proposal penelitian dosen
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENGEMBANGAN PRODUK EKSPOR ( PPPE )
PPPE KOPI LUWAK DI WAY MENGAKU
KABUPATEN LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG
Tahun ke 3 dari Rencana 3 Tahun
Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA. NIDN. 0020048101
Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM. NIDN. 0231018702
Fitri Palupi Kusumawati, M.Pd.B.I NIDN. 0221068503
Dibiayai Oleh:
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian dan
PKM Nomor: 2581/SP2H/K/2/KM/2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2017
IbPE KOPI LUWAK DI WAY MENGAKU KABUPATEN
LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG.
RINGKASAN
Kopi luwak adalah kopi terenak dan termahal di dunia. Bahkan kopi ini
merupakan produk kopi yang tergolong langka karena harus melalui proses fermentasi
di dalam perut binatang luwak. Luwak merupakan binatang yang hanya dapat hidup
di daerah tropis seperti Indonesia. Sudah sepatutnya kopi luwak dijadikan komoditas
ekspor andalan negeri ini. Lampung Barat merupakan sentra penghasil kopi luwak
terbesar di Provinsi Lampung yang terletak di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan
Balik Bukit. Mutu dan kualitas produk kopi luwak daerah ini merupakan kopi luwak
terbaik kedua dunia.
Namun berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan bersama Mitra UKM Kopi
Luwak didapatlah informasi bahwa untuk menembus pasar ekspor/dunia tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Kendala yang dihadapi cukup kompleks
sehingga membutuhkan bantuan intervensi semua pihak secara bersama dan
terkoordinasi. Permasalahan yang muncul dari beberapa aspek, yaitu; aspek
Produksi, SDM, Manajemen, Finansial, Jaminan Mutu dan Strategi Pemasaran.
Permasalahan yang paling pokok untuk menembus ekspor adalah adanya persyaratan
Sertifikasi Keaslian Produk yang sampai saat ini belum jelas proses perolehannya.
Metode dan Sasaran yang akan dilakukan pada kegiatan Program IbPE selama 3 tahun
adalah sebagai berikut: 1). Melengkapi dan memperbaiki peralatan yang digunakan
dalam proses produksi kopi luwak guna memenuhi kebutuhan dan standar ekspor; 2).
Pendampingan pembuatan Sertifikasi Keaslian Produk; 3). Pendampingan dalam
pengurusan dokumen badan hukum dan dokumen ekspor lainnya; 4). Melakukan
pelatihan dan pendampingan kegiatan produksi, pengemasan, hingga pemasaran ke
luar negeri.
Hasil yang ingin dicapai melalui program IbPE ini antara lain: 1). Tahun
pertama capaian yang ditargetkan adalah memperbaiki kualitas dan jaminan mutu
produksi kopi luwak sesuai standar ekspor 2). Tahun kedua capaian yang diinginkan
adalah terciptanya sistem keuangan, manajemen SDM, manajemen persediaan yang
baik dan tersertifikasinya keaslian produk kopi luwak guna menunjang kegiatan
ekspor; 3). Tahun ketiga capaian yang ingin dicapai adalah Mitra UKM dapat
melakukan proses ekspor kopi luwak ke Luar Negeri.
Key Word:
IPTEKS, Masyarakat, Produk Ekspor, Kopi Luwak dan Way Mengaku
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sebagai pencipta dan
pemberi anugrah kepada kita semua, serta solawat dan salam marilah selalu tercurah
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi panutan dan
penerang dalam kehidupan umat di dunia ini.
Program Ipteks bagi Produk Eksport (IbPE) dengan judul IbPE Kopi Luwak di
Way Mengaku ini didasari hasil diskusi yang dilakukan bersama Mitra UKM Kopi
Luwak didapatlah informasi bahwa untuk menembus pasar ekspor/dunia tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Kendala yang dihadapi cukup kompleks
sehingga membutuhkan bantuan intervensi semua pihak secara bersama dan
terkoordinasi. Permasalahan yang muncul dari beberapa aspek, yaitu; aspek
Produksi, SDM, Manajemen, Finansial, Jaminan Mutu dan Strategi Pemasaran.
Melalui program ini khususnya ditahun ketiga 2017 ini memiliki target luaran yang
diinginkan adalah Mitra UKM dapat melakukan proses ekspor kopi luwak ke Luar
Negeri baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Atas telah selesainya laporan kemajuan ini kami menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua anggota tim
penyusun atas sumbangsih yang telah diberikan mulai dari menggagas dan menyusun
sampai dengan pencetakan laporan.
Metro, Oktober 2017
Hormat kami,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
RINGKASAN ................................................................................................. iii
PRAKATA ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
1.1. Analisis Situasi Mitra ............................................................................... 1
1.2. Hubungan Kerja Antar Mitra UKM .......................................................... 8
1.3. Permasalahan Teknis dan Admistratif Mitra UKM .................................. 8
1.4. Lokasi Mitra UKM ................................................................................... 9
1.2. Permaslahan Prioritas Mitra UKM ........................................................... 10
BAB II. TARGET LUARAN TAHUNAN.....…………………………… . 12
BAB III. METODE PELAKSANAAN…………………………………… 15
BAB IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI …………………….. .. 17
4.1. Kinerja LPM Universitas Muhammadiyah Metro .................................... 17
4.2. Jenis Kepakaran yang Diperlukan ............................................................ 17
4.3. Fasilitas Pendukung yang tersedia di Perguruan Tinggi ........................... 29
BAB V. HASIL YANG DICAPAI ……………………….. ......................... 20
BAB VI. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA ……………………….. .... 37
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………….. .............. 38
LAMPIRAN……………………………........................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi Mitra UKM.
A. Kondisi eksisting Mitra
Kopi Luwak merupakan produk perkebunan di Lampung Barat, bahkan dengan
produk kopi tersebut nama Lampung Barat semakin dikenal di mancanegara.
Lampung Barat menjadi daerah sentra penghasil kopi luwak terbesar di Provinsi
Lampung. Selain itu mutu dan kualitas produk kopi luwak daerah ini merupakan kopi
luwak terbaik kedua dunia. Sentra perajin kopi luwak di Lampung Barat terletak di
Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit. Di daerah ini terdapat 20 lebih
produsen kopi luwak yang masih eksis menekuni usaha pembuatan kopi luwak baik
yang telah memiliki merek dagang maupun masih skala rumahan tanpa nama.
Setidaknya samapai saat ini tercatat empat merek dagang kopi luwak yaitu: Kopi
Musong Liwa, Raja Luwak, Ratu Luwak, Duta Luwak, Rizky Luwak, Dewa Luwak
dan Mahkota Luwak.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang akan dijadikan mitra dalam program
IbPE ini adalah Raja Luwak dan Mahkota Luwak. UKM ini dipilih dikarenakan
kedua UKM ini memiliki cakupan pasar dan kapasitas produksinya relatif stabil
dibandingkan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya akan kami jelaskan kondisi aspek
bisnis eksisting masing-masing Mitra UKM yang relatif memiliki kesamaan dalam
hal keseluruhan aspek bisnisnya, yaitu sebagai berikut:
a. Bahan Baku
Bahan baku kopi luwak adalah biji kopi segar yang diperoleh dari ladang Mitra
UKM sendiri atau dibeli dari petani kopi lingkungan setempat langsung di petik
dari pohonnya. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil kopi robusta
terbesar di tanah air dengan produksi sekitar 140.000 hingga 150.000 ton per
tahun. Daerah ini juga selama ini dikenal sebagai salah satu produsen utama kopi
Indonesia dan “pintu gerbang” utama ekspor kopi Indonesia. Areal kopi robusta
di Lampung seluas 163.000 hektar dan petani yang terlibat dalam budidaya kopi
sebanyak 200.000 orang. Menurut data Diskoperindag Lambar tahun 2013
Lampung Barat merupakan sentra produksi kopi terbesar di Provinsi Lampung
dengan luas areal 59.629 hektar dengan kapasitas produksi 61.215 ton per tahun.
Bahan baku cukup melimpah sehingga tidak ada masalah bagi semua Mitra
UKM yang ada tanpa harus mendatangkan dari daerah luar. Kedua Mitra UKM
memiliki kebun kopi sendiri selain itu juga membeli kopi segar dari petani
lingkungan sektitar.
b. Produksi
Kemampuan produksi kopi luwak di Liwa bisa mencapai 2 ton kopi per bulan
ditopang oleh 20-an produsen kopi luwak dengan 169 ekor luwak/musang. Mitra
UKM Raja Luwak 31 ekor luwak/musang dengan rata-rata produksi 100 kg per-
bulan sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak memiliki 12 ekor luwak dengan
rata-rata produksi 45 kg per-bulan.
