proposal kp

Upload: ridwan48

Post on 17-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • Proposal Kerja Praktek

  • Proposal Kerja Praktek

    PROPOSAL

    KERJA PRAKTEK

    PROSES PENYEMENAN PADA TRAYEK CASING 133/8

    DI SUMUR X LAPANGAN Y

    Oleh :

    RIDWAN SETIAWAN

    101101080

    PROGRAM STUDY TEKNIK PERMINYAKAN

    AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN INDRAMAYU

    JAWA BARAT

    2013

  • Proposal Kerja Praktek

  • Proposal Kerja Praktek

    CURICULUM VITAE

    Nama : Ridwan Setiawan

    Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 17 November 1992

    Alamat : Kp. Balandongan RT 04/01 Kecamatan

    Parakansalak Kabupaten Sukabumi.

    Kode Pos : 43355

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Laki - laki

    Telephon : 085659487302 / 088901712602

    E-Mail : [email protected]

    LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

    Pendidikan Formal :

    SD Negeri 1 Balandongan 1999 - 2005

    SMP Negeri 1 Parakansalak 2005 - 2008

    SMA Negeri 1 Parungkuda 2008 - 2011

    D III Teknik Perminyakan Akamigas Balongan 2011 - Sekarang

  • Proposal Kerja Praktek

    Pendidikan Non Formal :

    Anggota Pramuka SD Negeri 1 Balandongan 2003 - 2005

    Basket SMP Negeri 1 Parakansalak 2006

    Anggota Paskibra SMA Negeri 1 Parungkuda 2011

    Anggota Pencak Silat Pusaka Siliwangi 2008 - 2009

    PELATIHAN SEMINAR

    1. Pelatihan : Seminar Exploraring Gas Potency And Technology Applied

    to Fulfill National Demand.

    Waktu : 16 17 maret 2012.

    Tempat : Universitas Indonesia Depok.

    2. Pelatihan : Seminar Introduction Of PDSI Drilling Equipment.

    Waktu : 26 mei 2012.

    Tempat : Hotel Wiwi Perkasa, Indramayu.

    3. Pelatihan : Seminar How To Make A Curriculum Vitae.

    Waktu : 26 mei 2012.

    Tempat : Hotel Wiwi Perkasa, Indramayu.

    4. Pelatihan : Stadium General Directional Drilling

    Waktu : 11 Desember 2012.

    Tempat : Wisma Haji Indramayu.

  • Proposal Kerja Praktek

    PELATIHAN DAN KUNJUNGAN

    1. Kunjungan : Museum Geologi.

    Waktu : 07 Oktober 2011.

    Tempat : Bandung.

    2. Kunjungan : Museum Perminyakan.

    Waktu : 12 Juli 2012.

    Tempat :TMII Jakarta.

    Hormat Saya,

    Ridwan Setiawan

    NIM : 101101080

  • Proposal Kerja Praktek

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur sudah sepantasnya dan sepatutnya kita panjatkan

    kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya sampai saat ini

    kita masih diberi kesempatan untuk bisa bernafas dan menjalankan

    segala aktivitas, serta terus berlomba untuk mendapatkan pahala-

    pahalanya. Dan juga atas ijin-Nya pula penulis bisa menyelesaikan

    Proposal Kerja Praktek yang berjudul : PROSES PENYEMENAN PADA

    TRAYEK CASING 133/8 DI SUMUR X LAPANGAN Y. Shalawat beserta

    salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada Nabi kita, Nabi

    Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh

    umat Islam yang ada di muka bumi ini.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    banyak membantu penyelesaian Proposal Kerja Praktek ini. Adapun

    pihak-pihak tersebut diantaranya adalah:

    1. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku Ketua yayasan bina islami.

    2. Bapak Drs. H. Nahdudin Islamy, M.Si. selaku Direktur Akamigas

    Balongan.

    3. Bapak D. Subyar Mujiandono, S.T selaku Pembimbing Kerja praktek.

    4. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun

    spiritual ataupun moril maupun materil.

    5. Rekan-rekan yang membantu dalam penyusunan proposal ini.

  • Proposal Kerja Praktek

    6. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya proposal ini yang tidak

    dapat di sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari betul bahwa dalam pembuatan Proposal Kerja

    Praktek ini masih terdapat banyak kekurangan,baik dari segi penulisan

    maupun dalam cara menyajikan data. Oleh karena itu, Penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan

    proposal-proposal lain selanjutnya. Semoga proposal ini dapat digunakan

    sebagaimana mestinya dan juga dapat bermanfaat baik bagi pembaca

    maupun bagi Penulis sendiri.

