proposal penelitian dosen

68
LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK EKSPOR ( PPPE ) PPPE KOPI LUWAK DI WAY MENGAKU KABUPATEN LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG Tahun ke 3 dari Rencana 3 Tahun Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA. NIDN. 0020048101 Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM. NIDN. 0231018702 Fitri Palupi Kusumawati, M.Pd.B.I NIDN. 0221068503 Dibiayai Oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian dan PKM Nomor: 2581/SP2H/K/2/KM/2017 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TAHUN 2017

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

LAPORAN AKHIR

PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK EKSPOR ( PPPE )

PPPE KOPI LUWAK DI WAY MENGAKU

KABUPATEN LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

Tahun ke 3 dari Rencana 3 Tahun

Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA. NIDN. 0020048101

Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM. NIDN. 0231018702

Fitri Palupi Kusumawati, M.Pd.B.I NIDN. 0221068503

Dibiayai Oleh:

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat

Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian dan

PKM Nomor: 2581/SP2H/K/2/KM/2017

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

TAHUN 2017

Page 2: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 3: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

IbPE KOPI LUWAK DI WAY MENGAKU KABUPATEN

LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG.

RINGKASAN

Kopi luwak adalah kopi terenak dan termahal di dunia. Bahkan kopi ini

merupakan produk kopi yang tergolong langka karena harus melalui proses fermentasi

di dalam perut binatang luwak. Luwak merupakan binatang yang hanya dapat hidup

di daerah tropis seperti Indonesia. Sudah sepatutnya kopi luwak dijadikan komoditas

ekspor andalan negeri ini. Lampung Barat merupakan sentra penghasil kopi luwak

terbesar di Provinsi Lampung yang terletak di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan

Balik Bukit. Mutu dan kualitas produk kopi luwak daerah ini merupakan kopi luwak

terbaik kedua dunia.

Namun berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan bersama Mitra UKM Kopi

Luwak didapatlah informasi bahwa untuk menembus pasar ekspor/dunia tidak

semudah membalikkan telapak tangan. Kendala yang dihadapi cukup kompleks

sehingga membutuhkan bantuan intervensi semua pihak secara bersama dan

terkoordinasi. Permasalahan yang muncul dari beberapa aspek, yaitu; aspek

Produksi, SDM, Manajemen, Finansial, Jaminan Mutu dan Strategi Pemasaran.

Permasalahan yang paling pokok untuk menembus ekspor adalah adanya persyaratan

Sertifikasi Keaslian Produk yang sampai saat ini belum jelas proses perolehannya.

Metode dan Sasaran yang akan dilakukan pada kegiatan Program IbPE selama 3 tahun

adalah sebagai berikut: 1). Melengkapi dan memperbaiki peralatan yang digunakan

dalam proses produksi kopi luwak guna memenuhi kebutuhan dan standar ekspor; 2).

Pendampingan pembuatan Sertifikasi Keaslian Produk; 3). Pendampingan dalam

pengurusan dokumen badan hukum dan dokumen ekspor lainnya; 4). Melakukan

pelatihan dan pendampingan kegiatan produksi, pengemasan, hingga pemasaran ke

luar negeri.

Hasil yang ingin dicapai melalui program IbPE ini antara lain: 1). Tahun

pertama capaian yang ditargetkan adalah memperbaiki kualitas dan jaminan mutu

produksi kopi luwak sesuai standar ekspor 2). Tahun kedua capaian yang diinginkan

adalah terciptanya sistem keuangan, manajemen SDM, manajemen persediaan yang

baik dan tersertifikasinya keaslian produk kopi luwak guna menunjang kegiatan

ekspor; 3). Tahun ketiga capaian yang ingin dicapai adalah Mitra UKM dapat

melakukan proses ekspor kopi luwak ke Luar Negeri.

Key Word:

IPTEKS, Masyarakat, Produk Ekspor, Kopi Luwak dan Way Mengaku

Page 4: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagai pencipta dan

pemberi anugrah kepada kita semua, serta solawat dan salam marilah selalu tercurah

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi panutan dan

penerang dalam kehidupan umat di dunia ini.

Program Ipteks bagi Produk Eksport (IbPE) dengan judul IbPE Kopi Luwak di

Way Mengaku ini didasari hasil diskusi yang dilakukan bersama Mitra UKM Kopi

Luwak didapatlah informasi bahwa untuk menembus pasar ekspor/dunia tidak

semudah membalikkan telapak tangan. Kendala yang dihadapi cukup kompleks

sehingga membutuhkan bantuan intervensi semua pihak secara bersama dan

terkoordinasi. Permasalahan yang muncul dari beberapa aspek, yaitu; aspek

Produksi, SDM, Manajemen, Finansial, Jaminan Mutu dan Strategi Pemasaran.

Melalui program ini khususnya ditahun ketiga 2017 ini memiliki target luaran yang

diinginkan adalah Mitra UKM dapat melakukan proses ekspor kopi luwak ke Luar

Negeri baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Atas telah selesainya laporan kemajuan ini kami menyampaikan ucapan

terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua anggota tim

penyusun atas sumbangsih yang telah diberikan mulai dari menggagas dan menyusun

sampai dengan pencetakan laporan.

Metro, Oktober 2017

Hormat kami,

Tim Penyusun

Page 5: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

RINGKASAN ................................................................................................. iii

PRAKATA ...................................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

1.1. Analisis Situasi Mitra ............................................................................... 1

1.2. Hubungan Kerja Antar Mitra UKM .......................................................... 8

1.3. Permasalahan Teknis dan Admistratif Mitra UKM .................................. 8

1.4. Lokasi Mitra UKM ................................................................................... 9

1.2. Permaslahan Prioritas Mitra UKM ........................................................... 10

BAB II. TARGET LUARAN TAHUNAN.....…………………………… . 12

BAB III. METODE PELAKSANAAN…………………………………… 15

BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI …………………….. .. 17

4.1. Kinerja LPM Universitas Muhammadiyah Metro .................................... 17

4.2. Jenis Kepakaran yang Diperlukan ............................................................ 17

4.3. Fasilitas Pendukung yang tersedia di Perguruan Tinggi ........................... 29

BAB V. HASIL YANG DICAPAI ……………………….. ......................... 20

BAB VI. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA ……………………….. .... 37

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………….. .............. 38

LAMPIRAN……………………………........................................................

Page 6: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi Mitra UKM.

A. Kondisi eksisting Mitra

Kopi Luwak merupakan produk perkebunan di Lampung Barat, bahkan dengan

produk kopi tersebut nama Lampung Barat semakin dikenal di mancanegara.

Lampung Barat menjadi daerah sentra penghasil kopi luwak terbesar di Provinsi

Lampung. Selain itu mutu dan kualitas produk kopi luwak daerah ini merupakan kopi

luwak terbaik kedua dunia. Sentra perajin kopi luwak di Lampung Barat terletak di

Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit. Di daerah ini terdapat 20 lebih

produsen kopi luwak yang masih eksis menekuni usaha pembuatan kopi luwak baik

yang telah memiliki merek dagang maupun masih skala rumahan tanpa nama.

Setidaknya samapai saat ini tercatat empat merek dagang kopi luwak yaitu: Kopi

Musong Liwa, Raja Luwak, Ratu Luwak, Duta Luwak, Rizky Luwak, Dewa Luwak

dan Mahkota Luwak.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang akan dijadikan mitra dalam program

IbPE ini adalah Raja Luwak dan Mahkota Luwak. UKM ini dipilih dikarenakan

kedua UKM ini memiliki cakupan pasar dan kapasitas produksinya relatif stabil

dibandingkan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya akan kami jelaskan kondisi aspek

bisnis eksisting masing-masing Mitra UKM yang relatif memiliki kesamaan dalam

hal keseluruhan aspek bisnisnya, yaitu sebagai berikut:

a. Bahan Baku

Bahan baku kopi luwak adalah biji kopi segar yang diperoleh dari ladang Mitra

UKM sendiri atau dibeli dari petani kopi lingkungan setempat langsung di petik

dari pohonnya. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil kopi robusta

terbesar di tanah air dengan produksi sekitar 140.000 hingga 150.000 ton per

tahun. Daerah ini juga selama ini dikenal sebagai salah satu produsen utama kopi

Indonesia dan “pintu gerbang” utama ekspor kopi Indonesia. Areal kopi robusta

di Lampung seluas 163.000 hektar dan petani yang terlibat dalam budidaya kopi

sebanyak 200.000 orang. Menurut data Diskoperindag Lambar tahun 2013

Lampung Barat merupakan sentra produksi kopi terbesar di Provinsi Lampung

dengan luas areal 59.629 hektar dengan kapasitas produksi 61.215 ton per tahun.

