proposal new
TRANSCRIPT
BAB I PENDAHALUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak akan bisa terlepas dari makanan
karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia di samping udara. Agar
makanan dapat berfungsi dengan baik maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya
sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan tubuh.
Asupan zat gizi adalah banyaknya zat gizi yang masuk kedalam tubuh sehingga dapat
menjaga atau menentukan kesehatan tubuh. Tubuh manusia melakukan pemeliharaan
kesehatan dengan mengganti jaringan yang rusak untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Seperti halnya makanan yang disediakan oleh instalasi gizi makanan tersebut sudah
diperhitungkan jumlah dan mutu gizi serta harus dihabiskan pasien agar penyembuhan berjalan
sesuai dengan program yang ditetapkan. (http://viewer.eprints.ums.ac.id/archive/etd/5722)
Philip Kothler dalam bukunya “marketing management” memberikan definisi tentang
kepuasan pelanggan (custumer satisfaction) : “kepuasan adalah tingkat keadaan yang
dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome
produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang”. Dengan demikian
tingkat kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan
harapkan.
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan makanan di rumah sakit dapat ditentukan
dengan beberapa indikator di antaranya : variasi menu makanan, cara penyajian makanan,
ketepatan waktu menghidangkan makanan, keadaan tempat makan, kebersihan makanan yang
dihidangkan, sikap dan perilaku petugas yang menghidangkan makanan (suryawati
C,dkk,2006). Daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan dapat dilihat dari makanan
sisa. Bila makanan yang disajikan dengan baik dapat dihabiskan oleh pasien berarti pelayanan
gizi di rumah sakit tersebut tercapai. (depkes,2001).
Menurut Oliver (dalam Supranto, 2001) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan
harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
1
dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila
kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi
harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman
masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.
Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi
komentar yang baik tentang perusahaan tersebut. (klinis.wordpress.com/.../kepuasan-pasien-
terhadap-pelayanan-rumah-sakit).
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo merupakan salah satu rumah sakit pemerintah
yang ada di Surabaya dan termasuk rumah sakit type A. Dimana sistem penyelenggaraan
makanan untuk kelas I/II mempunyai cara tersendiri yaitu dengan cara penyajian makanan yang
dikemas dalam masing-masing wadah untuk setiap jenis menu yang dihidangkan. Sebelumnya
cara penyajian makanan untuk kelas I/II sama seperti penyajian makanan pada kelas III.
Namun, pada tahun 2010 sudah mengalami perubahan yaitu untuk penyajian makanan pada
kelas I/II dikemas tersendiri dan ditutup menggunakan plastik wrap dengan tujuan untuk
meningkatkan mutu dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan penyajian makanan di
RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
B. Perumusan masalah
Sejak perubahan sistem cara penyajian makanan untuk kelas I/II di RSUD Dr.Soetomo belum pernah dilakukan penelitian indeks kepuasan masyarakat terhadap perubahan pada system cara penyajian, maka penulis ingin meneliti bagaimana indeks kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan makanan kelas I/II di ruang rawat inap IRD lantai II dan III RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan makanan kelas I/II di ruang rawat inap IRD lantai II dan III RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan makanan di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
2
b. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap menu yang disajikan.
c. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kebersihan makanan yang
disajikan.
d. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap penampilan pramusaji.
e. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap besar porsi makanan.
f. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap rasa makanan.
g. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap tekstur makanan.
h. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap suhu makanan yang di
hidangkan.
i. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kelengkapan alat yang
disajikan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya
bagi semua pihak-pihak sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
Menambah, meningkatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta
memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitan dengan menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah di dapat selama perkuliahan.
2. Bagi institusi
Dapat memberikan informasi dan masukan serta evaluasi dalam peningkatan
mutu pelayanan gizi rumah sakit khususnya pelayanan makanan dalam
penyelengaraan makanan untuk pasien.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan rumah
sakit dengan beberapa kegiatan antara lain pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan.
Pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan gizi pasien melaui makanan sesuai penyakit yang di derita. (Almatsier
S,2006)
Pelayanan gizi melayani terapi gizi pasien rawat inap dengan standar pelayanan gizi
rumah sakit, program pelayanan gizi pasien dengan pengawasan oleh seorang dokter spesialis
gizi klinik. Dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari Nutritionist rumah sakit yang berpengalaman
dalam pelayanan gizi rumah sakit.
(www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=3155)
Pelayanan gizi Rumah Sakit sangat berpengaruh dalam menyediakan makanan bagi
orang skit, sehingga tujaun penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit adalah untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien guna mempercepat penyembahan dan memeprpendek hari rawat. Faktor
rasa makanan, penampilan makanan, adanya makanan dari luar, selera makan adalah faktor
yang dapat mempengaruhi tingkat penerimaan pasien terhadap makanan biasa. Hal ini terjadi
karena kondisi pasien yang menurun nafsu makannya dan kekurangan tenaga di Instalasi gizi.
(http://www.fkm.undip.ac.id)
B. Asuhan Gizi
Di Indonesia jumlah Tenaga Gizi yang tersebar baik dipelayanan maupun di pendidikan
adalah sebanyak 10,685 orang atau 2,37 % dari total Tenaga Kesehatan.(depkes,2003)
Menurut Dr Leverton (2003) konsep dasar pendidikan Ilmu Gizi bisa dinamis dan
bermanfaat dimasa yang akan datang apabila :
1. Ilmu gizi mempelajari bagaimana makanan dimakan serta manfaatnya bagi tubuh
dan kesehatan manusia.
4
2. Ilmu gizi mempelajari bagaimana pertumbuhan dan kesehatan manusia yang
didapat dari makanan dengan kandungan gizi yang berbeda-beda.
3. Jumlah zat gizi yang di konsumsi harus sesuai dengan kebutuhan manusia
4. Penanganan efek makanan dari bahan gizi, terhadap keselamatan, penampilan dan
rasa dari bahan makanan.( tinjauan.blogdrive.com/)
Asuhan gizi merupakan komponen penting dalam perawatan individu yang mengalami
gangguan kesehatan . Mereka akan mengalami penurunuan berat badan dan hal ini berkaitan
erat dengan kurang gizi. Penyebab kurang gizi bersifat multifaktoral antara lain karena
hilangnya nafsu makan, gangguan penyerapan sari makanan pada alat pencernaan, hilangnya
cairan tubuh akibat muntah dan diare, dan gangguan metabolisme. Akibat gangguan tersebut
kesehatan umum mereka cepat menurun. Asuhan gizi dan terapi gizi medis bagi pasien sangat
penting bila mereka juga mengkonsumsi obat-obat antiretroviral. Makanan yang dikonsumsi
mempengaruhi penyerapan ARV dan obat infeksi oportunistik dan sebaliknya penggunaan
ARV-OI dapat menyebabkan gangguan gizi. Beberapa jenis ARV-OI harus dikonsumsi pada
saat lambung kosong, beberapa obat lainnya tidak. Pengaturan diet dapat juga digunakan untuk
mengurangi efek samping ARV-OI. Status gizi sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan asupan
zat gizi. Asupan zat gizi yang tidak memenuhi kebutuhan akibat adanya penyakit tertentu akan
menyebabkan kekurangan gizi yang bersifat kronis. Tujuan asuhan gizi bagi pasien secara
umum adalah mempertahankan kesehatan dan status gizi serta meningkatkan kekebalan tubuh
sehingga kualitas hidup akan lebih baik.
(www.facebook.com/note.php?note_id=123781210989895)
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan karena
makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia di samping udara (oksigen).
Makanan mempunyai 4 fungsi pokok bagi kebutuhan hidup manusia, diantaranya :
Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari
Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan
cairan tubuh yang lain.
