proposal metolid

22

Click here to load reader

Upload: wahyuni1130

Post on 24-Jun-2015

143 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Metolid

Di Susun Oleh :

Nama : Wahyuni

NIM : 1507005

Jurusan : Teknik Kimia

Pembina Mata Kuliah

DR. S. Sukma Adnan, SE,

M.Pd

Kementrian Perindustrian RI

Sekolah Tinggi Manajemen

Industri

PROPOSAL PENELITIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH YANG BAIK UNTUK PENDUDUK WILAYAH JAKARTA TIMUR

Page 2: Proposal Metolid

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data laporan Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI

Jakarta yang dikeluarkan Biro Bina Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta (1995 – 1998) menunjukkan bahwa beban sampah kota di wilayah

Jakarta Timur dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Data Suku

Dinas Kebersihan Jakarta Timur (2002) menunjukkan bahwa pada tahun 2002

produksi sampah harian di Jakarta Timur sebesar 5.442 m3/hari, sedangkan

volume timbulan sampah di seluruh TPS Jakarta Timur sebesar 5.325 m3/hari.

Dari sini terlihat bahwa di wilayah Jakarta Timur masih terdapat sampah yang

tidak terangkut ke TPS sebesar 117 m3/hari, yang mungkin saja menumpuk di

berbagai wilayah Jakarta Timur. Sampah yang terkumpul di TPS juga tidak dapat

terangkut seluruhnya, melainkan baru sebanyak 4.964 m3/hari. Dengan

demikian masih terdapat sisa sampah yang tertunda pengangkutannya di TPS

sebesar 361 m3/hari.

Volume sampah yang besar dan beranekaragam jenisnya jika tidak

dikelola dengan baik dan benar sangat berpotensi menimbulkan berbagai

permasalahan lingkungan yang kompleks dan serius, antara lain:

1. pencemaran air oleh “lindi” (leachate) yang keluar dari tumpukan

sampah dan mengalir menuju badan perairan ataupun meresap ke

dalam tanah;

2. pencemaran udara karena adanya gas metana (CH4), salah satu

jenis gas rumah kaca, yang keluar dari tempat penimbunan akhir

sampah akibat proses penguraian bahan organik secara anaerobik;

3. sampah 2 merupakan habitat bagi berkembangnya bakteri patogen

tertentu seperti Salmonella typhosa, Entamoeba coli, Escherichia

coli, Vibrio cholera, Shigella dysentriae, Entamoeba histolytica, dan

lain-lain yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia;

4. menurunkan nilai estetika lingkungan; dan

5. mengurangi kenyamanan lingkungan.

Peningkatan volume dan keragaman sampah pada hakekatnya adalah

beban masyarakat karena berbagai dampak negatif yang mungkin timbul akibat

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 2

Page 3: Proposal Metolid

keberadaan sampah yang tidak dikelola, pada akhirnya akan dirasakan oleh

masyarakat. Oleh karena itu, permasalahan sampah sudah seyogyanya dikelola

oleh masyarakat bersama-sama aparat pemerintah selaku pemegang otoritas

pemerintahan.

Salah satu aspek penting dalam kegiatan pengelolaan sampah, terkait

dengan masalah yang sedang dihadapi Pemerintah Kota Jakarta Timur pada

khususnya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada umumnya adalah masalah

pengolahan sampah. Masalah ini timbul sebagai akibat dari rencana berakhirnya

operasional TPA Bantar Gebang yang selama ini berperan sebagai “sink” dari

sampah yang dihasilkan seluruh masyarakat DKI Jakarta, termasuk Jakarta

Timur. Masa berakhirnya operasional TPA Bantar Gebang.

Berkenaan dengan rencana berakhirnya operasional TPA Bantar Gebang,

maka perlu segera ditentukan alternative teknologi pengolahan sampah yang

dapat menggantikan peran TPA Bantar Gebang.