    Indramayu, Juni 2013

    Penulis

  • Proposal Kerja Praktek

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Operasi pemboran adalah proses mencari dan menghasilkan minyak

    bumi dan gas. Namun dari segi pengerjaannya tidaklah mudah, karena

    diperlukan dana, tekhnologi, serta resiko yang tinggi pula. Operasi pemboran

    bertujuan untuk membuat lubang mulai dari atas permukaan tanah sampai

    kebawah permukaan dengan tujuan memperoleh suatu daerah atau formasi

    yang produktif.

    Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses

    pencampuran (mixing) dan pendesakan (displacement) bubur semen (slurry)

    melalui casing sehingga mengalir ke atas melewati annulus di belakang

    casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya penyemenan

    bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi

    casing dari masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung

    (seperti torsi yang tinggi dan lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi

    yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona yang lain di belakang

    casing. Penyemenan merupakan faktor yang paling penting dalam operasi

    pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan-kemungkinan

    permasalahan secara mekanis sewaktu melakukan pemboran pada trayek

    selanjutnya.

    Menurut alasan dan tujuannya,penyemenan dapat dibagi menjadi

    dua yaitu: Primary cementing (penyemenan utama) dan secondary

    cementing (penyemenan yang kedua atau perbaikan). Primary cementing

  • Proposal Kerja Praktek

    adalah adalah proses penyemanan yang dilakukan pertama kali setelah

    casing di turunkan ke dalam lubang bor. Sedangkan secondary cementing

    adalah penyemenan yang dilakukan dikarenakan tidak sempurnanya

    penyemenan pertama (gagal).

    1.2 Tema Kerja Praktek

    Tema yang akan diambil dalam kerja praktek ini adalah tentang

    Proses penyemenan pada trayek casing 133/8 di sumur X lapangan

    Y.

    Untuk tema yang lebih spesifik dapat disesuaikan dengan yang ada

    dilapangan.

    1.3 Tujuan Kerja Praktek

    Adapun tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan

    pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

    1.3.1 Tujuan Umum

    1. Diketahuinya informasi mengenai gambaran pelaksanaan

    pekerjaan diperusahaan atau di institusi tempat kerja praktek

    berlangsung.

    2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku

    perkuliahan.

    3. Untuk meningkatkan daya kreatifitas, dan keahlian mahasiswa.

    4. Melatih kepekaan mahasiswa untuk mencari solusi masalah yang

    dihadapi didalam dunia industri atau dunia kerja.

    5. Mengetahui, mengenali dan memahami pekerjaan dalam proses

    penyemenan (cementing) yang ada di perusahaan

  • Proposal Kerja Praktek

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Memahami pengertian dari cementing.

    2. Memahami metode-metode dalam proses cementing.

    3. Mengetahui kegunaan dari cementing.

    4. Memahami kondisi tekanan sistem pada saat pendorongan

    cement slurry.

    5. Menentukan parameter-parameter yang di perlukan untuk proses

    cementing.

    6. Mengetahui lebih dalam mengenai proses operasi cementing.

    1.4 Manfaat

    1.4.1 Bagi Perusahaan

    1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang kerja

    praktek dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas untuk

    kebutuhan di unit-unit kerja yang relevan.

    2. Dapat diperoleh informasi mengenai kerja praktek dan dapat

    dipergunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya.

    3. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada

    spesialisasi yang ada pada perusahaan tersebut.

    4. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan

    bermanfaat antara perusahaan tempat kerja praktek dengan jurusan

    teknik perminyakan AKAMIGAS BALONGAN.

    5. Perusahaan ikut serta dalam pengamalan UUD 1945, Yaitu:

    Mencerdaskan kehidupan Bangsa, yang sesuai dengan tujuan

    Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  • Proposal Kerja Praktek

    1.4.2 Bagi Program D3 Jurusan Teknik Perminyakan Akamigas

    Balongan

    1. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan

    mempraktekkan di dunia kerja.

    2. Sebagai sarana untuk membina network dan kerjasama dengan

    perusahaan di bidang perminyakan.

    3. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa tentang

    dunia pekerjaan.

    1.4.3 Bagi Mahasiswa

    1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi dilingkungan kerja.

    2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik perminyakan

    yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja

    yang sebenarnya.

    3. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan

    tempat mahasiswa kerja praktek.

