjadi kepositifan peserta didik yang mengalami berbagai perubahan. Hasil dari perubahan
dan perkembangan demikian diantaranya adalah ilmu pengetahuan, pemahaman, ketrampilan
dan nilai-nilai serta sikap sebagai pola dasar untuk bertingkahlaku . Menurut S.Wendel dalam
-
bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran, sifat terjadinya perubahan- perubahan tersebut
relatif konstan dan berbekas (Sumarna dalam Warta Guru , 2005 : 16)
Pendapat Collin Rose (1997:136) belajar adalah petualangan seumur hidup, perjalanan
eksplorasi tanpa akhir untuk menciptakan pemahaman personal kita sendiri. Petualangan itu
haruslah melibatkan kemampuan untuk terus menerus menganalisis dan meningkatkan cara
belajar dan juga kemampuan untuk sadar akan proses belajar dan berpikir itu sendiri (Collin
Rose, 1997 : 136).
Menurut Winkel (1996:53) belajar adalah proses melalui serangkaian kegiatan yang
terencana, tersusun dan terarah untuk menghasilkan suatu perubahan. Kegiatan tersebut
berupa proses aktif yang mengahasilkan perubahan perilaku baik pengetahuan, keterampilan
dan perasaan. (Winkel, 1996: 53).
Hal ini sejalan dengan pendapat Oemar Hamelik (2000;27), bahwa Belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan . Belajar bukan
hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa belajar adalah
suatu suatu aktivitas siswa dalam interaksi edukasi dengan langkah-langkah tertentu yang
terencana, tersusun dan terarah sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif
konstan dan berbekas yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap sebagai akibat
interaksi dengan lingkungan. Keberhasilan belajar dapat diketahui melalui perubahan tingkah
laku pada individu yang belajar sesuai dengan tujuan belajar.
Pada hakekatnya tujuan belajar adalah merupakan penjabaran mengenai hasil belajar.
Oleh karena itu hasil belajar dapat dikatakan sebagai kemampuan (capability) yang diperoleh
seseorang sebagai akibat belajar. Secara umum kemampuan yang diperoleh sebagai hasil
kegiatan belajar berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dilihat wujudnya
sesudah seseorang melakukan kegiatan belajar tersebut.
Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar, ini berarti
optimalnya hasil belajar siswa tergantung pada proses mengajar guru. Untuk menentukan
hasil belajar atau kemampuan apa saja yang akan dinilai, maka digunakan tes yang
penyusunannya berpedoman pada tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus.
-
Menurut Hadari Nawawi (1977), prestasi tingkat keberhasilan dalam mempelajari
materi pelajaran dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu yang telah diberikan oleh guru. Hasil belajar dapat
memunjukkan tingkat kemampuan yang dicapai individu yang diimplementasikan dalam
perubahan-perubahan berupa pengetahuan , keterampilan dan sikap.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
tingkat keberhasilan dalam memperoleh kemampuan baru yang dapat diukur. Kemampuan
baru tersebut secara kualitatif lebih tinggi dengan kemampuan yang sudah ada sebelumnya.
.
d. Pembelajaran Program Produktif Gambar Teknik
Pembelajaran bertujuan untuk mempelajari berbagai kompetensi dasar tersebut
sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi mata pelajaran Gambar Teknik.
Penguasaan materi tersebut akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa, sehingga hasil
belajar Gambar Teknik dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam memperoleh
kemampuan baru berupa pengetahuan materi Gambar Teknik, yang dapat diukur secara
kualitatif lebih tinggi dibandingkan kemampuan yang sudah ada sebelumnya yang
diwujudkan dalam bentuk angka atau nilai..
2. Kerangka Berfikir dan Hipotesis Tindakan
a. Kerangka Berfikir
Penerapan strategi pembelajaran mastery lerning pada pembelajaran program
produktif Gambar Teknik pada siswa kelas X Pemesinan S M KN 2 BAN D U NG
disebabkan hasil belajar yang rendah . Hal ini ditunjukkan dari hasil tes diperoleh nilai rata-
rata 6,0, sedangkan KKM yang ideal rata-rata adalah 7,30. Dari jumlah peserta didik sejumlah
32, siswa 75 % memperoleh nilai di bawah KKM.
-
Berdasarkan hasil tes tersebut selanjutnya guru menerapkan strategi pembelajaran
mastery lerning , peserta didik menerima pelajaran dari guru. Sebagai sekor awal diambil dari
nilai yang diperoleh hasil tes pertama Gambar Teknik.
Pelaksanaan strategi pembelajaran mastery lerning untuk meningkatkan
hasil belajar pelajaran produktif Gambar Teknik berlangsung sebagai berikut :
Peserta didik di kelas terdiri dari peserta yang beragam kecerdasannya, kecepatan
belajarnya, perhatian dan sebagainya. Oleh karena itu guru perlu mengetahui sejauh mana
bahan pelajaran yang diberikan dapat dimengerti peserta didiknya, sehingga dapat diketahui
apakah siswa sudah tuntas atau belum untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya.
