proposal pak edy siap print

19
1 PROPOSAL PENINGKATAN MINAT BACA MELALUI “GERAKAN 30 MENIT MEMBACA-MENULIS” PADA SISWA SDN 02 BALEREJO Disusun Oleh: Dhesi Asriani (NPM 09.141.047) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012

Upload: dhesiasri

Post on 06-Jul-2015

1.514 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal pak edy   siap print

1

PROPOSAL

PENINGKATAN MINAT BACA MELALUI “GERAKAN 30 MENIT

MEMBACA-MENULIS” PADA SISWA SDN 02 BALEREJO

Disusun Oleh:

Dhesi Asriani (NPM 09.141.047)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI MADIUN

2012

Page 2: Proposal pak edy   siap print

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di Indonesia, masalah membaca menjadi perhatian utama dalam berbagai

pembahasan seputar pengembangan kualitas sumber daya manusia khususnya

generasi muda. Rahma (2010:3), menuliskan HDI (Human Development Index)

menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat yang lebih rendah dari

negara-negara seperti Thailand, Malaysia, Filiphina, dan Myanmar. World Bank

di dalam salah satu laporannya mengenai pendidikan juga mencatat tentang

rendahnya kemampuan membaca anak-anak Indonesia. Mengutip hasil studi

Vincent Greanary, World Bank menunjukkan kemampuan membaca siswa kelas

6 SD di Indonesia mendapatkan nilai 51,7 yang berada di urutan paling akhir

setelah Filiphina (52,6), Thailand (65,1), Singapura (74,0), dan Hongkong

(75,5).

Kegiatan membaca memiliki manfaat yang besar. Membaca secara

sederhana berarti memahami apa yang tersirat dari apa yang tersurat. Dari

kegiatan memahami apa yang tersirat dari yang tersurat itu terselip berbagai

kegiatan lain seperti pengimajinasian, pemahaman, merasakan, hingga usaha

penerapan hal-hal baik dari apa yang telah dibaca.

Membaca memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Membaca

dapat membawa seseorang ke tempat yang jauh tanpa mereka harus pergi ke

tempat itu sendiri. Membaca dapat mengantarkan seseorang pergi ke dunia masa

lalu, dan mampu membuat seseorang memprediksi keberadaan masa depan.

Maka, dengan membaca seseorang mampu menembus waktu dan menyeberangi

batas geografis. Membaca menjadikan seseorang lebih luas dalam mengenal

dunia.

Membaca bagi anak SD akan mengarahkan anak lebih luas dalam

penguasaan kosa kata, yang nantinya akan berdampak bagi perkembangan

konstruksi pengetahuan secara keseluruhan. Dengan membaca , khususnya

dongeng dan cerita-cerita fiksi lain, anak akan mampu menemukan berbagai

Page 3: Proposal pak edy   siap print

3

macam karakter manusia dan berusaha membuat penilaian antara mana yang

boleh dicontoh dengan yang tidak boleh dicontoh. Hal ini akan membantu anak

membentuk karakter dirinya sendiri.

Membaca akan membuat anak belajar bersikap dewasa melalui analisa-

analisa yang mereka lakukan setelah kegiatan membaca. Membaca bagi anak SD

juga akan membantu dalam pendeskripsian cita-cita mereka dan menanamkan

keinginan kuat untuk meraihnya. Suyono (2005:11) menuliskan bahwa

perkembangan seorang anak akan jauh lebih baik jika mereka banyak membaca

dan menulis. Dalam proses membaca dan menulis tersebut ada proses menerima

informasi, mengolah informasi, dan menghasilkan informasi baru. Dengan

mengolah informasi, anak akan lebih matang perkembangn kognitifnya karena

otak mereka selalu aktif. Dan dengan menghasilakn informasi baru misalkan

dalam bentuk tulisan, anak akan mengerti manfaat informasi dari proses

membaca.

Sayangnya, anak-anak cenderung menggunakan lebih lama waktunya

untuk bermain daripada membaca, terutama mereka yang berusia 7-10 tahun

(Rahma, 2010: 9). Disebutkan bahwa anak-anak yang berusia 7-8 tahun

sebanyak 50 persen diketahui lebih banyak menggunakan waktu untuk bermain

daripada membaca. Untuk anak-anak seusia ini hanya (5,6) persen yang

menggunakan waktunya lebih lama untuk membaca daripada bermain.