5
Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Agar makanan dapat berfungsi seperti itu, maka makanan yang kita makan sehari-hari
tidak hanya sekedar makanan karena makanan harus mengandung zat-zat gizi tertentu
sehingga dapat memenuhi fungsi dari makanan tersebut. Makanan yang kita makan sehari-hari
harus dapat memelihara dan dapat meningkatkan kesehatan. Selain itu, penyakit sangat mudah
menyerang orang-orang yang tergolong kelompok rentan gizi. Kelompok rentan gizi adalah
suatu kelompok dalam masayrakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau
rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam
siklus kehidupan manusia. Kelompok-kelompok rentan gizi terdiri dari :
Kelompok bayi, umur 0-1 tahun
Kelompok dibawaah lima tahun (balita) : 1-5 tahun
(Wijono,Djoko,manajemen mutu pelayanan kesehatan)
C. Kepuasan pasien
1. Pengertian kepuasan
Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan
seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan
suatu jasa. (klinis.wordpress.com/)
Menurut Oliver (dalam Supranto, 2001) mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan
harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila
kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi
harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman
masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.
Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan memberi
komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
6
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting
yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat
berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa
pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih
hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien
suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan mengelola suatu system untuk
memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
Namun upaya untuk perbaikan atau kesempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai
strategi oleh perusahaan untuk dapat merebut pelanggan. Junaidi (2002) berpendapat bahwa
kepuasan konsumen atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan konsumen atas poduk
tersebut. Jika kinerja produk lebih tinggi dari harapan konsumen maka konsumen akan
mengalami kepuasan.
Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Indarjati (2001) yang menyebutkan adanya
tiga macam kondisi kepuasan yang bisa dirasakan oleh konsumen berkaitan dengan
perbandingan antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan
layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang diberikan pada
konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan konsumen maka
konsumen menjadi tidak puas. Kepuasan konsumen merupakan perbandingan antara harapan
yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan
kenyataan yang diterima oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh konsumen pada
saat mengkonsumsi produk atau jasa.
Konsumen yang mengalami kepuasan terhadap suatu produk atau jasa dapat
dikategorikan ke dalam konsumen masyarakat, konsumen instansi dan konsumen individu.
Dalam penelitian ini peneliti menitikberatkan pada kepuasan pasien. Pasien adalah orang yang
karena kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatannya,
menerima dan mengikuti pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Prabowo, 1999).
Sedangkan Aditama (2002) berpendapat bahwa pasien adalah mereka yang di obati dirumah
sakit.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pasien adalah perasaan senang, puas individu karena terpenuhinya harapan atau
keinginan dalam menerima jasa pelayanan kesehatan.
7
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
Menurut pendapat Budiastuti (2002) mengemukakan bahwa pasien dalam
mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada beberapa
faktor, antara lain :
Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk atau
jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas poduk atau jasa
dipengaruhi oleh dua hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya dan
komunikasi perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya.
• Kualitas pelayanan
Memegang peranan penting dalam industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.
• Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen
bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan “rumah
sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
• Harga
Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas
guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari
segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien
mempunyai harapan yang lebih besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi
berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
8
• Biaya
Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan
atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa pelayanan, cenderung puas
terhadap jasa pelayanan tersebut.
Tjiptono (1997) kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu :
a. Kinerja (performance), berpendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari pelayanan inti
yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang dirasakan. Wujud dari kinerja
ini misalnya : kecepatan, kemudahan, dan kenyamanan bagaimana perawat dalam
memberikan jasa pengobatan terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif
cepat, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan
yaitu dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah
sakit.
b. Keandalan (reliability), sejauhmana kemungkinan kecil akan mengalami ketidakpuasan atau
ketidaksesuaian dengan harapan atas pelayanan yang diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh
kemampuan yang dimiliki oleh perawat didalam memberikan jasa keperawatannya yaitu
dengan kemampuan dan pengalaman yang baik terhadap memberikan pelayanan
keperawatan dirumah sakit.
c. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), yaitu sejauh mana
karakteristik pelayanan memenuhi standart-standart yang telah ditetapkan sebelumnya.
