proposal penelitian "kemampuan membaca tabel dan diagram" bab ii

32
7 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerahkan sejumlah tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi; orang harus menggunakan pengertian dan hayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kompleks maksudnya adalah membaca tidak hanya suatu proses pengenalan lambang-lambang fonetis dan proses penafsiran tentang makna dari lambang-lambang fonetis tersebut tapi membaca juga melibatkan daya hayal atau imaji (Soedarso, 2005:4). Menurut Nurhadi (2008:13), membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan 7

Upload: mul-yadi

Post on 21-Jun-2015

1.631 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Membaca

1. Pengertian Membaca

Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerahkan sejumlah

tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi; orang harus menggunakan pengertian dan

hayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Kompleks maksudnya adalah membaca

tidak hanya suatu proses pengenalan lambang-lambang fonetis dan proses

penafsiran tentang makna dari lambang-lambang fonetis tersebut tapi membaca

juga melibatkan daya hayal atau imaji (Soedarso, 2005:4).

Menurut Nurhadi (2008:13), membaca adalah suatu proses yang kompleks

dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor

internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal berupa intelegensi, minat,

sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal bisa

dalam bentuk sarana membaca, latar belakang sosial dan ekonomi, dan tradisi

membaca. Rumit artinya faktor eksternal dan internal saling berhubungan

membentuk koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman bacaan.

Membaca adalah suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi

dengan diri kita sendiri dan terkadang dengan oran lain yaitu mengkomunikasikan

makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Komunikasi

di sini adalah proses bagaimana kita mencerna dan memberikan referensi kata

demi kata yang tertulis dalam bahan bacaan sehingga dapat menemuan imformasi

yang disampaikan (Tarigan, 2008:8).

Selanjutnya, Dalman (2013:5) menyatakan sebagai berikut:

7

Page 2: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

8

Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berfikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu membaca bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.

Membaca menurut Dalman adalah kegiatan yang melibatkan analisis

terhadap bahan bacaan. Membaca tidak sekedar mengeja huruf demi huruf tetapi

lebih dari itu, membaca adalah menemukan makna tentang apa yang dibaca dan

apa maksud yang terkandung dari bacaan tersebut. Hal ini tentu berbeda dengan

apa yang kita pahami selama ini, bahwa membaca hanya sekedar mengeja dan

menerjemahkan referensi dari setiap kata. Selanjutnya, Dalman menyebutkan

bahwa membaca adalah proses berfikir. Hal ini tentu berguna dalam proses

menemukan informasi dan penyampaian pesan dari penulis terhadap pembaca.

Agustina (2008:4), menyatakan bahwa membaca adalah proses yang

komplit dan rumit serta merupakan hal yang spesifik yang dapat dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal si pembaca. Faktor internal dan eksternal yang

berbeda akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca karena

membaca bukan sekedar pengenalan dan penafsiran lambang bunyi. Membaca

membutuhkan konsentrasi dan keseriusan serta ketekunan terhadap bahan bacaan.

Membaca menurut Dendi Sugono dkk (2008:109), adalah melihat,

mengeja atau melafalkan bunyi-bunyi bahasa, mengetahui, memperhitungkan dan

memahami isi dari apa yang tertulis. Lebih jelasnya membaca adalah sebuah

proses yang dimulai dari pengenalan terhadap huruf-huruf yang dilakukan dengan

cara melihat huruf dengan seksama. Seorang yang tidak mengenal huruf tentunya

8

Page 3: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

9

tidak bisa membaca. Penganalan terhadap huruf dilanjutkan dengan mengeja dan

melafalkan susunan-susunan huruf yang terbentuk dalam sebuah bacaan dan

dilanjutkan dengan aktivitas berfikir untuk mengetahui, memperhitungkan dan

memahami isi dari apa yang tertulis.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa membaca

adalah suatu proses pemahaman terhadap bahan bacaan yang melibatkan aktivitas

visual yang secara cermat mengamati dan mengikuti alur wicara lambang grafis

dan perubahannya menjadi wicara bermakna guna memperoleh pemahaman dan

informasi yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

2. Proses membaca

Membaca bukan hanya sekedar kemampuan mengenal huruf-huruf yang

membangun kata, atau kata yang membentuk kalimat, kalimat yang membentuk

wacana. Membaca bukan hanya kemampuan melafalkan bunyi-bunyi fonetis

dengan baik. Membaca juga bukan sekedar menemukan ide pokok atau

menemukan pesan-pesan dan imformasi tersurat, tetapi membaca menuntut

aktivitas mental yang terarah yang sanggup menangkap dan memahami gagasan-

gagasan terselubung di balik lambang tertulis. Apa yang tertulis terkadang

menyiratkan makna yang lebih jauh jika dikaji.