Peralatan yang digunakan Mitra UKM Raja Luwak dan Mitra UKM Mahkota
Luwak dalam proses pasca panen masih menggunakan peralatan
sederhana/tradisional alasannya untuk menjaga keaslian dan kualitas kopi luwak
itu sendiri. Pensortiran dan, pencucian dilakukan secara manual
menggunakan tangan dengan memilih biji kopi yang baik, pengeringannya
menggunakan sinar matahari langsung diatas penjemuran yang terbuat
dari bambu atau dijemur atas diatap. Proses pengolahan menjadi
greenbeans ditumbuk menggunakan batu jubleg, sedangkan pengelolaan
menjadi roasting mengunakan peralatan rumahan seperti kuali dan
kompor. Pengukuran kadar air masih berdasarkan filling/perasaan belum
menggunakan alat mouistur tester, selanjutnya barulah proses pembubukan
menggunakan mesin grinder kopi. Nilai investasi untuk Mitra UKM Raja Luwak
275 juta-an sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak 200 juta-an.
c. Proses Produksi
Proses untuk memperoleh kopi luwak kualitas baik membutuhkan waktu cukup
panjang dimulai saat memberi makan luwak pada sore hari dengan hamparan biji
kopi merah pilihan. Buah kopi pilihan terbaik yang dimakan luwak, dicerna
didalam perut luwak dan mengalami proses fermentasi didalam perut luwak
selam 8 sd 12 jam, kemudian buah kopi tersebut dikeluarkan kembali dalam
keadaan utuh, biji kopi tersebut tidak hancur karena keras, kemudian dilakukan
proses pemanenan dan pencucian hingga bersih, setelah itu dilakukan
penjemuran hingga kering kadar air 18 - 20%. Tahap selanjutnya kopi luwak
gabah telah kering dijemur, kemudian diproses kembali menjadi berasan
(greenbeans) dengan cara tradisional yaitu ditumbuk menggunakan batu jubleg
dan halu. Setelah menjadi greenbeans kemudian dilakukan penjemuran kembali
hingga kadar air 8 - 12%, kemudian dilakukan pengorengan menjadi roasting.
Setelah menjadi roasting dilakukan pembubukan.dengan mesin grinder kopi.
Tahapan terakhir adalah proses packaging sesuai keinginan masing-masing mitra.
Adapun proses lay-out proses produksi kedua mitra UKM sama relatif sama,
yaitu sebagai berikut:
KOPI MERAH HASIL
DARI KEBUN
SORTASI
PROSES FERMENTASI
DALAM PERUT
LUWAK/MUSANG
PEMANENAN
DAN
PENCUCIAN
PROSES
PENGERINGAN
PROSES PENGOLAHAN
MENJADI GREENBEANS
SORTASI
PROSES
PENGERINGAN
PENGUKURAN
KADAR AIR
PROSES PENGGORENGAN
MENJADI ROASTING
PROSES
PEMBUBUKAN
PROSES PACKAGING
DAN
PEMASARAN
Gambar 1. Lay-out Proses Produksi Kopi Luwak Mitra UKM
d. Produk
Produk yang dihasilkan oleh UKM Raja Luwak dan UKM Mitra Mahkota Luwak
dipasarkan dalam bentuk kotoran luwak (brenjelen), biji mentah yang sudah
dibersikan (greenbeans) atau biji sudah digoreng (roasting) dan bentuk bubuk
dalam kemasan atau kiloaan tergantung permintaan.
Produk kopi luwak yang diproduksi kedua Mitra UKM memiliki nilai mutu 1
dengan ukuran biji medium, dengan sfesifikasi standar sebagai berikut:
Kadar air : 8 - 12%.
Kotoran : 0 - 5 % max
Jamur : 0 - 5 % max
Semua produk kedua mitra UKM telah lulus uji BPOM Dinas Kesehatan
Lampung Barat dan telah memperoleh sertifikat halal dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Kendala utama kedua mitra UKM dan produsen Kopi Luwak
lainnya belum adanya Sertifikasi Keaslian Kopi Luwak yang dipersyaratkan
oleh pembeli luar negeri dengan skala besar.
e. Manajemen
Pemilik UKM Raja Luwak adalah bapak Gunawan dan pemilik UKM Mahkota
Luwak adalah bapak Kasmun, keduanya tidak mempunyai planning dalam
memproduksi dan memasarkan produknya disesuaikan dengan permintaan
konsumen, adapun sistem akuntansi masih sangat sederhana dan belum
mengunakan IT untuk membantu sistem Accounting - Bookkeeping . hanya
sistem akutansi sederhana dengan mengunakan exel, Auditing pada perusaan
dilakukan oleh pemilik saja jadi hanya audit internal dan sangat sederhana .
Perpajakan selama ini UKM Raja Luwak dan UKM Mahkota Luwak membayar
pajak sesuai dengan pendapatan yang diperoleh. Dan transaksi jual beli sesuai
dengan ketentuan pemerintah. K edua UKM ini Sistem Menajemen yang saya
perhatikan adalah sistem pola bapak asuh terhadap anak-anaknya, sehingga
karyawannya sangatlah loyal. Produk yang dihasilkan belum diproses HKI
karena memang belum memahaminya pentingnya HKI. Manajemen Persediaan
(Inventory) kedua mitra ini hanya berdasarkan pengalaman sehingga dia sudah
melakukan manajemen persediaan secara alami yang mampu dilakukan sesuai
dengan kapasitas gudang yang dimiliki.
f. Pemasaran
- Pemasaran produk tergantung permintaan pembeli bisa dalam bentuk
brenjelen, biji atau bubuk.
- Harga jual produk sebagai berikut: brenjelan berkisar Rp 70.000 – Rp 100.000
per-Kg; bubuk berkisar untuk pasaran dalam negeri berkisar Rp 500.000 –
1.000.000,- per-Kg sedangkan pasar luar negeri berkisar Rp 2.000.000 – Rp
3.000.000 per-Kgnya.
- Teknik pemasaran produk sesuai dengan permintaan dan itu dilakukan rutin
namun belum ada pengembangan pemasaran.
- Teknologi pemasaran memanfaatkan HP dan Internet melalui: facebook, BBM
Twiter dan Blog.
- Pesanan kopi luwak berasal dari konsumen dari hotel –hotel dan cafe-cafe di
Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Bali serta ada juga individu-
individu.
- Pembeli dari asing sementara ini adalah para turis-turis yang datang ke pusat
produksi adalah turis yang kebetulan sedang berkunjung ke Pantai Tanjung
Setia Kabupaten Pesisir Barat untuk Surfing.
- Khusus Mitra UKM Raja Luwak sering diikutsertakan pameran-pemeran
mewakili Pemkab Lampung Barat dan Pemprov Lampung, sudah pernah
mencoba melakukan proses ekspor ke Korea untuk pertama kali berhasil lolos
100 kg sedang untuk kedua kalinya sampai saat ini tertahan di Bea Cukai
masalah dokumen ekspor.
g. Sumber Daya Manusia (SDM)
Mitra UKM Raja Luwak berbadan hukum CV dengan karyawan tetap 5 orang
ditambah 10 orang karyawan lepas ditambah pengrajin binaan sekitar 11 anggota.
Ketua : Gunawan Supriyadi
Sekretaris & Bendahara : Fitrohul Jannah.
Pelaksana : 15 orang
Sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak masih berbentuk Industri Rumah
Tangga (IRT), Pemilik usaha bapak Kasmun dengan karyawan 5 orang.
h. Fasilitas
Mitra UKM Raja Luwak memiliki fasilitas usaha sebagai berikut:
- Ruang tamu dan administrasi yang memadai dilengkapi Etalase produk, TV
dan Komputer
- Ruang produksi terdiri dari: tempat penangkaran luwak, tempat pencucian,
tempat penjemuran, tempat proses sangrai dan pembubukan kopi serta tempat
packaging.
- Belum memiliki show room.
- Ada PLN
- Kendaraan Operasional.
- Alat Komunkasi.
Sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak memiliki fasilitas usaha sebagai berikut:
- Ruang tamu dan administrasi yang memadai dilengkapi Etalase produk, TV
dan Komputer.
- Ruang produksi terdiri dari: tempat penangkaran luwak, tempat pencucian,
tempat penjemuran, tempat pengolahan kopi serta tempat packaging.
- Belum memiliki show room.
- Ada PLN
- Kendaraan Operasional.
- Alat Komunkasi.
i. Finansial
- Omset Mitra UKM Raja Luwak dalam satu tahunnya sebesar Rp
400.000.000,- sedangkan Mitra UKM Mahkota Luwak Rp 250.000.000,
- Kedua Mitra UKM tidak paham mengenai Cash Flow dan analisa kelayakan
usaha tidak diperhitungkan karena memang belum memahami tentang NPV,
IRR dll.
