proposal permohonan kp udara illahiyah

Upload: niayusmaydiyanti

Post on 19-Oct-2015

194 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

sssss

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK JOB PERTAMINA-TALISMAN JAMBI MERANG

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS UDARA EMISI DI JOB PERTAMINA TALISMAN JAMBI MERANG TANJUNG JABUNG TIMUR JAMBI

Disusun Oleh :

Nur Illahiyah Munggaran(21080111130052)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman selalu diikuti dengan dampak positif dan negatif. Dalam bidang industri, perkembangan zaman ditandai dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang industri.peningkatan di bidang industri ini membawa dampak yang baik bagi masyarakat, antara lain dengan terpenuhinya kebutuhan hidup masyarakat yang semakin hari semakin meningkat. Dengan banyaknya industri yang muncul juga akan meningkatkan daya saing antar-industri yang akan memacu industri-industri tersebut untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan masyarakat. Namun, di sisi lain, hal tersebut juga akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Salah satunya yaitu dengan meningkatnya limbah yang dihasilkan dari industri-industri tersebut. Untuk itu diperlukan pengelolaan yang baik pada limbah-limbah yang dihasilkan agar dampak yang dihasilkan tidak berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya serta bagi lingkungan.

Kerusakan lingkungan yang semakin parah akhir-akhir ini, semakin meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Pemilihan produk ramah lingkungan semakin diminati masyarakat. Oleh karena itu, sebagian besar industri mulai menerapkan teknologi untuk pengelolaan dan pengolahan limbah di perusahaan mereka. Peningkatan kepedulian terhadap lingkungan ini akan meningkatkan persepsi baik masyarakat terhadap perusahaan dan menjaga keberlangsungan perusahaan itu sendiri. Hal ini juga telah ditetapkan dalam perundang-undangan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pada perundang-undangan tersebut telah diatur mengenai baku mutu limbah, pengelolaan dan pengolahan, serta sanksi yang didapat apabila melakukan pelanggaran.

Pengelolaan dan pengolahan limbah telah dilakukan oleh JOB Pertamina Talisman Jambi Merang. Salah satu limbah yang dihasilkan yaitu limbah berupa udara. Untuk itu, kami memohon kesediaan JOB Pertamina Talisman Jambi Merang agar dapat memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan kerja praktek di lingkungan JOB Pertamina Talisman Jambi Merang. Hal ini merupakan wujud dari usaha untuk menjembatani dunia pendidikan dan dunia kerja, terutama dalam dunia industri. 1.2.Dasar Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek

Dasar dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah :

1. Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Kurikulum Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.

3. Mata kuliah Kerja Praktek yang harus diambil oleh mahasiswa.1.3.Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek

Tujuan dari kerja praktek ini adalah :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktek pada kurikulum Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

2.Sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori pencemaran udara mengenai sistem pengendalian kualitas udara yang diperoleh di bangku kuliah dengan masalah yang terjadi di lapangan.

3.Mengetahui mekanisme proses pengendalian dan pemantauan kualitas udara yang dilakukan JOB Pertamina Talisman Jambi Merang.

4. Terjadinya hubungan kerjasama yang baik antara dunia pendidikan dan Perusahaan, khususnya JOB Pertamina Talisman Jambi Merang.

1.4.Kegunaan Kegiatan Kerja Praktek

Kegunaan dari pelaksanaan kegiatan kerja praktek antara lain :

1. Merupakan salah satu mata kuliah dan syarat mengikuti ujian akhir atau tugas akhir (TA) di Program Studi Teknik Lingkungan.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sistem pengendalian kualitas udara yang dilakukan JOB Pertamina Talisman Jambi Merang.

3. Memberikan kesempatan bagi praktikan untuk mengembangkan keilmuan dan keahlian yang telah dipelajari pada perkuliahan

4. Mengenalkan dunia kerja pada salah satu bidang keahlian sarjana Teknik Lingkungan, khususnya bagi praktikan.

1.5.Lokasi Kerja Praktek

Kantor JOB Pertamina Talisman Jambi Merang, berlokasi di Plaza Bapindo, Mandiri Tower Lantai 24, Jl. Jend. Sudirman Kav. 54 55 Jakarta. Wilayah kerja operasional Jambi Merang terletak di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera Selatan pada Lapangan Sungai Kenawang dan Pulau Gading. Letaknya 72 Km sebelah tenggara Kota Jambi.1.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan selama 30 hari kerja, terhitung mulai 28 Juli 2014 atau sesuai dengan persetujuan dan kebijakan dari JOB Pertamina Talisman Jambi Merang.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Umum

Munculnya industri dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, akan tetapi perlu dipikirkan juga efek sampingnya yang berupa limbah. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas. Limbah gas pada industri dapat menyebabkan pencemaran udara. Pencemaran udara disebabkan adanya unsur zat yang seandainya ada di atmosfer memberikan dampak buruk terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan atau kehidupan manusia, merusak harta benda, atau mengganggu kenyamanan hidup dan penggunaan harta benda.

