proposal jadi ekstrak daun salam

34
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Radikal bebas merupakan molekul atau atom apa saja yang tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. (Sibuea, 2004). Radikal bebas (ROS) banyak terdapat di sekeliling kita diantaranya: asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik, dan hasil pembakaran yang tidak sempurna. Selain dari luar, tubuh juga menghasilkan radikal bebas yang di keluarkan oleh netrofil, makrofag dan sistem xantin oksidase yang berfungsi untuk membantu sistem imun dalam mengeliminasi antigen. Radikal bebas juga merupakan hasil samping dari metabolisme normal dalam tubuh. Radikal bebas bagaikan pedang bermata dua, karena selain fungsinya membantu mengeliminasi antigen yang masuk kedalam tubuh ternyata radikal bebas juga dapat merusak tubuh dengan cara elektron yang tidak mempunyai pasangan yang sangat reaktif tadi berikatan dengan membran sel dan merusak sel tersebut, namun kerjanya terus berantai dalam merusak sel-sel yang lain yang berada di dekatnya. 1

Upload: uly-siagian

Post on 07-Feb-2016

76 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Ekstrak Daun Salam

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Radikal bebas merupakan molekul atau atom apa saja yang tidak stabil

karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas

ini berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. (Sibuea, 2004).

Radikal bebas (ROS) banyak terdapat di sekeliling kita diantaranya: asap

rokok, asap kendaraan, asap pabrik, dan hasil pembakaran yang tidak sempurna.

Selain dari luar, tubuh juga menghasilkan radikal bebas yang di keluarkan oleh

netrofil, makrofag dan sistem xantin oksidase yang berfungsi

untuk membantu sistem imun dalam mengeliminasi antigen.

Radikal bebas juga merupakan hasil samping dari metabolisme

normal dalam tubuh.

Radikal bebas bagaikan pedang bermata dua, karena

selain fungsinya membantu mengeliminasi antigen yang masuk

kedalam tubuh ternyata radikal bebas juga dapat merusak tubuh

dengan cara elektron yang tidak mempunyai pasangan yang

sangat reaktif tadi berikatan dengan membran sel dan merusak

sel tersebut, namun kerjanya terus berantai dalam merusak sel-

sel yang lain yang berada di dekatnya.

Tubuh memerlukan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh

dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa ini.

Vitamin C dan vitamin E telah digunakan secara luas sebagai antioksidan karena

lebih aman dan efek samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan

antioksidan sintetik. (Rony Indrayana, 2008).

Antioksidan sintetik seperti BHA (butil hidroksi anisol) dan BHT (butil

hidroksi toluen) memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan

vitamin C dan vitamin E (Han et al., 2004), tetapi antioksidan sintesis ini dapat

menimbulkan karsinogenesis (Kikuzaki et al., 2002).

1

Page 2: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

Selain dari Vitamin C dan Vitamin E, beberapa tumbuhan tertentu juga

memiliki efek antioksidan yang sangat bisa membantu. Salah satunya adalah Daun

Salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.).

Daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) mengandung minyak

atsiri (sitral dan eugenol), tanin dan flavonoid (Dalimartha, 2003). Komponen

fenolik yang terdapat dalam tumbuhan memiliki kemampuan mereduksi yang

berperan penting dalam menyerap dan menetralkan radikal bebas, dan

dekomposisi peroksid (Javanmardi, 2003).

Menurut data empiris (turun temurun) selain digunakan sebagai antioksida

daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) juga digunakan untuk

menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar gula dalam darah,

menurunkan kadar kolesterol, diare, mabuk alkohol dan gatal-gatal.

Alasan pemilihan daun salam karena pada penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan kadar glukosa

darah, meningkatnya kadar glukosa dalam darah disebabkan oleh kerusakan

pankreas sehingga tidak dapat menghasilkan insulin, kerusakan pankreas ini dapat

disebabkan oleh senyawa radikal bebas yang merusak sel-sel pada pankreas

sehingga tidak dapat berfungsi (Studiawan, 2004). Alasan lain, daun salam

(Syzygium

polyanthum ) merupakan tanaman satu genus dengan daun dewandaru (Eugenia

uniflora dengan sinonim Syzygium uniflora) yang menurut penelitian daun

dewandaru memiliki aktivitas sebagai antioksidan secara in vitro, dengan

mekanisme kerja menangkap radikal bebas. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan aktivitas penangkap radikal pada ekstrak etanol, etil asetat dan

kloroform dengan nilai IC50 berturut-turut 8,87; 12,01; dan 53,30 μg/ml (Utami

dkk, 2005).

