proposal judul baru

34
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182 Email :[email protected] Fm : 01 PROPOSAL TUGAS AKHIR (MN 091482) RINGKASAN PENGUSUL a. Nama : Ghulam Ahmad Zaky b. NRP : 4107 100 081 c. Semester / Tahun Ajaran : Genap, 2012/ 2013 d. Semester yang ditempuh : 11 (sebelas) e. Batas WaktuStudi : 3 (tiga) semester f. Jumlah SKS Lulus tahap Sarjana (min C): 131 SKS g. Prasyarat Tugas Akhir, telah lulus/sedang mengambil kuliah: 1. Tugas PerencanaanTransportasi 2. Metodologi Penelitian 3. Bidang Keahlian: a. Rekayasa Perkapalan b. Industri Perkapalan c. Transportasi Laut MATERI TUGAS AKHIR Judul Tugas Akhir Model Konseptual Perencanaan Transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Untuk Wilayah Kepulauan (studi kasus: Kepulauan Kabupaten Sumenep) Ikhtisar Tugas Akhir Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, selama ini Bahan Bakar Minyak, terutama Halaman 1 dari 34

Upload: ghulam-ahmad-zaky

Post on 26-Nov-2015

112 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

proposal TA

TRANSCRIPT

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Fm : 01

PROPOSAL TUGAS AKHIR (MN 091482)

RINGKASAN

PENGUSULa. Nama : Ghulam Ahmad Zakyb. NRP : 4107 100 081c. Semester / Tahun Ajaran : Genap, 2012/ 2013d. Semester yang ditempuh : 11 (sebelas)e. Batas WaktuStudi : 3 (tiga) semesterf. Jumlah SKS Lulus tahap Sarjana (min C): 131 SKS g. Prasyarat Tugas Akhir, telah lulus/sedang mengambil kuliah:

1. Tugas PerencanaanTransportasi2. Metodologi Penelitian3. Bidang Keahlian:

a. Rekayasa Perkapalanb. Industri Perkapalanc. Transportasi Laut

MATERI TUGAS AKHIRJudul Tugas Akhir

Model Konseptual Perencanaan Transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Untuk Wilayah Kepulauan

(studi kasus: Kepulauan Kabupaten Sumenep)

Ikhtisar Tugas Akhir

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, selama ini Bahan Bakar Minyak, terutama untuk jenis Premium dan Solar masih merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh masyarakat untuk mendukung berbagai aktifitas sehari-hari. Dalam hal ini proses distribusi mempunyai peran penting dalam rangka memenuhi kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak. Bisa dikatakan BBM merupaka penggerak roda ekonomi masyarakat, gangguan terhadap ketersediaan BBM dapat mengganggu roda perekonomian masyarakat mengingat pentingnya fungsi dari BBM bagi masyarakat. Secara geografis wilayah kepulauan merupakan jauh dari pusat distribusi BBM, hal ini menimbulkan banyak kendala bagi kelancaran arus distribusi dan ketersediaan BBM.

Halaman 1 dari 22

√√

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan dan melambungnya harga BBM. Masalah lainnya adalah belum adanya model penyaluran dan pelayanan BBM yang sesuai dengan karakteristik wilayah kepulauan yang secara geografis jauh dari pusat distribusi BBM, sehingga kelangkaan yang diakibatkan oleh tersendatnya distribusi BBM pada waktu-waktu tertentu belum bisa dihindari.

Tugas akhir ini akan membahas tentang penentuan pola pengangkutan dan pendistribusian BBM ke wilayah kepulauan untuk memenuhi kebutuhan dan mencegah terjadinya kelangkaan BBM di wilayah kepulauan, serta menentukan jenis dan jumlah alat angkut yang paling sesuai utnuk melakukan proses distribusi BBM menuju wilayah kepulauan. Dalam tugas akhir ini mengambil wilayah Kabupaten Sumenep sebagai obyek penelitian. Kabupaten Sumenep selain terdiri wilayah daratan juga terdiri dari berbagai pulau di Laut Jawa, yang terbagi menjadi 9 kecamatan kepulauan.

Tempat Pelaksanaan / Pengerjaan / Survei

1. Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Perkapalan ITS2. Laboratorium Transportasi Laut Jurusan Teknik Perkapalan ITS3. Badan Pusat Statistik4. Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep5. PT. Pertamina (persero)

CALON DOSEN PEMBIMBING

a. Nama : Firmanto Hadi, S.T., M.Sc. b. NIP : 19690610 199512 1 001c. Tanda Tangan : ………………………...