Kegiatan pengolahan sampah di Jakarta Timur selama ini dikonsolidasikan

oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur melalui perangkatnya, suku dinas

kebersihan. Masyarakat kota dipungut biaya retribusi kebersihan oleh pihak

pemerintah kota yang salah satunya dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

pengolahan sampah. Besarnya tarif retribusi ditentukan oleh Pemerintah Provinsi

melalui Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 1999. Berkenaan

dengan penentuan tarif retribusi kebersihan, masyarakat sebagai obyek yang

terkena dampak kebijakan belum dimintai pendapatnya mengenai berapa

sesungguhnya tarif retribusi yang bersedia dibayarkan guna mendukung

kegiatan pengolahan sampah, yang salah satunya terkait dengan input

teknologi.

Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam penentuan teknologi

pengolahan sampah adalah keterkaitan antar stakeholder. Oleh karena itu,

penelitian ini mencoba mengintegrasikan Proses Hirarki Analitik (Analytic

Hierarchy Process, AHP) dengan Metoda Valuasi Kontingensi Contingent

Valuation Method, CVM) untuk menentukan teknologi pengolahan sampah dalam

kerangka keterkaitan antar stakeholder. Proses Hirarki Analitik digunakan

sebagai kerangka pendekatan dalam mengakomodasikan berbagai pandangan

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 3

Page 4: Proposal Metolid

stakeholder dalam menentukan teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya

diterapkan di Jakarta Timur, sedangkan Metoda Valuasi Kontingensi sebagai

kerangka pendekatan dalam menganalisis kesediaan masyarakat untuk

membayar retribusi kebersihan yang salah satunya untuk mendukung kegiatan

pengolahan sampah.

B. Identifikasi Masalah

Volume sampah harian di wilayah kota Jakarta Timur akan semakin

meningkat sedangkan operasional TPA Bantar Gebang rencananya akan

berakhir, maka perlu segera ditentukan alternative teknologi pengolahan

sampah yang dapat menggantikan peran TPA Bantar Gebang.

Penentuan alternatif teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya

diterapkan di Jakarta Timur untuk menggantikan peran TPA Bantar

Gebang,

Melakukan analisis besarnya tarif retribusi yang bersedia dibayar

masyarakat Jakarta Timur dalam mendukung kegiatan pengolahan

sampah.

C. Perumusan Masalah

Penentuan teknologi pengolahan sampah sesungguhnya terkait dengan

beberapa stakeholder yaitu: pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten/kota, lembaga penelitian (termasuk perguruan tinggi), dan

masyarakat. Untuk itu sudah seyogyanya keputusan penentuan teknologi

pengolahan sampah didasarkan atas pandangan dan kepentingan para

stakeholder.

Keputusan yang diambil dalam kegiatan pengolahan sampah selama ini

relative belum melibatkan masyarakat sebagai akibat dari kebijakan pemerintah

daerah yang bersifat top down. Salah satu indikatornya adalah kebijakan tarif

retribusi kebersihan hanya ditentukan oleh aparatur pemerintah daerah dan

relatif belum memperhatikan aspirasi masyarakat menyangkut berapa

sesungguhnya masyarakat bersedia membayar untuk mendukung kegiatan

pengolahan sampah di lingkungannya.

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 4

Page 5: Proposal Metolid

Berdasarkan hal tersebut maka dibuat perumusan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Teknologi pengolahan sampah apakah yang sebaiknya diterapkan di

Jakarta

Timur menurut pandangan para stakeholder;

2. Berapa besarnya tarif retribusi kebersihan yang bersedia dibayar

masyarakat

Jakarta Timur untuk mendukung kegiatan pengolahan sampah di

wilayahnya.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya memfokuskan pada kegiatan pengolahan sampah

yang dilaksanakan oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur terhadap sampah

yang dihasilkan rumah tangga dan pedagang. Kelompok rumah tangga di sub

kelompokkan kedalam dua sub kelompok, yaitu: rumah tangga yang tinggal di

perumahan tertata (kompleks perumahan) serta rumah tangga yang tinggal di

perumahan tidak tertata. Sedangkan kelompok pedagang di sub kelompokkan

kedalam dua sub kelompok, yaitu: pedagang pada kawasan pasar tradisional

dan pedagang pada kawasan pertokoan.

