proposal kkn - isi - uni 95 ugm 2010

35
A. Judul Kegiatan KKN-PPM ini bertemakan educating on globalization; dengan judul Advokasi dan Pendampingan Pengajaran Globalisasi di Sekolah Menengah Atas (Wilayah Kerja : Daerah Istimewa Yogyakarta). B. Lokasi Basis wilayah KKN-PPM berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan sasaran pengajar serta siswa SMA. Kegiatan KKN-PPM akan dipusatkan di: 1. Pusat Kegiatan Utama Kantor Laboratorium Studi Globalisasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada. 2. Kota Yogyakarta Sasaran kegiatan ini 11 SMA Negeri yang ada di Kota Yogyakarta. Posko kegiatan akan bertempat di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Dalam kegiatan KKN-PPM ini kami membagi empat wilayah letak SMA-SMA Negeri Kota Yogyakarta, yaitu bagian Utara, Tengah, Selatan, dan Barat. Wilayah utara mencakup SMA Negeri 4 dan 11; sedangkan selatan mencakup SMA Negeri 5, 7, dan 8. Selanjutnya, SMA Negeri 1, 2, dan 10 akan masuk dalam wilayah kerja daerah barat; serta SMA 3, 6, dan 9 di dalam wilayah tengah. 3. Kabupaten Sleman Posko sekaligus pilot project kegiatan bertempat di SMA Budi Mulia 2. 4. Kabupaten Gunungkidul 8

Upload: assed-lussak

Post on 24-Jun-2015

435 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

A. Judul

Kegiatan KKN-PPM ini bertemakan educating on globalization; dengan judul Advokasi

dan Pendampingan Pengajaran Globalisasi di Sekolah Menengah Atas (Wilayah Kerja :

Daerah Istimewa Yogyakarta).

B. Lokasi

Basis wilayah KKN-PPM berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan sasaran

pengajar serta siswa SMA. Kegiatan KKN-PPM akan dipusatkan di:

1. Pusat Kegiatan Utama

Kantor Laboratorium Studi Globalisasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Gadjah Mada.

2. Kota Yogyakarta

Sasaran kegiatan ini 11 SMA Negeri yang ada di Kota Yogyakarta. Posko kegiatan

akan bertempat di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Dalam kegiatan KKN-PPM ini kami

membagi empat wilayah letak SMA-SMA Negeri Kota Yogyakarta, yaitu bagian Utara,

Tengah, Selatan, dan Barat. Wilayah utara mencakup SMA Negeri 4 dan 11; sedangkan

selatan mencakup SMA Negeri 5, 7, dan 8. Selanjutnya, SMA Negeri 1, 2, dan 10 akan

masuk dalam wilayah kerja daerah barat; serta SMA 3, 6, dan 9 di dalam wilayah tengah.

3. Kabupaten Sleman

Posko sekaligus pilot project kegiatan bertempat di SMA Budi Mulia 2.

4. Kabupaten Gunungkidul

Posko sekaligus juga pilot project kegiatan bertempat di SMA Negeri 1 Wonosari.

C. Bidang Kegiatan Program KKN-PPM

1. Pengembangan Substansi

a. Pembuatan Modul.

b. Pengembangan Persepsi Tentang Globalisasi.

2. Pengembangan Metode Pengajaran, yang meliputi tahap pembuatan ,penyempurnaan,

workshop, dan implementasi.

3. Pengembangan Kemampuan dan Manajemen Teknologi Informasi.

4. Kegiatan Tambahan Bertemakan Pemahaman Globalisasi.

8

Page 2: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

D. Latar Belakang

Saat ini globalisasi telah merambah ke seluruh negara di dunia. Sebagai bagian dari

masyarakat dunia, Indonesia tidak dapat menghindar dari dampak globalisasi. Globalisasi

telah mendorong terciptanya rekonfigurasi geografis, sehingga ruang sosial tidak lagi semata

dipetakan oleh kawasan teritorial, jarak teritorial, dan batas-batas teritorial. A. Giddens

(Giddens, 1990) mendefinisikan globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial global yang

menghubungkan komunitas lokal sedemikian rupa sehingga peristiwa yang terjadi di kawasan

yang jauh bisa dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di suatu tempat yang jauh pula, dan

sebaliknya. Dalam konteks ini, globalisasi juga dipahami sebagai sebuah proses (atau

serangkaian proses) yang melahirkan sebuah transformasi dalam spatial organization dari

hubungan sosial dan transaksi – ditinjau dari segi ekstensitas, intensitas, kecepatan dan

dampaknya– yang memutar mobilitas antar-benua atau antar-regional serta jejaringan

aktivitas. 

Dunia pendidikan juga tidak dapat dipisahkan dari pengaruh globalisasi. Secara umum

terdapat tiga perubahan mendasar yang akan terjadi dalam dunia pendidikan seiring dengan

terjadinya proses globalisasi. Perubahan pertama, dunia pendidikan akan menjadi objek

komoditas dan komersil seiring dengan terus berkembangnya paham neo-liberalisme yang

melanda dunia. Paradigma dalam dunia komersial adalah usaha mencari pasar baru dan

memperluas bentuk-bentuk usaha secara terus-menerus. Globalisasi mampu memaksa

liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-komersial menjadi komoditas dalam pasar yang

baru. Melihat kenyataan seperti telah dijelaskan di atas, tidak heran apabila sekolah masih

membebani orang tua siawa dengan sejumlah anggaran berlabel uang komite atau uang

sumbangan pengembangan institusi meskipun pemerintah sudah menyediakan dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS).

Perubahan yang kedua, dapat dilihat pada mulai longgarnya kekuatan kontrol

pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF

dan World Bank, secara langsung maupun tidak langsung, membuat dunia politik dan

pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945

yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

9

Page 3: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak

sentralistis menjadi desentralistis.

