proposal metolid
TRANSCRIPT
Di Susun Oleh :
Nama : Wahyuni
NIM : 1507005
Jurusan : Teknik Kimia
Pembina Mata Kuliah
DR. S. Sukma Adnan, SE,
M.Pd
Kementrian Perindustrian RI
Sekolah Tinggi Manajemen
Industri
PROPOSAL PENELITIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH YANG BAIK UNTUK PENDUDUK WILAYAH JAKARTA TIMUR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data laporan Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI
Jakarta yang dikeluarkan Biro Bina Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta (1995 – 1998) menunjukkan bahwa beban sampah kota di wilayah
Jakarta Timur dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Data Suku
Dinas Kebersihan Jakarta Timur (2002) menunjukkan bahwa pada tahun 2002
produksi sampah harian di Jakarta Timur sebesar 5.442 m3/hari, sedangkan
volume timbulan sampah di seluruh TPS Jakarta Timur sebesar 5.325 m3/hari.
Dari sini terlihat bahwa di wilayah Jakarta Timur masih terdapat sampah yang
tidak terangkut ke TPS sebesar 117 m3/hari, yang mungkin saja menumpuk di
berbagai wilayah Jakarta Timur. Sampah yang terkumpul di TPS juga tidak dapat
terangkut seluruhnya, melainkan baru sebanyak 4.964 m3/hari. Dengan
demikian masih terdapat sisa sampah yang tertunda pengangkutannya di TPS
sebesar 361 m3/hari.
Volume sampah yang besar dan beranekaragam jenisnya jika tidak
dikelola dengan baik dan benar sangat berpotensi menimbulkan berbagai
permasalahan lingkungan yang kompleks dan serius, antara lain:
1. pencemaran air oleh “lindi” (leachate) yang keluar dari tumpukan
sampah dan mengalir menuju badan perairan ataupun meresap ke
dalam tanah;
2. pencemaran udara karena adanya gas metana (CH4), salah satu
jenis gas rumah kaca, yang keluar dari tempat penimbunan akhir
sampah akibat proses penguraian bahan organik secara anaerobik;
3. sampah 2 merupakan habitat bagi berkembangnya bakteri patogen
tertentu seperti Salmonella typhosa, Entamoeba coli, Escherichia
coli, Vibrio cholera, Shigella dysentriae, Entamoeba histolytica, dan
lain-lain yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia;
4. menurunkan nilai estetika lingkungan; dan
5. mengurangi kenyamanan lingkungan.
Peningkatan volume dan keragaman sampah pada hakekatnya adalah
beban masyarakat karena berbagai dampak negatif yang mungkin timbul akibat
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 2
keberadaan sampah yang tidak dikelola, pada akhirnya akan dirasakan oleh
masyarakat. Oleh karena itu, permasalahan sampah sudah seyogyanya dikelola
oleh masyarakat bersama-sama aparat pemerintah selaku pemegang otoritas
pemerintahan.
Salah satu aspek penting dalam kegiatan pengelolaan sampah, terkait
dengan masalah yang sedang dihadapi Pemerintah Kota Jakarta Timur pada
khususnya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada umumnya adalah masalah
pengolahan sampah. Masalah ini timbul sebagai akibat dari rencana berakhirnya
operasional TPA Bantar Gebang yang selama ini berperan sebagai “sink” dari
sampah yang dihasilkan seluruh masyarakat DKI Jakarta, termasuk Jakarta
Timur. Masa berakhirnya operasional TPA Bantar Gebang.
Berkenaan dengan rencana berakhirnya operasional TPA Bantar Gebang,
maka perlu segera ditentukan alternative teknologi pengolahan sampah yang
dapat menggantikan peran TPA Bantar Gebang.
