proposal penelitian desi
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA KEBERADAAN BIDAN YANG MENETAP DI POLIKLINIK KESEHATAN DESA DENGAN
STRATA DESA SIAGA DI KABUPATEN BLORA
Team Peneliti:Sutarmi
Krisdiana Wijayanti
Erni Nuryanti
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANGPROGRAM STUDI KEPERWATAN BLORA
2011
27
PROPOSAL PENELITIAN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
A. Peneliti Utama
Nama : Sutarmi Gelar Akademi : MN.Pangkat : Penata Golongan : III CJenis kelamin : Wanita Tanggal lahir : 15-06-1974
A.1 Peneliti I
A.2 Peneliti II
Nama : Erni Nuryanti Gelar Akademi : S.Kep,Ns.,M.Kes.Pangkat : Penata Golongan : III CJenis kelamin : Wanita Tanggal lahir : 07-11-1970
B. Judul Penelitian
28
HUBUNGAN ANTARA KEBERADAAN BIDAN YANG MENETAP DI POLIKLINIK KESEHATAN DESA DENGAN
STRATA DESA SIAGA DI KABUPATEN BLORA
C. Ruang Lingkup Penelitian
D. Pernyataan dan Pengesahan Pimpinan Institusi Pendidikan
Nama Instansi Prodi Keperawatan BloraAlamat Jl. A. Yani PO Box 02 Blora
Telp/fax (0296) 531290Nama Pimpinan Suharto, S.Pd, MN.Pernyataan pimpinan institusi
Bersama ini kami menyatakan bahwa proposal penelitian ini asli dan layak untuk diajukan dan kami menjamin terlaksananya penelitian ini.
Tanggal pengesahan dan tanda tangan pimpinan institusi (Ketua Jurusan/Prodi)
Tanggal:25 April 2011
Tanda tangan
29
Penelitian ini termasuk kelompok penelitian untuk pengembangan
pelayanan kesehatan dalam rangka pencapaian Visi Indonesia Sehat yang
berbasis pada pencapaian Desa Sehat, dengan ruang lingkup meliputi:
1.2.
E. Pernyataan Penelitian
Dengan ini kami : a) menyatakan sepakat untuk melakukan penelitian
dengan judul seperti tertera pada huruf C, dan B) menyatakan keaslian
proposal penelitian.
Tanda Tangan Peneliti Utama
Sutarmi, MN
Tanggal: 25 April 2011
Tanda Tangan Peneliti I
Krisdiana Wijayanti, M.Mid.
Tanggal: 25 April 2011
Tanda Tangan Peneliti II
Erni Nuryanti,S.Kep,Ns., MKes.
Tanggal: 25 April 2011
F. Abstrak Proposal
Keadaan geografis, ekonomi, budaya dan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia masih menjadi kendala dalam mencapai Indonesia Sehat 2010. Kondisi ini diperlihatkan dengan adanya sebagian penduduk yang mengalami kesulitan dalam mengakses sarana kesehatan karena lokasi rumah yang jauh dari pusat pelayanan kesehatan dan masih adanya penduduk yang tidak dapat memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dikala sakit karena kekurangan biaya. Untuk mengatasi kondisi ini, Departemen Kesehatan menetapkan bahwa pada akhir 2008 seluruh desa telah menjadi desa siaga yang salah satu tolok ukur keberhasilannya dinilai dari aktif atau tidaknya Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) di dalam memberikan pelayanan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dan mendorong terwujudnya pembangunan yang berwawasan kesehatan di tingkat desa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara bidan yang menetap di PKD dengan strata Desa Siaga dengan desain Non Experiment dengan studi korelasional. Penelitian ini melibatkan Desa Siaga sebagai sampel yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data akan dianalisa dengan menggunakan
30
analisis Univariate dimana untuk mengetahui distribusi masing-masing variable, dan analisa bivariate untuk mengetahui hubungan variable bebas dan variable terikat dengan uji Pearson Product Moment.
G. Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan di bidang kesehatan diselenggarakan
dalam upaya mencapai visi ”Indonesia Sehat 2010”. Sebagai salah satu
pelaku pembangunan kesehatan, maka Departemen Kesehatan harus
memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan sebagaimana
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010 yaitu perikemanusaiaan, pemberdayaan dan
kemandirian, adil dan merata, serta penguataan dan manfaat (Depkes
RI, 2006)
Meskipun sudah banyak kemajuan yang dicapai oleh Departemen
Kesehatan di dalam upaya menuju Indonesia Sehat 2010, akan tetapi
masih terdapat kendala-kendala yang menjadi hambatan upaya
pencapaian Indonesia Sehat 2010 (Depkes RI, 2006).
Salah satu kendala tersebut adalah masih rendahnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), dimana pada tahun 2003 IPM Indonesia
masih rendah yaitu peringkat 112 dari 174 negara di dunia, dimana
angka ini masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan negara
tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Rendahnya IPM tersebut
31
terlihat dengan masih tingginya angka kematian bayi sebesar 35/1000
kelahiran hidup, angka kematian balita sebesar 85/1000 kelahiran dan
angka kematian ibu sebesar 307/1000 kelahiran hidup (Azwar, 2004).
Kendala lain yang menjadi hambatan tercapainya Indonesia Sehat
2010 adalah masih tingginya berbagai penyakit menular seperti
tuberculosis paru, HIV/AIDS, SARS, diare, dan demam berdarah
(Depkes RI, 2006)
Keadaan geografis, ekonomi, dan budaya juga menjadi faktor
yang menjadi penghambat pencapaian Indonesia Sehat 2010 (Depkes
RI, 2010). Kondisi ini diperlihatkan dengan masih adanya sebagian
penduduk yang mengalami kesulitan dalam mengakses sarana
kesehatan karena lokasi rumah yang jauh dari pusat pelayanan
kesehatan dan masih adanya penduduk yang tidak dapat
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan dikala sakit karena
kekurangan biaya sehingga lari kepada pengobatan alternatif yang
lebih murah.
Dengan melihat adanya hambatan-hamabatan tersebut diatas
maka Departemen Kesehatan RI merasa perlu untuk melakukan
terobosan yang benar-benar mempunyai daya ungkit bagi peningkatan
derajad kesehatan seluruh penduduk Indonesia. Untuk itu Departemen
Kesehatan RI menetapkan visi ”Masyarakat Kesehatan yang Mandiri
Untuk Hidup Sehat” dengan misi ”Membuat masyarakat Sehat”
32
(Depkes RI, 2006). Bertolak dari visi dan misi tersebut, maka
Departemen Kesehatan RI menetapkan sasaran terpenting yang ingin
dicapai yaitu pada akhir 2008, seluruh desa telah menjadi desa siaga.
Dalam upaya visi dan misi Departemen Kesehatan RI tersebut
diatas, maka Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah telah
mengembangkan polindes menjadi Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)
yang dicanangkan pada tanggal 30 Desember 2003 (dinkes Propinsi
Jawa Tengah, 2006). Pengembangan PKD ini bertujuan untuk
mendekatkan askes dan mutu pelayanan kesehatan, mendorong
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, serta mendorong
pembangunan bewawasan kesehatan di tingkat desa.
Aktif atau tidaknya PKD di dalam memberikan pelayanan
kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat di bidang kesehatan
dan mendorong terwujudnya pembangunan yang berwawasan
kesehatan di tingkat desa menjadi tolok ukur dalam menentukan strata
pengembangan desa siaga (Depkes Propinsi Jawa Tengah, 2006)
Di tingkat desa, pengelola PKD terdiri dari bidan/perawat, tenaga
sanitarian dan tenaga administrasi (Dinkes Propinsi Jawa Tengah,
2006). Pengembangan PKD yang dimotori oleh tenaga kesehatan
profesional ini, diharapkan dapat menjadi potensi awal untuk
mempercepat terwujudnya desa siaga. Untuk itu, pengelola PKD
khususnya bidan/perawat diharapkan tinggal menetap di PKD agar
33
peran sebagai pusat rujukan pertama dari masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan dapat
berjalan dengan optimal.
