proposal pkl

41
I. JUDUL : PROSEDUR AKUNTANSI PENYALURAN KREDIT CEPAT AMAN (KCA) PADA PERUM PEGADAIAN CABANG SWETA II. LATAR BELAKANG Seiring dengan semakin majunya perkembangan pembangunan Negara Indonesia di berbagai sektor terutama pada sektor ekonomi menyebabkan semakin berkembangnya keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dengan semakin beragamnya permintaan akan kebutuhan masyarakat pada akhirnya mendorong terciptanya berbagai jenis usaha atau badan usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tersebut. Salah satu contoh badan usaha yang selama ini banyak membantu masyarakat adalah Perum Pegadaian yang merupakan salah satu bentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang aktivitasnya meliputi bidang

Upload: purwandy

Post on 20-Jun-2015

1.530 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Pkl

I. JUDUL : PROSEDUR AKUNTANSI PENYALURAN KREDIT

CEPAT AMAN (KCA) PADA PERUM PEGADAIAN

CABANG SWETA

II. LATAR BELAKANG

Seiring dengan semakin majunya perkembangan pembangunan Negara

Indonesia di berbagai sektor terutama pada sektor ekonomi menyebabkan

semakin berkembangnya keinginan dan kebutuhan masyarakat. Dengan

semakin beragamnya permintaan akan kebutuhan masyarakat pada akhirnya

mendorong terciptanya berbagai jenis usaha atau badan usaha yang bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat tersebut.

Salah satu contoh badan usaha yang selama ini banyak membantu

masyarakat adalah Perum Pegadaian yang merupakan salah satu bentuk Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang aktivitasnya meliputi bidang

“Perkreditan” dalam arti memberikan pinjaman uang kepada anggota

masyarakat untuk dikembalikan dengan tatacara, waktu dan jumlah yang

disepakati berdasarkan perjanjian antara kedua belah pihak secara timbal balik

(antara pihak pegadaian dengan nasabah) yang lebih dikenal sebagai kredit

pegadaian. (Anonim; 1999)

Page 2: Proposal Pkl

Penyaluran kredit kepada anggota masyarakat jelas mempunyai manfaat

yang sangat besar. Hal ini nampak pada setiap lembaga keuangan baik berupa

bank-bank maupun Perum Pegadaian yang setiap hari kerja senantiasa banyak

dikunjungi anggota masyarakat untuk menjalin hubungan melalui perjanjian

kredit, kemudian berdasarkan itu masyarakat berposisi sebagai nasabah atau

debitur.

Kredit tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa pertimbangan-pertimbangan

dan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Dan proses pelaksanaannya

harus dengan tata cara atau prosedur tertentu yang telah baku berdasarkan

peraturan Perum Pegadaian. Dengan adanya kejelasan tentang persyaratan dan

tata cara yang telah baku berarti adanya pemberian arah yang memudahkan

dalam mekanisme kerja karyawan lembaga keuangan tersebut. Di samping itu

juga memudahkan masyarakat untuk memperoleh pinjaman berdasarkan

hukum gadai. Salah satu bentuk penyaluran kredit Pegadaian adalah Kredit

Cepat Aman (KCA).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan pengamatan

di Pegadaian tentang bagaimana penyaluran kredit gadai pada Perum

Pegadaian Cabang Sweta. Untuk itu penulis mengangkat judul :

“PROSEDUR AKUNTANSI PENYALURAN KREDIT CEPAT AMAN

(KCA) PADA PERUM PEGADAIAN CABANG SWETA”.

Page 3: Proposal Pkl

III. TUJUAN DAN MANFAAT

III.1.1.Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

ini :

a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur akuntansi penyaluran

Kredit Cepat Aman (KCA) pada Perum Pegadaian Cabang Sweta.

b. Untuk membandingkan antara teori-teori yang penulis dapatkan di

bangku kuliah dengan praktek di perusahaan.