Perubahan terakhir, dapat dilihat bahwa globalisasi akan mendorong delokalisasi dan

perubahan teknologi dan orientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer

dan internet, telah membawa perubahan yang sangat revolusioner dalam dunia pendidikan

yang sebelumnya masih tradisional. Pemanfataan multimedia yang portabel dan menarik

sudah menjadi pemandangan yang biasa dalam praktik pembelajaran di dunia pendidikan di

Indonesia.

Meskipun demikian, diperlukan kearifan dalam memahami pengaruh dan dampak

globalisasi terhadap dunia pendidikan Indonesia. Selama ini berkembang pemikiran bahwa

globalisasi adalah proses yang akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan

menghapus identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal dan etnis akan ditelan oleh kekuatan

budaya besar atau kekuatan budaya global.

Menurut pandangan Mursal Esten, anggapan atau jalan pikiran semacam itu tidak

sepenuhnya benar. Kemajuan teknologi komunikasi memang telah menghilangkan batas-batas

dan jarak antar wilayah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat surut

peranan kekuasaan ideologi dan kekuasaan negara. Dalam buku Global Paradox, Naisbitt pun

memperlihatkan hal yang justru bersifat paradoks dari fenomena globalisasi. Di dalam bidang

ekonomi, misalnya, Naisbitt mengatakan bahwa semakin besar dan semakin terbuka ekonomi

dunia, perusahaan-perusahaan kecil dan sedang akan semakin mendominasi. “Semakin kita

menjadi universal, tindakan kita semakin bersifat kesukuan”, “berfikir lokal, bersifat global,”

ujar Naisbitt (Naisbitt, 1994). Hal ini berarti proses globalisasi tetap menempatkan masalah

lokal ataupun masalah etnis sebagai masalah yang penting yang harus dipertimbangkan.

Dengan latar belakang seperti telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, tim

penyusun KKN beserta Laboratorium Studi Globalisasi (LSG) Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional mengadakan serangkaian kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat untuk

melihat secara rinci bagaimana globalisasi berpengaruh pada pendidikan, terutama pada

kurikulum pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan bagaimana globalisasi diajarkan

di SMA. Tujuan akhir dari rangkaian kegiatan ini adalah memberikan rekomendasi kebijakan

atas temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian.

10

Page 4: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan melakukan penelitian

tentang pengaruh globalisasi terhadap kurikulum pendidikan dan bagaimana globalisasi

diajarkan di SMA di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kemudian dilanjutkan

dengan penyelenggaraan lokakarya yang dihadiri oleh perwakilan guru SMA se-DIY,

pengamat pendidikan serta pihak-pihak yang peduli terhadap pendidikan. Pada tahap

selanjutnya, diselenggarakan pengembangan substansi, pengembangan metode pengajaran dan

pengembangan mengenai pendidikan globalisasi yang diujicobakan di sebelas SMA negeri di

wilayah kota Yogyakarta. Kegiatan pelatihan merupakan bentuk pelaksanaan hasil penelitian

dan lokakarya sebelumnya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, kelompok KKN dan LSG

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan antara

lain seperti; beberapa SMA di Propinsi DIY, Dinas Pendidikan baik tingkat kabupaten

maupun propinsi, dan juga forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) Propinsi DIY.

E. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan

Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini adalah :

1. Mengetahui sistem pendidikan dan pengajaran mengenai globalisasi yang dilakukan di

sebelas SMA Negeri di Yogyakarta.

2. Mengetahui pengaruh globalisasi dalam proses pengajaran di sebelas SMA Negeri

Yogyakarta.

3. Membentuk komunitas pengajar yang diharapkan dapat merumuskan sistem pengajaran

globalisasi yang tepat bagi siswa SMA.

4. Memberikan pemahaman yang tepat mengenai globalisasi, pengaruhnya, dan cara

menghadapinya secara arif pada generasi muda.

F. Hasil Yang Diharapkan

1. Produk Kegiatan KKN-PPM

Adapun beberapa indikator yang dijadikan parameter keberhasilan tim KKN-PPM ini

adalah tersusunnya Modul Pendidikan Globalisasi yang akan menjadi acuan dalam

11

Page 5: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

pembelajaran tentang Globalisasi di sekolah menengah atas (SMA); dihasilkannya alat

peraga yang akan menunjang pembelajaran tantang Globalisasi di SMA.

2. Hasil Tema KKN-PPM

Kegiatan KKN-PPM ini nantinya diharapkan mampu memberikan pemahaman

jangka panjang pada pengajar dan siswa SMA mengenai globalisasi. Dari pemahaman ini

akan menghasilkan suatu sikap yang lebih arif melihat globalisasi; tidak hanya takut dan

menganggapnya negatif, tetapi juga mengambil sisi positifnya.

G. Sasaran Kegiatan

1. Pengembangan dan Penyempurnaan Modul

- Siswa SMA Negeri di Kota Yogyakarta

- Guru pengampu mata pelajaran yang bersangkutan

- SMA Budi Mulia Dua dan SMA N 1 Wonosari sebagai pilot project

2. Lokakarya dan Sosialisasi Modul

- Guru pengampu mata pelajaran yang bersangkutan

3. Penelitian dan Pengembangan Persepsi

- Siswa SMA Negeri di Kota Yogyakarta

- SMA Budi Mulia Dua dan SMA N 1 Wonosari sebagai pilot project

4. Penyempurnaan Metode Pengajaran

- Guru pengampu mata pelajaran yang bersangkutan

- Masyarakat secara umum

- Stake holders pendididkan secara khusus

5. Lokakarya dan Sosialisasi Metode Pengajaran

- Guru pengampu mata pelajaran yang bersangkutan

- Masyarakat secara umum

6. Implementasi Metode Pengajaran

- Guru pengampu mata pelajaran yang bersangkutan

- Siswa SMA negeri kota Yogyakarta

- Masyarakat secara umum

12

Page 6: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

7. Pengembangan Kemampuan dan Manajemen IT

- Civitas akademika SMA Negeri di Kota Yogyakarta

8. Globalization Day

- Masyarakat secara umum

- Civitas akademika SMA Negeri di Kota Yogyakarta

H. Tim Pelaksana Program KKN-PPM

I. Operasional Program KKN

1. Pengembangan Substansi

1.1 Pengembangan Modul

1.1.1 Involve-In dan Pembuatan Modul

Modul pembelajaran globalisasi ini dibutuhkan sebagai pedoman guru untuk

mengajarkan globalisasi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Modul ini