    4. Mengetahui proses penyelsaian masalah yang diambil oleh pekerja-

    pekerja profesional.

    1.5 Rencana Kegiatan

    1.5.1 Aktifitas

    Hal-hal yang dilakukan selama proses kerja praktek ialah hal-

    hal yang berkaitan dengan Proses Penyemenan Pada Casing.

  • Proposal Kerja Praktek

    1.5.2 Jadwal Kegiatan dan Tempat Kerja Praktek

    Sehubungan dengan adanya jadwal kerja praktek pada

    semester akhir, maka penulis mengajukan jadwal kegiatan kerja

    praktek di PT. APEXINDO PRATAMA DUTA dengan periode kurang

    lebih satu bulan dari tanggal 2 september sampai tanggal 5 oktober

    2013.

  • Proposal Kerja Praktek

    BAB II

    DASAR TEORI

    Pada umumnya operasi penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing

    pada dinding lubang sumur, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis

    sewaktu opersai pemboran (seperti getaran), melindungi casing dari fluida

    formasi yang bersifat korosi dan untuk memisahkan zona yang satu terhadap

    zona yang lain di belakang casing.

    Pada umumnya peoses cementing dibagi menjadi dua, yaitu Primary

    Cementing (Penyemenan utama) dan Secondary Cementing (Penyemenan

    Kedua atau Penyemenan perbaikan).

    Primary Cementing adalah penyemenan pertama kali yang dilakukan

    setelah casing diturunkan ke dalam sumur. Sedangkan Secondary Cementing

    adalah penyemenan ulang untuk menyempurnakan primary cementing atau

    memperbaiki penyemenan yang rusak.

    2.1 Primary Cementing

    Pada Primary Cementing, penyemenan casing pada dinding lubang sumur

    dipengaruhi oleh jenis casing yang akan disemen seperti :

    Penyemenan Conductor Casing bertujuan untuk mencegah terjadinya

    kontaminasi fluida pemboran dengan formasi.

    Penyemenan Surface Casing bertujuan untuk melindungi air tanah agar

    tidak tercemar dari fluida pemboran, memperkuat dudukan surface casing

    sebagai tempat dipasangnya alat BOP (Blow Out Preventer), untuk

    menahan beban casing yang terdapat di bawahnya, dan untuk mencegah

  • Proposal Kerja Praktek

    terjadinya aliran fluida pemboran atau fluida formasi yang akan melalui

    surface casing.

    Penyemenan Intermediate Casing bertujuan untuk menutup tekanan

    formasi abnormal atau mengisolasi daerah lost circulation.

    Penyemenan Production Casing bertujuan untuk mencegah terjadinya

    aliran antar formasi ataupun aliran fluida formasi yang tidak diinginkan,

    yang akan memasuki sumur, untuk mengisolasi zona produktif yang akan

    diproduksikan fluida formasi (perforated completion), dan juga untuk

    mencegah terjadinya korosi pada casing yang disebabkan oleh material-

    material korosif.

    2.2 Secondary Cementing

    Apabila didapati kurang sempurnanya atau ada kerusakan pada

    primary cementing, maka dilakukanlah secondary cementing. Secondary

    cementing dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

    2.2.1 Squeeze Cementing

    Pada tahap ini bertujuan untuk :

    Mengurangi water-oil ratio, water- gas ratio atau gas-oil ratio.

    Menutup formasi yang sudah tidak produktif lagi.

    Menutup zona lost circulation.

    Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing.

    Memperbaiki primary cementing yang kurang memuaskan

    2.2.2 Re cementing

    Dilakukan untuk menyempurnakan primary cementing yang

    gagal dan untuk memperluas perlindungan casing di atas top semen.

  • Proposal Kerja Praktek

    2.2.3 Plug Back cementing

    Penyemenan ini bertujuan untuk :

    Menutup atau meninggalkan sumur (abandonment well)

    Melakukan directional drilling sebagai landasan whipstock, yang

    dikarenakan adanya perbedaan compressive strength antara semen

    dan formasi maka akan mengakibatkan bit berubah arahnya.

    Menutup zona air di bawah zona minyak agar water-oil ratio

    berkurang pada open hole completion.

    2.3 Klasifikasi Semen

    API mengklasifikasikan semen berdasarkan kelas, maksudnya guna

    mempermudah pemilihan dan penggolongan semen yang akan digunakan.

