proposal hibah devri revised fix

30
USULAN HIBAH PENELITIAN KOLABORASI DOSEN – MAHASISWA PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH STUDI KASUS KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO DIY Abdul Basith, S.T.,M.Si.,Ph.D NIP. 197112271998031003 Defri Nur Ariffah NIM. 08/270444/TK/34549 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 1

Upload: dephie-defrie

Post on 24-Jul-2015

393 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Hibah Devri Revised Fix

USULAN HIBAH PENELITIAN KOLABORASI DOSEN – MAHASISWA

PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH

STUDI KASUS KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO DIY

Abdul Basith, S.T.,M.Si.,Ph.D NIP. 197112271998031003Defri Nur Ariffah NIM. 08/270444/TK/34549

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

2012

1

Page 2: Proposal Hibah Devri Revised Fix

HALAMAN PENGESAHANUSUL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN KOLABORASI DOSEN – MAHASISWA TA 2012

1. Judul Penelitian : Pemetaan Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Teknologi Penginderaan Jauh Studi Kasus Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo DIY

2. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Abdul Basith, ST, M.Si., Ph.D.b. NIP dan GOL (jika ada) : 197112271998031003c. Fakultas / Jurusan : Teknik/ Teknik Geodesid. Perguruan Tinggi : Universitas Gadjah Madae. Alamat Kantor /No Tel./Fax : Jln. Grafika No. 2 Yogyakarta/6492121/520220f. Alamat Rumah /No Tel./Fax : Jln. Suharno No. 1 Rejodani I RT03 RW03

Sariharjo, Sleman/0274-4360374g. Alamat email / No. HP : [email protected]/085725904600h. Bidang Ilmu : Mitigasi Bencana Alam, Penginderaan

Jauh, Oseanografi3. Anggota Pelaksana Kegiatan I

a. Nama Lengkap / NIM : Defri Nur Ariffah / 08/270444/TK/34549b. Fakultas / Prodi : Teknik/ Teknik Geodesic. Alamat Rumah / No HP / E-mail : Beneran RT 01/ RW 23 Purwobinangun Pakem

Sleman Yogyakarta/ 083869287223/ [email protected]

5. Biaya Kegiatan Yang Diusulkan : Rp. 7.500.0006. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 bulan

Yogyakarta , 25 April 2012

Mengetahui Pengusul Dekan Fakultas Teknik

(Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D.) (Abdul Basith, ST, M.Si., Ph.D.) NIP. 195908231986031002 NIP. 197112271998031003

MenyetujuiKetua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat UGM

(Prof. Dr. Danang Parikesit, M.Sc)NIP. 19650603 199003 1 002

2

Page 3: Proposal Hibah Devri Revised Fix

JUDUL

PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH STUDI KASUS KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO DIY

ABSTRAK

Tanah longsor termasuk dalam bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Dari sisi letak geografis, Indonesia terletak pada pertemuan lempeng-lempeng tektonik besar senantiasa aktif bergerak. Tanah longsor dapat dipicu oleh gempa bumi akibat dinamika pergerakan lempeng. Aktifitas manusia yang mengganggu lereng-lereng alami baik untuk ekspansi tempat tinggal, pembukaan lading/perkebunan dan sebagainya dapat memperbesar potensi terjadinya bencana tanah longsor.

Bencana tanah longsor sering mengakibatkan hilangnnya jiwa maupun kerusakan infrastruktur. Untuk meminimalkan dampak bencana salah satunya adalah dengan cara pembuatan peta zonasi daerah rawan bencana yang dengan ini lokasi kegiatan pembangunan dapat diarahkan ke daerah yang aman dari ancaman bencana. Tersedianya data-data spasial seperti DEM (Digital Elevation Model), citra satelit, dan peta-peta faktor penyebab tanah longsor mendukung untuk dibuatnya peta daerah rawan tanah longsor.

Penelitian yang diusulkan ini dimaksudkan untuk membuat peta daerah rawan bencana tanah longsor untuk Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo DIY yang terindikasi sebagai daerah rawan bencana tanah longsor. Data-data spasial yang digunakan untuk memetakan kawasan rawan longsor meliputi peta kemiringan lereng, peta ketinggian, peta tata guna tanah, peta geologi, peta bentuk morfologi medan, peta jenis tanah dan peta jalan. Peta kemiringan dan morfologi lereng diturunkan dari DEM misi satelit SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission). Peta tataguna lahan diturunkan dari citra sensor ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) pada satelit TERRA. Penggunaan citra ASTER dimaksudkan untuk menghasilkan peta tataguna lahan terkini. Modifikasi lereng dapat diasosiasikan dengan kedekatannya dengan jalan raya. Masing-masing peta ini dibagi kedalam beberapa kelas dan diberikan bobot menggunakan pendekatan AHP (Analitycal Hierarchy Process). operasi tumpang tindih dilakukan untuk menghasilkan peta kerawanan bencana tanah longsor. Daerah-daerah yang diindikasikan mempunyai status kerawanan tinggi dilakukan pengecekan.