dibutuhkan agar pengajar pendidikan globalisasi pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) dapat memberikan pemahaman yang baik kepada peserta

didik tentang fenomena globalisasi. Modul ini pun akan menjadi produk keluaran

utama kegiatan KKN-PPM tentang pengenalan pengajaran Globalisasi.

13

Asisten Pembimbing

Lapangan

Dosen Pembimbing

Lapangan

Mahasiswa Peserta Kegiatan

KKN - PPM

Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional Institute of International

Studies

MGMP PKn Kota Yogyakarta

SMA Budi Mulia Dua, Sleman

SMA Negeri 1 Wonosari

SMA Negeri se-Kota Yogyakarta

Page 7: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

Modul pembelajaran globalisasi akan mencakup berbagai aspek, antara lain

ekonomi, sosial, budaya, serta local wisdom. Beberapa pemahamanan Globalisasi

serta cara mendapatkan materinya adalah :

- Globalisasi menurut Manfred Steger:

“Globalization refers to multidimensional set of social process that create,

multiply, stretch, and intensify social interdependencies and exchange while at the

same time fostering in people a growing awareness of deepending between the

local and the distant”

- Materi pengenalan globalisasi akan didapatkan melalui bahan yang diperoleh dari

Laboratorium Studi Globalisasi, hasil-hasil penelitian, serta referensi lainnya.

Selain itu, kegiatan ikut serta dalam pengajaran materi globalisasi di SMA Budi

Mulia Dua dan SMA N 1 Wonosari menjadi bahan pembelajaran utama. Dua

sekolah pilot project ini sebelumnya telah sukses melaksanakan pengajaran dan

pengembangan metode atraktif pengajaran materi globalisasi. Dengan turut serta

terlibat aktif dalam kegiatan pengajaran, maka peserta KKN-PPM akan lebih

memahami dan kreatif ketika penyusunan modul mulai dilaksanakan.

- Sistem Involve-In akan disesuaikan kemudian dengan jadwal serta kapabilitas yang

dimiliki oleh kedua sekolah bersangkutan. Setiap guru pengampuo mata pelajaran

di kedua sekolah tersbut selanjutnya bersama dengan Peserta KKN-PPM akan

terus berupaya mendapatkan materi termutakhir berkait tema-tema globalisasi.

- Mengundang tenaga pendidik, baik dari tingkat universitas maupun sekolah

menengah, untuk membuat materi terkait bagian pengenalan globalisasi.

1.1.2 Lokakarya Modul

Lokakarya “Educating on Globalization” dilaksanakan sebagai sarana

pengkajian pengaruh globalisasi terhadap pendidikan menengah serta presentasi

hasil penelitian yang telah dilakukan Laboratorium Studi Globalisasi (LSG) Jurusan

Ilmu Hubungan Internasional sebelumnya. Kegiatan ini akan menghadirkan

pembicara antara lain :

1. Prof. Dr. Mochtar Mas’oed

14

Page 8: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

2. Prof. Dr. Edi Suandi Hamid

3. Dr. Nanang Pamuji M.

Sedangkan peserta lokakarya adalah guru terutama pengajar mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Kesenian, dan Bahasa Inggris se-Kota

Yogyakarta, dosen, mahasiswa, serta pemerhati pendidikan.

Kegiatan lokakarya ini terbagi menjadi dua sesi besar. Sesi pertama adalah

materi yang disampaikan oleh ketiga pembicara. Dalam kesempatan ini dijelaskan

bahwa globalisasi merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Dampaknya juga

berpengaruh dalam dunia pendidikan, seperti misalnya, saat ini banyak berdiri

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Pendidik kemudian dituntut untuk dapat

menggunakan produk teknologi modern untuk menunjang proses belajar mengajar.

Sedangkan siswa diminta untuk belajar bahasa asing. Globalisasi juga masuk sebagai

salah satu pembahasan yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Namun, terdapat pengaruh dari globalisasi yang masih ditakuti

oleh sebagian besar pendidik, yaitu masuknya nilai budaya asing yang tidak sejalan

dengan kebudayaan Indonesia. Fakta ini yang membuat sebagian pendidik masih

curiga dengan proses globalisasi. Untuk itu, sangat diperlukan suatu upaya bersama

untuk mengangkat local wisdom (kearifan lokal) menjadi suatu kekuatan dalam

menghadapi tantangan globalisasi.

Sesi kedua merupakan presentasi modul awal disertai dengan diskusi atas hasil

penelitian tersebut. Penelitian menemukan beberapa fakta menarik, salah satunya

adalah kurikulum di sekolah telah mendorong sekolah untuk kreatif menanggapi

lingkungan luar yang dinamis, termasuk di dalamnya adalah kemunculan fenomena

globalisasi. Sejalan dengan yang disampaikan oleh pemateri, peneliti menemukan

fakta-fakta seperti munculnya SBI, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang

diselenggarakan dalam Bahasa Inggris dan menggunakan alat-alat modern dalam

proses KBM sebagai contoh langkah kreatif sekolah untuk merespon globalisasi.