Page 7: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Bahan baku cukup melimpah sehingga tidak ada masalah bagi semua Mitra

UKM yang ada tanpa harus mendatangkan dari daerah luar. Kedua Mitra UKM

memiliki kebun kopi sendiri selain itu juga membeli kopi segar dari petani

lingkungan sektitar.

b. Produksi

Kemampuan produksi kopi luwak di Liwa bisa mencapai 2 ton kopi per bulan

ditopang oleh 20-an produsen kopi luwak dengan 169 ekor luwak/musang. Mitra

UKM Raja Luwak 31 ekor luwak/musang dengan rata-rata produksi 100 kg per-

bulan sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak memiliki 12 ekor luwak dengan

rata-rata produksi 45 kg per-bulan.

Peralatan yang digunakan Mitra UKM Raja Luwak dan Mitra UKM Mahkota

Luwak dalam proses pasca panen masih menggunakan peralatan

sederhana/tradisional alasannya untuk menjaga keaslian dan kualitas kopi luwak

itu sendiri. Pensortiran dan, pencucian dilakukan secara manual

menggunakan tangan dengan memilih biji kopi yang baik, pengeringannya

menggunakan sinar matahari langsung diatas penjemuran yang terbuat

dari bambu atau dijemur atas diatap. Proses pengolahan menjadi

greenbeans ditumbuk menggunakan batu jubleg, sedangkan pengelolaan

menjadi roasting mengunakan peralatan rumahan seperti kuali dan

kompor. Pengukuran kadar air masih berdasarkan filling/perasaan belum

menggunakan alat mouistur tester, selanjutnya barulah proses pembubukan

menggunakan mesin grinder kopi. Nilai investasi untuk Mitra UKM Raja Luwak

275 juta-an sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak 200 juta-an.

c. Proses Produksi

Proses untuk memperoleh kopi luwak kualitas baik membutuhkan waktu cukup

panjang dimulai saat memberi makan luwak pada sore hari dengan hamparan biji

kopi merah pilihan. Buah kopi pilihan terbaik yang dimakan luwak, dicerna

didalam perut luwak dan mengalami proses fermentasi didalam perut luwak

selam 8 sd 12 jam, kemudian buah kopi tersebut dikeluarkan kembali dalam

keadaan utuh, biji kopi tersebut tidak hancur karena keras, kemudian dilakukan

proses pemanenan dan pencucian hingga bersih, setelah itu dilakukan

penjemuran hingga kering kadar air 18 - 20%. Tahap selanjutnya kopi luwak

gabah telah kering dijemur, kemudian diproses kembali menjadi berasan

Page 8: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

(greenbeans) dengan cara tradisional yaitu ditumbuk menggunakan batu jubleg

dan halu. Setelah menjadi greenbeans kemudian dilakukan penjemuran kembali

hingga kadar air 8 - 12%, kemudian dilakukan pengorengan menjadi roasting.

Setelah menjadi roasting dilakukan pembubukan.dengan mesin grinder kopi.

Tahapan terakhir adalah proses packaging sesuai keinginan masing-masing mitra.

Adapun proses lay-out proses produksi kedua mitra UKM sama relatif sama,

yaitu sebagai berikut:

Page 9: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

KOPI MERAH HASIL

DARI KEBUN

SORTASI

PROSES FERMENTASI

DALAM PERUT

LUWAK/MUSANG

PEMANENAN

DAN

PENCUCIAN

PROSES

PENGERINGAN

PROSES PENGOLAHAN

MENJADI GREENBEANS

SORTASI

PROSES

PENGERINGAN

PENGUKURAN

KADAR AIR

PROSES PENGGORENGAN

MENJADI ROASTING

PROSES

PEMBUBUKAN

PROSES PACKAGING

DAN

PEMASARAN

Gambar 1. Lay-out Proses Produksi Kopi Luwak Mitra UKM

Page 10: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

d. Produk

Produk yang dihasilkan oleh UKM Raja Luwak dan UKM Mitra Mahkota Luwak

dipasarkan dalam bentuk kotoran luwak (brenjelen), biji mentah yang sudah

dibersikan (greenbeans) atau biji sudah digoreng (roasting) dan bentuk bubuk

dalam kemasan atau kiloaan tergantung permintaan.

Produk kopi luwak yang diproduksi kedua Mitra UKM memiliki nilai mutu 1

dengan ukuran biji medium, dengan sfesifikasi standar sebagai berikut:

Kadar air : 8 - 12%.

Kotoran : 0 - 5 % max

Jamur : 0 - 5 % max

Semua produk kedua mitra UKM telah lulus uji BPOM Dinas Kesehatan

Lampung Barat dan telah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama

Indonesia (MUI). Kendala utama kedua mitra UKM dan produsen Kopi Luwak

lainnya belum adanya Sertifikasi Keaslian Kopi Luwak yang dipersyaratkan

oleh pembeli luar negeri dengan skala besar.

e. Manajemen

Pemilik UKM Raja Luwak adalah bapak Gunawan dan pemilik UKM Mahkota

Luwak adalah bapak Kasmun, keduanya tidak mempunyai planning dalam

memproduksi dan memasarkan produknya disesuaikan dengan permintaan

konsumen, adapun sistem akuntansi masih sangat sederhana dan belum

mengunakan IT untuk membantu sistem Accounting - Bookkeeping . hanya

sistem akutansi sederhana dengan mengunakan exel, Auditing pada perusaan

dilakukan oleh pemilik saja jadi hanya audit internal dan sangat sederhana .

Perpajakan selama ini UKM Raja Luwak dan UKM Mahkota Luwak membayar

pajak sesuai dengan pendapatan yang diperoleh. Dan transaksi jual beli sesuai

dengan ketentuan pemerintah. K edua UKM ini Sistem Menajemen yang saya

perhatikan adalah sistem pola bapak asuh terhadap anak-anaknya, sehingga

Page 11: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

karyawannya sangatlah loyal. Produk yang dihasilkan belum diproses HKI

karena memang belum memahaminya pentingnya HKI. Manajemen Persediaan

(Inventory) kedua mitra ini hanya berdasarkan pengalaman sehingga dia sudah

melakukan manajemen persediaan secara alami yang mampu dilakukan sesuai

dengan kapasitas gudang yang dimiliki.

f. Pemasaran

- Pemasaran produk tergantung permintaan pembeli bisa dalam bentuk

brenjelen, biji atau bubuk.

- Harga jual produk sebagai berikut: brenjelan berkisar Rp 70.000 – Rp 100.000

per-Kg; bubuk berkisar untuk pasaran dalam negeri berkisar Rp 500.000 –

1.000.000,- per-Kg sedangkan pasar luar negeri berkisar Rp 2.000.000 – Rp

3.000.000 per-Kgnya.

- Teknik pemasaran produk sesuai dengan permintaan dan itu dilakukan rutin

namun belum ada pengembangan pemasaran.

- Teknologi pemasaran memanfaatkan HP dan Internet melalui: facebook, BBM

Twiter dan Blog.

- Pesanan kopi luwak berasal dari konsumen dari hotel –hotel dan cafe-cafe di

Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Bali serta ada juga individu-

individu.

- Pembeli dari asing sementara ini adalah para turis-turis yang datang ke pusat

produksi adalah turis yang kebetulan sedang berkunjung ke Pantai Tanjung

Setia Kabupaten Pesisir Barat untuk Surfing.

- Khusus Mitra UKM Raja Luwak sering diikutsertakan pameran-pemeran

mewakili Pemkab Lampung Barat dan Pemprov Lampung, sudah pernah

mencoba melakukan proses ekspor ke Korea untuk pertama kali berhasil lolos

100 kg sedang untuk kedua kalinya sampai saat ini tertahan di Bea Cukai

masalah dokumen ekspor.

g. Sumber Daya Manusia (SDM)

Mitra UKM Raja Luwak berbadan hukum CV dengan karyawan tetap 5 orang

ditambah 10 orang karyawan lepas ditambah pengrajin binaan sekitar 11 anggota.

Ketua : Gunawan Supriyadi

Sekretaris & Bendahara : Fitrohul Jannah.

Pelaksana : 15 orang

Page 12: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak masih berbentuk Industri Rumah

Tangga (IRT), Pemilik usaha bapak Kasmun dengan karyawan 5 orang.

h. Fasilitas

Mitra UKM Raja Luwak memiliki fasilitas usaha sebagai berikut:

- Ruang tamu dan administrasi yang memadai dilengkapi Etalase produk, TV

dan Komputer

- Ruang produksi terdiri dari: tempat penangkaran luwak, tempat pencucian,

tempat penjemuran, tempat proses sangrai dan pembubukan kopi serta tempat

packaging.

- Belum memiliki show room.

- Ada PLN

- Kendaraan Operasional.

- Alat Komunkasi.

Sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak memiliki fasilitas usaha sebagai berikut:

- Ruang tamu dan administrasi yang memadai dilengkapi Etalase produk, TV

dan Komputer.

- Ruang produksi terdiri dari: tempat penangkaran luwak, tempat pencucian,

tempat penjemuran, tempat pengolahan kopi serta tempat packaging.

