proposal ptk

31
Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Puzzle pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas III SDN 01 Winongo Tahun Ajaran 2011/2012 Di susun oleh: Dita Olyvia Purwitarini PGSD / VII B 09141052 Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1

Upload: dithaolip

Post on 07-Aug-2015

66 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal PTK

Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model

Pembelajaran Puzzle pada pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan kelas III SDN 01 Winongo

Tahun Ajaran 2011/2012

Di susun oleh: Dita Olyvia Purwitarini

PGSD / VII B 09141052

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

IKIP PGRI MADIUN

2013

1

Page 2: Proposal PTK

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya

dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas

penyusunan PTK dengan judul “Peningkatan Keaktifan Melalui Model

Pembelajaran Puzzle pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas III SDN

01 Winongo Tahun Ajaran 2011/2012”. Penulisan PTK ini disusun untuk

memenuhi persyatratan Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang di

ampu oleh bapak Edi S.

Dalam penyusunan PTK ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu terima kasih kami ucapkan dengan tulus dan sedalam-

dalamnya kepada :

1.Yth. Drs. Edi Siswanto, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Penelitian

Tindakan Kelas.

2.Yth. Kuspianah, S.Pd selaku kepala sekolah SDN 01 Winongo.

3.Semua pihak yang telah banyak membantu, sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan PTK ini jauh dari sempurna, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun dasi semua pihak selalu penulis

harapkan.

Madiun, 01 Januari 2013

Penulis

2

Page 3: Proposal PTK

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul..................................................................................................1

Kata Pengantar..................................................................................................2

Daftar Isi .......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................5

A. latar Belakang Masalah.......................................................5

B. Rumusan Masalah...............................................................6

C. Tujuan Penelitian................................................................7

D. Kegunaan Penelitian...........................................................7

E. Definisi Operasional Variabel............................................8

F. Batasan Masalah..................................................................9

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................10

A. Hasil Belajar PKN..............................................................10

B. Model Pembelajaran Puzzle...............................................14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................16

A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian..............................16

B. Rancangan Penelitian..........................................................17

C. Alat Pengumpul Data..........................................................19

3

Page 4: Proposal PTK

D. Analisis Data.......................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................21

4

Page 5: Proposal PTK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan paradigma lama mengenai proses belajar

mengajar bersumber pada teori (atau lebih tepatnya asumsi) , otak seorang anak

sepeti botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan

kebikaksanaan seorang guru.

Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa

lagi mempertahankan paradigma lama tersebut. Teori, penelitian dan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru sudah

harus mengubah paradigma pengajaran

Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan juga

sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa

sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan

informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang

oleh siswa sebagai sumber informasi . Lebih menakutkan lagi siswa belajar

dalam situasi yang membebani karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan

mengajar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi.

Tampaknya perlu adanya perubahan dalam menelaah proses belajar

siswa interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanya kegiatan belajar

mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol

kosong yang bisa diisi dengan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh

5

Page 6: Proposal PTK

guru. Dalam hal ini guru tidak pernah memperhatikan tingkat pemahaman

siswa kepada pelajaran dengan menggunakan suatu model. Di rasa siswa

kurang paham dengan pembelajaran tersebut dikarenakan seorang guru tidak

pernah menggunakan suatu model pembelajaran dalam mengajar di kelas,

sehingga siswa kurang tertarik dalam pembelajaran. Suatu model pembelajaran

dapat merangsang keaktifan serta kekreatifan siswa. Maka model pembelajaran

sangat di anjurkan dalam membantu guru melaksanakan proses pembelajaran.

Siswa sekolah dasar masih sangat cenderung memiliki kesukaan dengan

bermain. Dari hal itu guru dapat membuat model pembelajaran yang di

dalamnya terdapat unsur permainan sehingga siswa pun tidak merasa bosan

dalam pembelajaran. Puzzle merupakan model pembelajaran yang didalam

nya terdapat unsur permainan. Model pembelajaran puzzle di sini yaitu

menggunakan gambar yang harus di cocokkan oleh sisa untuk mengetahui

gambar apakah tersebut.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong

untuk melihat pengaruh model pembelajaran Puzzle terhadap prestasi belajar

siswa dengan mengambil judul “ Peningkatkan Prestasi Belajar PKn melalui

Model Pembelajaran Puzzle pada Siswa kelas III SDN 01 inongo Tahun

pelajaran2011/ 2012.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas dapat dikaji ada beberapa