Agar siswa yang telah mengetahui bahan pembelajaran dapat melanjutkan dengan
bahan pembelajaran baru bersama siswa yang lain dalam kelas, kegiatan pengayaan diberikan
kepada siswa yang telah menguasai bahan pembelajaran sebelum waktu yang ditentukan
habis. Guru dapat memilih apa saja asal memenuhi kriteria mengisi waktu untuk memperkaya
pengetahuan dan ketrampilan siswa, dengan catatan siswa tersebut sudah lebih dahulu
menguasai konsep dibandingkan dengan teman-temannya.
Kegiatan pengayaan dapat dikelompokkan pada yang berkaitan dengan topik atau tidak
langsung terkait dengan topik pokok, yang terakhir ini dapat dibedakan menjadi masih dalam
lingkup mata pelajaran yang bersangkutan dan tidak dalam lingkup mata pelajaran yang
bersangkutan. Dengan pengayaan dapat membantu siswa untuk memperkuat pemahaman atau
memperluas wawasan tentang materi yang telah dipelajari, untuk mata pelajaran produktif
pengayaan dapat meningkatkan kemahiran bagi siswa.
Program perbaikan merupakan kegiatan yang diberikan kepada siswa yang belum
menguasai bahan pelajaran dengan tujuan meningkatkan penguasaan siswa terhadap bahan
pelajaran tersebut. Waktu pelaksanaan program peerbaikan sangat tergantung pada sifat
bahan, berat ringannya kesulitan serta banyaknya siswa yang ditangani.
Bahan pembelajaran yang merupakan prasarat bagi bahan pembelajaran berikutnya
harus segera ditangani saat itu agar tidak mengganggu pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
Program perbaikan dapat dilakukan dengan mengganti strategi mengajar antara lain strategi
pemberian tugas, diskusi, kerja kelompok, percobaan atau gabungan keempatnya. Juga
membaca buku sumber yang berisi konsep yang sama. Tutor dapat dapat dilakukan dengan
bantuan orang tua. Pelaksanaan tutorial bisa diatur, siswa yang mengalami kesulitan belajar
agak berat perlu ditangani sendiri oleh guru. Siswa yang mengalami sedikit kesulitan
-
diserahkan kepada tutor sebaya dan siswa yang memerlukan kegiatan ringan diberi tugas
mengulangi tanpa bantuan dengan belajar bersama atau diberi referensi untuk mendalami
konsep yang kurang dipahami.
Dengan mengikuti program perbaikan dan pengaayaan diikuti dengan evaluasi, siswa
dapat mengasai bahan pembelajaran secara tuntas walaupun dengan kecepatan waktu
penyelesaian yang tidak sama. Evaluasi yang dilakukan lebih berorientasi pada evaluasi
individual karena kecepatannya tidak sama, sehingga dimungkinkan tidak perlu dengan
ulangan umum (sumatif), tidak harus ada nilai rata-rata kelas, yang penting pada akhirnya
semua siswa menguasai bahan pembelajaran sebagai ilmu atau ketrampilan secara tuntas, yang
berarti memiliki kemahiran sesuai dengan dunia kerja.
Adapun fase-fase pembelajaran dengan strategi pembelajaran mastery lerning adalah
sebagai berikut :
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
2) Elaborasi pembelajaran.
3) Umpan balik dan memberikan pendekatan.
4) Evaluasi.
5) Analisis hasil evaluasi
6) Pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai KKM
7) Perbaikan untuk siswa yang memperoleh nilai < KKM
Gambar dibawah menunjukkan skema kerangka berfikir PTK yang akan
dilaksanakan pada penelitian ini :
Skema Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas
: KONDISI
AWAL
Guru peneliti :
menggunakan
media ceramah
dan tanya jawab
Siswa yang diteliti :hasil
belajar rendah, 75 %
siswa memperoleh nilai
dibawah KKM
SIKLUS I
Menggunakan strategi
pembelajaran mastery lerning
dengan acuan gambar-gambar
yang ada di dalam buku paket
gambar teknik mesin
TINDAKAN
Menggunakan
satrategi
pembelajaran
mastery lerning
SIKLUS II
Menggunakan strategi
pembelajaran mastery lerning
dengan acuan gambar yang ada
di dalam buku teknik perawatan
dan perbaikan bodi otomotif
-
KONDISI
AKHIR
Diduga melalui strategi
pembelajaran mastery
lerning dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa
SIKLUS III
Menggunakan strategi mastery
lerning Guru mengarahkan
siswa untuk membuat gambar
teknik dengan terlebih dahulu
membuat sketsa gambar benda
asli yang ada di bengkel teknik
perawatan dan perbaikan bodi
otomotif
Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir Penelitian Tindakan Kelas
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : Strategi pembelajaran Mastery lerning
dalam pembelajaran program produktif Gambar Teknik dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas X Pemesinan semester 1 SMKN 2 BANDUNG
-
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Setting dan Waktu Penelitian
a. Setting penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X Pemesinan SMK Negeri 2 Badung yang
beralamat di Jl. Ciliwung No. 4 kode pos 40114.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015 sampai dengan bulan November
2015 dalam kurun waktu 6 bulan.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas X Pemesinan SMK Negeri 2 Bangung tahun
2014/2015 kelas X yang berjumlah 32 orang semuanya berjenis kelamin laki-laki. Subyek yang
lain yaitu guru program produktif kejuruan Gambar Teknik .