Dari sisi bahan ajar, peneliti menemukan fakta bahwa masih terdapat bias dalam

materi globalisasi yang dimuat di buku pelajaran. Globalisasi masih diidentikkan

dengan produk kebudayaan Barat, yang kemudian diberi label “negatif”. Sedangkan

produk kebudayaan lain seperti mie dari Cina, jilbab dari Timur Tengah dan wayang

15

Page 9: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

dari India tidak dianggap sebagai ekses globalisasi. Selain itu, terdapat

kecenderungan untuk mengidentikkan globalisasi dengan pengaruh yang datang dari

luar Indonesia. Ini berakibat negatif, karena produk asli dalam negeri seperti tempe,

batik, jamu, pijat dan gamelan menjadi tidak memiliki kesempatan untuk dikenal di

level global. Hal ini bisa terjadi karena nantinya banyak siswa yang lebih senang

menggunakan produk luar dibanding produk dalam negeri.

Paparan penelitian pada masa yang lalu memancing diskusi dari peserta yang

sebagian besar merupakan guru PKn di sekolah masing-masing. Ibu Vipti Retna

Nugraheni dari SMA N 2 Wates misalnya, beliau menceritakan pengalamannya

ketika berada di Amerika Serikat dan melihat kehidupan siswa sekolah di Negara

tersebut. Baginya, ada beberapa nilai dari kebudayaan Amerika Serikat yang tidak

dapat diadopsi di Indonesia. Seperti misalnya, kehidupan siswa sekolah di negara

tersebut cenderung bebas dari sisi pergaulan dengan sesama teman sekolah dan

bahkan terhadap gurunya. Bapak Sarji dari SMA 1 Rongkop, Gunung Kidul,

menceritakan bagaimana saat ini remaja usia sekolah tidak lagi memiliki kebanggaan

atas kebudayaan tradisional. Menurutnya, hal ini adalah salah satu dampak negatif

dari proses globalisasi. Maka dia setuju dengan ide peneliti bahwa bias dalam

pengajaran materi globalisasi perlu dihilangkan. Sehingga siswa memiliki

kepercayaan bahwa budaya Indonesia pun dapat bersaing dengan kebudayaan-

kebudayaan dari negara lain.

1.2 Rekonstruksi Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka

terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya (Wolberg, 1967).

Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang

menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek

tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut

dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan

penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.

Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang

terhadap obyek tertentu. Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas

mengindera, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik

16

Page 10: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan

stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan

diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu

berupa harapan-harapan,nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain. Branca (1965)

mengemukakan: Perceptions are orientative reactions to stimuli. They have in past

been determined by the past history and the present attitude of the perceiver.

Sedangkan menurut Wagito (1981) menyatakan bahwa persepsi merupakan proses

psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga

membentuk proses berpikir.

Istilah persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan

kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan

informasi yang ditampilkan dari sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita

dapat mengenali dunia sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta

manusia dengan segala kejadian-kejadiannya (Meider, 1958)

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan tersebut, proses

persepsi terjadi melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat

indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan

pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.

2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian

informasi.

3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan

melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta

pengetahuan individu.

Supaya terjadi perubahan persepsi, maka akan dilakukan tahapan-tahapan tadi

dengan cara, pertama memberikan informasi tentang globalisasi. Untuk mengukur

adanya perubahan persepsi atau tidak, kita memperlukan suatu alat ukur indicator

perubahan. Dengan demikian diperlukan sebuah alat ukur yang dapat mengetahui

perubahan persepsi siswa mengenai globalisasi.

Manifestasi dari persepsi salah satunya adalah sikap dan disini kami akan

mengukur persepsi siswa salah satunya berdasarkan sikap. Untuk itu kami membuat

17

Page 11: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

instrumen yang mengukur sikap. Kita dapat mengetahui persepsi seseorang

berdasarkan sikapnya. Baik itu berupa kepahaman atau kepedulian tentang globalisasi

seseorang bisa diamati dengan sikap yang ia tunjukkan.

Untuk mengetahui sejauh mana perubahan persepsi dan pengetahuan siswa maka

diperlukan instrument psikologis yang dapat mengungkap perubahan tersebut.

Instrument ini merupakan cara paling efektif untuk mengukur perubahan persepsi

seseorang. Harapan dari adanya pengukuran menggunakan alat instrument tersebut

adalah kami (peneliti) dapat mengetahui sejauh mana efektifitas sosialisasi globalisasi

yang dilakukan oleh kelompok kami. Selain itu hal ini dapat menjadi evaluasi bagi

kami supaya mencari cara paling efektif untuk melakukan sosialisasi kepada siswa.

Untuk mengukur semua ini kita mebuat tiga alat ukur atau instrumen :

1. Skala Sikap

2. Tes Pengetahuan

3. Lembar Evaluasi proses sosialisasi oleh siswa

Skala Sikap adalah skala yang mengukur kognitif, afektif serta konatif

pandangan siswa terhadap globalisasi. Pemberian skala ini akan dilakukan dua kali

yaitu sebelum dan sesudah acara sosialisasi. Sedangkan Tes Pengetahuan, tes tersebut

yang kami lakukan dengan cara memberikan soal-soal seputar globalisasi, tes ini dapat

mengungkap sejauh mana pengetahuan mereka tentang globalisasi saat ini. Tes ini

juga akan dilakukan dua kali pada pre and post acara. Ketiga Lembar evaluasi cara

sosialisasi yang merupakan evaluasi yang akan diberikan kepada siswa yang isinya

lebih terhadap pandangan mereka tentang sosialisasi yang telah diberikan, keefektikan

sosialisasi tersebut dan apakah hal-hal yang disampaikan cukup menarik untuk para

siswa. Untuk skala sikap dan tes pengetahuan akan dilakukan dua kali pada pre dan

post acara, setelah itu bisa dilihat selisih adanya perubahan yang terjadi pada siswa

tentang globalisasi. Lembar Evaluasi kemudian akan diberikan dengan frekuensi setiap

dua minggu sekali. Semua alat pengukuran ini diberikan kepada semua siswa yang

menjadi peserta acara sosialisasi tersebut.