1.2. Hubungan Kerja Antar Mitra UKM
Hubungan kerja antara Mitra UKM Raja Luwak dan UKM Mahkota Luwak
serata dengan pengrajin kopi luwak lain pada prinsipnya berjalan masing-masing
mulai dari proses produksi sampai tahap pemasaran. Namun pada saat salah satu
Mitra UKM mendapat order dari pembeli dalam kapasitas besar, maka Mitra UKM
akan meminta bantuan kepada Mitra UKM lain dan pengrajin lainnya. Mitra UKM
lain dan pengrajin kopi luwak lainnya akan siap mensuport kebutuhan bahan baku
kopi luwak selagi stock mereka ada. Hal ini sudah menjadi tradisi sejak lama di
lingkungan pengrajin kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku walaupun tidak
mempunyai perjanjian tertulis. Jadi hubungan antara Mitra UKM maupun dengan
pengrajin lainnya bisa dikatakan saling timbal balik.
1.3. Permasalahan Teknis dan Administratif.
Setelah melihat secara detail analisis situasi pada UKM I dan UKM II maka
dapat teridentifikasi permasalahan-permasalahan dari para UKM guna meningkatkan
pemasaran yang dilakukan dan direncanakan untuk ekspor ke luar negeri, untuk lebih
jelasnya akan kami sajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Identifikasi Permasalahan pada Mitra UKM Raja Luwak dan Mitra
UKM Mahkota Luwak.
Permasalahan UKM Raja Luwak UKM Mahkota Luwak
Teknis
Sertifikasi Keaslian
Produk
Dalam Proses Pembuatan Belum ada
Badan Hukum CV Industri Rumah Tangga
(IRT)
Dokumen Ekspor Belum Lengkap Belum ada
SOP Produk Ekspor Belum ada Belum ada
Alat Sortasi Biji Manual Manual
Alat Pencucian Manual Manual
Alat Pengukur Kadar Air Belum ada Belum ada
Alat Pengering Diatas atap mengandalkan
sinar matahari
Diatas atap mengandalkan
sinar matahari
Alat Pengolahan
Greenbeans
Megupah di luar atau
ditumbuk menggunakan
batu jubleg (tradisional)
Ditumbuk menggunakan
batu jubleg (tradisional)
Alat Roasting Mesin Sangrai Mengunakan alat rumahan
seperti kuali dan kompor
Alat Pengolahan Menjadi
Bubuk
Mesin Grinder Mesin Grinder
Alat Packaging Bungkus dan kotak pesan
sedangkan proses
finisingnya secara manual
Bungkus dan kotak pesan
sedangkan proses
finisingnya secara manual
Non Teknis
SDM Belum ada ilmu
manajemen yang dikuasai
oleh pemilik maupun
pegawai
Belum ada ilmu
manajemen yang dikuasai
oleh pemilik maupun
pegawai
Manajemen Manjemen tradisional
(alamiah)
Manajemen tradisional
(alamiah)
Akuntansi Pembukuan Sederhana Pembukuan Sederhana
Auditing Internal Internal
Perpajakan Sudah berjalan namun
tidak mengetaui aturan
yang berlaku.
Sudah berjalan namun
tidak mengetaui aturan
yang berlaku.
HKI Belum Belum
Pemasaran Masih Dominan dalam
Pembeli Negeri
Masih Dominan dalam
Pembeli Negeri
1.4. Lokasi Mitra UKM
Lampung Barat secara geografis memiliki luas wilayahnya lebih kurang
3.368,14 km² Setelah pemekaran Kabupaten Pesisir Barat atau 10,6 % dari luas
wilayah Provinsi Lampung. Lampung Barat terletak pada koordinat 4o,47',16" -
5o,56',42" lintang selatan dan 103
o,35',08" - 104
o,33',51" Bujur Timur. Wilayah
Lampung Barat berbatasan dengan: Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Pesisir Barat, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Teluk
Semangka, Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, dan Sebelah Timur
berbatasan dengan Kab. Lampung Utara, Kab. Way Kanan, dan Kab. Tanggamus.
Daerah Lampung Barat memiliki dua tipe iklim yaitu: Tipe Iklim A di sebelah
Barat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Tipe Iklim B di sebelah Timur
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kelembaban udara di daerah ini tergolong
basah (udic) berkisar antara 50 - 80% dengan curah hujan tahunan yang tinggi, yaitu
lebih dari 2.000 mm/tahun. Suhu berkisar dari panas (isohypothermic) pada dataran
pantai (di bagian barat) sampai dingin (isimesic) di daerah perbukitan.
Lokasi program Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) terletak di Liwa ibu kota
Kabupeten Lampung Barat, tepatnya di Pekon/Kelurahan Way Mengaku Kecamatan
Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Liwa merupakan kota hujan yang berada di
pegunungan Bukit Barisan Selatan. Liwa berjarak sekitar 187 km dari Universitas
Muhammadiyah Metro dapat ditempuh melalui jalan darat sekitar 6 jam.
1.5. Permasalahan Prioritas Mitra UKM
Membuat membuat analisis situasi pada Mitra UKM Raja Luwak dan Mitra
UKM Mahkota Luwak dapat diketahui kendala-kendala yang dihadapi oleh UKM.
Berikut skala prioritas dan distribusi bertahap mulai setiap tahunya, adapun skala
prioritas tahun ke-III dalam penyelesaiannya, hal itu dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Permasalahan Prioritas pada Mitra UKM Raja Luwak dan Mitra
UKM Mahkota Luwak.
Tahun UKM Raja Luwak UKM Mahkota Luwak
III
(2017)
Membuat link dengan dunia
usaha/buyer luar negeri lanjutan
dengan menggunakan WEBSITE
dan kerjasama
Membuat link dengan dunia
usaha/buyer luar negeri lanjutan
dengan menggunakan WEBSITE
dan kerjasama
Menambah pengetahuan dan skill
komunikasi Bahasa Inggris
Sederhana
Menambah pengetahuan dan skill
komunikasi Bahasa Inggris
Sederhana
Menambah pengetahuan dan
ketrampilan Cara menghitung
Kelayakan usaha IRR, NPV B/C,
dll
Menambah pengetahuan dan
ketrampilan Cara menghitung
Kelayakan usaha IRR,NPV B/C,
dll
Menambah pengetahuan
administrasi perdagangan luar
negeri
Menambah pengetahuan
administrasi
perdagangan luar negeri
Menambah pengetahuan
manajemen transportasi ekspor
impor
Menambah pengetahuan
manajemen
transportasi ekspor impor
Melengkapi Dokumen-dokumen
Eksport Mitra UKM.
Melengkapi Dokumen-dokumen
Eksport Mitra UKM.
Mencari Pembeli LN dengan
menunjukan kwalitas dan unggulan
dari barang pada pembeli. (baik
langsung atau melalui perantara)
Mencari Pembeli LN dengan
menunjukan kwalitas dan
unggulan dari barang pada
pembeli. (baik langsung atau
melalui perantara)
Mempersiapan UKM sebagai
Eksportir.
Mempersiapan UKM sebagai
Eksportir.
Melakukan ekspor kopi luwak
Melakukan ekspor kopi luwak
.
BAB 2
TARGET LUARAN TAHUNAN
Target dan Luaran tahun pertama: melengkapi dan memperbaikai peralatan
yang digunakan dalam proses produksi kopi luwak guna memenuhi kebutuhan dan
standar ekspor selesai dilaksanakan, dan tahun kedua: terciptanya sistem keuangan,
manajemen SDM, manajemen persediaan yang baik dan tersertifikasinya keaslian
produk kopi luwak guna menunjang kegiatan ekspor. Selanjutnya sambil
mengevaluasi tahapan tahun pertama dan kedua berikut disajikan target dan luaran
(output) tahun ketiga Mitra UKM dapat melakukan proses ekspor kopi luwak ke Luar
Negeri dengan tahapan sebagai berikut:
Tabel 3. Tahapan Solusi Permasalahan, Target Luaran dan Indikator
Keberhasilan Program Tahun 3.
Tahun Program/Kegiatan Target Luaran dan Indikator Keberhasilan
(1) (2) (3)
Target Luaran Aksi Tahun III (2017)
1. Perluasan Pasar dan
membuat Link
dengan Luar Negeri
Lanjutan
Pendampingan pengembangan WEB , perdagangan
on line dan Kerjasama dengan pengusaha/buyer
luar negeri
Indikator :
Pemilik Mitra UKM mampu menjalin hubungan
dengan luar negeri dalam rangka perdagangan luar
negeri kopi luwak.