    Pengklasifikasian semen ini didasarkan atas :

    Kedalaman sumur

    Tekanan dan temperatur dasar sumur

    Kandungan yang terdapat pada fluida formasi (misalnya sulfat dll)

    1. Kelas A

    Digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft, semen ini terdapat

    dalam tipe biasa (ordinary type), mirip dengan semen ASTM (American

    Standart Testing Material) C-150 type 1

    2. Kelas B

    Digunakan pada kedalaman 0 sampai 6000 ft, tahan terhadap

    kandungan sulfat menengah dan tinggi.

  • Proposal Kerja Praktek

    3. Kelas C

    Digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft, mempunyai sifat

    high-early strength (proses pengerasan cepat). Semen ini tersedia dalam

    jenis moderat dan high sulfate resistant.

    4. Kelas D

    Digunakan untuk kedalaman 6000 ft sampai 12000 ft, untuk

    kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi.

    5. Kelas E

    Digunakan untuk kedalaman dari 6000 ft sampai 14000 ft, untuk

    kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi.

    6. Kelas F

    Digunakan dari kedalaman 10000 ft sampai 14000 ft, untuk

    kondisi sumur yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi. Tersedia

    dalam jenis high sulfate resistent.

    7. Kelas G

    Digunakan pada kedalaman 0 ft sampai 8000 ft, merupakan

    semen dasar. Bila ditambahkan retarder semen ini dapat digunakan untuk

    sumur yang dalam dan range temperatur yang cukup besar.

    8. Kelas H

    Semen kelas ini digunakan dari kedalaman 0 ft sampai 8000 ft, ini

    juga merupakan semen dasar. Apabila ditambahkan accelerator dan

    retarder dapat digunakan pada range kedalaman dan temperatur yang

    besar.

  • Proposal Kerja Praktek

    2.4 Sifat-Sifat Semen

    2.4.1 Densitas

    Densitas suspensi semen didefinisikan sebagai perbandingan

    antara jumlah berat bubuk semen, air pencampur dan additif terhadap

    jumlah volume bubuk semen, air pencampur dan additif.

    Dirumuskan sebagai berikut :

    awvk

    awbk

    bsVVV

    GGGD

    ........................................................................ (2.1)

    Dimana :

    Dbs = densitas suspensi semen

    Gbk = berat bubuk semen

    Gw = berat air

    Ga = berat additif

    Vbk = volume bubuk semen

    Vw = volume air

    Va = volume additif

    2.4.2 Thickening time dan viskositas

    Thickening time adalah waktu yang diperlukan suspensi semen

    untuk mencapai konsistensi sebesar 100 Uc (Unit Of Consistency).

    Konsistensi sebesar 100Uc merupakan batasan bagi suspensi semen

    masih dapat di pompa lagi. Dalam penyemenan, sebenarnya yang

    dimaksud dengan konsistensi adalah viskositas.

    2.4.3 Filtration loss

    Filtration loss adalah peristiwa hilangnya cairan dari suspensi

    semen ke dalam formasi permeabel yang dilaluinya. Cairan ini sering

    disebut dengan filtrat. Apabila filtrat yang hilang terlalu banyak maka

  • Proposal Kerja Praktek

    akan menyebabkan suspensi semen kekurangan air. Kejadian ini

    disebut dengan flash set.

    2.4.4 Water Cement Ratio (WCR)

    Water Cement Ratio (WCR) adalah perbandingan air yang

    dicampur terhadap bubuk semen sewaktu suspensi semen dibuat.

    Jumlah air yang dicampur tidak boleh lebih atau kurang, karena akan

    mempengaruhi baik-buruknya ikatan semen nantinya.

    2.4.5 Waiting On Cement (WOC)

    Waiting On Cement (WOC) atau waktu menunggu pengerasan

    suspensi semen adalah waktu yang dihitung saat wipper plug

    diturunkan sampai kemudian plug dibor kembali untuk operasi

    selanjutnya.

    2.4.6 Permeabilitas

    Permeabilitas diukur pada semen yang mengeras dan hampir

    sama dengan permeabilitas pada batuan formasi yang berarti sebagai

    kemampuan untuk mengalirkan fluida.

    PA

    LQK

    .

    ......................................................................................... (2.2)

    Dimana :

    k = permeabilitas, md

    Q = laju alir, ml/s

    = viscositas air, cp

    L = panjang sampel, cm

    A = luas permukaan sampel, cm2

    P = perbedaan tekanan, psi

  • Proposal Kerja Praktek

    2.4.7 Compresive Strength dan Shear Strength

    Compresive Strength didefinisikan sebagai kekuatan semen

    dalam menahan tekanan-tekanan yang berasal dari formasi maupun

    dari casing, sedangkan Shear Strength didefinisikan sebagai kekuatan

    semen dalam menahan berat casing.