Misalnya : standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti peralatan pengobatan.
d. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut digunakan.
Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam penggunaan peralatan
rumah sakit, misalnya : peralatan bedah, alat transportasi, dan sebagainya.
e. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan yang
memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan memberikan penanganan
yang cepat dan kompetensi yang tinggi terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu.
9
f. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca indera.
Misalnya : keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan modern, desain
arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu, taman yang indah dan
sejuk, dan sebagainya.
g. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah sakit serta
tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima pasien terhadap rumah sakit
tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah sakit daripada rumah sakit lainnya dan
tangggung jawab rumah sakit selama proses penyembuhan baik dari pasien masuk sampai
pasien keluar rumah sakit dalam keadaan sehat.
Menurut Moison, Walter dan White (dalam Haryanti, 2000) menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu :
a. Karakteristik produk
Produk ini merupakan kepemilikan rumah sakit yang bersifat fisik antara lain gedung dan
dekorasi. Karakteristik produk rumah sakit meliputi penampilan bangunan rumah sakit,
kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan beserta kelengkapannya.
b. Harga
Yang termasuk didalamnya adalah harga produk atau jasa. Harga merupakan aspek
penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas guna mencapai kepuasan
pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang
dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan
yang lebih besar.
c. Pelayanan
Yaitu pelayanan keramahan petugas rumah sakit, kecepatan dalam pelayanan. Rumah
sakit dianggap baik apabila dalam memberikan pelayanan lebih memperhatikan kebutuhan
pasien maupun orang lain yang berkunjung di rumah sakit. kepuasan muncul dari kesan
pertama masuk pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Misalnya :
10
pelayanan yang cepat, tanggap dan keramahan dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
d. Lokasi
Meliputi letak rumah sakit, letak kamar dan lingkungannya. Merupakan salah satu aspek
yang menentukan pertimbangan dalam memilih rumah sakit. Umumnya semakin dekat
rumah sakit dengan pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudahnya transportasi
dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi pasien yang membutuhkan
rumah sakit tersebut.
e. Fasilitas
Kelengkapan fasilitas rumah sakit turut menentukan penilaian kepuasan pasien,
misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat parkir, ruang tunggu yang
nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian
kepuasan pasien, namun rumah sakit perlu memberikan perhatian pada fasilitas rumah
sakit dalam penyusunan strategi untuk menarik konsumen.
f. Image
Yaitu citra, reputasi dan kepedulian rumah sakit terhadap lingkungan. Image juga
memegang peranan penting terhadap kepuasan pasien dimana pasien memandang rumah
sakit mana yang akan dibutuhkan untuk proses penyembuhan. Pasien dalam
menginterpretasikan rumah sakit berawal dari cara pandang melalui panca indera dari
informasi-informasi yang didapatkan dan pengalaman baik dari orang lain maupun diri
sendiri sehingga menghasilkan anggapan yang positif terhadap rumah sakit tersebut,
meskipun dengan harga yang tinggi. Pasien akan tetap setia menggunakan jasa rumah
sakit tersebut dengan harapan-harapan yang diinginkan pasien.
g. Desain visual
Meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan desain jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan
dekorasi rumah sakit ikut menentukan kenyamanan suatu rumah sakit, oleh karena itu
11
desain dan visual harus diikutsertakan dalam penyusunan strategi terhadap kepuasan
pasien atau konsumen.
h. Suasana
Meliputi keamanan, keakraban dan tata lampu. Suasana rumah sakit yang tenang,
nyaman, sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi kepuasan pasien dalam proses
penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi pasien saja yang menikmati itu akan tetapi
orang lain yang berkunjung ke rumah sakit akan sangat senang dan memberikan pendapat
yang positif sehingga akan terkesan bagi pengunjung rumah sakit tersebut.
i. Komunikasi
Yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari
pasien. Bagaimana keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia jasa
terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap keluhan pasien. Misalnya adanya
tombol panggilan didalam ruang rawat inap, adanya ruang informasi yang memadai
terhadap informasi yang akan dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti keluarga pasien
maupun orang yang bekunjung di rumah sakit.