KATEGORI PEKERJAAN TUGAS AKHIR

Eksperimen Laboratorium / Survei Lapangan

Evaluasi / Pengembangan Teori / Metode / Teknik Analisis

Desain dan Perancangan Kapal / Sistem

Pembuatan Program Komputer

Studi Kasus / Studi Kelayakan

Lain-lain (disebutkan).................................................................

Halaman 2 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

PENDAHULUAN

1 LATAR BELAKANG MASALAH

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, selama ini Bahan Bakar Minyak, terutama untuk jenis Premium dan Solar masih merupakan sumber energi utama yang digunakan oleh masyarakat untuk mendukung berbagai aktifitas sehari-hari. Dalam hal ini proses distribusi mempunyai peran penting dalam rangka memenuhi kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak. Bisa dikatakan BBM merupakan penggerak roda ekonomi masyarakat, gangguan terhadap ketersediaan BBM dapat mengganggu roda perekonomian masyarakat mengingat pentingnya fungsi dari BBM bagi masyarakat.

Secara geografis wilayah kepulauan merupakan wilayah yang jauh dari pusat distribusi BBM, hal ini menimbulkan banyak kendala trutama bertambahnya rantai distribusi yakni distribusi menggunakan moda tranportasi laut. Masalah lainnya adalah belum adanya model pengangkutan BBM yang sesuai dengan karakteristik wilayah kepulauan yang secara geografis jauh dari pusat distribusi BBM, sehingga perlu adanya solusi terhadap masalah terkait pendistribusian BBM sehingga kegiatan penyaluran bahan bakar minyak untuk wilayah kepulauan dapat berjalan lancar, dan kelangkaan yang diakibatkan oleh tersendatnya distribusi BBM pada waktu-waktu tertentu belum bisa dihindari. Wilayah kepulauan yang akan menjadi pokok bahasan dalam Tugas Akhir ini adalah wilayah kepulauau di Kabupaten Sumenep dimana selama ini di wilayah tersebut sering terjadi kelangkaan BBM.

Sumenep merupakan sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi ±1 juta jiwa. Kabupaten ini terletak di ujung timur Pulau Madura. Kabupaten Sumenep selain terdiri wilayah daratan juga terdiri dari berbagai pulau di Laut Jawa, yang keseluruhannya berjumlah 126 pulau. Jumlah pulau berpenghuni di Kabupaten Sumenep hanya 48 pulau atau 38%, sedangkan pulau yang tidak berpenghuni sebanyak 78 pulau atau 62%. Wilayah kabupaten kepulauan Sumenep sebenarnya memiliki potensi sumber daya alam yang tinggi, seperti adanya sumur-sumur minyak dan barang tambang lainnya. Untuk kepulauan Kangean sendiri sudah diwacanakan untuk menjadi kabupaten terlepas dari kabupaten Sumenep. Namun, hal tersebut tidak didukung dengan adanya sarana dan prasarana distribusi logistik yang baik sehingga sering terjadi kelangkaan bahan pangan dan BBM.

Pasokan BBM bagi Kepulauan Kabupaten Sumenep selama ini diangkut dengan menggunakan Kapal Layar Motor (KLM) berbahan kayu. Namun alat transportasi jenis

Halaman 3 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

ini dinilai tidak layak digunakan mengangkut BBM karena faktor keselamatan yang sering terabaiakan. Kebutuhan masyarakat akan distribusi BBM tidak dapat ditunda namun demikian aspek keselamatan juga tidak boleh diabaikan, sehingga perlu adanya suatu langkah nyata untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan dibuatnya perencanaan transportasi BBM yang sesuai dengan karakteristik wilayah kepulauan dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama proses distribusi BBM tersebut.

2 PERUMUSAN MASALAHPerumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana pengangkutan BBM menuju wilayah kepulauan? Bagaimana pola distribusi BBM yang sesuai dengan wilayah kepulauan? Bagaimana menentukan alat angkut yang sesuai untuk melakukan distribusi

BBM untuk wilayah kepulauan?

3 TUJUANTujuan yang ingin dicapai dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengangkutan BBM menuju wilayah kepulauan. Untuk mengetahui pola distribusi BBM yang sesuai dengan wilayah kepulauan. Untuk mengetahui alat angkut yang sesuai untuk melakukan distribusi BBM di

wilayah kepulauan.