Penelitian lain juga menyatakan bahwa daun dewandaru (Eugenia uniflora

Linn.) memiliki aktivitas menangkap radikal bebas dengan nilai IC50 ekstrak

heksana, kloroform, etil asetat dan air masing-masing 13,0; 21,4; 1,3; dan 7,0

μg/ml (Velaquez et al., 2003). Penelitian lain menyatakan infusa daun salam

(Syzygium polyantha Wight.) mempunyai aktivitas menurunkan kadar asam urat

2

Page 3: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

darah pada mencit putih jantan yang diinduksi dengan potasium oxonat dosis 300

mg/kgBB. Infusa daun salam dosis 1,25g/kgBB, 2,5 g/kgBB dan 5,0 g/kgBB

mampu menurunkan kadar asam urat darah mencit jantan berturut-turut sebesar

54,30%, 76,22% dan 76,54%. Kemungkinan kandungan flavonoid dari daun

salam dapat menurunkan kadar asam urat dalam serum darah mencit, karena

flavonoid mempunyai aktifitas sebagai antioksidan yang dapat menghambat kerja

enzim xantin oksidase sehingga pembentukan asam urat terhambat

(Ariyanti, 2003).

Dari data penelitian diatas maka untuk membuktikan kebenarannya perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan cara melihat dan membandingkan

morfologi histologi pada aorta yang dipapar asap rokok tanpa pemberian ekstrak

daun salam dan yang menggunakan ekstrak daun salam sebagai antioksidan.

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang perlu dijawab pada penelitian ini adalah:

Apakah fraksi flavonoid dan fenolik pada ekstrak daun salam (Syzygium

polyanthum [Wight.] Walp.) berpengaruh sebagai antioksidan pada

kadar SOD tikus putih jantan galur Wistar yang telah dipapar

asap rokok?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Membuktikan adanya fraksi flavonoid dan fenolik pada

ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.)

berfungsi sebagai antioksidan pada kadar SOD tikus putih

jantan galur wistar yang telah dipapar asap rokok.

2. Membuktikan adanya peningkatan kadar SOD pada tikus

putih jantan galur wistar yang telah dipapar asap rokok

dengan pemberian ekstrak daun salam dan kadar SOD

pada tikus putih jantan galur wistar yang telah dipapar

asap rokok tanpa pemberian ekstrak daun salam.

D. MANFAAT

Dengan adanya penelitian ini bermanfaat sebagai bukti

bahwa ekstrak daun salam berfungsi sebagai antioksidan dan

3

Page 4: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

penelitian ini juga bermanfaat sebagai pembelajaran dan acuan

untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Dan yang terpenting dengan adanya penelitian ini semoga

bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan

tentang tanaman herba yang berfungsi sebagai obat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. TANAMAN OBAT (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.)

a. Taksonomi tanaman

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Familia : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Species : Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

(Backer and Van Den Brink, 1965).

b. Sinonim

4

Page 5: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

Sinonim dari Syzygium polyanthum (Wight) Walp. adalah Eugenia

polyantha Wight., Eugenia lucidula Miq. (Tjitrosoepomo, 2002).

c. Nama daerah

Meselanagan, ubar serai (Melayu), gowok (Sunda), manting, salam

(Jawa), salam (Madura) (Dalimartha, 2003).

d. Morfologi tanaman

Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan

atau disekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan di dataran rendah

sampai 1400 m dpl.

Daun : berbentuk simpel, bangun daun jorong, pangkal daunnya tidak

bertoreh dengan bentuk bangun bulat telur (ovatus), runcing pada ujung daun,

pangkal daun tumpul (obtusus), terdapat tulang cabang dan urat daun, daun

bertulang menyirip (penninervis), tepi daun rata (integer). Daun majemuk

menyirip ganda (bipinnatus) dengan jumlah anak daun yang ganjil, daging daun

seperti perkamen (perkamenteus), daunnya duduk, letak daun penumpu yang

bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai daun disebut daun penumpu bebas

(stipulae liberae), tangkai daunnya menebal di pangkal dan ujung, beraroma

wangi dan baru dapat digunakan bila sudah dikeringkan.