Membaca sebagai suatu aktifitas, menurut Agustina (2008:4) berlansung

dalam empat proses yaitu; a) Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang-

lambang bahasa, b) Pemahaman atau penangkapan makna, c) Bereaksi secara

interpretatif dan d) Mengidentifikasikan gagasan-gagasan dengan pengalaman dan

pengetahuan yang ada.

9

Page 4: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

10

a. Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang-lambang bahasa

Ketika proses membaca berlangsung yang pertama dan harus dilakukan

adalah mengamati lambang-lambang bahasa dalam bentuk kata, kalimat, wacana,

dan akhirnya dalam bentuk sebuah buku. Pembaca akan mengamati dan

memahami lambang-lambang bahasa tersebut kemudian baru mengucapkan

melafalkannya. Pemahaman ini bertujuan untuk memantapkan pengertian

pembaca yang nantinya akan diteruskan dalam penetapan makna atau pengertian

dari lambang-lambang bahasa tersebut.

b. Pemahaman atau penangkapan makna

Pemahaman dan penangkapn makna yang ada di balik lambang bahasa

baik makna pokok maupun makna tambahan harus dilakukan oleh pembaca. Ini

dilakukan agar pembaca dapat memahami dan menangkap makna pokok atau

makna sebenarnya. Selain itu, juga dapat dibubuhi dengan makna tambahan atau

konotasi jika itu diperlukan.

c. Bereaksi secara interpretatif

Setelah memahami lambang bahasa tersebut pembaca harus bereaksi

secara interpretatif. Reaksi dapat secara positif juga dapat secara negatif dalam

bentuk menerima atau menolak atau setuju dan tidak setuju sama sekali.

d. Mengidentifikasikan gagasan-gagasan dengan pengalaman dan pengetahuan

yang ada.

Dalam proses ini pembaca akan menghubugkan apa yang didapatnya

setelah membaca dengan pengalaman-pengalaman dan kemudian akan

mengidentifikasikan dengan pengetahuannya. Hal ini akan berpengaruh terhadap

individu pembaca dalam wujud pengayaan pengalaman, perubahan terhadap sikap

10

Page 5: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

11

ke arah yang lebih baik, perubahan cara berfikir ke arah yang positif serta yang

terpenting adalah untuk pembinaan daya nalar.

Menurut Farida Rahim (2011:2), kegiatan membaca meliputi 3 keterampil-

an dasar yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-

kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi sesuai

dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses decoding merujuk pada proses

penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Sedangkan meaning

merupakan proses memahami makna yang berlangsung dari tingkat pemahaman,

pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif. Proses recording dan decoding

berlangsung pada siswa kelas awal, sedangkan meaning lebih ditekankan pada

kelas tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses membaca

adalah mengenal huruf-huruf yang membangun kata, atau kata yang membentuk

kalimat, kalimat yang membentuk wacana. Proses membaca menuntut aktivitas

mental yang terarah yang sanggup menangkap dan memahami gagasan-gagasan

terselubung di balik lambang tertulis yang berpengaruh terhadap individu

pembaca dalam wujud pengayaan pengalaman, perubahan terhadap sikap ke arah

yang lebih baik, perubahan cara berfikir ke arah yang positif serta yang terpenting

adalah untuk pembinaan daya nalar.

3. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari informasi tentang isi

bacaan atau untuk menemukan sesatu yang ingin diketahui. Seseorang yang

membaca akan tau banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak membaca

dan tidak ada seorang yang tidak membaca lebih tau dibanding seorang yang

11

Page 6: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

12

membaca. Jadi sangat ditekankan bahwa secara umum tujuan membaca adalah

untuk memperoleh informasi baik informasi secara umum ataupun informasi

secara khusus tentang suatu topik. Selain itu, tujuan membaca juga dapat

dikategorikan sebagai tujuan yang bersifat khusus misalnya membaca untuk

memperoleh kesenangan dan pengalaman.