4 MANFAATManfaat dari Tugas Akhir ini adalah:

Dapat mengetahui rute yang tepat untuk distribusi BBM di wilayah kepulauan. Dapat menentukan alat angkut yang paling sesuai untuk distribusi BBM di

wilayah kepulauan.

5 HIPOTESISDugaan awal saya dari Tugas Akhir ini adalah :

Dengan perencanaan transportasi yang sesuai dengan karakteristik wilayah kepulauan dapat membantu kelancaran dan keselamatan dalam proses distribusi BBM.

6 BATASAN MASALAHBatasan masalah dalam tugas akhir ini adalah :

Objek Penelitian hanya dilakukan di kawasan kepulauan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur

Halaman 4 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Distribusi tidak mencakup semua pulau secara spesifik, hanya terbatas pada pulau tertentu yang dianggap mewakili.

Jenis bahan bakar minyak (BBM) yang didistribusikan adalah Premium, dan Solar.

Hanya membahas tentang transportasi laut.

STUDI LITERATUR AWAL

1 LANDASAN TEORI

1.1. Teori Distribusi Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke

konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.

Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya, yaitu : Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution

/marketing channel) Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).

1.2. Pengertian Bahan Bakar Minyak (BBM)Bahan bakar minyak atau BBM adalah salah satu jenis bahan bakar yang

diperoleh dari hasil penyulingan Minyak Bumi. Minyak Bumi merupakam hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan.

Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di antaranya adalah: Minyak tanah Pertamax Pertamax plus Premium Bio Premium

Halaman 5 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Bio Solar Pertamina DEX Solar (transportasi) Solar (industry) Minyak diesel Minyak bakar

Dari berbagai jenis BBM di atas, yang paling banyak digunakan oleh masyarakat luas dalam keseharian khususnya di Indonesia adalah Premium, Solar (Transportasi).

PremiumPremium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang

jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.

SolarSolar/High Speed Diesel (HSD) merupakan jenis BBM yang memiliki angka

performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor trasportasi dan mesin industri.

1.3. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM)Distribusi bahan bakar minyak (BBM) dari produsen ke konsumen

dapat melalui jalur distribusi yang panjang atau pendek, tergantung jarak lokasi antara produsen dan konsumennya. Jarak lokasi antara produsen BBM dengan konsumen akhir juga menjadikan model dan media pendistribusiannya berbeda-beda.

Bahan bakar minyak (BBM) yang dihasilkan oleh perusahaan penambang dan pengolah minyak mula-mula ditampung dalam tangki-tangki penampungan yang terdapat di kilang-kilang milik perusahaan penambangan tersebut. Selanjutnya, minyak disalurkan ke wilayah penyaluran antara (intermediate) berupa depot-depot BBM diteruskan ke stasiun akhir yang biasa disebut Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Agen Premium Minyak dan Solar (APMS). Untuk penyaluran dari pusat penampungan ke depot dan dari depot ke satasiun akhir, umumnya digunakan alat transportasi (berupa kapal laut, kereta api, atau truk tangki) atau disalurkan secara langsung melalui pipa saluran dengan pemompaan (Jenkins, 1992).

Halaman 6 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Fasilitas pengangkutan dan fasilitas penyimpanan dalam Distribusi BBM a. Jenis alat pengangkutan BBM yang antara lain :

Pipa PenyaluranPenyaluran BBM dengan menggunakan pipa belum banyak terdapat di Indonesia, namun di luar negeri penyaluran minyak dengan menggunakapn pipa banyak sekali dijumpai terutama di negara-negara timur tengah.

Mobil TankiMobil tangki minyak ini digunakan untuk distribusi jalur darat dari depo menuju ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Agen Premium Minyak dan Solar (APMS), untuk distribusi menuju SPBU biasanya digunaka truk dengan kapasitan 8000 liter, sedangkan untuk APMS menggunakan truk yang lebih kecil. Selain itu juga digunakan untuk pengiriman kepada konsumen industri.Mobil tangki juga digsunakan untuk transportasi BBM dari Depo menuju stasiun kereta api untuk kemudian diangkut dengan menggunakan kereta api khusus pengangkut BBM. Juga dari stasiun tujuan pengiriman menuju ke konsumen.

