proposal penelitian ptk benar

63
A. Judul Penelitian “Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Multimedia Berbasis Video Pembelajaran Pada Konsep Implus dan Momentum” B. Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi antara bagian tersebut.Fisika merupakan salah satu matapelajaran yang banyak tidak sukai siswa karena materinya bersifat abstrak,sehingga siswa banyak mengalami kesulitan ketika proses belajar bahkan mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan salah pemahaman konsep,dimana siswa salah memahami konsep yang di berikan guru. Menurut Piaget (Dahar, 1989) anak usia antara 7-11tahun (siswa SD) berada pada tingkat perkembangan operasional konkret, hal ini menunjukan bahwa siswa sekolah menengah memiliki usia rata-rata 11 tahun ke atas seharusnya akan lebih siap jika diberikan konsep yang bersifat abstrak. Hal tersebut dikarenakan mereka (siswa sekolah menengah) sudah berada pada tingkat perkembangan

Upload: maria-ulfpah

Post on 26-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Ptk Benar

A. Judul Penelitian

“Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Multimedia

Berbasis Video Pembelajaran Pada Konsep Implus dan Momentum”

B. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari alam

dan interaksi antara bagian tersebut.Fisika merupakan salah satu matapelajaran yang

banyak tidak sukai siswa karena materinya bersifat abstrak,sehingga siswa banyak

mengalami kesulitan ketika proses belajar bahkan mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi

merupakan salah pemahaman konsep,dimana siswa salah memahami konsep yang di

berikan guru. Menurut Piaget (Dahar, 1989) anak usia antara 7-11tahun (siswa SD)

berada pada tingkat perkembangan operasional konkret, hal ini menunjukan bahwa siswa

sekolah menengah memiliki usia rata-rata 11 tahun ke atas seharusnya akan lebih siap

jika diberikan konsep yang bersifat abstrak. Hal tersebut dikarenakan mereka (siswa

sekolah menengah) sudah berada pada tingkat perkembangan operasional formal yang

memiliki kemampuan berfikir abstrak tentang suatu benda atau peristiwa. Namun Sned

(2011) menyatakan bahwa siswa sekolah menengah masih banyak yang mengalami

kesulitan dalam berpikir abstrak,umumnya mereka masih berada pada fase antara berfikir

konkret dan berfikir abstrak.

Untuk membantu memperkenalkan konsep yang bersifat abstrak di perlukan suatu media

yang mampu membantu siswa melihat dan memahami materi yang bersifat abstrak pada

pelajarn fisika, khususnya pada konsep “Momentum dan Implus”.

Page 2: Proposal Penelitian Ptk Benar

Media dalam konteks pembelajaran adalah bahasanya guru. Bahasa guru dalam

proses pembelajaran tersebut dapat secara verbal maupun non-verbal. Bahasa verbal

adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih, dan bahasa non-

verbal adalah semua pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata

yang kita gunakan.Media mempunyai banyak fungsi dalam proses pembelajaran

diantaranya adalah meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi

ajar,mengugah perasaan,emosi,dan dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa

terhadap sesuatu,dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa,dapat

menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi,baik

objek itu berupa orang,benda atau peristiwa,dan dapat memberikan motivasi kepada

siswa.Menurut Rudi Bretz ia membagi media berdasarkan indera yang terlibat,sehingga ia

memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara,visual,dan gerak.

Klasifikasi media berdasarkan indera ini lebih disebabkan pada pemahaman bahwa panca

indera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of

knowledge)(Aminudin Rasyad,2003,h.116). Media pembelajaran yang melibatkan indera

pendengaran(telinga)saja disebut sebagai media audio,media yang melibatkan indera

penglihatan (mata) saja disebut media visual,dan media yang melibatkan keduannya

dalam satu proses pembelajaran disebut media audio visual. Kemudian,bila dalam proses

pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam arti tidak hanya telinga dan mata

saja maka yang demikian dinamakan multimedia. Bila dilihat dari intesitasnya dalam

perolehan lebih efektif menggunakan multimedia . multimedia banyak sekali jenisnya

diantaranya adalah video pembelajaran,media presentasi,multimedia interaktif,dll.

Page 3: Proposal Penelitian Ptk Benar

Media yang dapat menampilkan konsep yang bersifat abstrak adalah media

berbasis komputer(multimedia). Animasi komputer dan pemodelan dengan komputer

merupakan alat yang efektif untuk mengajarkan konsep gravitasi Newton karena bersifat

abstrak dan sulit di tampilkan di kelas dalam bentuk fisis (nyata) sehingga penggunaan

multimedia berbasis video pembalajaran tepat digunakan untuk konsep tersebut. Dengan

adanya video pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan konsep fisika akan

mempermudah guru menerangkan konsep fisika yang bersifat abstrak dan yang tidak bisa

dilihat secara fisis atau jaraknya sulit dijangkau,selain itu video pembelajaran ini di

desain semenarik mungkin untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar fisika,serta

memotivasi siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahu terhadap pelajaran fisika,selain itu

dengan adanya video pembelajaran dapat menurunkan tingkat miskonsepsi pada

siswa,karena siswa di berikan secara langsung berupa contoh konsep fisika melalui video

pembelajaran yang didesain seperti aslinya dan di buat semenarik mungkin agar siswa

tertarik dalam belajar. Dengan adanya minat dan motivasi siswa yang tinggi dalam

belajar,akan meningkat hasil belajar siswa. Produk dari media bentuk file dapat

dioprasikan pada berbagai software pemutar video yang ada pada komputer atau

laptop,dan juga dapat di buat dalam bentuk keping VCD yang bisa dioprasikan pada

televisi dengan bantuan VCD atau DVD Player.Disamping itu,video pembelajaran ini

hanya bisa digunakan dikota-kota ataupun daerah yang sudah ada listrik,laptop ataupun