3

Page 4: Proposal Hibah Devri Revised Fix

I. PENDAHULUAN

I.2. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang mempunyai bentang alam yang sangat unik dan

kompleks. Unik dan kompleks karena dari segi geologi, merupakan posisi bertemunya tiga

lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik di sebelah timur, lempeng Australia di sebelah selatan

dan Lempeng Euro-Asia di sebelah barat. Pertemuan ketiga lempeng benua ini

memunculkan jalur Mediterania, jalur Pasifik (circum pasifik) dan jalur Australia yang

bersifat vulkanis seismis. Sehingga Indonesia mempunyai aktivitas vulkanis dan seismis yang

tinggi. Misal dengan tingginya frekuensi aktivitas gunung api yang fluktuatif, aktivitas

kegempaan, bencana tanah longsor dan lain sebagainya. Dinamika lempeng yang cukup

intensif juga telah membentuk relief permukaan bumi yang khas dan cukup bervariasi, dari

wilayah pegunungan dengan lereng-lerengnya yang curam dan seakan menyiratkan potensi

longsor yang tinggi hingga wilayah yang landai sepanjang pantai dengan potensi ancaman

banjir, penurunan tanah dan tsunaminya (Sadisun, 2005-2006).

Bencana geologi yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah bencana tanah

longsor, yang dapat disebabkan oleh faktor alamiah dan faktor non-alamiah. Faktor alamiah

yang mengakibatkan tanah longsor, salah satunya adalah jenis tanah, tingkat kelerengan

tanah, faktor iklim, kelembapan dan lain sebagainya. Sedangkan faktor non-alamiah,

misalnya penggunaan tanah oleh manusia. yang secara signifikan mengubah keadaan tanah

dalam periode yang relatif lama. Banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh manusia terhadap

tanah, banyak mempengaruhi sifat-sifat alami tanah sehingga keadaannya berubah dan

diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat sehingga akhirnya menggeser

fungsi tanah yang secara signifikan mengubah keadaan tanah dalam periode yang relatif

lama.

Dampak dari bencana yang terjadi dapat dipastikan merugikan baik terhadap manusia

maupun terhadap ekosistem yang ada disekitarnya. Untuk mereduksi kerugian yang

diakibatkan maka diperlukan suatu informasi yang memuat daerah rawan bencana tanah

longsor. Hal ini berkaitan dengan tingkat kepadatan penduduk dan kegiatan ekonomi yang

ada. Oleh karena itu lokasi-lokasi yang rawan terjadinya bencana tanah longsor perlu

4

Page 5: Proposal Hibah Devri Revised Fix

dipetakan dan diperhatikan untuk dilakukan pemantauan. Namun tidak semua lokasi

dengan tingkat kerawanan tinggi mempunyai resiko yang tinggi pula.

Informasi mengenai tingkat potensi suatu daerah terhadap bencana tanah longsor dapat

diwujudkan dalam suatu peta. Untuk mengetahui potensi dari bencana tersebut,

pendekatan yang digunakan untuk menyusun peta, pendekatan yang digunakan haruslah

berdasar sifat dan karakteristiknya. Terjadinya bencana tanah longsor mempunyai pemicu

yang sangat spesifik, sehingga dalam melakukan analisis harus berdasar pada variabel-

variabel memiliki pengaruh terhadap bencana tersebut.

Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem yang diaplikasikan untuk memperoleh,

menyimpan, menganalisa dan mengelola data yang terkait dengan atribut, yang mana

secara spasial mengacu pada keadaan bumi. Dalam kondisi yang khusus sistem komputer

yang handal dalam mengintegrasikan, menyimpan, mengedit, menganalisa, membagi data

menampilkan informasi geografi yang diacu (Muktaf, 2008). Perangkat Sistem Informasi

Geografis (SIG) merupakan perangkat yang mempunyai kemampuan untuk

mengintegrasikan data, baik data spasial maupun data non-spasial menjadi susunan

informasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. Secara spesifik SIG,

dalam penelitian ini berfungsi untuk melakukan prediksi dan menyajikan hasil dalam bentuk

visualisasi dengan baik dan efektif. Penyajian dalam bentuk visualisasi merupakan salah

satu cara untuk menyampaikan informasi berdasarkan data yang ada. Baik data spasial

maupun non-spasial.