3. Alat dan Metode Pengumpulan Data
a. Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen yaitu: .
1) Instrumen Penilaian Penyusunan RPP dengan Strategi Pembelajaran
Mastery lerning , menggunakan lembar cek lis penilaian Penyusunan
RPP, lap top dan kamera.
2) Instrumen Penilaian proses pelaksanaan pembelajaran dengan Strategi
Mastery lerning menggunakan lembar observasi guru berupa ceklis
penilaian pelaksanaan pembelajaran.
3) Instrumen Motivasi Siswa Belajar, menggunakan seperangkat pertanyaan
penilaian rasa senang atau bersemangat belajar siswa selama
pembelajaran.
4) Instrumen untuk menilai prestasi hasil belajar siswa menggunakan soal
soal penugasan materi pembelajaran produktif Gambar Teknik..
-
b. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, guru sebagai peneliti sekaligus sebagai pelaku tindakan. Pada
tahap awal penelitian, dilakukan identifikasi. Kemudian masalah yang akan dikenai tindakan
dituangkan dalam lembar observasi untuk diisi oleh pengamat selama peneliti melakukan
tindakan selain hasil pengamatan obyektif pengamat yanglain untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan. Hasil dari observasi pengamat menjadi data dalam penelitian ini.
Selain input dari pengamat, peneliti sendiri juga membuat catatan lapangan yang disusun
selama pelaksanaan tindakan.
Strategi pengumpulan data dalam penelitian ini melalui strategi , observasi,
wawancara, dokumentasi maupun tes.
1) Strategi observasi
Strategi observasi dilakukan dengan cara pengamatan terhadap kegiatan proses
pembelajaran dengan strategi Strategi pembelajaran Mastery lerning yang dilakukan
oleh guru di depan kelas, disamping itu juga dilakukan pengamatan terhaadap aktivitas
dan mativasi siswa saat mengikuti pembelajaran.
2) Strategi Wawancara
Strategi wawancara dilakukan dengan strategi tanya jawab dengan beberapa siswa yang
dipilih secara acak diluar jam pembelajaran di tempat yang tidak resmi.
3) Strategi dokumentasi
Strategi dokumentasi dilakukan dengan cara mencermati dokumen pembelajaran atau
RPP dan juga dokumentasi terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses penelitian
berlangsung.
4) Strategi Tes
Strategi tes dilaksanakan dengan cara memberikan tes obyekstif kepada siswa pada saat
prasiklus, siklus 1, dan siklus 2.
4. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul berupa data kalitatif, dan data kuantitatif lalu dilakukan analisis
data secara analisis deskriptif persentase (%).
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dideskriptifkan dengan angka-angka yang
diperoleh dari sumber data yaitu (1) Proses aktivitas guru dan siswa saat proses pembelajaran
-
berlangsung, (2) Hasil penilaian terhadap perencanaan pembelajaran (RPP), (3) hasil tanya
jawab (wawancara) dengan beberapa siswa terpilih. Sedangkan data kuantitatif adalah data
yang dapat dideskripsikan dengan angka-angka yang diperoleh dari sumber data berupa hasil
tes dan penugasan pada kompetensi dasar Gambar Teknik .
Data kualitatif setelah dihitung lalu dilakukan persentase. Kemudian dideskripsikan
hasilnya. Demikian halnya, data kuantitas setelah dihitung hasil prestasi belajar yang
memenuhi dan melampaui KKM lalu dianalisis persentase. Selanjutnya dihitung daya serap
dalam persentase juga, kemudian dideskripsikan kedalam uraian kalimat yang jelas.
5. Rencana Tindakan
Prosedur penelitian tindakan ini kelas ini terdiri atas tiga siklus yang diawali dengan
tindakan pra siklus. Tindakan prasiklus dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa
melalui tes prestasi hasil belajar siswa kelas X Otomotif. Nilai ini digunakan sebagai sekor
awal dalam strategi pembelajaran mastery lerning .