Pada penelitian ini rumah tangga dan pedagang dipandang sebagai

penghasil sampah, dan sampah yang dimaksud adalah seluruh jenis sampah

yang dihasilkan rumah tangga dan pedagang tanpa dibedakan antara sampah

kering dan sampah basah. Artinya, penelitian ini tidak memfokuskan terhadap

komposisi sampah yang dihasilkan rumah tangga maupun pedagang. Analisis

penelitian hanya ditekankan kepada penentuan teknologi pengolahan sampah

yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur serta besarnya jumlah uang yang

bersedia dibayarkan masyarakat Jakarta Timur untuk mendukung kegiatan

pengolahan sampah di wilayahnya.

Dalam kerangka studi CVM, dibuat skenario penelitian yang ditujukan bagi

para responden agar mereka dapat memahami kondisi peningkatan lingkungan

apa yang ditawarkan dan bentuk keterlibatan masyarakat didalamnya. Skenario

tersebut adalah :

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 5

Page 6: Proposal Metolid

“Pemerintah Kota Jakarta Timur berencana melaksanakan program pengolahan

sampah pada tahun anggaran 2004. Dalam program tersebut direncanakan akan

dilakukan pengadaan incenerator sampah yang akan ditempatkan disetiap

kecamatan (satu unit incenerator pada setiap kecamatan) dan kemudian secara

bertahap ditempatkan satu unit incenerator disetiap kelurahan se Jakarta Timur.

Dengan adanya incenerator ini, diharapkan seluruh sampah yang dihasilkan

warga Jakarta Timur akan dapat ditangani dengan baik oleh pihak Suku Dinas

Kebersihan Jakarta Timur. Namun pengadaan incenerator tersebut memerlukan

dana yang besar. Sebagai gambaran umum dapat dikemukakan bahwa biaya

investasi untuk satu unit incenerator kurang lebih sebesar 1,5 milyar rupiah,

ditambah dengan biaya operasional sehari-hari. Sedangkan kemampuan

finansial Pemerintah Kota Jakarta Timur terbatas. Oleh karena itu Seandainya

pihak Pemerintah Kota Jakarta Timur menerapkan program pengolahan sampah

dengan cara pengadaan incenerator, maka perlu melibatkan partisipasi

masyarakat dalam bentuk retribusi sampah”.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak Suku Dinas

Kebersihan Jakarta Timur karena dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan

dalam merumuskan kebijakan dalam pengolahan sampah, khususnya penentuan

teknologi yang sebaiknya diterapkan untuk kegiatan pengolahan sampah di

Jakarta Timur serta penentuan besarnya tarif retribusi yang berbasiskan

kesediaan masyarakat untuk membayar. Disamping itu, hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang menghadapi masalah

relatif sama.

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Deskripsi Teori

Masalah pengolahan sampah sangat berkaitan dengan teknologi. Salvato

(1982) mengatakan bahwa terdapat beberapa macam teknologi pengolahan

sampah, antara 3 lain : open dump, hog feeding, pembakaran (incineration),

pengomposan (composting), pirolisasi pyrolization), oksidasi (wet oxidation),

dan penguraian anaerobik (anaerobic digestion). Metoda yang paling umum

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 6

Page 7: Proposal Metolid

dipergunakan dalam kegiatan pengolahan sampah menurut Salvato (1982)

adalah pembakaran (incineration), sanitary landfill, dan pengomposan.

Salvato (1982) mengemukakan bahwa ada beberapa aspek yang

termasuk dalam kegiatan pengelolaan sampah, yaitu: pewadahan sampah

(storage), pengumpulan (collection), pemindahan (transfer), pengangkutan

(transport), pengolahan (processing); dan pembuangan akhir (disposal).

B. Kerangka Pemikiran

Wilayah Jakarta Timur terdiri atas sepuluh kecamatan, yaitu: Matraman,

Jatinegara, Pulogadung, Kramatjati, Cakung, Pasar Rebo, Duren Sawit, Makasar,

Ciracas, dan Cipayung. Masyarakat yang tinggal di Jakarta Timur dalam kegiatan

kesehariannya menghasilkan sampah. Disamping itu, pada beberapa bagian dari

wilayah Jakarta Timur terdapat fasilitas umum (pasar, terminal, pertokoan, jalan

raya, dan lain-lain) serta industri yang dalam segala aktifitasnya menghasilkan

sampah dan/atau limbah buangan lainnya.

Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur sebagai unsur pelaksana teknis

kebersihan dari jajaran Pemerintah Kota Jakarta Timur, selama ini

mengkonsolidasikan kegiatan pengolahan sampah yang dihasilkan seluruh

masyarakat Jakarta Timur. Kegiatan pengolahan sampah dilakukan berkoordinasi

dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Teknologi yang digunakan adalah

penimbunan sampah secara sanitary landfill, dengan lokasi di daerah Bantar

Gebang (dikenal sebagai TPA Bantar Gebang). Untuk hal ini masyarakat yang

mendapatkan pelayanan kebersihan ditarik retribusi kebersihan yang besarnya

bervariasi.

Sedangkan pengolahan limbah industri, terutama limbah B3 (bahan

berbahaya dan beracun) pada umumnya dilakukan sendiri oleh industri yang

bersangkutan atau bekerjasama dengan pihak lain.

Pada penelitian ini dilakukan analisis penentuan teknologi pengolahan

sampah yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur pasca penutupan TPA

Bantar Gebang, serta analisis kesediaan mayarakat Jakarta Timur untuk

membayar retribusi guna mendukung kegiatan pengolahan sampah. Dalam

analisis penentuan teknologi pengolahan sampah, ada tiga teknologi yang

dikemukakan kepada para stakeholder, yaitu incenerator, sanitary landfill, dan

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 7

Page 8: Proposal Metolid

pengomposan. Dalam analisis kesediaan membayar, masyarakat Jakarta Timur

dikelompokkan kedalam empat strata, yaitu masyarakat yang tinggal di

perumahan tertata, masyarakat yang tinggal di perumahan tidak tertata,

pedagang pertokoan, dan pedagang pasar tradisional.

Dalam kaitannya dengan penggunaan AHP dan CVM, ada beberapa

hipotesis yang dikembangkan yang selengkapnya dapat dilihat pada sub bab

hipotesis. Selain itu apabila ditelaah lebih jauh, maka sesungguhnya AHP bersifat

stokastik. Hal ini berarti setiap individu yang menjadi responden, memiliki

peluang yang sama untuk menyatakan pendapatnya secara berbeda mengenai

teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur. Oleh

karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan analisis sidik ragam (uji – F)

terhadap data hasil studi AHP untuk melihat apakah ada perbedaan yang secara

statistik signifikan terhadap alternatif teknologi yang dipilih oleh masing-masing

responden. Sedangkan untuk menguji hipotesis yang dikembangkan dalam studi

CVM akan dilakukan analisis data dengan menggunakan uji beda nilai tengah

dan analisis korelasi.

Hasil analisis teknologi pengolahan sampah dan tarif retribusi ini akan

berguna sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam kegiatan pengolahan

sampah yang dikonsolidasikan oleh Suku Dinas Kebersihan Jakarta Timur.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran penelitian,

maka dikembangkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Teknologi pengolahan sampah yang sebaiknya diterapkan di Jakarta Timur

adalah incenerator.

2. Tarif retribusi yang bersedia dibayarkan (nilai WTP) masyarakat yang

tinggal di perumahan tertata lebih tinggi dibandingkan dengan tarif

retribusi yang bersedia dibayarkan (nilai WTP) masyarakat yang tinggal di

perumahan tidak tertata;

3. Tarif retribusi yang bersedia dibayarkan (nilai WTP) pedagang pada

kawasan pertokoan lebih tinggi dibandingkan dengan tarif retribusi yang

bersedia dibayarkan (nilai WTP) pedagang pada kawasan pasar

tradisional;

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 8

Page 9: Proposal Metolid

4. Ada hubungan antara tarif retribusi yang bersedia dibayarkan (nilai WTP)

dengan jumlah sampah yang dihasilkan masing-masing segmen pelaku.

