proposal ptk

55
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DALAM POKOK BAHASAN MENELADANI SIKAP KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME TOKOH-TOKOH DI LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 JOSENAN KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : RATNA WAHYUNINGRUM NPM 09141 173 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN

Upload: ratnawahyuningrumimu

Post on 31-Oct-2014

237 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Ptk

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DALAM POKOK

BAHASAN MENELADANI SIKAP KEPAHLAWANAN DAN

PATRIOTISME TOKOH-TOKOH DI LINGKUNGAN PADA

SISWA KELAS IV SDN 01 JOSENAN KOTA MADIUN TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

RATNA WAHYUNINGRUM

NPM 09141 173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2012

Page 2: Proposal Ptk

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas

akhir ini. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan studi Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Madiun Tahun 2012.

Adapun judul tugas akhir ini adalah “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS

Dengan Menggunakan Media Video Dalam Pokok Bahasan Meneladani Sikap

Kepahlawanan Dan Patriotisme Tokoh-Tokoh Di Lingkungan Pada Siswa Kelas

IV SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013”. Tugas ini

diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam peningkatan proses

pembelajaran IPS sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya

meningkatkan kompetensi kualitas sumber daya pendidikan.

Saya menyadari bahwa tidak mungkin penulis tugas akhir ini dapat

berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari abnyak pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Parji, M.Pd., Rektor IKIP PGRI Madiun yang telah banyak

membimbing penulis selama ini.

2. Bapak Drs, Vitalis Djarot Sumarwoto, M.Pd., dekan Fakultas Ilmu

Pendidikan.

3. Bapak Drs. Ibadullah Mallawi, M.Pd., Ketua Program Studi Guru Sekolah

Dasar IKIP PGRI Madiun.

Page 3: Proposal Ptk

4. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd, pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan kepada penulis.

5. Semua dosen dan segenap civitas akademika IKIP PGRI Madiun yang telah

banyak memberikan pengajaran dan bimbingan selama perkuliahan ini.

6. Bapak Suprijadi, S.Pd., selaku kepala SDN 01 Josenan Kecamatan taman

Kota Madiun dan seluruh staf pengajar yang telah banyak memberikan

bantuan sehingga penulis dapat emlakukan penelitian ini dengan lancer.

7. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

atas dukungan, bantuan dan semangat yang telah diberikan.

Dengan harapan semoga Tuhan Ynag Maha Esa melimpahkan

anugerah yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak tersebut di atas. Saya

menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya

segala saran dan kritik yang membangun dari manapun akan saya terima dengan

senang hati dan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Akhirnya saya berharap agar tugas akhir ini memberikan manfaat bagi

para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya meningkatkan

kualitas proses belajar mengajar di SD.

Ngawi, Januari 2013

Penulis

Page 4: Proposal Ptk

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................4

D. Manfaat penelitian...................................................................................4

E. Definisi operasional Variabel..................................................................6

F. Batasan Masalah......................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar IPS.....................................................................................8

B. Media Video..........................................................................................14

C. Kerangka berfikir...................................................................................22

D. Hipotesis Tindakan ...............................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu.................................................................................24

B. Subjek penelitian...................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34

Page 5: Proposal Ptk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyatakan guru adalah pendidikan profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kewajiban pendidik

sebagai pelaku pendidikan adalah mencari solusi yang terbaik dan sesuai

dengan kebutuhan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Masalah ini tentu harus ada juga faktor lain yang bisa mendukung terciptanya

kualitas pembelajaran yang baik, baik itu external maupun internal. Guru

adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar-mengajar.

Belajar-mengajar tergantung pada kemampuan guru dalam mengaplikasikan

metode pembelajaran. Sarana dan prasarana yang banyak tidak akan berarti

ditangan guru yang tidak mempunyai kemampuan.

