proposal mini anita 1
DESCRIPTION
proposalTRANSCRIPT
MINI PROPOSAL
HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF TERHADAP BERAT BAYI
LAHIR DI RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA
Disusun Oleh :
ANITA JULIANTI
NIM: 013004
AKADEMI KEBIDANAN MANNA
BENGKULU SELATAN
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identifikasi Masalah
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefenisikan WHO (2011, hal. 1) sebagai
berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi global berat badan lahir rendah
(BBLR) adalah 15,5%, yang berarti bahwa sekitar 20 juta bayi yang lahir setiap tahun
adalah BBLR, 96,5% BBLR terdapat di negara berkembang. Ada variasi yang
signifikan dalam prevalensi BBLR di seluruh wilayah PBB, dengan insiden tertinggi
di Asia Tengah (27,1%) dan terendah di Eropa (6,4 %).
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi
dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam
peningkatan mortalitas, mordibitas dan disabillitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka
kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu
berkisar antara 9%-30%. Hasil studi di 7 daerah multisenter diperoleh angka BBLR
dengan rentang 2,1%-17,2%. Secara Nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,
angka BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang diterapkan
pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat yakni maksimal 7%
(Pantiawati, 2010, hal.3).
Faktor risiko BBLR antara lain dibagi menjadi risiko demografi, risiko medis,
risiko perilaku dan lingkungan, dan faktor risiko fasilitas kesehatan. Faktor risiko
perilaku dan lingkungan meliputi saat hamil terkena paparan asap rokok, status nutrisi
buruk, konsumsi alkohol, dan konsumsi narkoba serta faktor risiko fasilitas
kesehatan, seperti perawatan kehamilan yang tidak rutin atau tidak ada sama sekali
(Kartika, 2013, ¶ 4 & 7).
Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih dianggap
sebagai perilaku yang wajar, bagian dari kehidupan dan gaya hidup, tanpa memahami
1
risiko dan bahaya kesehatan terhadap dirinya dan orang serta masyarakat sekitarnya.
Menurut hasil survey GATS (Global Adult Tobacco Survey) 2011, prevalensi
perokok di Indonesia rankingnya naik menjadi nomor 2 di dunia. Prevalensi perokok
pria sebesar 67,0% dan 2,7% wanita atau seluruhnya 34,8% atau 59,9 juta orang
dewasa merokok (Kemenkes, 2012, hal.29).
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak
hamil; baik merokok secara pasif maupun aktif. Dampak negatif rokok dan asapnya
terhadap ibu hamil dan janin antara lain berat badan janin lebih rendah dari normal
(pertumbuhan janin terhambat) dan kondisi ini sangat memperngaruhi
tumbuh kembang janin/bayi selanjutnya karena dengan berat badan yang tidak
normal, maka akan mudah sekali terjadi hambatan tumbuh kembang. Kematian janin
di dalam rahim, meningkatkan resiko kematian janin mendadak (Sudden Infant Death
Syndrom/SIDS) (Djauzi, 2005 dalam Ramadhan, 2012,¶ hal. 27-28).
Asap Rokok Orang Lain (AROL) atau Second Hand Smoke (SHS), atau
perokok pasif merupakan asap yang bercampur antara asap dan partikel. Asap ini
terdiri dari 4000 senyawa kimia yang bercampur, termasuk di dalam suatu produk,
seperti misalnya cat kuku (aseton), pembersih toilet (ammonia), racun tikus
(sianida), pestidisa (DDT) dan asap knalpot mobil (karbonmonoksida)
(Kemenkes, 2012, hal. 33).
Data GATS 2011 perokok pasif atau orang yang menghisap asap rokok
sekunder adalah 51,3% atau 14,6 juta orang dewasa yang bekerja dalam gedung
terpapar asap rokok di tempat kerja, 78,4% atau 133,3 juta orang dewasa terpapar
dengan asap rokok di rumahnya, 85,4% atau 44 juta orang dewasa yang
berkunjung ke restoran terpapar asap rokok(Kemenkes, 2012, hal.34).
Menurut Aditama (2011, hal.48-49), kenyataan memang menunjukkan
bahwa rokok yang dibakar menghasilkan asap sampingan sejumlah dua kali lebih
banyak daripada asap utama, karena asap sampingannya hampir terus-menerus keluar
selama rokok dinyalakan, sementara asap utama baru akan keluar kalau rokok itu
diisap. Dari satu batang rokok yang dinyalakan akan menghasilkan asap sampingan
2
selama sekitar 10 menit, sementara asap utama hanya akan dikeluarkan
pada waktu rokok itu diisap dan biasanya hanya kurang dari 1 menit.