III.1.2.Manfaat

Manfaat yang diharapkan penulis dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) ini :

a. Secara akademik, sebagai salah satu syarat untuk mencapai

kebulatan studi program pendidikan Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.

b. Secara teoritis, dapat menerapkan teori dan materi yang diperoleh

di bangku kuliah, menambah pengetahuan dan pengalaman belajar

dalam upaya meningkatkan serta memanfaatkan keterampilan di

Page 4: Proposal Pkl

dalam memenuhi kriteria dari lapangan kerja yang sesuai dengan

kreatifitas yang dimiliki.

c. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan

dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dihadapi oleh

karyawan perusahaan dalam kantor Cabang Perum Pegadaian

Sweta.

Page 5: Proposal Pkl

IV. TINJAUAN PUSTAKA

IV.1.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi

Di dalam menjalankan aktivitas usaha dan menghadapi kegiatan yang

bersifat rutinitas hendaknya perusahaan menetapkan suatu sistem. Sistem

yang digunakan perlu memperhatikan tahapan-tahapan yang akan

didahulukan, agar tercapainya suatu sistem tersebut perlu dibuat suatu

prosedur sehingga terhadap transaksi-transaksi dapat dilaksanakan dengan

seragam.

Ada beberapa definisi sistem dan prosedur akuntansi menurut para ahli

yaitu :

- Menurut W.Gerald Cole pengertian sistem dan prosedur adalah

sebagai berikut (Zaki Baridwan, 1991;3) :

“Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang

menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi yang

utama dari perusahaan”.

“Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical),

biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih,

Page 6: Proposal Pkl

disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap

transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi”.

- Menurut Mulyadi (2001;5)

“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang disusun menurut pola

yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.

“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan

beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk

menjamin penanganan secara seragam pada transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-berulang”.

- Menurut Soemitra Adikusumah (1985;2)

“Sistem adalah suatu jaringan sejumlah prosedur yang saling

berhubungan, yang dikembangkan sesuai dengan suatu pola (rencana)

guna melaksanakan aktivitas utama perusahaan”.

“Prosedur adalah operasi tulis menulis yang berurutan, yang biasanya

menyangkut beberapa orang di dalam satu atau beberapa bagian guna

menjamin pelaksanaan suatu transaksi yang berulang-ulang”.

Page 7: Proposal Pkl

4.1.2. Unsur-Unsur Sistem Akuntansi

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena

dengan formulir ini peristiwa yang terjadi di dalam organisasi direkam

(didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut

dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat

peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini,

data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai

dasar pencatatan dalam catatan.

2. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

Seperti telah disebutkan di atas, sumber informasi pencatatan dalam jurnal ini

adalah formulir.

3. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang

digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya

Page 8: Proposal Pkl

dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai

dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

4. Buku Pembantu

Buku pembantu (subsidiary ledger) ini terdiri dari rekening-rekening

pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening

tertentu dalam buku besar.

5. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat

berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan sebagainya.

Laporan berisikan informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi.

4.2.1. Pengertian Akuntansi

1. Menurut American Institute Of Certified Publik Accountans (AICPA)

“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, fungsinya adalah menyediakan

data kualitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha

ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan

ekonomi dan memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan”. (Zaki

Baridwan, 1992;1)

Page 9: Proposal Pkl

2. Menurut American Accounting Association

“Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur dan

melaporkan informasi , untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan

yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

(Soemarso, S. R, 2002;3)

3. Menurut Mulyadi (1978;1-2)

“Akuntansi adalah proses pencatatan, pengelompokkan, peringkasan

dan penyajian dengan cara-cara tertentu, sehingga transaksi keuangan yang

terjadi dalam perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap

hasilnya”.

4. Menurut Daniel Syam (1993;1)

“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa dan fungsinya memberikan

informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari satu kesatuan

ekonomi yang berguna dalam pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat

ekonomi”.

5. Menurut Charles T. Horngren (1977; 2-3)

“Akuntansi adalah suatu sistem yang mengukur suatu aktivitas-

aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut ke dalam bentuk laporan-

laporan dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan”.

Page 10: Proposal Pkl

6. Menurut Kusnadi (1996; 7-9)

“Akuntansi adalah suatu seni atau keterampilan mengambil transaksi

atau kejadian yang setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang, menjadi

laporan keuangan dengan cara sedemikian rupa sistematisnya berdasarkan

prinsip yang diakui umum sehingga para pihak yang berkepentingan atas

perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan serta hasil operasinya pada

setiap waktu diperlukan dan dari pada saat diambil keputusan maupun

pemilihan berbagai tindakan alternatif bidang ekonomi”.

