proposal pengajuan skripsi universitas gunadarma

23
PROPOSAL PENGAJUAN SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY (KAJIAN EMPIRIS DI BURSA EFEK JAKARTA TAHUN 2009-2011) Disusun Oleh : Nama : NPM : Kelas : Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

Upload: avisha-mufidah-nasution

Post on 14-Feb-2015

1.328 views

Category:

Documents


63 download

DESCRIPTION

Contoh proposal pengajuan skripsi bagi mahasiswa tingkat akhir di Universitas Gunadarma

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

PROPOSAL PENGAJUAN SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

AUDIT DELAY (KAJIAN EMPIRIS DI BURSA EFEK

JAKARTA TAHUN 2009-2011)

Disusun Oleh :

Nama :

NPM :

Kelas :

Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

UNIVERSITAS GUNADARMA

2013

Page 2: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

Depok, 27 Maret 2013

Hal : Pengajuan Proposal Skripsi

KepadaYth. Dr. Imam Subaweh SE, AK, MM., Ketua Jurusan Akuntansi Universitas GunadarmaDi Tempat

Dengan Hormat,

Dengan ini saya :

Nama :NPM / NIRM :Kelas :Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Akuntansi IPK :

bermaksud mengajukan proposal penulisan skripsi.

Saya menyatakan bersedia dan sanggup menyelesaikan skripsi saya sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pihak Universitas Gunadarma apabila proposal penulisan skripsi saya ini disetujui.Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan proposal penulisan skripsi yang berjudul “ FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY

(KAJIAN EMPIRIS DI BURSA EFEK JAKARTA TAHUN 2009-2011)”.

Demikian surat pengajuan proposal skripsi ini saya buat. Atas perhatian dan kebijaksanaan Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(Arianda Wahyu Nugroho)

Page 3: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

LEMBAR PENGESAHAN

Komisi Penelaah

Ketua

(Dr. Imam Subaweh., SE., Ak., MMSI)

Anggota

(Prof. Dr. Dharma Tintri Ediraras, SE., Ak., MBA)

Page 4: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

a) Latar Belakang Masalah

Minat investasi di Indonesia saat ini sedang meningkat khususnya di pasar modal.

Meningkatnya minat ini berdampak pada permintaan laporan keuangan perusahaan.

Informasi yang tercantum dalam laporan keuangan harus relevan, reliabel dan tepat waktu.

Sebelum di publikasikan, laporan keuangan harus di audit terlebih dahulu. Dalam hal ini

auditor memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyampaikan hasil audit tepat waktu,

hal ini tentu akan membuat auditor bekerja lebih profesional.

Salah satu kriteria profesionalisme auditor adalah ketepatan waktu penyampaian

laporan auditnya. Menurut Suwardjono (2007:170), ketepatan waktu informasi mengandung

pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk

mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan. Dengan demikian, informasi yang

memiliki prediksi tinggi dapat menjadi tidak relevan apabila tidak tersedia pada saat

dibutuhkan. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam pasar modal,

Peraturan Bapepam tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi

laporan keuangan tahunan auditan yang bersifat wajib dengan batas waktu 120 hari dari akhir

tahun fiskal sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit ke

BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini diganti dengan peraturan baru

dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan ke Bapepam

menjadi 90 hari.

Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan merupakan salah satu elemen pokok

laporan keuangan selain tingkat relevansi laporan keuangan dengan kebutuhan dalam

mengabil keputusan. Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan ini mempengaruhi nilai

laporan keuangan tersebut. Keterlambatan publikasi dapat menghambat dan berdampak

negatif pada kegiatan bisnis perusahaan. Dalam laporan keuangan yang telah di publikasikan

terdapat beberapa sinyal yang kuat bagi investor untuk mengambil keputusan, karena laporan

keuangan adalah cerminan situasi dan kondisi suatu perusahaan.

Menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum

ketiga menyatakan bahwa kegiatan audit harus dilakukan dengan kecermatan dan ketelitian

yang tinggi. Selain itu kegiatan audit harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan

pengumpulan alat-alat yang memadai (Yugo Trianto, 2006:2). Perbedaan waktu antara

tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan

Page 5: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

menggambarkan proses audit suatu laporan keuangan perusahaan, kondisi terlambatnya

publikasi ini dikenal dengan istilah Audit Delay. Semakin lama keterlambatan publikasi

laporan keuangan mengindikasikan banyaknya masalah yang terdapat dalam proses audit.

Meninjau penelitian sebelumnya tentang audit delay di Indonesia dari tahun ke tahun

menunjukkan peningkatan. Penelitian yang dilakukan Ekowati (1996) rata-rata audit delay

pada tahun 1993 selama 72 hari pada tahun 1994 selama 78 hari. Sedangkan dalam penelitian

Halim (1997) rata-rata audit delay tahun 1995-1996 selama 84 hari dan penelitian Hanipah

(1999) rata-rata audit delay 90 hari. Penelitian Imam Subekti dan Novi W (2004) rata-rata

audit delay selama 99 hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay adalah ukuran

perusahaan, Jenis Industri, profitabilitas, solvabilitas, Ukuran KAP, Opini KAP, dan

Lamanya Perusahaan menjadi klien sebuah KAP.

Berdasarkan pentingnya informasi laporan keuangan yang telah di audit dan beberapa

hal – hal diatas maka penulis tertarik untuk memilih topik penelitian mengenai “ Faktor-

Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Kajian Empiris Di Bursa Efek

Jakarta Tahun 2009-2011)”.

b) Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah dalam penelitian ini:

1) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay?

2) Bagaimana pengaruh jenis industri terhadap audit delay?

3) Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit delay?

4) Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap audit delay?

5) Bagaimana pengaruh ukuran KAP terhadap audit delay?

6) Bagaimana pengaruh opini KAP terhadap audit delay?

7) Bagaimana pengaruh lamanya perusahaan menjadi klien KAP terhadap audit

delay?

8) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, solvabilitas,

ukuran KAP, opini KAP, lamanya perusahaan menjadi klien KAP terhadap audit

delay?

Page 6: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

c) Batasan Masalah

Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dalam Audit Delay,

maka penulis akan memberikan batasan masalah dengan maksud agar tujuan dari

pembahasan dapat lebih terarah pada sasarannya. Adapun masalah yang penulis bahas dalam

penelitian ini hanya terbatas mengenai masalah faktor-faktor yang diduga mempengaruhi

Audit Delay, faktor-faktor tersebut antara lain: Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran

Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 - 2011

d) Tujuan Penelitian

1) Bagi investor, untuk memperoleh gambaran penyebab terjadinya audit delay yang

berdampak pada keterlambatan publikasi laporan keuangan emiten.

2) Bagi badan regulator, fakor dominan sebagai bahan pertimbangan dalam

membuat kebijakan regulasi audit delay di Indonesia.

3) Bagi peneliti, sebagai sarana menambah pengetahuan tentang audit delay yang

terjadi di Indonesia.

e) Metode Penelitian

Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan publik di Bursa Efek

Jakarta untuk periode 2009-2011. Sampel dipilih secara cluster random sampling, cluster

yang digunakan adalah sektor yaitu sektor keuangan dan sektr non keuangan. Jumlah emiten

yang terpilih adalah 80 emiten selama 3 tahun, Jadi total keseluruhan data yang ada adalah

240 data.

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dala penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan

keuangan perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Jakarta tahun 2009-2011. Kemudian data

Page 7: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

di seleksi dengan beberapa ketentuan hingga ditemukan 80 emiten yang sesuai dan kriteria

penelitian ini.

Alat Analisis Yang Digunakan

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan

karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian

kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data

yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa (Indriantoro dan Supomo,

1999:27). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan

pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan

analisis data dengan prosedur statistik.. Variabel dan pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Pengukuran Skala

Dependen

Audit Delay

lamanya waktu penyelesaian audit

yang diukur dari tanggal

penutupan tahun buku hingga

tanggal diterbitkannya laporan

audit.