Seorang perokok pasif akan mempunyai resiko yang sama dengan perokok
aktif 1-5 batang perhari. Perempuan yang merokok pada kehamilan trimester
kedua dan tiga mempunyai resiko yang sama bila merokok selama kehamilan. Bayi
yang lahir dari seorang perokok bukan hanya mempunyai berat badan lahir rendah,
tetapi juga ukuran panjang tubuh, kepala dan dada yang lebih kecil. Hampir
semua komplikasi pada plasenta dapat ditimbulkan oleh rokok meliputi abortus,
solusio plasenta, BBLR, dan plasenta previa. Hal ini akan meningkatkan kematian
neonatus dan sindroma kematian janin mendadak (SIDH). Selain itu komplikasi
ketuban pecah dini dan persalinan kurang bulan juga dapat terjadi (Prawirohardjo,
2010, hal.950&951).
Di Indonesia, 85% rumah tangga terpapar dari asap rokok. Estimasinya
adalah delapan perokok meninggal karena perokok aktif, satu perokok pasif
meninggal karena keterpaparan asap rokok orang lain. Berdasarkan perhitungan rasio
ini maka sedikitnya kematian terjadi dikarenakan terpapar asap rokok orang lain di
Indonesia. Bayi yang terpapar asap rokok, baik masih dalam kandungan atau setelah
dilahirkan, ada peningkatan resiko kelahiran bayi prematur dan memiliki berat badan
lahir rendah (BBLR), serta berlipat ganda resiko untuk sindrom kematian bayi
mendadak (Kemenkes, 2012, hal. 34).
Hasil penelitian menunjukkan baik perokok aktif atau perokok pasif ada
hubungan dengan kelahiran bayi dengan berat badan rendah, yang berdampak pada
perkembangan anak. Menurut Makin et al. (1991) penelitian pada anak-anak umur 6-
9 tahun dengan ibu perokok aktif, ibu perokok pasif dan ibu tanpa rokok ketika hamil,
menunjukkan anak-anak dengan ibu tanpa rokok lebih baik dalam kemampuan
berbicara, berbahasa, intelektual, visual, dan perilaku (Salmah, Rusmiati, Maryanah
dan Susanti, 2006, hal. 98)
Dari data yang diperoleh, lebih besar prevalensi perokok laki-laki dibandingkan
perokok wanita. Tetapi besar kemungkinan bahwa wanita hamil maupun tidak hamil
3
lebih besar kemungkinan terpapar asap rokok di lingkungan rumah tangga, tempat
kerja dan tempat-tempat umum lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
Hubungan Ibu Hamil Perokok Pasif Terhadap Berat Bayi Lahir Di RSUD
Hasanuddin Damrah Manna.
B. Rumusan masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan ibu
hamil perokok pasif terhadap berat bayi lahir di RSUD Hasanuddin Damrah Manna.
C. Tuiuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi hubungan ibu hamil perokok pasif terhadap berat
bayi lahir di RSUD Hasanuddin Damrah Manna.
2. Tujuan khusus
Untuk mengidentifikasi ibu hamil perokok pasif dan berat bayi lahir di
RSUD Hasanuddin Damrah Manna.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Dapat digunakan sebagai intervensi dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Mengembangkan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan,
terutama dalam mata kuliah asuhan kebidanan pada kehamilan dan neonatus.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Memberikan informasi tentang pegaruh ibu hamil perokok pasif
terhadap berat badan lahir bagi peneliti berikutnya.
4
4. Bagi mayarakat
Menambah pengetahuan masyarakat agar lebih menjaga dan
memperhatikan area-area bebas asap rokok khususnya bagi perokok aktif.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Rokok
a. Pengertian
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10
mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain (Jaya, 2009, hal.14).
b. Perokok Pasif
Menurut Jaya (2009, hal. 68&69) ada dua macam asap
rokok yang mengganggu kesehatan :
1) Asap utama (mainstream), adalah asap yang dihisap perokok
2) Asap sampingan (sidestream), adalah asap yang merupakan
pembakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar ke udara
Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun
menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan. Asap
sampingan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, karena tidak
melalui proses penyaringan. Dengan demikian asap sampingan memiliki
resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan kesehatan akibat
rokok.
2. Pengaruh Rokok pada Kehamilan
Menurut Neil (2007, Hal.62&63), dalam rokok ada tiga zat yang
membahayakan janin karbon monoksida, sianida dan nikotin. Karbon
monoksida bercampur dengan haemoglobin dalam darah, akibatnya
jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat racun,
dan jika bercampur dengan makanan bisa mengurangi jumlah gizi bagi janin.