Kereta apiAngkutan BBM dengan menggunakan kereta api di indonesia terutama dilakukan di pulau Sumatera dan di Pulau Jawa, BBM yang diangkut. Selain jenis premium dan solar, masih ada juga muatan kerosin (minyak tanah) dan avtur (bahan bakar untuk pesawat). Untuk pengangkutan BBM dengan kereta api ini terdapat kerjasama angkutan BBM antara PT PERTAMINA Tbk den-gan PT Kereta Api Indonesia (Persero), sebagian besar operasional KA BBM di Pulau Jawa berada di wilayah Daop V Purwokerto, Daop VI Yogyakarta dan Daop VIII Surabaya.

Moda Transportasi Laut Kapal Tanker

Kapal tanker ialah kapal yang dirancang untuk mengangkut minyak atau produk turunannya. Jenis utama kapal tanker termasuk tanker minyak, tanker kimia, dan pengangkut LNG. Pada pengiriman sekala besar, BBM diangkut dengan menggunakan kapal Tanker terutama untuk pengangkutan antar pulau.BBM dimuat di dalam ruang muat di lambung kapal dengan sistem curah, ruang muat terbagi dalam beberapa kompartemen, terutama untuk muatan dengan jenis product oil biasanya satu kapal bisa memuat lebih dari satu jenis produk BBM.

Tongkang atau bargeHalaman 7 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Tongkang atau Ponton adalah suatu jenis kapal yang dengan lambung datar atau suatu kotak besar yang mengapung, digunakan untuk mengangkut barang dan ditarik dengan kapal tunda atau digunakan untuk mengakomodasi pasang-surut seperti pada dermaga apung.Ponton digunakan juga untuk mengangkut mobil menyeberangi sungai, didaerah yang belum memiliki jembatan. Sangat banyak digunakan pada tahun 1960an hingga 1980an di jalur lintas Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Sekarang sebagian besar sudah digantikan dengan jembatan.Untuk keperluan wisata, ponton juga masih digunakan. Untuk meningkatkan kestabilan kapal biasanya digunakan dua ponton yang digabungkan secara paralel.tonkang sendiri tidak memiliki sistem pendorong (propulsi) seperti kapal pada umumnya. Pembuatan kapal tongkang juga berbeda karena hanya konstruksi saja, tanpa sistem seperti kapal pada umumnya. Tongkang sendiri umum digunakan untuk mengangkut muatan dalam jumlah besar seperti kayu, batubara, pasir dan lain-lain. Di Indonesia tongkang banyak diproduksi di daerah Batam (Kepulauan Riau) yang merupakan salah satu basis produksi perkapalan di indonesia.

Self Propelled Oil Barge (SPOB)Self Propelled Oil Barge (SPOB) adalah barge pengangkut minyak dengan tenaga penggerak sendiri, yaitu propeller sehingga daya dari engine ditransmisikan ke propeller melalui poros dan menghasilkan daya dorong yang menggerakkan kapal maju. Cara memuat muatan BBM sama dengan kapal tanker.

Pelayaran RakyatPada gugus kepulauan regional jenis pelayaran rakyat sangat memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan distribusi BBM. Pelaku jenis pelayaran rakyat ini menggunakan kapal-kapal yang lebih kecil di banding kapal yang dioperasikan dalam pelayaran nusantara. Kapal yang digunakan pada umumnya merupaka jenis Kapal Layar Motor (KLM). BBM yang akan dikirim terlebih dahulu dimasukkan kedalam drum-drum sebelum dimuat ke atas kapal untuk dikirim ke wilayah tujuan. Distribusi BBM dengan KLM mempunyai kelemahan antara lain sering terjadi kecelakaan, terutama kebakaran yang disebabkan oleh muatan BBM itu sendiri. Kapal jenis ini kurang aman untuk dipakai mengangkut BBM. Namun dari segi biaya kapal ini cukup ekonomis untuk mengankut BBM menuju wilayah kepuluan, disamping itu kepal jenis ini

Halaman 8 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

memang banyak tersedia untuk mengangut barang khususnya BBM menuju pulau-pulau kecil.

Gambar 1: Pengisan BBM ke dalam drum (kiri), Kapal Layar motor (kanan)

Pasokan BBM bagi Kepulauan Kabupaten Sumenep sendiri selama ini diangkut dengan menggunakan Kapal Layar Motor (KLM). Namun seperti di sebutkan sebelumnya bahwa aspek keselamatan kapal jenis ini sangat rendah, di Sumenep sering terjadi kecelakaan selama proses pengngkutan BBM dengan kapal jenis ini.

b. Fasilitas Penyimpanan BBM antara lain: Tanki Timbun/Depo; Tanki Penyimpanan Terapung (Floating Storage).