2. Pengembangan Metode Pembelajaran

2.1 Pengembangan Modul

18

Page 12: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

2.1.1 Involove-In dan Pembuatan Modul

Dalam upayanya untuk memberikan pengenalan dan pemahaman tentang

Globalisasi terhadap peserta didik, yang dalam hal ini siswa-siswi sekolah menengah

atas (SMA) di wilayah Kota Yogyakarta, maka diperlukan adanya penyusunan

sebuah modul metode pengajaran. Terkait dengan proses penyusunan pembuatan

modul tersebut, program KKN Globalisasi kelompok kami merencanakan beberapa

langkah nyata, diantaranya:

a. Koordinasi antara tim KKN-PPM dengan Institute of International Studies.

b. Sosialisasi rancangan modul Metode Pengajaran Tim KKN Globalisasi bersama

dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) Kota Yogyakarta.

c. Materi tentang metode pengenalan globalisasi juga akan didapatkan melalui

keikutsertaan dalam pengajaran materi globalisasi di SMA Budi Mulia Dua dan

SMA N 1 Wonosari. Dua sekolah pilot project ini sebelumnya telah sukses

melaksanakan pengajaran dan pengembangan metode atraktif pengajaran materi

globalisasi. Dengan turut serta terlibat aktif dalam kegiatan pengajaran, maka

peserta KKN-PPM akan lebih kreatif ketika penyusunan modul mulai

dilaksanakan.

d. Sistem Involve-In akan disesuaikan kemudian dengan jadwal serta kapabilitas

yang dimiliki oleh kedua sekolah bersangkutan. Setiap guru pengampuo mata

pelajaran di kedua sekolah tersbut selanjutnya bersama dengan Peserta KKN-

PPM akan terus berupaya mendapatkan materi termutakhir berkait tema-tema

globalisasi.

e. Pemantapan modul pengajaran setelah mendapatkan masukan dari hasil

Sosialisasi MGMP PKn Kota Yogyakarta.

2.1.2 Lokakarya Modul

Setelah tersusunnya modul Metode Pengajaran Globalisasi, maka kami

berkeyakinan untuk diadakannya sebuah Lokakarya. Lokakarya ini bertujuan untuk

mensosialisasikan modul tersebut kepada setiap pihak yang terkait. Adapun pihak

terkait yang dimaksudkan meliputi: para pengajar SMA patner khususnya peserta

19

Page 13: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

MGMP PKn Kota Yogyakarta, dan civitas akademika terkait. Acara Lokakarya yang

kami rencanakan dalam hal ini akan terdiri dari:

a. Presentasi isi Modul Metode Pengajaran Globalisasi

b. Simulasi metode pengajaran berdasarkan modul yang telah disusun.

c. Pembukaan secara simbolis kegiatan pengajaran Globalisasi di SMA partner.

2.2 Implementasi Metode Pengajaran

Setelah melalui tahapan penyusunan modul Metode Pengajaran dan Lokakarya

bersama, tahapan berikutnya adalah pengimplementasian. Dalam tahap ini kami akan

secara langsung terlibat ke dalam proses pengajaran dan pemahaman Globalisasi

kepada peserta didik di SMA partner. Pada saat proses ini berlangsung, kami akan

melibatkan pula pengajar mata pelajaran yang bersangkutan.

Seiring dengan perkembangan zaman, dalam memasuki era globalisasi, setiap

individu dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain

dimanapun ia berada. Tentunya hal tersebut didukung oleh perkembangan teknologi

yang semakin canggih yang menjadikan proses komunikasi semakin mudah. Sebagai

pelajar yang hidup di era Globalisasi seperti sekarang ini, tantangan yang akan

dihadapi dalam kuliah maupun dunia kerja tentunya sangatlah besar dan memerlukan

persiapan yang matang sehingga dapat menyongsong masa depan dengan gemilang.

2.2.1 Metode Pengajaran Secara Umum

Metode-medote pengajaran yang dapat diterapkan diantaranya:

1. Beri studi kasus globalisasi di kehidupan sehari-hari dalam kelompok-kelompok

kecil

2. Mengenalkan contoh-contoh globalisasi melalui kebebasan akses informasi

dengan memanfaatkan akses internet

3. Menginstruksikan pada siswa untuk mengidentifikasi jenis-jenis hasil globalisasi,

masing-masing untuk globalisasi budaya, ekonomi, politik, teknologi

4. Games-simulasi, dibutuhkan dalam mendukung kegiatan public speaking dan

membentuk persepsi mengenai globalisasi. Public speaking dengan praktek

langsung sedangkan membentuk persepsi bisa dilakukan dengan memberikan

20

Page 14: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

tampilan audio-visual atau sebuah tayangan singkat tentang bagaimana sikap

ketika menghadapi rintangan ataupun tantangan baru

5. Dapat dibuat games simulasi seperti games diplomasi. Siswa diberi sebuah

kondisi negara mereka dengan sejumlah potensi dan kekurangan, terus siswa lain

diberi kan kondisi yang berbeda, potensi dan kekurangannya, sehingga negara-

negara tersebut bisa saling bekerjasama (globalisasi politik-ekonomi/

interconnectedness)

6. Pemutaran dan diskusi film

2.2.2 Metode Pengajaran Bidang Komunikasi

Menghadapi tantangan yang semakin besar di era globalisasi, langkah pertama

tentunya harus diawali dengan menghadapi tantangan pada diri sendiri. Ilmu yang

didapatkan di dalam kelas diyakini belum cukup guna menjawab persoalan tersebut.