Dalam penerapannya, didalam perangkat SIG terdapat tools untuk melakukan analisis

spasial, operasi aritmatika, operasi logika dan lain sebagainya. Yang nantinya dipergunakan

untuk melakukan melakukan investigasi teknis, manajemen sumberdaya, manajemen asset,

melakukan kajian dampak peristiwa alamiah maupun non-alamiah terhadap lingkungan

maupun manusia, membantu dalam perencanaan wilayah, melakukan fungsi kartografi

dalam penyajian informasi dalam bentuk peta dan lain sebagainya. Sebagai contohnya, SIG

membantu dalam prediksi potensi daerah yang rawan dengan bencana tanah longsor,

banjir, tsunami dan lain sebagainya.

Salah satu data spasial utama yang dibutuhkan untuk membuat peta rawan bencana tanah

longsor dengan perangkat SIG adalah peta ketinggian. DEM (Digital Elevation Model) adalah

5

Page 6: Proposal Hibah Devri Revised Fix

suatu matriks yang terdiri dari susunan angka yang menggambarkan persebaran informasi

ketinggian diatas permukaan bumi terhadap suatu bidang datum referensi (Smith,2005).

DEM berformat digital, karena menyajikan nilai ketinggian untuk sembarang titik pada suatu

area. Pada DEM yang paling mudah dikenali adalah dengan adanya garis kerangka (skeleton

line), yaitu garis yang membentuk sebuah punggungan bukit maupun patahan dari lembah

yang menjadi karakteristik terrain. Untuk menampilkan DEM yang lebih realistis, dapat

divisualisasikan dalam tampilan 3D.

Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon progo DIY, merupakah salah satu daerah dengan

bentang alam yang kompleks. Memiliki morfologi tanah yang berbukit dan datar yaitu

sekitar 2955 Ha (41,1%) mempunyai kemiringan >40%, dan sekitar 2769 Ha (38,5%)

mempunyai kemiringan 15-40% dari total luas area 7184Ha (Kulon Progo Regency, 2005).

Selain itu kondisi fisik lahannya berupa lereng yang curam, dengan jenis tanah yang

mendominasi adalah tanah lempungan disertai dengan curah hujan yang cukup tinggi

(Sartohadi & Fitria, 2008). Sehingga sangat berpotensi terjadinya tanah longsor. Serta

belum adanya peta bencana tanah longsor tingkat kecamatan yang dibuat dan

dipublikasikan kepada masyarakat.

Dengan kodisi morfologi diatas, kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi

terhadap terjadinya bahaya bencana tanah longsor. Salah satu contoh pada hari Minggu, 1

Januari 2012 terjadi bencana tanah longsor yang terjadi di empat kecamatan. Dari data yang

sudah masuk ke BPBD, jumlah titik longsoran di seluruh Kulonprogo mencapai belasan yang

tersebar di Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, dan Kokap (Tribun Jakarta Edisi

Pagi, 30 April 2012). Dalam liputan yang dimuat di http://jogja.siagabencana.net pada 7

Januari 2012 menyebutkan bahwa Empat Kecamatan di wilayah Kabupaten Kulonprogo

dimusim penghujan ini rawan terhadap bencana tanah longsor. Ke empat kecamatan itu

adalah, Kecamatan Samigaluh,kecamatan Kalibawan, Kecamatan Girimulyo dan Kecamatan

Kokap di Desa Kalirejo. Relawan Jogja Siaga Bencana yang bertugas di Kulonprogo,

melaporkan bahwa BPBD Kabupaten Kulonprogo, sampai saat ini masih terus melakukan

pemetakan terhadap titik-titik rawan di wilayah Kulonprogo yang berpotensi mengalami

longsor di musim penghujan ini.

6

Page 7: Proposal Hibah Devri Revised Fix

Tersedianya peta rawan bencana telah dirintis pada tingkat desa, di Kecamatan Kokap hanya

Desa Hargotirto yang membuat peta rawan bencana dengan berbasis pengetahuan lokal

menggunakan peta desa turunan dari peta rupa bumi skala 1:25.000

(http://tekno.kompas.com). Tetapi tidak banyak warga yang bisa membaca peta tersebut,

sehingga dikhawatirkan nantinya informasi yang sudah dipetakan tidak dapat tersampaikan

dengan baik kepada masyarakat di daerah rawan bencana tanah longsor. Oleh karena itu,

peneliti ingin melakukan pemetaan daerah rawan longsor dengan teknologi penginderaan

jarak jauh sehingga dapat mencakup tingkat kecamatan.