Melihat fenomena tersebut diatas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan topik hubungan antara keberadaan
bidan yang menetap di poliklinik kesehatan desa dengan strata desa
siaga di Kabupaten Blora.
H. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti ingin meneliti
“Apakah ada hubungan antara keberadaan bidan yang menetap di
poliklinik kesehatan desa dengan strata desa siaga di Kabupaten Blora.”
I. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui hubungan antara keberadaan bidan yang menetap di
poliklinik kesehatan desa dengan strata desa siaga di Kabupaten Blora.
Tujuan Khusus :
a. Mengetahui bayaknya bidan yang menetap di PKD
di Kabupaten Blora
b. Mengetahui strata PKD di Kabupaten Blora
c. Mengetahui hubungan antara keberadaan
bidan yang menetap di poliklinik kesehatan desa dengan strata desa
34
siaga di Kabupaten Blora
J. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi
peneliti dengan menggunakan metode deskripsi korelatif
2. Bagi Puskesmas
Memberikan informasi tambahan dalam meningkatkan kinerja PKD.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai sumber data bagi peneliti berikutnya agar lebih komplek baik
metode maupun variabel penelitiannya.
K. Design & Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Non Experiment dengan studi
korelasional yaitu desain yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antar
variabel. Pada penelitian ini peneliti mencoba untuk meneliti hubungan
antara keberadaan bidan yang menetap di PKD dengan strata desa siaga di
Kabupaten Blora, Jawa Tengan melalui pengujian hipotesis.
35
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional, dimana data yang
berhubungan dengan topik penelitian diambil satu kali selama periode waktu
penelitian dilakukan (Nursalam, 2003).
Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian akan dilakukan di Kabupaten Blora selama 3 bulan
Sampling Desain.
1. Populasi.
Penelitian ini populasinya adalah semua desa siaga di Kabupaten
Blora, yaitu sebanyak 149 desa.
2. Sampel.
Dengan metode simple random sampling yaitu pemilihan sample
yang dilakukan secara acak dari semua anggota populasi.
Adapun kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Desa siaga yang mempunyai bangunan fisik pos kesehatan desa.
b. Desa siaga yang ada di wilayah Kab. Blora.
c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.
Identifikasi Variabel
Variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah variabel bebas
dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bidan yang menetap di PKD.
2. Variabel terikat
36
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah strata desa siaga.
37
Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran.
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel berdasarkan karaktersistik yang diamati atau akan diukur oleh peneliti.
Definisi operasional variable pada penelitian ini diuraikan dalam table di bawah ini:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala SkorIndependen
Bidan yang Menetap di PKD
ada atau tidaknya bidan yang tinggal menetap di PKD desa siaga guna melakukan tugas sebagai pembimbing dan pelaksana penggerakan serta pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan, pembimbing dan pelaksana pelayanan kegawatdaruratan kesehatan sehari-hari serta bencana, pembimbing masyarakat dalam menghadapi bencana, dan pelaksana pelayanan medis dasar
Keberadaaan bidan di PKD desa siaga selama 24 jam
Kuesioner Nominal 1: Tinggal menetap di PKD
2: Tidak tinggal menetap di PKD
38
Dependen
Siaga
Peringkat desa siaga yang dinilai berdasarkan keaktifan PKD, keaktifan forum kesehatan desa, ada atau tidaknya kegiatan yang meliputi 4 komponen desa siaga (kegiatan gotong royong, upaya kesehatan, surveilans dan pembiayaan), kesiapan masyarakat menghadapi bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, dan berfungsi atau tidaknya system kesehatan desa. Didalam penelitian ini strata desa siaga dibedakan menjadi tiga tiga sebagai berikut:
Ada PKD aktif, ada forum kesehatan desa, terdapat kegiatan yang meliputi 4 komponen desa siaga (kegiatan gotong royong, upaya kesehatan, surveilans dan pembiayaan), kesiapan masyarakat menghadapi bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, system kesehatan desa berfungsi dengan baik yang dapat dinilai dari indicator output
Kuesioner Ordinal 30-69.99: Strara 1
70–80.99: Strata 2
>90: Strata 3
39
Istrumen Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Sesuai dengan
Polit & Hungler (1999), untuk penelitian kuantitatif pada umumnya pengambilan
data dilakukan menggunakan kuesioner.