6
Untuk melepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B12. Nikotin
mengurangi pernapasan fetus, dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh
arteri pada plasenta dan tali pusat, hingga mengurangi jumlah oksigen yang
sampai ke janin, jantung fetus berdetak lebih kuat untuk memenuhi kebutuhan
oksigen pada tubuhnya. Kurangnya oksigen dan makanan bergizi inilah yang
menyebabkan cacat pada janin. Pengaruh rokok pada janin dapat ditunjukkan
dengan gambar pengukuran panas (thermograph). Ketika ibu hamil merokok,
plasenta tampak dingin saat pembuluh darah mengerut dan aliran darah
berkurang. Secara bersamaan, jantung janin berdetak lebih cepat saat nikotin
mulai masuk.
Merokok pada kehamilan dapat mengakibatkan bayi lahir prematur,
lebih kecil, dan lebih ringan, dibanding bayi dari wanita yang bukan perokok.
Rata- rata perokok berat melahirkan bayi 200 gram lebih ringan dari pada
yang dilahirkan wanita bukan perokok. Perokok berat bisa terancam
keguguran. Pengaruh buruk kebiasaan merokok selama kehamilan
berlangsung dalam jangka panjang. Studi menunjukkan bahwa pada usia 11
tahun, anak-anak yang dilahirkan dari ibu perokok di masa hamil, rara-rata
lebih pendek dan kurang pintar dibanding yang tidak (Neil, 2007. hal. 63).
3. Berat Badan Lahir
Berat badan lahir adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir.
Rata-rata bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat
badan ini tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang tua,
dan paritas ibu. Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi
lahir lebih besar resikonya untuk mengalami masalah (Sylviati, 2008 dalam
Siagian, 2010, hal. 5).
7
B. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti
(Setiadi, 2007, hal.117). Variabel independen dalam penelitian ini adalah ibu
hamil perokok pasif, sedangkan variabel dependen adalah berat bayi lahir. Secara
skematis, kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
C. Hipotesis
Hipotesi adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Setiadi, 2007, hal.
119). Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada
hubungan ibu hamil perokok pasif terhadap berat bayi lahir.
8
Ibu Hamil Perokok Pasif Berat Bayi Lahir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup dan Rancangan Penelitian
Desain penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional
yaitu untuk mengetahui hubungan ibu hamil perokok pasif terhadap berat bayi
lahir di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan.
B. Definisi Operasional
Tabel Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
VariabelIndependen Ibu Hamil Perokok Pasif
Ibu hamil yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asap rokok dari perokok aktif baik di lingkungan rumah, di tempat kerja maupun di tempat- tempat umum yang berada di RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Register - Ya- tidak
Ordinal
VariabelDependenBeratbadan lahir
Berat neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu kurang dari satu jam sesudah lahir di RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Register - < 2500 gr- > 2500 gr
Ordinal
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Setiadi, 2007,
hal.175). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu yang melahirkan
bayi di RSUD Hasanuddin Damrah pada bulan X tahun 2016 sebanyak …. orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan total sampling.
Kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :
a. Ibu yang melahirkan di RSUD Hasanuddin Damrah
b. Ibu yang bersalin normal
9
c. Bersedia menjadi responden
D. Jenis, Cara dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dipakai, cara pengumpulan data dan alat yang digunakan dalam
pengumpulan data dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jenis Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dari hasil kuisioner yang diberikan kepada responden
untuk diisi, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku referensi, register
puskesmas serta data-data penunjang lain yang mendukung.
3. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dan
register puskesmas.
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan
memeriksa semua lembar cheklist apakah data sudah lengkap dan benar
(editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan
peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry
data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir
dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah
dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya
kesalahan.
2. Analisis data
Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program komputer yang
disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
10
a. Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-
masing variabel yang diteliti, yakni data yang bersifat kategori akan dicari
frekuensi dan persentasenya. Hasil data dibuat dalam bentuk tabel.
b. Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menguji Pengaruh perokok pasif terhadap
berat badan bayi lahir pada saat ibu hamil. Dalam menganalisis data secara
bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji chi-square
membandingkan perokok pasif pada saat ibu hamil dengan berat badan
bayi lahir pada kelompok kasus dan kontrol. Uji dengan uji statistik chi-
square (Hastono, 2011, hal. 116).
11
DAFTAR PUSTAKA
Dunstall, M., Coad, J. (2007). Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC.
Hastono, SP. (2011). Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Hidayat, AA. (2011). Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Jaya, M. (2009). Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Samarinda : Riz’ma.
Kepmenkes RI. (2012). Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Depkes.
12