Adapun klasifikasi pencemar udara antara lain :1. Suspended Particular Matter (SPM)

Butir butir partikulat seperti debu, karbon, asbestos, tembaga, arsenic, cadmium, Nitrat (NO3) dan butir butir cairan kimia seperti sulfuric acid (H2SO4), Minyak PCBs, Dioxins dan berbagai pestisida.2. Senyawa mengandung sulfur

Sulfur Oksida, terdiri atas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3)3. Karbon Oksida

Karbon Oksida terdiri dari Karbon Monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2)4. Senyawa mengandung nitrogen

Nitrogen Oksida yakni Nitric Oksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2) dan Nitrous Oksida (N2O)5. Volatile Organic Compounds (VOCs)

Volatile Organic Compounds (VOCs) seperti Metane (CH4), Benzene (C6H6), Formaldehyde (CH20), Cholofluorocarbons (CFCs).6. Photochemical Oxidant

Seperti Ozon (O3), Peroxycyl nitrates, hydrogen peroxide begitu pula formal dehyde (CH20)yang terbentuk dalam atmosfir sebagai reaksi bahan kimia yang dipicu sinar matahari.7. Senyawa radioaktif.

Senyawa radiaktif seperti radon-222, Iodine-131, Strontium-90, Plutonium-239 dan radioisotopes yang masuk atmosfir sebagai gan dan bahan partikulat.

8. Panas yang dihasilkan pembakaran minyak bumi dan yang serupa

9. Kebisingan yang di hasilkan kendaraan bermotor, pesawat terbang, bunyi mesin. (Soedomo, 2001)Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya yang akhimya tidak dapat digunakan lagi sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya. Dalam pencemaran udara selalu terkait dengan sumber yang menghasilkan pencemaran udara yaitu sumber yang bergerak (umumnya kendaraan bermotor) dan sumber yang tidak bergerak (umumnya kegiatan industri) sedangkan pengendaliannya selalu terkait dengan serangkaian kegiatan pengendalian yang bermuara dari batasan baku mutu udara.

Dengan adanya tolok ukur baku mutu udara maka akan dapat dilakukan penyusunan dan penetapan kegiatan pengendalian pencemaran udara. Penjabaran kegiatan pengendalian pencemaran udara nasional merupakan arahan dan pedoman yang sangat penting untuk pengendalian pencemaran udara di daerah. Di samping sumber bergerak dan sumber tidak bergerak seperti tersebut di atas, terdapat emisi yang spesifik yang penanganan upaya pengendaliannya masih belum ada acuan baik di tingkat nasional maupun intenasional. Sumber emisi ini adalah pesawat terbang, kapal laut, kereta api, dan kendaraan berat spesifik lainnya.

Maka penggunan sumber-sumber emisi spesifik tersebut di atas harus tetap mempertimbangkan kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan hidup.

Mengacu kepada Undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup ditetapkan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup dengan mempertimbangkan generasi kini dan yang akan datang serta terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana. Pengendalian pencemaran udara mengacu kepada sasaran tersebut sehingga pola kegiatannya terarah dengan tetap mempertimbangkan hak dan kewajiban serta peranserta masyarakat.

Selanjutnya ditegaskan pula bahwa hak setiap anggota masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat yang diikuti dengan kewajiban untuk memelihara dan melestarikan fungsi lingkungan hidup. Sehingga setiap orang mempunyai peran yang jelas di dalam hak dan kewajibannya mengelola lingkungan hidup. Dalam peraturan pemerintah ini juga diatur hak dan kewajiban setiap anggota masyarakat serta setiap pelaku usaha dan/atau kegiatan agar dalam setiap langkah kegiatannya tetap menjaga dan memelihara kelestarian fungsi lingkungan bidup.(PP No.41, 1999)2.2. Faktor Emisi

Apabila sejumlah tertentu bahan bakar dibakar, maka akan keluar sejumlah tertentu gas hasil pembakarannya. Sebagai contoh misalnya batu bara yang umumnya ditulis dalam rumus kimianya sebagai C (karbon), jika dibakar sempurna dengan O2 (oksigen) akan dihasilkan CO2 (karbondioksida). Namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Ternyata untuk setiap batu bara yang dibakar dihasilkan pula produk lain selain CO2 yaitu CO (karbon monoksida), HCHO (aldehid), CH4 (metana), NO2 (nitrogen dioksida), SO2 (sulfur dioksida), maupun abu. Produk hasil pembakaran selain CO2 tersebut umumnya disebut sebagai polutan (zat pencemar). Pada reaksi Pembakaran sempurna akan menghasilkan CO2,, hal ini terjadi bila suplai oksigen (O2) diberikan berlebih. Sebaliknya bila reaksi oksidasi bahan bakar kekurangan oksigen (O2) maka akan terjadi reaksi pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan CO dan jelaga. CO lebih berbahaya dari CO2 sehingga pembentukannya perlu dihindari. Pembakaran yang tidak efisien juga akan menghasilkan keluaran energi yang rendah serta boros bahan bakar.