Kegiatan pengolahan sampah di Jakarta Timur selama ini dikonsolidasikan
oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur melalui perangkatnya, suku dinas
kebersihan. Masyarakat kota dipungut biaya retribusi kebersihan oleh pihak
pemerintah kota yang salah satunya dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
pengolahan sampah. Besarnya tarif retribusi ditentukan oleh Pemerintah Provinsi
melalui Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 1999. Berkenaan
dengan penentuan tarif retribusi kebersihan, masyarakat sebagai obyek yang
terkena dampak kebijakan belum dimintai pendapatnya mengenai berapa
sesungguhnya tarif retribusi yang bersedia dibayarkan guna mendukung
kegiatan pengolahan sampah, yang salah satunya terkait dengan input
teknologi.
Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam penentuan teknologi
pengolahan sampah adalah keterkaitan antar stakeholder. Oleh karena itu,
penelitian ini mencoba mengintegrasikan Proses Hirarki Analitik (Analytic
Hierarchy Process, AHP) dengan Metoda Valuasi Kontingensi Contingent
Valuation Method, CVM) untuk menentukan teknologi pengolahan sampah dalam
kerangka keterkaitan antar stakeholder. Proses Hirarki Analitik digunakan
sebagai kerangka pendekatan dalam mengakomodasikan berbagai pandangan
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 3
stakeholder dalam menentukan teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya
diterapkan di Jakarta Timur, sedangkan Metoda Valuasi Kontingensi sebagai
kerangka pendekatan dalam menganalisis kesediaan masyarakat untuk
membayar retribusi kebersihan yang salah satunya untuk mendukung kegiatan
pengolahan sampah.
B. Identifikasi Masalah
Volume sampah harian di wilayah kota Jakarta Timur akan semakin
meningkat sedangkan operasional TPA Bantar Gebang rencananya akan
berakhir, maka perlu segera ditentukan alternative teknologi pengolahan
sampah yang dapat menggantikan peran TPA Bantar Gebang.
Penentuan alternatif teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya
diterapkan di Jakarta Timur untuk menggantikan peran TPA Bantar
Gebang,
Melakukan analisis besarnya tarif retribusi yang bersedia dibayar
masyarakat Jakarta Timur dalam mendukung kegiatan pengolahan
sampah.
C. Perumusan Masalah
Penentuan teknologi pengolahan sampah sesungguhnya terkait dengan
beberapa stakeholder yaitu: pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, lembaga penelitian (termasuk perguruan tinggi), dan
masyarakat. Untuk itu sudah seyogyanya keputusan penentuan teknologi
pengolahan sampah didasarkan atas pandangan dan kepentingan para
stakeholder.
Keputusan yang diambil dalam kegiatan pengolahan sampah selama ini
relative belum melibatkan masyarakat sebagai akibat dari kebijakan pemerintah
daerah yang bersifat top down. Salah satu indikatornya adalah kebijakan tarif
retribusi kebersihan hanya ditentukan oleh aparatur pemerintah daerah dan
relatif belum memperhatikan aspirasi masyarakat menyangkut berapa
sesungguhnya masyarakat bersedia membayar untuk mendukung kegiatan
pengolahan sampah di lingkungannya.
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 4
Berdasarkan hal tersebut maka dibuat perumusan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Teknologi pengolahan sampah apakah yang sebaiknya diterapkan di
Jakarta
Timur menurut pandangan para stakeholder;
2. Berapa besarnya tarif retribusi kebersihan yang bersedia dibayar
masyarakat
Jakarta Timur untuk mendukung kegiatan pengolahan sampah di
wilayahnya.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya memfokuskan pada kegiatan pengolahan sampah
yang dilaksanakan oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur terhadap sampah
yang dihasilkan rumah tangga dan pedagang. Kelompok rumah tangga di sub
kelompokkan kedalam dua sub kelompok, yaitu: rumah tangga yang tinggal di
perumahan tertata (kompleks perumahan) serta rumah tangga yang tinggal di
perumahan tidak tertata. Sedangkan kelompok pedagang di sub kelompokkan
kedalam dua sub kelompok, yaitu: pedagang pada kawasan pasar tradisional
dan pedagang pada kawasan pertokoan.
