proposal penelitian
DESCRIPTION
proposal penelitian aqua danoneTRANSCRIPT
Proposal Penelitian
PENCITRAAN DAN MAKNA DALAM IKLAN TELEVISI AQUA
VERSI “TEMUKAN INDONESIAMU”
(Survei Terhadap Mahasiswa Universitas Paramadina Paramadina
Sebagai Audiens Iklan Televisi)
Oleh :
Prahaya Fajar Mhariman
Ilmu komunikasi ( Public Relations)
211000260
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kegiatan periklanan yang menjadi bagian dari komunikasi masa telah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern.
Secara sederhana komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa. Joseph
Devito mendefinisikan komunikasi sebagai “Komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-
pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih
logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan
pita)” (Nurudin, 2007:12)
Iklan adalah alat pemasaran yang digunakan dalam proses komunikasi untuk mengirim
pesan ke penerima (konsumen), yang akan bereaksi atau menanggapi dengan cara tertentu.
Pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap khalayak,
dalam hal ini tentunya sikap-sikap konsumen (Jefkins, 1997:5).
Dengan wujudnya yang beragam iklan dapat ditemui dengan mudah di dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat terutama di kota-kota besar, mulai dari spanduk di jalan raya,baliho,iklan
televisi sampai beriklan menggunakan jaringan media sosial. Dalam era globalisasi seperti
sekarang ini, periklanan telah menembus setiap bidang kehidupan masyarakat seperti seni,
budaya, olahraga, fashion, politik dan bahkan agama.
Dalam proses menuangkan ide ke dalam pesan, terjadi proses encoding dimana ide itu
dituangkan dalam bahasa iklan yang meyakinkan orang (Bungin, 2008:108-109). Ketika iklan
disiarkan di media, terjadi decoding yaitu proses pemaknaan pesan dalam iklan tersebut oleh
audiens. Dalam proses decoding, seseorang mengoperasikan sistem internalnya. Sistem internal
ini adalah sistem nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia berpartisipasi dalam
komunikasi, yang ia cerap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (Mulyana,
2003: 105-106). Sistem internal ini disebut juga kerangka rujukan (frame of reference) dan
bidang pengalaman (field of experience).
Tak dapat terelakkan iklan mempengaruhi tingkat konsumerisme dalam perilaku masyarakat
akibat penyebar luasan makna pesan yang serempak dan menyeluruh.Dalam masyarakat
kapitalis, periklanan menciptakan kebutuhan akan produk-produk dan jasa yang bisa jadi sangat
diperlukan atau lebih mungkin hanya untuk mempertinggi gaya hidup.
Janowitz (1986, dalam Ruslan, 2004:90) menjelaskan bahwa: “Komunikasi massa terdiri
dari lembaga dan teknis yang dilakukan oleh kelompok-kelompok khusus yang memiliki
kemampuan menyediakan perangkat teknologi informasi (perusahaan penerbitan pers, radio, film
dan sebagainya) untuk menyebarluaskan isi pesan-pesan (simbol) bermuatan besar, beragam dan
mampu mencapai khalayak yang tersebar secara luas.
Iklan menemukan kekuatannya ketika menggunakan jasa media massa seperti radio,
televisi, surat kabar,majalah dan media sosial. Sifat media massa yang mempunyai kemampuan
untuk memikat perhatian secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous)
memungkinkan iklan untuk lebih efektif mengkomunikasikan pesan yang hendak
disampaikannya.
Iklan televisi merupakan suatu bentuk komunikasi massa. Bovee dalam Advertising
Excellence (1995:14) mendeskripsikan iklan sebagai sebuah proses komunikasi dimana terdapat:
pertama, orang yang yang disebut sebagai sumber munculnya iklan; kedua, media sebagai
medium; dan ketiga, audiens.
Televisi merupakan media dimana periklanan paling berkembang. Iklan dan televisi
memiliki hubungan yang saling menguntungkan. Televisi media yang paling ideal untuk
penyampaian ide-ide iklan, karena televisi adalah media murah dan dimiliki secara umum. Selain
itu, televisi dapat meningkatkan kemampuan iklan dalam mengkonstruksi citra produk kepada
pemirsa karena kekuatan audio visualnya dan tingkat penggunanya yang sangat tinggi.
Sementara iklan adalah sumber pendapatan utama sebuah perusahaan pertelevisian.
Pesan yang disampaikan oleh iklan lebih dari sekedar informasi, tetapi juga persuasi
terhadap khalayak agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran untuk
mencetak penjualan dan keuntungan. Iklan menyampaikan informasi dan memediasi hubungan-
hubungan sosial, memberitahu individu-individu apa yang harus mereka beli untuk menjadi
fashionable, populer, dan sukses sembari membujuk mereka untuk membeli produk-produk
tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Untuk itu iklan menggunakan simbol-simbol kelas
sosial dan simbol-simbol budaya modern seperti kemewahan, kualitas, efektifitas, kenikmatan
dan cita rasa, kemudahan, aktualitasasi serta simbol budaya populer dan kelas sosial lainnya.