Potensi degradasi lahan di Kecamatan Kokap memiliki tingkat potensi yang tinggi, meliputi

bentuk lahan Pegunungan yang secara administratif meliputi sebagian daerah di Desa

Hargowilis, Hargorejo, Hargotirto, Kalirejo dan Hargomulyo (Sartohadi & Fitria, 2008).

Degradasi lahan ini terjadi terus menerus karena penggunaan lahan untuk pertanian.

Daerah yang mempunyai kemungkinan terkena imbas dari bencana tanah longsor secara

langsung maupun tidak adalah daerah yang mencakup wilayah pertanian dan pemukiman.

Hal ini semakin menguatkan potensi terjadinya bencana tanah longsor di Kecamatan Kokap

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dapat dirumuskan tentang perlunya

pembuatan peta area rawan bencana tanah longsor di Kecamatan Kokap Kabutapen Kulon

Progo menggunakan SIG yang melibatkan data-data spasial faktor penyebab tanah longsor

dan teknologi penginderaan jauh (inderaja).

I.3. TUJUAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat peta daerah rawan bencana tanah

longsor menggunakan SIG dan teknologi inderaja untuk kecamatan Kecamatan Kokap

Kabutapen Kulon Progo.

7

Page 8: Proposal Hibah Devri Revised Fix

I.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi untuk

1. Sebagai salah satu sumber informasi kebencanaan untuk mitigasi bencana

2. Sebagai alternatif pembelajaran untuk masyarakat.

II. STUDI PUSTAKA

Penelitian yang akan dilakukan adalah pemetaan daerah rawan bencana tanah longsor

menggunakan media perangkat sistem informasi geografis, menggunakan data DEM. Untuk

melakukan pemetaan dibutuhkan beberapa data spasial dan non-spasial, salah satu data

spasial terpenting adalah data DEM yang memberikan informasi berupa data ketinggian,

dan nantinya dapat dibuat peta kelerengan.

Peta rawan bencana tanah longsor adalah satu satu bentuk informasi kebencanaan yang

sangat dibutuhkan. Terlebih pada daerah-daerah yang mempunyai karakteristik kompleks

dan mempunyai potensi terjadinya bencana tanah longsor karena faktor alamiah dan faktor

dinamika kehidupan manusia. Secara umum, makin curam kemiringan lereng suatu

kawasan, maka makin besar pula kemungkinan terjadinya tanah longsor. Semua material

bumi pada daerah lereng, memiliki “sudut mengaso” atau sudut di mana material akan

tetap stabil. Material ini akan tetap stabil hingga kemiringan 30 derajat, akan tetapi tanah

yang basah akan mulai meluncur jika sudut lereng lebih dari 1 atau 2 derajat saja (Mustafa,

2006).

Menurut Kementrian Negara Lingkungan Hidup (2007) batuan yang mudah desintegrasi,

pola patahan batuan, perlapisan batuan, ketebalan tanah lapuk, kemiringan curam,

kandungan air tinggi dan getaran gempa merupakan sifat geologis yang mempengaruhi

proses longsoran, manusia dapat sebagai faktor pemacu proses longsoran, misalnya secara

sengaja melakukan penambahan beban, penambahan kadar air dan penambahan sudut

lereng. Karena faktor kadar air yang cukup dominan, maka bencana tanah longsor sering

terjadi di musim hujan.

8

Page 9: Proposal Hibah Devri Revised Fix

Menurut Sugalang dan Siagian (1991) analisis longsor didasarkan pada lima faktor yang

menyebabkan kelongsoran, yaitu :

1. Geologi : meliputi sifat fisik batuan, sifat keteknikan batuan, batu/tanah

pelapukan, susunan dan kedudukan batuan (stratigrafi) dan struktur geologi;

2. Morfologi : aspek yang diperhatikan adalah kemiringan lereng dan permukaan

lahan

3. Curah hujan: meliputi intensitas dan lama hujan;

4. Penggunaan lahan : meliputi pengolahan lahan dan vegetasi penutup

5. Kegempaan : meliputi intensitas gempa.

Berdasarkan pda faktor-tersebut disusun tingkatan kerawanan bencana tanah longsor

dengan mengacu pada tabel 1.