Salam merupakan pohon dengan tinggi mencapai 25 m, batang bulat,

permukaan licin, bertajuk rimbun dan berakar tunggang. Daun tunggal, letak

berhadapan, panjang tangkai daun 0,5-1 cm. Helaian daun berbentuk lonjong

sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing pangkal runcing, tepi

rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan

bawah berwarna hijau muda, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, jika diremas berbau

harum.

Bunga majemuk yang tersusun dalam malai yang keluar dari ujung

ranting, berwarna putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9

mm, buah muda berwarna hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya

agak sepat. Biji bulat, diameter sekitar 1 cm, berwarna coklat (Tjitrosoepomo,

2002).

5

Page 6: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

Batang : tinggi berkisar antara 60f kaki hingga 90

kaki,bercabang-cabang,biasanya tumbuh liar di hutan. Arah

tumbuh batang tegak lurus (erectus), berkayu (lignosus)

biasanya keras dan kuat, bentuk batangnya bulat (teres),

permukaan batangnya beralur (sulcatus), cara percabangannya

monopodial karena batang pokok selalu tampak jelas, arah

tumbuh cabang tegak (fastigiatus) sebab sudut antar batang dan

cabang amat kecil, termasuk dalam tumbuhan menahun atau

tumbuhan keras karena dapat mencapai umur bertahun-tahun

belum juga mati.

Akar : termasuk akar tunggang (radix primaria), berbentuk

sebagai tombak (fusiformis) karena pangkalnya besar dan

meruncing ke ujung dengan serabut-serabut akar sebagai

percabangan atau biasa disebut akar tombak, sifatnya adalah

akar tunjang karena menunjang batang dari bagian bawah ke

segala arah. (Anonim, 1980)

e. Anatomi tumbuhan

Makroskopik: daun tunggal bertangkai pendek, panjang

tangkai daun 5 mm sampai 10 mm. helai daun berbentuk jorong

memanjang, panjang 7 cm sampai 15 cm, leba 5 cm sampai 10

cm, ujung dan pangkal daun meruncing, tepi ata, permukaan

atas berwarna coklat tua, tulang daun menyirip dan menonjol

pada permukaan bawah, tulang cabang halus.

Mikroskopik: epidermis atas terdiri dari satu lapis sel

berbentuk persegi panjang, dinding empat panjang, dinding

tebal, kutikula tebal; pada pengamatan tangensial dinding

samping berkelok-kelok, utikula jelas bergaris. sel epidermis

bawah lebih kecil daripada epidermis atas, dinding tipis, kutikula

tebal, pada pengamatan tangensial dinding samping lebih

berkelok-kelok. stomata tipe paasitik, hanya terdapat pada

6

Page 7: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

epidermis bawah. Mesofil: jaingan palisade terdiri dari 1 sampai 3

lapis sel, umunya 2 lapis, banyak tedapat sel idioblas berbentuk

bulat berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset dengan

ukuran 10 mm sampai 40 mm. jaringan bunga karang tedii dari

beberapa lapis sel yang tersusun mendatar; rongga udara

banyak; pada daun yang sudah tua dinding sel bunga karang

dapat agak menebal, bernoktah dan berlignin, hablur kalsium

oksalat serupa dengan yang terdapat di jaingan palisade.

kelenjar lisigen berisi minyak bewarna kekuningan, garis tengah

50 mikron sampai 80 mikron, terdapat di jaringan palisade dan

jaringan bunga karang bagian bawah. berkas pembuluh tipe

bikolateal, dikelilingi serabut sklerenkim, disetai serabut hablur

berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset; hablur didalam

floem berukuran lebih kecil; seabut sklerenkim terdiri dari

serabut berdinding sangat tebal, tidak berwarna, jernih,

berlignin, lumen sempit. di dalam parenkim tulang daun utama

terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk roset dengan ukuran

seperti hablur di palisade. pembuluh kayu terutama terdiri dari

pembuluh dengan penebalan tangga dan spiral.

Serbuk: warna coklat. fragmen pengenal adalah fragmen

epidermis atas dengan kutikula begais; fragmen epidermis

bawah, hablur kalsium oksalat bentuk roset, lepas atau dalam

mesofil; fragmen berkas pembuluh; fragmen seabut sklerenkim.