1.4. Pemilihan ModaPada dasarnya muatan cair dikategorikan sebagai muatan curah karena karakter

muatannya yang tidak memerlukan pengemasan dan menggunakan konsep curah dalam proses bongkar muatnya. Moda pengangkutan muatan jenis ini disebut sebagai kapal curah yang berarti kapal besar dengan hanya satu dek yang mengangkut muatan yang tidak dibungkus atau curah (bulk). Muatan dicurah atau dipompa ke dalam kapal dengan bantuan mesin curah atau mesin pompa. Ditempat pembongkaran, isi dari palka dihisap atau dibongkar dengan pertolongan conveyor atau pompa(Suyono,2007). Karena perbedaan karakter muatannya, pengangkutan muatan cair dilakukan dengan menggunakan kapal khusus yang disebut kapal tanker. Kapal ini merupakan kapal dengan sebuah geladak dimana terdapat tangki-tangki yang tersusun secara integral atau terpisah yang digunakan untuk mengangkut muatan minyak curah (minyak mentah atau yang sudah didestilasi), cairan kimia, gas cair, dan sebagainya (Suyono, 2007). Selain kapal tanker, pengangkutan muatan curah juga dapat dilakukan dengan menggunakan kapal tongkang.

Halaman 9 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Sesuai dengan bahasan diatas dan karakter muatan moda yang berupa muatan curah cair, maka Pemilihan moda transportasi dilakukan antara kapal tanker, tongkang, dan tongkang propulsi mandiri, hal ini dikarenakan karena untul Kapal pelra memang tidak layak digunakan untuk mengangkut BBM,

Oleh karena itu, perlu diadakan komparasi moda terlebih dahulu untuk melihat karakter masing-masing moda. Sudut pandang komparasi diambil dari 6 poin yaitu:

displasemen panjang kapal sarat muatan penuh biaya konstruksi biaya bahan bakar dan biaya pelabuhan.

1.5. Teori Permintaan (Supply) dan Penawaran (Demand)Dalam ilmu ekonomi, Permintaan dan penawaran adalah berasal dari dua pihak

yang berbeda. Permintaan berasal dari konsumen sedangkan penawaran berasal dari produsen. Di pasar, kedua hal yang memiliki kepentingan yang berlawanan ini akan saling berinteraksi. Penjual mempunyai tujuan untuk menjual barang atau jasa dalam jumlah yang sebanyak mungkin dengan harga yang setinggi mungkin. Ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Sebaliknya pembeli menginginkan harga serendah mungkin, namun ia juga ingin mendapatkan barang atau jasa sebanyak mungkin.

Jadi bisa dikatakan, permintaan (demand) adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu. Penawaran (supply) adalah jumlah barang dan jasa yang dijual pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu.

Untuk kasus Supla dan demand BBM, apabila terjadi kekurangan suplay BBM menuju suatu wilayah yang memicu kelangkaan BBM berdampak pada melambung harga BBM jauh diatas harga normal yang ditetapkan pemerintah.

1.6. Peramalan (Forecasting)Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengistemasi apa yang akan terjadi

pada masayang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan kesenjangan waktu(timelag) antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut.

Apabila perbedaan waktu tersebut panjang, maka peran peramalan begitu penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan kapan terjadi suatu sehingga dapat dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan. Metode peramalan akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola

Halaman 10 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

daridata yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat

Berdasarkan sifatnya, peramalan dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu: 1. Peramalan kualitatif

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat instuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman dari orang – orang yang menyusunnya.

2. Peramalan kuantitatif

Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Karena dengan metode yang dipergunakan dalam peramalan yang berbeda pula. Baik tidaknya metode yang dipergunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan keyakinan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi berarti metode yang digunakan semakin baik.

Metode peramalan secara kuantitatif di kelompokkan menjadi dua : Casual Forecasting Time Series Forecasting

1.7. Teori Desain Konseptual Kapal1) Penentuan ukuran utama kapal

Ukuran utama kapal yang optimum bisa didapatkan melalui metode

optimasi dengan menggunakan ukuran utama awal (initial value) sebagai acuan

untuk melakukan perhitungan awal. Ukuran utama awal ini diperoleh dari kapal

pembanding. Adapun ukuran utama awal yang perlu diperhatikan pada kapal

pembanding antara lain :

Lpp (Length between perpendicular)

Panjang yang diukur antara dua garis tegak, yaitu jarak horizontal antara

garis tegak buritan (After Perpendicular/AP) dengan garis tegak haluan

(Fore Perpendicular/ FP).

