proposal optimalisasi kebun milik pt. andhika kita makmur

Upload: firdausy-amalina-esya

Post on 15-Jul-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KONSEP OPTIMALISASI KEBUN MILIK PT. ANDHIKA KITA MAKMUR ARJUNA PLANTATIONI. KONDISI KEBUN SAAT INI-

Kebun milik PT. Andhika Kita Makmur terletak di desa Tawangargo dan Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Lokasi kebun berada di lereng gunung Arjuno bagian selatan di ketinggian sekitar 1200 m dpl, dengan infrastruktur jalan menuju kebun dan dalam kebun sudah cukup baik.

-

Kondisi tanah cukup subur, pH tanah 5,5 6,5 dan kemiringan lahan antara 0 30 %.

-

Luas kebun ada 17 Ha yang terbagi menjadi beberapa blok tanaman antara lain : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Jenis Tanaman Apel Jeruk Kopi Alpukat Jabon Mahoni Sayuran Tanah Kosong Jumlah Tanaman 3.139 1.272 9.666 836 3.850 Luas (Ha) Prosentase (%)

Jumlah

-

Fasilitas penunjang yang ada sudah cukup memadai antara lain rumah induk, rumah untuk pekerja, kantor, gudang, kolam ikan, kandang sapi, kandang ayam, kandang kambing, saluran PLN dan saluran air.

II. PERMASALAHAN SAAT INIDengan kondisi tanaman yang ada seperti sekarang ini, PT. Andhika Kita Makmur selaku pemilik kebun masih mensubsidi sekitar Rp. 20.000.000 juta/bulan untuk gaji karyawan dan keperluan lain seperti pupuk, obat-obatan dan lain-lain. Jadi dalam setahun mengalami kerugian sekitar Rp. 240.000.000,- (dua ratus empat puluh juta rupiah) dan belum pernah sekalipun untung sejak mengelola kebun ini.

III.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KERUGIAN-

Tanaman utama yang masih produktif dan menghasilkan hanya 4 jenis yaitu apel, kopi, jeruk dan alpukat. Tanaman apel sebagian besar sudah melewati umur produktit, ditunjang pemeliharaan yang kurang intensif, mengakibatkan tanaman tidak berbuah maksimal. Tanaman kopi, jeruk dan alpukat umurnya masih muda, ditunjang pemeliharaan kurang intensif, menyebabkan tanaman tumbuh kurang maksimal dan hasil buah kurang.

-

Tanaman kayu jabon dan mahoni, prospeknya cukup baik, hanya masa panennya sangat lama. bulanan. Sehingga tidak bisa dibuat sarana untuk menutup biaya operasional menghasilkan uang untuk membantu

-

Pemanfaatan tanaman sela masih belum maksimal sehingga masih banyak tanah kosong yang belum dimanfaatkan, misalnya dibawah tanaman alpukat, tanaman jabon dan sela-sela tanaman kopi.

-

Banyak tanah kosong yang belum digarap dan dimanfaatkan. Semua kandang (kandang sapi, ayam dan kambing) belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

-

Dengan luas tanah garapan hanya 17 Ha, jumlah mandor 3 orang sudah lebih dari mencukupi dan masih bisa dikurangi agar lebih efisien dan tidak tumpang tindih dalam pembagian pekerjaan.

-

Jumlah pekerja ada 14 orang, 10 orang bekerja di kebun, 2 orang di gudang, 1 0rang tukang masak dan 1 orang penjaga kebun. Dengan 10 orang pekerja kebun yang ada sekarang, yang sebagian besar terdiri dari pekerja perempuan, sangatlah tidak mencukupi untuk bisa menggarap kebun secara keseluruhan dengan baik.

-

Ketimpangan dalam hal pengupahan, menimbulkan kesulitan dalam hal mencari pekerja yang berkualitas dan menambah jumlah pekerja saat kegiatan kebun memerlukan tambahan jumlah pekerja.

-

Belum adanya kepala kebun yang berpengalaman, konsep dan perencanaan yang belum jelas, membuat pola kerja di kebun berjalan tanpa arah, dan cenderung asal kerja.

-

Semangat dan motivasi pekerja sangat rendah, akibat kondisi kebun yang selama bertahun-tahun secara terus menerus mengalami kerugian. Kondisi ini berdampak pada tingkat kesejahteraan pekerja yang berjalan di tempat.

IV. SUMBANGAN

PEMIKIRAN UNTUK PRODUKTIVITAS KEBUN GUNA

MENINGKATKAN MEMPEROLEH

KEUNTUNGAN DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEKERJA.

-

Kalau kondisi kebun dipertahankan seperti sekarang ini, akan sulit untuk bangkit dari keterpurukan, sehingga diperlukan perubahan yang mendasar.