Pada penelitian ini rumah tangga dan pedagang dipandang sebagai
penghasil sampah, dan sampah yang dimaksud adalah seluruh jenis sampah
yang dihasilkan rumah tangga dan pedagang tanpa dibedakan antara sampah
kering dan sampah basah. Artinya, penelitian ini tidak memfokuskan terhadap
komposisi sampah yang dihasilkan rumah tangga maupun pedagang. Analisis
penelitian hanya ditekankan kepada penentuan teknologi pengolahan sampah
yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur serta besarnya jumlah uang yang
bersedia dibayarkan masyarakat Jakarta Timur untuk mendukung kegiatan
pengolahan sampah di wilayahnya.
Dalam kerangka studi CVM, dibuat skenario penelitian yang ditujukan bagi
para responden agar mereka dapat memahami kondisi peningkatan lingkungan
apa yang ditawarkan dan bentuk keterlibatan masyarakat didalamnya. Skenario
tersebut adalah :
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 5
“Pemerintah Kota Jakarta Timur berencana melaksanakan program pengolahan
sampah pada tahun anggaran 2004. Dalam program tersebut direncanakan akan
dilakukan pengadaan incenerator sampah yang akan ditempatkan disetiap
kecamatan (satu unit incenerator pada setiap kecamatan) dan kemudian secara
bertahap ditempatkan satu unit incenerator disetiap kelurahan se Jakarta Timur.
Dengan adanya incenerator ini, diharapkan seluruh sampah yang dihasilkan
warga Jakarta Timur akan dapat ditangani dengan baik oleh pihak Suku Dinas
Kebersihan Jakarta Timur. Namun pengadaan incenerator tersebut memerlukan
dana yang besar. Sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa biaya
investasi untuk satu unit incenerator kurang lebih sebesar 1,5 milyar rupiah,
ditambah dengan biaya operasional sehari-hari. Sedangkan kemampuan
finansial Pemerintah Kota Jakarta Timur terbatas. Oleh karena itu Seandainya
pihak Pemerintah Kota Jakarta Timur menerapkan program pengolahan sampah
dengan cara pengadaan incenerator, maka perlu melibatkan partisipasi
masyarakat dalam bentuk retribusi sampah”.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak Suku Dinas
Kebersihan Jakarta Timur karena dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan
dalam merumuskan kebijakan dalam pengolahan sampah, khususnya penentuan
teknologi yang sebaiknya diterapkan untuk kegiatan pengolahan sampah di
Jakarta Timur serta penentuan besarnya tarif retribusi yang berbasiskan
kesediaan masyarakat untuk membayar. Disamping itu, hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang menghadapi masalah
relatif sama.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Deskripsi Teori
Masalah pengolahan sampah sangat berkaitan dengan teknologi. Salvato
(1982) mengatakan bahwa terdapat beberapa macam teknologi pengolahan
sampah, antara 3 lain : open dump, hog feeding, pembakaran (incineration),
pengomposan (composting), pirolisasi pyrolization), oksidasi (wet oxidation),
dan penguraian anaerobik (anaerobic digestion). Metoda yang paling umum
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 6
dipergunakan dalam kegiatan pengolahan sampah menurut Salvato (1982)
adalah pembakaran (incineration), sanitary landfill, dan pengomposan.
Salvato (1982) mengemukakan bahwa ada beberapa aspek yang
termasuk dalam kegiatan pengelolaan sampah, yaitu: pewadahan sampah
(storage), pengumpulan (collection), pemindahan (transfer), pengangkutan
(transport), pengolahan (processing); dan pembuangan akhir (disposal).