Menurut Farida Rahim (2011:11), ada beberapa tujuan membaca yang

mencakup: a) kesenangan, b) menyempurnakan membaca nyaring, c) menggunak-

an strategi tertentu, d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, e)

mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, f)

memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis, g) mengkonfirmasikan

atau menolak prediksi, h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan

informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain, i) mempelajari

tentang struktur teks, dan j) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca

adalah untuk memperoleh dan memperbaharui pengetahuan sekaligus mengaitkan

informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki. Membaca dapat memberikan

penilaian terhadap apa yang disampaikan penulis kepada pembaca dan dapat

memahami pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Serta dapat

membandingkan atau mempertentangkan sebuah bacaan dengan bacaan yag lain.

Hanya dengan membaca tanpa memahaminya tujuan membaca tersebut tidak akan

tercapai dengan baik. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari

informasi tentang isi bacaan atau untuk menemukan sesatu yang ingin diketahui.

Seseorang yang membaca akan tahu banyak jika dibandingkan dengan orang yang

tidak membaca dan tidak ada seorang yang tidak membaca lebih tahu dibanding

12

Page 7: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

13

seorang yang membaca. Jadi sangat ditekankan bahwa secara umum tujuan

membaca adalah untuk memperoleh informasi baik informasi secara umum

ataupun informasi secara khusus tentang suatu topik. Selain itu, tujuan membaca

juga dapat dikategorikan sebagai tujuan yang bersifat khusus misalnya membaca

untuk memperoleh kesenangan dan pengalaman. Oleh karena itu, untuk mencapai

tujuan membaca dengan baik harus membaca dengan pemahaman terhadap isi

bacaan.

4. Jenis-jenis membaca

Menurut Dalman (2013:63), membaca terdiri atas dua jenis yaitu membaca

nyaring dan membaca senyap.

a. Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara

atau kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang

cukup keras. Membaca nyaring ini bertujuan agar pembaca menyuarakan tulisan

yang dibaca dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar informasi yang

disampaikan dapat ditangkap sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran

makna. Kesalahan dalam penafsiran makna ini akan berakibat fatal dan

menyebabkan kesalahan dalam penerimaan informasi.

b. Membaca Senyap

Membaca senyap adalah membaca yang sangat bertolak dengan membaca

nyaring. Membaca senyap adalah kegiatan membaca tampa mengeluarkan suara,

bahkan lebih dari itu membaca senyap adalah membaca tampa menggerakkan

bibir, tampa gerakan kepala, tampa berbisik dan tampa menggunakan alat tunjuk

meskipun dengan jari telunjuk. Kegiatan membaca senyap ini akan memberikan

13

Page 8: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

14

pemahaman mendalam terhadap bacaan dan membutuhkan tingkat konsentrasi

yang tinggi.

Membaca senyap sangat membutuhkan kecepatan gerakan mata dan daya

ingat. Suasana dan keadaan sekeliling sangat berpengaruh dalam proses membaca

ini. Keuntungan yang dapat kita peroleh, yaitu pemahaman terhadap bacaan yang

didukung oleh proses membaca yang menekankan kepada proses penerimaan

pemahaman itu sendiri. Membaca senyap tampa menggerakkan kepala, tampa

menggerakkan bibir dan menggunakan kecepatan mata akan mengarahkan

pembaca sehingga dapat menikmati bacaan tersebut sehingga tercipta

kenyamanan dalam membaca. Perlu kita ingat bahwa membaca adalah suatu

aktifitas yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal si pembaca.

Membaca dalam hati dapat dibagi atas:

1. Membaca ekstensif

Berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam

waktu yang sesingkat mungkin. Membaca ekstensif meliputi;

a. Membaca survei

Membaca guna menemukan imformasi dengan cara memeriksa, melihat-

lihat, dan meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah.

b. Membaca sekilas

Membaca sekilas adalah membaca yang membuat mata kita bergerak

dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta

mendapatkan informasi.

c. Membaca dangkal

14

Page 9: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

15

Membaca bahan bacaan secara dangkal dengan tujuan memperoleh

pemahaman secara dangkal. Biasanya dilakukan ketika kita ingin membaca demi

kesenangan, membaca bacaan ringan guna mendatangkan kebahagiaan di waktu

senggang. Membaca ini tidak menuntut keseriusan, pemahaman terhadap

bacaanpun tidak begitu penting. Hal penting dalam membaca ini adalah tujuan

akhir membaca ini, yaitu kesenangan.