Guru harus mempunyai kemampuan melaksanakan proses kegiatan

belajar-mengajar, terutama menguasai dan terampil menggunakan metode

mengajar yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran yang dberikan pada

peserta didiknya. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Guru harus bisa memberikan

Page 6: Proposal Ptk

materi dan metode yang sesuai dengan karakteristik peserta didik yang perlu

diterapkan dalam suatu pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja bertujuan dan

terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relative menetap

pada diri orang lain. Usaha ini dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang

memiliki kemampuan dan kompetensi dalam merancang dan atau

mengembangkan sumber belajar yang diperlukan.

Pembelajaran IPS tidak juga tidak lagi mengutamakan pada

penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada

pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas

peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas IPS dengan

bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo,

2000: 24).

Tujuan pendidikan IPS di SD adalah agar siswa mampu

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi

dirinya dalam kehidupan sehari-hari (Depdikbud, Rubiherlan 2010:4).

Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh

Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu. Martorella

(1987) mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan

pada aspek “pendidikan” daripada transfer konsep”, karena dalam

pembelajaran Pendidikan IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman

terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, niai,

moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dmilikinya. Ilmu

pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan

Page 7: Proposal Ptk

lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan

berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai

permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS

berusaha membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan

sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).

Kedudukan pengajaran IPS begitu unik karena harus mempersiapkan

dan mendidik anak didik untuk hidup dan memahami dunianya, dimana

kualitas personal dan kualitas sosial seseorang akan menjadi hal yang sangat

vital. Pelajaran IPS masih dianggap sebagai salah satu mata pelaajaran yang

sulit dan pada umumnya siswa mempunyai anggapan bahwa IPS merupakan

pelajaran hafalan yang membinggungkan. IPS pada umumya merupakan mata

pelajaran yang tidak begitu disukai. Apalagi pada meteri meneladani sikap

kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya, anak-anak

hanya mendengarkan cerita dari guru, bahkan disuruh untuk memebca, hal itu

memebuat bosan anak-anak, mereka akan merasa jenuh dan menjadikan

merekaa enggan untuk mempelajarinya.dari kenyataan tersebut, ditemukan

fakta dilapangan bahwa siswa kelas 4 di SDN 01 Josenan terdapat kurangnya

hasil belajar IPS yang diakibatkan karena situasi belajar yang kurang

menyenangkan khususnya pada materi IPS. Penyebab rendahnya belajar yang

menyenangkan mata pelajaran IPS pada materi tersebut adalah tepatnya guru

dalam pemilihan cara dan media dalam pembelajaraan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka solusi yang ditawarkan untuk

mengatasi demikian, diperlukan suatu perubahan dalam menyampaikan

Page 8: Proposal Ptk

materi. Ada hal unik, hal yang tidak pernah dilakukan oleh siswa, dengan

menambah suatu media yang menarik. Peneliti akan melakukan penelitian

mengenai upaya untuk meningkatakan hasil belajar IPS pada materi

meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkunganny

adengan menggunakan media video kelas IV di SDN 01 Josenan kota Madiun.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Apakah media Video berpengaruh terhadap prestasi belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SDN 01 Josenan kota Madiun?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan

penelitian ini adalah:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada materi meneladani sikap

kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya dengan

menggunakan media video kelas IV SDN 01 Josenan kota Madiun?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bersifat teoritik pada

khasanah pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran di SD.

1. Dilihat dari segi teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan

khususnya dalam pembelajaran IPS, adapun manfaatnya adalah :

a) Memberikan masukan kepada guru di sekolah tempat penelitian ini

yang dapat digunakan sebagai upaya peningkatan proses

Page 9: Proposal Ptk

pembelajaran melalui suasa kelas yang menyenangkan selama KBM

berlangsung.

b) Memberikan sumbangan penelitian dalam bidang pendidikan yang

ada kaitannya dengan upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui

media video pada materi meneladani sikap kepahlawanan dan

patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya agar siswa menjadi

tertarik dan proses belajar mengajar tidak memebosannkan.