Rasio

Independen:

Ukuran Perusahaan

Jenis Industri

Profitabilitas

Total aktiva yang dimiliki emiten

pada tahun pelaporan

Jenis Industri Dibagi Dalam 2

Kelompok: industri keuangan dan

non keuangan

Kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba.

Rasio

Skala nominal:

perusahaan Keuangan

= 1, Non Keuangan = 0

Rasio

Page 8: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

Solvabilitas

Ukuran KAP

Opini KAP

Lamanya Perusahaan

Menjadi Klien KAP

kemampuan perusahaan untuk

memenuhi semua kewajiban-

kewajibannya.

Ukuran KAP dibagi menjadi 2

kelompok : The Big Four, Non Big

Four

Opini yang diberikan auditor pada

laporan keuangan.

Lamanya emiten menggunakan

jasa audit pada KAP yang sama

Rasio

Skala nominal: The Big

Four = 1, Non Big Four

= 0

Skala nominal: selain

unqualified = 1,

unqualified = 0

Skala nominal: 2 tahun

atau lebih, kurang dari 2

tahun = 0

f) Tinjauan Pustaka

Pengertian Laporan Keuangan

Pasar modal sangat memerlukan laporan keuangan bagi perusahaan yang melaksanakan

emisi atau memasyarakatkan modalnya. Demikian juga pemerintah dalam memungut pajak

bagi wajib pajaknya sangat didasarkan pada laporan keuangan mereka agar diperoleh

penentuan pajak yang lebih objektif. Pihak-pihak lain seperti calon penanam modal, calon

pemberi kredit, serikat buruh, lembaga-lembaga keuangan serta industri lainnya sangat

memerlukan laporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No.1 terdiri dari komponenkomponen, (a) Neraca, (b) Laporan laba-rugi, (c)

Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas, dan (e) Catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan harus menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang

diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan

untuk menghasilkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan

oleh standar \ akuntansi (PSAK No.1, par. 10) Di samping catatan atas laporan keuangan,

Page 9: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

perusahaan (manajemen) juga dianjurkan untuk memberikan “informasi tambahan”.

Informasi tambahan yang dianjurkan meliputi (1) telaahan keuangan yang menjelaskan

karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, (2) posisi keuangan perusahaan,

(3) kondisi ketidakpastian, (4) laporan mengenai lingkungan hidup, dan (5) laporan nilai

tambah (PSAK No.1, par. 08 dan 09).

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manajemen

kepada pihak luar perusahaan. Kualitas komunikasi yang dicapai akan tergantung dengan

kualitas laporan keuangan. Untuk mendukung tercapainya kualitas laporan keuangan yang

baik, maka diperlukan adanya aturan (regulasi) yang dibuat oleh profesi (dewan pembuat

standar) dan pemerintah.

Audit Delay

Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku

sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit report lag atau audit delay.

Menurut Dyer & McHugh (1975:206), “Auditors’ report lag is the open interval of number of

days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditors’

report”. Menurut Ashton, Willingham, & Elliott (1987), Carslaw & Kaplan (1991), Ahmad &

Kamarudin (2001), “Audit delay is the length of time from a company’s fiscal year end to the

date of the auditor’s report”.

Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya

disertai dengan opini auditor kepada Bapepam. Peraturan Bapepam tersebut diatur dalam

Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi laporan keuangan tahunan auditan yang

bersifat wajib dengan batas waktu 120 hari dari akhir tahun fiskal sampai tanggal

diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit ke BAPEPAM. Namun, Sejak 30

September 2003, peraturan ini diganti dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang

kewajiban penyampaian laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari.

Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat

apakah laporan keuangan klien sudah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang

material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan rata-rata audit delay yang berbeda-

beda pada setiap negara. Perbedaan ini dapat dimaklumi karena adanya peraturan dan

kebijakan pasar modal yang berbeda antar negara. Penelitian yang dilakukan Halim (2000) di

Page 10: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

Indonesia menunjukkan rata-rata audit delay adalah 84.45 hari. Hasil ini tergolong lebih

panjang diban-dingkan hasil penelitian Ashton, Willingham, & Elliott (1987) yang hanya

sebesar 62.53 hari. Sedangkan hasil penelitian Hossain dan Taylor (1998) di Pakistan

menunjukkan rata-rata audit delay yang lebih panjang yaitu 143 hari.

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap audit delay

1) Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang diukur dari besarnya

total asset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. Dimana menurut Mas’ud Machfoedz

(1994:56) ukuran perusahaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) Perusahaan besar 2)

Perusahaan Menengah 3) Perusahaan Kecil.Perusahaan berskala besar cenderung tepat waktu

dalam penyampaian laporan keuangan, hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki

pengendalian manajemen internal yang baik. Menurut Boynton and Kell (1996:152)

berendapat bahwa, ”audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di

audit semakin besar”. Ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus di

ambil dan semakin luasnya prosedur audit yang harus dilakukan.

Ukuran Perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena

semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan

yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan

memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi

tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam

melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kemungkinan Ukuran Perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. Beberapa

penelitian serupa di Indonesia menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

pelaporan laporan keuangan (Schwartz dan Soo1996; Owusu dan Ansah:2000)

2) Jenis Industri

Ashto et al (1987) mengungkapkan bahwa perusahaan sektor financial mempunyai

audit delay lebih pendek dibandingkan perusahaan di sektor lainnya. Hal ini disebabkan

karena perusahaan financial tidak memiliki saldo persediaan yang cukup signifikan sehingga

audit tidak membutuhkan waktu yang lama. Disamping itu, aktiva yang dimiliki mempunyai

nilai moneter sehingga mudah dalam pengukurannya dibandingkan dengan aktiva yang

Page 11: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

berbentuk fisik, seperti persediaan, aktiva tetap dan aktiva berwujud (Anthony dan

Govindarajan, 1998 : 717).

3) Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba pada periode

tertentu. Penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006) telah membuktikan bahwa

profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay.Namun penelitian

Supriyati Yuliasri Roslina (2007) mendapatkan hasil yang berbeda, hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa profitabilitas tidak mempengaruhi audit delay.

Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On Asset Rasio

(ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan tingkat

asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan yang mengumumkan rugi atau

profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar

terhadap pengumuman rugi tersebut bagi perusahaan. Berdasarkan definisi di atas, maka

dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur tingkat profitabilitas yaitu Return On Asset

Rasio (ROA) yang diproleh dengan persamaan berikut (Martono dan Agus Harjito, 2005):

ROA= EBITTotal Asset

×100 %

Keterangan :

Return on Asset (ROA) : Rasio Tingkat Profitabilitas

EBIT : Jumlah laba bersih perusahaan setelah pajak

Total Asset : Jumlah asset yang dimiliki perusahaan

Berdasarkan persamaan diatas, maka ROA merupakan perbandingan antara jumlah

laba yang dihasilkan terhadap asset yang digunakan, sehingga menunjukan sejumlah

perusahaan mampu untuk menghasilkan laba dari sumber daya (asset) yang dimiliki. Dengan

demikian kemungkinan Profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset dapat

mempengaruhi waktu penyelesaian audit.