    2.5 Additif Yang Digunakan Dalam Suspensi Semen

    2.5.1 Accelerator

    Additif yang digunakan untuk mempercepat proses pengerasan

    suspensi semen. Selain itu dapat juga mempercepat naiknya strength

    semen dan mengimbangi additif lain, agar tidak tertunda poses

    pengerasan suspensi semennya. Contohnya : kalsium klorida, sodium

    klorida, gipsum, sodium silikat, dan air laut.

    2.5.2 Retarder

    Adalah additif yang dapat memperlambat proses pengerasan

    suspensi semen, sehingga suspensi semen mempunyai zat waktu

    yang cukup untuk mencapai kedalaman target yang diinginkan.

    Contohnya : lignosulfonat, senyawa-senyawa asam organik dan

    CMHEC (Carboxymethyl Hydroxymethyl Cellulose).

    2.5.3 Extender

    Additif yang berfungsi untuk menaikkan volume suspensi

    semen, yang berhubungan dengan mengurangi densitas suspensi

    semen tersebut. Contohnya : bentonite, attapulgite, sodium silikat,

    pozzolan, perlite dan gilsonite.

  • Proposal Kerja Praktek

    2.5.4 Weighting Agents

    Adalah additif yang berfungsi menaikkan densitas semen,

    biasanya digunakan pada sumur-sumur yang mempunyai tekanan

    formasi yang tinggi. Contohnya : hematite,ilmenite, barite dan pasir.

    2.5.5 Dispersant

    Dispersant merupakan additif yang dapat mengurangi

    viscositas suspensi semen. Additif-additif yang termasuk dalam

    dispersant antara lain : polymelamine sulfonate, polynapthatalena

    sulfonate

    2.5.6 Fluid-Loss Control Agents

    Merupakan additif yang berfungsi mencegah hilangnya fasa

    liquid semen kedalam formasi, sehingga terjaga kandungan cairan

    pada suspensi semen. Additif yang termasuk kedalam fluid-loss control

    agents diantaranya polymer, CMHEC dan latex.

    2.5.7 Lost Circulation Control Agents

    Lost Circulation Control Agents merupakan additif-additif yang

    mengontrol hilangnya suspensi semen ke dalam formasi yang lemah

    atau bergua (rekahan). Additif yang termasuk kedalam lost circulation

    control agents diantaranya gilsonite, cellophane flakes, gypsum,

    bentonite, dan nut shells

    2.5.8 Specially Additives

    Ada bermacam-macam additif lainnya yang dikelompokkan

    sebagai specially additives, diantaranya silika, mud kill, radioactive

    tracers, fibers, antifoam agents dan lainnya.

  • Proposal Kerja Praktek

    2.6 Peralatan Penyemenan

    2.6.1 Pumping Unit

    Suatu pompa yang dilengkapi dengan beberapa peralatan :

    Displacement tank, adalah tangki untuk menampung cairan

    pendorong (lumpur) yang dilengkapi dengan ukuran.

    Pressure recorder, adalah alat untuk mencatat tekanan

    pemompaan.

    Alat pengaduk semen dengan air (mixing water).

    Densometer, adalah alat pengukur berat jenis bubur semen.

    2.6.2 Silo

    Ada dua macam silo :

    Pneumatic silo, tempat penampung semen kering yang bekerja

    dengan tekanan.

    Gravity silo, adalah tempat penampung semen yang bekerja

    dengan berat semen itu sendiri.

    2.6.3 Cuting Bottle

    Cutting Bottle adalah Tempat menampung semen kering dari

    sak semen sebelum dipindah ke silo dengan sistem ditekan

    menggunakan air compressor.

    2.6.4 Air Compressor

    Air Compressor adalah Guna memberikan tekanan untuk

    memindahkan semen kering dari cutting bottle ke silo atau ke tempat

    pengadukan.

  • Proposal Kerja Praktek

    2.6.5 Mixing Tank

    Tangki tempat mengaduk air dengan additive semen atau

    mengaduk bubur semen.

    2.6.6 Pitt Tank

    Pitt Tank adalah Tangki yang dilengkapi dengan blender untuk

    mengaduk semen kering.