Kepuasan menurut kamus Bahasa Indonesia adalah perasaan puas, rasa senang dan
kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk
mendapatkan pelayanan suatu jasa. (depdikbud,1991)
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kepuasan pasien adalah : kualitas
jasa, harga, emosional, kinerja, estetika, karakteristik produk, pelayanan, lokasi, fasilitas,
komunikasi, suasana, dan desain visual .
12
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
13
Variasi Menu Makanan
Rasa Makanan
Tekstur Makanan
Besar Porsi Makanan
Suhu Makanan
Kebersihan Alat
Kelengkapan Alat
Penampilan Pramusaji
Indeks Kepuasan Pasien
Sikap Pramusaji
B. Definisi Operasional
Variabel Indikator Skala Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Variasi MenuMacam menu makanan
yang disajikan atau
dihidangkan tidak
berulang dalam satu hari
atau siklus menu, dinilai
oleh responden
berdasarkan menu
makanan yang disajikan.
Nominal Skala Likert Tidak menarik Kurang menarik Menarik Sangat Menarik
Rasa Makanan Suatu organoleptik terhadap makanan yang disajikan dan dinilai oleh pasien dengan menggunakan indera pengecapan.
Nominal Sakala Likert Tidak enak Kurang enak Enak Sangat enak
Tekstur Makanan
Tingkat kematangan dari suatu suatu makanan yang di uji dengan organoleptik terhadap tekstur makanan.
Nominal Skala Likert Sangat Keras Keras Empuk Sangat empuk
Besar Porsi Banyaknya jumlah makanan yang di sajikan.
Nominal Skala Likert Sangat sedikit Kurang sedikit Sedikit Cukup
Suhu Makanan Suhu makanan pada saat disajikan oleh pramusaji.
Nominal Skala Likert Dingin Agak Hangat
14
Hangat Panas
Kebersihan Alat Tingkat kebersihan alat makan yang digunakan pada saat penyajian makanan.
Nominal Skala Likert Kotor Kurang bersih Bersih Sangat bersih
Kelengkapan Alat yang disajikan
Lengkapnya alat makan yang di sajikan pramusaji kepada pasien.
Nominal Skala Likert Tidak lengkap Kurang lengkap Lengkap Sangat lengkap
Penampilan Pramusaji
Penampilan pramusaji pada saat menyajikan makanan kepada pasien.
Nominal Skala Likert Tidak rapi Kurang rapi Rapi Sangat rapi
Sikap Pramusaji Sopan santun pramusaji terhadap pasien pada saat menyajikan makanan.
Nominal Skala Likert Tidak ramah dan sopan
Kurang ramah dan sopan
Ramah dan sopan Sangat ramah dan
sopan
15
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang akan memberikan gambaran mengenai suatu keadaan yang ingin diketahui dengan menggunakan metode observatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Ruang rawat inap IRD lantai II dan III RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada tanggal 31 januari – 2 februari 2011.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan sampel penelitian yaitu pasien ruang rawat inap IRD lantai II dan III RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
2. Sampel
Pasien rawat inap dewasa yang mendapatkan makanan biasa.
Minimal sudah mendapatkan 1x makanan dari rumah sakit.
a.
D. Jenis Data
1. Data Primer
Hasil kuisioner tingkat kepuasan masayarakat.
2. Data Sekunder
Identitas responden meliputi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
16
E. Tekhnik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Hasil kuisioner tingkat kepuasan masyrakat.
2. Data Sekunder
Dengan cara mengambil data umum (profil) yang terdapat di rekam medis pasien.
F. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Kuisioner
G. Pengolahan Data
1. Pengolahan
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah :
Editing, digunakan untuk memeriksa kelengkapan dari data yang diperoleh.