Tabel 1 : Kriteria Klas Kerawanan Longsor

No. Kelas Kerawanan Kriteria 1. Tidak Rawan a. Jarang atau tidak pernah terjadi bencana longsor atau

baru, kecuali di sekitar tebing sungaib. Topografi datar hingga landai bergelombangc. Kelerengan < 15%d. Material bukan lempung atau rombakan (talus)

2. Rawan a. Jarang terjadi longsor kecuali bila lerengnya terganggub. Topografi landai hingga sangat terjalc. Lereng berkisar antara (5-15%) dan (<=70%)d. Vegetasi penutup antara kurang hingga sangat rapate. Batuan penyusun lereng umumnya lapuk tebal

3. Sangat rawan a. Dapat dan sering terjadi longsorb. Longsor lama dan baru aktif terjadic. Curah hujan tinggid. Topografi landai hingga sangat curame. Kelerengan (5-15%) dan (>=70%)f. Vegetasi penutup antara kurang hingga sangat kurangg. Batuan penyusun lereng lapuk tebal dan rapuh

Sumber : Sugalang dan Siagian (1991)

Analisis yang serupa juga dipergunakan oleh Wiyono (2004) yang mengacu pada Van Zuidam

dan Van Zuidam Cancelado (1979). Dalam analisis penentuan rawan longsor didasarkan

pada kondisi fisik daerah, yaitu penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah dan curah

9

Page 10: Proposal Hibah Devri Revised Fix

hujan. Yang kemudian dilakukan pembobotan untuk mendapatkan kelas-kelas daerah rawan

longsor. Variabel pendukung tingkat kerawanan tinggo diberi skor tertinggi dan variabel

yang kurang mendukung tingkat kerawanan diberi skor terendah.

III. METODE PENELITIAN

III.1. LOKASI PENELITIAN

Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Provinsi D.I

Yogyakarta.

III.2. DATA YANG DIGUNAKAN

1. Data spasial

a. Data DEM

b. Citra ASTER

c. Peta geologi

10

Page 11: Proposal Hibah Devri Revised Fix

d. Peta jenis tanah

e. Peta Rupa Bumi

2. Perangkat keras dan lunak:

a. Notebook/ Laptop untuk pengolahan data

b. External Hardisk untuk penyimpanan data spasial dalam bentuk digital

c. Flash USB untuk transfer data

d. Perangkat Lunak ARCGIS 9.3 dan Autocad Map 2004 untuk pengolahan data

e. Microsoft Office 2007 untuk pengolahan data dan pelaporan

III.3. TAHAPAN PENELITIAN

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama 6 bulan dengan diagram alir yang

ditunjukkan pada gambar 1. Pada bulan pertama sampai ke dua penelitian difokuskan pada

persiapan bahan dan alat. Persiapan bahan penelitian dilakukan dengan pengumpulan data-

data yang dibutuhkan serta studi literatur yang lebih luas dan lebih banyak. Selanjutnya

akan dilakukan proses pengolahan dan analisa hasil pengolahan. Detail tahapan penelitian

secara berikut :

1. Persiapan yang meliputi penyediaan perangkat lunak (software) dan keras

(hardware)

2. Studi literatur dan Pengumpulan bahan penelitian

- Studi literatur laporan penelitian, jurnal, skripsi dan lain sebagainya

- Pengumpulan data spasial daerah penelitian

- Pengumpulan data non-spasial daerah penelitian

3. Pengolahan data meliputi

- Melakukan penyeragaman sistem proyeksi masing-masing data spasial

- Melakukan cropping daerah penelitian sesuai dengan batas

administrasi kecamatan pada data spasial

- Melakukan klasifikasi penggunaan lahan dengan menggunakan teknik

interpretasi visual dari citra sebagai salah satu data spasial

- Melakukan ekstraksi data SRTM menjadi data DEM yang kemudian

11

Page 12: Proposal Hibah Devri Revised Fix

dipergunakan untuk data kelerengan

- Melakukan penggabungan dan klasifikasi data spasial maupun non-

spasial sebagai variabel pendukung tingkat kerawanan terjadinya tanah

longsor.

- Melakukan overlay data spasial dari tiap variabel pendukung tingkat

kerawanan tanah longsor

4. Tahap Analisa hasil pengolahan

- Melakukan cek lapangan untuk menguji hasil klasifikasi penggunaan

lahan

- Melakukan analisa berdasarkan pada pembobotan tiap variabel sesuai

dengan tingkat pendukung terhadap terjadinya bencana tanah longsor

- Melakukan pengklasan tingkat rawan tanah longsor menjadi 3 tingkat

yaitu tidak rawan, rawan dan sangat rawan

5. Visualisasi hasil analisa dilakukan dengan proses kartografi agar informasi yang

disajikan dapat dikomunikasikan oleh masyarakat.

6. Pelaporan dan diseminasi, dimana proses penelitian dilaporkan secara

terstruktur sesuai dengan yang telah dilaksanakan. Dan hasil penelitian akan

dipublikasikan kepada masyarakat di daerah penelitian dan kamunitas

keilmuan/akademik.