Loa (Length overall)

Panjang seluruhnya, jarak horizontal yang diukur dari titik terluar depan

samapai titik terluar belakang kapal.

Halaman 11 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Bm (Breadth moulded)

Lebar terbesar diukur pada bagian tengah kapal diantara dua sisi dalam

kulit kapal. Khusus untuk kapal-kapal yang terbuat dari kayu, diukur pada

sisi terluar kulit kapal.

H (Height)

Jarak tegak yang diukur pada bidang tengah kapal, dari atas lunas sampai

sisi atas balok geladak di sisi kapal.

T (Draught)

Jarak tegak yang diukur dari sisi atas lunas sampai permukaaan air.

DWT (Deadweight-Ton)

Berat dalam ton dari muatan, perbekalan, bahan bakar, air tawar,

penumpang dan awak kapal yang diangkut oleh kapal pada waktu dimuati

sampai garis muat musim panas maksimum.

Vs (Service Speed)

Kecepatan dinas adalah kecepatan rata-rata yang dicapai dalam

serangkaian dinas pelayaran yang telah dilakukan suatu kapal.

2) Perhitungan berat kapalPerhitungan berat kapal dilakukan berdasarkan formula yang diberikan

David G.M Watson dalam bukunya Practical Ship Design. Perhitungan dibagi

menjadi dua bagian yaitu untuk LWT dan DWT.

3) Menghitung DWT KapalDalam perencanaan kapal general cargo ini, tidak ada perhitungan untuk

menentukan besarnya payload karena hal tersebut sudah ditentukan sebelumnya

dan menjadi parameter dalam proses optimasi. Maka dalam perhitungan DWT

kapal hanya akan dilakukan perhitungan untuk consumable. Dalam perhitungan

ini hanya akan dipengaruhi oleh besarnya BHP mesin serta jumlah crew yang

bekerja diatas kapal.

4) Perhitungan hambatan kapal

Halaman 12 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Perhitungan hambatan dilakukan sesuai dengan formula Kaparetof yang

diberikan oleh Henschke dalam bukunya Schiffgautechnisches Hanbuch pada

tahun 1957.

5) Perhitungan Power MesinPenentuan power mesin dilakukan dengan melihat daya yang dibutuhkan

(BHP), kemudian menyesuaikan daya mesin yang akan dipasang sesuai dengan

katalog mesin yang tersedia.

6) Perhitungan Titik Berat KapalPerhitungan titik berat kapal bertujuan untuk mengetahui letak titik berat

kapal dari segi horizontal dan vertikal terhadap badan kapal. Perhitungan ini

berkaitan dengan analisa stabilitas kapal. Untuk mengetahui titik berat kapal

keseluruhan perlu dilakukan perhitungan terhadap titik berat baja kapal,

permesinan, peralatan dan perlengkapan, payload, dan consumable.

7) Perhitungan Trim dan StabilitasPerhitungan trim dan stabilitas, selain menjadi bagian dari perhitungan

teknis juga menjadi batasan (constrain) dalam proses optimasi sehingga dalam

setiap iterasi yang terjadi harus selalu menyertakan perhitungan kedua batasan

ini.

8) Perhitungan FreeboardLambung timbul (freeboard) merupakan salah satu jaminan keselamatan

kapal selama melakukan perjalanan baik itu mengangkut muatan barang maupun

penumpang. Secara sederhana pengertian lambung timbul adalah jarak tepi sisi

geladak terhadap air yang diukur pada tengah kapal. Terdapat beberapa

peraturan mengenai lambung timbul ini antara lain untuk kapal yang berlayar

hanya diperairan Indonesia dapat mengacu rumusan PGMI (Peraturan Garis

Muat Indonesia) tahun 1985. Selain itu, terdapat peraturan Internasional untuk

lambung timbul yang dihasilkan dari konferensi Internasional yaitu ILLC

(International Load Line Convention) tahun 1966 di kota London. Hasil dari

konferensi ini ialah aturan lambung timbul minimum (Freeboard standard)

sesuai dengan panjang dan jenis kapal. Peraturan ini juga dilengkapi dengan

koreksi-koreksi penentuan freeboard dari nilai awal seperti koreksi panjang

kapal, koefisien blok, tinggi kapal, bangunan atas, koreksi sheer, dan koreksi Halaman 13 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

minimum bow height. Peraturan ini harus dipenuhi pada saat perencanaan kapal

agar kapal mendapat pengakuan dari lembaga berwenang sekaligus

mendapatkan ijin untuk beroperasi.