Instrumen pada penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian A
bertujuan untuk mengumpulkan data demografi sampel, bagian B yang
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang keberadaan bidan yag menetap di
PKD dan bagian C yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang digunakan
untuk menentukan strata desa siaga yang diadopsi dari format penilaian strata
desa siaga Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.
Penilaian kuesioner bagian C dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk
jawaban “ya” dan memberikan nilai 0 untuk jawaban “tidak”. Selanjutnya nilai
total dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Nilai Akhir =Jumlah Skor
X 10045
Berdasarkan Nilai akhir, PKD dikelompokkan menjadi 3 strata dengan
ketentuan sebagai berikut:
Strata 1 : Jika nilai akhir 30-69.99
Srtata 2 : Jika nilai akhir 70–80.99
Strata 3 : Jika nilai akhir >90
0
Cara Pengumpulan Data.
Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan kuesioner yang dibagikan
sendiri oleh peneliti kepada responden yang terlibat dalam penelitian. Tahapan
pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian
2. Menjelaskan tentang hak responden untuk ikut atau tidak ikut dalam
penelitian
3. Meminta responden untuk mengisi lembar persetujuan jika responden setuju
untuk ikut dalam penelitian
4. Membagi kuesioner pada responden
5. Memberi kesempatan pada responden untuk mengisi kuesioner
6. Mengumpulkan jawaban sesudah responden mengisi semua butir
pertanyaan yang ada di kuesioer.
Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan melalui
beberapa tahap sebagai berikut
a. Editing
Editing artinya meneliti kelengkapan data yang terkumpul dalam
kuesioner yang sudah diisi oleh responden.
1
b. Coding
Coding ialah kegiatan memberi tanda pada masing-masing variabel yaitu:
1) Keberadaan bidan yang menetap di PKD
Pengkodean dengan angka 0 diberikan untuk bidan yang tidak tinggal
menetap di PKD dan angka 1 untuk bidan yang tinggal menetap di
PKD.
2) Variabel strata desa siaga
Pengkodean dengan angka 1 diberikan untuk desa siaga strata 1,
angka 2 diberikan untuk desa siaga strata 2, dan angka 3 diberikan
untuk desa siaga strata 3.
c. Scoring
Yaitu memberikan nilai pada keberadaan bidan yang menetap di PKD
dan strata desa siaga
d. Tabulating
Memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai kriteria
pengelompokan.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Analisa untuk mengetahui distribusi tiap-tiap variabel. Analisa univariat
dilakukan terhadap karakteristik responden, keberadaan bidan yang
2
menetap di PKD dan strata desa siaga. Data disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, persentase atau rata-rata sebagai informasi untuk
menggambarkan variabel.
b. Analisis Bivariat
Analisa analitik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik. Uji statistik yang
digunakan adalah Pearson Product Momment dengan rumus sebagai
berikut:
N∑xy – ( ∑x)(∑y) rxy =
{N∑x 2 – (∑x)2}{N∑y 2 – ( ∑y )2}
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total
= Jumlah perkalian antara skor item dan skor total
N = Banyaknya responden
3
Berdasarkan nilai korelasi yang didapat, maka derajat hubungan
dapat dibedakan menjadi (Sugiyono, 2002)
Tabel 3.2. Interprestasi derajad hubungan
r Interpretasi0
0,01-0,200,21-0,400,41-0,600,61-0,800,81-0,99
1
Tidak berkorelasiSangat rendahRendahAgak rendahCukupTinggiSangat tinggi
Penilaian kesimpulan dilakukan dengan melihat r hitung dan r tabel.
Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak dan jika r hitung < r tabel maka Ho
diterima.
Etika Penelitian.