2. Komunikasi Bahasa
Ingggris Sederhana
Pelatihan Bahasa Inggris Sederhana
Indikator :
Pemilik dan Karyawan mampu berkomunikasi
bahasa inggris sederhana kepada calon buyer asing
3. Analisis Usaha Pelatihan dan pendampingan menganalisis usaha
pada kopi luwak dengan mengunakan IRR, NPV,
B/C Ratio dll
Indikator :
Pemilik dan Karyawan bagian keuangan Mitra
UKM dapat membuat analisis usahanya apakah
untung atau rugi
4. Administrasi &
Manajemen
Transportasi ekspor
Pelatihan dan pendampingan administrasi dan
manajemen transportasi ekspor.
Indikator :
Pemilik Mitra UKM mampu dan paham masalah
administrasi dan manajemen transportasi ekspor.
5. Melengkapi
Dokumen Ekspor
Lanjutan
Pendampingan pengurusan dokumen-dokumen
ekspor lanjutan.
Indikator :
Pemilik Mitra UKM memahami dan memilki
dokumen-dokumen ekspor.
6. Mencari Pembeli di
Luar Negeri
Pencarian dan pendampingan calon pembeli di luar
negeri dengan menunjukan kwalitas dan
keunggulan kopi luwak Mitra UKM. Dan bermain
peran sebagai eksportir atau suplayer pada
perusahaan ekspor impor.
Indikator:
Mitra UKM memperoleh calon pembeli kopi luwak
di luar negeri.
7. Ekspor Kopi Luwak Magang pada perusahaan eksportir kopi luwak agar
dapat secara langsung maupun tidak langsung
melakukan ekspor
Indikator :
Mitra UKM dapat melakukan ekspor kopi luwak
untuk yang perdana.
Adapun rencana capaian tahunan yang ditargetkan adalah sebagai berikut:
NO JENIS LUARAN INDIKATOR CAPAIAN
2015 2016 2017
1 Publikasi Ilmiah di Jurnal
Nasional/Prosiding
Prosiding
Seminar
Prosiding
SnaPP
Published
Nasional UM
Metro 2015
UNISBA
2016
2 Publikasi pada media masa
(cetak/elektronik)
Tidak Ada Kick Andy
Metro TV
Sudah
Terbit
3 Publikasi pada Jurnal/Majalah
Internasional
Tidak Ada Tidak Ada Published
4 Peningkatan Nilai Aset UKM 45 % 15 % 10 %
5 Peningkatan Nilai Omset UKM 10 % 10 % 25 %
6 Peningkatan Jumlah dan
Kualitas Produk yang
dipasarkan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
7 Penambahan negara tujuan
eksport produk
Tidak Ada
Peningkatan
Tidak Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
8 Perbaikan Kesehatan
Lingkungan
Tidak Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
9 Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat setempat
Tidak Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
10 Peningkatan jumlah dan
kualitas tenaga kerja mitra
UKM
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
11 Hak Kekayaan Intelektual. Dokumen
Badan
Hukum
Hak Merek
dan
Dokumen
Eksport
Dokumen
Eksport
Lanjutan
12 Buku Ajar Sudah Terbit
Ner-ISBN
Tidak Ada Tidak Ada
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Tujuan dari program IbPE adalah untuk memacu pertumbuhan ekspor produk
Indonesia melalui pertumbuhan pasar yang kompetitif, meningkatkan pengembangan
UKM dalam merebut peluang ekspor melalui peningkatan kualitas produk dan
pemasaran, mempercepat difusi teknologi dan manajemen masyarakat perguruan
tinggi ke masyarakat industry, dan mengembangkan proses link dan match antara
Perguruan Tinggi (PT), Industri, Pemda dan masyarakat luas. Untuk mendukung
tujuan tersebut maka sasaran yang harus dicapai pada kegiatan Program IbPE selama
3 tahun adalah sebagai berikut:
1. Melengkapi dan memperbaikai peralatan yang digunakan dalam proses produksi
kopi luwak guna memenuhi kebutuhan dan standar ekspor.
2. Pendampingan pembuatan Sertifikasi Keaslian Produk.
3. Pendampingan dalam pengurusan dokumen badan hukum dan dokumen ekspor
lainnya.
4. Melakukan pelatihan dan pendampingan kegiatan berbagai jenis dimulai dari
produksi, pengemasan, hingga pemasaran ke luar negeri. Cara yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan ini adalah dengan pendampingan usaha kecil
menengah/secara informal sebagai berikut:
a. Membuat SOP produk eksport
b. Meningkatkan kualitas produk dengan cara pengukuran kadar air pada biji
kopi luwak.
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang presentase kandungan
gizi dan jamur pada biji kopi luwak.
d. Meningkatkan pengetahuan tentang sortasi dan pencucian biji kopi sesuai
spesifikasi ekspor.
e. Keterampilan pengolahan kopi luwak menjadi greenbeans.
f. Ketrampilan tentang pembuatan Roasting (kopi bubuk).
g. Pengetahuan tentang jaminan mutu produk.
h. Meningkatkan pengetahuan tentang sistem manajemen secara umum.
i. Memberikan ketrampilan sistim informasi akuntansi dengan menggunakan IT
j. Ketrampilan tentang packaging sesuai standar ekspor.
k. Manajemen inventory.
l. Sistem auditing.
m. Perpajakan.
n. Cara perdagangan luar negeri.
o. Analisis usaha.
p. Membuat link dengan luar negeri.
q. Melakukan ekspor Kopi Luwak.
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Kinerja LPPM Universitas Muhammadiyah Metro.
Tri Darma Perguruan Tinggi adalah kewajiban pokok setiap perguruan tinggi yang
terdiri dari Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Di Universitas
Muhammadiyah Metro (UM Metro), kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat
dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)
UM Metro. Guna tercapainya seluruh target dalam kegiatan ini, berikut disajikan kinerja
(program yang telah dan sedang dilaksanakan) Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Metro:
a) LPPM Universitas Muhammadiyah Metro sejak tahun 2014 telah memiliki status Madya
sampai sekarang.
b) Pendamping Program IbPE : Kopi Luwak di Way Mengaku Lampung Barat Provinsi
Lampung tahun 2015 sampai sekarang.
c) Pendamping Program IbW-CSR Pemanfaatan Energi Listrik Mikrohidro di Kecamatan
Suoh Kabupaten Lampung Barat, (Kerjasama dengan Universitas Lampung) didanai oleh
DIPA Universitas Lampung tahun anggaran 2013 - 2015.
d) Pendamping Program IbW PT-PEMDA-CSR: Pembuatan Sumur untuk Irigasi Sawah
Tadah Hujan, Pemeliharaan dan Pendampingan di Pekon Sukajadi, Kecamatan Krui
Selatan Kabupaten Pesisir Barat, (Kerjasama dengan Universitas Lampung) didanai oleh
DIPA Universitas Lampung tahun anggaran 2013 - 2015.
e) Pendamping Program IbM sejak tahun 2014-2016 sebanyak 6 program.
f) Pendamping Program KKN-PPM : sejak tahun 2014-2016 sebanyak 4 program.
g) Pendamping Program IbIKK : Sentra Pembuatan dan Penyewaan Scafolding tahun
2016 sampai sekarang.
h) Pendamping Program IbK: FKIP Universitas Muhammadiyah Metro tahun 2017
sampai sekarang.
i) Pendamping Program IbDM: Pemberdayaan dan Peningkatan Nilai Tambah Komunitas
Perkebunan Sentra Peningkatan Ekonomi Petani Kopi Organik di Desa Srimenanti
Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat tahun 2017 sampai sekarang.
4.2. Jenis Kepakaran yang Diperlukan.
Struktur organisasi pelaksana Program IbPE sebagai berikut:
1) Ketua Pelaksana : Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA.
Tugas pokok :
Melakukan koordinasi dengan pemerintah (Kabupaten/Provinsi) bidang
perdagangan dan pengembangan usaha kecil dan bidang pendampingan
masyarakat untuk tahapan persiapan, pelaksanaan, monitoring dan
pelaporan.
Melakukan koordinasi tahapan pekerjaan survey, Fokus Group
Discussion, Penyusunan materi pelatihan dan pembinaan mitra UKM.
Melakukan komunikasi kemajuan pekerjaan dengan DP2M DIKTI.
Melakukan Presentasi yang diselenggarakan oleh DP2M DIKTI untuk
laporan monitoring dan laporan akhir.
2) Anggota Tim IbPE ini disusun menyesuaikan dengan kepakaran yang akan
ditansfer kepada Mitra UKM, sehingga disusunlah sebagai berikut.
Anggota Tahun I : - Kemas Ridhuan, M.Eng.
- Kartika Sari, M.Bt.S.