Gambaran umum kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada

Gambar

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 9

Page 10: Proposal Metolid

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai aspek

pengolahan sampah di Jakarta Timur agar dapat digunakan sebagai bahan

evaluasi kegiatan pengolahan sampah yang selama ini dikonsolidasikan Suku

Dinas Kebersihan Jakarta Timur.

Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:

1. Menganalisis pendapat para stakeholder mengenai skala prioritas

penerapan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur;

2. Menganalisis kesediaan masyarakat Jakarta Timur untuk membayar tarif

retribusi kebersihan dalam rangka mendukung kegiatan pengolahan

sampah di wilayahnya.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2010.

Lokasi/tempat penelitian mencakup seluruh wilayah Jakarta Timur yang terdiri

atas sepuluh kecamatan, yaitu: Kecamatan Matraman, Jatinegara, Pulogadung,

Kramatjati, Cakung, Pasar Rebo, Duren Sawit, Makasar, Ciracas, dan Cipayung.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipilih adalah metode eksperimen dimana

terdapat perlakuan terhadapat variable Bebas yaitu sampah yang terdapat

diwilayah kota Jakarta Timur.Dan pengaruhnya terhadap kenyaman lingkungan

tempat tinggal penduduk kota Jakarta Timur.

D. Metoda Pengumpulan Data

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 10

Page 11: Proposal Metolid

Metoda pengumpulan data diarahkan untuk mendapatkan data primer dan

sekunder. Data primer mencakup: 1) hasil penggalian pendapat atau informasi

dari kalangan aparat pemerintah, pakar persampahan, serta orang yang

dianggap faham tentang teknologi pengolahan sampah; 2) hasil penggalian

pendapat masyarakat Kota Jakarta Timur mengenai persepsinya terhadap

kebersihan lingkungan; 3) hasil penggalian pendapat masyarakat Jakarta Timur

mengenai seberapa besar mereka bersedia membayar retribusi untuk

mendukung kegiatan pengolahan sampah; dan 4) karakteristik sosial demografi

masyarakat Jakarta Timur yang menjadi responden. Sedangkan data sekunder

yang relevan dengan tujuan penelitian diambil dari berbagai sumber, seperti

buku referensi, internet, dan buku atau informasi dari instansi terkait.

a. Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara dan

menyebarkan kuisioner kepada responden terpilih. Sehubungan dengan

pemilihan responden, ada beberapa kelompok respoden yang akan

“dibidik”, yaitu kalangan aparat pemerintah yang terkait dengan bidang

persampahan, pakar persampahan, serta masyarakat perumahan dan

pedagang.

Responden dari kalangan aparat pemerintah dan pakar ditujukan

untuk menggali pendapatnya dalam rangka pemilihan teknologi pengolahan

sampah. Penggalian pendapat ini dilakukan dengan menerapkan teori AHP.

Sedangkan responden dari kalangan masyarakat perumahan dan pedagang

ditujukan bagi penggalian pendapat mengenai persepsi masyarakat

terhadap kebersihan lingkungan, kesediaan membayar retribusi guna

mendukung kegiatan pengolahan sampah, serta karakteristik sosial

demografi masyarakat.

Penggalian pendapat masyarakat perumahan dan pedagang

dilakukan dengan menerapkan teori CVM. Metoda pengambilan sampel

dalam studi AHP adalah purposive sampling agar responden terpilih

merupakan key person. Jumlah responden untuk studi AHP seluruhnya 26

orang. Penentuan responden dengan memperhatikan strata dalam tata

pemerintahan, yaitu :

Pemerintah pusat, diwakili Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan

jumlah responden 2 orang, Departemen Kesehatan dengan jumlah

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 11

Page 12: Proposal Metolid

responden 2 orang, Departemen Pemukiman dan Pengembangan

Prasarana Wilayah dengan jumlah responden 2 orang, Departemen Dalam

Negeri dengan jumlah responden 1 orang ;

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diwakili oleh Dinas Kebersihan 1 orang,