Karenanya, pengiklan dan pihak pemasaran berperan dalam “menghasilkan sistem-sistem
makna, prestise, dan identitas dengan mengasosiasikan produk-produk mereka dengan gaya-gaya
hidup, nilai simbolis, dan kesenangan-kesenangan tertentu” (Kellner:WWW). Inilah yang disebut
pencitraan.
Menurut Burhan Bungin (2008:157) pesan iklan televisi memiliki dua tahap penting:
pertama, tahap menyampaikan informasi, dan kedua, tahap membangun citra, pembenaran, dan
persuasi tindakan.
Citra dikonstruksi melalui pengelolaan pesan yang disampaikan dalam iklan, yaitu melalui
penggunaan simbol-simbol kelas sosial, simbol-simbol budaya populer; seperti kemewahan,
kualitas, efektifitas, kenikmatan dan cita rasa, kemudahan, aktualitasasi serta simbol budaya
populer dan kelas sosial lainnya (Bungin: 2008:155). Pembentukan konstruksi citra lewat media
massa bisa berbentuk: 1) model good news dan 2) model bad news. Iklan biasanya menggunakan
model good news dengan maksud utama mencitrakan kebaikan dari apa yang diiklankannya
(Bungin, 2008:199).
Gambar 1. DANONE AQUA
SUMBER: www.aqua.com
Kesuksesan Aqua menjadi salah satu produk air minum dalam kemasan (AMDK)
multinasional melekat dari upaya pencitraan menggunakan iklan. PT Aqua Golden Mississippi
didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam
kemasan di Indonesia awalnya sangat sulit sekali mencari tempat di hati khalayak mengenai air
minum dalam kemasan akan tetapi dengan kegigihan akhirnya Aqua dapat diterima di sisi
masyarakat. Pabrik pertama berlokasi di Bekasi. Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini Aqua
memiliki 14 pabrik di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1998, Aqua (yang berada di bawah naungan PT Tirta Investama) melakukan
langkah strategis untuk bergabung dengan Group Danone, yang merupakan salah satu kelompok
perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini
berdampak pada peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan teknologi
pengemasan air terkini dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan
(AMDK) yang terbesar di Indonesia. Di bawah bendera Danone-Aqua, kini Aqua memiliki lebih
dari 1.000.000 titik distribusi yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia.
Bertepatan dengan pergantian milenium di tahun 2000, Aqua meluncurkan produk
berlabel Danone-AQUA. Dan pada thun 2001 Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT
Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham
mayoritas Aqua Group. Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November
2001. Pada tanggal 27 September, Aqua memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang
merupakan produk dari Danone. Mizone hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.
Beberapa lokasi sumber mata air Aqua diantaranya Brastagi, Lampung (Jabung dan
Umbul Cancau), Mekarsari (Kubang), Subang (Cipondoh), Wonosobo (Mangli), Klaten
(Sigedang), Pandaan, Kebon Candi, Mambal, Menado (Airmadidi).
Citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas
(Rakhmat, 2007:223). Citra (image) merepresentasikan keseluruhan informasi tentang dunia ini
yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan individu (Roberts:1977, dalam Rakhmat,
2007:223).
Maka yang dimaksud dengan pencitraan adalah upaya membentuk citra.
Jalaluddin Rakhmat (2007:278) mengatakan bahwa makna terletak pada pikiran orang, yaitu
pada persepsinya. Makna terbentuk berdasarkan frame of reference (kerangka rujukan) dan field
of experience (bidang pengalaman) masing-masing individu.
Yang dimaksud makna dalam penelitian ini adalah makna yang dikode oleh audiens
(pemirsa) iklan terhadap pencitraan dalam iklan. Jadi makna adalah hasil dari persepsi setelah
melakukan decoding terhadap pesan. Oleh karena itu, makna bisa juga disebut sebagai hasil dari
penafsiran pesan.
Gambar 2.Danone Nations Cup
Sumber: www.danonenationscup.com
Tidak hanya melalui media iklan saja Aqua membangun citra nya dengan mensponsori
ajang olahraga sepak bola anak yakni Aqua Danone Cup kemudian Aqua kerap kali mendapat
prestasi luar biasa yang tak jarang kerap ditampilkan di iklan maupun media lain.