4.2.2. Fungsi Akuntansi

Menurut Sunarto, dkk (1993;2), fungsi akuntansi dapat dikelompokkan ke

dalam tiga kelompok :

a. Akuntansi sebagai aktivitas penyedia jasa

Akuntansi memberikan informasi keuangan yang kualitatif kepada

berbagai pihak yang berkepentingan dengan eksistensi perusahaan untuk

membantu mereka membuat keputusan-keputusan ekonomi yang

menyangkut perusahaan tersebut.

b. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi

Page 11: Proposal Pkl

Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi mengumpulkan dan mengolah

data keuangan perusahaan untuk dikomunikasikan kepada pihak yang

berkepentingan agar dapat dipakai sebagai alat bantu dalam pengambilan

keputusan.

c. Akuntansi suatu kegiatan deskriftif analisis

Akuntansi mengidentifikasi sedemikian rupa berbagai transaksi atau

peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan melalui tahap-

tahap pengukuran, pencatatan, penggolongan dan peringkasan sehingga

hanya informasi yang relevan dan mampu memberikan gambaran secara

layak tentang keuangan perusahaan saja yang disajikan sebagai informasi

keuangan dalam bentuk laporan keuangan.

BALIK

4.3.1. Pengertian Sewa Modal dan Kredit Cepat Aman (KCA)

Sewa modal atau bunga adalah jumlah uang yang dibayarkan kepada

si pemberi pinjaman karena penggunaan uang yang dipinjam atau jumlah

yang dihasilkan bila sejumlah modal dipinjamkan. (Anonim; 1999)

Kredit cepat aman (KCA) adalah pemberian kredit sistem gadai,

proses cepat (hanya 15 menit) aman dan mudah prosedurnya, dengan jaminan

Page 12: Proposal Pkl

barang bergerak seperti perhiasan (emas dan berlian), kendaraan bermotor

(mobil dan sepeda motor) dan barang bergerak lainnya.

4.4.1. Pengertian Kredit

Kata kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti

kepercayaan. Dengan demikian seorang yang memperoleh kredit pada

dasarnya memperoleh kepercayaan.

Kredit merupakan suatu kepercayaan dimana kreditur memberikan

uang kepada debitur dengan harapan pokok pinjaman beserta bunga dapat

dikembalikan dengan baik dan di lain pihak debitur menyerahkan barang

jaminan atas pinjaman dimaksud untuk memperkecil tingkat resiko yang

diberikan kepadanya serta diatur dengan ketentuan-ketentuan yang disepakati

bersama. Pada prinsipnya pengertian kredit adalah uang yang dipinjamkan

kepada nasabah dan akan dikembalikan pada waktu tertentu di masa

mendatang disertai dengan kontra prestasi berupa bunga. (Sinungun,

1997;212)

Sedangkan pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan

“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

Page 13: Proposal Pkl

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya, setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

4.4.2. Unsur-unsur Kredit

1. Kepercayaan

Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa prestasi (uang, jasa atau

barang) yang diberikannya akan benar-benar diterimanya kembali di

masa yang akan datang.

2. Waktu

Bahwa antara pemberi prestasi dan pengembaliannya dibatasi oleh

suatu masa/waktu tertentu. Dalam unsur waktu ini terkandung

pengertian tentang agio uang bahwa uang sekarang lebih bernilai di

masa yang akan datang.

3. Degree of risk

Pemberian kredit menimbulkan suatu tingkat resiko, di masa-masa

tenggang adalah masa yang abstrak. Resiko timbul bagi pemberi kredit

karena uang/jasa/barang yang berupa prestasi telah lepas kepada orang

lain.

Page 14: Proposal Pkl

4. Prestasi

Yang diberikan adalah suatu prestasi yang dapat berupa barang, jasa

atau uang. Dalam perkembangan perkreditan modern ini, maka yang

dimaksud dengan prestasi dan pemberian kredit adalah uang.

(Drs.Muhdarsyah Sinungun, 1989;3)

4.4.3. Tujuan dan Fungsi Kredit

1. Frofitability

Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan

yang dipungut dari bunga.