Anggota Tahun 2 : - Suyanto, S.E., M.Si., Ak., CA.
- Ery Baskoro, S.E., M.M..
3) Anggota Tahun 3 : - Fitri Palupi Kusumawati, S.Pd., M.Pd.B.I.
- Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM.
4) Keskretariatan : Fenny Thresia, M.Pd.
5) Adapun jenis kepakaran dan pakar.tenaga ahli yang diperlukan untuk setiap
tahunnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. Jenis Kepakaran dan Pakar/Tenaga Ahli yang Ditawarkan.
Tahun Jenis Kepakaran Pakar/Tenaga Ahli
(1) (2) (3)
Tahun III (2017)
1. Membuat Link dan
Kerjasama dengan
Pengusaha/Buyer Luar
Negeri (Lanjutan).
Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak. CA.
2. Komunikasi Bahasa
Inggris Sederhana Fitri Palupi Kusumawati, S.Pd., M.Pd.B.I.
3. Analisis Usaha Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM.
4. Administrasi &
Manajemen Transportasi
ekspor
Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA., AWM.
5. Pendampingan
pengurusan Dokumen
Ekspor
Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak. CA.
6. Pendampingan pencari
Pembeli di Luar Negeri
dan Proses Ekspor Kopi
Luwak
Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak. CA.
4.3. Fasilitas Pendukung yang tersedia di Perguruan Tinggi.
Fasilitas pendukung yang tersedia guna mendukung kegiatan ini adalah
sebagai berikut:
1) Laboratorium MIPA
2) Laboratorium Teknik Mesin
3) Laboratorium Manajemen dan Akuntansi
BAB 5
HASIL YANG DICAPAI
Dari permasalahan utama dan target luaran tahun 2017 (Ketiga) yang
dihadapi oleh Mitra UKM Kopi Luwak di daerah Way Mengaku, Lampung Barat,
yaitu Mitra UKM dapat melakukan proses ekspor kopi luwak ke Luar Negeri (baik
secara langsung atau tidak langsung, melalui kegiatan IbPE ini telah diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Sosialisasi dan Koordinasi Program.
Setelah pengumuman kelulusan program IbPE yang diusulkan ke Dirjen Dikti
Kementerian Ristek dan Dikti berdasarkan surat nomor: 025/E3/2017 tertanggal 6
Januari 2017 tentang Penerima Pendanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat di Perguruan Tinggi tahun 2017 dinyatakan akan didanai. Serta setelah
adanya informasi telah ditanda tanganinya kontrak antara Kopertis Wilayah 2
Palembang dengan Kementerian Ristek dan Dikti, tim pengusul langsung
berangkat ke lokasi Mitra UKM untuk mengadakan sosialisasi, koordinasi dan
survey pemantapan program, kegiatan ini diadakan pada hari Kamis tanggal 23
sampai dengan 24 April 2017. Berdasarkan survey, diskusi dan
mempertimbangkan anggaran dana yang ada maka telah disepakati hal-hal yang
berkaitan dengan waktu pelatihan yang akan diadakan, pameran internasional dan
strategi promosi yang akan dilakukan.
Gambar 5.1 Suasana sosialisasi dan koordinasi program bersama Mitra UKM
2. Penandatangan Kontrak Pengabdian
Kegiatan penendatangan kontrak Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di
lingkungan Universitas Muhammadiyah Metro dilangsungkan bersamaan dengan
penandatangan kontrak penelitian pada tanggal 10 Mei 2017 bertempat di Aula
Gedung E Universitas Muhammadiyah metro. Acara yang diselenggarakan oleh
LPPM UM Metri ini dibuka langsung oleh bapak rektor UM Metro Prof. Dr. H.
Karwono, M.Pd , turut hadir Ketua LPPM UM Metro bapak Prof. Dr. H. Juhri AM,
M.Pd, Seluruh Dekan dan dosen penerima hibah di lingkungan Universitas
Muhammadiyah Metro.
Gambar 5.2. Suasana Penandatangan Kontrak PKM 2017.
3. Penggantian/Revitalisasi Papan Nama Mitra UKM
Revitalisasi papan nama merupakan salah satu upaya promosi dan menaikan
branding produk mitra UKM, hal ini dilakukan karena papan nama sudah terlihat
tidak layak lagi dan tulisannya sudah tidak jelas. Harapannya kedepan tingkat
kunjungan tuiris domistik maupun mancanegara semakin meningkat dan tidak
kesulitan mencari lokasi pusat produksi kopi luwak di Kota Liwa, Lampung Barat.
Gambar 5.3. Keadaan Papan Nama Mitra UKM yang Lama dan Baru.
4. Pelatihan Eksport.
Kegiatan pelatihan ini merupakan pelatihan ekport lanjutan pada program tahun
2016 sebelumnya yang difokuskan mengenai “Administrasi dan manajemen
trasportasi ekspor sesuai target program”. Adapun pelatihan yang diikuti tahun
2017 ini berjudul “ Prosedur Ekspor” yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 16 – 18 Mei 2017 oleh Balai Besar, Pusat Pelatihan Ekspor Indosnesia
(PPEI), Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Materi pelatihan terdiri
dari:
1) Overview kegiatan eksport.
2) Prosedur dan dokumen eksport
3) Program NSW (National Single Windows)
4) Tatalaksana kepabeanan di bidang eksport.
5) Prosedur transportasi dan penangnan kargo ekport
6) Incoterms 2010
7) Sistem pembayaran eksport
8) Latihan pengisian dokumen ekport
Adapaun jadwal dan narasumber pelatihan sebagai berikut:
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala BBPPEI yang dihadiri 14 orang
peserta. Pada program ini mengutus 2 orang mitra yaitu bapak Gunawan (Mitra
Raja Luwak) dan bapak Jefri (Mahkota Luwak), 2 orang dosen pendamping
Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA dan Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA.
Gambar 5.4a. Suasana Pelatihan Eksport Lanjutan.
Gambar 5.4b. Suasana Pelatihan Eksport Lanjutan.
Para tutor pada pelatihan ini merupakan para praktisi ekport-import, Petugas Bea
Cukai, Petugas Pabeaan, Pelaku Jasa Transportasi/Cargo, Banker dan trainer-tainer
pelatihan di PPEI yang telah berkecimpung puluhan tahun yaitu bapak
Kurniawan, Bapak Badia Raja H. Siregar, Bapak Osman Abdurrahman,
Bapak Herry Murbalana, Ibu Sri Rahayu dan bapak M. Tediasmana.
5. Pengurusan Dokumen Eksport dan Hak Merek Lanjutan
Kegiatan ini adalah lanjutan dari program tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan
pengurusan dokumen-dokumen Badan Hukum, dokumen Eksport serta Hak Merek
tidak bisa langsung jadi. Bersamaan dengan kegiatan “Pelatihan Prosedur
Eksport” di Gedung BB PPEI Jakarta, tim pendamping bapak Nedi Hendri, S.E.,
M.Si., Ak., CA beserta salah satu mitra UKM Raja Luwak bapak Gunawan
Supryadi pada tanggal 17 Mei 2017 menyempatkan diri datang langsung mengecek
proses perizinan di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang biasanya
dilakukan secara online. Dokumen Hak Merek UKM Raja Luwak telah memasuki
tahapan verifikasi subtansi (tahap akhir sebelum penerbitan sertifikat), sertifikat
diperkiraan tahun ini bisa terbit. Sedangkan dokumen Hak Merek UKM Mahkota
Luwak baru mamasuki tahapan pemeriksaan berkas, kemungkinan sertifikat akan
terbit sekitar 2 tahun lagi.
Gambar 5.5. Pengurusan Dokumen Hak Merek di Depkumham
6. Mengikuti Pameran/Expo Tahap 1.
Dalam rangka promosi dan penjualan prodak Pada Mitra UKM Raja Luwak
(Bapak Gunawan) didampingi oleh Tim Pengusul ditambah seorang mahasiswa
Program Studi Manajemen (Dian) sebagai Pendamping, mengikuti pemeran/ekspo
terbesar dan terlengkap tentang objek wisata/Budaya yang ada di Indonesia dalam
kegiatan yang bertajuk “ 15 Th Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara Expo
2017” di Jakarta Convension Center (JCC) Jakarta pada tanggal 11 – 14 Mei 2017.
Gambar 5.6 Mitra UKM Mengikuti Kegiatan Pameran GWBN Expo 2017 di JCC Jakarta.
Acara yang dibuka langsung oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo tersebut
dihadiri sekitar 30.000 pengunjung baik lokal maupun. Exibision Mitra UKM
program IbPE berada di Hall B1 Stand 35 satu zona dengan Stand Pemprov
Lampung.