Tabulasi, digunakan untuk data yang telah ada dan kemudian dimasukkan kedalam bentuk tabel.
Entry, digunakan untuk memasukkan data dengan perangkat komputer SPSS.
Standart Baku IKM Agregat untuk melihat indeks kepuasan masyarakat.
2. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa secara deskriptif yaitu mengintrepetasikan gambaran seluruh hasil dari obyek yang telah diteliti.
17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Variasi Menu Makanan
No Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Tidak Menarik 0 0.0 02 Kurang Menarik 5 21.7 103 Menarik 18 78.3 544 Sangat Menarik 0 0.0 0
Total 23 100.0 64Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 64 : (23x4) X100% = 64:92 x 100% = 69,6%
Pada tabel 1 terlihat bahwa IKM terhadap variasi menu makanan di ruangan IRD kelas I/II pencapaiannya 69,6%(baik) hal ini ditunjukan bahwa 78.3% atau 18 responden menilai bahwa variasi menu makanannya menarik. Hal ini berarti responden merasa puas dengan adanya perubahan cara penyajian menu makanan untuk pasien kelas I/II.
Tabel 2. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Rasa Pada MakananNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Tidak Enak 1 4.3 12 Kurang Enak 13 56.5 263 Enak 9 39.1 274 Sangat Enak 0 0.0 0
Total 23 100.0 54Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 54 : (23x4) X100% = 54 :92 x 100% = 58.7%
Pada tabel 2 terlihat bahwa nilai capaian IKM terhadap rasa pada makanan di ruangan IRD I/II 58,7% ( kurang baik) hal ini ditunjukan bahwa 56,5% atau 13 responden menyatakan rasa pada makanan kurang enak,39,1% atau 9 responden menyatakan rasa pada makanan enak dan 4,3% atau 1 responden menyatakan rasa pada makanan tidak enak.
18
Tabel 3. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Tekstur NasiNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Sangat Keras 0 0.0 02 Keras 3 13.0 63 Lunak 5 21.7 154 Pulen 15 65.2 60
Total 23 100.0 81Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 81 : (23x4) X100% = 81 :92 x 100% = 88%
Pada tabel 3 terlihat dan didapatkan nilai capaian IKM 88% (sangat baik),hal ini ditunjukan sebagaian besar yaitu 65,2% atau 15 responden menilai tektur nasi yang dihidangkan pulen,sedangkan 21,7% atau 5 responden menilai nasi yang dihidangkan pulen dan 13,0% atau 3 responden menilai nasi yang dihidangkan keras.
Tabel 4. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Tekstur DagingNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Sangat Keras 0 0.0 02 Keras 11 47.8 223 Empuk 12 52.2 364 Sangat Empuk 0 0.0 0
Total 23 100.0 58Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 58 : (23x4) X100% = 58 :92 x 100% = 64.1%
Dari tabel 4 didapatkan nilai capaian IKM 64,1% (baik),hal ini ditunjukan bahwa 52,2% atau 12 responden menilai tektur daging yang dihidangkan empuk dan 47,8% atau 11 responden menilai tektur daging yang dihidangkan keras.
Tabel 5. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Tekstur SayurNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Sangat Mentah 0 0.0 02 Mentah 0 0.0 03 Kurang Matang 7 30.4 214 Matang 16 69.6 64
Total 23 100.0 85Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 85 : (23x4) X100% = 85 :92 x 100% = 92.3%
19
Pada tabel didapatkan nilai capaian IKM 92,3% (sangat baik),hal ini ditunjukan bahwa sebagian besar 69,6% atau 16 responden menilai tektur sayur yang dihidangkan matang dan 30,4% atau 7 responden menilai tektur sayur yang dihidangkan kurang matang.