2. Safety

Yaitu prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu

betul-betul terjamin pengembaliannya, sehingga profitability yang

diharapkan itu dapat menjadi kenyataan.

Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian.

Secara garis besar, fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan

perdagangan adalah sebagai berikut (Veithzal, 2006;32)

Page 15: Proposal Pkl

1. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal atau uang.

2. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari suatu barang.

3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

4. Kredit meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.

5. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

6. Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi.

7. Kredit adalah sebagai alat perhubungan ekonomi internasional.

4.4.4. Resiko Kredit

Resiko kredit merupakan sumber utama resiko Lembaga Keuangan

Pemberi Kredit akibat dari kredit macet dan biaya pengelolaan kredit macet

tersebut. Penyebab resiko kredit pada umumnya adalah kegagalan nasabah

untuk memenuhi perjanjian membayar pokok dan bunga/jasa sesuai kontrak.

Resiko kredit ini penting untuk dikelola dengan baik, karena bisa berakibat

negatif sebagai berikut :

1. Tidak tercapainya proyeksi pendapatan sewa modal

2. Produktifitas karyawan menurun

Page 16: Proposal Pkl

3. Kinerja perusahaan terganggu akibat potensi kerugian yang

ditimbulkannya.

4. Menurunnya moral pegawai

5. Biaya penagihan tinggi

6. Citra perusahaan terganggu

7. Cadangan kredit bermasalah menjadi meningkat

8. Cash flow perusahaan terganggu

Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan resiko kredit dengan

maksud untuk meminimalkan tingkat resiko yang dihadapi perusahaan

dalam pemberian kredit berbasis kelayakan usaha ini sampai dengan

tingkat resiko yang dapat diterima dan terukur.

4.4.5. Macam-macam Kredit

1. Menurut Jangka Waktu

Kredit menurut jangka waktunya ditentukan dalam pasal 1 huruf d

Undang-undang Pokok Perbankan no.14/1967 adalah :

Page 17: Proposal Pkl

a. Kredit jangka pendek (Short Term Loan) , yaitu suatu bentuk kredit

yang berjangka waktu maksimum 1 (satu) tahun. Jadi, pemakaian

kredit ini tidak lebih dari 1 (satu) tahun.

b. Kredit jangka menengah (Medium Term Loan), yaitu kredit yang

berjangka waktu antara satu sampai tiga tahun.

c. Kredit jangka panjang (Long Term Loan), yaitu kredit yang berjangka

waktu lebih dari 3 (tiga) tahun. (Muhdarsyah Sinungun, 1989;17)

2. Menurut Sifat Penggunaan

a. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif adalah kredit yang dipergunakan oleh

peminjam untuk keperluan konsumsi artinya uang kredit akan habis

terpakai untuk memenuhi kebutuhannya.

b.Kredit Produktif

Kredit produktif adalah kredit yang dipergunakan untuk

peningkatan usaha baik usaha-usaha produktif, perdagangan maupun

investasi. (Muhdarsyah Sinungun, 1989;10)

3. Menurut Keperluan

a. Kredit Investasi

Page 18: Proposal Pkl

Kredit investasi adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk

keperluan penanaman modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan

usaha ataupun mendirikan suatu proyek baru.

b. Kredit Eksploitasi

Kredit eksploitasi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah

untuk keperluan kelancaran dari perusahaan dan untuk keperluan

nasabah pada umumnya.

c.Kredit Perdagangan

Kredit perdagangan adalah kredit yang dipergunakan untuk

keperluan perdagangan. (Muhdarsyah Sinungun, 1989;11)

4. Menurut Jaminan

a. Kredit Tanpa Jaminan

Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang diberikan pada

nasabah untuk/tanpa jaminan dan biasa disebut kredit blanko.

b.Kredit Dengan Jaminan

Kredit dengan jaminan adalah kredit yang diberikan kepada

nasabah yang sanggup menyediakan suatu benda tertentu atau suatu

barang atau orang untuk dikaitkan sebagai jaminan.