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

6

Page 7: Proposal PTK

1. Apakah Model Pembelajaran Puzzle berpengaruh terhadap hasil belajar

PKn siswa kelas III SDN 01 Winongo tahun pelajaran 2011/2012

2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran PKn dengan

diterapkannya Model Pembelajaran Puzzle terhadap hasil belajar PKn

siswa kelas III SDN 01 Winongo tahun pelajaran 2011/2012

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah di atas , maka tujuan

dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Puzzle berpengaruh

terhadap hasil belajar PKn siswa kelas III SDN 01 Winongo tahun

pelajaran 2011/2012

2. Ingin mengetahui bagaimanakah pemahaman dan penguasaan mata

pelajaran PKn setelah diterapkannya Model Pembelajaran Puzzle terhadap

hasil belajar PKn siswa kelas III SDN 01 Winongo tahun pelajaran

2011/2012

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

pembelajaran Model Puzzle dalam Pembelajaran PKn

2. Sebagai penentuan kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar

siswa khususnya pada mata pelajaran PKn .

7

Page 8: Proposal PTK

3 Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang

dapat memberikan manfaat bagi siswa.

4. Menambah pengetahuan dan wawaan penulis tentang peranan guru PKn

dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar PKn

5. Sumbangan pemikiran bagi guru PKn dalam mengajar dan meningkatkan

pemahaman siswa belajar PKn

E. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka

perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Puzzle adalah

Pembelajaran yang di dalam nya terdapat suatu permainan, dimana

siswa menggabungkan gambar acak yaitu puzzle untuk mengetahui maksud

dan tujuan dari gambar tersebut.

3. Hasil belajar adalah

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk

skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah

meliputi:

8

Page 9: Proposal PTK

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas III SDN 01 Winongo tahun

ajaran 2011/2012.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober semester ganjil tahun ajaran

2012/2013

3. Meteri yang disampaikan adalah pokok bahasan Sumpah Pemuda.

9

Page 10: Proposal PTK

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar PKn

1. Pengertian

Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu

unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah

dicapai pelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan,

dikerjakan, dan sebagainya) sebagaimana dijelaskan dalam kamus besar

bahasa Indonesia (1995:787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran , lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru.

Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau

memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang

hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si

pelajar.

Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan

prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian

prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa

pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat

bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi

belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang

10

Page 11: Proposal PTK

mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi

belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih

panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan

prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu

pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku

manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang

efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba

mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar .

dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar,

para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi investasi

positif untuk meningkatkan hasil belajar yang eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan

keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau

melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain

pengaruhnya disbanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk

menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini

disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan

jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah.

11

Page 12: Proposal PTK

Faktor psikologis yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-

faktor tersebut diantaranya:

- Adanya keinginan untuk tahu

- Agar mendapatkan simpat dari orang lain.

- Untuk memperbaiki kegagalan

- Untuk mendapatkan rasa aman

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut

mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,

sekolah dan masyarakat.

1. Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai

cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat

dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis,

pseudo demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara atau tipe

mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikannya dan

ada pula kekurangannya.

Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan

kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas.

Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak tidak akan masuk

terlalu dalam.

12

Page 13: Proposal PTK

Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena

orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun

karsa dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini

berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada

anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan

anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan

memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang

kurang tertib dalam belajar.

2. Faktor yang berasal dari sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata

pelajaran yang ditempuh dan metode yang diterapkan. Faktor guru

banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang

menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap

mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatiannya

kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang

diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketrampilan,

kemampuan dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari

pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi

tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.