12

Page 13: Proposal Hibah Devri Revised Fix

III.4. DIAGRAM ALIR

13

Mulai

Persiapan perangkat keras dan perangkat lunak

Persiapan data dan peta

Pengumpulan data spasial berupa data dan peta

Pengumpulan data non-spasial

Penyeragaman format data dan sistem proyeksi peta

Pembobotan sesuai tingkatan pendukung terhadap kerawanan tanah longsor

Penggabungan data spasial dan non-spasial

Melakukan overlay data

Melakukan analisis hasil overlay

Pengecekan lapangan

Selesai

Pelaporan dan diseminasi

Page 14: Proposal Hibah Devri Revised Fix

III.5. INDIKATOR CAPAIAN PENELITIAN

Indikator yang menunjukkan tercapainya tujuan penelitian adalah dengan

a. Bahan penelitian berupa data spasial dan non-spasial merupakan data terbaru dan

sesuai dengan keadaan di lapangan.

b. Perangkat yang dipergunakan dapat mengoptimalkan jalannya pemrosesan data.

c. Pembobotan yang dilakukan merupakan pembobotan relatif antar variabel

sehingga menjadi pembobotan yang proporsional

d. Analisis hasil tumpang-tindih/ overlay merupakan analisis berdasar data dengan

menggunakan beberapa macam analisis spasial

e. Dihasilkan peta yang mudah dipahami oleh pengguna (akademika, pemerintah,

masyarakat)

IV. LUARAN PENELITIAN

Penelitian yang diusulkan ini diharapkan mempunyai luaran sebagai berikut:

1. Laporan penelitian berupa substansi dan keuangan

2. Peta rawan bencana tanah longsor

3. Makalah dalam jurnal nasional

V. JADWAL PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian direncanakan sesuai tabel berikut ini:

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Indikator Kinerja

1. Persiapan perangkat lunak dan keras

21 Mei – 4 Juni 2012

Tersedianya perangkat lunak dan keras yang digunakan untuk mengolah data.

2. Studi literatur dan Pengumpulan data (spasial dan non-spasial)

5 Juni – 5 Juli 2012

Didapatkan informasi mengenai penelitian yang lebih banyak dalam untuk mendukung selama proses pengolahan sampai dengan analisa hasil pengolahan data. Serta tersedianya data –data yang dibutuhkan untuk dilakukan pengolahan. Baik data spasial dan non-spasial.

14

Page 15: Proposal Hibah Devri Revised Fix

3. Pengolahan data 6 Juli- 6 Agustus 2012

Melakukan pengolahan data spasial berupa peta dan menggabungkan dengan data non-spasia. Sehingga menjadi data yang siap dilakukan analisis.

4. Melakukan analisis hasil pengolahan data

7 Agustus – 7 September 2012

Melakukan analisis hasil pengolahan dalam bentuk zona-zona rawan longsor sesuai dengan keadaan spasialnya.

5. Melakukan visualisasi hasil analisis

8 September - 30 September 2012

Visualisasi hasil analisis dalam bentuk peta rawan bencana dengan tingkatan tidak rawan, rawan dan sangat rawan.

6. Membuat pelaporan

1 - 22 oktober 2012

Membuat buku laporan Akhir dalam bentuk laporan substansi dan laporan keuangan, manuskrip publikasi dan makalah seminar

7. Penyerahan laporan akhir dan naskah publikasi

23 oktober – 20 November 2012

Naskah dan laporan akhir diterima oleh LPPM

VI. ORGANISASI TIM PENELITI

No. Nama dan Gelar, NIP/NIM Bidang Keahlian TugasTanggung Jawab

1.Abdul Basith, S.T.,M.Si.,Ph.DNIP. 197112271998031003

Mitigasi Bencana Alam, Penginderaan Jauh, Oseanografi

Ketua Peneliti Mengkoordinir penelitian, analisis hasil

2.Defri Nur Ariffah NIM : 08/270444/tk/34549 Pemrosesan data

Anggota Peneliti Melakukan pemrosesan data, pelaporan hasil

VII. PEMBIAYAAN

No Uraian Jumlah (Rp)1 Bahan Habis Pakai 6.610.0002 Peralatan 100.0003 Perjalanan 500.0004 Lain-lain 290.000

Jumlah 7.500.000

15

Page 16: Proposal Hibah Devri Revised Fix

DAFTAR PUSTAKA

___________,2007. Analisis Potensi Rawan Bencana Alam di Papua dan Maluku (Tanah

Longsor-Banjir-Gempa Bumi – Tsunami. Kementrian Lingkungan Hidup, Deputi Bidang

Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas. Jakarta.

http://jogja.siagabencana.net . 2012, Longsor Kepung Empat Kecamatan di Kulonprogo

http://tekno.kompas.com . 2010, Dua Desa Buat Peta Bencana.

http://www.tribunnews.com .2012, Tanah Longsor Kepung Empat Kecamatan di Kulonprogo.