- Belum memiliki show room.

- Ada PLN

- Kendaraan Operasional.

- Alat Komunkasi.

i. Finansial

- Omset Mitra UKM Raja Luwak dalam satu tahunnya sebesar Rp

400.000.000,- sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak Rp 250.000.000,

- Kedua Mitra UKM tidak paham mengenai Cash Flow dan analisa kelayakan

usaha tidak diperhitungkan karena memang belum memahami tentang NPV,

IRR dll.

Page 13: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

1.2. Hubungan Kerja Antar Mitra UKM

Hubungan kerja antara Mitra UKM Raja Luwak dan UKM Mahkota Luwak

serata dengan pengrajin kopi luwak lain pada prinsipnya berjalan masing-masing

mulai dari proses produksi sampai tahap pemasaran. Namun pada saat salah satu

Mitra UKM mendapat order dari pembeli dalam kapasitas besar, maka Mitra UKM

akan meminta bantuan kepada Mitra UKM lain dan pengrajin lainnya. Mitra UKM

lain dan pengrajin kopi luwak lainnya akan siap mensuport kebutuhan bahan baku

kopi luwak selagi stock mereka ada. Hal ini sudah menjadi tradisi sejak lama di

lingkungan pengrajin kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku walaupun tidak

mempunyai perjanjian tertulis. Jadi hubungan antara Mitra UKM maupun dengan

pengrajin lainnya bisa dikatakan saling timbal balik.

1.3. Permasalahan Teknis dan Administratif.

Setelah melihat secara detail analisis situasi pada UKM I dan UKM II maka

dapat teridentifikasi permasalahan-permasalahan dari para UKM guna meningkatkan

pemasaran yang dilakukan dan direncanakan untuk ekspor ke luar negeri, untuk lebih

jelasnya akan kami sajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Identifikasi Permasalahan pada Mitra UKM Raja Luwak dan Mitra

UKM Mahkota Luwak.

Permasalahan UKM Raja Luwak UKM Mahkota Luwak

Teknis

Sertifikasi Keaslian

Produk

Dalam Proses Pembuatan Belum ada

Badan Hukum CV Industri Rumah Tangga

(IRT)

Dokumen Ekspor Belum Lengkap Belum ada

SOP Produk Ekspor Belum ada Belum ada

Alat Sortasi Biji Manual Manual

Alat Pencucian Manual Manual

Alat Pengukur Kadar Air Belum ada Belum ada

Alat Pengering Diatas atap mengandalkan

sinar matahari

Diatas atap mengandalkan

sinar matahari

Page 14: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Alat Pengolahan

Greenbeans

Megupah di luar atau

ditumbuk menggunakan

batu jubleg (tradisional)

Ditumbuk menggunakan

batu jubleg (tradisional)

Alat Roasting Mesin Sangrai Mengunakan alat rumahan

seperti kuali dan kompor

Alat Pengolahan Menjadi

Bubuk

Mesin Grinder Mesin Grinder

Alat Packaging Bungkus dan kotak pesan

sedangkan proses

finisingnya secara manual

Bungkus dan kotak pesan

sedangkan proses

finisingnya secara manual

Non Teknis

SDM Belum ada ilmu

manajemen yang dikuasai

oleh pemilik maupun

pegawai

Belum ada ilmu

manajemen yang dikuasai

oleh pemilik maupun

pegawai

Manajemen Manjemen tradisional

(alamiah)

Manajemen tradisional

(alamiah)

Akuntansi Pembukuan Sederhana Pembukuan Sederhana

Auditing Internal Internal

Perpajakan Sudah berjalan namun

tidak mengetaui aturan

yang berlaku.

Sudah berjalan namun

tidak mengetaui aturan

yang berlaku.

HKI Belum Belum

Pemasaran Masih Dominan dalam

Pembeli Negeri

Masih Dominan dalam

Pembeli Negeri

1.4. Lokasi Mitra UKM

Lampung Barat secara geografis memiliki luas wilayahnya lebih kurang

3.368,14 km² Setelah pemekaran Kabupaten Pesisir Barat atau 10,6 % dari luas

wilayah Provinsi Lampung. Lampung Barat terletak pada koordinat 4o,47',16" -

5o,56',42" lintang selatan dan 103

o,35',08" - 104

o,33',51" Bujur Timur. Wilayah

Lampung Barat berbatasan dengan: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten

Page 15: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Pesisir Barat, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Teluk

Semangka, Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, dan Sebelah Timur

berbatasan dengan Kab. Lampung Utara, Kab. Way Kanan, dan Kab. Tanggamus.

Daerah Lampung Barat memiliki dua tipe iklim yaitu: Tipe Iklim A di sebelah

Barat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Tipe Iklim B di sebelah Timur

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kelembaban udara di daerah ini tergolong

basah (udic) berkisar antara 50 - 80% dengan curah hujan tahunan yang tinggi, yaitu

lebih dari 2.000 mm/tahun. Suhu berkisar dari panas (isohypothermic) pada dataran

pantai (di bagian barat) sampai dingin (isimesic) di daerah perbukitan.

Lokasi program Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) terletak di Liwa ibu kota

Kabupeten Lampung Barat, tepatnya di Pekon/Kelurahan Way Mengaku Kecamatan

Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Liwa merupakan kota hujan yang berada di

pegunungan Bukit Barisan Selatan. Liwa berjarak sekitar 187 km dari Universitas

Muhammadiyah Metro dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 6 jam.

1.5. Permasalahan Prioritas Mitra UKM

Membuat membuat analisis situasi pada Mitra UKM Raja Luwak dan Mitra

UKM Mahkota Luwak dapat diketahui kendala-kendala yang dihadapi oleh UKM.

Berikut skala prioritas dan distribusi bertahap mulai setiap tahunya, adapun skala

prioritas tahun ke-III dalam penyelesaiannya, hal itu dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Permasalahan Prioritas pada Mitra UKM Raja Luwak dan Mitra

UKM Mahkota Luwak.

Tahun UKM Raja Luwak UKM Mahkota Luwak

III

(2017)

Membuat link dengan dunia

usaha/buyer luar negeri lanjutan

dengan menggunakan WEBSITE

dan kerjasama

Membuat link dengan dunia

usaha/buyer luar negeri lanjutan

dengan menggunakan WEBSITE

dan kerjasama

Menambah pengetahuan dan skill

komunikasi Bahasa Inggris

Sederhana

Menambah pengetahuan dan skill

komunikasi Bahasa Inggris

Sederhana

Menambah pengetahuan dan

ketrampilan Cara menghitung

Kelayakan usaha IRR, NPV B/C,

dll

Menambah pengetahuan dan

ketrampilan Cara menghitung

Kelayakan usaha IRR,NPV B/C,

dll

Menambah pengetahuan

administrasi perdagangan luar

negeri

Menambah pengetahuan

administrasi

perdagangan luar negeri

Page 16: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Menambah pengetahuan

manajemen transportasi ekspor

impor

Menambah pengetahuan

manajemen

transportasi ekspor impor

Melengkapi Dokumen-dokumen

Eksport Mitra UKM.

Melengkapi Dokumen-dokumen

Eksport Mitra UKM.

Mencari Pembeli LN dengan

menunjukan kwalitas dan unggulan

dari barang pada pembeli. (baik

langsung atau melalui perantara)

Mencari Pembeli LN dengan

menunjukan kwalitas dan

unggulan dari barang pada

pembeli. (baik langsung atau

melalui perantara)

Mempersiapan UKM sebagai

Eksportir.

Mempersiapan UKM sebagai

Eksportir.

Melakukan ekspor kopi luwak

Melakukan ekspor kopi luwak

.

Page 17: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

BAB 2

TARGET LUARAN TAHUNAN

Target dan Luaran tahun pertama: melengkapi dan memperbaikai peralatan

yang digunakan dalam proses produksi kopi luwak guna memenuhi kebutuhan dan

standar ekspor selesai dilaksanakan, dan tahun kedua: terciptanya sistem keuangan,

manajemen SDM, manajemen persediaan yang baik dan tersertifikasinya keaslian

produk kopi luwak guna menunjang kegiatan ekspor. Selanjutnya sambil

mengevaluasi tahapan tahun pertama dan kedua berikut disajikan target dan luaran

(output) tahun ketiga Mitra UKM dapat melakukan proses ekspor kopi luwak ke Luar

Negeri dengan tahapan sebagai berikut:

Tabel 3. Tahapan Solusi Permasalahan, Target Luaran dan Indikator

Keberhasilan Program Tahun 3.

Tahun Program/Kegiatan Target Luaran dan Indikator Keberhasilan

(1) (2) (3)

Target Luaran Aksi Tahun III (2017)

1. Perluasan Pasar dan

membuat Link

dengan Luar Negeri

Lanjutan

Pendampingan pengembangan WEB , perdagangan

on line dan Kerjasama dengan pengusaha/buyer

luar negeri

Indikator :

Pemilik Mitra UKM mampu menjalin hubungan

dengan luar negeri dalam rangka perdagangan luar

negeri kopi luwak.