Bappeda 1 orang, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) 2

orang, Dinas Tata Kota 1 orang, seksi kebersihan pada Bagian Penyusunan

Program 1 orang. sehingga total responden dari Provinsi DKI sebanyak 5

orang;

Lingkup Pemerintah Kota Jakarta Timur, terdiri atas :

1. BPLHD : jumlah responden 1 orang;

2. Suku Dinas Kebersihan: jumlah responden 1 orang;

3. Kecamatan : jumlah responden 1 orang;

Ilmuwan persampahan. responden yang diambil adalah :

1. Perguruan tinggi, yaitu IPB terdiri atas 2 responden, UI terdiri

atas 1 responden, dan ITB terdiri atas 2 responden;

2. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terdiri atas 2

responden

3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terdiri atas 2

responden

LSM yang bergerak dibidang persampahan 1 responden

Metoda pengambilan sampel untuk melaksanakan studi CVM dilakukan

denganteknik “stratified random sampling”. Masyarakat yang menjadi responden

dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu :

1. Masyarakat yang tinggal di pemukiman tertata (kompleks perumahan);

2. Masyarakat yang tinggal di pemukiman tidak tertata (bukan kompleks

perumahan);

3. Masyarakat pedagang dari kawasan pertokoan;

4. Masyarakat pedagang dari kawasan pasar tradisional.

Jumlah responden yang diambil sebagai sampel dalam studi CVM

sebanyak 400 responden. Randomisasi dilakukan pada unit terkecil kecamatan.

Pembagian jumlah responden dalam setiap kecamatan di seluruh wilayah Jakarta

Timur dapat dilihat pada Tabel

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 12

Page 13: Proposal Metolid

b. Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari berbagai

sumber, meliputi:

1. Dinas Kebersihan DKI Jakarta:

Laporan tahunan kegiatan persampahan (maksimal 5 tahun);

Proyek-proyek yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan sampah, baik

yang didanai APBD maupun kerjasama internasional;

Peraturan daerah ataupun surat keputusan gubernur yang terkait dengan

masalah persampahan.

2. Suku Dinas Kebersihan Kota Jakarta Timur:

- Struktur kelembagaan;

- Sumber daya manusia yang dimiliki;

- Sarana dan prasarana yang dimiliki;

- Proyek-proyek yang telah ada;

- Dokumen perencanaan yang telah ada;

3. Kantor Walikota Jakarta Timur:

Data sosial demografi Jakarta Timur (Jakarta Timur Dalam Angka);

Laporan Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) Jakarta Timur

beserta peta-petanya

Peraturan daerah atau surat keputusan walikota yang terkait dengan

sampah

4. Studi literatur, internet, dan sumber lainnya :

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 13

Page 14: Proposal Metolid

Definisi tentang landfill, incenerator, dan composting;

Data-data teknis tentang landfill, incenerator, dan composting;

Kebutuhan biaya operasi

E. Instrumen Penelitian

Alat analisis yang digunakan untuk melakukan analisis penentuan teknologi

pengolahan sampah adalah AHP, sedangkan alat analisis yang digunakan untuk

melakukan analisis kesediaan masyarakat untuk membayar retribusi adalah CVM

dengan menggunakan ukuran kesejahteraan Willingness To Pay (WTP).

Penggunaan AHP dimaksudkan untuk mencari skala prioritas penentuan

teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur berdasarkan pandangan dan

kepentingan para stakeholder.

Sedangkan penggunaan CVM dimaksudkan untuk menentukan tarif retribusi

kebersihan yang sesuai dengan keinginan masyarakat Jakarta Timur guna

mendukung kegiatan pengolahan sampah.

F. Analisis Data

Analisis data hasil penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Analisis data hasil studi AHP.

Analisis data hasil studi AHP digunakan untuk menarik kesimpulan tentang

teknologi pengolahan sampah yang menjadi prioritas untuk diterapkan di Jakarta

Timur. Hasil kuisioner setiap responden dianalisis untuk dilihat tingkat

konsistensinya dalam menjawab setiap pertanyaan. Apabila nilai rasio

inkonsistensinya (inconcistency ratio) lebih besar dari 0,1 maka dilakukan revisi

pendapat. Namun jika nilai rasio inkonsistensinya sangat besar, maka responden

tersebut dihilangkan. Analisis hasil studi AHP dilakukan dengan menggunakan

alat bantu paket program Expert Choice versi 9,5.

b. Analisis persepsi responden terhadap kebersihan lingkungan.