Kulon Progo Regency, 2005. Final Main Report Atlas Kulon Progo Regency, Kulon Progo,

Yogyakarta.

Muktaf., H.,A, 2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Mendukung Penerapan

Manajemen Resiko Bencana Di Indonesia. Prosisng Seminar Nasional Sains dan

Teknologi –II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008.

Mustafa., Adi J, 2006. Tanah Longsor : Pemantauan dan Mitigasinya. Diakses melalui situs

http://adijm.multiply.com/journal/item/128?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal

%2Fitem

Prahasta E, 2002, Sistem Informasi Geografis : Konsep-Konsep Dasar, Edisi Revisi Cetakan

Kedua, Penerbit Informatika, Bandung.

Sadisun I. A., 2005. Usaha Pemahaman terhadap stabilitas lereng dan longsoran sebagai

langkah awal dalam mitigasi bencana longsoran. Invited Speaker pada Workshop

Penanganan Bencana Gerakan Tanah. Bandung, Direktorat Vulkanologo dan Mitigasi

Bencana Geologi, 15-16 Desember 2005.

Sadisun I. A., 2006. Kajian ketidakstabilan lereng dan kerentanan gerakan massa tanah/

batuan sebagai satu upaya dini dalam penanggulangan bencana Invited Speaker pada

Seminar on the Active Geosphere, Satellite Office KAG121- ITB, 27 Februari 2006.

16

Page 17: Proposal Hibah Devri Revised Fix

Setiaji, Danang., 2010. Penentuan Lokasi Rawan Longsor Melalui Penyajian Peta Resiko

Bencana Di Kecamatan Kaloran Kab. Temanggung, Teknik Geodesi FT UGM, Yogyakarta.

Smith, M., 2005, A Basic Guide for Using Digital Elevation Models with Terragen, DEM

Tutorial http://www2.cs.uh.edu/~smalley/DemTutorial/#DEM.

Sugalang., Siagian, Y.O.P, 1991. Peta Zona kerentanan gerakan tanah, lembar Magelang dan

Semarang, Jawa; Map of suscetibility to lan. Direktorat Geologi Tata Lingkungan.

Bandung.

Wiyono., 2004. Integrasi Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis

Daerah Rawan Longsor (Studi Kasus :Kab. Kulon Progo Bag. Utara; Kec. Nanggulan,

Girimulyo, Samigaluh Dan Kalibawang, Teknik Geodesi FT UGM, Yogyakarta.

Zuidam, van R.A dan F.I van Zuidam Concelado, 1979, Terrain Analysis and Classification

Using Aerial Photographs, A Geomorphological Approach, Enschede:ITC.

.

17

Page 18: Proposal Hibah Devri Revised Fix

BIODATA PENGUSUL PENELITIAN KOLABORASI DOSEN – MAHASISWA TA 2012

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Abdul Basith, ST, M.Si., Ph.D.2. Jabatan Fungsional Lektor3. NIP 1971122719980310034. Tempat dan Tanggal Lahir Demak, 27 Desember 19715. Alamat Rumah Jln. Suharno No. 1 Rejodani I RT03 RW03 Sariharjo,

Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 6. Nomor Telepon/Fax Rumah 0274-4360374/-7. Nomor HP 0857259046008. Alamat Kantor Jln. Grafika No. 2 Yogyakarta9. Nomor Telepon/Fax Kantor 0274-6492121/52022010. Alamat e-mail [email protected]

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Program: S1 S2 S32. Nama PT UGM ITB UTP (Univ. Tek.

PETRONAS) Malaysia3. Bidang Ilmu Geodesi Inderaja Kelautan SIG dan Inderaja untuk

Pemetaan Daerah Rawan Tanah Longsor

4. Tahun Masuk 1990 1998 20065. Tahun Lulus 1996 2001 20116. Judul Skripsi/ Tesis Studi Deformasi

Lempeng Tektonik Selat Sunda Menggunakan Data GPS

Analisis Harmonik Pasang Surut Laut Menggunakan Data Satelit Altimetri

Landslide Susceptibility Modeling Under Environmental Changes A Case Study of Cameron Highlands, Malaysia

7. Nama Pembimbing Dr. Ir. Sobar Sutisna, M.Surv.ScIr. Djawahir, M.Sc

Dr.rer.nat Dadang K. MihardjaDr.-ing. Khafid

Assoc. Prof. Dr. Abdul Nasir MatoriAssoc. Prof. Dr. Indra Sati S. Harahap

18

Lampiran 1

LAMPIRAN 1.