B. Kerangka Pemikiran
Wilayah Jakarta Timur terdiri atas sepuluh kecamatan, yaitu: Matraman,
Jatinegara, Pulogadung, Kramatjati, Cakung, Pasar Rebo, Duren Sawit, Makasar,
Ciracas, dan Cipayung. Masyarakat yang tinggal di Jakarta Timur dalam kegiatan
kesehariannya menghasilkan sampah. Disamping itu, pada beberapa bagian dari
wilayah Jakarta Timur terdapat fasilitas umum (pasar, terminal, pertokoan, jalan
raya, dan lain-lain) serta industri yang dalam segala aktifitasnya menghasilkan
sampah dan/atau limbah buangan lainnya.
Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur sebagai unsur pelaksana teknis
kebersihan dari jajaran Pemerintah Kota Jakarta Timur, selama ini
mengkonsolidasikan kegiatan pengolahan sampah yang dihasilkan seluruh
masyarakat Jakarta Timur. Kegiatan pengolahan sampah dilakukan berkoordinasi
dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Teknologi yang digunakan adalah
penimbunan sampah secara sanitary landfill, dengan lokasi di daerah Bantar
Gebang (dikenal sebagai TPA Bantar Gebang). Untuk hal ini masyarakat yang
mendapatkan pelayanan kebersihan ditarik retribusi kebersihan yang besarnya
bervariasi.
Sedangkan pengolahan limbah industri, terutama limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun) pada umumnya dilakukan sendiri oleh industri yang
bersangkutan atau bekerjasama dengan pihak lain.
Pada penelitian ini dilakukan analisis penentuan teknologi pengolahan
sampah yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur pasca penutupan TPA
Bantar Gebang, serta analisis kesediaan mayarakat Jakarta Timur untuk
membayar retribusi guna mendukung kegiatan pengolahan sampah. Dalam
analisis penentuan teknologi pengolahan sampah, ada tiga teknologi yang
dikemukakan kepada para stakeholder, yaitu incenerator, sanitary landfill, dan
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 7
pengomposan. Dalam analisis kesediaan membayar, masyarakat Jakarta Timur
dikelompokkan kedalam empat strata, yaitu masyarakat yang tinggal di
perumahan tertata, masyarakat yang tinggal di perumahan tidak tertata,
pedagang pertokoan, dan pedagang pasar tradisional.
Dalam kaitannya dengan penggunaan AHP dan CVM, ada beberapa
hipotesis yang dikembangkan yang selengkapnya dapat dilihat pada sub bab
hipotesis. Selain itu apabila ditelaah lebih jauh, maka sesungguhnya AHP bersifat
stokastik. Hal ini berarti setiap individu yang menjadi responden, memiliki
peluang yang sama untuk menyatakan pendapatnya secara berbeda mengenai
teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur. Oleh
karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan analisis sidik ragam (uji – F)
terhadap data hasil studi AHP untuk melihat apakah ada perbedaan yang secara
statistik signifikan terhadap alternatif teknologi yang dipilih oleh masing-masing
responden. Sedangkan untuk menguji hipotesis yang dikembangkan dalam studi
CVM akan dilakukan analisis data dengan menggunakan uji beda nilai tengah
dan analisis korelasi.
Hasil analisis teknologi pengolahan sampah dan tarif retribusi ini akan
berguna sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam kegiatan pengolahan
sampah yang dikonsolidasikan oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran penelitian,
maka dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur
adalah incenerator.
2. Tarif retribusi yang bersedia dibayarkan (nilai WTP) masyarakat yang
tinggal di perumahan tertata lebih tinggi dibandingkan dengan tarif
retribusi yang bersedia dibayarkan (nilai WTP) masyarakat yang tinggal di
perumahan tidak tertata;
3. Tarif retribusi yang bersedia dibayarkan (nilai WTP) pedagang pada
kawasan pertokoan lebih tinggi dibandingkan dengan tarif retribusi yang
bersedia dibayarkan (nilai WTP) pedagang pada kawasan pasar
tradisional;
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 8
4. Ada hubungan antara tarif retribusi yang bersedia dibayarkan (nilai WTP)
dengan jumlah sampah yang dihasilkan masing-masing segmen pelaku.