2. Membaca intensif

Membaca intensif adalah studi seksama, telaah, teliti, dan penanganan

terperinci.

Membaca intensif dibedakan atas:

a. Membaca teliti

Proses membaca yang dilakukan dengan ketelitian yang tinggi guna

menemukan informasi dalam bahan bacaan sesulit apapun bahan bacaaan tersebut.

b. Membaca pemahaman

Sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar

atau norma-norma kesastraan, resensi kritis dan pola-pola fiksi. Membaca

pemahaman ini akan memberikan pemahaman yang baik terhadap pembaca,

membaca jenis ini sangat baik jika diterapkan oleh seorang pembaca yang ingin

untuk memahami bahan-bahan yang sulit.

c. Membaca kritis

Membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijaksana,

mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan,

baik makna baris-baris, makna antar baris maupun makna balik baris.

d. Membaca ide

15

Page 10: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

16

Membaca ide adalah kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh,

serta memanfaatkan yang terdapat dalam bacaan.

e. Membaca kreatif

Membaca kretif adalah membaca tindak lanjut dari membaca ide.

Kelebihannya yaitu membaca yang secara kreatif mampu menerapkan hasil

membacanya untuk kehidupan sehari-hari

Hendry G. Tarigan (2008:13), membedakan kegiatan membaca dalam

jenis membaca bersuara atau membaca nyaring (oral reading atau reading aloud)

dan membaca dalam hati (silent reading). Membaca bersuara atau membaca

nyaring dipandang tepat untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam

keterampilan mekanis seperti pengenalan bentuk huruf dan unsur-unsur linguistik.

Akan tetapi, untuk mencapai tujuan yang bersifat pemahaman maka yang paling

tepat adalah membaca dalam hati.

Kedua macam membaca menurut Tarigan di atas mempunyai fungsi

masing-masing. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas yang berfungsi sebagai

alat bagi guru, murid, atau pun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau

pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan

seorang pengarang. Membaca dalam hati hanya mempergunakan ingatan visual

(visual memory) yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Dalam hal ini,

pembaca tidak menggunakan alat ucap sehingga hanya otak dan mata yang

bekerja.

Garis besarnya, membaca dalam hati dibagi atas membaca ekstensif dan

intensif. Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi

sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan, 2008:31).

16

Page 11: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

17

Membaca ekstensif meliputi membaca survei (survey reading), membaca

sekilas (skimming reading), dan membaca dangkal (superficial reading).

Membaca intensif adalah studi seksama, telaah secara teliti, dan penanganan

terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek

kira-kira sampai empat halaman setiap hari (Tarigan, 2008:35).

Membaca intensif terbagi menjadi membaca telaah isi (content study

reading) dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi dibagi menjadi

membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide,

sedangkan membaca telaah bahasa meliputi kegiatan membaca bahasa dan

membaca sastra.

Selanjutnya menurut Sri Prastiti (2006:20), berdasarkan maksud dan

tujuannya membaca dibagi menjadi beberapa jenis antara lain membaca intensif,

membaca teknik, membaca cepat, membaca kritis dan membaca indah. a)

Membaca intensif yaitu membaca dengan tingkat kehati-hatian tinggi untuk

memperoleh atau mengetahui isi suatu materi, bahan-bahan yang sukar dan lain-

lain. b) Membaca teknik yaitu membaca yang menitik beratkan pada pelafalan

kata-kata baku, melagukan kalimat dengan benar, pemenggalan kelompok kata

dan kalimat dengan benar dan kelancaran membaca serta jauh dari ketersendatan.

c) Membaca cepat, membaca jenis ini dilakukan apabila pembaca ingin

memperoleh gagasan pokok wacana dalam waktu ringkas. d) Membaca kritis

merupakan salah satu jenis membaca dengan tujuan untuk mengetahui fakta-fakta

dalam bacaan dan menganalisisnya. e) Membaca indah merupakan usaha untuk

menghidupkan dan mengkomunikasikan suatu bahan bacaan yang mempunyai

nilai sastra dengan mengutamakan segi keindahan dan penyampaianya.