Kegiatan GWBN 2017 ini di rangkai dengan berbagai kegiatan yaitu: Exibision
(Gelar Produk), Selling Mission, Table Tob dan Trade Tourism and Investment
(TTI) Forum (Business Maching, Regional Discussion/Interactive Dialog dan
Business Counseling). Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai media Mitra UKM
mencari buyer, konsultasi mengenai mekanisme dan strategi menembus pasar lokal
maupun internasional.
7. Mengikuti kegiatan” Coffee Business Meetting (CBM)”
Dalam rangka promosi dan penjualan prodak Pada tanggal 2 – 3 Agustus 2017
Mitra UKM Raja Luwak (Bapak Gunawan) dan Mitra UKM Mahkota Luwak
(Bapak Kasmun) didampingi oleh Tim Pengusul Nedi Hendri S.E., M.Si., Ak., CA
dan Ardiansyah Japlani, S.E., M.BA. mengikuti kegiatan “Coffee Business
Meeting (CBM)” yang diselenggarakan oleh Dinas Perkebunan dan Perternakan
Lampung dengan AEKI Provinsi Lampung. Acara ini dibuka langsung Sekretaris
Daerah Provinsi Lampung Bapak Ir.Sutono turut dihadiri kepala Dinas
Perkebunan dan Perternakan Provinsi Lampung Ibu Dessy Desmaniar Romas.
Acara ini dimulai dengan Talksow dan Focus Group Discusion (FGD) yang
menghadirkan Bapak Karo Matajat (Q-Grader Robusta dari Jakarta), Bapak
Moelyono Soeroso (ekportir kopi/CEO Taman Delta Indonesia) dan Muhammad
Aga (pengosaha kafe dari Jakarta), dilanjutkan acara Dealing Bisnis, Choching
Fotografi, Trakking ke perkebunan kopi, Bisnis deal up Kopi dan kunjungan ke
pengusaha kopi luwak dan pengusaha kopi robusta di Liwa Lampung Barat.
Gambar 5.7. Suasana Kegiatan Coffee Business Meeting.
Kegiatan ini dihadiri pelaku usaha kopi baik hulu mau pun hirir misalnya:
pengusaha eksporir dari Jakarta, importir dari Malaysia dan Singapura, pengusaha
kafe di Indonesia dan produsen kopi yang ada di Lampung.
8. Mengikuti Pameran/Expo Tahap 2.
Dalam rangka promosi dan penjualan prodak Pada Mitra UKM Raja Luwak
(Bapak Gunawan) didampingi oleh Tim Pengusul mengikuti pameran
internasional dalam rangka “Internasional Coffee Day” yang dipusatkan di Hotel
Novotel, Bandar Lampung tanggal 29 September – 1 Oktober 2017
Gambar 5.8 Mitra UKM Mengikuti Kegiatan Pameran “Internasional Coffee Day”.
9. Mengikuti Pameran/Expo Tahap 3.
Dalam rangka promosi dan penjualan prodak Pada Mitra UKM Raja Luwak
(Bapak Gunawan) mengikuti pameran kopi dalam rangka “Festival Industri
Kreatif Kopi Indonesia 2017” memperingati hari ABRI yang dipusatkan di Gedung
BSD, Tangerang Selatan tanggal 10 – 13 Oktober 2017
Gambar 5.9a Mitra UKM Mengikuti Kegiatan Pameran kopi.
Gambar 5.9b Mitra UKM Mengikuti Kegiatan Pameran kopi.
10. Peningkatan Kunjungan Turis Asing ke Pusat Praduksi Kopi Luwak.
Setelah tiga tahun program ini berjalan, selain terjadi peningkatan kapasitas
penjualan baik dalam segi jumlah maupun cakupan pasar. Cakupan pasar tidak
hanya domestik saja namun mulai masuk pembeli luar negeri, walaupun belum
bersifat kontinyu dan melalui jalur ekspor resmi. Kopi Mitra Mahkota Luwak
sedah berhasil menembus pasar korea walaupun melalui jaringan toko oleh-oleh
yang ada di Natar, Lampung Selatan. Mitra Raja luwak sudah menembus pasar
Itali melalui jaringan hotel-hotel yang ada di Krui, Kabupaten Pesisir Barat. Selain
itu semakin meningkatnya kunjungan turis asing yang datang mengunjungi pusat
produksi kopi luwak dengan tujuan untuk mencicipi kopi luwak dan langsung
melihat pusat penangkaran/produksi kopi luwak yang dilakukan mitra UKM.
Gambar 5.10 Kunjungan Turis Asing ke Pusat Produksi Mitra UKM Mahkota Luwak.
Gambar 5.11 Kunjungan Turis Asing ke Pusat Produksi Mitra UKM Raja Luwak.
11. Pengembangan Website Mitra UKM Kopi Luwak.
Tindak lanjut program tahun kedua pembuatan website kepada masing-masing
mitra, dilanjutkan oleh pengembangan dan pengisian fitur-fiturnya yang akan
didampingi langsung bapak Swaditiya Risky, M.Pd dan alumni prodi bahasa
inggris UM Metro yaitu saudara Bungsudi. Adapun pentingnya website bagi mitra
adalah untuk memperluas jaringan dan promosi produk mereka. Target yang ingin
diraih adalah tersebarnya promosi ke luar negeri, hal ini akan memudahkan mereka
untuk mengekspor produk unggulan. Berikut tampilan awal website kedua mitra
UKM:
Gambar 5.12a Tampilan website UKM Raja Luwak
Gambar 5.12b Tampilan website UKM Mahkota Luwak
12. Publikasi Media Cetak/Elektornik
Salah satu bentuk promosi selain pameran, temu bisnis, website dan media sosial,
bentuk promosi dan penjualan prodak lainnya melalui media cetak. Pada tanggal 8
Juli 2017 program pendampingan ini berhasil masuk di media cetak di Provinsi
Lampung yaitu LAMPUNG POST. Dengan liputan ini diharapkan keberadaan
kopi luwak semakin dikenal masyarakat.
Gambar 5.13 Publikasi media cetak
13. Publikasi Ilmiah melalui Seminar Internasional dan Jurnal Ber-ISSN.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah, tim pengusul telah melakukan
publikasi ilmiah dalam bentuk mengikuti Seminar Internasional yaitu
“International Conference on Social Sciences (ICEESS) 2017” pada tanggal
10-12 Oktober 2017 yang diselenggarakan oleh IAIN Palopo dan memperoleh
sertifikat pemakalah dan Prosiding (proses penerbitan) dengan judul: “The
Development Strategy of Luwak Coffee Industry in Lampung Province”.
Gambar 5.14a Tim Pengusul sedang mengikuti seminar internasional ICEESS 2017.
Gambar 5.14b Tim Pengusul sedang mengikuti seminar internasional ICEESS 2017.
Selain itu publikasi ilmiah yang dilakukan pada tahun ketiga adalah dalam bentuk
Jurnal Ilmiah Nasional yang ber-ISSN yaitu ke DEDICATION Jurnal
Pengabdian Masyarakat Vol. 01 No. 02, September 2017 dengan ISSN versi
cetak: 2548-8805 dan ISSN versi online: 2548-8813 dengan judul artikel: “Ipteks
Bagi Produk Ekpor Kopi Luwak di Lampung Barat”.
Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi dilapangan yang tim pelaksana lakukan,
berikut capaian program IbPE Kopi Luwak yang dihasilkan:
Tabel5. Capaian Tahunan program IbPE 2015-2017.