2. Komunikasi Bahasa

Ingggris Sederhana

Pelatihan Bahasa Inggris Sederhana

Indikator :

Pemilik dan Karyawan mampu berkomunikasi

bahasa inggris sederhana kepada calon buyer asing

3. Analisis Usaha Pelatihan dan pendampingan menganalisis usaha

pada kopi luwak dengan mengunakan IRR, NPV,

B/C Ratio dll

Indikator :

Page 18: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Pemilik dan Karyawan bagian keuangan Mitra

UKM dapat membuat analisis usahanya apakah

untung atau rugi

4. Administrasi &

Manajemen

Transportasi ekspor

Pelatihan dan pendampingan administrasi dan

manajemen transportasi ekspor.

Indikator :

Pemilik Mitra UKM mampu dan paham masalah

administrasi dan manajemen transportasi ekspor.

5. Melengkapi

Dokumen Ekspor

Lanjutan

Pendampingan pengurusan dokumen-dokumen

ekspor lanjutan.

Indikator :

Pemilik Mitra UKM memahami dan memilki

dokumen-dokumen ekspor.

6. Mencari Pembeli di

Luar Negeri

Pencarian dan pendampingan calon pembeli di luar

negeri dengan menunjukan kwalitas dan

keunggulan kopi luwak Mitra UKM. Dan bermain

peran sebagai eksportir atau suplayer pada

perusahaan ekspor impor.

Indikator:

Mitra UKM memperoleh calon pembeli kopi luwak

di luar negeri.

7. Ekspor Kopi Luwak Magang pada perusahaan eksportir kopi luwak agar

dapat secara langsung maupun tidak langsung

melakukan ekspor

Indikator :

Mitra UKM dapat melakukan ekspor kopi luwak

untuk yang perdana.

Adapun rencana capaian tahunan yang ditargetkan adalah sebagai berikut:

NO JENIS LUARAN INDIKATOR CAPAIAN

2015 2016 2017

1 Publikasi Ilmiah di Jurnal

Nasional/Prosiding

Prosiding

Seminar

Prosiding

SnaPP

Published

Page 19: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Nasional UM

Metro 2015

UNISBA

2016

2 Publikasi pada media masa

(cetak/elektronik)

Tidak Ada Kick Andy

Metro TV

Sudah

Terbit

3 Publikasi pada Jurnal/Majalah

Internasional

Tidak Ada Tidak Ada Published

4 Peningkatan Nilai Aset UKM 45 % 15 % 10 %

5 Peningkatan Nilai Omset UKM 10 % 10 % 25 %

6 Peningkatan Jumlah dan

Kualitas Produk yang

dipasarkan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

7 Penambahan negara tujuan

eksport produk

Tidak Ada

Peningkatan

Tidak Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

8 Perbaikan Kesehatan

Lingkungan

Tidak Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

9 Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat setempat

Tidak Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

10 Peningkatan jumlah dan

kualitas tenaga kerja mitra

UKM

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

11 Hak Kekayaan Intelektual. Dokumen

Badan

Hukum

Hak Merek

dan

Dokumen

Eksport

Dokumen

Eksport

Lanjutan

12 Buku Ajar Sudah Terbit

Ner-ISBN

Tidak Ada Tidak Ada

Page 20: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

BAB 3

METODE PELAKSANAAN

Tujuan dari program IbPE adalah untuk memacu pertumbuhan ekspor produk

Indonesia melalui pertumbuhan pasar yang kompetitif, meningkatkan pengembangan

UKM dalam merebut peluang ekspor melalui peningkatan kualitas produk dan

pemasaran, mempercepat difusi teknologi dan manajemen masyarakat perguruan

tinggi ke masyarakat industry, dan mengembangkan proses link dan match antara

Perguruan Tinggi (PT), Industri, Pemda dan masyarakat luas. Untuk mendukung

tujuan tersebut maka sasaran yang harus dicapai pada kegiatan Program IbPE selama

3 tahun adalah sebagai berikut:

1. Melengkapi dan memperbaikai peralatan yang digunakan dalam proses produksi

kopi luwak guna memenuhi kebutuhan dan standar ekspor.

2. Pendampingan pembuatan Sertifikasi Keaslian Produk.

3. Pendampingan dalam pengurusan dokumen badan hukum dan dokumen ekspor

lainnya.

4. Melakukan pelatihan dan pendampingan kegiatan berbagai jenis dimulai dari

produksi, pengemasan, hingga pemasaran ke luar negeri. Cara yang digunakan

untuk melaksanakan kegiatan ini adalah dengan pendampingan usaha kecil

menengah/secara informal sebagai berikut:

a. Membuat SOP produk eksport

b. Meningkatkan kualitas produk dengan cara pengukuran kadar air pada biji

kopi luwak.

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang presentase kandungan

gizi dan jamur pada biji kopi luwak.

d. Meningkatkan pengetahuan tentang sortasi dan pencucian biji kopi sesuai

spesifikasi ekspor.

e. Keterampilan pengolahan kopi luwak menjadi greenbeans.

f. Ketrampilan tentang pembuatan Roasting (kopi bubuk).

g. Pengetahuan tentang jaminan mutu produk.

h. Meningkatkan pengetahuan tentang sistem manajemen secara umum.

i. Memberikan ketrampilan sistim informasi akuntansi dengan menggunakan IT

j. Ketrampilan tentang packaging sesuai standar ekspor.

Page 21: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

k. Manajemen inventory.

l. Sistem auditing.

m. Perpajakan.

n. Cara perdagangan luar negeri.

o. Analisis usaha.

p. Membuat link dengan luar negeri.

q. Melakukan ekspor Kopi Luwak.

Page 22: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

BAB 4

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1. Kinerja LPPM Universitas Muhammadiyah Metro.

Tri Darma Perguruan Tinggi adalah kewajiban pokok setiap perguruan tinggi yang

terdiri dari Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Di Universitas

Muhammadiyah Metro (UM Metro), kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat

dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)

UM Metro. Guna tercapainya seluruh target dalam kegiatan ini, berikut disajikan kinerja

(program yang telah dan sedang dilaksanakan) Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Metro:

a) LPPM Universitas Muhammadiyah Metro sejak tahun 2014 telah memiliki status Madya

sampai sekarang.

b) Pendamping Program IbPE : Kopi Luwak di Way Mengaku Lampung Barat Provinsi

Lampung tahun 2015 sampai sekarang.

c) Pendamping Program IbW-CSR Pemanfaatan Energi Listrik Mikrohidro di Kecamatan

Suoh Kabupaten Lampung Barat, (Kerjasama dengan Universitas Lampung) didanai oleh

DIPA Universitas Lampung tahun anggaran 2013 - 2015.

d) Pendamping Program IbW PT-PEMDA-CSR: Pembuatan Sumur untuk Irigasi Sawah

Tadah Hujan, Pemeliharaan dan Pendampingan di Pekon Sukajadi, Kecamatan Krui

Selatan Kabupaten Pesisir Barat, (Kerjasama dengan Universitas Lampung) didanai oleh

DIPA Universitas Lampung tahun anggaran 2013 - 2015.

e) Pendamping Program IbM sejak tahun 2014-2016 sebanyak 6 program.

f) Pendamping Program KKN-PPM : sejak tahun 2014-2016 sebanyak 4 program.

g) Pendamping Program IbIKK : Sentra Pembuatan dan Penyewaan Scafolding tahun

2016 sampai sekarang.

h) Pendamping Program IbK: FKIP Universitas Muhammadiyah Metro tahun 2017

sampai sekarang.

i) Pendamping Program IbDM: Pemberdayaan dan Peningkatan Nilai Tambah Komunitas

Perkebunan Sentra Peningkatan Ekonomi Petani Kopi Organik di Desa Srimenanti

Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat tahun 2017 sampai sekarang.

4.2. Jenis Kepakaran yang Diperlukan.

Struktur organisasi pelaksana Program IbPE sebagai berikut:

1) Ketua Pelaksana : Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA.

Page 23: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Tugas pokok :

Melakukan koordinasi dengan pemerintah (Kabupaten/Provinsi) bidang

perdagangan dan pengembangan usaha kecil dan bidang pendampingan

masyarakat untuk tahapan persiapan, pelaksanaan, monitoring dan

pelaporan.

Melakukan koordinasi tahapan pekerjaan survey, Fokus Group

Discussion, Penyusunan materi pelatihan dan pembinaan mitra UKM.

Melakukan komunikasi kemajuan pekerjaan dengan DP2M DIKTI.

Melakukan Presentasi yang diselenggarakan oleh DP2M DIKTI untuk

laporan monitoring dan laporan akhir.

2) Anggota Tim IbPE ini disusun menyesuaikan dengan kepakaran yang akan

ditansfer kepada Mitra UKM, sehingga disusunlah sebagai berikut.