Sedangkan anak-anak yang berusia 9-10 tahun, (64,7) persen diketahui

menggunakan waktunya lebih lama untuk bermain daripada membaca. Dan

kecenderungan ini mulai menurun di kalangan anak-anak yang berusia di atas 10

tahun.

Serupa dengan keadaan yang ditemui di SDN Balerejo 02, terlihat para

siswa enggan pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Pada jam istirahat,

para siswa lebih menyukai menggunakan jam tersebut untuk membeli jajan dan

bermain. Selain itu terlihat pula kegitan membaca di saat proses belajar

mengajar kurang efektif karena perlahan siswa membuat kelas gaduh. Hal

tersebut menunjukkan kebiasaan membaca para siswa masih rendah.

Page 4: Proposal pak edy   siap print

4

Rosidi (Suroso, 2007:132) menyatakan bahwa kebiasaan membaca

adalah suatu kegiatan yang harus ditanamkan, dipupuk, dibina, dan dididikkan

karena hal itu tidak tumbuh secara otomatis.

Gerakan 30 Menit Membaca-Menulis merupakan kegiatan yang

ditujukan untuk menanamkan, memupuk, dan membina anak-anak untuk

terbiasa membaca. Gerakan ini memberikan kebebasan pada anak untuk memilih

sendiri buku bacaan yang akan dibacanya sehingga diharapkan anak tidak akan

merasa terpaksa dalam membaca. Gerakan ini juga mengajarkan pada anak

untuk menggali informasi dari kegiatan membaca dengan menuliskan dengan

bahasa mereka sendiri apa yang telah mereka baca untuk disampaikan kembali

atau menuliskan kesan dari buku yang telah dibaca.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah yang dapat dirumuskan adalah:

Bagaimanakah “ Gerakan 30 Menit Membaca-Menulis” dapat meningkatkan

minat baca siswa SDN Balerejo 02?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan “Gerakan 30 Menit Membaca-Menulis” dapat meningkatkan

minat baca siswa SDN Balerejo 02

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan,

hipotesis tindakan penelitian ini adalah jika “Gerakan 30 Menit Membaca-

Menulis” diterapkan pada siswa SDN Balerejo 02, maka minat baca siswa akan

meningkat.

Page 5: Proposal pak edy   siap print

5

E. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, manfaat dari hasil penetian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa karena mereka

menjadi gemar membaca.

2. Bagi guru, penelitian ini dimungkinkan dapat terus diterapkan kepada para

siswa supaya menjadi kebiasaan dalam diri siswa dan menumbuhkan gemar

membaca.

3. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan

untuk melakukan penelitian sejenis.

Page 6: Proposal pak edy   siap print

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Membaca

Membaca adalah kegiatan penerjemahan simbol atau huruf ke dalam kata

dan kalimat yang memiliki makna bagi seseorang (Bram & Dickey dalam

Darmono, 2004: 182).

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Hodgson

dalam Henry Guntur Tarigan (2008:7) mendefinisikan membaca sebagai

suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata

yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan

sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui.

Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak

akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana

dengan baik.

Dari segi linguistik, (Anderson dalam Henry Guntur Tarigan, 2008:7)

membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi

(a recording and decoding proscess), berlainan dengan berbicara dan

menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek

pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis

(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang

mencakup pengubahan tulisan/ cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Crawley dan Mountain (Farida Rahim, 2007:2),mengemukakan bahwa

membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan

banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga

melibatkan aktifitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan

simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses

berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman

literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan

kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan

kamus.

Sujana dalam Sri Handayani (2011:179), mengemukakan bahwa

membaca adalah suatu proses. Proses dimana kegiatan yang dilakukan

secara sadar dan bertujuan. Membaca bukanlah kegiatan memandangi

lambang-lambang tertulis saja, namun lambang-lambang itu akan

menjadi bermakna untuk segera dipahami oleh pembaca.

Page 7: Proposal pak edy   siap print

7

Dari definisi-definisi tentang membaca diatas, disimpulkan secara

sederhana bahwa membaca adalah suatu proses untuk memahami apa yang

tersirat dari apa yang tersurat, atau melihat pemikiran yang terkandung di dalam

kata-kata yang tertulis.

Tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar

dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning (Syafi‟ie dalam

Farida Rahim, 2007:2). Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat,

kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan sistem

tulisan yang digunakan. Decoding (penyandian) mengarah pada proses

penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Sedangkan meaning

merujuk pada proses memahami makna.

Darmono (2004:183) menyebutkan bahwa tujuan membaca itu ada tiga,

yaitu:

1. Membaca untuk kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah

membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David

Eskey, tujuan membaca semacam ini adalah Reading for Pleasure.

Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah

sebagai „bacaan ringan‟

2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca

buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca

untuk meningkatkan pengatahuan disebut juga dengan Reading for

Intelectual Profit

3. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misal para mekanik perlu

membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep

masakan, dan sebagainya. Kegiatan membaca semacam ini dinamakan

dengan Reading for Work

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh

informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan (Henry Guntur Tarigan,

2008: 9).

Sedangkan Blanton dkk (Farida Rahim, 2007:11-12) mengemukakan

tujuan membaca itu mencakup:

1. Kesenangan

2. Menyempurnakan membaca nyaring

3. Menggunakan strategi tertentu

4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik

Page 8: Proposal pak edy   siap print

8

5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahuinya

6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

7. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi

yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan

mempelajari tentang struktur teks

9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Kegiatan membaca pada dasarnya terdiri atas dua bagian, yaitu proses

dan produk. Menurut Burns dkk dalam Farida Rahim (2007: 12), ada semilan

aspek yang melingkupi proses membaca, yaitu sensori, perseptual, urutan,

pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan.

Proses membaca dimulai dengan pengungkapan simbol-simbol grafis

melalui indra penglihatan sehinggga proses ini disebut sebagai tahap sensori

visual. Anak-anak kemudian belajar membedakan secara visual simbol-simbol

huruf yang selanjutnya digunakan untuk berbicara.

Perseptual melingkupi aktivitas mengenal suatu kata sampai pada suatu

makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Kegiatan persepsi melibatkan kesan

sensori yang masuk ke otak. Ketika seseorang membaca, otak menerima

gambaran kata-kata, kemudian mengungkapkannya dari halaman cetak

berdasarkan pengalaman pembaca sebelumnya dengan objek, gagasan, atau

emosi yang dipresentasikan oleh suatu kelas.

Urutan dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikuti rangkaian

tulisan yang tersusun secara linear, yang umumnya tampil pada satu halaman

dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.

Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca. Anak-

anak yang memiliki pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan

yang lebih luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep yang

mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang

mempunyai pengalaman terbatas. Pengalaman langsung maupun tidak langsung

Page 9: Proposal pak edy   siap print

9

akan meningkatkan perkembangan konseptual anak, namun pengalaman

langsung lebih efektif daripada pengalaman tidak langsung.

Membaca sendiri merupakan proses berpikir. Pembaca harus memahami

kata-kata dan kalimat yang tersusun dalam sebuah bacaan melalui proses

asosiasi dan eksperimental. Setelah memahami apa yang dibaca, maka pembaca

akan mulai menyimpulkan bacaan tersebut.

Mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna

merupakan aspek asosiasi dalam membaca. Anak-anak akan belajar

menghubungkan simbol-simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna.

Aspek afektif merupakan proses membaca yang berkenaan dengan

kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca (sesuai

minatnya), dan menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang membaca.

Gagasan dimulai dengan penggunaan sensori dan perseptual dengan latar

belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta membangun makna teks yang

dibacanya secara pribadi. Makna dibangun berdasarkan pada teks yang

dibacanya, tetapi tidak seluruhnya ditemui dalam teks.

Produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi

antara penulis dan pembaca. Pemahaman terhadap bacaan sangat bergantung

pada semua aspek yang terlibat dalam proses membaca. Pemahaman bacaan

tidak hanya berupa aktivitas menyandi (decoding) simbol-simbol ke dalam bunyi

bahasa, tetapi juga membangun (construct) makna ketika berinteraksi dengan

halaman cetak (Burns dalam Farida Rahim, 2007: 14).

Secara garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam kegiatan

membaca, yaitu:

1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat

dianggap barada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek

ini mencakup:

Pengenalan bentuk huruf

Pengenalan unsur-unsur linguistik

Pengenalan hubungan/ korespondensi pola ejaan dan bunyi

Page 10: Proposal pak edy   siap print

10

Kecepatan membaca ke taraf lambat

2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang

dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).