Page 19: Proposal Pkl

4.5.1. Barang-barang yang Diterima Sebagai Jaminan Gadai

Kredit gadai adalah pemberian pinjaman (kredit) dalam jangka waktu

tertentu kepada nasabah atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu yang

telah ditentukan oleh perusahaan. Nasabah menyelesaikan pinjamannya

kepada perusahaan (pegadaian) sebagai pemberi pinjaman (kredit), dengan

cara mengembalikan uang pinjaman dan membayar sewa modalnya

berdasarkan ketentuan yang berlaku. (Anonim; 1999)

Adapun yang dimaksud dengan barang jaminan adalah barang-barang

yang bergerak yang mempunyai nilai tertentu sesuai dengan syarat yang telah

ditentukan oleh perusahaan dapat diterima sebagai jaminan kredit gadai. Yang

menjadi obyek gadai hanyalah barang-barang bergerak, baik yang berwujud

maupun tidak berwujud. Pengertian barang-barang bergerak menurut pasal

509 BW adalah benda yang karena sifatnya dapat berpindah atau dipindahkan.

Jadi, dapat diartikan bahwa barang bergerak adalah yang sifatnya dapat

dipindah-pindahkan atau diangkat-angkat seperti misalnya perabot rumah

tangga, mobil, sepeda motor, barang perhiasan dan sebagainya.

Barang-barang yang diterima sebagai barang jaminan gadai :

a. Kain, seperti :

- Bahan pakaian

Page 20: Proposal Pkl

- Kain, sarung, seprai, permadani/hambal

b. Barang perhiasan (logam dan permata), seperti :

- Emas/perak

- Berlian

- Batu mulia

c. Kendaraan, seperti :

- Mobil

- Sepeda motor

- Sepeda

d. Barang rumah tangga, seperti :

- Perabotan rumah tangga

- Elektronik

- Gerabah

Sedangkan barang-barang yang tidak boleh diterima sebagai

barang jaminan gadai :

a. Barang-barang milik pemerintah, seperti :

Page 21: Proposal Pkl

o Senjata api, senjata tajam

o Pakaian dinas

o Perlengkapan ABRI dan pemerintah

b. Barang-barang yang mudah busuk, seperti :

o Makanan dan minuman

o Obat-obatan

o Tembakau

c. Barang yang berbahaya dan mudah terbakar, seperti :

o Korek api

o Mercon (petasan/mesiu)

o Bensin

o Minyak tanah

o Tabung berisi gas

d. Barang yang sukar ditaksir nilainya, seperti :

o Barang purbakala

Page 22: Proposal Pkl

o Historis

e. Barang yang dilarang peredarannya, seperti :

o Ganja/opium

o Heroin

o Senjata api

f. Barang yang tidak tetap harganya dan sukar ditetapkan taksirnya, seperti :

o Lukisan

o Buku

g. Barang-barang lainnya, seperti :

o Barang yang disewa

o Barang yang diperoleh melalui hutang dan belum lunas

h. Barang titipan sementara, seperti :

o Barang yang tidak diketahui asal usulnya

o Barang-barang yang bermasalah (barang curian, penggelapan,

penipuan, dll)

o Bahan yang pemakaiannya sangat terbatas dan tidak umum

Page 23: Proposal Pkl

o Ternak/binatang

4.6.1. Prosedur Pemberian Kredit Gadai (KCA)

a. Nasabah

1. Nasabah datang ke kantor Perum Pegadaian membawa fotokopy KTP

2. Nasabah mengisi formulir permintaan kredit (FPK) sesuai dengan KTP

3. Nasabah menyerahkan formulir yang telah diisi beserta barang jaminan

yang dijaminkan kepada penaksir.

b. Penaksir

1. Menerima FPK (formulir permintaan kredit) dengan lampiran KTP atau

identitas lainnya beserta barang jaminan.

2. Memeriksa kelengkapan serta kebenaran pengisian FPK dan barang

jaminan yang dijaminkan.

3. Menandatangani FPK sebagai tanda bukti penerimaan barang jaminan dari

nasabah.

4. Penyerahan kitir FPK kepada nasabah

5. Menaksir barang jaminan untuk menentukan nilai barang tersebut sesuai

Page 24: Proposal Pkl

dengan Buku Peraturan Menaksir (BPM) dan Surat Edaran (SE) yang

berlaku.