3. Anonimity (tanpa nama).
Dilakukan dengan tidak mencantumkan nama bidan yang bertugas di
PKD dan nama desa yang dilibatkan dalam penenilitan..
4. Confidentiallity (kerahasiaan).
Kerahasiaan informasi tentang data yang telah dikumpulkan dijaga
kerahasiaannya oleh peneliti.
4
5
L. Daftar Publikasi dan Karya Peneliti
6
1. Efektifitas penggunaan Air Sirih Dalam Perawatan Perineum Pada Ibu
Postpartum, 2000 (Tavip Indrayana, SKep, Ners/Peneliti I)
2. Hubungan Pengetahuan, Kebudayaan, Keluarga Tentang Perawatan Tali Pusat
dan Ketrampilan Ibu Dalam Merawat Tali Pusat, 2003 (Tavip Indrayana, SKep,
Ners/Peneliti Utama)
3. Hubungan Kondisi Psikososial: Cemas, Takut, dan Gangguan Konsep Diri
(Harga Diri) Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Pada pasien Bedah Mayor di
RSUD Rembang, 2004 (Bambang Sucipto, SPd, Akep/Peneliti Utama)
4. Hubungan Kondisi Psikososial: Cemas, Takut, dan Gangguan Konsep Diri
(Harga Diri) Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Pada pasien Bedah Mayor di
RSUD Rembang, 2004 (Teguh Wahyudi, MN/Peneliti I)
M. Daftar Rujukan
DAFTAR PUSTAKA
Bloom, K.C. & Hough, M.C. (2003). Student Satisfaction with Technology-enhanced Learning. Computers, Infromatics, Nuring, 21 (5). 241-246
Budiarto, E. (2001). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, EGC: Jakarta
Cooksey, K., Kohlmeier, M., Plaisted, C., Adams, K., & Zeisel, H.(2000). Getting Nutrition Education Into Medical Schools: A Computer-Based Approach. American Journal of Clinical Nutrition, 72 (3). 868s-876s
Cartwriht, J.C. (2002). Sudent Perspectives on Transitioning for Distance Learning. Computers, Infromatics, Nuring, 20 (4). 143-149
Hasibuan, J.J., Moedjiono. (2000). Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya: Bandung
Lewis, D. (2003). Computers in Patient Education. Computers, Infromatics, Nuring, 21 (2). 88-96
Nils, A., Z. (2006). Mari Belajar Membuat Modul Interaktif, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Jakarta II: Jakarta
Usman, H. & Akbar, P.S. (2000). Pengantar Statistik. PT Bumi Aksara: Jakarta
Walker, H. (2006). Computer-based Education for Patients with Psikosis. Nursing Standard, 20 (30). 49-56
7
O. Rencana Penelitian/Jadwal tentative Penelitian
NO KEGIATANBULAN
JUNI JULI AGUS SEP OKT NOV
1 Studi pendahuluan
2 Studi Kepustakaan
3 Menyusun Proposal
4 Pengajuan Proposal
5 Perbaikan Proposal
6 Seminar Proposal
7 Penyusunan
Instrument
8 Persetujuan Infrom
Consent
9 Pelaksanaan
penelitian
10 Pengambilan data
11 Seminar kemajuan
penelitian
11 Tabulasi &
Pengolahan Data
12 Penyusunan Laporan
13 Penyampaian hasil
penelitian
14 Seminar Hasil
Penelitian
15 Penyampaian
Laporan Penelitian
8
P. Rencana Anggaran
No Jenis kegiatan Jumlah UNIT LITBANG
1. Pajak Penelitian (16%) Rp. 1,120,000,-
2 Gaji Peneliti (3 orang) (20%) Rp. 1,400,000,-
3 Bahan Penelitian dan perjalanan
(50%)
Biaya perjalanan (14%)
Pembuatan dan
penggandaan CD Interaktif
Penggandaan
questionnair
Penggandaan bahan ajar
ATK
Rp. 980,000,-
Rp. 1.400.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 195.000,-
4 Lain-lain (20%)
Seminar
Publikasi
Pembinaan
Management Fee
Rp. 1.705.000
Jumlah Rp. 7.000.000
9