2. Dilihat dari segi praktis

Hasil-hasil dari penelitian ini juga dapat bermanfaat dari segi praktis,

yaitu:

a) Kegunaan bagi siswa

Dalam proses pelaksanaan penelitian ini para siswa akan lebih

aktif, kreatif, merasa senang dan antusias yang tinggi. Dengan

suasana yang menyenangkan dan tidak monoton (membosankan)

siswa akan mempunyai semangat antusias yang tinggi terhadap

pembelajaran serta kemampuannya dalam penguasaan materi

akan meningkat.

b) Kegunaan bagi guru

Kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan

pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa juga

meningkat, sehingga pembelajaran lebih menarik, bermakna,

menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. Disamping itu

penelitian ini dapat memperkaya pengalaman guru dalam

melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran

Page 10: Proposal Ptk

dengan refleksi diri atas kinerjanya melalui PTK. Dan melalui

penelitian ini diharapkan guru yang lain agar berusaha

semaksimal mungkin menciptakan kelas yang menyenangkan

agar tercapai semua kompetensi dan tujuan belajar.

c) Kegunaan bagi Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk

kebijakan dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar

(PBM) dan meningkatkan prestasi belajar siswa serta perlunya

kerjasama yang baik antar guru dan antara guru dengan kepala

sekolah.

F. Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka

perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Media adalah:

Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk

teknologi perangkat keras.

2. Video adalah:

Teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.

Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga

digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi

dan keamanan.

3. Hasil belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,

setelah siswa mengikuti pelajaran.

Page 11: Proposal Ptk

G. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah

meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN 01 Josenan

Kabupaten Madiun.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September- Desember semester 2

tahun pelajaran 2012/2013

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Meneladani Sikap

Kepahlawanan Dan Patriotisme Tokoh-Tokoh Di Lingkungannya

Page 12: Proposal Ptk

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian

Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya

dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan

pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat

bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi

belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang

mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi

belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih

panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan

prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu

pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.

Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah

sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran

di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes

mengenai sejumlah pelajaran tertentu.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang

memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang

dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”,

sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa “hasil adalah

Page 13: Proposal Ptk

kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat

diukur”.

Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar

dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di

dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di

dalamnya keterampilan menggunakan alat.

b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan

tentang apa yang dikerjakan.

c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku

manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar

yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba

mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil

belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi

intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang akan diperoleh.

Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar

anak, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Foktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani

dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat

menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani

Page 14: Proposal Ptk

yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya

kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi

harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan

mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas

mengantuk dan lelah.

Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi

belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

- Adanya keinginan untuk tahu

- Agar mendapatkan simpati dari orang lain.

- Untuk memperbaiki kegagalan

- Untuk mendapatkan rasa aman.

b. Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang

ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang

tua, sekolah, dan masyarakat.

1. Faktor yang berasal dari sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru,

mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor

guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang

menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya.

Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan

perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan

nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat

Page 15: Proposal Ptk

dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh

karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam

belajar.

2. Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah

sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dlam hal ini

dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara

demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire.

Cara atau tipe mendidik yang dimikian masing-masing

mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya.

Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan

kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas.

Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan

masuk terlalu dalam.

Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena

orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya

mangun karsa, dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan

Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan

yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga

selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun

tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan

melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.

Dalam kaitan dengan hal ini, Tim Penyusun Buku Sekolah

Pendidikan Guru Jawa Timur (1989: 8) menyebutkan, “Di dalam

Page 16: Proposal Ptk

pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi

situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak,

misalnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata,

motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan

semangat untuk belajar bagi anak.

3. Faktor yang berasal dari masyarakat

Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor

masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan

anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung

atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut

mempengaruhi.

Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor

yang mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut:

1) Minat

Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak

akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat

terhadap objek masalah maka dapat diharakan hasilnya baik.