NO JENIS LUARAN INDIKATOR CAPAIAN
2015 2016 2017
1 Publikasi Ilmiah di Jurnal
Nasional/Prosiding
Prosiding
Seminar
Nasional UM
Metro 2015
Prosiding
SnaPP
UNISBA
2016
Jurnal
Dedication
Vol.1 No.2,
September
2017 p-
ISSN:2548-
8805 e-
ISSN:2548-
8823;
Seminar
Internasional
ICEESS 2017
di IAIN
Palopo
2 Publikasi pada media masa
(cetak/elektronik)
Tidak Ada Kick Andy
Metro TV
Lampung
Post, 8 Juli
2017
3 Publikasi pada Jurnal/Majalah
Internasional
Tidak Ada Tidak Ada Published
4 Peningkatan Nilai Aset UKM 45 % 15 % 10 %
5 Peningkatan Nilai Omset UKM 10 % 10 % 25 %
6 Peningkatan Jumlah dan
Kualitas Produk yang
dipasarkan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
7 Penambahan negara tujuan
eksport produk
Tidak Ada
Peningkatan
Tidak Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
8 Perbaikan Kesehatan
Lingkungan
Tidak Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
9 Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat setempat
Tidak Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
10 Peningkatan jumlah dan
kualitas tenaga kerja mitra
UKM
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
Ada
Peningkatan
11 Hak Kekayaan Intelektual. Dokumen
Badan
Hukum
Hak Merek
dan
Dokumen
Eksport
Dokumen
Eksport
Lanjutan
12 Buku Ajar Sudah Terbit
Ner-ISBN
Tidak Ada Draft
BAB 6
RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
Laporan ini merupakan laporan akhir dari tiga tahun program yang
direncanakan, setelah melihat potensi yang ada kedepan harapannya Mitra UKM dan
kelurahan Way Mengaku Kabupaten Lampung Barat dapat dikembangkan menjadi
kawasan ekowisata kopi luwak di Lampung Barat.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
Target luaran tahun 2017 (Ketiga) yang dihadapi oleh Mitra UKM Kopi
Luwak di daerah Way Mengaku, Lampung Barat, yaitu mitra UKM melakukan
eksport baru terealisasi 95 %. Kendala utama yang dihadapi oleh tim mitra dan tim
pengusul adalah sulitnya memenuhi kapasitas ekspor melalui jalur resmi/formal
dengan volume kontainer (minimal 20 ton) setiap kirim barang dan sampai saat ini
belum adanya lembaga yang menangani dan berwenang mensertifikasi keaslian
produk kopi luwak. Adapun kegiatan yang telah dialkukan oleh tim pendamping
selama ini antara lain:
1) Kualitas dan kuantitas produksi kopi luwak Mitra UKM semakin meningkat.
2) Volume penjualan kopi luwak Mitra UKM mengalami peningkatan setiap
tahunnya.
3) Terjadi peningkatan kunjungan turis asing ke pusat produksi baik CV. Raja
Luwak Multiguna maupun Mitra UKM Mahkota Luwak.
4) Akses pasar semakin luas bahkan telah menembus pasar internasional walaupun
belum eksport secara langsung atau masih menggunakan prantara pihak ketiga
dan turis asing yang datang ke lokasi.
Hasil pendampingan yang telah dilakukan diharapkan menjadikan kopi luwak
semakin dikenal sebagai icon Lampung Barat, kesejahteraan petani kopi luwak
semakin baik dan kedepannya terbentuk kawasan ekowisata Kopi Luwak di
Kabupaten Lampung Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah N., Kurniawati, D. (2013). Pengaruh Larutan Alkali dan Yeast Terhadap
Kadar Asam, Kafein, dan Lemak Pada Proses Pembuatan Kopi Fermentasi.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No. 2.
Salamah, S.K.L.M.Z. (2014). Peluang, Hambatran, dan Kebijakan Ekspor Kopi
Indonesia Ke Pasar Amerika Serikat. eJournal Ilmu Hubungan Internasional.
Vol 3(1). 169-180
Warta Ekspor. Pesona Kopi Luwak. http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/
admin/docs/publication/1551390367153.pdf
Winantara, I, M.Y., Bakar, A., Puspitaningsih, R. (2014). Analisis Kelayakan Usaha
Kopi Luwak di Bali. Reka Integra. No.03 (2).
THE DEVELOPMENT STRATEGY OF LUWAK COFFEE
INDUSTRY IN LAMPUNG PROVINCE
Nedi Hendri
1.1, Ardiansyah Japlani
2.1, Fitri Palupi Kusumawati
3.2,
1Economic Faculty, Muhammadiyah University of Metro, Indonesia
2 Teacher Training and Education Faculty , Muhammadiyah University of Metro, Indonesia.
The purpose of the study is to find potential and strategy of Luwak coffee industry development in Lampung province,
which has not been developed by the government. Luwak coffee is original coffee from red coffee consumed by Luwak
(Paradoxurus Hermaphroditus). Luwak coffee has some characteristics such as low caffeine, low acidity, low fat and low
bitter. On the other hand, there is Luwak coffee named the best taste in the world, and it has been awarded by Guinness
Book of Record as The first Excellent & Most Expensive Coffee in the World. The method used is based on the quantitative
and descriptive analysis. This research was carried out in the center of SMEs Luwak Coffee of Lampung Barat Waymengaku
Village. It can be concluded that the Luwak coffee industry has the potential development and it will add earning cash,
besides increasing income of the people live in the industrial area. There are some strategies in this industry such as
empowerment college capacity, revitalization of the production process on the post-harvest base machine, enlargement
marketing network through the expo, increasing promotion strategy using internet base and creating agro tourism area.
Keywords: Development , Industry, Luwak Coffee, Strategy.
INTRODUCTION
Coffee is a commodity that belongs to the category of strategic commodities in
Indonesia. Indonesia at the third ranks after Brazil and Vietnam and contributes around 6%
of the world's total coffee production and is the world's fourth largest exporter of coffee with
11% market share in the world. One of the resulting processed coffee products that have
great business potential in Indonesia even in the world is Luwak Coffee. The unique Luwak
Coffee flavor is obtained by a naturally occurring and unique fermentation process, in which
the mature coffee beans are dispersed by the farmers so that the Luwak can eat the fallen
seeds. After that, they wait for the Luwak to remove the dirt. What's more, This is reinforced
by a research in Canada that proves that the protein content in the stomach Luwak, make
coffee beans ferment and mature more perfect. Currently, the need for caffeinated beverages
such as coffee, which is one of the high yields of agriculture, ranks 2nd in the world one
level under water in terms of consumption. Less than 2 million people drink coffee drinking
to be the third largest commodity under petroleum and gas. As for this may be influenced by
the lifestyle and tastes of society. In general, Coffee is in the world is diverse, but there is
one type of coffee originating from Indonesia, which is relatively expensive and the famous
unique in the world with superior quality. The coffee is Luwak Coffee which is recognized
in the United Kingdom sold for 50 pounds, or nearly 1 million rupiah this is discussed
exclusively at the Opera Winfrey Show on CNN television United States (Wijatnika, 2017).
According to Hendri (2016), West Lampung is the biggest Luwak Coffee producing
region in Lampung province, in addition to the quality and quality of the Luwak coffee
product is the second best Luwak coffee in the world. The center of Luwak coffee craftsmen
in Way Mengaku Urban Village, Lampung Barat is still classified as Small and Medium
Enterprises (SMEs) in the form of CV and home industry (PIRT). SME is one of the
businesses that can assist in economic development. Partono and Soejoedono (2002)
concluded that in economic development in Indonesia, SMEs are always described as a
sector that has a very important role, this is because SMEs can absorb the low-educated
workers and live in small business activities both traditional and modern. Still, according to
Partono and Soejoedono (2002), some of advantages SMEs than other large businesses
include 1). Innovation in technologies that have easily occurred product development, 2).
Reliable humanitarian relationships in small business, 3) Ability to create enough job
opportunities, 4). Flexibility and adaptability to rapidly changing market conditions
compared to large corporations that are generally birocratic, and 5). The presence of
managerial dynamism and the role of entrepreneurship.
Departing from the facts and data above, this research is intended to be able to see how
far the potential and development strategy of Luwak Coffee Industry development in West
Lampung.
RESEARCH METHOD
The Study used descriptive qualitative research method. It can be concluded that the
Luwak coffee industry has the potential development and it will add earning cash, besides
increasing income of the people live in the industrial area. Data collected through library
study and direct observation to SMEs Luwak Coffee located in Way Mengaku West
Lampung regency. To test the quality and validity of data obtained by the authors conducted
in-depth interviews with entrepreneurs/owners of SMEs Luwak Coffee as many as 7 people.
Besides, it uses secondary data as supporting data obtained from BPS, AEKI, Koperindag,
Pernatian Service and Extension Coordinating Agency of West Lampung Regency. To
determine the appropriate development strategy used SWOT analysis tool.
SWOT analysis is one method to describe the condition and evaluate a problem, project
or business concept based on internal factor and external factor that is: Strength, Weakness,
Opportunities, and Threats. After the SWOT analysis mapping has been made and
comparisons between internal and external factors can be selected alternative strategies to be
implemented which are the most beneficial strategy with the least risk and threat, it can also
be used for improvement and improvisation.
RESULT AND DISCUSSION
Potential of Luwak Coffee Lampung Barat
One of Indonesia's specialist coffee variants, namely Luwak coffee, which today can be
said to be one of the favorite coffee for coffee lovers around the world because of its
uniqueness. Countries in Europe, Japan, and the United States, have known special types of
coffee owned by Indonesia and parallel to other specialty coffee world. The specialty of
Luwak coffee is because coffee is low caffeine, low acidity, low fat, low bitter, the world, has
even broken the record recorded in the Guinness Book of Records as The 1st Excellent &
Most Expensive Coffee in the World (the # 1 best coffee & the world's most expensive
coffee).