Gambaran umum kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada
Gambar
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai aspek
pengolahan sampah di Jakarta Timur agar dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi kegiatan pengolahan sampah yang selama ini dikonsolidasikan Suku
Dinas Kebersihan Jakarta Timur.
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:
1. Menganalisis pendapat para stakeholder mengenai skala prioritas
penerapan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur;
2. Menganalisis kesediaan masyarakat Jakarta Timur untuk membayar tarif
retribusi kebersihan dalam rangka mendukung kegiatan pengolahan
sampah di wilayahnya.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2010.
Lokasi/tempat penelitian mencakup seluruh wilayah Jakarta Timur yang terdiri
atas sepuluh kecamatan, yaitu: Kecamatan Matraman, Jatinegara, Pulogadung,
Kramatjati, Cakung, Pasar Rebo, Duren Sawit, Makasar, Ciracas, dan Cipayung.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipilih adalah metode eksperimen dimana
terdapat perlakuan terhadapat variable Bebas yaitu sampah yang terdapat
diwilayah kota Jakarta Timur.Dan pengaruhnya terhadap kenyaman lingkungan
tempat tinggal penduduk kota Jakarta Timur.
D. Metoda Pengumpulan Data
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 10
Metoda pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan
sekunder. Data primer mencakup: 1) hasil penggalian pendapat atau informasi
dari kalangan aparat pemerintah, pakar persampahan, serta orang yang
dianggap faham tentang teknologi pengolahan sampah; 2) hasil penggalian
pendapat masyarakat Kota Jakarta Timur mengenai persepsinya terhadap
kebersihan lingkungan; 3) hasil penggalian pendapat masyarakat Jakarta Timur
mengenai seberapa besar mereka bersedia membayar retribusi untuk
mendukung kegiatan pengolahan sampah; dan 4) karakteristik sosial demografi
masyarakat Jakarta Timur yang menjadi responden. Sedangkan data sekunder
yang relevan dengan tujuan penelitian diambil dari berbagai sumber, seperti
buku referensi, internet, dan buku atau informasi dari instansi terkait.
a. Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan
menyebarkan kuisioner kepada responden terpilih. Sehubungan dengan
pemilihan responden, ada beberapa kelompok respoden yang akan
“dibidik”, yaitu kalangan aparat pemerintah yang terkait dengan bidang
persampahan, pakar persampahan, serta masyarakat perumahan dan
pedagang.
Responden dari kalangan aparat pemerintah dan pakar ditujukan
untuk menggali pendapatnya dalam rangka pemilihan teknologi pengolahan
sampah. Penggalian pendapat ini dilakukan dengan menerapkan teori AHP.
Sedangkan responden dari kalangan masyarakat perumahan dan pedagang
ditujukan bagi penggalian pendapat mengenai persepsi masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan, kesediaan membayar retribusi guna
mendukung kegiatan pengolahan sampah, serta karakteristik sosial
demografi masyarakat.