Halaman 14 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

1.8. Tinjauan Biaya Pembangunan KapalPersoalan perencanaan kapal ditinjau dari segi ekonomis dilakukan dengan

membuat bentuk badan kapal sedemikian rupa sehingga hambatan (resistance) kapal

menjadi kecil dan tenaga mesin yang diperlukan untuk menggerakkannya juga

semakin kecil. Untuk mengetahui nilai ekonomis sebuah kapal, perhitungannya

dibedakan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional kapal.

Biaya investasi kapal dibagi menjadi 5 bagian yaitu(Watson, 1998) :

Biaya baja kapal (structural cost)

Biaya peralatan dan perlengkapan kapal (outfit cost)

Biaya permesinan kapal (machinery cost)

Non weight cost

Koreksi keadaan ekonomi dan kebijakan pemerintah

1.9. Tinjauan Biaya Transportasi LautTeori biaya transportasi laut digunakan untuk menghitung besarnya biaya-

biaya yang timbul akibat pengoperasian kapal pengangkut bahan pokok. Untuk

mengoperasikan kapal dibutuhkan biaya yang biasa disebut dengan biaya berlayar

kapal (shipping cost) (Stopford, 1997) (Wijnolst & Wergeland, 1997). Secara umum

biaya tersebut meliputi biaya modal, biaya operasional, biaya pelayaran dan biaya

bongkar muat. Biaya–biaya ini perlu diklasifikasikan dan dihitung agar dapat

memperkirakan tingkat kebutuhan pembiayaan kapal untuk kurun waktu tertentu

(umur ekonomis kapal tersebut).

Terdapat empat kategori biaya dalam pengoperasian kapal yang harus

direncanakan seminimal mungkin (Wijnolst & Wergeland, 1997) (Stopford, 1997),

yaitu:

1. Biaya modal (capital cost)

2. Biaya operasional (operational cost)

3. Biaya pelayaran (voyage cost)

4. Biaya bongkar muat (cargo handling cost)

Halaman 15 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

1.10. .Analisa Kelayakan Investasi

Pujawan (1989), menjelaskan bahwa dalam menanamkan investasi perlu

dilakukan analisa dan menguji kelayakan dari investasi tersebut. Dalam

pengoperasian kapal juga terdapat investasi yang tertanam di dalamnya, sehingga

perlu dilakukan analisa kelayakan investasi pada kapal tersebut. Tujuan dilakukan

analisa kelayakan investasi ini adalah untuk mengetahui kelayakan suatu investasi

dalam hal ini adalah kapal penumpang barang tipe trimaran. Adapun kriteria

investasi yang digunakan adalah hasil desain yang dapat membuktikan kelayakan

ekonomis yang baik antara lain :

2 METODOLOGI DAN MODEL ANALISIS1. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penulisan ini bersumber dari:a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan wawacara langsung dari pihak terkait bidang distribusi khususnya distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM).

b) Data SekunderData sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur, paper, jurnal guna menunjang data yang ada.Adapun data - data yang diperlukan antara lain:

1. Data Jumlah kebutuhan BBM

2. Data Pasokan BBM dari Pertamina

3. Kondisi Geografis

4. Data Pelabuhan

5. Data jumlah penduduk

6. Peta Wilayah

7. Pola distribusi yang sudah berjalan

8. Data kapal pengangkut BBM

9. Data pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan

10. Data harga eceran tertinggi (HET) di masing-masing tujuan

11. Data kapal pembanding

Halaman 16 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

2. Prosedur Pengumpulan DataProsedur pengumpulan data yang digunakan dalam tugas akhir ini melalui tiga tahap yaitu:a) Studi Pendahuluan

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana model pengangkutan BBM menuju wilayah kepulauan yang sudah ada sebelumnya.

b) Survey LapanganTahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian. Metode yang digunakan adalah wawancara langsung dan observasi lapangan dengan pihak/ petugas yang terlibat dalam kegiatan pendistribusian BBM.

c) Studi PustakaTahap ini dilakukan untuk mencari landasan teoritis yang digunakan dalam memecahkan masalah yang dibahas secara langsung dalam tugas akhir ini.