Tiap pelajar harus mampu menjadikan dirinya ideal dengan memiliki standar

kemampuan yang teruji. Teruji dalam hal ini, dipahami dengan adanya pencapaian

beberapa kualifikasi soft skill seperti public speaking (kemampuan berbicara di depan

publik) yang baik, leadership (kepemimpinan), dan time management yang akurat. Hal

ini tentunya didapatkan melalui suatu proses yang tidak instan, yang didapatkan dari

segudang pengalaman dalam memimpin organisasi dan aktivitas kepanitiaan.

Terkait proses implementasi metode pengajaran dalam KKN Globalisasi ini,

kami memberikan perhatian lebih pada kemampuan Public Speaking. Karena dalam

hal ini kami berkeyakinan bahwa public speaking memegang peranan yang mendasar

dan cukup krusial dalam konteks menghadapi tantangan dari dalam diri sendiri. Public

speaking akan menolong guna memperlancar hubungan dan komunikasi dengan orang

lain karena berbicara dengan setiap orang baik dikenal ataupun tidak dikenal

merupakan kegiatan public speaking. Eksistensi Public speaking memegang peranan

yang sangat penting sebagai hal mendasar dalam menghadapi era globalisasi saat ini.

Pelatihan yang akan dilakukan dalam program KKN ini adalah memberikan

pengarahan dan tips terkait dengan sukses dalam melakukan public speaking. Para

pelajar dilatih untuk mengalahkan rasa gugup, menguasai kondisi serta berbagai hal

lain yang dapat menunjang menjadi seorang public speaker yang sukses. Adapun

21

Page 15: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa gugup terbagi dalam

dua kondisi, sebelum dan selama melakukan public speaking.

a. Sebelum melakukan public speaking

Gugup, merupakan salah satu masalah yang sering kali dialami public speaker

ketika mereka tampil di depan khalayak ramai. Gejala ini pada umumnya

disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya: berkeringat, tidak bisa diam, panik, sakit

perut, dan lain-lain. Gejala ini sangat wajar, karena biasanya akan timbul ketika

orang tersebut tidak merasa siap untuk berbicara di depan umum. Berikut beberapa

cara yang dapat digunakan untuk menanggulanginya antara lain:

- Bernafas : Bernafaslah secara teratur dan pelan-pelan, lalu isi udara ke dalam

diafragma (tarik nafas hingga 10 kali). Niscaya keteraturan dalam bernafas sangat

membantu menghilangkan rasa gugup yang mendera.

- Suara : Keluarkan suara dengan bertenaga, tetapi bukan berteriak. Caranya

dengan menggunakan suara tenggorokan, bukan suara tenggorokan.

- Dengar dan perhatikan : Sebelum berbicara di depan umum, sebaiknya kualitas

suara harus sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menutup

telinga dengan tangan, lalu berbicara, sehingga suara yang terdengar menjadi

lebih jelas.

- On time : Datanglah tepat waktu. Ketepatan waktu sangat mempengaruhi

ketenangan dalam melakukan public speaking.

- Pilih pakaian yang tepat : Pakaian merupakan bagian yang sangat penting untuk

diperhatikan. Penampilan visual akan diperhatikan oleh audiens dan memberikan

kesan pertama kali dan penilaian ini akan sangat mempengaruhi selama empat

menit pertama sejak public speaking dimulai.

- Kenali audiens : Mengetahui siapa audiens dan bagaimana audiens bersikap

sangat mempengaruhi keberhasilan dari public speaking yang dilakukan.

- Membaca Que Card : Que card akan membantu anda dalam berbicara agar arah

pembicaraan anda terkonsep dan tetap di dalam arahnya.

b. Selama melakukan public speaking

22

Page 16: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

Beberapa hal yang harus dikuasai agar public speaking berlangsung dengan baik

adalah:

- Intonasi : Jangan bicara dengan nada datar, gunakan intonasi dengan baik. Hal ini

akan menghindarkan orang yang mendengar akan mengantuk atau merasa bosan.

Aturlah intonasi, naik-turunnya nada berbicara.

- Artikulasi : Atur artikulasi agar orang yang mendengarkan dapat mendengar

dengan jelas apa yang diucapkan.

- Aksentuasi : Beri penekanan pada kata-kata tertentu untuk memperjelas makna

yang ingin disampaikan.

- Kecepatan : Jangan bicara terlalu cepat atau terlalu lambat. Sesuaikanlah

dengan kondisi dan keadaan yang terjadi.

- Body language : Minimalisir body language saat melakukan public speaking.

Usahakan untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat memperlihatkan rasa gugup

seperti garuk-garuk, tidak bisa diam (goyang-goyang) berlebihan, menggerak-

gerakkan kaki, dan lain-lain.

- Eye contact : Gunakan kontak mata dengan audiens. Tatap audiens sehingga

terjadi kontak mata dengan mereka.

- Jokes : Candaan yang dapat mencairkan suasana sangat diperbolehkan

dalam melakukan public speaking. Pilih candaan yang sesuai dengan tema public

speaking, sehingga tidak mengurangi konten dari public speaking yang dilakukan.

- Happy ending : Tutup public speaking dengan meninggalkan kesan yang baik

dan berkesan. Berkaca pada penjelasan sebelumnya, public speaking memegang

peranan yang cukup penting dalam globalisasi. Dengan memberikan beberapa tips

yang telah dijelaskan diatas, diharapkan para pelajar dapat mempraktekkan public

speaking yang baik sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menghadapi

era globalisasi di depan mata.

2.3 Pemutaran Film Bertemakan Globalisasi

Judul film dan waktu pemutaran akan disesuaikan ketika workshop dilaksanakan.