13

Page 14: Proposal PTK

B. Model Pembelajaran Puzzle

Secara umum model games puzzle akan memberikan manfaat baik

bagi siswa, sebagaimana fungsi berbagai media diluar sekolah bagi para

pelajar tentunya sebagai bahan tambahan pengetahuan yang tidak mereka

dapat di sekolah. Oleh sebab itu guru harus memiliki pengetahuan dan

pemahaman mengenai media yang cukup, meliputi hal-hal di bawah ini:

a. Media merupakan alat komunikasi untuk mendapatkan proses

belajar yang lebih efektif

b. Fungsi media untuk lebih mencapai tujuan dengan tepat

c. Seluk beluk proses pendidikan

d. Hubungan antara metode pembelajaran dan pendidikan

e. Nilai dan manfaat yang didapat dari pengajaran

f. Pemilihan dan penggunaan media yang sesuai

Puzzle secara bahasa indonesia diartikan sebagai tebakan. Tebakan

adalah sebuah masalah atau "enigma" yang diberikan sebagai hiburan;

yang biasanya ditulis, atau dilakukan. Banyak tebakan berakar dari

masalah matematika dan logistik serius (lihat masalah pengepakan dan

tebakan tur). Lainnya, seperti masalah catur, diambil dari permainan

papan. Lainnya lagi dibuat hanya sebagai pengetesan atau godaan otak.

Pelajaran resmi tebakan disebut enigmatologi. Games Puzzle merupakan

bentuk permainan yang menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa lebih

mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba

14

Page 15: Proposal PTK

memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab bisa di ulang-

ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu memberikan efek

ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba hingga

berhasil. Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk

berfikir dan bertindak imajinatif serta penuh daya khayal yang erat

hubungannya dengan perkembangan kreatifitas anak. Proses kemerdekaan

anak akan memberi kemampuan lebih pada anak untuk mengembangkan

fikirannya mendapatkan kesenangan dan kemenangan dari bentuk

permainan tersebut. Ambisi untuk memenangkan permainan tersebut akan

memberikan nilai optimalisasi gerak dan usaha anak, sehingga akan terjadi

kompetisi yang fair dan beragam dari anak.

15

Page 16: Proposal PTK

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan , karena penelitian dilakukan

untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk

penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran

diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana

guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalambentuk

ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-

praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara

penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran

pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominant dan sangat kecil.

Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang

berkesinambingan. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi

perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan

dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

A. Tempat, Waktu, dan Subek Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian dalam memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini

bertempat di SDN 01 Winongo Madiun tahun ajaran 2011/2012

16

Page 17: Proposal PTK

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaukan pada bulan Oktober

semester ganjil di SDN 01 Winongo Madiun.

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas III di SDN 01 Winonongo

tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Sumpah Pemuda.

B. Rancangan Penelitian

Menurut pengertiannya, penelitian tindakan adalah penelitian tentang

hal-hal yang terjadi di sekelompok masyarakat atau sasaran, dan hasilnya

langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto,

Suharsimi, 2002: 82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan

adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota

kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah satu strategi pemecahan masalah

yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan

inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan

masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut

dapat mendukung satu sama lain.

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari kemmis dan

Taggert (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002: 83) yaitu berbentuk spiral dari

siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

17

Page 18: Proposal PTK

Refleksi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Tindakan/Observasi

Refleksi

Tindakan/Observasi

Rencana awal/rancangan

Rencana yang direvisi

Rencana yang direvisi

Putaran 1

Putaran 2

Putaran 3

(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah

direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I

dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalah. Siklus

spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar

berikut :

Gambar 3.1. Alur PTK

18

Page 19: Proposal PTK

Penjelasan alur di atas adalah :

1. Rancangan/ rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari diterapkannya Pembelajaran dengan model Puzzle.

3. refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/ rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada

siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam setiap siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana

masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir

masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesai dengan

kebutuhan dan dirasa sudah cukup.

C. Alat pengumpul Data

Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang

fungsinya adalah : (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai

bahan pelajaran yang dibertikan dalam waktu tertentu; (2) Untuk menentukan

19

Page 20: Proposal PTK

apakah suatu tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai. .

Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar secara

individual maupun secara klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana

kelemahannya. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan, maka juga

digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar dan

mengajar.

D. Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul, sehingga

dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan,

maka digunakan analisis data kuantitif dan pada metode observasi digunakan

data kualitatif. Cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa

dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :

1. Merekapitulasi hasil tes.

2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dalam prosentasenya untuk

masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar

seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian, yaitu siswa

dikatakan tuntas secara individual jika mendapat nilai minimal 70,

Menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat pada

aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

20

Page 21: Proposal PTK

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusuawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsismi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.

Nur, Muh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Universitas Negeri Surabaya.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Usman, Muh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

21