Masalahnya adalah bagainama seorang pendidik selektif dalam

menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang

menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan

metode yang menarik. Karena itu pendidik/ pengajar perlu

mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial

ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain.

2) Kecerdasan

Page 17: Proposal Ptk

Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan

berhasil tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih mampu

belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian

menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan

hasil belajar di sekalah (Sumadi, 1989: 11).

3) Bakat

Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang

perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud (Utami, 1992:

17). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan

dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan

bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang

yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan

seseorang untuk berhasil.

4) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak

untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak

dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi

(Suharsimi, 1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi

instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah

motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang

bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan

oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah,

Page 18: Proposal Ptk

tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan

dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak

semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran,

baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu

dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih gunakan

kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalah-

masalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar,

kemampuan memilih strategi yang cocok dengan

permasalahannya, maupun kemampuan menerima dan

mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan

kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.

B. Media Video

Proses belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru

bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu

komponen dari sumber belajar. AECT (Associationfor Educational

Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang

dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:

1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.

2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan

sebagainya.

3. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan

pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film,

Page 19: Proposal Ptk

OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya

(biasa disebut software).

4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk

menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor

OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.

5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang

dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di

dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab,

sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.

6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan

ruang, pencahayaan, dan sebagainya.

Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak

lain adalah media pendidikan. Pertanyaan yang sering muncul pada guru,

seberapa pentingkah media pembelajaran? Kita harus mengetahui dahulu

konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar

mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari

pengajar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam

simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-

verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi

tersebut oleh siswa dinamakan decoding.

Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan/

ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau

diamati akan menghambat proses pembelajaran. Kegagalan/ketidakberhasilan

Page 20: Proposal Ptk

atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers

atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang

diterima.

1. Kontribusi Media dalam pembelajaran

Sejak mulai adanya pendidikan, seseorang mengajar sudah

memanfaatkan media. Namun jenis media dari waktu ke waktu terus

berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi

informasi dan komunikasi. Secara umum media mempunyai kegunaan:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

e. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton,

1985:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar

b. Pembelajaran dapat lebih menarik

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek

Page 21: Proposal Ptk

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukan

g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan

h. Peran guru berubahan kearah yang positif

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu

diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio,

merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran

yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing.

Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila

secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang

akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media

kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan

narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya

menggunakan alat yang sama pula.

2. Klasifikasi & Jenis Media

KLASIFIKASI JENIS MEDIA

Media yang tidak

diproyeksikanRealia, model, bahan grafis, display

Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque

Media audio Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio

Page 22: Proposal Ptk

Vission

Media video Video

Media berbasis komputerComputer A ssisted I nstructional

( Pembelajaran Berbasis Komputer)

Multimedia kit Perangkat praktikum

Dari berbagai jenis media tersebut, pada kesempatan ini khusus

akan dibahas media video/televisi. Media video/televisi biasa disebut audio

visual, artinya media ini merupakan gabungan antara suara dan gambar.

3. Karakteristik Media Video/Televisi Pembelajaran

Sebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media

video agak berbeda dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada

penggunaan dan sumber. Media video dapat digunakan kapan saja dan

kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan

satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun

secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:

a. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.

b. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam

kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu

abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh

(kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.

Page 23: Proposal Ptk

c. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi

hingga panen.

d.   Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).

Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan

kekurangan.

a. Kelebihan

1) Dapat menstimulir efek gerak

2) Dapat diberi suara maupun warna

3) Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya

4) Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya

5) Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya

(video)à control pada pengguna.

b. Kekurangan

1) Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya

2) Memerlukan tenaga listrik

3) Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam

Pembuatannya

4) Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) à kontrol pada pengelola.

5) Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi

interaktif melalui telepon/sms). 

4. Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran

Saat ini banyak kita temukan media video pembelajaran.