Tabel 6. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Besar PorsiNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Sangat Sedikit 0 0.0 02 Kurang Sedikit 0 0.0 03 Sedikit 5 21.7 154 Cukup 18 78.3 72
Total 23 100.0 87Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 87 : (23x4) X100% = 87 :92 x 100% = 94.6%
Pada tabel 6 didapatkan nilai capaian IKM 94,6% (sangat baik),hal ini ditunjukan bahwa sebagian besar 78,3% atau 18 responden menilai porsi makanan yang dihidangkan cukup dan 21,7% atau 5 responden menilai porsi makanan yang dihidangkan sedikit.
Tabel 7. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Suhu MakananNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Dingin 15 65.2 152 Agak Hangat 3 13.0 63 Hangat 5 21.7 154 Panas 0 0.0 0
Total 23 100.0 36Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 36 : (23x4) X100% = 36 :92 x 100% = 39.1%
Pada tabel 7 terlihat bahwa nilai capaian IKM terhadap suhu makanan pada saat dihidangkan di ruangan IRD I/II 39,1% ( tidak baik) hal ini ditunjukan bahwa 65,2% atau 15 responden menyatakan suhu makanan saat dihidangkan dingin,13,0% atau 3 responden menyatakan suhu makanan saat dihidangkan agak hangat dan 21,7% atau 5 responden menyatakan suhu makanan saat dihidangkan hangat.
20
Tabel 8. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kebersihan AlatNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Kotor 0 0.0 02 Kurang Bersih 0 0.0 03 Bersih 23 100.0 69 4 Sangat Bersih 0 0.0 0
Total 23 100.0 69Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 69 : (23x4) X100% = 69 :92 x 100% = 75%
Dari tabel 8 di atas didapatkan nilai capaian IKM 75% (baik),hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar yakni 100% responden menilai kebersihan alat yang digunakan dalam penyajian makanan di ruangan IRD kelas I/II bersih.
Tabel 9. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kelengkapan AlatNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Tidak Lengkap 1 4.3 12 Kurang Lengkap 7 30.4 143 Lengkap 15 65.2 454 Sangat Lengkap 0 0.0 0
Total 23 100.0 60Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 60 : (23x4) X100% = 60 :92 x 100% = 65.2%
Pada tabe l 9 terlihat dan didapatkan nilai capaian IKM 65,2% ( baik),hal ini ditunjukan sebagaian besar yaitu 65,2% atau 15 responden menilai kelengkapan alat yang digunakan lengkap,30,4% atau 7 responden menilai kelengkapan alat yang digunakan kurang lengkap dan 4,3% atau 1 responden menilai kelengkapan alat yang yang digunakan tidak lengkap.
Tabel 10. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Penampilan Pramusaji
No Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Tidak Rapi 0 0.0 02 Kurang Rapi 0 0.0 03 Rapi 23 100.0 694 Sangat Rapi 0 0.0 0
Total 23 100.0 69
21
Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100% = 69 : (23x4) X100% = 69 :92 x 100% = 75%
Dari tabel 10 diatas didapatkan nilai capaian IKM 75% (baik),hal ini ditunjukkan bahwa sebagian besar yakni 100% responden menilai penampilan pramusaji dalam penyajian makanan di ruangan IRD kelas I/II rapi.
Tabel 11. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Sikap PramusajiNo Kriteria Frekuensi % Total Nialai1 Tidak Ramah dan Sopan 0 0.0 02 Kurang Ramah dan Sopan 3 13.0 63 Ramah dan Sopan 20 87.0 604 Sangat Ramah & Sopan 0 0.0 0
Total 23 100.0 66Nilai IKM = Total Nilai : (Jumlah Responden x 4) x 100%
= 66 : (23x4) X100% = 66 :92 x 100% = 71.7%
Pada tabel 11 didapatkan nilai capaian IKM 71,7% ( baik),hal ini ditunjukan bahwa sebagian besar 87% atau 20 responden menilai prilaku pramusaji pada saat penyajian makanan bersikap ramah dan sopan dan 13,0% atau 3 responden menilai prilaku pramusaji pada saat penyajian makanan bersikap kurang ramah dan sopan.