Pembakaran Sempurna : (suplai oksigen berlebih)

C + O2==( CO2 + Panas

Pembakaran Tidak Sempurna : (suplai oksigen kurang)

C + O2==( CO + Panas

Faktor emisi didefinisikan sebagai sejumlah berat tertentu polutan yang dihasilkan oleh terbakarnya sejumlah tertentu bahan bakar selama kurun waktu tertentu. Dari definisi ini dapat diketahui bahwa jika faktor emisi suatu polutan diketahui, maka banyaknya polutan yang lolos dari proses pembakarannya dapat diketahui jumlahnya persatuan waktu. (Soedomo,2001)

2.3. Efek Pencemaran Udara

2.3.1 Efek Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan Manusia

Data epidemi menunjukkan bahwa pemaparan partikulat dihubungkan dengan peningkatan terjadinya angka sakit saluran pernapasan, bronchitis, penurunaan fungsi ginjal, serta angka kematian. Dalam waktu pemaparan yang pendek, pemaparan partikulat juga meningkatkan timbulnya angka sakit asma.

Potensi pengaruh patikulat terhadap kesehatan tidak hanya ditentukan oleh tingkat konsentrasi, tetapi juga oleh kondisi fisik dan kimia yang terkandung di dalamnya, Sebagai contoh partikulat dengan ukuran > 10 dapat disisihkan sebelum masuk saluran pernapasan tetapi untuk yang berukuran < 2 atau 3 dapat mencapai paru-paru. Hal ini dapat menunjukkan pentingnya mengetahui ukuran partikel sebagai pertimbangan. Fine Particle terbentuk dari senyawa sulfat dan senyawa sekunder lain yang mungkin bersifat toksik. Coarse Particle didominasi oleh adanya dust. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan untuk melakukan pemantauan kualitas udara, terutama yang bersifat inhalable, berdasarkan ukuran partikel yang < 2,5 serta antara 2,5 10 .(Cooper dan Alley,1994)

2.3.2 Efek Pencemaran Udara Terhadap Material dan Tanaman

Pencemaran udara berpengaruh pada material dengan proses soiling atau korosi. Tingginya kadar asap dan partikulat dihubungkan denga terjadinya proses korosi antara pelapis dan struktur material dengan senyawa asam atau alkalin, terutama sulfur dan materi korosif. Ozon sangat efektif dalam mempercepat proses korosi karet.

Senyawa pencemar yang diketahui sebagai phytoxicants adalah SO2. Peroxyacetyle Nitrate (PAN-hasil proses fotokimia pada smoge), serta etana. Disamping itu ada jumlah sedikit gas klorin, hidrogen klorida, amonia, dan merkuri. Secara umum polutan akan masuk ke tubuh tanaman melalui proses respirasi, kemudian akan merusak klorofil dan menghambat fotosintesis tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan, dapat dilihat dari daunnya, dimulai dari penurunan tingkat pertumbuhan hingga kematian tanaman.(Cooper dan Alley,1994)

2.4. Peraturan Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran UdaraPeraturan Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran Udara diatur dalam PP No.41 tahun 1999, dimana dalam PP tersebut mengatur pengelolaan sumber daya alam yaitu udara yang harus dijaga kelestarian, fungsi dan kualitas (mutu) untuk kepentingan keberlangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga kualitas udara maka dilakukan pengendalian pencemaran udara yaitu masuknya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia harus dibatasi sehingga udara masih dapat memenuhi fungsinya untuk keberlangsungan makhluk hidup.

Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Sumber emisi dikategorikan menjadi 2 yaitu sumber bergerak dan sumber tidak bergerak. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat.

Baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah batas kadar maksimum dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambient. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NO : 41 TH 1999 TGL : 26 MEI 1999 tentang : BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONALTabel 2.1. Baku Mutu Udara AmbienNoParameterWaktu

PengukuranBaku MutuMetode analisisPeralatan

1SO2

(Sulfur Dioksida)1 jam

24 jam

1 Tahun900 g/Nm3365 g/Nm360 g/Nm3PararosanalinSpektrofotometer

2CO

(Karbon Monoksida)1 jam

24 jam

1 Tahun30.000 g/Nm310.000 g/Nm3

NDIRNDIR Analyser

3NO2(Nitrogin Dioksida)1 jam

24 jam

1 Tahun400 g/Nm3150 g/Nm3100 g/Nm3SaltzmanSpektrofotometer

4O3

(Oksida)1 jam

1 Tahun235 g/Nm350 g/Nm3ChemiluminescentSpektrofotometer

5HC

(Hidro Karbon)3 jam160 g/Nm3Flame IonizationGas Chromatografi

Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No : 41 Th 1999Tabel 2.2 Baku Mutu Udara Ambien6PM10

(partikel 5

3. Rotor MekanikSentrifugal + Impaksi>6

Srubber

1. Menara Semprot Sederhanaimpaksi + Intersepsi langsung25

2. Packed towerimpaksi + Intersepsi langsung5

3. Wet Cycloneimpaksi + Int lsg + sentrif5

4. Inertial power drivenimpaksi + Int lsg + sentrif5

5. Cell Induced Sprayimpaksi + Intersepsi langsung5

6. Venturyimpaksi + Intersepsi langsung