6. Untuk taksiran barang jaminan golongan :

- Golongan A (Rp 20.000-Rp 150.000)

- Golongan B (Rp 151.000-Rp 500.000)

- Golongan C1 (Rp 505.000-Rp 1.000.000)

- Golongan C2 (Rp 1.010.000-Rp 20.000.000)

- Golongan D1 (Rp 20.050.000-Rp 50.000.000)

- Golongan D2 (Rp 50.100.000-Rp 200.000.000).

7. Menentukan besarnya uang pinjaman yang dapat diberikan kepada nasabah

sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dimana penaksir pertama memiliki

wewenang dari Rp 20.000-Rp 5.000.000 sedangkan di atas lima juta harus

ditaksir kembali oleh penaksir dua atau Manajer Cabang.

8. Penaksir memberitahukan jumlah pinjaman yang dapat diterima oleh

nasabah. Bila nasabah setuju maka proses dilanjutkan.

9. Penaksir menerbitkan Surat Bukti Kredit (SBK) sesuai dengan hasil

Page 25: Proposal Pkl

taksiran.

10. Penaksir mengambil kitir SBK dwilipat untuk ditempelkan pada barang

jaminan.

11. Melakukan serah terima barang jaminan dengan penyimpan dan penjaga

gudang.

c. Kasir

1. Menerima Surat Bukti Kredit (SBK) asli dan SBK dwilipat dari penaksir.

2. Mencocokkan SBK tersebut dengan kitir Formulir Permintaan Kredit

(FPK) yang diterima dari nasabah.

3. Membubuhkan paraf pada SBK asli dan dwilipat lalu diikuti oleh nasabah.

4. Menyiapkan dan melakukan pembayaran uang pinjaman sesuai dengan

jumlah yang tercantum pada SBK.

5. Menyerahkan SBK asli kepada nasabah

6. Menyimpan SBK dwilipat sebagai arsip perusahaan

7. Membuat laporan harian kas berdasarkan bukti kredit untuk mencocokkan

buku penerimaan barang jaminan yang dibuat oleh penaksir.

Page 26: Proposal Pkl

d. Petugas Gudang

1. Menerima badan SBK dwilipat permintaan kredit untuk barang gudang dari

kasir.

2. Menyusun dan menyimpan badan SBK dwilipat

3. Mencocokkan jumlah dan jenis barang jaminan dengan SBK dwilipat

4. Menyimpan barang-barang gudang sesuai dengan bulan kredit yang

terdapat pada SBK dwilipat.

5. Melakukan pencatatan administrasi sesuai prosedur akuntansi kantor

cabang.

e. Penyimpanan

1. Menerima SBK dwilipat barang kantong dari kasir

2. Mencocokkan dan menghitung barang jaminan kantong yang diserahkan

oleh penaksir dengan badan SBK dwilipat, serah terima barang jaminan

menggunakan buku penerimaan barang jaminan.

3. Mencocokkan barang jaminan yang diterima dengan jumlah yang tertera

pada buku penerimaan barang jaminan dan apabila cocok harus

Page 27: Proposal Pkl

membubuhkan tanda tangan pada kolom penerimaan.

4. Melakukan pencatatan di buku gudang

5. Barang jaminan yang diterima disimpan di brangkas (KLUIS) sesuai

golongan, rubrik dan bulan kredit.

Page 28: Proposal Pkl

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1999, Pedoman Operasional Kantor Cabang Perum Pegadaian, Kantor

Pusat, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 1991, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi

Kelima, BPFE, Yogyakarta.

Kusnadi, 1996, Akuntansi Biaya, Rieke Cipta, Jakarta.

Muchdarsyah, Sinungun, 1997, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, Bumi Aksara,

Jakarta.

-----------------------------, 1989, Teknik Manajemen Kredit, Bumi Aksara Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

----------, 1978, Sistem Akuntansi, STIE, YKPN, Yogyakarta.

Soemarso, SR, 2002, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Keempat, PT. Rineka Cipta,

Jakarta.

Syam, Dhaniel, 1993, Pengantar Akuntansi, Universitas Muhammadiyah, Malang.

T Hoerngren, Charles, 1979, Akuntansi di Indonesia, Salemba Empat.

Rivai, Veithzal, 2006, Credit Management Handbook, PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Page 29: Proposal Pkl