Pembuatan media ini tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan

semangat untuk berkarya. Hampir setiap orang dapat membuat media

Page 24: Proposal Ptk

video pembelajaran, yang membedakan yaitu kualitas dan kebermanfaatan

dari hasilnya. Untuk membuat media video pembelajaran secara umum ada

tiga tahap yaitu:

a. Praproduksi

Tahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan

menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini

merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan

dicapai. Tahap ini meliputi:

1) Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan

2) Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)

3) Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)

4) Penyusunan Naskah

5) Pengkajian Naskah

Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video

pembelajaran yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan

kebenarannya, sehingga naskah tersebut laik produksi.

b. Produksi

Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima

oleh Produser dan Sutradara. Untuk menghasilkan gambar dan suara

sesuai dengan keinginan penulis naskah, maka pada tahap ini harus

dilakukan berbagai kegiatan, meliputi:

1) Rembuk Naskah

Page 25: Proposal Ptk

2) Penentuan Tim Produksi

3) Casting (Pencarian Pemain)

4) Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)

5) Cru Metting (Rapat Tim Produksi)

6) Pengambilan Gambar

Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan

suara dari lapangan yang siap diserahkan kepada editor untuk dipilih

sesuai naskah.

c. Pascaproduksi

Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka

langkah selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang

terbaik. Gambar dan suara tersebut kemudian disambung-sambung.

Tahap ini cukup panjang, yaitu meliputi:

1) Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)

2) Mixing (Pengisian Musik)

3) Preview

4) Ujicoba

5) Revisi

6) Distribusi/Penyiaran

Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu sebuah media video

pembelajaran yang siap dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam

pembelajaran di kelas.

Page 26: Proposal Ptk

E. Kerangka Berfikir

Banyak kendala yang dihadapi siswadalam belajar IPS. Terutama

dalam penyampai materi. Penyampain materi yanga hanya menggunakan

teknik membaca, biasanya membuat siswa sibuk dengan dirinya karena

mereka meras jenuh dan berujung pada bicara sendiri ketika guru

mrnyampaikan materi. Hasilnyaa ketikaa diadakan tes evaaluasi mereka

kebinggungan. Hal ini tercipta karena guru yang belum bisa menciptakan

inovasi baru agar siswa itu mampu untuk memperhatikan dan paham terhadap

materi tersebut.

Seharusnya guru harus bisa menarik anggapan, bahwa belajar IPSitu

menyenangkan bukan IPS itu adalah pelajajaran menghafalkan. Salah satu

inovasi yang mungkin bisa menarik siswa dalam penyampaian materi dengan

menerapkan video dalam penyampain materi. Dengan diadakannya

pembaruhan dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih memeperhatikan

karena mereka tidak merasa jenuh, dengan adanya inovasi yang diselipkan

dalam kegiatan pembelajaran akan meningkatkan prestasi belajar

dikarenakaan meteri ataupun proses pembelajaran menarik siswa dan siswa

tertarik untuk memperhatikan.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang

berjudul yang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ips Dengan Menggunkan

Media Video dalam pokok bahasan Meneladani Sikap Kepahlawanan Dan

Patriotisme Tokoh-Tokoh Di Lingkungannya pada Siswa Kelas IV SDN 01

Page 27: Proposal Ptk

Josenan Kota Madiun Tahun 2013/2014” dilakukan oleh peneliti, dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Ada peningkatan prestasi belajar ips dengan menggunakan media video

dalam pokok bahasan meneladani sikap kepahlawanan dan patriotisme

tokoh-tokoh di lingkungan pada siswa kelas iv sdn 01 josenan kota madiun

tahun pelajaran 2012/2013

2. Tidak ada peningkatan prestasi belajar ips dengan menggunakan media

video dalam pokok bahasan meneladani sikap kepahlawanan dan

patriotisme tokoh-tokoh di lingkungan pada siswa kelas iv sdn 01 josenan

kota madiun tahun pelajaran 2012/2013.