LCD Proyektor. Sehingga media ini belum tepat jika digunakan di pedesaan yang

peralatan elektroniknya belum memadai.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

menerapkan video pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep

Page 4: Proposal Penelitian Ptk Benar

siswa SMA khususnya pada pembelajaran fisika yang bersifat abstrak.Oleh karena

itu,penelitian ini di beri judul :

“Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa dengan menggunakan

Multimedia Berbasis Video Pembelajaran Pada Konsep Implus dan Momentum”

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keterlaksanaan penggunaan video pembelajaran pada saat proses

pembelajaran?

2. Bagaimana respon siswa terhadap pengunaan video pembelajaran pada saat proses

pembelajaran?

3. Apakah video pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa?

D. Tujuan

1. Mengetahui proses keterlaksanaan penggunaan video pembelajaran pada saat proses

pembelajaran.

2. Mengetahui respon siswa terhadap penggunaan video pembelajaran.

3. Mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar siswa setelah menggunakan video

pembelajaran.

E. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

a. Membantu siswa untuk memahami konsep fisika yang bersifat abstrak seperti

Implus dan Momentum.

b. Menumbuhkan minat dan motivasi dalam pembelajaran fisika

Page 5: Proposal Penelitian Ptk Benar

c. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika

2. Bagi Guru

a. Membantu guru dalam menjelaskan konsep fisika yang bersifat abstrak

b. Memberikan informasi kepada guru tentang media yang dapat digunakan untuk

menjelaskan konsep fisika yang bersifat abstrak

3. Bagi Peneliti lain

Memberikan informasi kepada peneliti lain terkait manfaat penggunaan media yang

dapat digunakan untuk menjelaskan konsep yang bersifat abstrak

F. KAJIAN TEORI

1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar

yang kondusif dimana penerimannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan

efektif.

Menurut Rudi Bretz ia membagi media berdasarkan indera yang terlibat,sehingga

ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara,visual,dan gerak.

Klasifikasi media berdasarkan indera ini lebih disebabkan pada pemahaman bahwa panca

indera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of

knowledge)(Aminudin Rasyad,2003,h.116). Media pembelajaran yang melibatkan indera

pendengaran(telinga) saja disebut sebagai media audio,media yang melibatkan indera

penglihatan (mata) saja disebut media visual,dan media yang melibatkan keduannya

dalam satu proses pembelajaran disebut media audio visual. Kemudian,bila dalam proses

Page 6: Proposal Penelitian Ptk Benar

pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam arti tidak hanya telinga dan mata

saja maka yang demikian dinamakan multimedia.

1. Multimedia

Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari

data, media dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban

dkk, 2002) atau Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang

dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar

video (Robin dan Linda, 2001). Multimedia pembelajaran adalah media yang mampu

melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung.

Jenis-jenis multimedia yaitu multimedia Presentasi,multimedia interaktif,sarana

simulasi, dan Video pembelajaran.

2. Video Pembelajaran

Video adalah rekaman gambar hidup yang menggambarkan suatu objek yang bergerak

bersama-sam dengan suara alamiah atau suara yang disesuaikan (Arsyad, 2007). Video

pembelajaran adalah video yang bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik

untuk memahami sebuah materi melalui visualisai.Peserta didik dapat secara interaktif

mengikuti kegiatan praktik sessuai dengan yang diajarkan dalam video.

3. Kelebihan Video Pembelajaran

Mengatasi jarak dan waktu

• Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis

dalam waktu yang singkat

• Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya,

dan dari masa yang satu ke masa yang lain.

Page 7: Proposal Penelitian Ptk Benar

• Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan

• Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.

• Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa

• Mengembangkan imajinasi

• Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang

Lebih realistik

• Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan

realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas

• Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas

peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.

4. Implus dan Momentum

Implus dan Momentum adalah salah satu konsep fisika yang bersifat abstrak yang di

pelajari pada siswa kelas XI SMA. Materi pokok yang dipelajari pada konsep ini adalah

implus dan momentum,hukum kekekalan momentu, dan tumbukan.

Momentum

Setiap benda yang bergerak mempunyai momentum.Momentum juga dinamakan

jumlah gerak yang besarnya berbanding lurus dengan massa dan kecepatan benda. Jadi

Momentum ialah Hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat.

Momentum merupakan besaran vector yang arahnya searah dengan

Kecepatannya.Satuan dari mementum adalah kg m/det atau gram cm/det dan

dirumuskan dengan :

p = m v

Page 8: Proposal Penelitian Ptk Benar

Keterangan : p = momentum, m = massa (kilogram), v = kecepatan (meter/sekon).

Implus

Impuls adalah hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan

Besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.Perubahan momentum

adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan impuls. Implus dirumuskan

dengan :

Keterangan : I = Implus

F = Gaya

∆t = Perubahan waktu

Hukum Kekekalan Momentum

Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama/tetap.

Hukum ini disebut sebagai HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER.

Tumbukan

Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu

berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin

diubah menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk .

I= F.Δt

Page 9: Proposal Penelitian Ptk Benar

Macam tumbukan yaitu :

Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi.

Koefisien restitusi e = 1

Tumbukan elastis sebagian, yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan

energi

mekanik sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain, misalnya panas.