Penggalian pendapat masyarakat perumahan dan pedagang
dilakukan dengan menerapkan teori CVM. Metoda pengambilan sampel
dalam studi AHP adalah purposive sampling agar responden terpilih
merupakan key person. Jumlah responden untuk studi AHP seluruhnya 26
orang. Penentuan responden dengan memperhatikan strata dalam tata
pemerintahan, yaitu :
Pemerintah pusat, diwakili Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan
jumlah responden 2 orang, Departemen Kesehatan dengan jumlah
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 11
responden 2 orang, Departemen Pemukiman dan Pengembangan
Prasarana Wilayah dengan jumlah responden 2 orang, Departemen Dalam
Negeri dengan jumlah responden 1 orang ;
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diwakili oleh Dinas Kebersihan 1 orang,
Bappeda 1 orang, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) 2
orang, Dinas Tata Kota 1 orang, seksi kebersihan pada Bagian Penyusunan
Program 1 orang. sehingga total responden dari Provinsi DKI sebanyak 5
orang;
Lingkup Pemerintah Kota Jakarta Timur, terdiri atas :
1. BPLHD : jumlah responden 1 orang;
2. Suku Dinas Kebersihan: jumlah responden 1 orang;
3. Kecamatan : jumlah responden 1 orang;
Ilmuwan persampahan. responden yang diambil adalah :
1. Perguruan tinggi, yaitu IPB terdiri atas 2 responden, UI terdiri
atas 1 responden, dan ITB terdiri atas 2 responden;
2. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terdiri atas 2
responden
3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terdiri atas 2
responden
LSM yang bergerak dibidang persampahan 1 responden
Metoda pengambilan sampel untuk melaksanakan studi CVM dilakukan
denganteknik “stratified random sampling”. Masyarakat yang menjadi responden
dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu :
1. Masyarakat yang tinggal di pemukiman tertata (kompleks perumahan);
2. Masyarakat yang tinggal di pemukiman tidak tertata (bukan kompleks
perumahan);
3. Masyarakat pedagang dari kawasan pertokoan;
4. Masyarakat pedagang dari kawasan pasar tradisional.
Jumlah responden yang diambil sebagai sampel dalam studi CVM
sebanyak 400 responden. Randomisasi dilakukan pada unit terkecil kecamatan.
Pembagian jumlah responden dalam setiap kecamatan di seluruh wilayah Jakarta
Timur dapat dilihat pada Tabel
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 12
b. Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari berbagai
sumber, meliputi:
1. Dinas Kebersihan DKI Jakarta:
Laporan tahunan kegiatan persampahan (maksimal 5 tahun);
Proyek-proyek yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan sampah, baik
yang didanai APBD maupun kerjasama internasional;
Peraturan daerah ataupun surat keputusan gubernur yang terkait dengan
masalah persampahan.
2. Suku Dinas Kebersihan Kota Jakarta Timur:
- Struktur kelembagaan;
- Sumber daya manusia yang dimiliki;
- Sarana dan prasarana yang dimiliki;
- Proyek-proyek yang telah ada;
- Dokumen perencanaan yang telah ada;
3. Kantor Walikota Jakarta Timur:
Data sosial demografi Jakarta Timur (Jakarta Timur Dalam Angka);
Laporan Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) Jakarta Timur
beserta peta-petanya
Peraturan daerah atau surat keputusan walikota yang terkait dengan
sampah
4. Studi literatur, internet, dan sumber lainnya :
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 13
Definisi tentang landfill, incenerator, dan composting;
Data-data teknis tentang landfill, incenerator, dan composting;
Kebutuhan biaya operasi
E. Instrumen Penelitian
Alat analisis yang digunakan untuk melakukan analisis penentuan teknologi
pengolahan sampah adalah AHP, sedangkan alat analisis yang digunakan untuk
melakukan analisis kesediaan masyarakat untuk membayar retribusi adalah CVM
dengan menggunakan ukuran kesejahteraan Willingness To Pay (WTP).
Penggunaan AHP dimaksudkan untuk mencari skala prioritas penentuan
teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur berdasarkan pandangan dan
kepentingan para stakeholder.
Sedangkan penggunaan CVM dimaksudkan untuk menentukan tarif retribusi
kebersihan yang sesuai dengan keinginan masyarakat Jakarta Timur guna
mendukung kegiatan pengolahan sampah.
F. Analisis Data
Analisis data hasil penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Analisis data hasil studi AHP.