-

Untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang ada sekarang ini, selain butuh tambahan biaya untuk pemeliharaan juga memerlukan waktu, karena proses pemulihan tanaman menuju sehat, tidak bisa dipersingkat. Sehingga kalau hanya mengandalkan dari hasil tanaman, masih perlu waktu yang lama agar kebun bisa untung.

-

Diperlukan unit usaha baru yang terintegrasi dengan kegiatan kebun, yang mampu memanfaatkan potensi dapat kebun dan bisa memberi keuntungan, sekurang-kurangnya bulanan. menutup biaya operasional

-

Untuk keperluan pemeliharaan kebun dalam 1 bulan dibutuhkan biaya sekurang-kurangnya Rp. 9.918.000 yang diperlukan untuk Gaji 3 orang mandor (Rp. 850.000/orang/bulan), upah 14 orang pekerja (14 orang x Rp. 12.000 x 26 hari kerja) dan biaya beli obat, pupuk dan lain-lain.

-

Untuk itu perlu dirancang unit usaha baru yang mampu memberi keuntungan bersih sekurang-sekurangnya Rp. 10.000.000/bulan.

-

Kalau selama ini, pihak pemilik mengeluarkan biaya Rp. 20.000.000/bulan untuk subsidi maka dalam setahun harus mensuplai dana sebesar Rp. 240.000.000.

-

Dana Rp. 240.000.000 dikeluarkan sekaligus di awal tahun digunakan untuk memulai/ membentuk unit usaha baru yang mampu menghasilkan keuntungan bersih Rp. 10.000.000/bulan.

-

Unit usaha baru dimaksud harus bersifat instan artinya dalam bulan ke 2 harus mampu menghasilkan keuntungan bersih Rp. 10.000.000/bulan. Unit usaha baru juga harus bersifat sederhana dan skala home industri sehingga mandor/pekerja yang ada sekarang bisa menangani.

-

Bentuk-bentuk unit usaha yang dalam waktu singkat bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp. 10.000.000/bulan misalnya : ternak sapi perah, bebek petelur, ayam ras petelur, ayam arab petelur dan ayam ras potong.

-

Dengan adanya unit usaha baru maka struktur organisasi di kebun juga harus disesuaikan menjadi sbb :

-

Untuk mempermudah perencanaan, pengawasan dan pemantauan, kebun dibagi menjadi 2 blok berdasarkan lokasi dan jenis tanaman. Masing-masing blok dikelola oleh Kepala Unit. Penambahan unit usaha baru di bidang peternakan, akan dikelola oleh Kepala Unit Peternakan. Semua kepala unit diambil dari 3 mandor yang sudah ada agar tidak menimbulkan masalah sosial.

-

Kepala Kebun membuat rencana tahunan, yang meliputi rencana pola tanam dan jenis pekerjaan tiap blok, rencana biaya, proyeksi hasil, proyeksi laba rugi dan rencana pengembangan usaha kedepan.

-

Rencana tahunan tersebut diajukan kepada pemilik untuk ditanggapi dan dimintai persetujuan. Kalau sudah disetujui pemilik, rencana tahunan ini dipakai sebagai pedoman kerja selama 1 tahun.

-

Untuk rencana jangka menengah, agar diperoleh hasil yang maksimal semua hasil produk tanaman dijual dalam bentuk olahan seperti minuman rasa jeruk, sari apel, dodol apel dan kopi luwak.

-

Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta hasil ternak perlu menjalin kerja sama dengan pihak Perguruan Tinggi atau balai penelitian yang ada di Malang seperti Universitas Islam Malang dan Balai Penelitian Jeruk Tropis Batu. Dalam kerja sama tersebut pihak kebun hanya sebatas menyediakan tempat penelitian sedangkan biaya menjadi tanggung jawab pihak Perguruan Tinggi atau Balai Penelitian. Selama ini banyak hasil penelitian yang tidak dimanfaatkan karena kurang sejalan dengan pihak pengusaha sebagai pemakai hasil penelitian. Dengan adanya kerja sama ini maka hasil penelitian dapat langsung diterapkan disamping itu akan menarik banyak mahasiswa untuk praktik lapang di kebun dan ini akan memberi nilai tambah bagi pihak kebun karena ada tambahan tenaga kerja sukarela.

-

Apabila kerja sama yang direncanakan bisa berjalan dengan baik dan berkesinambungan maka akan memberi nilai tambah bagi kebun, karena tidak hanya berfungsi sebagai profit centre bagi pemilik dan pekerja tapi bisa menjadi pusat penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura dataran tinggi dan model pengelolaan lahan secara terpadu.

V. PENUTUP

Semua hal yang tertuang dalam tulisan ini masih berupa konsep dasar dan tidak lebih dari bahan acuan untuk diskusi tukar pendapat. Untuk diterapkan dalam praktek di lapangan masih harus dibuat rencana yang lengkap dan detail. Demikian, mudah-mudah ada manfaatnya.

Malang, 12 Januari 2012 Wassalam,

IR. EDY SUYANTO