(Anonim, 2007)

f. Fisiologi tuumbuhan

Fotorespirasi

Pada sebagian besar tumbuhan, fiksasi awal terjadi melalui

rubisko, enzim siklus Calvin yang menambah CO2 pada ribulosa

bifosfat. Tumbuhan sperti ini disebut tumbuhan C3 karena

produk fiksasi karbon organic pertama ialah senyawa berkarbon-

7

Page 8: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

tiga, 3-fosfogliserat. Pohon salam merupakan salah satu contoh

tumbuhan C3 yang penting. Tumbuhan ini memproduksi sedikit

makanan apabila stomatanya tertutup pada hari yang panas dan

kering. Tingkat CO2 yang menurun dalam daun akan mengurangi

bahan ke siklus Calvin. Yang membuat keadaan ini memburuk,

rubisko dapat menerima O2 sebagai pengganti CO2. karena

konsentrasi O2 melebihi konsentrasi CO2 dalam ruang udara di

dalam daun, rubisko menambah O2 pada siklus Calvin dan

bukannya CO2. produknya terurai dan satu potong, senyawa

berkarbon dua, dikirim keluar dari kloroplas. Mitokondria da

peroksisom memecah molekul berkarbon-dua menjadi CO2.

proses ini disebut fotorespirasi karena proses ini terjadi dalam

cahaya (foto) dan mengkonsumsi O2 (respirasi). Akan tetapi,

tidak seperti respirasi seluler, fotorespirasi tidak menghasilkan

makanan. Sebenarnya , fotorespirasi menurunkan keluaran

fotosintesis dengan menyedot bahan organic dari siklus Calvin.

Menurut suatu hipotesis, fotorespirasi merupakan

perlengkapan evolusioner – peninggalan metabolic dari

permulaan sejarah bumi ini, ketika atmosfer mengandung lebih

sedikit O2 dan lebih banyak CO2 daripada saat ini. Pada atmosfer

kuno saat rubisko pertama kali muncul, ketidakmampuan tempat

aktif enzim untuk mengeluarkan O2 tidak menjadi masalah.

Hipotesis ini berspekulasi bahwa rubisko yang sekarang masih

mempertahankan afinitas warisan terhadap O2, yang sekarang

begitu terkonsentrasi dalam at,osfer sehingga sejumlah

fotorespirasi tertentu tidak dapat dihindari.

Tidak diketahui apakah fotorespirasi itu menguntungkan

bagi tumbuhan dalam suatu cara tertentu. Yang diketahui adalah

pada banyak jenis tumbuhan, termasuk tumbuhan pertanian

penting, seperti daun salam, fotorespirasi menguras sebanyak

8

Page 9: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

50% karbon yang terikat (terfiksasi) oleh siklus Calvin. Sebagai

heterotrof yang bergantung pada fiksasi karbon dalam kloroplas

untuk makanan kita, kita secara alami memandang fotorespirasi

sebagai sesuatu yang tidak berguna. Sebenarnya jika

fotorespirasi dapat dikurangi dalam spesies tumbuhan tertentu

tanpa memperngaruhi produktivitas fotosintesis, hasil panen dan

pasokan makanan akan meningkat.

Kondisi lingkungan yang mendorong fotorespirasi ialah hari

yang panas, kering dan terik, kondisi yang menyebabkan

stomata tertutup. Dalam spesia tertentu, cara lain fiksasi karbon

yang meminimumkan fotorespirasi – sekalipun dalam iklim panas

dan gersang – telah berkembang. Dua adaptasi fotosintetik yang

paling penting ini ialah C4 dan CAM. (Campbell, A., 2002)

g. Kandungan tanaman

Mengandung minyak asiri (sitral, eugenol), tanin dan flavonoid. Tiap 100

g mengandung air 5,436 g, protein 7,613 g, lemak 8,362 g, karbohidrat 74,965 g,

serat 26,3 g, ampas 3,624 g. kalsium 834,25 mg, besi 43 mg, magnesium 120 mg,

fospor 113,333 mg, kalium 529,2 mg, sodium 22,75 mg, seng 3,7 mg, tembaga

0,416 mg, mangan 8,167 mg, selenium 2,8 µg. Vitamin C 46,53 mg, B, folat 180

µg, vitamin A 6185 IU. (Bin Muhsin,.2008).

h. Manfaat tanaman

Secara empiris daun salam digunakan untuk obat pada penyakit diabetes,

jantung koroner, hipertensi, sakit maag dan diare (Dalimartha, 2003). Serta bisa

juga digunakan untuk mengobati mabuk alkohol dan gatal-gatal pada kulit.