    2.6.7 Centrifugal Pump

    Centripugal Pump adalah Pompa kecil yang digunakan untuk

    memindahkan air pengaduk atau bubur semen ke pompa besar,

    sebelum di pompakan ke sumur.

    2.6.8 Cementing Head

    Cementing head adalah alat yang dipasang di selubung

    sebagai tempat plug, sebelum didorong ke selubung.

    2.7 Metode Dalam Penyemenan

    2.7.1 Teknik penyemenan selubung

    Tujuan dari penyemenen selubung adalalah:

    Melindungi selubung dari korosi

    Memisahkan antara lapian-lapisan yang berbeda tekanan dan

    kandungan.

    Memberi kekuatan pada konstruksi sumur.

    Mencegah adanya under ground blow out pada waktu pemboran

    trayek selanjutnya.

    Penyemenan selubung dapat dilakukan dengan beberapa

    sistem tergantung dari kondisi formasi dan kedalaman yang akan di

    semen.

  • Proposal Kerja Praktek

    2.7.2 Penyemenan dengan menggunakan stinger

    Biasanya dilakukan untuk penyemenan selubung conductor yang

    berdiameter besar (20, 133/8) dan di set tidak terlalu dalam.

    Peralatannya : Duplex shoe, stinger, pipa bor, centralizer.

    Langkah-langkahnya :

    Masuk selubung sampai kedalaman yang diinginkan dilengkapi

    dengan duplex shoe dan centralizer.

    Masuk pipa bor dengan ujung stinger, dudukkan stinger di duplex

    shoe.

    Sirkulasi kondisikan lumpur.

    Pompakan bubur semen (cement slurry).

    Dorong bubur semen (volume pendorongan sesuai dengan volume

    pipa bor yang dipakai).

    Bebaskan stinger, cabut rangkaian pipa bor.

    Tunggu semen keras (TSK)

    2.7.3 Penyemenan satu tahap

    Dilakukan apabila tekanan formasi cukup kuat untuk menahan tekanan

    hidrostatik bubur semen yang akan dipompakan di annulus.

    Peralatan : float shoe, centralizer, top plug, bottom plug.

    Langkah-langkahnya :

    Masuk selubung sampai kedalaman yang dikehendaki dilengkapi

    dengan float shoe, float collar, centralizer.

    Sirkulasi di dasar (break sirkulasi pada kedalaman-kedalaman

    tertentu).

    Jatuhkan bottom plug.

  • Proposal Kerja Praktek

    Pompakan bubur semen dengan lumpur (volume pendorongan

    sama dengan volume selubung sampai float collar).

    Tunggu semen keras (TSK).

    2.7.4 Penyemenan dua Tahap

    Peralatan : float hoe, float collar, E.C.P, DSCC, centralizer, flexible

    plug.

    Langkah-langkahnya :

    Masuk selubung dilengkapi dengan FS, FC, ECP, DSCC,

    centralizer sampai kedalaman yang dikehendaki.

    Sirkulasi kondisi lumpur.

    Pompakan bubur semen porsi pertama didahului dengan cairan

    pendahulu.

    Jatuhkan flexible plug.

    Dorong semen dengan lumpur (volume lumpur pendorong sama

    dengan isi selubung sampai dengan float collar).

    Jatuhkan trip plug buka DSCC, sirkulasi buang kontaminasi semen.

    TSK tahap pertama.

    Pompakan bubur semen porsi kedua didahului dengan air

    pendahulu.

    Jatuhkan shut off plug.

    Dorong bubur semen dengan lumpur (volume lumpur pendorong

    sama dengan isi selubung sampai DSCC) tutup DSCC.

    Tunggu semen keras (TSK).

  • Proposal Kerja Praktek

    2.7.5 Penyemenan Liner

    Pada penyemenan liner peralatan yang diperlukan agak berbeda

    dengan penyemenan selubung, karena untuk penyemenan liner

    diperlukan alat penggantung liner pada selubung sebelumnya

    Langkah-langkahnya :

    Masuk liner dilengkapi dengan liner hanger/liner packer sampai 5

    m dari TD.

    Sirkulasi kondisi lumpur.

    Sekatkan liner hanger.

    Bebaskan setting tool dari liner hanger.

    Pompakan bubur semen.

    Jatuhkan pump dow plug.

    Dorong semen dengan lumpur (vol. dorong = vol. DP + vol. liner

    sampai LC).

    Sekatkan liner packer.

    Cabut setting tool (sebelum cabut sirkulasi balik bersihkan

    kontaminasi semen).