Koefisien restitusi 0 < e < 1

Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi

mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama.

Koefisien restitusi e = 0

Besarnya koefisien restitusi (e) untuk semua jenis tumbukan berlaku :

5. Hakikat Belajar

a. Pengertian belajar

Belajar merupakan kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,

sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses,

belajar hampir selalu menjadi tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilkmu yang

berkaitan dengan upaya kependidikan. Belajar pada hakikatnya merupakan proses

Page 10: Proposal Penelitian Ptk Benar

kognitif yang mendapat dukungan dari ranah psikomotorik, fungsi psikomotorik dalam

hal ini meliputi: mendengar, melihat, dan mengucapkan.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Oemar hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan

tingkah laku pada orang tersebut, misalnya tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti

menjadi mengerti1

Menurut Anni (2005:4) hasil belajar mnerupakan perubahan perilaku yang diperoleh

pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan

tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajara.Hasil belajar diperlukan

sebagai petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam kegiatan

belajar yang telah dilaksanakan

Ada tiga ranah yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pencapaian hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah efektif dan ranah psikomotorik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut.

a. Faktor Internal

Faktor ini mencakup kondisi fisik seperti kesehatan organ tubuh, kondisi

psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi social seperti

kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal antara lain kesulitan menerima materi yang dipelajari,

tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat.

1 Indra Munawar, Hasil Belajar,Ihttp://indramunawir.blogspot.com/

Page 11: Proposal Penelitian Ptk Benar

6. Minat Siswa Dalam Belajar

a. Pengertian Minat

Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang lahir dengan

penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungannya (Agus

Sujanto, 1991: 92). Minat juga bisa berarti kesadaran seseorang, bahwa suatu objek

seseorang suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.

W.S. Winkel (1996: 105) memberikan rumusan bahwa minat adalah

kecenderungan subjek yang mantap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau

pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Hal ini sependapat

dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 57) bahwa minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan

rasa senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka diusahakan

agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang

berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari.

Sedangkan Doyles Freyer yang dikutip oleh Wayan Nurkancana (1986: 229)

mengemukakan bahwa minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan

objek atau aktifitas yang men-stimulir perasaan senang pada individu. Minat sangat

erat hubungannya dengan kebutuhan, karena minat yang timbul dari kebutuhan

ajakan merupakan merupakan faktor pendorong bagi seseorang dalam melaksanakan

usahanya. Jadi, dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan,

sebab merupakan sumber dari usaha.

Page 12: Proposal Penelitian Ptk Benar

Menurut The Liang Gie (1988: 28) minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat

sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.

Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan

segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan

ilmiah yang dituntunnya.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri (Slameto, 1995: 180). Semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut, maka semakin besar minat yang akan tumbuh. Suatu minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih

menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas siswa yang memiliki minat terhadap subjek tersebut.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi terhadap belajar selanjutnya

serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar

dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini Ahmad Tafsir (1992: 24) menyatakan

bahwa minat adalah kunci dalam pengajaran. Bila murid telah berminat terhadap

kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar

akan belajar dengan baik. Dengan demikian, maka tahap-tahap awal suatu proses

belajar mengajar hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat. Minat

harus senantiasa dijaga selama proses belajar mengajar berlangsung. Karena minat itu

mudah sekali berkurang atau hilang selama proses belajar mengajar.

Page 13: Proposal Penelitian Ptk Benar

Selain itu juga, minat sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya tarik baginya (Slameto, 1995:

57). Hal ini senada dengan pendapat Moh. Uzer Usman (1998: 27):

Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam

belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat

ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan

melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak

mungkin melakukan sesuatu.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa minat

belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran

secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman

tentang ilmu pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengatahuan yang

dituntutnya karena minat belajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting

dalam kaitannya dengan belajar.

b. Fungsi minat dalam belajar

Dalam hal fungsi minat dalam belajar The Liang Gie (1998: 28) mengemukakan

bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Secara

lebih terinci arti dan peranan penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan

belajar atau studi ialah:

Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat mencegah gangguan perhatian di luar

Page 14: Proposal Penelitian Ptk Benar

Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Rincian penjelasannya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta

Perhatian seseorang terhadap sesuatu hal dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu perhatian yang serta merta, dan perhatian yang dipaksakan, perhatian yang serta

merta secara spontan, bersifat wajar, mudah bertahan, yang tumbuh tanpa pemaksaan

dan kemauan dalam diri seseorang, sedang perhatian yang dipaksakan harus

menggunakan daya untuk berkembang dan kelangsungannya.

Menurut Jhon Adams yang dikutif The Liang Gie (1998: 29) mengatakan bahwa

jika seseorang telah memiliki minat studi, maka saat itulah perhatiannya tidak lagi

dipaksakan dan beralih menjadi spontan. Semakin besar minat seseorang, maka akan

semakin besar derajat spontanitas perhatiannya. Pendapat senada juga dikemukakan

oleh Ahmad Tafsir (1992: 24) bahwa minat telah muncul maka perhatian akan

mengikutinya. Tetapi sama dengan minat perhatian mudah sekali hilang.

Pendapat di atas, memberikan gambaran tentang eratnya kaitan antara minat dan

perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan perhatian

seseorang dalam hal ini siswa terhadap sesuatu, maka terlebih dahulu harus

ditingkatkan minatnya.

2. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian

serta merta yang diperoleh secara wajar dan tanpa pemaksaam tenaga kemampuan

seseorang memudahkan berkembangnya konsentrasi, yaitu memusatkan pemikiran

Page 15: Proposal Penelitian Ptk Benar

terhadap sesuatu pelajaran. Jadi, tanpa minat konsentrasi terhadap pelajaran sulit

untuk diperhatikan (The Liang Gie, 1998: 29). Pendapat senada dikemukakan oleh

Winkel (1996: 183) bahwa konsentrasi merupakan pemusatan tenaga dan energi

psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa belajar mengajar di

kelas. Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan kamauan dan hasrat untuk belajar,

namun konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan siswa dan minat dalam

belajar.

Pendapat-pendapat di atas, memberi gambaran bahwa tanpa minat konsentrasi

terhadap pelajaran sulit dipertahankan.

3. Minat mencegah gangguan perhatian di luar

Minat studi mencegah terjadinya gangguan perhatian dari sumber luar misalnya,

orang berbicara. Seseorang mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami

pengalihan perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat studinya

kecil. Dalam hubungan ini Donald Leired (The Liang Gie, 1998: 30) menjelaskan

bahwa gangguan-gangguan perhatian seringkali disebabkan oleh sikap bathin karena

sumber-sumber gangguan itu sendiri. Kalau seseorang berminat kacil bahaya akan

diganggu perhatiannya.

4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan

Bertalian erat dengan konsentrasi terhadap pelajaran ialah daya mengingat bahan

pelajaran. Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau seseorang berminat

terhadap pelajarannya. Seseorang kiranya pernah mengalami bahwa bacaan atau isi

ceramah sangat mencekam perhatiannya atau membangkitkan minat seantiasa teringat

walaupun hanya dibaca atau disimak sekali. Sebaliknya, sesuatu bahan pelajaran yang

Page 16: Proposal Penelitian Ptk Benar

berulang-ulang dihafal mudah terlupakan, apabila tanpa minat (The Liang Gie, 1998:

30). Anak yang mempunyai minat dapat menyebut bunyi huruf, dapat mengingat

kata-kata, memiliki kemampuan membedakan dan memiliki perkembangan bahasa

lisan dan kosa kata yang memadai.

Penadapat di atas, menunjukkan terhadap belajar memiliki peranan memudahkan dan

menguatkan melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

5. Minat memperkecil kebosanan belajar dalam diri sendiri.

Segala sesuatu yang menjemukan, membosankan, sepele dan terus menerus

berlangsung secara otomatis tidak akan bisa memikat perhatian (Kartini Kartono,

1996: 31). Pendapat senada dikemukakan oleh The Liang Gie (1998: 31) bahwa

kejemuan melakukan sesuatu atau terhadap sesuatu hal juga lebih banyak berasal dari

dalam diri seseorang daripada bersumber pada hal-hal di luar dirinya. Oleh karena itu,

penghapusan kebosanan dalam belajar dari seseorang juga hanya bisa terlaksana

dengan jalan pertama-tama menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan

minat itu sebesar-besarnya.

c. Faktor-Faktor yang dapat menumbuhkan minat dalam belajar

Pada dasarnya  faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap minat belajar ada dua,

yaitu faktor internal dan eksternal. Karena itu  pembahasan lebih lanjut akan

didasarkan pada kedua faktor tersebut.

1. Faktor Internal

Manusia itu merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan

dengan makhluk hidup lainnya. Akibat dari unsure kehidupan yang ada pada

manusia, manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik

Page 17: Proposal Penelitian Ptk Benar

perubahan-perubahan dalam segi fisiologis maupun perubahan-perubahan dalam segi

psikologis. Perubahan-perubahan tersebut dapat dipengaruhi dari dalam dan dari luar

diri manusia itu sendiri.

Faktor dari dalam yang dapat mempengaruhi minat belajar dapat berupa

perkembangan kejiwaan siswa. Andi Mappiare (1982: 83) mengatakan bahwa

terdapat perbedaan yang besar antara objek minat remaja putera dengan objek remaja

puteri. Misalnya dalam bentuk-bentuk permainan, pekerjaan yang ditekuninya,

pengisian waktu luang dan sebagainya. Dengan demikian, pendapat Andi Mappiare

ini memberikan pengertian bahwa minat belajar dipengaruhi oleh jenis kelamin.

Dalam hal ini Slameto (1995: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat

mempengaruhi minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor

kelelahan.

1)      Faktor Jasmani

Faktor kesehatan,  sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat,

kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Cacat tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh atau badan seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan

lain-lain.

2)      Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya  ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis

yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian,

minat bakat, kematangan dan kesiapan.

Page 18: Proposal Penelitian Ptk Benar

3)      Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

Kelelahan jasmani, kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk  membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi

karena  kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak

atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.

Kelelahan rohani, kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan

kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang.

 Dari uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa keadaan jasmani, rohani dan kelelahan

itu mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu. Begitu pula pada belajar, ketiga

faktor tersebut sangat mempengaruhi minat seseorang untuk belajar sesuatu mata

pelajaran. Agar siswa memiliki minat belajar yang baik haruslah ketiga faktor

tersebut dalam keadaan baik pula.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal atau lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berada di

luar diri anak. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah faktor

lingkunganlah yang paling dominan mempengaruhi minat belajar siswa yaitu

menyangkut tujuan belajar, guru, bahan pelajaran, metode mengajar dan media

pengajaran. Adapun faktor eksternal itu meliputi:

1)      Tujuan Pengajaran

Tujuan pengajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar, karena tujuan dapat mengarahkan usaha-usaha guru dalam mengajar.