9

Page 10: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

2. RADIKAL BEBAS (ROS)

a. Pengertian radikal bebas

Radikal bebas adalah atom atau gugus apa saja yang memiliki satu/lebih

elektron yang tidak berpasangan yang dapat bertindak sebagai akseptor electron

(Zimmerman, 1978). Karena jumlah elektron ganjil, maka tidak semua electron

dapat berpasangan. Suatu radikal bebas tidak bermuatan positif/negatif, maka

spesi semacam ini sangat reaktif karena adanya elektron tidak berpasangan

(Fessenden and Fessenden, 1986).

b. Sumber radikal bebas (ROS)

Sumber radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh (endogenus) yang

terbentuk sebagai sisa proses metabolisme (proses pembakaran) protein atau

karbohidrat dan lemak yang kita konsumsi. Radikal bebas dapat pula diperoleh

dari luar tubuh (eksogenus) yang berasal dari polusi udara, asap kendaraan

bermotor, asap rokok, berbagai bahan kimia, makanan yang terlalu hangus

(carbonated) dan lain sebagainya. Beberapa contoh radikal bebas antara lain:

anion superoksida (2O2•), radikal hidroksil (OH•), nitrit oksida (NO•), hidrogen

peroksida (H2O2) dan

sebagainya (Windono dkk, 2000).

Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh akan merusak beberapa

target seperti lemak, protein, karbohidrat dan DNA (Halliwel et al., 1995).

Anion superoksida adalah salah satu jenis radikal bebas. Radikal ini sering

terbentuk di dalam reaksi oksidasi sel (agen oksidasi). Radikal superoksid dapat

memproduksi jenis radikal bebas lainnya (Wang et al., 2003).

c. Mekanisme pembentukan radikal bebas

Reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme biokimia tubuh

normal yang terjadi melalui reaksi yang langsung memutuskan ikatan atau melalui

transfer elektron (Halliwel and Gutridge, 2000). Radikal bebas lazimnya hanya

bersifat perantara yang bisa dengan cepat diubah menjadi substansi yang tidak lagi

membahayakan bagi tubuh. Namun, apabila radikal bebas bertemu dengan enzim

atau asam lemak tak jenuh ganda, maka merupakan awal dari kerusakan sel.

Radikal mampu menarik atom hidrogen dari suatu molekul disekitarnya. Pengaruh

10

Page 11: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

radiasi ionisasi terhadap materi biologi akan menghasilkan radikal bebas hidroksil

dan radikal bebas lainnya, seperti radikal hidrogen yang siap berinteraksi dengan

biomolekul-biomolekul lain yang saling berdekatan (Middleton et al., 2000).

d. Asap rokok

Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas yang berasal dari

pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Bahan pembuatan rokok berasal dari

tembakau, tar, nikotin (sebuah zat yang bisa menimbulkan kecanduan), cadmium

(digunakan untuk accu mobil), vinyil chloride (bahan plastik PVC), phenol

bhutane (bahan bakar korek api), hydrogen cyanida (gas beracun yang lazim

digunakan di kamar eksekusi hukuman mati), carbon monoxide (asap dari knalpot

kendaraan)

e. Antioksidan

Pengertian antioksidan

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat radikal bebas reaktif

dalam berikatan dengan senyawa lain. Bila antioksidan ini berkerja dalam tubuh

maka antioksidan menghambat kerja radikal bebas (ROS) dalam berikatan dengan

molekul sel dalam tubuh, bila hal ini terjadi maka antioksidan mencegah

kerusakan sel, bila kerusakan sel dapat dicegah maka mencegah kerusakan

jaringan sel tersebut, bila jaringan dapat dicegah dari kerusakan akhirnya bisa

mencegah kerusakan organ dari jaringan tersebut.

Penggolongan antioksidan

Tubuh memiliki sistem pertahanan internal terhadap radikal bebas. Sistem

pertahanan tersebut digolongkan menjadi 3 golongan:

1) Antioksidan primer, (antioksidan endogen/ antioksidan enzimatis).

Contohnya superoksida dismutase (SOD).