3. Pengembangan Kemampuan dan Manajemen Teknologi Informasi

23

Page 17: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

3.1 Pembuatan Jaringan Perpustakaan Digital

Sebagai bagian dari pola globalisasi dalam bidang informasi dan teknologi,

digitalisasi menjadi sebuah trend masa kini. Digitalisasi akan kami tuangkan melalui

bentuk perpustakaan digital. Konsep perpustakaan digital adalah sebagai perpustakaan

elektronik yang informasinya didapat, disimpan, dan diperoleh kembali melalui format

digital. Perpustakaan digital merupakan kelompok workstations yang saling berkaitan

dan terhubung dengan jaringan (networks) berkecepatan tinggi (International

Conference of Digital Library 2004).

Alasan-alasan yang mendasari pengembangan perpustakaan digital antara lain :

a. Pada perpustakaan konvensional, akses terhadap dokumen terbatas pada kedekatan

fisik. Pengguna harus datang untuk mendapat dokumen yang diinginkan, atau

melalui jasa pos. Untuk mengatasi keterbatasan ini perpustakaan digital diharap

mampu untuk menyediakan akses cepat terhadap katalog dan bibliografi serta isi

buku, jurnal, dan koleksi perpustakan lainnya secara lengkap.

b. Melalui komponen manajemen database, penyimpanan teks, sistem telusur, dan

tampilan dokumen elektronik, sistem perpustakaan digital diharap mampu mencari

database koleksi yang mengandung karakter tertentu, baik sebagai kata maupun

sebagai bagian kata. Di perpustakaan konvensional penelusuran seperti ini tidak

mungkin dilakukan.

c. Untuk menyederhanakan perawatan dan kontrol harian atas koleksi perpustakaan.

d. Hasil yang ingin didapat adalah terkoneksinya 12 sekolah menengah atas di kota

yogyakarta ke dalam jaringan perpustakaan digital.

3.2 Seminar

Pola seminar yang akan digunakan adalah satu sekolah menjadwalkan satu

seminar dengan tema-tema yang sudah ditentukan.

Contoh tema yang dapat digunakan antara lain :

- “Ngeblog dan dunia putih abu-abu”

- “Asyiknya situs jejaring sosial”

- “Internet: antara kawan dan lawan”

24

Page 18: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

3.3 Community Development

Pembangunan komunitas-komunitas IT dalam tiap sekolah bertujuan untuk

mereka yang berminat dalam bidang tertentu. Tujuan dari komunitas ini adalah sebagai

sarana keberlanjutan program, agar tidak hanya sampai pada tahap penyampaiaan saja.

Contoh:

- Komunitas Blogger

- Komunitas Facebooker

- Komunitas Web Desainer

3.4 Majalah IT

Konsep majalah IT sebenarnya sebagai suplemen dan bahan bacaan tentang

informasi dunia IT. Majalah ini akan direncanakan terbit setiap seminggu sekali

dengan asumsi 50 eksemplar bagi tiap sekolah

4. Program Tambahan / Bantu

4.1 Ketahanan Pangan Lokal terhadap Globalisasi

Tingkat impor daging dan susu yang lebih besar dari ekspor. Selama ini, impor

kebutuhan pangan di Indonesia terutama daging dan susu lebih besar daripada ekspor.

Hal ini disebabkan karena pola masyarakat Indonesia yang konsumtif sedangkan

tingkat produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat rendah

sehingga masyarakat Indonesia lebih cenderung impor. Kualitas komoditas daging dan

susu yang belum sesuai dengan standar global. Masyarakat lebih cenderung impor

karena bila memproduksi sendiri akan mengalami kendala dalam persaingan kualitas

produk. Sejauh ini, produksi dalam negeri terutama daging dan susu masih memiliki

kualitas yang lebih rendah bila dibandingkan dengan produk impor karena proses

produksi belum didukung tata cara produksi yang baik.

Maka selanjutnya kegiatan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal ini

adalah mengubah pola pikir masyarakat terutama siswa SMA agar tidak bergantung

pada impor. Selain itu, perbaikan proses produksi daging dan susu dari hulu ke hilir

serta implementasi pengetahuan tentang aplikasi teknologi yang mendukung proses

produksi agar menghasilkan produk yang optimal.

25

Page 19: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

Tim kemudian akan menyampaikan materi, seperti presentasi tentang keadaan

ekspor-impor daging dan susu di Indonesia saat ini. Presentasi tentang potensi

komoditas daging dan susu yang ada di Indonesia juga patut dilakukan agar ketahanan

pangan dapat dipahami oleh generasi muda. Berikutnya, presentasi tentang proses pra

produksi (pemeliharaan sapi potong dan sapi perah yang benar sampai berproduksi),

pasca produksi (pengolahan hasil produksi daging dan susu sebagai pangan yang

berkualitas), serta pemanfaatan dan pengolahan limbah juga akan diberikan oleh

anggota tim pada siswa-siswa SMA.

Kegiatan ini mengharapkan hasil berupa kemampuan siswa mengetahui keadaan

ekspor impor daging dan susu sapi di Indonesia. Siswa juga dapat mengetahui kualitas

daging dan susu sapi yang sesuai dengan standar global. Selain itu, siswa dapat

mengetahui proses produksi daging dan susu yang baik dan benar dari hulu ke hilir.

Pola pikir siswa selanjutnya dapat di-reframe untuk memanfaatkan komoditas daging

dan susu sapi dengan teknologi yang ada agar menghasilkan produk berkualitas (agar

tidak cenderung impor).

4.2 Sosialisasi Kantin Kejujuran

Memberikan pemahaman akan pentingnya sebuah globalisasi dalam bidang

ekonomi. Globalisasi ekonomi sendiri meliputi globalisasi produksi, globalisasi

pembiayaan, globalisasi tenaga kerja, globalisasi jaringan informasi, globalisasi

perdagangan. Banyak masyarakat mendapat pemahaman yang salah akan adanya

sebuah globalisasi ekonomi. Adanya globalisasi dalam hal ini seringkali dipandang

secara negatif. Banyak orang menganggap adanya globalisasi ini mengakibatkan

terjadinya penjajahan negara-negara barat terhadap negara-negara-negara timur.