Page 19: Proposal Penelitian Ptk Benar

Dengan adanya tujuan, guru akan selalu siap mengajar dan membawa anak pada

proses belajar. Tujuan pengajaran juga merupakan pedoman dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Tujuan dapat pula membangkitkan minat belajr siswa

sebab dengan adanya tujuan ini seorang siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan tersebut. Oleh karena itu, sebelum memulai pelajaran, seorang

guru hendaknya memberitahukan tujuan-tujuan atau aspek-aspek yang harus dikuasai

oleh siswa setelah pelajaran itu selesai.

 2)      Guru yang Mengajar

Minat siswa  dalam belajar akan dipengaruhi akan mengurangi minat belajar siswa,

sebaliknya guru yang berpenampilan menarik akan membangkitkan siswa dalam

belajar.

Interaksi guru  dengan siswapun memegang peranan dalam membangkitkan minat

belajar siswa. Seorang guru yang akrab dengan siswanya akan cenderung disukai oleh

siswa. Sehubungan dengan hal tersebut. Slameto (1995: 66) mengatakan bahwa di

dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai berusaha

mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa

membenci gurunya, ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibat

pelajarannya tidak maju.

3)      Bahan Pelajaran

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya, karena  tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar, ia tidak

memperoleh kepuasan dari belajar itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa

Page 20: Proposal Penelitian Ptk Benar

lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar

(Slameto, 1995: 57).

Bahan pelajaran sebagaimana yang dikatakan Nana Sudjana (1995: 67) adalah isi

yang diberikan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui

bahan pelajaran ini siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan

lain tujuan yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan pelajaran.

4)      Metode Pengajaran

Dalam penyampaian materi atau bahan pelajaran kepada siswa, seorang guru

hendaknya memilih dan mempergunakan metode mengajar yang sesuai dengan sifat

bahan pelajaran, serta situasi kondisi kelas. Menggunakan metode mengajar ini sangat

mempengaruhi minat belajar siswa. Seorang guru yang menggunakan metode

ceramah misalnya, secara kontinu di dalam setiap kegiatan belajar mengajar dikelas,

akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Sebaliknya seorang guru menggunakan

metode yang berpariasi serta sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, akan

menimbulkan minat siswa untuk belajar dengan aktif. Tetapi apabila metode yang

digunakan tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak, akan menimbulkan

kesukaran bagi anak untuk menerima pelajaran yang disampaikan guru serta

mengurangi minat belajarnya. Dengan kata lain penggunaan metode mengajar yang

kurang baik itu  dapat terjadi misalnya karena guru kurang kesiapan dan kurang

menguasai bahan-bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas atau

sikap guru terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang

senang terhadap pelajaran atau gurunya.

Page 21: Proposal Penelitian Ptk Benar

5)      Media Pengajaran

Media pengajaran yang dipergunakan guru bermanfaat sekali guna memperjelas

materi yang akan disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalitas,

karena dengan adanya media pengajaran menarik pehatian siswa sehingga

menimbulkan rasa senang dalam belajar. Sehubungan dengan hal tersebut (Nana

Sudjana, 1995: 5) mengatakan bahwa alat peraga atau media dalam mengajar

memegang peranan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Selain

itu juga, dengan alat peraga atau media bahan dapat mudah dipahami oleh siswa.

6)      Lingkungan

Siswa akan berminat terhadap suatu pelajaran, jika ia berada dalam suatu situasi atau

lingkungan yang mendorong tumbuhnya minat tersebut. Sebagaimana dikatakan

Slameto (1995: 7) bahwa tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh

perangsang-perangsang dari sekitar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi

pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan. Sebaliknya keadaan yang

terlampau menyenangkanpun akan dapat merugikan.

G. Kerangka Berfikir

KONDISI AWAL

Pembelajaran Fisika pada Konsep Implus dan momentum tidak menggunakan media pembelajaran berupa video pembelajaran dan masih menggunakan media pembelajaran yang manual.

1. Siswa kurang memahami dan menguasai konsep yang abstrak ketika hanya menggunakan media audio atau visual saja

2. Hasil belajar siswa rendah.

Pendidik masih mendominasi kelas dalam bentuk ceramah dan belum mengoptimalkan penggu naan media pembelajaran untuk menanamkan pengalaman belajar.

Page 22: Proposal Penelitian Ptk Benar

H. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis penelitian dalam hal ini adalah jika proses pembelajaran fisika

khususnya materi implus dan momentum dilaksanakan dengan menggunakan video

pembelajaran,maka minat dan hasil belajar siswa pada materi tersebut akan meningkat.

I. RENCANA PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 3 SMAN 1 Kota Cilegon yang

beralamat di Jalan KH.Tb.Ismail Kav Blok F Cilegon, Banten. Penelitian dilaksanakan

pada semester ganjil pada bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Februari 2015.

TINDAKAN

Menggunakan multimedia berbasis Video Pembelajaran

KONDISI AKHIR

Keaktifan siswa ,Kemampuan memahami dan menguasai konsep

implus dan momentum menggunakan video pembelajaran

KONDISI AKHIR

Kegiatan pembelajaran lebih kondusif dikarnakan banyak siswa

yang tertarik pada pembelajran tersebut

KONDISI AKHIR

Minat dan Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fisika pada konsep implus dan momentum menggunakan video pembelajaran meningkat.