SOD yaitu singkatan dari Super Oksida Dismutase yang merupakan

antioksidan yang berupa enzim, diproduksi oleh tubuh dan bekerja dengan

enzim lain yaitu glutathione dan katalase. Enzim SOD bekerjanya sangat

dipengaruhi oleh pendukungnya yaitu tembaga, seng dan mangan yang

banyak terdapat dalam tanaman. Tembaga banyak terdapat dalam padi-

11

Page 12: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

padian dan kacang-kacangan sedangkan seng pada daging, kuning telur,

susu dan juga kacang polong. (Bin Muhsin,.2008)

Enzim Super Oksida Dismutase (SOD) mengkatalisis konversi O2.(–)

menjadi H2O2 dan O2. Di dalam tanaman enzim SOD bekerja sama

dengan katalase untuk mencegah kerusakan lemak dalam membran sel. Di

dalam sel-sel tubuh manusia SOD sangat berperan aktif dalam menangkal

serangan radikal Superoksid (O2.( -)).(Bin Muhsin, 2008)

Banyak sekali sumber antioksidan alami yang mengandung enzim Super

Oksida Dismutase (SOD). Bahan alami tersebut dapat berasal dari

sayuran, buah, rempah-rempah yang dapat diperoleh dengan mudah.

Daun-daunan yang memiliki SOD tinggi antara lain bayam, lidah buaya,

brokoli, kol, kubis, kangkung, buncis, daun salam, seledri, daun sambiloto,

daun kelor dan buah-buahan antara lain buah mengkudu, jambu biji, dsb.

(Bin Muhsin,.2008)

katalase dan glutation peroksidase. Enzim-enzim ini dapat menekan dan

juga dapat menghambat pembentukan radikal bebas dengan cara memutus

reaksi rantai dan mengubahnya menjadi produk lebih stabil, reaksi ini

disebut chain-breaking-antioxidant.

2) Antioksidan sekunder (antioksidan eksogen atau antioksidan non

enzimatis). Contoh antioksidan sekunder ialah vitamin E, vitamin C, β-

karoten, isoflavon, asam urat, bilirubin, dan albumin. Senyawa-senyawa

ini dikenal sebagai penangkap radikal bebas (scavenger free radical).

3) Antioksidan tersier, misalnya enzim DNA-repair dan metionin sulfoksida

reduktase yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang dirusak oleh

radikal bebas (Winarsi, 2005).

Sumber antioksidan

Antioksidan sangat beragam jenisnya. Berdasarkan sumbernya antioksidan

dibagi dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang

diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil

ekstraksi bahan alami).

12

Page 13: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

1) Antioksidan sintetik

Diantara beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan untuk

makanan, ada lima antioksidan yang penggunaannya meluas dan menyebar di

seluruh dunia, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT),

propil galat, tert-butil hidroksi quinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan

tersebut merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk

tujuan komersial (Pokorni et al.,2001).

2) Antioksidan alami

Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari:

Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen

makanan

Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses

pengolahan

Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke

makanan.

Kebanyakan senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah

berasal dari tumbuhan. Kingdom tumbuhan, Angiosperm memiliki kira-kira

200.000 sampai 300.000 spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang

telah dikenal dapat menjadi bahan pangan manusia. Isolasi antioksidan alami telah

dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang

dapat dimakan. Antioksidan alami terbesar di beberapa bagian tanaman, seperti

pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, biji, dan serbuk sari (Pokorni et al.,

2001).

Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik

atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat,

kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid

yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin,

flavonol dan kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam

ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain. Senyawa antioksidan polifenolik ini adalah

multifungsional dan dapat bereaksi sebagai:

13

Page 14: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

a) Pereduksi

b) Penangkap radikal bebas

c) Pengkelat logam

d) Peredam terbentuknya singlet oksigen

Kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan

diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya, sehingga

flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar. Lebih lanjut

disebutkan bahwa sebenarnya flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau,

sehingga pastilah ditemukan pula pada setiap telaah ekstrak tumbuhan.

Kebanyakan dari golongan dan senyawa yang berkaitan erat dengannya memiliki

sifat-sifat antioksidan baik di dalam lipida cair maupun dalam makanan berlipida

(Pokorni et al., 2001).

Mekanisme kerja antioksidan

Oksidasi dapat dihambat oleh berbagai macam cara diantaranya mencegah

masuknya oksigen, penggunaan temperatur yang rendah, inaktivasi enzim yang

mengkatalis oksidasi, mengurangi tekanan oksigen dan penggunaan pengemas

yang sesuai. Cara lain untuk melindungi terhadap oksigen adalah dengan

menggunakan bahan tambahan spesifik yang dapat menghambat oksidasi yang

secara tepat disebut dengan penghambat oksidasi (oxidation inhibitor), tetapi

baru-baru ini lebih sering disebut antioksidan (Pokorni et al., 2001).