Anggota Tahun I : - Kemas Ridhuan, M.Eng.

- Kartika Sari, M.Bt.S.

Anggota Tahun 2 : - Suyanto, S.E., M.Si., Ak., CA.

- Ery Baskoro, S.E., M.M..

3) Anggota Tahun 3 : - Fitri Palupi Kusumawati, S.Pd., M.Pd.B.I.

- Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM.

4) Keskretariatan : Fenny Thresia, M.Pd.

5) Adapun jenis kepakaran dan pakar.tenaga ahli yang diperlukan untuk setiap

tahunnya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Jenis Kepakaran dan Pakar/Tenaga Ahli yang Ditawarkan.

Tahun Jenis Kepakaran Pakar/Tenaga Ahli

(1) (2) (3)

Tahun III (2017)

1. Membuat Link dan

Kerjasama dengan

Pengusaha/Buyer Luar

Negeri (Lanjutan).

Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak. CA.

2. Komunikasi Bahasa

Inggris Sederhana Fitri Palupi Kusumawati, S.Pd., M.Pd.B.I.

3. Analisis Usaha Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM.

Page 24: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

4. Administrasi &

Manajemen Transportasi

ekspor

Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM.

5. Pendampingan

pengurusan Dokumen

Ekspor

Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak. CA.

6. Pendampingan pencari

Pembeli di Luar Negeri

dan Proses Ekspor Kopi

Luwak

Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak. CA.

4.3. Fasilitas Pendukung yang tersedia di Perguruan Tinggi.

Fasilitas pendukung yang tersedia guna mendukung kegiatan ini adalah

sebagai berikut:

1) Laboratorium MIPA

2) Laboratorium Teknik Mesin

3) Laboratorium Manajemen dan Akuntansi

Page 25: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

BAB 5

HASIL YANG DICAPAI

Dari permasalahan utama dan target luaran tahun 2017 (Ketiga) yang

dihadapi oleh Mitra UKM Kopi Luwak di daerah Way Mengaku, Lampung Barat,

yaitu Mitra UKM dapat melakukan proses ekspor kopi luwak ke Luar Negeri (baik

secara langsung atau tidak langsung, melalui kegiatan IbPE ini telah diperoleh hasil

sebagai berikut:

1. Sosialisasi dan Koordinasi Program.

Setelah pengumuman kelulusan program IbPE yang diusulkan ke Dirjen Dikti

Kementerian Ristek dan Dikti berdasarkan surat nomor: 025/E3/2017 tertanggal 6

Januari 2017 tentang Penerima Pendanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat di Perguruan Tinggi tahun 2017 dinyatakan akan didanai. Serta setelah

adanya informasi telah ditanda tanganinya kontrak antara Kopertis Wilayah 2

Palembang dengan Kementerian Ristek dan Dikti, tim pengusul langsung

berangkat ke lokasi Mitra UKM untuk mengadakan sosialisasi, koordinasi dan

survey pemantapan program, kegiatan ini diadakan pada hari Kamis tanggal 23

sampai dengan 24 April 2017. Berdasarkan survey, diskusi dan

mempertimbangkan anggaran dana yang ada maka telah disepakati hal-hal yang

berkaitan dengan waktu pelatihan yang akan diadakan, pameran internasional dan

strategi promosi yang akan dilakukan.

Gambar 5.1 Suasana sosialisasi dan koordinasi program bersama Mitra UKM

2. Penandatangan Kontrak Pengabdian

Kegiatan penendatangan kontrak Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di

lingkungan Universitas Muhammadiyah Metro dilangsungkan bersamaan dengan

Page 26: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

penandatangan kontrak penelitian pada tanggal 10 Mei 2017 bertempat di Aula

Gedung E Universitas Muhammadiyah metro. Acara yang diselenggarakan oleh

LPPM UM Metri ini dibuka langsung oleh bapak rektor UM Metro Prof. Dr. H.

Karwono, M.Pd , turut hadir Ketua LPPM UM Metro bapak Prof. Dr. H. Juhri AM,

M.Pd, Seluruh Dekan dan dosen penerima hibah di lingkungan Universitas

Muhammadiyah Metro.

Gambar 5.2. Suasana Penandatangan Kontrak PKM 2017.

3. Penggantian/Revitalisasi Papan Nama Mitra UKM

Revitalisasi papan nama merupakan salah satu upaya promosi dan menaikan

branding produk mitra UKM, hal ini dilakukan karena papan nama sudah terlihat

tidak layak lagi dan tulisannya sudah tidak jelas. Harapannya kedepan tingkat

kunjungan tuiris domistik maupun mancanegara semakin meningkat dan tidak

kesulitan mencari lokasi pusat produksi kopi luwak di Kota Liwa, Lampung Barat.

Page 27: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.3. Keadaan Papan Nama Mitra UKM yang Lama dan Baru.

4. Pelatihan Eksport.

Kegiatan pelatihan ini merupakan pelatihan ekport lanjutan pada program tahun

2016 sebelumnya yang difokuskan mengenai “Administrasi dan manajemen

trasportasi ekspor sesuai target program”. Adapun pelatihan yang diikuti tahun

2017 ini berjudul “ Prosedur Ekspor” yang diselenggarakan di Jakarta pada

tanggal 16 – 18 Mei 2017 oleh Balai Besar, Pusat Pelatihan Ekspor Indosnesia

(PPEI), Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Materi pelatihan terdiri

dari:

1) Overview kegiatan eksport.

2) Prosedur dan dokumen eksport

Page 28: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

3) Program NSW (National Single Windows)

4) Tatalaksana kepabeanan di bidang eksport.

5) Prosedur transportasi dan penangnan kargo ekport

6) Incoterms 2010

7) Sistem pembayaran eksport

8) Latihan pengisian dokumen ekport

Adapaun jadwal dan narasumber pelatihan sebagai berikut:

Page 29: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala BBPPEI yang dihadiri 14 orang

peserta. Pada program ini mengutus 2 orang mitra yaitu bapak Gunawan (Mitra

Raja Luwak) dan bapak Jefri (Mahkota Luwak), 2 orang dosen pendamping

Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA dan Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA.

Gambar 5.4a. Suasana Pelatihan Eksport Lanjutan.

Page 30: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.4b. Suasana Pelatihan Eksport Lanjutan.

Para tutor pada pelatihan ini merupakan para praktisi ekport-import, Petugas Bea

Cukai, Petugas Pabeaan, Pelaku Jasa Transportasi/Cargo, Banker dan trainer-tainer

pelatihan di PPEI yang telah berkecimpung puluhan tahun yaitu bapak

Kurniawan, Bapak Badia Raja H. Siregar, Bapak Osman Abdurrahman,

Bapak Herry Murbalana, Ibu Sri Rahayu dan bapak M. Tediasmana.

5. Pengurusan Dokumen Eksport dan Hak Merek Lanjutan

Kegiatan ini adalah lanjutan dari program tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan

pengurusan dokumen-dokumen Badan Hukum, dokumen Eksport serta Hak Merek

tidak bisa langsung jadi. Bersamaan dengan kegiatan “Pelatihan Prosedur

Eksport” di Gedung BB PPEI Jakarta, tim pendamping bapak Nedi Hendri, S.E.,

M.Si., Ak., CA beserta salah satu mitra UKM Raja Luwak bapak Gunawan

Supryadi pada tanggal 17 Mei 2017 menyempatkan diri datang langsung mengecek

Page 31: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

proses perizinan di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang biasanya

dilakukan secara online. Dokumen Hak Merek UKM Raja Luwak telah memasuki

tahapan verifikasi subtansi (tahap akhir sebelum penerbitan sertifikat), sertifikat

diperkiraan tahun ini bisa terbit. Sedangkan dokumen Hak Merek UKM Mahkota

Luwak baru mamasuki tahapan pemeriksaan berkas, kemungkinan sertifikat akan

terbit sekitar 2 tahun lagi.

Gambar 5.5. Pengurusan Dokumen Hak Merek di Depkumham

6. Mengikuti Pameran/Expo Tahap 1.

Dalam rangka promosi dan penjualan prodak Pada Mitra UKM Raja Luwak

(Bapak Gunawan) didampingi oleh Tim Pengusul ditambah seorang mahasiswa

Program Studi Manajemen (Dian) sebagai Pendamping, mengikuti pemeran/ekspo

terbesar dan terlengkap tentang objek wisata/Budaya yang ada di Indonesia dalam

kegiatan yang bertajuk “ 15 Th Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara Expo

2017” di Jakarta Convension Center (JCC) Jakarta pada tanggal 11 – 14 Mei 2017.

Page 32: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.6 Mitra UKM Mengikuti Kegiatan Pameran GWBN Expo 2017 di JCC Jakarta.

Page 33: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Acara yang dibuka langsung oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo tersebut

dihadiri sekitar 30.000 pengunjung baik lokal maupun. Exibision Mitra UKM

program IbPE berada di Hall B1 Stand 35 satu zona dengan Stand Pemprov

Lampung.