17

Page 12: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

18

Berdasarkan jenis-jenis membaca yang telah diuraikan di atas, penulis

menfokuskan pembahasan pada membaca intensif atau membaca pemahaman

sesuai dengan judul penelitian yang nanti akan penulis lakukan. Menurur Sri

Prastiti (2006:20), membaca intensif yaitu membaca dengan tingkat kehati-hatian

tinggi untuk memperoleh atau mengetahui isi suatu materi, bahan-bahan yang

sukar dan lain-lain.

Menurut Agustina (2008:15), membaca pemahaman adalah membaca yang

dilakukan tampa mengeluarkan bunyi atau suara. Tetapi hanya menggunakan

mata untuk melihat dan hati serta pikiran untuk memahaminya. Hal yang penting

dan sangat ditekankan dalam membaca ini adalah penangkapan dan pemahaman

terhadap isi atau gagsan yang terdapat dalam bacaan.

Membaca pemahaman dapat kita artikan sebagai suatu aktifitas membaca

yang sangat penting. Membaca pemahaman adalah proses menelaah,

memperhatikan dengan seksama, teliti dan dengan tingkat kehati-hatian yang

tinggi. Tujuan utama dari membaca ini adalah tercapainya pemahaman yang baik

terhadap informasi yang ada dalam bacaan.

5. Membaca Tabel dan Diagram

Ketika membaca, kita sering menemukan tabel dan diagram. Tabel dan

diagram tersebut dimaksudkan oleh penulis untuk memudahkan pembaca dalam

memahami gagasan yang disampaikan penulis. Paparan yang pelik dan rumit

menjadi lebih mudah dipahami bila dipaparkan dalam bentuk tabel dan diagram.

Secara garis besar, kegiatan membaca tabel dan diagram diarahkan untuk

menemukan informasi secara cepat, menyampaikan pertanyaan tentang isi tabel

dan diagram, dan mengubah sajian tabel dan diagram menjadi uraian.

18

Page 13: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

19

Devinisi tabel menurut Dendi Suguno, dkk (2008:1370), adalah daftar

berisi ikhtisar dari sejumlah fakta dan informasi. Bentuknya berupa kolom-kolom

dan baris-baris. Biasanya fakta atau informasi itu hanya berupa nama dan bilangan

yang tersusun dalam urutan kolom dan baris. Tabel merupakan alat bantu visual

yang berfungsi menjelaskan suatu fakta atau informasi secara singkat, jelas, dan

lebih menarik daripada kata-kata. Sajian informasi yang menggunakan tabel lebih

mudah dibaca dan disimpulkan.

Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:261), menye-

butkan tabel berasal dari bahasa latin yaitu tabula yang berarti lukisan, log, papan

tulis, lajur, kolom, jadwal, daftar tentang sesuatu misalnya peristiwa. Tabel

merupakan susunan data yang disajikan dengan sistematik sebagai acuan.

Diagram menurut Dendi Sugono, dkk (2008:323), adalah gambaran atau

sketsa untuk melihatkan dan menerangkan sesuatu informasi dalam bentuk

paparan tak lansung karena untuk mendapatkan informasi dalam diagram terlebih

dahulu kita harus menerjemahkan informasi tersebut dari dalam bentuk gambar

atau sketsa.

Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:56), menyata-

kan diagram berasal dari bahasa Yunani diagrama yaitu suatu lukisan, sketsa, peta

atau grafik yang menyebabkan sesuatu lebih mudah dipahami. Diagram adalam

suatu istilah umum untuk setiap penyajian bergambar dari bentuk geometrik.

Ada tiga jenis diagram yaitu: a) diagram balok, b) diagram garis dan c)

diagram lingkaran.

a. Diagram balok

19

Page 14: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

20

Diagram balok adalah diagram yang menggambarkan dan menerangkan

informasi dalam bentuk sketsa 3 dimensi yaitu memilii tinggi, lebar dan dalam

(Dendi Sugono, dkk, 2008:1370).

Menurut Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:57),

diagram balok adalah diagram yang dinyatakan dalam tiga dimensi untuk

sejumlah variabel menyerupai balok. Perhatikan gambar 1!

Gambar 1Diagram Balok

kategori 1 kategori 2 kategori 3 kategori 40%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Seri 3Seri 2Seri 1

b. Diagram garis

Diagram garis yaitu diagram yang menyatakan sesuatu informsi dalam

bentuk kurva (Dendi Sugono, 2008:1370).