Page 23: Proposal Penelitian Ptk Benar

B. Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh

seorang guru di kelas dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru agar

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai. Model penelitian tindakan kelas

ini adalah sebagai berikut

(Model Penelitian Tindakan Kelas)

Menurut Kemmis dan Mc Tenggart

Perencanaan

Siklus IRefleksi

PelaksanaanRefleksi

Pengamatan

Pengamatan

Siklus II

Perencanaan

Pelaksanaan

Page 24: Proposal Penelitian Ptk Benar

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Cilegon yang terdiri dari 40 siswa.

D. Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan minat dan hasil

belajar siswa kelas XI dalam mata pelajaran fisika dalam materi implus dan momentum

dengan menggunakan video pembelajaran.

E. Faktor Penelitian

a. Faktor Siswa

1. Minat ,keaktifan dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran fisika pada

pokok bahasan implus dan momentum dengan menggunakan video

pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan

implus dan momentum yaitu meliputi pengertian implus dan momentum serta

perbedaanya, hukum kekekalan momentum,serta jenis-jenis tumbukan.

b. Faktor Guru

Memperhatikan cara guru mengajar dengan menggunakan video

pembelajaran.

J. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang

dilakukan untuk meneliti hal-hal yang terjadi pada kelompok sasaran dan hasilnya dapat

langsung di kenakan pada kelompok yang bersangkutan dengan cirri utama adanya

partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan sasaran.

Page 25: Proposal Penelitian Ptk Benar

Siklus I Perencanaan Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh

siswa dan guru dalam kegiatan belajara mengajar.

Menentukan pokok bahasan yang akan digunakan (materi

implus dan momentum ).

Membuat rancangan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan mencantumkan Video pembelajaran sebagai

medianya

Menyiapkan alat bantu mengajar yang dibutuhkan

berupa Video pembelajaran , serta alat evaluasi.

Tindakan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai

materi implus dan momentum.

Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

Guru memberikan Soal preetest pada setiap kelompok

mengenai materi yang akan diajarkan.

Guru menayangkan video pembelajaran yang berkaitan

dengan dengan fenomena dan aplikasi implus dan

momentum dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk

animasi bergerak .

Guru mempersilahkan siswa untuk menanyakan materi

yang tidak dimengerti.

Berdasarkan video pembelajaran yan yang telah

ditayangkan, guru memberikan posttest yang berkaitan

Page 26: Proposal Penelitian Ptk Benar

dengan konsep yang dipelajari kepada setiap kelompok.

Guru memberikan waktu untukberdiskusi

Guru memilih secara acak perwakilan tiap kelompok

untuk menyampaikan hasil diskusinya.

Guru bersama siswa membahas dan membuat kesimpulan

dari diskusi yang telah dilakukan

Pengamatan Peneliti mengamati mengenai kemampuan setiap

kelompok dalam menjawab soal sebelum diberikan

tindakan dan sesudah diberi tindakan.

Peneliti mengamati guru ketika menjelaskan materi

menggunakan video pembelajaran.

Refleksi Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan.

Peneliti mengidentifikasi kelemahan atau kekuarangan

dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan

menggunakan video pembelajaran.

Peneliti merancang dan memperbaiki proses

pembelajaran untuk tindakan selanjutnya.

Siklus II Perencanaan Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi oleh

siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

Menentukan pokok bahasan yang akan digunakan

(implus dan momentum).

Page 27: Proposal Penelitian Ptk Benar

Membuat rancangan pembelajaran yang akan dilakukan

dengan mencantumkan video pembelajran sebagai

medianya.

Menyiapkan alat bantu mengajar yang dibutuhkan

berupa Video pembelajaran , serta alat evaluasi.

Tindakan Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok

Guru memberikan Soal preetest pada setiap kelompok

mengenai materi yang akan diajarkan

Guru menampilkan contoh fenomena hukum kekekalan

momentum dan tumbukan dalam kehidupan sehri-hari

Guru mempersilahkan siswa untuk menanyakan materi

yang tidak dimengerti.

Guru memberikan post test pada setiap kelompok

mengenai materi yang disampaikan.

Guru memilih secara acak perwakilan tiap kelompok

untuk menyampaikan hasil diskusinya.

Guru bersama siswa membahas dan membuat kesimpulan

dari diskusi yang telah dilakukan.

Pengamatan Peneliti mengamati minat siswa dalam proses

pembelajaran ketika proses siswa menanyakan apa yang

tidak dimengarti.

Peneliti mengamati hasil belajar siswa ketika menjawab

Page 28: Proposal Penelitian Ptk Benar

soal dalam diskusi kelompok.

Peneliti mengamati siswa dalam menjelaskan hasil

diskusinya di depan guru dan teman-temannya.

Peneliti mengamati guru dalam mengelola kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan video pembelajran,

apakah ada peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya

atau sebaliknya.

Refleksi Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan.

Peneliti mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan

dari proses pembelajaran yang dilakukan.

Peneliti membandingkan hasil dari kedua tindakan yang

telah dilakukan.

K. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber data

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA

Negeri 1 Cilegon serta catatan guru dalam meneliti.

2. Jenis Data

Data yang diperoleh adalah kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:

a. Minat siswa dalam proses pembelajaran fisika

Page 29: Proposal Penelitian Ptk Benar

b. Hasil belajar siswa dalam menyelesaikan masalah dengan linier.

c. Keaktifan belajar siswa.

d. Kerja sama siswa dalam kelompok.