Page 28: Proposal Ptk

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Pelaksanaan

Penelitian diadakan di SDN 01 Josenan Kota Madiun Tahun

pelajaran 2012/2013. Pemilihan tempat ini didasarkan atas beberapa alasan

diantaranya:

a. Letaknya yang strategis dan mudah dijangkau serta dekat dengan

tempat perkuliahan.

b. Belum adanya penelitian yang serupa diadakan di SDN 01 Josenan

Kota Madiun sehingga penelitian ini dapat memberikan masukan

terhadap sekolah agar dalam proses pembelajaran guru dapat

memberikan inovasi terhadap pembelajran terutama pada media dalam

proses belajar mengajar.

c. Prestasi belajar siswa di sekolah ini masih belum semuanya mencapai

nilai yang diharapkan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2012/2013 dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April sampai

dengan bulan Juni 2013.

Page 29: Proposal Ptk

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 01 Josenan Kota

Madiun Tahun pelajaran 2012/2013. Pemilihan subjek ini didasarkan pada

pertimbangan guru kelas IV, prestasi belajar yang dimiliki siswa kelas IV

belum semua mencapai nilai yang diharapkan, terutama pada pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial. Diharapkan dengan memanfaatkan LCD yang ada, dan

digunakan untuk pemutaran video lewat LCD dan Laptop yang digunakan

peneliti untuk menyampaikan materi meneladani sikap pahlawan, prestasi

belajar IPS siswa kelas IV lebih meningkat. Jumlah siswa kelas IV ada 35

yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.

C. Desain dan Prosedur Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan

(dalam Mukhlis, 2000: 3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama PTK adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajran secara kesinambungan

Page 30: Proposal Ptk

sedangkan tujuan penyertaan adalah menumbuhkan budaya meneliti

dikalangan guru (Mukhlis. 2000:5)

Sedangkan Suharsimi Arikunto dkk (2006: 58) Penelitian Tindakan

Kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan

tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini

dilakukan dalam beberapa siklus. Pada setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:

tahap perencanaan (planning), tahap tindakan (acting), tahap pengamatan

(observing), dan tahap refleksi (reflecting). Adapun model dan penjelasan

untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

SIKLUS I

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi

Pengamatan

Pengamatan

Pengamatan

SIKLUS II Refleksi

Perencanaan

?

Gambar Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto dkk, 2006:16)

Page 31: Proposal Ptk

Agar lebih jelas berikut ini menurut Suharsimi Arikunto dkk (2006:

17-22) penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

a. Tahap1: Menyusun Rancangan Tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di

mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

b. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (acting)

Dalam tahap ke-2 ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi

atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas.

c. Tahap 3: Pengamatan (observing)

Dalam tahap ke-3 ini, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat

d. Tahap 4: Refleksi (reflecting)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan.

2. Prosedur penelitian

a. SIKLUS I

1) Tahap Perencanaan (Planning)

a) Mengidentifikasi masalah

b) Menganalisis dan merumuskan masalah

c) Merancang Rencana pelaksanaan pembelajaran

d) Menyiapkan media dan alat-alat yang dibutuhkan (laptop,

LCD, Speaker, dll)

e) Mempersiapkan soal diskusi dan evaluasi

2) Tahap Melakukan Tindakan (Action)

Page 32: Proposal Ptk

a) Melaksanakan langkah-langkah tindakan sesuai dengan yang

sudah direncanakan, seperti:

Kegiatan awal

o Guru mengucapkan salam

o Presensi

o apersepsi

Kegiatan inti

o Membacakan tujuan pembelajaran dan prosedur

kegiatannya

o Penyampain materi dengan video

o Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

o Diskusi dan presentasi hasil diskusi

o Membahas dan menyimpulkan hasil diskusi

Kegiatan akhir

o Mengerjakan soal evaluasi dan membahasnya

o Refleksi/penguatan

o Memberikan PR

o Salam penutup

b) Menerapkan penggunaan video sebagai penyampain materi

c) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah

kegiatan sesuai rencana

Page 33: Proposal Ptk

d) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya

kegiatan yang dilaksanakan

e) Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui

kendala saat melakukan tahap tindakan

3) Tahap Mengamati (observasi)