Kegiatan GWBN 2017 ini di rangkai dengan berbagai kegiatan yaitu: Exibision

(Gelar Produk), Selling Mission, Table Tob dan Trade Tourism and Investment

(TTI) Forum (Business Maching, Regional Discussion/Interactive Dialog dan

Business Counseling). Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai media Mitra UKM

mencari buyer, konsultasi mengenai mekanisme dan strategi menembus pasar lokal

maupun internasional.

7. Mengikuti kegiatan” Coffee Business Meetting (CBM)”

Dalam rangka promosi dan penjualan prodak Pada tanggal 2 – 3 Agustus 2017

Mitra UKM Raja Luwak (Bapak Gunawan) dan Mitra UKM Mahkota Luwak

(Bapak Kasmun) didampingi oleh Tim Pengusul Nedi Hendri S.E., M.Si., Ak., CA

dan Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA. mengikuti kegiatan “Coffee Business

Meeting (CBM)” yang diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan dan Perternakan

Lampung dengan AEKI Provinsi Lampung. Acara ini dibuka langsung Sekretaris

Daerah Provinsi Lampung Bapak Ir.Sutono turut dihadiri kepala Dinas

Perkebunan dan Perternakan Provinsi Lampung Ibu Dessy Desmaniar Romas.

Acara ini dimulai dengan Talksow dan Focus Group Discusion (FGD) yang

menghadirkan Bapak Karo Matajat (Q-Grader Robusta dari Jakarta), Bapak

Moelyono Soeroso (ekportir kopi/CEO Taman Delta Indonesia) dan Muhammad

Aga (pengosaha kafe dari Jakarta), dilanjutkan acara Dealing Bisnis, Choching

Fotografi, Trakking ke perkebunan kopi, Bisnis deal up Kopi dan kunjungan ke

pengusaha kopi luwak dan pengusaha kopi robusta di Liwa Lampung Barat.

Page 34: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.7. Suasana Kegiatan Coffee Business Meeting.

Kegiatan ini dihadiri pelaku usaha kopi baik hulu mau pun hirir misalnya:

pengusaha eksporir dari Jakarta, importir dari Malaysia dan Singapura, pengusaha

kafe di Indonesia dan produsen kopi yang ada di Lampung.

Page 35: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

8. Mengikuti Pameran/Expo Tahap 2.

Dalam rangka promosi dan penjualan prodak Pada Mitra UKM Raja Luwak

(Bapak Gunawan) didampingi oleh Tim Pengusul mengikuti pameran

internasional dalam rangka “Internasional Coffee Day” yang dipusatkan di Hotel

Novotel, Bandar Lampung tanggal 29 September – 1 Oktober 2017

Gambar 5.8 Mitra UKM Mengikuti Kegiatan Pameran “Internasional Coffee Day”.

9. Mengikuti Pameran/Expo Tahap 3.

Dalam rangka promosi dan penjualan prodak Pada Mitra UKM Raja Luwak

(Bapak Gunawan) mengikuti pameran kopi dalam rangka “Festival Industri

Kreatif Kopi Indonesia 2017” memperingati hari ABRI yang dipusatkan di Gedung

BSD, Tangerang Selatan tanggal 10 – 13 Oktober 2017

Gambar 5.9a Mitra UKM Mengikuti Kegiatan Pameran kopi.

Page 36: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.9b Mitra UKM Mengikuti Kegiatan Pameran kopi.

10. Peningkatan Kunjungan Turis Asing ke Pusat Praduksi Kopi Luwak.

Setelah tiga tahun program ini berjalan, selain terjadi peningkatan kapasitas

penjualan baik dalam segi jumlah maupun cakupan pasar. Cakupan pasar tidak

hanya domestik saja namun mulai masuk pembeli luar negeri, walaupun belum

bersifat kontinyu dan melalui jalur ekspor resmi. Kopi Mitra Mahkota Luwak

sedah berhasil menembus pasar korea walaupun melalui jaringan toko oleh-oleh

yang ada di Natar, Lampung Selatan. Mitra Raja luwak sudah menembus pasar

Itali melalui jaringan hotel-hotel yang ada di Krui, Kabupaten Pesisir Barat. Selain

itu semakin meningkatnya kunjungan turis asing yang datang mengunjungi pusat

produksi kopi luwak dengan tujuan untuk mencicipi kopi luwak dan langsung

melihat pusat penangkaran/produksi kopi luwak yang dilakukan mitra UKM.

Gambar 5.10 Kunjungan Turis Asing ke Pusat Produksi Mitra UKM Mahkota Luwak.

Page 37: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.11 Kunjungan Turis Asing ke Pusat Produksi Mitra UKM Raja Luwak.

11. Pengembangan Website Mitra UKM Kopi Luwak.

Tindak lanjut program tahun kedua pembuatan website kepada masing-masing

mitra, dilanjutkan oleh pengembangan dan pengisian fitur-fiturnya yang akan

didampingi langsung bapak Swaditiya Risky, M.Pd dan alumni prodi bahasa

inggris UM Metro yaitu saudara Bungsudi. Adapun pentingnya website bagi mitra

adalah untuk memperluas jaringan dan promosi produk mereka. Target yang ingin

diraih adalah tersebarnya promosi ke luar negeri, hal ini akan memudahkan mereka

untuk mengekspor produk unggulan. Berikut tampilan awal website kedua mitra

UKM:

Page 38: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.12a Tampilan website UKM Raja Luwak

Gambar 5.12b Tampilan website UKM Mahkota Luwak

12. Publikasi Media Cetak/Elektornik

Salah satu bentuk promosi selain pameran, temu bisnis, website dan media sosial,

bentuk promosi dan penjualan prodak lainnya melalui media cetak. Pada tanggal 8

Juli 2017 program pendampingan ini berhasil masuk di media cetak di Provinsi

Lampung yaitu LAMPUNG POST. Dengan liputan ini diharapkan keberadaan

kopi luwak semakin dikenal masyarakat.

Page 39: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.13 Publikasi media cetak

13. Publikasi Ilmiah melalui Seminar Internasional dan Jurnal Ber-ISSN.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah, tim pengusul telah melakukan

publikasi ilmiah dalam bentuk mengikuti Seminar Internasional yaitu

“International Conference on Social Sciences (ICEESS) 2017” pada tanggal

10-12 Oktober 2017 yang diselenggarakan oleh IAIN Palopo dan memperoleh

sertifikat pemakalah dan Prosiding (proses penerbitan) dengan judul: “The

Development Strategy of Luwak Coffee Industry in Lampung Province”.

Gambar 5.14a Tim Pengusul sedang mengikuti seminar internasional ICEESS 2017.

Page 40: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Gambar 5.14b Tim Pengusul sedang mengikuti seminar internasional ICEESS 2017.

Selain itu publikasi ilmiah yang dilakukan pada tahun ketiga adalah dalam bentuk

Jurnal Ilmiah Nasional yang ber-ISSN yaitu ke DEDICATION Jurnal

Pengabdian Masyarakat Vol. 01 No. 02, September 2017 dengan ISSN versi

cetak: 2548-8805 dan ISSN versi online: 2548-8813 dengan judul artikel: “Ipteks

Bagi Produk Ekpor Kopi Luwak di Lampung Barat”.

Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi dilapangan yang tim pelaksana lakukan,

berikut capaian program IbPE Kopi Luwak yang dihasilkan:

Tabel5. Capaian Tahunan program IbPE 2015-2017.

NO JENIS LUARAN INDIKATOR CAPAIAN

2015 2016 2017

1 Publikasi Ilmiah di Jurnal

Nasional/Prosiding

Prosiding

Seminar

Nasional UM

Metro 2015

Prosiding

SnaPP

UNISBA

2016

Jurnal

Dedication

Vol.1 No.2,

September

2017 p-

ISSN:2548-

8805 e-

ISSN:2548-

8823;

Seminar

Internasional

ICEESS 2017

di IAIN

Palopo

2 Publikasi pada media masa

(cetak/elektronik)

Tidak Ada Kick Andy

Metro TV

Lampung

Post, 8 Juli

2017

3 Publikasi pada Jurnal/Majalah

Internasional

Tidak Ada Tidak Ada Published

4 Peningkatan Nilai Aset UKM 45 % 15 % 10 %

Page 41: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

5 Peningkatan Nilai Omset UKM 10 % 10 % 25 %

6 Peningkatan Jumlah dan

Kualitas Produk yang

dipasarkan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

7 Penambahan negara tujuan

eksport produk

Tidak Ada

Peningkatan

Tidak Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

8 Perbaikan Kesehatan

Lingkungan

Tidak Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

9 Peningkatan Kesejahteraan

Masyarakat setempat

Tidak Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

10 Peningkatan jumlah dan

kualitas tenaga kerja mitra

UKM

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

Ada

Peningkatan

11 Hak Kekayaan Intelektual. Dokumen

Badan

Hukum

Hak Merek

dan

Dokumen

Eksport

Dokumen

Eksport

Lanjutan

12 Buku Ajar Sudah Terbit

Ner-ISBN

Tidak Ada Draft

Page 42: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

BAB 6

RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Laporan ini merupakan laporan akhir dari tiga tahun program yang

direncanakan, setelah melihat potensi yang ada kedepan harapannya Mitra UKM dan

kelurahan Way Mengaku Kabupaten Lampung Barat dapat dikembangkan menjadi

kawasan ekowisata kopi luwak di Lampung Barat.