3. Cara Pengambilan Data

a. Hasil belajar siswa dalam penyelesaian masalah diperoleh dari hasil tes tertulis

dalam bentuk uraian ketika diskusi kelompok.

b. Keaktifan siswa diambil dari pengamatan saat di kelas.

c. Minat siswa diambil dari pengamatan di kelas,ketika banyak atau sedikitnya siswa

yang bertanya.

d. Kerjasama siswa dalam kelompok diambil dari pengamatan saat berdiskusi.

L. INSTRUMEN TES

1. Tes Pemahaman Konsep

Tes pemahaman konsep adalah instrumen yang mengumpulkan data mengenai

peningkatan pemahaman konsep siswa sebelum dan setelah pembelajaran dengan

mengunakan video pembelajaran. Instrumen untuk pemahaman konsep ini mencakup

ranah kognitif pada aspek pemahaman (C₂). Aspek pemahaman terbagi menjadi tiga

bagian,yaitu pemahaman translasi (menterjemahkan),pemahaman

interpretasi(menafsirkan), dan pemahaman ekstrapolasi (mengekstrapolasi). Tes

pemahaman konsep ini berupa tes uraian tentang materi Implus dan momentum

Instrumen tes hasil belajar yang digunakan untuk penelitian harus memiliki empat

kriteria, yaitu validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Berikut ini

adalah langkah-langkah yang ditempuh untuk mengetahui keempat kriteria tersebut.

Page 30: Proposal Penelitian Ptk Benar

a. Validitas Instrumen

Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan keshahihan suatu instrumen

sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.2 Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel

yang diteliti secara tepat. Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan

dengan kriteria digunakan uji statistik, yaitu teknik korelasi Pearson Product Moment :3

Keterangan :

r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = skor tiap butir soal

Y = skor total butir soal

N = jumlah siswa

Setelah nilai koefisien korelasi diperoleh, maka dilakukan uji signifikansi untuk

mengukur keberartian korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan

statistik uji-t dengan rumus:

Keterangan:

t hitung = nilai hitung koefisien validitas

2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 65.3 Ibid., h. 72.

r xy=N ∑ XY−(∑ X ) (∑Y )

√(N ∑ X2−(∑ X )2)(N ∑Y 2−(∑ Y )2)

thitung=r xy √n−2

√1−rxy2

Page 31: Proposal Penelitian Ptk Benar

rxy = koefisien korelasi tiap butir soal

n = jumlah responden

Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikansi 5% (α =

0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Kaidah keputusannya:

Jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya;

Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks korelasinya (r) pada

Tabel 3. 2 sebagai berikut:4

Tabel 3. 1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800-1,00 Sangat tinggi

0,600-0,800 Tinggi

0,400-0,600 Cukup

0,200-0,400 Rendah

0,00-0,200 Sangat rendah

4 Ibid., h.75.

Page 32: Proposal Penelitian Ptk Benar

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang

dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran

lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar dihitung dengan rumus KR-20, yaitu:5

Dimana:

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item.

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q=1−p )

Σ pq = jumlah hasil perkalian p dan q

k = banyaknya item

s = standar deviasi dari tes

5 Ibid., h.101.

r11=( kk−1 )( s2−∑ pq

s2 )

Page 33: Proposal Penelitian Ptk Benar

Untuk mengetahui keberartian koefisien reliabilitas dilakukan uji-t, dengan rumus:

Dimana:

t hitung = nilai hitung koefisien validitas

rxy = koefisien korelasi tiap butir soal

n = jumlah responden

Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t dari tabel pada signifikansi 5% (α

= 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n - 2. Jika thitung > ttabel maka instrumen dikatakan baik

dan dapat dipercaya.

Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada

Tabel 3. 3 sebagai berikut:6

Tabel 3. 2 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

6 Ratih Komala, op.cit., h. 53

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 ¿ r ¿ 0,20 Kecil

0,20 ¿ r ¿ 0,40 Rendah

0,40 ¿ r ¿ 0,70 Sedang

0,70 ¿ r ¿ 0,90 Tinggi

0,90 ¿ r ¿ 1,00 Sangat Tinggi

thitung=r xy √n−2

√1−rxy2

Page 34: Proposal Penelitian Ptk Benar

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proposi dari keseluruhan siswa yang

menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan

persamaan:7

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh

digunakan Tabel 3. 4 sebagai berikut:8

Tabel 3. 3 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda

7 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 208.

8 Ibid., h. 210.

P= BJS

Page 35: Proposal Penelitian Ptk Benar

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang

mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah. Rumus yang

digunakan untuk menentukan daya pembeda soal pilihan ganda adalah:

Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilai tersebut diinterpretasikan pada

kriteria daya pembeda seperti tertera pada Tabel 3. 5 sebagai berikut:9

Tabel 3. 4 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, harus dibuang

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

9 Ibid., h. 218.

DP=B A

J A

−BB

J B

Page 36: Proposal Penelitian Ptk Benar

2. Instrumen Nontes

Penggunaan instrumen nontes ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

pengunaan video pembelajaran dalam pembelajaran fisika pada konsep Implus dan

momentum. Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket

respon siswa terhadap penggunaan video pembelajaran dalam pembelajaran fisika,

Kuesioner ini dibuat dengan mencantumkan pernyataan dan juga tanggapan berupa

“Sangat Setuju atau SS”, “Setuju atau S”, “Tidak Setuju atau TS”, “Sangat Tidak Setuju

atau STS”.

M. TEKNIK ANALISIS DATA

a. Normal Gain

Gain adalah selisih antara nilai postest dan postest, gain menunjukkan peningkatan

pemahaman atau penguasaan kosep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.

Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena

Page 37: Proposal Penelitian Ptk Benar

pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, maka digunakan uji normal

gain. Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:

skor postest−skor pretestskor ideal−skor pretest

N – gain =

Kategorisasi perolehan Gain adalah:

g-tinggi : nilai (<g>) > 0,70

g-sedang : nilai 0,70 e”(<g>)e” 0,30

g-rendah : nilai (<g>) < 0,30

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara dua kelompok

dilakukan statistik parametrik, yaitu uji-t.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan

dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah

uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah-langkah uji normalitas menurut Riduwan yang

tercantum dalam Sandy adalah sebagai berikut: 10

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari nilai Rentangan (R)

c. Mencari Banyaknya Kelas ( )

(Rumus Sturgess)

10 Ahmad Sandy, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi Momentum, Impuls, dan Tumbukan Dengan Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran, (Skripsi Pendidikan Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: t. d., 2008), h. 51-52.

terkecilskorterbesarskorR

BK

NLogBK 3,31

Page 38: Proposal Penelitian Ptk Benar

d.Mencari nilai panjang kelas ( )

i= RBK

d. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

No. Kelas Interval f Nilai Tengah (x i )x

i2f . x i

f . xi2

Jumlah Σf

=

- -Σ

f . x i = Σf . x

i2 =

e. Mencari rata-rata (mean)

x =∑ f x i

n

f. Mencari simpangan baku (standard deviasi)

s = √ n .∑ f xi2

− (∑ f x i )2

n (n−1 )

g. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi 0,5 dan

kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

Z = Batas Kelas−xs

3) Mencari luas 0–Z dari tabel kurva normal dari 0–Z dengan menggunakan angka-angka

untuk batas kelas.

i

Page 39: Proposal Penelitian Ptk Benar

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z, yaitu

angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga

dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah

ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval

dengan jumlah responden.

h. Mencari chi-kuadrat hitung (χ2hitung)

χ2 =∑i=1

k ( fo−fe )2

fe

i. Membandingkan χ2hitung dengan χ2

tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n-1,

dengan kriteria:

Jika χ2hitung ≥ χ2

tabel, artinya distribusi data tidak normal dan

Jika χ2hitung ≤ χ2

tabel, artinya data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji kehomogenitasannya.

Pengujian homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians

yang homogen.11 Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah

dengan uji Bartlett. Adapun langkah-langkah uji homogenitas dengan Bartlet menurut

Riduwan yang tercantum dalam skripsi Sandy, yaitu:12

a. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel penolong

11 Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, (Jakarta: 2006, Pustaka Setia), h. 294.12 Ahmad Sandy, op.cit., h. 52-53.

Page 40: Proposal Penelitian Ptk Benar

Kelompok dk (n-1) Si Log Si dk . Log S i

Σ = Σ (n-1) = - -Σdk . Log S i =

Si = varians (kuadrat standar deviasi )

b. Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada

Sgabungan=∑ (ni−1 )S i

∑ (ni−1 )

c. Menghitung Log S

d. Menghitung nilai B, yaitu:

B=log S×∑ (n i−1 )

e. Menghitung nilai χ2hitung

χ2

hitung=ln 10 {B−∑ (ni−1 ) log S i}

Dengan:

∑ (ni−1 ) log S i=∑ dk . LogS i

Sehingga:

χhitung

2=ln 10 (B−∑ dk . Log Si )

f. Membandingkan χ2hitung dengan nilai χ2

tabel untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n

- 1, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika χ2hiung ≥ χ2

tabel, berarti tidak homogen, dan

Jika χ2hiung ≤ χ2

tabel, berarti homogen.

c. Uji Hipotesis

Page 41: Proposal Penelitian Ptk Benar

Metode statistika untuk menentukan hasil uju hipotesis yang akan digunakan harus

disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan kehomogenan

varians. Untuk data berdistribusi normal dan homogen digunakan uju hipotesis yaitu uji-

tsesuai persamaan berikut:13

t '=X1−X2

√ s12

n1

+s2

2

n2

Dengan:

X1 : rata-rata skor kelompok eksperimen

X 2 : rata-rata skor kelompok kontrol

s12

: standar deviasi kelompok eksperimen

s22

: standar deviasi kelompok kontrol

n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :

a. Mengajukan hipotesis

b. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t

c. Menentukan derajar kebebasan (dk), dengan rumus:

dk = (n1 - 1) + (n2 - 1)

d. Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05

e. Menguji hipotesis

13 Sudrajat et all., Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 171.

Page 42: Proposal Penelitian Ptk Benar

Jika –ttabel < thitung < ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95. Jika thitung ≤ -

ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan 0,95

N. HIPOTESIS STATISTIK

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Ho : Penggunaan video pembelajaran tidak dapat meningkatkan minat dan hasil

belajar siswa pada konsep implus dan momentum.

Ha : Penggunaan video pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa pada konsep implus dan momentum

DAFTAR PUSTAKA

Sandy Ahmad. 2008. Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Pokok Materi

Momentum, Impuls, dan Tumbukan Dengan Pemanfaatan Multimedia

Pembelajaran. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Skripsi Pendidikan Fisika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sudrajat et all. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

http://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-siswa/

Page 43: Proposal Penelitian Ptk Benar

http://rizcybl.wordpress.com/2011/01/07/kelebihan-dan-kelemahan-media-video-pembelajaran/

www.sman1jkt.com/.../MOMENTUM%20DAN%20I...