Aspek ini mencakup:

Memahami pengertian sederhana

Memahami signifikansi atau makna

Evaluasi atau penilaian

Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan

keadaan (Henry Guntur Tarigan, 2008:12).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnold

(Farida Rahim, 2007: 16) ialah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan

psikologis.

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,

dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak

menguntungkan untuk belajar, termasuk membaca.

Faktor intelektual berkenaan dengan intelegensi seseorang. Intelegensi

didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari

pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan

meresponnya secara tepat. Terkait dengan penjelasan Heinz, Wechster

mengemukakan bahwa intelegensi ialah kemampuan global individu

untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat

secara efektif terhadap lingkungan (Farida Rahim, 2007: 17).

Faktor lingkungan yang mempengaruhi membaca adalah latar belakang

dan pengalaman siswa di rumah, dan kondisi sosial ekonomi keluarga. Rubin

(Farida Rahim, 2007:18)mengemukakan bahwa orang tua yang hangat,

demokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka pada kegiatan yang

berorientasi pendidikan, suka menantang anak untuk berfikir, dan suka

mendorong anak untuk mandiri merupakan orang tua yang memiliki sikap yang

dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik untuk belajar di sekolah. Rumah

memegang pengaruh pada sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua

yang gemar membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca, atau suka

membacakan cerita pada anak-anak mereka umumnya menghasilkan anak yang

gemar membaca.

Page 11: Proposal pak edy   siap print

11

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status sosial ekonomi siswa

mempengaruhi kemampuan verbal siswa (Farida Rahim, 2007: 19). Crawley dan

Mountain menjabarkan bahwa anak-anak yang berasal dari rumah yang

memberikan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh

dengan bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca

yang tinggi.

Sedang faktor psikologis yang mempengaruhi membaca adalah motivasi,

minat, dan kematangn sosial, emosi, dan penyesuaian diri (Farida Rahim,

2007:19).

Crawley dan Mountain (Farida Rahim, 2007:20) mendefinisikan motivasi

sebagai sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan suatu

kegiatan. Blomm dan Piaget menjelaskan bahwa pemahaman, interprestasi, dan

asimilasi merupakan dimensi hierarkis kognitif. Namun, semua aspek kognisi

tersebut bersumber dari aspek afektif seperti minat, rasa percaya diri,

pengontrolan perasaan negatif, serta penundaan dan kemauan untuk mengambil

resiko.

Kematangan sosial, emosi, serta penyesuaian diri mencakup tiga aspek

yaitu: stabilitas emosi, kepercayaan diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam

kelompok. Kemampuan untuk mengontrol emosi sangat diperlukan bagi anak

untuk dapat berkonsentrasi pada bacaannya. Pemusatan perhatian pada bahan

bacaan memungkinkan kemajuan kemampuan anak-anak dalam memahami

bacaan akan meningkat.

C. Minat Baca

Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang

berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan adanya

keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca (Bram dan Dickey

dalam Darmono, 2004: 182).

Farida Rahim mendefinisikan minat baca sebagai keinginan yang kuat

disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca (2007:28). Frymeir menjabarkan

ada tujuh faktor yang mempengaruhi perkembangan minat baca anak, yaitu:

Page 12: Proposal pak edy   siap print

12

1. Pengalaman sebelumnya; siswa tidak akan mengembangkan minatnya

terhadap sesuatu jika mereka belum pernah mengalaminya

2. Konsepsinya tentang diri; siswa akan menolak informasi yang dirasa

mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu

dipandang berguna dan membantu meningkatkan dirinya

3. Nilai-nilai; minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan

oleh orang yang berwibawa

4. Mata pelajaran yang bermakna; informasi yang mudah dipahami oleh

anak akan menarik minat mereka

5. Tingkat keterlibatan tekanan; jika siswa merasa dirinya mempunyai

beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka

mungkin akan lebih tinggi

6. Kekompleksitasan materi pelajaran; siswa yang lebih mampu secara

intelektual dan fleksibel secara psikologis lebih tertarik pada hal yang

lebih kompleks.