Analisis data hasil studi AHP digunakan untuk menarik kesimpulan tentang
teknologi pengolahan sampah yang menjadi prioritas untuk diterapkan di Jakarta
Timur. Hasil kuisioner setiap responden dianalisis untuk dilihat tingkat
konsistensinya dalam menjawab setiap pertanyaan. Apabila nilai rasio
inkonsistensinya (inconcistency ratio) lebih besar dari 0,1 maka dilakukan revisi
pendapat. Namun jika nilai rasio inkonsistensinya sangat besar, maka responden
tersebut dihilangkan. Analisis hasil studi AHP dilakukan dengan menggunakan
alat bantu paket program Expert Choice versi 9,5.
b. Analisis persepsi responden terhadap kebersihan lingkungan.
Analisis persepsi didasarkan atas kuisioner hasil studi CVM. Kegiatan
analisis menggunakan alat bantu paket program Microsoft Excell dan SPSS versi
11,5.
c. Analisis karakteristik responden.
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 14
Seperti halnya analisis persepsi, analisis karakteristik responden juga
didasarkan atas hasil studi CVM. Analisis ini juga menggunakan alat bantu
program Microsoft Excell dan SPSS versi 11,5.
d. Analisis nilai rata-rata WTP
Analisis besaran nilai rata-rata WTP juga didasarkan atas hasil kuisoner
dalam studi CVM. Analisis ini juga menggunakan alat bantu paket program
Microsoft Excell dan SPSS versi 11,5.
e. Analisis statistik.
Analisis statistik yang digunakan adalah analisis sidik ragam (uji – F),
ditujukan untuk menguji keputusan yang dihasilkan dalam studi AHP. Dalam hal
ini apakah ada perbedaan yang secara statistik signifikan terhadap alternatif
teknologi terpilih. Hipotesis yang dikembangkan dalam uji – F adalah : H0 :
μincenerator = μpengomposan = μsanitary landfill H1 : Minimal ada satu μ yang
berbeda Jika H0 yang diterima, berarti teknologi pengolahan sampah yang
terpilih tidak berbeda nyata. Namun jika H1 yang diterima, berarti teknologi
pengolahan sampah yang terpilih berbeda nyata dan selanjutnya dilakukan uji
Duncan untuk melihat teknologi mana yang sesungguhnya secara statistik
berbeda nyata. Disam ing itu dilakukan pula uji beda nilai tengah (uji t dan uji z)
untuk melihat perbedaan nilai WTP setiap segmen pelaku serta analisis korelasi
Spearman untuk melihat korelasi antar beberapa variabel. Analisis statistik
menggunakan alat bantu paket program SPSS versi 11,5.
DAFTAR PUSTAKA
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 15
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………………….
I
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 16
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………………….. II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
………………………………………………………………………………………
B. Identifikasi Masalah
……………………………………………………………………………….
C. Perumusan Masalah
………………………………………………………………………………
D. Ruanglingkup Penelitian
…………………………………………………………………………
E. Manfaat Penelitian
………………………………………………………………………………..
BAB II KERANGKA TEORI
B. Deskripsi Teori
………………………………………………………………………………………
C. Kerangka Berpikir
…………………………………………………………………………………
D. Hipotesis
………………………………………………………………………………………………
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
………………………………………………………………………………..
B. Tempat dan Waktu penelitian
……………………………………………………………..
C. Metode Penelitian
……………………………………………………………………………….
D. Populasi dan Teknik Pengambila sampel
…………………………………………….
E. Instrumen Penelitian
…………………………………………………………………………..
F. Teknik Analisis Data
……………………………………………………………………………
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 17
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………………………………….
PROPOSAL PENELITIAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH YANG BAIK UNTUK
PENDUDUK WILAYAH KOTA JAKARTA TIMUR
Di Susun Oleh :
Nama : Wahyuni
NIM : 1507005
Jurusan : Teknik Kimia Industri
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 18
Pembina Mata Kuliah
DR. S. Sukma Adnan, SE,
M.Pd
Kementrian Perindustrian RI
Sekolah Tinggi Manajemen Industri
2010
Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 19