Mekanisme yang paling penting adalah reaksi antara antioksidan dengan

radikal bebas (Gordon, 1990). Hal inilah yang diharapkan terjadi pada penelitian

ini, yaitu adanya reaksi antara radikal bebas (ROS) yang dihasilkan oleh asap

rokok dengan fraksi flavenoid dari ekstrak daun salam di dalam tubuh tikus putih

wistar.

f. Ekstraksi daun salam

Ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah

obat dan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat

larut. Bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ataupun hewan

tidak perlu diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan atau dikeringkan. Tiap-tiap

bahan mentah obat disebut ekstrak, tidak mengandung hanya satu unsur saja tetapi

14

Page 15: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

berbagai unsur, tergantung pada obat yang digunakan dan kondisi dari ekstraksi

(Ansel, 1989).

Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan masa zat aktif

yang semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari. Pada umumnya

penyariakan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan

semakin luas (Ansel, 1989).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan cara

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh

cahaya matahari langsung (Anonim, 1979). Ekstrak merupakan sediaan pekat

yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif simplisia nabati dan hewani

menggunakan pelarut yang sesuai. (Anonim,.1995).

Sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih berdasarkan

kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimum dari zat aktif dan

seminimal mungkin bagi unsur yang tidak diinginkan (Ansel, 1989). Kriteria

cairan penyari yang baik haruslah memenuhi syarat antara lain:

Murah dan mudah diperoleh

Stabil secara fisika dan kimia

Bereaksi netral

Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar

Selektif yaitu hanya menarik zat yang berkhasiat yang dikehendaki

Tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat

Diperbolehkan oleh peraturan

(Anonim, 1986).

Pada penelitian kali ini yang menggunakan daun salam sebagai

antioksidan pengambilan ekstraksinya dengan cara: simplisia yang telah kering

dihaluskan sampai sehalus mungkin atau sampai membentuk serbuk, kemudian

ambil simplisia tersebut sebanyak 50 mg, kemudian serbuk simplisia tersebut

dimasukkan kedalam corong terpisah yang telah berisi campuran kloroform dan

aquadest dengan perbandinagn 60 ml × 60 ml, kocok campuran kloroform,

aquadest dan serbuk daun salam tersebut perlahan selama 20 menit. Setelah itu

diamkan camputan ntadi sampai membentuk dua lapisan, yaitu lapisan kloroform

15

Page 16: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

(bagian bawah) dan lapisan aquadest (bagian atas). Setelah membentuk dua

lapisan ambil larutan kloroform dan aquadest secara terpisah. Gunakan larutan

aquadest untuk membuat ekstrak flavonoid.

Ambil 50 ml larutan aquadest dan tetesi dengan Amoniak encer 0,5 ml.

Guanakan campuran tersebut sebagai ekstrak flavonoid.

3. KERANGKA KONSEP

(Yudi Purnomo,.2007)

16

Page 17: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

(Yudi Purnomo,.2007)

(Yudi Purnomo,.2007).

17

Page 18: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

4. HIPOTESA PENELITIAN

Pemaparan asap rokok pada tikus tanpa induksi ekstrak daun salam dan

yang dengan induksi daun salam terdapat perbedaan kadar SOD, akan

mengakibatkan peningkatan kadar SOD pada tikus yang diinduksi ekstrak daun

salam.

18

Page 19: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. JENIS PENELITIAN

Penelitian kali ini menggunakan jenis penelitian Analitik Eksperimental.

Penelitian Analitik Eksperimental adalah eksplorasi fenomena dengan identifikasi,

pengukuran, dan mencari hubungan antar variabel untuk menerangkan venomena

yang terjadi dengan memanipulasi variabel bebas terhadap variabel dependen.

2. SAMPEL PENELITIAN

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 15ekor tikus jantan

galur Wistar dengan berat badan ± 250 g. Penggunaan tikus jantan galur Wistar

pada penelitian ini adalah karena tikus Jantan tidak memiliki hormon estrogen

yang nantinya dapat berpengaruh pada hasil penelitian.

3. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Program Pendidikan

Dokter (PPD) Universitas Islam Malang (UNISMA).

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Januari 2010 sampai tanggal 1

April 2010.

4. VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas pada penelitian ini adalah tikus jantan galur Wistar yang

dipapar asap rokok selama 3 bulan.

Sedangkan Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar SOD pada

tikus jantan galur Wistar yag telah dipapar asap rokok dan telah diberi ekstrak

daun salam.

5. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Alat membuat ekstraksi:

Tabung Erlenmeyer 2 buah

Gelas ukur

19

Page 20: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

Corong

Gunting

Mesin shaker

Bahan membuat ekstraksi:

20 gram simplisia daun salam

20 ml alkohol 70 %

Aluminium foil

Alat penelitian:

3 kandang tikus

Alat penghisap rokok

Spektrofotometer

Spuit dan jarum suntik

Bahan penelitian:

15 ekor tikus jantan galur Wistar dengan berat badan ± 250 g.

Rokok

6. PROSEDUR KERJA

Cara pengekstraksian daun salam:

Timbang 20 gram daun salam yang telah dikeringkan kemudian potong-

potong dengan gunting sampai sekecil mungkin

Masukkan potongan daun salam kedalam tabung erlenmeyer kemudian

rendam dengan Alkohol 70 % sebanyak 200 ml

Tutup tabung dengan aluminium foil dengan rapat

Masukkan dalam mesin shakker dan biarkan selama 2 jam

Ambil tabung erlenmeyer yang berisi campuran daun salam dan elkohol

tersebut kemudian masukkan kedalam lemari es dan biarkan selama 24

jam

Setelah 24 jam saring campuran tersebut dengan menggunakan kertas

saring

Masukkan kembali hasil saringan tersebut kedalam lemari es

20

Daun Salam

(Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.)

Page 21: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

Cara perlakuan terhadap tikus sebelum penelitian:

Adaptasikan tikus kepada lingkungan selama 1 minggu

21

Saring campuran tersebut dengan kertas saring

2 jam kemudian ambil tabung erlenleyer dan masukkan

kedalam lemari es

Masukkan kedalam mesin shakker dan biarkan selama

2 jam

Tutup tabung dengan aluminium foil dengan

rapat

Rendam dengan Alkohol 70 % sebanyak 200 ml

Masukkan potongan daun salam ke tabung Erlenmeyer

Timbang 20 gram simplisia dan potong sekecil mungkin

Simplisia Daun Salam

Letakkan hasil saringan ke dalam Lemari Es

Page 22: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

Beri makanan yang sesuai untuk tikus agar tikus tetap terjaga

kesehatannya

Beri minum pada tikus tersebut

Proses penelitian:

Pisahkan tikus menjadi 3 kelompok, masing masing kelompok berisi 5

tikus

Beri tanda pada tiap-tiap kandang tikus agar tidak tertukar

Beri perlakuan dengan memaparkan asap rokok pada tikus kandang A

salama 3 bulan yang nantinya befungsi sebagai kontrol negatif

Beri perlakuan dengan memaparkan asap rokok selama 3 bulan dan

induksi daun salam 60 mg/kg BB/hari pada bulan kedua dan bulan ketiga

pada tikus dalam kandang B dengan menggunakan spuit dan jarum suntik

secara subkutan. Tikus dalam kandang inilah yang nantinya diteliti.

Jangan beri perlakuan apapun pada tikus yang berada pada kandang C,

karena tikus pada kandang C inilah yang akan dijadikan sebagai kontrol

positif pada penelitian ini.

Setelah 3 bulan berlangsung periksa kadar SOD pada masing-masing tikus

tiap kandang dengan menggunakan Spektrofotometer

Bandingkan hasil kadar SOD dari ketiga tikus tersebut, apakah ada

perbedaan kadar SOD pada tikus kandang A, B, dan C.

Tulis hasil perbandingan

Laporkan hasil sebagai laporan akhir penelitian.

22

Page 23: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

7. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA

Pengumpulan data dan analisa data baru bisa dilakukan bila penelitian ini

telah selesai dilakukan dan sudah menunjukkan hasilnya.

23

Laporkan hasil penelitian

Tulis hasil penelitian

Bandingkan kadar SOD

Periksa kadar SOD masing-masing kelompok

No smoking

no salam

Yes smoking

Yes salam

Yes smoking

No salam

Hewan cobaKontrol (-) Kontrol (+)

Kelompok C

5 ekor tikus

Kelompok B

5 ekor tikus

Kelompok A

5 ekor tikus

Tikus jantan galur wistar

15 ekor tikus

Page 24: Proposal Jadi Ekstrak Daun Salam

8. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian kali ini baru bisa dilakukan setelah penelitian ini selesai

dilakukan dan telah menunjukkan hasil yang baik dan bisa untuk dilakukan

penelitian selanjutnya

24