B. Pembahasan
Dari seluruh data tabel yang ada dapat dilihat bahwa nilai integral yang ada sebagai berikut :
No Kriteria Pelayanan % IKM
1 Variasi Menu 69.6
2 Rasa Pada Makanan 58.7
3 Tekstur Nasi 88
4 Tekstur Daging 64.1
5 Tekstur Sayur 92.3
6 Besar Porsi 94.6
7 Suhu Makanan 39.1
22
8 Kebersihan Alat 75
9 Kelengkapan Alat 65.2
10 Penampilan Pramusaji 75
11 Sikap Pramusaji 71.7
Hasil Agregat
72.11
(62.51 – 81.25) Baik
Hasil agregat menunjukkan bahwa pasien sudah puas dengan perubahan cara penyajian makanan untuk pasien di ruang rawat inap IRD lantai II dan III RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
23
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Nilai capaian IKM terhadap variasi menu yang disajikan sudah menarik.
Nilai capaian IKM terhadap rasa pada makanan masih kurang baik.
Nilai capaian IKM terhadap tekstur nasi yang disajikan sudah sangat baik.
Nilai capaian IKM terhadap tekstur daging yang disajikan sudah baik
Nilai capaian IKM terhadap tekstur sayur yang disajikan sangat baik
Nilai capaian IKM terhadap besar porsi yang dihidangkan sangat baik
Nilai capaian IKM terhadap suhu makanan yang dihidangkan tidak baik
Nilai capaian IKM terhadap kebersihan alat yang digunakan dalam penyajian baik
Nilai capaian IKM terhadap kelengkapan alat yang digunakan dalam penyajian baik
Nilai capaian IKM terhadap penampilan pramusaji saat penyajian makanan baik
Nilai capaian IKM terhadap sikap pramusaji saat penyajian makanan baik
B. Saran
Perlu diperhatikan uji cita rasa terhadap ,makanan yang di hidangkan.
Perlu diperhatikan waktu pendistribusian makanan ke pasien.
24
DAFTAR PUSTAKA
DEPDIKBUD (1991). MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI.
Tidak diterbitkan. Jurusan GIZI POLTEKES KEMKES PONTIANAK.
Klinis.wordpress.com/.../kepuasan-pasien-terhadap-pelayanan-rumah-sakit/ di akses 25
september 2010.
http://viewer.eprints.ums.ac.id/archive/etd/5722)
www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=3155
http://www.fkm.undip.ac.id
25
DAFTAR ISI
halaman
Halaman judul…………………………………………………………………………………………. i
Halaman Pengesahan………………………………………………………………………………… ii
Kata pengantar……………………………….……………………………………………………….. iii
Daftar Isi………………………………………………………………………………........................ iv
Daftar Gambar…………………………………………………………………………………………. v
Daftar Tabel……………………………………………………………………………………………. vi
Daftar Lampiran………………………………………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHALUAN..................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Perumusan masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................................4
A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit.......................................................................................................4
B. Asuhan Gizi....................................................................................................................................4
C. Kepuasan pasien..........................................................................................................................6
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL..........................................................................13
A. Kerangka Konsep......................................................................................................................13
B. Definisi Operasional....................................................................................................................14
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................................................................16
A. Jenis Penelitian...........................................................................................................................16
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................................16
26iv
C. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................................................16
D. Jenis Data................................................................................................................................16
1. Data Primer................................................................................................................................16
2. Data Sekunder...........................................................................................................................16
E. Tekhnik Pengumpulan Data......................................................................................................17
1. Data Primer....................................................................................................................................17
2. Data Sekunder...........................................................................................................................17
F. Instrumen Penalitian...................................................................................................................17
G. Pengolahan Data....................................................................................................................17
1. Pengolahan................................................................................................................................17
2. Analisis Data..............................................................................................................................17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................................18
A. Hasil.......................................................................................................................................................18
B. Pembahasan................................................................................................................................22
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................................24
A. Kesimpulan..................................................................................................................................24
B. Saran............................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................25
27