    2.7.6 Penyemenan desak

    Penyemenan desak dilakukan untuk beberapa keperluan, antara lain

    untuk menutup lapisan yang tidak produktif lagi atau perbaikan ikatan

    semen dibelakang selubung.

  • Proposal Kerja Praktek

    Beberapa cara penyemenan desak :

    a) Penyemanan desak dengan penyekat

    Cara kerja :

    Masuk tubing dilengkapi penyekat dengan pipa ekor satu / dua

    batang tubing, gantung tubing 5 10 m di atas pelubangan

    yang akan disemen.

    Sekatkan penyekat, lakukan uji alir ( injection rate ).

    Bebaskan penyekat, aduk dan pompakan bubur semen sesuai

    dengan volume yang didapat dari uji alir.

    Dorong bubur semen, setelah semen sampai ujung rangkaian,

    sekatkan penyekat desak semen ke pelubangan sampai tekanan

    maksimum yang diinginkan.

    Bebaskan tekanan dan bebaskan penyekat.

    Cabut rangkaian dan gantung kurang lebih 20 - 30 m di atas

    pelubangan.

    Sirkulasi balik buang kontaminasi semen.

    Cabut habis rangkaian penyemenan.

    Tunggu semen keras.

    b) Penyemenan desak dengan tubing ujung terbuka

    Cara kerja :

    Masuk tubing ujung terbuka gantung di depan pelubangan yang

    akan di tutup.

    Sirkulasi, lakukan uji alir dengan tutup PSL.

    Aduk dan pompakan bubur semen.

  • Proposal Kerja Praktek

    Dorong semen dengan lumpur sampai bubur semen ke formasi

    yang di tutup, sampai di dapat tekanan maksimum yang

    diinginkan.

    Bebaskan tekanan, cabut tubing.

    Tunggu semen keras.

    c) Penyemenan desak dengan menggunakan cement retainer (CR)

    Pada prinsipnya sama dengan penyemenan desak

    menggunaan packer hanya bedanya CR harus diset dahulu dan

    rangkaian penyemenan dilengkapi dengan stinger.

    Cara kerja :

    Sekatkan CR pada kedalaman di atas pelubangan yang akan di

    tutup.

    Masuk tubing dilengkapi dengan stinger, gantung di atas CR (1

    2 m).

    Sirkulasi kondisi lumpur.

    Aduk dan pompakan bubur semen.

    Dorong bubur semen sampai ujung stinger.

    Dudukkan stinger, desak semen ke pelubangan sampai tekanan

    maksimum.

    Bebaskan stinger, sirkulasi balik buang sisa kontaminasi semen.

    Cabut habis tubing.

    Tunggu semen keras.

  • Proposal Kerja Praktek

    2.7.7 Penyemenan sumbat

    Tujuannya adalah menempatkan sejumlah bubur semen untuk

    memisahkan lapisan yang sudah tidak produktif lagi dengan lapisan

    yang akan diproduksikan, atau untuk meninggalkan sumur karena

    sumur sudah tidak ekonomis.

    Cara kerja :

    Masuk tubing ujung terbuka sampai kedalaman sumbat akan

    ditempatkan.

    Sirkulasi kondisi lumpur.

    Aduk dan pompakan bubur semen.

    Dorong bubur semen.

    Cabut dan gantung tubing di atas bubur semen.

    Sirkulasi balik buang sisa kontaminasi semen.

    Cabut habis tubing.

    Tunggu semen keras.

    2.8 DASAR PERHITUNGAN CEMENT SLURRY

    Untuk mendapatkan hasil penyemenan yang baik hanya tergantung

    dari teknik/peralatan yang dapat bekerja dengan baik, akan tetapi harus

    dilakukan perhitungan perencanaan penyemenan. Adapun perhitungan yang

    dilakukan adalah sebagai berikut.