Selanjutnya, prosedur setiap siklus PTK penggunaan Strategi pembelajaran Mastery
lerning ditunjukkan gambar di bawah ini :
-
Gambar 2: Riset Aksi Model John Elliot
a. Perencanaan
1) Menyusun RPP dengan strategi pembelajaran mastery lerning .
2) Menyusun lembar kegiatan belajar yang berisi materi gambar teknik dengan
strategi pembelajaran mastery lerning .
3) Menyusun instrumen hasil belajar-siswa berupa soal obyektif lengkap
dengan lembar jawabnya.
4) Membuat instrumen lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan
strategi pembelajaran mastery lerning ..
5) Menyusun instrumen observasi guru dalam pembuatan RPP.
6) Menyusun lembar instrumen penilaian aktivitas siswa selama
-
pembelajaran.
7) Menyususn dan menentukan skor awal serta menyusun kriteria untuk
menentukan poin kemajuan.
8) Menyusun kriteria untuk merekognisi prestasi kelompok
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan proses untuk mengatasi permasalahan yang
diangkat dalam situasi yang actual oleh pelaku tindakan dan pengamatan oleh kolaburator
atas segala yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Untuk memudahkan pengamatan
dapat pula digunakan lembar observasi yang disusun sesuai permasalahan yang diangkat
dan kemungkinan-kemungkinan yang muncul saat pelaksanaan tindakan. Adapun langkah-
langkah dari pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran/kompetensi yang akan dicapai pada materi
Gambar Teknik .
2) Guru menjelaskan Gambar Teknik
3) Guru menyampaikan informasi pempelajaran dengan strategi pembelajaran
mastery lerning .
4) Guru membagi lembar kegiatan tugas pembuatan gambar teknik
5) Guru membimbing sebagai mediator dan fasilitator selama PBM
6) Siswa mengerjakan tugas gambar teknik.
7) Guru mengevaluasi tugas gambar siswa.
8) Guru menganalisis hasil belajar siswa.
10) Guru memberikan pengayaan untuk siswa yang mencapapai KKM atau lebih
11) Guru memberikan perbaikan untuk siswa yang belum mencapai nilai KKM
c. Pengamatan
Kolaborator melakukan observasi dengan instrumen dan mengisi lembar
observasi untuk mencari dan mengumpulkan data selama proses pembelajaran.
d. Refleksi
-
Analisis data dalam rangka refleksi mencakup proses dan dampak dari tindakan
yang dilakukan, meliputi : menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,
mengorganisasikan, dan mengabstraksikan data sebagai bahan untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan PTK. Tahap yang dilalui yaitu : reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan.
Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi dan atau tidak
terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasilnya digunakan untuk menetapkan tindak lanjut
penelitian termasuk perubahan tindakan yang mungkin diambil bila siklus sebelumnya
belum mampu mengatasi persoalan.
Peneliti bersama kolaborator berdiskusi tentang hasil pengamatan (observasi) yang
diperoleh sebagai acuan (dasar) untuk menentukan siklus berikutnya.
6. Indikator Keberhasilan
a. Pembelajaran dinyatakan efektif apabila antara perncanaan pembelajaran
sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di depan kelas, diikuti dengan
peningkatan aktivitas dan motivasi belajar serta peningkatan hasil belajar.
b. Adanya peningkatan aktivitas dan motivasi belajar antara kegiatan siklus I,
siklus II dan siklus III
c. Hasil belajar dikatakan baik apabila siswa yang memenuhi KKM lebih dari 75%.
d. Pembelajaran dimyatakan berhasil apabila daya serap yang dicapai dalam satu kelas
adalah 95 %
-
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, M. Dimyati. (1989). Psikologi Pendidikan.Jakarta:Depdikbud
Wankel, W.S. (1996), Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia
Oemar Hamelik. (2000). Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Baru
Aglesindo
Colin Rose, 2002. Cara Belajar Cepat Abad 21, Bandung : Nuansa
Herminanto Sofyan. (2002). Pengaruh Motivasi Belajar dn Status Ekonomi Orang Tua Terhadap
Hasil Belajar Motor Otomotif. Desertasi: Program Pasca Sarjana UNJ
Suharsimi Arikunto. 2003. Class Action Research (CAR), makalah disampaikan pada pelatihan
penulisan karya ilmiah bagi guru yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian
Pendidikan Dasar dan Menengah. pada 6-7 September 2004 (Tidak Diterbitkan).
Lemlit Universitas Negeri Yogyakarta.
Sumarno. 2005.Strategi Belajar Mengajar Praktek Pada Siswa SMK. Laporan
Penelitian : Warta Guru V.04 Edisi.10.2005
Dirjen Dikdasmen. 2005. Materi Pelatihan Terimtegrasi, Pelatihan Tindakan Kelas . Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional RI.
Zainal Akib, 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Yrama Widya.