Gambar 3.Penyerahan penghargaan Gold awards oleh Presiden Republik Indonesia
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/171923
seperti AQUA menghadirkan konsep AQUA Lestari untuk pengelolaan sumber daya air
secara terpadu melalui program akses air bersih dan penyehatan lingkungan, serta meluncurkan
proyek "Satu untuk Sepuluh" di NTT. Menerima Indonesia Platinum Brand Award, AQUA
menerima MDGs (Millennium Development Goals) Award sebagai perusahaan yang mendukung
pencapaian MDGs, untuk kategori Pelestarian Lingkungan serta Wana Lestari Award dari
Kementerian Kehutanan, atas peran Pabrik AQUA Air Madidi di Sulawesi Utara dalam upaya
Penghijauan Gunung Klabat, Pemenang Penghargaan Indonesia MDG Awards 2012 Kategori
Pendidikan untuk School Supporting Program di Kebon Candi, Kecamatan Gondang Wetan,
Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
Pemenang Runner Up Penghargaan Indonesia MDG Awards 2012 Kategori Layanan Air Bersih
dan Sanitasi untuk Program Akses Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan/ Water Access,
Sanitation and Hygiene (WASH).Kemudian tagline – tagline nya yang sangat mudah di terima
seperti “Aqua,kebaikan alam kebaikan hidup” “Aqua,It’s in me” dan “Aqua,Temukan
Indonesiamu”
Namun, citra yang dikonstruksi produsen iklan bisa sama bisa berbeda dengan makna
yang dikode oleh audiens.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan suatu penelitian tentang upaya pencitraan
dalam iklan serta makna yang dikode oleh audiens (khususnya audiens dari kalangan mahasiswa
Universitas Paramadina Jakarta) terhadap pencitraan tersebut melalui suatu studi deskriptif
kualitatif. Untuk itu, penulis mengajukan judul penelitian sebagai berikut: “Pencitraan dan
Makna dalam Iklan Televisi Aqua Versi “Temukan Indonesiamu”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
“Bagaimana pencitraan dan makna dalam iklan televisi Aqua versi “Temukan
Indonesiamu”?”
1.3. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk pesan (audio dan visual) dalam iklan televisi Aqua versi “Temukan
Indonesiamu”?
2. Apa citra yang ingin ditampilkan oleh pengiklan dalam iklan Aqua versi “Temukan
Indonesiamu”?
3. Bagaimana makna dalam iklan televisi Aqua versi “Temukan Indonesiamu”?
menurut audiens?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan bagaimana bentuk pesan (audio dan visual) yang digunakan untuk
mengkonstruksi citra dalam iklan televisi Mengetahui citra apa yang ingin ditampilkan
oleh pengiklan dalam iklan televise Aqua versi “Temukan Indonesiamu”
2. Mengetahui bagaimana makna dalam iklan televisi Aqua versi ”Temukan Indonesiamu”
menurut audiens.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian media massa terutama
iklan serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
Selain itu, penulisan hasil penelitian ini juga dapat dijadikan referensi bagi
rekan-rekan mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian terhadap masalah yang
sama.
1.5.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini antara lain dapat
memberikan rekomendasi kepada calon praktisi komunikasi mengenai upaya
pencitraan melalui media massa terutama melalui iklan. Bagi pemirsa iklan,
diharapkan penelitian ini dapat memberi pemahaman bahwa realitas di dalam iklan
adalah bagian dari upaya pencitraan, bukan realitas yang sesungguhnya.
1.6.Metodologi Penelitian
1.6.1. Metode Penelitian
Peneliti akan menggunakan metode penelitian kualitatif berjenis deskriptif.
Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-
dalamnya melalui pengumpulan data dan kemudian menggambarkannya dengan
penjelasan lebih rinci terkait dengan permasalahan yang diajukan yaitu bagaimana
konstruksi citra dalam iklan televisi Aqua versi “Temukan Indoneiamu”.
1.7. Jenis Sumber Data
Sumber data primer yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah video rekaman iklan televisi Coca Cola yang bertema Piala Dunia 2010 versi
“History of Celebration”. Video yang akan dianalisa berformat .flv.
Sementara data sekunder diperoleh dari referensi dan pustaka yang berkaitan
dengan permasalahan yang diangkat dan hasil wawancara dengan informan.
1.8. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui:
1. Studi Lapangan (Field Research), yaitu melakukan penelitian di lapangan
untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dengan mendatangi
dan mewawancarai informan.
WAWANCARA
memperoleh data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara langsung melalui komunikasi tatap muka
ANGKET
memperoleh data dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi sendiri mengenai objek yang diteliti.
Pertanyaan dapat berupa pertanyaan terbuka dan tertutup .
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro & Erdinaya, Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.
Boveē, Gurtland L., & Arens, William F., Contemporary Advertising, Illinois:Irwin, Homewood, 1986.
Bungin, Burhan, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L. Berger & Thomas Luckmann, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Dyer, Gillian, Advertising As Communication, NY: Routledge, 1998, tansfered to digital printing 2005, diakses pada Maret 2010http://books.google.co.id/books?id=uTgOAAAAQAAJ&dq=advertising+as+communication+%22dyer%22&printsec=frontcover&source=bn&hl=id&ei=e0DFS728GoPGrAeeje2UDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CBoQ6AEwAw#v=onepage&q&f=false
Jefkins, Frank, Periklanan, Jakarta: Erlangga, 1997.
Kellner, D. Towards A Critical Theory of Advertising, diakses pada Maret 2010http: // www.uta.edu/english/dab/illuminations/kell6.html
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa – Suatu Pengantar, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi – Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Mulyana, Deddy & Rakhmat, Jalaluddin (ed.), Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Ruslan, Rosady, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.