4) Solvabilitas

Page 12: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua

kewajibannya, baik jangka panjang ataupun jangka pendek. Carlaw dan Kaplan (1991) dalam

Yugo Trianto (2006:35) menemukan pengaruh yang signifikan antara solvabilitas yang

diukur dari total debt to total asset ratio (TDTA) terhadap audit delay. Proses pengauditan

utang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pengauditan ekuitas. Namun

penelitian Sistya Rachmawati (2008:8) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

periode 2003-2005 menunjukkan bahwa rasio Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap audit delay. Perhitungan solvabilitas dengan rasio total debt to total asset (TDTA)

sendiri di hitung dengan rumus:

TDTA=Total AktivaTotalUtang

×100 %

5) Ukuran KAP

Hasil penelitian Ashtom, Willingham dan Elliott (1987) dan Schwartz dan Soo (1996)

menunjukkan bahwa audit delay akan lebih pendek lagi bagi perusahaan yang di audit oleh

KAP besar. Hal ini di asumsikan karena KAP besar memiliki karyawan yang banyak, dapat

mengaudit dengan lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga

memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang

lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Hasil

penelitian diatas berbeda dengan hasil penelitian yang diperoleh Carslaw dan Kaplan (1991),

Hossain dan Taylor (1998) yaitu bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ukuran

KAP dengan audit delay.

Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat firma jasa

profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit

untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup. Menurut Yuliana dan Aloysia

(2004:115) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor

Akuntan Publik non the big four. Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big

four di Indonesia adalah:

a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama

dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.

b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang

bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.

Page 13: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan Kantor

Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo.

d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama

dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata.

Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda (2007:114) Kantor Akuntan Publik internasional

atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat melaksanakan auditnya secara efisien

dan memiliki jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada

waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk

menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya.

Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk

mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka

untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya.

6) Opini KAP

Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan

kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang

membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang

akan dinyatakan Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor

(Mulyadi, 2002:20-22):

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion

report with Explanatory Language)

c. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

d. Pendapat tidak wajar (adverse Opinion)\

e. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)

7) Lamanya Perusahaan Menjadi Klien KAP

Hasil penelitian Ashton (1987) menemukan bahwa semakin lama menjadi klien KAP,

semakin pendek audit delay. Hal ini dikarenakan KAP tidak perlu lagi memahami

karakteristik perusahaan, sistem pengendalian internal perusahaan, dan sebagainya. Hasil ini

Page 14: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

berbeda dengan yang ditemukan Halim (2000) yaitu semakin lama menjadi klien KAP maka

semakin lama audit delay, hal ini kemungkinan disebabkan oleh skala perusahaan yang

cenderung meningkat dari tahun ke tahun kecuali tahun 1997 (karena krisis moneter).

g) Daftar Pustaka

Ahmad, R.A.R. and K.A. Kamarudin, 2001, Audit Delay and The Timeliness of Corporate

Reporting Malaysian Evidence

Anthony, R.N and V. Govindarajan, 1998. Manajement Cntrol System, Ninth Edition, Irwin,

USA.

Boynton, W.C. and Walter G. K. , 1996. Modern Auditing, edisi 6, John Wiley & Sons, Inc.,

New York.

Carslaw, Charles A.P.N. and Steven E. Kaplan, 1991. An Examination of Audit Delay:

Further Evidence from New Zealand, Accounting and Bussiness Research (22 : 85)

Dyer, J.D. and Arhur Mc. Hugh.1975. The Timeliness of the Australian Annual Report,

Journal of Accounting Research.

Ghozali,Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, edisi 2, Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Halim, Varianda.2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada

Perusahaanperusahaan di Bursa Efek Jakarta,” Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan, Standar

Akuntansi Keuangan.Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Mas’ud Machfoedz. 1994. Financial Ratio Characteristic Analysis and The Prediction of

Earnings Changes in Indonesia.

Page 15: Proposal Pengajuan Skripsi Universitas Gunadarma

Mulyadi, 2002, Auditing, Universitas Gajah Mada : penerbit Salemba Empat.

Munawir, S, 2000, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4, Yogyakarta :Liberty.

Owusu, S dan Ansah, Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital

Market: Empirical Evidence from The Zimbamwe Stock Exchange. Accounting and

Business Research, 241-254

.

Siagian, Dergibson, dan Sugiarto, 2002, Metode Statistika Untuk Bisnis Dan Ekonomi,

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi

Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Yugo Trianto. 2006. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris

pada Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia), Skripsi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.