Darmono (2004: 185) menyebutkan bahwa upaya untuk mengangkat

program peningkatan minat dan kegemaran membaca perlu melibatkan

unsur-unsur berikut:

1. Anak didik pada semua jenjang SD, SLTP, dan SLTA

2. Guru sekolah

3. Sekolah dengan berbagai program kegiatan yang dapat menunjang

pengkondisian tumbuhnya minat dan kegemaran membaca

4. Orang tua di rumah

5. Lingkungan masyarakat di luar sekolah dan rumah

6. Lembaga-lembaga masyarakat yang berminat terhadap pengembangan

minat dan kegemaran membaca, misalnya dengan mendirikan pondok

baca

7. Pemerintah melalui berbagai program yang dikembangkan seperti

adanya kegiatan bulan buku nasional pada bulan Mei dan sebagainya

yang bisa dikaitkan dengan pembinaan minat dan kegemaran

membaca

Lebih lanjut Darmono menuliskan sekurang-kurangnya ada tiga dimensi

pengembangan minat dan kegemaran membaca yang perlu

dipertimbangkan yaitu sebagai berikut:

1. Dimensi edukatif pedagogik, dimensi ini menekankan tindak-tindak

motivasional apa yang dilakukan para guru di kelas untuk semua

Page 13: Proposal pak edy   siap print

13

bidang studi yang pada akhirnya para siswa tertarik dan memiliki

minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja

2. Dimensi sosio kultural,dimensi ini mengandung makna bahwa minat

baca siswa dapat digalakkan berdasar hubungan-hubungan sosial dan

kebiasaan anak didik sebagai anggota masyarakat, dalam hal ini jika

yang dijadikan panutan memiliki minat baca maka dapat diprediksi

bahwa anak juga dengan sendirinya terbawa situasi gemar membaca

3. Dimensi perkembangan psikologis. Membaca dapat digalakkan sesuai

tahap perkembangan psikologis siswa. Jika siswa masih kelas rendah,

mereka akan tertarik dengan buku-buku bergambar, dan jika siswa

mulai masuk kelas tinggi biasanya mereka akan tertarik dengan buku-

buku yang berisi pengamatan.

D. Gerakan 30 Menit Membaca Menulis

Gerakan 30 menit membaca menulis yang dimaksud pada penelitian ini

adalah kegiatan membaca dan menulis yang terangkum dalam waktu 30 menit.

Kegiatan ini dilaksanakan diawal pelajaran setiap hari bagi seluruh kelas di SDN

Balerejo 02. Secara lebih terperinci, kegiatan dalam waktu 30 menit itu dibagi

menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:

5 menit pertama siswa mempersiapkan diri dengan memilih buku yang

hendak dibaca dan kepada mereka guru membagikan secarik kertas.

20 menit selanjutnya siswa membaca buku yang telah mereka pilih.

Kemudian pada 5 menit terakhir siswa mengakhiri kegiatan membaca dan

mulai menceritakan kembali apa yang telah dibacanya. Bagi siswa kelas

rendah, mereka boleh hanya dengan menuliskan judul buku yang telah

dibaca, tokoh-tokoh dalam cerita, dan kesan selama membaca.

Masing-masing guru kelas dapat memilih hasil tulisan siswa yang paling

baik (1 hari 1 tulisan terpilih) dan menempelkannya pada papan mading tiga hari

sekali.

Page 14: Proposal pak edy   siap print

14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Balerejo 02 yang terletak di Desa

Balerejo kecamatan Kebonsari kabupaten madiun.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran

2012/2013, yaitu bulan Maret sampai Juli 2011.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas 1 sampai 6 SDN Balerejo 02 Tahun

Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 100 siswa.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa dan guru, yang

meliputi:

1. Data kunjungan perpustakaan selama penelitian berlangsung

2. Data penilaian kegiatan membaca siswa selama proses belajar mengajar

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah. Suharsimi

Arikunto mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara besama (2006: 3).

Kemmis (Zainal Arifin, 2011:97) mengartikan, action research as a form

of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including

educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their

Page 15: Proposal pak edy   siap print

15

on social or educational practices, (b) their understanding of these practices,

and (c) the situations in which practices are carried out.

Pada dasarnya, penelitian tindakan kelas meneliti masalah yang

bersumber dari kelas, sedang penelitian tindakan sekolah meneliti masalah yang

bersumber dari sekolah. Dalam penelitian ini, masalah muncul dari siswa kelas 1

sampai 6 yang berkaitan dengan masalah membaca.