Luwak is an animal that has a very sensitive sense of smell to be able to choose the
optimal coffee beans. Luwak with Latin name Paradoxurus Hermaphroditus is a mammal
belonging to Luwak and garangan (Viverridae) categories. Coffee beans are still protected
hard and undigested skin will come out with Luwak droppings because Luwak has a simple
digestive system. The unique taste of Luwak Coffee obtained by the process of fermentation
of coffee beans that occur naturally in the body of Luwak makes the beans ferment and
mature more perfect. Luwak coffee beans like this are often hunted coffee farmers because it
is believed to come from the best coffee beans and has been fermented naturally in the
digestive system mongoose
Fig 1. Luwak Fig 2. Luwak coffee
Indonesia is one of the largest and best Luwak coffee producers in the world. Coffee
products are able to penetrate the international market, just lost to Brazil and Vietnam. And
the factors that influence it is because Brazil and Vietnam use chemical fertilizers, Indonesia
uses manure. In terms of growth can be seen clearly that fertilizer made from chemicals
faster than manure. Not just a taste that makes this coffee famous and also expensive, but
also the benefits of Luwak coffee is believed to be very varied and nutritious. From research
experts, have found some benefits of Luwak coffee is believed to be very nutritious for
health. This coffee does not interfere with the heart and also the stomach that became the
biggest problem for coffee lovers. The first benefit is to prevent neurological disease. Luwak
Coffee has high antioxidant content to prevent cell damage associated with Parkinson's
disease. Caffeine helps inhibit improving brain performance and increase memory and be
able to reduce the risk of Alzheimer's disease. The benefits of Luwak coffee next are to
protect teeth, where caffeine also has anti-stickiness and anti-bacterial ability that causes
damage to the tooth layer. By drinking a cup of coffee every day will reduce the risk of oral
cancer up to 50%. Breast cancer risk can also be minimized with this mongoose coffee
because phytoestrogen and flavonoid substances released by coffee are able to resist tumor
growth. By consuming two to five cups daily can benefit the body to reduce the risk of non-
melanoma skin cancer. Many say, too, if the routine drinking Luwak coffee will cure weak
disease lust. The benefits of this last Luwak coffee may provide inspiration and also an
alternative for those of you who have signs of diabetes. Research shows that by consuming
three to four cups regularly can reduce the risk of type II diabetes by 30%. Therefore,
chlorogenic acid substances are trading in Luwak Coffee can help prevent the decrease in the
amount of insulin in the body that became a sign of the beginning of this disease. Based on
Fatwah Majelis Ulama Indonesia MUI No. 07 The year 2010 about Luwak Coffee, MUI
states that the mongoose coffee is mutanajjis or goods exposed to unclean. Luwak coffee is
not unclean if it meets two sayarat, that is if the coffee beans still intact wrapped in leather or
commonly called the horn skin, and can still grow when the seeds are planted. If it meets
these two criteria, Luwak coffee can be categorized as halal.
Financially, Luwak coffee is certainly one of the promising business. Luwak coffee
prices can reach millions of rupiah per kilogram, some even call a cup of coffee worth Rp.
800.000. The price of Indonesian Luwak coffee beans is in great demand in developed
countries. The price is quite high compared to other specialty coffee, Luwak coffee can be
sold US $ 200 per kg, or approximately USD 2.4 million / kg. This was conveyed by
Director General of National Export Development Ministry of Trade Nus Nuzulia Ishak on
the sidelines of Trade Expo Indonesia (TEI), Kemayoran, Jakarta, Wednesday (8/10/2014)
West Lampung is the regency which has the widest area and the first biggest coffee
production in Indonesia is 59,537 hectares with the production capacity of 56,227 tons/year.
Luwak coffee market opportunity is very promising and wide open with the availability of
raw materials are abundant in West Lampung. Based on data from Indonesian Coffee
Exporters Association (AEKI) noted that the price of robusta Luwak coffee in the Indonesian
market reaches Rp 750,000, - to Rp 1,500,000, - per kg, even in the world market of one
kilogram can reach the price of 5-8 million rupiahs. Meanwhile, according to Febrianti et al
(2011), the production capacity of Luwak coffee as much as 3200 kg/year can be
accomplished by the number of businessmen/craftsmen 12 businesses/people and 59
Luwaks. If Way Mengaku village is developed into an export-based production center as
well as the area of Luwak coffee agro-industry will affect the additional sources of income
for the community of Lampung Barat for example transportation services, guest house,
souvenir center, and food/beverage. This is according to the research results Febriati et al
(2011) which state that West Lampung space financial feasibility declared eligible to be
developed into the area of Luwak coffee agro-industry.
Fig 3. Some foreigner tourist visit Luwak Coffee farm
Strategy of Luwak Coffee Industry Development
Business development by companies (including small industries) was initially
determined by the ability to identify production management (methods and teamwork) on
internal and internal factors through SWOT analysis. With this analysis, there are stages such
as assessing the situation, setting goals and deciding (selection and evaluation of activities).
Here is the result of SWOT matrix of Luwak Coffee Agroindustry development in West
Lampung:
Table 1. SWOT Matrix of Lampung Barat Luwak Coffee Industry
Development
Internal Factor
Eksternal Factor
Strengs
Competitive price
Can keep up with
technology and internet.
Most of the workers are
high school / vocational
high school graduates
Own capital
Has reached BEP
Weakness
The production processing
equipment is still traditional
Cooperation with SMEs with
similar businesses is less.
Innovation (Business
management, product &
promotion) is still lacking
Lack of technological
advances, especially in the
utilization of international
business networks
Oportunities
Many government
policies provide
training and business
development
assistance, as well as
support from outside
parties.
The market share is
wide open from local to
international market.
Increase knowledge of
innovation to improve
product selling power
Improve market access both
locally and internationally /
export.
Revitalize the tools /
machinery and production
process with export standard.
Establish associations /
business groups Luwak
Coffee
Increase the knowledge of
innovation both the
production side, distribution
and promotion to increase the
added value of products so as
to compete
Threats
Many are not yet
technologically
independent and e-
busines.
Most of the capital is
small scale
With the difference in
selling price and high
production can apply price
differentiation to price of
product sold.
With the development of
the internet can improve
network marketing on-line
In order to remain calculated
the existence it is necessary to
build cooperation all
stakeholders
Increase capital through
existing financial institutions
The matrix is used to take advantage of a strong position or overcome the existing
constraints. In this matrix divides the grand strategy into ten choices (Rangkuti, 2008)
namely: 1). Turn around, 2). Liquidation, 3). Vertical integration, 4). Diversification of
conglomeration, 5). Concentration, 6). Product and market development, 7). Innovation, 8).
Horizontal integration, 9). Concentrates diversification and 10). Joint Venture.
Initial step Development of Luwak coffee industry in West Lampung by taking Grand
innovation strategy by strengthening institutional capacity and making association of Luwak
coffee entrepreneurs, this departs from the low education of craftsmen and employees of
SMEs open the opportunity for the government and other parties to provide training and
mentoring with the improvement of these capabilities can increase the insight of the crafters
to pass innovation
Grand strategy then departs from the fact that SME products have penetrated overseas
market but the value of turnover is still low, is by choosing the grand strategy to do product
development and overseas market (strengthening the position of SMEs power and promote
themselves to the international world) for example: revitalization post-harvest production
process based on machine, expansion of marketing network through exhibition, networking
and market intelligence, improvement of promotion strategy of use of internet export
promotion tool and also make industrial area as well as agro area.
CONCLUSION
Luwak coffee in West Lampung has the potential and can be developed into the area
of Luwak coffee agro-industry while the weakness is the lack of knowledge and education
and small capital. By passing SWOT analysis and compiling SWOT matrix on condition and
situation that exists in Luwak Coffee in West Lampung hence can be taken the public policy
which is in line with plan and direction of national development policy that is with a strategy
of concentration at a review for utilization of economic resources owned by SME as follows:
a) Improving institutional capacity through education and training for owners and employees
in order to increase the income of Luwak coffee SMEs.
b) Promotion of promotion and market expansion both domestic and international market for
Luwak Luwak Coffee.
c) Increased access to capital for SMEs with little capital.
REFERENCES
[1] Febrianti, Atal. Kelayakan Agroindustri Kopi Luwak di Kabupaten Lampung Barat.
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. Lampung University (2011) Vol.16
No.1.
[2] Hendri, Nedi. 2016. Revitalisasi Kopi Luwak Menuju Pasar Ekspor. Seminar Nasional
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SnaPP). State Islamic Bandung
University (2016) Vol.6 No.1.
[3] Partono, Titik Sartika & Soejodono, Abd. Rachman. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan
Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia (2002).
[4] Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama (2008).
[5] Wijatnika. Coffee Lampung Made in Indonesia.
http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis. (2017) Rettrieved on July 10.