Analisis persepsi didasarkan atas kuisioner hasil studi CVM. Kegiatan

analisis menggunakan alat bantu paket program Microsoft Excell dan SPSS versi

11,5.

c. Analisis karakteristik responden.

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 14

Page 15: Proposal Metolid

Seperti halnya analisis persepsi, analisis karakteristik responden juga

didasarkan atas hasil studi CVM. Analisis ini juga menggunakan alat bantu

program Microsoft Excell dan SPSS versi 11,5.

d. Analisis nilai rata-rata WTP

Analisis besaran nilai rata-rata WTP juga didasarkan atas hasil kuisoner

dalam studi CVM. Analisis ini juga menggunakan alat bantu paket program

Microsoft Excell dan SPSS versi 11,5.

e. Analisis statistik.

Analisis statistik yang digunakan adalah analisis sidik ragam (uji – F),

ditujukan untuk menguji keputusan yang dihasilkan dalam studi AHP. Dalam hal

ini apakah ada perbedaan yang secara statistik signifikan terhadap alternatif

teknologi terpilih. Hipotesis yang dikembangkan dalam uji – F adalah : H0 :

μincenerator = μpengomposan = μsanitary landfill H1 : Minimal ada satu μ yang

berbeda Jika H0 yang diterima, berarti teknologi pengolahan sampah yang

terpilih tidak berbeda nyata. Namun jika H1 yang diterima, berarti teknologi

pengolahan sampah yang terpilih berbeda nyata dan selanjutnya dilakukan uji

Duncan untuk melihat teknologi mana yang sesungguhnya secara statistik

berbeda nyata. Disam ing itu dilakukan pula uji beda nilai tengah (uji t dan uji z)

untuk melihat perbedaan nilai WTP setiap segmen pelaku serta analisis korelasi

Spearman untuk melihat korelasi antar beberapa variabel. Analisis statistik

menggunakan alat bantu paket program SPSS versi 11,5.

DAFTAR PUSTAKA

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 15

Page 16: Proposal Metolid

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

………………………………………………………………………………………………………….

I

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 16

Page 17: Proposal Metolid

KATA PENGANTAR

…………………………………………………………………………………………….. II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

………………………………………………………………………………………

B. Identifikasi Masalah

……………………………………………………………………………….

C. Perumusan Masalah

………………………………………………………………………………

D. Ruanglingkup Penelitian

…………………………………………………………………………

E. Manfaat Penelitian

………………………………………………………………………………..

BAB II KERANGKA TEORI

B. Deskripsi Teori

………………………………………………………………………………………

C. Kerangka Berpikir

…………………………………………………………………………………

D. Hipotesis

………………………………………………………………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

………………………………………………………………………………..

B. Tempat dan Waktu penelitian

……………………………………………………………..

C. Metode Penelitian

……………………………………………………………………………….

D. Populasi dan Teknik Pengambila sampel

…………………………………………….

E. Instrumen Penelitian

…………………………………………………………………………..

F. Teknik Analisis Data

……………………………………………………………………………

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 17

Page 18: Proposal Metolid

DAFTAR PUSTAKA

…………………………………………………………………………………………….

PROPOSAL PENELITIAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH YANG BAIK UNTUK

PENDUDUK WILAYAH KOTA JAKARTA TIMUR

Di Susun Oleh :

Nama : Wahyuni

NIM : 1507005

Jurusan : Teknik Kimia Industri

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 18

Page 19: Proposal Metolid

Pembina Mata Kuliah

DR. S. Sukma Adnan, SE,

M.Pd

Kementrian Perindustrian RI

Sekolah Tinggi Manajemen Industri

2010

Teknologi Pengolahan Sampah yang Baik di wilayah kota Jakarta Timur 19