Page 43: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

Target luaran tahun 2017 (Ketiga) yang dihadapi oleh Mitra UKM Kopi

Luwak di daerah Way Mengaku, Lampung Barat, yaitu mitra UKM melakukan

eksport baru terealisasi 95 %. Kendala utama yang dihadapi oleh tim mitra dan tim

pengusul adalah sulitnya memenuhi kapasitas ekspor melalui jalur resmi/formal

dengan volume kontainer (minimal 20 ton) setiap kirim barang dan sampai saat ini

belum adanya lembaga yang menangani dan berwenang mensertifikasi keaslian

produk kopi luwak. Adapun kegiatan yang telah dialkukan oleh tim pendamping

selama ini antara lain:

1) Kualitas dan kuantitas produksi kopi luwak Mitra UKM semakin meningkat.

2) Volume penjualan kopi luwak Mitra UKM mengalami peningkatan setiap

tahunnya.

3) Terjadi peningkatan kunjungan turis asing ke pusat produksi baik CV. Raja

Luwak Multiguna maupun Mitra UKM Mahkota Luwak.

4) Akses pasar semakin luas bahkan telah menembus pasar internasional walaupun

belum eksport secara langsung atau masih menggunakan prantara pihak ketiga

dan turis asing yang datang ke lokasi.

Hasil pendampingan yang telah dilakukan diharapkan menjadikan kopi luwak

semakin dikenal sebagai icon Lampung Barat, kesejahteraan petani kopi luwak

semakin baik dan kedepannya terbentuk kawasan ekowisata Kopi Luwak di

Kabupaten Lampung Barat.

Page 44: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

DAFTAR PUSTAKA

Hanifah N., Kurniawati, D. (2013). Pengaruh Larutan Alkali dan Yeast Terhadap

Kadar Asam, Kafein, dan Lemak Pada Proses Pembuatan Kopi Fermentasi.

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2.

Salamah, S.K.L.M.Z. (2014). Peluang, Hambatran, dan Kebijakan Ekspor Kopi

Indonesia Ke Pasar Amerika Serikat. eJournal Ilmu Hubungan Internasional.

Vol 3(1). 169-180

Warta Ekspor. Pesona Kopi Luwak. http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/

admin/docs/publication/1551390367153.pdf

Winantara, I, M.Y., Bakar, A., Puspitaningsih, R. (2014). Analisis Kelayakan Usaha

Kopi Luwak di Bali. Reka Integra. No.03 (2).

Page 45: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 46: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 47: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 48: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 49: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 50: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 51: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 52: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 53: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 54: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 55: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 56: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 57: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 58: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 59: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 60: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 61: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 62: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
Page 63: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

THE DEVELOPMENT STRATEGY OF LUWAK COFFEE

INDUSTRY IN LAMPUNG PROVINCE

Nedi Hendri

1.1, Ardiansyah Japlani

2.1, Fitri Palupi Kusumawati

3.2,

1Economic Faculty, Muhammadiyah University of Metro, Indonesia

2 Teacher Training and Education Faculty , Muhammadiyah University of Metro, Indonesia.

The purpose of the study is to find potential and strategy of Luwak coffee industry development in Lampung province,

which has not been developed by the government. Luwak coffee is original coffee from red coffee consumed by Luwak

(Paradoxurus Hermaphroditus). Luwak coffee has some characteristics such as low caffeine, low acidity, low fat and low

bitter. On the other hand, there is Luwak coffee named the best taste in the world, and it has been awarded by Guinness

Book of Record as The first Excellent & Most Expensive Coffee in the World. The method used is based on the quantitative

and descriptive analysis. This research was carried out in the center of SMEs Luwak Coffee of Lampung Barat Waymengaku

Village. It can be concluded that the Luwak coffee industry has the potential development and it will add earning cash,

besides increasing income of the people live in the industrial area. There are some strategies in this industry such as

empowerment college capacity, revitalization of the production process on the post-harvest base machine, enlargement

marketing network through the expo, increasing promotion strategy using internet base and creating agro tourism area.

Keywords: Development , Industry, Luwak Coffee, Strategy.

INTRODUCTION

Coffee is a commodity that belongs to the category of strategic commodities in

Indonesia. Indonesia at the third ranks after Brazil and Vietnam and contributes around 6%

of the world's total coffee production and is the world's fourth largest exporter of coffee with

11% market share in the world. One of the resulting processed coffee products that have

great business potential in Indonesia even in the world is Luwak Coffee. The unique Luwak

Coffee flavor is obtained by a naturally occurring and unique fermentation process, in which

the mature coffee beans are dispersed by the farmers so that the Luwak can eat the fallen

seeds. After that, they wait for the Luwak to remove the dirt. What's more, This is reinforced

by a research in Canada that proves that the protein content in the stomach Luwak, make

coffee beans ferment and mature more perfect. Currently, the need for caffeinated beverages

such as coffee, which is one of the high yields of agriculture, ranks 2nd in the world one

level under water in terms of consumption. Less than 2 million people drink coffee drinking

to be the third largest commodity under petroleum and gas. As for this may be influenced by

the lifestyle and tastes of society. In general, Coffee is in the world is diverse, but there is

one type of coffee originating from Indonesia, which is relatively expensive and the famous

unique in the world with superior quality. The coffee is Luwak Coffee which is recognized

in the United Kingdom sold for 50 pounds, or nearly 1 million rupiah this is discussed

exclusively at the Opera Winfrey Show on CNN television United States (Wijatnika, 2017).

According to Hendri (2016), West Lampung is the biggest Luwak Coffee producing

region in Lampung province, in addition to the quality and quality of the Luwak coffee

product is the second best Luwak coffee in the world. The center of Luwak coffee craftsmen

in Way Mengaku Urban Village, Lampung Barat is still classified as Small and Medium

Enterprises (SMEs) in the form of CV and home industry (PIRT). SME is one of the

businesses that can assist in economic development. Partono and Soejoedono (2002)

concluded that in economic development in Indonesia, SMEs are always described as a

sector that has a very important role, this is because SMEs can absorb the low-educated

workers and live in small business activities both traditional and modern. Still, according to

Page 64: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Partono and Soejoedono (2002), some of advantages SMEs than other large businesses

include 1). Innovation in technologies that have easily occurred product development, 2).

Reliable humanitarian relationships in small business, 3) Ability to create enough job

opportunities, 4). Flexibility and adaptability to rapidly changing market conditions

compared to large corporations that are generally birocratic, and 5). The presence of

managerial dynamism and the role of entrepreneurship.

Departing from the facts and data above, this research is intended to be able to see how

far the potential and development strategy of Luwak Coffee Industry development in West

Lampung.

RESEARCH METHOD

The Study used descriptive qualitative research method. It can be concluded that the

Luwak coffee industry has the potential development and it will add earning cash, besides

increasing income of the people live in the industrial area. Data collected through library

study and direct observation to SMEs Luwak Coffee located in Way Mengaku West

Lampung regency. To test the quality and validity of data obtained by the authors conducted

in-depth interviews with entrepreneurs/owners of SMEs Luwak Coffee as many as 7 people.

Besides, it uses secondary data as supporting data obtained from BPS, AEKI, Koperindag,

Pernatian Service and Extension Coordinating Agency of West Lampung Regency. To

determine the appropriate development strategy used SWOT analysis tool.

SWOT analysis is one method to describe the condition and evaluate a problem, project

or business concept based on internal factor and external factor that is: Strength, Weakness,

Opportunities, and Threats. After the SWOT analysis mapping has been made and

comparisons between internal and external factors can be selected alternative strategies to be

implemented which are the most beneficial strategy with the least risk and threat, it can also

be used for improvement and improvisation.

RESULT AND DISCUSSION

Potential of Luwak Coffee Lampung Barat

One of Indonesia's specialist coffee variants, namely Luwak coffee, which today can be

said to be one of the favorite coffee for coffee lovers around the world because of its

uniqueness. Countries in Europe, Japan, and the United States, have known special types of

coffee owned by Indonesia and parallel to other specialty coffee world. The specialty of

Luwak coffee is because coffee is low caffeine, low acidity, low fat, low bitter, the world, has

even broken the record recorded in the Guinness Book of Records as The 1st Excellent &

Most Expensive Coffee in the World (the # 1 best coffee & the world's most expensive

coffee).