Menurut Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:57),

diagram garis yaitu diagram yang menyatakan suatu bentuk peristiwa atau hal

dalam bentuk kurva. Umumnya merupakan pemaparan sederhana dan mudah atau

lansung dapat dipahami. Perhatikan gambar 2!

Gambar 2Diagram Garis

20

Page 15: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

21

kategori 1 kategori 2 kategori 3 kategori 4

Seri 1 4.3 2.5 3.5 4.5

Seri 2 2.4 4.4 1.8 2.8

Seri 3 2 2 3 5

1

3

5

7

9

11

13

Judu

l Dia

gram

c. Diagram Lingkaran

Diagram lingkaran adalah diagram yang menyatakan suatu peristiwa atau

informasi yang dipaparkan dalam bentuk lingkaran 360° yang dipotong-potong

menjadi segmen-segmen. (Dendi Sugono, 2008:1370).

Menurut Komaruddin dan Yooke Tjuparman S. Komaruddin (2000:57),

diagram lingkaran adalah diagram yang menyajikan suatu peristiwa dalam bentuk

360 derajat. Setiap derajat mempunyai nilai tertentu. Persentase perlu dikalikan

3,6 untuk diterjemahkan dalam diagram lingkaran. Perhatikan gambar 3 berikut

ini!

Gambar 3Diagram Lingkaran

abcd

Judul Diagram

21

Page 16: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

22

Membaca tabel dan bagan/diagram pada umumnya dilakukan dengan

tujuan yang sangat khusus. Oleh karena itu, pembaca tidak selalu mencermati

seluruh paparan yang ada pada tabel, grafik, dan bagan/diagram itu. Pembaca

dapat langsung mencari hal-hal yang dianggap perlu pada saat membaca. Hal-hal

yang dianggap perlu pada umumnya adalah hal yang sifatnya sangat menonjol.

Setelah menemukan hal yang dicari, pembaca dapat segera meninggalkan tabel

tersebut dan melanjutkan bacaan berikutnya. Apabila pembaca tidak memiliki

tujuan khusus, kegiatan membaca tabel dapat dilakukan secara cermat dan

menyeluruh.

Menurut Soedarso (2008:102), hal yang penting dalam membaca tabel

atau diagram adalah mendapatkan pengertian dari yang dimaksudkan oleh grafik

ataupun kolom-kolom tabel. Informasi yang terkandung dalam tabel atau diagram

dapat membantu kita menemukan ide pokok dan detail penting yang kita baca.

Informasi tersebut adalah berupa fakta yang ditunjukkan dengan jelas. Seorang

pembaca tabel dan diagram yang baik tidak hanya mampu membaca teks bacaan

tetapi juga harus pandai menyerap informasi yang terkandung dalam tabel atau

diagram tersebut.

Selanjutnya, Soedarso (2008:103), menerangkan langkah-langkah untuk

membaca tabel dan diagram adalah sebagai berikut:

1. Baca judulnya

Judul tabel dan diagram merupakan bagian pesan yang penting. Oleh

karena itu, kegiatan membaca judul itu sangat bermanfaat untuk memahami pesan

secara utuh dan menyeluruh. Resapilah isi judul tabel dan diagram yang anda

22

Page 17: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

23

hadapi, karena judul memberikan ringkasan yang padat tentang informasi yang

akan disampaikan.

2. Baca informasi yang ada

Informasi itu merupakan kunci merupakan kunci penjelasan tentang data

yang disampaikan. Informasi itu, misalnya, berupa urutan tahun presentase, atau

angka-angka. Kegiatan mencari infomasi itu dapat dilakukan dengan mencermati

kolom demi kolom atau baris demi baris.

3. Ajukan pertanyaan tentang tujuan tabel atau diagram tersebut

Hal ini bertujuan untuk membantu dalam menemukan informasi yang kita

cari. Selain itu dengan mengajukan pertanyaan kita akan menemukan tujuan dari

tabel itu. Pertanyaan yang diajukan yaitu dengan mengubah judul itu menjadi

pertanyaan.

4. Baca tabel atau diagram

Ketika membaca secara menyeluruh, tetaplah ingat akan maksud dan

tujuanya, dan dapatkan keterangannya dalam informasi yang disajikan.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan

yaitu penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Rani Fitri, mahasiswa

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP Ahlussunnah Bukittinggi

dengan tujuan mengetahui kemampuan membaca tabel siswa kelas VII SMP N 2

Canduang, Balai Sati, Kabupaten Agam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

kemampuan membaca tabel Siswa Kelas VII SMP N 2 Canduang, Balai Sati,

Kabupaten Agam adalah lebih dari cukup dengan rata-rata 69,4.