    2.8.1 Perhitungan kapasitas dan volume cement slurry.

    Kapasitas/luas suatu ruang yang akan di semen dan volume

    annulus harus diketahui, jumlah volume annulus yang akan disemen

    sama dengan jumlah volume cement slurry yang dibutuhkan. Volume

    bubur semen dapat di hitung dengan persamaan :

  • Proposal Kerja Praktek

    Volume casing

    DepthID

    V gca 4.1029

    2

    sin ............................................................. (2.3)

    Volume annulus

    DepthODID

    Vannulus

    4.1029

    )( 22 .................................................. (2.4)

    Dimana :

    ID = inside diameter previous casing, inch

    OD = outside diameter casing, inch

    1029,4 = konversi dalam satuan volume, bbl

    V = volume cement slurry, bbl

    Depth = kedalaman/ft

    2.8.2 Perhitungan yield dan jumlah semen

    Jumlah sak semen dapat didefinisikan sebagai jumlah sak

    semen yang dibutuhkan dalam suatu proses penyemenan. Jumlah sak

    semen berbeda-beda pada tiap-tiap suspensi, tergantung dari yield

    semen yang diinginkan. Berat semen dalam satu sak umumnya adalah

    94 lb. Sehingga jumlah sak semen dan yield semen dapat di hitung

    dengan rumus sebagai berikut :

    3 yield

    rycementslurvolcementSak

    . .................................................. (2.5)

    4 481.7

    additivewatercement VVVyield

    ................................................... (2.6)

    Dimana :

    7.481 = konversi satuan dari gallon volume menjadi cuft volume.

  • Proposal Kerja Praktek

    2.8.3 Perhitungan mixing water.

    Mixing water adalah jumlah air yang dibutuhkan campuran

    semen dan additive untuk menjadi cement slurry. Perhitungan mixing

    water ditentukan dengan persamaan

    Mixing water = total sak semen x mix water .............................. (2.7)

    2.8.4 Perhitungan volume displacement

    Volume displacement merupakan volume fluida pendorong

    yang dibutuhkan untuk mendorong suspensi semen dari dalam casing

    agar keluar ke annulus. Besarnya displacement volume merupakan

    volume casing dari permukaan sampai collar. Volume displacement

    ditentukan dengan persamaan

    3 Displacement volume = Ccasing x Hcollar .......................................... (2.8)

    Dimana :

    C = kapasitas casing, bbl

    H = kedalaman, ft

  • Proposal Kerja Praktek

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diharapkan mampu

    melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai ditempat

    kerja praktek menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada,

    ataupun melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses atau alat untuk

    kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

    Untuk mendukung kerja praktek dan kajian yang akan dilakukan, maka

    dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :

    3.1 Orientasi Lapangan

    Dimana data yang di peroleh dari penelitian secara langsung tentang

    proses cementing. Bedasarkan penelitian itulah penulis mendapatkan data-

    data yang akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan.

    3.2 Metode Wawancara

    Data-data yang di dapat dari konsultasi langsung dengan pebimbing

    lapangan maupun dengan operator yang bersangkutan.

    3.3 Study Literature

    Merupakan data yang diperoleh dari buku- buku, Internet dan hand

    book sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan

    dengan topic yang di tulis.

  • Proposal Kerja Praktek

    BAB IV

    PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    Dari materi yang telah di jelaskan sebelumnya dapat diambil

    kesimpulan sebagai berikut :

    1. Penyemenan dibagi menjadi dua, yaitu Primary Cementing (Penyemenan

    utama) dan Secondary Cementing (Penyemenan Kedua atau

    Penyemenan perbaikan)

    2. Primary Cementing adalah penyemenan pertama kali yang dilakukan

    setelah casing diturunkan ke dalam sumur.

    3. Secondary Cementing adalah penyemenan ulang untuk

    menyempurnakan primary cementing atau memperbaiki penyemenan

    yang rusak.

    4. Fungsi penyemenan antara lain :

    Mengurangi water-oil ratio, water- gas ratio atau gas-oil ratio

    Menutup formasi yang sudah tidak produktif lagi.

    Menutup zona lost circulation.

    Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing.

    Memperbaiki primary cementing yang kurang memuaskan

    Menutup atau meninggalkan sumur (abandonment well)

    Melakukan directional drilling sebagai landasan whipstock, yang

    dikarenakan adanya perbedaan compressive strength antara semen

    dan formasi maka akan mengakibatkan bit berubah arahnya.

    Menutup zona air di bawah zona minyak agar water-oil ratio berkurang

    pada open hole completion.

  • Proposal Kerja Praktek

    DAFTAR PUSTAKA

    Fathoni, Hazam. ST. 2004. Diktat Kuliah Teknik Pemboran I Indramayu :

    Akamigas Balongan

    Rubiandini, Rudi. Dr. Ing Teknik Pemboran Lanjut catatan kuliah ITB.

    Wibowo Rusmanto, Agus, ST. 2006. Handout Kuliah Cementing

    Equitment. Indramayu : Akamigas

    Balongan.