Luwak is an animal that has a very sensitive sense of smell to be able to choose the

optimal coffee beans. Luwak with Latin name Paradoxurus Hermaphroditus is a mammal

belonging to Luwak and garangan (Viverridae) categories. Coffee beans are still protected

hard and undigested skin will come out with Luwak droppings because Luwak has a simple

digestive system. The unique taste of Luwak Coffee obtained by the process of fermentation

of coffee beans that occur naturally in the body of Luwak makes the beans ferment and

mature more perfect. Luwak coffee beans like this are often hunted coffee farmers because it

is believed to come from the best coffee beans and has been fermented naturally in the

digestive system mongoose

Page 65: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Fig 1. Luwak Fig 2. Luwak coffee

Indonesia is one of the largest and best Luwak coffee producers in the world. Coffee

products are able to penetrate the international market, just lost to Brazil and Vietnam. And

the factors that influence it is because Brazil and Vietnam use chemical fertilizers, Indonesia

uses manure. In terms of growth can be seen clearly that fertilizer made from chemicals

faster than manure. Not just a taste that makes this coffee famous and also expensive, but

also the benefits of Luwak coffee is believed to be very varied and nutritious. From research

experts, have found some benefits of Luwak coffee is believed to be very nutritious for

health. This coffee does not interfere with the heart and also the stomach that became the

biggest problem for coffee lovers. The first benefit is to prevent neurological disease. Luwak

Coffee has high antioxidant content to prevent cell damage associated with Parkinson's

disease. Caffeine helps inhibit improving brain performance and increase memory and be

able to reduce the risk of Alzheimer's disease. The benefits of Luwak coffee next are to

protect teeth, where caffeine also has anti-stickiness and anti-bacterial ability that causes

damage to the tooth layer. By drinking a cup of coffee every day will reduce the risk of oral

cancer up to 50%. Breast cancer risk can also be minimized with this mongoose coffee

because phytoestrogen and flavonoid substances released by coffee are able to resist tumor

growth. By consuming two to five cups daily can benefit the body to reduce the risk of non-

melanoma skin cancer. Many say, too, if the routine drinking Luwak coffee will cure weak

disease lust. The benefits of this last Luwak coffee may provide inspiration and also an

alternative for those of you who have signs of diabetes. Research shows that by consuming

three to four cups regularly can reduce the risk of type II diabetes by 30%. Therefore,

chlorogenic acid substances are trading in Luwak Coffee can help prevent the decrease in the

amount of insulin in the body that became a sign of the beginning of this disease. Based on

Fatwah Majelis Ulama Indonesia MUI No. 07 The year 2010 about Luwak Coffee, MUI

states that the mongoose coffee is mutanajjis or goods exposed to unclean. Luwak coffee is

not unclean if it meets two sayarat, that is if the coffee beans still intact wrapped in leather or

commonly called the horn skin, and can still grow when the seeds are planted. If it meets

these two criteria, Luwak coffee can be categorized as halal.

Financially, Luwak coffee is certainly one of the promising business. Luwak coffee

prices can reach millions of rupiah per kilogram, some even call a cup of coffee worth Rp.

800.000. The price of Indonesian Luwak coffee beans is in great demand in developed

countries. The price is quite high compared to other specialty coffee, Luwak coffee can be

sold US $ 200 per kg, or approximately USD 2.4 million / kg. This was conveyed by

Director General of National Export Development Ministry of Trade Nus Nuzulia Ishak on

the sidelines of Trade Expo Indonesia (TEI), Kemayoran, Jakarta, Wednesday (8/10/2014)

West Lampung is the regency which has the widest area and the first biggest coffee

production in Indonesia is 59,537 hectares with the production capacity of 56,227 tons/year.

Luwak coffee market opportunity is very promising and wide open with the availability of

raw materials are abundant in West Lampung. Based on data from Indonesian Coffee

Exporters Association (AEKI) noted that the price of robusta Luwak coffee in the Indonesian

market reaches Rp 750,000, - to Rp 1,500,000, - per kg, even in the world market of one

kilogram can reach the price of 5-8 million rupiahs. Meanwhile, according to Febrianti et al

(2011), the production capacity of Luwak coffee as much as 3200 kg/year can be

Page 66: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

accomplished by the number of businessmen/craftsmen 12 businesses/people and 59

Luwaks. If Way Mengaku village is developed into an export-based production center as

well as the area of Luwak coffee agro-industry will affect the additional sources of income

for the community of Lampung Barat for example transportation services, guest house,

souvenir center, and food/beverage. This is according to the research results Febriati et al

(2011) which state that West Lampung space financial feasibility declared eligible to be

developed into the area of Luwak coffee agro-industry.

Fig 3. Some foreigner tourist visit Luwak Coffee farm

Strategy of Luwak Coffee Industry Development

Business development by companies (including small industries) was initially

determined by the ability to identify production management (methods and teamwork) on

internal and internal factors through SWOT analysis. With this analysis, there are stages such

as assessing the situation, setting goals and deciding (selection and evaluation of activities).

Here is the result of SWOT matrix of Luwak Coffee Agroindustry development in West

Lampung:

Table 1. SWOT Matrix of Lampung Barat Luwak Coffee Industry

Development

Internal Factor

Eksternal Factor

Strengs

Competitive price

Can keep up with

technology and internet.

Most of the workers are

high school / vocational

high school graduates

Own capital

Has reached BEP

Weakness

The production processing

equipment is still traditional

Cooperation with SMEs with

similar businesses is less.

Innovation (Business

management, product &

promotion) is still lacking

Lack of technological

advances, especially in the

utilization of international

business networks

Oportunities

Many government

policies provide

training and business

development

assistance, as well as

support from outside

parties.

The market share is

wide open from local to

international market.

Increase knowledge of

innovation to improve

product selling power

Improve market access both

locally and internationally /

export.

Revitalize the tools /

machinery and production

process with export standard.

Establish associations /

business groups Luwak

Coffee

Increase the knowledge of

innovation both the

production side, distribution

and promotion to increase the

added value of products so as

to compete

Threats

Page 67: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

Many are not yet

technologically

independent and e-

busines.

Most of the capital is

small scale

With the difference in

selling price and high

production can apply price

differentiation to price of

product sold.

With the development of

the internet can improve

network marketing on-line

In order to remain calculated

the existence it is necessary to

build cooperation all

stakeholders

Increase capital through

existing financial institutions

The matrix is used to take advantage of a strong position or overcome the existing

constraints. In this matrix divides the grand strategy into ten choices (Rangkuti, 2008)

namely: 1). Turn around, 2). Liquidation, 3). Vertical integration, 4). Diversification of

conglomeration, 5). Concentration, 6). Product and market development, 7). Innovation, 8).

Horizontal integration, 9). Concentrates diversification and 10). Joint Venture.

Initial step Development of Luwak coffee industry in West Lampung by taking Grand

innovation strategy by strengthening institutional capacity and making association of Luwak

coffee entrepreneurs, this departs from the low education of craftsmen and employees of

SMEs open the opportunity for the government and other parties to provide training and

mentoring with the improvement of these capabilities can increase the insight of the crafters

to pass innovation

Grand strategy then departs from the fact that SME products have penetrated overseas

market but the value of turnover is still low, is by choosing the grand strategy to do product

development and overseas market (strengthening the position of SMEs power and promote

themselves to the international world) for example: revitalization post-harvest production

process based on machine, expansion of marketing network through exhibition, networking

and market intelligence, improvement of promotion strategy of use of internet export

promotion tool and also make industrial area as well as agro area.

CONCLUSION

Luwak coffee in West Lampung has the potential and can be developed into the area

of Luwak coffee agro-industry while the weakness is the lack of knowledge and education

and small capital. By passing SWOT analysis and compiling SWOT matrix on condition and

situation that exists in Luwak Coffee in West Lampung hence can be taken the public policy

which is in line with plan and direction of national development policy that is with a strategy

of concentration at a review for utilization of economic resources owned by SME as follows:

a) Improving institutional capacity through education and training for owners and employees

in order to increase the income of Luwak coffee SMEs.

b) Promotion of promotion and market expansion both domestic and international market for

Luwak Luwak Coffee.

c) Increased access to capital for SMEs with little capital.

REFERENCES

[1] Febrianti, Atal. Kelayakan Agroindustri Kopi Luwak di Kabupaten Lampung Barat.

Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. Lampung University (2011) Vol.16

No.1.

[2] Hendri, Nedi. 2016. Revitalisasi Kopi Luwak Menuju Pasar Ekspor. Seminar Nasional

Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SnaPP). State Islamic Bandung

University (2016) Vol.6 No.1.

[3] Partono, Titik Sartika & Soejodono, Abd. Rachman. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan

Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia (2002).

Page 68: PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

[4] Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama (2008).

[5] Wijatnika. Coffee Lampung Made in Indonesia.

http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis. (2017) Rettrieved on July 10.