3. Prosedur Pengolahan DataData yang diperoleh selanjutnya akan diolah untuk mengetahui bagaimana trend kebutuhan BBM di wilayah kepulauan serta bagaimana pola pengangkutan yang sesuai mulai dari penentuan asal muatan, pemilihan alat angkut, penjadwalan armada pengangkutan, hingga proses penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM di wilayah kepulauan. Nantinya dapat diperoleh hasil yang diinginkan sehingga masalah yang ada terkait pendistribusian BBM untuk wilayah kepulauan dapat diatasi.

Secara umum pada tahap ini dilakukan:

Evalusi model distribusi BBM saat ini

Menentukan kebutuhan BBM di tiap titik distribusi

Perencanaan Model Distribusi baru

Penentuan jenis, kapasitas, dan jumlah armada

Rute distribusi

Penjadwalan Armada

Halaman 17 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

RENCANA PROSES KEGIATAN

Halaman 18 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

3 DAFTAR PUSTAKA AWAL http://www.antarajatim.com/lihat/berita/76902/anggota-dprd-sumenep-

intensifkan -pemantauan-harga-bbm http://www.bphmigas.go.id/p/bphmigaspages/tanya_jawab/ http://dansite.wordpress.com/2009/03/25/pengertian-distribusi/ http://id.wikipedia.org/wiki/

RENCANA SISTEMATIKA SKRIPSI

LEMBAR JUDULLEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAKKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUANI.1 LATAR BELAKANGI.2 PERUMUSAN MASALAHI.3 TUJUANI.4 MANFAATI.5 BATASAN MASALAH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKABAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASANBAB V. PENUTUP

V.1 KESIMPULANV.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Halaman 19 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

RENCANA DAFTAR KEGIATAN

LEMBAR EVALUASI PROPOSAL TUGAS AKHIRSetelah membaca, mempelajari dan menimbang proposal tugas akhir ini, maka tim dosen penilai tersebut pada daftar di bawah ini menyatakan:

Kelayakan proposal :

(Beri tanda centang - sesuai dengan alasan)

9)Sudah pernah dilakukan oleh mahasiswa lain

10) Permasalahan terlalu tinggi untuk tingkat S1

11) Permasalahan terlalu rendah untuk tingkat S1

12) Tidak jelas hubungan judul dengan teori yang dipakai

13) Metode analisis tidak cocok dengan permasalahan yang dibahas

14) Survei / Perolehan Data / Percobaan terlalu sulit untuk dilakukan

15) Diperlukan peralatan / piranti canggih untuk penyelesaian dan belum tersedia di jurusan

16) Tujuan penelitian tidak jelas

17) Manfaat penelitian tidak jelas

Lain-lain (disebutkan):

.............................................................................................

.............................................................................................

........................................................................................

Halaman 20 dari 22

RencanaKegiatan

BULAN1 2 3 4

MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

StudiLiteraturPelaksanaan SurveyPencarian DataPengolahan DataAnalisa Hasil dan PembahasanPembuatan Laporan TA

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

Keputusan Tim:

a. Menolak dan ganti judul dan/atau ganti topik.

b. Menerima dengan tanpa perbaikan dan diteruskan

c. Menerima dengan perbaikan proposal. Daftar perbaikan dapat dilihat pada daftar perbaikan

DAFTAR PERBAIKAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

a. Judul : ................................................................................

b. Ikhtisar Tugas Akhir : ................................................................................

c. Latar Belakang Masalah : ................................................................................

d. Perumusan Masalah : ................................................................................

e. Tujuan / Manfaat : ................................................................................

f. Tambahan Literatur : ................................................................................

g. Metodologi : ................................................................................

h. Waktu Penyelesaian : ................................................................................

i. Catatan Tambahan : ................................................................................ (Tambahan bimbingan pada dosen bidang lain yang relevan, jika diperlukan)

Halaman 21 dari 22

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTANJURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111Telp : 031 594 7254, Fax : 031 596 4182

Email :[email protected]

USULAN DOSEN PEMBIMBING

...................................

...................................

TIM DOSEN PENILAI PROPOSAL

N a m a Tanda Tangan

1. Ketua Tim ................................... ........................

2. Anggota ................................... ........................

................................... ........................

................................... ........................

................................... ........................

Mengetahui dan menyetujui:

Surabaya,…………………………………

JURUSAN TEKNIK PERKAPALANKETUA,

( Prof. Ir. I Ketut Arya Pria Utama, MSc, P h . D ) NIP. 19670406 199203 1 0001

Halaman 22 dari 22