Sebelum mengamati peneliti mengadakan tanya jawab

pada guru IPS kelas IV. Pada saat melaksanakan KBM peneliti

mengamati aktifitas siswa, tujuannya adalah untuk mengetahui

adakah pengaruh pengunaan media video terhadap prestasi belajar

siswa kelas IV SDN 01 Josenan Kota Madiun, pada materi

meneladani sikap kepahlawanan tahun ajaran 2012/2013

4) Tahap refleksi (Reflection)

a) Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan

observasis dan menganalisa data hasil pengamatan terhadap

siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan penggunaan media

video dalam penyampain materi dan mempertimbangkan

langkah selanjutnya

c) Melakukan refleksi terhadap pengguanan media tersebut.

d) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswaa Peneliti

menganalisa hasil tes pada siklus I untuk menentukan kekurangan

dan kelebihan jalannya pembelajaran pada siklus I dan

merencanakan tindakan selanjutnya pada siklus II.

b. SIKLUS II

Page 34: Proposal Ptk

1) Tahap Perencanaan (Planning)

a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya

perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya

b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran

c) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I

2) Tahap Melakukan Tindakan (Action)

a) Melakukan analisis pemecahan masalah

b) Melaksanakan tindakan perbaikan II Tahap Mengamati

(observasi)

c) Melakukan pengamatan terhadap media selama KBM dikelas.

a) Mencatat perubahan yang terjadi

b) Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat

pembelajaran dan memberikan balikan

3) Tahap refleksi (Reflection)

a) Merefleksi suasana apa yang dirasakan siswa selama KBM

berlangsung serta merefleksi prestasi belajar yang diperoleh

siswa dengan penggunaan selama KBM di kelas

b) Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara :

1. Teknik observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali berbagai kejadian,

peristiwa, keadaan, tindakan yang berkaitan dengan system yang

Page 35: Proposal Ptk

berlangsung pada proses pembelajaran di kelas. Jadi observasi dipakai

untuk menggali data yang terlihat, terdengar, atau terasakan dimana

kesemuanya dipandang sebagai suatu hamparan kenyataan (Stuart,

1977) yang mungkin saja diangkat sebagai aspek penting terkait

dengan system pembelajaran di sekolah.

2. Wawancara

Teknik wawancara mendalam (in depth interview) digunakan untuk

menggali apa yang ada di dalam proses pembelajarnnya baik bagi guru

maupun bagi siswa

3. Documenter

Documenter digunakan untuk menggali data yang bersifat dokumen.

E. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu penerapan media dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisis data, analisis tersebut berupa analissi

deskritif, baik kuantitatif maupun kualitatif. Pegumpulan data dilakukan

dengan teknik dokumentasi, observasi, wawancara dan tes. Teknik

dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa

sebagai dasar pembagian kelompok. Teknik observasi digunakan untuk

merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan instrumen observasi

dan digunakan camera video, sedangkan tes digunakan untuk mengetahui

seberapa besar tingkatan prestasi belajar siswa.

Page 36: Proposal Ptk

Pegumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi,

dan tes. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan

masing-masing siswa sebagai dasar pembagian kelompok. Teknik observasi

digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan

instrumen observasi dan digunakan camera video, sedangkan tes digunakan

untuk mengetahui kualitas hasil belajar.

3.

Page 37: Proposal Ptk

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Anggraheni, I., S. 2011. Motivasi Belajar dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh:

Sebuah Kajian pada Interaksi Pembelajaran Mahasiswa. Premiere

Educandum, 1 (2):148-162.

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai

Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa

Cipta.

Soebijantoro. 2011. Implementasi Lesson Study pada Pengajaran IPS Kelas

Tinggi. Premiere Educandum, 1(2):35-38.