Padahal di sisi lain, globalisasi ekonomi membawa banyak dampak positif pula, bagi

masyarakat, bagi negara, dan bagi perekonomian sebuah negara.

Adanya subprogram ini diharapkan mampu memberikan tambahan pemahaman

bagi masyarakat, sehingga nantinya masyarakat akan mampu memberikan penilaian

yang lebih objektif mengenai adanya sebuah globalisasi ekonomi. Apa saja dampak-

26

Page 20: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

dampak yang dihasilkan dan bagaimana nantinya globalisasi ekonomi mempengaruhi

kehidupan bermasyarakat.

Kantin kejujuran merupakan sebuah program dari KPK yang diharapkan

mampu untuk memberikan pendidikan akan perilaku jujur dalam masyarakat.

Masyarakat yang telah terbiasa untuk berperilaku jujur, walaupun dalam hal kecil,

diharapkan mampu untuk nantinya menjadi terbentuk menjadi masyarakat antikorupsi.

Masyarakat inilah yang nantinya diharapkan akan mampu memajukan Indonesia.

Di sekolah-sekolah negeri di Yogyakarta ini telah terbentuk kantin-kantin

kejujuran semacam ini. Adanya subprogram ini nantinya akan membantu

pembentukan kantin-kantin kejujuran pada SMA negeri yang belum memiliki kantin-

kantin kejujuran ini. Di lain hal, subprogram ini akan membantu pengelolaan kantin-

kantin kejujuran pada SMA-SMA negeri yang telah memiliki kantin-kantin kejujuran

semacam ini.

4.3 Globalisation Day

Deskripsi Acara

Media Center

Membentuk tim Media Center, yang berguna untuk mensosialisasikan segala

macam rangkaian kegiatan, mulai dari Lokakarya Modul, Pemutaran Film, sampai

dengan Globalization Day, dengan informasi yang tepat. Hal ini bertujuan untuk

memberikan pemahaman jangka panjang kepada pengajar dan siswa SMA di

Yogyakarta, khususnya sebagai sasaran kegiatan.

Oleh karenanya, akan digunakan bauran beberapa media (media mix) agar

program ini tepat mencapai sasaran dengan hasil maksimal. Media-media yang

digunakan untuk menginformasikan program ini adalah sebagai berikut :

a. Media Lini atas (Above the line)

i. Radio

Pemilihan media radio berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut ini:

- Radio memiliki pendengar dengan segmentasi yang jelas dan spesifik

- Biaya iklan lebih murah dengan intensitas yang lebih tinggi

27

Page 21: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

- Pendengar tidak memerlukan waktu khusus untuk mendengarkan pesan dari

radio karena radio bisa didengarkan sambil lalu / sambil melakukan aktivitas

lain.

- Ketiga radio yang dipilih merupakan tiga besar radio yang kerap kali didengar

oleh sasaran kegiatan program ini.

- Memiliki jangkauan yang luas

ii. Surat Kabar

Pemilihan media cetak berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut ini:

- Media cetak dapat menyampaikan informasi secara lebih detail dibanding media

lainnya

- Media cetak dapat didokumentasikan sehingga media ini bisa dibaca berulang-

ulang

- Keempat media cetak yang dipilih merupakan media cetak dengan readership

paling tinggi di Kota Yogyakarta.

b. Media Lini bawah (Below the line)

Dalam tahap pemeliharaan ini, penggunaan media lini bawah didasarkan pada

pertimbangan sebagai berikut:

- Memiliki jenis, bentuk, dan ukuran yang bervariasi sehingga lebih menarik dan

disesuaikan dengan kebutuhan

- Dapat diletakkan di tempat-tempat strategis.

- Dapat dilihat sambil lalu tanpa memerlukan waktu khusus

28

Page 22: Proposal KKN - Isi - Uni 95 UGM 2010

Icon

Selain terciptanya produk berupa Modul Pendidikan Globalisasi, pada tahap

pemeliharaan ini, akan diperkenalkan ‘tokoh’ sebagai icon program ini. Penting

untuk diciptakan ‘tokoh’ yang menarik perhatian, sebagai bentuk simbolik program.

Hal ini bertujuan untuk memberikan ingatan jangka panjang kepada pengajar dan

siswa SMA.

J. Keberlanjutan Program

Setelah kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat sepenuhnya dilaksanakan

program lanjutan berada dalam kerangka kegiatan hasil dari Lokakarya Educating

Globalisation. Pada kerangka kegiatan tersebut telah dibentuk kegiatan rutin yaitu diskusi

bulanan yang difasilitasi oleh Laboratorium Studi Globalisasi Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional. Diharapkan dengan kegiatan seperti ini nilai-nilai dari tema besar kegiatan

penelitian dan pengabdian masyarakat dapat terus dipertahankan. Secara lebih mendalam

melalui diskusi ini juga diharapkan dapat merumuskan kegiatan yang kontributif terhadap

pendidkan globalisasi khususnya. Sebagai wujud dari usaha tersebut misalnya pembuatan

lokakarya yang membahas kurikulum pendidikan globalisasi, pembuatan modul pengajaran

dan lain sebagainya.

Secara lebih jauh Laboratorium Studi Globaliasasi akan memfasilitasi diskusi bulanan

komunitas pengajar globalisasi. Di samping kegiatan tersebut juga akan dilakukan pelatihan

terkait dengan pendidikan globalisasi seperti telah diselenggarakan di SMA Negeri 1

Wonosari. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, akan dibuat suatu modul materi

pelatihan pendidikan globalisasi. Sasaran pelatihan ini adalah pengajar atau guru dan siswa di

sekolah menengah di Propinsi DIY

29