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan

penelitian maka penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan (planning),

tahap pelaksanaan (action), tahap pengamatan (observation) dan tahap refleksi

(reflection). Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah

sebagai berikut:

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, 2010: 17)

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi Siklus II

Pengamatan

?

Page 16: Proposal pak edy   siap print

16

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti, kepala sekolah, dan guru menentukan waktu atau jadwal

pelaksanaan penelitian

b. Peneliti melakukan pengamatan sebagai kegiatan pendahuluan untuk

mengetahui respon siswa terhadap kegiatan membaca

c. Menyusun buku kunjungan perpustakaan

d. Menyusun lembar penilaian afektif siswa yang akan digunakan untuk

memantau sikap siswa selama kegiatan membaca di kelas berlangsung

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan penerapan dari tahap perencanaan.

Penerapan “Gerakan 30 Menit Membaca-Menulis” pada siswa kelas 1 sampai

6 adalah selama 1 bulan setiap hari pada saat sebelum memulai pelajaran. 5

menit awal siswa bertugas memilih buku yang akan dibaca. 20 menit

setelahnya siswa membaca buku. Dan pada 5 menit terakhir siswa menulis

pesan & kesan tentang apa yang telah dibaca pada secarik kertas.

3. Tahap Pengamatan

Tahap pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang akurat.

Dalam penelitian ini dilakukan terhadap pelaksanaan gerakan 30 Menit

Membaca-Menulis . Peneliti bekerjasama dengan guru melakukan

pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi terhadap siswa selama

penelitian berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Dalam kegiatan refleksi ini guru bersama peneliti (observer)

mendiskusikan hasil penelitian siklus I. Hasil yang diperoleh didiskusikan,

dianalisis, ditindaklanjuti ketercapaian tindakan penilaian. Apabila hasil yang

diperoleh belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka dilanjutkan

kembali dengan tindakan penelitian siklus II. Kegiatan refleksi ini dilakukan

Page 17: Proposal pak edy   siap print

17

ketika guru sudah selesai melaksanakan kegiatan. Hasil refleksi ini digunakan

untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

Siklus II

Tahap ini dilakukan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan siklus I,

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tindakan akan

dilakukan pada siklus II dengan beberapa perubahan analisis refleksi pada

siklus I dengan harapan pada siklus II akan lebih baik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian

adalah:

1. Observasi

a. Kunjungan Perpustakaan

Data kunjungan perpustakaan diambil melalui observasi dengan

menggunakan buku kunjungan perpustakaan. Peneliti membuat grafik

terhadap data yang telah dikumpulkan.

b. Kegiatan membaca selama proses belajar mengajar

Melalui lembar penilaian afektif dari guru kelas pada saat kegiatan

membaca selama proses belajar mengajar.

F. Analisis Data

Penelitian Tindakan Sekolah ini menggunakan analisis data kualitatif

dengan model analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, sajian data,

penarikan simpulan dan pengumpulan data. Reduksi data berarti merangkum dan

memfokuskan pada hal-hal penting. Dengan mereduksi data, data yang telah

terkumpul akan lebih mudah untuk dianalisa dan disimpulkan.

Page 18: Proposal pak edy   siap print

18

Pengumpulan

Data

Penarikan

Simpulan/

Verifikasi

Sajian data Reduksi Data

Page 19: Proposal pak edy   siap print

19

DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 2004. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta:

Grasindo.

Farida Rahim. 2007. Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Grasindo.

Henry Guntur Tarigan. 2008. Membaca. Jakarta: Grasindo.

I Gusti Ngurah Oka. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya:

Usaha Nasional.

Rahma Sugihartati. 2010. Membaca, Gaya Hidup, dan Kapitalisme. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sri Handayani. 2011. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan

Pendekatan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Semester I

SMP Negeri 2 Tanon Tahun Ajaran 2010/2011. Diterbitkan dalam

jurnal pendidikan IKIP PGRI Madiun volume 17, No. 2, Desember

2011: 130-157.

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan. Jogjakarta: Aditya Media.

Suroso. 2007. Classroom Action Research. Yogyakarta: Paraton Publishing.

Suyono. 2005. Cerdas Berfikir Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Ganeca.

Syukur Ghazali. 2010. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT

Refika Aditama.

Zainal Arifin. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.