23

Page 18: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

24

Selanjutnya penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan

penulis lakukan yaitu penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 oleh Silvi

Rahayu, mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP

Ahlussunnah Bukittinggi dengan tujuan mengetahui kemampuan membaca

dengan Speed reading siswa kelas VII SMP N 2 Sungai Pua, Kabupaten Agam.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Kemampuan Membaca Cepat Siswa Kelas

VII SMP N 2 Sungai Pua Kabupaten Agam adalah baik.

Penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan Sastri Yunita

mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP Ahlussunnah

pada tahun 2013 dengan judul kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII SMP

Negeri Padang Gelugur, Kab. Pasaman. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII SMP Negeri Padang Gelugur, Kab.

Pasaman berada pada tingkat cukup cepat dengan presentase 56,80. Tingkat

pemahaman terhadap bacaan adalah hampir cukup dengan persentase 55,61

Penelitian yang penulis lakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Silvia Rahayu jika dilihat dari segi kajiannya yaitu mengukur kemampuan

membaca dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Silvia Rahayu di SMP N 2 Sungai Pua Kabupaten

Agam, sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kecamatan

Harau, Kabupaten 50 Kota.

Penelitian yang dilakukan oleh Rani Fitri juga mengkaji bagaimana

kemampuan membaca tabel siswa kelas VII, dengan menggunakan metode

deskriptif kuantitatif. Berbeda dengan Rani Fitri, populasi dari penelitian ini

adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kecamatan Harau, Kabupaten 50 Kota.

24

Page 19: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

25

Penelitian yang dilakukan Sastri Yunita mahasiswa Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia dan Daerah STKIP Ahlussunnah pada tahun 2013 dengan judul

kemampuan membaca cepat siswa kelas VIII SMP Negeri Padang Gelugur, Kab.

Pasaman, juga sejalan dengan penelitian yang penulis lakukan karena penelitian

ini juga membahas bagaimana kemampuan membaca siswa. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Berbeda dengan penelitian penulis,

sampel penelitian Sastri Yunita adalah siswa SMP kelas VIII sedangkan sampel

penelitian penulis adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kecamatan Harau,

Kabupaten 50 Kota. Penelitian-penelitian ini tentu akan menjadi bahan referensi

yang berguna bagi penulis dan tentunya akan sangat membantu penulis.

C. Kerangka Konseptual

Pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah menegah tak terlepas

dari empat keterampilan berbahasa, salah satunya keterampilan membaca.

Keterampilan membaca yang diajarkan di sekolah bertujuan agar siswa terampil

dalam membaca dan meningkatkan minat dan kegemaran membaca siswa.

Kebiasan membaca siswa akan berdampak baik terhadap pembelajaran bahasa

Indonesia dan pembelajaran lainya di sekolah karena dengan membaca akan

menjadikan siswa lebih siap dalam menghadapi pelajaran yang akan disampaikan

guru.

Membaca pada hakikatnya adalah proses menerjemahkan informasi dari

penulis sehingga memberikan pengetahuan, pemahaman dan kepuasan terhadap

pembaca. Membaca bagi siswa merupakan sesuatu yang penting. Oleh karena itu,

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah mengajarkan banyak hal tentang

membaca. Berbagai teknik membaca diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat

25

Page 20: Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab ii

26

menemukan dan memahami informasi dari bacaan sesuai dengan manfaat

membaca itu sendiri. Banyak teknik membaca yang harus dikuasai oleh siswa

agar hasil belajar lebih baik, salah satunya adalah untuk membaca tabel dan

diagram. Membaca tabel dan diagram penting untuk diajarkan untuk

meningkatkan pemahaman bacaan karena bacaan tidak selalu berpa kalimat dan

paragraf, terkadang informasi ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun kerangka konseptual seperti

berikut ini:

Gambar 4Kerangka Konseptual

26

Siswa

Membaca

Membaca Intensif

Membaca tabel dan diagram

Tingkat kemampuan membaca tabel dan diagram siswa kelas VII SMP N 2 Kec. Harau Kab. 50 Kota

Tes tertulis