Page 19: Proposal Hibah Devri Revised Fix

III. PENGALAMAN PENELITIAN (bukan skripsi, tesis, maupun disertasi)

No Institusi Jabatan/judul/tema Periode 1. UGM Ketua Tim

Aplikasi Mobile Mapping untuk pemetaan kawasan pertanian

2004

2. UGM Ketua TimKajian Penerapan Kriteria Rayleigh untuk optimalisasi waktu pengamatan pasut

2003

3. UGM Ketua TimDensifikasi data pasut

2002

4. UGM Ketua TimPenentuan Sea Surface Height dari Data Satelit Altimetri Topex/Poseidon

2001

5. UGM Ketua TimPenentuan Mean Sea Level dari data Topex/Poseidon

2000

IV. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (tidak termasuk makalah

seminar/proceedings, artikel di surat kabar)

No. Judul tulisan Nama Seminar/Jurnal/Buku/Lainnya

S/J/B/L Tahun

1 Study of regional monsoonal effects on landslide hazard zonation in Cameron Highlands, Malaysia

Penulis ke-2

Arabian Journal of GeosciencesDOI: 10.1007/s12517-011-0309-4, 2011. Available at: http://www.springerlink.com/content/e174p67536759487/

International

Journal

2011

19

Page 20: Proposal Hibah Devri Revised Fix

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak

sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan sebagai

salah satu syarat pengajuan hibah penelitian kolaborasi Dosen- Mahasiswa TA 2012.

Yogyakarta, 25 April 2012

Pengusul,

Abdul Basith, S.T.,M.Si.,Ph.DNIP. 197112271998031003

20

Page 21: Proposal Hibah Devri Revised Fix

BIODATA ANGGOTA PENELITIAN KOLABORASI DOSEN – MAHASISWA TA 2012

Nama : Defri Nur Arifah

TTL : Sleman , 2 Desember 1990

NIM : 08/270444/TK/34549

Jurusan : Teknik Geodesi

Email : [email protected]

Alamat : Beneran RT 01/ RW 23 Purwobinangun Pakem Sleman

Yogyakarta

Pengalaman Organisasi : Sekretaris II KMTG Divisi LITBANG GEODIPA

Riwayat Pendidikan : SD Negeri I Karanganyar

SMP Negeri I Turi

SMA Negeri I Turi

Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas

Gadjah Mada Angkatan 2008

Tanda tangan

Defri Nur Arifah

21

Lampiran 2

LAMPIRAN 1.

Page 22: Proposal Hibah Devri Revised Fix

JUSTIFIKASI ANGGARAN

Justifikasi anggaran berisi rincian biaya kegiatan (dalam ribuan) :

Rekapitulasi biaya yang diusulkanNo Uraian Jumlah (Rp)1 Bahan Habis Pakai 6.610.0002 Peralatan 100.0003 Perjalanan 500.0004 Lain-lain 290.000

Jumlah 7.500.000

1. Bahan Habis PakaiNo Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)1. Peta Rupabumi 1 lembar 300.000 300.0002. Citra Aster 10 m+PPN+

PPH + handlinghttp://petacitra.com/index.php?option=com _content&task=view&id=30&Itemid=44

1 scene 6.000.000 6.000.000

3. Kertas HVS 2 30.000 60.00004. DVD ROM 5 10.000 50.0005. Thumb drive 1 200.000 200.000

Jumlah Biaya 6.610.000

2. PeralatanNo Jenis Volume Biaya Satuan

(Rp)Biaya (Rp)

1. Sewa GPS Hand held 5 hari 20.000 100.000

Jumlah Biaya 100.000

3. PerjalananNo Tujuan Volume Biaya Satuan

(Rp)Biaya (Rp)

1 Transportasi pengambilan data di Bakosurtanal, Bogor

1 x pp 200.000 400.000

2 Transportasi observasi lapangan

2 x perjalanan 50.000 100.000

Jumlah 500.000

22

Page 23: Proposal Hibah Devri Revised Fix

4. Lain-lainNo Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan

(Rp)Biaya (Rp)

1 Refil Tinta printer BW+Colour 1 100.000 100.0002 Penyusunan laporan dan

Publikasi1 paket 190.000 190.000

Jumlah 290.000

23